epaper_edisi_30_november_2012

Page 1

2

JUMAT

30 November 2012

K-CONK MANIA

KM/AHMAD BAIQUNI

WAKIL BANGKALAN: Anggota K-Conk Mania berpose di dalam gerbong kereta api Pasundan yang membawa mereka ke Bandung sesaat kereta api sebelum berangkat dari Stasiun Surabaya Gubeng.

16 Jam Menuju Bandung BANGKALAN-Jarak tidak lagi menjadi halangan bagi suporter Madura untuk memberikan dukungan kepada klub kebanggaannya. Hal tersebut ditunjukkan oleh K-Conk Mania, komunitas suporter asal Bangkalan yang rela menempuh perjalanan selama 16 jam dengan menumpang kereta api menuju Bandung untuk mendukung perjuangan Persepam Madura United (P-MU) yang berlaga di Inter Island Cup (IIC) 2012. Berangkat pukul 06.00 dari Stasiun Surabaya Gubeng, Mimit dan kawan-kawan menumpang kereta api Pasundan jurusan Surabaya-Bandung. Rombongan K-Conk Mania baru menjejakkan kaki di Stasiun Kiara Condong Bandung pukul 22.00. Suasana ramai terdengar dari gerbong yang ditempati suporter Madura tersebut. Bahkan tak jarang kejailan muncul di antara sesama anggota. Meskipun harus menempuh perjalanan panjang yang cukup melelahkan, namun saat tiba di stasiun tujuan, semua rasa tersebut mendadak hilang ketika serombongan suporter beratribut biru-biru menyambut kedatangan K-Conk Mania. Mereka dari komunitas Viking, suporter fanatik Persib Bandung yang dipercaya menjadi tuan rumah grup B IIC 2012. Tergolong sebagai kelompok suporter baru, namun K-Conk Mania tidak terlihat canggung. Viking dan K-Conk Mania sudah membina hubungan baik sejak beberapa tahun terakhir. Apalagi hampir seluruh anggota KConk Mania juga tergabung dalam Bonek Mania yang bersahabat dengan Viking. Diantar anggota Viking, rombongan K-Conk Mania melanjutkan perjalanan menuju penginapan yang sudah ditetapkan. ”Alhamdulillah akhirnya K-Conk Mania sampai juga di Bandung. biasanya yang sering datang silaturrahmi ke sini cuma Bang Mimit, tapi sekarang kawan-kawan yang lain pun ikut. Kami senang dengan kedatangan saudara muda kita dari madura ini. Semoga hubungan baik ini bisa terus terjalin,” tutur Aris Primat, Korlap Viking. Hari ini, Viking berencana akan mengadakan pertemuan dengan ketiga suporter tamu, antara lain: Gabus Mania (Persidafon), Ultras Mania (Gresik), dan K-Conk Mania. Dalam pertemuan tersebut akan dibahas mengenai teknis penonton, tiket, dan lain-lain. (bai/rr)

KM/AGUS JOSIANDI

PREVENTIF: Anggota Polres Bangkalan melakukan sidak di salah satu SPBU di wilayah Kecamatan Kota Bangkalan untuk mengantisipasi penimbunan pasca terjadinya kelangkaan BBM.

Polisi Sidak SPBU

Antisipasi Penimbunan BBM

BANGKALAN-Kendati sudah tidak tampak lagi antrean panjang di beberapa Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) yang berada di wailayah Bangkalan, kecemasan terkait kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) jenis premium dan solar masih dirasakan seluruh masyarakat hingga kini.

Mengantisipasi adanya SPBU nakal yang sengaja menimbun BBM untuk keuntungan pribadinya, aparat Kepolisian Resor Bangkalan melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke sejumlah SPBU di Bangkalan, Kamis (29/11). Petugas seakan tidak ingin kecolongan meski pasokan BBM jenis premium dan solar dari Depo Pertamina di Camplong Sampang sudah kembali normal. Sidak dari kepolisian tersebut sempat membuat kaget sejumlah konsumen

yang sedang mengisi BBM untuk kendaraannya, tidak terkecuali petugas SPBU dan pengawasnya. Kepala Satuan Sabhara Polres Bangkalan, Ajun Komisaris Polisi Sunarto, menjelaskan bahwa tujuan sidak ke sejumlah SPBU di Bangkalan untuk mengantisipasi adanya kemungkinan penimbunan oleh sejumlah oknum. ”Ini kami lakukan sebagai langkah antisipasi sekaligus mencegah kemungkinan ter-

jadinya penimbunan BBM, khususnya pasca terjadinya kelangkaan di Pulau Madura, beberapa waktu lalu. Adapun sidak SPBU seperti ini akan kami lakukan di semua SPBU yang ada di Bangkalan,” ujar perwira dengan pangkat tiga balok di pundaknya tersebut. Terkait hasil sidak, Sunarto mengaku masih belum menemukan SPBU ‘nakal’ yang menimbun BBM jenis premium dan solar. ”Sejauh ini kami masih belum menemukan adanya pelanggaran. Kami berharap

Todong Polisi dengan Airsoft Gun, Dibui

SUB PIN DIFTERI Terjunkan 500 Dokter dan Bidan BANGKALAN-Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bangkalan memperpanjang kegiatan imunisasi tambahan atau sub PIN difteri terhadap anak dengan harapan anak-anak Bangkalan bebas dari penyakit difteri. Sebanyak 500 tenaga medis seperti dokter dan bidan diterjunkan untuk imunisasi tambahan tersebut. Tidak hanya itu, sebanyak 274 orang pegawai negeri sipil di lingkungan Dinas Kesehatan Pemkab Bangkalan juga dilibatkan untuk menyukseskan program tersebut. ”Kami memperpanjang pelaksanaan imunisasi tambahan atau sub PIN difteri,” terang Kepala Dinkes Bangkalan, Ahmad Aziz, Kamis (29/11). Akhir-akhir ini difteri menyerang anakanak di beberapa daerah di Indonesia. Bahkan, pemerintah pernah menetapkan status kejadian luar biasa (KLB) ketika jumlah penderita difteri melampaui batas normal. Ia menjelaskan, sebelumnya Pemkab Bangkalan pernah melakukan imunisasi tambahan pada 12-24 November. Saat itu target yang ingin dicapai sebanyak 203 ribu sasaran, tapi hanya tercapai 180 ribu sehingga pihaknya memperpanjang waktu untuk imunisasi tambahan selama satu minggu. ”Tidak tercapainya target pelaksanaan sub PIN difteri, karena medan yang sulit dan kesadaran masyarakat akan pentingnya imunisasi tambahan kurang. Sehingga tidak mencapai target yang telah ditentukan,” ucapnya. Ia menambahkan, banyak orang tua yang menolak ketika anaknya hendak disuntik oleh petugas. Mereka khawatir jika anaknya disuntik akan terjadi sesuatu. Padahal dengan dilakukan suntik ini bisa menambah kekebalan tubuh pada anak. ”Para orang tua takut jika anaknya disuntik imunisasi tambahan suhu tubuh anaknya akan panas. Namun tidak semua anak yang disuntik badannya panas. Imunisasi tambahan ini juga kesehatan si anak,” paparnya.(ful/rr) Email Redaksi: kabarmaduranews@gmail.com

jika ada temuan untuk kasus penimbunan BBM, masyarakat segera melaporkan kepada kepolisian,” ujarnya. Ia menambahkan, dari pantauan anggotanya sejauh ini kondisi sudah kondusif dan stok BBM jenis premium dan solar di beberapa SPBU sudah kembali normal. Namun Sunarto tetap akan menggerakkan jajarannya melakukan sidak ke sejumlah SPBU sebagai bentuk antisipasi agar tidak terjadi penimbunan pasca kelangkaan BBM. (jos/rr)

KM/AGUS JOSIANDI

3 TAHUN: Munif yang menjadi terdakwa kasus kepemilikan narkoba jenis sabu merasa dijebak oleh rekan-rekannya.

Nyabu, Divonis 38 Bulan BANGKALAN-Nasib sial menimpa Moh Munif, warga Kecamatan Arosbaya, yang harus menjalani hidupnya di dalam penjara untuk 38 bulan ke depan lantaran kepergok polisi saat mengkonsumsi narkoba jenis sabu. Ia mengaku dijebak oleh kawan-kawannya yang mengajaknya pesta sabu. Dalam pengakuannya Munif sudah lama berhenti menjadi pecandu sabu sejak pulang dari Jakarta, beberapa waktu lalu. Rabu (8/8) menjadi malam naas bagi Munif. Sekira pukul 23.30 ia diajak seorang wanita bernama Novi untuk pesta sabu di Kecamatan Bancaran bersama

rekan-rekannya yang lain. Setelah membeli sabu dari seorang pengedar bernama Jay yang tinggal di Desa Rabesan, Kecamatan Socah, ia diantar Jay berangkat menuju Bancaran. Sebelum sampai di tempat yang dituju, Munif diminta Jay untuk berjalan sendiri menemui Novi dengan alasan Jay tidak mau ikut pesta. Tidak lama berselang, Munif tibatiba ditangkap aparat kepolisian dengan barang bukti 0,5 gram sabu. Munif merasa menjadi korban karena dijebak karena sudah sekian bulan tidak berkomunikasi dengan Novi, perempuan yang dikenalnya dari seorang

rekannya tersebut. Namun tibatiba malam itu Novi mengajaknya pesta sabu bersama. Kejanggalan kedua dalam pembelaan Munif, Jay yang merupakan pengedar menyuruhnya mengantarkan sendiri barang haram tersebut hingga pada akhirnya disergap dan diproses secara hukum. Setelah sempat tertunda beberapa kali, akhirnya majelis hakim PN Bangkalan menjatuhkan vonis hukuman penjara selama 38 bulan. Putusan mejelis hakim lebih ringan 12 bulan dari tuntutan jaksa penuntut umum yang menuntut terdakwa dengan hukuman penjara selama 50 bulan. (jos/rr)

BANGKALAN-Inilah yang terjadi jika orang awam memengang senjata. Sedikit saja emosinya terpancing maka boleh jadi main todong seenaknya. Lutfi, pria yang mengaku dirinya sebagai anggota Persatuan Menembak Indonesia (Perbakin) harus menjadi pesakitan di Pengadilan Negeri (PN) Bangkalan garagara menodong seseorang dengan senjata airsoft gun saat terjadi cekcok. Pertengahan Agustus lalu, saat sedang melintas di salah satu traffic light dekat Masjid Agung Bangkalan, Lutfi terlibat cekcok mulut dengan seseorang bernama Supriyandi yang belakangan diketahui merupakan anggota kepolisian. Berdasar keterangan Lutfi saat persidangan di PN Bangkalan, dijelaskan bahwa saat itu ia sedang mengendarai motor dan Supriyandi menumpang mobilnya. Saat berhenti di traffic light, tanpa alasan jelas Lutfi memainkan gas kendaraannya. Hal inilah yang menyulut emosi Supriyandi hingga turun dan menegurnya. Merasa tidak terima den-

gan perlakuan Supriyandi, Lutfi pun melawan dengan menodongkan sebuah senjata pistol yang kemudian diketahui hanyalah senjata airsoft gun. Lutfi mengaku sebagai anggota Perbakin dan menggunakan senjata mainannya tersebut untuk latihan dalam komunitasnya. Senjata airsoft gun seharga Rp4 juta yang baru dimilikinya selama empat bulan tersebut dimiliki Lutfi sejak 2009 ketika kali pertama tercatat sebagai anggota Perbakin. Beruntung Lutfi berdamai dengan Supriyandi sehingga dalam persidangan Lutfi hanya diancam pasal 335 Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) tentang Perbuatan Tidak Menyenangkan. Dalam sidang pembacaan vonis, Kamis (29/11), Lutfi yang pernah dihukum dua bulan tahanan untuk kasus yang sama tersebut, dijatuhi hukuman 16 minggu tahanan oleh majelis hakim. Hukuman tersebut lebih ringan dari tuntutan jaksa penuntut umum, yakni lima bulan kurungan penjara. (jos/rr)

KM/AGUS JOSIANDI

GAGAH-GAGAHAN: Lutfi, anggota Perbakin, duduk di kursi pesakitan Pengadilan Negeri Bangkalan gara-gara aksi sok jagoan dengan membawa senjata airsoft gun.


JUMAT

3

30 November 2012

MUSIM PENGHUJAN

Tujuh Desa-Kelurahan Rawan Banjir SAMPANG-Memasuki musim penghujan, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sampang Imam Sanusi, Kamis (29/11) mengatakan, di daerahnya, ada 3 desa, dan 4 kelurahan yang masih rawan banjir. Ketujuh desa dan kelurahan itu adalah, Desa Tanggumong, Gunung Maddah, dan Pasean; serta Kelurahan Dalpenang, Gunung Sekar, Rongtengah, dan Polagan. “Di Sampang yang masih rawan banjir ada 3 desa, dan 4 kelurahan. Bencana banjir memang sudah menjadi langganan Kabupaten Sampang, seperti halnya terjadi pada tahun kemarin, yang sedikitnya sudah 5 kali menggenangi kawasan tersebut,” Daerah yang berpoujarnya. tensi banjir itu semua Lebih lanjut berada di kawasan Imam menjelasKecamatan Kota kan, banjir yang Sampang sendiri, melanda setiap karena Kecamatan t a h u n t e r s e b u t , Kota Sampang merubiasanya terjadi pakan dataran rendi kawasan Kecadah, jadi air mudah matan Sampang. tergenang.” Hal itu karena daerah kota menIMAM SANUSI jadi perlintasan Kepala BPBD Kali Kemuning, Kabupaten dan termasuk Sampang dalam kategori dataran rendah “Daerah yang berpotensi banjir itu semua berada di kawasan Kecamatan Kota Sampang sendiri, karena Kecamatan Kota Sampang merupakan dataran rendah, jadi air mudah tergenang,” jelasnya. Untuk menaggulangi permasalahan tersebut, Imam mengatakan, pihaknya sudah bekerja sama dengan Dinas PU Pengairan, untuk melakukan pengerukan di bantaran Kali Kemuning, sehingga dapat menekan debit air saat turun hujan. Namun ketika disinggung soal kesiapan penanggulangan bencana, manakala terjadi banjir, Imam mengungkapkan kondisi yang mengenaskan. BPBD Sampang, ujarnya, hanya dapat menyediakan 3 perahu karet. Yang satu milik kami sendiri, dan 2 yang lainnya milik Satuan Polisi Pamong Praja,” pungkasnya. (fan/yoe)

KM/FANDRI ARDIANSYAH

MENYEDIHKAN: Salah satu keluarga pasien RSUD Sampang menunjuk bentangan kawat berkarat yang melintang di atas bed rawat inap pasien. Kawat itu untuk menggantung botol infus, bukan untuk menjemur pakaian.

