Edisi 4 Februari 2013

Page 1

Kabar Bangkalan Kini, SGB Tidak Seramai Dulu Akibat Penerapan Retribusi Parkir Kabar Sampang Kota Tidak Layak Jadi Ibukota Langganan Banjir, Persulit Roda Pemerintahan Kabar Pamekasan MLSB Terus Tagih Janji Camat dan Bulog Perihal Data Distribusi Raskin

TWITTER

@k b @kabarmaduranews d

Kabar Sumenep Soal KIP, Komisi A Akan Undang Diskominfo 10 Nama Telah Diusulkan

Pemain Minta Maaf pada Suporter

SENIN 4 Februari 2013

Cuaca Panas-Dingin, Takluk 2-0 WAMENA-Hingga pertandingan ketiganya kemarin (3/2), trend kekalahan masih terus menyelimuti Persepam Madura United (P-MU).

Melakoni pertandingan di Stadion Pendidikan Wamena, Laskar Sape Kerap dihempas Tim Badai Pegunungan –julukan Persiwa Wamena. Bertanding di stadion yang terkenal angker bagi tim tamu, Zainal

Arif dan kawan-kawan masih belum mampu memberi hadiah poin bagi klub kebanggaan warga Madura tersebut. Usai berjuang 2 x 45 menit, mereka harus menyerah dengan skor 2-0 (1-0). Bersambung ke Hal 6

KM/TABRI S. MUNIR

TAK DICUKUR: Dikawal dua pemain Persiwa Wamena, Issac Y.M. Djober (7) menggiring bola di rumput lapangan Stadion Pendidikan yang cukup tinggi.

Analisis Politik Pilgub Jatim 2013 SUMENEP-Pemilihan Gubernur Jawa Timur (Pilgub Jatim) 2013 setidaknya tinggal 6 bulan lagi. Bursa pasangan calon pun terus menggelinding. Begitu pula di kalangan warga Nahdliyin, khususnya di Madura. Selain pilihan Saifullah Yusuf atau akrab disapa Gus Ipul yang di-

anggap tidak konsisten membela kepentingan warga Nahdliyin, sebagian masyarakat justru semakin simpatik dengan Khofifah Indar Parawansa. Belakangan, muncul wacana di kalangan warga Nahdliyin menggandengkan Khofifah dengan Fuad Amin atau Ra Fuad yang akan segera melepas jabatannya sebagai Bupati Bangkalan. Khofifah Indar Parawansa dianggap sejumlah kalangan

salah satu kader NU yang sangat potensial. Politisi perempuan kelahiran Surabaya itu tidak hanya memiliki popularitas, namun juga mempunyai elektabilitas yang tinggi, sehingga komitmen untuk maju dalam Pilgub Jatim 2013 mendatang diyakini mampu bersaing bahkan bisa mengalahkan pasangan KarSa (Soekarwo dan Saifullah Yusuf). ”Jika mengacu pada pemilihan

Pembangunan Tahap II Dianggarkan Rp 7,5 M

Wacana

Krampon Layak Jadi Pusat Kota Sampang SAMPANG–Seiring dengan seringnya banjir melanda ibukota Kabupaten Sampang, makin marak usulan untuk memindahkan ibukota Sampang yang sekarang ke sejumlah daerah kecamatan lainnya. Bersambung ke Hal 6

Obituari

Dukungan yang Membahagiakan WAMENA-Jan ji warga Madura yang bermukim di Wamena untuk mendukung tim kebanggaan Madura dibuktikan kala P-MU menantang tuan rumah Persiwa Wamena, Minggu (3/2). Tidak banyak memang jumlah warga Madura yang datang langsung ke tribun Stadion Pendidikan Wamena, kemarin. Bersambung ke Hal 6

KM/TABRI SYAIFULLAH MUNIR

BERSARUNG DAN KOPIAH: Para warga Madura yang tinggal di Wamena saat mendatangi penginapan pemain P-MU di Hotel Baliem Pilamo.

Tradisi Rokat Jalan Warga Kampung Ketengan, Burneh Bangkalan KM/BUSRI THAHA

HASAN MUDHARI

Mantan Birokrat, Dikenal Pribadi Komprehensif SUMENEP-Segenap pimpinan dan anggota DPRD Sumenep tentu berduka cita terhadap meninggalnya Sekretaris Komisi A, Drs H Hasan Mudhari. Politisi dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang beberapa hari lalu sempat kaget ketika wawancara dengan Kabar Madura, terkait dengan kasus yang menimpa Presiden PKS, Lutfi Hasan Ishaaq (LHI), kini telah meninggal dunia, Minggu (3/2) kemarin. Bersambung ke Hal 6 Email Redaksi: redaksi@kabarmadura.co.id

pilgub kemarin, Insyaallah Khofifah menang melawan Soekarwo-Gus Ipul, karena Khofifah bukan hanya memiliki popularitas tapi juga dengan elektabilitasnya. Hanya saja butuh wakil yang bisa mendongkrak dukungan dari masyarakat,” ungkap Rahbini, Wakil Sekretaris Pengurus Cabang Gerakan Pemuda Ansor Sumenep, Minggu (3/2) kepada Kabar Madura. Bersambung ke Hal 6

Digelar Saat Maulid, Wujud Doa agar Tidak Ada Kecelakaan Jalan Raya Ketengan di Kab. Bangkalan dikenal sebagai jalan dengan arus lalu lintas padat di Bangkalan, bahkan termasuk salah satunya di Pulau Madura. Wajar saja jika jalan pintu masuk kota Bangkalan sering terjadi kecelakaan. Karena itulah di lokasi tersebut, warga kampung Ketengan menggelar Rokat (selamatan-red.) Jalan.

SIRAM: Warga kampung ketangan setiap tahun menyelengarkan Tradisi Rokat Jalan yang disleengarakan bersamaan dengan perayaan maulid nabi. (3/1)

FIRMAN GHAZALI AKHMADI, Bangkalan HUJAN baru saja reda setelah kurang lebih 3 jam mengguyur sebagaian wilayah Bangkalan, kemarin (3/2) siang. Seolah berlomba dengan hujan yang terus mengguyur, sejumlah warga di sepanjang jalan raya Ketengan tergesa-gesa membawa beraBersambung ke Hal 6 gam bingkisan.

PAMEKASAN-Publik penggila bola di Madura, khususnya di Kabupaten Pamekasan bisa sedikit bersuka hati terkait dengan kelanjutan pembangunan stadion sepakbola yang hingga kini belum tuntas 100 persen. Pembangunan stadion tersebut akan dapat diselesaikan sesuai target awal. Bahkan, untuk pengerjaan pembangunan stadion tersebut pada tahun 2013 telah dianggarkan senilai Rp 7,5 miliar. Kepala Dinas Pemuda, Olahraga dan Kebudayaan (Disporabud) Kab. Pamekasan Jon Yulianto mengungkapkan pembangunan stadion sepakbola tersebut tidak akan mangkrak, karena pembangunan tersebut akan ada pengerjaan tahap selanjutnya. Bersambung ke Hal 6

KM/FATHOR RAHMAN

KM/FIRMAN GHAZALI AKHMADI

OPTIMISTIS: Stadion sepakbola Pamekasan yang hingga saat ini masih dalam tahap pengerjaan.


2

SENIN

4 Februari 2013

Angin Kencang, Suramadu Ditutup LABANG-Hujan deras disertai angin kencang berkecepatan 70-80 kilometer per jam, Minggu (3/2) siang sekira pukul 12.00 membuat pengelola Jembatan Suramadu memutuskan untuk menutup total sementara kendaraan yang melintas. Dengan alasan sangat berbahaya bagi kendaraan yang melintas di atas Jembatan Suramadu, pengelola menutup hingga sekitar 20 menit. ”Tadi ditutup sekitar pukul 12.00 dan 20 menit kemudian kami buka karena kecepatan angin sudah mulai melemah,” ungkap Suharyono, Kepala Gerbang Tol Suramadu, kepada Kabar Madura. Penutupan sementara jembatan yang menghubungkan pulau Madura dan Jawa tersebut berimbas pada kemacetan kendaraan yang hendak melintas, baik di sisi Bangkalan maupun Surabaya. ”Untuk roda empat, antreannya mencapai 700 meter di sisi Madura dan 1 kilometer di sisi Surabaya. Sementara untuk motor antreannya sekitar 100150 meter di kedua sisi,” detail

Suharyono. Setelah kecepatan angin mereda, jembatan terpanjang di Indonesia tersebut kembali dibuka dan kondisi lalu lintas berangsur normal. ”Jembatan dibuka setelah kecepatan angin menurun hingga 36 km/ jam,” tandas Suharyono. Sejumlah pengendara yang hendak melintas mengaku perjalanan mereka terganggu. Namun mereka menilai apa yang dilakukan pengelola Jembatan Suramadu merupakan langkah tepat demi keselamatan pengendara, terutama pengendara sepeda motor. ”Saya pernah melintas Jembatan Suramadu waktu angin bertiup kencang. Motor saya oleng ke samping akibat terdorong angin,” ungkap Rasi, 37, pengendara motor yang hendak melakukan perjalanan menuju Surabaya. Penutupan Jembatan Suramadu, kemarin, merupakan kali ketiga yang dilakukan pengelola dalam tahun 2013. Sebelumnya dua kali penutupan dilakukan pada bulan Januari lalu dengan alasan yang sama, yakni angin yang bertiup kencang. (fir/rr)

KM/FIRMAN GHAZALI AKHMADI

DEMI KESELAMATAN: Ratusan kendaraan roda dua terpaksa menghentikan perjalanan mereka di pintu gerbang Jembatan Suramadu sisi Madura karena pengelola menutup akses akibat angin yang bertiup kencang.

Kini, SGB Tidak Seramai Dulu

KRIMINAL

Akibat Penerapan Retribusi Parkir

KM/DOK

MILIKI JARINGAN: Tersangka Soleh tergolek tidak berdaya setelah ditembus tiga timah panas aparat kepolisian. Kini polisi sedang mengembangkan kasus tersebut.

Kasus Soleh Terus Dikembangkan KOTA-Kasus pencurian kendaraan bermotor (curanmor) yang dilakukan oleh Soleh, gembong curanmor yang dihadiahi tiga timah panas oleh aparat Kepolisian Resor Bangkalan, terus dikembangkan oleh petugas. Petugas berusaha mengungkap jaringan Soleh dalam kasus curanmor di Bangkalan dan Madura pada umumnya. Selain itu juga tidak menutup kemungkinan bakal ada tersangka baru dan barang bukti baru hasil pengembangan dari kasus tersebut. “Kami terus kembangkan kasus ini karena tersangka Soleh dalam melancarkan aksinya tidak hanya di satu TKP saja, melainkan lebih. Tapi kami masih belum mengungkap identitas jaringan Soleh karena khawatir mereka melarikan diri,” terang Wakapolres Bang”Kami berharap dengan kalan, Komisa r i s P o l i s i ditangkapnya Soleh bisa menjadi pintu masuk Budi Santoso, untuk mengungkap Minggu (3/2). jaringan curanmor di Terkait kond i s i S o l e h Bangkalan dan Madura pada umumnya. Kami yang saat yakin Soleh memiliki ini masih mendekam di jaringan karena hampir balik terali besi seluruh kasus curanmor melibatkan kelompok tahanan Madan jaringan.” polres Bangkalan, Budi menjelaskan KOMPOL. BUDI SANTOSO Wakapolres Bangkalan jika kondisi Soleh yang menerima ‘hadiah’ tiga kali tembakan sudah membaik. Bahkan, Soleh sudah bisa menjawab pertanyaan yang diajukan oleh tim penyidik. Dari jawaban yang diberikan Soleh saat penyidikan, petugas sudah bisa meraba beberapa nama yang akan dijadikan target operasi (TO) pengembangan kasus ini. Petugas meyakini bahwa kasus curanmor tidak mungkin dilakukan secara sendiri, melainkan melibatkan jaringan yang memiliki tugas berbeda-beda. ”Kami berharap dengan ditangkapnya Soleh bisa menjadi pintu masuk untuk mengungkap jaringan curanmor di Bangkalan dan Madura pada umumnya. Kami yakin Soleh memiliki jaringan karena hampir seluruh kasus curanmor melibatkan kelompok dan jaringan,” ungkap Budi. Untuk mengantisipasi meningkatnya angka curanmor di Bangkalan, Polres setempat berusaha mempertipis ruang gerak pelaku kejahatan dengan menggelar operasi sikat mulai 23 Januari hingga 5 Februari dengan sasaran 3C (curas, curat dan curanmor, red) dan senjata tajam serta senjata api.(ful/rr) Email Redaksi: kabarmaduranews@gmail.com

KOTA-Sejak pemberlakuan retribusi parkir bagi setiap kendaraan bermotor yang masuk ke halaman parkir Stadion Gelora Bangkalan (SGB) per 27 Januari lalu, kawasan luas yang selama ini menjadi salah satu objek kunjungan masyarakat Bangkalan kondisinya tidak lagi seramai dulu. Bahkan pada waktu akhir pekan, kunjungan masyarakat terlihat menurun jika dibandingkan dengan akhir pekan sebelumnya. Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Bangkalan selaku pihak penarik retribusi parkir, mengaku hal tersebut dilakukan untuk meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) Bangkalan. Budi, seorang penjual es di halaman SGB mengeluhkan kondisi sekitar stadion yang sepi pengunjung sejak pemberlakuan retribusi parkir tersebut. ”Jumlah pengunjung

KM/AGUS JOSIANDI

OMZET TURUN: Sejumlah pedagang di halaman parkir SGB mengeluhkan sepinya pengunjung meski saat akhir pekan dampak dari dipungutnya retribusi parkir oleh Dishubkominfo.

saat ini sedikit. Otomatis berpengaruh terhadap omzet dan pendapatan para pedagang. Kondisi ini berlangsung sejak sepekan lalu saat pengunjung

ditarik parkir,” tegasnya. Kepala Dishubkominfo Bangkalan, Abdul Hamed, melalui Kepala Bidang Sarana dan Prasarana, Zainal Arifin, men-

gatakan bahwa pemberlakuan retribusi parkir di halaman parkir SGB sesuai dengan Peraturan Daerah (Perda) Bangkalan Nomor 9 tahun 2010 tentang

Retribusi Tempat untuk Parkir. Menurut Zainal, hal tersebut dilakukan sebagai salah bentuk persiapan sebelum pemindahan Pusat Makanan Rakyat (Pumara) dari tempat yang lama ke tempat baru. ”Ini sudah sesuai dengan perda dan untuk persiapan pemindahan pumara ke tempat baru. Segalanya perlu persiapan yang matang,” ujar Zainal saat ditemui di Gedung DPRD Bangkalan, beberapa waktu lalu. Ia menjelaskan, banyaknya pengunjung yang berada di halaman parkir SGB merupakan potensi untuk meningkatkan PAD Bangkalan. ”Ini merupakan juga potensi untuk meningkatkan PAD Bangkalan. Jadi kita harus maksimalkan pengelolaannya,” jawabnya. ”Area parkir SGB harus dikelola secara maksimal agar pengaturan parkir menjadi tertib mengingat SGB merupakan salah satu tempat yang sering dikunjungi masyarakat Bangkalan. Apalagi jika ada even-even yang dapat menyita perhatian publik seperti sepakbola dan konser musik,” pungkas Zainal. (jos/rr)

Adipoday Chess Club, Sekolah Catur Pertama di Madura KOTA-Tercatat mulai Minggu (3/2), Ia menjelaskan, sebenarnya banyak Madura memiliki sekolah catur yang bibit-bibit muda catur di Bangkabertujuan mengembangkan bakat lan yang perlu diberi wadah untuk dan minat generasi muda terhadap menjembatani minat dan bakatnya olahraga catur. sehingga keahlian dan skill mereka Adipoday Chess Club, bisa terus diasah sehingga nama sekolah catur tersemenghasilkan atlet catur but, memilih Bangkalan muda baru yang bisa bersasebagai kawah candraing di tingkat regional dan dimuka pecatur-pecatur nasional. muda Madura yang diper”Adipoday Chess Club siapkan untuk mengharumadalah yang pertama di Madkan nama Madura di dunia ura. Itulah tekad dan upaya catur regional dan nasional. kami untuk mengharumkan Bertempat di lantai III nama daerah, syukur-syukur Bangkalan Plaza, acara bisa mengharumkan nama launching Adipoday Chess bangsa,” tegasnya lagi. KM/ABDUR ROHIM Club dihadiri sejumlah pejLaunching Adipoday Chess FAHRI ARIF abat Pemerintah Kabupaten Club menjadi semakin lengKetua Adipoday Chess Club (Pemkab) Bangkalandan, kap dengan kehadiran MasKONI Bangkalan, Ketua ter Internasional (MI) Ronny Pengprov Percasi Jawa Timur, Ke- Gunawan sebagai bintang tamu. pala Dinas Pendidikan Bangkalan, Ronny mengajak 30 pecatur terbaik Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Madura untuk bertanding secara si(Dispora) Bangkalan, Kepala Sekolah multan sekitar enam jam. di Bangkalan, dan Pengurus Cabang Fahri berharap, Adipoday Chess (Pengcab) Percasi se-Madura. Club yang berlokasi di Jalan HOS Di sela sambutannya, Ketua Peng- Cokroaminoto No.82-A nantinya bisa prov Percasi Jawa Timur, Henky Kur- lebih dikenal sebagai lembaga pendiniadi, mengutarakan kebanggaannya dikan dan pelatihan olahraga catur seterhadap Adipoday Chess Club yang hingga output yang dihasilkan adalah peduli mencari dan memupuk bibit- atlet-atlet catur muda yang handal, bibit pecatur muda Madura dan Jawa berkompeten, dan berprestasi. Timur pada umumnya. ”Pecinta catur Bangkalan dan PILIHAN WAKTU Madura sekarang boleh berbangga! PROGRAM PEMBELAJARAN Hari ini (kemarin, red) Adipoday Pemula (Basic) Sabtu (13.00 WIB) Chess Club telah resmi dibuka untuk membina atlet-atlet catur muda BangLevel 1 (Intermediate) Minggu (09.00 WIB) kalan dan Madura,” tutur Fahri Arif, Level 2 (Advance) Menyesuaikan Ketua Adipoday Chess Club, di sela launching.

KM/ABDUR ROHIM

SIMULTAN: Master Internasional Ronny Gunawan menghadapi 30 pecatur Madura dalam acara launching Adipoday Chess Club di Bangkalan, kemarin.

