Kabare Magazine edisi Agustus 2014

Page 1

9 7 7 2 0 8 7 2 7 5 6 7 1




SOWAN DARI REDAKSI

Ilmu Pendekar I

Alam takambang jadi guru, sebuah pepatah Minang, berarti bahwa kita harus bersikap dinamis dan selalu belajar dari alam.

ni mungkin sudah menjadi rahasia umum, dimana setiap guru bela diri tidak mengajarkan semua ilmunya kepada muridnya. Jika sang guru memiliki sepuluh ilmu, kepada si murid dia hanya akan menurunkan ilmunya delapan saja. Orang-orang pastinya beranggapan bahwa guru pastinya memang harus punya yang lebih daripada murid. Ada juga yang demikian, jika semuanya diberikan kepada murid, suatu saat bila murid balik melawan sang guru, bisa jadi guru itu akan kalah. Jadi dengan menyimpan ilmu yang tidak diajarkan ke muridnya, sang guru akan aman karena punya jurus-jurus pamungkas. Semua orang beranggapan bahwa dalam ilmu bela diri, inilah yang terjadi. Mungkin, yang terpikir kemudian adalah anggapan negatif kepada guru, karena pelit memberi ilmu. Namun, ternyata semua anggapan itu tidak tepat. Guru silat tidak hanya mengajarkan langkah-langkah dan jurus, tapi juga mengajarkan kehidupan kepada murid-muridnya. Apabila guru silat hanya mengajarkan jurus dan langkah, maka hasilnya sang murid hanya akan menerima dari sang guru. Kemudian pendekar-pendekar manja saja yang terbentuk, yang hanya mau menerima, tanpa ada usaha untuk berkreasi. Dengan mengajarkan sebagian ilmu kepada murid, sang guru sebenarnya hendak mengajar murid untuk berkreasi dengan ilmu yang sudah diberikan. Dengan demikian, yang tercipta kemudian pendekar-pendekar kreatif, karena sang murid akan mencari atau mengembangkan ilmu yang lain sehingga ilmu yang dimilikinya menjadi sempurna. Jika kita pantulkan cerita ini ke dalam kehidupan sekarang, jelas terlihat bahwa generasi yang manja dan hanya mau menerima, generasi itu tidak akan bertahan lama. Yang dibutuhkan saat ini adalah generasi yang kreatif dan inovatif. Alam takambang jadi guru, sebuah pepatah Minang, berarti bahwa kita harus bersikap dinamis dan selalu belajar dari alam. Seorang pesilat atau pendekar yang kreatif tidak hanya menerima dari gurunya saja, namun juga belajar dari sumber-sumber lain. Guru hanya menunjukkan jalan atau cara untuk menjadi seorang pendekar. Begitu juga hendaknya kita dalam kehidupan saat ini, jangan hanya manjadi cangkir yang selalu menerima dari tuangan cerek. Tapi kita juga harus manakiak nan kareh, manjampuik nan jauah, atau menusuk di tempat yang keras dan menjemput di tempat yang jauh. Maksudnya adalah supaya kita mau belajar dengan sungguh-sungguh dan rajin walaupun itu terasa sangat berat. + Salam dari Baciro

Kunjungi website majalah Kabare di: www.kabaremagzine.com

04

Agustus 2014

Majalah Kabare/Kabare Magazine Group: Kabare Magazine Community


PERINTIS: Prof. Dr. H Koesnadi Hardjasoemantri, SH, ML (Alm) PENASIHAT: GBPH. H. Prabukusumo, S.Psi KBPH. Prabu Suryodilogo Moetaryanto Poerwoaminoto AO KRT. Sugiharto Soeleman Ir. Paulus Warsono Broto, MM PENANGGUNG JAWAB: KRMT. Indro ‘Kimpling’ Suseno, SH DEWAN DIREKSI: Drg. R Eddy Purjanto KRMT. Indro ‘Kimpling’ Suseno, SH Ir. Danang Wibowo DEWAN REDAKSI: KRMT. Indro ‘Kimpling’ Suseno, SH FA Herru Della Yuanita Agus Yuniarso Wahyu Indro Sasongko FOTOGRAFI: Budi Prast Albert Taurino ARTISTIK & PRODUKSI: Sutoto Arif Tedja Mukti PEMASARAN IKLAN: Anis Rohmah Nurjanah (Koordinator) M Farid Imawan KEUANGAN & ADMINISTRASI IKLAN: Lulu Z Ofta Arianti SIRKULASI & PROMOSI: Tegar Hartoko Sutaryo REDAKTUR ONLINE: Agus Yuniarso ADMIN IKLAN Monica Dyah Kusumawati PERWAKILAN JABODETABEK Herlan Perisa Bambang Kusubyanto Kristina Agustin (Administrasi)

Model : Anak Agung Bagus Arya Mataram & Agung Artini Mataram Busana & Aksesoris : Koleksi pribadi Foto : BK Desain : Sutoto

PENERBIT: PT. Kabare Jogja Media Pariwara ALAMAT REDAKSI, IKLAN DAN SIRKULASI: Jl. Pacar 67A, Baciro, Yogyakarta, Telp +62 274 562 887, Faks +62 274 558 072 E-mail: info@kabaremagazine.com, kabareyk@indosat.net.id Website: www.kabaremagazine.com ALAMAT PERWAKILAN JAKARTA: Sovereign Plaza Lantai 12 Jl. TB. Simatupang No. 36, Jakarta 12430 Telp: 021 - 294 00 153. Fax: 021 - 294 00 161

Agustus 2014

05


PASUGATAN

DAFTAR ISI

10 Regol Pencak silat telah diakui sebagai budaya suku Melayu, yang secara luas adalah masyarakat daerah pesisir Sumatra dan Semenanjung Malaka, serta berbagai kelompok etnik lainnya yang menggunakan lingua franca bahasa Melayu di berbagai daerah Jawa, Bali, Kalimantan, dan Sulawesi. Inilah warisan budaya Nusantara yang bertahan, tumbuh dan berkembang bahkan sampai ke manca negara. Secara luas, selain Indonesia, seni bela diri tradisional ini dikenal pula di Malaysia, Brunei, Singapura, Filipina selatan, dan Thailand, sesuai dengan penyebaran suku bangsa Melayu Nusantara.

Kondhang 28 Nama Gembong dikenal sebagai seorang konsultan pengobatan, usaha, dan problematika kehidupan. Di samping itu, peraih gelar insinyur pertanian dari Universitas Gadjah Mada ini juga teramat konsen melakukan riset untuk menciptakan teknologi baru di bidang pertanian dan peternakan hingga namanya tak asing lagi di telinga petani. Ia memang bukan dokter, namun ia bekerja layaknya dokter. Membantu menyembuhkan sakit fisik orang lain memang seolah telah menjadi tabiatnya sejak kecil. Sejak usia 6 tahun, Pak Gembong mengaku menyadari bahwa dirinya selalu tertarik jika melihat orang yang sakit untuk membantu menyembuhkan.

48 Canthing Kuliner ikonik itu menjadi semakin menarik saat dikembangkan sebagai sumber inspirasi kreatif. Dalam bidang rancang busana, paduan ragam kuliner sebagai sumber gagasan serta olah cipta kreatif para perancang busana, tentu akan menghadirkan beraneka karya unik yang layak untuk dipertunjukkan secara spektakuler. Dalam rangka menyemarakkan peringatan ulang tahunnya, Kabare Magazine menghadirkan kreasi dan rancangan busana karya Komunitas The Rempeyeks dan Textstyle Project yang mengangkat ikon kuliner Jogja sebagai tema dan sumber gagasannya. Panggung Fashion Culinary 2014 menghadirkan sembilan jenis kuliner ikonik sembilan orang perancang busana.

Pendopo 72 Sebuah tradisi unik selama bulan suci Ramadhan tampak di Masjid Darussalam, Jayengan, Solo. Setiap bulan suci Ramadhan tiba, para pengurus masjid memasak dan membagikan bubur samin kepada warga secara gratis untuk menu berbuka puasa. Pada awal keberadaannya, bubur samin memiliki sejarah tersendiri. Bubur tersebut awalnya merupakan menu khusus yang dibawa para pedagang intan dan permata dari Martapura, Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Bubur samin ini merupakan bentuk kerinduan akan kampung halaman. 06

Agustus 2014


36 Gebyar Hibiscus Rosa (SL), kerap orang memanggilnya dengan sebutan “Bunga Sepatu�, seolah tumbuh liar tanpa dipedulikan oleh siapa pun, bertransformasi menjadi figur kuat diatas sehelai sutera, layaknya dongeng dari negeri yang jauh. Figur bunga sepatu yang hadir , menceritakan tentang filosofinya bahwa orang lain mungkin tidak peduli dengan apa yang dikerjakan dirinya saat ini. Namun sang bunga sepatu memiliki semangat pantang menyerah, selalu memberikan yang terbaik, dan bersabar sekalipun orang orang tidak peduli lagi padanya.

Klangenan 84 Rumah Batu memang tidak dirancang sebagai tempat istirahat yang mewah, namun yang utama adalah nyaman. Dan soal makanan pun, Rumah Batu memiliki rasa yang nikmat dengan dengan citarasa Nusantara. Raja Resto, nama restoran di Rumah Baru Villa & Spa menyediakan menu khas Nusantara yang cukup beragam. Seperti sate, rica-rica Menado, sop buntut, dan lain-lain. Sebagai orang Indonesia, pemilik villa memang ingin juga memopulerkan cita rasa Nusantara kepada para tamu-tamunya, terlebih tamu-tamu asing. Menu-manu masakan barat pun disediakan di sini, misalnya steak atau spaghetti. Namun demikian, tambahnya, masakan-masakan di resto Rumah Jawa ini justru memunculkan citarasa yang khas, yaitu campuran citarasa Jawa, Cina, dan western.