Gantungan Infus, Kawat Berkarat Pasien Jamkesmas Merasa Dianaktirikan SAMPANG-Pasien Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sampang harus banyak-banyak menyimpan rasa sabar jika harus berobat kesana, terutama bagi pemegang kartu Jamkesmas. Pasalnya, minimnya fasilitas yang diberikan kepada pasien jenis ini bisa membuat tekanan darah mendadak naik. Keluhan yang selalu dis-

ampaikan pasien terhadap pelayanan manajemen rumah sakit tidak pernah dihiraukan. Salah satu yang mengeluhkan adalah salah seorang kerabat pasien, Ryan, warga asal Jrengik yang mengaku heran dengan fasilitas tiang untuk infus, diganti dengan kawat yang dibentangkan. Kawatnya sendiri terlihat sudah karatan. “Mirip kawat jemuran,” katanya, Kamis (29/11). Tidak hanya infus, terkadang ada seprai dan selimut kotor yang membuat pasien yang

dirawat menjadi tidak nyaman. Selain itu, pasien dan keluarganya mengeluhkan fasilitas kamar mandi yang belum optimal, bahkan terkadang tidak tersedia air bersih. Kondisi ini membuat pasien lebih suka memilih rawat jalan ketimbang rawat inap. “Parah sekali kondisi rumah sakit di Sampang ini,” keluhnya. Dia menyayangkan karena pasien adalah orang yang perlu mendapatkan perawatan ekstra dan khusus. Yang lebih mengecewakan, ternyata aduan pasien maupun keluarganya

tidak pernah ditanggapi serius oleh pihak rumah sakit. Ryan mengatakan manajemen selalu berjanji untuk melakukan perbaikan, namun kenyataan berkata lain. “Jawabannya akan segera ada perbaikan. Namun sampai sekarang hal tersebut belum mendapatkan tanggapan yang pasti, dan rumah sakit selalu dalam keadaan rusak dan kotor,” tandasnya. Saat dikonfirmasi Kabar Madura, Humas RSUD Sampang dr. Yuliono mengatakan pelayanan disesuaikan dengan kelasnya

masing-masing. Dia mencontohkan ruang Anggrek memang diperuntukkan bagi pasien yang memegang kartu jamkesmas atau jamkesda. Oleh karena itu, infus pasien hanya digantungkan pada seutas kawat yang dibentangkan di atas tempat tidur. Selain itu, dia beralasan ruangan yang terlalu sempit tidak memungkinkan menggunakan tiang khusus infus. “Kalau dipaksakan untuk dipakai akan berbenturan mas, karena di ruangan tersebut ada 5 tempat tidur,” kelitnya. (fan/sit)

Opal Jadi “Mainan” Oknum PLN SAMPANG-Puluhan omak (rumah, red) warga Kecamatan Omben bakal dilanda kegelapan, begitu tim OPAL (Operasi Penertiban Aliran listrik) PLN Kabupaten Sampang menjalankan tugas mereka. Hal itu sangat diresahkan oleh warga, seiring seringnya terjadi pemadaman aliran listrik tanpa pemberitahuan terlebih dahulu. Terkait rencana PLN tersebut, Nur Hasan, salah satu warga Omben mendatangi kantor PLN Sampang, kemarin (29/11). Dia berniat menanyakan dan mengklarifikasi mengenai kabar tentang OPAL yang diduga ilegal atau keluar dari konteks prosedur itu. Nur Hasan ditemui langsung oleh Manager PLN Rayon Sampang Hanji Edo Purnomo. “Saya cuma ingin menanyakan terkait adanya Opal di kecamatan omben,” ungkap Nur Hasan, yang juga anggota LSM LIRA (Lumbung Informasi Rakyat) itu. Sekadar diketahui, PLN memang berencana menggelar Opal di beberapa desa, di Kecamatan Omben, antara lain, Desa Kamondung, Desa Meteng, dan Desa Temoran. Rencana PLN itu, membuat warga kesal dan menganggap Opal tersebut ilegal. Menurut Nur Hasan, banyak kejanggalan di balik Opal yang sudah pernah digelar di desa lain. “Saya sangat kecewa atas adanya permainana oleh salah satu oknum PLN yang menyidang di tempat tanpa adanya surat penugasan resmi dari pihak PLN. Dan sudah banyak warga

KM/FANDRI ARDIANSYAH

DICURIGAI: PLN Sampang ini diduga menjadi sarang petugas nakal PLN yang suka bermain-main dalam Opal, sehingga merugikan masyarakat.

yang di permainkan seperti itu,” imbuhnya. Menanggapai hal tersebut Manager PLN Sampang langsung menepis isu tentang adanya oknum petugas PLN seperti yang diungkapkan Nur Hasan. “Memang pihak kami akan melayangkan surat kepada pelanggana yang sudah kami tegur karena sering ketahuan mengambil listrik tanpa izin. Biasanya kami selalu meminta aparat kepolisian untuk

membantu dan mendampingi terkait Opal,” ungkapnya. Lebih lanjut Edo menambahkan, jika ada oknum yang melakukan pelayanan di luar prosedur dirinya, akan memberikan sanksi tegas kepada oknum tersebut, sesuai ketentuan yang berlaku, “Kami akan menindak lanjuti info terkait oknum petugas PLN, yang bermain dalam Opal tersebut. Dan jika terbukti akan kami pecat oknum tersebut,” tandasnya. (fan/yoe)

Orang Miskin Naik 30 Persen SAMPANG -Program pengentasan kemiskinan yang dibuat oleh pemerintah kabupaten setempat patut dipertanyakan. Bukannya turun, jumlah orang miskin malah bertambah 30 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Khusnul, bagian neraca analisa Badan Pusat Statistik (BPS) mengatakan, Sampang masih menjadi daerah tertinggi di Jawa Timur perihal masyarakat miskin. Berdasarkan laporan yang ada, tahun 2011 jumlah penduduk miskin mencapai 267.429 jiwa dari jumlah penduduk 877.772 jiwa. “Untuk ukuran rumah tangga angka kemiskinan juga bertambah 25 persen menjadi 216.737 rumah tangga,” katanya, Kamis (29/11). Banyaknya program pemerinEmail Redaksi: kabarmaduranews@gmail.com

tah dalam upaya mengurangi angka kemiskinan belum bisa menunjukkan angka penurunan yang signifikan. Sebaliknya, yang membuat miris adalah kenyataan bahwa jumlah orang miskin malah semakin bertambah. Diakuinya ada ketidakterbukaan masyarakat ketika ditanya mengenai pendapatannya. Oleh karena itu, BPS menggunakan strategi perhitungan pengeluarannya dan sementara rata-rata cukup besar dibandingkan dengan pemasukannya. BPS Sampang mengaku sudah melakukan survei setiap triwulan atau empat kali setahun. Salah satu indikator naiknya jumlah orang miskin di Sampang adalah meningkatnya permintaan bantuan beras untuk orang miskin

(raskin). Untuk program raskin jumlah rumah tangga miskin yang menerima diperkirakan sebanyak 25 persen. “Meskipun mereka terlihat punya berbagai barang sekunder seperti handphone atau sepeda motor tapi kalau di setiap desa masih banyak yang menerima raskin berarti masih banyak orang miskinnya,” tegasnya. Menurutnya ada hal yang mempengaruhi terhadap terjadinya peningkatan angka kemiskinan meski pemerintah sudah banyak mengelontorkan dana untuk pengentasan kemiskinan. “Jika dilakukan dengan benar program pemerintah dalam penuntasan kemiskinan pasti berpengaruh terhadap turunnya angka kemiskinan” kata Khusnul. (waw/sit)


4

JUMAT

30 November 2012

Pemkab Dituding Main-main Terkait Banyaknya Tanah Belum Disertifikat

Disapu Puting Beliung, 12 Rumah Berantakan KM/FATHOR RAHMAN

RATA DENGAN TANAH: Salah satu rumah yang diamuk angin puting beliung terlihat porak-poranda.

PROPPO-Hujan tak terlalu deras namun disertai angin putting beliung membuat sejumlah rumah di Dusun Bringin Laok, Desa Bringin, Kec Proppo porak-poranda. Sebanyak 12 rumah yang terbuat dari bambu tersebut nyaris tak berbentuk setelah diterjang puting beliung, Selasa dua hari lalu. “Padahal hujannya tidak begitu besar pak, tapi angin puting beliung tiba-tiba datang dari arah

utara, dan menghantam rumah saya hingga berantakan,” tukas salah satu pemilik rumah yang rata dengan tanah, Timbul Sukaryo saat ditemui Kabar Madura (29/11) kemarin. Timbul menambahkan, bukan hanya rumahnya yang berantakan, tapi juga ada beberapa rumah lain. Beruntungnya, tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut, hanya kerugian material akibat

amukan angin kencang tersebut. Sebanyak 12 rumah yang menjadi amukan puting beliung semuanya ada di desa Bringin. Dari 12 rumah yang terkena puting beliung tersebut, hanya dua rumah yang keadaannya sampai memprihatinkan. Sedangkan 10 rumah lainnya, hanya mengalami beberapa kerusakan saja seperti bagian atapnya yeng terlihat hancur tapi keadaan bangunannya

masih tegak berdiri. Semantara itu, satu rumah lainnya yang juga rata dengan tanah yaitu disebelah utaranya rumah Timbul Sukaryo, hanya berjarak beberapa meter saja. “Untungnya rumah ini tidak sampai menimpa orang tua saya, karena orang tua saya langsung keluar”, terang Afsar, anak salah satu rumah yang rata dengan tanah. (ong/zis)

PAMEKASAN-Masih banyaknya tanah milih pemkab yang belum di sertifikat direspon miring oleh wakil rakyat Pamekasan. Sebab hal itu menjadi pemicu terjadinya konflik antara warga dengan pihak pemkab itu sendiri. “Itu merupakan sebuah bentuk kelalaian dari pemerintah, semestinya semua tanah milik pemkab itu disertifikasi biar tidak menjadi pemicu terjadinya konflik atau sengketa dengan masyarakat”, tegas Wakil DPRD Kabupaten Pamekasan Hairul Kalam kepada Kabar Madura, Kamis (29/11) kemarin. Ia menegaskan, pada tahun 2006 pihak DPRD telah merekomendasikan kepada pemkab untuk mensertifikat tanah milih pemkab secara massal, namun hal itu tidak di dengarkan oleh pemkab. “Pada tahun itu DPRD telah meminta kepada pemkab untuk mensertifikat secara massal, namun kenyataannya hingga kini belum optimal, ini menunjukkan bahwa pemkab main main mengenai masalah ini”, tandasnya kepada Kabar Madura. Pihaknya meminta agar

secepatnya pemkab menyelesaikan persoalan itu, tentunya itu dimaksudkan untuk menghindari polemik yang akan bergejolak di masyarakat itu sendiri. Yang lebih penting untuk diselesaikan lebih awal adalah pelayanan umum, seperti tanah yang ditempati puskesmas dan lembaga pendidikan. “Alasan yang disampaikan oleh pemkab mengenai sulitnya orang yang mengetahui sejarah tanah belum bersertifikat, itu hanya alasan saja, masa Pamekasan tidak punya peta asli, kan begitu”,beber politisi dari Partai Demokrat tersebut. Sebagaimana diketahui, tanah milik pemkab yang belum memiliki sertifikat sebanyak 499 bidang tanah dari 1,180 bidang tanah yang tersebar di seluruh wilayah di kabupaten Pamekasan dengan luas sekitar 63.288.266 meter. Sementara yang sudah resmi bersertifikat pemkab Pamekasan tercatat 681 bidang tanah. Kepala Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset (DPPKA) Kabupaten Pamekasan Taufikurrachman mengatakan, pihaknya sudah memaksimalkan sisa tanah yang belum bersertifikat tersebut. “Untuk masalah tanah tidak semudah seperti masalah lainnya, karena untuk mencari data yang sangat sulit”, katanya. (jck/zis)

Bupati Bantu Sarana Akhirat

TKI ILEGAL Tetapkan Tekong sebagai Tersangka PAMEKASAN-Polres Pamekasan menetapkan satu tersangka terkait dengan penahanan 21 orang yang hendak berangkat menjadi TKI di Malaysia, beberapa waktu lalu. Tersangka itu, seorang tekong, Ahmad Firdus. Ia ditetapkan sebagai tersangka karena hendak menyelundupkan TKI ilegal ke luar negeri. Ahmad Firdus alias Hanafi asal Desa Sana Laok, Kecamatan Waru, Pamekasan, resmi ditetapkan sebagai tersangka oleh pihak kepolisan, karena terbukti melanggar undang-undang (UU) Nomor 39 Tahun 2004 tentang Penempatan TKI di Luar Negeri dengan ancaman kurungan 4 tahun, maksimal 20 tahun. “Ahmad Firdus sudah resmi ditetapkan sebagai tersangka, yaitu setelah pihak kami memintai keterangan kepada sejumlah saksi. Saksi itu sendiri adalah TKI sebanyak 21 orang”, tukas Kabag Humas Polres Pamekasan AKP Siti Maryatun saat ditemui di ruangannya oleh Kabar Madura, Kamis (29/11). “Untuk sementara ini masih Ahmad Firdus alias Hanafi ini yang menjadi tersangka, namun kasus ini masih terus dikembangkan oleh pihak kami”, terang Kasatreskrim Polres Pamekasan, AKP Moh. Nur Amin, SH. Sekedar diketahui, petugas Polres Pamekasan mencegat 21 TKI ilegal ini di Desa Blumbungan, Kec Larangan. Mereka naik menggunakan bus mini dalam perjalanan menuju Bandara Juanda Surabaya. (ong/zis)

PAMEKASAN-Selain perhatian pada dunia pendidikan dan kesehatan, Bupati Dr Kholilurrahman juga sangat peduli terhadap keagamaan. Buktinya, satu-satunya pemimpin bergelar doktor di Madura ini, memberikan bantuan buat sarana akhirat, Kamis (29/11). Yakni, untuk pembangunan masjid, musala, pondok pesantren, dan yayasan se-Pamekasan. Kabag Kesra Pemkab Pamekasan, H Munafi, M.Pd, dalam sambutannya menjelaskan, bantuan tersebut diberikan pada 44 pondok pesantren/yayasan sebesar Rp 1, 65 miliar, 85 masjid senilai Rp 825 juta, 386 musala sebesar Rp 1,925 miliar. “Sumber dananya ialah APBD 2012. Ditujukan kepada pengasuh pesantren, takmir masjid dan masjid, dan pengurus yayasan se Pamekasan,” terangnya. Dalam kesempatan itu, hadir Ketua Komisi D DPRD, H Ma’mun, Bagian Humas dan Protokol, Bagian Kesejahteraan Masyarakat, dan para penerima bantuan. “Dengan adanya bantuan ini, diharapkan dapat menumbuhkan motivasi atau semangat untuk membangun serta mengelola tempat ibadah dengan baik,” terang Dr Kholilurrahman. Ditegaskan, untuk tahun lalu, pemberian bantuan tersebut dilakukan secara merata. Ada yang mendapat Rp 500 ribu, ada pula yang Rp 1 juta.

“Ketika dikaji dan dievaluasi, bantuan tersebut tidak mewujud hasil yang utuh. Akhirnya, saat ini dihapus lah bantuan yang bersifat merata. Tiada lain agar hasilnya tampak nyata dan mudah ditargetkan,” tegasnya. Atas kecerdasan Dr Kholilurrahman, dana yang dikucurkan ialah buat masjid Rp 10 juta dan musala Rp 5 juta. Sehingga, tolok ukurnya dapat dilihat secara nyata. Menurut bupati, bantuan tersebut ialah

sebagai cerminan Gerbang Salam. Pada kesempatan tersebut, bupati juga berharap Pamekasan bisa tetap kondusif. Menurutnya, mulai ada gerakan-gerakan kecil yang hendak mengusik kekondusifan tersebut. “Untuk itu, mari kita demokrasi secara dewasa. Hanya karena kepentingan pribadi, jangan sampai membuat masyarakat terganggu. Mari kita tanamkan spirit demokrasi yang sejuk,” tekannya.(anm/zis/adv)

KM/HAIRUL ANAM

PEMIMPIN IDEAL: Dr Kholilurrahman menyerahkan bantuan pada takmir masjid, pondok pesantren, yayasan, dan musala di Pendapa Ronggosukowati, Kamis (29/11).

