Lampung Post Edisi 12 November 2012

Page 24

I

24

Hari Pahlawan

LAMPUNG POST

SENIN, 12 NOVEMBER 2012

Berbagai Kegiatan Hanya Seremonial PERINGATAN Hari Pahlawan digelar hampir di semua daerah di Lampung. Selain upacara dan ziarah taman makam pahlawan, berbagai acara juga digelar sebatas seremonial. Seper t i d i K a bupaten Lampung Selatan, peringatan Hari Pahlawan ke-67, Pemkab bersama polres setempat menggelar pelayanan kesehatan gratis bagi warga Desa Tetaan, Penengahan selama dua hari, Sabtu—Minggu (10—11 November). Kapolres Lamsel AKBP Tatar Nu g r oho men gat a k a n u nt u k menghilangkan anggapan kesukuan, perlu dilaksanakan kegiatan pelayanan kesehatan gratis di Desa Tetaan, Penengahan, yang mayoritas warga Lampung. Kegiatan seperti itu, ujar dia, menjadi agenda rutin polres untuk melayani kesehatan masyarakat tanpa memandang kesukuan. “Beberapa bulan lalu juga kami membuka pelayanan kesehatan gratis bagi warga desa di sepanjang jalan alternatif Kecamatan Ketapang akibat keluhan kondisi jalan rusak,” kata Kapolres. Selain menggelar kesehatan gratis bagi masyarakat Desa Tetaan, Peringatan, pada Hari Pahlawan ini, ujar Kapolres, juga dilaksanakan dengan tabur bunga di makam Pahlawan Raden Intan II. “Kita semua sama dalam NKRI. Keg iatan yang kam i laku kan untuk mengingat jasa pahlawan, menanamkan rasa persatuan dan

kesatuan. Walau berbeda, beda kita tetap satu juga,” ujar Tatar.

Lomba Pelajar Lain lagi dengan acara di Mesuji. Si s wa SM A N 1 Si mpa ng Pematang, Mesuji, menggelar lomba maraton memperingati hari bersejarah itu. Mulai dari kelas X sampai kelas XII sekolah tersebut semangat mengikuti kegiatan lari yang menempuh jarak lebih dari 25 km. Lebih dari 28 regu dan melibatkan 196 siswa, kegiatan itu d i buka Camat Si mpang pematang Agus. “Kegiatan ini murni diselenggarakan oleh anak-anak send i r i. Merek a meng ga la ng dana untuk konsumsi mereka sendiri. Rute yang ditempuh dimulai dari SMA Simpangpematang, Adiluhur (SP6), lewat Bendungan, Tugu Garuda, dan kembali ke SMA,” ujar panitia penyelenggara, Padmoko Hadi, yang juga kepala TU sekolah tersebut. Sementara, tambah Moko, yang menjadi penilaian dalam acara tersebut adalah kebersamaan/ kekompakan setiap regu, yel-yel, dan kreativitas atribut. Muridmurid yang mengikuti kegiatan ini pun menyatakan kegembiraan mereka walaupun harus bermandikan keringat.

Pringsewu Sepi A ne h ny a , per i n gat a n Ha r i Pahlawan di Pringsewu benarbenar sepi. Ba h ka n, Pem ka b baru akan menggelar upacara

pada hari ini (12-11). Kabupaten ini juga sering tidak mengadakan upacara hari bersejerah bangsa jika libur, padahal setiap kalinya ada edaran dari Pemerintah Pusat untuk menggelarnya. Menurut salah satu pengurus Lembaga Studi Kebijakan Partisipatif Publik (L-Sikap) Pringsewu Novri, Pemkab Pringsewu dinilai t ida k meng i nda h k a n eda ra n pelaksanaan peringatan Hari Pah lawan pada 10 Novem ber 2012. “Padahal, itu diselenggarakan serentak di seluruh wilayah Republik Indonesia,” kata Novri. Menu r ut nya, denga n t ida k melaksanakan peringatan tapat pada tanggal 10 November, i n i akan meng u rang i ma k na Har i Pah lawan tersebut bag i masyarakat. Lebih-lebih bagi generasi muda dan anak-anak yang masih duduk di bangku sekolah. Novri menjelaskan padahal dalam surat Mensegneg yang dikirim di seluruh pemerintah daerah dan seluruh instansi pemerintah mewajibkan menyelenggarakan peringatan Hari Pahlawan secara serentak dengan mengheningkan cipta selama 60 detik. Tetapi, ternyata di Pringsewu tidak ada peringatan Hari Pahlawan, termasuk sekolah-sekolah juga tidak mengadakan peringatan Hari Pahlawan sebagaimana yang diperintahkan oleh Pemerintah Pusat. “Kesakralan Hari Pahlawan karena adanya ketetapan hari, bukan sembarang hari untuk memperingatinya.” (KRI/UAN/WID/USD)

