Kendari Pos Edisi 13 Februari 2013

Page 4

Opini

4

Kendari Pos  Rabu, 13 Februari 2013

 - Penimbun Solar Tertangkap  - Tidak berkurangji hasil tangkapan?  - Belum Bisa WTP  - Artinya masih harus banyak berbenah toh  - Pendulang Emas sasaran Narkoba  - Ah iyokah? tangkap dong...

Tajuk Rencana Surplus Politikus JUMLAH penduduk Indonesia ditaksir sudah melebihi angka 220 jutaan. Dari jumlah itu, ada banyak yang mengandalkan kehidupan dari dunia politik sehingga muncul asumsi bahwa negeri ini surplus politikus tetapi minus kualitas. Fenomena ini layak dijadikan renungan. Tentu kita tidak hanya melihat persoalan dari soal surplus jumlah politisi belaka yang berdimensi kuantitas, namun kita juga melihat dari aspek kualitas. Politikus yang jumlahnya berjibun dalam banyak kasus tidak memberikan harapan apa-apa bagi bangsa ini. Namun, sebaliknya, mereka menjadi “hantu’’ yang siap meluluhlantakkan masa depan kita bersama. Sejumlah kasus korupsi yang belakangan terungkap melibatkan para politikus tentu sangat menakutkan masa depan bangsa ini. Sebab, dari praktik korupsi itu, semua bisa diobrak-abrik. Keadilan, kebenaran, dan kejujuran dengan mudah dijungkirbalikkan. Aturan (Perda atau aturan lain) ‘’yang sesuai’’ pun bisa dibuat dan disahkan asalkan tawar-menawar harganya cocok. Memang, kita tidak bisa begitu saja menggeneralisasi semua politikus sebusuk itu. Pasti masih ada yang sehat dan bertindak benar. Namun, sayang, kelompok yang kedua itu masih kalah dominan dengan yang pertama. Itu bisa dibuktikan dengan banyaknya pimpinan partai politik yang terjerat kasus, sampai-sampai KPK pun kewalahan menanganinya. Sekarang yang perlu dicari jawabannya, pertama, mengapa sahwat orang untuk berpolitik di negeri ini begitu besar? Kedua, mengapa kualitas mereka begitu memprihatinkan? Politik saat ini dipandang sebagai profesi yang sangat menjanjikan. Baik dari sisi materi maupun ketenaran. Kita saksikan sendiri, kasus-kasus yang menjerat politisi ini angka rupiahnya mencapai miliaran rupiah. Dan kita saksikan sendiri, para politisi hidupnya cukup lumayan, rumah, mobil mewah dan fasilitas lainnya. Artinya masuk ke kancah politik dan bisa duduk di DPRD merupakan impian yang indah. Selain itu di politik, semuanya bisa diraih melalui jalan pintas (instan). Itu terjadi karena sistem politik masih belum tertata secara baik dan baku. Jalan pintas dan instan hingga kini menjadi kegemaran di antara sebagian warga di negeri ini. Tanpa bekerja keras, tapi bisa kaya raya. Soal cara yang ditempuh, tidak menjadi masalah. Sebagian di antara warga di negeri ini sudah terbiasa dengan ketidaksportifan, ketidakjujuran, dan kemunafikan. Bila pertanyaan kembali diajukan, mengapa kebiasaan jelek itu banyak menghinggapi kita? Tentu jawabannya sangat kompleks. Dari kegagalan orang tua dalam menanamkan nilainilai kebaikan, sistem pendidikan yang mengabaikan aspek moral, sampai masyarakat —mulai lingkungan terkecil RT/RW, publik figur, organisasi kepemudaan, organisasi keagamaan, hingga media massa- yang peduli dengan perkembangan generasi muda. Pendek kata, hal itu merupakan imbas dari kesalahan kita bersama. Karena itu, untuk memperbaikinya, kita juga harus berjalan bersama-sama. Sangat mustahil bila perbaikan itu hanya dilakukan beberapa elemen masyarakat. Untuk mengurangi surplus politikus busuk, kita harus menutup rapat-rapat lubang pori-pori korupsi. Jika lubang itu tertutup, mereka yang nanti menjadi politikus adalah orang-orang yang benar-benar ingin mengabdikan diri pada bangsa. Hanya mereka yang punya idialisme tinggi yang akan mampu bertahan.***