“Launching Adipoday Chess Club ini juga sebagai momen rekruitmet siswa. Dalam salah satu program ini,

kami akan memberikan beasiswa bagi siswa yang berprestasi,” tutupnya. (roh/rr/adv)


SENIN

3

4 Februari 2013

Kota Tidak Layak Jadi Ibukota Langganan Banjir, Persulit Roda Pemerintahan

KM/ ACHMAD SYAIFUL RAMADHAN

Wabah Diare Intai Masyarakat HUJAN yang hampir setiap hari mengguyur Sampang sejak beberapa bulan terakhir membuat sebagian wilayah kabupaten berjuluk kota bahari tersebut terendam banjir. Penyakit kulit dan diare diperkirakan mulai mengintai warga karena genangan air hujan yang sempat merendam rumah warga. (sya/rr)

Makam Aji Gunung, Tak Kebagian Dana Pemugaran KOTA-Minimnya pemasukan dari sektor pariwisata di Kabupaten Sampang ternyata dibarengi minimnya suntikan dana untuk memugar beberapa situs bersejarah yang berpotensi wisata. Salah satunya adalah Makam Aji Gunung. Tiga kali pengajuan anggaran pemugaran, mulai tahun 2010 hingga 2013, masih belum ada tanda-tanda realisasi. Saat ini Makam Raden Kobul yang lebih dikenal oleh masyarakat sampang dengan sebutan Buju’ Aji Gunung, sebagai salah satu potensi pariwisata di Kabupaten Sampang, kondisinya sudah cukup memprihatinkan, dibandingkan dengan Makam Rato Ebuh dan Panji Laras yang sudah mendapat jatah pemugaran terlebih dahulu. Raden kabul yang dikenal dengan nama Aji Gunung itu, adalah salah satu penyebar agama Islam di Madura, khususnya Kabupaten Sampang. Setelah meninggal, jenazahnya dimakamkan di Desa Aji Gunung. Pemugaran ini seharusnya men-

jadi salah satu penunjang sektor pariwisata. Pihak Disbudparpora (Dinas Kebudayaan Pariwisata dan

IBU MELAHIRKAN Angka Kematian Menurun KOTA-Kematian ibu melahirkan di Sampang tahun 2012 mengalami penurunan. Dari data Dinas Kesehatan (Dinkes) Sampang, di tahun 2011 tercatat sebanyak 24 ibu yang meninggal saat melahirkan. Jumlah tersebut menurun di tahun lalu menjadi 10 kasus. ”Jika membandingkan dengan angka kematian ibu melahirkan pada tahun 2011 lalu dengan angka tahun 2012, mengalami penurunan yang cukup signifikan. Pada tahun 2012 lalu ibu meninggal saat melahirkan jumlahnya hanya 10 orang,” kata Asrul Sani, Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan (Yankes), Dinkes Sampang. Dinkes sejauh ini melakukan berbagai upaya untuk menekan kasus kematian ibu melahirkan, salah satunya dengan melakukan pendidikan kepada masyarakat melalui kader-kader kesehatan di tiap-tiap desa. Asrul menambahkan, tahun ini Dinkes memprioritaskan agar angka kematian ibu di kota bahari bisa ditekan hingga mendekati nol kasus. Menurutnya, selain mengalami anemia, kematian ibu melahirkan bisa terjadi lantaran saat melahirkan mengalami preeklamsia atau yang juga disebut toxemia atau keracunan kehamilan. Ia menambahkan, salah satu faktor penting untuk mencegah kematian ibu melahirkan adalah deteksi sejak dini. ”Perlu dideteksi dini terlebih dahulu,” ucapnya. Berdasarkan data yang berhasil dihimpun, sebelum mengelami penurunan, angka kematian ibu yang melahirkan tersebut mengalami kenaikan sejak 3 tahun sebelumnya. Seperti pada tahun tahun sebelumnya angka absolut atau kematian ibu di Sampang mengalami peningkatan secara signifikan, yakni pada tahun 2009 mencapai 18 orang. Tahun 2010 mencapai 20 orang dan tahun 2011 meningkat drastis sebanyak 24 orang.(sya/rr) Email Redaksi: kabarmaduranews@gmail.com

Olahraga) sejak 3 tahun lalu sudah melakukan pengajuan anggaran pemugaran, namun tak kunjung

terealisasi. Kepada Kabar Madura, Jumat (1/2), Kabid Kebudayaan Disbudparpora Sampang, AG Wadud mengatakan, pada tahun 2013 ini pihaknya mengajukan kembali rencana pemugaran Makam Aji Gunung. “Karena itu adalah salah satu bagian dari sektor pariwisata yang potensial,” katanya. Rencana pemugaran ini sudah ada dalam RAPBD Sampang yang saat ini masih dalam tahap verifikasi oleh Gubernur Jawa Timur. Menurut Wadud, Pemprov seharusnya mengabulkan rencana Pemkab itu. “Jangan sampai rencana ini dicoret lagi. Kalau dari DPRD Sampang sudah setuju ya kita tunggu saja bagaimana dari gubernur,” kata Wadud. Dikatakan, saat ini pengunjung di Makam Aji Gunung terhitung besar. Dengan pemugaran tersebut direncanakan akan disertakan pembangunan lahan parkir sehingga bisa ditarik retribusi. “Nantinya kita kembangakan juga tempat parkirnya, supaya ada retribusinya,” tandasnya. (waw/yoe)

KOTA-Selain dikenal sebagai kota santri, Sampang juga dikenal dengan nama kota banjir. Sebutan tersebut tidak berlebihan mengingat Sampang sudah menjadi langganan banjir sejak zaman dahulu. Banjir yang kerap menggenangi sejumlah wilayah di Kecamatan Sampang membuat daerah tersebut dipertanyakan jika akan dijadikan ibukota kabupaten. Banyak kalangan yang menilai jika Kecamatan Sampang tidak layak dijadikan sebagai ibukota kabupaten. Banjir kiriman yang biasa datang dari Kali Kamoning memang mengalir deras ke satu sungai yang melewati tengah kota. Akibatnya air meluap hingga menggenangi perumahan warga. Secara ekologis, Kecamatan Kota sudah tidak lagi mampu mempertahankan kelestarian lingkungan. Hutan-hutan kota banyak ditebang untuk dijadikan sesuatu yang kurang bernilai terhadap lingungan. Affandi, warga Kecamatan Kota sudah berdomisili di sana selama 30 tahun, mengaku tidak setuju jika Kecamatan Kota dijadikan sebagai ibukota kabupaten dengan alasan menjadi langganan banjir setiap tahunnya. Sebagai warga Kecamatan Kota, ia melihat ada kesan dipaksakannya daerah tersebut sebagai ibukota kabupaten. Selain alasan ekologis, secara geografis Kecamatan Kota juga merupakan daerah yang terendah dari daerah lainnya di Sampang. ”Lebih baik mencari daerah yang lebih tinggi dan aman dari bencana maupun segi lainnya,” ulasnya. Hidayati, warga Jalan Bahagia Kelurahan Rongtengah Kecamatan Kota, yang selama ini dinyatakan sebagai salah satu daerah kantong banjir, mengatakan jika

Kecamatan Kota tidak layak apabila dijadikan sebagai ibukota kabupaten. Selain dari persoalan banjir, banyak persoalan lainnya yang masih belum terpecahkan di Kecamatan Kota. ”Ibukota kabupaten kok sering kebanjiran? Bagaimana pemerintahan bisa berjalan dengan baik jika selalu disibukkan dengan urusan banjir? Sebaiknya mencari tempat lain yang bebas banjir,” ungkapnya saat ditemui Kabar Madura, Minggu (3/2). Sebagai masyarakat yang menempati jantung kota Sampang, dara yang masih menempuh bangku SMA tersebut menganggap wacana Kecamatan Kota yang akan dijadikan sebagai ibukota kabupaten dirasakan kurang tepat. Masalah kependudukan menjadi sorotan bagi perempuan yang akrab disapa Yati tersebut. ”Saat ini sudah jarang ada tanah kosong di (Kecamatan) Kota karena banyak pembangunan rumah yang saling berdempetan,” ungkap siswi kelas III tersebut. Terpisah, Suryadi, pendatang di Kecamatan Kota yang berasal dari Sumenep, mengatakan jika Kecamatan Kota masih dapat layak jika akan dijadikan sebagai ibukota kabupaten. Ia menilai berdasar banyaknya sarana dan prasarana pemerintahan yang berdiri di kawasan Kecamatan Kota. ”Apabila nanti ada daerah lain yang dijadikan ibukota kabupaten, misalnya di (Kecamatan) Torjun, apakah semua gedung pemerintah di sini mau direlokasi ke sana? Tentunya akan membutuhkan waktu panjang dan dana yang tidak sedikit,” tanyanya. Sejauh ini masyarakat Sampang pada umumnya menginginkan penentuan ibukota kabupaten harus melalui penalaran dan pemikiran dari berbagai segi sehingga nantinya, keputusan penentuan tersebut dapat dipertanggungjawabkan secara materiil dan moril. (sya/rr)

Warga Gua Lebar Minta Penerangan Jalan

KM/ ACHMAD SYAIFUL RAMADHAN

PHOTO SESSION: Selain sering digunakan sebagai tempat pacaran, Gua Lebar juga sering dijadikan tempat berfoto dengan pemandangan Kota Sampang.

KOTA-Gua Lebar dan jalan menuju ke sana masih sering dimanfaatkan untuk memadu kasih sehingga rawan terjadi aktivitas maksiat yang dapat merusak moral generasi muda. Untuk itu, sejumlah masyarakat setempat meminta sepanjang kawasan jalan tersebut dipasang lampu jalan. Pada malam hari kondisi di kawasan tersebut sangat gelap sehingga kerap dijadikan lokasi pacaran bahkan hingga kelewat batas. Seperti yang terekam dalam kamera Kabar Madura, Minggu (3/2) sore. Tampak beberapa motor terparkir di beberapa tempat. Namun saat di lokasi Gua Lebar, hanya terlihat beberapa orang saja yang dudukduduk di bebatuan gua. ”Kalau malam hari banyak anak-anak muda yang pacaran karena

suasana di sini gelap,” kata Umam, warga sekitar saat ditemui Kabar Madura. Menurutnya, kondisi kurangnya penerangan jalan tersebut memancing siapa saja yang berpacaran di sana untuk berbuat maksiat. Ditambah minimnya kendaraan yang melintasi jalan tersebut. ”Jarang ada kendaraan lewat sini sehingga sering dijadikan kesempatan untuk pacaran,” tambahnya. Kegelisahan serupa juga diungkap Iswantoro, warga setempat. Ia mengaku prihatin dengan tingkah laku oknum yang tidak bertanggung jawab dengan memanfaatkan Gua Lebar. Pemuda yang baru saja menamatkan pendidikan SMAnya tersebut juga menyebut jika kawasan tersebut kerap dijadikan transaksi maksiat lainnya. Warga sekitar sering men-

jumpai pasangan yang sedang memadu kasih dan kemudian digerebek. Kebanyakan mereka merupakan remaja yang sedang berpacaran. ”Hampir semua yang datang ke sini berpasangan,” ucapnya. Ia menuturkan, banyak pula pelajar yang memanfaatkan Gua Lebar untuk melakukan suatu kegiatan di hari libur. Hanya saja, masih ada pelajar yang datang ke tempat tersebut ketika jam pelajaran berlangsung dan masih mengenakan seragam. ”Saya harapkan ada petugas dari Dinas Pendidikan atau instansi lainnya yang memantau tempat ini jika jam belajar berlangsung sehingga para pelajar yang membolos larinya tidak ke sini. Kami semua warga juga risih melihat ulah mereka itu,“ ujarnya. (sya/rr)

Ubah Jalan Protokol Melalui Sreseh KOTA-Pengembangan wilayah kota sampang direncanakan akan bergeser ke arah barat. Hal ini dilakukan atas rencana pengembangan wilayah industrialisasi di Madura, terlebih kabupaten Sampang, salah satunya adalah akses jalan menuju Sampang . Akses jalan ini rencananya akan dipindah dari bersifat alternatif menjadi jalan utama. Saat ini jalan utama sebelum memasuki Sampang harus melalui

Kecamatan Blega, Bangkalan. Jalan tersebut dinilai tidak representatif dalam hal percepatan pengembangan wilayah. Jalan protokol atau jalan provinsi tersebut dinilai berbelok-belok dan jaraknya cukup jauh. Dari Kecamatan Tanah Merah, Bangkalan, hingga Sampang, terhitung menempuh jarak 70 kilometer dan harus melewati perbukitan di Kecamatan Blega. ”Jalan yang ada saat ini ceder-

ung berbelok-belok dan melewati perbukitan. Jarak dari Sampang sampai ke Tangkel Suramadu bisa mencapai 70 kilometer,” kata Wahyu Prihartono, Kepala Bidan Perumahan dan Penataan Lingkungan Dinas PU Cipta Karya Sampang, Minggu (3/2). Nantinya jalan utama akan dialihkan ke wilayah selatan, mulai Suramadu masuk ke Kecamatan Kwanyar, Bangkalan, masuk ke Sampang sampai Kecamatan Sreseh,

Pangarengan, dan berakhir di Kecamatan Kota. Menurut Wahyu, selain jalan utama akan dibangun satu paket dengan jalur lingkar selatan. ”Termasuk Terminal Sampang akan dialihkan ke jalur tersebut. Juga dibangun jembatan terbang yang menghunbungkan Kecamatan Sreseh, Sampang, dan wilayah Bangkalan. Selain itu termasuk pelabuhan dok kapal sehingga jarak tempuhnya hanya 40 ki-

lometer sampai ke Suramadu,” tambahnya. Dengan adanya Jembatan Serpang (Sreseh-Sampang) yang saat ini sedang dibangun, jaraknya akan terpangkas lagi menjadi 22 kilometer hingga Suramadu. ”Sekarang kalau hendak pergi ke Kecamatan Sreseh harus melingkar melewati Kecamatan Blega. Dengan jembatan itu jaraknya tinggal 22 kilometer,” pungkas Wahyu. (waw/rr)


4

SENIN

4 Februari 2013

MLSB Terus Tagih Janji Camat dan Bulog Perihal Data Distribusi Raskin TLANAKAN-Pihak MLSB (Masyarakat Larangan Slampar Bersatu) terus mendesak pihak-pihak berwenang terkait masalah distribusi beras untuk masyarakat miskin (Raskin) di Desa Larangan Slampar, Kecamatan Tlanakan, Pamekasan. Belum lama ini, MLSB juga telah menemui jajaran legislatif untuk memberikan kejelasan raskin yang hanya dibagikan sebanyak 9 kali dalam tiga tahun. Pihak Dewan sendiri telah memastikan akan memberikan rekomendasi, jika kasus tersebut akan di bawa ke ranah hukum oleh MLSB. Saat itu, pihak MLSB dan berbagai elemen yang menghadiri rapat yang digelar oleh dewan menyetujui. Selain itu, MLSB juga mendatangi kantor Kecamatan Tlanakan dan kantor Bulog Pamekasan untuk meminta data sebagai bukti bahwa raskin tersebut didistribusikan dari pihak keduanya yang sama-sama terlibat pendistribusian.

“Beberapa hari yang lalu, saya sudah mendatangi kantor Kecamatan Tlanakan dan kantor Bulog, tujuan kami untuk meminta data sesuai dengan janji mereka memberikan data, bahwa pendistribusian raskin sudah dijalankan,” ujar warga Desa Larangan Slampar yang juga koordinator MLSB, Zainullah, pada Kabar Madura, Minggu (3/2). Namun pada saat melakukan aksi, pihak MLSB menurut Zainullah tidak mendapatkan berkas sebagaimana yang telah dijanjikan oleh kecamatan dan Bulog. Sedangkan dari Camat sendiri meminta waktu untuk memberikan berkas yang diminta pihak MLSB, dan dari Bulog bersikokoh harus melalui prosedur yang telah ditentukan, sebab data tersebut merupakan dokumen negara. “Kalau pihak MLSB menginginkan dokumen ini, ada prosedur yang harus dilalui, jadi saya tidak bisa memberikan data ini, namun bila pihak penyidik yang menginginkan ini untuk keperluan penyidikan, maka data ini kami kasih dengan tanpa syarat,” pungkas

KM/FATHOR RAHMAN

KASUS RASKIN: Perwakilan warga Desa Larangan Slampar ketika menggelar pertemuan dengan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Pamekasan terkait kasus raskin, belum lama ini.

Retribusi Pasar Mendadak Naik 100%

PERTANIAN TERGENANG: Jalan raya Larangan yang menjadi langganan banjir setiap kali hujan turun, Minggu(3/2).

KM/ANWAR NURIS

TERSERANG HAMA: Hendri menunjukkan tanaman jagung di kebunnya seluas setengah hektare di Kecamatan Larangan yang sedang terserang hama, Minggu (3/2).

Hama Serang Tanaman Jagung LARANGAN-Sekitar 20 hektare tanaman jagung di Kecamatan Galis dan Larangan mulai diserang hama Tenggerek batang. Kondisi ini membuat petani khawatir jika nanti mengalami gagal panen. Henri, salah satu petani jagung di Kecamatan Larangan, Minggu (3/2) menjelaskan, hama Tenggerek batang dapat menyerang tanaman jagung yang akan berbuah atau sudah berbuah yang dapat menyebabkan tanaman jagung kering dan buahnya berwarna putih. Bahkan, imbuh Henri, hama ini juga dapat mematikan batang pohon jagung tersebut. Terpisah Kepala Dinas Pertanian Pamekasan, Isye Windarti kepada sejumlah wartawan mengatakan, hama Tenggerek batang sendiri bisa membuat batang dan buah jagung kering dan bisa mati jika tidak segera ditangani. “Sejauh ini hama telah menyerang sebanyak 20 hektare pertanian yang tersebar di 3 kecamatan, yakni 12 hektare di kota, 4 hektare di Kecamatan Galis dan Larangan,” ungkapnya. Ia berharap petani bersangkutan segera melapor ke petugas penyuluh pertanian, yakni Pengamat Hama Penyakit (PHP) yang ada di masing-masing Kecamatan untuk dilakukan penyemprotan dengan obat hama Reagen dan Bolidor. “Saya harap para petani yang jagungnya terserang hama tersebut untuk segera melapor ke petugas penyuluh pertanian Pengamat Hama Penyakit (PHP) yang ada di setiap kecamatan,” himbaunya. (KM 12/h4d)

Selokan Kurang Lebar Picu Banjir

KM/MARZUKIY

LARANGAN-Minimnya selokan menjadi salah satu faktor terjadinya banjir di beberapa daerah. Salah satunya yang terjadi di Jalan Raya Larangan tepatnya di Simpang Tiga Slempek, Pamekasan. Di daerah ini, setiap kali turun hujan dipastikan akan terjadi genangan air sampai mengganggu pengguna jalan. Tak jarang ditemui sepeda motor harus didorong oleh pemiliknya karena macet. Waris, salah satu warga sekitar menuturkan, pada saat hujan turun bisa dipastikan genangan air di jalan tersebut terjadi. Hal itu disebabkan karena kecilnya selokan yang ada di samping jalan itu. “Disini juga termasuk air kiriman dari arah utara, sehingga setiap kali hujan turun, air yang ada di selokan ini meluap tidak mampu menampung debit air,”tuturnya sembari menunjuk selokan dimaksud. Semenjak musim hujan tahun ini, lanjut Waris, selokan tersebut tidak bisa menampung daya air karena hujan besar. Sementara perbaikan selokan

selama ini belum juga terlihat. Semestinya, program dalam memperbaiki fasilitas umum menjadi agenda utama pemerintah, supaya masyarakat tidak selalu menjadi korban atas ketidaknyamanan itu. Karena tambah Waris, genangan air yang terjadi di daerah tersebut tidak hanya satu atau dua tahun saja melainkan telah menjadi agenda tahunan yang belum juga tertangani. “Ini butuh pelebaran selokan, supaya tidak terjadi seperti ini (genangan, red) terus. Tentunya ini menjadi tugas pemerintah untuk segera memperbaikinya,” ungkapnya. Pantauan Kabar Madura, disamping ada genangan air hingga betis orang dewasa, jalan tersebut juga terlihat rusak karena sering dimakan air yang meluap dari selokan tersebut. Terpisah, Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Pamekasan, Totok Hartono menegaskan, pelebaran selokan dan perbaikan jalan provinsi itu sudah menjadi agenda tahun 2013 ini.

perwakilan Bulog, Moh. Yani. “Padahal, kedua elemen tersebut, termasuk pihak bulog memastikan dan berjanji untuk memberikan berkas tersebut kepada kami, akan tetapi setelah kami tagih, berkas tersebut tidak diberikan,” tukas Zainullah. Untuk saat ini, MLSB masih belum melaporkan kasus tersebut ke Kejari (Kejaksaan Negeri) Pamekasan, sebab semua berkas masih belum didapatkan sebagai bukti bahwa raskin sudah didistribusikan. “Nanti kami akan melakukan aksi yang lebih besar lagi bersama masyarakat Desa Larangan Slampar, ke kantor kecamatan dan bulog untuk mendapatkan data tersebut sesuai dengan janji mereka,” imbuhnya. Pihak MLSB akan terus berusaha untuk mendapatkan berkas tersebut dan menagih janji pada pihak Bulog untuk memberikan berkas tersebut. “Selain itu, pihak kami sedang melakukan koordiasi dengan masyarakat dan pihak-pihak terkait untuk mengawal kasus ini, sehingga nantinya kami tidak salah orang untuk terus mengawal kasus ini,” katanya. (Ong/h4d)

Pihaknya akan melakukan pendampingan ketikan proyek tersebut dilakukan, karena perbaikan itu merupakan program pemerintah provinsi Jawa Timur. “Hasil koordinasi dengan balai pelaksana jalan nasional, bahwa lanjutan peningkatan jalan, khususnya di wilayah Kabupaten Pamekasan tahun 2013 adalah, lanjutan overlay dan pelebaran dari depan kantor kecamatan Tlanakan sampai ke jalan Larangan Tokol,” ungkapnya. “Lalu peninggian jalan di sekitar Slempek sebagaimana yang anda maksud, dimana sering kali terjadi genangan setiap kali musim hujan. Itu merupakan kegiatan APBN. Sedangkan pada APBD Kabupaten Pamekasan akan mendampingi untuk normalisasi saluran pembuang menuju laut. Namun demikian kami sangat mengharapkan dukungan masyarakat, pemilik lahan yang nantinya mungkin terkena normalisasi,” imbuh Totok melalui Blackberry Messenger-nya.(jck/h4d)

KOTA-Para pedagang di beberapa pasar di Pamekasan dikejutkan dengan kenaikan retribusi dan pelayanan pasar yang mendadak naik seratus persen. Sontak, hal itu membuat pedagang mengeluh. Sebab, kenaikan retribusi dan pelayanan pasar ini tidak ada pemberitahuan jauh hari sebelumnya. Apalagi kenaikan tersebut tidak ada kesepakatan dengan pedagang yang ada di pasar itu sendiri. Agus Sumantri, salah seorang pedagang sandal di Pasar Kolpajung menuturkan, sebagian besar pedagang di pasar saat ini mengeluhkan karena kenaikan retribusi tanpa pemberitahuan sebelumnya. “Kenaikannya pun terlalu mahal, yaitu seratus persen, jika retribusi semula sebesar Rp 2 ribu, maka sekarang harus membayar Rp 4 ribu. Ini sangat memberatkan, seandainya kenaikannya secara bertahap, yang jelas pedagang tidak mengeluh seperti ini,” keluh Agus, Minggu (3/2). Dia menyentil, jika wakil rakyat yang saat ini sedang duduk di kursi empuknya tidak pernah memikirkan kondisi masyarakat yang sebenarnya. Itu terlihat dengan tanpa adanya pengecekan langsung ke bawah. Karena, tambah Agus, kebi-

jakan tersebut tidak semata mata dibuat tanpa adanya persetujuan dari wakil rakyat yang ada di gedung DPRD. “Kalau seperti ini seakan DPR tidak pro rakyat, selama ini mereka tidak pernah turun ke bawah,” tegasnya. Perwakilan pedagang akan mengadakan audiensi dengan DPRD Pamekasan untuk menyikapi masalah tersebut. Sebab bagaimana pun kebijakan itu sangatlah memberatkan pedagang. “Kami perwakilan pedagang akan mendatangi kantor DPRD, dalam hal ini komisi B untuk mengklarifikasi atas kenaikan retribusi yang naik mendadak ini. Pedagang tidak akan mengeluh jika kenaikan tersebut dilakukan secara bertahap dan jauh sebelumnya sudah diinformasikankan,” tandasnya. Dikonfirmasi via telepon, Ketua Komisi B DPRD Pamekasan Husnan Ahmadi mengatakan, kenaikan retribusi itu tidak lain demi kemajuan pembangunan di Pamekasan, tentunya hal itu juga akan kembali kepada kepentingan rakyat Pamekasan pula. “Nanti kami akan memanggil perwakilan dari para pedagang untuk mengetahui suara dari bawah. Sebab kenaikan itu juga demi kemajuan ekonomi masyarakat Pamekasan,” dalih Husnan. (jck/h4d)

KM/MARZUKIY

MENDADAK NAIK: Retribusi pasar di Pamekasan mendadak naik tanpa ada pemberitahuan sebelumnya. Hal ini membuat para pedagang di Pasar Kolpajung mengeluh, Minggu (3/2).

