EDISI 410 - 31 JULI 2009

Page 11

KORAN JAKARTA

KORPORASI

®

PERTANIAN

PERTAMBANGAN

1647.252

INDUSTRI DASAR

ANEKA INDUSTRI

219.754

2046.924

KONSUMSI

160.065

477.024 557.478

208.188

1566.703

PROPERTI 599.530

487.276

153.568

1917.403

+1,41% 24 Jul

+3,63% 30 Jul

24 Jul

+2,13% 30 Jul

24 Jul

+3,13% 30 Jul

24 Jul

+2,29% 30 Jul

24 Jul

Laba Elnusa Ditopang Divestasi JAKARTA – PT Elnusa Tbk mampu membukukan kinerja sangat baik di tengah turunnya harga minyak yang umumnya tidak menguntungkan bisnis pertambangan. Laba perusahaan penyedia jasa eksplorasi migas tersebut naik hampir lima kali lipat di Semester I-2009 setelah melepas anak usahanya, PT Infomedia Nusantara. Keuntungan dari hasil penjualan anak usaha Elnusa sebesar 474 miliar rupiah itu memberi kontribusi hingga 72,5 persen terhadap total laba sebelum pajak perseroan. Laba sebelum pajak Elnusa Semester I-2009 dilaporkan senilai 653,5 miliar rupiah, atau naik 507 persen dibanding pe-

riode sama 2008 sebesar 107,5 miliar rupiah. Sedangkan laba bersih Elnusa Semester I-2009, tercatat sebesar 465,6 miliar rupiah, atau naik 445 persen atau hampir lima kali lipat dibandingkan perolehan periode sama tahun 2008 senilai 85,4 miliar rupiah. ”Selain didorong oleh kuatnya kinerja operasional, kenaikan laba juga dikontribusikan oleh naiknya pendapatan lain-lain yang berupa keuntungan atas hasil divestasi 49 persen saham di Infomedia senilai 598 miliar rupiah,” kata Direktur Utama Elnusa Eteng A Salam dalam keterangan tertulisnya, Kamis (30/7). Dia menjelaskan pelepasan

anak usaha Elnusa tersebut merupakan bagian dari strategi Elnusa untuk fokus pada kompetensi intinya yakni di jasa hulu migas. Sedangkan dana hasil divestasi tersebut akan dialokasikan bagi penguatan bisnis inti perseroan. Dari sisi operasional, Elnusa juga berhasil membukukan pertumbuhan laba usaha hingga 20 persen di Semester I-2009 menjadi sebesar 187,5 miliar rupiah. Realisasi laba usaha dalam enam bulan ini telah melampaui pencapaian tahun 2008 yang 62,6 miliar rupiah. Solidnya pertumbuhan laba usaha tersebut ditopang oleh kuatnya pendapatan usaha Elnusa yang tumbuh hingga 38,3 persen. Pendapatan usaha perseroan di Semester I-2009 tercatat sebesar 1,6 triliun rupiah. Segmen jasa untuk kegiatan eksplorasi dan produksi migas yang merupakan bisnis inti perseroan memberi kontribusi pendapatan sebesar 1,2 triliun

rupiah atau 72 persen terhadap total pendapatan usaha. Sedangkan segmen bisnis lainnya, yakni jasa hilir migas serta manajemen data dan IT, masing-masing menyumbang 21 persen dan tujuh persen. Dampak Signifikan Eteng menjelaskan fluktuasi harga minyak dunia tidak memberi dampak signifikan terhadap proyek yang digarap Elnusa. Perusahaan bahkan mendapat prospek proyekproyek baru dari pelanggan perseroan seperti Total E&P Indonesie, Chevron, Pertamina, dan Conoco Phillips. Kontrak jasa hulu migas yang telah diperoleh hingga Semester I-2009 mencapai 319,7 juta dollar AS. Dari kontrak tersebut, jumlah proyek yang telah dikerjakan perseroan sepanjang 2009 bernilai 210,8 juta dollar AS, atau melebihi target sepanjang 2009 sebesar dua triliun rupiah. Analis Mandiri Sekuritas