ANTARA/AKBAR NUGROHO GUMAY

TEATRIKAL. Sejumlah pelajar menggelar aksi teatrikal peringatan Hari Pahlawan. Pelajar dan mahasiswa prihatin terkait tidak ada lagi keteladanan pahlawan bagi bangsa.

Pahlawan itu Orang yang Gugur di Medan Perang

ANTARA/WIDODO S. JUSUF

ZIARAHI TEMAN. Seorang veteran perang kemerdekaan Indonesia menziarahi temannya yang dimakamkan di taman makam pahlawan. Penghargaan kepada pahlawan kini hanya pada saat peringatan Hari Pahlawan.

Tak Hargai Pahlawan, Nasionalisme Bangsa Mati SEJUMLAH elemen menyoroti tentang matinya nasionalisme bangsa. Hal itu terkait lunturnya penghargaan bangsa terhadap pahlawan yang dengan keringat dan darahnya merebut kemerdekaan. Salah satunya aksi simpatik yang digelar mahasiswa, yang tergabung dalam Ikatan Mahasiswa Mu ham mad iyah (IMM) Cabang Lampung Utara, d i Bundaran T ug u Payan Mas, Sabtu (10-11). Dalam aksi itu, empat mahasiswa berpakaian hitam meng gelar a k si teat r i ka l

mengusung keranda mayat yang bertuliskan ‘Bela Sungkawa atas Matinya Nasionalisme Bangsa’. Keempatnya terus mengitari Tugu Payan Mas tanpa meng ucapkan sepatah kata pun. Koordinator aksi, Ridho Martadinata, mengatakan para pa h lawan kesu ma bangsa pasti akan menangis bila melihat mulai punahnya rasa nasionalisme di hati anak bangsa. ”Bahkan, ada yang sudah lupa dengan lirik lagu kebangsaan Indonesia Raya. Pasti para pahlawan

BACA BESOK Dilema Industri Rumah Tungga

sedang menang is karena bangsa ini sudah mulai melupakan perjuangan mereka yang telah mengorbankan harta, keluarga, perasaan, waktu, tenaga pikiran, bahkan nyawa,” ujar dia seraya menyatakan para pahlawan akan sedih melihat generasi pengisi kemerdekaan yang memalukan, tidak berguna, dan tidak bisa diandalkan. Dulu, kata Ridho, pemuda Indonesia sebagai agent of change yang mampu melakukan perubahan-perubahan, meruntuhkan rezim orde bar u. K i n i, para pemuda larut dalam kesenangan sesaat dan banyak yang sudah menjadi pencandu narkoba. ”Bahkan, menurut sur vei taw uran dan kek isr u han yang terjadi di Indonesia, 75% didalangi pemuda.” Dia juga mengatakan jika sebelumnya Indonesia terke-

nal dengan kegotongroyongan dan ramah tamah masyarakatnya, kini sudah berubah menjadi individualis yang buas dan ganas. Belum lagi tingkat kepedulian masyarakat terhadap kondisi bangsa ini sangatlah rendah karena lebih mementingkan suku ras, agama, maupun ke lompok tertentu. ”Tidak heran jika terjadi sedikit gesekan langsung memanas, seperti terjadi konflik horizontal di Lamteng dan Lamsel,” kata dia. Sementara itu, Ketua IMM Cabang Lampung Utara Irhamudin mengatakan aksi tersebut merupakan bentuk simpatik mahasiswa terhadap kondisi bangsa yang saat ini rasa nasionalisme sudah mulai memudar. ”Semangat nasionalisme harus dibangun kembali dan ditanamkan dalam hati setiap pemuda Indonesia,” ujar dia. (HAR/D-3)

SIAPA dan apa definisi pahlawan tidak banyak orang yang tahu. Bahkan, sebagian m a s ya ra k at awa m h a nya tahu pahlawan adalah orang berperang melawan penjajah dan gugur. Mereka tidak tahu tentang pahlawan lainnya. “Kalau menurut saya, pahlawan itu adalah orang yang ikut perang melawan Belanda d a n men i ng ga l d i med a n perang,” ujar Soleh, seorang warga yang saat perang kemerdekaan sudah berumur 15 tahun. Hal senada juga diungkapkan Bik Maryam (80). Tukang pijat itu mengaku pada 1945 dia sudah gadis keci l berumur sekitar 14 tahun. Kampung halamannya di Provinsi Banten saat itu diserang Belanda dan banyak laki-laki yang gugur karena melawan Belanda. “Kata orang-orang waktu itu mereka yang mati perang itu adalah pahlawan,” ujar dia.