Krisis Air, Keluarga Pasien RSU Pilih Sungai

KM/ANWAR NURIS

MEMPRIHATINKAN: Salah satu keluarga pasien RSU dr. Slamet Martodirdjo Pamekasan berwudhu’ dan sebagian ada yang mandi, buang air besar dan mencuci pakaian keluarganya menggunakan air sungai di belakang rumah sakit, Minggu (3/2). Email Redaksi: kabarmaduranews@gmail.com

KOTA-Sebuah rumah sakit umum, seharusnya ditunjang fasilitas memadai terutama untuk memberikan kenyamanan pasien dan keluarganya. Meskipun tidak mewah, namun fasilitas seperti air bersih seharusnya tersedia dengan baik. Pantauan Kabar Madura, Minggu (3/2), menjumpai beberapa keluarga pasien Rumah Sakit Umum (RSU) dr Slamet Martodirdjo yang menggunakan layanan di kelas ekonomi memilih mandi, buang air besar, mencuci di sungai yang airnya keruh dan kotor yang berada tepat di belakang rumah sakit berplat merah tersebut. Salah satu keluarga pasein yang mengaku berasal dari Kecamatan Waru menuturkan, lebih memilih sungai karena toilet

yang ada di dalam rumah sakit baud an airnya sedikit. “Jadi, enak di sini (sungai, red) kalau mau mandi dan semacamnya,” ujarnya kepada Kabar Madura, Minggu (3/2). Usut punya usut, kondisi kamar mandi RSU dr. Slamet Martodirdjo memang sering dikeluhkan keluarga pasien. Hal itu disebabkan karena minimnya air bersih untuk kebutuhan sehari-hari, seperti mandi, salat dan kebutuhan lainnya. Jailani, warga Desa Bangkes, Kecamatan Kadur, Pamekasan kepada Kabar Madura, Minggu(3/2) menuturkan, krisis air yang terjadi di rumah sakit milik daerah ini tidak hanya terjadi satu atau dua hari saja. Namun bisa dipastikan setiap harinya pasti kekurangan air.

Dirinya bersama keluarga pasien lain merasa kesulitan ketika hendak melakukan aktivitas penting. Dalam setiap harinya air yang mengalir untuk kamar mandi pasien sangat sedikit. “Mungkin setiap hari, hanya mengalir 10-20 liter saja, sementara pasien dan keluarga pasien sangat banyak, ini menjadi kendala aktifitas penting yang harus dikerjakan, seperti salat dan kebutuhan pasien sendiri,” keluh Jailani. Semestinya, pelayanan dari rumah sakit berplat merah itu kata Jailani harus lebih baik ketimbang rumah sakit milik swasta. Sebab itu semua demi kenyamanan masyarakat utamanya pasien itu sendiri. Tidak hanya dirinya, keluarga pasien lain juga kerap kali

mempertanyakan pelayanan dari rumah sakit, terutama pemenuhan air sebagai kebutuhan vital masyarakat. “Yang saya miris juga, ketika pasein sendiri yang membutuhkan air. Sementara airnya tidak ada,” katanya seraya usap dada. Salah satu pegawai rumah sakit yang tidak mau namanya dikorankan saat ditanya Kabar Madura mengatakan, dirinya tidak memiliki kewenangan masalah air yang menjadi keluhan itu. “Maaf mas, saya bukan yang menangani masalah air,”katanya singkat. Sementara itu, Direktur Rumah Sakit dr. Slamet Martodirdjo Pamekasan Iri Agus Subaidi, hinga berita ini diturunkan, belum bisa dikonfirmasi. (jck/h4d)


SENIN

5

4 Februari 2013

Soal KIP, Komisi A Akan Undang Diskominfo 10 Nama Telah Diusulkan KOTA – Status kelembagaan Komisi Informasi Publik (KIP) yang sebentar lagi akan dibentuk masih belum ada kepastian. Apakah akan menjadi Unit Pelaksana Teknis (UPT) dibawah naungan Pimpinan Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) atau tidak, hingga kini masih belum diketahui. Untuk memperjelas status tersebut, Komisi A DPRD Sumenep akan segera mengundang Pimpinan Diskominfo Sumenep. Rencana pemanggilan tersebut untuk mengklarifikasi posisi kelem-

bagaan Komisi Instrukturalnya, masih formasi Publik (KIP) belum diketahui ke Kabupaten, yang saat Komisi A. ini sudah masuk pada Menurutnya, untahap seleksi. dangan terhadap DisAnggota Komisi A kominfo sangat pentDPRD Sumenep, Daing dilakukan untuk rul Hasyim Fath menmendiskusikan persoagatakan, Diskominfo lan tersebut sebelum sudah mengusulkan melakukan Fit and 10 nama untuk ditetapProper Test (uji kepatkan 5 orang menjadi utan dan kelayakan) Komisioner dan juga KM/DOK terhadap 10 nama telah dilakukan tahap DARUL HASYIM FATH calon Komisioner KIP wawancara oleh KomiSumenep. Kejelasan, si A DPRD Sumenep beberapa lanjutnya, status kelembagaan KIP waktu lalu. Namun mengenai sta- Kabupaten itu penting untuk metus kelembagaan KIP serta posisi mastikan independensi lembaga

tersebut untuk mengawal UndangUndang Nomer 10 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik sekaligus menyelesaikan sejumlah sengketa informasi di Sumenep. ”Kami ingin posisi KIP ini diperjelas dulu. Apa di bawah departemen tertentu, atau indipenden seperti komisi ombudsmen atau komisi-komisi indipenden lain. Itu perlu kami ketahui, karena juga terkait dengan budgeting KIP yang akan segera terbentuk,” tegas Darul Hasyim Fath, politisi dari PDI Perjuangan. Dia menjelaskan, khawatir independensi KIP mengawal keterbukaan informasi publik tidak

optimal. Bahkan, pihaknya mengkhawatirkan akan terjadi relasi disfungsional jika posisi lembaga tersebut menjadi Unit Pelaksana Teknis (UPT) jika berada dinaungan SKPD tertentu. Seharusnya, KIP dapat berfungsi sebagai pendorong agar instansi dilingkungan Pemkab Sumenep khususnya menjadi lembaga penyaji informasi terhadap masyarakat luas. Salah satu strategi yang dapat dilakukan, adalah lembaga tersebut harus benar-benar Independent. Politisi asal Kepulauan Masalembu ini menegaskan, jika KIP tersebut menjadi UPT dan berada dinaungan departemen tertentu,

maka tidak menutup kemungkinan akan terjadi disfungsi kelembagaan dalam mengawal informasi publik yang menjadi hak masyarakat luas. Namun, pihaknya tidak bisa langsung memutuskan sebelum mengetahui kehendak dari Diskominfo. ”Saya kira penting sebelum melakukan Fit And Proper Test terhadap 10 calon Komisioner itu, Komisi A mendiskusikan masalah ini dengan Diskominfo. Maka, mengenai sikap Komisi mengenai kelembagaan itu, belum diputuskan sebelum mengetahui keinginan Diskominfo. Makanya, kami akan diskusikan terlebih dahulu dengan Diskominfo,” pungkasnya. (bus/h4d)

PENDIDIKAN DPRD Awasi Eks RSBI KOTA - Setelah Ditetapkan menjadi sekolah seguler, bekas Rintisan Sekolah Berstandar Internasional (RSBI) akan sama seperti sekolah pada umumnya. Dengan demikian, tidak ada lagi iuran bagi siswa dan akan setara dengan sekolah biasa. Mantan sekolah RSBI harus menaati keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) dan undang-undang pendidikan yang berlaku. DPRD Sumenep akan mengawasi perkembangan eks RSBI yang ada di Kabupaten Sumenep. Iuran yang selama ini dinilai memberatkan orang tua siswa tidak boleh terjadi karena sekolah sepenuhnya di tanggung pemerintah, sama dengan sekolah umum lainnnya. ”Karena secara aturan sama dengan sekolah lain, maka tidak boleh memungut iuran lagi. Dan kita akan memanfatkan kunjungan dan sidak secara intensif ke sekolah-sekolah. Dana apabila masih ada praktek iuran, Dinas Pendidikan harus mempertanyakan,” kata Nur Asyur, Anggota Komisi D DPRD Sumenep, Minggu (3/2). Dewan dari fraksi PKS itu juga meminta kepada eks RSBI untuk mengumpulkan orangtua siswa untuk melakukan sosialisasi aturan main sekolah RSBI setelah dibubarkan oleh MK pada 8 Januar i kemarin. Sehingga semua orangtua siswa dapat mengetahui dan memahami bagaimana aturan baru serta pengelolaan sekolah ke depan. ”Sosialisasi dan pengkondisian kepada siswa dan orang tua akan status RSBI. Kita harapkan sekolah yang sebelumnya berstatus RSBI mengumpulkan walinya untuk menyampaikan aturan-aturan baru ketika RSBI berubah menjadi reguler ,” harapnya. Terkait mutu sekolah, pria asal kepulauan itu menilai wajar jika eks RSBI mempertahankankualitas selama tidak bertentangan dengan undang-undang dan tidak membebani orang tua siswa. Sementara itu, Dewan Pendidikan Kabupaten Sumenep (DPKS) juga akan melakukan pengawasan terhadap proses pendidikan yang berlangsung di RSBI. Sekolah tersebut harus mengikuti apa yang telah menjadi kebijakan pemerintah. ”Setelah ajaran tahun baru, tidak boleh ada iuran yang ditarik dari siswa. Dan kami akan terus pantau perkembangan itu. Intinya sekolah itu harus menyusaikan dengan sekolah yang ada, harus dipatuhi keputusan itu,” ungkap, Jamaluddin, Sekretaris DPKS, Minggu (3/2).(rei/h4d)

KM/ACH. QUSYAIRI NURULLAH

TERGENANG: Sejumlah wilayah di Desa Pabean, Kota Sumenep terkena banjir yang baru terjadi kali ini, Minggu (3/2). Air dengan ketinggian rata-rata mencapai 1 meter ini juga masuk ke rumah-rumah penduduk.

Banjir Terjang Empat Perumahan Warga Tuding PU Cipta Karya Tidak Becus KOTA- Hujan deras sekitar 2 Jam lebih yang mengguyur kota Sumenep, menyebabkan banjir di berbagai daerah. Terutama di pusat perkotaan, empat perumahan yang padat penduduk seperti di Perumahan Satelit, Asabri, Bapertarum, dan Bumi Sumekar hingga Pukul 19.20 WIB masih terus di datangi banjir bandang. Bahkan, banjir yang datang saat ini sudah mulai masuk ke rumah-rumah penduduk. Kedatangan banjir tersebut membuat masyarakat setempat berang. Secara tegas, Hambali, warga yang tinggal di perumahan Satelit, mengatakan masyarakat saat ini sudah menjadi

korban dari kegagalan dinas PU Cipta Karya dalam membangun drainase kota. Menurutnya, banjir yang datang akibat dari luapan saluran air yang tidak mampu menampung derasnya air hujan. ”Kami sudah menjadi korban ketidakbecusan pemerintah dalam membuat saluran air. Makanya terjadi banjir,” keluhnya. Hambali menambahkan, hingga jam 19.20 wib, perkembangan banjir makin meresahkan warga. Masyarakat yang tinggal perumahan Satelit masih terus waspada dengan kedatangan banjir susulan yang sudah mulai masuk ke rumah-rumah penduduk. ”Ya ini terjadi karena dinas PU Cipta Karya telah gagal dalam membuat dreinase kota menjadi satu,” tambah Hambali kecewa.

Di sekitar lokasi perumahan, hingga kini sudah banyak jalan yang ditutup karena dikhawatirkan terjadi kemacetan. Sebab, jalan raya di 4 perumahan itu sudah terbenam oleh kedatangan banjir yang meresahkan warga sekitar. Di lain tempat, sebanyak 22 rumah di Desa Pabean kecamatan kota juga terserang banjir. Berdasarkan keterangan dari BPBD, banjir tersebut terjadi karena kedangkalan kali marengan. Sehingga permukaan air meluap dan masuk ke rumah-rumah warga. ”Penyebab utamanya memang dangkalnya Kali Marengan. Masalah ini kami akan berkoordinasi dengan dinas PU Pengairan dan PU Bina Marga, Biar ada pengerukan kembali lagi untuk Kali Marengan ini,” terang Syaiful Arifin, Kabid Pencegahan dan

Harga Sapi Naik Dua Kali Lipat BATANG-BATANG-Harga sapi di pasaran mengalami kenaikan sejak dua minggu lalu. Kenaikan ini terbilang cukup menggembirakan karena mencapai dua kali lipat. Jika sebelumnya harga sapi betina dewasa hanya Rp 3 juta, kini bisa sampai Rp 6-6,5 juta. Seperti yang dituturkan Sunaryo (40) seorang pedagang sapi asal Desa Banuaju Timur, Kecamatan BatangBatang, Sumenep. Ia mengaku saat ini peternak sapi mulai bisa tersenyum dan tumbuh kembali semangat memelihara sapi karena harga sapi naik dua kali lipat. ”Ukuran harga sapi Rp 3 juta, sekarang bisa mencapai Rp 6 bahkan 6,5 juta per ekor. Itu untuk sapi betina yang normal. Namun khusus sapi yang ukurannnya besar dan gemuk, bisa mencapai Rp 8-9 juta. Padahal, seandainya di jual pada pertengahan tahun 2012 maksimal hanya Rp 4-5 juta ” tuturnya. Hal serupa juga diungkapkan Syamsul Jamal, salah satu petani yang tekun ini mengaku senang ketika harga sapi meningkat dibandingkan tahun sebelumnya. Sebab dengan demikian, tambah Jamal, kenaikan itu sebanding dengan harga barang lainnya. ”Yang saya amati, harga sapi mulai naik sejak awal tahun ini, dan sekarang semakin naik. ini kabar yang menggembirakan untuk para peternak,” tuturnya. Sumenep diketahui merupakan salah satu wilayah yang memiliki populasi hewan ternak sapi yang sangat besar. Bahkan di beberapa Email Redaksi: kabarmaduranews@gmail.com

KM/DOK

PASAR BANGKAL: Sejak dua minggu yang lalu, harga ternak sapi mengalami kenaikan hingga dua kali lipat. Hal ini membuat para petani dan peternak lega karena andalan mereka adalah ternak sapi.

daerah seperti Kecamatan Dungkek dan Batang-batang, setiap rumah pasti memiliki peliharaan sapi. Sunaryo menjelaskan, harga sapi turun pada pertengahan tahun 2012.

Kondisi ini membuat masyarakat rugi memelihara sapi karena tidak sebanding dengan harga kebutuhan setiap hari. ”Tahun lalu masyarakat merasa rugi

memelihara sapi, karena dari harga sapi yang sangat murah tidak bisa menutupi kebutuhan mereka dalam kepentingan tertentu,” ungkap Sunaryo, Minggu (3/2). Pria yang sudah 10 tahun bergelut di bisnis sapi ini mencontohkan, ketika masyarakat ingin membeli barang yang membutuhkan dana cukup besar seperti membeli sepeda motor atau barang lainnya, dananya selalu tidak mencukupi. ”Di pertengahan tahun 2012 harga sapi buruk. Saat masyarakat ingin membeli sepeda motor yang seharga Rp 12, 5 juta misalnya, harus menjual 4-5 ekor sapi. Ini jumlah yang sangat banyak. Tapi kalau sekarang, bagi mereka yang memiliki 2 ekor sapi yang lumayan besar sudah bisa memenuhi kebutuhan yang seperti itu,” terangnya. Menurutnya, yang menjadi andalan keuangan masyarakat tani adalah sapi. Ketika harga sapi rendah maka secara otomatis, keinginan petani terkendala. ”Misalnya saat kena musibah dan harus masuk rumah sakit, kalau tidak punya sapi, biasanya masyarakat petani itu kebingungan untuk mendapatkan uang yang mencapai jutaan. Tapi kalau ada sapi, mereka masih punya harapan untuk memenuhi kebutuhan seperti itu. Karena bagi kami sapi itu simpanan uang yang sewaktu-waktu dibutuhkan dalam jumlah besar. Kalau tidak punya sapi kita akan repot,” ungkap pria asal Desa Longos Kecamatan Gapura itu. (rei/h4d)

Kesiapsiagaan BPBD Sumenep saat di temui di lokasi banjir. Lebih lanjut Syaful memaparkan, Khusus warga Pabean, Kota. Dia mencatat ada sekitar 22 rumah yang mesti dibantu. Hanya saja, dia tidak menjelaskan lebih rinci tingkat kerusakan yang di alami warga yang terserang banjir tersebut. ”Kami sudah mengamati di beberapa titik banjir, ada sekitar 22 rumah yang memang butuh dibantu,” kata Syaiful, Minggu (3/2). Informasi yang dihimpun Kabar Madura, kejadian banjir di Desa Pabean merupakan pertama kalinya terjadi. Banjir datang setelah desa tersebut didera hujan sekitar 2 jam lebih. Sekitar pukul 10.00 hingga jam 12.00 WIB. Ketinggian air mencapai 1 meter. (aqu/h4d)

Pemkab Bidik PAD dari Pasar Kepulauan KOTA – Pemerintah Kabupaten Sumenep terus melakukan pembenahan di berbagai sektor untuk memacu pendapatan asli daerah (PAD). Dalam rencana terbaru, pemkab akan membenahi pengelolaan pasarpasar yang ada di kepulauan. Sejauh ini, pengelolaan pasar kepulauan tidak jelas dan tidak masuk kas daerah. Kepala Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Kabupaten Sumenep, Carto menyampaikan, pihaknya sedang merencanakan pasar kepulauan dikelola secara terpadu, sehingga retribusi pasar bisa menambah PAD. Untuk sampai pada tahap itu, jelas Carto, langkah yang dilakukan pemerintah dalam waktu dekat ini adalah terlebih dahulu merencanakan peraturan yang bisa melingkupi pengelolaan pasar di pulau. ”Pertama kita masih membuat landasan hukum atau Peraturan Bupati (Perbub) tentang paten pelayanan terpadu kecamatan. Nanti kerjasama kita dengan organisasi,” terang Carto. Selanjutnya, pemerintah akan menginventarisir pasar yang ada di kepulauan. Sebab selama ini, pasar yang ada di kepulauan oleh

pemerintah tidak terjangkau. ”Langkah kedua, kita akan kirim surat ke kecamatan untuk menginventarisasi. Kemudian kita simpulkan di rapat dan melakukan pendekatan kepada pasar yang sudah ada. Ini karena kita tidak tahu persis mana pasar yang dikelola desa atau perseorangan,” terangnya lebih lanjut. Namun, rencana pemerintah untuk membangun dan mengelola pasar di pulau yang selama ini sama sekali tidak memberikan kontribusi ke PAD Sumenep belum diketahui kapan akan teralisasi. Carto hanya berharap, 2014 rencana tersebut dapat terwujud. ”Surat dalam waktu dekat kita luncurkan ke camat untuk melakukan inventarisir. Karena perencaan ini prosesnya panjang, sehingga 2014 diharapkan terealisasi,” tandasnya. Sementara itu, Komisi B DPRD Sumenep menyikapi rencana pemerintah itu dengan respon positif. Jika agenda pemerintah kabupaten Sumenep ini dianggap akan lebih menguntungkan terhadap PAD.” Saya kira bagus kalau hal itu bisa menguntungkan PAD kita” ungkap Dwita Andriyani, Wakil Ketua Komisi B DPRD Sumenep. (rei/h4d)