KM/MARZUKIY

DESAK MUNDUR: Puluhan aktivis Kopajaa saat menyampaikan aspirasinya, Kamis (29/11).

Dituding ‘Mandul’, Kepala Satpol PP Didesak Mundur PAMEKASAN-Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Pamekasan Masrukin didesak mundur dari jabatannya. Sebagai aparat penegak peraturan daerah, ia dinilai sudah mandul alias tidak sanggup melaksanakan tugasnya. Desakan mundur tersebut disuarakan puluhan aktivis yang tergabung dalam Komunitas Parlemen Jalanan Mahasiswa (KOPAJA), Kamis (29/11) kemarin. Para aktivis tersebut menilai Masrukin, Kepala Satpol PP, tidak bisa menegakkan Itu berangkat dari banyaknya pedagang kaki lima yang masih menggunakan trotoar untuk berjualan. Bagi para aktivis yang tergabung dalam Kopajaa, ini Satpol PP tidak mempunyai taring dalam memberantas tempat tempat

karaoke yang masih marak di kota gerbang salam ini. “Sebagaimana yang telah diamanahkan oleh PP No 6 tahun 2010 bahwa tugas, fungsi dan kewajiban Satpol PP mempunyai tugas membantu kepala daerah untuk menciptakan kondisi daerah yang tentram dan kondusif. Namun nyatanya di kota gerbang salam Pamekasan tugas yang diemban oleh satpol PP tidak berjalan alias ompong”, teriak I’am Holil dalam orasinya, kemarin. Menanggapi tuntutan itu, Masrukin mengatakan, pihaknya berterimakasih atas masukan oleh peserta aksi. “Terimakasih kepada sahabat sahabat semuanya atas masukannya, dan kami akan memaksimalkan kinerja atas tuntutan yang disampaikan oleh adik adik”, ujar Masrukin. (jck/zis)

Bu Nima, Janda Empat Anak Kehilangan Rumah setelah Amukan Puting Beliung

Sempat Bikin Kerupuk sebelum Rumah Ambruk Dari belasan rumah di Dusun Bringin Laok, Desa Bringin, Kec Proppo yang rusak akibat amukan puting beliung, salah satunya rumah Buk Nima yang paling parah keadaannya, selain rumah milik Timbul Sukaryo. FATHOR RAHMAN, Proppo DERU angin terdengar begitu kencang di telinga. Bu Nima, salah satu warga Dusun Bringin Laok, saat itu sedang sibuk membuat kerupuk, yang menjadi salah satu andalannya mendapatkan pemasukan. Entah firasat

dari mana, Bu Nima langsung begitu saja meninggalkan ruang dapur rumahnya untuk pergi keluar rumah. Dan benar saja, tak lama rumah itu ambruk akibat amukan angin kencang. “Waktu itu, ibu saya sedang membuat kerupuk didalam, untungnya dia cepat keluar sehingga tidak terkena reruntuhan bangunan ini” , terang putra lelaki Nima, Asfar ditemui sedang membantu orang tuanya membereskan puing-puing rumah kemarin (29/11). Keadaan rumah yang hanya berukuran 4x6 dan terbuat dari anyaman bambu tersebut terlihat sudah tidak berbentuk lagi. Hanya tersisa beberapa genting yang

Email Redaksi: kabarmaduranews@gmail.com

tidak hancur berantakan. Sedangkan yang lainnya terlihat remuk berantakan. “Saya lagi beres-beres pak, siapa tau masih ada sisa reruntuhan bangunan ini yang masih bisa saya pakai kembali untuk membangun kembali rumah saya ini”, ucap Nima. Karena kondisi rumahnya yang hancur, janda empat anak harus numpang tidur di rumah putrinya yang tidak jauh dari rumahnya. “Karena rumah saya sudah berantakan seperti ini,” tukas perempuan berusia 50 tahun tersebut. Puluhan tahun ditinggal selamanya oleh sang suami, Bu Nima harus mencari nafkah sendiri untuk meng-

hidupi keempat anaknya yang saat itu masih kecil dan masih bergantung kepada orang tuanya saja. “Suami saya meninggalkan saya saat putri saya yang nomer empat masih di gendongan pak, sehingga saya harus merawatnya sendirian. Ditambah lagi saya harus bekerja banting tulang, karena memang saya tidak punya apa-apa,” ujarnya. Nima mengatakan selama ini ia hanya mengandalkan pemasukan dari kuli tani saja. Dia tidak mempunyai penghasilan untuk mencukupi kebutuhannya seharihari. “Saya menanami sawah orang pak, yang kemudian hasilnya dibagi dua dengan pemiliknya, itu pun sawahn-

ya sangat kecil,” ungkapnya. Selain menjadi buruh tani, Nima juga mempunyai pekerjaan sampingan ketika tidak ada aktifitas di sawah. Ia membuat kerupuk yang terbuat dari ketela pohon yang dijualnya untuk tambahan pemasukan. Kata Nima, itu pun hanya sebatas untuk mengisi kekosongan. “Ya, kalau tidak ada kerjaan saya buat kerupuk untuk tetap bisa bertahan hidup. Itu pun harus menunggu ketela pohon di sawah sampai tua dulu, jadi membuatnya tidak menentu, dan untuk membeli ketela pohon tidak punya modal pak”, ujar Nima yang hanya tersenyum sat ditanya pendapatannya menjadi kuli tani dan membuat kerupuk. (zis)

KM/FATHOR RAHMAN

TINGGAL PUING: Janda empat anak yang menjadi korban Putingbeling membersihkan puing-puing rumahnya.


JUMAT

5

30 November 2012

KRIMINAL

Daging Sapi Tembus Rp100 Ribu Dipicu Pembatasan Sapi Impor

KM/ AHMAD AINOL HORRI

DIHAJAR: Musrsidin saat digelandang aparat kepolisan Polsek Kota Sumenep usai diamuk massa yang geram dengan tindakannya.

Tukar Emas dengan Tembaga, Dihajar SUMENEP-Aksi yang dijalankan Mursidin, 45 warga desa Batu Putih Kenek Kecamatan Batu Putih memang tergolong nekad. Dia berusaha mencuri emas milik H. Riskiyah, pedagang emas di Jalan Manikan, Kelurahan Bangselok dengan tembaga di siang bolong. Alhasil, dia langsung dihajar massa yang marah dengan tindakannya. Modusnya, Mursidin berupa-pura mau membeli emas ke Riskiyah. Setelah dikeluarkan oleh penjualnya, maling tersebut kemudian menukarnya dengan emas palsu dari bahan tembaga yang hampir mirip modelnya. Namun karena hafal dengan koleksi yang dimilikinya, Riskyah langsung mengenali kalau benda yang diterimanya lagi bukanlah emas. Melihat hal ini, dia langsung meneriakkan kata maling kepada Mursidin. Mendengar teriakan ini, warga yang berada di sekitar lokasi, tanpa berpikir panjang langsung menghajar hingga memar. Beruntung, peristiwa itu langsung diketahui personel Polsek Kota Sumenep yang kebetulan lewat di jalan Manikan. Amukan massa langsung dapat dilerai dan diamankan ke polsek. “Kalau tidak ada anggota kami yang lewat di jalan itu, mungkin lebih parah,” ungkap Kapolsek Kota Sumenep, AKP Muhammad Hery, Kamis (29/11). Dia menceritakan Mursidin ditangkap beberapa meter dari lokasi kejadian. Pihaknya akan mengembangkan kasus ini karena diduga pelaku yang menjalankan aksi di siang hari itu tidak sendirian. Salah satu indikasinya adalah membawa motor namun diparkirkan di tempat yang jauh dari tempat kejadian. ”Pelakunya sendirian, namun kami tetap akan terus menyelidiki untuk mengembangkan kasus ini karena dimungkinkan dia tidak sendirian,” tegasnya. Akibat perbuatannya, saat ini tersangka mendekam di rumah tahanan Polsek Kota Sumenep untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. Barang bukti yang sempat diamankan oleh aparat kepolisian berupa kalung emas seberat 3,120 gram dan kalung tembaga miliki Mursidin.Tersangka terancam pasal 362 KUHP tentang pencurian, dengan ancaman hukuman maksimal 5 tahun penjara. (rei/sit)

SUMENEP-Puluhan sapi yang berjejeran rapi di Pasar Bangkal kehilangan pembeli. Hingga kini, harga sapi dipasaran belum stabil dan tinggi akibat kebijakan pembatasan impor sapi. Salah satu pedagang sapi, Safraji, warga Banasare, Ruberuh mengatakan, harga sapi kali ini memang dibilang cukup mahal. Tapi dia tidak bisa memastikan penyebab melonjaknya harga sapi tersebut. Dia lantas mencontohkan melonjaknya harga sapi yang berumur 3 bulan naik hingga 50 persen. ”Biasanya, anak sapi yang baru berusia 3 bulan dihargai Rp1 juta per ekor. Tetapi sekarang sudah sudah tembus Rp1,5 juta per ekor,” jelas Fafraji dengan menggunakan bahasa Madura, Kamis (29/11). Mahalnya harga sapi tersebut sebenarnya dikeluhkan oleh banyak pedagang. Tidak jarang, banyak pedagang yang pulang dengan tangan hampa karena sapinya tidak laku terjual. Diakuinya, pembeli menawar terlalu murah dibandingkan harga beli para pedagang. “Kalau saya sepakati tawaran harga mereka, kami juga yang rugi,” ujarnya. Tidak hanya itu, harga sapi juga dijual dengan harga berbeda sesuai dengan jenisnya. Dia menjelaskan harga sapi yang biasa diburu oleh pedagang daging berbeda dengan sapi piaraan biasa. Menurutnya, untuk harga sapi dengan kualitas daging tinggi memang jauh lebih mahal, tergantung pada perkiraan daging yang akan didapatkannya. ”Biasanya harga sapi yang seperti itu dipatok dengan kisaran harga Rp8 juta lebih. Tetapi kalau seperti yang saya bawa ini tidak pada dagingnya, tapi bagus tidaknya sapi yang dibawa,” terangnya. Di lain pihak, mahalnya harga sapi

KM/ACH. QUSYAIRI NURULLAH

MEROKET: Pedagang sapi di Pasar Bangkal Sumenep meradang karena harga sapi mahal menyebabkan pendapatannya menurun.

tersebut dikeluhkan oleh para pedagang daging, yang berdampak pada harga penjualan daging. Salah satu pedagang daging, Nur Hayati asal Kecamatan Lenteng, yang berjualan di Pasar Anom mengungkap harga daging meroket hingga Rp100 ribu per kilogram. ”Repot dik, kami serba salah. Kalau tidak dinaikan, kami yang rugi.

Tapi kalau dinaikkan, pembeli malah pergi karena kemahalan,” ujarnya. Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagang, Ahmad Aminullah mengatakan, harga daging yang tidak stabil dipicu adanya kebijakan dari Kementerian Perdagangan RI, yang mana melakukan pengurangan terhadap sapi impor untuk mening-

Penonton Jebol Pagar Konser Armada

PELUANG

KM/ACH. QUSYAIRI NURULLAH

TEGANG: Satpol PP dan pemilik ternak ayam Bakir saling adu mulut ketika petugas mau mengosongkan kandang ayam.

Penutupan Ternak Ayam Ricuh KM/ACH. QUSYAIRI NURULLAH

DUDUK SENDIRI: Ibu Ma’ie setiap Kamis-Juma’at menjual bunga-bunga dipinggiran kuburan

Manfaatkan Tradisi Sambang Makam SUMENEP-Tua-tua keladi, makin tua semakin menjadi. Mungkin gambaran tersebut pas ditujukan bagi Ma’ie, perempuan 50 tahun yang tetap bersemangat menjadi penjual bunga di pemakaman umum Pamolokan. Sudah tua memang, tapi semangat hidupnya tetap membara. Kulit kriputnya yang sudah menghitam lantaran tersengat matahari, namun tidak sedikitpun menyurutkan semangat hidupnya untuk terus mencari penghasilan. Tradisi masyarakat Sumenep yang biasa menyambangi kuburan pada malam Jumat dan keesokan harinya dijadikan peluang ekonomi oleh perempuan asal Desa Kebbunan Kecamatan Kota . ”Tiap Kamis-Jum’at saya pasti di sini. Karena hanya pada hari itu, masyarakat biasanya pergi ke kuburan,” ucapnya terbata-bata. Ma’ie bisa dibilang pandai memanfaatkan peluang ekonomi. Tradisi makan pagi dengan menggunakan daun pisang di daerahnya, juga membuat dia menjajakan daun pisang kepada para pedagang nasi setempat. ”Tidak banyak yang saya dapatkan, tetapi cukuplah untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari,” katanya. Berkat menjual bunga, dia mampu mendapatkan keuntungan tujuh ribu rupiah saja. Biasanya dia berjualan di area pemakaman umum tersebut dari pukul 12.00 WIB hingga adzan Maghrib berkumandang. (aqu/sit) Email Redaksi: kabarmaduranews@gmail.com

katkan daya saing sapi lokal. Namun kenyataan di lapangan, sapi lokal ternyata tidak mampu memenuhi kebutuhan daging secara nasional.”Karena itu, pada Desember mendatang ada kebijakan baru dari Kementrian Perdagangan RI untuk menambah sapi impor kembali supaya harga daging di pasaran kembali normal,” katanya. (aqu/sit)

SUMENEP-Tindakan tegas terhadap peternak ayam ilegal oleh Satpol PP berujung cekcok. Upaya penutupan paksa ternak ayam milik Bakir, di Jl. Taman Siswa Bangselok Kecamatan Kota akhirnya gagal. Kemarin, petugas Satpol PP mendatangi rumah Bakir untuk melakukan penutupan terhadap usaha ternak ayamnya yang dianggap tidak mengantongi izin. Selain itu, juga ada keluhan dari masyarakat terkait limbah tinja ternak dianggap mengganggu lingkungan, terutama bau busuk yang tersebar bila angin berhembus. Informasi yang dihimpun Kabar Madura, keberadaan usaha ternak ayam milik Bakir itu sudah lama diberi surat peringatan. Satu bulan lalu,

Satpol PP sudah mengirimkan surat pemberitahuan untuk segera melakukan penutupan. Namun, surat ini tampaknya tidak dipedulikan oleh si empu peternak ayam karena aktivitas masih terus berlangsung. Saat ditemui di ruang tamu rumahnya oleh Satpol PP, Bakir berkelit bahwa dirinya sudah membuat surat tanggapan lewat anaknya. Hanya saja surat pemberitahuan tersebut masih dalam proses penyelesaian. ”Sebenarnya sudah selesai pak, tapi masih belum dicetak sama anak saya,” jelas Pak Bakir. Merasa tidak menerima tanggapan surat, Satpol PP melakukan penutupan paksa dengan membawa seluruh ayam milik Bakir ke kantor sebagai barang

bukti. Namun, saat Satpol PP mau masuk ke kandang ayam, dia melarang sehingga percekcokan tidak dapat dihindarkan lagi. ”Kami hanya ditugaskan oleh pak kepala, jadi sampeyan kalau mau meminta kebijakan silakan temui Pak Kepala di kantor,” tegas Moh. Saleh, penanggung jawab operasi kemarin. Namun, Bakir memaksa mempertahankan ayam-ayam miliknya. Pada akhirnya, percekcokan dihentikan setelah Satpol PP mengalah. Alasannya, khawatir ayam milik Bakir akan mengalami stres. Selain itu, Kepala Satpol PP. Abd Madjid juga memberikan toleransi penundaan penutupan peternakan yang dimiliki Bakir hingga akhir bulan Desember mendatang. (aqu/sit)

SUMENEP-Lagi-lagi, konser band Armada di lapangan Stadion Panglegur GOR A Yani Sumenep diwarnai kericuhan. Kali ini, penonton melempari batu dan kayu diarahkan ke aparat kepolisian dan panitia yang sedang berjaga-jaga di dalam lapangan. Kericuhan dipicu oleh keinginan penonton yang ingin masuk tanpa membeli tiket lewat arah timur lapangan GOR A. Yani. Namun, upaya itu tidak berhasil karena polisi menjaga ketat. Emosi penonton akhirnya tersulut dan langsung melempari kayu dan batu ke aparat, selain itu ada yang mencoba merusak pagar pembatas. Aksi anarkis ini membuat polisi bertindak tegas. Sempat terjadi kejar-kejaran sebelum akhirnya ada beberapa penonton yang ditangkap karena diduga menjadi provokator. Akibat dari kericuhan ini, para penonton yang memiliki tiket sempat terganggu. Apalagi, konser juga diwarnai den-

gan kericuhan yang terjadi di tengah-tengah penonton. Beruntung, kesigapan polisi membuat kericuhan tidak merembet kemana-mana. Kabag Oprasional Polres Sumenep, Kompol Edy Purwanto menjelaskan bahwa pihaknya menerjukan 106 personel untuk mengamankan konser ini. Ketika disinggung soal penonton yang sempat diamankan, dia menegaskan tidak ada penahanan. “Tidak ada yang ditahan,” singkatnya. Sebelumnya, band Armada gagal manggung akibat panggung yang dipersiapkan roboh sebelum konser berlangsung. Event orgaziner akhirnya menjadwal ulang pementasan Armada Rabu (28/11) malam agar memuaskan dahaga fans Armada. “Jadwal kali ini merupakan keinginan panitia demi para fans yang ada di Sumenep, mereka sudah lama menunggu setelah konser yang dijadawalkan pertama gagal,” ungkap Abd Kadir. (rei/sit)

KM/ AHMAD AINOL HORRI

DIAMANKAN: Setelah terjadi kejar-kejaran dengan aparat kepolisian, salah satu penonton yang diduga sebagai provokator untuk membobol pagar pembatas diamankan pihak kepolisian.



