epaper kabar madura edisi 6 Desember 2012

Page 1


2

KAMIS

6 Desember 2012

Hah, Stok Darah Cuma Satu Kantong! Rendah Tingkat Kesadaran Warga Donor Darah

KM/AGUS JOSIANDI

EMOSI: Mat Da’i dan Surip saat di persidangan dan saat Surip meminta maaf kepada Busilan.

Anak Bertengkar, Orangtua Dipenjara BANGKALAN-Menjadi orangtua harus bersikap dewasa, apalagi kalau menyikapi persoalan yang melibatkan anak orang lain. Kalau tidak ingin seperti yang terjadi di persidangan di Pengadilan Negeri (PN) Bangkalan, Rabu (5/12). Bermula dengan tidak sengajanya anak Mat Da’i melempar batu pada anak Mat Sholeh, Mat Sholeh pun berang dan memukul anak Mat Da’i. Mat Da’i yang tak terima mendatangi dan melabrak Mat Sholeh dengan mengajak sepupunya, Surip,

Mat Da’i membawa sebilah samurai. Sedangkan Surip yang awal mulanya tak tahu apa-apa, ikut datang dengan membawa calok (senjata tradisional Madura sejenis tombak bermata pisau panjang). Hanya dengan sedikit peringatan, Mat Da’i memukulkan samurai yang masih terbungkus tersebut ke badan Mat Sholeh. Busilan, ayah Mat Sholeh yang saat itu sedang mengurut tetangganya di musola rumahnya mendekati mereka bertiga dan menghalang-halangi. Entah apa yang terjadi, Surip yang

tak tahu apa-apa menyabet Busilan dengan calok hingga melukai lengan kanannya. Sadar suasana semakin tegang, Mat Sholeh masuk dan mengambil clurit hingga keduanya lari. Dua keluarga asal Desa Katol Kecamatan Kokop tersebut yang masih kerabat ini akhirnya harus merasakan akibat hukum dari perbuatan emosional mereka. Berawal dari peristiwa yang terjadi Sabtu 29 September 2012 tepatnya pukul 20.00 ini, Mat Da’i dan Surip akhirnya ditahan hingga saat ini kasus mereka disidangkan.

Surip, terdakwa yang hanya simpati atas sepupunya Mat Da’i itu, mengaku menyesal dan meminta maaf kepada Busilan atas perbuatannya. Busilan yang hanya mencegah harus mengalami luka di lengannya dan dijahit hingga butuh waktu 15 hari untuk penyembuhannya. Di hadapan majelis hakim Surip meminta maaf pada Busilan. Atas perbuatan tersebut, ketiganya hanya diancam dengan pasal pasal 2 (1) undang-undang darurat No. 12 tahun 1951 yakni kepemilikan sajam tanpa ijin. (jos/zis)

BANGKALAN-Memprihatinkan. Bank darah PMI cabang Bangkalan hanya memiliki persediaan satu kantong darah saja. Padahal instansi ini melayani instansi kesehatan di seluruh kabupaten gerbang pulau Madura ini. Itulah yang terjadi di PMI cabang Bangkalan Rabu (5/12), kemarin. Lembaga yang menyediakan kebutuhan darah bagi masyarakat yang membutuhkan ini hanya memiliki satu kantong darah golongan A saja, sedangkan untuk golongan darah lainnya nihil. Menurut petugas bagian umum PMI Bangkalan yang ditemui Kabar Madura, menyampaikan kondisi tersebut di atas diakibatkan tingkat kesadaran masyarakat dalam berdonor. “Hanya tinggal 1 kantong saja mas, golongan A, lainnya gak ada”, ujar petugas bernama Asna saat ditemui di ruang kerjanya, kemarin. “Kesadaran masyarakat untuk berdonor darah sangat rendah,” ujar Asna. “Selama

dipenuhi dari pihak keluarga dulu”, terangnya. Mewakili Kepala PMI cabang Bangkalan yang pagi kemarin belum tiba di ruang kerjanya, petugas ini mengharapkan partisipasi masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan darah di Bangkalan yang jauh dari persediaan yang ada. Ketersedian darah di bank darah PMI sangat penting, terutama bagi mereka yang butuh darah demi keselamatan nyawa mereka. (jos/zis)

KM/AGUS JOSIANDI

NIHIL: Seorang petugas PMI Bangkalan, Asna saat ditemui di ruang kerjanya, Rabu (5/12).

Butuh Industri Besar Serap Naker Lokal

HUKUM Saksi Datang, Sidang Sopir Angkot Lanjut BANGKALAN-Setelah beberapa kali tertunda, sidang terdakwa kepemilikan sabusabu Imam Syafii yang berprofesi sebagai sopir angkot yang ditangkap oleh petugas Polda Jatim karena tertangkap tangan membawa 5 poket sabu di daerah Saksak Bangkalan kembali dilanjutkan, kemarin. Saksi dari petugas Polda jatim yang menangkap terdakwa Imam Syafii yang beberapa kali tidak hadir dalam persidangan dan mengakibatkan sidang ditunda akhirnya datang dan memberi kesaksian. Dari 7 anggota kepolisian, 2 anggota yang memberi keterangan di BAP dan dipanggil sebagai saksi adalah Yanot Trisyoko dan Tri Widodo. Menurut saksi mereka melakukan setelah melakukan pengintaian selama 4-5 hari. Anggota kepolisian yang menyamar pembeli bernama Adi, memancing terdakwa, dengan membayar terlebih dahulu dengan uang sebanyak Rp 1,8 juta untuk 5 poket sabu tersebut. Hingga pukul 00.30 tanggal 16 Agustus 2012 polisi menyergap Imam saat menunggu pembelinya di dalam mobil carry yang biasa digunakannya bekerja, di daerah Saksak Bangkalan. Berdasarkan pengakuan terdakwa, dirinya membeli 5 poket barang haram tersebut dari seorang bandar di daerah Jeddih Bangkalan bernama Tari. (jos/zis)

ini kami hanya mengandalkan even donor darah dari komunitas atau organisasi saja, sedangkan untuk masyarakat yang datang sendiri langsung ke sini untuk donor sangat minim”, ungkap Asna kepada Kabar Madura. Ditanya mengenai bagaimana cara memenuhi kebutuhan masyarakat, Asna mengaku tidak bisa berbuat banyak. “Ya kondisinya begini mau gimana lagi mas, tapi biasanya kan kebutuhan darah tersbut diutamakan

KM/ EDY WIENARNO

Berteduh Sembari Makan Penghangat Perut BANGKALAN-Sambil menunggu hujan reda, pengendara motor yang melintas di Suramadu sisi Madura berteduh di bawah jembatan. Kondisi mendung gelap membuat pedagang tahu goreng yang mangkal di tempat ini pun jadi laris manis. Pemandangan seperti ini lah yang sering kita lihat bila turun dari jembatan Suramadu sisi Madura. Seperti Rabu (5/12) sore kemarin, selain berteduh juga bisa cari makanan ringan yang hangatkan perut.(zis)

BANGKALAN-Munculnya perusahaan skala besar, khususnya di Kabupaten Bangkalan menjadi salah satu kunci terbukanya lapangan kerja. Kepala Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Kabupaten Bangkalan beberapa waktu lalu, Siswo Irianto pernah mengungkakan harapan munculnya perusahan skala besar untuk menyerap tenaga kerja (naker) Terkait ini Akademisi Fakultas Ekonomi Universitas Trunojoyo Madura, Anita Kristina mengatakan masuknya industri besar merupakan harga mati untuk meningkatkan serapan para pencari kerja lokal, terutama perusahaan yang membutuhkan banyak tenaga kerja terampil, seperti industri manufaktur. “Masuknya industri yang padat karya ke Bangkalan merupakan salah satu alternatif yang tepat untuk meningkatkan serapan tenaga

kerja lokal,” tandasnya. Lebih lanjut Anita juga menekankan pentingnya pengaturan ketat terhadap industri yang akan masuk ke Bangkalan, karena jika industri yang masuk tidak berkesinambungan dengan potensi yang ada di Bangkalan, maka Bangkalan tidak akan memperoleh manfaat yang maksimal dan hanya menyediakan tenaga kerja saja. “Tapi industri yang masuk harus berlandaskan pada potensi daerah yang ada, sehingga tidak hanya menyerap tenaga kerja saja namun juga akan meningkatkan sektor potensial yang lain” harapnya. Sementara itu berdasarkan data yang diperoleh Kabar Madura peroleh dari Dinsosnakertrans Bangkalan, sampai saat ini terdapat 149 perusahaan di Bangkalan dan mayoritas bergerak di sektor jasa dan perdagangan. Sehingga tidak mampu menyerap tenaga kerja lokal yang ada di Bangkalan.(fir/zis)

Krupuk Sangngar Produk Olahan Asli Kwanyar

Seratus Persen Terbuat dari Udang, Dipasarkan Secara Tradisional Sebagai daerah yang memiliki banyak area perairan, Kabupaten Bangkalan juga mempunyai beberapa produk olahan hasil laut. Satu di antaranya, walau masih kalah populer dibandingkan produk khas Madura terkenal lainnya adalah kerupuk udang sangngar. AGUS JOSIANDI, Kwanyar SEORANG wanita berjilbab tampak mengumbar wajah serius. Tangannya terus mengaduk adonan yang ditempatkan di sebuah kuali. Sembari sesekali mengusap keringat, ia terus mengaduk-mengaduk dan mengaduk. Hj.Supiah, dialah perempuan itu. Ia adalah seorang produsen kerupuk udang sangngar yang merupakan produk olahan asal Kecamatan Kwanyar.

Menurut Supiah, banyak kendala yang harus dihadapinya dalam mempertahankan usaha rumahannya tersebut. “Usaha ini tergolong sulit mas ya, banyak faktor yang mempengaruhi kualitas produksi kerupuk, seperti musim udang, cuaca dan harga tepung”, jelas wanita berusia 53 tahun ini kepada Kabar Madura. Dia pun menuturkan usaha yang digelutinya sejak tahun 1977 ini sudah mengalami banyak mengalami pasang surut, kendati selama itu dia juga sudah merasakan hasil kerjanya selama ini. Kerupuk udang buatan Supiah sedikit demi sedikit mulai sering didengar para pelanggan. Karena itu tak heran mulai banyak pelanggan yang mencari rumahnya. Meski mulai banyak dicari, Supiah mengaku, kalau pemasangan krupuk udangnya ini masih dilakukan dengan cara tradisional. Supiah menjelaskan metode

Email Redaksi: kabarmaduranews@gmail.com

pemasarannya selama ini, dilakukan dengan sebagian dijual langsung pada konsumen maupun melalui pedagang. “Sebagian saya jual langsung ke orangnya, ada yang datang ke rumah, sebagian lain saya jual ke pasar dan pusat oleholeh yang ada di Bangkalan kota”, tandasnya. Supiah mengaku, suaminya memiliki banyak peran dalam proses pemasaran produk olahannya tersebut. “Ya kalau saya kan sudah sibuk ngolah, pemasaran saya serahkan ke suami”, jelas Supiah. Kerupuk Sangngar buatan Supiah tetap menjaga kualitas produk dengan hanya menggunakan udang laut asli. Supiah pun mengaku prihatin dengan produsen lain yang kebanyakan saat ini mencampur bahan krupuknya dengan ikan atau udang tambak. “Kalau yang lain mas, sekarang udah dicampur dengan ikan atau udang tambak, hasilnya kurang baik kalau begitu. Eman ya, padahal re-

sep aslinya kan u”, gak begitu”, ungkap ibu 5 anak ini. Ditanya mengenai penghasilan usahanya, ibu paro baya ini mennggatakan penghasilannya teraca dan gantung cuaca ingga tidak musim sehingga ada nominal pastinya. “Ya gak mesti mas, tergantung musim udangnya, cuacanya, dan harga tepung juga, bahkan bisa jadi rugi jika harga tepung mahal”, ungkapnya. Mengatasi cuaca yang sudah masuk musim hujan, produsen krupuk ini juga mengatasinya dengan menggunakan oven untuk mengeringkan krupuk untuk kemudian menyangrainya dengan pasir sungai yang sudah bersih tanpa minyak sedikitpun. (zis)

KM/AGUS JOSIANDI

RENYAH: Hj.Supiah menggoreng krupuk udang sangngarnya di dapur rumahnya yang juga dijadikan pabrik krupuknya.


KAMIS

3

6 Desember 2012

Pelaku Pembunuhan Tomis Terungkap Dibekuk Kurang dari 24 Jam SAMPANG-Polisi berhasil mengungkap tabir misteri penemuan mayat yang diduga dibunuh di kampung Totongan Desa Komis Kecamatan Kedungdung, Selasa (4/12) lalu. Mayat tersebut bernama M. Tohir, warga setempat. Pengungkapan tersebut kurang dari sehari setelah penemuan mayat tersebut. Polisi berhasil membekuk pelaku atas nama Zainuddin (42) yang berhasil ditangkap di kawasan Kapasan Surabaya. Dengan berbekal keterangan dan penyelidikan penyidik kepolisian, akhirnya polisi berhasil menangkap pelaku pembunuhan yang kabur keluar kota. Tidak kurang dari 1x24 jam, polisi menangkap pelaku di Surabaya beserta barang bukti pembunuhan tersebut. Dimana pembunuhan yang dilatar belakangi asmara tersebut diungkap berdasarkan penyelidikan aparat yang mengarah pada pelaku. Hal ini yang disampaikan oleh Kapolres Sampang AKBP Solehan, kemarin. Motif pembunuhan yang dilaku-

kan pelaku terhadap korban disebabkan pelaku sudah menaruh dendam yang cukup lama terhadap korban. Sehingga adanya kesempatan untuk menghabisi korban tidak disia-siakan oleh pelaku. “ Setelah ditelusuri, kita berhasil menangkap tersangka pembunuhan sebelum 1x24 jam,” ujarnya di Mapolres Sampang, Rabu (5/12). Dijelaskan, bersama pelaku polisi juga berhasil mengamankan barang bukti berupa alat yang digunakan pelaku untuk membunuh korban. Yakni pentungan senter, baju pelaku yang masih berlumuran darah. Sedangkan barang bukti sarung, baju korban, sandal yang berlumuran darah sebelumnya sudah diamankan polisi pada saat olah TKP. “ Pelaku berhasil ditangkap didaerah Kapasan dengan barang bukti satu bilah pentungan yang digunakan pelaku, baju tersangka yang masih ada bercak darah korban dan senter,” jelasnya. Kasat reskrim Polres Sampang AKP Roman Smaradhana Elhaj kepada Kabar Madura menjelaskan kronologis pembunuhan tersebut berawal di saat kakak pelaku yang bernama Siti

mempunyai hubungan dengan korban. Namun, pelaku tidak senang dengan hubungan tersebut lantaran pelaku menilai korban seorang pengangguran. “Awalnya dari dendam karena kakak pelaku sempat mempunyai hubungan dengan korban. Dan pelaku tidak suka dengan hubungan itu,” ulasnya saat ditemui di ruang kerjanya. Sehingga pada akhirnya pelaku berkesempatan untuk menghabisi nyawa korban pada saat korban hendak menemui kakaknya di rumahnya. Sebelum menjalankan aksinya, pelaku menyinari korban dengan senter yang dibawanya agar tidak salah orang. “Tau kalau bener dengan orang yang dituju, pelaku langsung memukul pelaku dengan pentungan yang sudah dipersiapkannya,” ujarnya. Untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya, kini pelaku mendekam di sel tahanan Polres Sampang. Pelaku terancam dengan hukuman seumur hidup. Pelaku dikenakan dengan pasal 340 subsider 338 KUHP dengan ancaman penjara seumur hidup atau penjara selama-lamanya 20 tahun penjara. (KM10/zis)

KM/ ACHMAD SYAIFUL ROMADHON

RESPONSIF: Tidak kurang dari 24 jam, polisi berhasil membekuk pelaku pembunuhan yang terjadi didesa komis, kemarin lusa.

Gangguan Sistem Penyebab Sulitnya Akses LPSE

KM/WAWAN AWALLUDDIN HUSNA

GANGGUAN: Saksi yang dihadirkan dalam persidangan kemarin.

