Kendari pos edisi 1 juli 2013

Page 7

7

Kendari Pos | Senin, 1 Juli 2013

Pasar Sentral Dipenuhi Sampah dan Kotoran Ternak Rumbia, KP Kondisi Rumbia sebagai ibu kota Kabupaten Bombana, tak hanya sekelas kecamatan karena minimnya pembangunan infrastruktur jalan. Kondisi fasilitas umum seperti Pasar Sentral sebagai pusat perkulakan warga kota pun memiriskan. Di dalam pusat perbelanjaan umum itu, selain sampah yang berserakan, kotoran ternak sapi juga menyebar di hampir semua lapak pedagang. “Pemandangan kotor seperti itu sudah lama terjadi,” kata Arif Tarika, Ketua Asosiasi Pedagang Pasar Sentral Bombana. Khusus sampah, tertumpuk dihampir semua titik pembuangan. Mulai dari lapak penjualan ikan, sayur dan sembako, semua tong (pe-

nampungan) sampah terlihat penuh. Parahnya, tumpukan sampah ini sudah dua bulan terjadi dan belum ada petugas kebersihan dari badan lingkungan hidup yang mengangkutnya. Arif mengaku, dengan kondisi sampah seperti itu, petugas kebersihan justru masih “berani” meminta retribusi. Hal ini membuat Arif geram dan menginstruksikan semua pedagang untuk tak membayar. “Bagaimana mau dibayar retribusi kebersihan, sementara sampah menumpuk di mana-mana. Apa memang sampah di pasar tidak menjadi prioritas untuk diangkut,” protesnya. Selain mempersoalkan sampah yang tak pernah diangkut, Arif juga mengkritik banyaknya ternak yang

masuk dalam pasar. Selain kambing, sapi juga tak kalah banyaknya. Akibatnya, hampir disemua lalu lintas pedagang dan pembeli banyak dijumpai kotoran hewan. “Pasar Sentral Kasipute ini sudah mirip kandang ternak,” katanya. Arif mengungkapkan, sesuai Perda yang sudah ditetapkan pemerintah daerah, hewan ternak berkeliaran di tempat-tempat umum di wilayah ibu kota bisa ditangkap. Namun kenyataannya, produk hukum daerah itu ternyata tidak diterapkan secara maksimal. Kalau mau lihat hewan ternak paling banyak berkeliaran, jalan-jalan saja di pasar sentral. Di sana banyak hewan termasuk kotorannya,” sindir Arif. (nur)

Agenda FPPM Dihapus Baubau, KP Pemerintah Kota (Pemkot) Baubau memutuskan akan menghapus agenda Festival Perairan Pulau Makasar (FPPM) yang diselenggarakan setiap tahun. Pasalnya, rangkaian kegiatan sudah diakomodir dalam Festival Keraton Buton mulai tahun depan. Sekretaris Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Baubau, La Sadidi menjelaskan, Festival Keraton Buton nantinya akan melibatkan seluruh daerah wilayah eks kesultanan Buton. Dalam kegiatan tersebut juga ikut diselenggarakan sejumlah item kegiatan yang selama ini dihelat dalam Festival Perairan Pulau Makasar. “Intinya kita hanya merubah nomenklatur tetapi item kegiatan da-

lam Perairan Pulau Makasar sudah masuk di Festival Keraton Buton,” ulangnya, menegaskan. Digantinya Festival Perairan Pulau Makasar bertujuan meningkatkan volume kegiatan yang lebih besar dengan melibatkan seluruh wilayah eks kesultanan Buton mulai dari Wakatobi, Kabupaten Buton, Buton Utara, Muna bahkan Kabupaten Bombana. Selain itu pihaknya juga akan mengundang beberapa kerajaan lain yang ada di luar wilayah Kesultanan untuk bersama-sama memeriahkan festival. Salah satu item yang menjadi ikon kegiatan perayaan Festival Keraton Buton nantinya yakni helatan pingitan massal bagi anak gadis remaja menuju dewasa. Oleh masyarakat Buton mengenal ritu-

al adat itu dengan sebutan Posuo. Selain itu, sejumlah permainan rakyat dan kesenian tradisional yang masih dipertahankan sampai saat ini akan dipertontonkan. Untuk tahun ini, pelaksanaan Festival Perairan Pulau Makasar, masih tetap akan dilaksanakan. Meski demikian kegiatan diundur dari jadwal seperti sebelumnya, nanti bersamaan dengan hari ulang tahun Kota Baubau pada 17 Oktober mendatang. “Pertimbangannya pada bulan Juli ini kita akan menghadapi bulan suci ramadan, kemudian Sebtember nanti ada kegiatan Festival Keraton Nusantara (FKN) sehingga kita putuskan nanti pada bulan Oktober dirangkaikan dengan HUT Kota Baubau,” jelasnya. (cr4)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.