6

SENIN

4 Februari 2013

Dikerjai Wasit, Dihempas Badai Pegunungan Sambungan dari hal 1

Mengawali pertandingan sebagai pemegang bola, skuad asuhan Daniel Roekito langsung tampil menyerang. Berbagai peluang mulai tercipta dari serangan yang dibangun anak-anak P-MU. Sayangnya, berbagai peluang yang tercipta selalu membentur kebijakan wasit yang sering membunyikan peluit ketika pemain P-MU mendapatkan peluang. Memasuki menit ke-18, Alvonsius Kevlan yang ditunjuk sebagai kiper utama P-MU pada pertandingan kemarin harus memungut bola dari dalam gawangnya. Itu setelah Nke Ondoau Cruy Junior melesakkan tendangan kerasnya. 1-0 untuk keunggulan tuan rumah terus bertahan hingga turun minum. Memasuki babak kedua, dengan menarik Edison Romaropen dan memasukkan Camara Sekou, Persiwa mulai menaikkan tensi serangannya. Namun tetap saja belum bisa membongkar barisan pertahanan P-MU yang dibangun Fachruddin Wahyu Aryanto dan kawan-kawan. Sebaliknya, P-MU sendiri terus meningkatkan intensitas serangannya hingga menusuk jantung pertahanan Persiwa. Sayangnya, lagi-lagi wasit kerap mengeluarkan kebijakan yang seakan sengaja menguntungkan tim tuan rumah. Jegalan keras yang dilakukan pemain belakang Persiwa di kotak penalti tak pernah berbuahkan hukuman penalti. Bahkan, ketika salah seorang pemain belakang Persiwa, Isak Konon, nyata-nyata tangannya menyentuh bola

di area terlarang, juga tak berbuah hukuman penalti. Tak heran, atas sejumlah kebijakan wasit tersebut, Daniel Roekito mengaku pertandingan kemarin seperti pertandingan sepak bola badut yang lucu. Terutama ketika handsball nyata-nyata terjadi. ”Saya tidak mau mengomentari wasit. Tetapi Anda lihat sendiri kan bagaimana wasit memimpin pertandingan seakan sepak bola badut,” jelas Daniel Roekito usai pertandingan. Apa yang disampaikan Daniel memang benar adanya. Pasalnya, memasuki menit 54, Isak Konon memang nyata-nyata menghalangi bola dengan tangannya. Bahkan sejumlah suporter Persiwa yang berdiri tepat di belakang gawangnya Persiwa sudah berteriak hands. Sayangnya, teriakan tersebut diabaikan wasit. Tertekan dengan sikap wasit, konsentrasi pemain P-MU terpecah. Sehingga tak heran, empat menit berselang, yakni pada menit ke-60, lagi-lagi Nke Ondoau Cruy Junior kembali menaklukkan Alvonsius Kevlan. 2-0 untuk keunggulan tuan rumah Persiwa, dan itu bertahan hingga usainya pertandingan. Catatan khusus terhadap pertandingan kemarin, upaya untuk tampil terhormat di Papua benari-benar dilakukan oleh skuad P-MU. Pertandingan kemarin yang berlangsung sangat keras meghasilkan lima kartu kuning dan satu kartu merah. Firly Apriyansyah dan Kwon Jun harus menerima kartu kuning pertamanya. Sementara tim tuan rumah harus

rela gigit jari setelah dinilai kurang sportif oleh wasit menyusul Camara mendapatkan dua kartu kuning, untuk kemudian dihadiahi kartu merah. Secara khusus, Firly Apriyansyah yang pernah bermain di Persiwa Wamena mengaku sangat kecewa dengan kepemimpinan wasit. ”Lihat sendiri kan, bagaimana wasit memimpin pertandingan. Ini sudah keterlaluan,” ujar Firly, pemain yang pada pertandingan kemarin dikartu kuning karena merebut bola dari kaki Fred Fernando Mote. Jalannya pertandingan kemarin sebenarnya menjadi momok bagi pemain. Pasalnya cuaca saat berlangsungnya laga betulbetul tidak berpihak kepada pemain P-MU. Pada babak pertama, tim P-MU harus mendapat tempat yang langsung menghadap terik sinar matahari. Akibatnya, selain harus berjibaku dengan silaunya matahari Wamena, pemain P-MU juga harus berhadapan dengan cuaca yang sangat panas. Sementara memasuki babak kedua, cuaca berubah drastis. Sebab cuaca berubah sangat dingin. Angin berhembus disertai kabut tipis. Akibatnya, M. Husen yang turun pada laga kemarin sempat kram. ”Ini sangat berat. Kami saja tidak tahan dengan panas dan dingin yang tiba-tiba berubah,” ujar Husen di ruang ganti usai laga kemarin. Kondisi cuaca yang sangat ekstrem bagi pemain P-MU tersebut, membuat sebagian besar pemain P-MU mual-mual dan terbatuk-batuk. (bri/ed)

Pembangunan Tahap II Dianggarkan Rp 7,5 M Sambungan dari hal 1

Jon Yulianto mengatakan, jadi untuk pembangunan tahap pertama memang sudah dinyatakan selesai sejak 17 Januari lalu. “Sedangkan untuk tahap dua, dana untuk pembangunan stadion sudah dicanangkan dari APBD Pamekasan sebesar Rp 7,5 miliar yang dikhususkan untuk lapangan ini, dan biaya tahap kedua tersebut akan kami maksimalkan agar stadion ini sesuai dengan harapan,” jelas Jon Yulianto kepada Kabar Madura, Minggu (3/2). Sejak 8 Januari 2013 lalu, tambah Jon, anggaran untuk tahap kedua pembangunan stadion sepakbola tersebut sudah ditentukan, yaitu sejak disahkannya tahun anggaran 2013 oleh DPRD Pamekasan. “Untuk pembangunan stadion sepakbola ini, biayanya murni dari APBD Pamekasan, memang untuk saat ini masih dilanjutkan pekerjaannya, karena masih

menunggu proses selanjutnya, yang tentunya anggaran tersebut masih dalam proses administrasi,” tukas pria yang juga ikut menjadi salah satu pengurus Persepam Madura United (P-MU). Jon Yulianto mengatakan, pekerjaan yang saat ini dilakukan adalah pemeliharaan dan sisanya masih pekerjaan tambal sulam dan sambil menunggu proses lelang selanjutnya dengan pihak pekerja yang akan mengerjakan stadion. “Pekerjaan berikutnya menunggu lelang berikutnya pada tahun 2013 ini, mudahmudahan proses yang saat ini sedang dilakukan cepat selesai sehingga nantinya pekerjaan lapangan dan tambal sulam untuk pekerjaan selanjutnya, seperti instalasi kalau kiranya nantinya lebih mendesak dan menyambung tribun penonton,” imbuhnya. Pasalnya, pekerjaan stadion lapangan tersebut masih akan memakan waktu yang cukup lama, karena

semuanya tergantung pada biaya yang dikeluarkan oleh APBD. Dan lebih dari itu, stadion tersebut masih belum ditentukan target selesainya. “Saya tidak bisa memastikan kapan selesainya stadion ini dan tahun berapa akan selesai, karena semuanya tergantung pada biayanya,” katanya. Ditanya soal nama stadion yang masih dalam pekerjaan tersebut, pihak Disporabud masih belum bisa mengungkapkan, karena sejauh ini masih belum ada. “Kalau masalah nama masih belum ada, karena pekerjaannya masih belum selesai, mungkin untuk hal itu masih jauh,” katanya. Dengan hal itu, harapan masyarakat pulau Garam untuk menyaksikan secara langsung di daerah sendiri laga Indonesia Super League (ISL) masih harus bersabar sambil menunggu selesainya pembangunan stadion yang dinilai masih akan lama selesainya. (ong/zis)

han ditinggalkan oleh warga Belanda, kemudian dilanjutkan dengan ditinggali eks karyawan PN Garam. Warga Belanda tersebut memang tinggal di sana hingga tahun 1967. Mereka meninggalkan Krampon setelah pembubaran PN Garam sebagai perusahaan yang menguasai produksi garam saat itu. Sementara itu, Wahyu Prihartono selaku pejabat PU Cipta Karya yang membidangi Tata Ruang, mengatakan kota Sampang yang saat ini menjadi lokasi hunian tidak cocok menjadi kota. Pada zaman Belanda wilayah ini hanya sebagai lokasi perkantoran keresidenan. Seperti yang ada di seitar pendopo Bupati, di wilayah bagian utara dulunya adalah bangunan tempat penampungan air yang langsung mengarah ke sungai kemuning namun saat ini justru sudah penuh dengan perumahan. “Dulu di utaranya pendopo kan ada bozem tempat penampungan air sekarang jadi rumah, sebenarnya dulu untuk menampung air yang naik lalu mengalir ke sungai kemuning” ujarnya. (lebih

lengkap baca halaman Kabar Khusus) Sementara itu, Putu Rudi Ketua Ikatan Ahli Perencanaan Jawa Timur mengatakan, Jika Sampang dianggap tidak layak sebagai lokasi hunian lalu ada perencanaan pengembangan dengan menggeser pusat pemukiman baru harus berbarengan dengan permindahan pusat perdagaangan, fasilitas umum. Namun menurutnya hal itu sangat sulit karena sama saja dengan memindahkan kehidupan, selain itu perlu biaya yang cukup tinggi. Putu menilai untuk pengembangan kota langkah yang harus dilakukan Pemerintah Kabupaten adalah memang dengan dengan menggeser beberapa fasilitas umum sepeti terminal, pasar kota dan juga termasuk pemukiman ke pinggiran kota, “terminal antar kota tempatnya bukan ditengah kota, termasuk juga dengan pusat perdagangan seperti Pasar Kota”, pungkasnya. (waw/zis)

Krampon Layak Jadi Pusat Kota Sampang Sambungan dari hal 1

Salah satu wacana wilayah yang mencuat adalah Desa Krampon Kecamatan Torjun. Desa Krampon merupakan wilayah hunian bagi warga Belanda pada zaman pemerintahan Hindia Belanda, karena lokasinya yang ada di dataran tinggi. Sementara kota Sampang yang saat ini menjadi ibukota kabupaten hanyalah dijadikan tempat perkantoran residen. Sekarang bangunan peninggalan Belanda tersebut masih tersisa, adalah bekas taman, kafe, penampungan air, lapangan bola dan beberapa rumah eks karyawan PN Garam. Rumah-rumah yang dibangun dengan ciri khas arsitektur Belanda tersebut masih utuh. Rumah-rumah kuno tersebut masih utuh jumlahnya pun masih sama dengan sejak pembangunannya. Sebanyak 62 rumah tersebut 15 di antaranya adalah rumah kelas utama yang dihuni orang-orang Belandanya. Setelah peruma-

Khofifah-Ra Fuad Bakal Saingi KarSa II Sambungan dari hal 1

Selain itu, keyakinan Rahbini terhadap Khofifah melawan pasangan KarSa dari segi gerakannya. Menurut alumnus UNY Yogyakarta ini, gerakan Khofifah sangat massif terutama di organisasi Muslimat yang dipimpinnya saat ini. Mantan menteri pemberdayaan perempuan di masa mendiang Presiden Abdurahman Wahid alias Gus Dur itu konsisten dalam sikap politiknya, tidak seperti Gus Ipul. ”Perempuan itu sangat kuat, terutama di kaum hawa melalui Muslimat. Gerakannya massif, karena programnya bagus. Dia akan menggantikan gaya-gaya Jokowi, orangnya merakyat,” klaim Rahbini. Dia juga menyampaikan, Khofifah akan mendapat dukungan yang kuat dari warga Nahdliyin, sebab selama ini, Ketua Muslimat itu sangat jelas garis keperpihakannya terhadap NU. Sementara menurut penilaian Rahbini, Gus Ipul cenderung oportunis. ”Gus Ipul dan Khofifah, jauh lebih baik Khofifah, garis keperpihakan terhadap NU luar biasa, Gus Ipul oportunis. Kontribusinya terhadap masyarakat Nahdliyin tidak jelas, dia juga dikenal

politisi batu loncat, cari selamat terus,” kritiknya. Selain itu, popularitas dan elektabilitas Khofifah dibandingkan Gus Ipul, lanjut Rahbini, lebih baik. Meskipun sama-sama memiliki popularitas yang tinggi namun elektabilitas di antara kedua-duanya, masih unggul Khofifah ”Gus Ipul populer tapi elektabiltasnya di bawah Khofifah, hal itu terlihat dari kebijakan selama ini. Kalau masyarakat melihat track record Gus Ipul tidak akan memilih, kalau bilang tahu, semua orang pasti tahu siapa Gus Ipul,” imbuhnya. Analisa yang disampaikan Rahbini, wakil yang harus menjadi pasangan Khofifah dalam pemilukada mendatang melawan pasangan KarSa adalah Fuad Amin Imron. Pilihan itu didasarkan pada karisma yang ada di diri Ra Fuad sebagai keturunan Kyiai Syaichona Kholil Bangkalan. Dalam analisa politiknya, Sekretaris PC Ansor Sumenep itu, memprediksi Khofifah akan semakin kuat manakala berdampingan dengan Ra Fuad. Bagaimana kalau dipasangkan dengan salah satu tokoh anggota DPR RI MH Said Abdullah? Rahbini mengatakan tidak

akan memberikan kontribusi apa-apa untuk mendulang suara yang banyak. Rahbini mengatakan, Said Abdullah di daerah pemilihan 11 saja hampir kalah. “Kepopulernya tidak sebanding dengan elektabiltas. Lebih baik Ra Fuad. Bupati Bangkalan itu masih kuat karena keturunannya. Untuk daerah tapal kuda, seperti Banyuwangi, Situbondo, Jember, Bondowoso bahkan Jombang akan melirik dan mempertimbangkan figur itu. Kita tahu Kyiai di Jawa itu tetap percaya barokah, sementara semua Kyiai di Jawa itu mayoritas santri Kyiai Mat Khalil Bangkalan, seperti Kyiai Hasyim Asy’ari (alm) PP Jombang dan Kiai As’ad (Alm), pesantren Sokerejo. Jadi karisma Ra Fuad itu masih tinggi di Jawa Timur” ulasnya mencoba menganalisa peta politik Jawa Timur mendatang. Sebelumnya, sejumlah pihak menilai, di kalangan masyarakat Madura masih sulit figur yang pas bagi calon gubernur sejak almarhum Mohammad Noer. Sejumlah pengamat melihat masyarakat Madura masih cenderung memilih figur daripada kader NU, sehingga calon itu di luar dari kader NU maka sulit untuk bisa memperoleh

dukungan yang maksimal. Menurut Tsabit, pemerhati politik alumnus STAIN Pamekasan, kondisi ini terlihat dalam Pilgub Jatim sebelumnya. ”Kalau kita cermati pemilukada daerah Kabupaten di Madura, semuanya dimenangkan oleh kalangan kiai dan warga Nahdiyin. Itu salah satu cermin bahwa kecenderungan politik masyarakat Madura masih menguat pada basisnya yaitu NU dan kaum kiai” urai Tsabit. Tasbit mengatakan, sejumlah nama tokoh yang digadang-gadang masuk bursa Pilgub 2013-2018, seperti MH Said Abdullah (DPRD RI), Fuad Amin atau Ra Fuad kalau dilihat dari segi kapabiltasnya pantas maju. Namun menurutnya, belum tentu bisa mendapatkan dukungan yang maksimal. ”Kecuali berada di wakilnya dengan calon yang kuat seperti Khofifah,” imbuhnya. Tak hanya analisis pengamat, sejumlah elemen mahasiswa di Madura juga meyoroti tentang pentingnya tokoh Madura dalam Pilgub 2013. Badan Eksekutif Mahasiswa Sumenep (Bemsu) menggelar diskusi yang berkesimpulan hadirnya tokoh Madura dalam Pilgub sudah menjadi kebutuhan. (rei/aqu/zis)

sangkas kasus dugaan suap Impor Daging. Waktu itu, Almarhum Hasan Mudhari, mengaku sangat kaget dan mengatakan tidak mungkin LHI melakukan tindakan yang dilarang agama. Anggota Komisi A DPRD Sumenep, Darul Hasim Fath, mengaku sangat berduka cita terhadap meninggalnya almarhum Hasan Mudhari yang dikenal sebagai pribadi menyenangkan di Komisi A. Diakuinya, almarhum bukanlah pribadi yang pelit untuk menyebarkan ilmu dan pengetahuannya di Komisi A. ”Beliau sebagai pribadi yang menyenangkan,”

terang Darul Hasyim Fath, usai melayat ke rumah duka. Menurutnya, almarhum mantan pegawai Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) selalu mampu memberikan warna dalam segala hal positif di Komisi A. ”Bapak Haji Hasan Mudhari, merupakan politisi yang komprehensif. Mampu memberikan warna berbeda dalam setiap dinamika di Komisi. Sebagai mantan birokrat, sangat memahami kondisikondisi apapun di Komisi A,” ujar politisi dari PDI Perjuangan tersebut. Demikian juga pengakuan

Rukminto, anggota Komisi A DPRD Sumenep. Menurut politisi dari Partai Golkar ini, almarhum Hasan Mudhari dikenal sebagai sosok pribadi yang mumpuni dan sukses. Sebab, figur almarhum memang sangat membanggakan, bukan hanya bagi anggota komisi, tetapi juga seluruh anggota DPRD Sumenep. Sekedar diketahui, almarhum Hasan Mudhari meninggal dunia Rumah Sakit Daerah Moh Anwar, pukul 12.29 WIB, Minggu (3/1). Informasinya, Jenazah akan dikebumikan, Senin (4/2) di Sumenep. (bus/zis)

Mantan Birokrat, Dikenal Pribadi Komprehensif Sambungan dari hal 1

Meninggalnya H Hasan Mudhari sungguh mengagetkan banyak pihak. Sejumlah wartawan pun ikut berduka cita. Sebab, pria yang dikenal bersahaja itu, meski dalam kondisi badan kurang enak, selalu menerima dan memberikan jawaban ketika media massa melakukan wawancara. Edisi terakhir ketua Fraksi Keadilan Demokras (FKD) itu melakukan wawancara dengan harian Pagi Kabar Madura, terbitan Jumat (1/2) terkait dengan Penetapan Presiden PKS, Lutfi Hasan Ishaaq, sebagai ter-

Digelar Saat Maulid, Wujud Doa agar Tidak Ada Kecelakaan Sambungan dari hal 1

Mereka menyerahkan bingkisan yang mereka bawa dari rumah masing-masing menuju tenda yang di bangun tepat di samping jalan Ketengan. Di sana sudah berkumpul ratusan orang mulai dari anakanak hingga orang dewasa. Tampak juga tetua kampung berkumpul dan segera memulai acara yang telah rutin mereka selenggarakan sejak belasan tahun lalu. “Mumpung tidak hujan lagi mas, Rokat Jalan mau dimulai” ungkap Zainal Alim, 42, salah seorang tokoh masyarakat kampung Ketengan pada Kabar Madura. Tradisi Rokat Jalan atau Selamatan Jalan merupakan tradisi yang tergolong baru diselenggarakan masyarakat Bangkalan, namun dalam tradisi ini mengandung banyak makna dan ditunggu oleh masyarakat karena sudah mendarah daging di masyarakat. Bahkan agenda Rokat Jalan ini selalu di-

nanti masyarakat kampung Ketengan setiap tahunnya. Terutama saat bulan Maulid atau tepat saat perayaan kelahiran Nabi Muhamamd SAW diselenggarakan sebagaian besar umat Islam di seluruh dunia. Tradisi Rokat Jalan ini konon muncul dari rasa prihatin masyarakat setempat akibat sering terjadinya kecelakaan yang terjadi daerah tersebut bahkan sampai merenggut korban jiwa yang tidak sedikit. “Awalnya karena di sini sering kecelakaan mas, warga berinisiatif untuk mengadakan selamatan/rokat jalan agar tidak terjadi kecelakaan lagi,” beber Zainal. Sayangnya, banyak warga yang lupa awal pelaksanaan Rokat Jalan tersebut. Sejumlah sesepuh kampung yang Kabar Madura temui mengaku tradisi Rokat Jalan yang dilakukan warga antara tahun 2000-2002. “Kami tidak ingat pasti mas, perkiraan antara tahun 2000 sampai 2002,” ungkap

Zainal. Lebih lanjut Zinal menjelaskan, kegiatan sebenarnya dilakukan tahunan tersebut sengaja diselenggarakan saat bulan Maulud agar sekalian bisa melakukan kegiatan Maulid Nabi Saw dan menambah guyub antar masyarakat di kampung tersebut. Dan kenyataannya, kegiatan tersebut terbukti mujarab ratusan warga mulai dari anak-anak hingga orang dewasa tampak tumpah ruah di sebuah tenda yang dibangun tepat disisi jalan, bahkan warga dengan sukarela membawa beragam makanan dari rumah masing-masing sebagai buah tangan kepada seluruh orang yang hadir di lokasi tersebut. “Alhamdulillah masyarakat di sini sangat senang dengan kegiatan ini, bahkan mereka dengan sukarela membawa makanan dari rumah masing-masing”, ungkap Zainal. Hampir semua kegiatan yang dilakukan selama Rokat Jalan tidak jauh berbeda dengan kegiatan perayaan

Maulid Nabi yang biasa dilakukan masyarakat. Seperti pembacaan doa dan shalawat yang diiringi dengan tabuhan hadrah dari sejumlah warga. Yang agak berbeda dari tradisi masyarakat di daerah lain adalah lokasinya yang berada tepat di pinggir jalan sehingga mengharuskan sejumlah warga harus mengatur lalu lintas, agar tradisi yang dilakukan tersebut tidak mengganggu pengendara yang lewat. Setelah semua kegiatan dilaksanakan, tradisi Rokat Jalan ditutup dengan menyiramkan belasan liter air kembang yang telah didoai di sepanjang jalan Ketengan. Secara bergantian warga menyiramkan air kembang yang telah dipersiapkan, dan disiramkan ke jalan dengan harapan dan doa kepada yang Maha Kuasa agar setiap pengguna kendaraan yang melintas di jalan tersebut terjauh dari marabahaya dan dapat selamat hingga tujuan. (zis)

patkan hadir di stadion. Terkait dukungan tersebut, Mahfud (47), pria asal Desa Aeng Sare, Kecamatan Kota Sampang ini mengatakan sebentuk solidaritas atas kehadiran simbol sukunya. ”Kami diberitahu oleh warga lokal jika masyarakat kami bermain di sini (Wamena, Red),” ujar Mahfud. Tak hanya memberi dukungan di lapangan, sejumlah warga Madura di Wamena sempat hadir ke Hotel Baliem Pilamo, tempat menginapnya pemain P-MU. Selama di hotel tersebut, selain bercerita banyak tentang kehidupan-

nya selama di Wamena, mereka juga bercerita banyak hal tentang pertarungan tim-tim sepak bola di Wamena. ”Hasil akhir 0-0 saja, sudah dianggap menang jika bermain di sini,” jelas Mahfud. Sayangnya, Mahfud yang sangat berharap bisa memakai jersey suporter P-MU di Wamena harus tertunda. Pasalnya, jersey suporter yang dibawa tim P-MU sudah habis ketika di Jayapura. ”Sayang ya, padahal saya ingin membelinya. Karena itu kebanggaan bagi kami yang ada di sini,” tandas Mahfud.

