Edisi 7 Februari 2013

Page 1

Kabar Bangkalan Hanya Hasilkan Rp 50 Jutaan Setahun GOR Sultan Abdul Kadirun Kabar Sampang Pembunuh Bebas Berkeliaran Keluarga Korban Pertanyakan, Kapan Pelaku Ditangkap Kabar Pamekasan PSAWS dan PU Saling Lempar Tanggung Jawab Pembangunan Plengsengan Sungai Patemon

TWITTER

@kabarmaduranews

Kabar Sumenep Pinggiran Pantai Terlarang untuk Hunian Langkah Pemkab Atasi Banjir

10 Pe Pemain, Perseba Tetap Super

KAMIS 7 Februari 2013

Sesalkan Putusan MK SEKALIPUN Mahkamah Konstitusi (MK) menolak seluruh materi gugatan Calon Bupati dan Wakil Bupati Kholilurrahman-

Penebar Kasih Sayang

Nama TTL Agama Istri

Masduki (KOMPAK), tampaknya pasangan incumbent tidak menyerah begitu saja. Bersambung ke Hal 6

Saya tidak mengerti apakah MK cukup di situ atau melakukan verifikasi ke daerah. Kalau tidak melakukan verifikasi, saya kira semua bisa. Bisa dinilai hanya memutuskan di atas meja.

: Drs. H. Achmad Syafii, M.Si : Pamekasan, 11 September 1964 : Islam : Anni Rifqotul Laili S.Ag

PAMEKASANAchmad Syafii, kini menjadi sosok yang Pendidikan kian bersinar di Pa1. 1976: SDN Galis I mekasan. Kalau ti2. 1980: SMP Negeri 1 Pamekasan dak ada aral yang 3. 1983: SMA Nurul Jadid Probolinggo merintang, pada 21 4. 1991: Fak. Syariah IAIN Nurul Jadid Probolinggo April nanti, ia akan 5. 2006: Manajemen Administrasi UNTAG dilantik sebagai Bupati Pamekasan Karir Politik 1. 2009-sekarang : DPP Partai Demokrat periode 2013-2018. 2. 1997-2008 : PPP Cabang Pamekasan Khalil Asy’ari bakal mendampinginya Organisasi sebagai wakil. 1. BKPRMI Kabupaten Pamekasan Hanafi, aktivis 2. Senat Mahasiswa Forum Komunikasi dan Monitoring PaPekerjaan 1. Anggota DPR (Fraksi Demokrat) mekasan (FKMP), 2. Bupati Pamekasan menilai bahwa Sy3. Ketua DPRD Kab. Pamekasan afii itu adalah so4. Kepala MA Al-Mujtama’ sok pemimpin yang 5. Guru atau dosen kuasa menebar kasih sayang. Bersambung ke Hal 6

DOK/KM

KHOLILURRAHMAN Calon Bupati Incumbent

Tim ASRI Minta Legawa KHAIRUL Kalam, salah satu tim sukses pasangan Achmad Syafii-Kholil Asy’ari (ASRI) selaku saingan berat KOMPAK, merespon dingin per-

HATI-HATI: Ahmad Syafii dikenal sebagai sosok yang senang blusukan. Tampak foto saat Ahmad Syafii mengunjungi salah satu pasar yang kondisinya becek sehabis hujan, beberapa waktu lalu.

nyataan incumbent Kholilurrahman tersebut di atas. Menurutnya, keputusan MK itu sifatnya final dan mengikat. Bersambung ke Hal 6

Harapannya semua pihak harus legowo dan menerima keputusan MK. Saya kira MK membuat keputusan sudah berdasarkan fakta-fakta yang ada di persidangan. DOK/KM

KHAIRUL KALAM Tim Sukses pasangan ASRI

KM/DOK

Perluasan Bandara Disiapkan Rp 3,5 M

Sertijab

SUMENEP- Agar bisa segera dipergunakan untuk penerbangan komersial, Pemkab Sumenep berencana melakukan perluasan dan pembangunan Bandara Trunojoyo pada tahun ini. Anggaran yang dipersiapkan untuk pelepasan tanah dan pembangunan dari APBD II Sumenep sebesar Rp 3,5 milar. Hal tersebut disampaikan Wakil Bupati Sumenep, Soengkono Sidik, Rabu (6/2) kema-

KM/DOK

KH ABU AHMAD M DHOVIER SHAH Ketua KPU Kab. Sampang

Harus Tunjuk Plt Bupati Sampang SAMPANG-Pelantikan Bupati-Wakil Bupati Sampang terpilih hingga saat ini masih belum diketahui secara pasti kapan pelaksanaannya. Sebab, surat pelantikan Bupati terpilih yang dikirim DPRD Sampang kepada Mendagri belum juga turun. Bersambung ke Hal 6

Administrasi

rin. Menurutnya, rencana perluasan yang dicanangkan pemerintah itu telah mengajukan anggaran dana sebesar 3,5 miliar. Pengajuan itu lebih awal dari PAK APBD 2013. Soengkono Sidik, Wakil Bupati Sumenep, mengatakan kondisi Bandara Trunoyo saat ini sebenarnya sudah bisa didarati oleh pesawat ATR-72,” ujar Soengkono Sidik pada Kabar Madura. Bersambung ke Hal 6

KM/HAIRUL ANAM

BUAH ASLI: Gunungan buah yang baru kali ini dihadirkan dalam tradisi Ghateyan digotong oleh beberapa peserta kegiatanyang masih dalam rangkaperingati Maulid Nabi ini.

Gelar Ghâteyan dengan Gunungan Buah

PAMEKASAN-Ragam aneka buah menghiasi area monumen Arek Lancor, Rabu (6/2) kemarin. Tak heran, karena kemarin, warga Pamekasan tengah menggelar kegiatan Ghateyan, semacam peringatan Maulid Nabi pada pekan

terakhir sebelum berganti bulan. Kepala Bagian (Kabag) Kesra Pemkab Pamekasan, Munafi yang bertindak sebagai pelaksana kegiatan tersebut mengatakan kegiatan Ghâteyan ini sudah berlangsung 3 tahun berturut-turut

di Pamekasan. Pesertanya, kata Munafi, meningkat dari tahun ke tahun. “Kegiatan ini sudah berlangsung sejak 2011 lalu. Saat itu, pesertanya kurang lebih 50 kelompok. Bersambung ke Hal 6

KM/DOK

BELUM SIAP: Bandara Trunojoyo Sumenep masih perlu perluasan agar bisa digunakan untuk penerbangan komersil. Terkait ini, pemerintah Sumenep menyiapkan dana Rp 3,5 miliar.

Marinten, Penjual Rujak Mata Sapi, Desa Demangan Kota Bangkalan

Jadi Langganan Pejabat, Bisa Sekolahkan 4 Anak KM/DOK

TEGANG: Suasana ruangan guru SMAN 3 usai pertemuan dengan kepala sekolah.

Dewan Panggil Kepala SMAN 3 Pamekasan PAMEKASAN-Perseteruan antara para guru dan kepala SMAN 3 Pamekasan rupanya sampai juga ke telinga anggota DPRD Pamekasan. Agar tidak mengganggu kepentingan lainnya, dalam waktu dekat kepala sekolah serta para guru akan dipanggil. Bersambung ke Hal 6 Email Redaksi: redaksi@kabarmadura.co.id

Rujak merupakan salah satu khazanah kuliner di Indonesia. Tak Terkecuali di Pulau Madura. Di Bangkalan, ada satu jenis yang bisa dibilang tak ada duanya mungkin di Bangkalan atau bahkan di dunia, rujak mata sapi namanya. Kuliner rujak mata sapi inilah yang digeluti Marinten, sejak awal 80 puluhan itu. Bahkan berkat rujak mata sapi ini ia mampu menyekolahkan 4 anaknya sejak ditinggal selama-lamanya oleh sang suami puluhan tahun silam. FIRMAN GHAZALI AKHMADI, Bangkalan

MATA SAPI: Marinten mengolah rujak mata sapi yang membuatnya bisa menyekolahkan empat anaknya.

KM/FIRMAN GHAZALI AKHMADI

SEBUAH warung kecil di jalan KH Mohammad Kholil, Desa Demangan, Kecamatan Kota tidak pernah sepi dari pembeli sejak awal 80-an lalu. Berada di depan sebuah Madrasah Diniyah, Marinten sudah merintis usaha rujak uniknya. Walau hanya sebuah warung kecil namun jangan salah, pelanggan Marinten berasal dari semua golongan dari abang becak hingga pejabat Bangkalan sudah pernah singgah ke warung sederhana yang dibangunnya dengan jerih payah sambil menyekolahkan keempat anaknya. Bersambung ke Hal 6


2

KAMIS

7 Februari 2013

Hanya Hasilkan Rp 50 Jutaan Setahun GOR Sultan Abdul Kadirun Kalah Bersaing dengan Gedung Rato Ebuh KOTA-Satu di antara sekian banyak objek atau sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Bangkalan adan gedung olah raga (GOR). Gedung megah yang terletak di Jalan Halim Perdana Kusuma, Kecamatan Kota Bangkalan itu, selain untuk kegiatan olah raga juga disewakan untuk berbagai kegiatan masyarakat seperti pernikahan dan lain sebagainya. Sayangnya, dalam setahun operasional gedung yang diberi nama GOR Sultan Abdul Kadirun tersebut, hanya mampu menyumbangkan PAD sebesar Rp 50.930.000. Pihak Setdakab (Sekertariat Daerah Kabupaten) Bangkalan mengaku, angka tersebut sudah melewati target pendapatan yang ditetapkan bersama antara pihak Pemkab Bangkalan dan DPRD Bangkalan. “Itu sudah melewati target mas. Dari target tahun 2012 senilai Rp 50.660.000 kita bisa mencapai 100,53 persennya, yakni Rp 50.930.000,” ungkap Wasisno, Kabag Perekonomian Setdakab Bangkalan, di ruang kerjanya, Rabu (6/2). Lebih lanjut Wasisno menjelaskan, minimnya pendapatan yang dihasilkan GOR Sultan Abdul Kadirun itu terjadi karena semakin banyaknya

gedung-gedung serupa, seperti Gedung Rato Ebuh, yang lebih diminati warga untuk menggelar hajatan. “Ya banyak gedung itu mas, kayak (Gedung) Rato Ebuh, contohnya. Masyarakat pasti lebih memilih sana karena lebih memiiki nilai prestis. Selain itu sulit bagi kami untuk menaikkan harga sewa, sebab khawatir tidak laku nantinya ,” jelas Wasisno. Ditanya terkait target pendapatan di Tahun Anggaran 2013, Wasisno mengatakan, terjadi penurunan target. “Malah terjadi penurunan, untuk 2013 kami ditarget cuma 46 juta rupiah,” ujarnya, singkat. Tapi, lanjut Waisno, penurunan target pendapatan GOR Sultan Abdul Kadirun itu, merupakan keputusan bersama antara eksekutif dan legislatif. DPRD Bangkalan sudah menyatakan kesepakatannya, dalam pembahasan RAPBD 2013, tahun lalu. Menurut Wasisno, keputusan itu diambil karena tahun ini ada perbaikan gedung. Sehingga untuk beberapa waktu gedung tak bisa digunakan. “Selain itu, juga banyak agenda pemerintah daerah yang memanfaatkan gedung tersebut,” beber Wasisno. Namun demikian Wasisno menegaskan, target pendapatan GOR Sultan Abdul Kadirun untuk Tahun Anggaran 2013, sebesar Rp 46 juta itu, belumlah final. Angka tersebut masih bisa diubah dan ditingkatkan jika memungkinkan suatu saat nanti, atau kalau perbaikan gedung sudah selesai. (jos/yoe)

KM/AGUS JOSIANDI

BUKAN FAVORIT: Pendapatan GOR Sultan Abdul Kadirun sangat minim. Pihak Pemkab Bangkalan rupanya kurang inovatif sehingga GOR itu kalah bersaing.

300 Ribu Lebih Belum Rekam Data e-KTP

MEJA HIJ AU Angkut Kayu Ilegal, Jadi Pesakitan KOTA-Pengadilan Negeri (PN) Bangkalan, Rabu (6/2) pagi, menggelar sidang kasus pengangkutan kayu ilegal. Kali ini melibatkan Hadili, 43, nakhoda KLM Arraohman Jaya. Dalam sidang yang beragendakan pemeriksaan saksi tersebut, hadir 3 anak buah kapal (ABK) selaku saksi, yang turut dalam pelayaran kapal selama mengangkut kayu ilegal tersebut. Hadili, sang nakhoda kapal, ternyata adalah warga Desa Prancak, Kecamatan Sepuluh Bangkalan. Saat itu, dia dan sejumlah kru kapalnya berangkat dari kawasan Sukamara, Kalimantan Tengah pada 23 September 2012 sekitar pukul 20.30. Pada saat sedang berada di Perairan Muara Jerai, Kalimantan, Hadili selaku nakhoda kapal yang biasanya mengangkut pupuk itu, tiba-tiba ditelepon oleh Sidik, seorang juragan kayu yang berniat menitipkan kayunya menuju Perairan Sepuluh Bangkalan. Dengan menggunakan kapal kecil, kayu-kayu tersebut dikirim ke tengah laut dan dipindahkan ke kapal Arrohman Jaya. Selang 2 hari kemudian, kapal tersebut lego jangkar di Perairan Sepuluh Bangkalan. Hingga pada 28 September 2012 sekitar pukul 20.30, Ditpol Air Polda Jatim memeriksa kapal Arrohman Jaya, dan ditemukan kayu jenis Pacakan sebanyak 1.226 batang. Selain itu, diketahui pula bahwa ribuan kayu tersebut ternyata tidak dilengkapi dengan faktur kayu olahan (FAKO) dan dokumen sah lainnya. Hingga akhirnya pihak kepolisian menahan sang nakhoda kapal. Sedangkan pemilik kapal, masuk daftar pencarian orang (DPO) pihak kepolisian. (jos/yoe)

Belum Diperbaiki, Ganggu Aktivitas Warga KM/FIRMAN GHAZALI AKHMADI

MERESAHKAN: Kerusakan di Jalan Simpang Tiga, Desa Banyusangkah, Kecamatan Tanjung Bumi menuju Kecamatan Kokop ini, dikeluhkan warga. Karena kerap menimbulkan kecelakaan.

TANJUNG BUMI-Sampai kemarin (6/2) institusi berwenang di lingkungan Pemkab Bangkalan, belum juga memperbaiki kerusakan di Jalan Simpang Tiga, antara Desa Banyusangkah, Kecamatan Tanjung Bumi menuju Kecamatan Kokop. Ketidakbijakan Pemkab itu, membuat masyarakat resah. Bahkan warga mengeluh, dan meminta agar jalan yang rusak dengan banyak lubang dengan kedalaman 10-15 cm tersebut, segera diperbaiki. Karena, sangat mengganggu aktivitas warga, dan dapat menimbulkan kecelakaan lalu lintas. Terlebih di saat musim penghujan, lubang-lubang menganga itu kerap tertutup genangan air. Sehingga menjadi jebakan maut bagi para pengendara, baik kendaraan

bermotor atau tidak, serta kendaraan bermotor roda 2 maupun roda 4. “Di sini sering terjadi kecelakaan karena banyaknya lubang, apalagi musim hujan seperti ini,” ungkap Dulgeni, 30, salahs seorang sopir MPU (mobil penumpang umum) yang sering melewati jalur tersebut. Lebih lanjut ujar Dulgeni, walaupun kecelakaan yang terjadi akibat lubang menganga itu belum sapai menimbulkan korban jiwa, tapi kerugian materi yang timbul, jumlahnya ditaksir mencapai jutaan rupiah. “Saya minta kepada instansi terkait kalau bisa secepatnyalah jalan itu diperbaiki atau diurug, agar tidak mengganggu roda perekonomian rakyat pedesaan,” kata Dulgeni. Safe’i, 40, warga Desa Batu-

korogan, Kecamatan Kokop mengungkapkan desakan serupa. Dia meminta agar jalan tersebut segera diperbaiki oleh pihak terkait. “Saya harap dapat segera di perbaiki, agar urusan masyarakat lancar terutama perekonomianya,” tandasnya. Kepala Dinas PU Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Bangkalan, Taufan Zairinsyah tak mudah dikonfirmasi soal jalan berlubang itu. Beberapa kali Kabar Madura berupaya menemui Taufan di, kantornya, dia selalu tak berada di tempat “Bapak masih keluar, mas,” demikian selalu, keterangan staf Taufan kepada Kabar Madura. Saat Kabar Madura coba menghubungi melalui telepon selulernya, tidak ada respon hingga berita ini ditulis. (fir/yoe)

KM/AGUS JOSIANDI

ILEGAL LOOGING: Ketiga ABK Arrohman Jaya saat memberi kesaksian, kemarin (6/2).

KOTA-Keterlambatan proses pembuatan e-KTP di Bangkalan ternyata cukup parah. Betapa tidak, di saat distribusi e-KTP kepada penduduk seharusnya sudah nyaris berakhir, ternyata masih ada ratusan ribu penduduk di beberapa kecamatan yang belum menjalani rekam data. Berdasarkan catatan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dispendukcapil) Bangkalan, sebanyak 326.425 orang dari 822.635 warga wajib e-KTP, masih belum melakukan rekam data e-KTP, yang semestinya sudah tuntas tahun lalu. Mereka tersebar 18 kecamatan yang ada di Bangkalan. “Jumlah penduduk yang wajib e-KTP sebanyak 822.635 orang, hingga saat ini yang memproses sebanyak 556.210 orang jadi masih tersisa sebanyak 326.425 orang yang belum memprosesnya,” ujar Kabid administrasi kependudukan Dispenduk Capil Bangkalan, Djayus Sayut. Lebih lanjut Djayus mengungkapkan, banyaknya warga Bangkalan yang belum melakukan rekam data e-KTP tersebut disebabkan faktor. Yang paling dominan adalah banyakya warga Bangkalan yang kini berada di perantauan sehingga menyulitkan mereka untuk melakukan rekam e-KTP. Selain itu, juga kurangnya kesadaran masyarakat terutama warga pedesaan untuk memenuhi undangan perekaman data di kantor kecamatan. “Warga yang memproses rekam data secara massal yang berakhir 31 Desember

Warga yang memproses rekam data secara massal yang berakhir 31 Desember 2012 lalu, tercatat sebanyak 495.631 orang dan lebihnya itu yang memproses secara reguler dan yang sudah dicetak dari pusat sudah dilakukan pendistribusian ke masing-masing pemilik dengan cara datang ke kantor kecamatan setempat dan hingga hari ini masih berlangsung,” DJAYUS SAYUT Kabid administrasi kependudukan Dispenduk Capil Bangkalan

2012 lalu, tercatat sebanyak 495.631 orang dan lebihnya itu yang memproses secara reguler dan yang sudah dicetak dari pusat sudah dilakukan pendistribusian ke masing-masing pemilik dengan cara datang ke kantor kecamatan setempat dan hingga hari ini masih berlangsung,” ungkapnya. Terkait proses pendistribusian e-KTP ke masing-masing pemilik, bisa dilakuakan menggunakan dua cara. Warga memenuhi undangan datang ke kantor kecamatan untuk mengambil e-KTP, bisa pula dengan mengambilnya melalui kepala desa (kades) masing-masing. “Sesuai surat edaran mentri dispensasi penyerahan e-KTP nomor 471.13/5246/SD/16 Oktober 2012. tentang penyerahan e-KTP massal tanpa memerlukan virifikasi sidik jari di kecamatan,” kata Djayus. (fir/yoe)

Internal Kemenag Rutin Ber-Maulid KOTA-Perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW merupakan tradisi yang berkembang di masyarakat Islam, jauh setelah Nabi Muhammad SAW wafat. Secara subtansi, peringatan itu adalah ekspresi kegembiraan dan penghormatan kepada Nabi Muhammad SAW. Tidak ketinggalan pula Kemenag Kabupaten Bangkalan. Institusi itu, kemarin (6/2), mengadakan acara peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW yang dihadiri langsung oleh Kepala Kemenag Kabupaten Bangkalan, Moh Amin. Menurut Moh Amin, peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW ini adalah peringatan

yang menitikberatkan kepada tradisi dan kultur budaya. Termasuk di Madura, peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW sudah menjadi warisan tradisi nenek moyang. “Tradisi peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW ini adalah tradisi yang baik, sepatutnya pula kita lestarikan semua tradisi yang baik. Sebab ada benang merah yang bisa kita petik dari peringatan tersebut,” ulas Kemenag Bangkalan kepada Kabar Madura. Amin menambahkan, dengan perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW, tidak lain adalah agar hati kita juga tergugah untuk mencontoh dan mensuritau-

Email Redaksi: kabarmaduranews@gmail.com

ladani perilaku-perilaku Nabi Muhammad SAW. Baik dalam hal pemerintahan maupun di luar pemerintahan. Acara yang dimulai dari pukul 08.00 pagi sampai pukul 12.00, dan bertempat di Aula Kantor Kemenag Bangkalan itu, sifatnya internal. Dihadiri seluruh jajaran pengurus dan karyawan Kemenag, mulai dari Kepala Seksi, pegawai tetap, maupun karyawan-karyawan lainnya. Hadir pula dalam acara tersebut, Kepala KUA se-Kabupaten Bangkalan dan Pengawas PAI se-Kabupaten Bangkalan. “Ini acara internal yang hanya melibatkan jajaran internal pula, yang sudah kami lakukan rutin

setiap tahunnya,” imbuhnya. Acara yang mengangkat tema “Dengan Maulid Nabi Muhammad semoga kita menjadi masyarakat muslim yang rahmatan lil’alamin” itu, menghadirkan KH Imam Mahsus Ridwan dari Pondok Pesantren Sabiyan sebagai penceramah. “Bagaimanapun juga, kita sebagai umat Nabi Muhammad SAW harus berpondasikan Aqidah, berjalan dengan syari’ah dan berakhlak seperti yang diaqidahkan, disyariahkan oleh Rasulullah dan beraklakul karimah baik itu dalam pemerintahan maupun dalam kehidupan sehari-hari,” tutur KH Imam, dalam ceramahnya. (roh/yoe/adv)

KM/ABDUR ROHIM

ACARA KECIL: Dari kiri ke kanan, Ach Sururi (Ketua Mapenda), Moh Amin (Ketua Kemenag), dan KH Imam Mahsus Ridwan (penceramah), dalam acara tasyakuran Mauli Nabi Muhammad SAW.