REGULER 32. PEPANGGIHAN 68. NGADI BUSANA 76. PLESIR 80. PESANGGRAHAN

88. PAGUYUBAN 90. GUNEMAN 92. DULU KINI 93. LAKON LAKU

94. JERON BETENG 102. CAWISAN

Agustus 2014

07


PASURYAN CERITA SAMPUL

Anak Agung Bagus Arya Mataram & Agung Artini Mataram

Bercermin dari Sejarah S

ejarah bagi Anak Agung (AA) Bagus Arya Mataram, salah satu cucu raja terakhir Puri Karangasem Anak Agung Agung Anglurah Ketut Karangasem (1908-1950), merupakan cermin bagi dirinya untuk mempelajari sejarah budaya dan silsilah leluhur kerajaan Puri Karangasem. Dari mempelajari sejarah itu, AA Bagus Arya Mataram mengetahui ternyata Puri Karangasem merupakan kerajaan yang besar dengan wilayah kekuasaannya hingga Lombok. Dan yang cukup mengejutkan baginya, Puri

08

Agustus 2014

Karangasem merupakan bagian dari dinasti Mataram. Menurut catatan kaum brahmana atau dari catatan pedanda keluarga, raja-raja di Puri Karangasem merupakan keturunan Jawa di masa Mataram kuno semasa kepemimpinan Prabu Sanjaya tahun 654 saka atau di abad 10. Menceritakan masa kejayaan Puri Karangasem bagi AA Bagus Arya Mataram sudah menjadi keharusan, karena dengan menceritakan sejarah, khususnya sejarah Puri Karangasem, ia akan bisa

Teks & Foto: BK

memperkenalkan Puri Karangasem pada masyarakat luas terutama pada generasi muda yang sudah sering tidak peduli dengan akar budayanya. Kakeknya, yang memerupakan raja terakhir di Karangasem karena pada tahun 1950 Puri Karangasem mendeklarasikan diri bergabung dalam negara kesatuan RI, merupakan sosok yang menginspirasi dirinya. Terkenal sebagai arsitek otodidak yang membangun beberapa bangunan puri dan taman yang cukup indah di Karangasem, terutama di Taman Tirta


Gangga yang pada saat itu kakeknya membuat air mancur tanpa bantuan mesin atau pompa untuk memancarkan air ke atas. Selain sejarah tentang keturunan dan kebudayaannya, AA Bagus Arya Mataram juga sangat bangga akan kisah-kisah heroik dari leluhurnya saat melawan penjajahan Belanda. “Setelah tidak memiliki kekuasaan, keluarga Puri Karangasem dan keturunan dari keluarga Puri Karangasem harus bisa berbaur, rendah diri tapi tidak merendahkan diri, saling menghargai dan menghormati dengan rakyat sehingga kita tetap dihargai dan dihormati oleh rakyat,� kata AA Bagus Arya Mataram pada Kabare. Untuk menjaga adat budaya di Puri Karangasem agar tetap terjaga, para pewarisnya tidak mengizinkan kawasan puri dijadikan kawasan usaha komersial. Kawasan Puri Karangasem hanya boleh digunakan untuk upacara-upacara adat dan acara yang berhubungan dengan kegiatan puri. Karena, puri itu sendiri merupakan pusat budaya dan pusat pengembangan seni budaya sehingga dapat menjadi contoh bagi rakyat. Sebagai generasi ketiga dari raja terakhir Puri Karangasem, AA Bagus Arya Mataram juga punya harapan yang sama. Ia berharap kawasan puri tetap menjadi kawasan puri saja. Ia tentu tak ingin kawasan puri menjadi kawasan komersil. Kenapa demikian, sebab ia melihat saat ini banyak kawasan puri di Bali yang dijadikan kawasan komersil, seperti resort, hotel, dan restoran. Puri Karangasem secara umum terkenal dalam penggunaan tata bahasanya yang masih dijaga. Seperti pengunaan bahasa krama inggil di bahasa Jawa. Bahkan, dalam sebuah pertunjukan tari masih digunakan bahasa Sansekerta. Lebih jauh dari itu, ia juga mamperhatikan masalah regenerasi. Mengenai regenerasi ini, AA Bagus Arya merasa prihatin. Karena itu, ia terus berupaya untuk menjaga dan melestarikan kebudayaan dari Puri Karangasem. Sekarang ini, di Puri Karangasem hanya ada satu-dua dari keluarga yang aktif dalam pengembangan seni budaya Puri Karangasem. Tapi dalam keprihatinannya itu, AA Bagus Arya Mataram masih sedikit lega. Sebab, selain dari keluarga Puri, masih ada kepedulian dari kaum brahmana dan rakyat untuk ikut melestarikan adat istiadat dan kebudayaan dari Puri Karangasem. Anak Agung Bagus Arya Mataram lahir di Puri Agung Karangasem pada tahun 1952. Ia menikah dengan dengan wanita Jawa yang bernama Agung Artini di tahun 1978. Meskipun keturunan raja, tapi sejak tahun 1970, ia merantau ke Jakarta dan berkarya di Lembaga Administrasi Negara. +

“Setelah tidak memiliki kekuasaan, keluarga Puri Karangasem dan keturunan dari keluarga Puri Karangasem harus bisa berbaur, rendah diri tapi tidak merendahkan diri, saling menghargai dan menghormati dengan rakyat sehingga kita tetap dihargai dan dihormati oleh rakyat�

Agustus 2014

09


REGOL KABAR UTAMA

10

Agustus 2014


Pencak Silat, Perihal

Warisan

Budaya Nusantara

Teks: FA Herru; Foto: Budi Prast

L

upakah kita pada pencak silat? Ilmu bela diri ini adalah kebudayaan kita, bangsa Indonesia. Telah ratusan tahun pencak silat terlahir di Nusantara. Pencak silat telah diakui sebagai budaya suku Melayu, yang secara luas adalah masyarakat daerah pesisir Sumatra dan Semenanjung Malaka, serta berbagai kelompok etnik lainnya yang menggunakan lingua franca bahasa Melayu di berbagai daerah Jawa, Bali, Kalimantan, dan Sulawesi. Inilah warisan budaya Nusantara yang bertahan, tumbuh dan berkembang bahkan sampai ke manca negara. Secara luas, selain Indonesia, seni bela diri tradisional ini dikenal pula di Malaysia, Brunei, Singapura, Filipina selatan, dan Thailand, sesuai dengan penyebaran suku bangsa Melayu Nusantara. Vietnam pun kini juga telah memiliki jago-jago pencak silat karena peranan pelatih-pelatih asal Indonesia. Bahkan, seni bela diri ini juga telah menyusup ke Amerika dan beberapa negara di Eropa, di mana ada sebagian warganya yang tertarik

dan ingin menggeluti seni bela diri ini. Menurut sejarahnya, setiap daerah di Nusantara memiliki ciri khas pencak silat masing-masing. Silek Minang berbeda dengan maenpo Jawa Barat, dan sebagainya. Itulah yang dinamakan aliran yang tentu saja menunjukkan kekayaan budaya masyarakat Indonesia. Seperti halnya bela diri dari negara lain, seperti Cina dengan Kung Fu atau Capoeira dari Brazil, misalnya, pencak silat Nusantara juga memiliki keindahan dalam geraknya. Karena itu, pencak silat disebut seni. Dan yang utama, dalam seni bela diri pencak silat terkandung nilai-nilai yang luhur. Biasanya, seorang yang telah mendalami pencak silat, ia akan juga lebih mampu menahan diri, lebih dapat menghindari pertikaian, lebih mengerti bagaimana membantu sesama, atau juga menghargai kebersamaan. Tentu, nilai-nilai keteladanan semacam itu diajarkan di setiap perguruan pencak silat. Sampai di zaman ini, pencak silat tetap bertahan keberadaanya dan berkembang.

Masih ada aliran atau perguruan tua yang masih bertahan. Namun banyak pula perguruan baru yang muncul kemudian. Jelas, ini menandakan bahwa seni budaya yang satu ini tak jua ditinggalkan oleh masyarakat. Meski boleh dikata belum ada separuh dari keseluruhan masyarakat Indonesia yang serius mendalaminya. Namun begitu, telah berdiri induk organisasi pencak silat di Indonesia yaitu Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI). Organisasi yang membawahi federasi-federasi pencak silat di berbagai negara pun ada, yaitu Persekutuan Pencak Silat Antar Bangsa (Persilat) yang dibentuk oleh Indonesia, Singapura, Malaysia, dan Brunei Darussalam. Setidaknya inilah bukti bahwa pencak silat berkembang dan mengharumkan nama bangsa. Namun sampai pada titik ini, kemana lagi dan sejauh mana warisan nenek moyang ini akan dibawa? +

Agustus 2014

11


REGOL KABAR UTAMA

12

Agustus 2014


Silang Budaya

Bela Diri Nusantara Teks: Wahyu Indro S; Foto: Budi Prast

Agustus 2014

13


REGOL KABAR UTAMA

P

encak silat atau silat adalah suatu seni bela diri tradisional yang berasal dari Indonesia. Meskipun, pada kesejarahannya, didapati adanya pengaruh persilangan budaya Cina, agama Hindu, Buddha, dan Islam. Istilah silat itu sendiri dikenal secara luas di Asia Tenggara, akan tetapi khusus di Indonesia, istilah yang digunakan adalah pencak silat. Penyebutan itu mulai digunakan sejak 1948 untuk mempersatukan berbagai aliran

seni bela diri tradisional yang berkembang di Indonesia. Kata "pencak" digunakan di Jawa, sedangkan "silat" digunakan di Sumatra, Semenanjung Malaya, dan Borneo. Dalam perkembangannya, kini istilah "pencak" lebih mengedepankan unsur seni dan penampilan keindahan gerakan, sedangkan "silat" adalah inti ajaran bela diri dalam pertarungan. Silat diperkirakan menyebar di kepulauan nusantara semenjak abad ke-7

Dalam perkembangannya, kini istilah "pencak" lebih mengedepankan unsur seni dan penampilan keindahan gerakan, sedangkan "silat" adalah inti ajaran bela diri dalam pertarungan.

