BISNIS
SENIN, 3 JUNI 2013 LAMPUNG POST
Tulus Abadi (Pengurus Harian YLKI)
KORPORASI
“Sudah perilaku supermarket saat ini dan dari dulu, mereka naikkan dulu harga barangnya lalu diberi diskon besar.”
10
KLIK Pertumbuhan Ekonomi Diproyeksikan 6% JAKARTA—Meskipun harga bahan bakar minyak (BBM) ber su bsid i akan nai k , Menter i Koord i nator Bidang Perekonomi an Hatta Rajasa optimistis pertumbuhan ekonomi berada di atas 6% pada kuartal II 2013. “Saya optimistis di atas 6%. Pada kuartal I saja pertumbuhannya 6,02%. Saya juga melihat konsumsi makin cukup baik,” kata Hatta, usai menghadiri acara perayaan ulang tahun ke-14 lembaga pembiayaan mikro milik pemerintah Permodalan Nasional Madani, di Jakarta, akhir pekan lalu. Hatta beralasan investasi belum menunjukkan tandatanda me lemah meskipun siklus investasi pada barang modal sedikit menurun. Sementara di sisi lain ada perbaikan pada sektor perdagangan nonmigas yang perlu terus dikendalikan. Terkait kenaikan harga BBM bersubsidi, Hatta meminta hal ini tidak lagi diperdebatkan sebab pemerintah bersama DPR saat ini sedang melakukan pembahasan, termasuk pemberian kompensasi bagi masyarakat miskin atas kenaikan harga tersebut. (MTVN/E-2)
Semen Padang Ekspansi ke Myanmar GRESIK—PT Semen Indonesia Tbk. menjajaki kerja sama dengan tiga perusahaan di Myanmar. Langkah ini dilakukan sebagai upaya ekspansi ke negeri tetangga tersebut. “Sudah ada tiga calon rekanan lokal di Myanmar yang sedang kami pelajari. Diharapkan, tahun depan sudah ada keputusan dengan mereka,” kata Direktur Utama PT Semen Indonesia Tbk. (SMGR) Dwi Soetjipto, di Gresik, Jawa Timur, Sabtu (1-6). Dwi mengatakan ekspansi bisnis di Myanmar tidak sekadar menanamkan modal, tetapi juga sebagai pemain dan pemilik pabrik semen. Ia menargetkan produksi semen di Myanmar dapat berkontribusi sebesar 1 juta ton/tahun. Ia menjelaskan jika ekspansi bisnis semen Indonesia ke Myanmar terealisasi, pasar internasional akan mengenal semen Indonesia. Kemungkinan bentuk ekspansi yang akan dilakukan yakni akuisisi perusahaan semen di Myanmar. (ANT/E-2)
Perbankan Syariah Belum Tersentuh DENPASAR—Pemerintah diminta berpihak kepada perbankan syariah dalam pelaksanaan proyek dalam negeri seperti pembangunan infrastruktur. “Harus ada keberpihakan pemerintah pada perbankan syariah. Contohnya Malaysia. Hampir semua proyek pemerintah mengikutsertakan perbankan syariah,” kata Presiden Direktur BNI Syariah Dinno Indiano, di sela-sela seminar internasional BI tentang keuangan Islam di Hotel Nusa Dua, Bali, akhir pekan lalu. Saat ini, Dinno mengakui pihaknya telah membantu pembiayaan infrastruktur berupa jalan. Namun, kontribusinya ma sih kecil karena perbankan syariah belum menangani proyek seperti jalan tol. Untuk menyasar sektor usaha kecil dan menengah (UKM), BNI Syariah berencana menambah 20 gerai mikro pada tahun ini. Tahun lalu, pihaknya memiliki 60 gerai mikro. Investasi untuk memiliki satu gerai sekitar Rp250 juta. “Ini usaha BNI Syariah untuk membuka akses pelayanan perbankan bagi masyarakat yang belum tersentuh. Kami akan bangun gerai mikro di luar Jawa dan di kota kecil seperti Lubuklinggau, Sumatera Selatan,” kata dia. (MTVN/E-2)