KAMIS

3

7 Februari 2013

Pembunuh Bebas Berkeliaran

KERUSUHAN SAMPANG II Saniwan Divonis 8 Bulan Penjara KOTA-Setelah Saripin alias Salikin divonis 8 bulan penjara, dalam perkara kerusuhan Sampang, oleh Pengadilan Negeri (PN) Surabaya, dua pekan lalu, kini aktor intelektual lain dalam Kerusuhan Sampang Jilid II mendapatkan vonis yang sama. Aktor intelektual itu adalah Saniwan alias Muhriah. Dia juga dijatuhi hukuman 8 bulan penjara. Saniwan merupakan satu dari lima terdakwa kasus kerusuhan antara penganut aliran Sunni dan Syiah di Sampang yang meletus pada Minggu, 26 Agustus 2012 lalu. Dalam sidang tersebut, Ketua Majelis Hakim Ainur Rofiq menyatakan, warga Desa Karanggayam, Kecamatan Omben itu, terbukti secara sah dan meyakinkan melanggar Pasal 351 ayat 1 tentang penganiayaan. Vonis hakim tersebut lebih ringan 2 bulan daripada tuntutan jaksa yang menuntutnya dengan hukuman 10 bulan penjara. Menurut Jaksa penuntut umum (JPU) Wisnu Bagus Wicaksono, Saniwan terbukti menempeleng pipi Umah alias Bu Iklil saat bentrokan antara kelompok Sunni dan Syiah sedang berkecamuk di Dusun Nangkernang. Di mana diketahui Umah adalah ibu Tajul Muluk dan Iklil, pimpinan kaum Syiah di Nangkernang. “ Vonisnya 2 bulan lebih ringan dari tuntutan saya,” ujarnya saat ditemui Kabar Madura di ruang kerjanya, kemarin (6/2). Wianu lalu menjelaskan, sidang atas kasus itu yang sudah mulai digelar sejak November tahun lalu, masih akan terus bergulir hingga semua pelaku mendapatkan hukuman. Saat ini masih ada empat orang lagi yang berkasnya masih dalam persidangan. Satu di antaranya, Muksin yang dituntut hukuman 10 bulan penjara. Dia akan menerima vonisnya Selasa mendatang (12/2). “Untuk terdakawa lainnya seperti Muksin, sudah sampai pada tuntutan kemarin,” ungkapnya. Jaksa pindahan dari Kejaksaan Negeri Batu itu menambahkan, terdakwa lainnya yang masih dalam persidangan adalah Rois al Hukama, Matsafi, dan Hadiri alias P Hosen. Matsafi dituntut dengan hukuman 1 tahun 6 bulan penjara, lebih berat dibandingkan dengan tuntutan terhadap Saniwan. Keduanya didakwa dengan pasal yang sama, yakni pasal penganiayaan. “Keduanya masuk dalam pasal penganiayaan,” imbuhnya. Sementara itu, pengacara Saniwan masih menyatakan pikir-pikir terkait vonis 8 bulan penjara itu. Sesuai ketentuan, waktu yang diberikan untuk pikir-pikir, hanya berjarak 7 hari sejak vonis dibacakan. Jika tak ada keputusan setelah itu, terdakwa dianggap menerima hukuman. (sya/yoe)

Keluarga Korban Pertanyakan, Kapan Pelaku Ditangkap

KM/FANDRI ARDIANSYAH

KELAS TERI: Dalam Operasi Sikat Semeru 2013, Polres Sampang amankan 20 pelaku kejahatan. Baru pencuri yang berhasil ditangkap.

Gembong Narkoba Masih Gentayangan KOTA-Polres Sampang, Rabu (6/2), merilis hasil tangkapan mereka selama gelar Operasi Sikat Semeru 2013. Dalam rilis tersebut, Polres Sampang menggelar para pelaku, berikut barang bukti serta peralatan yang dipakai berbuat kejahatan, di halaman Mapolres Sampang, Jalan Jamaluddin, Kecamatan Kota Sampang. Operasi tersebut dilakukan selama 14 hari, mulai 23 Januari hingga 5 Februari lalu, oleh Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polres Sampang. Selama operasi, petugas baru berhasil menciduk 20 orang tersangka kasuskasus 4C, yakni, curas (pencurian dengan kekerasan), curwan (pencurian hewan), curat (pencurian dengan pemberatan), serta curanmor (pencurian kendaraan bermotor) Tak ada penjelasan dari pejabat berwenang, mengapa dalam Operasi Sikat Semeru 2013, yang disasar hanyalah pelaku pidana pencurian. Hanya dikatakan, para tersangka itu, adalah pelaku kriminal yang sering meresahkan warga Sampang. Kepala Satreskrim Polres Sampang, AKP Roman Smaradana Elhaj mengatakan, para pelaku akan dijerat dengan pasal-pasal pencurian, dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP), di antaranya dengan pasal 363 tentang curat, dan pasal 365 tentang curas. “Ancaman hukumannya, maksimal 5 tahun penjara untuk curat, dan maksimal 10 tahun penjara untuk curas,” tuturnya.

Roman melanjutkan, selain dengan pasal-pasal pencurian dalam KUHP, para tersangka juga dijerat pasal pidana dalam UU Nomor 12 Tahun 1951 tentang penggunaan atau kepemilikan senapan api maupun senjata tajam secara ilegal. “Ancaman hukmannya, maksimal 12 tahun penjara,” ungkap Roman. “Kami juga berterima kasih terhadap para masyarakat yang ikut membantu bekerja sama dalam melaporkan tindak kriminalitas yang terjadi di wilayahnya,” imbuhnya. Dalam kesempatan itu juga, Kapolres Sampang AKBP Solehan mengakui, sebenarnya ada kejahatan yang jauh lebih meresahkan masyarakat, dibanding pencurian. Yakni kejahatan yang berkaitan dengan peredaran narkoba secara ilegal. Ungkapnya, peredaran narkoba sudah begitu mewabah hingga memasuki wilayah Kecamatan Kota, serta daerah Kecamatan Torjun. Sejauh ini, imbuhnya, aparat Polres Sampang memang belum berhasil mengungkap tuntas serta menangkap gembong jaringan peredaran narkoba tersebut. “Kasus narkoba ini kami kembangkan terus karena membutuhkan waktu yang agak lama untuk membongkar bandar besar yang berada di wilayah hukum Polres Sampang. Mudahmudahan (upaya kami) berjalan dengan lancar agar masyarakat bisa hidup tanpa dihantui rasa cemas dan takut,” tandasnya. (fan/yoe)

Harusnya Di-Hotmix, Bukan Cuma Ditambal Sulam KOTA-Proyek tambal sulam jalan provinsi yang dikerjakan Balai Pemeliharaan Jalan (BPJ) UPT Bina Marga Provinsi di Kabupaten Sampang, kembali mendapat sorotan masyarakat. Mereka menilai, tambal sulam sebagai proyek pemborosan uang negara, yang hanya untuk memenuhi kegiatan rutin pejabat saja. Perbaikan jalan dengan cara tambal sulam yang setiap tahun dianggarkan oleh Pemerintah Provinsi Jatim dan dikucurkan melalui BPJ di Madura, dinilai hasilnya kurang maksimal dan terkesan hanya menghamburhamburkan uang rakyat saja. “Masa setiap tahun proyek tambal sulam selalu itu-itu saja yang dikerjakan. Apakah tidak ada pengerjaan proyek yang permanen, sehingga kualitas proyek yang dikerjakan bisa bertahan lama,” kecam Ahmad Bahri, salah satu warga Sampang saat melihat pengerjaan proyek tambal sulam di Jalan Sampang-Ketapang, Rabu (6/2). Dikatakan Bahri, panggilan akrabnya, proyek tambal sulam yang dikerjakan BPJ itu, dipastikan tidak

KM/ ACHMAD SYAIFUL RAMADHAN

ASAL JADI: Perbaikan jalan rusak dengan cara tambal sulam, hasilnya tidak optimal. Hanya menghambur-hamburkan uang rakyat.

akan bertahan lama dan rusak lagi. Dia memperkirakan, tidak akan bertahan lebih dari tiga bulan.

Selain itu, jelasnya, perbaikan jalan atau tambal sulam diatas aspal hotmix yang ada di jalan tersebut harus

lebih tinggi dari aspal atau badan jalan semula. Namun yang terjadi dan terlihat, perbaikan yang dilakukan tersebut terkesan asal jadi dan diindikasikan tidak sesuai standar. “Penambalan itu tidak perlu terlalu tebal, cukup lubang dikorek, dibersihkan dan dipadatkan. Ketebalan lubang yang ditambal harus sama dengan permukaan jalan yang lama, mengingat jika penambalan terlalu tebal dapat membuat pengguna jalan tidak nyaman saat melintas,” terangnya. Kepala BPJ UPT Bina Marga Perwakilan Sampang, Akhmad Hayadi saat dikonfirmasi mengatakan, dia sudah tak punya kewenangan menjawab masalah itu, karena saat ini dirinya sudah pensiun. “Nanti saya sampaikan (ke kepala baru) ya, soalnya saya sudah pensiun,” ujarnya melalui sambungan telepon, kemarin. Sementara kepala baru, yang diketahui bernama Aris, saat dikonfirmasi Kabar Madura, ternyata masih belum berada di kantornya. (sya/yoe)

KOTA-Kasus pembunuhan Matjaral, warga Desa Pao Pale Laok, Kecamatan Ketapang yang terjadi sekitar akhir bulan september tahun lalu, hingga kini ternyata belum ditangani tuntas oleh aparat Polres Sampang. Keluarga korban menengarai, pelaku pembunuhan masih dapat menghirup udara bebas. Akibatnya, Rabu (6/2), keluarga korban bersama kepala desa setempat mendatangi markas kepolisian untuk mempertanyakan proses hukum terhadap pelaku pembunuhan tersebut. Istri korban Sunariyah menuturkan, pelaku yang telah menghabisi nyawa suaminya tersebut, hingga kemarin (6/2), mereka ketahui masih dapat bebas berkeliaran di luar tembok penjara, atau rumah tahanan polisi. Karenanya, dia beserta sanak familinya bertanyatanya, dan menuntut jawab dari pihak kepolisian. “Kenapa pelaku tidak ditangkap, sampai sekarang masih bebas berkeliaran,” ujarnya saat ditemui Kabar Madura, saat melapor ke Mapolres Sampang, kemarin (6/2). Sunariyah juga mengungkapkan, masyarakat di desanya meyakini, pembunuh suaminya tersebut tidak sendirian. Masih ada tiga orang lainnya yang dikatakan mempunyai hubungan famili dengan pelaku. Jadi, menurut keyakinan Sunariyah serta masyarakat desanya, pelaku pembunuhan terhadap Matrajal ada 4 orang, yakni, Fuad, Mdr, Mlr dan Mjr. Kata mereka, keempatnya hingga hitungan 5 bulan berjalan, tidak dihukum dan masih bebas. “Ada empat orang itu yang melakukan,” tandas Sunariyah. Di tempat yang sama, Kepala Desa Pao Pale Laok, Suliman mengatakan, bersama keluarga korban ingin mencari keadilan dan memper-

tanyakan penyebab pelaku pembunuhan tersebut tidak ditangkap. Padahal, dikatakan pembunuhan yang diduga berlatar belakang asmara tersebut, sudah terjadi sejak 5 bulan lalu. “Kenapa sampai sekarang pelaku tidak ditangkap, dan keluarga korban sudah melaporkannya ke pihak berwajib pada saat itu,” ujarnya, kemarin (6/2). Famili dan keluarga korban yang lainnya, Tomin, Sumardi dan P Sunah mengungkapkan pernyataan senada. Mereka merasa kesal dan jengkel terhadap pelaku yang masih berkeliaran bebas, sementara salah satu keluarganya menjadi korban pembunuhan. Berdasarkan keterangan keluarga korban yang menjadi saksi di depan penyidik, pelaku menghabisi korban lantaran korban ketahuan berselingkuh dengan istrinya. Sesaat sebelum kejadian, korban berpamitan kepada istrinya hendak menonton siaran langsung pertandingan bola di rumah tetangganya. Istri korban sebenarnya sudah curiga, korban akan selingkuh, tapi dia malah mendapatkan pukulan dari korban. Menanggapi hal itu, Kapolres Sampang AKBP Solehan melalui Kabag Ops Polres Sampang, Kompol Alfian Nurrizal mengatakan, sebenarnya pihak kepolisian sudah mulai menyelidiki kasus tersebut sejak ada laporan dari keluarga korban. Bahkan, tim gabungan dari Satreskrim dan Satintel Polres Sampang, telah menangkap pelaku dan meminta ketarangan sejumlah saksi. Polisi juga sudah mengamankan barang bukti berupa clurit yang digunakan membunuh, patahan clurit, dan ponsel milik korban. Namun, dikatakan Alfian, ketarangan para saksi banyak yang tidak meyakinkan penyidik. “Kami sudah menghadapkan 9 saksi yang sudah kita mintai keterangan, namun semuanya memberikan keterangan yang tidak pasti,” ujarnya saat menemui keluarga korban tersebut. (sya/yoe)

KM/ ACHMAD SYAIFUL RAMADHAN

JENGKEL: Keluarga korban pembunuhan mempertanyakan kejelasan proses hukum terhadap pelaku pembunuhan, yang masih berkeliaran bebas.

Angin Kencang, Pohon Besar Timpa Tiang Listrik

KM/ ACHMAD SYAIFUL RAMADHAN

MERUGI: Kondisi pos kamling milik salah satu warga hancur akibat tertimpa tiang listrik. Email Redaksi: kabarmaduranews@gmail.com

OMBEN-Hujan deras disertai angin kencang, Selasa (5/2) kemarin melanda Dusun Somor Anyar, Desa Temoran, Kecamatan Omben membuat sebatang pohon jati roboh. Namun, tidak hanya itu saja, robohnya pohon besar tersebut menimpa kabel listrik dan menyebabkan 2 tiang listrik patah. Satu pos kamling milik warga, bersama satu unit sepeda motor warga yang sedang berteduh pada saat itu, hancur tertimpa tiang listrik. Kejadian ini berawal saat hujan yang turun dengan disertai angin kencang dan akibatnya satu pohon yang

berada di pinggir jalan tumbang. Selain itu, pohon itu tumbang juga mengenai kabel listrik yang mengakibatkan dua buah tiang listrik patah. Beruntungnya, tiga orang berhasil selamat setelah sempat lari dari pos kamling yang hancur akibat kejatuhan tiang tersebut. Hasan, warga dusun setempat mengatakan, warga yang berada di sekitar lokasi kejadian melaporkan kejadian tersebut kepada pihak PLN Omben. Namun, laporan itu belum mendapatkan tanggapan dan penanganan, hingga kemarin (6/2).

Kabel-kabel yang putus dan berjuntaian di tepi jalan, membahayakan warga sekitar. “Kabelnya itu ada yang terbuka mas, itu yang paling berbahaya,” ujarnya kepada Kabar Madura, kemarin (6/2). Menanggapi hal tersebut Kepala PLN Rayon Sampang, Hanji Edo Purnama mengatakan, pihaknya sebelum maupun saat memasuki musim penghujan tahun ini, telah berupaya memangkasi cabang dan ranting pepohonan yang tumbuh di pinggir jalan dan berdekatan dengan tiang listrik. Tapi, warga bersangkutan

melarang aktivitas tersebut. Terutama pemilik pohon besar. Katanya, begitu akan dipangkas, warga minta ganti rugi. “Atas kejadian robohnya tiang tersebut, justru kami yang dirugikan. Karena kami harus memperbaiki tiang itu,” ujar Edo. “Kita akan upayakan perbaikannya, besok pagi (hari ini, red) karena hari ini (kemarin, red) masih fokus memperbaiki putusnya aliran listrik di daerah Kedungdung yang diakibatkan pohon tumbang, serta ada pemasangan travo baru,” kilahnya. (sya/yoe)


4

KAMIS

7 Februari 2013

PSAWS dan PU Saling Lempar Tanggung Jawab Pembangunan Plensengan Sungai Patemon

KM/HAIRUL ANAM

PEDULI: Wakil Bupati Pamekasan Kadarisman Sastrodiwirdjo turut serta dalam kegiatan Ghâteyan yang dilaksanakan di monumen Arek Lancor, Rabu (06/02).

“Tradisi Ghateyan Tidak Boleh Punah!”

PAMEKASAN-Menjaga kebudayaan daerah dengan melestarikan tradisi yang sudah berjalan turun temurun, menjadi kewajiban generasi penerus. Seperti Tradisi Ghateyan yang sudah bergulir tiga tahun di Kabupaten Pamekasan. Tradisi peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di minggu terakhir ini, dipandang penting karena besar manfaatnya. Tradisi ini menjadi bagian tak terpisahkan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan beragama. Hal ini ditegaskan Wakil Bupati Kabupaten Pamekasan, Drs Kadarisman Sastrodiwirdjo, M.Si saat ketika menghadiri kegiatan Ghateyan yang dilaksanakan Pemkab Pamekasan di Monumen Arek Lancor, Rabu (6/2). Dalam hemat Kadarisman yang juga dikenal sebagai budayawan Madura ini, tradisi Ghateyan merupakan kekayaan luhur yang mesti dilestarikan. Menurutnya, selain mengandung unsur budaya yang dapat mempererat ikatan emosional antara pemerintah dan masyarakat, tradisi Ghateyan

KM/HAIRUL ANAM

NIKMAT: Wakil Bupati Pamekasan Kadarisman Sastrodiwirdjo ditemani Ketua Plt DPRD Pamekasan, Halili Yasin menikmati makanan dalam kegiatan Ghâteyan di monumen Arek Lancor, Rabu (06/02).

juga dapat berpengaruh positif terhadap perekonomian. “Seperti kita cermati bersama, banyak buah-buahan di sini. Melalui tradisi tradisi Ghateyan ini,

pembelian buah cukup meningkat. Filosofinya, ini sangat berperan positif dalam menunjang perekonomian secara baik,” jelasnya. Ditambahkan, tradisi Ghat-

eyan yang digalakkan pemkab, hakikatnya bukan hanya untuk pejabat pemerintah sendiri. Melainkan juga bagian dari kebahagiaan masyarakat dalam meneguhkan rasa syukurnya di hari kelahiran nabi. Pantauan Kabar Madura, masyarakat cukup antusias mengikuti kegiatan tradisi Ghateyan yang selesai sebelum azan Dzuhur berkumandang. Menyadari hal itu, Wabup Kadarisman merasa senang melihat rakyatnya dihiasi kebahagiaan. “Ke depannya, saya berharap kegiatan tradisi Ghateyan ini bisa lebih disemarakkan lagi. Bisa melibatkan kepemudaan, organisasi kemasyarakatan, dan tokoh-tokoh masyarakat secara luas,” tegasnya. Sedari awal kegiatan yang dimulai sekitar pukul 06.30 WIB, Wabup Kadarisman terlihat menikmati acara dengan ditemani Plt Ketua DPRD Pamekasan, Halili Yasin. Plt Sekda Herman Kusnadi, juga tampak dalam kegiatan tersebut. (anm/adv/h4d)

KOTA-Tindak lanjut pembangunan sungai di beberapa titik yang pernah dilakukan pelebaran, ternyata masih belum jelas. Itu setelah Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelola Sumber Daya Air Wilayah Sungai (PSAWS) Madura dengan Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kabupaten Pamekasan terkesan saling lempar tanggung jawab. Kepala UPT PSAWS Madura M. Ismail, Rabu (6/2) mengatakan, proses pelebaran sungai sudah dianggap selesai. Pihaknya memang hanya melakukan pelebaran serta pengerukan tanpa ada pembangunan plengsengan guna menguatkan pinggiran sungai. Sementara untuk pembangunan bronjong atau plengsengan merupakan tanggung jawab Dinas PU. “Kalau masalah pembangunan plengsengan itu urusan Dinas PU, kita hanya melakukan pelebaran dan pengerukan saja. Sebab dikhawatirkan sungai akan meluap ke rumah penduduk,” ungkapnya. Menurutnya, sungai tidak selalu membutuhkan plengsengan. Ini supaya air yang mengalir di bisa lancar dan tidak mengganggu rumah warga. “Ya, kalau sungai itu untuk mengamankan rumah penduduk, ya tidak usah plengsengan. Di Jepang tidak ada sungai yang memakai plengsengan, semua dilebarkan dan dikeruk. Supaya air yang lewat itu bisa meresap ke dalam tanah,” dalih Ismail.

Ismail menambahkan, pihaknya telah berencana melebarkan beberapa sungai yang telah menjadi targetnya, namun terkendala dengan adanya rumah penduduk di pinggir sungai, sehingga alat berat tidak bisa masuk. “Saya ingin sungai itu kembali kepada asalnya, artinya tidak harus ada plengsengan. Karena itu hanya akan menimbulkan bencana, dan kami berusaha itu tapi kebanyakan sungai sekarang sudah ada penduduk. Seperti sungai yang ada di Glada Anyar, alat berat yang kami bawa tidak bisa masuk gara gara padat rumah penduduk,” tandasnya. Sementara itu, Kepala Dinas PU Pamekasan Totok Hartono menegaskan, persoalan pembangunan sungai itu merupakan kebijakan PSAWS wilayah Madura yang menggunakan dana dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Saat ditanya pembangunan Plengsengan, Totok tak berkenan menjawabnya secara detail. “Itu merupakan program PSAWS. Kantornya di Jalan Trunojoyo mas, itu lebih tepat ke Pak Iskandar ya, Kepala BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah),” katanya. Patut diketahui, pelebaran serta pengerukan sungai dibeberapa titik, seperti sungai Patemon dilakukan pada akhir tahun 2012 kemarin. Proyek ini menelan dana sebesar Rp 2,5 miliar untuk beberapa titik sungai yang telah menjadi target. Sementara pelebaran sungai di Kabupaten Pamekasan memakan dana Rp 700 juta, namun hingga kini rupanya masih belum ada tindak lanjut yang nyata. (jck/h4d)

KM/MARZUKIY

TAK BERLANJUT: Pembangunan plengsengan Sungai Patemon sejauh ini masih belum jelas kelanjutannya. Padahal sungai ini sangat vital terutama di musim hujan, Rabu (6/2).

