Kendari Pos Edisi 28 Mei 2013

Page 18

Edukasi

18

Kualitas Kurikulum 2013 Sulit Diuji Jakarta, KP Praktisi pendidikan, Asep Sapa”at menilai kualitas kurikulum 2013 akan sulit dinilai bila pemerintah hanya menerapkannya di sekolah eks RSBI, sekolah berstandar nasional dan terakreditasi A. “Ini cara pemerintah untuk bermain “aman”. Nanti mereka bisa bilang, tuh kan berhasil Kurikulum 2013. Ya iya lah, sistem di sekolah project sudah mapan, kualitas kurikulum 2013 jelas-jelas tak bisa diuji kualitasnya,” kata Asep saat berbincang dengan JPNN.COM, Jumat (24/5) di Jakarta. Direktur Sekolah Guru Indonesia ini menegaskan, Kurikulum 2013 bisa dikatakan berhasil jika membangun pola kerja yang berorientasi “best process”. Artinya, Kurikulum 2013 cukup adaptif diterapkan di berbagai sekolah di Indonesia. Pihaknya juga memandang kurikulum 2013 ini akan sulit berhasil dalam penerapan di lapangan. Alasannya, konsekwensi perubahan kurikulum yang mendasar ada pada guru. Namun kenyataannya guruguru bukanlah jadi target utama persiapan. “Hasil survei salah satu media nasional, guru SD dan SMP belum memiliki pemahaman tentang kurikulum 2013. Kelompok guru senior, masa mengajar di atas 24 tahun, hanya 22 persen yang paham kurikulum 2013,” kata Asep. Selanjutnya, kata dia, kelompok guru muda, masa mengajar di bawah 8 tahun, hanya 41 persen paham kurikulum 2013. Semakin lama masa kerja guru, tingkat pengetahuan kurikulum semakin rendah. Jika pengetahuan tentang kurikulum rendah, maka guru yang bersangkutan akan bingung bagaimana menjabarkan kurikulum dalam praktik pembelajaran. Selain itu waktu pelatihan 52 jam untuk guru dan 70 jam untuk Kepsek untuk menguasai menurutnya sangat tidak cukup karena pelatihan hanya salah satu cara meningkatkan kualitas kompetensi guru. Yang paling krusial adalah proses coaching di saat guru praktik mengajar. “Kelemahan guru bisa tampak dan bisa dijadikan bahan rekomendasi untuk melakukan tindak perbaikan. Sayang, coaching guru yang sistematis, konsisten, dan berkelanjutan tak dijadikan opsi terbaik untuk membina guru,” kata Asep.(fat/jpnn)

Kendari Pos | Selasa, 28 Mei 2013

Indonesia Juara Umum ISPrO Jakarta, KP Kiprah pelajar Indonesia di kancah internasional terus menanjak. Paling baru, kontingen pelajar Indonesia menjadi juara umum dalam 1st International Science Projects Olypiad (ISPrO) 2013 yang berlangsung di Indonesia. Indonesia menjadi juara umum setelah menyabet enam medali emas, serta perak dan perunggu masing-masing empat medali. Pengumuman pemenang kontes ISPrO ini dilakukan di kantor Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Jumat (24/5). Sedangkan pagelaran lomba dilaksanakan di Universitas Indonesia, Depok. Rangkaian kontes ini berlangsung sejak 19 Mei lalu hingga kemarin. D e l e g a s i In d o n e s i a y a n g mendapatkan medali emas adalah pasangan Angela Lois Iskandar dan Regina Palma Pranata dari SMA Santa Laurensia Serpong, lalu Vania Erriza dan Shafira Raudya Aidina (SMA Semesta Semarang), Allice Fajri C.S dan Primananda Rahmalida (SMAN 3 Semarang), Amelia Nugrahaningrum dan Krisnanto Wibowo (SMAN 1 Jogjakarta), Jeni Purnamawati dan Queen Votka Rosady (SMK Boedi Oetomo 2 Gandrangmangu, cilacap), serta