JUMAT

7

30 November 2012

PGRI di Tengah Pusaran Arus Politik

ANDA memiliki uneg-uneg, saran, dan keluhan tentang pelayanan publik (pendidikan, ekonomi, keamanan dll) di seantero Madura? Silakan kirim melalui pesan dan alamat ke: Kabar Madura

Tulis pendapat Anda dan kirim ke no

+6287850767325 (khusus SMS)

atau via email: kabarmaduranews@gmail.com, facebookkabarmadura@gmail.com

BESOK, Sabtu 1 Desember 2012, Persatuan Guru Republik Indonesia akan melaksanakan apel Akbar se-Jawa Timur di Ponorogo untuk memperingati HUT ke-67 Persatuan Guru Repubik Indonesia (PGRI). Apel akbar yang dihadiri puluhan ribu guru itu merupakan magnet luar biasa bagi mereka yang berkepentingan dalam Pilgub 2013 mendatang. Sebab disadari atau tidak, kekuatan guru sangatlah luar biasa. Bahwa di setiap rumah pasti bersentuhan dengan wilayah kerja guru. Kalau tidak karena anggota keluarganya seorang guru, pastilah putra-putranya bersekolah dan di sana akan berkomunikasi dengan guru. Maka, jika guru memiliki pesan politik dalam keseharian dan kegiatan pembelajaran di sekolah, akan menjadi sarana efektif meraih dukungan untuk calon-calon tertentu. PGRI dan politik tidak dapat dilepaskan dari konteks sejarah kelahirannya di tengah-tengah pusaran konstalasi politik kemerdekaan. Cikal bakal PGRI berasal dari Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB)yang didirikan tahun 1912. Penggunaan nama Hindia Belanda menimbulkan kegelisahan di kalangan guru pribumi. Mereka berjuang ingin mengubah nama Hindia Belanda menjadi Indonesia. Hasilnya, tahun 1932, PGHB diubah menjadi Persatuan Guru Indonesia (PGI). Perubahan nama Hindia Belanda menjadi Indonesia tentu membuat Belanda tidak senang. Sebaliknya, kata “Indonesia” ini sangat didambakan oleh guru dan

bangsa Indonesia. PGI senantiasa menjadi basaat itu menjadi media gian dari pemerintah konsolidasi politik guru dan tidak bisa sepenuhuntuk memperjuangkan nya melepaskan diri kemerdekaan RI. Fakta dari kepentingan politik sejarah ini mengilhami kekuasaan. gerakan selanjutnya. Pada masa Orde Baru, Pada masa penjajaPGRI menjadi penyanghan Jepang, keberadaan ga utama Golkar yang PGI dianggap sebagai notabene sebagai Parkekuatan politik guru pol tunggal penguasa. yang cukup diperhiSetiap guru wajib menOleh: tungkan sehingga dijadi anggota Korpri dan larang dan tidak boleh H. AKHMAD ZAINI, M.PD anggota Korpri harus beraktivitas. Akhirnya memiliki kartu anggota PGRI melakukan gerGolkar. Keterampilan akan bawah tanah untuk membe- profesional guru bukan menjadi baskan Indonesia dari penjajahan indikator peningkatan karier, keJepang. Semakin dibekukan justru naikan pangkatdan penilaian ketemenambah militansi para guru un- ladanan seorang guru. Indikator tuk membebaskan diri. Penolakan tertinggi adalah setia tidaknya kesecara samar juga akan dilakukan pada ideologi dogmatis yang hanya sepanjang guru dikondisikan di boleh ditafsirkan oleh pemerintah. bawah tekanan untuk monoloy- Keberadaan PGRI di bawah Pohon alitas. Beringin tentu memiliki sisi positif Setelah Indonesia merdeka, PGRI karena soliditas politik guru benarberkeinginan menjadi organisasi benar terbangun dan tidak disibukprofesi tunggal yang menaungi kan oleh banyaknya pilihan yang guru. Tujuannya ingin menjaga sering memecah belah mereka. soliditas dan kesatuan gerakan Walaupun kebebasan guru terpaperjuangan dan kesatuan arah sung oleh doktrinasi yang tidak politik pemerintah saat itu. Kemu- produktif dan menjadi ancaman dian dilaksanakan Kongres Guru bagi mereka yang tidak “loyal”. Indonesia pada tanggal 24–25 NoLogika loyalitas tunggal ini sering vember 1945 di Surakarta. dibenarkan karena guru adalah Hasilnya semua bentuk organ- PNS yang diangkat, dipekerjakan, isasi guru dihapuskan dan melebur dan dibayar pemerintah. Maka siadalam satu wadah Persatuan Guru papun pemimpin pemerintahnya, Republik Indonesia (PGRI). Tang- kepada dialah mereka akan loyal. gal 25 November ini kemudian Era reformasi, guru kembali meditetapkan sebagai hari guru sekal- miliki kekebasan menentukan piliigus HUT PGRI dengan Keputusan han politiknya. Mereka juga diberi Presiden Nomor 78 Tahun 1994. kekebasan untuk menjadi anggota Pada masa Orde Lama pun PGRI PGRI atau membentuk sarikat lain,

seperti Forum Komunikasi Guru (FKG), Sarikat Guru Muslim Indonesia (SGMI), Persatuan Guru Independen Indonesia (PGII). Persatuan Guru Sejahtera Indonesia (PGSI), Klub Guru Indonesia (KGI), dan lain-lain. Keragaman organisasi ini juga merembet pada kebebasan dalam menentukan aspirasi politik. Sayangnya, kebebasan yang dimiliki justru malah menimbulkan kegamangan, kehati-hatian, dan ketakutan. Kepada siapa guru harus bernaung, berkiblat dan menentukan pilihan. Kesatuan guru mulai terancam. Tidak sedikit guru menjadi korban politik pemilu. Kondisi ini menyebabkan Pengurus Besar PGRI pada pemilu 2009 lalu memberikan instruksi agar guru memilih peserta pemilu yang memiliki visi ke depan bidang pendidikan dan kesejahteraan guru. Instruksi ini tidak serta merta menentramkan para guru. Faktanya, hasil penelitian Litbang PGRI pusat tahun 2010, terdapat 1000 guru menjadi korban pemilukada karena calon yang memiliki visi dimaksud ternyata kalah dalam pemilu. Karena itu, perlu sikap kehatihatian petinggi PGRI membawa gerbongnya agar penumpangnya agar tidak “mabuk atau tenggelam” dalam pusaran arus politik yang menyesatkan. Netralitas adalah pilihan sikap yang tepat dan membiarkan anggotanya memilih sesuai hati nuraninya merupakan pilihan politik yang bijaksana. *Anggota Dewan Pendidikan dan Dekan III FKIP Unira Pamekasan

Ijazah Palsu dan Kegagalan Sistemik Sekolah SEKOLAH merupakan lembaga yang menjadi harapan bagi bangsa ini untuk menjadikan generasi penerus yang nantinya mengemban estafet kepemimpinan. Maka sekolah bukan hanya sekedar sebagai transefer knowledge tapi juga mengajarkan nilai tata kemasyarakatan yang melahirkan tindakan berupa perilaku keseharian saat berinteraksi sosial. Namun, yang terlihat saat ini membuat miris hati kita semua. Kasus tawuran maupun kasus lain yang melibatkan siswa sebagai aktor pelaku, di berbagai daerah sedikit mengusik kepercayaan dan harapan masyarakat terhadap lembaga penyelenggara pendidikan yang dijamin oleh konstitusi untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Ketika bicara sekolah pada tahun 1971 gagasan akan Ivan Illich dalam sebuah Buku Descholling Society, New York, Harper & Row, yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan judul “Bebas Dari Sekolah”. Buku ini berisi kegelisahan akibat keberadaan sekolah itu sendiri. Ketika kita tarik persoalan ini secara kelembagaan, pantas jika akan muncul “Buat Apa Sekolah” karena sekolah sudah mengalami disfungsi dan disorganisasi. Hiruk pikuk kota Gerbang Salam yang memanas dalam dalam beberapa pekan ini, juga tidak lepas dari persoalan yang sangat erat kaitannya dengan sekolah. Media lokal ataupun nasional sudah memberitakan keputusan KPU Pamekasan yang mencoret

salah satu kontestan menjadi institusi yang pemilukada dengan kemudian dinilai menindikasi ijazah yang galami disfungsi dan bermasalah, yang jelas disorganisasi. sebuah dokumen yang Ketika masyarakat berasal dari sekolah. mempersoalkan ijazah Persoalan ijazah ini yang didapat dari akhirnya dipolitisasi unsekolah, berarti artituk memobilisasi massa nya kewenangan dan agar menyoroti persofungsi sekolah diperalan tersebut. Aliansi tanyakan. Logika yang Mahasiswa Pecinta Pasangat sederhana jika Oleh: mekasan (AMPP) dan Khalil atau Halil Asyari HABIBULLAH IZHAR Koalisi Rakyat Penegak ijazahnya dipermasalahKebenaran menuntut kan terkait dengan tabaik DPRD dan penegak hukum hun kelulusan sehingga dikatakan untuk mengusut kasus dugaan palsu, dampak dominonya secara ijazah palsu mantan Ketua DPRD kelembagaan adalah siswa yang Kabupaten Pamekasan ini. Na- lulusan berasal dari institusi kepenmun hal itu kemudian mendapat didikan yang sama, menjadi ilegal. bantahan baik dari partai maupun Sebaliknya jika bupati incumKemenag Kabupaten Pamekasan bent yang tidak punya ijazah MI/ melalui Kepala Seksi Madrasah dan SD justru dianggap legal dan Pendidikan Agama Juhairiyah, jika memenuhi persyaratan sebagai ijazah tersebut palsu. Kasus ijazah bupati, maka disini tergambar ini rupanya tidak berhenti pada per- sekolah sebagai penyelenggara soalan yang dialami mantan ketua pendidikan seharusnya bangga DRPD saja. Forum Komunikasi dan melahirkan generasi yang menjadi Monitoring Pamekasan (FKMP) panutan masyarakat dan pengabdi justru melakukan aksi terkait den- negara sebagai wadah aktualisasi. gan dugaan Bupati Kholilurrah- Di sisi lain ada upaya penghargaan man yang tidak mempunyai ijazah yang berlebihan terhadap individu, MI/SD, yang belakangan sudah karena status tertentu yang medipatahkan lewat surat keterangan lekat meskipun itu tidak melalui hilang dari pengadilan. proses yang legal. Ini merupakan Lepas dari politisasi seputar ke- kedzaliman sistemik yang dibanbenaran ijazah, mobilasasi massa gun oleh sekolah karena adanya ini merupakan cermin kegelisa- kepentingan sehingga sering kita han, ketidakpercayaan terhadap dengar berbohong itu merupakan lembaga sekolah yang telah men- hal yang tabu. Namun karena dalih didiknya. Dari realitas yang ter- tertentu, tidak jarang sekolah justru jadi di Pamekasan belakangan mengajarkan siswa untuk bohong ini, setidaknya sekolah lagi-lagi seperti saat kasus contek massal

saat ujian nasional Kalau kita mengacu kepada Undang-undang sistem pendidikan Nasional 20 Tahun 2003 pasal 4 ayat1 disebutkan: Pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural, dan kemajemukan bangsa. Dapat diartikan bahwa sekolah sebagai salah satu lembaga penyelenggara pendidikan seharusnya didasarkan kepada undang-undang. Sehingga tidak ada diskriminasi antara kiai versus santri, religius versus nasionalis. Dalam bahasa Karl Marx, tidak ada borjuis(orang kaya) atau proletar (orang miskin) dalam dunia pendidikan. Di samping itu landasan dan jaminan konstitusi terhadap penyelenggaraan pendidikan menjadikan lembaga penyelenggara pendidikan mempunyai kewenangan,otoritas dan kebijakan sendiri. Dengan demikian, lembaga lain tidak mempunyai kewenangan mengintervensi, tetapi hanya sebatas garis instruktif dan koordinatif. Kagundahan seorang Ivan Illich beberapa tahun yang silam ternyata bukan isapan jempol belaka tapi sudah menjadi realitas dan fakta disekitar kita. Maka dari itu biarkan lembaga pendidikan menjadi kawah candradimuka untuk membagun generasi emas, yang cerdas, berkomitmen dan integratif. *Pernah kuliah di prodi Sosiologi Universitas Negeri Jember

Paradigma Baru Sistem Pendidikan di Kurikulum 2013 Diutamakan via email ke

kabarsastrabudaya@gmail.com Panjang tulisan maksimal dua lembar kertas ukuran folio dengan 1,5 spasi Nama dan alamat terang, serta foto diri harus dilampirkan

Email Redaksi: kabarmaduranews@gmail.com

UNTUK yang kesekian kalinya indonesia mengganti kurikulum. Dan sekarang tibalah saatnya pemerintah mengganti kurikulum 2004 ke 2013. Dalam hal ini Beberapa mata pelajaran di-reshufle yang kemudian dilangsingkan menjadi beberapa mata pelajaran, pendekatan pada kurikulum baru yang akan diterapkan pada tahun pelajaran baru ini menggunakan pendekatan tematik integratif. Pendekatan ini bertujuan bagaimana siswa bisa belajar dengan satu tema yang akhirnya dikombinasikan dengan mata pelajaran PPKN, Agama, Bahasa Indonesia, Matematika, Seni Budaya dan Pendidikan Jasmani. IPS dan IPA sengaja ditiadakan pada jenjang Sekolah dasar tapi dimasukkan pada 6 mata pelajaran tersebut. Kemendikbud mengatakan, dengan metode pendekatan ini guru bisa melaksanakan pembelajaran di luar kelas atau observasi lapangan seperti membawa siswa ke sungai. Setelah itu siswa diberikam pemahaman tentang sungai, seperti sadar lingkungan, dan dilarang mengotori sungai. Yang pada akhirnya dalam observasi tersebut akan menyinggung semua pelajaran. Sebenarnya sitem seperti ini