SAMPANG–Dalam sidang lanjutan gugatan perdata yang melibatkan perkara gugatan Direktur CV Mila Utama dengan Direkurnya Musahi Yusuf dengan Pemerintah Kabupaten Sampang Rabu (5/12) mengenai sulitnya calon rekanan mengakses Layanan Pengadaan Barang Dan Jasa Secara Elektronik (LPSE) menghadirkan 2 orang saksi ahli yang didatangkan dari LKPP (Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/jasa Pemerintah). Dalam kesaksian saksi pertama bernama Nanang Mulyana (25) salah satu tenaga kontrak LKPP yang membidangi teknologi informasi menyatakan pada tahun 2012 LKPP sudah menge-

Antisipasi Massa, Siagakan Personil SAMPANG-Pelantikan Kepala Desa (Kades) baru, Mansur bagi masyarakat Desa Taman Sareh Kecamatan Sampang yang dilaksanakan Rabu (5/12) di aula Kecamatan Sampang berbuntut panjang. Pasalnya masyarakat diduga terpecah menjadi 2 kubu antara pro dan kontra terhadap pelantikan tersebut. Sehingga terdengar adanya isu pengerahan massa yang akan dilakukan oleh kubu yang kontra usai pelantikan tersebut. Adanya isu penurunan massa yang tidak senang dengan dilantiknya Mansur sebagai kades baru yang mempunyai masa kerja 6 bulan langsung direspon oleh pihak keamanan. Hal ini terbukti dengan adanya ratusan personil keamanan yang disiagakan di kantor Kecamatan Sampang. Isu tersebut beredar setelah pihak kecamatan Sampang melantik Mansur sebagai

Kades Taman Sareh pukul 07.00 WIB, kemarin (5/12). Kapolres Sampang AKBP Solehan yang terjun langsung dalam pengamanan tersebut mengatakan pihaknya menurunkan sekitar 201 personil keamanan gabungan untuk antisipasi adanya isu pengerahan massa untuk mendemo kecamatan. “ Kita siagakan personil dari anggota Brimob, Gegana, Dalmas, Provost dan Bintara serta dari kepolisian Polres Sampang sendiri,” ujarnya, kemarin. Camat Sampang Suryanto mengatakan Mansur dilantik menjadi kades yang baru untuk menggantikan posisi Kades lama Madun yang sudah habis masa jabatannya. Sebelumnya, untuk mengisi kekosongan posisi kades yang lama, pihak kecamatan menunjuk beberapa pejabat pengganti. Seperti Muzammil, Zahri Arianto dan Rozak. “ Sebelumnya sudah

diisi pejabat pengganti untuk mengisi jabatan itu,” ujarnya. Terkait adanya isu pengerahan massa yang akan menggagalkan pelantikan kades tersebut, Suryanto mengatakan hal itu hanyalah sekedar isu. Pasalnya, di daerah masyarakat

dikatakan terpecah menjadi 2 kubu antara yang senang dan tidak senang. “ Sehingga untuk mengantisipasi akan adanya hal-hal yang tidak diinginkan, pihak kepolisian langsung menyiagakan personilnya disini,” ungkapnya. (KM10/zis)

KM/ ACHMAD SYAIFUL ROMADHON

SIAGA: Aparat gabungan bersenjata lengkap disiagakan menyusul adanya isu pengerahan massa yang tidak senang terhadap pelantikan Kades Baru di kantor kecamatan Sampang.

Harga ‘Whole Blood’ Bakal Naik Rp 50 Ribu SAMPANG–Berdasarkan Surat Keputusan Gubernur No. 54 Tahun 2009, biaya pengelolaan darah jenis whole blood akan dinaikkan. Semula seharga Rp 200 ribu menjadi Rp 250 ribu per kantong. Selama ini jenis darah whole blood disubsidi silang dari jenis darah PRC sehingga pihak PMI Sampang berencana memberlakukan kenaikan harga sebesar Rp 50 ribu. Ketua PMI Sampang dr Bhakti Setia mengatakan pihaknya memberlakukan kenaikan harga untuk jenis darah whole blood mulai Rabu kemarin. Dijelaskan darah jenis ini adalah darah secara keseluruhan.”Whole blood bi-

asanya digunakan pada korban kecelakaan atau yang karena luka tertentu sehingga mengalami kehilangan darah dalam jumlah banyak sedangkan jenis PRC adalah diambil sel darah merahnya saja biasanya kebutuhan darah yang sudah dipersiapkan pada operasi tertentu” kata Bhakti Setia pada Kabar Madura (5/12). Bhakti juga mengungkapkan pengajuan ini sudah dilakukan sejak lama namun baru terealisasi sekarang, yang menjadi alasan lain terhadap kenaikan adalah adanya kenaikan biaya pemeriksaan reagennya. “Kalau terus menerus disubsidi PMI tidak mampu sehingga rencananya akan dinaikkan,”

Email Redaksi: kabarmaduranews@gmail.com

lanjut Bhakti. Perlu diketahui pemeriksaan reagen adalah pemeriksaan menggunakan cairan khusus terhadap penyakit darah. Sebelumnya PMI Sampang pernah mengalami kesulitan membiayai kebutuhan pengelolaan darah akibat keterlambatan pembayaran dari pihak pemda untuk klaim Jamkesda (jaminan Kesehatan darah) oleh masyarakat yang menggunakan persediaan darah dari PMI. Keterlambatan tersebut hingga 3 bulan sehingga PMI kesulitan membiayai operasional pengelolaan stok darah. Dari situlah PMI Sampang mengambil langkah

dengan memberlakukan jaminan kepada pengguna darah. “Karena keterlambatan tersebut PMI mengambil langkah kepada para pasien pengguna darah harus memberikan uang jaminan tapi dikembalikan setelah pembayaran klaim dari Pemkab Sampang selesai,”terangnya. Lebih lanjut Bhakti menjelaskan untuk saat ini kenaikan darah jenis whole blood tidak diberlakukan untuk masyarakat yang mengugunakan Jamkesmas atau Jemkesda. “Untuk yang pakai jamkesda dan jamkesmas tetap gratis karena biaya ditanggung pemerintah” tandasnya. (waw/zis)

luarkan aplikasi LPSE dengan sistem pemberian password dan username yang dilakukan oleh penyedia barang dan jasa sendiri saat mengakses layanan tersebut sehingga kesalahan justru bisa terjadi pada pengguna itu sendiri. “Banyak kasus terjadi justru pada penyedia barang dan jasa, mereka banyak lupa dengan username dan paswornya sendiri”, kata Nanang kemarin. Nanang menjelaskan ada dua kemungkinan yang terjadi jika layanan LPSE tersebut tidak bisa diakses. Pertama adalah ada kemungkinan LPSE Sampang koneksi internetnya yang bermasalah dan yang kedua adalah sistem informasi LPSE Sampang. Mengenai pertanyaan penggu-

gat persoalan sulitnya mengakses meski sudah memasukkan password yang benar dijawab Nanang bisa jadi ada gangguan pada DNS (Domain Name System) sehingga tidak bisa menerjemahkan domain ke alamat. Sementara itu saat diwawancarai Kabar Madura, Atas Yudha Kandita yang juga saksi ahli lainnya yang ditunjuk LKPP dalam persidangan ini mengatakan LPSE adalah sebuah teknologi yang baru masih butuh adaptasi dan sosialisasi yang merata. “Tidak bisa mempersalahkan sistemnya saja bisa jadi pihak penyedia barang dan jasa (rekanan) yang belum menguasai betul teknologi ini,” terangnya.(waw/zis)


4

KAMIS

6 Desember 2012

Cemaskan Cuaca dan Stok Pupuk Petani Khawatir Tanaman Padi ‘Takerjet’

KM/FATHOR RAHMAN

SEMAKIN PARAH: Tanggul sungai Patemon semakin mengkhawatirkan setelah disiram hujan berkali-kali.

Diguyur Hujan, Tanggul Kali Patemon Terkikis

PAMEKASAN-Kali Patemon yang berada di sisi barat jalan Trunojoyo Kota Pamekasan mempunyai tanggul yang posisinya cukup tinggi dari badan jalan. Namun belakangan kondisinya sangat mengkhawatirkan. Hujan yang terus menerus mengguyur kota Pamekasan menyebabkan sebagian tanggul sungai tersebut mulai terkikis dan terlihat melorot karena tanah tergerus aliran sungai yang semakin besar. Sungai dengan panjang 14,09 kilometer tersebut, mempunyai

potensi longsor pada sepanjang tanggulnya. Sebab tanggul yang ada, beberapa waktu lalu sempat diperbaiki sampai sekarang masih belum terjamah lagi. “Tidak mengerti juga pak, sampai sekarang masih belum ada tindak lanjut perbaikannya. Kalau dibiarkan begitu saja sepanjang musim ini, tanggul yang ada bisa longsor terkena kikisan air,” ujar Moh. Abduh, salah seorang warga yang sedang beraktifitas di sekitar sungai, Rabu (5/12). Tampak terlihat tanggul di sekitar

pinggiran sungai tersebut nampak terkikis dan tidak sedikit titik yang sudah mulai longsor karena hujan yang belakangan ini hampir setiap hari mengguyur Pamekasan. “Kalau dibiarkan seperti itu terus, percuma memperbaiki tanggul dan melebarkan sungai itu pak. Kan kalau tidak diteruskan pada akhirnya nanti akan longsor juga,” ujar Abdul Halim, warga lainnya. Kondisi tanggul sekarang ini tampak longsor di sejumlah titik. Mahlah sudah ada yang longsor.

“Harus ada perbaikan pak, kalau tidak ingin tanggul tersebut terus longsor,” pungkasnya. Kemarin, di sekitar tanggul sempat terlihat alat berat yang mengerjakan pelebaran sungai. Namun, sampai saat ini masih belum ada tanda-tanda pekerjaan akan berlanjut. Tak hanya itu, upaya untuk mencegah longsor yang lebih parah juga dilakukan dengan cara menanami tanggul dengan pohon. Di sejumlah titik di tangul sungai sudah mulai dibuat lubang untuk tanaman.(ong/zis)

Protes Jalan Rusak, Kibarkan ‘Bendera’ Karung

KM/MARZUKIY

PARAH : Aksi protes warga terhadap kerusakan infratruktur jalan. Foto diambil, Rabu(5/12)

LAKA LANTAS Mahasiswa Tabrak Pejalan Kaki PAMEKASAN-Seorang mahasiswa Universitas Islam Madura, Abu Radin menabrak pejalan kaki di jalan Trunojoyo kota Pamekasan, Rabu (5/12) kemarin. Kecelakaan tersebut berawal dari tiga ibu rumah tangga yang hendak menyebrang jalan menuju kecamatan kota. Pada saat itu pula, muncul dari arah selatan motor dengan nomor polisi M 2769 E yang dikendarai Abu Radin. “Kejadian itu berawal dari tiga orang perempuan yang hendak ke kantor kecamatan kota, sebenarnya ibu-ibu tersebut sudah hendak melintas digaris jalan yang ditengah, namun masih diseruduk oleh mahasiswa tersebut,” pungkas Kaplores Pamekasan AKBP Nanang Chadarusman, melalui Kanit Laka, Ipda Ach Zainuddin, saat ditemui Kabar Madura kemarin. Dari tiga orang ibu rumah tangga tersebut, sebenarnya hanya satu yang tertabrak motor yang dikendarai oleh mahasiswa asal Pasongsongan Sumenep tersebut, yaitu Yuliana, 30 tahun asal Jalmak. Sedangkan dua temannya, masing-masing Honawiyah dan Sri, yang juga warga Jalmak selamat. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut, hanya saja, korban Yuliana harus dibawa ke rumah sakit karena mengalami luka robek pada dagunya. (ong/zis) Email Redaksi: kabarmaduranews@gmail.com

PAMEKASAN-Infrastruktur jalan di kota Pamekasan perlu perhatian. Hal ini karena di berbagai titik masih terlihat jalan yang kondisinya mengenaskan. Seperti salah satunya yang terlihat di jalan Jokotole kota Pamekasan. Karena kesal akibat tidak diperhatikan pemerintah, masyarakat sekitar memasang ‘bendera karung’ tepat di lubang tersebut yang bertujuan selain untuk mengingatkan pengguna jalan untuk hati-hati, yang terpenting sebagai bentuk protes masyarakat. “Ini sebagai perhatian masyarakat sebab kalau tidak diberi tanda seperti ini bisa bahaya, tetapi yang terpenting hal ini sebagai protes kepada pemerintah supaya keluhan masyarakat langsung di dengar,” ungkap Yudianto,33, warga setempat pada Kabar Madura, Rabu (5/12) kemarin. Menurutnya, bendera karung tersebut sudah dipasang beberapa hari

terakhir. Namun hingga kini belum juga mendapat respons dari dinas terkait. “Padahal di sini termasuk daerah kota apalagi kalau daerah pedesaan, mungkin bertahun tahun yang akan dilirik,” ungkapnya. Pantauan Kabar Madura di lokasi, di sepanjang jalan tersebut kondisinya banyak yang sudah rusak dan bergelombang, tepatnya di jalan Jokotole gang VI atau jalan yang menuju desa Murtajih Kecamatan Pademawu Pamekasan. Hal itu menunjukkan jika pemerintah masih belum serius memperbaiki dan membangun infrastruktur jalan. “Ya kalau harapan saya, mudah mudahan segera diperbaiki saja, tidak lebih dari itu sebab ini merupakan kepentingan masyarakat umum,”pungkas Yudianto. Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kabupaten Pamekasan Totok Suhartono belum bisa dikonfirmasi terkait ini. (jck/zis)

PADEMAWU-Sebagian besar petani padi di Pamekasan cemas terhadap kondisi cuaca yang tak menentu dan potensi terjadinya kelangkaan stok pupuk menjelang musim tanam. Sebagian petani di Pamekasan telah memulai masa tanam padi. Ini mereka lakukan karena wilayah kabupaten gerbang salam tersebut telah diguyur hujan. Namun demikian, sejak pertama menanam bibit padi, hujan malah jarang turun. Meski beberapa hari terakhir, wilayah Pamekasan diguyur hujan, namun justru sepertinya belum bisa menenangka petani. “Sejak pertama saya menanam padi sekitar setengah bulan yang lalu tidak pernah turun hujan. Pas kemarin tiba tiba hujan turun deras, padi yang saya tanam terancam tidak bisa tumbuh, sebab kalau sejak nanam tidak kehujanan, bibit padinya tidak bisa tumbuh atau dalam bahasa Maduranya takerjet (terkejut --red),” ungkap Nofal, 28, pada kabar Madura, Rabu (5/12). Karena itu, kata Nofal, dirinya harus menanam kembali bibit padi yang baru. Sehingga hal itu dapat mengeluarkan modal yang lebih banyak. “Bibitnya saya harus beli, karena memang tidak memiliki bibit sendiri,” ujar pria berusia 28 tahun tersebut saat ditemui di lahannya. Nofal menjelaskan penanaman bibit padi tergolong harus hati-hati sebab jika selama menanam tidak pernah diguyur hujan maka terancam tidak bisa tumbuh dengan baik atau bahkan gagal. Begitu juga Misrati, petani berusia 37 tahun ini men-

gatakan, para petani padi saat ini harap-harap cemas dengan kondisi cuaca yang masih juga tidak menentu. Pasalnya sebagian besar dimungkinkan tidak tumbuh dengan baik, tak pelak hal itu memerlukan modal yang lebih besar. “Ya harus mengeluarkan modal lagi lah, sebagian besar petani kan membeli bibitnya,”pungkasnya. Stok Pupuk Selain kondisi cuaca, petani juga mengkhawatirkan ketersediaan stok pupuk terutama pada masa awal musim tanam. Biasanya, pada saat seperti ini, permintaan pupuk melonjak tajam. “Kalau saya mengkhawatirkan stok pupuk tidak mencukupi bagi para petani pak. Sebab saat ini secara serentak para petani sudah mulai menggarap sawahnya,” tutur Fausi, salah satu petani asal Kadur. Para petani juga mengkhawatirkan seandainya stok pupuk tidak mencukupi. Ancaman gagal panen bakal menghadang. “Kalau stok pupuk yang menjadi penentu bagi tanaman tidak mencukupi, maka tanaman petani akan terancam gagal panen,” tukas Zainuddin, petani lainnya. Zainuddin juga mengeluhkan mulai sulitnya stok pupuk di daerahnya. “Takutnya ada pedagang nakal yang sengaja menimbun pupuk untuk keuntungan pribadi. Tapi mudah-mudahan hal itu tidak ada, sehingga tidak merugikan petani yang sangat membutuhkan,” tambahnya. Kekhawatiran yang ditimbulkan oleh para petani cukup beralasan, sebab kebutuhan petani terhadap pupuk ketika memasuki musim tanam meningkat sampai 80%. (ong/jck/zis)

KM/FATHOR RAHMAN

TERKEJUT: Salah satu petani di Pamekasan saat menyirami tanaman di lahannya beberapa waktu yang lalu

Tekan Pengangguran, Dinsosnakertrans Gelar Pelatihan Otomotif TLANAKAN-Guna menekan angka pengangguran, Dinas Sosial Tenaga Kerja Dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Kabupaten Pamekasan menggelar pelatihan otomotif gratis di Ponpes Al Hainiyah Dusun Sumber Anyar Desa Larangan Tokol Kecamatan Tlanakan Pamekasan, Rabu(5/12) kemarin. Kepala Dinas Sosial Tenaga Kerja Dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Kabupaten Pamekasan Muhammad Zakir mengatakan, pelatihan ini bertujuan memperkecil angka pengangguran di kota pendidikan. Kata Muhammad Zakir, kaum muda Pamekasan harus dibekali dengan berbagai keterampilan, di antaranya keterampilan otomotif. Dia janji Dinsosnakertrans tidak hanya berhenti di sini saja melainkan akan terus memberikan pelayanan pada masyarakat dengan baik. “Tidak hanya pelatihan otomotif, tetapi berbagai keterampilan lainnya akan kami adakan, seperti dekor penganten dan keterampilan lainnya,”ungkapnya.