Dalam melaksanakan tugas jurnalistik, semua wartawan Harian Pagi Kendari Pos dibekali tanda pengenal. Untuk menghindari aksi-aksi tidak bertanggungjawab dari oknum tertentu, masyarakat yang merasa ragu atau mencurigai seseorang yang mengatasnamakan wartawan Kendari Pos segera menghubungi Kantor Redaksi Harian Kendari Pos.

Konawe Memilih Pemimpin (Refleksi Kandidasi Parpol dan Perilaku Pemilih Jelang Pemilukada 2013)

H

asil Pleno KPUD Kabupaten Konawe tanggal 16 Januari 2013 telah menetapkan 8 pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Konawe, yaitu : 1. Irawan Laliasa/Burhanuddin Aboe Kasim (Ilham); 2. Masmuddin/ Mustakin (Pro-Masmudtakin); 3. Yusuf Tawulo/Azis Tondrang (Yuaz); 4. Syamsul Ibrahim/Litanto (Sultan); 5. Andi Hasbullah Moita/ Mardi Santosa (Hasmar); 6. Kery Saiful Konggoasa/ Parinringi (Berkesan); 7. Weni/Zainal Kamase (Wekoila); dan 8. Surunuddin Dangga/Siti Aminah Porosi (Srasi). Saat ini kedelapan kandidat Bupati/ Wakil Bupati sedang melakukan kampanye politik untuk mendapatkan dukungan/simpati konstituen pada Pemilukada 24 Pebruari 2013. Dalam perspektif fakta sosial dan fakta politik sebagai pengejawatahan demokrasi di tingkat lokal, Pemilukada Konawe memiliki sejumlah realitas yang menarik untuk dikaji baik dalam tataran politik praktis maupun keberlanjutan kepemimpinan (leadership) antara lain: a. Konfigurasi dukungan parpol pengusung relatif merata pada semua pasangan calon. Tidak seperti pemilukada 2008, dimana pasangan Lukman Abunawas/Masmuddin mendominasi dukungan parpol peraih kursi di parlemen, sehingga kemenangan pasangan tersebut cukup signifikan yakni 68 persen. Meratanya dukungan baik parpol besar maupun parpol kecil peraih kursi di DPRD Konawe pada Pemilukada 2013, menunjukkan tidak adanya kandidat dan figur kuat yang bisa merepresentasi dukungan mayoritas partai. Parpol tentu saja mendukung calon-calon bersangkutan berdasarkan pertimbangan popularitas, elektabilitas, track record, kapasitas, kompetensi, dan variabelvariabel lain seperti seqmentasi pemilih, ethinitas, geografis, gender, dan sebagainya; b. Ditinjau dari aspek sosio-politik, kekuatan pasangan calon juga relatif merata untuk meraih sekitar 182.461 wajib pilih (DPT Pilbup). Pada kajian ini, seqmentasi pemilih akan terpetakan pada pertarungan ketat memperebutkan pemilih (konstituen) pada tataran pemilih rasional, pemilih kritis, pemilih tradisional, dan pemilih pragmatis; c. Munculnya kandisasi pada aspek gender dengan tampilnya dua sosok perempuan, yakni “Weni” sebagai calon Bupati dan “Sitti Aminah Porosi” sebagai kandidat Wakil Bupati, turut mewarnai peluang dan kapasitas perempuan untuk menjadi kompetitor kaum adam. Kedua calon yang mewakili kaum feminis tersebut akan menggunakan strategi gender politic guna meraih dukungan pemilih perempuan melalui isu-isu kesetaraan, relasi, dan kebijakan pembangunan yang progender; d. Tidak ikutnya incumbent Bupati (Lukman Abunawas) menjadi kompetitior, menjadikan ending pilkada sulit diprediksi. Fakta-fakta menunjukan, sekitar 80 persen incumbent yang maju pada periode kedua dipastikan memenangkan kompetisi. Realitas ini berpotensi sangat besar bahwa Pilkada Konawe akan dilakukan dalam dua putaran; dan e. Hadirnya calon perseorangan (independen) se-