Keempat, siswa dibukan hal yang baru Oleh: tuntut untuk melakdalam dunia pendiMUHSINUDDIN sanakan observasi dikan, sistem serupa setelah itu mengekjuga sudah dilaksanakan oleh negara-negara maju splorasikan pendapatnya. Kelima, seperti Finlandia, Jerman dan yang tak kalah menariknya orang Perancis. Tapi yang menjadi kiblat tua mendapatkan posisi khusus sistem pendidikan Indonesia saat untuk sama-sama memberikan masukan bahkan berkesempatan untuk ini adalah Finlandia. Jika Indonesia mau berkaca pada mengevaluasi kurikulum, apakah negara-negara yang telah maju, sesuai dengan kebutuhan anak atau yang telah menerapkan sistem ini bahkan tidak. Adalah kabar gembira jika kurimaka harus diperhatikan beberapa karakter kurikulum yang nyatanya kulum Indonesia meniru pendidikan di Finalndia, terbukti dengan baru di negara ini. Pertama, prinsip kurikulum di Fin- dilaksanakannya sosialisasi draf landia tidak ada diskriminasi dan kurikulum baru di lima kota pada mendapatkan perilaku yang sama, tanggal 29 November nanti. Kegtermasuk memperlakukan peserta iatan tersebut harus dijadikan modidik khusus seperti cacat fisik. mentum bagi kita semua, terutama Negara ini memberikan bimbingan pegiat pendidikan, untuk memberikhusus maupun mendapatkan fasili- kan masukan kepada kemendikbud. tas yang sama plus ekstra bimbingan. Ada beberapa kritik yang penulis Kedua, setiap siswa akan mendapat- sampaikan dalam tulisan ini. Perkan hak yang sama. Finlandia juga tama adalah terkait dihilangkannya memberikan tenaga pembimbing diskriminasi dalam pendidikan. tambahan, dalam artian dalam satu Saat ini, di Indonesia masih banyak kelas ada dua guru pendamping. terjadi diskriminasi, terutama yang Satu sebagai guru inti dan sisanya dialami kelas bawah. Contoh yang sebagai asisten. Ketiga, setiap indi- paling nyata adalah keberadaan vidu akan mendapatkan pemahaman Rintisan Sekolah Bertaraf Internasidan pendapat sesuai kemampuannya onal (RSBI) yang selama ini cendertanpa ada diskriminasi. ung dinikmati sebagian masyarakat,

terutama kaum elit. Sedangkan masyarakat pinggiran, hanya bisa berharap mendapatkan kualitas setara RSBI ditengah sekolah yang kekurangan SDM dan fasilitas pendidikan maupun tenaga pengajar. Hal lain adalah terkait ‘kebebasan’ memberi masukan untuk perbaikan sistem pendidikan di Indonesia. Selama ini, masyarakat (baca: orangtua) terpaksa hanya menjadi penikmat ‘hidangan’ yang disajikan kemendikbud. Mereka tidak bisa menolak jika hidangan yang disajikan ternyata terlalu pahit sedangkan orangtua yang lain mendapatkan sajian yang lebih lezat. Jika serius meniru kurikulum pendidikan di Finlandia, maka perubahan paradigma ini menjadi tantangan tersendiri, terutama kemendikbud yang bakal jadi ‘sasaran tembak’ orang tua yang tidak puas. Di masyarakat, maka ini jadi kesempatan untuk memberikan masukan konstruktif terhadap kurikulum yang selama ini masih galau mencari bentuknya. Sosialiasasi ini harus direspon positif dan semoga menjadi awal keberhasilan kurikulum di Indonesia. * Mahasiswa STAIN Pamekasan


8

JUMAT

30 November 2012

Sediakan TPS di Rutan Madura, Kamis (29/11) kemarin. Lebih lanjut Agus mengungkapkan informasi yang akan diberikan kepada narapidana tersebut seputar waktu pemilihan kepala daerah SAMPANG-Komisi Pemili- serta tata cara pencoblosan. han Umum Daerah (KPUD) Sementara itu terkait jumKabupaten Sampang terus lah daftar pemilih tetap di berburu dengan waktu se- Rutan Sampang Agus menmakin dekatnya pemilukada gaku belum mengetahuinya Sampang yang akan dige- secara pasti. “KPU akan lar 12 Desember menyediakan 2012. fasilitas berupa Setelah bluinformasi yang sukan di Pulau layak bagi naraKPU akan Mandangin dan pidana mengesosialisasi Peminai tata cara pemenyediakan lukada di kalanmungutan suara, fasilitas berupa gan pelajar SMA ” imbuhnya. d i K a b u p a t e n informasi yang layak SebelumSampang, KPUD nya, KPU juga bagi narapidana akan sosialisasi melakukan di Rumah Tah- mengenai tata cara hal serupa di anan Kelas IIB pemungutan suara. ” P u l a u M a n Sampang, Sabtu dangin yang (1/12) besok. dinilai kurang Anggota KPUD AGUS SUMARYONO mendapat sosiaSampang Agus lisasi terkait peAnggota KPUD Sumaryono milukada. Saat Sampang mengatakan, itu, tim KPU seperti biasanya, yang dipimpin dalam sosialisasi nanti juga Agus Sumaryono sosialakan ada simulasi. isasi kepada warga dengan Seperti yang sudah dis- berkeliling desa mengampaikan dalam sosialisasi endarai mobil pikap yang sebelumnya, Agus menjelas- dilengkapi sound system kan tujuan sosialisasi agar dan mendatangi setiap kerutanggal 12 Desember nan- munan warga yang sedang ti para napi berpartisipasi menonton. menggunakan hak pilihnya. Tak hanya itu, KPUD juga “Kami akan menyediakan sosialisasi kepada para menyediakan tempat pe- pelajar SMA yang pada mungutan suara,” ujar Agus tahun ini menjadi pemilih Sumaryono kepada Kabar pemula. (fan/zis)

Narapidana Disosialisasi Pemilukada

KM/AGUS JOSIANDI

GAGAH : Tim pengurai massa (Raimas) Direktorat Sabhara Polda saat melakukan operasi di sejumlah titik di Bangkalan, kemarin.

Raimas Polda Jatim Ikut Mengamankan BANGKALAN-Setidaknya selama Pemilukada Bangkalan berlangsung, warga di Kota Bangkalan akan menyaksikan anggota polisi bersenjata lengkap dan menunggang motor trail berikut aksesorisnya. Mereka adalah satuan khusus tim pengurai massa dari Dit Sabhara Polda Jatim yang di-

sigakan selama pemilukada berlangusung. Menurut Iptu Giri, Komandan Pleton Unit Raimas, keberadaan unit ini akan berlangsung selama pemilukada. “Kami sengaja didatangkan ke Bangkalan untuk pengamanan kota Bangkalan selama masa kampanye pilkada berlangsung,”ujar

Iptu Giri. Jumlah personil Unit Raimas yang diterjunkan 8 personil dan tiap-tiap personil dengan 1 motor. Siang kemarin unit ini mendapat instruksi untuk patrol di sekitar Kota Bangkalan dan beberapa titik rawan. “Kebetulan kami mendapat instruksi dari kapolres untuk

melakukan patrol di sekitar kota, khususnya beberapa titik vital seperti pasar, bank, dan toko barang berharga. Namun demikian terkait pelaksanaan pilkada tugas lain yang diemban oleh satuan unit ini adalah mengamankan lokasi penting seperti rumah para calon peserta pilkada, kantor tim

sukses, pelaksana dan pengawas pilkada serta kantorkantor birokrasi yang rawan selama pilkada berlangsung”, papar Giri. Sedangkan fungsi khusus unit ini, untuk mengurai kumpulan massa jika terjadi konsentrasi masyarakat yang berpotensi terjadinya pemicu kerusuhan. (jos/zis)

Terapkan Banyak Jurus

KM/FIRMAN GHAZALI AKHMADI

BAGI BUNGA: Masing-masing tim sukses pasangan calon menggunakan berbagai jurus menaik simpati.

BANGKALAN-Selain menebarkan banner dan baliho di pusat-pusat keramaian para pasangan calon juga mengandalkanbanyak jurus untuk menarik simpati masa. Seperti yang dilakukan pasangan Makmur di sejumlah lokasi kampanye. Mereka mengisi kampanye terbuka dengan pentas musik dan kunjungan ke berbagai kantong-kantong suara pendukung. Pentas musik selama ini merupakan salah satu jurus yang sering dipakai para kandidat. Bahkan pasangan Nikmat beberapa waktu lalu juga pernah melakukan hal yang sama dengan

mendatangkan sejumlah penyanyi dangdut untuk memeriahkan kampanye terbuka mereka. Selain pentas musik para calon bupati dan wakil bupati Bangkalan juga menggunakan waktu kampanye dengan bersilaturahmi langsung ke para pendukung mereka, seperti yang dilakukan pasangan Makmur di Kecamatan Socah beberapa waktu lalu. Lalu ada juga yang menggunakan kesempatan kampanye tersebut dengan menyebarkan bunga dan stiker seperti yang dilakukan tim kampanye pasangan ImamZein. Sementara itu sejum-

lah pemilih mengaku apapun metode kampanye yang dilakukan pasangan cabup dan cawabub diharapkan dapat berlangsung aman dan tidak terjadi gesekan. “Terserah mereka menggunakan cara apa, yang penting aman mas,” ungkap Rukmini, 32, warga Desa Telang Kecamatan Kamal. Sementara itu Ketua Panwas Bangkalan Mashuri S Ag berharap agar setiap tim sukses tidak menggunakan cara-cara yang di luar ketentuan yang ada, dan sportif dalam melakukan kampanye. “Saya harap tim sukses tidak keluar dari aturan yang berlaku” tandasnya. (fir/zis)

KM/WAWAN AWALLUDDIN HUSNA

Politik Hanya untuk Segelintir Orang

HOLIATUL JANNAH Mahasiswi Unira

SAMPANG-Kancah politik poli di Kabupaten Sampang sedang menghangat men seiring pemi dengan gelaran pemilukada yang kini masuk tahap kampa kampanye. Seperti halnya pemilukada pe di lain tempat, kampanye kampan pemilukada Sampang artinya semakin banyak foto pasangan k kandidat bupati dan wakil bupa bupati yang dipajang melalui berbag berbagai media. Salah satunya media yang ya dipakai untuk memperkenalkan sosoknya adalah media ruang. Sel Selain pembiayaannya relatif murah juga mudah menjangkau khalaya khalayak umum dengan waktu pemasang pemasangan cukup lama. Namun bagi H Holiatul Jannah media luar ruan ruang kurang mampu memberikan informasi awal mengenai profil pro kandidat dan pesan politiknya poli dianggap terlalu b biasa, strategi penempat empatan dan tampilan dinil dinilai masih banyak kek kekurangan harusny nya menampilkan ik iklan yang lebih unik dan menarik karena menurutnya saat ini mereka hanya

dalam proses pencitraan saja. “Saya lihat poster-poster di pinggir jalan sepertinya tidak begitu menarik dan monoton, seperti tidak berarti apa-apa hanya pajangan foto saja,” kata mahasiswi Universitas Madura (Unira) ini. Dalam pandangan dara kelahiran Sampang 23 April 1991 ini, karakteristik masyarakat Madura khususnya Sampang berbeda dengan daerah lain. Berbeda dengan figur ulama yang sudah dikenal, politisi yang berebut kursi orang nomor satu di Sampang seharusnya menampilkan media kampanye yang lebih kreatif. Bagi gadis yang sedang menempuh semester akhir ini perebutan tahta politik hanyalah untuk segelintir orang saja yang punya andil ikut memenangkan. “Para calon bupati dan wakilnya kan hanya ingin berkuasa saja dan setelah itu mereka saling berbagi dengan kroninya dan kembali melupakan rakyatnya yang sebelumnya sudah memenangkannya” kata Holiatul Jannah pada Kabar Madura Kamis (29/11). Cewek yang akrab disapa Lilik ini mengaku tak ada yang istimewa dengan pemilukada. Dia memperkirakan setelah pemilukada para politisi akan kembali seperti semula yang tak peduli kepentingan orang miskin. Menurutnya masyarakat Sampang sangat butuh sentuhan kemajuan terutama pada pendidikan dan kesejahteraan ekonomi. “Sayangnya bergantinya pemimpin demi pemimpin tak pernah ada perubahan yang nampak,” tandasnya.(waw/zis)

Kibarkan Bendera di Tanah Kelahiran BANGKALAN-Pasangan calon Bupati-Wakil Bupati (Cabup-Cawabup) Bangkalan nomor urut 1, H Imam Buchori Cholil-Zainal Alim (Imam-Zain) menggelar kampanye di tanah kelahiran Ra Imam (Imam Buchori Cholil), Dusun Talpok, Desa Binoh, Kecamatan Burneh, Bangkalan, Kamis (29/11). Kampanye tersebut mendapat respon positif dari masyarakat setempat. Baik dari kaum laki-laki maupun perempuan. Bahkan, Camat Burneh Ismet Efendy hadir ke lokasi untuk memantau jalannya kampanye terbuka. Ada beberapa tokoh berpengaruh yang hadir dalam kampanye terbuka Imam-Zain. Di antaranya KH Nawawi, KH Besid, KH Hasan Romli dan Ra Ipung, yang tak lain merupakan adik kandung Ra Imam. Tak ketinggalan pula KH Abdul Mukti Makki. Dalam orasi politiknya, Ra Imam mengatakan, dirinya ingin menjadi pemimpin yang jempolan bagi masyarakat Bangkalan. Pihaknya juga ingin mengubah pola pikir masyarakat terkait angka satu, yang selama ini

identik dengan jari telunjuk, diganti dengan jempol. “Kenapa saya memakai jempol untuk angka satu karena jempol untuk kebaikan. Saya tidak malu berasal dari perdesaan atau masyarakat pegunungan. Saya yakin jika masyarakat kecil kompak, maka akan bisa besar,” ucapnya. Dia menjelaskan, pihaknya berkomitmen ingin melakukan pembangunan pada semua desa jika terpilih nanti. Sehingga desa yang ada di pelosok bisa merasakan manisnya kue pembangunan dari pemerintah. “Saya mohon doa dan dukungan dari masyarakat. Pemilihan yang jujur dan adil, akan melahirkan pemimpin yang bertanggungjawab dan berpihak kepada rakyat untuk kemajuan Bangkalan yang lebih baik,” ucapnya. Hal senada juga diungkapkan KH Nasih Aschal. Dia menyatakan, masyarakat harus buka hati dan pikiran untuk memilih yang baik dan benar sesuai dengan hati nurani. Sehingga nantinya akan menghasilkan seorang pemimpin yang benar-benar berpihak pada rakyat. (ful/yoe)

KM/SYAIFUL ISLAM

PULANG KAMPUNG: Ra Imam saat menyampaikan orasi politik saat kampanye di tanah kelahirannya, Desa Binoh, Kecamatan Burneh, Bangkalan, kemarin (29/11). Email Redaksi: kabarmaduranews@gmail.com


JUMAT

9

30 November 2012

KM/HAIRUL ANAM

HARAPAN RAKYAT: Para wakil rakyat Pamekasan sedang melangsungkan ‘penyegaran’ BK & Baleg DPRD Pamekasan di Auditorium Lantai II DPRD Pamekasan, Kamis (29/11).