Dalam aktivitas sehariharinya, sebagian warga Madura ini sama sekali tidak sungkan menunjukkan ciri khas layaknya warga Madura, seperti memakai sarung dan kopiah kemanapun mereka pergi. Bahkan ketika mengunjungi penginapan pemain P-MU, Mahfud dengan santainya juga mengenakan sarung dan kopiah. Tak pelak pemandangan kontras pun terlihat manakala mereka duduk di hotel yang dibalut dengan suasana eksotisme alam Papua tersebut. (bri/ed)

Dukungan yang Membahagiakan Sambungan dari hal 1

Tetapi kehadiran mereka setidaknya memperlihatkan antusiasme yang begitu tinggi. Tentu saja kehadiran warga Madura yang merantau di Wamena ini mampu memacu motivasi permainan yang ditampilkan Laskar Sape Kerap. Sehari sebelumnya, ketika pemain P-MU menjajal lapangan Stadion Pendidikan Wamena (2/3), sejumlah warga Madura dan Probolinggo yang juga menggunakan Bahasa Madura, menyem-

Pemimpin Redaksi: Edi Kurniadi. Redaktur Pelaksana: Rossi Rahardjo. Koordinator Liputan: Fathurrochman Al Aziz. Redaktur: Satriyo Eko Putro. Biro Bangkalan: Kasiono (kepala), Firman Ghazali Akhmadi, Syaiful Islam, Agus Josiandi, Abdur Rohim. Biro Sampang: Fandri Ardiansyah (plt kepala), Wawan Awalluddin Husna, Ahmad Syaiful Ramadhan. Biro Pamekasan: Hairul Anam (kepala), Marzukiy, Fathor Rahman. Biro Sumenep: Busri Thaha (plt kepala), Ahmad Ainol Horri, Achmad Qusyairi Nurullah. Sport: Tabri Syaifullah Munir (Pamekasan-Sumenep) Ahmad Baiquni (Bangkalan-Sampang) Tata Artistik/Desain Grafis: Ryan Kalig (kepala), Umar Saja, Agus Subandi, Teguh Santoso. Manager Iklan dan Pemasaran/EO: Ahmadur Rusdi. Keuangan: Neny Haryanti. Staf Penagihan: Ahmad Qoyyum, Felda Yulia, Eko Prayitno, Khairus Shodiqin. Human Resources Development (HRD): Rossi Rahadjo (koordinator), Disyahmain, Ryan Kalig. Direktur Utama: Cholili Ilyas. Direktur : Disyahmain, Taufiq Rizqon, Edi Kurniadi. Wakil Direktur: Ryan Kalig. Penerbit: PT Madura Mandiri Indonesia Sejahtera. Alamat Redaksi/Iklan dan Pemasaran: San Diego Main Street MR-2 No. 16 (No.95) Pakuwon City Surabaya, Telp/Fax: (031) 5993097. Telp Redaksi: (031) 5937959. e-mail Redaksi: kabarmaduranews@gmail.com. Tarif Iklan: Iklan Umum Full Colour (FC): Rp 35.000 per mm/kolom. Iklan Umum Hitam/Putih (BW): Rp 19.000 per mm/kolom. Iklan Duka Cita/Sosial: Rp 12.000 per mm/kolom. Lowongan Rp 12.000 per baris.

Email Redaksi: redaksi@kabarmadura.co.id

WARTAWAN KABAR MADURA DIBEKALI TANDA PENGENAL, DAN DILARANG MEMINTA ATAU MENERIMA UANG/BARANG DARI SUMBER BERITA


SENIN

7

4 Februari 2013

Harapan Masyarakat Pamekasan Untuk P-MU

KANTOR Pos, sebagai salah satu tempat pelayanan publik (kalau tak salah BUMN) sangat disayangkan masih ada pungutan uang parkir bagi para konsumen/pengunjung. Pengunjung Kantor Pos, +6285257636889.

PRESTASI Persepam Madura United (P-MU) menjadi juara III Divisi Utama 2011-2012 PT. Liga Indonesia, memberikan harapan bagi masyarakat Pamekasan untuk terus berprestasi dalam bidang sepak bola. Keberhasilan untuk naik ke kasta tertinggi Liga Indonesia menjadikan P-MU sebagai klub sepak bola pertama di Madura yang berhasil merumput di Indonesia Super League (ISL). Tentu tidak mudah untuk mampu mengukir prestasi hingga menjadi juara ketiga Divisi Utama. Kerja keras para pemain, manajemen yang baik, serta dukungan masyarakat yang tinggi adalah kunci keberhasilan P-MU. Semangat para supporter untuk terus melorengkan stadion dimana P-MU berlaga adalah pemacu semangat para pemain untuk terus membobol gawang lawan sehingga mampu menyingkirkan klub-klub yang lain. Berlaga di Indonesia Super

League tentu tidak memiliki prestasi Oleh: semudah berlaga di akademik hingga ke MUSTOPA Divisi Utama, permancanegara. Tentu juangan yang lebih kita ingin Pamekasan melelahkan akan di hadapi di liga juga meraih sukses dalam bidang paling bergengsi itu. Klub-klub olahraga, terutama sepak bola. besar akan menjadi lawan berat. Kita berharapP-MU bias mengTapi tidak serta merta lawan berat harumkan Pamekasan di tataran itu menyurutkan semangat untuk persebakbolaan nasional. Kita menterus mengukir prestasi yang lebih ginginkan nantinya ada pemain besar. Laga demi laga di Divisi asal Pamekasan yang dipanggil Utama tentu menjadi pelajaran ber- untukmemperkuat Tim Nasional harga untuk mengoreksi kelemah- Indonesia. Hal itu bias dilakukan an di berbagai lini untuk perbaikan apabila pemerintah mulai memikirkekuatan P-MU kedepannya. kan pendidikan sepak bola sejak Sebagai klub sepak bola profes- dini untuk para generasi muda sional pertama di Madura yang Pamekasan. Kita juga mengigberhasil hinggake ISL. Maka besar inkan kekuatan P-MU tidak hanya harapan agar kesempatan ini tidak didominasi oleh pemain asing tapi disia-siakan oleh pihak yang yang diperkuat oleh pemain lokal. terkait. Agar Madura, khususya Pembangunan fasilitas olahPamekasan tidak dipandang se- raga juga harus menjadi pribelah mata oleh kota/kabupaten oritas utama Pemerintah, Karena yang lain. Setelah berhasil men- bagaimanapun fasilitas itu merujadi kabupaten pertama di Indo- pakan kebutuhan utama yang nesia yang berhasil meraih label mendukung keberhasilan para Kabupaten Pendidikan dan telah atlet. Pembangunan stadion yang

berlansung saat ini harus benarbenar mendapatkan perhatian semua pihak agar terlepas dari praktek korupsi seperti yang kerap terjadi di dalam setiap pembangunan fasilitas olahraga di Negara kita sehingga mampu dimanfaatkan dengan baik untuk berlatih dan berlaga. Akhirnya, kita harus menyadari bahwa pamekasan memang memiliki potensi yang cukup besar untuk menjadi kabupaten yang diperhitungkan di kancah nasional melalui sepak bola, pendidikan, budayadan lain sebagainya. Potensi yang besar itu akan mampu meraih sukses apabila didukung oleh penanganan yang baik oleh stakeholders yang memiliki tanggung jawab dalam setiap bidangnya. *) Mahasiswa Pendidikan Matematika Unira, Guru Matematika MTs Nahdlatun Nasyiin IV. Asal Pegantenan, Pamekasan.

YA KAPAN P_MU akan menang. Tunjukan nyalimu Saiful Tanjung Bumi Bangkalan, +6285708112712 SEMANGAT terus, jangn pantang menyerah PMU. Kamu pasti menang. Aku selalu mendukungmu Badrialamsyah Lancar, +6287850324812 P_MU keok sama rajanya ISL Persipura dengan skor 4 gol dan Persiwa 2-0 tanpa balas. Laga selanjutnya, menjamu Persidafon dan Persira di kandang sendiri. Semoga dari laga kandang tersebut bisa memetik kemenangan. Bravo Trètan Paseser Manèa PMU. . . . ! Arwah LB3 +6282332831860 SELAMA Madura di dadamu, ayolah bangkit PMU. Tajamkan mainmu seperti celurit Madura. Fendi Taretan Mania, +6281939323687 AYO kalahkan SFC dengan 5-3 Raihan di Bangkalan, +6287750937122 P-MU kobarkan semangatmu. Kalahkan mereka dengan celuritmu. Berikan gol yang tajam dengan ujung sadhekmu. Zainal Abidin, +6281937270604 TARAAAA... P-MU, aku datang untuk mendukungmu jangan pantang menyerah yah. Pintu masih terbuka lebar untuk menjadi juara. Lupakan yang telah terlewati. Sambut yang akan dihadapi Chachaa Iichaa C-Bink Jakarta Utara, +6287850115359 BANG Daniel Roekito, bagaimana mainnya PMU kok ngak bagus. Ayo Bang Daniel, tunjukkan kehebatan mu. PMU jelek! +6281939236794 PMU pemain asing atau pemain lokalnya kurang pengalaman di ISL. +6281939236794 CAR Free Day di Pamekasan sangat bagus sebagai sarana hiburan & rekreasi keluarga setiap hari Minggu pagi. Namun, perlu diperhatikan masalah sampah. Mestinya disediakan tempat sampah yang lebih bnyak & tersebar di stiap sudut areal Arek Lancor. Sehingga membantu meringankan petugas kebersihan. Kasihan, mereka juga manusia. By Arya Tang, +6283850078000.

Email Redaksi: kabarmaduranews@gmail.com

Sudut Duka Tini SAHABATKU memulai keheningan dengan menutup kata. Entah kita hari ini merasakan kesakitan yang teriris-iris. Jangankan melihat langsung pada kondisi Tini yang sedang melekat bagaikan satu kembar dengan papan ranjang. Ia tengah berbaring pasrah memulai tangisan manusia. kami tidak dapat berbuat apa-apa selain mengelus dada bibi Rasita, kami hanya sahabat Tini yang saat ini ikut menangis seiring bibi Rasita mengeluarkan kepedihan air matanya. ”Andaikan Tini sehat, dan bersama kita di kelas. Berarti, ia sedang gembira karena akhir tahun kenaikan kelas. Para siswa ingin menagih janji orang tua, apabila rapor plus.” Sayang ia tinggal berharap dan memohon, sedang memeluk Tuhan. Mungkin lebih baik ia mengikuti jalan satu itu. Kalau berharap janji dari orang, itu sama saja menunggu ketidakpastian. Bibi Rasita memang butuh pertolongan banyak orang, tapi siapa? Penyakit di kepalanya sekarang memakan banyak daging Tini. Hanya tulang dan rambut yang terlihat bila orang sedang menjenguknya. Bahkan orang tidak akan percaya kalau Tini menyatu dengan gelap, ditambah gelapnya rumah yang tak pernah tersentuh lampu kota. Di hamparan kota yang selalu orang perebutkan ini menjadi kesekian kalinya menjadi tandingan otot, kadang orang suka menjadi hewan yang tak punyak akal memakan kesekian dari pemiliknya. Tidak peduli apakah ia berdosa. Yang penting esok keluarga mereka sendiri menemukan masa depan. Menjadi janda miskin memang menakutkan. Siapa yang berani memuja-muja dirinya kala budaya begitu mengekang persahabatan wanita. Ilmu tidak dikuasai dan menjadi bodoh seumur hidup. Paling tidak janda itu mainan kehidupan. Banyak orang tidak mengakui sekaligus antipati persoalan kemiskinan. Padahal kota ini baru seumur jagung membentangkan cakar-cakarnya. Di tempat gedung menjulang itu dulu tempat bermain kita dan Tini. Anginnya masih sepoi kala berteduh di pohon. Tapi entah, setelah pemekaran pohon kecintaan kami mengepul asap pabrik. Sungai pun yang setiap hari kami hangatkan sekeluarga kini bau amis kotoran pabrik. Kami (Alexi Candra, Jondoi Bunga, Juintoe Tomae, Fira Aliensetia, Bobo Fernando) setiap hari mengamalkan ajaran yang kami dapatkan dari guru agama. ”Meringankan saudara yang sedang musibah dapat pahala di sisi tuhan.” Kami datang usai sekolah tanpa mengenakan baju seragam atau baju main, kami mengenakan baju ngaji agar Tini berbangga. Ia punyak pilihan setelah akhir kehidupan ini, makna pasrah mungkin selalu ia artikan sebagian dari kepercayaan. Kepercayaan setelah orang-orang mengakui ada kehidupan abadi ini. Ada yang lebih sempurna setelah bersama-sama bermain mengarungi kehidupan. Kami memaknai kedatangan ini sebelum kepercayaanya. Kami sebentar lagi kelas enam, dan kami mempunyai persepsi dari Pak Sortdjomo kalau pendidikan itu harus dijadikan untuk membaca lingkungan. Harus mempedulikan bagian-bagian yang akan mengekang setelah dewasa. Nasib

itu bukan pilihan, tapi pesanan dari siapa yang punyak akses. Seperti nasib Bibi Rasita hari ini. Meski ia tidak terlambat ditolong orang. Kadang maknai takdir itu sulit untuk kita hakimi. Yang kami tahu semua yang kita alami menjadi takdir Tuhan. Malam sudah menghentikan bising kendaraan. Mobil metro memasuki pagar rumah berlantai tiga. Mereka sedang lelah dan ingin cepat-cepat merebahkan pegal di atas kasur empuk. Aktivitas seharian menambah berat badan dan urat saraf untuk memikirkan kemajuan perusahaan. Besok pagi mereka akan bergegas melanjutkan daftar pembangunan yang lebih maju. Atau meninjau langsung tanah mana yang akan ditempati. Apalagi dalam waktu ini semua orang sedang berlomba menapaki popularitas, hanya kesenangan pribadi dan keluarga. Kehidupan ini sudah kewajiban yang tidak bisa berubah, siapa meyakini ia dapat mengganti rumah berkali-kali. Bibi Rasita menggenggam tangan tini. ”Sebenarnya ibu tidak mau menghukum kamu dalam kondisi janda. Sehingga kamu sekarang tak mampu menatap masa depan. Ibu bertambah dosa.” Di luar air mata ibu yang satu ini, banyak kepedihan yang para janda nikmati untuk membanggakan keluarga, meski sebenarnya merasakan sangat teriris. Sesungguhnya dalam dada masing-masing memakan hatinya, dan pengorbanan itu pertanda akhir dari suatu yang berkepanjangan dalam batin

Oleh:

SAMSUL ARIFIN sendiri. Mereka akan dilempar setelah kemenangan tiba. Hanya para penguasa yang akan tertawa di sudut kota ini. Meski ia lebih peduli, itu artinya kuasa yang merajalela. ”Kalau ibu menjadi pelacur itu berarti mencarikan masa depanmu yang terhina. Ibu masih punya kepedulihan pada agama. Ibu menyakini jika menghindar akan lebih baik, meskipun harus menderita secara fisik. Yang ibu takutkan adalah keadaan memaksa ibu untuk berbuat, kecuali jalan berbahaya. Di depan mata ibu sebangsa ini sudah biasa terjadi di tanah ini. Katanya tahun demi tahun pemimpin sudah mengamankan para pengamin, pengemis. Atau yang dilakukan mereka. Rumah yang tidak layak seperti ini diratakan dan orang-orang berlarian ke kolong jembatan. Demi stabilitas dan penertiban popularitas pribadi.” ”Di tanah ini, nasib kamu menjadi penyamun kebaikan sesaat belaka, Nak.” Pagi yang menjelma malaikat sedang mengitari pekarangan rumah Rasita. Ia mengintip kenangan pemimpin Umar ketika menyamar menemui rakyat. Di sudut sama yang terlupakan itu menjadi kepedihan berganti-ganti antara suara ibu dan kepedihan Tini. ”Suaramu mengaung seiring anging kencang melanda negeri ini. Pecundang berkedok manis menatap ke arah suara. Mungkin ke langit

atau mengikuti suara melanda.” Sembari malaikat melihat dari kejauhan, tertandas air mata. Persembunyian langit ke tujuh kini mengalirkan air duka atas dahaganya kehidupan ini. Sudut yang ditempati nabi merekam nafsu jahanam. Wajahnya memerah mulai mengepalkan angkara murka. Elusan sutra yang ia sematkan dalam dada manusia membabi buta dari tipuan penggangu, iblis dan sebangsa api yang murka pada Tuhan. Mereka akan selamanya mengakui kuasa sebangsa ciptaan Tuhan, atas pengakuan silam musuh keimanan itu sudah menempati hati manusia yang suci. Wajah abad baru tinggal menungu inci. Semua akan bersorak suci, wajah iblis, api atau murka menempati pesanan makanan, tempat tidur, dan pakaian manusia. Mereka mengatur kebaikan manusia supaya tidak menempati posisinya. Orang-orang akan percaya perubahan yang di silau angka-angka ini. ”Hanya keabadian yang mewakili Rasita dan Tini.” Semua dalam genggaman imaji mereka. Kota Merkuri dimana bergantungan nama-nama kehausan. Nama Bibi Rasita dan Tini hanya jadi mangsanya. Sebuah kota penuh harapan dan cita-cita. Suatu hari nama ini akan disembunyikan lagi, hanya dalam angan para penguasa. Mereka lebih suka tertawa di atas meja, menawarkan segudang keuntungan tanah ini. *) Samsul Arifin: Lahir di Kangean. Kini Menetap di Sumenep.


8

SENIN

4 Februari 2013

Segel Kantor Panwaslu, Ampera Tuai Kecaman PAMEKASAN-Kantor Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) Pamekasan di Jalan Trunojoyo, tak ubahnya aquarium yang tiada berisi ikan dan air, Minggu (3/2). Tak satupun anggota Panwaslu beserta stafnya masuk kantor. Pasalnya, kantor penyelenggara pemilu tersebut disegel oleh oleh massa Aliansi Mahasiswa Peduli Rakyat (Ampera), sehari sebelumnya. Pantauan Kabar Madura, hingga matahari terbenam, kondisi kantor tetap dihalangi dengan kayu besar lengkap dengan tulisan di karton yang mengecam Panwaslu. Mengetahui hal itu, Panwas kecamatan (Panwascam) meradang. Tanpa aling-aling rasa gentar, mereka mengecam tindakan Ampera sebagi suatu hal yang kurang baik. Syamsul Arifin, Ketua Panwascam Palengaan menegaskan, massa Ampera terbilang tidak mengerti kinerja Panwaslu sedari awal. “Mereka hanya bisa melihat dari luar. Tidak mempelajari bagaimana proses kebijakan Panwaslu selama ini,” terangnya. Kendati demikian, Syamsul Arifin tidak berani menyalahkan Ampera. Syamsul berdalih, massa Ampera punya hak menyampaikan aspirasi secara terbuka. “Kalau kita cermati, tentu kita mesti bertanya mengapa baru sekarang Panwaslu dipersoalkan? Kenapa terlambat? Mestinya mereka mengerti proses demokrasi,” tekannya. Tidak hanya itu, Syamsul bahkan menuding aksi Ampera yang sampai menyegel Kantor Panwaslu, salah alamat. “Salah satu gugatannya ialah menolak hasil Pemilukada (Pamekasan). Seharusnya, itu disuarakan kepada KPU selaku pencetus kebijakan,” tekannya.

Terkait Kasus Dugaan Suap Daging Impor

KM/HAIRUL ANAM

SALAH ALAMAT: Dua orang bocah, Minggu (3/2), menunjukkan Kantor Panwaslu Pamekasan di Jalan Trunojoyo, yang disegel oleh massa Aliansi Mahasiswa Peduli Rakyat (Ampera).

Lebih dari itu, Syamsul mencurigai ada yang menunggangi di balik aksi tersebut. “Saat aksi pertama, saya sempat bertanya kepada peserta aksi akan kelambatan tersebut. Menurut pendemo, alasannya karena menunggu instruksi dari kandidat bupati. Supaya, nantinya dilihat oleh MK (Mahkamah KOnstitusi) melalui media massa,” tudingnya. Qodar, anggota Panwascam Pakong menguatkan pernyataan Syamsul di atas. Dia menyatakan, tahapan pemilukada sudah selesai. “Demo yang tidak mendasar sangatlah bukan solusi. Selaku

pendemo, harusnya mengerti mau ke mana tujuannya,” tandas Qodar. Berikutnya Qodar berujar, demo Ampera dipandang wajar. Mengingat, Ampera tidak mungkin datang ke MK yang saat ini menangani sengketa Pemilukada Pamekasan. “Sebagai catatan, Ampera itu perlu dikaji ulang: apakah murni dari masyarakat dan mahasiswa atau bagaimana,” katanya agak mengambang. Sementara itu, massa Ampera menegaskan bahwa pihaknya melakukan aksi dan menyegel Kantor Panwaslu tiada lain karena kecewa kepada kinerja Panwaslu.