Jeffry Wicaksana dan Sheren Devina Soenario (SMA Santa Laurensia Serpong). Angela Lois Iskandar mengaku bangga bisa mendapatkan medali emas dalam kontes ini. Dia melakukan penelitian terhadap penggunaan kulit udang dan bambu untuk menyerap logam berat yang dihasilkan industri tekstil. “Logam berat itu sangat berbahaya jika menengai lingkungan masyarakat di sekitar pabrik,” ujarnya. Penyerahan medali emas ini sedianya dilakukan langsung oleh Mendikbud Mohammad Nuh. Tetapi karena ada rapat bersama Presiden SBY, maka digantikan oleh Wamendikbud Bidang Pendidikan Musliar Kasim. Dalam sambutannya tertulisnya, Nuh mengatakan lomba ini sejalan dengan program pemerintah untuk meningkatkan kebiasaan penelitian di kalangan akademisi. “Peneliti di Indonesia masih relatif rendah. Bisa dilihat dari jumlah doktornya yang belum banyak,” tutur dia. Nuh mengatakan ke depan Kemendikbud akan memperluas gaung pelaksanaan ISPrO. “Harus mendapat pengakuan luas dari komunitas peneliti dunia,” kata dia. Nuh menegaskan jika kontes ISPrO ini menggunakan pendekatan proyek penelitian yang ramah lingkungan.

Bukan seperti olimpiade yang menyuguhkan pertanyaan-pertanyaan tertulis seperti ujian nasional. Menteri asal Surabaya itu mengatakan jika peningkatan budaya meneliti ini sejalan dengan penerapan kurikulum baru 2013. Dia menuturkan jika sejak SD, para murid sudah dibiasakan dengan aktifitas penelitian. Diantaranya adalah dengan melakukan pengamatan langsung terhadap fenomena alam di sekitar sekolah. Lomba ini sendiri merupakan kerjasama antara Kemendikbud dengan Pasific Countries Social and Economic Solidarity Association Indonesia (Pasiad). Kontes tahunan ini yang baru lahir ini diikuti 270 peserta dari 24 negara. Selain Indonesia ada Macedonia, Belarus, Tajikistan, Kyrgyzstan, Bosnia and Herzegovina, Azerbaijan, Filiphina, Tajikistan, Moldova, dan Turki. Kemudian juga ada Pakistan, Kazakhstan, Turkmenistan, Malaysia, Kamboja, Myanmar, Thailand, Madagaskar, dan Bangladesh. Negara lain yang meraih pedali emas adalah Macedonia, Belarus, dan Tajikistan. Sejak awal persaingan ketat diprediksi akan dijalani kontingen dari Indonesia dengan negara-negara pecahan Uni Soviet. (wan)

Para juara Lomba Berceita Rakyat tingkat SD Se Kota Kendari yang diselenggarakan Kantor Arsip dan Perpustakaan Kota Kendari, beberapa waktu lalu. La ode Gola/KP

Data Kemendikbud Jadi Rujukan Pemprov Jakarta, KP Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) merespons kasus perbedaan data kelulusan ujian nasional (unas) 2013 untuk jenjang SMA sederajat. Mereka menegaskan bahwa data absah adalah yang dikeluarkan Kemendikbud. Jika ada perbedaan, daerah wajib menyesuaikan dengan data yang dimiliki Kemendikbud. Kepala Pusat Informasi dan Humas (PIH) Kemendikbud Ibnu Hamad mengatakan bahwa data yang dipaparkan pemprov seharusnya tidak boleh berbeda dengan data yang sudah diumumkan oleh Mendikbud Mohammad Nuh pekan lalu. Apalagi data yang disampaikan Mendikbud itu bukan data lulus unas, tetapi lulus SMA dan sederajat. Artinya data itu sudah hasil penggabungan dengan kriteria kelulusan selain ujian nasional.

Seperti nilai rapor dan hasil ujian akhir sekolah (UAS). “Jadi jika berbeda, tugas pemprov untuk mencocokan dengan data di Kemendikbud,” papar Ibnu. Guru besar ilmu komunikasi Universitas Indonesia (UI) itu mengatakan jika keabsahan data kelulusan unas ini adalah kebijakan resmi dari Pusat Penilaian Pendidikan (Puspendik) Kemendikbud. Meski demikian, Ibnu belum bisa menjelaskan secara detail bagaimana cara pencocokan data jika terjadi perbedaan di daerah dengan di Kemendikbud. Dia berjanji akan mencari informasi lebih detail terkait perbedaan data kelulusan unas itu hari ini. Pihak Kemendikbud sependapat jika urusan perbedaan data kelulusan ini harus segera dibereskan, supaya tidak menimbulkan keresahan di masyarakat.(wan/agm)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.