Tidak Banyak Berubah Pemilihan Ketua BK dan Baleg DPRD Pamekasan PAMEKASAN-Posisi ketua dan anggota Badan Kehormatan (BK) & Badan Legislasi (Baleg) Kabupaten Pamekasan diparipurnakan sekaligus dilangsungkan pemilihan kembali, Kamis (29/11) kemarin.

“Ketua dan anggota BK serta Baleg, masa abdinya ialah 2,5 tahun dan dapat dipilih kembali 2,5 tahun berikutnya,” terang Plt Ketua DPRD Pamekasan, Halili, kepada wartawan Kabar Madura, Kamis (29/11). Ditegaskan mantan Ketua Fraksi PPP DPRD Pamekasan tersebut, dari lima ketua dan anggota BK DPRD Pamekasan, nyaris tiada perubahan. Hanya seorang yang berubah. “Yaitu saudara Kholilullah dari fraksi PBB meng-

gantikan H Suharto dari Partai Demokrat,” ungkapnya. Ditambahkan, ketua sekaligus anggota BK ialah Boy Suhari Sajidin (Fraksi Golkar), Suryono (Fraksi PAN Sejahtera), H Syukur (Fraksi Merah Putih), dan H Urip (Fraksi PPP). Adapun Baleg sendiri dinakhodai H Taufikurrahman (Fraksi Merah Putih). Disusul anggota H Ma’mun (Fraksi PKNU), Andi (PPP), Abdurrahman (PPP), Ali Thohir (Fraksi Reformasi Nu-

santara), Sulhan (Fraksi PBB), Heidir Rahman (Fraksi PAN Sejahtera), dan Nur Fatilah (Fraksi Demokrat). “Kalau BK hanya satu orang yang berubah, tidak demikian dengan Baleg. Ketua dan anggota Baleg saat ini masih diemban oleh orang-orang sebelumnya,” terang Halili. Berkenaan dengan kenyataan tersebut, Halili berharap BK lebih meningkatkan kinerjanya. Bisa berperan sebagaimana tu-

gas pokoknya. “Yakni mengontrol kegiatankegiatan dan keaktifan para dewan,” tegas pria alumnus Pondok Pesantren Bata-Bata, Banyuanyar, Paiton, dan Al-Mujtama’ ini. Adapun baleg sendiri, tekannya, diharapkan pembahasan raperda-raperda dilakukan sebaik mungkin. Ditambahkan, Baleg harus bisa merampungkan serta membahas satu tahun anggaran. “Selain itu, bisa menelorkan Perda-Perda

berkualitas dan memiliki nilai manfaat besar,” tutur pria asal Pegantenan Pamekasan ini. Selain Baleg dan BK, Halili juga menjelaskan terkait amanah yang sedang diembannya. Baginya, menjadi ketua itu harus berani menengahi persoalan. “Mengkoordinasikan semua program dan mengelola semua kegiatan-kegiatan di DPRD ini, menuntut adanya tanggung jawab yang tinggi,” tukas Halili yang menjadi anggota dewan sejak 2009. (anm/zis)

Tahun Depan, Penarikan Kader di Balegda SUMENEP-Pertarungan politik di internal Partai Amanat Nasional (PAN) Kabupaten Sumenep terkait persiapan pemilihan umum 2014 bakal terus memanas. Upaya untuk melorot kader PAN yang duduk di badan legislatif daerah (Balegda) karena dianggap tidak pernah menyerap aspirasi masyarakat yang diwakilinya bakal tidak mudah. Sekretaris DPD PAN Kabupaten Sumenep, Faisal Muhlis mengatakan, penarikan Farid Affandi,

kader PAN dari Balegda DPRD Sumenep setelah berdasarkan musyarawarah di internal DPD PAN karena mendapatkan desakan dari DPC PAN kecamatan terutama di wilayah kepulauan. ”Kalau penarikannya tidak bisa dilakukan saat ini karena saat ini termasuk akhir tahun. Mungkin dapat dilakukan ketika awal tahun anggaran tahun 2013 mendatang,” ujar Sekretaris DPD PAN Kabupaten Sumenep, Faisal Muhlis kepada wartawan, Kamis (29/11).

Email Redaksi: kabarmaduranews@gmail.com

Menurutnya, munculnya kesepakatan penarikan setelah DPD PAN mendapatkan aspirasi dari DPC-DPC tentang keberadaan anggota DPRD yang dinilai kurang aspiratif sehingga anggota legislatif yang berangkat dari dapil VI, diminta untuk di PAW (Pergantian Antar Waktu). Namun, diakuinya, untuk PAW tidak dapat dilakukan karena kader yang dari DPC-DPC hanya menyampaikan sebatas aspirasi saja tanpa didukung

KM/DOK

FAISAL MUCHLIS Sekretaris DPD PAN Kabupaten Sumenep

dengan bukti-bukti yang kongkrit apa kesalahannya. Sementara itu, Farid Affandi membenarkan bahwa dirinya masih belum ditarik sebagai anggota Balegda DPRD Sumenep. Meurutnya, penarikan dapat dilakukan setelah DPD mengirimkan surat ke Fraksi PAN dan Fraksi PAN bersurat ke pimpinan DPRD Sumenep. ”Masih belum dilakukan penarikan kok. Jadi sekarang saya masih menjadi anggota Baleg DPRD Sumenep. Penarikan dapat

dilakukan setelah awal tahun anggaran,” terangnya. Lebih jauh, ia menjelaskan, upaya penarikan yang dilakukan oleh DPC-DPC PAN wilayah kepulauan tidak ada lain selain upaya untuk menjegal dirinya untuk maju kembali berangkat dari Dapil VI. ”Kami mendapatkan apalagi, beredar informasi, bahwa ketua-ketua DPC di Kecamatan Gayam dan Kecamatan Masalembu akan maju dalam Pileg 2014 mendatang. Sebab, kalau

disebut bahwa dirinya tidak turun ke masyarakat, dia membantah karena setiap reses seringkali dilakukan di kepulauan meski dirinya berasal dari daratan. ”Kemungkinan memang ada upaya penjegalan agar saya tidak mencalonkan dari dapil VI. Bahkan, sekarang muncul isu bahwa kalau orang Sumenep (daratan) tidak boleh nyalon di kepulauan. Jadi, ini merupakan upaya penjegalan dari DPC-DPC terhadap saya,” terangnya. (bus/zis)


10

JUMAT

30 November 2012

Dua SDN Kepulauan Terancam Tutup Akibat Sengketa Lahan Berlarut-larut

KM/ACH. QUSYAIRI NURULLAH

Gotong Royong SISWA-siswa MI Zainussalim Gaddu Barat Ganding saling membantu mengumpulkan genting sekolah yang roboh diterpa badai beberapa waktu lalu. Semangat bahu membahu ini masih tertanam di benak siswa siswi meski zaman individualisme semakin merajalela. (aqu/sit)

Pendidikan Moral Bukan Formalitas Semata BANGKALAN-Keinginan Presidn SBY agar pendidikan moral kembali dalam kurikulum ditanggapi beragam oleh orang tua siswa, baik yang pro maupun kontra. Walaupun pikiran tersebut muncul dari maraknya konflik sosial, tawuran antar pelajar dan penduduk hingga ke berbagai daerah dewasa ini. Bagi yang mendukung melihat ide tersebut benar karena dapat mendorong

terciptanya pribadi sisiwa yang mempunyai moral yang baik, dan lewatjalur pendidikan formal lah hal tersebut dapat dilakukan. “Bagus mas kalau dalam kurikulum juga menekankan pendidikan moral,” ungkap Sukirno, 45 Warga desa Banyuajuh Kecamatan Kamal. Untuk diketahui, Presiden SBY mengharapkan pelajaran pendidikan moral dan budi pekerti masuk kembali ke

kurikulum mulai dari tingkat SD hingga SMA. Ini menindaklanjuti maraknya konflik sosial, tawuran antar pelajar dan penduduk di berbagai tempat. Dengan demikian, manusia Indonesia di masa depan adalah manusia yang unggul, cerdas, berdaya saing, menguasai teknologi, mengetahui dunianya, dan berkepribadian baik. Sementara mereka yang tidak sepakat menilai ma-

suknya pendidikan moral hanya akan memformalkan moralitas belaka. Tanpa didukung kesadaran moral, sebab selama ini siswa sudah terlalu ditekan dengan beragam bentuk kurikulum yang akhirnya membuat siswa stress. “Adaada saja, pelajarannya sudah banyak masih mau ditambah lagi,” kata Amira, 40 salah satu orang tua siswa yang prihatin dengan semkin banyaknya beban pelajaran yang

diterima siswa. Dia juga menambahkan, seharusnya pendidikan moral itu ada di masyarakat dan tidak perlu diformalkan dalam bentuk mata pelajaran. Menurutnya, jika masuk dalam kurikulum ujungujungnya hanya akan sebatas jawaban benar atau salah ketika mengerjakan ujian. “Masak, moral diujikan?. Moral itu ada di masyarakat,” tandasnya. (fir/sit)

Sekolah Diniyah Persoalkan Dana BOSDA SAMPANG-Kepala sekolah madrasah diniyah mempersoalkan tidak validnya data penerima Bantuan Operasional Sekolah Daerah (bantuan Operasional Daerah) dari Kementerian Agama. Diduga ada permainan dalam pendataan siswa penerima bantuan ini. Hal itu diungkapkan oleh Kepala Madrasah Diniyah Miftahul Hikmah, Zubaidi yang bercerita bahwa dirinya mengajukan agar 515 siswa mendapatkan BOSDA. Pada kenyataannya, dana yang dicairkan hanya 174 siswa saja. “Saat saya mengajukan perbaikan data, justru data siswa penerima hanya 86 siswa,”

katanya, Kamis (29/11). Dia mengeluh bahwa pencairan selalu dilakukan di akhir tahun dan tanpa melibatkan dewan setempat maupun pengawas. Selain itu, penyerahan dana BOSDA di akhir tahun sangat memberatkan mengingat bantuan ini dibutuhkan untuk membiayai operasional sekolah selama satu tahun. Zubaidi lantas mempertanyakan peran Bappeda, Kemenag dan LSM tentang permasalahan ini. ”Masak sekolah harus menalangi terus, kan kebutuhan siswa tidak hanya di akhir tahun. Ini kan dana operasional,” keluhnya. Lebih lanjut, dia men-

Email Redaksi: kabarmaduranews@gmail.com

KM/DOK

ZUBAIDI Kepala Madrasah Diniyah Miftahul Hikmah

gungkap adanya madrasah diniyah yang baru dua tahun berdiri namun sudah mendapatkan bantuan. Menurut Zubaidik, petunjuk teknis penerima BOSDA sangat jelas menyebut bahwa madrasah harus sudah bekerjasama dengan Kemenag selama tiga tahun. “Kenapa ada madrasah diniyah yang baru 2 tahun sudah mendapat bantuan padahal aturannya sudah jelas disebutkan seperti itu,” tegasnya. Selain itu, dia mempersoalkan mekanisme verifikasi penerima dana BOSDA. Zubaidi mencontohkan ada dua madrasah diniyah yang tahun lalu mendapatkan

dana ini. Tapi tahun ini, ada madrasah yang memiliki 117 siswa, sama sekali tidak mendapat BOSDA. Alasannya, sekolah tersebut dianggap fiktif. “Logikanya, mana mungkin tahun lalu madrasah tersebut dapat tapi sekarang dianggap fiktif,” cetusnya. Zubaidi mengatakan pihaknya akan mendatangi kantor Kemenag Sampang untuk menuntut pertanggungjawaban terkait persoalan pencairan dana BOSDA. Dia juga sudah menyiapkan bukti-bukti untuk mendukung argumennya. “Jangan-jangan ada permainan,” ujarnya menduga-duga. (waw/sit)

SUMENEP-Sengketa lahan yang masih membelit di SDN Duko Kecamatan Arjasa dan SDN Sapeken 9 Desa Saur Saebus, mengundang keprihatinan DPRD Sumenep. Jika tidak segera diselesaikan, dua sekolah tersebut diancam untuk ditutup Ancaman ini disampaikan oleh Komisi D DPRD Sumenep yang mengaku prihatin dengan persoalan sengketa lahan yang dialami dua sekolahan tersebut. Menurut anggota Komisi D, Dulsiam mendesak Dinas Pendidikan untuk segera menuntaskan konflik tersebut. “Saya prihatin padahal sudah dianggarkan,” ujarnya, Kamis (29/11). Menurutnya, penyelesaian pembangunan yang berteletele akan berdampak pada perkembangan kejiwaan anak didik. Yang jadi perhatian utama, tentu adalah keberlangsungan pendidikan yang diperoleh siswa yang terancam menjadi korban. ”Kalau tetap tidak selesai pembangunannya kan anakanak itu yang jadi korban,” jelasnya iba. Untuk diketahui, polemik ini bermula dari laporan minimnya serapan Dana Alokasi Khusus (DAK) di dua sekolah yaitu SDN Sapeken 9 dan SDN Duko di kepulawan Ra’as. Penyebabnya, dua lembaga tersebut masih belum mampu menyelesaikan sengketa lahan yang dijadikan tempat pembangunan sekolah. Padahal, dalam DAK dialokasikan anggaran pembebasan tanah

untuk SD sebesar Rp1 miliar lebih yang ternyata belum digunakan hingga jelang tutup anggaran. Yang sudah dipakai selama ini hanya untuk pembebasan tanah tingkat SLTA. Lebih lanjut, dengan kondisi seperti ini maka posisi sekolah tersebut terancam eksistensinya. Jika tidak segera diselesaikan, tidak menutup kemungkinan dewan bakal menghentikan operasionalisasi dua lembaga pendidikan tersebut alias ditutup. Karena itu, pihaknya mendesak Disdik untuk segera menyelesaikan persoalan sengketa lahan sehingga anak-anak bisa belajar dengan normal. ”Kami sudah minta disdik pesoalan itu segera diselesaikan,” tandasnya. Sementara itu, Kepala Bidang Pendidikan Dasar (Kabid Dikdas) Disdik Sumenep Ahmad Sadik meminta, agar dewan tidak terburu-buru mengambil sikap terkait sengketa lahan yang dialami dua lembaga yang ada di bawah naungannya. Dikatakannya, masalah ini akan segera diselesaikan. Dia berjanji akan langsung mendatangi sekolah-sekolah yang dianggap bermasalah. Selanjutnya, pihaknya akan berkoordinasi dengan sekolah maupun warga pemilik lahan untuk mendapatkan solusi. Namun, dia memastikan akan bersikap proporsional sesuai dengan tugas pokok disdik. “Kami akan menyelesaikan persoalan tersebut secara proporsional, seperti mendatangi sekolah-sekolah yang bermasalah itu dan pihak terkait maunya seperti apa,” jelasnya. (aqu/sit)

Soal Guru Honorer, Dewan Bela Disdik PAMEKASAN-Komisi D DPRD Kabupaten Pamekasan tidak bisa mendesak kepada pemerintah Kabupaten (Pemkab) mengenai standardisasi gaji guru honorer yang kini sangat menyedihkan. Pasalnya, guru honorer tersebut merupakan kewenangan pihak sekolah yang mengangkat guru tersebut. “Pemkab memang tidak mempunyai kewenangan, karena itu ada di masing-masing sekolah,” tegas Wakil Komisi D DPRD Pamekasan, Djuhaini kepada Kabar Madura, Kamis (29/11) kemarin. Dia menegaskan, pemerintah tidak bisa memberikan peraturan terkait standar gaji yang diterima oleh guru honorer. Kecuali jika guru tersebut diangkat oleh pemkab yang pembayarannya diambilkan sebagai honor daerah. “Tidak bisa, kalau itu bukan honor daerah,” katanya singkat. Lebih lanjut, Komisi D tidak bisa memberikan rekomendasi kepada pihak terkait mengenai hal itu. Lagi lagi dengan alasan kewenangan ada di pihak sekolah yang mengangkat guru honorer itu sendiri. Sebagaimana diketahui, Sekretaris Lumbung Intelektual Muda Pamekasan (LIMPA) Musannan mengusulkan adanya standardisasi gaji guru honorer sebesar Rp600 ribu per bulan. Alasannya, guru honorer juga harus diperhatikan karena mempunyai kontri-

KM/DOK

DJUHAINI Wakil Komisi D DPRD Pamekasan

Pemkab memang tidak mempunyai kewenangan, karena itu ada di masing-masing sekolah. Tidak bisa, kalau itu bukan honor daerah,” busi besar terhadap majunya pendidikan di Pamekasan. Gaji guru honorer di Kabupaten Pamekasan sendiri jauh dari harapan, karena hanya menerima Rp200 ribu atau bahkan ada yang Rp100 ribu. Hal ini yang menjadi kegelisahan para pemerhati pendidikan di kota pendidikan Pamekasan.(jck/sit)


JUMAT

30 November 2012

SOLUSI LINI DEPAN: Zaenal Arif diharapkan mampu menambah ketajaman lini depan P-MU yang dinilai tumpul dalam beberapa pertandingan terakhir.