“Dapat dilihat sendiri, betapa Panwaslu terkesan main-main. Ia pernah mengeluarkan rekomendasi bahwa semua kandidat Pemilukada tidak layak bersaing karena cacat administrasi,” tekan korlap Ampera, Zainal Abidin. Selain menyinggung persoalan rekomendasi Panwaslu, massa Ampera juga meneguhkan dua tuntutan. Yakni, menolak hasil Pemilukada Pamekasan dan “Kepada Bawaslu Pusat, agar memecat Panwaslu Pamekasan karena tidak netral dan tidak profesional,” tegas Hasan Basri dalam orasinya tanpa memberikan alasan lebih lanjut. (anm/yoe)

1.500 Bilik Suara Kembali ke Sumenep

KM/HAIRUL ANAM

AMAN: Sebanyak 1.500 bilik suara yang dipinjam KPU Pamekasan ke KPU Sumenep, sudah dikembalikan beberapa waktu lalu.

REGULASI Rincian APBD Termasuk Informasi Publik BANGKALAN-Rincian anggaran belanja dalam APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah) merupakan informasi terbuka, bukan yang dikecualikan. Sehingga PPID yang menerima permohonan informasi tentang hal tersebut, diharuskan segera memberikannya kepada pemohon. “Agenda sidang sengketa antara BCW dengan 35 SKPD hari Jumat kemarin (1/2), adalah pembacaan putusan. Dan akhirnya Komisi Informasi mangabulkan permintaan pemohon atau Kami sangat kami,” ungkap Direktur optimis bahwa Bangkalan Corruption Pemkab Watch (BCW), Abdul SyuBangkalan akan kur, kemarin (3/2). melakukan Dia menjelaskan, sesuai keterbukaan Undang-Undang (UU) informasi publik Nomor 14 Tahun 2008 sesuai dengan tentang Keterbukaan aturan.” Informasi Publik (KIP), putusan ajudikasi menye- ABDUL SYUKUR Direktur BCW butkan, rincian anggaran belanja APBD adalah informasi terbuka, atau bukan yang dikecualikan. Dari hasil putusan ajudikasi di KI Bangkalan tersebut, BCW masih memberikan kesempatan kepada PPID di 35 SKPD dan 18 Kecamatan untuk memberikan data. Sebelum putusan tersebut disampaikan ke Pengadilan Negeri (PN). “Kami berharap PPID mematuhi UU 14 Tahun 2008. Kami sangat optimis bahwa Pemkab Bangkalan akan melakukan keterbukaan informasi publik sesuai dengan aturan,” ungkapnya. Abdul Syukur yakin, keterbukaan tersebut memudahkan masyarakat untuk mengakses semua Informasi terkait APBD, maupun data lainnya. Dengan keterbukaan informasi, imbuh Abdul Syukur, dapat mengantisipasi praktik korupsi yang selama ini menjadi tren di Indonesia. (ful/yoe) Email Redaksi: kabarmaduranews@gmail.com

Parpol Harus Punya Usaha

PAMEKASAN-Sebanyak 1.500 bilik suara yang dipinjam KPU Pamekasan dari KPU Pamekasan, sudah dikembalikan. Pengembalian itu, dilakukan KPU Pamekasan usai penetapan hasil Pemilukada Pamekasan, beberapa waktu lalu. Demikian ditegaskan anggota KPU Pamekasan, Agus Kasiyanto, saat dihubungi Kabar Madura, Minggu (3/2). Menurutnya, tak satu pun bilik suara itu bersisa di gudang KPU Pamekasan. “Semuanya sudah beres. Sudah di Sumenep,” tandasnya. Berikutnya Agus mengatakan, berkaitan dengan Pemilihan Legislatif (Pileg) 2014, pihaknya masih belum punya rencana lebih jauh. Pasalnya, Agus dan anggota KPU lainnya menunggu putusan Mahkamah Konstitusi (MK). Di mana, salah satu calon bupati menggugat ke MK. “Dan gugatannya ialah agar Pemilukada diulang.

Namun, kami optimis tidak akan diulang. Sebab, materi gugatan Kompak (Kholilurrahman-Masduki untuk Pamekasan Kondusif) lemah,” jelasnya. Terlepas dari itu, Sekretaris KPU Pamekasan Akhmad Zaini, dalam suatu kesempatan menjelaskan, pihaknya sudah sedikit banyak menyikapi persiapan Pemilihan Gubernur Jawa Timur. “Jadi mulai Maret 2013 nanti, KPU kabupaten sudah mulai melakukan tahapan, berupa pendataan pemilih, dan berbagai persiapan administrasi lainnya,” terang Zaini. Saat ini, kata dia, KPU juga mulai melakukan sosialisasi terkait tahapan pemilu, termasuk tahapan Pemilu Gubernur (Pilgub) 2013 yang akan digelar pada Agustus ini. Ditambahkan Zaini, khusus untuk tahapan Pilgub Jatim, saat ini KPU Kabupaten Pamekasan telah melakukan pengecekan daftar pemilih

sementara (DPS), melalui panitia pemilihan kecamatan (PPK) dan panitia pemungutan suara (PPS). “Kalau KPU Jatim, mulai saat ini kita melakukan tahapan,” katanya. Untuk diketahui, pada Pileg 2014, ada 10 parpol yang telah ditetapkan KPU Pusat sebagai peserta pemilu. Kesepuluh parpol itu adalah, Partai Nasional Demokrat (Nasdem) dengan nomor urut 1, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dengan nomor urut 2, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dengan nomor urut 3 dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dengan nomor urut 4. Selanjutnya Partai Golkar dengan nomor urut 5, Partai Gerindra dengan nomor urut 6, Partai Demokrat dengan nomor urut 7, Partai Amanat Nasional dengan nomor urut 8, PPP dengan nomor urut 9, serta Partai Hanura dengan nomor urut 10. (anm/yoe)

SUMENEP-Kasus dugaan suap daging impor yang menimpa Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Luthfi Hasan Ishaq (LHI) – kini sudah ditahan KPK – mendapat respon berbeda di tingkat bawah. Kalangan mahasiswa Sumenep menilai, ditangkapnya LHI oleh KPK ibarat fenomena gunung es, yang tidak tertangkap jauh lebih besar. Penilaian tersebut berangkat dari keyakinan bahwa partai politik merupakan bagian dari mesin kejahatan sosial yang menyebabkan korupsi di negeri ini. Pernyataan tersebut dilontarkan langsung oleh Eko Wahyudi, Koordinator BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) Sumenep. Dia mengatakan, tertangkapnya LHI yang diduga terlibat dalam kasus suap daging impor merupakan fenomena yang wajar. Sebab, partai politik memang membutuhkan uang yang banyak untuk membiayai kegiatan politiknya. ”Bagi saya, partai politik menjadi bagian dari penyebab terjadinya korupsi di negeri ini. Tekanan partai terhadap anggotanya yang ada di parlemen, bisa menjadi faktor mereka untuk mengorupsi uang negara. Dan saya kira, itu tidak hanya terjadi di PKS, tetapi di tubuh parpol yang lain,” paparnya. Menurut Eko, untuk menjadi partai besar, saat ini tidak hanya membutuhkan figur dan slogan partai yang bisa menarik simpati massa, tetapi juga harus di ikuti dengan banyaknya uang yang akan dikeluarkan. Dalam setiap pesta demokrasi, pidato-pidato politik seringkali meniscayakan adanya pengucuran uang yang harus di keluarkan oleh partai. ”Pragmatisme yang sudah mewabah di tingkat bawah, sepertinya memaksa partai ber-money politic untuk dapat tampil sebagai partai kuat. Nah, kalau tidak dengan cara korupsi, dengan jalan apalagi?” ujarnya, dengan nada menyudutkan. “Meski sudah ada larangan untuk tidak menggunakan politik uang, tetap saja mangkel, dengan alasan itu biaya kampanye, bukan money politic. Saya rasa, dalam hal

ini, partai pun juga harus punya usaha sendiri untuk membiayai kegiatan politiknya,” tambahnya. Pengamat politik lulusan UIN Sunan Kalijaga Jogjakarta, Aji Muddin menilai, idealnya partai politik memang demikian. Memiliki usaha mandiri untuk membiayai kegiatan politiknya. Hanya saja, usaha itu harus di kelola dengan cara profesional. ”Dengan catatan, tidak dijadikan sebagai mesin penggilas alias lembaga pemeras bagi badan usaha lain,” tuturnya. Akan tetapi, yang menjadi persoalan, kata Aji, dari mana harus mendapatkan modal pertama yang akan dijadikan usaha? Sebab, seringkali iuran di partai politik tertentu tidak berjalan. Input dari dari kader partai yang ada di DPR, habis untuk biaya oprasional dan gaji karyawan. ”Itulah yang saat ini menjadi persoalan,” tandasnya. Sedikit berbeda, Ali Tsabit menilai, keberadaan badan usaha yang dimiliki partai justru akan makin memperluas jaringan praktik korupsi. Sebab, selama pencatatan keuangan partai masih amburadul, tidak jelas juntrungannya. Mengharuskan partai memiliki usaha mandiri menurutnya ibarat menaikkan gaji kepala dinas atau menteri untuk meningkatkan kerja mereka agar tidak lagi melakukan pemotongan dalam proyek. ”Tapi faktanya, nihil. Sebab akar persoalannya bukan itu,” katanya. ”Bagi saya yang terpenting adalah semangat masyarakat yang ikut partai itu harus diluruskan. Seperti di PKS, iuran anggotanya berjalan, sehingga dananya pun besar. Meski presidennya tersandung kasus, tetapi coba tanyakan, kalau memang itu terbukti, berapa persen dari uang yang dikorup itu yang diberikan ke partai. Saya kira tidak akan sampai 15 persen,” ujar anggota Partai Demokrat itu, Ahad kemarin (3/2). Lebih lanjut ia memaparkan, ada semacam kesalahpahaman tepatnya kesalahan niat dalam mengikuti partai politik. Menurut Ali, banyak masyarakat yang masuk partai tujuannya untuk meraih kekuasaan, lebih-lebih mendapatkan uang. Padahal, partai merupakan mesin perjuangan rakyat dalam rumah demokrasi. (aqu/yoe)

Cerdas Memilih Pemimpin SUMENEP-Memilih sosok pemimpin merupakan salah satu hal terberat, sebab kita tidak boleh memilih pemimpin tanpa banyak pertimbangan. Terutama bagaiamana memilih pemimpin yang memiliki track record tidak tercela, dan dapat benar-benar menjadi penyambung kebutuhan rakyat dengan

AMINATUL HUSNIYAH Mahasiswi

KM/FIRMAN GHAZALI AKHMADI

rangkaian program kerja yang pro-rakyat. itulah yang diungkapkan Aminatul Husniyah, mahasiswi Universitas Brawijaya asal Bangkalan. Dara kelahiran Sumenep, 27 April 1991 itu, mengatakan, memilih pemimpin harus benar-benar sosok yang sudah terbukti dan teruji kemampuanya dalam memimpin, dengan beragam kriteria yang sekiranya dapat menggambarkan kualitas kempemimpinan mereka. “Memilih pemimpin tidak boleh asal, harus benar-benar ideal,” ungkapnya. Lebih lanjut gadis yang menggemari olahraga basket itu mengatakan, walaupun dewasa ini memilih pemimpin yang ideal sangat sulit, namun dia tetap optimis masih ada manusia-manusia tangguh Indonesia yang dapat menjad pemimpin yang pantas menjadi pemimpin. Hanya saja, mereka umumnya tidak terlihat dan tidak haus akan publisitas. “Masih banyak pemimpin di luar sana yang mampu memimpun, namun mereka tidak dikenal banyak orang,” tuturnya. Untuk itu dia berharap masyarkat yang memiliki hak pilih, dan nantinya akan memilih pemimpin, harus benarbenar cerdas dalam memilih pemimpin. Jangan hanya karena bujuk rayu dan janji-janji manis yang disampaikan tim sukses, membuat pemilih salah menentukan pilhannya. Apalagi pilihan tersebut akan sangat erat kaitanya dengan segala permasalahan yang akan dirasakan langsung masyarakat. “Jangan tertipu bujuk rayu, itu hanya terlihat manis di depan saja,” serunya. (fir/yoe)

KM/AGUS JOSIANDI

TETAP SOLID: KH Toha Holili, Ketua DPD PKS Bangkalan (kiri), dan Ahmad Moestamin, Wakil Ketua DPD PKS Bangkalan, menyatakan, tak terpengaruh dengan gonjang-ganjing di pusat.

PKS Bangkalan Rapatkan Barisan BANGKALAN-Kasus dugaan suap daging impor yang menimpa mantan Presiden PKS, Lutfi Hasan Ishaq, menjadi tamparan keras bagi seluruh kader partai berlambang padi diapit dua bulan sabit itu. Lantas bagaimanakah respon para kader PKS di lapisan bawah? Kabar madura mencoba bertanya pada pimpinan PKS di Kabupaten bangkalan. Menurut pernyataan mereka, pihaknya sama sekali tak terpengaruh dengan gonjang-ganjing yang dikabarkan media, terlebih saat mendengar pernyataan Anis Matta, presiden baru partai mereka. Ditemui di kediamannya, KH Toha Holili, ketua DPD PKS Bangkalan seusai melakukan rapat dengan para ketua DPC dan DPRa partainya, mengaku, kader partainya masih solid walaupun pihaknya mengakui masalah yang menimpa partainya tersebut bukanlah masalah yang ringan. ”Saya akui masalah ini bukanlah masalah yang ringan, akan tetapi saya tegaskan PKS Bangkalan pasca kejadian itu langsung merapatkan barisan. Kami terus

memastikan bahwa semua kader mulai DPRa, DPC dan DPD masih solid,” tandasnya. “Dan perlu juga anda ketahui, sedikitpun kami tidak meragukan integritas pimpinan PKS. Namun demikian terkait kasus dugaan suap tersebut, kami menyerahkan sepenuhnya pada proses hukum,” jelas Toha. Pada kesempatan yang sama, Ahmad Moestamin, Wakil Ketua DPD PKS Bangkalan berupaya menepis tudingan yang menyatakan, PKS bukan lagi sebagai partai “bersih” setelah kejadian itu. “Bersih itu luas artinya mas, bersih itu harus dimiliki setiap kader. Tidak lantas ketika ada 1 noda itu mewakili keseluruhan,” jelasnya singkat. Ditanya terkait wacana taubat nasional yang dimunculkan oleh Anis Matta, presiden baru PKS, DPD PKS Bangkalan mengatakan, taubat nasional tersebut akan diwujudkan dalam bentuk istighotsah akbar yang akan dilakukan dalam waktu dekat, bersamaan dengan peringatan Maulud Nabi Muhammad SAW. (jos/yoe)


SENIN

9

4 Februari 2013

KM/AHMAD SYAIFUL RAMADHAN

PEMANDANGAN LEPAS: Pemandangan kota Sampang dari ketinggian. Lokasi Kota Sampang saat ini berada di dataran rendah. Tak hanya itu, lokasi kota Sampang juga berada di bawah permukaan laut sehingga membuatnya begitu mudah banjir meski hujan sebentar. Selain upaya pengerukan yang selama ini dilakukan, perlu dipertimbangkan wacana relokasi ibukota Sampang berada di tempat yang lebih tinggi sehingga tidak terus diplesetkan sebagai kota banjir.

Banjir Kota Sampang : Bertahan atau Relokasi Bukan cerita baru kalau kota Sampang direndam banjir. Setiap tahun, sudah bisa dipastikan pusat kota Sampang kebanjiran. Secara geografis sudah bisa dipastikan, kota Sampang merupakan dataran rendah yang rentan banjir. Selain berbagai upaya pencegahan, wacana pemndahan ibukota Sampang menjadi salah satu alternatif yang dipertimbangkan. Berikut Kabar Khusus edisi kali ini. HUJAN selama tiga jam mengguyir wilayah Sampang, Jumat (1/2). Sejumlah wilayah di Sampang pun tergenang banjir. Hujan yang mulai mengguyur kota Sampang sejak pukul 10.00 hingga

pukul 12.00 WIB merendam beberapa titik rawan banjir. Genangan air setinggi betis orang dewasa juga terjadi pada sejumlah jalan-jalan protokol seperti di Jalan Jamaludin tepatnya di depan Mapolres Sampang. Akibat genangan air yang terjadi di sejumlah ruas jalan itu, para pengendara yang umumnya roda dua harus mendorong kendaraannya karena mogok. Farik, salah seorang warga desa Banyumas yang motornya mogok di sekitar jalan Jamaludin, mengaku genangan air itu sudah setinggi lutut orang dewasa yang kemudian masuk ke busi kendaraannya. “Daerah ini memang biasa tergenang, tapi barusan kali ini genangannya setinggi ini sampaisampai airnya masuk ke busi,” kata pria berusia 29 tahun ini.

Genangan air setinggi betis orang dewasa juga terjadi beberapa halaman kantor, di antaranya Dinas PU Cipta Karya, Bapemas bahkan membuat menjadikan kantor Dinas Kelautan Perikanan dan Peternakan seperti di tengah sungai karena terendam air banjir. Ketiga kantor tersebut berada di jalan Jaksa Agung Suprapto kota Sampang. Hujan benar-benar reda baru sekitar pukul 15.00 WIB, namun demikian air tidak segera menyusut. Penyebabnya air tidak bisa keluar karena saluran pembuangan tersumbat sampah. Tak hanya di jalan tersebut, pantauan Kabar Madura, genangan air setinggi lutut juga terjadi di jalan Kusuma Bangsa, jalan Imam Bonjol dan juga jalan Rajawali kota Sampang. Begitulah kondisi kota Sam-

pang kalau hujan deras turun. Karena itu tak heran kalau ada yang memlesetkan kota Sampang juga kota banjir. Soal penyebab, banjir yang melanda kota Sampang biasa datang dari Kali Kamoning memang mengalir deras ke satu sungai yang melewati tengah kota. Akibatnya air meluap hingga menggenangi perumahan warga. Secara ekologis, Kecamatan Kota sudah tidak lagi mampu mempertahankan kelestarian lingkungan. Hutanhutan kota banyak ditebang. Dengan kondisi yang seperti ini, warga kota Sampang sepertinya tidak ingin kalau ibukota kabupaten mereka sesuai dengan plesetan kota banjir. ”Lebih baik mencari daerah yang lebih tinggi dan aman dari bencana maupun segi lainnya,” kata Affandi, warga Kecamatan Kota

sudah berdomisili selama 30 tahun. Begitupula dengan Hidayati. Warga Jalan Bahagia Kelurahan Rongtengah Kecamatan Kota, yang selama ini dinyatakan sebagai salah satu daerah kantong banjir, mengakui kalau daerah yang ditinggalinya tidak layak apabila dijadikan sebagai ibukota kabupaten. Selain dari persoalan banjir, banyak persoalan lainnya yang masih belum terpecahkan di Kecamatan Kota. ”Ibukota kabupaten kok sering kebanjiran? Bagaimana pemerintahan bisa berjalan dengan baik jika selalu disibukkan dengan urusan banjir? Sebaiknya mencari tempat lain yang bebas banjir,” ungkap Hidayati. Lain halnya dengan Suryadi, pria pendatang di Kecamatan Kota yang berasal dari Sumenep. Ia mengatakan jika Kecamatan

Kota masih layak jika akan dijadikan sebagai ibukota kabupaten. Ia menilai berdasar banyaknya sarana dan prasarana pemerintahan yang berdiri di kawasan Kecamatan Kota. ”Apabila nanti ada daerah lain yang dijadikan ibukota kabupaten, misalnya di (Kecamatan) Torjun, apakah semua gedung pemerintah di sini mau direlokasi ke sana? Tentunya akan membutuhkan waktu panjang dan dana yang tidak sedikit,” tanyanya. Sejauh ini masyarakat Sampang pada umumnya menginginkan penentuan ibukota kabupaten harus melalui penalaran dan pemikiran dari berbagai segi sehingga nantinya, keputusan penentuan tersebut dapat dipertanggungjawabkan secara materiil dan moril. (waw/sya/zis)