Kalbe Bagikan 3.000 Bibit Tanaman JAKARTA—PT Kalbe Farma Tbk. (Kalbe) membagikan 3.100 bibit tanaman secara gratis. Ribuan bibit tersebut merupakan bantuan dari Kementerian Kehutanan (Kemenhut). Bertajuk Hydro Coco Go Green Cycling, pembagian bibit tanaman yang dipusatkan di Kawasan Parkir Timur Senayan Jakarta, Minggu (2-6), turut melibatkan sekitar 10 ribu pencinta funbike. Direktur Penjualan dan Pemasaran PT Kalbe Farma Widjanarko Lokadjaja mengatakan kegiatan ini digelar dalam rangka memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia, Rabu (5-6). “Kami berharap kegiatan ini dapat meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap masalah lingkungan,” kata Widjanarko, di sela-sela acara. Widjanarko menambahkan Hydro Coco Go Green Cycling telah hadir di kota-kota besar lainnya, seperti Bandung, Surabaya, dan Malang. Rencananya, PT Kalbe Farma akan menggelar Hydro Coco Go Green Cycling di 12 kota lainnya di Tanah Air. (MI/E-2)
PELAYANAN
Naikkan Harga Sebelum Diskon Bisa Kena Pidana JAKARTA (Lampost): Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) mengimbau para konsumen untuk berhatihati terhadap program-program diskon besar-besaran seper ti Jakarta Great Sale dan semacamnya. “Pasalnya, event seperti ini rawan penipuan yang dilakukan tenant (penjual) yang me nawarkan diskon besar-besaran,” ujar Pengurus Harian YLKI Tulus Abadi, Minggu (2-6). Menurutnya, ada saja penjual atau toko yang menawarkan diskon besar-besaran tapi telah menaikan lebih dahulu harga barang yang akan dijualnya. “Itu sudah perilaku tenant atau supermarket saat ini dan dari dulu, mereka naikkan dulu harga barangnya lalu diberi diskon besar,” kata dia. Hal ini, kata Tulus, merupakan pelanggaran pidana, khususnya yang diatur dalam UU No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.
“Itu merupakan tindak pidana, pelanggaran hak konsumen Indonesia karena salah satu bentuk penipuan terhadap konsumen,” ujarnya. YLKI meminta agar Kementerian Perdagangan dan Dinas Perdagangan di daerah segera turun tangan untuk aktif melakukan pengawasan terhadap promosi-promosi yang bisa menipu konsumen. “Kementerian Perdagangan harus segera turun aktif melakukan pengawasan dan survei terhadap harga-harga barang yang dijual pada event seperti Jakarta Great Sale, kalau ditemukan ketidakwajaran harga maupun barang langsung ditindak,” kata dia. Pemprov DKI Jakarta bersama Asosiasi Pengelolaan Pusat Belanja Indonesia (APPBI) melakukan kegiatan tahunan Festival Jakarta Great Sale (FJGS) dari 1 Juni—14 Juli 2013. Transaksi belanja Rp11,8 triliun ditargetkan selama acara ini berlangsung. (E-1).
ANTARA/M. AGUNG RAJASA
PASAR BATU CINCIN. Pembeli memilih berbagai macam batu cincin di Pasar Rawabening, Jakarta Timur, Minggu (2-6). Pasar cincin di Rawabening menjual berbagai jenis batu cincin dengan harga dari Rp100 ribu hingga puluhan juta rupiah.