Sasetyo menilai positif langkah perseroan menjual anak usahanya dan fokus ke bisnis inti. ”Langkah divestasi Infomedia akan semakin baik jika diikuti oleh divestasi-divestasi usaha di luar bisnis intinya,” jelasnya secara terpisah. Saat ini, kepemilikan minoritas Elnusa tersebar di beberapa perusahaan di luar bisnis intinya, yakni PT Patra Telekomunikasi Indonesia (kepemilikan 40 persen), PT Jabar Energi (49 persen), dan Jabar Telematika (49 persen). Dari sisi kinerja, dia memperkirakan, Elnusa bisa mencapai target pendapatan hingga 2,8 triliun rupiah di 2009. ”Fluktuasi harga minyak tidak akan terlalu berpengaruh pada Elnusa karena mereka masih bisa tetap dapat proyek dari induk usahanya Pertamina,” katanya. nse/E-7 Komentar/saran/kritik berita ini via e-mail: redaksi@koran-jakarta.com, faks: 021 3155 106 SMS: 0813 8181 7227

Sektor Konstruksi

Wika Ingin Mayoritas di Aspal Buton JAKARTA – Perusahaan jasa konstruksi, PT Wijaya Karya Tbk (Wika), akan memperoleh sumber pendapatan baru antara 265 miliar sampai 300 miliar rupiah pada 2010 menyusul target produksi aspal Buton sebesar 600 ribu ton per tahun. Perseroan menargetkan kepemilikan minimal 51 persen pada proyek tersebut. Sekretaris Perusahaan Wijaya Karya, Natal Argawan Pardede, mengatakan tahap uji produksi lewat pabrik kecil diharapkan berhasil tahun ini sehingga perseroan akan segera masuk tahap produksi secara komersial. “Kami harapkan uji produksi rampung tahun ini sehingga tahun depan masuk aspek produksi massal,” kata dia, Kamis (30/7). Natal menjelaskan prospek bisnis aspal ini sangat bagus. Kebutuhan aspal nasional sekitar satu juta ton per tahun, sedangkan produksi baru sekitar 400 ribu per tahun. Dari jumlah itu, aspal Buton hanya diproduksi 50 ribu ton. “Jadi kami ingin produksi bisa sampai 600 ribu ton karena pasti terserap pasar,” ujarnya. Selain itu, tambahnya, biaya produksi aspal alam di Buton ini lebih murah dibandingkan aspal minyak hasil pengolahan minyak bumi seperti yang dilakukan Pertamina. Pasalnya, pengelola tinggal mengekstraksi biji-biji aspal yang sudah terperangkap di bebatuan. Dengan target produksi 2010, perusahaan patungan harus sudah terbentuk sebelumnya. Wika, lanjut Natal, akan menggandeng PT Timah Tbk dan BUMN pengelola aspel Buton, PT Sarana Karya, dalam membentuk usaha patungan tersebut.

24 Jul

30 Jul

DATA&AGENDA WAKTU

EMITEN

AGENDA

31 Juli 2009

PT Truba Alam Manunggal Tbk

RUPS/RUPSLB

31 Juli 2009

PT Panorama Transportasi Tbk

Cash dividen

KOMENTAR CIPUTRA Development menargetkan bisa meraup dana murah sekitar 400 miliar sampai 500 miliar rupiah pada November 2009 dari hasil eksekusi waran. Dana tersebut akan dipakai untuk memperkuat permodalan dan mendanai proyek-proyek ke depan (Koran Jakarta, 30/7). Dana murah dari waran ini positif untuk mendukung pembangunan proyek perseroan. Saat krisis ekonomi kali ini, perusahaan dalam Grup Ciputra sangat sehat. Krisis ekonomi di tahun 1998 telah memberi pelajaran bagi kelompok usaha ini untuk berhati-hati dalam berutang. Hasilnya, saat krisis ekonomi kali ini, perusahaan tetap sehat meski lebih selektif dalam investasi. 0812193xxx

JENDELA Keuntungan Trikomsel Naik 20 Persen JAKARTA – Distributor produk teknologi informasi PT Trikomsel Oke Tbk mencetak laba bersih sebesar 47,19 miliar rupiah di semester I-2009, atau tumbuh 20,86 persen dibandingkan laba bersih periode sama 2008 sebesar 57,04 miliar rupiah. Kinerja tersebut ditopang oleh kenaikan nilai penjualan pemilik gerai OkeShop itu. Pendapatan bersih perseroan sebesar 270,75 miliar rupiah atau naik 11,85 persen, dari 2,28 triliun rupiah pada semester I-2008 menjadi 2,56 triliun rupiah di semester I-2009. “Ini menandakan pertumbuhan perseroan yang berkesinambungan,” kata Presiden Direktur Trikomsel Sugiono Wiyono Sugialam dalam keterangan tertulisnya, Kamis (30/7). Laba kotor perseroan bahkan naik 40,36 persen, dari 173,65 miliar rupiah di semester I-2008 menjadi 243,65 miliar rupiah di semester I-2009. Pada saat yang sama, margin laba kotor dan margin laba bersih perseroan naik masing-masing menjadi 9,54 persen dan 2,23 persen. Pendapatan Trikomsel di Semester I-2009 terutama disumbang dari penjualan telepon selular yang naik 53,89 persen menjadi 1,88 triliun rupiah atau 73,44 persen dari total pendapatan. Sisanya disumbang dari penjualan produk operator dan layanan purnajual lainnya dengan kontribusi masing-masing 25,51 persen dan 1,13 persen. Untuk ekspansi, Trikomsel juga telah mulai memasuki pasar komputer. nse/E-7