14

Agustus 2014

Masehi, akan tetapi asal mulanya belum dapat ditentukan secara pasti. Kerajaankerajaan besar, seperti Sriwijaya dan Majapahit disebutkan memiliki pendekarpendekar besar yang menguasai ilmu bela diri dan dapat menghimpun prajuritprajurit yang kemahirannya dalam pembelaan diri dapat diandalkan. Pencak silat telah dikenal oleh sebagian besar masyarakat rumpun Melayu dalam berbagai nama. Di semenanjung Malaysia

dan Singapura, silat lebih dikenal dengan nama alirannya yaitu gayong dan cekak. Di Thailand, pencak silat dikenal dengan nama bersilat, dan di Filipina selatan dikenal dengan nama pasilat. Dari namanya, dapat diketahui bahwa istilah "silat" paling banyak menyebar luas, sehingga diduga bahwa bela diri ini menyebar dari Sumatra ke berbagai kawasan di rantau Asia Tenggara. Tradisi silat diturunkan secara lisan dan


menyebar dari mulut ke mulut, diajarkan dari guru ke murid, sehingga catatan tertulis mengenai asal mula silat sulit ditemukan. Sejarah silat dikisahkan melalui legenda yang beragam dari satu daerah ke daerah lain. Konon, silat dari Minangkabau itu juga banyak dipengaruhi oleh kedatangan orang-orang Cina yang terdampar di Sumatra dan tidak bisa pulang karena terjadi tragedi Boxer di negerinya. Kemudian, inkulturasi pun terjadi. Namun,

ada pula yang yang menyebutkan, kedatangan Laksamana Cheng Ho juga memiliki peran besar dalam perkembangan silat Minang. Lalu seiring waktu, silek dibawa dan dikembangkan oleh para perantau Minang ke seluruh Asia Tenggara, tidak terkecuali tanah Sunda. Sejarah silat Sunda menyebutkan dibawa oleh Sabandar atau Mama Kosim atau Mohammad Kosim

Konon, silat dari Minangkabau itu juga banyak dipengaruhi oleh kedatangan orangorang Cina yang terdampar di Sumatra dan tidak bisa pulang karena terjadi tragedi Boxer di negerinya. Kemudian, inkulturasi pun terjadi

(1766-1880) yang merupakan seorang pendekar pencak silat dari Pagaruyung yang pernah berada dan menetap di daerah Sabandar, Cianjur, nantinya akan menjadi bagian dari rumusan pola pengerahan tenaga aliran Cikalong pada generasi kedua. Walaupun, jika ditilik dari bukti literasi yang ada, silat sudah ada sejak tahun 1300an. Di Tatar Pasundan, istilah bela diri pencak silat dikenal kata penca, silat, penca

silat dan maenpo. Kata penca terdapat di dalam manuskrip Sanghyang Ikshakandha Ng Karesiyan, kidung Sunda mengenai tragedi Bubat (1346 M), dimana Dyah Pitaloka beserta ayahya Prabu Maharaja Linggabuwana Wisesa dan ibundanya Retna Lisning tewas di dalam pertempuran yang sangat tidak berimbang dalam jumlah, melawan pasukan kerajaan Majapahit yang menyerangnya.

Agustus 2014

15


REGOL KABAR UTAMA

16

Agustus 2014


puluh-puluh rombongan heunteu kaitung tujuh rupa penca, anu ulin pakarang bae lain deui bangsa, serimpi bedaya (Hoen 1878:99. Palagan Bubat, Soepandi & Atmadibrata 1977:45) Perkembangan silat secara historis mulai tercatat ketika penyebarannya banyak dipengaruhi oleh kaum penyebar agama Islam pada abad ke-14 di Nusantara. Kala itu, pencak silat diajarkan bersama-sama dengan pelajaran agama di surau atau pesantren. Silat menjadi bagian dari latihan spiritual. Dalam budaya beberapa suku bangsa di Indonesia, pencak silat merupakan bagian tak terpisahkan dalam upacara adatnya. Misalnya, kesenian tari Randai yang tak lain adalah gerakan silek Minangkabau kerap ditampilkan dalam berbagai perhelatan dan acara adat Minangkabau. Dalam prosesi pernikahan adat Betawi terdapat tradisi "palang pintu", yaitu peragaan silat Betawi yang dikemas dalam sebuah sandiwara kecil. Acara ini biasanya digelar sebelum akad nikah, yaitu sebuah

Apa yang unik tentang seni bela diri ini adalah gabungan langkah dari cara orangorang Cina dan masyarakat Banjar. Maka ia menjadi satu seni mempertahankan diri yang unik dan berteraskan pertarungan

drama kecil yang menceritakan rombongan pengantin pria dalam perjalanannya menuju rumah pengantin wanita dihadang oleh jawara (pendekar) kampung. Sedangkan, Borneo Selatan, orang Banjar juga mempunyai seni silat mempertahankan diri yang diwariskan secara turun temurun, yang dinamakan silat Kuntau Banjar. Seni silat ini memiliki cerita tersendiri. Menurut seorang praktisi silat Pukulan Patikaman, Demang Ahmad mengatakan, pada zaman kemashyuran Melayu, keturunan Cina yang berasal dari Kuantong (salah satu daerah yang terdapat di negeri Cina) datang ke satu wilayah Borneo, yang dinamakan Kali Intan. Wilayah tersebut digambarkan sebagai sebuah tempat yang mempunyai banyak batu intan. Oleh itu, kedatangan orangorang Cina tersebut adalah untuk mencari intan dianggap amat berharga. “Kuntau itu sendiri merupakan gabungan dari perkataan “kun” yang bermaksud “jadi” dan “tau” yang membawa arti “isyarat”. Apa yang unik tentang seni bela diri ini adalah gabungan

Agustus 2014

17


REGOL KABAR UTAMA

Selain sebagai bentuk seni bela diri hasil persilangan budaya. Posisi permainan atau bunga atau jurus silat, juga bisa dipakai untuk melihat dari lingkungan mana silat itu berkembang langkah dari cara orang-orang Cina dan masyarakat Banjar. Maka ia menjadi satu seni mempertahankan diri yang unik dan berteraskan pertarungan,” kata Demang. Ia memaparkan, seperti seni bela diri ditempat lain, Kuntau Banjar juga telah berkembang mengikut arus perubahan zaman dan telah di sesuaikan oleh para guru, agar langkah seninya bersesuaian dengan seni bela diri masyarakat Sunda yang disebut “Cimande”. Persilangan bentuk silat Banjar itu disebabkan adanya hubungan baik dari masyarakat Sunda dan Banjar. Ini kerana masyarakat Banjar dan Jawa mempunyai hubungan yang baik.

18

Agustus 2014

“Para guru juga telah memperkemaskan lagi langkah-langkah permainan yang bermula dari satu hingga dua belas. Seperti mana yang diharapkan, seni mempertahankan diri ini dapat berkembang dan diwarisi oleh generasi akan datang yang bukan dari kalangan masyarakat Banjar sahaja bahkan untuk semua masyarakat Melayu,” ujarnya. Lantas bagaimana dengan Jawa? Menelisik sejarah silat Jawa memang cukup sulit. Pasalnya, sampai saat ini tidak ada literasi yang menyebutkan ada ilmu silat orisinil dari Jawa. “Ada yang mengatakan jika silat Jawa itu diwujudkan dalam bentuk

tarian. Namun, sampai saat ini saya belum menemukan benang merah antara tarian Jawa dengan pencak silat. Sebab, gerakannya sangat jauh berbeda. Kecuali, ada satu tarian: Golek Menak, tapi dalam adegan pertarungan pada tarian tersebut cenderung memakai gerakan silat dari Minang,” kata Whani Darmawan, seorang praktisi silat dan aktor teater. Menurut Whani, silat Jawa yang saat ini ada, banyak dipengaruhi oleh budaya Cina dan agama Budha. Contoh termudah, lanjut Whani, adalah melihat nama-nama jurus yang dipakai. Sebagian besar itu nama jurus-jurus Cina, hanya pada perkembangannya nama-nama tersebut diganti dengan istilah-istilah setempat. “Di Jawa, sejarah perkembangan silat masih bisa dikategorikan masuk dalam kata; konon. Sebab, pernah dikatakan jika Pangeran Diponegoro memiliki pasukan perempuan yang menguasai ilmu pencak silat. Tetapi itu tidak ditemukan di dalam literasi-literasi Jawa. Yang lebih sering dicatat adalah tentang strategi menyusun pasukan dalam medan perang,” ujarnya.