KM/MARZUKIY

PEMBUKAAN: Masyarakat yang akan menerima pelatihan skill otomotif dari Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Kabupaten Pamekasan di Ponpes Hainiyah, Rabu (5/12) kemarin.

Masih menurut Kepala Dinsosnakertrans ini, pelaksanaan pelatihan murni program dari pemerintah dan berlangsung selama 10 hari ke depan. “Sebanyak enam belas

peserta itu akan dibagi menjadi empat kelompok, dan perkelompok itu nanti akan mendapatkan kompresor. Selain kompresor peserta juga mendapatkan sertifikat, se-

hingga nanti punya bukti jika akan melamar pekerjaan,” tuturnya semangat. Dia berharap, para peserta nantinya bisa mengembangkan ilmu yang telah ditimbanya

selama proses pelatihan, sehingga angka pengangguran semakin berkurang. “Baik itu mengembangkan lewat perusahaan atau membuka lowongan kerja sendiri,” katanya. Sementara itu K.H Juhaini selaku tuan rumah mengungkapkan, dirinya berterimakasih atas pelatihan otomotif yang diselenggarakan di kediamannya. Di samping akan mengembangkan potensi yang dimiliki, juga untuk menekan angka pengangguran di kota pendidikan Pamekasan. “Saya berterima kasih kepada Dinsosnakertrans, sebab ini merupakan kepentingan masyarakat”, ungkap pria yang juga Wakil Ketua Komisi D DPRD Kabupaten Pamekasan tersebut. Ia juga mengatakan, dirinya siap mengkomunikasikan dengan pemerintah setempat terkait dengan kepentingan masyarakat Pamekasan.”Persyaratan peserta memang SLTA tetapi kalau misalnya ada yang SLTP tapi mempunyai sedikit kemampuan tidak apa apa,” pungkas politisi PKB ini.(jck/zis/adv)


KAMIS

5

6 Desember 2012

Masih Ada Diskriminasi Bahas Pemberdayaan Perempuan Madura dalam Kongres Kebudayaan

KM/ACH. QUSYAIRI NURULLAH

UNTUK SESAMA: Warga Nahdiyin melakukan donor darah secara suka rela di kantor cabang NU Rabu (5/12)

Stok Darah Menipis, PCNU Gelar Donor SUMENEP-Kekurangan stok darah untuk memenuhi kebutuhan warga rupanya membuat Unit Tranfusi Darah (UTD) Palang Merah Indonesia (PMI) Sumenep kelimpungan. PMI hingga kini harus pontang-panting untuk memenuhi permintaan warga yang membutuhkan darah. Awal Desember ini permintaan darah ke PMI terus bertambah. November lalu tingkat kebutuhan darah mencapai 450 kantong, namun angka tersebut kini meningkat tajam menjadi 500 kantong darah. ”Apalagi penderita DBD saat ini juga meningkat,” jelas Ketua UTD PMI Sumenep, Moh.

GURU CPNS Terancam Tanpa Tunjangan SUMENEP-Guru Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) yang tidak memiliki kemampuan mengajar yang baik akan mendapatkan sanksi. Dalam realisasinya mereka terancam tidak akan mendapatkan tunjangan atau pengangkatan fungsional apabila tidak memenuhi syarat yang telah ditentukan. CPNS yang tidak memenuhi nilai kumulatif, tidak sesuai standar akan terancam tidak akan mendapatkan pengangkatan atau tunjangan fungsional. ” Boleh jadi karena ketika tidak memenuhi kumulatif nilai yang sudah ditetapkan tidak mungkin guru yang bersangkutan diangkat pengangkatan pertama pada jabatan fungsional, ” ungkap Kadarisman, Kabid Kepegawaian Dinas Pendidikan Sumenep, Rabu (5/12). Sebelumnya, dalam merealisasikan program Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Dinas Pendidikan Sumenep melaksanakan kali pertama bimbingan teknis program induksi bagi guru pemula di Hotel Utami Sumenep. Guru yang baru diangkat menjadi CPNS maupun PNS pada tahun-tahun pertama harus mendapatkan bekal peningkatan kualifikasi dan keprofesian yang mempuni sehingga dapat melaksanakan tugas dengan baik dalam membimbing anak didik. ”Ke depannya kepala sekolah dan guru senior akan membantu membimbing guru CPNS di sekolah. Apa yang seharusnya disipapkan, dirancang dalam rangka proses pembelajaran yang benar dan juga guru diminta menyusaikan dengan kebutuhan sekolah,” lanjutnya. Kadarisman menambahkan, dalam setahun kemapuan CPNS dalam mengajar akan dinilai setelah mendapat bimbingan dari kepala sekolah dan guru senior yang dapat dijadikan dasar pada pengangkatan fungsional atau sebaliknya. ”Jabatan fungsional yang dimilki atau diperoleh guru yang bersangkutan menjadi syarat untuk ditetapkan sebagai PNS. Dan sertifat yang mengeluarkan dari hasil penilaian itu adalah Diknas,” ujarnya. (rei/rr)

Soleh, Rabu (5/12). Ia menambahkan, saat ini pihaknya hanya mengantongi beberapa kantong darah saja. Tercatat untuk darah golongan A hanya ada dua kantong, golongan darah B satu kantong, golongan darah AB satu kantong, dan golongan darah O satu kantong. Soleh mengaku harus memutar otak untukmengumpulkan darah sebanyak mungkin, ditambah dalam proses pencarian pendonor PMI sama sekali tidak ada bantuan dari pihak pemerintah. Di lain pihak, Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Sumenep, K. Pandji Taufik, men-

gatakan bahwa agenda donor darah yang dilakukan oleh warga NU tersebut memang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan darah masyarakat Sumenep. ”Semoga dengan kegiatan ini kekurangan darah di Sumenep dapat segera teratasi,” katanya. Ia menambahkan, acara donor darah tersebut tidak hanya dilakukan di kantor cabang NU saja. Hari ini warga NU juga akan melakukan donor darah di daerah Saronggih. ”Semua warga NU yang jumlahnya sekitar 80 orang siap mendonorkan darahnya, besok (hari ini, red) di Saronggi,” ujar Pandji, Rabu (5/12). (aqu/rr)

SUMENEP-Keberadaan kaum perempuan hingga saat ini rupanya masih dipandang sebelah mata. Meski zaman sudah mengutuk adanya sistem partiriarki yang dianggap memarginalkan peran perempuan dalam peran-peran sosialnya, di beberapa tempat masih saja terjadi pembelengguan terhadap kebebasan kaum hawa tersebut. Sekretaris Korps Pergerakan Putri (Kopri) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Sumenep, Wahdaniyah, mengatakan bahwa di zaman yang sudah moderen saat ini masih terdapat tindakan-tindakan yang mendiskreditkan kaum perempuan. Menurutnya, di berbagai daerah terutama pelosok desa, maskulinitas masih terus berkuasa sehingga berdampak pada sulitnya kaum perempuan untuk ikut tampil dalam ruang publik. ”Di beberapa tempat, terutama di perdesaan kaum laki-laki masih mendominasi,” terangnya. Wahda menambahkan, meski secara yuridis peran perempuan sudah menjadi perhatian banyak pihak seperti kuota 30 persen pengurus harian partai politik harus terdiri dari perempuan, namun di pelosok-pelosok desa masih saja terjadi perilaku yang menempatkan posisi perempuan objek diskriminasi. ”Di daerah Batu Putih, masih banyak terjadi pernikahan dini. Bahkan kalau ada anak gadis yang sudah masuk sekolah tingkat Madrasah Tsanawiyah tetapi belum ada yang melamar, ia akan menjadi buah bibir masyarakat setempat yang menyebutnya perawan tua yang tidak laku menikah,” ungkapnya. Menurut wahdah, minimnya aktivis perempuan dalam organisasi yang membela ke-

pentingan kaum perempuan di Sumenep juga dipengaruhi oleh kultur yang terlalu mengikat. ”Saya saja jika ada kegiatan-kegiatan di organisasi masih saja dicibir oleh warga sekitar rumah. Meski saya cuek pada perkataan mereka, orang tua akhirnya juga ikut-ikutan melarang dengan dalih tidak tahan dengan cibiran tetangga,” ceritanya. Persoalan kultur yang mengekang tersebut juga diakui oleh Hafidah, aktivis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Sumenep. Ia mengaku bahwa kultur masyarakat desa menjadi biang kerok dari ketidakberdayaan perempuan di ruang publik. Khusus untuk di desa-desa terpencil, masih terlihat jelas ketimpangan antara peran perempuan dan laki-laki. ”Kita tidak usah jauh-jauh mengambil sampel. Di lingkungan keluarga saja kalau ada musyawarah keluarga kata-kata ‘jhe’ ro’ noro’ bebini’, dhu dha’ Emma’a keyah’ (Buat apa perempuan ikut-ikut), masih kerap kali terjadi. Seakan perempuan memang tidak boleh ikut campur dalam urusan keluarga,” jelas pengurus harian HMI Sumenep tersebut. Atas dasar tersebut Panitia Kongres Kebudayaan Madura membentuk Komisi Pemberdayaan Perempuan. Kongres yang akan dilaksanakan pada 21-23 Desember mendatang secara khusus akan membicarakan pemberdayaan terhadap perempuan. Pembahasan tersebut tidak lain agar perempuan Madura dapat menjadi katalisator pembangunan. ”Jadi dengan keberadaan komisi tersebut nantinya akan mampu membangun perempuan yang dapat bersaing secara partisipatoris tanpa harus meninggalkan fitrahnya sebagai perempuan sehingga budaya patriarki yang selama ini menjadi ritual rutinitas dalam benak masyarakat dan menjadi penghambat pemberdayaan perempuan tahap demi tahap mulai pudar,” jelas Januar, Ketua Pelakasana Kongres Kebudayaan Madura. (aqu/rr)

Pembahasan RAPBD 2013 Masih Buram SUMENEP-Pelaksanaan pembahasan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RPABD) 2013 masih belum bisa dipastikan kapan akan dilanjutkan. Sejumlah komisi di DPRD Sumenep masih tetap menunggu Peraturan Bupati (Perbub) atau tetap akan mengacu terhadap Perbub lama dan Permengri lalu, dengan menganulir PP 02 tahun 2012 tentang hibah dan Bansos. ’Mogoknya’ anggota DPRD Sumenep untuk melanjutkan pembahasan RAPBD 2013 yang telah masuk pada pembahasan tingkat komisi, bukan berarti anggota legislatif tersebut tidak akan melakukan pembahasan. Tetapi, mereka masih ingin mendalami PP No 2 tahun 2012 sehingga hasil dari pembahasan yang telah dilakukan tidak akan sia-sia. Ketua Fraksi Keadilan Demokrasi (FKD) Hasan Mudhari mengatakan, khusus untuk Komisi A DPRD Sumenep, tetap melakukan pembahasan bersama dengan Satuan Perangkat Kerja Daerah (SKPD) terutama yang tidak berkaitan dengan Bantuan hibah dan bansos. Ketika

berkenaan dengan hibab dan bansos, tetap dipending juga pembahasannya menunggu kepastian payung hukum dari Pembahasan RAPBD 2013. ”Kami yang berada di Komisi A tetap melanjutkan pembahasan. Tetapi ketika berkaitan dengan hibah dan bansos, dipending dulu. Karena payung hukum masih belum jelas. Apakah akan menggunakan Perbub lama atau akan menggunakan Perbub baru sesuai dengan PP tersebut,” jelas Hasan Mudhari, yang juga Sekretaris Komisi A DPRD Sumenep. Anggota Fraksi PDI Perjuangan, Bambang Prayogi REF mengatakan, semua RAPBD 2013 pasti akan dilakukan pembahasan oleh anggota DPRD Sumenep. Menurutnya, pihaknya tetap melakukan pembahasan yang dimaksud dengan hibah dalam PP No 2 tahun 2012 itu adalah bantuan keuangan. Sedangkan hibah yang berbentuk bara barang kepada perorangan tetap dibahas. ”Semuanya nanti akan dibahas,” terang Bambang Prayogi, yang juga Ketua Komisi B DPRD Sumenep. Menurutnya, untuk Komisi B DPRD

tidak ada persoalan. Bahkan dari delapan satker sebagai konterpat dari Komisi B, sebanyak enam Satker telah selesai dilakukan pembahasan. Namun, dengan adanya PP baru itu tentang hibah, pihaknya mengaku sepakat untuk tidak melanjutkan pembahasan terlebih dahulu sebelum memahami PP tersebut. ”Penundaan pembahasan dilakukan dilakukan ditingkat komisi untuk menyamakan persepsi antara komisi A, B,C dan Komisi D. Sebab, dengan aturan itu bantuan kepada musala dan guru ngaji yang tidak ada efek langsungnya nanti tidak diperbolehkan. Setiap dinas pasti ada hibah, seperti Dinas Pertanian untuk pembelian bibit, makanya kami sepakat untuk pending terlebih dahulu karena khawatir akan salah langkah,” terang Bambang Parayogi beberap hari sebelumnya. Seperti diberiktakan sebelumnya, sejumlah fraksi dan komisi di DPRD Sumenep sepakat untuk tidak melanjutkan pembahasan RAPBD 2013 mendatang. Tidak melanjutkan pembahasan tersebut karena terbentur

Setetes Darah yang Sangat Berharga bagi Kehidupan

Trauma Kecelakaan Teman yang Merenggut Nyawa ADA yang menarik dari kegiatan donor yang diadakan di Kantor Cabang Nahdlatul Ulama (NU) Sumenep. Herman, salah seorang pendonor yang terlihat ragu-ragu saat jarum penyadap darah mulai berada di dekat lengannya. Peristiwa tersebut tak ayal membuat orang-orang yang berada di sekitarnya terpingkal-pingkal. ACHMAD QUSYAIRI NURULLAH, Sumenep SAAT berjalan menuju ke tempat duduk untuk penyadapan darah, Herman sudah merasa gugup. Tubuhnya yang besar hampir saja terpelanting ke belakang karena tersandung kakinya sendiri. Para petugas pun sontak tertawa melihat Herman mulai berkeringat seperti anak kecil yang sedang melihat hantu. ”Sakit ya, Bu?” tanyanya kepada petugas penyadapan darah dengan mimik wajah ketakutan. Pertanyaan tersebut sontak membuat seisi ruangan tidak kuasa menahan. Wajahnya pun sontak memerah menahan malu.