Penjualan Unilever Capai 8,9 Triliun Rupiah

DOK. KJ

PENDAPATAN BARU I Pekerja menyelesaikan pembuatan beton di pabrik PT Wijaya Karya Tbk (Wika), Gunung Putri, Bogor, Jawa Barat, beberapa waktu lalu. BUMN jasa konstruksi itu, akan memperoleh sumber pendapatan baru antara 265 miliar sampai 300 miliar rupiah pada 2010 menyusul target dimulainya produksi aspal Buton sebesar 600 ribu ton per tahun. Perseroan memiliki kompetensi produksi aspal dan jaringan pemasaran. Sedangkan Sarana Karya sebagai pemegang konsesi penambangan aspal di daerah Buton, Sulawesi, Tengah, itu masih terbelit masalah keuangan. Wika berharap bisa mendominasi pengelolaan produksi aspal Buton agar kontribusi dari proyek tersebut signifikan.

Nilai Proyek Sekretaris Perusahaan Timah Abrun Abubakar mengatakan estimasi nilai proyek aspal Buton ini sekitar 265 miliar–300 miliar rupiah. Perkiraan kapasitas produksinya saat mulai berproduksi nanti, menurut dia, sekitar 120 ribu ton per tahun. Menurut Natal, investasi ke bisnis aspal ini bagian dari strategi diversifikasi ke depan perseroan yang tidak melen-

ceng dari keahlian inti. Produksi dan penjualan aspal masih terkait dengan bidang usaha perseroan. Sementara itu, pendapatan perseroan selama semester I-2009 tercatat tumbuh 9 persen menjadi 2,97 triliun rupiah. Penjualan itu disumbang jasa konstruksi (56 persen), beton (24 persen), industri dan perdagangan (18 persen), properti (lima pesen) dan sisanya

lain-lain. Adapun laba bersih meningkat 51 persen menjadi 93,34 miliar rupiah. Analis Bahana Securities, Andhika Suryadharma, dalam risetnya 30 Januari 2009, menilai Wika memiliki bisnis yang paling terdiversifikasi di sektornya. Industri jasa konstruksi juga dinilainya salah satu yang tetap prospektif di tengah kondisi krisis dan likuiditas yang ketat saat ini. did/E-7

JAKARTA – Perusahaan barang konsumsi PT Unilever Indonesia Tbk berhasil membukukan penjualan senilai 8,955 triilun rupiah di Semester I-2009 atau naik 17,52 persen dibandingkan periode sama tahun 2008. Penjualan tersebut berasal dari kontribusi dalam negeri 8,66 triliun rupiah dan sisanya dari ekspor 296 miliar rupiah. Sehingga sampai semester I-2009, laba bersih perseroan terdongkrak sebesar 9,25 persen, dari 1,368 triliun rupiah di Semester I-2008 menjadi 1,495 triliun rupiah. Dari sisi segmentasi usaha, menurut laporan keuangan publikasi pada Kamis (30/7), penjualan produk kebutuhan rumah tangga dan perawatan tubuh mencapai 6,89 triliun rupiah atau memberi kontribusi hingga 76,9 persen dari total penjualan perseroan. Sisanya, disumbang dari divisi makanan dan minuman senilai 2,07 triliun rupiah. ”Penjualan Semester I-2009 sebesar 8,8 triliun itu merefleksikan 52 persen dari estimasi target penjualan sepanjang 2009,” kata analis Samuel Sekuritas, Ike Rahmawati, dalam riset yang dirilis terpisah. Meski margin usaha sedikit tertekan menjadi 22,5 persen, dia memperkirakan, Unilever akan bisa tetap menjaga margin dengan melakukan efisiensi. Apalagi, tren penguatan rupiah seharusnya bisa menguntungkan perseroan, karena 65 persen biaya pokok perseroan dibeli dalam mata uang dollar AS. nse/E-7