Kemudian seiring zaman, silat berkembang dari ilmu beladiri dan seni tari rakyat, menjadi bagian dari pendidikan bela negara untuk menghadapi penjajahan. Pada perkembangannya, silat saat ini telah diakui sebagai budaya Melayu, yaitu para penduduk daerah pesisir pulau Sumatra dan Semenanjung Malaka, serta berbagai kelompok etnik lainnya yang menggunakan lingua franca bahasa Melayu di berbagai daerah di Jawa, Bali, Kalimantan, Sulawesi, dan pulau-pulau lain-lainnya yang juga mengembangkan bela diri ini. Selain sebagai bentuk seni bela diri hasil persilangan budaya. Posisi permainan atau bunga atau jurus silat, juga bisa dipakai untuk melihat dari lingkungan mana silat itu berkembang. Pada daerah yang tidak datar, licin, dan berbukit, silat akan cenderung lebih menggunakan posisi rendah. Sementara di daerah pesisir, cenderung lebih suka bersilat dengan posisi berdiri. Meskipun demikian, bukan berarti di daerah pesisir tidak mengenal permainan rendah,� imbuhnya. +


REGOL KABAR UTAMA

20

Agustus 2014


S

iapapun tidak dapat membantah satu fakta, jika pencak silat sudah lahir dan tercatat ratusan tahun yang lalu di kepulauan Nusantara. Walaupun, menelusuri asal-usul beladiri, yang konon dikatakan asli Indonesia ini, memang cukup sulit. Sulit, karena literasi mengenai sejarah silat susah sekali ditemukan, bisa dikatakan sama mengenaskannya seperti nasib pencak silat itu di masa kini. Sampai saat ini, hanya ada dua buah buku saja yang bisa dijadikan buku pegangan untuk para pesilat maupun masyarakat luas, yaitu: "Pencak Silat Merentang Waktu" (1999) karya O'ong Maryono, seorang pesilat juara dunia dan "The Weapons and Fighting Arts of Indonesia" (1977) karya Donn F Draeger, seorang penulis sekaligus pemerhati bela diri dari barat.

Sejarah pencak silat tidak mudah untuk ditelusuri, karena seni beladiri di Indonesia ini dianggap kedua penulis buku di atas, sama tuanya dengan sejarah manusianya

Meraba

Masa Depan

Silat Indonesia

Teks; Wahyu Indro S; Foto: Budi Prast, Albert

Sejarah pencak silat tidak mudah untuk ditelusuri, karena seni beladiri di Indonesia ini dianggap kedua penulis buku di atas, sama tuanya dengan sejarah manusianya. Tinjauan lebih mendalam dari segi prasejarah hingga masa awal-awal sejarah dilakukan oleh Donn F Draeger dengan menelusuri berbagai data dan artefak yang ditemukan dari berbagai situs prasejarah di Indonesia. Draeger sangat serius melihat dan menganalisa bentuk-bentuk artefak terutama senjata dari masa prasejarah dan awal sejarah Indonesia. Sementara sebagai seorang pesilat, O'ong Maryono lebih berusaha menelusuri sejarah silat dari para pelaku sepuh pencak silat yang masih hidup. Tuturan lisan diandalkan O'ong Maryono Agustus 2014

21


REGOL KABAR UTAMA

sebagai data lebih sahih tinjauan sejarah buku yang disusunnya. Dalam bukunya, Draeger menuliskan, senjata dan seni beladiri silat adalah hal yang tak terpisahkan dari orang Indonesia. Silat bisa dilihat kebutuhannya bukan hanya dari sekedar olah tubuh saja, melainkan juga pada hubungan spiritual yang terkait erat dengan kebudayaan Indonesia. Menurut teori Draeger, pada masa Palaeolitik (sekitar 15.000 tahun sebelum Masehi), manusia primitif di Jawa yang dikenal dengan nama Pithecantropus Erectus sudah mengenal teknik perkelahian atau beladiri sederhana, yakni dengan jurus tangan kosong atau dengan kembangan memakai senjata tongkat atau batu. Di masa klasik Indonesia, menurut Draeger, bukti adanya seni bela diri bisa dilihat bukan saja dari berbagai artefak senjata yang ditemukan dari masa klasik (Hindu-Budha) melainkan juga pada pahatan relief-relief yang berisikan sikapsikap kuda-kuda untuk silat di candi Prambanan dan Borobudur.

22

Agustus 2014

Silat sendiri secara logika dipakai untuk memenangi perkelahian jarak dekat (full body contact) antara orang per orang atau kelompok orang dengan kelompok lainnya

Di dalam buku Pencak Silat Merentang Waktu, setelah persebaran silat dari kepulauan Riau pada sekitar abad ke-7 M, silat lalu berkembang sesuai kebutuhan, ekspresi masyarakat pendukungnya. Bukti soal teori Draeger ini dirasakan kurang kuat karena tidak memiliki bukti sejarah. Sebab, indikasi mengenai silat Melayu di Sumatra baru terdapat dalam sastra dari abad ke-11 Masehi. Pada Tambo Alam Minangkabau, sebuah buku adat berisi kiasan, pepatah atau adat, diceritakan silat Minangkabau telah dimiliki dan dikembangkan oleh salah seorang penasihat Sultan Sri Maharaja Diraja (11011149), seorang raja di kerajaan Parahiyangan yang konon terletak di kaki Gunung Marapi. Penasihat ini bernama Datuk Suri Diraja atau Ninik Datuk Suri Diraja (1097-1198). Beliau dikenal sebagai orang cendekiawan yang menciptakan berbagai macam kesenian, musik, tari dan juga silat. Ia lalu mengajarkan silat ini kepada 4 anggota pengawal Sultan Sri Maharaja Diraja yang berasal dari Kuching Siam (Thailand), Campa, Khmer dan Gujarat. Keempatnya sendiri sudah memiliki ilmu silat masingmasing dan kemudian terjadilah akulturasi silat yang melahirkan masing-masing aliran silat. Namun teori dari Tambo Alam Minangkabau sendiri juga cukup sulit dibuktikan jika dibandingkan dengan kondisi faktual sejarah Nusantara. Silat sendiri secara logika dipakai untuk memenangi perkelahian jarak dekat (full body contact) antara orang per orang atau kelompok orang dengan kelompok lainnya. Pada masa sebelum dikenalnya senjata api sederhana (senjata api mulai dikenal sejak dipakainya bubuk mesiu oleh bangsa Cina dalam peperangan pada abad ke-9 Masehi), pasukan militer kerajaan ditentukan oleh kemampuan setiap anggota pasukannya dalam bertempur jarak dekat dan jarak menengah (panah). Tradisi perang di setiap wilayah di Indonesia ini memang mengakar dalam. Seiring itu pula, tentu seni bela diri juga ikut berkembang mengikuti gerak zaman. Jika di masa lalu, silat memiliki masa kejayaan dan melahirkan para ksatria


tangguh di medan laga, lalu bagaimana nasib silat tradisional (keluarga) di masa depan? Pasalnya, seperti produk budaya lainnya, pencak silat juga tidaklah luput dari gempuran seni bela diri dari luar negeri. Sebut saja masuknya Karate, Aikido, Mix Martial Arts dari Amerika Serikat, Capoeira dan Brazillian Jiu Jitsu dari Brazil, Krav Maga dari Israel, dan Arnis atau Eskrima dari Filipina sedikit banyak sudah menjadi ancaman serius bagi pencak silat tradisional dari Indonesia. Lalu bagaimana nasib silat di Indonesia menghadapi “serangan” bela diri produk budaya luar itu? Menurut penuturan beberapa praktisi silat yang punya nama, perkembangan silat di Indonesia memang menghadapi cukup banyak kendala. Bebarapa kendala besar besar tersebut, antara lain; silat di Indonesia masih banyak yang tertutup dan terlalu mengedepankan “kerendahan hati”. Kerendahan hati dalam konteks ini ialah adanya anggapan jika pencak silat itu tidak patut untuk “dijual”. Seperti diungkapkan oleh seorang guru

Silat di Indonesia masih banyak yang tertutup dan terlalu mengedepankan “kerendahan hati”. Kerendahan hati dalam konteks ini ialah adanya anggapan jika pencak silat itu tidak patut untuk “dijual” silat Madura dan pendiri Pembinaan Mental Chakra-V Indonesia, Mas Mochamad Amien. Ia mengatakan, tidak berkembangnya pencak silat di Indonesia disebabkan anggapan bahwa dalam ilmu silat itu tidak boleh mengedepankan sisi materi atau unsur finansial. “Bagi saya, alasan utama saya mengembangkan silat Madura adalah uang. Ini terus terang saja. Kenapa? Saya percaya, dengan menekuni silat kita bisa hidup. Menjadi pesilat itu sudah profesi, bukan hanya sekadar memiliki ilmu bela diri,” katanya. Pembuktian laki-laki yang akrab disapa Mas Amien tersebut memang tidak semudah membalik telapak tangan. Amien

mengaku, pada masa awal mengembangkan silat Madura agar lebih dikenal luas, ia harus mengorbankan banyak waktu pun finansial. Sebab, seperti kebanyakan silat keluarga di Indonesia, awalnya silat Madura juga merupakan seni bela diri yang tertutup untuk dipelajari orang dari luar lingkaran keluarga. “Saya mengawalinya dari seminarseminar pada September 1995. Pada acara tersebut, saya memperkenalkan silat Madura tradisional di beberapa kota di Indonesia dan beberapa negara di luar negeri. Hingga pada tanggal 27 Mei 2007 di Surabaya, Chakra V resmi didirikan dalam bentuk sebuah perguruan. Untuk