Pedagang Pertanyakan Enam Los Kosong

PKL

KM/MARZUKIY

KEMBALI: Pedagang Kali Lima (PKL) di depan Pasar Sore tepatnya di Jalan Diponegoro yang telah pindah ke Jalan Cokroatmojo, akhir akhir ini kembali ke area terlarang, Rabu (6/2).

Kembali ke Areal Terlarang KOTA-Belum menentunya hiruk pikuk politik yang terjadi di Kota Gerbang Salam memancing kepekaan tersendiri bagi para pedagang kaki lima (PKL). Pasalnya wilayah yang semula terlarang untuk ditempati kini kembali diduduki. Pantauan Kabar Madura, akhir akhir ini para PKL yang telah pindah ke Jalan Cokroatmojo kembali ke tempat semula yang dilarang, yakni di Jalan Diponegoro atau di depan Pasar Sore Kota Pamekasan. Kasi Penyidikan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Pamekasan Yusuf Wibiseno, Rabu (6/2) mengaku, jika PKL yang semula sudah tertib kini kembali lagi kepada tempat terlarang. Pihaknya akan melakukan pendekatan secara persuasif kepada setiap PKL yang mangkal itu, guna membersihkan lingkungan kota supaya terlihat elok kembali. ”Itu masih dalam penegakan,” katanya mengawali. Dia tidak mengilak, jika pindahnya PKL itu merupakan salah satu upaya mengambil kesempatan mengingat Pamekasan masih dalam masa transisi. “Arahnya memang kesana (Karena masa transisi, red), mungkin anda bisa membaca salah satu rombong mereka, ada stiker salah satu pasangan, kita memang repot. Mereka mengambil kesempatan,” ucap dia. (jck/h4d) Email Redaksi: kabarmaduranews@gmail.com

KM/FATHOR RAHMAN

BELUM SELESAI: Pembangunan Stadion Sepakbola Pamekasan yang masih terus dilakukan dan akan memasuki proses tahap kedua, Rabu (6/2).

Dewan Akan Tinjau Hasil Tahap I KOTA-Pembangunan stadion sepakbola tahap pertama, telah dinyatakan selesai oleh pihak Disbudparpora (Dinas Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga) pada 17 januari lalu. Disbudparpora mengklaim jika pembangunan telah selesai sesuai target yang sudah direncanakan dengan menghabiskan dana Rp 23,8 miliar. Agenda selanjutnya dalam pembangunan stadion sepakbola yang berada di lahan seluas 5,4 hektare tersebut adalah lelang tender tahap dua, sambil menunggu anggaran selanjutnya yang sebesar Rp 7, 5 miliar dari APBD (Anggaran Pendapatan Belanja Daerah). Selesainya pembangunan stadion tahap I ini disikapi oleh kalangan legislatif. Pihak DPRD Kabupaten Pamekasan berkeinginan untuk melihat hasil bangunan yang akan di-

lanjutkan ke tahap II tersebut. “Saya masih belum tahu hasil bangunan di tahap pertama seperti apa, tapi menurut saya untuk sementara ini diperkirakan optimal dengan anggaran Rp 23,8 miliar. Apalagi pembangunan stadion tersebut sesuai target yang sudah direncanakan,” tukas Ketua Komisi C DPRD Pamekasan, K. Fariduddin, pada Kabar Madura, Rabu (6/2). Pihak Komisi C sejauh ini, lanjut K. Fariduddin, masih belum meninjau langsung hasil pembangunan stadion sepakbola yang masih belum ditentukan target selesainya dan akan menjadi kebanggaan masyarakat Pamekasan. “Pihak kami sudah mengagendakan untuk meninjau pembangunan stadion sepakbola tersebut dalam waktu dekat ini, pastinya dalam bulan ini sudah melihat langsung

hasil dari pembangunan tahap pertama,” lanjutnya. Sebelumnya, pembangunan stadion ini menuai kritik karena letak tribun VIP, diletakkan di bagian timur. Hal ini dipandang tidak tepat karena penonton VIP akan silau terutama jika sore hari dimana pertandingan sepakbola sering dilangsungkan. Menanggapi hal itu, pihak komisi masih mengaku belum tahu persis keadaan stadion sepakbola tersebut, karena masih belum melihat langsung dari hasil pembangunan tersebut. “Kalau masalah itu nantinya bisa disiasati di kemudian hari kalau sekiranya mengganggu terhadap berlangsung pertandingan sepakbola bagi tribun VIP yang ada di sebelah timur. Selain itu bisa diberi atap yang nantinya tidak membuat silau,” imbuhnya. (ong/hdi)

KOTA-Keberadaan enam los kosong di Pasar 17 Agustus memunculkan polemik. Apalagi diketahui, masa pemeliharaan los sudah habis tapi siapa pemilik los juga belum jelas. Ketua Paguyuban Pasar 17 Agustus, H. Burhan dan para pedagang sempat mempertanyakan fungsi dibangunnya los tersebut, meskipun masa pemeliharaanya sudah dinyatakan sudah selesai. Menurut Kepala Bidang Anggaran Dinas Pendapatan Pengelola Keuangan dan Aset (DPPKA) Pamekasan, Taufiqurrachman mengatakan, memang masa pemeliharaannya sudah lama selesai pada enam los yang ada di Pasar 17 Agustus. “Kalau masa pemeliharaannya sudah lama selesai, dan masing-masing enam los tersebut sudah ada yang memiliki, akan tetapi masih belum dioperasikan oleh pemiliknya,” ujar Taufiqurrachman pada Kabar Madura, Rabu (6/2). Pihak DPPKA tidak bisa memberi kebijakan kapan harus ditempati oleh pemiliknya,

akan tetapi yang jelas bahwa enam los tersebut sudah ada pemiliknya, meskipun sempat menimbulkan pertanyaan ketika pelepasan los tersebut. “Sempat ada pedagang yang mempertanyakan terhadap pelepasan enam los yang ada di pasar 17 Agustus tersebut, karena tidak ada pengumuman atau pemberitahuan sebelumnya,” imbuhnya. Lebih jauh Taufiqurrahman menjelaskan, bahwa pihak DPPKA tidak perlu ada pengumuman atau pemberitahuan terlebih dahulu terhadap pelepasan los yang hanya sedikit atau enam los tersebut. “Apalagia hanya terdapat enam los yang terbilang sedikit, banyak sekalipun pihak kami tidak punya keharusan atau tidak perlu ada pengumuman apalagi pemberitahuan sebelumnya pada orang-orang,” terangnya. Selain itu, pengumuman hanya menimbulkan keramaian atau pun nantinya saling rebutan antar pedagang dengan diadakannya pengumuman terhadap pelepasan los tersebut. (ong/h4d)

KM/FATHOR RAHMAN

BELUM DITEMPATI: Sekitar enam los yang masih kosong di Pasar 17 Agustus sempat mengundang pertanyaan para pedagang.


KAMIS

5

7 Februari 2013

KEBAKARAN Diduga Elpiji Bocor KOTA-Si jago merah kembali berulah di Kota Sumenep. Kali ini melahap Rumah Makan Karitini di Jalan Diponegoro. Kobaran api yang disebabkan oleh ledakan tabung gas LPG hampir melahap rumah makan dan menyerang para karyawan. Kejadian berlangsung sekitar jam 10.00 WIB. Kronologis kejadiannya bermula saat salah seorang karyawan ingin menyalakan kompor gas di dapur. Setibanya di sana, tiba-tiba karyawan tersebut dikejutkan dengan kobaran api yang cukup besar. ”Saat mau menghangatkan kue pesanan dari pelanggan tahu-tahu sudah besar gitu. Saya kaget lalu teriak sambil lari keluar minta tolong,” kata Nani salah seorang karyawan rumah makan, Rabu (6/2). Teriakan Nani sontak mengundang kepanikan semua karyawan sekaligus pelanggan yang bertandang di rumah makan tersebut. Mereka lantas berebut keluar ruangan tanpa berpikir panjang. ”Kita semua menangis karena sudah panik. Khawatir juga, takut ledakan LPG itu akan melalap dapur dan rumah. Pokoknya kami hanya bisa berteriak dan nangis-nangis gitu,” terang Ina, pegawai lainnya. Terkait kebakaran tersebut, Kabag Ops Polres Sumenep, Kompol Edy Purwanto mengatakan hingga saat ini pihaknya masih belum bisa memastikan penyebab timbulnya kobaran api tersebut. Dia mengaku masih akan melakukan olah TKP untuk memastikan penyebab kobaran api tersebut. ”Penyebab kebakarannya masih belum kami pastikan. Kami masih akan melakukan olah TKP. Tetapi Alhamdulillah, 6 dari gas yang ada bisa kami amankan dengan menggunakan peraalatan yang ada,” papar Edy pada wartawan. (aqu/h4d)

Investor Jajaki Pasar Anom Baru KM/ AHMAD AINOL HORRI

PASAR PLUS: Pemkab Sumenep membuka kesempatan kepada investor untuk ikut serta membangun Pasar Anom yang kini terbengkalai, Rabu (6/2).

KOTA-Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep membuka peluang masuknya investor dalam ikut membangun Pasar Anom Baru yang selama ini berhenti. Dalam pembicaraan itu, investor menawarkan pembangunan pasar yang sampai saat ini bermasalah itu tidak menggunakan dana APBD dan berkonsep pasar plus. Wakil Bupati Sumenep, Soengkono Sidik menjelaskan, Pemkab Sumenep sedang membahasa pembangunan pasar dengan isvestor. Namun

Investor tersebut kata Soengkono Sidik menginginkan agar persoalan pasar yang selama ini menjadi batu sandungan harus diselesaikan. Selain itu, menurut Soengkono, pembangunan pasar yang dicanangkan tidak seperti semula, karena dana yang akan digunakan tidak menggunakan dana APBD II, akan tetapi akan menggunakan dana dari investor yang akan bekerjasama dengan pemkab Sumenep. ” Ini ada teman-teman dari investor, dia menginginkan tahap satu diseleisaikan dulu,

dan tidak menggunakan anggaran APBD II” terang Soengkono Sidik seusai pertemuan dengan investor, Rabu (6/2). Sementara itu, salah satu investor, Solikan mengatakan, kedatangan dirinya ke Sumenep dalam rangka silaturrahim ke Bupati Sumenep, KH. A Busyro Sidik. Dalam pertemuan itu, ia memaparkan konsep pasar yang dicanangkan kedepan. Pertemuan Rabu (6/2) kemarin adalah langkah awal untuk membangun komitmen kerjasama pembangunan

Pasar Anom di Sumenep. Ia mengaku, pertemuan selanjutnya akan dilakukan dalam waktu dekat. ”Ini hanya silaturrahmi ke bupati, kita memaparkan pasar nantinya ada jawaban setelah ada pertemuan berikutnya. Ini bukan sebuah akhir dari pertemuan, tapi masih tahap awal saja. Insya Allah dalam waktu dekat ada pertemuan lagi,” terangnya. Konsep yang ditawarkan investor kepada pemkab bukan hanya sekedar pasar tradisional, tapi pasar plus tempat wisata

sehingga diharapkan pertembuhan ekonomi di Sumenep lebih maju. Dalam rancangannya, pembangunan pasar itu juga dilengkapi dengan tempat wisata, seperti tempat mainan anak dan sebagainya. ”Wisata dalam arti bukan dalam kelas mewah, tapi seperti mainan anak dan semacamnya sehingga tidak melulu aktivitas jual beli biasa. Kita membantu agar perekonomian Sumenep berkembang. Kami bukan investor besar yang ingin melibas Sumenep,” tutur pria asal Surabaya itu. (rei/h4d)

Pinggiran Pantai Terlarang untuk Hunian

Langkah Pemkab Atasi Banjir KOTA-Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep sepertinya tak ingin bencana banjir yang terjadi beberapa waktu lalu, kembali terulang. Sejumlah langkah dan kebijakan untuk mengatasi masalah banjir, terus dimunculkan. Setelah sebelumnya, berencana melakukan perbaikan terhadap drainase kota dengan revitalisasi sungai, kini muncul kebijakan terkait warga yang akan mendirikan rumah di wilayah pesisir pantai.

Sebab, terjangan banjir beberapa waktu lalu, sempat membuat beberapa rumah warga pesisir ambrol. Wakil Bupati Sumenep Sungkono Sidik menilai, pembangunan rumah di wilayah pesisir memang cukup riskan. Apalagi, menurutnya, hujan yang membanjiri Sumenep juga menghantam perumahan penduduk di daerah Pragaan. Hasil pantauan wabup, di daerah pesisir, sudah terdapat beberapa rumah yang ambrol diterjang badai saat hujan deras pada 3 Februari lalu. ”Di sebelah Selatannya penampungan puskesmas Pragaan semen-

tara, itu kan ada sungai. Nah kalau hujan deras, arus sungai itu deras sekali dan itu akan menghantam perumahan penduduk sekitar. Nah ternyata di sekitar perumahan itu memang sudah ada yang ambrol,” beber Sungkono Sidik saat ditemui di ruang kerjanya, Rabu (6/2). Lebih lanjut, dia memaparkan di pesisir Pantai Prenduen kerusakan tangkis laut yang ambrol tersebut ada sekitar 9 meter. Ambrolnya tangkis laut tersebut menurut Sungkono memang menjadi penyebab ambrolnya fondasi rumah penduduk. ”Sementara itu, saat ini masyara-

kat hanya dibantu dengan sak-sak. Itu untuk menanggulangi adanya hujan dan banjir susulan. Sak-sak itu nantinya masarakat sendiri yang mengisi pasir . Sementara itu yang bisa dibantu sambil menunggu pembuatan plengsengan yang baru,” paparnya. Usai dibangunnya plengsengan baru tersebut, dia meminta masyarakat untuk tidak membangun rumah lima meter dari jarak plengsengan yang dibangun. ”Tetapi saya minta kepada masyarakat lima meter dari pinggiran sungai itu agar tidak dibangun rumah. Karena itu masih milik pengairan

(Dinas Pengairan, red). Untuk sementara yang bisa kita bantu ya hanya plengsengan sementara itu tadi. Untuk menanggulangi adanya banjir susulan,” tandasnya. Sementara itu, Dinas PU Pengairan belum bisa memberikan komentar apa-apa terkait pelaksanaan pembangunan plengsengan dan sikap yang akan diambilnya terhadap rumah-rumah penduduk yang dibangun di kawasan lahan milik PU Pengairan. Saat dihubungi Kabar Madura, Kepala Dinas PU Pengairan Edi Rasiadi mengaku masih ada rapat di lantai 2 Pemkab Sumenep. (aqu/h4d)

KM/ACH. QUSYAIRI NURULLAH

Sungkono Sidik Wakil Bupati Sumenep

RSUD Dituntut Open Manajemen

KM/ AHMAD AINOL HORRI

KEKURANGAN TEMPAT: Suasana RSUD Sumenep. saat ini pasien yang dirawat membludak sehingga banyak yang ngantri. Apalagi ada kabar kamar paviliun sulit ditempati pasien berekonomi pas-pasan.

KOTA-Pelayanan Rumah Sakit Umum Dr. Moh Anwar Sumenep lagi-lagi mendapat sorotan dan keluhan dari masyarakat. Sebab pelayanan dari pihak rumah sakit masih mengecewakan pasien yang hendak dirawat. Pasalnya, ada pasien dari masyarakat kalangan menengah ke bawah sangat sulit masuk kamar paviliun. Sementara, ketika ada pasien dari kalangan elit terutama dari keluarga birokrasi pemerintah mendapatkan pelayanan yang berbeda. Bagi mereka selalu ada tempat untuk dirawat di paviliun tanpa ada antrian. Hambali Rasidi, Direktur Madura Net work menceritakan, saat ini pasien yang masuk RSUD Sumenep membludak, sehingga seba-

gian pasien yang hendak dirawat menginginkan kamar yang lebih nyaman yaitu kamar paviliun. Namun pihak rumah sakit selalu mengarahkan ke ruang sal dengan alasan kamar paviliun sudah penuh bahkan ngantri. ”Ketika ada pasien yang masuk UGD dan mau memilih kamar paviliun, salah satu petugas selalu bilang tidak ada, yang ada di ruang sal, tapi ketika pasien dari keluarga elit, langsung ada, tidak lewat antrian” ungkapnya kepada Kabar Madura, Rabu (6/2). Dia menilai manajemen RSUD Sumenep tidak transparan, dan terkesan diskriminasi terhadap pasien keluarga menegah kebawah. Pihaknya berharap agar pihak rumah sakit memperbaiki sistem sehingga pasien

tidak kecewa, ”manajemen tidak pernah open,” tandasnya penuh kecewa. Sementara itu, Direktur RSUD Moh Anwar Sumenep, Dr. Fitril Akbar menjelaskan, sistem yang dibangun di RSUD tidak pernah mendiskriminasikan latar belakang pasien, semua orang sakit yang masuk rumah sakit akan dilayani dengan baik. ”Tidak ada diskriminasi dalam pelayanan pasien, semuanya, miskin dan kaya sama,” ungkapnya kepada Kabar Madura, Rabu (6/2). Lantas ia menyampaikan, saat ini ruang paviliun antri dengan pasien, sehingga setiap pasien yang masuk RSUD Sumenep harus masuk sesuai dengan nomor urut. Dr. Fitril Akbar juga memaparkan, saat ini pihak RSUD Sumenep meratakan

penempatan pasien karena di internal sedang antri ” Kalau di internal semua nanti yang lain tidak kebagian, kami meratakan, biar masuknya tidak menopoli sebagian ruangan” terangnya. Direktur RSUD Sumenep itu mencontohkan pelayanan terhadap pasien, seperti pasien yang baru masuk dengan nomor urut awal, maka yang jelas didahulukan daripada pasien bernomor urut lebih akhir, meskipun datangnya lebih awal dan sudah menunggu. ”Kalau misalnya masuk di internal, meskipun dia baru datang tapi nomor urutnya nomor 3 misalnya, lalu ada dari ruang anak tapi urutannya nomor 20, meskipun dua hari sudah menunggu, otomatis lebih cepat yang internal,” jelasnya. (rei/h4d)

Aroma Kolusi di Pemilihan Ketua Gapoktan MANDING-Proses terpilihnya ketua Gapotan (Gabungan Kelompok Tani) tingkat Kecamatan Manding digugat anggotanya sendiri. Ini terjadi karena terpilihnya ketua dinilai tidak berlangsung demokratis. Padahal sebelumnya, ada perjanjian akan ada pemilihan secara langsung untuk menentukan ketua Gapoktan di tahun 2013. Gugatan tersebut dilontarkan oleh Wiyono, salah satu anggota Gapoktan Manding. Dia mengaku, kecewa terhadap proses pemilihan ketua yang dilakukan secara penunjukan oleh UPT Pertanian Manding. Wiyono menduga ada semacam kongkalikong antara ketua tepilih dengan pihak

UPT Pertanian Manding. Apalagi, tambah Wiyono, ketua terpilih saat ini sudah menjabat selama 13 tahun. ”Kita itu pada setiap tanggal 5 ada pertemuan rutin. Pada Januari kemarin, tanggal limanya itu kita sudah sepakat akan ada pemilihan langsung. Eh tahu-tahunya pada tanggal 5 Februari ini, tahu-tahu tidak membahas soal pemilihan, tapi pertemuan untuk membahas program kerja. Dan ketika kami tanyakan, Sekretaris Gapoktannya, Amrawi bilang gak usah bahas itu lagi, tapi fokus program kerja,” Beber Wiyono yang juga menjadi koordinator LSM Nirwana, Rabu (6/2). Atas dasar itu, Wiyono men-

Email Redaksi: kabarmaduranews@gmail.com

girimkan surat permohonan Pembatalan Pembentukan Gapoktan Mandiri Kecamatan Manding kepada pihak Disperta dengan nomor gugatan 075/lsm_nirwana/II/2013. Dengan tembusan surat Bupati Sumenep, Ketua Komisi B DPRD Sumenep, dan arsip. Surat gugatan tersebut memohon untuk melakukan peninjauan kembali serta membatalkan pembentukan gapoktan tingkat kecamatan karena tidak sesuai dengan harapan anggota. Menanggapi hal itu, UPT Pertanian Kecamatan Manding, Sikon Wahono mengaku tidak tahu proses pemilihan tersebut. Sebab menurutnya pembentukan struktur merupakan internal kelompok. Berdasarkan

laporan yang diterimanya, dalam proses reorganisasi tersebut dia mengatakan sudah ada perwakilan dari masingmasing Gapokdes. ”Tapi dari yang diundang itu melebihi separuh. Aturannya, kalau sudah melebihi separuh itu sudah sah,” ungkapnya. Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian hingga sore kemarin mengaku belum menerima surat gugatan tersebut. Melalui Kabid Agribisnis, H. Hafi, pihaknya mengaku belum bisa memberikan penjelasan terkait dengan gugatan yang diajukan anggota gapoktan tersebut. ”Sampai saat ini kami belum menerima suratnya,” tegas Hafi saat dihubungi Kabar Madura. (aqu/h4d)

KM/ACH. QUSYAIRI NURULLAH

BEBER DATA: Anggota Gapoktan Kecamatan Mading, Wiyoto menilai ada unsur kongkalikong dalam proses pemilihan Ketua Gapoktan di wilayah tersebut, Rabu (6/2).