Pada sisi lain, mereka sebagian dapat menyebutkan beberapa orang nama pahlawan, terutama sekali bagi ya ng per na h mengenya m pendidikan walaupun hanya sebatas bangku sekolah dasar. Di antara nama pahlawan yang ak rab d i benak mereka antara lain Jenderal Sudirman dan Bung Tomo. “Saya masi h ingat nama pahlawan yang saya pelaja r i d i SD p ad a 19 6 0 - a n . Di antaranya yang pa l i ng saya ingat adalah Jenderal Sudirman dan Bung Tomo, y a n g menu r ut g u r u s ay a waktu itu suka meneriakan ucapan Allahu Akbar untuk memberi semangat pejuang,” ujar Suhardi. Sementara Jumanto (55), salah satu pahlawan yang melekat dalam ingatannya adalah Raden Intan. Menurut dia, pahlawan ini sering d ia dengar namanya dar i anaknya yang saat ini duduk

dibangku sekolah lanjutan pertama. “Pernah saya ditanya anak saya, siapa nama pahlawan dari Lampung, saya enggak bisa jawab, lalu dikasih tahu sama dia maka sampai sekarang saya ingat terus kalau pahlawan dari Lampung itu adalah Raden Intan,” ujar dia. Di samping itu, mereka juga masih mengingat pahlawanpahlawan zaman dulu, sebelum merdeka, di antaranya yang masih banyak melekat d i b e n a k me r e k a ad a l a h Raden Intan II pahlawan dari Lampung, Pangeran Diponegoro dari Jawa Tengah, Imam Bonjol dari Sumatera Barat, Patimura dari Maluku, dan Teuku Umar dari Aceh. “Selain itu, Bung Karno, menurut saya, juga adalah pahlawan, dia memproklamasikan kemerdekaan negara bersama Bung Hatta. Bung Hatta juga pahlawan,” kata Jumanto. (USDIMAN GENTY/D-3)

Dalam aturan resmi Indonesia, Pahlawan Nasional Indonesia adalah 1. Warga Indonesia yang telah meninggal dunia. 2. Telah memimpin dan melakukan perjuangan bersenjata, perjuangan politik, atau perjuangan dalam bidang lain mencapai/merebut/mempertahankan/mengisi kemerdekaan serta mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa. 3. Telah melahirkan gagasan atau pemikiran besar yang dapat menunjang pembangunan bangsa dan negara. 4. Telah menghasilkan karya besar yang mendatangkan manfaat bagi kesejahteraan masyarakat luas atau meningkatkan harkat dan martabat bangsa Indonesia. 5. Pengabdian dan perjuangan yang dilakukannya berlangsung hampir sepanjang hidupnya, tidak sesaat, dan melebihi tugas yang diembannya. 6. Perjuangannya mempunyai jangkauan luas dan berdampak nasional. 7. Memiliki konsistensi jiwa dan semangat kebangsaan/nasionalisme yang tinggi. 8. Memiliki akhlak dan moral yang tinggi. 9. Pantang menyerah pada lawan ataupun musuh dalam perjuangannnya. 10. Tidak pernah melakukan perbuatan tercela yang merusak nilai perjuangannya. Syarat Pahlawan Nasional 1. Daftar uraian riwayat hidup dan perjuangan beliau oleh yang bersangkutan secara tertulis dengan ilmiah, disusun sistematis, serta berdasarkan data yang akurat. 2. Daftar dan bukti tanda kehormatan yang pernah diterima/diperoleh. 3. Catatan pandangan/pendapat tokoh masyarakat tentang pahlawan nasional yang bersangkutan. 4. Foto-foto/gambar dokumentasi yang menjadi potret perjuangan beliau yang bersangkutan. 5. Telah diabadikan namanya melalui sarana monumental sehingga dikenal masyarakat Sumber: www.wikipedia.org


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.