Agustus 2014

23


REGOL KABAR UTAMA membawa ilmu tersebut, tentu saya harus mendapat izin dari keluarga. Saat itu, saya katakan apa yang menjadi keinginan dan pikiran saya soal silat Madura, dan keluarga memberi restu,� paparnya. Hasilnya, dari tangan dingin Mas Amien, silat Madura dapat berkembang dan memiliki tujuan untuk melatih para eksekutif muda untuk pertahanan diri dan memenej stres. Namun, pada tahun 2007, Chakra V mengubah konsep latihan, seiring masuknya anak-anak sekolah. Pola latihan tersebut mengacu pada beladiri prestasi dengan tanpa meninggalkan konsep sebelumnya. Karena bagi Mas Amien, hal itu dipandang perlu karena anak-anak sekolah sangat membutuhkan hal tersebut sebagai bentuk prestasi yang kelak sangat berguna bagi dirinya untuk masuk ke sekolah negeri atau perguruan tinggi negeri lewat jalur prestasi. Satu hal yang perlu diketahui, ilmu silat yang dikembangkan oleh Mas Amien ini bersumber dari permainan silat keluarga trah Senopati Aria Bijjanan dan Sultan Cakra Adiningrat dari Bangkalan. Sebuah ilmu bela diri yang tercipta sebagai bagian dari seni perang pada

“Jangan pernah melatih silat kalau dibayar murah, karena silat itu budaya adiluhung. Untuk mencapainya dibutuhkan waktu yang tidak pendek. Maka patoklah harga mahal. Karena dengan begitu, silat akan dihargai. Dan dengan harga yang mahal itu, silat akan mampu membantu lainnya� masa Majapahit yang diajarkan secara turun temurun, dari generasi ke generasi sejak dari Kraton Sumenep yang dipimpin oleh prabu Socadiningrat III atau Joko Tole atau Aria Kudapanoleh pada tahun 1413. Meskipun bisa dikatakan sudah menjadi ilmu terbuka, namun masih adanya pakem-pakem tertentu yang mana silat aliran ini tidak boleh sembarangan diberikan kepada khalayak, dan hanya pada keluarga saja yang diperbolehkan mempelajari silat ini, maka Mas Amien membuat semacam bentuk pecahan atau penggalan-penggalan jurus yang diambil dari 5 permainan silat dari keluarganya, yang terdiri dari Pukulan Setekel, Todik Bijjanan, Tengkak Keteran, Akeket Macanan, dan Are' Seka'. 24

Agustus 2014

Selain pecahan atau penggalan ilmu, pada silat Madura dari keluarga Mas Amien juga menerapkan sistem tingkatan, yaitu tingkatan calon siswa, siswa, dan tingkat keluarga. Ketika seseorang berada di tingkatan ini, pakem sudah mulai berlaku dan akhlak menjadi landasan utama sebagai pertimbangan apakah siswa tersebut berhak masuk dalam lingkungan keluarga atau tidak. Dan hingga detik ini belum satu siswa pun yang berhasil masuk di


jenjang tingkatan keluarga. Lalu tingkatan terakhir disebut tingkatan Kasepuhan. Mas Amien merasa bersyukur, sebab apa yang dicita-citakannya untuk mengembangkan silat tradisional Madura berhasil. “Jangan pernah melatih silat kalau dibayar murah, karena silat itu budaya adiluhung. Untuk mencapainya dibutuhkan waktu yang tidak pendek. Maka patoklah harga mahal. Karena dengan begitu, silat

akan dihargai. Dan dengan harga yang mahal itu, silat akan mampu membantu lainnya,” pungkasnya. Jika Mas Amien memiliki strategi sendiri dalam mengembangkan silat tradisional Madura, sedikit berbeda dengan yang dilakukan oleh seorang guru dari Maenpo Cikalong, Raden H. Azis Asy'arie atau akrab disapa dengan Abah Azis. Pada awalnya, Maenpo Cikalong juga merupakan ilmu seni bela diri yang hanya dipelajari oleh keluarga ningrat di Cianjur. Istilah maenpo ini dipopulerkan oleh Raden Haji Ibrahim Jayaperbata yang dikenal sebagai pendiri aliran Cikalong. Pengertian kata maenpo sendiri ada yang menerjemahkan terdiri menjadi dua kata serta dipisahkan penulisannya yaitu maen (permaenan) dan po (poho) yang berarti lupa. Raden Haji Ibrahim Jayaperbata yang terlahir dari keluarga ningrat dan bangsawan Cianjur, leluhurnya adalah salah satu pendiri Cianjur. Lahir diawal abad 18 atau tepatnya pada tahun 1816 meninggal tahun 1906, di desa Cikalong. Diketahui bahwa salah satu dari leluhurnya, Raden Wiranagara atau yang dikenal dengan nama Aria Cikalong pernah berguru dan membawa seorang ahli silat bernama Embah Kahir atau Embah Khaer yang kemudian menetap dikenal sebagai aliran Cimande ke keluarga ini hingga dikenal aliran bela diri ini ke masyarakat luas. Menurut Abah Azis, seni bela diri Maenpo Cikalong memiliki pandangan bahwa keahlian dalam menguasai bela diri sepenuhnya adalah sebagai alat kontrol yang senantiasa mempertimbangkan rasio dan hati (rasa). “Dalam bertindak dan menganggap bahwa perkelahian bukan merupakan pilihan utama dalam menyelesaikan permasalahan yang timbul. Karena keilmuan dalam Maenpo Cikalong ditujukan untuk kebaikan dan ibadah bagi yang menyebarkannya. Maka tindakan menjaga nilainilai tersebut perlu dilakukan,” kata Abah Azis. Namun, lanjut Abah Azis, yang sering menjadi kendala bagi perkembangannya (Maenpo Cikalong) dan sekaligus menjadi nilai tambah dan keunikan dari aliran Maenpo Cikalong ini adalah persyaratan yang terkenal begitu selektif dan ketat. Sebab, Maenpo Cikalong memandang bahwa ilmu, ketrampilan, sikap yang dipelajari lebih dari sekadar “bela diri” namun lebih kepada “aji diri” yakni pemahaman yang lebih mengkaji segala akibat tindakan yang akan dilakukan kepada orang lain. “Kemampuan mengatasi atau menaklukkan lawan tidak hanya dengan kekuatan jasmani semata namun lebih kepada kemampuan akal dan teknis sehingga terhindar dari malapetaka baik diri sendiri ataupun orang lain. Sesungguhnya, hakikat Maenpo Cikalong adalah sebagai alat tali silaturahmi dan persaudaraan. Membela diri bukan untuk mencelakai lawan, namun menyelamatkan lawan,” ujarnya. Lantas bagaimana dengan perkembangan ilmu bela diri tersebut? Menurut penuturan Abah Azis, jika dahulu Agustus 2014

25


REGOL KABAR UTAMA

Karena jika hanya melihat banyaknya jumlah perguruan, itu iya. Namun, kebanyakan seni bela diri yang diajarkan oleh perguruanperguruan baru tersebut tidak memliki akar budaya yang jelas

26

Agustus 2014

Maenpo Cikalong hanya dapat dipelajari oleh kalangan ningrat, kini aliran tersebut sudah mulai terbuka untuk umum. “Tetapi, meski sudah terbuka Maenpo Cikalong masih memiliki sistem seleksi yang sangat ketat. Karena semua orang itu dapat mempelajari ilmu silat, namun tidak semua orang bisa tahu fungsi dan tujuan dari ilmu bela diri. Untuk penyebarannya, Maenpo Cikalong saat ini sudah memiliki cabang di beberapa kota diluar Cianjur, antara lain Jakarta dan Yogyakarta,� kata Abah Azis. Namun, kondisi berbeda dihadapi oleh pencak silat tradisional di Jawa, khususnya Yogyakarta. Menurut pendapat praktisi silat dari BIMA (Budaya Indonesia Mataram) dan seniman teater, Whani Darmawan, terjadinya sedikit kemandegan silat Jawa karena lebih disebabkan tidak ada revisi dari visi awal berdirinya sebuah perguruan pencak silat. Mengubah bentuk metode pada sebuah ilmu silat itu sangat perlu. Karena, zaman terus bergerak. Jika pencak silat tidak dapat beradaptasi dengan kondisi sekarang, bisa jadi silat tradisional cepat atau lambat akan musnah.