Keruk Sungai, Solusi Klasik SOLUSI mengatasi banjir yang dilakukan selama ini terbilang klasik dan selalu dilakukan dari tahun ke tahun. Dinas PU Pengairan Kabupaten Sampang sebagai salah satu instansi terkait hanya memberikan solusi dengan cara melakukan pengerukanterhadap sejumlah ruas Kali Kamoning. Susanta, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas PU Pengairan Kab. Sampang, mengatakan, kali pihaknya akan berupaya semaksimal mungkin agar sungai Kamoning satu-satunya kali yang menampung debit air yang melintas di kota Sampang agar tidak meluap. “Pada musim hujan kali ini, pihak kami sudah melakukan beberapa langkah antisipasi di antaranya dengan melakukan pengerukan sedalam 2 meter dan pembua-

tan tebing di pinggir sungai di Kali Kamoning. Selain melakukan pembangunan penampungan air hujan,’’ ujar Susanta. Selain pengerukan, juga sudah diupayakan secara proaktif untuk bersih-bersih selokan di sejumlah jembatan tempat menumpuknya sampah. “Pembersihan sampah di sejumlah selokan dan sungai sudah kita lakukan guna mengantisipasi banjir dan juga genangan air, mudah-mudahan upaya kami dengan apa yang sudah kami lakukan ini bisa menghindari terjadinya banjir yang selalu menghantui masyarakat khususnya yang berada di kota Sampang,” imbuhnya Selain itu pihaknya juga mengungkapkan para penjaga pintu air yang terletak di beberapa titik di kota Sampang seperti Dalpenang,

Jalan Delima, jalan Bahagia. Susanta mengatakan, karena lokasi kota sampang yang berada di bawah permukaan laut, pemerintah setempat membuat resorvoar agar bisa menghambat dan mengurangi debit dan volume air yang mengalir melalui kali Kamoning. Namun demikian, Susanta mengatakan, antisipasi pembenahan infrastuktur yang ada tidak akan optimal jika tidak didukung oleh partisipasi masyarakat. “Memang kalau Kota Sampang dibilang terbebas dari banjir hingga saat ini masih belum bisa seratus persen. Tapi saya yakin kalau untuk mengurangi volume banjir, hal itu pasti bisa tentunya harus dibarengi dengan dukungan semua lapisan masyarakat,”paparnya. (waw/fan/sya/zis)

SUDAH LANGGANAN: Beginilah Kota Sampang setiap tahun saat musim hujan tiba. Warga yang tinggal di kota sudah pasti mengalami banjir yang tidak kenal ‘korban’ nya ini. KM/DOK

Sulit Ditanggulangi, Relokasi Pilihannya

KM/DOK

SESUAI DESAIN: Desa Krampon yang terletak di Kecamatan Torjun dinilai layak sebagai ibukota kabupaten karena lokasinya strategis dan sudah pasti berada di tempat tinggi yang membuat ibukota tidak dijuluki kota banjir. Email Redaksi: kabarmaduranews@gmail.com

KEPALA Bidang (Kabid) Perumahan dan Penataan Lingkungan Dinas PU Cipta Karya Kabupaten Sampang, Wahyu Prihartono mengatakan Kota Sampang sulit menghindari ancaman banjir. Bahkan termasuk lokasi pendopo Bupati Sampang pun juga terancam banjir. Wahyu mengatakan, wilayah sebelah utara pendopo Kabupaten Sampang atau yang saat ini di kenal dengan jalan Nuri adalah wilayah penampungan air. “Waktu zaman belanda dulu, tempat itu jadi bozem tempat penampungan air, sekarang jadi rumah semua,” ungkap Wahyu Prihartono. Menurut Wahyu Prihartono, wilayah di kota Sampang merupakan dataran rendah yang tidak tepat sebagai lokasi hunian apalagi kantor pemerintahan. Dikatakanya, lokasi yang ada di sekitar monumen Sampang adalah wilayah yang sangat rendah di Sampang dan hanya sebagai penampungan air yang meluap dari sungai, dimana disekitarnya saat ini sudah dijadikan pemukiman penduduk. Pada zaman Belanda lokasi di sekitar sungai Kamoning adalah rawa-rawa dan sungai kecil pada saat musim penghujan sebagai penampungan air jika debit air kiriman dari wilayah utara Sampang. “Dulu tempat itu

hanya sebagai penampung air saat ada kiriman air dari utara,” lanjut Wahyu. Kawasan tersebut saat ini menjadi lokasi dengan langganan banjir setiap tahun karena tak ada penampungan air, sehingga saat datang hujan yang tidak terlalu deras pun sudah ada genangan air yang cukup besar. “Ya sekarang tempat itu menjadi langganan banjir, wong penampungannya tidak ada” tandasnya. Dari segi demografi, kota Sampang yang saat ini dijadikan sebagai ibukota kabupaten sebenarnya tidak layak terhitung penduduknya paling padat dari 13 kecamatan lainnya. Terpisah, Ketua Ikatan Ahli Perencanaan Jawa Timur Putu Rudi mengatakan kalau memang Sampang dianggap tidak layak sebagai lokasi hunian lalu ada perencanaan pengembangan dengan menggeser pusat pemukiman baru harus berbarengan dengan permindahan pusat perdagangan, fasilitas umum. Menurut Putu Rudi, hal itu sangat sulit karena sama saja dengan memindahkan kehidupan, selain itu perlu biaya yang cukup tinggi. “Karena menggeser beberapa fasilitas umum sepeti terminal, pasar kota dan juga termasuk pemukiman ke pinggiran kota, “

kata Rudi. “Terminal antar kota tempatnya bukan ditengah kota, termasuk juga dengan pusat perdagangan seperti Pasar Kota”, ujarnya. Terkait daerah di Campang yang sekiranya pantas dijadikan ibukota karena lokasinya yang tidak mudah tergeng banjir dan juga strategis, Wahyu Prihartono menyebut Desa Krampon Kecamatan Torjun adalah salah satunya. Wilayah ini paling tepat untuk dijadikan sebagai lokasi hunian selain lokasinya yang strategis. Desa ini secara geografis mempunyai dataran yang lebih tinggi daripada kota Sampang. Tak hanya, pada sejumlah wilayah desa ini dilalui jalan raya Provinsi yang menghubungkan Sumenep-Surabaya. Sekadar diketahui, di era penjajahan Belanda, Desa krampon ini sempat dipilih sebagai hunian oleh pemerintahan Hindia Belanda karena lokasinya yang cukup tinggi, selain itu alasan tidak rawan banjir dan longsor. Kota Sampang sendiri oleh pemerintah Hindia Belanda hanya dijadikan sebagai rumah residen tepatnya di sekitar monumen Sampang. “Sebenarnya yang cocok di jadikan ibukota itu Desa Krampon karena datarannya tinggi, kalau di Kota Sampang saat ini dataran rendah dan rawan banjir,” ujar Wahyu berwacana. (waw)


10

SENIN

4 Februari 2013

SMA Wachid Hasyim Pamekasan Bungkam Terima Buku Dana Ad Hoc, Mengaku Sudah Lupa PAMEKASAN-Kasus dugaan korupsi bantuan buku di lingkungan Dinas Pendidikan (Disdik) Pamekasan, yang telah ditetapkan enam tersangkanya, juga menyeret dua lembaga pendidikan yang berada di bawah naungan dua ormas Islam terbesar, Nahdlatul Ulama (NU), dan Muhammadiyah. Kedua lembaga pendidikan itu adalah SMA Wachid Hasyim Pamekasan, yang berada di bawah naungan Lembaga Pendidikan Ma’arif NU; dan SMA Muhammadiyah 1 Pamekasan, di bawah naungan Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Daerah Muhammadiyah Pamekasan. Beberapa waktu lalu, pihak SMA Muhammadiyah 1 Pamekasan, berani berterus terang menyatakan, telah menerima bantuan buku-buku yang diduga bermasalah hukum itu. Malahan,

Kepala SMA MUhammadiyah mengaku, dia telah dipanggil tiga kali sebagai saksi dalam kasus bantuan pengadaan buku pada 40 lembaga sekolah dari tingkat SMP sampai tingkat SMA itu. Namun, tak seperti pihak SMA Muhammadiyah 1 Pamekasan, pihak SMA Wachid Hasyim Pamekasan, di Jl Parteker 1 Pamekasan itu pilih bungkam seribu bahasa. Bahkan menyatakan, sudah berupaya melupakan kasus dugaan korupsi senilai Rp 1,9 miliar tersebut. “Kalau saya, menganggap urusan itu (kasus dugaan korupsi ad hoc, red) sudah selesai. Dan pihak kami tidak terlalu mengikuti perkembangan selanjutnya dalam kasus tersebut,” pungkas Kepala SMA Wachid Hasyim, Abu Jasid, saat ditemui Kabar Madura. Akan tetapi pihak sekolah SMA Wachid Hasyim tidak memungkiri bahwa sekolahnya mendapatkan bantuan buku tersebut. “Buku-buku tersebut masih ada dan sempat kami manfaatkan, utamanya oleh

KM/FATHOR RAHMAN

CUCI TANGAN: SMA Wachid Hasyim Pamekasan, salah satu lembaga sekolah yang menerima bantuan pengadaan buku dana ad hoc.

para siswa. Dan buku tersebut diletakkan di perpustakaan sekolah,” ujarnya. Ditanya lebih jauh lagi mengenai bantuan pengadaan buku yang dinilai menjadi sasaran korupsi beberapa pejabat tersebut,

termasuk di lingkungan Disdik Pamekasan, Abu Jasid mengaku, sudah lupa. Agaknya dia tak menginginkan sekolahnya dikaitkaitkan dengan kasus tersebut. Abu Jasid juga enggan membeberkan secara detail berkaitan

dengan bantuan buku yang telah diterimanya tersebut. Hanya saja dia memastikan, lembaga pendidikan pimpinannya telah menerima bantuan buku tersebut dan telah dimanfaatkan. “Sudah lama sekali kejadian itu mas (pendistribusian buku, red), jadi kami sidah anggap selesai dan tidak mau terlibat serta sudah melupakan semuanya, termasuk yang berkaitan dengan bukubuku tersebut,” katanya. Sekadar mengingatkan, kasus bantuan buku yang dibiayai dari dana ad hoc itu, memicu masalah hukum lantaran buku-buku yang diberikan, tidak sesuai standar. Sasarannya adalah siswa SMP dan SMA, tapi buku-bukunya untuk tingkat SD. Rekanan Disdik Pamekasan yang memenangi tender pengadaan buku tersebut, adalah UD Insan Cita. SMA Muhammadiyah 1 Pamekasan yang berlokasi di Jl Masjid Patemon Pamekasan, mengaku menerima buku-buku bantuan tersebut dari UD Insan

Amfibi Plus SMAN 3 Jaring Siswa Berbakat PAMEKASAN-Untuk mencari bibit-bibit cendekiawan muda di bidang, Matematika, Fisika, Biologi dan Bahasa Inggris, Amfibi Plus ke-15 kembali digelar oleh SMAN 3 Pamekasan. Hal itu tentunya untuk mengukur kompetensi anak didik se-Jawa Timur dalam bidang tersebut. Tak heran jika selama ini SMAN 3 Pamekasan yang beralamat Jalan Pintu Gerbang, Pamekasan itu, selalu menerbitkan peserta didiknya di pentas nasional atau bahkan internasional. Kepala SMAN 3 Pamekasan, Dra Tien Farihah MSi kepada Kabar Madura, Minggu (3/2) kemarin, menuturkan, pelaksanaan Amfibi Plus tersebut merupakan kegiatan tahunan untuk menyaring siswa yang berbakat di bidang tersebut. Program bergengsi itu sudah berjalan selama 15 tahun, dan bertujuan mencari bibit baru yang berkualitas untuk pendidikan di negeri ini. “Ini merupakan seleksi siswa berbakat se-Jawa Timur di bidang Matematika, Fisika, Biologi dan Bahasa Inggris,” ungkapnya. Ditambahkan Tien Farihah, proses penilaian Amfibi Plus tersebut dilaksanakan secara terbuka, dan penilaian terbuka pula, supaya setiap lembaga pendidikan yang mendelegasikan siswanya bisa me-

lihat dan menilai sendiri kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik masing-masing. Sebab kata Tien Farihah, pelaksanaan tersebut tidak ada maksud lain kecuali untuk mencari tunas bangsa yang berbakat demi kemajuan Pamekasan sebagai kota Pendidikan dan Indonesia secara umum. “Enam besar, nanti memperoleh tiket gratis untuk masuk di SMAN 3 Pamekasan, dan juara di setiap mata pelajaran mempunyai kesempatan juga untuk masuk ke SMAN 3 ditambah lagi nanti siswa unggul berprestasi,”tutur sosok yang sebelumnya menakhodai SMAN Galis tersebut. Dia berharap, hasil dari pelaksanaan Amfibi Plus tersebut benar-benar menuai hasil yang memadai dan mumpuni di bidang tersebut, tentunya sebagai amunisi terhadap SMAN 3 Pamekasan yang selama ini telah menjadi sekolah unggulan di Pamekasan. Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Pamekasan Achmad Hidayat juga mengatakan, pihaknya bersyukur atas terselenggaranya Amfibi Plus ke-15 tersebut. Sebab hal itu demi kemajuan pendidikan di Pamekasan sendiri. “Selamat saya ucapkan kepada seluruh juara, mudahmudahan ilmu yang didapat bisa bermanfaat, dan perlu

KM/MARZUKIY

Cita, yang bergerak di bidang distributor buku pelajaran. “Kami memang telah menerima program pengadaan dan bantuan buku tersebut dari salah satu rekanan. Banyaknya buku kurang lebih sekitar 350 eksemplar yang terbagi ke dalam 17 kardus,” ungkap Kepala SMA Muhammadiyah 1 Pamekasan, Mohammad Wardi kepada Kabar Madura, Selasa pekan lalu (29/1). Menurut Mohammad Wardi, materi pelajaran dalam bukubuku yang mereka terima, masih sesuai dengan kebutuhan sekolahnya, karena buku yang diterima memang bukan buku materi dan sesuai dengan kebutuhannya, buku tersebut adalah buku pelengkap saja. “Yang namanya buku pelengkap, bukan buku pokok materi pelajaran, apa pun isinya pasti dimanfaatkan oleh sekolah kami serta tetap sesuai. Buku-buku tersebut ada di ruang perpustakaan dan banyak yang digunakan oleh siswa,” ujarnya, saat itu. (ong/yoe)

Belum Dapat Bantuan, KBM MI Alhasanat Terganggu SUMENEP-Meski sudah disurvei pihak Kemenag Sumenep, namun memasuki bulan kedua 2013 ini MI Alhasanat yang terletak di Dusun Pangelen, Desa Prenduan, Kecamatan Kota Sumenep, belum mendapatkan bantuan apa-apa dari pemerintah. Hampir satu bulan, anak didik MI itu, masih tetap mengungsi di musala tetangga. Moh Musleh Tirta Hafid, salah satu pengurus MI Alhasanat mengaku, sampai saat ini masih belum ada kejelasan tentang bantuan perbaikan gedung untuk memperbaiki ruang kelas yang sudah ambruk. Tidak adanya ruang kelas untuk tempat belajar siswa-siswinya menurut Musleh, dirasa sangat mengganggu terhadap Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di sekolahnya.

”Mengganggu KBM, (memang) iya. Sebab konsentrasi anak-anak belajar semakin terkurangi. Musala yang ditempati itu kan sidikit terbuka. Jadi anak-anak sering nolah-noleh saat materi pelajaran itu disampaikan,” papar Musleh kemarin. Musleh menambahkan, hilangnya satu ruang kelas itu sangat menyulitkan pihak lembaga untuk mendirikan gedung baru. Sebab, tingkat ekonomi masyarakat yang menengah ke bawah, membuat ketua yayasan tidak tega untuk menarik sumbangan dari walimurid. ”Kuat menyekolahkan anaknya saja sudah untung,” tuturnya. Sementara itu, Kasi Mapenda Kemenag Sumenep, sebelumnya sudah angkat tangan terkait dengan bantuan dana perbaikan ruang untuk lembaga tersebut. (aqu/yoe)

CENDEKIAWAN: Para juara Amfibi Plus ke-15, (dari kanan ke kiri) Ahmad Faishol Huda, Aufatush Shabrina, Agus Andrianto Alfaridzi diapit Kepala SMA 3 Pamekasan, Dra Tien Farihah MSi, dan Kepala Disdik) Pamekasan Achmad Hidayat.

diingat, bahwa di atas langit masih ada langit. Jadi jangan puas atas hasil yang diperoleh di SMAN 3 (Pamekasan) ini,” harap sosok karismatik itu. Perlu diketahui, terdapat 1.400 lebih peserta Ambifi Plus tahun ini. Mereka datang dari seluruh kabupaten di Madura dan sebagian kabupaten di Jawa

Timur. Dari angka tersebut tercatat enam juara dalam pelaksanaan Amfibi plus ke-15 ini semuanya disabet Kabupaten Pamekasan. Juara pertama diraih Ahmad Faishol Huda dari SMPN 2 Pamekasan, disusul Aufatush Shabrina dari SMPN 1 Waru Pamekasan, dan juara tiga diraih Agus

Andrianto Alfariridzi delegasi SMPN 2 Pamekasan. Sementara juara harapan pertama, Muhammad Ja’far Shodiq dari SMPN 1 Pademawu. Disusul Wildy Fachrizal dari SMPN 5 Pamekasan. Sedangkan juara harapan tiga diraih Thirza Nabila SY, delegasi dari SMP Plus Nurul Hikmah Pamekasan. (jck/yoe/adv)

LULUSAN SEKOLAH Tak Terserap Dunia Kerja SAMPANG-Pada umumnya lulusan perawat menginginkan pekerjaan setelah menyelesaikan studinya di bidang keperawatan. Empat kabupaten di Madura, masing-masing mempunyai sekolah di bidang keperawatan, dengan demikian, jumlah lulusannya pun membeludak. Dari banyaknya lulusan tersebut tidak diimbangi dengan jumlah lapangan pekerjaan yang tersedia, sampai-sampai mereka menyatakan siap dipekerjakan meski tanpa harus dibayar. “Pada umumnya lulusan perawat kan ingin langsung bekerja, kadang mereka mengabaikan bayaran pokoknya bekerja,” ungkap salah satu perawat RSUD Sampang, Muhidin Karnojianto, Minggu (3/2). Akhirnya, dengan minimnya tenaga perawat yang ada di RSUD Sampang, kemauan tinggi para perawat untuk bekerja dimanfaatkan untuk dipekerjakan di satu-satunya rumah sakit di Sampang itu. Selain alasan itu, pelamar dari lulusan akademi perawat pun cukup besar. Muhidin yang juga Ketua PPNI Komisariat RSUD Sampang, menyatakan, dalam hal ini pihaknya hanya bisa memfasilitasi lulusan perawat yang ingin bekerja di rumah sakit. “Kami hanya memfasilitasi keinginan perawat untuk bekerja dirumah sakit,” ujarnya. Kondisi demikian dimanfaatkan pihak rumah sakit untuk melakukan penambahan jumlah tenaga medis, sehingga penanganan terhadap pasien dapat lebih maksimal. Di samping itu mampu mengurangi lulusan keperawatan yang belum memperoleh pekerjaan sesuai dengan keahliannya, ditambah lagi RSUD Sampang juga kekurangan tenaga perawat. Humas RSUD Sampang, dr Yuliono mengakui, RSUD Sampang masih kekurangan tenaga perawat, tidak sebanding dengan jumlah pasien yang harus ditangani. “Setelah mereka diterima, sudah ada perjanjian dengan pihak rumah sakit bahwa tidak ada gaji,” tandasnya.(waw/yoe) Email Redaksi: kabarmaduranews@gmail.com

KM/DOK

BERSABAR: Siswa-siswi MI Alhasanat hingga saat ini belum memiliki ruang kelas, sejak ruang belajar mereka direnggut hujan lebat yang disertai angin kencang, 13 Januari lalu.

Kenakalan Remaja Marak, Pesantren Alternatifnya KM/HAIRUL ANAM

RAJUT KEBERSAMAAN: Ribuan alumni Pondok Pesantren Bettet se-Nusantara melangsungkan pertemuan di Kantor Bakorwil Pamekasan, Senin (03/02).

Ribuan Alumni Bettet Doakan Indonesia PAMEKASAN-Ribuan alumnus Pondok Pesantren Miftahul Ulum Bettet Pamekasan menyesaki halaman Kantor Bakorwil, Minggu (3/2). Mereka merajut kebersamaan atas prakarsa Ikatan Alumni Ponpes Miftahul Ulum Bettet (IKTABET). Tak sekadar kumpul-kumpul temu kangen, ribuan alumnus Bettet yang datang dari seluruh penjuru Nusantara itu, juga mamanjatkan tahlil, serta istighotsah atau doa bersama. Para alumnus tersebut, datang dari Jakarta, Malang, Kalimantan, Lampung, Bogor, Jogjakarta, Bandung, Samarinda, dan sebagainya. Acara yang persiapannya memakan waktu tiga bulan itu,

bertemakan, “Merajut ukhawah, menyatukan langkah dan mengukir amaliyah dalam rangka amar makruf nahi mungkar.” Ketua Umum IKTABET, KHRP Syaifuddin Syam menegaskan, selain mendoakan Indonesia, acara itu juga bertujuan untuk mempererat silaturahmi antar-alumni. “Kami mendoakan Indonesia secara keseluruhan agar bebas dari korupsi, bencana, dan sebagainya,” tegasnya. Dikatakan, merebaknya korupsi serta mencuatnya bencana di Indonesia tidak lepas dari perilaku manusia yang belum berlandaskan ajaran Islam. Imbuh Syaifuddin, pesantren memiliki peran besar untuk menyikapinya secara arif dan bijaksana.