Email Redaksi: kabarmaduranews@gmail.com

dengan PP No 2 tahun 2012 tentang hibah dan bansos yang harus berbadan hukum Indonesia. PP No 2 tahun 2012 di kalangan anggota DPRD Sumenep masih debatable. Sebagian ada yang memahami bahwa berbadan hukum Indonesia, adalah pemerintah yang ada di daerah seperti pengadilan bukan NGO luar negeri. Sebagian yang lain memahami, berbadan hukum Indonesia, harus terdaftar di Kemenkum dan HAM. Sehingga, dalam pemahaman kedua ini, yayasan, masjid dan musala yang tidak masuk di Kemenkum dan HAM terancam tidak akan mendapatkan bantuan. Kegamangan anggota DPRD Sumenep dalam memahami PP No 02 tahun 2012 tersebut, bermula dari sosialisasi PP NO 02 tahun 2012 lambat dilakukan oleh DPRD Sumenep. Sosialisasi dilakukan tepat tanggal 1 Desember di ruang Paripurna DPRD Sumenep. Sementara ketika sosialiasi tersebut berlangsung, pembahasan RAPBD 2013 telah berjalan dan masuk ke pembahasan di tingkat komisikomisi. (bus/rr)

KM/ACH. QUSYAIRI NURULLAH

DONOR PERTAMA: Meski takut dengan jarum suntik, Herman memaksakan diri untuk mendonorkan darahnya di Kantor PCNU Sumenep, Rabu (05/12).

Meski mengeluarkan keringat dingin karena ketakutan, Herman tetap melawan rasa takutnya hingga proses penyadapan darah usai. Ia memiliki motivasi berbeda ketika merelakan tubuh gemuknya ditembus jarum suntik yang selama ini dia hindari.

Pria dengan model potongan rambut disisir ke belakang tersebut rela mendonorkan darahnya karena didorong kisah pilu yang pernah menimpa salah seorang rekannya. Tahun 2010 lalu, salah seorang temannya meninggal karena kecelakaan.

Saat itu, Herman yang bersama teman-temannya yang lain, menunggu di rumah sakit. Darah yang terus keluar dari tubuh sang teman membuatnya lebih cepat menjemput ajal karena kekurangan darah. ”Kata dokternya waktu itu pendarahannya cukup parah sehingga nyawanya tidak tertolong,” kisah Herman usai proses penyadapan. ”Saat itu darah saya dan teman-teman yang lain tidak cocok. Kaluarganya merantau semua menjadi TKI di luar negeri. Di kantor PMI, darah yang dibutuhkan dalam posisi kosong. Coba kalau saat itu mudah mendapatkan darah, mungkin masih bisa diselamatkan,” kisahnya sambil menerawang masa lalu. Herman mengaku peristiwa itulah yang mendorong dirinya untuk ikut berdonor. Berita tentang stok darah yang kurang, seringkali mengingatkannya pada sejarah kelam yang menimpa kawan karibnya. ”Saya tersentuh dengan slogan PMI yang berbunyi setetes darah anda sangat berarti bagi kehidupan seseorang. Kata-kata itu memunculkan kalimat dalam benak saya bahwa tidak boleh ada lagi orang meninggal hanya karena kekurangan darah. Cukup kawan saya saja mengalaminya,” jelasnya. (rr)



KAMIS

7

6 Desember 2012

Bahasa Madura, Terasing di Daerahnya Sendiri

TOLONG boss Achsanul,, kalau bisa pelatihnya aja yang harus angkat koper, jangan pemainnya terus. Kalau PMU masih pelatihnya Abah Taqim, insya Allah di ISL cuma numpang lewat aja,,, +6281934320300 KEPADA Kabar Madura tlong psan sya ne smpaikan ma Pak AQ. Saya mewakili para Taretan Mania. Tlong Mustakim tu sgra diganti, klu PMU msim dpan g mau hnya skdar nmpang lwat. Mmbawa Sumbawa Brat di Divisi Utama ja gak becus, apalagi mmbawa klub se kelas ISL, bakalan hancur PMU ne. +6285655287988 PERSEBA Let’s we go to ISL togetger! Rapatkan barisanmu. Ayo. . . . . . . . Glaz lwn2 u! Don’t give up Lazkar Suramadu q, and don’t forget Bwa pulang gelar juara ke kota trcinta qt! Let’s go! Pluang Madura United di ISL sngt tpiz! So jngn sia2kn ! Bravo. . . . . ,. . . . . . Perseba Super Bangkalan i’ll always with you! By L mezzi k-conk Bngkln BMT barokah! +6287750136299 BUAT P-MU Semagat Aja. Jangan lupa berdo’a moga mengapai tujuanya. by Mahfudz Junior 58 +6287750648400 MADURA harus kompak. Madura itu pulau keciil. Jadi kita harus bersatu dan kompak biar jadi kota yg sepak bolanya d takuti tim’’lawan besar yg ad di Indonesia Mdura pzty menank dan siap bermain di ISL By Iyo Bahenoool Pamekasan +6287805568048

ANDA memiliki uneg-uneg, saran, dan keluhan tentang pelayanan publik (pendidikan, ekonomi, keamanan dll) di seantero Madura? Silakan kirim melalui pesan dan alamat ke: Kabar Madura Tulis pendapat Anda dan kirim ke no

+6287850767325 (khusus SMS) atau via email: kabarmaduranews@gmail.com, facebookkabarmadura@gmail.com

Email Redaksi: kabarmaduranews@gmail.com

GLOBALISASI merupakan suatu manifestasi yang sangat berpengaruh dalam perkembangan perubahan dunia, khususnya di pulau Madura. Pengaruh globalisasi bukan lagi sebagai bahan yang tidak penting untuk dibicarakan. Apalagi sampai dianggap hanya celutusan ramuanramuan yang mudah hilang. Sekarang atau bahkan nanti, hal ini akan menjadi problematika sosio-kultural yang paling mengancam pulau Madura. Jika ditarik kembali pemahaman globalisasi, rasanya masih membekas dibenak kita, semenjak jadi siswa yang konon terbilang tidak tahu apa-apa. Guru-guru kita seringkali menyampaikan setiap masuk kelas pada muridmuridnya, ”lestarikan budaya pulau Madura, jangan sampai luntur terkikis dan menjadi asing di daerahnya sendiri.” Hal demikian, bukanlah sesuatu yang jarang untuk kita dengar, apalagi sampai dilupakan begitu saja. Virus globalisasi ada yang bilang merupakan perspektif baru tentang konsep “Dunia Tanpa Batas” yang saat ini menjadi porno-public di seluruh mancaNegara, dan sangat mengancam keberadaanya. Atau, bisa jadi membawa perubahan kultur baru. Jika melirik apa yang disampaikan Selo Soemardjan, globalisasi adalah terbentuknya sistem organisasi dan komunikasi antarmasyarakat di seluruh dunia, untuk mengikuti sistem dan kaidah-kaidah yang sama.

Madura dengan masyarakat Madura. kondisi potensi buSekarang kita jarang daya yang beranekamendengarnya. Enragam, sangatlah tah apa penyebabnya! menjadi modal besar Namun yang jelas ini untuk tetap bertahan merupakan fakta yang dan mengembangkan tidak bisa kita hindari. kekayaan budaya lokal Bahasa Madura muyang ada. Selain itu lai ditinggalkan oleh juga, kita bisa memmasyarakatnya sendiri. perkenalkan budaya Bahasa ibu yang duluMadura pada daerahnya menjadi kebangOleh: daerah yang ada di gaan masyarakat MaDAFIR FALAH Indonesia. Sebab ditindura, sekarang sudah jau dari kekayaan butinggal kenangan dan daya Madura yang dimilikinya tak akan lama lagi nyaris punah. tidak kalah hebatnya dengan Menurut Adrian Pawitra, penulis daerah-daerah lainnya. Seperti lengkap Kamus Bahasa Madura, halnya Bali, Jogjakarta. Namun, bahasa Madura adalah bahasa banyak masyarakat Madura yang paling besar keempat di negara tidak bangga dengan hasil kar- Indonesia. Jika melihat demikian, yanya sendiri. Maka tidak heran, maka seharusnya masyarakat jika perang budaya sudah dimulai Madura memiliki rasa tanggung kembali. jawab dalam melestarikan bahasa Sejarah mencatat, pada tahun tersebut, dan lebih mengedepan1994, misalnya 18 dari 23 pepe- kan bahasa ibu sebagai bahasa rangan yang terjadi di dunia daerah yang sepantasnya kita jaga. di akibatkan oleh sentimen-senAkan tetapi, sejauh ini bahasa timen budaya, agama dan etnis. Madura seakan-akan telah diheIroni sekali, jika pada akhirnya gemoni oleh bahasa-bahasa lain. pulau Madura menjadi salah satu Seperti halnya bahasa gaul dan kandidat yang akan mengalami bahasa alay yang saat ini seringkejadian tersebut. Dilihat dari kali kita dengar. Mengerikan pengamatan dan penafsiran- sekali ketika kita membayangkan penafsiran mengenai Madura bahasa ibu sudah diperkosa telantanpa disadari atau tidak, budaya jang tak berdaya. Nasionalisme Madura perlahan-perlahan akan hanya menjadi sebuah jargon segera punah. tanpa adanya aplikasi dalam Kita tidak usah terlalu jauh-jauh bentuk yang nyata. Bahasa ibu mengambil sebuah contoh, sebut hanya menyisahkan penderitaan saja Bahasa Madura. Bahasa yang dihadiahkan pada nenek nenek moyang yang telah lama moyang kita sendiri. Secara tidak menjadi bagian dari identitas langsung kita sudah membunuh

sebuah bahasa, yang berarti kita juga sudah membunuh suatu budaya. Bahasa Madura sudah dianggap tidak relevan lagi. Terkadang banyak di antara masyarakat Madura yang dalam berkomunikasi seharihari, memakai bahasa Indonesia. Yang lebih parah lagi, menggunakan bahasa asing. Penulis pikir, boleh-boleh saja menggunakan bahasa tersebut. Namun ada waktu dan tempat dimana kita harus menggunakannya. Jika di tempat resmi atau menuntuk kita untuk berkomunikasi yang demikian, maka sepantasnya kita menggunakan tanpa harus melupakan bahasa daerah kita sendiri. Sebab kekayaan budaya yang dimiliki negara Indonesia, salah satunya dengan banyaknya suku, etnis dan bahasa daerah yang ada. Oleh karena itu, kekayaan daerah tidak lagi dijadikan sebagai acuan yang paling berharga di derahnya sendiri. Sesuatu yang tidak mustahil. Persoalan semacam ini sebenarnya merupakan tantangan yang sangat urgen untuk kita kaji bersama-bersama, dan mencari solusi cerdas adalah tanggung jawab kita sebagai warga masyarakat Madura. *(Dafir Falah, lahir di Desa Lapa Daya, Kec. Dungkek, Kab. Sumenp. Sekarang masih menempuh pendidikan S1 di Universita Trunojoyo Madura, dan aktif di Unit Kegiatan Mahasiswa(Lembaga Pers Mahasiswa-Spirit Mahasiswa).

Kecakapan Guru Dalam Implementasi Kurikulum (Satu Solusi Polemik Negeri) ”PENDIDIKAN nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Mahaesa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.” Setidaknya, itulah fungsi dan tujuan pendidikan di Indonesia yang termaktub dalam UndangUndang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Dari urutannya, terlihat bahwa orientasi pendidikan nasional lebih mengedepankan spiritualitas daripada intelektualitas peserta didik. Sayangnya, implementasi tujuan terhadap kurikulum yang diberlakukan pemerintah saat ini lebih mengutamakan aspek intelektualitas. Hal itu tercermin dari minimnya alokasi waktu untuk mata pelajaran keagamaan yang ditetapkan oleh pemerintah. Dalam teori pengembangan kurikulum, kurikulum yang sebenarnya ialah kurikulum praktis yang diterapkan oleh guru dalam proses pembelajaran di kelas. Pemerintah memberikan kebebasan terhadap praktisi pendidikan utamanya guru, untuk berkreativitas dalam menerjemahkan tujuan pendidikan nasional terkait dengan implementasinya ter-

hadap kurikulum yang ngan baik. ditetapkan pemerin2.Siswa membiatah. sakan diri hidup berDan penulis kira, sih dan sehat dalam aspek spiritual dan kehidupan sehari-hari. emosional perlu di3.Siswa dapat seimbangkan oleh menginternalisasikan guru dalam mendidik nilai-nilai kebersihan dengan aspek intelekke dalam pribadinya tual. Indonesia bukan (hati). kekurangan orang Dari indikator di pintar, tetapi mencari atas, rumusan keOleh: orang pintar lagi baik, giatan pembelajaran UNSILATUR RAHMAH ibarat mencari jarum dan evaluasi juga hadi tumpukan jerami. rus diupayakan dalam Peran guru pada titik ini sangat rangka mencapai indikator yang membantu dalam menyelesaikan sudah dirumuskan. Misalnya polemik Negeri yang tak kunjung dalam evaluasi, tidak hanya usai ini. menggunakan instrument yang Guru sebagai pelaksana kuriku- mengukur aspek intelektual. lum tidak hanya bisa membaca Seperti essai, pilihan ganda, kurikulum secara tekstual saja. layaknya instrument yang baTetapi harus mampu mener- nyak digunakan oleh guru saat jemahkannya dengan konteks ini. Guru dapat menggunakan permasalahan yang tengah terjadi angket dan lembar observasi di tengah-tengah masyarakat. untuk melihat sejauh mana siswa Pertama, yang harus diperha- mampu mencapai indikator yang tikan oleh guru ialah silabus telah dirumuskan. sebagai hasil terjemah stanKedua, setelah guru menyusun dar kompetensi dan kompetensi indikator rencana kegiatan pemdasar yang telah dirumuskan belajaran serta metode dan alat pemerintah. Dalam penyusunan evaluasi yang akan digunakan, silabus, indikator yang hendak perencanaan tersebut harus di dicapai oleh guru harus jelas breakdown lagi dalam Rencana orientasinya, yakni dalam upaya Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). menyeimbangkan aspek spiritual, Dalam pelaksanaan pembelajaran emosional, dan intelektual peser- misalnya, materi pelajaran tidak ta didik. Indikator yang dimaksud hanya diberikan secara tekstual. misalnya dalam mata pelajaran Dalam konteksnya, guru juga haPendidikan Agama Islam bab rus memberikan penguatan yang Thaharah ialah: menekankan pada aspek spiritual 1.Siswa memahami dan mampu dan intelektual siswa. melakukan tata cara bersuci deDengan pembelajaran demikian,

sumber belajar tidak lagi terpaku pada buku teks. Sumber belajar utama pada titik ini ialah guru. Di sini, guru dituntut tidak hanya matang dalam aspek intelektual saja, tetapi juga spiritual dan emosional. Sehingga pelaksanaan pembelajaran mengarah pada terwujudnya indikator yag telah dirumuskan. Pada akhirnya, pendidikan yang dilaksanakan oleh guru di dalam kelas diharapkan turut serta menyelesaikan polemik negeri ini. Di samping turut serta mewujudkan tujuan pendidikan Nasional yang telah dipaparkan dalam pembukaan tulisan ini. Untuk mewujudkan hal ini, memang membutuhkan kreativitas guru dalam menjalankan proses pembelajaran, serta kejelian juga ketajaman guru dalam mengevaluasi. Di samping peran seluruh civitas lembaga pendidikan juga harus turut memantau aktivitas peserta didik. Paling tidak, selama peserta didik di sekolah. Peran orang tua dan masyarakat juga harus turut serta dalam evaluasi implementasi kurikulum yang diterapkan oleh guru yang telah dijelaskan di atas. Dengan sedikit gagasan di atas, diharapkan problem miskinnya moral masyarakat yang menjangkiti Negeri ini dapat diselesaikan. Atau paling tidak diminimalisasi melalui pendidikan. *) Mahasiswa PAI semester V STAIN Pamekasan dan Reporter di Majalah Activita.