BIMA sendiri merupakan sebuah perguruan silat yang lahir di kampung Kemetiran Kidul, Yogyakarta yang merupakan pengejawantahan mimpi seorang pesilat pribumi bernama R Brotosutarjo. Selain itu, PS (perguruan silat) BIMA juga adalah perguruan silat pertama yang dipercaya oleh Presiden RI, Ir Soekarno sebagai duta budaya Indonesia untuk tampil di Bratislava, 4 September 1957. Tercatat sekarang ini BIMA memiliki cabang aktif di beberapa daerah. Antara lain cabang kota Yogyakarta yang beralamat di Guest House Omah Kebon, Magelang, Sleman, Klaten, Tuban, Cirebon, Tangerang, Bali, dan Borneo Timur. Selain Perguruan Silat BIMA, di Yogyakarta juga ada Perguruan Pencak Silat Indonesia Harimurti atau disingkat PERPI Harimurti yang menjadi salah satu dari sepuluh perguruan pencak silat historis. Proses berdirinya perguruan ini juga cukup panjang dan sempat beberapa kali berganti nama, mulai dari Pencak Tejokusuman, Perguruan Pencak Indonesia Mataram


(PERPIM), sampai Persatuan Pencak Indonesia (PERPI) Harimurti. Didirikan oleh RM Harimurti, yang merupakan cucu Hamengku Buwono VII dari GPH Tejokusumo dan Ray Mangkorowati. Ia tumbuh sebagai anak yang tertarik untuk belajar olah kanuragan (seni beladiri). Ketika ia dewasa, ia mengajar Pencaksilat kepada masyarakat di Pendopo Ndalem Tejokusuman. Selama waktu itu, gaya seni bela diri ini dikenal sebagai Pencak Tejokusuman. Menurut cerita, konon, polisi HindiaBelanda curiga dengan aktivitasnya dalam mengajar pencak silat dan keterlibatannya mendukung Pergerakan (Gerakan Nasional) Budi Oetomo. Hingga akhirnya, membuat RM Harimurti menggunakan gerakan tari untuk menutupi silatnya agar menghindari kecurigaan polisi. Pencak silat, lanjut Whani, bisa dikatakan hilang karena tidak membuka diri sebagaimana cabang beladiri yang lain atau istilah eksklusif, mungkin sulit ditolak. Hal ini lebih dikarenakan pilihan keilmuan di setiap perguruan silat yang sangat menghargai

otentisitas talenta pribadi. Bahkan perlakuan terhadap satu murid dengan murid yang lain tidak sama, tergantung karakter masing-masing. “Walaupun beberapa orang mengatakan silat di Jawa itu berkembang, tapi perkembangannya itu dilihat dari sisi mana dulu? Karena jika hanya melihat banyaknya jumlah perguruan, itu iya. Namun, kebanyakan seni bela diri yang diajarkan

oleh perguruan-perguruan baru tersebut tidak memliki akar budaya yang jelas. Meskipun memiliki segudang prestasi dan berbagai peranan di dunia seni dan olah raga, sebuah perguruan silat jika tidak segera berbenah dan membuka mata pada kondisi sekarang akan tenggelam di tanah airnya sendiri, di antara kepopuleran olah raga bela diri impor. +


KONDHANG TOKOH

28

Agustus 2014


Ekonomi

Kaum Teks: FA Herru; Foto: Albert

Ada keinginan terdalam pada dirinya, mengabdi pada bangsa bukan hanya dengan mengobati sakit fisik, namun juga mengobati sakitnya ekonomi Indonesia.

I

tu cita-cita bapak yang satu ini. Baginya, mengobati sakitnya ekonomi bangsa ini bukan semacam harapan yang hanya ada di awang-awang. Memang tidak serta merta atau hanya seumur jagung cita-cita itu bisa tercapai. Dan jika bicara soal perbaikan ekonomi negara ini, sebenarnya itu bukan pekerjaan semata seorang saja. Namun demikian, tampaknya wajar dan sah-sah saja jika kemudian pria yang akrab disapa Pak Gembong ini memiliki harapan setinggi langit itu. Tetapi untuk tujuan itu, paling tidak selama ini Pak Gembong telah banyak berupaya, berbuat, dan punya buah yang nyata. Siapakah gerangan Pak Gembong? Mungkin saja rakyat Indonesia belum jamak yang mengenalnya. Namun tak sedikit juga orang yang telah akrab dengan nama Ir. KRMH Gembong Priyatmo Danudiningrat ini. Apalagi bagi masyarakat yang pernah menjadi pasiennya, serta para petani yang pernah merasakan buah nyata dari Pak Gembong.

Selama ini nama Gembong dikenal sebagai seorang konsultan pengobatan, usaha, dan problematika kehidupan. Di samping itu, peraih gelar insinyur pertanian dari Universitas Gadjah Mada ini juga teramat konsen melakukan reset untuk menciptakan teknologi baru di bidang pertanian dan peternakan hingga namanya tak asing lagi di telinga petani. Pak Gembong memang bukan dokter, namun ia bekerja layaknya dokter. Membantu menyembuhkan sakit fisik orang lain memang seolah telah menjadi tabiatnya sejak kecil. Sejak usia 6 tahun, Pak gembong mengaku menyadari bahwa dirinya selalu tertarik jika melihat orang yang sakit untuk membantu menyembuhkan. Ia pun paham bahwa kemampuan menyembuhkan ini adalah bakat yang diberikan Allah sejak lahir. Dan semenjak bakat alami itu semakin terang, di usia belia itu ia pun mempertajam. Sejak kecil Pak Gembong sudah terbiasa laku prihatin, mempertajam batin dengan berolah jiwa. Dituntun oleh

ayahnya, si Gembong muda diajarkan untuk bermeditasi serta lebih dalam mendekatkan diri kepada Tuhan, sang pemberi talenta. “Saya sering tahajud, sering puasa untuk prihatin (perih ing batin - red). Juga menyepi atau meditasi untuk melihat luka-luka hati supaya jiwa dan hati saya bersih. Seseorang yang bisa melihat sakit di jiwanya sendiri, itu akan membersihkan jiwanya sehingga lebih tajam,� terang Pak Gembong. Menurutnya, meditasi juga merupakan caranya untuk mampu merasakan dan mendeteksi penyakit seseorang. Dan waktu itu, ia menggunakan ramuan emponempon, daun-daunan, dan akar-akaran untuk menghilangkan penyakit. Sampai sekarang, terhitung sudah lebih dari 40 tahun Pak Gembong terjun ke dunia pengobatan. Sejak kemampuannya bertambah dalam serta pengetahuannya tentang tanaman semakin luas, ia kemudian melakukan penelitian pada tumbuhtumbuhan untuk dapat menciptakan obatobatan herbal. Pak Gembong juga belajar

Agustus 2014

29


KONDHANG TOKOH seluk beluk dunia medis, mengenali istilah medis agar ia bisa menjelaskan kepada pasien secara medis. Lantas yang membedakannya dengan dokter adalah, jika dokter mendeteksi penyakit dengan alat scanning, Pak Gembong dengan membaca gelombang elektromagnet otak si sakit yang menurutnya ternyata hasil deteksinya sama dengan peralatan dokter itu. Obat pak Gembong juga bukan obat kimia. Menyadari bahwa tanah Indonesia sangat kaya, ia menggunakan bermacam tanaman yang ada di bumi kita ini untuk menciptakan obatnya.

Kemudian, agar dapat lebih dekat dan terjangkau, Pak Gembong pun membuka rumah pengobatan di Yogyakarta dan Jakarta. Tak terhitung jumlah pasien yang telah berhasil disembuhkannya. Kini, masyarakat pun lebih menganggapnya sebagai parapsikolog, bukan tabib atau juga “orang pintar” yang mampu menyembuhkan. “Setelah melihat penyakit selama puluhan tahun, saya juga melihat ternyata Indonesia juga punya penyakit lain, yaitu penyakit ekonomi. Kebetulan passion saya juga di bidang agro, pertanian, perikanan, dan peternakan. Mulailah saya kemudian mendirikan lembaga reset di bidang ini dengan nama CV Pendawa Kencana Multi Farm pada tahun 1990,” ungkap Pak Gembong. Lembaga reset ini berada di daerah Cangkringan, Sleman, Yogyakarta, di sebuah desa di kaki Gunung Merapi. Sepak terja ng

Pak 30

Agustus 2014

“Saya punya pandangan dan citacita, bahwa Indonesia bisa dan harus menjadi Macan Pangan Asia. Ini karena saya melihat, Indonesia sebenarnya sangat kaya raya.” Gembong di dunia ini pun tak bisa dianggap biasa. Bagaimana tidak, dengan kemampuan intelektualnya, Pak Gembong melakukan penelitian guna menciptakan teknologi-teknologi baru di bidang ini. Hebatnya lagi, hasil-hasil ciptaannya itu tak dimanfaatkannya untuk kepentingan pribadi atau meraup untung demi mempertebal kekayaan. Pak Gembong justru membuka diri kepada masyarakat Indonesia yang konsen di bidang ini, terutama bagi petani-petani Indonesia. Sejalan dengan yang dicitacitakannya, pria murah senyum ini ingin membantu petani untuk dapat lebih jauh maju daripada kondisi sekarang, dan bangga dengan pekerjaannya sebagai petani. Ia percaya, dengan teknologi baru hasil reset yang diciptakannya, petani-petani Indonesia dapat cepat berkembang dan lebih baik. “Saya punya pandangan dan cita-cita, bahwa Indonesia bisa dan harus menjadi Macan Pangan Asia. Ini karena saya melihat, Indonesia sebenarnya sangat kaya raya. Kalau hasil-hasil reset seperti ini sungguh-sungguh mau dimanfaatkan oleh petani dan juga pemerintah dengan baik dan benar, saya yakin kita pasti bisa mewujudkannya,” ujarnya bersemangat. Untuk itu, Pak Gembong tak menunggu mereka datang padanya. Ia telah banyak melakukan penyuluhan, mengajari petani di desa-desa