Oleh : H. Sulsalman Moita bagai kompetitor (Wekoila dan Hasmar) menarik untuk ditunggu, apakah mereka mampu bersaing atau justru hanya menempati posisi juru kunci dalam perolehan suara. Identifikasi Karakteristik Voting Behavior Pemilukada Konawe Firmansyah (2007) dan Efrisa (2012), secara umum mengidentifikasi pilihan konstituen dalam Pemilu dan Pemilukada atas 4 kategori perilaku pemilih (Voting behavior), yakni pemilih rasional, pemilih kritis, pemilih tradisional, dan pemilih pragmatis. 1. Pemilih rasional adalah pemilih yang menekankan daya tarik pemilih berdasarkan orientasi isu dan orientasi kandidat. Pertama, orientasi isu berpusat pada pertanyaan: apa yang seharusnya dilakukan kandidat dalam memecahkan persoalan-persoalan yang dihadapi masyarakat kabupaten Konawe? Mencermati visi dan misi 8 kandidat pada Sidang Paripurna DPRD Konawe tanggal 5 Pebruari 2013, menunjukkan bahwa visi dan misi ke delapan calon Bupati/Wakil Bupati cenderung hanya mengemas isu-isu normatif dan konvensional. Idealnya visi dan misi mesti memiliki factor X yang membumi dan mengakar di masyarakat serta memiliki kekuatan pada aspek positioning, platform, isu-isu strategik, dan program aksi yang relevan dengan karakter, kondisi, dan potensi masyarakat Kabupaten Konawe. Kedua, orientasi kandidat mengacu pada sikap seseorang terhadap pribadi kandidat tanpa memperdulikan label partainya. Masyarakat Konawe akan memilih citra kandidat berdasarkan pertimbangan emotional feeling, candidat personality, dan personal events. Emotional feeling adalah dimensi emosional yang terpancar dari seorang kandidat yang ditunjukkan oleh policy politic yang ditawarkan. Pengalaman kedelapan pasangan calon yang berlatar politisi/ eks politisi (Litanto, Mustakin, Kery Saiful Konggoasa, Surunuddin Dangga, Azis Tondrang); birokrat/eks birokrat (Masmuddin, Irawan Laliasa, Siti Aminah Porosi, Parinringi, Azis Tondrang, Weni, Sainal Kamase, Mardi Santosa, Mustakin, Yusuf Tawulo); entrepreneur (Andi Hasbullah Moita, Yusuf Tawulo, Surunuddin Dangga); akan menjadi kekuatan guna mempengaruhi pilihan konstituen. Selanjutnya Candidat personality mengacu pada sifat-sifat pribadi yang penting yang dianggap sebagai karakter kandidat. Beberapa sifat yang merupakan candidate personality adalah artikulatif, welas asih, stabil, energik, jujur, tegar, dan sebagainya. Keseluruh sifat-sifat pribadi tersebut akan dibuktikan oleh ke delapan pasangan calon melalui track record yang disinergikan dengan kemampuan mengaktualisasikan pendekatan komunikasi politik (ethos, pathos, logos) pada saat kampanye politik dan debat terbuka tanggal 19 Pebruari 2012. Kemudian, Personal events mengacu pada kehidupan pribadi dan peristiwa yang pernah dialami secara pribadi oleh seorang kandidat, misalnya skandal seksual, skandal hukum, bisnis,