8

KAMIS

6 Desember 2012

Krapak Luruk BK DPRD Pamekasan Tidak Mau Didikte

Libatkan Demonstran Cilik, Ungkit Lagi Nama Khalil Asy’ari PAMEKASAN-Riuh persoalan pemilukada di Kota Gerbang Salam masih terus bergaung. Terbaru, puluhan aktivis Koalisi Rakyat Penegak Kebenaran (Krapak), Rabu (5/11), meluruk Badan Kehormatan (BK) DPRD yang mereka nilai lamban dalam menjalankan tugasnya. Persoalan yang disorot Krapak, lagi-lagi berkaitan dengan nama Khalil Asy’ari, mantan Ketua DPRD Pamekasan yang mencalonkan diri sebagai Wakil Bupati Pamekasan dalam pemilukada mendatang. Massa Krapak memulai aksinya dari Monumen Arek Lancor. Mereka menggandeng abang becak, menuju Kantor Dewan yang berada di Jalan Kabupaten. Selama di Arek Lancor, massa berkerumun cukup lama. Pasalnya, mereka masih menunggu peralatan aksi yang belum lengkap. Dalam aksi kali ini, dengan terang-terangan massa mengecam kinerja BK DPRD Pamekasan. Mereka menyayangkan kinerja BK yang terbilang lamban. Utamanya, Ketua BK Boy Suhari Sajidin. “BK jangan lembek. Harus tegas dalam menyikapi permasalahan di tubuh dewan. Kita tahu, rakyat Pamekasan hampir satu dasawarsa (10 tahun) dipimpin oleh figur publik yang bermasalah namanya. Yang cacat administrasi,” tandas Muqoyydil Asrori, demonstran cilik yang biasa dipanggil Yeyet. Dikatakan Yeyet, Khalil Asy’ari ternyata menggunakan identitas palsu. Hal tersebut, imbuhnya, dapat dilihat dari fakta dan data

KM/HAIRUL ANAM

KERETA TAK BERKUDA: Puluhan aktivis Krapak naik becak saat meluruk BK DPRD Pamekasan, Rabu (5/11). Mereka menilai BK lamban dalam menyikapi persoalan di tubuh DPRD Pamekasan.

yang ada hari ini. Pertama, katanya, Kholili Asy’ari selama ini menggunakan nama resmi: Moh Khalil Asy’ari, sebagaimana tertuang dalam SK Gubernur Jawa Timur tentang pengangkatannya sebagai anggota DPRD Pamekasan. “Kedua, dalam surat-surat resmi lembaga DPRD Pamekasan, Ketua DPRD Pamekasan adalah Moh Khalil Asy’ari. Tentunya, SK Gubernur tersebut berdasarkan data yang diajukan oleh KPU

PARPOL Dana Banpol Cair BANGKALAN-Para pengurus partai politik (Parpol) yang ada di Kabupaten Bangkalan bisa tersenyum. Pasalnya, pemerintah kabupaten (Pemkab) Bangkalan sudah mencairkan dana bantuan partai politik (Banpol). Angka dana banpol yang diterima oleh masingmasing parpol berbeda. Tergantung dari jumlah suara yang didapat saat pemilu 2009 kemarin. Setiap suara dipatok sebesar Rp 1.941. Itu sesuai dengan Permendagri Nomor 24 Tahun 2009 tentang Tata Cara Penggunaan Dana Banpol. “Dana banpol sudah cair,” terang Kepala bagian (Kabag) Keuangan Setda Bangkalan, Ahmat Hafid, kepada Kabar Madura, Rabu (5/12). Menurutnya, dana banpol langsung dikirim ke rekening setiap parpol. Setelah parpol yang bersangkutan melengkapi persyaratan administrasi. Seperti pertanggungjawaban penggunaan dana banpol sebelumnya. Hal senada juga diungkapkan Kepala Bakesbangpol dan Linmas Bangkalan Tri Yanto Yani. Ia menyatakan, ada 15 parpol yang berhak mendapatkan dana banpol. Pemkab Bangkalan mengalokasikan anggaran sebesar Rp 870 juta untuk dana banpol.(ful/yoe)

Pamekasan saat dia mendaftar sebagai caleg selama 3 periode,” ungkapnya dengan nada lantang. Namun, tambah Yeyet, kini rakyat Pamekasan sudah mengetahui semua kebohongan besar yang dilakukan oleh mantan Ketua DPRD Pamekasan. “Hal tersebut sesuai dengan data dan fakta yang dimiliki oleh Moh Khalil Asy’ari bahwa yang bersangkutan memiliki nama resmi Halil,” bebernya. Untuk hal itu, Krapak menuntut

tiga hal kepada BK DPRD Pamekasan. Pertama, BK secepatnya memanggil dan memintai keterangan serta data pada Komisi Pemilihan Umum (KPU) periode 1999/2004 dan 2004/2009. Krapak menuding, KPU telah melakukan konspirasi dengan Khalil Asy’ari dengan meloloskannya sebagai bakal calon legislatif saat itu. “Padahal yang bersangkutan diduga cacat secara administrasi karena ijazah yang bersangku-

tan bernama Halil tetapi SK-nya bernama Moh Khalil Asy’ari. Kedua, kami menuntut BK bertindak tegas terhadap pelanggaran yang dilakukan anggota DPRD Pamekasan tanpa tebang pilih,” tekannya. Adapun tuntutan ketiga, ialah agar BK menindaklanjuti status Plt Ketua DPRD Pamekasan, Halili. Menurut penilaian Krapak, penununjukan Halili sebagai Plt Ketua DPRD, tidak sah.(anm/yoe)

USAI berorasi di depan Kantor Dewan, massa Krapak disambut hangat oleh Ketua BK, Boy Suhari Sajidin yang juga tercatat sebagai Ketua Golkar yang mengusung pasangan calon bupati dan wakil bupati Kholilurrahman-Masduqi (Kompak). Setelah memberikan beberapa kata pengantar, Boy Suhari Sajidin menawarkan musyawarah kepada tiga perwakilan massa Kompak. Akhirnya, masukkah ketiga perwakilan tersebut ke ruang Fraksi Golkar. Mereka adalah Yeyet, Miftahul Kamil, dan Zainal Abidin. Di dalam ruang fraksi partai pengusung Kompak tersebut, Boy Suhari Sajidin mendengarkan segala hal yang disampaikan massa Krapak. Atas ketiga tuntutan tersebut, Boy memberikan jawaban secara pasti. “Tuntutan yang pertama, kami tidak mungkin memanggil anggota KPU lama. Saya ragu bisa tidaknya memanggil mereka. Sebab, itu institusi yang sudah bubar. Paling banter, kami hanya bisa mengkaji berkas Kholil Asy’ari,” tuturnya kepada perwakilan Krapak. Sedangkan pada tuntutan kedua, Boy Suhari Sajidin berjanji tidak akan tebang pilih menyikapi segala persoalan yang menerpa kasus internal DPRD Pamekasan. “Dan berkenaan dengan hasil investigasi BK, pasti kami tindaklanjuti,” terangnya. Sementara itu, Suryono selaku wakil BK yang mendampingi Boy Suhari Sajidin, menekankan kepada perwakilan Krapak, dirinya tidak mau didikte. “Tuntutan untuk memanggil anggota KPU lama bukanlah wewenang kami. Jangan asal ngomong. Jangan sekadar mendikte kami. Ini bukan wilayah BK,” ujarnya dengan nada santai. Pada kesempatan itu, perwakilan Krapak juga menghendaki batas waktu kejelasan tindak lanjut dari BK. “Kalau dalam seminggu ini masih belum ada kejelasan, kami akan datang lagi ke sini,” terang Zainal dengan wajah geramnya. Menimpali pernyataan Zainal, Boy Suhari Sajidin menjawab dengan tenang. “Semuanya sudah ada aturannya,” ujarnya. Setelah berbincang sekitar sejam dengan Ketua dan Wakil BK, perwakilan Krapak pun meninggalkan ruangan. Setibanya di luar Kantor Dewan, mereka masih menyempatkan diri mengomando massa yang sedari awal menunggu hasil perundingan dengan BK. Setelah itu, massa bubar dengan tertib. (anm/yoe)

Boy Suhari Langgar Undang-undang PAMEKASAN-Ketua Fraksi Demokrat DPRD Pamekasan H Suharto, mengecam Ketua Badan Kehormatan (BK) DPRD Pamekasan Boy Suhari Sajidin. Itu, berkenaan pelanggaran kode etik: Boy Suhari hadir dalam sidang persoalan KPU Pamekasan di Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP), Selasa (4/11). Menurut mantan anggota BK ini, tidak sepantasnya Boy Suhari hadir ke DKPP. Apapun alasannya. “Karena menurut undang-undang, tata tertib, dan kode etik, bahwa yang berhak menghadiri persidangan itu ialah pimpinan DPRD. Jadi, bukan alat kelengkapan DPRD. Termasuk Ketua BK sendiri apalagi anggota yang lain,” terang anggota Komisi A DPRD Pamekasan ini. Untuk diketahui, Boy Suhari Sajidin menjadi saksi di DKPP berkaitan dengan pengunduran Ketua DPRD Pamekasan, Moh Khalil Asy’ari, dengan nama Halil. Pihaknya menjelaskan soal proses pengunduran Moh Khalil Asy’ari

tersebut sebagai suatu hal “Dan itu tidak dilakukan yang tidak sah. Juga, perlu (oleh Boy Suhari). Kemudian, adanya perbaikan. secara tiba-tiba membuat suSelain itu, Boy menyatakan, rat imbauan agar Moh Kholil sudah mengirim surat ke KhoAsy’ari membuat surat penlil Asy’ari, memberikan saran gunduran ulang,” bebernya. agar memperbarui surat penDiakui H Suharto, surat gunduran dirinya. Yakni, ditersebut ditandatangani. dasarkan pada SK Gubernur. Dengan catatan, surat terseTapi bagi Suharto, sikap but dirahasiakan. Ini ketersebut melampaui kesepakatan di internal BK. wenangan Boy Suhari selaku “Tapi anehnya, surat tersebut KM / BUSRI THAHA Ketua BK. “Berkenaan denjustru diekspos oleh Ketua H SUHARTO gan nama Moh Kholil Asy’ari Ketua Fraksi Demokrat BK. Bahkan, dibawa dalam dan Halil, hakikatnya sudah persidangan di DKPP. Ini DPRD Pamekasan ditetapkan oleh Pengadilan sudah menandakan bahwa Negeri Pamekasan. Yakni, kedua nama Ketua BK tidak netral. Sudah melanggar tersebut satu orang,” terangnya. kode etik,” tudingnya. Dengan begitu, menurut H Suharto, Bahkan, Suharto menilai sudah terjadi tidak perlu adanya pembuatan surat pengkhianatan dari Ketua BK. “Dispengunduran kembali. Oleh karena itu, epakati untuk dirahasiakan, ternyata sewaktu H Suharto jadi anggota BK, dibeberkan. Tanpa ada kesepakatan dia menyarankan kepada Boy Suhari bersama,” terangnya. supaya konsultasi pada pakar hukum Perlu diketahui, BK DPRD Pamekasan terkait dualisme nama. mengeluarkan surat imbauan agar Moh

Khalil Asy’ari membuat surat pengunduran kembali. Surat tertanggal 26 November tersebut, bernomor 05/BK/XI/2012. “Sekali lagi saya tekankan, di internal BK, surat tersebut sepakat dirahasiakan. Namun, Ketua BK justru membeberkannya di DKPP,” terang H Suharto. Berdasarkan penelusuran Kabar Madura, surat tersebut menyinggung SK Gubernur Jawa Timur no 171-432/59/011/2009 tanggal 08 Agustus 2009. Yaitu, tentang pengangkatan anggota DPRD dan nama pada surat pengunduran diri Halil sebagai Ketua DPRD Pamekasan tertanggal 26 September 2012. Boy Suhari sendiri, tidak mudah dikonfirmasi terkait kecaman Suharto itu. Ponselnya tak memberikan respon balik, saat dikontak maupun di-SMS, sejak sore hari, Rabu (5/12). Dia baru menyahut sekitar pukul 20.00. Itupun dengan jawaban, yang terasa: pelit. “Saya no comment. Biar saja, dia (Suharto, red) menilai, apa,” ujarnya. (anm/yoe)

Tunggu Jadwal Distribusi, Tuntaskan Pengepakan

KM/HAIRUL ANAM

LIBUR TELAH TIBA: Para personel kepolisian yang bertugas di Kantor DPRD Pamekasan ditarik, Rabu (5/11). Mereka bertugas sejak KPU menetapkan calon bupati-wakil bupati, beberapa waktu lalu.

Personel Keamanan Ditarik dari Kantor Dewan PAMEKASAN-Institusi kepolisian menilai, gejolak politik di Kota Gerbang Salam terkait pemilukada mulai mereda. Karena itu satu kompi personel keamanan yang berada di Kantor DPRD Pamekasan pun, ditarik, Rabu (5/11). “Kami memang sengaja menarik saat ini, karena pengerahan personel keamanan di Kantor Dewan disebabkan adanya masyarakat pendemo yang membangun tenda di depannya,” tutur Kapolres Pamekasan AKBP Nanang Chadarusman, kemarin. Selain itu, juga terdapat permintaan pasukan untuk diperbantukan guna keamanan ke Email Redaksi: kabarmaduranews@gmail.com

daerah lain. “Pasukan Brimob juga ditarik,” terang Nanang singkat. Sedangkan di Kantor KPU Pamekasan di Jalan Brawijaya, penjagaan tetap diperketat. Itu, dikarenakan gigihnya massa Kompas yang menduduki Kantor KPU secara berkesinambungan. Untuk diingat, pengamanan di Kabupaten Pamekasan digalakkan bermula dari kebijakan KPU Pamekasan yang mencoret pasangan calon Achmad Syafii-Khalil Asy’ari (ASRI) sebagai peserta pemilukada mendatang. (anm/yoe)

SAMPANG-Proses penyortiran dan pengepakan bahan baku logistik yang akan digunakan dalam Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pemilukada) Sampang, 12 Desember mendatang sudah siap dan sudah dimasukkan ke kotak suara. Pihak KPU Kabupaten Sampang masih akan menunggu jadwal pendistribusian yang akan dimulai H-3 pemungutan suara. Namun, segala macam persiapan dalam pendistribusian logistik tersebut sudah dirampungkan. Anggota KPU Sampang Hernandi Kusuma Hadi mengatakan, semua kotak suara sudah digembok dan disegel dengan penjagaan ketat dari aparat keamanan di aula Polsek Kota Sampang. Hingga saat ini pihaknya tinggal menunggu jadwal pengiriman yang akan mulai dilakukan pada H-3, 9 Desember mendatang. “Jadwal ini sudah sesuai kesepakatan antara KPU, Panwaslu, Kepolisian dan pihak terkait lainnya,” ucapnya saat dihubungi melalui saluran telepon, Rabu (5/12). Dikatakan, pengepakan dan penyortiran yang dilakukan oleh seluruh pegawai KPU Sampang baru rampung kemarin (5/12). Sehingga pihaknya cuma menunggu persiapan dari proses pendistribusian dengan jadwal yang sudah disepakati bersama. “Untuk segala macam persiapan sudah kita lakukan termasuk memasukkan seluruh kebutuhan logistik surat suara kedalam kotak suara dan siap didistribusikan,” ulasnya. Hernandi menjelaskan kebutuhan logistik tersebut meliputi lembaran C6 atau undangan pemilih, kartu pemilih,

KM/ ACHMAD SYAIFUL ROMADHON

SIAP KIRIM: Salah satu pegawai KPU menunjukkan kotak suara bersegel, dan berisi kebutuhan logistik pemilukada, yang siap didistribusikan.

salinan daftar pemilih tetap (DPT) dan A8. Dan juga kotak suara yang berisi suarat suara sesuai dengan kebutuhan dimasing-masing PPK dengan jumlah 1462 kotak. “ Untuk salinan DPT, setiap TPS akan emndapatkan rangkap 9. Dan A8 digunakan bagi masyarakat yang tidak mencoblos ditempat asal,” jelasnya. Sementara itu tambah Hernandi un-

tuk proses pendistribusian kebutuhan logistik lainnya seperti kartu pemilih dan formulir jenis C6 atau undangan pemilih dilaksanakan pada H-7 pemungutan suara ke setiap Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK). Pihaknya berharap pendistribusian logistik berjalan dengan lancar dan bisa diterima oleh semua pihak. (KM10/yoe)


KAMIS

9

6 Desember 2012

PKNU Belum Umumkan Bacaleg Konsentrasi Proses Verifikasi Faktual

KM/FANDRI ARDIANSYAH

SOLIDARITAS : Para siswa dan masyarakat Desa Lepelle, Kecamatan Robatal, Sampang ramai-ramai menyumbangkan koin rupiah untuk kemenangan Al-Falah dalam pemilukada nanti.