11

Mantan Bomber Timnas Bergabung Persaingan Lini Depan Semakin Sengit BANDUNG-Ada yang berbeda pada latihan perdana Persepam Madura United (PMU) di Bandung untuk persiapan turun di ajang Inter Island Cup (IIC) 2012. Mantan striker tim nasional Indonesia, Zaenal Arif, terlihat bergabung dalam latihan Laskar Sape Kerap di Lapangan Batu Nunggal, Cimahi, Kabupaten Bandung, Kamis (29/11) pagi. Pemain yang musim lalu bermain untuk PSPS Pekanbaru tersebut terlihat bersemangat melakoni latihan di bawah instruksi pelatih Mustaqim. Mengenakan kostum bernomor punggung 21, pemain kelahiran Garut tersebut langsung membaur bersama Muhammadou Tassiou Bako dan kawankawan. Ditemui sebelum melahap menu latihan, pemain yang akrab disapa Arif tersebut mengatakan bahwa bergabungnya ia ke skuad asuhan Mustaqim tersebut setelah dihubungi langsung oleh Manajer P-MU, Achsanul Qosasi. Menurutnya, Achsanul meminta ia untuk ikut bergabung dalam latihan P-MU. ”Saya dihubungi langsung oleh Pak Achsanul dan kebetulan Saya bisa dating memenuhi ajakan Beliau. Semuanya Saya serahkan kepada Pak Achsanul,” tutur Arif kepada Kabar Madura. Kehadiran Arif pada sesi latihan tersebut cukup mengejutkan banyak pihak. Sebelumnya nama Zaenal Arif tidak pernah disebut dalam bursa pemain yang menjadi buruan P-MU untuk musim kompetisi 2012-2013. Selain itu, skuad P-MU saat ini sudah berisi

KM/TABRI S MUNIR

NOMOR PUNGGUNG Osas Saha Pilih 10 MANAJEMEN P-MU merilis nomor punggung pemain yang tampil di grup B IIC 2012 yang digelar di Stadion Siliwangi Bandung, 1-5 Desember mendatang. Tidak banyak perubahan nomor punggung pemain musim ini, sebagian masih sama dengan musim lalu. Tiga penjaga gawang masing-masing Galih Firmansyah, Alfonsius Kelvan, dan Firmansyah, memilih nomor punggung 20, 1, dan 35 untuk kostumnya. Sementara beberapa pemain yang musim lalu sudah memperkuat P-MU di Divisi Utama seluruhnya mempertahankan nomor punggung mereka di musim lalu. (selengkapnya lihat tabel) Sementara pemain-pemain baru memilih nomor punggung sesuai permintaan yang disesuaikan dengan hoki dan keberuntungan. Osas Marvelous Ikpefua Saha memilih kostum bernomor punggung 10, sama seperti yang dikenakannya di PSMS Medan musim lalu. Bagian perlengkapan tim juga sudah menyiapkan kostum untuk empat pemain baru yang bergabung dengan skuad P-MU di Bandung. Goran Subara dihadiahi kostum bernomor punggung 2 yang merupakan angka keramat di tim P-MU. Sementara tiga pemain lain yang telah didaftarkan ke panitia, yakni Fortune Udo, Rendy Siregar dan Zaenal Arif masih belum ditentukan nomor punggungnya. Besar kemungkinan tiga pemain tersebut akan menggunakan nomor punggung 8, 18 dan 21. Rendy yang berposisi sebagai pemain sayap, sangat mungkin akan menerima limpahan nomor punggung 18 yang telah ditinggalkan oleh M. Anshoruddin. Sementara Zaenal Arif dan Fotune sangat mungkin akan menggunakan nomor punggung 21 dan 8. Dalam latihan kemarin, Arif tampak menggunakan kostum latihan bernomor punggung 21. Sedangkan Udo akan memakai kostum yang sebelumnya dipakai Kim Sung Yeon yang tidak didaftarkan di IIC 2012. (bri/rr) No

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30.

Nama

Alfonsius Kelvan Goran Subara Khokok Roniarto M. Bachtiar Tassiou Bako Khusnul Yuli Issac Djober Fortune Udo Indriyanto Nugroho Osas Saha Sudirman M. Rivai Maysam Salehe S. Denny Rumba Ugik Sugiyanto Rendy Siregar M. Hussen Galih Firmansyah Zaenal Arif Valentino Rossi Khoirul Mashuda Michael Orah M. Evan Hidayatullah Deddy Kurniawan Firly Apriansyah Rudi Rega Mbom Julien Anton Samba Firmansyah Tommy Rifka

Nomor Punggung 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 30 31 35 45

Posisi

Penjaga Gawang Belakang Belakang Tengah Belakang Belakang Tengah Depan Depan Depan Depan Belakang Tengah Belakang Depan Tengah Belakang Penjaga Gawang Depan Tengah Tengah Belakang Depan Belakang Belakang Belakang Tengah Tengah Penjaga Gawang Belakang

Email Redaksi: kabarmaduranews@gmail.com

beberapa pemain yang berposisi sama dengan Arif sebagai tukang gedor pertahanan lawan. Sebut saja nama Indriyanto Nughroho, Sudirman, Ugik Sugiyanto, dan M. Ervan Hidayatullah. Termasuk bomber andalan P-MU, Osas Marvelous Ikpefua Saha dan pemain yang akan direkrut, Fortune Udo. Kedatangan Arif dalam latihan kemarin langsung memantik prediksi jika salah satu pemain lokal yang sebelumnya telah ikut latihan bersama P-MU akan terdepak dari tim. Pelatih P-MU, Mustaqim, mengatakan bahwa bergabungnya Arif dalam proses latihan kemarin sebagai proses penjajagan sebelum resmi berbaju P-MU di Indonesia Super League (ISL). ”Zaenal Arif sudah resmi kami daftarkan sebagai salah satu pemain P-MU di Inter Island Cup,” ujar pelatih yang akrab disapa Abah tersebut. Pemain kelahiran 3 Januari 1981 tersebut tercatat pernah memperkuat Persigar Garut, Persita Tangerang, dan Persib Bandung. Pada musim kompetisi 2009-2010, Arif hijrah menuju Persisam Putra Samarinda sebelum kembali ke Jawa Barat bersama Persikabo Kabupaten Bogor di musim 2010-2011. Terpisah, Manajer P-MU, Achsanul Qosasi, membenarkan jika ia mengajak Zaenal Arif bargabug bersama skuad P-MU. Bahkan Achsanul juga mengklaim berhasil menggaet Rendy Siregar (eks Sriwijaya FC, red). ”Pemain baru yang berhasil kami gaet antara lain Goran Subara, Fortune Udo, Zaenal Arif dan Rendy Siregar,” jelasnya. Rendy Siregar sendiri baru terlihat di hotel tempat menginap rombongan P-MU di Hotel Bandung Permai, Jalan Ahmad Yani Bandung, Kamis (29/11) siang, dan langsung ikut berlatih pada sore harinya. (bri/rr)

KM/TABRI S MUNIR

ASA BARU: Dua pemain depan P-MU, Indriyanto Nugroho (kiri) dan Zaenal Arif, melahap porsi latihan dari tim pelatih, kemarin pagi.

Antisipasi Hujan, Jajal Lapangan Becek ENAM pertandingan grup B IIC 2012 diprediksi akan berlangsung di bawah curahan hujan. Kota Bandung dalam beberapa hari terakhir diguyur hujan deras. Diperkirakan hujan akan membasahi Stadion Siliwangi, tempat berlangsungnya pertandingan, sebelum atau saat pertandingan. ”Setiap hari Kota Bandung diguyur hujan cukup deras. Biasanya turun hujan di sore hari,” tutur Eulis Supendi, salah seorang warga Perumahan Batu Nunggal, yang terletak tidak jauh dari Stadion Siliwangi. Turunnya hujan membuat seluruh tim harus siap bertanding di lapangan becek yang basah. Hal tersebut langsung diantisipasi tim pelatih P-MU dengan memberikan latihan khusus kepada pemain untuk membiasakan diri menggunakan lapangan becek. ”Latihan di lapangan

becek dimaksudkan agar ketika dalam pertandingan turun hujan, anak-anak tidak kesulitan mengembangkan permainan. Turunnya hujan dipastikan membuat lapangan tergenang air di beberapa titik,” kata Mustaqim. Latihan punggawa P-MU pada Kamis (29/11) dilangsungkan di Lapangan Saint Prima, Kompleks Perumahan Batu Nunggal Indah, Bandung. Di lapangan tersebut dipenuhi genangan air di beberapa titik. Pemilihan lapangan tersebut, selain karena sangat terbatasnya lapangan sepakbola untuk menggelar latihan, juga sebagai proses adaptasi pemain dan antisipasi ketika melakoni pertandingan di lapangan becek. Dalam latihan tersebut, Mustaqim masih belum memberikan startegi khusus kepada pemainnya

untuk melakukan penyerangan terencana. Anton Samba dkk masih didrill khusus untuk memperkuat barisan pertahanan. Mustaqim terlihat mengkonsentrasikan empat pemain pilarnya untuk menjadi benteng kuat pertahanan P-MU, masingmasing: Tassiou Bako dan Firly Apriyansyah sebagai stoper dengan didampingi Michel Orah di bek sayap kanan dan Khusnul Yuli diposisikan sebagai bek sayap kiri. Mustaqim juga melakukan latihan khusus kepada dua gelandangnya agar bisa membantu barisan pertahanan ketika lawan melakukan serangan balik dengan cepat. Secara khusus Mustaqim memberikan instruksi kepada Anton Samba dan Khoirul Mashuda untuk juga bisa menghadang pergerakan bola. (bri/rr)

KM/TABRI S MUNIR

ADAPTASI: Skuad P-MU berlatih di Lapangan Saint Prima, Kamis (29/11), dalam kondisi becek usai diguyur hujan pada malam hari sebelumnya.

Ketika Masyarakat Bandung Mulai Mengenal Persepam Madura United

Latihan di Kompleks Perumahan, Sempat Dikira Persikota Tangerang BAGI warga Bandung dan Jawa Barat pada umumnya, nama Persepam Madura United (P-MU) masih tergolong asing di telinga mereka. Maklum, baru tahun ini tim asal Madura tersebut menapak pentas kasta tertinggi sepakbola nasional, Indonesia Super League (ISL). Tidak heran ketika Sudirman dan kawan-kawan melakukan latihan di halaman hotel maupun di Lapangan Saint Prima, Kompleks Perumahan Batu Nunggal. TABRI S MUNIR, Bandung BANYAK warga sekitar yang penonton pemain-pemain P-MU berlatih di Lapangan Saint Prima bertanya-tanya terhadap tim yang sedang mengasah kemampuan diri di atas lapangan tersebut. Sebagian dari mereka menyeletuk dengan nada bertanya, ”Ini Persikota Tangerang ya?” Setelah dijelaskan oleh Kabar Madura yang meliput latihan P-MU dari tepi lapangan bahwa tim yang sedang berlatih adalah P-MU, klub aal Madura yang baru promosi ke ISL tahun ini, mereka langsung bergumam heran. ”Wah…..! Pulau Madura di Jawa Timur itu ya? Hebat sekarang sudah punya klub di ISL. Selamat ya untuk Madura! Saya ikut bangga mendengar Madura sudah memiliki tim sepak-

KM/TABRI S MUNIR

PUJI MADURA: Atep Saefullah (kiri) berbincang dengan Mustaqim usai menyaksikan latihan P-MU di Lapangan Saint Prima. Ia turut bangga Madura memiliki tim sepakbola profesional.

bola profesional. Ternyata pembangunan Jembatan Suramadu membuat perkembangan Madura semakin pesat,” ujar Atep Saefullah, warga setempat yang berbincang santai dengan Kabar Madura di tepi lapangan. Ia kemudian menceritakan jika selama ini sepakbola Madura masih belum begitu dikenal. Sepengetahuannya, hanya ada tujuh klub asal Jawa Timur yang selama ini sudah terkenal, yakni Persebaya Surabaya, Arema Malang, Persema Malang, Persegres Gresik,

Persela Lamongan, Deltras Sidoarjo, dan Persik Kediri. ”Saya belum begitu banyak mengenal P-MU. Sebagai tim yang baru promosi semoga P-MU mampu bertahan di ISL sehingga makin gampang mengenalnya,” tambah Atep yang mengaku sebagai anggota Viking tersebut. Lusi Safiri, juga menyampaikan rasa kagum ketika mengetahui Madura memiliki klub sepakbola profesional yang bisa masuk ke ISL. ”Saya hanya

mendengar informasi jika Madura punya jembatan terpanjang di Indonesia. Selain itu Madura hanya terkenal dengan garam dan tukang penjual satenya,” ujar Lusi dengan logat sundanya yang khas sambil tersenyum. Perempuan yang mengaku sering mengikuti perkembangan berita tentang sepakbola nasional dan manca negara tersebut menjelaskan jika keberadaan klub sepakbola profesional menjadi tanda maju tidaknya suatu daerah. ”Di kota-kota besar Indonesia pasti terdapat klub sepak bola profesional. Dengan masuknya P-MU ke ISL, menjadi pertanda jika pembangunan di sana akan berkembang pesat,” jelas Safiri mencoba memberikan gambaran salah satu indikator kemajuan pembangunan kota-kota di Indonesia. Keberadaan P-MU yang baru tahun ini akan mengenyam kerasnya pentas sepak bola profesional di ISl musim kompetisi ini memang sangat baru bagi telinga masyarakat Indonesia. Perjalanan P-MU menuju pentas sepakbola tertinggi, sejak dari Divisi II masing-masing hanya dijalani satu tahun saja, tidak heran jika keberadaan P-MU tidak begitu dikenal oleh publik sepakbola nasional. Hal itu berbeda dengan dua tim lainnya yang promosi pada tahun yang sama dengan P-MU, seperti PS Barito Banjarmasin dan Persita Tangerang yang telah memiliki torehan sejarah manis dalam pentas sepakbola nasional sehingga gampang dikenal oleh publik sepak bola di Indonesia. (rr)