Pemimpin Umum : Milwan Lukman Pemimpin Redaksi : La Ode Diada Nebansi Redaktur Pelaksana : Ruslan Amrullah, Manan Rachman Koordinator Liputan : Abdi Mahatma Sekretaris Redaksi : Ariyani Arifin Dewan Redaksi : PP. Bittikaka, Benyamin Bittikaka, Milwan Lukman, M. Djufri Rachim, Sawaluddin Lakawa, Hasanuddin, Muhammad Sjaiful Redaktur : Luther Bittikaka, Awal Nurjadin, Darwin Sihombing, Emilia Ningsih, Yenni Yusuf Reporter : Sulis Setiarini, Linri Merinda, Arifuddin, Ulfah Sari Sakti, Sarfiayanti • Koresponden : Awaluddin Usa (Raha-Muna), Syamsuddin (Baubau-Buton), Eritman Rahmat (Kolaka-Kolaka Utara), Hasruddin Laumara (Konawe), Herman (Konsel), Nuryadi (Bombana) La Ode Iman (Jakarta) • Fotografer : Suwarjono • Desain Grafis : Muh Hajar Siddiq • Karikatur : Arham Rasyid • Teknologi Informasi : Muh. Sahdar • Pracetak Iklan: Muhrisan (koordinator) • Pracetak Redaksi : Gunawan Candra (koordinator), Yusri Zubair, Samiruddin, Agus Setiawan • Ombudsman : M Djufri Rachim (Ketua), Ariyani Arifin (Sekretaris), Muhammad Sjaiful

prestasi, dan sebagainya. Kita berharap bahwa kedelapan pasangan calon Bupati/Wakil Bupati Konawe memiliki personal event dengan aura positif yang dapat membawa kesejahteraan Konawe lebih baik. Kita tidak ingin memilih pemimpin Konawe dengan aura negatif seperti Bupati Garut Aceng Fikri dengan kasus kawin siri; Bupati Buol Amran Batalipu dengan kasus korupsi, dan Bupati Alberth Torey Bupati Teluk Wondama Papua Barat dengan kasus narkoba. Dengan demikian pendekatan rasional mengantarkan kepada kita pada kesimpulan bahwa para pemilih benar-benar rasional. Para pemilih melakukan penilaian yang valid terhadap visi, misi, program kerja dan citra kandidat. Pemilih rasional memiliki motivasi, prinsip, pengetahuan, dan informasi yang cukup. Tindakan mereka bukanlah karena faktor kebetulan ataupun kebiasaan dan tidak semata-mata untuk kepentingan sendiri, melainkan juga untuk kepentingan umum, menurut pikiran dan pertimbangan logis. 2. Pemilih kritis adalah pemilih yang akan selalu menganalisis kaitan antara idiologi partai dengan kebijakan yang akan dibuat. Pentingnya ikatan ideologis membuat loyalitas pemilih terhadap sebuah partai atau seorang kontestan cukup tinggi dan tidak semudah ‘rational voter’ untuk berpaling ke partai lain. Pada aspek ini partai punya peran tanggungjawab memenangkan pasangan yang diusungnya. Menilik komposisi dukungan Parpol terhadap kandidat pasangan Bupati dan Wakil Bupati Konawe, nampaknya terdistribusi secara merata pada parpol yang lolos electoral reshold Pemilu 2009. Hal ini berbeda dengan pemilukada di daerah lain dimana partai-partai besar cenderung membangun koalisi untuk memenangkan figur dan kandidat calon tertentu. Dukungan Partai Demokrat terhadap pasangan Pro-Masmudtakin, PAN untuk pasangan Berkesan, Partai Hanura dan PKB bagi pasangan Ilham, PDIP buat pasangan Sultan serta Partai Golkar dan PKS pro pasangan Srasi, menunjukkan parpol pendukung terdiferensisi pada masing-masing kekuatan ideologi, kapital partai, militansi, visi/misi, dan kapasitas figur yang diusung. Hanya partai-partai yang memiliki pengalaman dan resources yang memadai yang dapat memenangkan pemilukada Konawe 24 Pebruari 2013. Selain itu kemenangan partai dalam mengawal calonnya akan menjadi starting point menjelang Pemilu Legislatif tahun 2014. 3. Pemilih Tradisional adalah pemilih yang mengutamakan kedekatan sosial-budaya, nilai, asal-usul, paham dan agama sebagai indikator untuk memilih sebuah partai politik maupun seorang figur/kandidat. Tipologi ini hampir menguntungkan semua pasangan calon. Pasangan Ilham merupakan kontestan wakil dari Lambuya dan Sampara, pasangan Pro-Masmudtakin mewakili wilayah Anggaberi dan Tongauna, pasangan Yuaz adalah representasi Pondidaha dan Wawotobi, pasangan