Galang Koin Peduli Al-Falah SAMPANG-Aksi Solidaritas penggalangan koin untuk pasangan calon bupati-wakil bupati, Al-Falah (Fannan Hasib-Fadhilah Budiono) digelar tim sukarelawan Barisan Santri Sampang (BISA), di Dusun Trebung Barat, Desa Lepelle, Kecamatan Robatal, Sampang, Rabu (5/12). Aksi Penggalangan koin tersebut dilakukan untuk mencari simpati dan dukungan masyarakat khususnya di Kecamatan Robatal. Penggalangan koin peduli Al-Falah tersebut, mendapat sambutan antusias dari warga setempat, serta para siswa-siswi Madrasah Aliyah Nurul Jadid yang terletak di desa tersebut. Menurut Mohammad Ladi, ko-

rlap aksi dan penanggung jawab penggalangan koin itu, koin-koin yang terkumpul akan diberikan kepada tim pemenangan Al-Falah di Sampang. “Aksi ini kami lakukan untuk mendukung secara penuh kepada calon Al-Falah karena kami lihat, dari enam pasangan calon yang maju dalam pemilukada, Al-Falah yang paling jujur,” ujarnya mantap “Karena itu saya yakin untuk mendukung Al-Falah. Walaupun saya hanya bisa membantu ala kadarnya tapi saya bangga bisa melakukan hal ini untuk pemenangan Al-Falah yang maju dalam pemilukada kali ini. Ini bukan dari saya saja bahkan

antusias warga setempat mendukung sepenuhnya,” ujar Mohammad Ladi Sementara itu antusias siswa Nurhalimah perwakilan dari Madrasah Aliyah Nurul Jadid mengatakan, “ saya bersama temanteman di sekolah ini sangan antusias sekali mendukung Al-Falah Karena saya melihat orangnya jujur dan bisa untuk memimpin kabupaten sampang serta tidak hanya janji yang diobralkan tapi saya percaya bahwa calon dari Al-Falah bisa membuktikan janjinya kepada masyarakat jika terpilih nanti,” ujarnya kepada kabar madura. Lainnya halnya yang diungkap-

kan Sakur, tokoh masyarakat di desa tersebut. Katanya, kegiatan yang digelar tim sukarelawan dari Desa Lepelle itu, bertujuan menyosialisasikan pemilukada sekaligus sosok yang dianggap terbaik untuk memimpin Sampang ke depan, yaitu Al-Falah. “Maka dari itu saya sebagai tokoh masyarakat di sini sangat mendukung Al-Falah. Saya berharap Al-Falah bisa menang dalam pemilukada. Karena Sampang hanya bisa dipimpin oleh kiai yang berfigur seperti Fannah Hasib, yang tidak akan berkongkalikong mengakali masyarakatnya,” ulas Sakur penuh keyakinan. (fan/yoe)

Masa Perbaikan Diperpanjang SAMPANG-Masa perbaikan verifikasi faktual terhadap 16 parpol yang dinyatakan lolos oleh Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) dan KPU Pusat, seharusnya berakhir 3 Desember lalu. Tapi, masa perbaikan itu, ternyata masih diperpanjang. Perpanjangan itu dilakukan guna memberi kesempatan beberapa parpol yang masih belum memenuhi salah satu syarat verifikasi, supaya dapat memperbaiki kekurangannya. Seperti kesekretariatan, kepengurusan, domisili kantor, dan keterwakilan 30 persen perempuan. Anggota KPUD Sampang Miftahur Rozaq mengatakan, adanya perpanjangan waktu

masa perbaikan verifikasi tersebut, sesuai dengan adanya perubahan yang disampakan oleh KPU Pusat. Di mana masa perbaikan yang seharusnya berakhir 3 Desember lalu, masih diberikan waktu kembali hingga tanggal 11 Desember mendatang. “Ada ketentuan baru di mana masa perbaikan verifikasi dilanjutkan sampai tanggal 11 Desember,” ujarnya saat dihubungi melalui saluran telepon, kemarin (5/12). Dijelaskan Rozaq, sebelumnya untuk masa perbaikan verifikasi faktual bagi parpol yang masih belum memenuhi salah satu persyaratan dimulai dari 27 November hingga 3 Desember

Ada ketentuan baru di mana masa perbaikan verifikasi dilanjutkan sampai tanggal 11 Desember” MIFTAHUR ROZAQ Ketua Tim Pokja verifikasi dan Hukum KPU Sampang

lalu. Namun, ada ketentuan baru ditambahkan masa perbaikan dimulai dari 7 Desember sampai 11 Desember mendatang. “Ketentuan itu akan kita koordinasikan lagi dengan anggota yang lain,” ucap ketua Pokja Verifikasi dan Hukum KPU Sampang tersebut.

KM/ ACHMAD SYAIFUL ROMADHON

Sebelumnya, Ketua KPU Sampang KH Abu Ahmad Doveir Syah menuturkan, hasil sementara dari verifikasi faktual yang dilakukan oleh jajarannya, menghasilkan 4 parpol yang masih belum memenuhi persyaratan. Antara lain, persyaratan keterwakilan kuota perempuan

sebanyak 30 persen. “Ada satu parpol yang tidak memenuhi persyaratan kepengurusan dan 3 parpol yang tidak memenuhi persyaratan kuota 30 persen keterwakilan perempuan,” ujarnya kepada Kabar Madura, beberapa waktu lalu. Namun, sejauh ini, KPU Sampang belum bersedia mengumumkan hasil verifikasi faktual tersebut. Alasan mereka, hasil verifikasi tersebut masih bersifat sementara, dan masih ada masa perbaikan perpanjangan. Namun ditegaskan KPU Sampang, hasil verifikasi tersebut sudah disampaikan kepada seluruh parpol yang diverifikasi faktual oleh KPU Sampang. (KM10/yoe)

SUMENEP-Rekomendasi Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) untuk mengikutsertakan 18 Partai Politik (Parpol) dalam verifikasi faktual, menjadi angin segar bagi parpol yang semula tak diloloskan oleh KPU RI. Partai Kebangkitan Nasional Ulama (PKNU) misalnya, yang semula akan dipinang oleh Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), rupanya tidak akan mungkin lagi menyambut ajakan tersebut. Kesempatan dilakukan verifikasi faktual oleh KPU, rupanya menjadi momentum sangat penting bagi PKNU Sumenep. Jika sejumlah parpol lain kini tengah melakukan persiapan untuk Pemilu Legislatif (Pileg 2014), PKNU justru lebih konsentrasi terhadap proses verifikasi faktual. Sebab, sepertinya tidak etis jika saat ini telah berbicara pencalegan, karena masih belum ada yang pasti, parpol apa saja peserta Pileg 2014 mendatang. Ketua DPC PKNU Kabupaten Sumenep, Muhammad Husin mengatakan, seluruh parpol saat ini masih belum ada yang pasti untuk menjadi Peserta Pemilu 2014 mendatang. Sehingga, kata dia, sangat tepat membicarakan bacaleg 2014 ketika parpol telah dipastikan menjadi peserta Pileg 2014 mendatang. ”Sekarang masih belum ada yang pasti (bisa) menjadi peserta Pileg 2014. Semua parpol masih calon, karena KPU sedang melakukan verifikasi faktual. Jadi, lebih baik membicarakan nanti soal caleg 2014 setelah pasti,” terang Muhammad Husin, Rabu (5/12). Kendati dia enggan membicarakan persoalan bacaleg 2014 mendatang, bukan berarti PKNU tidak memiliki kader yang akan maju dalam Pileg 2014 mendatang. Bahkan, PKNU telah mempersiapkan dari awal terkait dengan kader yang akan

KM/BUSRI THAHA

MUHAMMAD HUSIN Ketua DPC PKNU Kabupaten Sumenep

maju dalam pemilu mendatang. Cuma, pihaknya masih akan lebih konsentrasi dalam proses verifikasi faktual terlebih dahulu. Menurutnya, dengan keputusan dari DKPP terhadap KPU untuk mengikutsertakan 18 parpol dalam proses verifikasi faktual, bukan berarti PKNU atau parpol lain harus menyerahkan kembali berkas dan KTA terhadap KPU Sumenep. Sebab, PKNU, untuk Kabupaten Sumenep, telah menyerahkan KTA lebih dari 1.000 atau 1/1.000 dari jumlah penduduk di kabupaten, serta berkas lain yang dibutuhkan. ”Kami tidak perlu menyerahkan berkas atau KTA kembali. Sebab, kami di PKNU telah menyerahkan sebelum verifikasi administrasi dan sudah lengkap. Cuma, besok (hari ini, red) kami mendapatkan undangan dari KPU. Mungkin penjelasan terkait dengan verifikasi faktual itu,” tandasnya. Sementara itu, anggota KPU Sumenep Muhammad Ilyas mengatakan, pihaknya memang hari ini mengundang pengurus tujuh parpol yang akan dilakukan verifikasi faktual. Undangan tersebut, untuk memberikan keterangan terhadap Parpol terkait dengan proses verifikasi faktual. ”Besok (hari ini, red) kami mengundang pengurus parpol. Undangan ini nantinya kami akan memberikan penjelasan terkait dengan proses verifikasi faktual terhadap tujuh parpol yang memiliki kepengurusan di Kabupaten Sumenep,” pungkasnya. (bus/yoe)

Jadikan Politik Sebagai Sarana Pengabdian

SITI AMANIYAH Santriwati Ponpes Annuqayah Lubangsa Putri

Email Redaksi: kabarmaduranews@gmail.com

SUMENEP-”Politik itu sarana untuk mengabdi kepada rakyat.” Kalimat bernada luhur itu meluncur dengan mantap dari sela-sela bibir Siti Amaniyah, dara cantik kelahiran 15 Juni 1991. Gadis yang kini masih masih nyantri di Ponpes Annuqayah Lubangsa Putri ini, diam-diam juga menjadi pemerhati politik, meski ruang geraknya terbatas. Semangat untuk meraih kekuasaan, sebenarnya bagian dari cara kerja masyarakat untuk mengabdi kepada negara. Dan ketika berbicara negara, dalam rumah demokrasi, rakyat adalah tuan rumahnya. ”Jadi, siapapun yang mencalonkan diri sebagai pemimpin, lalu terpilih, harus benarbenar mampu melayani rakyat. Jangan sampai lupa,” tandasnya seraya melempar senyum manis. Siti sangat menyayangkan, banyak

kalangan yang justru menjadikan politik sebagai sarana untuk meraih kekuasaan. Saat bicara kekuasaan, tentu akan membentuk kelas yang patron-klien, tumpang tindih, karena meniscayakan adanya penguasa dan yang dikuasai. ”Asumsi semacam itu saya rasa yang membuat para pemimpin menjadi tidak adil,” tuturnya. Menurut Siti, kotornya dunia politik seperti sekarang ini sebenarnya bermula dari asumsi masyarakat tentang politik itu sendiri. Jika jika masyarakat masih menganggap politik sebagai jalan untuk meraih kekuasaan, selama itu pula politik akan tetap dianggap kotor dan menjijikkan. ”Sebab, dari asumsi itu akan melahirkan tindakan. Jika asumsinya baik, maka tindakan politik dan kebijakan politiknya pun saya rasa akan baik. Tetapi kalau asumsinya sudah buruk,

Selama itu pula negaranya akan tetap korup dan tak maju-maju,” tegas Siti. Tentang politik sebagai sarana mengabdi, Siti mencontohkan, semasa hidupnya, Rasulullah Muhammad saw merebut kepemimpinan dari orang Yahudi, bukan semata-semata ingin meraih kekuasaan, tetapi menjadikan politik sebagai jalur untuk mengabdi kepada Tuhan dan syiar Islam. ”Hal itu juga dicontohkan oleh empat sahabatnya. Bahkan seperti Umar bin Khattab misalnya, sampai tidak mau makan sebelum melihat seluruh rakyatnya kenyang. Tindakan seperti itu, tidak lain karena politik bagi mereka bukan sarana untuk menguasai sesama, tetapi sabagai jalur pengabdian demi kepentingan dan kebahagiaan bersama,” ujar Siti saat menutup percakapan. (aqu/yoe)


10

KAMIS

6 Desember 2012

Guru di Kepulauan Belum Punya Rumdin Bisa Jadi Alasan untuk Mangkir dari Tugas Mengajar

KM/WAWAN AWALLUDDIN HUSNA

YANG PENTING ENAK: Namanya anak-anak, segala jajanan pun akan disantap, asalkan sesuai selera dan kocek mereka. Tak penting, higienis atau tidak, menyehatkan atau tidak. Padahal, di sekolah mereka mendapat pendidikan tentang kesehatan.

Sulit, Kontrol Jajanan Anak Sekolah SAMPANG-Keberadaan penjaja makanan kecil yang sering mangkal di sekitar sekolah masih cukup diminati terutama anak-anak, meskipun higienitasnya masih perlu dipertanyakan. Karena proses produksinya belum bisa dipastikan kadar kesehatannya. Apalagi sering ditemukan bahan makanan dari bahan-bahan berbahaya. Menurut Kepala Bagian Pelayanan Dinas Kesehatan Sampang Rahmat Hidayat, pada intinya masyarakat harus pandai memilih makanan yang sehat atau tidak. Untuk mencermati hal itu cukup mudah, setiap makanan yang akan dibeli cukup diperiksa kemasannya, apakah ada keterangan

tentang izin kesehatannya. Sayangnya Dinkes Sampang tidak bisa melakukan tindakan terhadap para pedagang jajanan yang tidak mengantongi izin produksi ataupun pengesahan, bahwa makanan terbut sehat untuk dikonsumsi . “Selama ini kami sudah melakukan imbauan kepada para penjual jajanan untuk tidak menjual makanan dari bahan berbahaya atau paling tidak melaporkan kepada Dinkes, bagaimana proses produksinya. Sayangnya mereka tetap membandel, jadi, kami kesulitan memantaunya,” kata Rahmat kepada Kabar Madura, Rabu (5/12).