6

KAMIS

7 Februari 2013

Jadi Langganan Pejabat, Bisa Sekolahkan 4 Anak Sambungan dari hal 1

Apalagi harus ditinggal suami tercitanya pada tahun 1993 lalu. “Yang datang ke sini bukan hanya orang biasa, pejabat juga ada,” ungkap Marinten yang mengaku awalnya dia menjual rujak cingur saja. Namun pada awal 1983, ia membeli kepala sapi dan mengikutsertakan mata sapi dalam rujaknya. Seorang pelanggan yang juga ikut merasakan gurihnya rujak mata sapi, dan mendorong Marinten untuk berjualan rujak mata sapi selain menjual rujak cingur yang telah biasa dia jual. “Dulu saya beli kepala sapi dan menjadikanya rujak, lalu ada pelanggan yang nyuruh saya jual rujak mata sapi,” ungkapnya. Berkat

dorongan pelanggannya itu, kini Marinten menjadi satusatunya penjual rujak mata sapi dan kuliner uniknya tersebut terkenal hingga di luar Kabupaten Bangkalan. Dibandrol seharga Rp 12.500 ribu per porsi, warug Marinten memang tidak pernah sepi pengunjung. Setiap hari tidak kurang dari 50 porsi rujak mata sapi ludes ditebas pembeli. “Setiap hari saya menghabiskan 5 sampai 6 kilogram mata sapi,” cerita Marinten. Sementara itu ditanya cara memasak mata sapi Marinten mengaku caranya sama saja dengan cingur yakni direbus beberapa menit. Bedanya, jika cingur direbus dengan kepala sapinya, maka bola mata sapi direbus terpisah dalam kepala sapi. Waktu perebusan sekitar 30

menit, hingga bola mata sapi pecah dan siap dihidangkan. “Sama dengan rujak lain, bedanya cuma pada bahan,” tutur wanita berusia 42 tahun ini. Para pengemar varian rujak yang terbilang jarang keberadaannya ini mengatakan rujak mata sapi memiliki beragam keunggulan dibandingkan dengan rujak jenis lainnya walau memiliki nama yang cukup menyeramkan. Seperti diungkapkan Joni, 23 salah seorang mahasiswa di sebuah perguruan tinggi swasta ini mengaku awalnya merasa ngeri mendengar nama dan melihat bentuknya. Namun setelah mencicipi malah merasa ketagihan. “Rasanya gurih dan kenyal, memberikan sensasi tersediri,” ungkapnya. (zis)

bangun silaturrahmi antarseluruh SKPD Pamekasan dengan masyarakat. Kedua, melestarikan budaya, yang digali dari tradisi masyarakat Pamekasan yang dipadu dengan keagamaan. “Sehingga, dua hal tersebut bisa mencuatkan pencerahan,” tukas Munafi. Kegiatan Ghâteyan dimulai sejak pukul 06.00 dan berakhir sebelum waktu dzuhur. Keberadaan ‘gunungan buah’ ini tampaknya menarik minat masyarakat untuk mendekat. Mereka pun tampak bersiap sewaktu-waktu mereka diperbolehkan mengambili buah-buah “ Kegiatan ini, mungkin tidak beda jauh dengan kegiatan yang ada di Jogjakarta, gerebek maulid. Kegiatan ini, bisa saja diilhami seperti kegiatan-kegiatan di Jogjakarta,” kata Munafi sembari berharap mudah-mudahan animo masyarakat dari tahun ke tahun kian besar.

Sebab, ujar Munafi, baik bupati maupun Wakil Bupati Kadarisman Sastrodiwirdjo sangat semangat dan memberikan dukungan agar kegiatan ini dilaksanakan setiap tahun. Muaranya, kuasa menjadi ikon Kabupaten Pamekasan. Kadarisman Sastrodiwirdjo, saat diwawancarai Kabar Madura di tengah kegiatan, mengatakan tradisi Ghâteyan merupakan kekayaan tradisi yang mesti dilestarikan. Menurut wabup yang juga dikenal budayawan Madura ini, tradisi Ghâteyan dapat berpengaruh positif terhadap perekonomian selain mengandung unsur budaya yang dapat mempererat ikatan emosional antara pemerintah dan masyarakat. “Melalui tradisi tradisi Ghâteyan ini, pembelian buah cukup meningkat. Filosofinya, ini sangat berperan positif dalam menunjang perekonomian secara baik,” ujarnya. (anm/zis/adv)

ggu ini kita akan lakukan pemanggilan. Supaya diketahui persoalannya, makanya semua pihak akan kami panggil,” tandasnya. Lebih jauh dia mengatakan, pihaknya saat ini masih belum bisa menentukan persoalan yang sebenarnya, apa karena adanya dugaan penggunaan keuangan yang tidak jelas atau karena faktor lain yang mempengaruhinya.”Makanya kami akan melakukan pemanggilan,” katanya singkat. Jika Dinas Pendidikan Pamekasan benar benar melakukan pemutasian kepada kepala SMAN 3 Pamekasan, Dra. Tien Farihah, Djuhaini menilai hal itu merupakan hal yang biasa dengan catatan sesuai dengan prosedur yang ada.“Kami bukan berarti mendukung atas wacana pemutasian itu, tetapi harus melewati prosedur yang jelas dan kajian dari dinas pendidikan serta pihak inspektorat

sendiri,” pungkasnya. Terpisah, Sekretaris Dewan Pendidikan Pamekasan Ach, Zaini mengaku setuju dengan adanya wacana pemutasian itu dengan catatan melewati prosedur yang ada, supaya tidak terjadi gesekan di kemudian hari. “Masukan oleh komite sekolah harus diakomodir oleh Dinas Pendidikan Pamekasan demi kebaikan SMAN 3 Pamekasan kedepan,” katanya. “Pemanggilan yang dilakukan oleh komsi D itu merupakan langkah yang bagus dan itu memang langkah yang tepat,” imbuhnya. Sebagaimana dilansir Kabar Madura sebelumnya, pola kepemimpinan kepala SMAN 3 Pamekasan Dra. Tien Farihah tidak semua guru menyukainya, bahkan ada dugaan penyelewengan uang sekolah yang digunakan secara pribadi. Sehingga sebagian guru melaporkan peristiwa itu kepada Dinas Pendidikan Pamekasan. (jck/zis)

Gelar Ghâteyan dengan Gunungan Buah Sambungan dari hal 1

Disusul tahun berikutnya sebanyak 65 kelompok. Dan tahun ini, disemarakkan oleh 75 kelompok. Mereka terdiri dari SKPD se-Kabupaten Pamekasan, pihak swasta BUMD, Bulog, PPS, dan lain sebagainya,” ungkap Munafi kepada para wartawan, Rabu (6/2). Dikatakan, kegiatan Ghâteyan tahun ini berbeda dibandingkan dengan pelaksanaan tahun-tahun sebelumnya. Kali ini pelaksanaan kegiatan juga diisi dengan ‘gunungan’ yang dibuat dari buah-buahan. “Ini ada makna filosofinya. Yang ke samping ini, menunjukkan hubungan kita dengan manusia (hablum minannas), kemudian ke atas ialah hubungan kita dengan Tuhan,” terang Munafi. Setidaknya, tambah Munafi, ada dua hal yang hendak dicapai. Pertama, mem-

Dewan Panggil Kepala SMAN 3 Pamekasan Sambungan dari hal 1

Hal itu dilakukan dalam upaya mengklarifikasi terkait dugaan atau masalah yang sedang dihadapi saat. “Dalam waktu dekat kami akan lakukan pemanggilan kepada kepala sekolah, guru dan dari dinas pendidikan sendiri,” tutur Wakil Ketua Komisi D DPRD Pamekasan, K. Djuhaini, Rabu (6/2) kemarin. Dikatakan, dewan akan melakukan upaya untuk memperjelas duduk perkara yang kini membelit sekolah unggulan itu. Supaya proses belajar mengajar kembali normal seperti sedia kala. Djuhaini mengatakan, pemanggilan tersebut akan dilakukan ketika tidak ada agenda yang telah terjadwal dalam Komisi D sendiri. Tentunya tidak ada maksud lain guna memperjelas duduk persoalannya. “Insyaallah setelah hari Senin yang akan datang, artinya dalam min-

Harus Tunjuk Plt Bupati Sampang Sambungan dari hal 1

Itu diajukan berdasarkan keputusan KPUD Sampang tentang Bupati terpilih dan akhir dari masa jabatan Bupati-Wakil Bupati Sampang sebelumnya (Noer TjahjaFannan Hasib). Dimana akhir dari jabatan Noer Tjahja sebagai Bupati pada 26 Februari. Namun, hingga kini belum ada jawaban kapan pelaksanaan pelantikan bakal digelar. Bahkan, informasinya pihak Bupati terpilih tidak bersedia dilantik tanggal 26 Februari sesuai jadwal yang diajukan dewan pada Mendagri. Alasannya cukup simpel yakni karena dinilai harinya kurang bagus. Sehingga menginginkan pelantikan digelar 27 Februari. Tapi, persoalan pelantikan merupakan urusan dari Gubernur Jatim. Perlu diingat, kalau pelantikan kepala daerah tidak sesuai dengan jadwal, maka

Gubernur wajib membuat Plt (pelaksana tugas) Bupati Sampang. Sebab, tidak boleh jabatan suatu kepala daerah kosong. “Apakah nanti dilantik tanggal 26 Februari atau 27, 28 Februari. Bahkan, dilantik tahun depan itu urusannya Gubernur Jatim,” terang Ketua DPRD Kabupaten Sampang, Imam Ubaidillah, pada wartawan Kabar Madura saat dikonfirmasi kemarin. Ia menjelaskan, jika Gubernur tidak melantik kepala daerah sesuai jadwal, Gubernur harus membuat Plt. Dalam aturan suatu jabatan tidak boleh kosong. Hal itu dilakukan supaya roda pemerintahan daerah Sampang tetap berlangsung. Dewan sudah melaksanakan tugas dengan baik. Dewan telah mengirim surat pengajuan pelantikan Bupati-Wakil Bupati terpilih kepada Mendagri. Dalam pengajuan surat tersebut disebutkan bahwa pelanti-

kan ditetapkan 26 Februari. “Sampai saat ini, SK belum turun dari Gubernur. Kami masih menunggu SK itu turun. Kalau SK sudah turun, baru diketahui kapan pelaksanaan pelantikan digelar,” ungkap politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini. Ia menambahkan, dirinya mengaku proses pemilukada di Sampang sudah selesai. Masyarakat Sampang sudah dewasa dalam politik. BupatiWakil Bupati terpilih nanti, diharapkan bisa menjalankan amanah rakyat dengan baik. Kemudian bisa membawa Sampang ke arah lebih baik. Sebelumnya, Ketua KPU Kabupaten Sampang, KH Abu Ahmad M Dhovier Shah, menyatakan, kalau 26 Februari 2013 tidak dilantik Bupati terpilih, maka harus ada Plt. Sesuai peraturan KPU nomor 9, pelantikan Bupati terpilih dilaksanakan pada akhir masa jabatan Bupati sebelumnya. (ful/zis)

Jokowi-nya Pamekasan Sambungan dari hal 1

Ia dinilai tak berkenan bisa memusuhi seseorang. “Makanya saat kalah dalam Pemilukada pada 2008 lalu, Syafii langsung menerima begitu saja. Tidak mempersoalkannya,” terang Hanafi saat dihubungi wartawan Kabar Madura, Rabu (6/2) pukul 20.24. Selain itu, tambahnya, Syafii telah teruji dan sangat berpengalaman menjadi seorang pemimpin. Saat memimpin Pamekasan pada 2003-2008 lalu, sistem pemerintahan di Pamekasan betul-betul stabil. “Dan yang paling melekat di hati masyarakat, kala jadi bupati dulu, Syafii ini pasti hadir dalam setiap undangan masyarakat. Asal tidak ada rintangan, pasti hadir tanpa pilih kasih yang mengundang,” tekannya. Madani Sucipto, penulis buku “Achmad Syafii: Sang Petualang Desa Menuju Ibu Kota” mengungkapkan banyak hal berkenaan dengan kehidupan Syafii yang penuh kesederhanaan dan

pesona kasih sayang. “Ia memiliki jiwa rendah hati dan penuh kesederhanaan. Dedikasinya dalam dunia pendidikan pun patut diperhitungkan. Demikian halnya kepada sang keluarga,” terangnya. Dikatakan, perhatian Syafii terhadap keluarganya, dibuktikan dengan menjadi sosok suami yang sangat menaruh perhatian kepada keluarga. “Di usia perkawinannya yang sudah berjalan belasan tahun, ia masih menjadi suami yang sangat setia untuk seorang istri dan dua anaknya tercinta. Kesetiaan Syafii pada sang istri bukan hanya diwujudkan dalam bentuk kasih sayang semata, tetapi juga kegigihannya untuk selalu mempertahankan keutuhan keluarga,” tegasnya. Karena itu, tambah Sucipto, meskipun Syafii memiliki aktivitas yang begitu padat sebagai seorang politisi yang bermarkas di Senayan, tidak lantas membuatnya lupa akan tanggung jawabnya sebagai kepala keluarga.

“Untuk mencintai negeri ini, harus bermula dari keutuhan cinta kita pada keluarga. Kalau pada keluarga saja kita kurang perhatian, tidak menutup kemungkinan kecintaan kita pada negeri akan luntur,” ujar Syafii yang disimak secara khidmat oleh hadirin. Dalam berbagai kesempatan yang tidak mengganggu aktivitas kerjanya, Syafii menyatakan selalu menyempatkan diri bersama keluarga untuk bersilaturrahmi kepada karib kerabat, baik yang ada di Jakarta maupun yang ada di Pamekasan. “Nampak sekali jika Syafii ingin menjadi sosok seorang ayah yang selalu berusaha untuk membahagiakan keluarga,” tegas Sucipto. Ditegaskan, di hari-hari libur, kerapkali Syafii menemani sang buah hati bersama istri ke beberapa tempat wisata yang memiliki fasilitas yang sangat mendukung bagi pertumbuhan dan perkembangan kejiwaan sang buah hati. “Dengan sikapnya yang sangat penuh perhatian

kepada keluarga, nampak sekali kalau Syafii ingin sang buah hati mengalami apa yang ia alami ketika masih kecil dulu, hidup di tengah kehampaan dan kehausan akan kasih sayang orangtua,” beber Sucipto. Karena itu, terangnya, bagaimanapun sibuknya Syafii, kalau untuk kepentingan keluarga, hampir bisa dipastikan ia akan selalu hadir untuk mereka. “Dan bisa dipastikan, pemimpin yang kurang perhatian kepada keluarganya, tak menutup kemungkinan gaya kepemimpinannya jauh dari harapan masyarakat secara luas,” tukasnya. Kekaguman juga datang dari Minhadji Ahmad. Aktivis Institute for Democracy and Social Analysis (IDEAS), ini menilai bahwa yang juga sangat berkesan dari kepribadian Syafii ialah karena sangat merakyat. Ia bahkan berkomitmen untuk membudayakan kepemimpinan blusukan, model kepemimpinan ala Jokowi yang betul-betul menyatu dengan masyarakat. (anm/zis)

dalam putusan Nomor 6/ PHPU.D-XI/2013, dibacakan Ketua Majelis Hakim Mahfud MD. Kalau mengacu pada peristiwa yang telah bergulir, KPU Jatim telah menetapkan pasangan Achmad SyafiiKholil Asyari (ASRI) sebagai pemenang dalam Pilkada Pamekasan, pada sidang penetapan tanggal 12 Januari lalu. ASRI meraih suara 54 persen lebih, KOMPAK meraih 44 persen lebih dan sisanya diraih oleh pasangan Anwari-Holil (AHO). Karena menilai ada kejanggalan dan keganjilan, Tim KOMPAK akhirnya menggugat ke MK. KOMPAK tidak puas dengan hasil penetapan KPU Jatim. KOMPAK meminta kepada MK agar Pemilukada Pamekasan diulang karena telah terjadi pelanggaran yang massif, terstruktur dan sistematis. Muhammad Alim, Sekretaris Tim Advokasi pasangan ASRI yang ikut dalam sidang pembacaan keputusan MK mengatakan bahwa Mahfud MD selaku ketua MK membacakan sendiri putusan pada persidangan yang digelar sejak pukul 15.00 itu. Mahfud MD didampingi delapan hakim konstitusi lainnya. Yakni, Ahmad Sodiki, M. Akil Mochtar, Hamdan Zoelva, Harjono, Maria

Farida Indrati, Ahmad Fadlil Sumadi, dan Anwar Usman. Selain itu, sidang ini juga dihadiri para kuasa hukum pemohon (KOMPAK) dan beberapa tim sukses KOMPAK, kuasa hukum termohon (KPU Jatim), dan kuasa hukum pihak terkait (ASRI) yang juga bersama sejumlah tim sukses ASRI. Achmad Syafii selaku Cabub terpilih juga hadir bersama sejumlah pendukungnya. Kepada wartawan Kabar Madura, Alim mengatakan bahwa dalam sidang itu Mahfud MD menegaskan, MK menolak semua permohonan KOMPAK. MK menilai, gugatan KOMPAK yang menyebut telah terjadi pelanggaran terstruktur, sistematis dan masif pada Pemilukada 9 Januari lalu itu, tidak terbukti di persidangan. Baik soal politik uang, mobilisasi pemilih dari luar daerah maupun intimidasi pemilih yang dituduhkan pada ASRI. “Berdasarkan penilaian atas fakta dan hukum sebagaimana terdapat dalam persidangan, maka dalil permohonan pemohon tidak terbukti menurut hukum. Maka, MK menyatakan menolak permohonan pemohon untuk seluruhnya,” papar Alim menirukan perkataan Mahfud MD.

Tak hanya itu. Tuduhan KOMPAK yang menyebut ada 22.420 surat suara siluman, mentah di MK. MK, kata Alim, menilai semuanya dianggap tidak terbukti. Sesuai fakta persidangan, lanjut Alim, hal itu muncul karena kesalahan baca saat rekapitulasi suara pemilukada lalu. “Karena itulah, MK menilai dalil pemohon tidak beralasan menurut hukum,” tandas Alim. Nama ganda Khalil Asy’ari yang untuk kali ke sekian dipersoalkan oleh KOMPAK, di MK justru kian terang benderang. Soal nama ganda M. Kholil Asyari alias Halil, MK menilai hal itu merupakan masalah administrasi. Selain itu, persoalan tersebut sebenarnya sudah selesai dengan adanya putusan berkekuatan Hukum tetap dari PN Pamekasan nomor:191/Pdt.P/2012/PN.Pks. Demikian halnya soal dugaan adanya ijazah palsu dituduhkan pada Kholil Asyari Cawabup ASRI, MK menilai persoalan ijazah palsu itu bukan domainnya, melainkan domain MK. “Soal tuduhan ijazah palsu itu juga dibantah oleh pihak terkait bahwa sebenarnya ijazah M. Kholil Asyari adalah sah sebagaimana pengesahan Kanwil Kemenag Jatim, “ tutur Alim. (anm/zis)

keputusan MK itu bersifat final. Saya sadar itu. Tetapi, dari para pengacara saya, semuanya sangat heran dengan adanya putusan itu,” terang Kholilurrahman saat dihubungi para wartawan melalui telepon selulernya, Rabu (6/2) siang. Apakah Kholilurrahman menuding MK ‘bermain’ dalam putusan tersebut? Kholilurrahman menjawabnya dengan diplomatis. “Saya tidak menegaskan bahwa itu ada permainan.

Tetapi, ada kemungkinan seperti itu. Sebab, semua gugatan yang tersirat maupun yang tersurat, tak satupun yang masuk. Saya tidak mengerti apakah MK cukup di situ atau melakukan verifikasi ke daerah. Kalau tidak melakukan verifikasi, saya kira semua bisa. Bisa dinilai hanya memutuskan di atas meja,” katanya. Akan tetapi, apapun yang terjadi, Kholilurrahman minta kepada para pendukung dan yang peduli

dengan semua ini, diharap tenang. “Perjalanan masih panjang. Pengabdian itu sangat banyak, tidak hanya melalui pemerintahan seperti bupati. Masih banyak yang lain. Ke depannya, kita akan merapatkan barisan dengan membangun Pamekasan dengan masyarakat. Apa yang saya rintis perlu dilanjutkan. Bersama dengan semua elemen masyarakat, perlu dioptimalkan hal itu,” tekannya. (anm/zis)

pesawat ATR 72 berkapasitas 72 penumpang. Sementara tanah yang akan di gunakan untuk kepentingan tuntutan penerbangan komersil itu telah dipetakan, yaitu tanah pecaton dan juga tanah milik masyarakat. ” Kita butuh tanah 3 hektare lebih ke arah barat, ” kata Wakil Bupati Sumenep, Soengkono Sidik dengan lugas. Saat ini pemerintah Sumenep, kata Soengkono Sidik, telah mengajukan anggaran itu ke DPRD

Sumenep, dan pihak legislatif telah menyetujuinya dengan dana Rp 3, 5 miliar untuk pembebasan lahan dan pembangunan landas pacu Bandara Trunojoyo. Soengkono Sidik kemudian memaparkan, pemerintah pusat juga akan menggelontorkan program untuk perluasan Bandara Trunojoyo yang selama ini macet, tidak beroperasi. Menurutnya, bantuan yang akan diturunkan untuk Sumenep itu sebesar Rp 33 miliar.

