Kendari Pos Edisi 1 Juni 2012

Page 22

22

Kendari Pos | Jumat, 1 Juni 2012

Pengumuman Diundur, Calon PPK Meradang Unaaha, KP Pengunduran jadwal pengumuman hasil tes tertulis calon PPK Pilgub Sultra oleh KPU membuat meradang para calon penyelenggara Pilgub di tingkat kecamatan. Apalagi calon PPK yang berasal dari kecamatan terjauh di Konawe, seperti kecamatan di Pulau Wawonii dan Kecamatan Routa. Pasalnya, pasca pengumuman tes itu, mereka akan langsung mengikuti tes wawancara. Hirman Lasariwu, calon PPK Kecamatan Unaaha mengatakan setahunya pengumuman hasil tes tertulis dijadwalkan 1 Juni (hari ini,red) dan dilanjutkan tahapan wawancara pada Minggu dan Senin, 3-4 Juni

2012. Jadwal tes wawancara itupun dipampang oleh Ketua Pokja Adhoc Pilgub Sultra KPU Konawe, Suhardin. “Belakangan jadwal pengumuman diundur hingga 12 Juni. Ketua AdHoc tidak tahu aturan karena aturan tertinggi diinternal KPU adalah pleno namun mendadak terjadi perubahan jadwal pengumuman tanpa pleno. Hasil tes akan diumumkan 12 Juni. Ada apa ini. Dan pengunduran ini merugikan teman-teman lain dari kecamatan jauh,” kesal Hirman Lasariwu, Kamis (31/5) kemarin. Para calon anggota PPK itu umumnya tahu kalau tes wawancara akan digelar pada

Minggu dan Senin, 3-4 Juni 2012. Sementara mereka datang sebelum tanggal tersebut itu. Hal ini berimbas pada tingginya biaya akomodasi calon PPK, karena setelah tiba di Konawe mereka akan pulang lalu akan datang lagi 12 Juni nanti. Pengunduran pengumuman hasil tes tersebut dibenarkan Ketua Pokja AdHoc PPK/PPS/ KPPS, Suhardin. Terkait perubahan jadwal itu, ia hanya mengaku menjalankan tugas yang diberikan KPU Sultra. Menurutnya, pengunduran pengumuman itu merupakan instruksi KPU Sultra surat edarannya. “Bunyi surat edaran itu adalah PPK dan PPS

itu harus ikut tes tertulis dan wawancara dan didalam surat edaran tidak ada pengumuman tanggal 1 Juni itu,” ujar Suhardin, kemarin. Menurut Suhardin pengunduran itu merugikan KPU Konawe karena berimbas pada pembengkakan anggaran operasional dan beban kerja Pokja bertambah dimana pokja akan mewawancarai sekitar 700-an peserta. Padahal anggaran Pokja yang digelontorkan KPU Sultra hanya Rp 49 juta. Untuk itu, Suhardin akan berkoordinasi dengan KPU Sultra untuk mempertanyakan alasan dan pertimbangan pengunduran pengumuman tersebut.(din)

Serangan Fajar Lumayan Mempengaruhi Pemilih Incumbent... menjelang hari H pemilihan (serangan fajar)? Diakuinya, hal itu memang bisa menjadikan perubahan suara, tetapi tim sukses harus fokus pada pemilih dengan jumlah besar misalnya pemilih pemula disamping pemilih lainnya seperti masyarakat kurang sejahtera yang rentan serangan fajar. “Tim sukses perlu melakukan penelitian tentang data pemilih terbanyak, sehingga dapat lebih fokus pada aspek itu. Karena itu tim sukses misalnya aparatur pemerintah tanpa menggunakan atribut pemerintah yang solid dan militan sangat mempengaruhi kesuksesan calon incumbent,” jelasnya. Khusus penggunaan APBD oleh

calon incumbent, menurut Natsir, sejauh ini belum ada data jelas bagaimana modusnya. Pasalnya selain menjadi syarat pelaporan kekayaan sebelum mencalonkan diri, kebanyakan para calon termasuk calon incumbent mengatakan lebih banyak dana kampanye berasal dari sponsor atau pihak luar. “Meskipun tidak berasal dari APBD maupun APBN, perlu diwaspadai dana sponsor tersebut jangan sampai berimbas pada imingimingbargainingkekuasaan politik, mengingat kekuatan politik akan diikuti kekuasaan finansial pasalnya politik membutuhkan biaya tinggi (high cost),” ungkapnya.

