Lampung Post Edisi Kamis 21 Juli 2011

Page 7

±

±

CMYK

CMYK

± Lampung Post I 7

Kamis I 21 Juli 2011

i n t e rn asio na l LINTAS

±

SERBIA

Penjahat Perang Terakhir Ditangkap

Presiden Guinea Selamat dari Upaya Pembunuhan

CONAKRY—Presiden Guinea Alpha Conde, Selasa (19-7) waktu se­ tempat, selamat dari upaya pembunuhan. Sekelompok pria bersenjata mengepung rumahnya dan melepaskan tembakan roket yang menghancurkan kamar tidurnya. Conde berhasil selamat karena dia sedang tidur di kamar lain saat serangan itu terjadi sekitar pukul 03.00. Namun, salah seorang pengawal Conde tewas dalam serangan tersebut. Presiden berusia 73 tahun itu kemudian memberikan pidato yang disiarkan langsung lewat radio milik pemerintah. Dia menegaskan para pengawalnya melakukan perlawanan dengan gagah berani sejak serangan berlangsung pada pukul 03.10 hingga datangnya bala bantuan. “Jika tangan Anda bergandengan dengan Tuhan, tidak ada hal buruk yang bisa menimpa Anda.” (AP/MI/U-2)

Bom Rakitan Cederai 16 Orang di Thailand

BANGKOK—Enam belas warga Thailand di Kabupaten Bannang-Satar Provinsi Yala cedera pada saat bom rakitan (IED) meledak di jalan YalaPetong, Selasa (19-7) pagi. Pada awalnya, ke-16 orang yang terdiri atas sembilan tentara, empat warga desa dan tiga mahasiswa terluka dan kemudian bergegas mereka dibawa ke rumah sakit terdekat. Pasukan gabungan militer dan polisi segera menutup dan memeriksa tempat kejadian. Sejak kebangkitan pemberontakan pada 2004 di tiga provinsi selatan, Yala, Pattani, Narathiwat, lebih dari 4.000 telah tewas dan sekitar 7.000 cedera dalam lebih dari 10 ribu insiden kekerasan yang dihasut oleh diduga kaum separatis. (ANT/MI/U-2)

Terima Suap, China Eksekusi Dua Wakil Wali Kota

BEIJING—China telah mengeksekusi dua bekas wakil wali kota di China timur yang sedang berkembang karena menerima suap bernilai jutaan dolar, Selasa (19-7). Ini merupakan usaha keras pemerintah dalam memerangi korupsi. Xu Maiyong, bekas Wakil Wali Kota Hangzhou, dan Jiang Renjie, bekas Wakil Wali Kota Suzhou, dieksekusi pada Rabu (20-7) pagi, kata pengadilan dalam pernyataan singkat di laman internetnya www.court.gov. cn. “Xu telah menggunakan kekuasaan resminya untuk ikut campur pada kontrak-kontrak proyek dan untuk membantu perusahaan dan orang memperoleh tanah, promosi, dan pengurangan pajak,” menurut kantor berita resmi Xinhua. (MI/U-2)

46 WNI Diselamatkan dari Perahu Tenggelam

±

KUALA LUMPUR—Otoritas Malaysia telah menyelamatkan 46 warga Indonesia yang berada di sebuah perahu yang tenggelam di wilayah perairan Johor, Malaysia. Insiden itu terjadi ketika mereka yang diyakini sebagai imigran gelap itu mencoba menyelinap pergi dari Malaysia untuk kembali ke Indonesia. Seorang pejabat Badan Penegakan Maritim Malaysia mengatakan ke-46 pria Indonesia itu diselamatkan dari perahu mereka setelah mengalami gangguan mesin saat melintas di perairan Johor. “Mesin bermasalah dan perahu itu tenggelam. Itu terjadi saat cuaca buruk,” ujar pejabat yang tidak disebutkan namanya itu kepada kantor berita AFP, Rabu (20-7). (DTC/U-2)

n REUTERS

MURDOCH DISERANG. Seorang komedian Jonathan May-Bowles alias Jonnie Marbles (kiri) mencoba menyiram sepiring krim pencukur ke raja media Rupert Murdoch dalam pertemuan parlemen membahas penyadapan telepon di gedung Parlemen Inggris, Rabu (20-7).