12

JUMAT

30 November 2012

Mengenal Lebih Dekat Sosok Calon Bupati Bangkalan, Imam Buchori Cholil

Usung Visi Memajukan Desa dan Menata Kota IMAM Buchori Cholil atau yang akrab disapa Ra Imam, menyatakan bahwa Bangkalan merupakan salah satu kabupaten di Madura yang memiliki potensi ekonomi di berbagai sektor. Potensi tersebut harus dimanfaatkan supaya pertumbuhan ekonomi mengalami peningkatan. Meski demikian, program pembagunan yang telah dilaksanakan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bangkalan yang diklaim berhasil meningkatkan pertumbuhan ekonomi rakyat, tidak terbukti untuk masyarakat perdesaan yang masih berada pada kondisi sosial ekonomi rendah. Menurut Ra Imam, persoalan tersebut terletak pada kemauan pelaku pembangunan dan desain pembangunan Bangkalan yang tidak berpihak pada masyarakat perdesaan. Berdasarkan hal ini perlu suatu visi dan misi pembangunan yang dapat mengatasi keterpurukan kondisi sosial ekonomi mereka. ”Visi dan misi ini diperlukan untuk menjadi dasar, pedoman, dan acuan

dalam rangka menyusun program pembangunan Kabupaten Bangkalan selama periode 2013-2018,” terangnya. Dengan demikian, sambungnya, jika ia terpilih pada Pemilukada Bangkalan 2012, visi misi ini menjadi dasar, pedoman, dan acuan dalam penyusunan atau pembuatan program pembangunan jangka pendek dan program pembangunan jangka lima tahunan di Bangkalan. Visi berisi tentang cita-cita yang ingin dicapai, sedangkan misi berisi tentang pokok-pokok kegiatan untuk mencapai visi tersebut. Penyusunan visi dan misi diperlukan untuk menjadi pedoman, dasar, dan acuan dalam rangka menyusun programprogram yang akan dilakukan ke depan di Bangkalan selama periode 2013-2018. ”Penyusunan visi dan misi untuk program jangka pendek dan program lima tahunan. Visi ini berisi cita-cita yang ingin dicapai, sedangkan misi adalah berisi pokok-pokok kegiatan untuk

mencapai visi tersebut,” ungkapnya. Ia menjelaskan, pihaknya mempunyai visi yakni memajukan desa, menata kota dengan berlandaskan pada nilai-nilai keagamaan dan budaya. Serta pada nilai kebersamaan, ilmu pengetahuan dan teknologi, terakhir manusiawi sehingga Bangkalan menjadi salah satu kabupaten di Pulau Madura, yang memiliki pembangunan sosial ekonomi maju pesat. Sedangkan misinya adalah mengembangkan berbagai sektor penyanggah, potensi dan unggulan daerah Bangkalan. Untuk bidang moral, yakni pendidikan (formal, informal, dan non-formal) berbasis moralitas. Bidang hukum dan pemerintahan adalah law enforcement dan clean government. Bidang pembangunan yakni anggaran berbasis desa. Kemudian sosial ekonomi dengan meningkatkan kesejahteran rakyat berbasis potensi wilayah untuk pengentasan kemiskinan dan pengangguran, serta peningkatan

pendapatan masyarakat melalui pembukaan lapangan pekerjaan di berbagai sektor. “Arti dari memajukan desa menata kota adalah alokasi anggaran pembangunan akan diperbanyak di perdesaan. Yakni pembangunnya dikerjakan secara bersama-sama agar nantinya tidak ada lagi desa yang masih tertinggal,” ujarnya. Ia menambahkan, jika hal tersebut sudah tercapai bisa dipastikan masyarakat Bangkalan nantinya akan sejahtera dan maju. Ra Imam berharap kehidupan dan kesejahteraan masyarakat Bangkalan, terutama petani dan penduduk pelosok perdesaan, berubah menjadi lebih baik setelah pergantian tampuk pimpinan di Pemkab Bangkalan. Sebagai tokoh yang besar di lingkungan pelosok perdesaan, Ra Imam merasakan betul kehidupan di sana yang sangat keras dan perlu mendapatkan perhatian lebih dari pemerintah.(ful/rr/adv)

Peran Satgas Pengendalian dan Pengawasan BBM Bersubsidi SUMENEP-Para pejabat terutama Kepala Bagian Perekonomian Pemerintah Kabupaten (Pemkab) dari empat kabupaten di Madura, mengikuti kegiatan bersama BPH Migas bertema ”Sosialisasi Pengawasan dan Pengendalian BBM Bersubsidi” di Hotel C1 Sumenep, Kamis (29/11). Komite BPH Migas Brigjend (Pol) Martin S. Ritonga mengatakan, dengan melonjaknya harga BBM dunia pada bulan Februari 2011, sangat berpengaruh kepada kehidupan perekonomian masyarakat Indonesia dan APBN tahun 2012. UU Nomor 22 Tahun 2011 Pasal 7 ayat (4) tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2012 pemerintah melakukan langkah-langkah pengaturan Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi dan pilihan penggunaan bahan bakar gas untuk transportasi. ”Opsi yang diambil pemerintah yaitu dengan menaikan harga dan melakukan pembatasan BBM namun opsi menaikan BBM ditolak oleh DPR dan masyarakat dengan pengerahan massa, sehingga pemerintah memutuskan opsi dengan pembatasan bahan bakar bersubsidi,” ujar Brigjend (Pol) Martin S. Ritonga. Menurutnya, berdasarkan Perpres No. 15 Tahun 2012 tentang Harga Jual Eceran dan Konsumen Pengguna Jenis Bahan Bakar Minyak Tertentu, dihadapkan dengan disparitas harga yang berbeda tinggi saat ini, maka BBM bersubsidi dengan kuota 40 juta kilo liter apabila tidak dilakukan pengaturan tepat volume dan tepat sasaran maka menambah kuota menjadi 44,4 juta kilo liter pada tahun 2012. Adanya kuota BBM selalu jebol mengindikasikan terdapat penyelewengan-penyelewengan sehingga BBM Bersubsidi tidak tepat sasaran dan volume. Lebih terperinci ia menegaskan, berdasarkan rapat tingkat menteri yang sudah disepakati dan disetujui oleh Presiden RI SBY disebutkan, bahwa pemerintah memutuskan menunda pembatasan BBM bersubsidi berdasarkan kapasitas dan tahun produksi mobil, sampai batas waktu yang tidak bisa ditentukan. Alasannya, pengaturan semacam ini pada pelaksanaan akan banyak menemui kesulitan. Namun pemerintah tetap berupaya dan fokus pada langkah-langkah pengaturan BBM Bersubsidi dengan melarang kendaraan dinas pemerintah BUMN, BUMD berplat hitam dan kendaraan perkebunan, pertambangan tidak boleh menggunakan solar bersubsidi serta keterlibatan Pemda. Untuk itu BPH Migas harus melakukan pengawasan terhadap BBM Bersubsidi yang sudah disepakati besaran kuota setiap Provinsi, Kabupaten dan Kota.

Email Redaksi: kabarmaduranews@gmail.com

KM / BUSRI THAHA

PENGAWASAN BBM BERSUBSIDI : Dr Ibrahim Hasyim (kiri) bersama Brigjend (Pol) Martin S. Ritonga saat melakukan sosialisasi Pengawasan dan Pengendalian BBM Bersubsidi di hadapan ratusan pejabat di lingkungan Pemkab se-Madura, Kamis (29/11)

Kendati demikian, pihaknya tidak memungkiri adanya kecenderungan penyelewengan terhadap BBM Bersubsidi. Penyelewengan tersebut dilakukan oleh oknum/orang/ kelompok secara sistemik sehingga perlu dilaksanakan pengawasan dan pengendalian. Dengan demikian, BPH Migas bertanggung jawab untuk melakukan pengawasan, pengendalian dan pengaturan BBM Bersubsidi dengan membentuk satgas, serta berkoordinasi dengan pemerintah daerah dan instansiinstansi terkait. ”Bentuk penyelewengan tersebut bervariasi, ada yang melakukan penyelundupan ke L/N; Penimbunan; Penjualan Di Daerah (Industri, Pertambangan dan Perkebunan, dan Perkapalan); Di SPBU, Kendaraan (industri, Pertambangan, Perkebunan) memodifikasi tangki kendaraan; Kapal tanker/ kapal besar “kencing” di tengah laut; Pelanggaran terhadap Permen ESDM No. 12 Tahun 2012 tentang pelarangan mengisi BBM Bersubsidi (Premium) bagi kendaraan dinas di Jawa-Bali dan solar bagi kendaraan pertambangan & perkebunan di wilayah NKRI,” imbuhnya. Dia menegaskan, mengingat banyak kecendrungan penyelewengan tersebut, Satgas BPH Migas beserta instansi terkait melaksanakan

pengawasan, pengendalian, penyediaan BBM Bersubsidi di seluruh wilayah NKRI, TMT Februari s.d. Desember melalui penyelidikan, pemantauan, pengawasan, penyidikan, penyitaan barang bukti dalam rangka menjalankan kebijakan Pemerintah tentang penggunaan BBM Bersubsidi dengan tepat volume dan sasaran. Bukan hanya dari BPH Migas yang wajib melakukan pengawasan, tetapi juga Sub Tim Daerah harus melakukan Pengawasan dan Pengendalian BBM Bersubsidi. Tugasnya, Sub Tim Daerah melaksanakan Pengawasan dan Pengendalian BBM Bersubsidi di Wilayahnya mulai 24 September 2012 s/d 31 Desember 2012 meliputi monitoring, stikerisasi, penindakan kendaraan di sektor pertambangan dan perkebunan yang menggunakan BBM Bersubsidi dalam rangka mendukung kebijakan Pemerintah. ”Dari semua itu, dalam bentuk pelaksanaannya, Monitoring dengan Penyelidikan; Memantau Kendaraan Pertambangan dan Perkebunan; Melaporkan / menginformasikan/ mencatat; Menyetop, dan memeriksa kelengkapan surat , stiker, dll; Memantau SPBU, menegur apabila tidak sesuai dengan peraturan, menghimbau agar kendaraan pertambangan dan perkebunan mengisi BBM Non Subsidi; Memantau tempat produksi perkebunan dan

pertambangan serta perlengkapan/alat timbun BBM Non Subsidi; Mengkoordinasikan; dan serta memberikan Rekomendasi kepada Perusahaan yang melanggar agar dicabut izin dan tidak diperpanjang izin usahanya,” tegasnya. Menurutnya, bukan hanya itu yang dapat dilakukan tetapi untuk melakukan penindakan, dapat pula dilaksanakan Menangkap Tangan; Police Line; Melakukan penindakan terhadap Kendaraan Pertambangan dan Perkebunan yang melanggar; Mengamankan barang bukti (Kendaraan, BBM, dll) di Polsek terdekat; Mengungkap BBM Bersubsidi yang dicurigai (Menimbun, Mengoplos, dll); Memproses Hukum sampai ke tingkat penuntutan. Sementara itu, untuk titik berat penindakan di laut, juga dapat melakukan penindakan di darat secara sinergi antara tim pusat dan tim daerah. Di daerah, Satgas Intelijen harus Mencari, menemukan penyelewengan BBM Bersubsidi; menyimpulkan informasi dari berbagai pihak; Mengidentifikasi, mengnalisis, mendefinisikan/ menyimpulkan; Menyarankan kegiatan penindakan/ pengawasan terbuka; Memberikan informasi yang akurat kepada satgas penindakan ”Sedangkan Satgas Pengawasan Terbuka harus Mengawasi kendaraan industri, Pertambangan dan Perkebunan; Mengawasi SPBU, SPBN, APMS, dll; Mengawasai mobil tangki dari Depo ke SPBU; Mengawasi wilayah industri, Perkebunan dan Pertambangan; Mengawasi tempat –tempat yang dicurigai melakukan penimbunan dan pengoplosan BBM; Melaporkan kepada tim satgas penindakan apabila ada pelanggaran; Memeriksa surat – surat resmi/syarat BBM Bersubsidi (DO, SKPD, Transportasi, Niaga).

Hasil Operasi dari Pelanggaran MIGAS Brigjendpol (P) Martin S. Ritonga mengatakan, Satgas telah melakukan operasi, terbukti tanggal 07 Maret 2012 di alur Perairan Sungai Mahakam (Long Bagun) Kalimantan Timur, Satgas melakukan penangkapan KMT Mitra Kaltim dengan muatan Solar 100 KL. Selain itu, tanggal 12 April 2012 di alur Perairan Surabaya, Satgas menangkap kapal MT. Bagus Selatan dengan muatan 248 KL jenis Solar dan SPOB WAG – I dengan muatan 48 KL. Termasuk juga, Tanggal 25 April 2012 Satgas melakukan penindakan di alur perairan Batam mengamankan kapal MT. Cosmic

-15 muatan MFO 250 KL tanpa dilengkapi DO. Pihaknya menambahkan, Tanggal 26 April 2012 Satgas mengamankan penimbunan di Kec. Kota Baru, Jambi dengan barang bukti : Mobil truk PS Mitsubishi Nopol BH 8965 ME dengan muatan 1000 liter yang sudah dimodifikasi, tangki berisi 5000 liter dan bak truk, mesin sedot alkon, mobil truk PS Mitsubsidihi Nopol BH 8004 HF dengan tangki berisi Mitan 3000 liter dan 6 kempu berukuran 10 KL. Termasuk, tanggal 28 April 2012 Satgas melakukan penindakan penimbunan BBM jenis Solar sebanyak 2,5 KL di Kec. Mandidir Kota Bitung, Propinsi Sulawesi Utara. ”Jadi banyak yang telah ditangkapa dan diberikan sanksi, termasuk tanggal 29 April 2012 Satgas melakukan penindakan terhadap dugaan penyalahgunaan BBM di wilayah Aceh Tengah dengan barang bukti Minyak Solar sebanyak 3,4 KL, termasuk beberapa di wilayah lain,” jelasnya.

Rekomendasi BPH Migas 1. Kepada Kepala Daerah meliputi Gubernur, Bupati, dan walikota agar ikut berperan dalam pengawasan dan pengendalian BBM Bersubsidi melalui stakeholders guna mengendalikan kuota BBM Bersubsidi tahun 2012 di Daerah Masing-masing. 2. Kegiatan Pengawasan dan Pengendalian BBM Bersubsidi tingkat pusat dititikberatkan kepada penindakan di laut dan di darat, dan membantu pengawasan di wilayah. 3. Kegiatan Pengawasan dan pengendalian BBM bersubsidi di tingkat daerah dititikberatkan pada pengawasan terbuka terhadap Premium bagi Kendaraan Pemerintah dan Solar bagi Kendaraan Pertambangan dan Perkebunan secara terpadu. 4. Pelaksanaan stikerisasi perlu koordinasi secara komprehensif stakeholders serta menggunakan metode pro – rakyat (melalui hati). 5. Keberhasilan program Kebijakan Pemerintah tentang BBM Bersubsidi sangat bergantung kepada kerjasama antara Pemda (Gubernur, Bupati, Walikota) dengan pihak BPH Migas, sehingga harus tercapai MoU dengan unsur-unsur terkait tentang pembatasan BBM Bersubsidi. 6. Pengawasan BBM Subsidi di Laut perlu sinergi antara aparat pusat dan aparat daerah serta partisipasi masyarakat khususnya nelayan yang dapat menjadi mata dan telinga. (bus/rr/adv)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.