Sekretaris Jurusan Ilmu Administrasi Fisip Unhalu ini menandaskan harfiah ilmu politik adalah strategi atau taktik untuk mendapatkan kekuasaan, sehingga untuk memenangkan kekuasaan bukan hanya dengan janji program tetapi juga dukungan biaya operasional

kampanye tanpa bargaining hak rakyat. “Perlu diketahui dan diingat sering terjadi sengketa jika ada calon incumbent tergantung selisih suara, yaitu kalau selisih suara sedikit maka kecurigaan akan campur tangan Pemda meningkat,” tandasnya.(fas)

Nasdem Target Peringkat Lima di Pemilu 2014 Nasdem... sebelum Pemilu, Partai Nasdem target single mayority atau elektabilitas partai yang tertinggi, walau pun sebagai partai pendatang baru,” bebernya. Target yang ditentukan DPP lanjutnya bukanlah sesuatu hal yang ditetapkan begitu saja, mengingat saat ini saja Partai Nasdem belum bekerja karena hanya melengkapi struktur organisasi partai serta keanggotaan, tetapi respon masyarakat sudah sangat

menggembirakan. “Khusus di Sultra kami merasakan elektabilitas yang meningkat ini merupakan sebuah momen emas, sekaligus tantangan di tengah kejenuhan masyarakat akan partai politik (Parpol) pengumbar janji, sehingga Partai Nasdem diharapkan tetap komitmen membesarkan partai sekaligus memegang amanah masyarakat,” lanjutnya. Sehubungan dengan belum terlalu actionnya program partai jelasnya karena Partai Nasdem ingin memperkuat struktur partai dan keanggotaan, agar ponda-

si kuat sebelum action. Meskipun demikian proposal pelaksanaan kegiatan DPC telah masuk di DPW Partai Nasdem Sultra, mengingat saat ini telah ada permintan sarana air bersih dan rehab dua unit sekolah di Kabupaten Bombana serta permintaan operasi katarak, sunatan massal dan bedah sekolah di Konawe. “Saat ini kami fokus verifikasi faktual KPU Pusat dulu, sembari menunggu selesainya yudicial review sehingga action lebih akan kami lakukan pasca itu. Begitu pula penjaringan calon legislatif,” jelasnya.(fas)

La Sita Klaim Dukungannya Tidak Diverifikasi Calon... capai 15.690. KPU melakukan pleno dan menggugurkan 3.436. Selanjutnya tim kembali memasukan pengajuan dukungan akhir capai 5624. Dari data tersebut, KPU menggugurkan 111, lalu pasangan ini kembali memasukan 5.513 dukungan, sehingga KPU menetapkan jumlah dukungan 17.767 orang. Berbeda dengan KPU Rusuli, pasangan ini mengajukan jumlah dukungan 19.928, namun yang dianggap sah 14.270. “Ini-

lah yang kami gugat karena satu kelemahan KPU tidak melakukan verifikasi data kami di lima kecamatan tadi. Apapun hasilnya, kami terus maju untuk mengungkap kejanggalan ini,”jelas Zuliadi. Hasil perhitungan cepat PSU Buton yang dilakukan oleh JSI menempatkan pasangan Samsu Umar-La Bakrie sebagai peraih suara terbanyak, dengan memperoleh 36,06 persen dari jumlah pemilih 185.151 jiwa.

Sedangkan rival beratnya pasangan Agus Feisal HidayatYaudu Salam Ajo hanya mendapat 34,04 persen. Peraih suara terbanyak ketiga Azhari-La Naba Kasim dengan perolehan sebanyak 17,58 persen. Pasangan Yasin Wilson La Joha-Abdul Rahman memperoleh 6,24 persen dan pasangan La Uku-Dani 5,11 persen. Sementara pasangan Ali Laopa-La Diri hanya keciprat 0,71 persen dan pasangan Djaliman Madi-Saleh Ganiru 0,27 persen. (nan)

Online Newspaper | Created by Taya


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.