Cameron Menyesal, Murdoch Menyangkal LONDON (Lampost): Perdana Menteri (PM) Inggris David Cameron mengaku menyesal telah mempekerjakan mantan editor tabloid News of The World Andy Coulson sebagai juru bicaranya. Cameron mengemukakan hal itu saat dia menghadapi pertanyaan anggota Majelis Rendah Parlemen Inggris ke­ marin. “Tentu saya menyesal dan sangat menyayangkan masalah yang telah ditimbulkan. Saya tidak akan menawari dia pekerjaan itu dan saya berharap dia tidak mengambilnya,” kata sang perdana menteri yang harus mempersingkat kunjung­ an kenegaraannya ke Afrika Selatan karena kasus ini. Mengenai dugaan pelang­

garan yang dilakukan Coulson terkait dengan aksi penyada­ pan telepon ke sejumlah figur, Cameron menegaskan mantan bawahannya itu harus meng­ hadapi tuntutan kriminal jika kesalahan dia terbukti. Meskipun demikian, per­ nya­taan Cameron tidak lantas membuat kubu oposisi berpuas diri. Ketua Partai Buruh Ed Mil­ liband berkeras bahwa Cameron seharusnya menyelidiki latar belakang Coulson. Lebih jauh, Milliband menuding kantor

Perdana Menteri sengaja me­ nyembunyikan fakta-fakta. Dalam pemeriksaan lain, “Raja Media” Rupert Murdoch menyatakan tidak bertanggung jawab atas skandal penyadapan telepon yang dilakukan ming­ guan News of the World. Mur­ doch bahkan menyatakan di­ rinya dikecewakan orang-orang yang sangat dia percayai. Pemilik jaringan media News Corporation itu mengatakan dia tidak tahu sama sekali soal penyadapan dan dia selalu mendapat informasi keliru dari para stafnya. Insiden Sementara itu, saat Murdoch ditanyai anggota parlemen,

terjadi insiden pelemparan sepiring krim cukur. Layaknya seorang petarung dengan gerak­ an refleks terlatih, Wendi Deng bangkit dari kursi dan menam­ par komedian Jonathan MayBowles alias Jonnie Marbles. Aksi Wendi mampu meng­ gagalkan upaya Jonnie yang hendak menumpahkan sepiring krim cukur ke wajah miliarder Rupert Murdoch. Saat itu, kong­ lomerat 80 tahun tersebut se­ dang berkonsentrasi menjawab pertanyaan sejumlah anggota parlemen Inggris. Gerakan refleks Wendi yang duduk di belakang Murdoch kontan menjadi bahan diskusi di jejaring sosial dunia dan sorotan media massa Britania. (U-2)

BELGRADE (Lampost): Tokoh penjahat perang terakhir Serbia, Goran Hadzic (52), ditangkap kemarin (20-7) setelah diburu se­ lama delapan tahun. Dia didakwa telah melakukan kejahatan kema­ nusiaan selama perang Kroasia berkecamuk pada 1991—1995. “Pagi ini Goran Hadzic di­ tangkap di wilayah Fruska Gora,” ujar Presiden Serbia Boris Tadic pada konferensi pers di Belgrade, Serbia, ke­ marin. Fruska Gora merupakan wilayah berbukit-bukit di Serbia yang terkenal karena memiliki banyak kuil ortodoks Serbia. Tadic menambahkan Hadzic ditangkap berkat kerja keras para pejabat Serbia selama bertahun-tahun. “Kami telah bekerja sangat keras tiga tahun terakhir ini,” katanya. Hadzic merupakan tokoh utama atas terpisahnya Re­ publik Krajina Serbia di Kroa­ sia. Dia didakwa Pengadilan Kriminal Internasional pada 2004 dengan tuduhan kejahatan perang dan kemanusiaan. Dia juga dituduh melakukan penyiksaan dan pembunuhan dengan alasan politik, ras, atau agama. Tak hanya itu, dia juga mendeportasi ribuan warga Kroasia dan non-Serbia dari wilayah Yugoslavia. Pria yang dikenal dengan jang­ gut lebat dan tubuh tinggi besar itu merupakan orang terakhir dari 161 penjahat perang yang diburu Pengadilan Internasional bentuk­ an PBB yang berkantor pusat di Den Haag, Belanda. (MI/U-2)

±

±

±

±

±

CMYK

±

CMYK

±


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.