seluruh wilayah Indonesia tentang bagaimana meroketkan usahanya. Dan menurutnya telah banyak bukti, petanipetani binaannya dapat menuai keberhasilan. Mereka pun dapat meningkatkan income dari hasilnya bertani. “Saya mengembangkan benih-benih unggul berbagai jenis tanaman pangan. Selain itu, saya juga melakukan reset menggunakan bakteri-bakteri baik sebagai pupuk, dan hasilnya luar biasa, menguntungkan sekali. Tanaman produksinya jadi lebih tinggi, umur mencapai panen lebih pendek, dan kualitasnya lebih bagus,� ujar Pak Gembong. Di kebun resetnya yang hanya seluas satu hektare itu, Pak Gembong menciptakan cara bagaimana menanam padi di dalam pot tanpa banyak air, merekayasa tanaman tebu yang menghasilkan buah tebu dengan rendemen gula sangat tinggi, yaitu 10 lebih, dan jumlah anakannya dapat mencapai 30. Kemudian meneliti singkong yang bisa dipanen 4 bulan seberat 28 kg, 6 bulan dengan berat 40 kg, dan 8 bulan yang bisa mencapai berat 80 kg per batang, dan buahnya lebih enak. “Padi yang biasa umurnya 4-5 bulan, saya meneliti sehingga hanya 85 hari saja sudah bisa panen. Berasnya pun lebih enak. Misalnya di lahan 35 hektare, produksinya bisa mencapai 8 ton,� tambah Pak Gembong. Selain itu, pria kelahiran Solo ini juga mengembangkan bibit unggul durian, pepaya kalifornia, jambu non biji, terong viagra, buncis ungu dan jagung jenis baru yang antikanker karena antioksidannya tinggi, tomat yang buahnya menggerombol seperti anggur, dan masih banyak lagi. Dengan penelitian bakterinya, selain bisa menjadi pupuk yang baik dan menyuburkan tanah, hasil ini juga bisa membuat kotoran ternak seperti sapi atau ayam tidak menimbulkan bau. Dengan bakteri ini pula, Pak Gembong juga telah diminta beberapa perusahaan swasta di bidang kopi dan batik untuk menangani limbah supaya ramah dan tidak mencemari lingkungan.

Pendek kata, Pak Gembong sampai kini terus mengembangkan penelitiannya itu untuk menciptakan teknologi yang super bagi para petani. Tak jarang ia diminta berbagai perguruan tinggi untuk berbagi ilmu. Pernah pula Pak Gembong diminta

itu. Jika ada kemauan, keseriusan dari petani dan pemerintah untuk mau memanfaatkannya, niscaya lambat laun penyakit ekonomi masyarakat Indonesia bisa teratasi. Tentu, atas hasil kerja kerasnya dan apa

membantu program kementerian terkait. Bahkan beberapa negara seperti Malaysia, Jepang, Korea, datang padanya untuk berbagi ilmu. Atas semua yang dilakukan pak Gembong, memang pantas jika ia kemudian mempunyai cita-cita yang tinggi

yang telah dilakukannya bagi para petani ini membuatnya bahagia sebab banyak di antara mereka yang telah berhasil. Dalam bahasa Pak Gembong, kebahagiaan itu tidak didapat dengan meminta. Tapi kebahagiaan itu justru dengan memberi.+

Agustus 2014

31


PEPANGGIHAN PROFIL SUKSES

Ni Nyoman Sulasih

Tarian Masakan Antara

dan

B

ali memang menjadi paket komplit sebagai destinasi wisata. Tak hanya memiliki keindahan alam yang sungguh menakjubkan, Bali pun menyimpan berjuta talenta dalam bidang seni budaya serta menu kulinari yang menggoda selera. Salah satunya, masakan berbahan dasar bebek yang menjadi kuliner khas daerah Ubud. Dalam hal kuliner, nama Bebek Tepi Sawah Restaurant kini sedang menjadi perbincangan hangat para

Dan yang membuat saya kagum, rupanya banyak sekali anak-anak kecil dan remaja yang sudah terlihat bakatnya untuk dapat menjadi penari profesional

pencita kuliner tanah air. Selain kelezatan masakannya yang menggoyang lidah, Bebek Tepi Sawah juga dikenal sangat peduli terhadap seni budaya tradisional Pulau Dewat, khususnya seni lukis dan tari. Adalah Ni Nyoman Sulasih, istri dari I Nyoman Sumerta, sosok dibalik nama besar keberhasilan Bebek Tepi Sawah Restaurant. Berawal dari kecintaannya memasak, Ni Nyoman Sulasih

32

Agustus 2014

membuktikan bahwa masakan bebek hasil kreasinya digemari banyak orang. Ni Nyoman Sulasih mengatakan bahwa tidak ada resep khusus untuk menciptakan daging bebek yang empuk, tidak amis serta renyah ketika dimakan. “Tidak ada resep rahasia, karena saya sudah memasak sejak remaja. Kebetulan bebek merupakan makanan tradisional dari Ubud, jadi memang saya sudah terbiasa memasaknya. Suami saya, I Nyoman Sumerta memang hobi makan, dan saya hobi memasak, jadi kami klop. Karena dorongan dari keluarga, teman dan kolega suami, akhirnya kami memberanikan diri membuka bisnis kuliner ini. Bagi saya, memasak memang sudah menjadi kewajiban, oleh karenanya ketika mengolah bebek saya tidak menemukan kesulitan lagi,� ujarnya ketika bertemu Kabare di sela-sela peresmian Bebek Tepi Sawah Restaurant Cabang Ubud- Jogja, baru-baru ini. Tidak dipungkiri bahwa keberadaan Bebek Tepi Sawah yang merupakan brand local kini mampu mengantarkan menu bebek ke arah yang lebih eksklusif. Ni Nyoman Sulasih merasa bersyukur restoran yang dibangun oleh suaminya dengan penuh kerja keras tersebut kini sudah dikenal masyarakat, bahkan memiliki cabang di berbagai tempat. Ketekunan Ni Nyoman Sulasih dan sang suami dalam mengelola restoran ini pun berbuah manis, karena selain menjadi perbincangan hangat di tengah-tengah forum pencinta kuliner, sebuah situs travel internasional terkemuka pun pernah merangking restoran ini di

Teks: Della Yuanita; Foto: Albert

posisi pertama dalam kategori restoran terbaik di Ubud. Bahkan restoran ini menjadi favorit para artis, pejabat, konsulat asing hingga presiden. “Sebagai orang asli Ubud, kami juga membangun sebuah sanggar tari Dewi Sri untuk masyarakat sekitar yang ingin belajar menari Bali, khususnya Tari Legong Paliatan. Sebagai penari, saya juga ingin mencari penari-penari berbakat dari Ubud, yang nantinya bisa meneruskan seni budaya tradisional daerah kami. Adanya Sanggar Tari Dewi Sri juga memfasilitasi para calon penari Bali untuk berlatih secara cumacuma. Dan yang membuat saya kagum, rupanya banyak sekali anak-anak kecil dan remaja yang sudah terlihat bakatnya untuk dapat menjadi penari profesional,� ujar Ni Nyoman Sulasih yang dulu aktif menjadi penari bersama Guruh Soekarno Putra ini. Ni Nyoman Sulasih yang sudah aktif menari Bali dari usia 7 tahun ini hingga kini masih aktif menari. Tak hanya di sekitar Bali atau wilayah Indonesia lainnya, namun juga hingga ke mancanegara. Berbagai negara seperti Malaysia, Korea Selatan, Vietnam, hingga Jepang sudah pernah disinggahinya bersama grup keseniannya. Baru-baru ini, Nyoman Sulasih dan sang suami bahkan diundang menari ke Amerika dari Alaska hingga Hawaii. Melihat respon masyarakat mancanegara yang sangat antusias dengan kesenian Bali, dirinya bertekad akan terus menari untuk selamanya. Baginya, selain memasak, menari sudah menjadi passion-nya. Oleh karena itu, Ni Nyoman Sulasih akan terus mengabdikan dirinya dalam kesenian Bali. +


Agustus 2014

33


PEPANGGIHAN PROFIL SUKSES

Dr. Rogatianus Maryatmo, MA

Mengajar dengan Hati Teks: Della Yuanita;Foto: Budi Prast

I

digunakan dalam rangka pembinaan khusus mahasiswa. Saya kira, Yogyakarta terkenal akan mahasiswanya yang memiliki karakter baik, sehingga banyak perusahaan besar yang tertarik untuk menerima alumni dari banyak kampus di Yogyakarta,” ujar pria yang menjabat menjadi rektor UAJY sejak tahun 2011 lalu ini kepada Kabare. Maryatmo mengatakan bahwa setiap anak seharusnya dididik sebagai pribadi yang disiplin, pendidikan karakter yang meliputi disiplin, tanggung jawab, dan memahami nilai-nilai moral akan sangat penting diterapkan sejak dini. Sebagai seorang akademisi, Maryatmo berpendapat bahwa seharusnya sejak di playgroup, anakanak diajarkan cara disiplin diri, bagaimana bertanggung jawab, dan melakukan banyak aktivitas seperti Akan tetapi, tingkat menghargai olahraga. Karena dalam olahrga ada orang tertinggi adalah ketika setiap aktivitas saling bekerjasama, tanggung jawab dan sportivitas yang generasi penerus bangsa mampu tinggi. Sehingga jika anak-anaka bergaul dengan berbagai macam diajarkan hal tersebut sejak dini pribadi yang berbeda suku, agama, maka nantinya Indonesia akan banyak menghasilkan sumber daya ras dan budayanya manusia yang tidak saja ahli di bidangnya namun juga memiliki mengajar di kota tersebut tetap kondusif. integritas, kreativitas dan fighting spirit yang “Saya melihat Yogyakarta sudah mulai tinggi. marak pembangunan apartemen atau Proses pendidikan karakter juga asrama untuk mahasiswa. Akan lebih baik dilakukan oleh Maryatmo kepada para lagi jika asrama atau apartemen yang dosen dan mahasiswanya. Sebagai contoh, dibangun khusus untuk mahasiswa juga kini UAJY menerapkan kampus hijau bebas menyediakan fasilitas olahraga dan sarana rokok, hal tersebut dilakukan bukan berarti kegiatan belajar. Mengapa harus ada pihaknya melarang orang merokok, akan keduanya? Karena olahraga merupakan tetapi lebih kepada proses belajar bagian dari pembinaan kesehatan mental menghargai orang yang tidak merokok. dan spiritual mahasiswa. Sebagai contoh, Begitu juga dengan kebiasaan membuang kami sudah membangun asrama yang akan sampah, meski hal kecil, namun jika sudah mej Yogyakarta yang dikenal sebagai kota pelajar rupanya masih melekat kuat. Terbukti minat para calon mahasiswa baru untuk menempuh pendidikan di kota budaya ini masih sangat tinggi. Setidaknya peningkatan jumlah mahasiswa baru tersebut dialami oleh pihak Universitas Atmajaya Yogyakarta (UAJY). Menurut rektor UAJY, Rogatianus Maryatmo, iklim pendidikan di Yogyakarta masih cukup bagus. Walaupun kini Yogyakarta juga dikenal sebagai kota pariwisata, namun dirinya yakin jika Pemerintah Daerah (Pemda) Yogyakarta mampu melakukan pembenahan dan penataan sehingga keghiatan belajar-