Rahmat menambahkan, pihaknya sudah berulang kali melakukan pembinaan kepada para penjual jajanan, namun sampai saat ini mereka tetap tak mengindahkan imbauan Dinkes, bahkan tidak kunjung paham, kriteria makanan yang higienis atau tidak. “Tugas kami hanya membina, memberi imbauan dan melakukan penelitian terhadap makanan. Selebihnya sudah bukan tanggung jawab kami sepenuhnya,” terang Rahmat. Disinggung tentang upaya untuk mengantisipasi maraknya penjual jajanan tak resmi, Rahmat menyatakan, sudah menyurati seluruh kepala sekolah

untuk mengimbau para siswanya, supaya tidak membeli jajanan sembarangan. “Dinkes sudah mengimbau para kepala sekolah melalui surat, tapi kalau masih terjadi, ya, bukan domain kami lagi,” katanya. Namun Rahmat tidak bisa menjelaskan secara detail temuan-temuan Dinkes selama ini juga mengenai apa saja upaya yang sudah dilakukan Dinkes secara teknis. “Saya tidak bisa menjelaskan secara teknis, sub bagiannya masih tak ada di tempat. Namun beberapa waktu lau kami juga bekerjasama dengan BP POM turun ke lapangan,” kilahnya. (waw/yoe)

Email Redaksi: kabarmaduranews@gmail.com

KM/ AHMAD AINOL HORRI

H. AFANDI MAGHRIBI Warga asal Kepulauan

Minimnya fasilitas bagi tenaga pendidik yang bertugas di wilayah Kepulauan, bisa jadi merupakan salah satu penyebab, buruknya kinerja para guru di sana. Sebagaimana sering dikabarkan, banyak guru Kepulauan yang mangkir dari tugasnya, dengan berbagai alasan. Namun yang lebih mengemuka adalah, sulitnya transportasi menuju wilayah Kepulauan. Tak mengherankan apabila kegiatan belajar mengajar (KBM) di Kepulauan kerap tersendat-sendat. Mengingat hal itu, Ahmad Masuni berharap, dengan rencana Disdik membangun rumdin atau asrama guru, para pendidik itu bekerja lebih giat lagi, agar pendidikan di Kepulauan tak jauh ketinggalan dari pendidikan di Daratan. “Nanti kami juga usulkan peraturan ranah kerja di Kepulauan, ke Bupati. Mereka (para guru, red) juga harus dibatasi tapi ada penggantinya,” imbuh Masuni saat menjelaskan kinerja guru Kepulauan. Menenggapi rencana pembangunan rumdin atau asrama guru di Kepulauan itu, Afandi Maghribi berharap, Pemkab Sumenep lebih tegas lagi dalam memberi sanksi bagi guru-guru yang tetap nakal. Karena tidak ada artinya pembangunan fasilitas bagi guru jika tidak ada perubahan akan kualitas kinerja mereka. ”Dan juga, rumah-rumah itu harus dirawat, agar tidak seperti yang dulu,” pungkasnya. (rei/yoe)

Sengketa Lahan SDN 9 Sapeken Belum Tuntas

KURIKULUM Tak Perlu Buat Perangkat Pembelajaran PAMEKASAN-Adanya perangkat pembelajaran di dunia pendidikan, seperti silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan sejumlah perangkat lainnya, dinilai kurang produktif. Pasalnya hal tersebut hanya akan membuat sibuk guru, sementara kemampuannya tidak pernah diperhatikan. Itu disampaikan Fathur Rachman Ustman, dosen Universitas Madura (UNIRA) Pamekasan kepada Kabar Madura, Rabu(5/12) kemarin. Keberadaan perangkat pembelajaran tersebut disebut sebagai pembodohan saja. “Dengan adanya perangkat pembelajaran Bukannya itu tidak seperti silabus, bisa direalisasikan RPP dan lain-lain tetapi seakan sulit hanya membuat guru sibuk, seuntuk berjalan mentara kemammaksimal, seperti puan dari guru penambahan jam t e r s e b u t t i d a k belajar dan perubahan pernah diperhalainnya.” tikan. Sehingga h a l i t u t i d a k FATHUR RACHMAN memberikan USTMAN kontribusi besar Dosen UNIRA terhadap peserta didik,” ulasnya. Semestinya, guru ditekankan untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya bukan justru dikebiri dengan adanya hal hal yang tidak penting. Sebab yang paling penting katanya, memberikan ilmu pengetahuan secara maksimal kepada peserta didik itu sendiri. Untuk memupuk kemampuan siswa secara utuh, guru tidak perlu dibebani bermacam macam, sehingga guru bisa menajamkan kembali potensinya dengan maksimal. “Ya, begitulah Indonesia,” katanya. Terkait dengan perubahan sistem pendidikan di Indonesia, dia mengatakan, hal itu tidak perlu dilakukan sebab yang terpenting guru bisa memberikan ilmu yang dimilinya secara utuh. “Bukannya itu tidak bisa direalisasikan tetapi seakan sulit untuk berjalan maksimal, seperti penambahan jam belajar dan perubahan lainnya,” pungkas dosen yang sebentar lagi mendapat gelar doktor tersebut.(jck/yoe)

SUMENEP-Fasiltas bagi guru yang bertugas di wilayah Kepualauan belum memadai. mereka belum punya rumah dinas (rumdin) untuk dijadikan tempat tinggal, sehingga terpaksa tinggal di rumah warga setempat. Kenyataan itu manambah panjang daftar kondisi memprihatinkan guru-guru yang bertugas mengajar di wilayah Kepulauan. Selama ini, mereka harus hidup pas-pasan karena ongkos transportasi dan kebutuhan hidup lainnya, lebih mahal dibanding di wilayah Daratan. Di sisi lain para guru itu juga sering mendapat sorotan terkait kualitas kinerja mereka selama ini. Adalah H Afandi Maghribi, warga asal Kepulauan Masalembu yang mengungkapkan kisah mengenaskan para guru di wilayah Kepulauan itu. Katanya, mereka terpaksa tinggal di rumah-rumah warga setempat, untuk singgah beberapa waktu. “Kalau dulu ada rumah dinasnya, tapi sekarang sudah rusak,” kata Afandi kepada Kabar Madura, Selasa (5/12). Dia lantas membeber cerita tentang upaya para guru yang mengajar di Pulau Masalembu, untuk mendapatkan tempat tinggal. Ujarnya, para guru tersebut tinggal di rumah warga dengan beragam sistem. “Ada yang dengan sistem sewa, tapi ada juga yang gratis. Ada pula yang cukup membayar (ongkos listrik untuk) lampu setiap bulan,” tuturnya. Dikonfirmasi terpisah, Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Sumenep Ahmad Masuni mengatakan, Disdik akan mengupayakan adanya fasilitas rumdin bagi guru yang bertugas di wilayah Kepulauan. “Tahun 2013 akan diupayakan (pembangunan) asrama guru, ” ujarnya.

KM/ACH. QUSYAIRI NURULLAH

JADI SENGKETA: Warga Desa Kebunan, beberapa hari yang lalu, mempersoalkan penghuni rumah dinas guru SDN Kebunan I, yang tidak menjabat sebagai guru atau kepala sekolah di SDN itu.

Disdik Tak Boleh Bilang Tidak Tahu SUMENEP-Di wilayah Daratan, rumah dinas (rumdin) guru juga juga terbelit masalah. Yang sedang menjadi sorotan warga adalah rumdin guru SDN Kebunan I, Kecamatan Kota, Sampang. Rumdin guru itu dihuni warga yang bukan guru SD tersebut. Dinas Pengelolaan Pendapatan Keuangan dan Aset (DPPKA) Sumenep menegaskan, Dinas Pendidikan (Disdik) harus lebih cerdas dalam mengelola aset daerah tersebut. Kepala DPPKA Sumenep Carto menjelaskan, Disdik harus memiliki data yang jelas terkait aset daerah yang ada di bawah tanggung jawabnya. Baik berupa tanah maupun bangunan rumah dinas seperti yang sedang dipersoalkan di SDN Kebunan I. ”Terkait hal itu, Disdik tidak boleh bilang tidak tahu. Lupa sih gak papa, tapi kan masih bisa buka data,” tegas Carto. Selain itu, Carto juga membeberkan, target capaian untuk aset yang berada di bawah tanggung jawab Disdik masih

belum maksimal. Angka Rp 31,9 juta per tahun, sudah menjadi target pendapatan yang harus dipenuhi Disdik, dalam mengelola aset-aset di bawah tanggung jawabnya. Tapi, hingga kini target itu belum juga terpenuhi. Pengelolaan terhadap aset daerah tersebut, tahun ini hanya mencapai Rp 27.658.100 atau sekitar 86,7 persennya saja. “Laporan terakhir yang masuk ke saya segitu jumlahnya,” ungkap Carto. Sementara itu, warga Kebunan terus menerus mendesak Disdik agar segera mengambil tindakan tegas terhadap penghuni rumdin. Sebab, selain sudah tidak lagi menjabat sebagai guru di SDN Kebunan I, rumdin tersebut dicurigai dijadikan sarang maksiat. “Pokoknya saya tetap menuntut ketegasan disdidik,” tegas Abdurrahman, tokoh warga Kebunan. Namun demikian, Disdik terkesan hanya menunggu bola, bukan jemput bola. Saat terjadi pengusiran oleh masyarakat ter-

hadap penghuni rumdin, Senin lalu (03/12), Ahmad Masuni masih saja menunggu laporan dari pihak UPT (Unit Pelaksana Teknis) tentang status penghuni rumdin tersebut. “Yang pasti akan kami segerakan,” katanya, tanpa bisa memastikan kapan kejelasan kasus tersebut selesai. Ketidakjelasan pengelolaan aset seperti rumdin itu, disayangkan oleh DPPKA. Sebab, rumah dinas tersebut dibangun atas dasar usulan dari Disdik sendiri untuk kepala sekolah atau guru PNS, tetapi dalam kenyataannya malah ditempati oleh orang lain yang tidak menjabat sebagai guru atau kepala sekolah. ”Kalau memang tidak mau ditempati oleh guru, itu kan bisa dipergunakan buat gedung perpustakaan atau apapun yang bisa bermanfaat bagi sekolah itu. sehingga keberadaan bangunan tersebut bisa bermanfaat bagi sekolah. Ya kalau rumahnya ditempati oleh orang luar, harus di suruh keluar,” pungkas Carto. (aqu/yoe)

SUMENEP-Sengketa la- asal Kepulauan Sapeken, han yang terjadi di SDN menilai, sengketa lahan Sapeken 9, di Desa Saur yang terjadi di SDN SapeSaebus, Kecamatan Sapeken ken 9 itu patut disayangkan, (Kepulauan Sapeken, red) sebab Pemkab Sumenep mendapat kritikan pedas dari kurang cakap dan sigap berbagai kalangan. Karena, dalam menyelesaikan kasus hingga kini belum ada lang- tersebut. “Setelah saya tanya, kah kongrit dari Pemkab Sumenep untuk menyele- kabarnya UPT (Unit Peleksana Teknis) di sana itu saikan kasus tersebut. Untung, orang yang me- jarang ditempat, mestinyengketakan lahan seko- nya masalah seperti ini lah SDN Sapeken 9 men- di selesaikan secara baik, gatakan, hingga kemarin cukup di Kepulauan saja (5/12), belum ada kepastian menyelesaikannya bukan dari Pemkab maupun pi- di sini (Daratan, red). Itu hak sekolah terkait dengan yang saya sesalkan,” kritik tuntutannya, yakni meng- Bandur Aini, Selasa (5/12). Sebelumnya, ganti lahan itu, Kepala Dinas dengan uang Pendidikan sebagaimana Sumenep Ahpermintaannya. Saya minta mad Masuni Juga mengangpemerintah mengatakan, kat anaknya pihaknya akan menjadi penjaga Kabupaten segera menyelekebun di sekoSumenep saikan sengketa lah tersebut. secepatnya yang terjadi di “Belum ada,” menyelesaikan sekolah terseujarnya singkat masalah ini.” but. Pihaknya saat dikonfirmaakan menurunksi Kabar Madura UNTUNG an tim bersama via telepon sePemilik Lahan UPT Sapeken lulernya, Rabu untuk meny(5/12). elsaikan kasus Namun dia mengaku, telah membuka itu. “Nanti akan ada tim segel yang dipasangnya bersama UPT turun kes atas gedung sekolah terse- ana,” ujarnya, Selasa (4/12) but. Karena menurutnya, kemarin. Sementara, Moh Ridwan, ada kepala desa setempat berjanji akan mengurus Kepala UPT Sapeken menmasalah tersebut. Meski gatakan, sudah ada titik d e m i k i a n , U n t u n g b e r - temu dengan pihak pemilik harap, pembangunan di lahan untuk menyelesaikan sekolah tersebut, tidak di- sengketa tersebut. Dia juga lanjutkan sebelum semua mengakui sekolah tersebut sempat ditutup. “Namun masalahnya tuntas. “Saya minta pemerintah sekarang sudah dibuka dan (Kabupaten Sumenep) se- proses pembangunan terus cepatnya menyelesaikan jalan,” katanya saat ditemui Kabar Madura, di Kantor (masalah ini),” harapanya. B a d r u l A i n i , a n g g o t a Dinas Pendidikan Sumenep, Komisi A DPRD Sumenep Rabu (5/12). (rei/yoe)


KAMIS

11

6 Desember 2012

SUARA KOMUNITAS Ragukan Kualitas Mustaqim BANGKALAN-Kegagalan Persepam Madura United (P-MU) dalam Bupati Bangkalan Cup dan Inter Island Cup (IIC) 2012 menimbulkan kegalauan bagi suporter Madura. Penampilan pas-pasan yang ditunjukkan Anton Samba dan kawan-kawan tersaji dalam dua turnamen pra-musim tersebut. ”Ini memalukan nama Madura. Kekalahan di dua laga awal sudah mengindikasikan lemahnya koordinasi permainan P-MU. Jangan heran jika banyak yang menyebut P-MU hanya akan numpang lewat di ISL,” kesal Agus, K-Conk Mania asal Tanjung Bumi. Pria yang berprofesi sebagai dokter tersebut mengatakan bahwa sudah waktunya P-MU menyejajarkan diri dengan tim-tim besar lain di Indonesia. Ia juga sangat menyayangkan pernyataan pelatih Mustaqim yang selalu menyanjung tim lawan setelah P-MU mengalami kekalahan. ”Jangan setiap menelan kekalahan pelatih selalu menyanjung tim lawan dan mengakui jika kita lemah. Ini hanya akan menjadikan ciri khas Madura yang keras dan selalu berusaha menjadi yang terbaik hilang,” imbuhnya. Komentar senada juga datang dari Midi. Suporter P-MU asal Sumenep tersebut berharap agar manajemen kembali berfikir untuk melanjutkan kontrak dengan Mustaqim sebagai pelatih hingga akhir musim. Menurutnya, saat menangani PS Sumbawa Barat di Divisi Utama musim lalu Mustaqim bisa dikatakan gagal karena tidak mampu membawa tim asal Nusa Tenggara Barat tersebut promosi ke Indonesia Super League (ISL). ”Jangan pertaruhkan nama P-MU dan nama Madura hanya karena Mustaqim sudah dikontrak hingga akhir musim. Ini terlalu berisiko sebab Mustaqim gagal berprestasi musim lalu. Kami khawatir nasib P-MU akan sama dengan Deltras yang terdegradasi d a r i ISL,” ucap bapak seorang anak tersebut. Sementara itu belum ada tanggapan dari manajemen Laskar Sape Kerap terkait permintaan suporter Madura tersebut. Menurut informasi dari manajemen, kontrak tim pelatih P-MU memang akan berakhir akhir tahun 2013. Hal tersebut ditengarai menjadi alasan bagi manajemen untuk memutus kontrak pelatih asal Wonokitri, Surabaya. (bai/rr)

DI UJUNG TANDUK: Mustaqim dinilai gagal setelah dalam beberapa kali laga uji coba menuai hasil buruk.

JAJAL KEMAMPUAN: Pelatih Perseba Super Gelora Dewata, Nus Yadera (tengah), memberikan instruksi kepada anak didiknya saat menghadapi Persebaya DU dalam laga uji coba di Stadion Gelora 10 November Surabaya, beberapa waktu lalu.