A HARGM UMU

Laporan Keuangan

Emiten Semen Tertolong Efisiensi JAKARTA – Produsen semen PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk berhasil mengompensasi turunnya volume penjualan dengan upaya efisiensi biaya. Dengan demikian, laba bersih perusahaan semen itu pada semester I-2009 masih tumbuh 51,8 persen, dari 772 miliar rupiah pada semester I-2008 menjadi 1,172 triliun rupiah. Padahal, total penjualan perseroan semester I-2009 turun hingga 17,7 persen, dari 7,42 juta ton pada semester I-2008 menjadi 6,10 juta ton. ”Pasar semen nasional mengalami pertumbuhan negatif sebesar minus tujuh persen pada semester pertama 2009,” kata

+2,34% 30 Jul

Prospek Bisnis I Kontrak Jasa Hulu Migas Telah Capai US$319,7 Juta

Laba bersih Elnusa semester I-2009 melonjak nyaris lima kali lipat dibanding periode sama tahun lalu. Kontribusi utama keuntungan tersebut berasal dari hasil divestasi 49 persen saham Infomedia.

11

Jumat 31 JULI 2009

Direktur Utama Indocement Daniel Lavalle dalam keterangan tertulisnya, Rabu (29/7). Namun, adanya kenaikan harga jual menyebabkan pendapatan masih bisa naik tipis 6,8 persen, dari 4,489 triliun rupiah menjadi 4,795 triliun rupiah. Selain itu, upaya efisiensi biaya perseroan berhasil menaikkan margin. Walaupun rata-rata biaya produksi industri semen per ton meningkat 17,6 persen, Indocement berhasil menjaga biaya tetap rendah. Ditambah lagi dengan strategi proporsi penjualan (sales mix) yang lebih baik, yakni dengan meningkatkan volume penjualan

« Pasar semen nasional mengalami pertumbuhan negatif sebesar minus tujuh persen pada semester pertama 2009.

»

Daniel Lavalle DIREKTUR UTAMA INDOCEMENT

domestik daripada penjualan ekspor. Beban Usaha Indocement bisa menekan beban usaha 15,4 persen menjadi 613 miliar rupiah seiring turunnya volume penjualan

serta turunnya biaya logistik. ”Akibatnya, margin laba kotor naik menjadi 47 persen dari 41 persen,” kata Daniel. Ditambah rendahnya tingkat utang saat ini yang hanya 25 juta dollar AS, Indocement bisa menekan beban bunga dan beban keuangan lainnya. Total biaya bunga dan lainnya berkurang 60,1 persen, dari 76 miliar rupiah menjadi 30 miliar rupiah. Di sisi lain, sebagai akibat dari depresiasi rupiah, perseroan justru rugi kurs sebesar 33 miliar rupiah pada semester I-2009. Sementara periode sama 2008, perseroan masih mencatat laba kurs sebesar 18 miliar rupiah.

BW FC BW FC BW FC

28.000/mmk 38.000/mmk 32.000/mmk 40.000/mmk 17.000/mmk 32.000/mmk

PENGUMUMAN/LELANG

BW

7.500/mmk

EKSPOSURE

BW FC

2.000.000/kavling 3.000.000/kavling

BANNER HALAMAN 1

FC

52.000/mmk

CENTER SPREAD

BW FC

35.000/mmk 40.000/mmk

FC

9.000.000/Kav/Ins

BW FC BW FC

34.000/mmk 52.000/mmk 10.000/mmk 15.000/mmk

BW

21.000/baris

BW

25.000/mmk

BW

100.000/kavling

DISPLAY Y ADVERTORIAL Perseroan menargetkan belanja modal sepanjang 2009 sebesar 75 juta–80 juta dollar AS. Namun, realisasi belanja modal semester I-2009 baru 151 miliar rupiah, dibandingkan dengan 237 miliar rupiah pada periode sama tahun lalu. Sebelumnya, Analis PT Trimegah Securities Tbk Stanley Tjiandra mempertahankan target pertumbuhan laba bersih sektor tersebut tahun ini sebesar 22,4 persen menjadi 5,6 triliun rupiah. Namun Trimegah mencatat pangsa pasar Indocement dan Holcim justru turun 3,1 persen dan 0,6 persen, menjadi 29,6 persen dan 12,8 persen. nse/ E-7

HOTLINE: 021-315.2550 EXT: 111, 112 FAX: +62-21-315.4601 iklan@koran-jakarta.com

LAPORAN KEUANGAN

KUPING

COVER EKONOMI COVER RONA

ISLAND AD OBITUARI BARIS KOLOM BARIS FOTO

KHUSUS PROPERTI & OTOMOTIF


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.