”Kalau tanah itu sudah siap, program itu itu akan turun tahun ini juga, kita menunggu suratnya dari Kementrian Perhubungan itu ” terangnya lebih lanjut. Sementara, landasan yang akan dibenahi juga termasuk parkir bandara. Bahkan, pemerintah Sumenep juga akan memperbaiki jalan di sekitar Bandara Trunojoyo, dinas terkait, kata Soengkono, telah dikoordinasikan untuk memperbaikinya. (rei/zis)

Tim ASRI Minta Legawa

Sambungan dari hal 1

“Karena itu, harapannya semua pihak harus legowo dan menerima keputusan MK. Saya kira MK membuat keputusan sudah berdasarkan fakta-fakta yang ada di persidangan. Oleh karenanya, tidak lagi mempersoalkan keputusan MK. Yang terpenting sekarang bagaimana seluruh elemen masyarakat menyatukan energi untuk berpikir dan membangun Pamekasan ke arah yang lebih baik sebelumnya,” tekan kader Demokrat ini. Pantauan wartawan Kabar Madura, suasana di Kabupaten Pamekasan setelah putusan MK, cukup aman dan damai. Riak-riak kericuhan tidak ada lagi. Kantor Panwaslu pun dibuka dari yang sebelumnya disegel. Polres Pamekasan, sedari awal memang menggalakkan penegakan keamanan di Kota Gerbang Salam. Meliputi Brimob Polda 4 kompi, 1 pelton Anti Anarkhis dan 1 pelton gegana. Sebagaimana diberitakan sebelumnya, MK akhirnya menolak semua materi gugatan pasangan KOMPAK dalam sidang putusan sengketa Pemilukada Pamekasan di Jakarta, Selasa (5/2) sore. Keputusan MK itu tertuang

Sesalkan Putusan MK

Sambungan dari hal 1

Secara lantang, Kholilurrahman menyesalkan putusan perkara nomor 6/ PHPU.D-XI/2013 itu. “Terkait dengan putusan MK yang telah menolak 14 tuntutan KOMPAK, saya sangat menyesalkan itu. Pertama, saya sangat menyesal ada penolakan itu, karena sudah jelas tuntutan dengan dalil seratus lebih. Saya sangat mempertanyakan. Memang, di satu sisi,

Perluasan Bandara Disiapkan Rp 3,5 M Sambungan dari hal 1

”Lion Air dengan Pesawat ATR 72 itu sudah siap, kalau dipaksakan oprasi di sini bisa, tapi isinya tidak full, hanya 40 , kemudian yang akan bertanggungjawab yang 32 ini siapa? Jalan keluarnya harus nambah landasan,” terangnya. Perpanjangan landasan bandara yang dicanangkan adalah 200 meter, sesuai dengan permintaan perusahaan Lion Air dengan

Pemimpin Redaksi: Edi Kurniadi. Redaktur Pelaksana: Rossi Rahardjo. Koordinator Liputan: Fathurrochman Al Aziz. Redaktur: Satriyo Eko Putro. Biro Bangkalan: Kasiono (kepala), Firman Ghazali Akhmadi, Agus Josiandi, Abdur Rohim. Biro Sampang: Fandri Ardiansyah (plt kepala), Wawan Awalluddin Husna, Ahmad Syaiful Ramadhan, Syaiful Islam. Biro Pamekasan: Hairul Anam (kepala), Marzukiy, Fathor Rahman, Ahmadur Rusdi (pemasaran). Biro Sumenep: Busri Thaha (plt kepala), Ahmad Ainol Horri, Achmad Qusyairi Nurullah. Sport: Tabri Syaifullah Munir (Pamekasan-Sumenep) Ahmad Baiquni (Bangkalan-Sampang) Tata Artistik/Desain Grafis: Ryan Kalig (kepala), Umar Saja, Agus Subandi, Teguh Santoso. Keuangan: Neny Haryanti. Staf Penagihan: Ahmad Qoyyum, Eko Prayitno, Khairus Shodiqin. Human Resources Development (HRD): Rossi Rahadjo (koordinator), Disyahmain, Ryan Kalig. Direktur Utama: Cholili Ilyas. Direktur : Disyahmain, Taufiq Rizqon, Edi Kurniadi. Wakil Direktur: Ryan Kalig. Penerbit: PT Madura Mandiri Indonesia Sejahtera. Alamat Redaksi/Iklan dan Pemasaran: San Diego Main Street MR-2 No. 16 (No.95) Pakuwon City Surabaya, Telp/Fax: (031) 5993097. Telp Redaksi: (031) 5937959. e-mail Redaksi: kabarmaduranews@gmail.com. Tarif Iklan: Iklan Umum Full Colour (FC): Rp 35.000 per mm/kolom. Iklan Umum Hitam/Putih (BW): Rp 19.000 per mm/kolom. Iklan Duka Cita/Sosial: Rp 12.000 per mm/kolom. Lowongan Rp 12.000 per baris.

Email Redaksi: redaksi@kabarmadura.co.id

WARTAWAN KABAR MADURA DIBEKALI TANDA PENGENAL, DAN DILARANG MEMINTA ATAU MENERIMA UANG/BARANG DARI SUMBER BERITA


KAMIS

7 Februari 2013

Bukan Sekedar ‘Cerita’

BAGI panggawa Laskar Sape Kerap, tangal 9 dan 14 Februari nanti adalah peluangmu untuk membuktikan keperkasaanmu di depan ribuan suporter setiamu dan tunjukkan sesuatu yang tak pernah kalian persembahkan di hadapan publiknya sendiri dengan penuh semangat dan sportifitas yang tinggi sebagai simbol orang Madura yang dinilai keras tapi sangat ramah. Semoga dalam dua laga kandang bisa membawa keberuntungan Korwil Cha2 Cholo’ jl. Darma, +6285230771262 SALAM perdamaian buat semua pihak yang terkait dalam pemenangan pasangan ASRI. Ucap terima kasih kepada KPU dan MK yang telah memutuskan bahwa ASRI menjadi pasangan tetap untuk membawa dan memimpin Pamekasan selanjutnya. Ku berbangga diri karena MK telah memutuskan apa yang telah menjadi kenyataan, dan ku berharap, para tim sukses dari dua pasangan gagal untuk bisa menerima dengan selayak mungkin. Karena memang inilah yang benar dan inilah yang harus diperjuangkn ke depan. Ku yakin, Pamekasan damai terasa apabila ASRI memimpin lagi. Dan semoga sukses ASRI! Aku bangga Pameksan dibawamu lagi. Musfiq, Warga Pamekasan yang Hidup di Sumenep. +6282330200917 SANGAT disayangkan dan sangat mengcewakan pada aksi yang terjdi pada tanggal 4/2 lalu yang melanda Kota Pamekasan ini. Kita boleh berdemo dan menuntut hak kita, tapi dengan cara yang benar dan tidak merugikn hak orang lain juga dan tidak semena-berorasi smpai bertindak anarkis, salam sejahtera untuk seluruh masyarakat Pamekasan. +6285330758579 MADURA di dadamu kaulah pahlawanku meskipun kamu kalah dari tiga pertandingan, aku tetap mendukungmu. Aku tahu kau berjuang mati-matian hanya untuk membela PMU. Toreh tan-tretan Madureh kita doin dan dukung PMU, semoga menang amin. Adi Barons Bheleh Dibi’, +6281913603496 BAGAIMANA PMU, setiap tanding kok selalu kalah? +6287850301008 Entar ka tasek nompak sampan Mon lem malem jek ngeppak regguh Monn sampean nyareh berita se sae ekoran Jek mele se laen cokop kabar madura ongghu Cewekk raddin akodung mera bedeh sale entara ka tenggun!!!!! Lakar salpak maacah koran kabar madura Kaaber sae madhureh ongghu!!!!! Ini kiriman pantun dari Suhoiron Jl KH Moch Kholil Gang XIII/5 Kemyoran Bangkalan.

AWALNYA saya sempat ragu bahwa pada zaman seperti sekarang ini masih akan ada orangorang yang mau ‘bercerita’ atau setidaknya mau berbagi cerita dengan orang lain. Sebab bagi sebagian orang, bercerita mungkin suatu kegiatan yang membosankan. Apalagi dalam dunia sastra (cerpen) misalnya, masih dianggap kalah pamor dengan puisi. Namun pikiran saya tadi ternyata salah. Cerita ternyata masih tetap hadir dan ada di sekitar kita. Hal itu bisa dibuktikan dengan maraknya penulis yang masih aktif mengirimkan karyanya (dalam hal ini cerpen) pada rubrik sastra tiap minggunya di surat kabar lokal. Dan hampir pada tiap minggu selalu ada penulis ‘baru’ yang bermunculan, selain namanama yang sudah terbiasa dimuat karya-karyanya. Kenyataan ini membuat saya senang. Sebab bukan hanya karena cerpen masih bisa diterima oleh masyrakat. Namun jauh dari itu, saya juga senang karena media dalam hal ini juga sukses memberikan ruang pada para penulis untuk berkarya. Bahkan tidak saja ruang pemuatan. Tapi, koran juga menjadi ruang pengakuan. Dan sudah sepantasnya kita ucapkan terima kasih pada teman-teman penulis, karena lewat karya-karya mereka, setidaknya kita tahu bahwa seni masih menjadi bagian yang juga mendarah daging buat kita: anakanak Madura. Banyaknya karya dan penulis yang silih berganti menghiasi rubrik sastra mingguan di korankoran lokal, menunjukkan bahwa setiap pekannya ada sebuah ‘pertempuran’ dari proses kreatif pada setiap penulis untuk memberikan karya terbaiknya dan bersaing secara sehat untuk nantinya karyanya bisa dimuat dan diapresiasi oleh masyarakat luas. Hal ini seharus-

hantam kebiasaan nya menjadi suasana Oleh: kita yang tawar-tawar yang baik agar karyaDOEL MUHAFI saja. karya yang memang Menurut Binhad termuat di rubrik sastra (cerpen) bisa benar-benar Nurrohmat: cerita yang bagus tak memberikan suguhan karya yang cukup dengan adanya ikatan antarmemukau, memberikan tambahan peristiwa, alur, karakter, tokoh, dan masukan yang mungkin nantinya nalar cerita. Cerita yang bagus juga bisa dijadikan bahan rujukan untuk mengusung gagasan cerita yang para penulis yang sedang atau baru hadir dengan suasananya dan bentuknya yang pas, bagai darah saja menuliskan karyanya. Bahkan mungkin suatu pengala- dalam tubuh manusia yang mengman lain yang mungkin juga tak hidupi organ-organnya, sehingga bisa dilupakan begitu saja oleh bernyawa. Gagasan cerita bisa penikmat atau pembaca itu sendiri. terjumput dari pengalaman atau Namun entahlah, semakin lama, pemikiran yang dihidupi oleh daya ada suatu yang mengganjal di hayat yang baik. Dalam salah satu esainya, Binhad pikiran saya tentang cerpen-cerpen mingguan di koran lokal kita. Nurrohmat juga pernah berkata: Ada yang sepertinya luput atau cerpen di koran semestinya bisa mungkin memang tidak sengaja menghadirkan fakta yang mampu dilakukan oleh penulis-penulis cer- merebut dan mencetuskan makna pen mingguan ini. Setelah sekian simbolik baru dari fakta atau lama ruang sastra koran ada, dan melampaui yang sebatas fakta memuat cerpen salah satu dian- serupa patung kuda kayu raksasa taranya, saya selalu membaca dalam perang troya yang bukan karya-karya itu tiap minggunya. sekedar patung kuda kayu belaka. Tapi, makin kemari karya-karya Fakta-fakta di dalam cerpen semescerpen yang termuat terkesan tinya bisa berubah menjelma “ten‘maaf” membosankan. Baik dari tara-tentara makna” yang mampu segi tema, penokohan, suasana menembus benteng pertahanan kemandekan atau kebekuan makyang dibangun dan lainnya. Keadaan itu menurut saya terjadi na fakta dan mampu membangun karena minimnya gagasan yang di- kesimbolikannya. Dari beberapa pendapat tadi, usung cerpen-cerpen itu. Sehingga ada kesan bahwa cerpen-cerpen itu maka sudah sewajarnya dan menasal bisa menciptakan rangkaian jadi tugas para penulis cerpen unantar peristiwa, asal bisa cerdik tuk membalutkan sebuah gagasan merancang ending yang ngotot dalam setiap tulisannya. Sehingga meledakkan kedahsyatan atau cerita yang dihasilkan nantinya teketerkejutan yang ingin mengag- rhindar dari kesan cerita yang hanetkan seisi dunia ini. Serta terjebak ya memindah-mindahkan kenyatapada realita ‘media’ bukan lagi an tanpa memperhitungkan dan menghidupkan ‘suasana’, menjadi realita ‘sosial’. Bahwa cerpenis adalah pengisah, cerita basi, kaku, dan sekedar menbukan pewarta atau penyampai jadi catatan kaki kenyataan dan tak reportase belaka. Cerpen yang mengembarakan imajinasi menuju baik akan menghadirkan narasi ruang kemungkinan-kemungkinan penetratif, tidak bertele-tele, tidak yang tak terduga sebelumnya. Koran sebagai media juga memmembosankan, menohok ke inti soal, langsung meng-KO pembaca punyai tanggung jawab yang tak (Julio Cortazar), mampu meng- kalah penting untuk mengangkat

mutu cerpen yang masuk. Selain menjadi lapangan utama cerpen, koran juga dianggap sebagai ajang besar uji publik cerpen melalui saringan atau seleksi redaksional, sehingga kredibilitas dan kapabilitas redaktur cerpen menjadi penting dan “menentukan” mutu cerpen yang digawanginya. Redaktur cerpen di koran menjadi sosok legitimator dan koran menjadi media legitimasinya. Makin tinggi kredibilitas dan kapabilitas redaktur, kian tinggi juga mutu uji publik cerpen yang dipilihnya, bahkan menjadi sumber pengaruh atau rujukan mutu cerpen bagi para penulis dan khalayak, sebagaimana koran yang menjadi rujukan khalayak yang mengetahui atau menyerap kenyataan. Namun membuat cerita yang demikian butuh kemahiran atau keterampilan yang menguat seiring jam terbang kepengarangan dan tak begitu saja bisa diterapkan selepas membaca teori atau teknik mengarang. Saya optimis teman-teman penulis akan bisa melakukan itu, hingga cerpencerpen lokal dimasa mendatang akan menjadi karya yang dahsyat. Menjadi cerita-cerita yang terusmenerus menguntit ingatan, dan membuat orang dirundung perasaan yang tertancap sesuatu begitu mendalam, cerita-cerita yang sangat kuat teringat -meski ingin dilupakan- selepas membacanya, serupa karya besar: “Sepotong Senja untuk Pacarku” Seno Gumira Ajidarma, maupun “Lelaki Tua dan Laut” Ernest Hemingway misalnya. Cerita yang bukan sekedar ‘cerita’. Semoga!. *) Doel Muhafi, Lahir di Bangkalan. Guru komputer SMK. Mencintai seni dan sastra sejak SMP. Aktif bergiat di Komunitas Bingkai Seni (Bis Kota) dan Rumah Tulis: Kita Bangkalan.

Singkronisasi Antara Iptek dan Imtaq, Perlukah? PENDIDIKAN adalah sesuatu yang sangat urgen dalam kehidupan, tanpa pendidikan maka suatu daerah atau bangsa akan menjadi tertinggal dan terpuruk. Maka, demi mewujudkan transformasi keilmuan, bermuncullah lembaga-lembaga pendidikan baik lembaga negeri maupun lembaga swasta. Mulai dari tingkat PAUD, RA/TK, MI/SD, MTs/ SMP, MA/MAK/SMK/SMU dan Perguruan Tinggi seperti Sekolah Tinggi Islam (STI), Institut Agama Islam (IAI) hingga Universitas sangat mendominasi negeri Indonesia. Kalau dahulu Indonesia kesulitan tempat belajar (sekolah), sehingga anak-anak bangsa kesulitan untuk belajar dan mengkaji berbagai ilmu pengetahuan. Dan walaupun ada, sekolah hanya diperuntukkan bagi keturunan para konglomerat, para pemimpin dan keluarga para penjajah, sedangkan orang melarat dan pinggiran dilarang untuk sekolah dan bahkan termarjinalkan. Jika dulu, Indonesia mengirim atau mendelegasikan para guru dan dosen untuk mengajar di Negeri tetangga seperti negara Jiran Malaysia, Thailand dan negara lainnya. Sekarang malah negara Malaysia yang mengirim atau mengutus para guru dan dosennya ke Indonesia, sedangkan Indonesia hanya mampu mengirim puluhan bahkan ratusan TKI (Tenaga Kerja Indonesia) setiap tahunnya ke negara Malaysia dan negara lainnya, sungguh kemorosatan pendidikan yang luar biasa. Dimanakah kaderkader emas yang seharusnya mempertahankan dan mengembangkan keilmuan di negara Indonesia..?. mengapa pendidikan Indonesia semakin terpuruk…? Dan apa yang harus dipersiapkan untuk menjulang kembali masa keemasan dalam bidang pendidikan.? Kalau dulu bangsa Indonesia bisa menghitung lulusan perguruan tinggi dan bahkan sangat sulit untuk ditemukan para intelektual dan para cendikian, baik itu sarjana Strata Satu (S1), Strata Dua (S2), para Profesor (Prof) ataupun para Insinyur (Ir). Sekarang ratusan bahkan ribuan sarjana setiap tahunnya di wisuda di berbagai perguruan tinggi negeri maupun swasta, baik

mengangkat dan medalam maupun luar ninggikan derajat negeri. Menurut Almenusia, pendidikan marhum da’i sejuta yang seharusnya menummat KH. Zainuddin jadikan manusia beMZ, bahwa “Indonesia rakhlak dan beradab. tidak perlu khawatir Ironis, ketika orangterhadap adanya krisis orang yang berpensarjana karena tiap didikan berbuat sestahun ada ribuan sarjauatu yang melanggar na yang dikeluarkan”. agama, korupsi yang Lalu, kemanakah para dilakukan oleh para sarjana yang seharusOleh: intelektual dan para nya memperjuangkan SUHAIDI petinggi-petinggi negpendidikan dan meneri Indonesia. Pelecegamalkan keilmuannya yang telah dimilikinya?. Selain han seksual yang dilakukan oleh menempuh pendidikan didalam beberapa publik figur seperti angnegeri ternyata tidak sedikit para gota DPR, kepala Daerah dan para pelajar Indonesia yang menempuh artis. Tawuran yang dilakukan oleh pendidikan keluar negeri seperti para pelajar, penggunaan narkoba, Mesir, Sudan, Ummul Qurro, Libya, narkotika dan heroin yang menyerAustralia, Prancis, Jepang, Amerika, et para petinggi negara, dan publik Inggris, dan sebagainya untuk figur lainnya seperti artis-artis termenambah, mengakses, mengkaji, kenal. Maraknya bunuh diri yang menelaah dan meneliti berbagai dilakukan oleh pengusaha dan ilmu pengetahuan dibidangnya, intelektual baik dalam maupun baik dibidang eksakta maupun di- luar negeri. Dan maraknya para bidang keagamaan. Yang menjadi kaum intelektual yang gila akan persoalan ialah apakah kualitas dan kekuasaan dan harta. Jadi, intelektual saja tidak cuskill para sarjana bisa diandalkan untuk negeri Indonesia dan apakah kup untuk menciptakan negeri mereka mau mengabdikan diri Indonesia yang sangat menjunjung kepada bangsa untuk menghilang- tinggi adat ketimuran menjadi kan kebodohan dan ketertinggalan negeri yang aman, damai dan dalam hal pendidikan dan apakah sentosa. Maka, untuk menciptakan mereka mampu menyesuaikan sebuah negara dan peradaban antara IPTEK dan IMTAQ dalam yang beradab diperlukan tatanan dan pengamalan ajaran agama kehidupan sehari-hari..? Ternyata, semakin banyak lulu- dan juga pengamalan Pancasila. san sarjana yang diwisuda setiap Karena ilmu saja tidak cukup untuk tahunnya bukan suatu jaminan merubah tatanan masyarakat yang Indonesia semakin maju. Semakin jauh dari adat ketimuran. Maka unbanyak lulusan sarjana bukan men- tuk menunjang dan menyadarkan jadi sebuah jaminan untuk mencip- mereka ialah pengamalan secara takan generasi semakin berprestasi konsisten terhadap ajaran agama. “Allah akan meninggikan orangdalam bidang pendidikan. Bukan jaminan untuk menciptakan kader- orang yang beriman di antara kamu kader bangsa yang intelek dan dan orang-orang yang diberi ilmu kompeten. Bukan jaminan untuk pengetahuan beberapa derajat”. menjadikan Sumber Daya manusia (QS. Al-Mujadilah : 11). Jadi, (SDM) semakin beradap dan jen- orang yang berilmu dan beriman ius. Bukan jaminan untuk mencip- akan diangkat derajatnya oleh Altakan sebuah bangsa yang berjiwa lah. Maka, harus ada keseimbankeadilan dan kesejahteraan. Bukan gan antara ilmu dan agama (iman), jaminan untuk mengembalikan harus ada singkronisasi antara inkejayaan Indonesia dalam bidang telektualitas dan keimanan. Karena pendidikan. Justru malah semakin ilmu berhubungan dengan IQ memperburuk keadaan dan ma- (Intelektual Question) maka iman salah bangsa Indonesia. yang terpatri dalam God Spot (hati) Pendidikan yang seharusnya yang terialisasi dalam SQ (Spritual

Question) adalah berfungsi sebagai kontrol terhadap perilaku dan keilmuan yang telah dimiliki. Berkaca pada ilmuwan Barat Albert Enstien, “Ilmu pengetahuan tanpa agama, timpang dan agama tanpa ilmu pengetahuan adalah buta”. Agar ilmu pengetahuan yang telah dimiliki tidak timpang, maka haruslah dibarengi dengan pengamalan agama. Demikian juga, agar ilmu agama yang telah dimiliki tidak buta, maka teruslah mencari dan menuntut ilmu pengetahuan kemanapun dan kapanpun. Dalam artian IPTEK (Ilmu pengetahun dan teknologi) saja tidak cukup untuk mengarungi samudera kehidupan yang begitu luas dan beragam, maka diperlukan IMTAQ (Iman dan taqwa) yang istiqamah. IMTAQ tanpa IPTEK bisa dikatakan hanya bertepuk sebelah tangan, begitu juga sebaliknya. Keduanya bagaikan dua sisi mata uang yang tidak akan terpisahkan. Menurut Mario Teguh, “Pendidikan adalah peninggi derajat dan iman saja tidak cukup, maka berfikirlah”. Sebagai pelajar muslim yang beriman, harus menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi karena semua itu sangat diperlukan dan sangat urgen dalam kehidupan. Apabila para sarjana, intelektual dan para cendikiawan sadar akan pentingnya singkronisasi IPTEK dan IMTAQ serta sadar akan pentingnya melakukan transfer dan kaderisasi keilmuan kepada para penerus bangsa Indonesia, maka terciptalah dan tergapailah cita-cita besar dan kejayaan bangsa Indonesia dalam ranah apapun. Dan ratusan bahkan ribuan sarjana Indonesia yang diwisuda setiap tahunnya tidak bisa diragukan lagi keilmuan dan kapabilitasnya. Karena dengan penyatuan antara IPTEK dan IMTAQ akan tercipta suatu tatanan masyarakat yang sesuai dengan pancasila dan nilai-nilai agama. Wassalam *) Pengurus APeS (Aliansi Pemuda Super) & Anggota FORMULA-MU (Forum Musyawarah & Silaturrahiem Asatidz Madrasah Miftahul Ulum) Sasar Kapedi & Sekarang magang di suhaidi_alu@yahoo.co.id