Perseba Ikut Piala Gubernur KM/AHMAD BAIQUNI

Hanya untuk Berlatih, Tanpa Target Khusus

BANGKALAN-Persiapan serius yang dilakukan Perseba Super sebelum digulirkannya musim baru kompetisi Divisi Utama Liga Indonesia memasuki babak baru. Setelah gagal melanjutkan road show keliling Pulau Jawa karena terbentur Inter Island Cup (IIC) 2012, anak asuh Nus Yadera kini bisa kembali mendapat-

kan lawan tanding. Tidak tanggung-tanggung, tim yang kini bermarkas di Denpasar tersebut akan menjajal kekuatan Arema Cronous dan Persela Lamongan di ajang Piala Gubernur Jawa Timur 2012. Nus Yadera mengaku sangat bersyukur dengan keikutsertaan Perseba Super di ajang pramusim tersebut. Selain itu Nus juga tidak memasang target apaapa dalam turnamen pra-musim yang rutin digelar tersebut. Kepada Kabar Madura, Nus mengatakan bahwa keikutsertaan Laskar Suramadu dalam turnamen tersebut hanya un-

tuk mengukur kemampuan tim sebelum resmi berlaga di kompetisi Divisi Utama. ”Kita tidak memasang target muluk. Perseba hanya akan manfaatkan kompetisi pramusim ini untuk melihat kemampuan tim dan individu pemain. Apalagi sampai sekarang Perseba Super masih menjalani tahap seleksi pemain,” terang mantan pemain Gelora Dewata Bali tersebut. Disinggung mengenai mepetnya jadwal Piala Gubernur Jawa Timur dengan rencana kick off kompetisi Divisi Utama, Nus tidak memperma-

salahkannya. Menurutnya agenda kompetisi masih belum fix 100 persen sehingga memungkinkan adanya perubahan jadwal. ”Agenda kompetisi dimulai awal Januari, tapi besar kemungkinan akan mundur. Jadi kita tidak terlalu memusingkan hal itu. Kita siapkan saja tim ini semaksimal mungkin agar meraih prestasi membanggakan,” jlentrehnya. Keikutsertaan Perseba Super di Piala Gubernur Jawa Timur disambut gembira pendukung fanatiknya, K-Conk Mania. Barisan suporter yang ter-

Apa Kata Pemain P-MU tentang IIC 2012

“Kendati hanya turnamen pramusim, bagi saya pertandingan di Inter Island Cup menjadi ajang untuk menjajaki calon lawan di ISL mendatang. Tiga pertandingan yang saya ikuti di turnamen ini sangat penting dalam perjalanan karier saya ke depannya karena klub yang dihadapi adalah klub dengan sejarah panjang dan sudah lama malang melintang di ISL.”

INTER Island Cup (IIC) adalah ajang turnamen pra musim yang menggunakan sistem home turnamen. Kendati bukan pertandingan ISL, bagi sebagian pemain P-MU memiliki makna tersendiri. Hal itu terjadi karena musim kompetisi sebelumnya mereka hanya mentas di Divisi Utama. Berikut penuturan pemain tersebut kepada Kabar Madura

“Saya bersyukur diberi kepercayaan pelatih untuk dimainkan di semua laga di IIC. Kendati bukan kompetisi ISL, karena tim yang dihadapi adalah klub peserta ISL menjadi ajang pembuktian jika Madura memiliki talenta sepakbola. Apa lagi laga kemarin disaksikan oleh Indonesia karena disiarkan langsung oleh televisi.”

DOKUMEN

ISSAC DJOBER

“Saya tidak menyangka saja jika P-MU akan bertanding dengan Persib Bandung, Persidafon dan Persegres. Serasa mimpi saja. Apalagi saya kemarin dipercaya untuk turun pada menit pertama ketika meladeni Persib.”

DOKUMEN

M. ERVAN HIDAYATULLAH

gabung dalam forum koordinator wilayah (korwil) itu menilai bahwa hal ini bisa menjadi ajang untuk melakukan koordinasi dukungan bagi Perseba Super. ”Ini tentu menjadi kabar baik bagi pendukung setia Perseba Super. Apalagi kita akan bertemu dengan dua raksasa ISL, Arema Cronous dan Persela Lamongan. Tentu akan banyak pelajaran berharga yang diterima Perseba Super yang dimulai 24 desember mendatang,” tutur Yunus Mansur, Ketua Forum Korwil K-Conk Mania. (bai/rr)

“Kebanggaan bagi saya bisa bermain dengan pemain besar seperti M. Ridwan. Bahkan saya sempat berjibaku dengan Eduard Ivakdalam yang saya anggap sebagai guru dalam sepakbola. Sebab dia senior yang hingga kini masih turun dalam pertandingan.”

DOKUMEN

DOKUMEN

SUDIRMAN

ROSSY NOPRIHANIS

KM/TABRI S MUNIR

Catatan Proses Perjalanan Panjang Pembentukan Tim P-MU (3)

Salah Pilih, Bisa Dapat Pemain Berusia Senja dan ”Cacat” Selayaknya membeli buah mangga saat musim hujan tiba, jika tidak seksama akan mendapati mangga yang busuk dan penuh ulat kendati kulit luarnya terlihat ranum. Demikian juga dengan proses perburuan pemain sepakbola, lengah sedikit akan mendapati pemain “cacat”. Hal itu juga berlaku umum diakukan oleh agen pemain. Modusnya beraneka ragam, bahkan internetpun melalui youtube menjadi salah satu alat pembenar mereka. TABRI S MUNIR, Bandung SELAMA proses pembentukan tim, ”cacat” yang sering disembunyikan oleh pemain asing adalah pencurian umur. Hal ini dianggap sebagai hal yang lumrah dilakukan oleh agen karena proses tes kesehatan pemain yang dilakukan oleh tim tidak sampai memeriksa keabsahan umur. Mereka cukup melihat curriculum vitae pemain yang disodorkan agen. Proses pencurian umurnyapun sangat sederhana, yakni cukup menurunkan usia pemain empat hingga enam tahun. Sebagai tim baru

yang akan berlaga di ISL, P-MU pun sempat mengalaminya. Mbom Julien dan Ito Dan, adalah dua pemain yang mengaku usianya masih di bawah 30 tahun. Namun nyatanya Mbom Julien jika dilihat dari ciri fisknya serta kemampuan bertarung di lapangan diduga berusia 38 tahun. Sembilan tahun lalu ketika pemain plontos tersebut memasuki pentas sepakbola Indonesia, ia mengaku sudah berusia 29 tahun. Demikian juga dengan Ito Dan. Pemain asal Jepang tersebut dikatakan agennya

Email Redaksi: kabarmaduranews@gmail.com

KM/DOK

PULANG KAMPUNG: Selain diduga memiliki riwayat cedera serius, Ruben Reyes Diaz dipulangkan setelah gagal menampilkan permainan terbaiknya selama proses seleksi pemain P-MU

berusia 29 tahun, nyatanya usia pemain tersebut 37 tahun. Persoalan umur terebut jika dikonfirmasi kepada agen akan dijawab dengan enteng bahwa mereka akan menjawab salah ketik. “Cacat” kedua yang

sering disembunyikan oleh agen pemain adalah riwayat cedera. Dengan menyembunyikan riwayat cedera, pemain yang ikut seleksi seakan bersikap seakan-akan pemain bintang dan manja. Mulai dari masih terlalu ca-

pek, menunggu lawan yang tepat, belum siap dimainkan, hingga ‘menyiksa’ tim medis dengan meminta obat dan peraawatan macam-macam. Selama masih belum memiliki kejelasan apakah akan dikontrak atau

tidak, pemain “cacat” tersebut seakan-akan memaksa untuk ikut bermain. Dan jika dipercaya tampil di lapangan, sang pemain akan membuat kesalahan untuk kemudian minta diganti pemain cadangan. Modus tersebut akan tetap dilakukan hingga pemain tersebut mendapatkan tanda tangan kontrak. Jika tidak teliti dalam gejala ini, maka tim akan mengalami kerugian besar. Usai dikontrak, pemain akan bermain satu kali untuk kemudian cedera dan istirahat total hingga akhir musim. Gejala tersebut sempat terlihat pada Tommy Rifka Putra, Ruben Reyes Diaz, Mbom Julien dan Ali Khadafi. Kedati menampilkan permainan apik selama proses seleksi awal, lambat laun kondisi “cacat” tersebut akan ketahuan juga, tetapi butuh waktu lama, minimal setelah melakkukan latihan bersama selama satu bulan. “Cacat” ketiga yang juga menjadi cara untuk men-

gakali manajer dan tim pelatih dengan menyertakan curiculum vitae yang menyebut klub tenar di negaranya. Sebut saja, Maysam Salehe Shoushtari. Pemain yang ketahuan baru memposting aksi permainan sepak bolanya melalui youtube pada akhir Oktober lalu tersebut mengaku pernah bermain di Sepahan FC, klub terkenal di Iran. Setelah dilakukan pengecekan, Maysam tidak pernah sekalipun bermain di klub tersbeut. Maysam hanya bermain di klub pinggiran dengan prestasi klub menengah ke bawah, yakni Teheran Kevlan FC. Apakah pemain yang terlanjur ikut seleksi jika memiliki “cacat” seperti itu harus dipertahankan? Jawabannya tidak segampang membalikkan telapak tangan. ”Pelatih dan manajer memilik cara pandang berbeda dalam menilai pemain. Prosesnya memang panjang,” katanya. (rr-bersambung)


Mengenal Lebih Dekat Sosok Calon Bupati Bangkalan, Imam Buchori Cholil

Peduli Kesehatan Masyarakat dan Soroti Bidang Pendidikan IMAM Buchori Cholil yang akrab disapa Ra Imam telah menyiapkan sejumlah program di bidang kesehatan untuk masyarakat Bangkalan. Hal tersebut dilakukannya untuk mencukupi kebutuhan nutrisi dan gizi warga, khususnya ibu hamil dan bayi. ”Kami sudah menyiapkan progam untuk kesehatan masyarakat. Kalau Saya ditakdirkan menjadi Bupati Bangkalan, program tersebut akan dilaksanakan supaya warga Bangkalan sehat,” terang Ra Imam. Ia menjelaskan, pada bidang kesehatan masyarakat, masalah yang dihadapi tidak hanya berkutat pada penanggulangan orang sakit, tetapi juga kesehatan masyarakat terkait

12

KAMIS

ketercukupan nutrisi dan gizi untuk ibu hamil dan bayinya. ”Dalam konteks program kerja, yang akan dilakukan berupa inventarisasi kebutuhan sarana-prasarana kesehatan masyarakat oleh Dinas Kesehatan. Lalu pemberdayaan tenaga medis dan non-medis di lingkungan Dinas Kesehatan,” ungkapnya. Ra Imam menambahkan, pemberdayaan dan pembinaan tenaga kesehatan masyarakat di luar Dinas Kesehatan juga perlu mendapatkan perhatian seperti pemetaan kondisi kesehatan masyarakat dan pemberian jaminan kesehatan daerah (Jamkesda) bagi rakyat miskin secara efektif.

UNTUK RAKYAT: Ra Imam (tiga dari kiri) memprioritaskan bidang kesehatan dan pendidikan untuk masyarakat Bangkalan.

KM/SYAIFUL ISLAM

Sementara salah satu masalah dalam pendidikan formal, permasalahan yang dihadapi yaitu rendahnya tingkat partisipasi sekolah dan rendahnya kualitas output lulusan dari sekolah dini hingga sekolah menengah di Bangkalan. ”Permasalahan tersebut diakibatkan karena kondisi pendidikan informal masyarakat yang sebagian besar belum faham benar pentingnya sekolah. Serta klasifikasi pendidikan agama dan umum yang menyebutkan jika pendidikan umum diidentikkan sekuler yang hanya berorientasi duniawi,” ucapnya. Masalah lainnya adalah masalah yang dihadapi pendidikan

non-formal seperti terbatasnya kursus-kursus keahlian yang diperlukan. Oleh karena itu pemerintah perlu memberikan motivasi untuk membuka lembaga kursus serta membina dan mensertifikasi agar outputnya dapat didistribusikan di sektor-sektor ekonomi swasta seperti pertanian dan sub-sektornya, pertambangan, industri, dan sektor ekonomi lainnya. Selanjutnya pengefektifan wajib belajar 9 tahun dan sekolah gratis oleh Dinas Pendidikan. Inventarisasi dan pemberian dukungan untuk pemenuhan kebutuhan lembaga pendidikan non-formal. Serta inventarisasi kebutuhan kursuskursus yang relevan. (ful/rr/adv)

6 Desember 2012

Ujian untuk Mennoh Tes Case Posisi Playmaker P-MU

WWW.LIBERIASOCCER.COM

PLAYMAKER: Stephen Mennoh (nomor 26) digadang mampu menjadi pengatur serangan P-MU dan memanjakan striker dengan umpan-umpan matangnya.

BANDUNG-Langkah mendaftarkan nama Osas Marvelous Ikpefua Saha sebagai punggawa Persepam Madura United (P-MU) dalam pelaksanaan Inter Island Cup (IIC) 2012 sempat disesali jajaran manajemen dan pelatih Laskar Sape Kerap. Striker asal Nigeria tersebut tidak bisa dimainkan dalam tiga laga di grup B yang digelar di Stadion Siliwangi Bandung karena masih berkutat dengan cederanya. Didaftarkannya pemain yang mempersunting perempuan asal Solo tersebut mengandung konsekuensi jatah tiga pemain asing P-MU di IIC 2012 terpenuhi. Selain Osas Saha, P-MU juga

mendaftarkan Emile Bertrand Mbamba (Kamerun) dan Muhammadou Tassio Bako (Kamerun). Namun dalam tiga laga di kota kembang, Laskar Sape Kerap hanya dua pemain non-Asia. Manajemen dan tim pelatih P-MU terus berupaya untuk segera mendapatkan pemain pengganti Osas Saha. Melalui proses panjang dan komunikasi yang serba cepat, akhirnya Manajer P-MU Achsanul Qosasi, mendapatkan tambahan pemain asal Liberia Stephen Mennoh. Selesai mendapatkan kepastian dari Mennoh bergabung dengan P-MU, giliran selanjutnya mendafatarkan nama pemain dalam skuad P-MU di IIC. Prosesnya sangat rumit, karena harus mendapatkan persetujuan dari KPSI La Nyalla Mahmud Mat-

talitti dan rekomendasi dari PT Liga Indonesia selaku pelaksana turnamen IIC. ”Mennoh untuk sementara akan menggantikan posisi Osas dalam skuad P-MU yang saat ini sedang cedera. Untungnya proses peralihan nama pemain asing mendapatkan persetujuan dari PT LI,” ujar Mustaqim, pelatih P-MU. Bergabungnya Stephen Mennoh dalam skuad Laskar Sape Kerap akan mereduksi posisi Mbom Julien. Mennoh diuji kemampuannya untuk berperan sebagai pengatur serangan atau playmaker P-MU. “Butuh dua kali pertandingan untuk menilai pemain tersebut mampu mengemban peran sebagai palymaker P-MU. Pertandingan tadi (kemarin, red) hanyalah salah satu proses seleksi yang seang dijalani,” jelas mantan pelatih PON Jatim dan Persela Lamongan tersebut. (bri/rr)

Seperti Laga Usiran Atas Peresmian

BPR – BASS PT Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Oleh Deputi Gubernur Bank Indonesia

Yusuf Chandra Direktur Utama

Email Redaksi: kabarmaduranews@gmail.com

LAGA terakhir grup B IIC yang mempertemukan P-MU kontra Persegres Gresik United di Stadion Siliwangi Bandung, tadi malam, layaknya pertandingan usiran. Sedikit sekali penonton yang terlihat di tribun stadion kebanggaan masyarakat Jawa Barat tersebut. Hal tersebut tidak lepas dari keberadaan tuan rumah Persib Bandung yang telah memastikan diri lolos ke semifinal IIC setelah membekuk Persidafon Dafonsoro 3-2 di laga jam pertama. Persib pun meraih poin sempurna 9, dari tiga kali kemenangannya. “Seperti laga usiran saja. Tidak ada penonton sama sekali di semua tribun,” canda Chandra Gunawan, official P-MU. Berbeda dengan laga sebelumnya, ketika Persib bersua Persidafon Dafonsoro yang dimulai pukul 15.30, ribuan bobotoh terlihat ‘membirukan’ tribun di Stadion Siliwangi. Kendati laga kemarin tanpa penonton yang memadati Stadion Siliwangi, terdapat puluhan suporter P-MU yang tetap setia memberikan dukungan terhdap P-MU. Kebaradaan puluhan suporter P-MU tersebut setidaknya mampu meredam dahaga dalam pertandingan tadi malam. (bri/rr)

KM/TABRI S MUNIR

SEPI: Tribun penonton di Stadion Siliwangi Bandung terlihat sepi saat pertandingan.


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.