Dalam sambutannya, KHRP Syaifuddin Syai menyatakan bahwa pihaknya dalam waktu dekat ini berencana menggelar acara yang bersifat lintas pesantren. “Acara reuni seperti ini penting kita lakukan. Supaya, jalinan ukhawah Islamiyah terkuatkan secara utuh dalam diri kita,” tegasnya. Bupati Pamekasan Kholilurrahman turut hadir sebagai udangan kehormatan, dan juga memberikan sambutan dalam acara tersebut. ”Kami sangat mengapresiasi acara reuni ini. Dalam rangka menjalin dan menyambung tali silaturrahmi. Semoga persaudaraan ini akan kekal sampai kapanpun,” ujar Kholilurrahman. (anm/yoe/adv)

SUMENEP- Meningkatnya kriminalitas anak di Sumenep mengundang perhatian khusus dari banyak kalangan. Terutama pengamat sekaligus para tokoh pesantren yang tersebar di wilayah Sumenep. Makin tingginya angka kenakalan remaja tersebut dinilai merupakan kegagalan lembaga pendidikan dalam menciptakan generasi muda yang memiliki moralitas yang kuat. Penilayan tersebut selaras dengan pernyataan ketua Dewan Pendidikan Kabupaten Sumenep (DPKS) M Kamali Ersyad. Dia menyatakan, sudah terjadi pergeseran nilai dari lembaga pendidikan yang menjamur di negeri ini. Menurut Kamali, semangat mendirikan lembaga pendidikan atau sekolah, bukan lagi dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang bermoral, tetapi karena kepentingan ekonomi yang berlebihan.

Menyikapi kenakalan remaja tersebut, Nyi Mila Karomi Al-Khos, pengasuh muda Pesantren Istifadah Gingging mengatakan, pesantren menjadi lembaga alternatif sebagai lembaga pendidikan moral. Sebab selama 24 jam, kegiatan para peserta didik yang berada di pesantren itu terkontrol. ”Apalagi, tekanan peraturan di pesantren itu memang mengarah kepada terciptanya insan kuat secara agama. Bagi saya, ini merupakan mementum bagi pesantren untuk kembali mencerdaskan kehidupan bangsa yang tidak hanya pandai secara intelektual, tetapi juga kuat dalam hal spiritualnya,” paparnya. Lebih lanjut dia menjelaskan, kesibukan orangtua yang tidak meluangkan waktunya untuk mendidik anak-anak mereka bisa dibantu dengan memondokkan anaknya ke pesantren. (aqu/yoe)


SENIN

11

4 Februari 2013

SEPAK POJOK

PSB Optimistis Dulang 3 Poin Siang Ini Ngongghai Kandang PSBK BANGKALAN-Perjuangan Perseba Super Bangkalan (PSB) mengarungi Kompetisi Divisi Utama telah dimulai. Stadion Soepriyadi Blitar menjadi destinasi pertama dalam merebut 3 poin kemenangan. Seluruh masyarakat Bangkalan sebagai basis pendukung utama pun menunggu kiprah PSB di kompetisi liga profesional tersebut. Tak ayal, Danilo F ernando dan kawan-kawan harus membawa serta spanduk kemenangan menjelang keberangkatan tim ke kota PETA tersebut. Menyongsong duel melawan PSBK Blitar pada 6 Februari itu, usai latihan pagi hari ini, rencananya tim PSB akan langsung bertolak ke Blitar. Dengan menempuh jalur darat, perjala-

KM/AHMAD BAIQUNI

SOUVENIR: Fajar menerima cindera mata dari perwakilan K-Conk Sorbejeh.

Ultah, Tuai Ucapan Selamat BANGKALAN-Peringatan hari jadi KConk Mania Korwil Adventure Kecamatan Kota Bangkalan, menuai banyak pujian. Selain selebrasi yang berhasil menyedot banyak undangan, komunitas yang memiliki basis rocker tersebut mulai bisa menciptakan kedekatan antara komunitas suporter dengan komunitas musisi rock. Meskipun mayoritas beranggotakan ABG, namun K-Conk Adventure tak kalah ide untuk terus mempromosikan spanduknya. Fajar Ariyanto, pendiri K-Conk Adventure mengaku sangat bangga dengan capaian yang telah ditunjukkan oleh korwilnya tersebut. Meskipun dirinya sudah tidak menjabat sebagai ketua sejak beberapa bulan lalu dengan alasan pekerjaan, namun Fajar tetap memberikan perhatian penuh bagi anak-anak Adventure. ”Sangat senang dengan pencapaian ini. Di ultah pertama kita sudah bisa membuat acara semeriah ini. Semoga bisa dipertahankan untuk tahun-tahun mendatang” ungkap Fajar. Sementara itu, Presiden K-Conk Mania Jimhur Saros juga tak ketinggalan dalam menyemangati anak-anak asuhnya tersebut. Dalam pernyataannya di depan audiens, pria yang berprofesi sebagai pengacara itu memberi motivasi untuk terus meningkatkan kreasivitas. (bai/ed)

BERGABUNG: Ferry Aman Saragih dengan kostum loreng merah-putih khas PSB jelang merumput di lapangan SGB, kemarin (2/2).

nan sekitar tiga sampai empat jam akan dilewati rombongan, sebelum tiba di Blitar. Dalam pertandingan perdana tersebut, dua pemain anyar Perseba yaitu Ferry Aman Saragih dan striker asal Liberia, Ferry N. Somah juga turut dalam rombongan. Keduanya diperkirakan akan langsung turun dalam pertandingan yang menurut rencana akan ditayangkan live di salah satu stasiun televisi swasta itu. Sementara itu, pernyataan bernada optimistis dari sang pelatih, Nus Yadera, turut mengiringi perjuangan PSB. Pelatih 46 tahun itu mengatakan, menjelang pertandingan yang akan dilangsungkan hari Rabu itu, dirinya sudah sangat mempercayai komposisi pemain yang dimilikinya. ”Kita yakin aja dengan materi pemain yang ada,” ucap Nus. Selain itu, menghadapi tim

yang diasuhnya musim lalu, Nus bahkan tak ragu-ragu untuk mematok kemenangan. ”Tanpa bermaksud meremehkan tim lawan, kami optimistis bisa mencuri poin,” imbuh pelatih yang pernah menukangi Persewangi Banyuwangi, Deltras Sidoarjo, Mitra Kukar dan PSBK Blitar itu. Sementara itu, kepulangan George Dakar Mitchell pasca mengurus izin kerjanya tak diperpanjang, membuat sedikit kesedihan dalam tim. Pembawaan yang ramah membuat beberapa legiun Laskar Suramadu cukup merasa kehilangan sosok pemain yang pulang kampung, setelah masa berlaku visa kerjanya habis itu. ”Meskipun di lapangan begitu garang, tapi George sebenarnya sangat ramah. Kami cukup kehilangan dengan kepergian George,” ungkap salah seorang pemain. (bai/ed)

Laga Perdana Tak Pernah Mudah Nus Yadera Siapkan Kiat Khusus BANGKALAN-Laga perdana yang akan dilakoni oleh sebuah tim dalam satu musim kompetisi, memang selalu menjadi sorotan. Beberapa tim bahkan terlihat mengalami syndrome saat melakoni laga pembuka tersebut. Target berat yang diusung untuk memenangkan pertandin-

gan, ditengarai menjadi penyebab utama hinggapnya tersebut. g Selain demam panggung yang biasa juga mengiringinya. Akibatnya, tak sedikit tim besar yang harus menyerah dari tim medioker, bahkan tim papan bawah. Hal ini yang saat inii ada di benak Pelatih Ke Kepala Perseba Super Bangkalan (PSB), Nus Yadera. Pelatih berdarah Maluku itu cukup

mewaspadai tekanan yang akan diterima anak asuhnya saat menjalani partai pembuka melawan PSBK Biltar, 6 Februari mendatang. Apalagi Danilo Fernando dan kawan-kawan akan bermain di bawah t tekanan suporter tuan ru rumah PETA Mania. Namun bukan Nus namanya apabila tidak mempunyai kiat khusus. Pelatih yang musim

lalu berhasil mengantarkan PSBK Blitar ke babak 8 besar itu mengaku sudah mempersiapkan resep tersendiri untuk mengantisipasi demam panggung yang berpotensi mewabahi timnya tersebut. ”Pemain sepak bola juga kan manusia yang memiliki perasaan. Demam panggung itu juga kendala yang hanya menghinggapi perasaan pemain. Jadi bisa kami antisipasi,” terang pelatih 46 tahun itu.

Saat masih melatih di klub lain, beberapa kali cara yang dipakainya terbilang berhasil. Buktinya, hasil positif selalu diraih tim asuhan Nus saat menjalani partai perdananya. Namun saat ditanya kunci yang digunakannya tersebut, Nus memilih merahasiakannya. Pelatih yang identik dengan Gelora Dewata itu mengaku percaya bahwa di PSB musim ini, kiat tersebut masih cukup ampuh untuk diulangi. (bai/ed)

Tim Porprov Bangkalan Menjanjikan

KM/ACHMAD BAIQUNI

BERJIBAKU: Salah satu aksi laga uji tanding antara PSB lawan Tim Porprov Bangkalan di SGB (2/2).

BANGKALAN-Uji tanding perdana dilakoni tim sepak bola Bangkalan yang diproyeksi ke arena Porprov IV/2013 mendatang. Tak tanggungtanggung, lawan yang dipilih adalah Perseba Super Bangkalan (PSB), tim yang kini bersiap melakoni laga perdananya di kasta kompetisi profesional Divisi Utama 2012-2013. Partai tersebut telah dilangsungkan di Stadion Gelora Bangkalan (2/2). Melawan PSB, memang terbilang sangat berat bagi Tim Porprov Bangkalan. Selain karena status lawan yang sekian level di atasnya, persiapan yang dilakukan tim besutan trio pelatih Afiv SubarkahPetir Khan-Jumali itu juga terbilang sangat minim. Bayangkan, setelah

rampung seleksi, ZuhriPorprov Bangkalan oleh yanto dan kawan-kawan Risky “Batak” Marsuki di hanya berkesempatan pertengahan babak II, menmenjalani sekali latihan Cukup berani untuk jadi tanda bahwa semangat sebelum meladeni per- sekelas tim Porprov. bertanding yang mereka mainan PSB. usung bukanlah main-main. Kecepatan yang Namun bedanya, perDalam beberapa kali duel mereka miliki juga siapan dan status tim tak yang terjadi, Tim Pelatih lumayan bagus.” membuat pemain-pePerseba Super bahkan semmain muda Bangkalan pat memberikan pujian. KeASHARI itu mau dipecundangi Asisten Pelatih PSB cepatan yang dimiliki oleh begitu saja. Meskipun beberapa pemain Porprov terbilang baru terbentuk, Bangkalan menjadi salah tim yang akan bermain di Pra-Porprov satu penyebab datangnya pujian Wilayah Madura di Sumenep, 17 Feb- tersebut. ruari itu, sempat merepotkan pemain”Cukup berani untuk sekelas tim pemain PSB. Porprov. Kecepatan yang mereka miKendati harus menerima gelontoran liki juga lumayan bagus,” ujar Asisten lima gol, namun satu gol balasan Tim Pelatih PSB, Ashari. (bai/ed)

Menjelajahi Papua Bersama Laskar Sape Kerap (2-Bersambung)

Distrik Wamena, Dingin dan Harga-Harga Mahal Dari Jayapura, rombongan P-MU menuju Sentani untuk kemudian terbang ke Wamena. Unik dan menarik. Itulah gambaran singkatnya. Apa saja yang terasa unik dari perjalanan Kabar Madura bersama dengan rombongan Laskar Sape Kerap? TABRI S. MUNIR, Wamena WAMENA adalah dataran rendah yang berada di lembah pegunungan Trikora dan Jayawijaya. Salah satu distrik di Kabupaten Jayawijaya tersebut menjadi pusat transit berbagai warga. Itu karena pesawat terbang dari Sentani lebih banyak mendarat di Bandara Wamena. Bagi warga Jayapura, jika ingin ke Wamena mereka biasa menyebutnya dengan istilah naik. Itu biasa mereka sebutkan karena untuk menuju Wamena memang harus naik hingga ribuan meter dari permukaan laut. Di Wamena, curah hujan termasuk tinggi. Bedanya dengan Bandung yang juga berada berada di pegunungan, hujan di Wamena biasa terjadi pada malam harinya. Sementara di Bandung hujan biasa terjadi memasuki sore. Jika pertandingan di Wamena di gelar Email Redaksi: kabarmaduranews@gmail.co

pada malam hari atau pukul 19.00 waktu setempat, tuan rumah sudah pasti sangat diuntungkan. Pasalnya, selain sudah terbiasa dengan lapangan stadion, mereka juga sudah terbiasa berjibaku di lapangan pada situasi yang sangat dingin. Belum lagi jika hujan turun, praktis pemain yang terbiasa dengan cuaca panas akan berjalan kaku karena kedinginan. Untungnya, pertandingan P-MU melawan tuan rumah Persiwa Wamena digelar sore harinya. Untuk yang biasa menggunakan Air Condisoner (AC), jangan berharap hotel dan mall di Wamena akan menyediakannya. Sebab di sana, tanpa AC-pun cuaca benarbenar dingin hingga menusuk tulang. Selain jaket, siapkan kaos kaki jika sudah memasuki pukul 21.00 malam. Sebab rasa dingin tersebut makin menjadi-jadi hingga pukul sembilan pagi. Suasana dingin di Wamena, biasanya mulai terasa pukul 15.00. Pada jam-jam tersebut, pendatang biasanya sudah harus mulai menyiapkan jaket untuk bisa beradaptasi dengan cuaca setempat. Berbeda halnya dengan warga setempat. Mereka dengan santainya memakai baju tipis, bahkan ada yang berjalan dengan tanpa menggunakann alas kaki. Apalagi bagi penduduk pegunungan asli, yakni suku Hobi, selaku suku terbesar di

MELENGGANG: Dua penggawa P-MU, Khoirul Mashuda (kiri) dan Fachruddin Wahyu Aryanto, berpapasan dengan penduduk asli suku Hobi di tengah ruas jalan Distrik Wamena.

Wamena. Mereka justru dengan santainya berjalan hanya menggunakan koteka sebagai penutup kemaluan. Aktivitas keseharian mereka memang tak pernah menggunakan alas kaki dan baju. Padahal, rombongan P-MU sebagian besar sudah memakai jaket. Persiwa Wamena biasa dijuluki dengan Badai Pegunungan. Menurut Umar, selaku Low Officer (LO) setempat, sebutan tersebut karena memang sesekali di

Wamena yang biasa disebut Lembah Baliem, sering terjadi badai angin timur yang mereka sebut dengan Badai Kurima. Jika angin ini sudah berhembus, menurut penuturan warga setempat, dinginnya bisa menusuk tulang. ”Kalau sudah ada Badai Kurima, kita orang tak berani keluar rumah. Itupun kita orang harus pakai beberapa jaket sekaligus,” ujar Lucas Homei, salah satu anggota suku Hobi.

KM/TABRI S. MUNIR

Bagaimana penduduk Wamena bisa tahan terhadap dingin? Sebab mereka memang dianugerahi fisik yang tangguh, termasuk karena anatomi tubuh mereka lebih banyak ditumbuhi bulu. Penduduk setempat juga biasa mengatasi dingin dengan mengunyah pinang. Untuk bisa mengkonsumsi pinang tersebut, mereka harus mendatangkan dari wilayah pantai. Seperti Sentani, Abepura dan Jayapura. Cuma harganya

memang lebih mahal dari tempat asalnya. Jika di Jayapura satu paket yang berisi dua buah pinang, satu sirih dan satu bungkus kapur, biasa dijual Rp 1.000, di Wamena harganya mencapai Rp 5.000. Fantastis memang harganya. Sebab barang-barang tersebut harus diangkut menggunakan pesawat. Iseng-iseng Kabar Madura mencoba bertanya berapa ongkos kirim jika menggunakan pesawat. Alamak..., satu kilo gram ongkosnya Rp 8.000. Harga tersebut adalah harga standar. Makanya, tidak heran jika harga semen di Jayapura yang Rp 100 ribu, di Wamena bisa Rp 450 ribu untuk semen packing 50 Kg. Untuk bahan bakar, harganya memang tergolong mahal. Itupun sangat terbatas untuk bisa mendapatkannya. Setiap pemilik mobil, baik itu mobil angkutan umum (MPU) maupun mobil pribadi, harus mendapatkan kupon pembelian BBM terlebih dahulu di Kantor Dinas Perdagangan. Kupon tersebut hanya untuk pembelian 25 liter BBM untuk satu minggu bagi mobil pribadi dan 20 liter BBM untuk jatah tiga hari bagi MPU. Pembelian dengan kupon tersebut harganya sama dengan standar harga yang telah ditetapkan pemerintah, yakni Rp 4.500. Tapi jika ada kekurangan dari jatah kupon tersebut harus membeli di kios BBM. Berapa harganya? Alamak... Rp 20 ribu per liternya. (ed)


12

SENIN

4 Februari 2013

KM/TABRI S. MUNIR

PASUKAN LENGKAP: Starting eleven P-MU saat menghadapi Persiwa Wamena di Stadion Pendidikan kemarin.

PEMAIN MINTA MAAF PADA SUPORTER Tak Bisa Bawa Poin dari Tur Papua DUA kali kekalahan P-MU di Papua, yakni meladeni Persipura Jayapura dan Persiwa Wamena, membuat penggawa Laskar Sape Kerap merasa sangat terbebani. Sebab mereka tak bisa memenuhi harapan besar suporter Madura. Yakni, minimal bisa memetik poin dari tur Papua tersebut. Tak heran, Alvonsius Kevlan yang dipercaya sebagai kiper utama dalam dua pertandingan tersebut, meminta maaf secara khusus kepada suporter. Itu disampaikannya melalui Kabar

Bersiap Menjamu Dua Tim Papua Lainnya WAMENA-Usai melakoni dua laga terberatnya, Laskar Sape Kerap pulang kampung.

Email Redaksi: kabarmaduranews@gmail.com

Madura seusai pertandingan melawan Persiwa Wamena di Stadion Pendidikan Wamena, kemarin (3/2). ”Saya betul-betul minta maaf terhadap suporter. Karena kali ini saya tidak bisa mempertahankan lan gawang saya hingga kebobolan enam gol,” ujar Alvonsius Kelvan. Senada, permintaan maaf disampaikan Zainal Arif, Kap-a ten Tim P-MU pada laga kemarin. Pria asal Bandung tersebut merasa bersalah terhadap suporter P-MU, karena tidak bisa memberi hadiah poin sebagai oleholeh dari tur Papua. ”Atas nama kapten tim saat ini,

Untuk kemudian mempersiapkan diri melakoni dua laga kandangnya. Yakni menjamu Persidafon Dafonsoro dan Persiram Raja Ampat. Rencana kepulangan rombongan sebanyak 21 orang

saya meminta maaf kepada suporter. Semoga kami diberi kekuatan agar pada pertandingan selanjutnya, terutama di kandang, bisa meraih poin penuh,” ujar Zainal Arief. Atas pernyataan kesatria para pe pemain P-MU, sejumlah warga Madura yang berada di Wamena mengaku sangat terkesan terhadap pemain P-MU. ” ”Memang sangat sulit untuk b menang di sini (Wamena, bisa R Red). Selain dikerjai wasit, cuaca yang sangat ektrem menjadi titik lemah tim tamu. Saya saja bangga karena P-MU hanya kalah 2-0 di Wamena,” ujar Yanto, pria asal Pabean, Sumenep. (bri/ed)

tersebut, akan bertolak dari Bandara Wamena sekitar pukul 08.00 Waktu Indonesia Timur. Perjalan tersebut harus melalui tiga kali transit. Yakni di Bandara Sentani, Bandara Hasanuddin

Makassar, untuk kemudian mendarat di Bandara Juanda Surabaya. Menilik dari jadwal perjalanan yang telah direncanakan, waktu penerbangan dari Wamena ke Bandara Sentani akan memakan waktu 55 menit. Untuk kemudian reservasi di Bandara Sentani sekitar 1,5 jam. Jika penerbangan lancar, dimungkinkan rombongan akan menjalani penerbangan terlama menuju Makassar pada pukul 11.30 WIT. Dari Sentani menuju Makassar biasa ditempuh selama 3,5 jam. Jika lancar, perjalanan ke Makassar akan sampai pukul 14.00 Waktu Indonesia Tengah (WITA). Perjalanan menuju Surabaya yang biasanya hanya akan ditempuh selama 1,5 jam, akan dilalui oleh rombongan. Cuma sebelumnya, sebagaimana disampaikan sumber internal agen perjalanan, waktu transitnya dimungkinkan selama dua jam. Jika itu betul-betul terjadi, kemungkinan besar rombongan akan terbang dari Makassar pada pukul 16.00 WITA. Sedang mendarat di Surabaya dimungkinkan pukul 16.30 WIB. Sementara itu, jika tidak aral melintang, rombongan dijadwalkan merapat ke Pamekasan malam ini pukul 21.00. Di Madura, usai tur berat ke Papua, Laskar Sape Kerap akan langsung dihadapkan pada materi latihan yang telah direncakan tim pelatih P-MU. Sebagaimana disampaikan Daniel Roekito, meraka akan langsung bersiap melakoni pertandingan kandang pertamanya di Bangkalan dalam rangka meladeni dua tamunya, yang juga berasal Papua. Masingmasing Persidafon Dafonsoro dan Persiram Raja Ampat. Pertandingan yang rencananya akan digelar 9 Februari tersebut akan menjadi titik balik bagi skuad P-MU untuk membuktikan kebangkitannya di hadapan publiknya sendiri. (bri/ed)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.