Sultan adalah competitor dari Konawe dan Latoma/Asinua, pasangan Hasmar simbol suku Bugis/Tolaki dan Jawa, pasangan Berkesan koalisi Amonggedo dan etnis Bugis, pasangan Wekoila berasal dari Wawotobi dan Bondoala/Kapoiala, dan pasangan Srasi wakil dari Wonggeduku dan Abuki/Wawotobi. Inilah yang sangat menarik untuk ditunggu, apakah asal-usul calon secara geografis/suku/agama berkorelasi dengan signifikansi perolehan suara didaerah asalnya, atau justru kalah karena kelihaian calon lain untuk menarik simpati konstituen dengan pendekatan rasional, kritis, dan pragmatis. 4. Pemilih pragmatis adalah pemilih yang dipengaruhi oleh pertimbangan untung dan rugi. Suara mereka akan diberikan kepada kandidat yang bisa mendatangkan keuntungan sesaat secara pribadi kepada mereka. Biasanya pemilih tidak begitu peduli dan sama sekali tidak kritis dengan integritas dan visi misi yang di bawa kandidat. Kategori pemilih inilah yang paling riskan dan beresiko karena akan menghasilkan dua konsekuensi: Pertama, konstituen mendorong kandidat/figur Bupati/Wakil Bupati untuk melakukan money politic berbungkus filantropi sosial. Kedua, pilihan konstituen hanya memberi keuntungan jangka pendek karena figur yang dipilih ketika menang berpotensi melakukan korupsi dan kolusi guna mengembalikan cost politic yang dikeluarkan ketika Pemilukada Epilog Dalam berbagai diskusi, analisa, dan hasil survei menunjukkan bahwa Pilkada Konawe sangat berpeluang dilakukan dalam dua putaran. Namun menurut asumsi penulis, pilkada 2 putaran akan menghasilkan ekses : a. Pilkada putaran kedua akan membebani APBD Kabupaten Konawe. Akan lebih bijak dan realistik jika anggaran pilkada putaran kedua diporsikan untuk pembangunan, kesejahteraan, dan kemaslahatan rakyat Konawe; 2. Pilkada putaran kedua memberi peluang, terjadinya caretaker PJ. Bupati, karena hampir dipastikan pasangan calon yang kalah diputaran pertama akan membawa hasil Pilkada diselesaikan melalui sengketa Mahkamah Konstitusi (MK). Ini belum termasuk anggaran pilkada putaran kedua, apakah telah tersedia atau tidak. Jika tidak masih harus menunggu pada ABPD perubahan 2013. Memastikan hasil Pilkada tanggal 24 Pebruari apakah satu putaran atau dua putaran adalah hal sangat menarik, karena masyarakat akan menunggu dan melihat (weat and see) siapa nakhoda Konawe lima tahun kedepan. Kita berharap pemilih (konstituen) akan menggunakan hak pilihnya berdasarkan tipologi pemilih (voting behavior). Kita berkeyakinan masyarakat Konawe akan berbondongbodong ke TPS untuk menggunakan hak pilihnya berdasarkan rasio dan nurani guna memilih pemimpin yang amanah, merakyat, adil, inovatif, transpormatif, solutif, bebas dari korupsi, kolusi, dan nepotisme, serta menjadi milik semua rakyat, bukan milik kelompok tertentu. Cand. Doktor Sosiologi Politik UNM & Dosen FISIP Unhalu