Aturan Mobil Murah Disetujui Presiden JAKARTA (Lampost): Menteri Perindustrian (Menperin) M.S. Hidayat menegaskan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sudah menyetujui soal regulasi mobil murah dan ramah lingkungan atau low cost and green car (LCGC). Kebijakan anyar ini memang sudah lama ditunggu-tunggu oleh para produsen mobil di dalam negeri. Hidayat mengatakan saat kunjungan kenegaraan beberapa waktu lalu di Swedia, Presiden menyampaikan hal tersebut di depan para media. “Bapak (SBY) menjawab bah wa masalah itu sudah saya setujui, dulu terhambat di Kemenkeu, dan sekarang saya sudah memanggil Menkeu yang baru agar itu kami selesaikan,” kata Hidayat di
sela-sela kedatangan Presiden di Halim Perdanakusuma, Jakarta, Minggu (2-6). Pemilik MSH Group ini sangat optimistis bahwa regulasi tersebut akan terbit dan bisa diimplementasikan. Beberapa produsen, seperti Astra International, memang sudah menyiapkan mobil LCGC, seperti Agya dan Ayla. “Andaikan sudah ditanda tangan pun kan kalau belum diberi nomor be-
lum resmi, sesegara mungkin dikeluarkan,” kata Hidayat. Sebelumnya, Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencatat akan ada lima pabrikan selain Toyota dan Daihatsu yang be rencana mempertunjukkan mobil cikal bakal LCGC andalan masing-masing di IIMS 2013, yang akan digelar pada 19—29 September mendatang. Presiden Direktur PT Astra Daihatsu Motor Sudirman M.R. mengatakan Daihatsu telah berinvestasi membangun pabrik baru di kawasan Surya Cipta, Karawang Timur, untuk merakit Ayla serta Agya. Pabrik itu memakan biaya Rp2,1 triliun dan telah rampung Oktober 2012.
Tidak hanya itu, masyarakat yang telah memesan kedua mobil itu dengan memberi uang panjar Rp1 juta, kata Sudirman, bahkan sudah mencapai 20 ribu orang. Industri komponen yang turut menyuplai keperluan perakitan Agya dan Ayla pun sudah siap produksi. “Ini (pembuatan Agya dan Ayla) melibatkan 145 penyuplai dan 30 di antaranya baru, khusus untuk LCGC. Mereka akhirnya juga belum produksi karena ketidakjelasan regulasi,” ujar Sudirman yang juga menjabat ketua Gaikindo beberapa waktu lalu. Sebetulnya, tahun lalu Menteri Perindustrian M.S. Hidayat pernah berujar regulasi LCGC tinggal menunggu lahirnya
saja, tetapi mesti melewati serangkaian proses lagi. “Regulasi itu kan bentuknya perpres (peraturan presiden), jadi juga bergantung pada proses administrasi di Kementerian Keuangan yang harus berkoordinasi dengan Sekretariat Negara.” Adapun yang diatur oleh perpres itu, di samping soal spesi kasi teknis LCGC, ialah segala macam insentif pajak yang bakal diterima para pemain LCGC kelak. Penerbitan regulasi LCGC yang tidak jelas juntrungannya membuat Gaikindo mendesak pemerintah segera merealisasikannya. Hal itu supaya ketidakpastian yang dialami industri otomotif dan industri komponen segera berakhir. (E-1)
SELULER
Mito Mobile Luncurkan A355 BANDAR LAMPUNG (Lampost): Setelah sukses dengan Mito A300 yang menjadi favo rit di jajaran pasar ponsel lokal, Mito Mobile melakukan pembaharuan lewat seri Mito A355. Penampilan ponsel terbaru ini lebih segar dengan layar selebar 5.3 inch dan capacitive touchscreen menjadi andalan perangkat Dual GSM ini. Layar lebar akan memberi daya pikat tersendiri, yakni lebih memberi keleluasaan kepada pengguna untuk melakukan banyak hal dari perangkat genggamnya. Seperti saat berselancar di internet, menonton video, bermain game, dan masih banyak lagi, kata Direktur Utama Mito Mobile, Hansen Lie, dalam siaran persnya belum lama ini. Desain Mito A355 yang elegan ditegaskan dengan balutan chrome di sekeliling sisi bo di ponsel, ter masuk adanya pelindung layar yang sudah otomatis terpasang dengan casing bagian belakang. Jadi, pengguna tak perlu khawatir dengan ancaman layar tergores. Menurut Hansen, kebutuhan ponsel dengan layar besar saat ini sudah tak terbantah-
kan. Namun, hal ini diiringi pula kekhawatiran dari pengguna akan layar gampang tergores. “Seperti kita tahu, kebiasaan memasukkan ponsel ke dalam kantung celana dapat mengancam layar ponsel Anda. Namun, jangan khawatir,
DOK. LAMPUNG POST
layar lebar Mito A355 akan terlindungi penutup layar yang telah kami sediakan,” kata Hansen. Beralih ke bagian belakang, Mito A355 sudah dibekali dengan kamera mumpuni yang berkekuatan 8 megapiksel. (SAG/E-2)