Rubrik KABAR OPINI terbit setiap hari. Bagi pembaca yang berminat mengirimkan karyanya, Silahkan kirim ke: Kantor Redaksi Kabar Madura, di San Diego Main Street MR-2 No. 16 (No. 95) Pakuwon City Surabaya. Diutamakan via email ke kabarsastrabudaya@gmail.com. Khusus Artikel Pendidikan, panjang tulisan maksimal dua lembar kertas ukuran folio dengan 1,5 spasi. Nama dan alamat terang, serta foto diri harus dilampirkan. Email Redaksi: kabarmaduranews@gmail.com

7


8

KAMIS

7 Februari 2013

Sepakat Pemekaran Kabupaten Sumenep

Perlu Kajian Teknis dan Administratif SUMENEP-Sejumlah elit masyarakat kepulauan ikut mendesak agar kepulauan berpisah dari Sumenep secara administratif dan berkembang menjadi kabupaten baru setelah muncul wacana Madura menjadi provinsi. Mereka menganggap wilayah kepulauan layak menjadi kabupaten sendiri. Dul Siam, Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sumenep asal Kepulauan, menegaskan bahwa untuk meningkatkan pembangunan di kepulauan, maka harus ada pemek-

aran kabupaten. Ia menilai, sumber daya alam (SDA), georafis dan SDM masyarakat kepulauan sudah sangat siap untuk menjadi kabupaten baru. ”Saya secara pribadi mendukung pemekaran Sumenep menjadi wilayah daratan dan kepulauan. Pemekaran Madura menjadi provinsi sendiri harus diikuti syarat minimal memiliki lima kabupaten. Kabupaten yang sangat memungkinkan untuk dimekarkan Sumenep, mengingat wilayah ini terbagi menjadi daratan dan kepulauan seperti halnya di Riau,” ungkap politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) tersebut. Dukungan disampaikan

KPU SUMENEP Belum Terima DP4 Pilgub SUMENEP-Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sumenep masih belum bisa memastikan jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) dalam Pemilihan Gubenur (Pilgub) Jawa Timur 2013. KPU hingga kini masih belum menerima Daftar Penduduk Potensial Pemillih Pemilu (DP4) dari Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dispendukcapil) setempat. Berdasarkan informasi dari KPU, DP4 Pilgub Jawa Timur baru akan diterima KPU Sumenep, hari ini. Kabarnya Bupati Sumenep, A. Busyro Karim, akan menyerahkan langsung terhadap KPU sebagai dasar untuk penetapan Daftar Pemilih Sementara (DPS). Anggota KPU Sumenep, M. Ali Fikri, mengatakan bahwa pihaknya masih belum menerima DP4 dari Dispendukcapil. Namun ia memastikan jika Kamis (7/2), Bupati Busyro akan menyerahkan DP4 tersebut. ”Kami masih belum mengetahui berapa jumlah pemilih apakah akan bertambah atau tidak. Sebab, DP4 yang akan kami terima besok (hari ini, red). Apakah akan bertambah atau tidak, kita lihat besok saja!” ujar Ali Fikri kepada Kabar Madura, Rabu (6/2). Menurutnya, DP4 akan menjadi acuan KPU untuk melakukan penetapan DPS. Setelah itu, DPS yang telah disahkan KPU akan diumumkan untuk mendapatkan tanggapan dari masyarakat. Tanggapan dari masyarakat tersebut dijadikan KPU untuk melakukan perbaikan. ”Kami nanti juga akan memberikan pengumuman terhadap masyarakat tentang DPS HP (Daftar Pemilih Sementara Hasil Perbaikan, red). Meski sudah terdapat DPS HP, kami tidak bisa langsung melakukan penetapan atau DPT tanpa melakukan pengumuman terlebih dahulu tentang DPS HP tersebut. Makanya, nanti tetap akan diumumkan,” terangnya. Ia menjelaskan, setelah memberikan pengumuman tentang DPS HP dan telah mendapatkan tanggapan dari masyarakat, baru KPU melakukan Daftar Pemilih Sementara Hasil Perbaikan Akhir (DPS HPA). Dilanjutkan dengan proses penetapan Daftar Pemilih Tetap (DPT). Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dispendukcapil Sumenep, Ach Zaini, mengaku tidak memiliki kewenangan membicarakan tentang DP4. ”Kami tidak berhak berbicara DP4. Itu merupakan kewenangan dari Bupati,” ujarnya kepada wartawan di Sumenep, kemarin. (bus/rr)

politisi Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Muhammad Ali, yang sepakat jika kepulauan dimekarkan menjadi kabupaten baru. Apalagi selama ini masyarakat kepulauan sendiri memang sangat menginginkan wilayahnya dimekarkan menjadi kabupaten baru. ”Untuk menjadi provinsi minimal harus memiliki lima kabupaten. Sumenep saya kira bisa dimekarkan menjadi dua kabupaten. Kepulauan memang punya keinginan untuk menjadi kabupaten dan saya anggap itu wajar karena dari persyaratan, luas wilayah, dan jumlah penduduk, sudah memenuhi syarat,” ungkap Wakil Ketua Komisi A DPRD

KM/DOK

NUR ASYUR Anggota DPRD Sumenep

Sumenep tersebut. Ali berharap, wacana Madura menjadi provinsi sendiri dan memekarkan Sumenep menjadi dua kabupaten terus bergulir sehingga tujuan masyarakat Madura untuk

Email Redaksi: kabarmaduranews@gmail.com

jumlah penduduknya lebih dari 1 juta jiwa,” terangnya. ”Selama ini belum ada yang membahas tentang pemekaran secara mendetail sesuai dengan PP 78 tahun 2007 tentang Otonomi Pemekaran Daerah. Itu butuh kajian yang serius terkait teknis seperti ibukota kabupaten dan lain-lain,” imbuhnya. Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 78 tahun 2007 dijelaskan bahwa syarat pemekaran daerah, baik kabupaten atau provinsi, harus memnehui syarat administratif seperti persetujuan DPRD Kota/Kabupaten, Bupati, DPRD Provinsi, serta Gubenur. Selain itu juga harus me-

menuhi syarat teknis. ”Misalnya bagaimana kajian sosial ekonomi, budaya, SDA dan sebagaiya. Juga syarat fisik kewilayahan, misalnya minimal lima kecamatan untuk menjadi kabupaten. Semua itu masih belum ada yang mengkaji secara serius dan formal,” terangnya. Namun, politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tersebut sangat yakin jika suatu saat nanti kepulauan akan benar-benar menjadi kabupaten. ”Untuk itu seluruh warga dan tokoh masyarakat perlu duduk bersama secara sinergi untuk mewujudkan cita-cita tersebut, meski prosesnya sangat panjang,” pungkasnya. (rei/rr)

Tanpa Sepengetahuan Anggota Panwaslu, Segel Dibuka PAMEKASAN-Setelah beberapa hari disegel, Kantor Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) Pamekasan kembali dibuka pada Rabu (6/2). Pembukaan tersebut tanpa sepengetahuan anggota Panwaslu. Agus Sugianto, Sekretaris Panwaslu, menegaskan bahwa pihaknyalah yang membuka pintu Panwaslu kali pertama. Agus mengaku, hakikatnya tidak memegang kunci. Namun, saat dirinya hendak memantau perkembangan Kantor Panwaslu, tiba-tiba dihampiri seorang intel yang memberi kunci tersebut. “Kabarnya, massa Ampera yang menyegel kantor ini tidak berani lagi ke sini. Penjagaan ketat dan pengamanan yang serius dari pihak kepolisian, menjadi faktor utamanya,” ujar Agus sambil menamabahkan bahwa Panwaslu sangat senang atas perkembangan terbaru gejolak politik di Pamekasan yang sudah reda. Awalnya Agus sempat menduga akan terjadi huru-hara yang dapat membuat Pamekasan mencekam. ”Alhamdulillah, hal tersebut tidak sampai terjadi. Semuanya aman dan penuh perdamaian,” terangnya sembari tersenyum lebar. Menurutnya, pada kesempatan tersebut, seluruh anggota Panwaslu tidak masuk kantor. “Anggota Panwaslu tidak ada yang datang ke sini. Pembukan segel ini tanpa sepengetahuan mereka. Karyawan yang lain ada di dalam,” ungkapnya. Selama Kantor Panwaslu disegel, Agus dan teman-temannya tetap kerja dalam hal administrasi. “Selama ini semua pekerjaan dilakukan di luar. Kini kami tidak khawatir ada demo lagi. Saya yang membuka segel tadi dibantu Pak Sahlah dan Pak Yanto selaku karyawan Panwaslu,” tukasnya. Dikonfirmasi, anggota Panwaslu Divisi Sosialisasi Ahmad Husaifi, menyatakan bahwa kecaman yang disematkan ke Panwaslu selama ini itu tidak benar adanya. Setidaknya, keputusan MK yang menegaskan tidak ada kecurangan selama Pemilukada bergulir, perlu menjadi catatan utama. Untuk diketahui, Kantor Panwaslu

KM/HAIRUL ANAM

AMAN: Seorang karyawan Panwaslu Pamekasan membersihkan pintu Kantor Panwaslu yang terbuat dari kaca setelah tiga hari disegel oleh massa Ampera pada Rabu (6/2).

disegel oleh massa Ampera selaku pendukung calon bupati dan wakil bupati yang kalah dalam sengketa Pemilukada di MK, KholilurrahmanMasduki (KOMPAK). Penyegelan

Pemilihan BPD Tidak Prosedural SAMPANG-Sejumlah warga Desa Bire Tengah, Kecamatan Sokobanah, Sampang, mendatangi gedung DPRD setempat, Rabu (6/2). Mereka menuntut supaya salah satu anggota Badan Permusyawaratan Desa (BPD) di desanya dipilih ulang. Mereka menuding pemilihan salah satu anggota BPD cacat hukum sebab pemilihan salah satu anggota BPD tidak sesuai dengan aturan yang ada, yakni anggota BPD dipilih oleh anggota lain. Sesuai aturan, yang memilih anggota BPD adalah masyarakat, bukan sesama anggatoa BPD. Warga tidak ingin anggota dewan hanya menampung aspirasi dari masyarakat, melainkan harus menindaklanjuti laporan tersebut agar permasalahan tersebut cepat selesai sehingga masyarakat bisa kembali menjalankan aktivitasnya dengan tenang. ”Kami menuntut pemilihan salah satu anggota BPD diulang karena cacat hukum,” terang juru bicara (jubir) warga, Martole, saat hearing dengan Komisi A DPRD Sampang, kemarin. Ia menjelaskan, pihaknya merasa keberatan ketika pemilihan anggota BPD di Dusun Batu Lenger Barat ditengarai tidak sesuai dengan aturan. Dimana yang memilih anggota BPD itu adalah anggota yang lain. Di samping permasalahan pemilihan anggota BPD, warga juga mempertanyakan status sekretaris desa (sekdes) setempat yang bisa menandatangani berkas untuk mewakili kepala desa (kades). Padahal, statusnya belum jelas, apakah sudah menjabat pejabat sementara (pjs) kades atau belum. “Ironisnya, sekdes yang bersangku-

berpisah dari Jawa Timur benar-benar terwujud. ”Saya sangat setuju dengan aspirasi masyarakat yang menginginkan Madura sebagai provinsi,” tegasnya. Nur Asyur, Anggota Komisi D DPRD Sumenep, mengatakan adanya wacana menjadikan kepulauan sebagai kabupaten baru disebabkan adanya ketidakmerataan pembangunan antara daratan dan kepulauan, sehingga pemisahan kepulauan menjadi kabupaten karena kebutuhan. ”Sejak wacana itu berkembang, saya melihat ada benarnya karena pembangunan selama ini tidak merata dan Sumenep tidak mungkin mampu karena luas dan

KM/SYAIFUL ISLAM

AUDENSI: Warga saat menyampaikan aspirasi kepada Komisi A DPRD Sampang, kemarin, menuntut pemilihan anggota BPD diulang karena ditengarai tidak sesuai prosedur.

tan tidak ada di rumah sejak dua tahun yang lalu. Tapi, tanda tangannya ada ketika menyetujui surat menyurat seperti surat keterangan tidak mampu dan surat pengantar nikah,” ujarnya. Ia menambahkan, informasinya sang sekdes sedang berada di luar daerah. Mortole berani memberikan keterangan ini karena yang bersangkutan merupakan tetangganya sendiri. Ia tidak pernah melihat sang sekdes. ”Dewan harus menindaklanjuti laporan kami supaya tidak ada sesuatu aturan yang dilanggar di Desa Bire Tengah,” pungkasnya. Ketua Komisi A DPRD Sampang, H Mohammad Hodai, berterima kasih banyak atas laporan yang disampai-

kan masyarakat pada dirinya. Jika tidak ada laporan, dewan tidak mungkin tahu dan kasus-kasus seperti ini akan terdiamkan. “Kami akan memanggil Camat, Bappemas dan salah satu anggota BPD serta Sekdes itu untuk diklarifikasi. Supaya duduk persoalannya jelas, kemudian dicarikan solusi,” terang Hodai saat menemui warga. Menurutnya, Sekdes Bire Tengah sudah menjabat sebagai Pjs Kades yang telah ditandatangani Sekda (sekretaris daerah) Sampang. Namun, pihaknya ingin memastikan apakah kades itu ada disini atau tidak sebagimana yang disampaikan warga. (ful/rr)

tersebut berlangsung tiga hari dan baru bisa dibuka kemarin. Selama aksi berlangsung, massa Ampera tidak berbuat anarkis. Mereka menyerukan aspirasinya dengan mem-

bakar ban dan memblokade akses jalan perkotaan. Sehari setelah putusan MK yang menolak seluruh gugatan KOMPAK, Kabupaten Pamekasan dihiasi oleh keadaan yang aman dan damai. (anm/rr)

Nasib Sembilan Anggota DPRD ‘Ngambang’ SUMENEP-Nasib anggota DPRD Sumenep dari partai politik (parpol) yang tidak lolos menjadi peserta Pemilu 2014 sebagaimana diputuskan oleh KPU beberapa waktu lalu, hingga kini masih belum terdapat kepastian apakah harus berhenti atau di-PAW (Pergantian Antar Waktu, red) menjadi anggota legislatif atau masih tetap menjadi anggota DPRD. Wakil Ketua Badan Kehormatan (BK) DPRD Sumenep, A. Hosaini Adhim, mengatakan berdasar aturan perundangundangan bahwa anggota DPRD berhenti menjadi anggota DPRD bila meninggal dunia, memundurkan diri, atau dimundurkan oleh parpol. Jika melakukan perpindahan parpol dan masih akan mencalonkan lagi dalam Pileg 2014, maka secara otomatis melanggar undang-undang dan harus berhenti menjadi anggota dewan. Menurutnya, terkait dengan sembilan anggota DPRD Sumenep yang berasal dari tiga parpol yang tidak lolos menjadi peserta Pemilu 2014, bila masih akan mencalonkan lagi menjadi anggota legislatif 2014, tentu harus pindah ke parpol lain dan mencalonkan dari partai lain yang lolos verifikasi. Persoalannya, kata Ho-

KM/BUSRI THAHA

A. HOSAINI ADHIM Wakil Ketua Badan Kehormatan DPRD Sumenep

saini, jika lewat parpol lain tentu harus di-PAW atau berhenti terlebih dahulu dari anggota DPRD, sesuai dengan peraturan karena sudah pindah parpol. Ia menjelaskan, dalam rangka mengantisipasi kemungkinan anggota DPRD Sumenep dari parpol yang tidak lolos Pemilu 2014 akan mencalonkan lagi dalam pileg 2014 mendatang, sementara parpolnya tidak lolos verifikasi faktual, BK DPRD Sumenep beberapa waktu lalu melakukan konsultasi ke BK DPRD Jawa Timur. ”Kami masih belum mengetahui peranan dari BK DPRD terkait dengan persoalan tersebut. Mengingat masalah ini sangat penting, kami telah bersepakat

dengan BK DPRD Jawa Timur akan melakukan konsultasi ke Departemen Dalam Negeri (Depdagri) terkait dengan persoalan tersebut,” ujar politisi dari dari Partai Amanat Nasional (PAN) tersebut. Menurutnya, persoalan tersebut akan segera ditindaklanjuti dan akan segera melakukan konsultasi terhadap Depdagri agar segera diketahui posisi dari teman-teman dia anggota dewan di DPRD Sumenep. ”Kalau secara undang-undang sudah jelas, bahwa mereka harus di PAW karena pindah Parpol. Tapi kalau ketua Partainya ketua fraksi, dan ketua DPD, lalau siapa yang akan memproses PAW ini. Nah ini masalahnya. Bisakah BK ambil alih, Kalau semua pindah (Parpol) siapa yang mau memproses? Makanya tunggu hasil konsultasi dengan Depdagri,” terangnya. Seperti diberitakan sebelumnya, sejumlah anggota DPRD Sumenep dari Parpol yang tidak lolos menjadi peserta Pemilu 2014 mendatang masih belum memastikan apakah akan pindah ke Parpol lain atau akan bergabung dengan Parpol lain atau tidak. Para politisi tersebut, rata-rata masih menunggu keputusan dari DPP parpol tersebut. (bus/rr)


KAMIS

7 Februari 2013

PARPOL Achsanul Tidak Khawatir Turunnya Elektabilitas PD JAKARTA-Anggota Komisi XI DPR dari Fraksi Partai Demokrat Achsanul Qosasi mengatakan, tidak merasa khawatir dengan hasil survei yang menunjukkan semakin turunnya elektabilitas Partai Demokrat. Menurut Achsanul, elektabilitas tersebut nantinya akan naik sampai Pemilihan Umum 2014 mendatang. “Saat ini survei Demokrat paling rendah selama ini, tapi tidak lampu merah. Masih bisa reborn dengan cara semua berkerja. Jadi, saya tidak merasa khawatir,” ucap Achsanul , Rabu (6/2). Untuk menyikapi hasil survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), yang menunjukkan elektabilitas Partai Demokrat tinggal 8,3 persen , Partai Golkar 21,3 persen, PDI Perjuangan 18,2 persen, dan Partai Gerindra 7,2 KM/DOK persen. ACHSANUL QOSASI Anggota Komisi Menurut AchXI DPR sanul sebaiknya semua kader harus mengakui bahwa perbaikan internal belum efektif. Ada yang salah ketika menyikapi terjeratnya para kader Demokrat dalam kasus korupsi.Achsanul mempertanyakan mengapa penurunan elektabilitas tidak terjadi pada Partai Golkar dan PDI-P, kedua partai tersebut juga terjerat dalam kasus dugaan korupsi, seperti Partai Golkar (Zulkarnaen Djabar) dan Partai PDI-P(Emir Moeis ) “Jadi, mungkin cara menyikapinya yang harus diperbaiki,” ucap Achsanul. Ketika disinggung mengenai wacana Kongres Luar Biasa (KLB) Demokrat , anggota Komisi IX DPR itu menilai wajar wacana itu muncul untuk menggantikan Anas Urbaningrum Ketua Umum DPP Partai Demokrat yang sedang terkait dalam kasus dugaan korupsi proyek Hambalang. (rdo/h4d)

9

Rapor Merah KarSa di Madura Gagal Mediasi Soal Pengembangan Suramadu SURABAYA-Pada 9 Februari nanti, pasangan pemimpin Jawa Timur, Soekarwo dan Saifullah Yusuf (Karsa) tepat memperingati usia empat tahun. Acara peringatan ini akan digelar di JX Internasional Surabaya. Di sisi lain, pasangan yang akan mengukir tahun keempat dalam memimpin Jatim ini ternyata dipandang mempunyai catatan merah. LSM Jatim One mencatat, sedikitnya terdapat tujuh rapor merah terkait kebijakan pemerintahan Karsa terkait Madura. Direktur Jatim One Badrus Syamsi melalui rilis, Rabu (6/2) mengatakan, catatan merah di Madura ini kontraproduktif dengan keberhasilan Karsa sebagaimana digembar-gemborkan selama ini. Dalam hal ekonomi, lanjut Badrus, Karsa dinilai belum mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat Madura secara signifikan. ‘APBD untuk Rakyat’ yang dijadikan slogan atau jargon Karsa saat kampanye Pilgub 2008 dulu tidak terbukti. “Kepemimpinan Karsa sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur selama 5 Tahun, ingkar janji dan tidak memberikan kontribusi yang jelas terhadap warga Madura,” tegasnya. Adanya Jembatan Nasional Suramadu yang diproyeksikan sebagai instrumen vital untuk memajukan masyarakat Madura, lanjut Badrus, juga tidak berbuah menguntungkan bagi masyarakat Madura. Yakni, pembebasan lahan di kawasan kaki Jembatan Suramadu sisi Madura dinilai mengabaikan aspirasi masyarakat Madura. “Gubernur Soekarwo dipandang menjadi tangan panjang Presiden atau pusat terkait keberadaan Badan Pengembangan Wilayah Suramadu (BPWS). Ini bertentangan dengan Undang-undang Otonomi Daerah,” jelas Badrus. Ini terlihat dari gagalnya Gubernur Soekarwo menjadi mediator empat

Dewan Minta Verifikasi Kesra Diperketat PAMEKASAN-Komisi D DPRD Pamekasan meminta Bagian Administrasi Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Pamekasan memperketat verifikasi usulan Musholla, Masjid, Yayasan serta Pondok Pesantren yang diajukan. Hal itu untuk menjauhi hal hal yang tidak diinginkan dalam pencairan dana hibah tahun 2013 ini. Pasalnya, di beberapa daerah dinilai masih kurang tepat sasaran, sehingga hal itu menjadi evaluasi ulang. Wakil Ketua Komisi D DPRD Pamekasan K. Juhaini, Rabu (6/2) meminta bagian verfikasi Kesra untuk lebih berhati-hati dalam melakukan pemilihan dan pemilahan terhadap lembaga keagamaan yang akan mendapat bantuan dana hibah senilai Rp 4 miliar dari APBD Pamekasan tersebut. ‘’Tim verifikasi harus selektif terhadap usulan penerima bantuan hibah. Jangan

sampai ada yang menerima bantuan ternyata tidak layak. Sebaliknya yang kondisi bangunan keagamaan memprihatinkan, harus didahulukan,” pintanya. Tidak hanya itu, Juhaini mengingatkan agar kesra lebih mendahulukan lembaga keagaamaan yang tidak pernah mendapat bantuan hibah dari tahun sebelumnya. Hal itu dimaksudkan supaya tidak ada gesekan antar masyarakat atau tokoh agama yang ada dibawah. ‘ Dahulukan musholla, masjid ataupun pesantren yang tidak pernah mendapatkan bantuan hibah, agar bantuan dari Kesra itu merata dan semua masyarakat bisa menikmatinya, itu juga agar tujuan utama bisa terlaksana secara maksimal,’’ jelasnya. Sementara itu Kepala Bagian Kesra Pemkab Pamekasan Munafi’ mengaku, bersedia memenuhi himbauan Komisi D DPRD Pame-