Pembina : HM Alwi Hamu, PP.Bittikaka, H.Syamsu Nur • Komisaris Utama : H.Ridwan Arif • Komisaris : Jerry Bittikaka, Denny Ari, Benyamin B, Purwanto Sanam • Direktur Utama : Milwan Lukman • Direktur : Haeruddin • Wakil Direktur Bisnis : Hasanuddin • Wakil Direktur Produksi & PSDM : Sawaluddin Lakawa • Manager Keuangan : Agus Tranhadi • Manager Iklan/Sponsorship : Nursyamsi Abidin• Manager Event & Promosi : Muhammad Akhbar • Manager Sirkulasi : Victor Bittikaka• Manager Umum : St.Ganefo • Manager Personalia/Legal : Marjani • Asisten Manager : Paulina Tambing (Keuangan), Ratna Sari (Sirkulasi) • Percetakan : PT Fajar Utama Intermedia Cabang Kendari • Penerbit : PT Media Kita Sejahtera, SIUPP : SK/Menpen No.191/SK/Menpen, SIUPP/B.I/1986/Tanggal 25 Juni 1986 No.131/Ditjen PPG/K/1995 Tanggal 3 Agustus 1995, No 42/Ditjen/PPG/K/1996 Tanggal 12 April 1996, Terbit Sejak Tanggal 6 Juni 1970. Alamat Redaksi / Tata Usaha : Jl. Malik Raya No. 50 Telp. Red. : (0401) 3126513 • Faks. Red. : (0401) 3126512, Faks. Bisnis & Keuangan : (0401) 3123771 • e-mail : bumianoa@gmail.com (0401)-3126515, Telp. Iklan : (0401)-3126110, Sirkulasi : (0401)-3126515, Fax (0401)-3126512. Alamat Biro : BAUBAU: Jl. Imam Bonjol No. Tlp (0402)2826129/085241854000 • Radar Kolaka : Jl. Sutomo • Alamat Agen: RAHA: Jl. Lakilaponto, Tlp (0403)-21538 • POMALAA: Jl. Nusantara No. 28 Tlp.(0405)-310105 • KONAWE (Unaaha): Halide, Jl. Sandela No.129 Tlp.(0408)-21506 • BOMBANA (Rumbia): Tajudin Tlp/HP:085241659216, Aswin HP:085241605817 • Kota Kendari : KAMPUNG SALO: Mintarsih • SODOHOA: Hamisu, Tlp. 3125723 • TIPULU: Yusuf Tumora, Tlp.3127924 • WUAWUA: Rusli, Tlp.3193008 • MANDONGA: Theresia, Tlp.3122393 • PUWATU: Usman, Tlp. 3007069 • PERUMNAS: Incang, Tlp.3192061 • ANDUONOHU: Maxi, Tlp.3125474 • Bank: BRI Cabang Kendari: 2.0192.01.008593.50.1 (BRITAMA) • Alamat Perwakilan : • JAKARTA : Doedoe, Graha 19 Fajar Group, Jl. Kebayoran Lama pal 7 No.17 Jakarta Selatan, Tlp/HP 081316555912 • SURABAYA : Jl. Basuki Rachmad 129 - 137, Gedung Mandiri Lantai 5/ Ruangan 501 Surabaya, Telp. (031) 5465239, Fax: (031) 5323674 • MAKASSAR : Dravida, Toddopuli VI, Jl. Borong Indah, Perumahan Mutiara Panakukang No.18 Makassar, Tlp/HP 085241961700 • Biro Baubau-Buton-Wakatobi : Syamsuddin • Radar Kolaka : — • Harga Langganan : Kota Kendari Rp 97.500/Bulan, Luar Kota: Rp 100.000/Bulan termasuk ongkos kirim, Eceran dalam Kota : Rp 4.500,-/Eksp • Eceran Daerah : Rp. —,-/Eksp.


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.