Email Redaksi: kabarmaduranews@gmail.com

kasan tersebut. Bahkan kata Munafi’, saat ini tim verifikasi akan turun langsung ke bawah guna mengetahui dan mengecek benar-tidaknya usulan yang sudah tercantum di Kesra. ‘’Sudah ada staf saya yang akan turun ke bawah untuk menyesuaikan usulan yang masuk ke Kesra, dan mengetahui tingkat kebutuhan pembangunan lembaga keagamaan tersebut’,” tuturnya. Untuk perolehan hibah sendiri, terang munafik, tahun 2013 mencapai Rp 4 miliar, masing-masing Rp 2 miliar untuk musholla, dan masing-masing Rp 1 miliar untuk masjid dan ponpes atau yayasan,’’ terangnya. Realisasinya kata munafik, ditargetkan pada April mendatang. Karena saat ini tim tengah melakukan verifikasi usulan yang masuk ke Kesra. ”Insya Allah bulan April mendatang sudah terealisasi semua,” pungkasnya. (jck/h4d)

IST/KM

RAPOR MERAH: LSM Jatim One menilai pasangan Soekarwo dan Saifullah Yusuf masih belum maksimal memimpin Jatim. Terutama jika dikaitkan dengan kebijakan soal Madura.

kepala daerah di Madura dalam hal kebijakan pengembangan Suramadu untuk kemajuan Pulau Garam. Justru, yang terjadi muncul disharmonisasi antara empat kepala daerah tersebut. Jatim One juga mencatat gagalnya Karsa dalam hal polemik kebudayaan, gubernur dinilai kurang mampu mengeluarkan sikap dan kebijakan yang membangun. Badrus mencontohkan soal polemik kekerasan pada tradisi Karapan Sapi. Menurutnya, Instruksi Gubernur (Ingub) Nomor 15 Tahun 2012 tentang

kekerasan sapi kerap menimbulkan disharmonisasi antarkepala daerah (Bupati) se-Madura. “Ini menimbulkan pro dan kotra antara satu kepala daerah dengan yang lain,” tukasnya. Catatan merah lain, lanjut dia, adalah soal birokrasi pemerintahan. Dia mengakui, dalam hal penataan administrasi, Soekarwo berhasil menata birokrasi di level pemprov dan pemda di seluruh Jatim. Namun, tingkat kedisiplinan dan perilaku birokrasi masih rendah. Bahkan, Soekarwo dianggap tidak

mampu meredam dugaan penipuan CPNS yang dilakukan oknum pejabat pemprov (Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jatim), juga jual beli jabatan di daerah. Jatim One berharap, catatan merah Karsa ini menjadi bahan pertimbangan masyarakat di pemilihan gubernur (pilgub) Jatim Agustus 2013 nanti. “Dan masyarakat Madura sekarang sudah dewasa. Mereka tidak mungkin mau lagi memilih gubernur yang sering ingkar janji,” pungkasnya. (bjc/h4d)

Sibuk, Komisi C Gagal Panggil Dua Dinas SUMENEP-Pemanggilan terhadap Dinas PU Cipta Karya dan Bapedda yang direncanakan pada Kamis (31/1) lalu ternyata gagal. Pasalnya, Komisi C beralasan akhir-akhir ini pihaknya masih disibukkan dengan persoalan-persoalan lain yang sifatnya mendesak. Pernyataan tersebut dilontarkan Sekretaris Komisi C DPRD Sumenep Dekky Purwanto, Rabu (6/2). Dia mengaku pemanggilan dua dinas ini adalah untuk mempertanyakan aliran dana Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) yang ternyata tidak sampai kepada masyarakat. Berdasarkan laporan yang diterimanya, tidak sampainya dana tersebut

kepada masyarakat terus berdatangan di masingmasing kecamatan. ”Kamis kemarin memang terkendala, karena ada kegiatan lain. Dan sekarang, kami masih ada pansus 8 Raperda yang harus dibahas pada saat sekarang,” ujar Dekky Purwanto. Lebih lanjut ia memaparkan, pihaknya akan tetap memanggil dua dinas tersebut di sela-sela pembahasan 8 raperda. Dia juga menegaskan bahwa pemanggilan tersebut dikarenakan terdapat kejanggalan yang cukup kronis. Sebab, kata Dekky, informasi awal tentang proses kucuran dana tersebut didampingi oleh dua dinas dan pencairannya diberikan langsung pihak bank kepada ma-

Kamis kemarin memang terkendala, karena ada kegiatan lain. Dan sekarang, kami masih ada pansus 8 Raperda yang harus dibahas pada saat sekarang,” DEKKY PURWANTO Sekretaris Komisi C DPRD Sumenep syarakat penerima. ”Tapi toh kenapa pada akhirnya kok laporanlaporan bahwa dana itu tidak sampai kepada penerima manfaat. Sejauh ini saya masih tidak tahu. Makanya kami akan panggil secara resmi nanti ke Komisi C biar semua akan

terang beneran,” lanjutnya politisi PDI Perjuangan ini. Menyoroti hal itu, mantan Koordinator BEM Madura, Sutomo menjelaskan, persoalan pendampingan kasus yang menyangkut masyarakat miskin di daerah Sumenep memang terkesan lamban. Bahkan tidak jarang kandas seketika tanpa ada kejelasan. Laporan dari masyarakat seringkali menjadi ajang permainan para wakil rakyat. ”Syukur kalau itu benarbenar akan di cari tahu. Tapi memang, hilangnya kasus di tengah jalan itu sepertinya sudah lumrah. Tanpa ada kejelasan, tahutahu sudah menghilang,” kata Sutomo pada Kabar Madura. (aqu/h4d)


10

KAMIS

7 Februari 2013

Kurikulum Belum Berstandar Internasional Indonesia Kalah Jauh dengan Singapura dan Taiwan KARIMUN-Kurikulum pendidikan Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA) di Indonesia belum memenuhi standar internasional. Demikian dikatakan Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Musliar Kasim. ”Kurikulum yang selama ini digunakan berbeda dengan yang diujikan atau distandarkan secara internasional sehingga kalah jauh dibandingkan kurikulum negara lain, seperti Singapura atau Taiwan,” ujarnya bebrapa waktu lalu seperti dilansir www.antaranews.com. Menurutnya, lebih dari 95 persen siswa Singapura bisa menjawab soal-soal tingkat menengah dan lanjutan (advance) pada setiap mata pelajaran, sedangkan siswa di Indonesia secara umum baru mampu menjawab soal-soal tingkat dasar. Ia mencontohkan, pengetahuan data pada bidang studi matematika yang tidak tertuang dalam kurikulum pembelajaran yang selama ini digunakan sekolah Indonesia. Hal yang sama, menurut Ia, juga terjadi dalam pelajaran sains, ilmu pengetahuan alam (IPA) dan lainnya. Padahal, siswa Indonesia berada dalam kondisi demografi dan penguatan sumber daya manusia cukup melimpah sebagai modal dalam bidang pendidikannya.

KM/ANWAR NURIS

DIMAKAN USIA: Seorang siswa SMP Negeri I Pademawu yang akan mengikuti bimbingan belajar, menunjukkan atap ruang keterampilan yang runtuh.

Lapuk, Atap Bangunan SMPN I Pademawu Ambruk PAMEKASAN-Atap ruang keterampilan SMP Negeri I Pademawu, Pamekasan, yang ambruk setelah tidak kuat menahan derasnya air hujan yang mengguyur kawasan sekitar pada Selasa (5/2) lalu, hingga kemarin masih belum diperbaiki. Runtuhan material seperti kayu dan asbes berserakan di ruang tersebut. Sebelumnya atap ruangan tersebut sudah mengalami kebocoran di bagian genteng. Selain itu kayu kuda-kuda yang menyanggah atap sudah lapuk dan tidak kuat menahan beban. Ruang keterampilan yang be-

UJIAN NASIONAL SMP Negeri 1 Bangkalan Sudah Siap BANGKALAN-Asumsi negatif tentang ujian nasional (unas) justru menyebabkan kita semakin frustasi dalam menghadapinya dan hasilnya pasti jauh dari memuaskan. Demikian ditegaskan Mariyatul Kiptiyah, Guru SMP Negeri 1 Bangkalan, yang mengaku sudah mempersiapkan anak didiknya sebaik mungkin. Menyangkut KM/ABDUR ROHIM pelaksanaan unas MARIYATUL KIPTIYAH SMP yang akan Guru SMP Negeri 1 digelar pada 22 Bangkalan Maret mendatang, SMP Negeri 1 Bangkalan sudah melakukan langkah-langkah serius untuk meng- Sekarang ini kami hadapi unas agar aktif memberikan anak didiknya bisa bimbel, khususnya mendapatkan hasil kepada siswa yang positif. kelas III.” Selain mengulas kembali pelajaranpelajaran mulai dari kelas I sejak semester awal, pihak sekolah juga memberikan bimbingan belajar (bimbel) di luar jam pelajaran sekolah. ”Sekarang ini kami aktif memberikan bimbel, khususnya kepada siswa kelas III,” ujarnya kepada Kabar Madura, kemarin, saat dijumpai di sekolah. Guru yang akrab dipanggil Bu Kip tersebut menuturkan bimbel di SMP Negeri 1 Bangkalan ini dibagi menjadi dua bagian, yakni tiga kali dalam seminggu dan empat kali dalam seminggu. Selain secara intens melakukan bimbel, pihak sekolah selalu aktif mengirim anak didiknya untuk mengikuti lombalomba mata pelajaran seperti lomba Amfibi (Ajang Matematika, Fisika dan Bahasa Inggris) dan Phytagoras per mata pelajaran dalam minggu ini. (roh/rr) Email Redaksi: kabarmaduranews@gmail.com

rada paling selatang di deretan bangunan sebelah timur sekolah tersebut terletak tepat di sebelah ruang Tata Usaha SMP Negeri I Pademawu. Berdasar informasi dari pihak sekolah melalui salah seorang staf TU, bangunan tersebut sudah berusia tua dan telah beberapa kali direnovasi. ”Terakhir direnovasi sekitar akhir tahun 2008 silam dan sampai sekarang belum pernah diperbaiki. Untungnya waktu kejadian atap runtuh, sudah tidak ada siswa,” ungkap sumber Kabar Madura yang tidak bersedia namanya disebutkan, Rabu (6/2).

Pria yang mengaku masih menjadi tenaga honorer tersebut juga menjelaskan jika kayu kuda-kuda yang menyanggah atap tersebut sudah rapuh karena seringkali terkena air hujan. ”Selain sering terkena air hujan, kayu kuda-kudanya juga lapuk dimakan rayap. Bahkan juga dijadikan sarang rayap,” tambahnya semabari menunjukkan kayu yang rapuh tersebut. Kepala SMP Negeri I Pademawu, Idam Kholid, ketika dikonfirmasi di kediamannya, kemarin sore, menjelaskan bahwa, bangunan sekolah yang dipimpinnya rata-rata sudah berusia tua.

Ia menuturkan jika usia bangunan sekolah tersebut sudah mencapai 32 tahun sehingga akan sangat sia-sia jika direnovasi. Idham menuturkan, seharusnya bangunan tersebut dibongkar dan kemudian dibangun lagi. ”Memang di ruang keterampilan, kayu-kayu penyangganya sudah rapuh termakan usia dan dimakan rayap. Bahkan rayap bersarang di kayu kuda-kuda yang menyanggah atap tersebut. Seharusnya bangunan sekolah seperti apartemen supaya siswa betah untuk belajar. Tidak seperti ini,” kesal pria berkumis tersebut. (km12/rr)

Selain itu, ia mengemukakan, rendahnya kemampuan siswa dalam menguasai mata pelajaran juga Iakibatkan banyaknya materi kurikulum yang mirip antara satu mata pelajaran dengan yang lainnya. KemuIan, ia pun menilai, kurikulum yang Iajarkan tidak sesuai dengan kemampuan siswa, contohnya pelajaran menulis yang diterapkan kepada siswa kelas satu SD. ”Anak yang masuk SD harus sudah lancar menulis sehingga mereka terpaksa ikut les, sementara pihak sekolah tidak dibenarkan memberlakukan tes menulis bagi siswa baru,” ucapnya. Contoh lainnya, kata Ia, banyak soal yang diujikan kepada siswa kelas IV SD tidak bermanfaat, seperti soal tentang struktur organisasi pemerintahan desa atau kelurahan, atau nama-nama lembaga di pemerintahan. ”Untuk itu, Kementerian Pendidikan sudah menyusun kurikulum 2013 menggantikan kurikulum yang selama ini digunakan sekolah,” ucapnya. Menurutnya, kurikulum 2013 yang disusun berbulanbulan melakukan pendekatan kompetensi lulusan yang memenuhi standar internasional. ”Dengan kurikulum 2013, maka kompetensi yang semula diturunkan dari mata pelajaran berubah menjadi mata pelajaran yang dikembangkan dari kompetensi siswa,” jelasnya. Kompetensi siswa, tutur Wakil Menteri, akan dikembangkan melalui tematik integratif dalam semua mata pelajaran wajib maupun pilihan.(ant/rr)

Pelajaran Antinarkoba Langkah Tepat untuk Pencegahan BANGKALAN-Walau kasus narkoba yang melibatkan siswa tidak terjadi secara signifikan, terutama di Bangkalan dan Madura pada umumnya, namun sejumlah pihak meyakini jika pengaruh narkoba mungkin saja muncul di kalangan siswa yang ada di Bangkalan. Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Gerakan Nasional Anti Narkoba (Granat) Bangkalan, Khotib Marzuki, mengatakan jika kecenderungan siswa yang senang mencobacoba dan menjajal hal baru membuat kekhawatiran khusus akan terjeratnya siswa di Bangkalan terhadap narkoba. ”Memang selama ini jarang sekali ditemui siswa yang tertangkap tangan menggunkan narkoba. Namun kita tetap perlu ada pengawasan dan pencegahan,” ungkap Khotib kepada Kabar Madura, Rabu (6/2). Menurutnya, karakter siswa yang masih labil, terutama saat menemukan hal-hal baru menye-

KM/FIRMAN GHAZALI AKHMADI

PERLU PENGAWASAN: Siswa dan generasi muda menjadi target pengedar narkoba untuk menjadi konsumen barang haram tersebut.

bakan mereka seringkali berusaha mencoba sehingga tingkat kecenderungan remaja untuk

terlibat narkoba sangat tinggi. Untuk itu Khotib menyarankan adanya pengawasan lebih

ketat dari orangtua dan guru serta melakukan pencegahan terhadap mereka melalui ke-

giatan penyadaran sejak dini. Salah satunya melalui dunia pendidikan atau sekolah yang dianggap dapat memberikan pendidikan kepada para siswa. Khotib merespon positif upaya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) yang memasukkan materi antinarkoba dalam kurikulum 2013 sebagai salah satu mata pelajaran. Namun ia tetap berkeyakinan jika permasalahan narkoba hanya dapat dipecahkan dengan peran aktif masyarakat, terutama keluarga, untuk mengawasi anak-anak serta peran aparat kepolisian untuk memutus mata rantai peredaran narkoba di lingkungan remaja, khususnya di Bangkalan. “Tapi yang paling penting adalah peran aktif masyarakat dan pihak kepolisan untuk menyetop peredaran narkoba. Untuk itu diperlukan kerjasama yang rapi demi masa depan generasi muda,” tandasnya. (fir/rr)

PTS Daerah Masih Dipandang Sebelah Mata BANGKALAN-Potret perguruan tinggi swasta (PTS) di daerah masih dipandang sebelah mata. Nilai tawarnya sangat lemah jika dijadikan pilihan utama untuk melanjutkan jenjang studi. Di Madura, secara umum siswa lulusan SMA dan SMK lebih tertarik untuk melanjutkan studinya ke luar kota seperti Surabaya, Malang, Jogjakarta, bahkan ke Bandung. Mengapa? Menurut mereka, melanjutkan studi ke kota-kota besar lebih keren dan bergengsi daripada harus mengenyam pendidikan di daerah. Alasannya, faktor fasilitas dan kualitas menjadi landasan utama memilih belajar

di kota besar selain faktor gengsi. Abdul Wahid, Pembantu Ketua II Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Syaichona Cholil Bangkalan, mengatakan PTS di daerah sampai saat ini masih lemah peminatnya. Namun hal tersebut justru menjadi tantangan tersediri bagi perguruan tinggi tersebut untuk mengangkat nilai tawar agar tidak lagi dipandang sebelah mata. ”Realita ini adalah sebuah tantangan tersendiri bagi perguran tinggi swasta. Jangan berhenti melakukan inovasi-inovasi positif dalam pemajuan program. Itu saja intinya,” ungkapnya. Ia melanjutkan, STAI Syaichona Cholil Bangkalan menjadi

salah satu contoh dari realita yang tidak terbantahkan dari sekian banyaknya PTS di daerah yang minim peminat. Bahkan jika dibandingkan dengan PTN, jumlah mahasiswanya tidak mencapai 10 persen. Untuk Wahid semakin memiliki semangat untuk mengembangkan perguruan tinggi tempatnya berkarya. ”Seperti yang sedang kami lakukan sekarang, STAI Syaichona Cholil adalah satu-satunya perguruan tinggi swasta yang mempunyai prodi Pendidikan Bahasa Arab, Ekonomi Syariah, dan Hukum Pidana Islam,” ungkapnya mencontohkan.(roh/rr)

KM/ABDUR ROHIM

KURANG BERGENGSI: Siswa lulusan SMA dan SMK di Madura lebih tertarik untuk melanjutkan studinya ke luar kota dibandingkan kuliah di STAI Syaichona Cholil Bangkalan.


KAMIS

11

7 Februari 2013

Terkendala Izin Kerja

K-CONK MANIA Ngongghai Sekaligus Pererat Persaudaraan BLITAR-Agenda Ngongghai Blitar tak hanya dimanfaatkan oleh K-Conk Mania untuk mendukung Perseba Super Bangkalan (PSB). Suporter berslogan salam settong dhere itu juga menyempatkan beberapa pertemuan dengan sesama komunitas suporter. Salah satunya adalah dengan Persik Mania Cyber Xtreme Kediri. Komunitas suporter Persik Mania asal Kelurahan Jong Biru, Kecamatan Gempeng Rejo, Kab Kediri, tersebut menerima kedatangan Mimit dan kawan-kawan seusai pertandingan. Ditemui langsung Ketua PM Cyber Xtreme, Miko, K-Conk kemudian mendapatkan jamuan makan malam. Menerima kedatangan komunitas sesama pendukung tim sepak bola, PM Cyber Xtreme mengaku senang. ”Kami sangat senang dengan waktu yang diluangkan teman-teman K-Conk dari Madura untuk mampir di basecamp kami,” ujar Miko. Tak hanya PM Cyber Xtreme, MP Mania Mojokerto dan Blitz Man Blitar juga melakukan silaturrahmi dengan K-Conk. Bahkan keduanya rela hadir di tribun Stadion Soepriyadi saat pertandingan berlangsung. (bai/ed)

KM/ACHMAD BAIQUNI

PERSAUDARAAN: K-Conk Mania berfoto bareng sejumlah komunitas suporter lainnya.

PORPROV 17 Atlet Ikuti Puslatkab Cabor Bridge PAMEKASAN-Para atlet yang akan memperkuat Pamekasan di ajang Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) IV/2013 yang akan di helat di Madiun, Juni mendatang, kini sibuk mengikuti Pemusatan Latihan Kabupaten (Puslatkab). Salah satunya atlet dari cabang olahraga (cabor) bridge, yang merupakan binaan Pengurus Kabupaten (Pengkab) Gabungan Bridge Seluruh Indonesia (GABSI) Pamekasan. Puslatkab cabor bridge ini digelar di ruang rapat Disporabud Pamekasan. Sebanyak 17 atlet yang masih dalam tahap penyeleksian, bersaing ketat untuk dapat menjadi duta Pamekasan di ajang multicabor dua tahunan tersebut. Wakil Ketua GABSI Pamekasan, Kawi menjelaskan, sebenarnya data atlet resmi dari KONI Pamekasan hanya 13 atlet. Semuanya masih tergolong junior. ”Mereka terseleksi berdasarkan katagori dan peringkat pada ajang Porkab tahun kemarin, yang memang digelar untuk menjaring bibit atlet berbakat,” kata Kawi. Kemudian, atlet terpilih dibina lebih lanjut di puslatkab. Namun berdasar kebijakan pengurus GABSI sendiri, akhirnya jumlah atlet peserta puslatkab ditambah 4 atlet senior yang memang telah berprestasi di sejumlah even yang diikuti GABSI tahun sebelumnya. ”Dengan harapan dapat merangsang kemampuan para atlet junior,” tambahnya. Nama-nama atlet yang ikut puslatkab bridge ini adalah Alvin Dwi A., Sheflia Candra M., Ita Trisna A., Erintika Nur A., Moh. Supandi, Nurisfala Meilan A., Farha Ramadhan, Faisol Abrori, Hery Purnomo, Prama Hayyan, Abd. Azis, Abrori Rahman, dan Yuni Alisanti. Sedangkan atlet seniornya adalah Sudibyo Adimullah, Wafi Nurhidayah, Yulaiana Ningsih, dan Yuni Astutik. Ditanya berapa atlet yang akan diambil pada seleksi tersebut, Koordinator Pelatih Bridge, Aliwafa menegaskan, untuk atlet yang akan memperkuat Pamekasan di ajang Porprov nanti, pihaknya belum menerima jumlah pastinya dari KONI Pamekasan. ”Karena KONI memberi jatah dan kepastiaannya pada akhir Februari nanti,” tegas Aliwafa.(km12/ed)

KM/TABRI S. MUNIR

KE BANGKALAN YUK! : Ervan Hidayatullah menggotong tas perlengkapannya saat hendak berangkat ke Bangkalan kemarin siang (6/2) bersama penggawa P-MU lainnya.

Penggawa P-MU Boyongan ke Bangkalan

PAMEKASAN-Persiapan serius dilakukan Persepam Madura United (P-MU) jelang laga kandang perdananya, 9 Februari mendatang. Yakni, menjamu salah satu tim asal Papua, Persidafon Dafonsoro. Partai tersebut akan dilangsungkan di lapangan Stadion Gelora Bangkalan (SGB). Di laga tersebut, Laskar Sape Kerap harus bisa mengeluarkan kemampuan terbaiknya. Tiga poin tersedia wajib disapu bersih. Itu tak lain untuk menyelamatkan posisi P-MU yang kini masih berada di posisi juru kunci klasemen sementara ISL. Guna meneguhkan komitmen tersebut, tim manajemen memboyong 26 pemain P-MU ke Bangkalan, kemarin (6/2). Persis pukul 11.00, seluruh pemain bertolaknya ke Kota Salak dari mess pemain yang berada di komplek Pendapa Kabupaten Pamekasan.

Pelatih Kepala P-MU, Daniel Roekito mengatakan, upaya berangkat tiga hari jelang hari H pertandingan tersebut, tak lain sebagai usaha untuk memaksimalkan peran P-MU sebagai tuan rumah. Dalam hal ini, agar seluruh penggawa Laskar Sape Kerap bisa lebih maksimal beradaptasi dengan rumput SGB. ”Kami ingin penampilan tim P-MU nanti betul-betul sebagai sebuah tim tuan rumah,” jelas Daniel Roekito. Sejak kompetisi ISL berputar hingga memasuki pekan kelimanya, P-MU memang baru melakoni tiga kali pertandingannya. Itupun seluruhnya pertandingan di kandang lawan-lawannya. Disinggung upaya betulbetul tampil sebagai tuan rumah di laga kandangnya tersebut, menurut Daniel tak lain adalah untuk bisa merebut poin penuh. ”Ini sudah menjadi kewajiban kami me-

macu pemain agar bisa tampil dengan segenap kemampuan terbaiknya. Sehingga bisa merebut poin penuh,” tandas Daniel. 26 pemain yang dibawa serta tersebut, seperti yang disampaikan Jamrawi, Asisten Pelatih P-MU, rencananya akan bertahan hingga 15 Februari mendatang. Yakni satu hari setelah melakoni laga kandang keduanya ketika menjamu Persiram Raja Ampat. Rombongan pemain tersebut untuk sementara menginap di hotel Ningrat Bangkalan. ”Kemungkinan kami akan konsentrasi di Bangkalan hingga pertandingan lawan Persiram Raja Ampat,” tandas Jamrawi. Pertandingan P-MU kontra Persiram Raja Ampat sendiri akan digelar pada Kamis, 14 Februari mendatang. Usainya laga tersebut, P-MU akan kembali melakoni laga tandangnya ke Kalimantan. (bri/ed)

PSB Menang Tanpa Pemanasan Pertandingan Sempat Ditunda 60 Menit BLITAR-Kemenangan yang diraih Perseba Super Bangkalan (PSB) atas tuan rumah PSBK Blitar kemarin, memang terasa istimewa. Selain terjadi di partai perdana, kemenangan juga didapatkan saat PSB harus bermain dengan 10 pemain. Itu, menyusul kartu merah yang diterima bek PSB, Mujib Ridwan. Tak hanya itu, kejadian menarik lainnya juga dialami Danilo Fernando dan kawan-kawan. Hujan deras yang mengguyur Kota Blitar beberapa saat sebelum pertandingan, sempat membuat pertandingan terancam ditunda. Alasannya adalah kondisi lapangan yang tergenang air dan menghambat laju bola. Namun 2 x 30 menit waktu toleransi

kick off yang diberikan pengawas pertandingan akhirnya berlalu dan kondisi lapangan bisa digunakan. Namun kerugian lain diderita Danilo Fernando dan kawan-kawan. Karena hujan tersebut, anak-anak PSB harus segera turun bertanding, sesaat setelah lapangan dinyatakan bisa digunakan. Alhasil, tim besutan Nus Yadera itu tidak sempat melakukan pemanasan. Menanggapi hal tersebut, Nus Yadera mengaku tak mempermasalahkannya. Sebelum pertandingan, hal-hal terkait pemanasan pemain sudah mampu diantisipasi. Meskipun tidak maksimal. ”Kami pemanasan di ruang ganti. Saya kira itu cukup,” ujar Nus. Sementara PSBK hadir di stadion beberapa jam lebih awal dari tim tamu. Sehingga pemanasan sudah dilakukan oleh kubu tuan rumah. (bai/ed)

KM/ACHMAD BAIQUNI

KAWAN JADI LAWAN: Danilo Fernando menggiring bola dijaga ketat Geroge Dakar Mitchel.

Indriyanto Setyo Nugroho, Satu-satunya Pemain Eks Primavera di P-MU

Tak Sungkan Bermain di Berbagai Posisi Meski tergolong gaek, kehebatan Indriyanto Setyo Nugroho masih dibutuhkan Persepam Madura United (P-MU). Apalagi, pemain asal Solo tersebut dinilai serba bisa. TABRI S. MUNIR, Pamekasan

KM/ANWAR NURIS

KETAT: Atlet bridge Pamekasan fokus latihan dipandu pelatihnya di ruang rapat Disporabud Pamekasan. Email Redaksi: kabarmaduranews@gmail.co

Kendala adminitrasi juga dialami oleh pemain lokal P-MU, yakni Barkah Crustian Hadi. Pemain yang PAMEKASAN-Saat kom- pada musim lalu dipinjampetisi ISL sedang berjalan, kan Persija Jakarta pada Laskar Sape Kerap mengal- P-MU ketika masih berlaga ami cobaan yang tak ringan. di Divisi Utama 2011-2012 Selain tiga kali menelan tersebut, juga pulang pagi kekalahan, satu pemain as- kemarin. Pemain yang sebenarnya sangat ing Asia P-MU, diharapkan bisa yakni Kim Sung mengisi barisan Yeon harus kembelakang P-MU bali ke negaranya. tersebut menjadiItu karena kan komposisi peyang bersangmain P-MU hanya kutan tidak bisa tinggal 26 pemain memenuhi perdari sebelumnya syaratan admin28 orang. istrasi untuk bisa ”Ada beberapa melanjutkan kippersyaratan adrahnya di kompetisi ISL. Sebab Kim (Sung Yeon, ministrasi yang kurang,” tandas Kartu Izin Tinggal Red) hari ini Sementara (KI- harus kembali ke Abd. Mukti tenTAS) yang dimi- negaranya untuk tang Barkah Crusliki sudah lewat mengurus KITAS- tian Hadi. Sebelumnya, masa berlakunya. nya. Kami sendiri Barkah Crustian Tentu saja, itu sempat heran Hadi sempat dimembuat manajekarena proses proyesikan menmen P-MU kelimadmisnistrasi jadi salah satu pungan. Pasalnya, manajemen tidak pemain asing kami skuad P-MU yang menyangka izin belum lengkap. Bisa akan dibawa serta vital bagi seorang jadi ini kesalahan ke Papua dalam pemain bola un- fatal yang dilakukan rangka laga tandang P-MU. Satuk bisa bermain agen pemain.” yangnya, kala itu, sepak bola di InBarkah tidak bisa donesia yang diMUKTI diikutsertakan miliki Kim Sung menyusul proses Yeon telah habis administrasinya. Semisal masa berlakunya. ”Kim (Sung Yeon, Red) tes kesehatan yang belum hari ini harus kembali ke dikantonginya. Hingga kini, sebagaimanegaranya untuk mengurus KITAS-nya. Kami sendiri na disampaikan Mukti, sempat heran karena proses Barkah juga masih belum admisnistrasi pemain asing mengantongi rekam medic kami belum lengkap. Bisa yang menjadi salah satu jadi ini kesalahan fatal yang persyaratan kontrak kerdilakukan agen pemain,” jasama. “Kami dari manajejelas Mukti, saat ditemui Ka- men ingin semua syarat adbar Madura sesaat sebelum ministrasi dan persyaratan keberangkatan penggawa lainnya yang berlaku di Laskar Sape Kerap ke Kab Indonesia dipatuhi oleh pemain,” tegasnya. (bri/ed) Bangkalan, kemarin (6/2).

Kim Sung Yeon Harus Pulang

INDRIYANTO SETYO NUGROHO

TAK selamanya peran pemain sepak bola harus bermain pada posisi spesialisnya. Itu biasanya dilakukan ketika proses rotasi pemain ketika tim pelatih melakukan pergantian. Seperti kala P-MU melakoni pertandingan melawan Persipura Jayapura. Indriyanto Setyo Nugroho, pemain yang biasa berposisi sebagai striker tersebut diperankan dalan tiga posisi sekaligus. Yakni sebagai bek sayap kanan, gelandang sayap kiri dan gelandang tengah. Proses rotasi peran Indriyanto tersebut dia jalani dengan sama-

sama baiknya. Tak heran, jika pemain yang sempat menggemparkan dunia sepak bola Indonesia dengan kontrak Rp 100 tersebut tetap memancarkan aura sebagai pemain bertalenta. Padahal pemain seangkatannya saat ini mulai pudar kebintangannya. Salah satunya tandem sehatinya, Kurniawan Dwi Yulianto. Ketika Daniell Roekito menarik M. Hussen yang berperan sebagai bek sayap kanan, Indri –sapaannya, betul-betul menunjukkan kelasnya. Beberapa kali umpan terukur dia berikan ke pemain P-MU yang berposisi sebagai striker. Demikian juga ketika Issac Y.M. Djober ditarik, untuk kemudian memasukkan Firly Apriyansyah. Saat itu, Indriyanto berganti posisi sebagai pemain sayap kiri. ”Saya betul-betul capek kala itu. Tiga posisi sekaligus saya mainkan,” ujar Indriyanto. Proses rotasi selanjutnya dijalaninya ketika Kim Sung Yeon diganti Zainal Arif. Saat itu,

Indriyanto menggantikan posisi pemain asal Korea Selatan tersebut untuk menjalankan peran sebagai pengatur serangan. Di posisi ini, Indriyanto memang sering menjalaninya. Tak heran, Indriyanto yang sering disapa Cak oleh pemain lainnya bisa mengatur serangan dengan baik. Dan posisi sebagai pengatur serangan juga dijalaninya ketika P-MU bersua Persiwa Wamena pada laga berikutnya. Bagi Daniel Roekito, apa yang dilakukan Indriyanto adalah gambaran kecil bahwa pemain P-MU harus sama-sama bisa memainkan posisi apapun. Menurutnya, tidak selamanya pemain yang berposisi sebagai bek harus selalu menjadi pemain belakang. ”Semua pemain harus samasama bisa berperan di masingmasing posisi. Sebab tujuan main bola itu, memaksa pemain lawan tidak mencetak gol. Sedang tim kita harus bisa cetak gol,” jelas Daniel Roekito. (ed)


12

KAMIS

7 Februari 2013

Bersiap Laga Kandang Perdana Suporter Siapkan Dukungan Besar-besaran

KM/ACHMAD BAIQUNI

THE WINNING TEAM: Starting line up Laskar Suramadu saat melawat ke kandang PSBK Kota Blitar di Stadion Soepriyadi kemarin.

10 Pemain, Perseba Tetap Super Bawa Pulang Tiga Poin dari Kandang Laskar PETA BLITAR-Pertandingan perdana Divisi Utama Liga Indonesia yang dilakoni Perseba Super Bangkalan (PSB) kemarin (6/2), berakhir manis. Yakni bisa mencuri kemenangan dengan skor 0-1 (0-1) di kandang lawan. Sehingga mampu membawa pulang oleh-oleh tiga poin untuk seluruh masyarakat Bangkalan. Menghadapi PSBK Blitar di Stadion Soepriyadi, Danilo Fernando dan kawan-kawan tampil cukup beringas sepanjang pertandingan. Beberapa kombinasi yang ditunjukkan trio playmaker Ferry Aman Saragih-Danilo Fernando-Fandi Ahmad, bisa menyulitkan pertahanan PSBK yang dikomandoi George Dakar Mitchell. Namun dominasi tersebut tak diimbangi dengan peluang yang dimiliki PSB. Bahkan bisa dibilang bahwa gol tunggal Ferry N. Somah pada menit ke-86, merupakan satu-satunya peluang yang berhasil dimanfaatkan pemain asal Liberia itu. Pola permainan yang sudah matang direncanakan, terlihat bekerja cukup ampuh. Namun di luar skenario, bek tengah PSB, Mujib Ridwan harus dikartu merah wasit setelah menerima kartu kuning kedua akibat melanggar penyerang PSBK. Hal itu tentu saja mengganggu keseimbangan tim. Namun trio pelatih Nus YaderaAshari-Syafii bukan malah memasukkan pemain bertahan baru. Victor Da Silva yang sebelumnya bermain sebagai gelandang serang, terpaksa mundur mengisi posisi yang ditinggalkan Mujib. Menanggapi kemenangan tersebut, Manajer Tim PSB, Ayu Sartika mengaku puas. Tiga poin di laga perdana itu baginya adalah poin pembuka bagi optimisme masyarakat Bangkalan di musim ini. ”Kemenangan ini adalah hasil kerja keras pemain. Dan untuk masyarakat Bangkalan. Saya semakin optimistis bahwa antusiasme

penonton akan semakin bertambah kala Perseba Super memainkan laga kandangnya beberapa hari lagi,” ujar Ayu saat ditemui usai pertandingan. Sementara itu, Pelatih Kepala PSB, Nus Yadera mengaku bisa menerima keputusan wasit terkait kartu merah yang diterima anak asuhnya tersebut. Kondisi licinnya lapangan pasca hujan yang turun beberapa saat sebelum pertandingan, menjadi salah satu penyebab permainan berlangsung dalam tempo tinggi. ”Kami bisa terima. Bagaimanapun itu pandangan wasit. Saya lihat juga kami banyak dirugikan selain kartu merah yang diterima Mujib. Tapi sudahlah, toh kita bisa meraih hasil maksimal,” papar pelatih 46 tahun itu. Saat dit a n y a m e n g e - nai pemain yang tampil paling sempurna, Nus enggan menjawabnya. Bagi pelatih berdarah Maluku itu, seluruh pemain tampil penuh determinasi. ”Semua merata. Saya tidak punya nama man of the match dari pertandingan tadi,” imbuhnya. (bai/ed)

KLASEMEN SEMENTARA Divisi Utama LI 2012/2013 Grup 3 NO

P W D L

GD PTS

1. DELTRAS

KLUB

2

1

1

0

3-1 4

2. PERSID

2

1

1

0

2-1 4

3. PERSEBAYA

1

1

0

0

3-1 3

4. PERSIPAS PASER

2

0

1

1

1-2 1

5. PERSEKAM

2

0

1

1

1-3 1

6. PERSEBA SUPER

1

1

0

0

1-0 3

7. PERSETA

0

0

0

0

0-0 0

8. PERSEBO BONDOWOSO 0

0

0

0

0-0 0

9. PSBK BLITAR

0

0

2

1-4 0

2

DUEL: Striker PSB Ferry N. Somah hampir terpelanting saat terlibat perebutan bola dengan George Dakar Mitchel (50) dari PSBK Kota Blitar di Stadion Soepriyadi, kemarin sore.

SUSUNAN PEMAIN

0 PSBK BLITAR 4-Slamet Santoso 8-Purwanto Suwondo 10-Larry Tarley Quiah 11-Suharno 13-Masrul Arifin 17-Basori 21-Eko Nur Adriyanto 23-Sigit Oktarianto 32-Godstime Ouseloka Egwuatu 50-George Dakar Mitchell 86-Bayu Prisma Maranata (g) Pergantian Sigit Oktarianto - Supriyanto 60’’ Bayu Prisma Maranata Fadli Festiadi 76’’ Kartu Kuning Larry tarley quiah 27’’ Kartu Merah Email Redaksi: kabarmaduranews@gmail.com

KARTU KUNING Mujib Ridwan 9’’ Mujib Ridwan 42’’ La Umbu 72’’ Danilo Fernando Bueno De Almeida 83’’ KARTU MERAH Mujib Ridwan 42’’

1 PERSEBA SUPER BANGKALAN 2-La Umbu 3-Kodari Amir 5-Fendi Taris 10-Fandhy Achmad L 19-Mujib Ridwan 24-Miftakul Huda 26-Aditya Fajar Haribowo (g) 77-Victor Rodrigues Da Silva 88-Danilo Fernando Bueno De Almeida 91-Feri Aman Saragih 99-Ferry N. Somah Pergantian Kodari Amir - M. Rokip 69’’ Fandhy Achmad L – Hariyanto 91’’

BANGKALAN-Tak hanya tim pelatih dan pemain Persepam Madura United (P-MU) yang a serius mempersiapkan laga kandang perdananya. Sejumlah elemen suporter P-MU yang tergabung dalam beberapa korwill a (koordinator wilayah) juga tengah bersiap memberii dukungan besar-besaran untuk laga yang telah dinanti sekian lama tersebut. Seperti yang akan diperlihatkan suporter yang tergabung dalam Taretan Mania yang tersebar di beberapa korwil di Pamekasan, serta suporter P-MU yang tergabung dalam Jokotole Mania Sumenep. Tak ketinggalan juga, K-Conk Mania di Bangkalan, wilayah lokasi laga kandang P-MU bakal dilangsungkan. Persisnya di Stadion Gelora Bangkalan (SGB).

”Bagi kami pertandingan perdana P-MU di kandang tak ubahnya laga final. Karena itu ajang pembuktian jika klub kebangaan kami bisa merebut poin di kandang,” jelas Anwari, salah satu pentolan Taretan Mania yang berbasis di Kecamatan Pakong Pamekasan. kong, Hal senada juga disampaikan Hartono. Pria yang dipercaya menjadi korwil Taretan Mania C Cha-cha Colo’ itu meng gaku akan berupaya memb beri dukungan sepenuhnya atas tim kebanggaannya tersebut. ”Bagi kami, pertandingan P-MU melawan Persidafon adalah pertandingan hidup mati. Makanya kami akan upayakan memberi dukungan penuh terhadap P-MU,” jelas Hartono. Apa yang disampaikan Anwari dan Hartono betul adanya. Sebab dalam tiga kali laga tandangnya, P-MU tak satupun merebut poin. Bahkan, dalam dua pertandingan melawan dua tima sal Papua pada

tur Papua kemarin, P-MU harus pulang dengan membawa enam gol tanpa balas. ”Ini adalah ajang balas dendam. Kami sudah lama tidak menumpahkan dukungan terhadap P-MU,” jelas Hamidi, salah sau pentolan Jokotole Mania Sumenep. Diakuinya, dukungan besar dari sejumlah suporter yang akan siap sedia memadati SGB adalah ajang untuk memacu motivasi permaian Laskar Sape Kerap. ”Dukungan yang akan diberikan adalah pengharapan atas kemenangan tim. Kami akan suport pemain agar betul-betul menampilkan permainan terbaik dan meraih kemenangan perdananya,” ungkap Midi, panggilan akrab Hamidi. Sementara itu, dalam rangka persiapan laga kandang perdananya tersebut, anak-anak P-MU mulai kemarin melakukan penyesuaian dengan atmosfer Bangkalan. Dimana semua penggawa P-MU mulai berlatih di lapangan Bangkalan, tepatnya di SGB. (bri/ed)

Ali Khadafi Kembali Gabung P-MU PAMEKASAN-Di tengah persiapan laga kandang perdananya, Persepam Madura United (PMU) kembali akan mendapatkan suntikan amunisi. Itu diketahui, Sore ini (kemarin, setelah Red) Ali Khadafi Manajer sudah bergabung P-MU A c h dengan pemain sanul P-MU lainnya. Dia Qosasi langsung gabung ke kembali Bangkalan.” m e n datangACHSANUL QOSASI kan Ali Manajer P-MU Khadafi, pemain asing asal Togo. ”Sore ini (kemarin, Red) Ali Khadafi sudah bergabung dengan pemain P-MU lainnya. Dia langsung gabung ke Bangkalan,” ujar Achsanul Qosasi. Diakui AQ –sapaan Achsanul Qosasi, pemain yang terakhir memperkuat Sriwijaya FC di awal musim ISL 2012-2013 ini, bukan pemain asing di skuad asuhan Daniel Roekito. Sebab di awal pembentukan tim P-MU ISL, eks gelandang PSM Makassar dan Bontang FC ini sempat berbaju loreng merah putih. Yakni dalam laga amal antara P-MU menghadapi Persebaya Selection Surabaya. S a y angnya, karena dianggap tidak sesuai kebu-

KM/FIRMAN GHAZALI AKHMADI

PENGARAHAN: Pelatih Kepala P-MU Daniel Roekito (kiri) menyampaikan sejumlah hal penting di hadapan penggawa Sape Kerap usai latihan di SGB.

tuhan tim, pelatih P-MU kala itu, H Mustaqim, lebih memilih Mbom Julien. Sehingga Ali Khadafi dicoret dan akhirnya memilih merumput bersama Sriwijaya FC. Bergabungnya Ali Khadafi dalam skuad P-MU sebenarnya juga menjadi teka-teki sebagai penggantinya siapa. Pasalnya, Ali Khadafi saat ini tercatat sebagai pemain asing non-Asia. Padahal di P-MU sendiri sudah ada Mohamadou Tassiou Bako dan Osas Saha. Sementara pemain asing yang kemarin dipulangkan karena terkendala administrasi adalah pemain asing Asia, Kim Sung Yeon.

Beberapa sumber internal di manajemen P-MU mengaku masih belum bisa memberi keterangan tentang posisi Ali Khadafi di tim P-MU. ”Untuk sementara, final keputusan tentang Ali Khadafi masih menunggu besok (hari ini, Red),” ujar Nur Arifin, tim asistensi manajemen P-MU. Terhadap penggantinya Kim Sung Yeon, Manejer P-MU Achsanul Qosasi mengaku masih menjajaki beberapa pemain asing Asia. ”Ini kami masih mencarinya. Sebelum pertandingan kandang, kami harap sudah ada,” tandas manajer asal Kecamatan Lenteng Sumenep tersebut. (bri/ed)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.