34

Agustus 2014

ada kesadaran yang melekat dalam diri tiap individu, maka itu artinya melalui unit-unit tadi mahasiswa juga belajar berorganisasi, bekerjasama dengan orang lain,. “Akan tetapi, tingkat menghargai orang tertinggi adalah ketika setiap generasi penerus bangsa mampu bergaul dengan berbagai macam pribadi yang berbeda suku, arama, ras dan budayanya. Karena masing-masing saling belajar memahami dan menghargai agama, budaya dan kebiasaan-kebiasaan orang lain,” ungkapnya. Berbicara mengenai mendidik generasi muda, Maryatmo mengatakan bahwa hal tersebut sepertinya sudah panggilan hati. Meski dulunya tidak ada keinginan untuk menjadi dosen, namun menurutnya, mengajar merupakan bagian dari hidupnya. “ Semua ini tidak seketika dan tanggung jawab serta panggilan itu berproses. Ketika pertama kali mengajar 31 tahun yang lalu di UAJY, saya melihat semangat anak muda yang haus akan poendidikan sangat tinggi. Saya sangat antusias untuk bisa melebur dan memberikan sesuatu yang berharga yakni ilmu untuk mereka. Anak-anak yang berasal dari berbagai berbagai latar belakang suku, agama, ras dan budaya yang sangat bersemangat belajar rupanya menumbuhkan tanggung jawab dalam diri saya bahwa suatu saat merekalah yang akan menjadi calon pemimpin bangsa. Oleh karena itu mereka juga harus diberi nilainilai budi pekerti, nilai moral serta tanggung jawab dan rasa menghargai atau toleransi yang tinggi. Saya kira, inilah yang semakin menumbuhkan keyakinan bahwa menjadi akademisi merupakan panggilan dan bagian dari hidup saya,” pungkasnya.+


Agustus 2014

35


GEBYAR

FESYEN

Feminimitas sang desainer tertuang dalam lukisan bunga sepatu yang menjadi center point di bagian pinggang dan lengan pada white long-dress berbahan chiffon-cerruti beraksen sidedrapping sehingga memiliki tampilan yang elegan dan mewah.

36

Agustus 2014


Dear,

My Hibiscus Rosa(SL.), Dongeng bunga sepatu dalam lukisan

D

esain ini tampak tertuang cantik dengan kesabaran seiring tarian kuas sang kreator, mengembang, memperlihatkan kelopak-kelopaknya yang indah. Hibiscus Rosa(SL), kerap orang memanggilnya dengan sebutan “Bunga Sepatu�, seolah tumbuh liar tanpa dipedulikan oleh siapa pun, bertransformasi menjadi figur kuat diatas sehelai sutera, layaknya dongeng dari negeri yang jauh. Figur bunga sepatu yang hadir, menceritakan tentang filosofinya bahwa orang lain mungkin tidak peduli dengan apa yang dikerjakan dirinya saat ini. Namun sang bunga sepatu memiliki semangat pantang menyerah, selalu memberikan yang terbaik, dan bersabar sekalipun orang orang tidak peduli lagi padanya.

Agustus 2014

37


GEBYAR

FESYEN

Bunga sepatu yang cantik tampil sebagai detail yang menambah keunikan tersendiri pada simple-dress pendek dengan two layer-cutting berwarna peachy-pink, berbahan zetta-silky, menjadikan tampilannya feminim dan chic.

38

Agustus 2014


Perpaduan seni lukis kain dan ketepatan pemilihan material, menjadi kekuatan utama dalam garis rancangan sang desainer yang diwujudkan dalam long-losse tunica ungu dipadu stola atau selendang lebar berdetail taburan bunga sepatu. Busana ini memberikan kesan simple dan elegan bagi pemakainya.

Agustus 2014

39


GEBYAR

FESYEN

Masih dengan daya tarik pada detail lukisan bunga sepatu yang menjadi simbol kekuatan sang desainer, kesan modern dan trendi terwujud dalam padu padan black short sleep-dress dengan short-cape berwarna light-blue.

40

Agustus 2014


Bunga sepatu sebagai ciri khasnya bisa menjadi begitu sexy, saat dituangkan dalam peplum-dress berdetail lengan ballon yang merupakan kombinasi bahan thai silk dan tenun endek Bali. Inilah yang menjadi sentuhan unik dalam mengolah keseluruhan material.

Agustus 2014

41


GEBYAR

FESYEN

Kesan chic dan harmonis, terwujud dalam simple-long coat dengan panjang selutut berwarna dusty-pink yang dapat disulap menjadi professional-dress. Menjadikan sang pemakai tampil cantik dengan aksen bunga sepatu di bagian depan. Sentuhan nuansa warna dust-pink, green-leaf, dan light-red adalah pilihan tepat sang desainer.

42

Agustus 2014


B

erawal dari hobi melukis sejak kecil dan merancang busana saat masih menuntut ilmu, maupun busana kerja yang dikenakannya sehari-hari, membuat Tari Made semakin mantap menekuni dunia fashion. Tari Made, desainer yang lemah-lembut ini sempat menuturkan kisah tentang awal mula dirinya menekuni seni melukis kain. Salah satu awal mula kekawatirannya mengapa ia tidak mencoba melukis kain, karena dirinya merasa tidak berbakat. Namun hal ini tidak berlaku, ketika ia mulai menggoreskan kuasnya di atas sehelai kain. Sapuan kuasnya yang semula seolah bergerak tak menentu, bisa memunculkan karya yang cantik dan menarik. Bagi pemilik brand Saka Made Boutique, melukis dan merancang busana tidak hanya menjadi hal yang menyenangkan, namun juga sebagai salah satu relaksasi, sekaligus pengisi waktu luang. Bermula dari hobi, kini dirinya juga bisa membuka peluang usaha bagi orang lain, sehingga Tari Made semakin percaya diri untuk lebih mengembangkan karya-karyanya. Meski tetap disibukkan dengan lingkungan dunia kerja di perbankan di BRI Bantul, Jogjakarta, desainer yang juga seorang ibu dari tiga putra berbakat ini, merasa tertantang untuk mengikuti

event fashion. Hingga koleksi busananya yang terinspirasi fashion ready to wear, mengikuti ajang Jogja Fashion Week 2014. Disamping itu, apresiasi masyarakat yang sangat baik, membuatnya semakin berani mengikuti pameran-pameran tidak hanya di Jogja tapi juga Jakarta dan Bandung. Harapannya, lukisan kini tidak hanya dapat dinikmati di atas kanvas, dinding dan media konvensional pada umumnya, namun dapat dinikmati sebagai karya seni pada busana yang dikenakan pemakainya. Sembari tersenyum, ia berpesan kepada sahabat, sekalipun banyak hal yang menjadi penghalang dalam pencapaian usaha kita, kita tidak boleh menyerah begitu saja, selalu berikan yang terbaik, maka suatu saat, akan banyak orang yang melihat betapa indah hasil kerja keras kita, seperti kelopak-kelopak bunga sepatu yang cantik. +

Busana & Assesoris : Saka Made Boutique by Tari Made Model: Ivana Rheiana Fotografer: Budi Prast Asst. Fotografer: Sutoto Stylist & Writer: Tyas Santhi Fatmasari Make Up & Hair Do: Virdausi Salon Koordinator: Farid Imawan Editing: Sutoto Lokasi: Mary Anne’s Artisan Ice Cream & Resto, Yogyakarta

Jl Parangtritis Km.5 perum Sewon Indah C-5 Sewon Bantul Jogjakarta. e-mail: tari.arya@yahoo.com Contact : +62817468565 ( WA) , 02744530973

Jl. Kebonsari No 2 (seberang hotel Santika) Yogyakarta Telp. (0274) 6666380






CANTHING ARTIKEL LEPAS

Kabare Fashion Culinary 2014

Inspirasi dalam

Teks: Agus Yuniarso; Foto: Budi Prast; Albert

48

Agustus 2014


D

aya tarik Jogja seolah tak ada habisnya. Selain kaya dengan objek wisata serta keragaman tradisi budayanya, Jogja juga dikenal dengan kekayaan kuliner lokal yang berkembang menjadi ikon khas kota ini, seperti gudeg, bakpia, ayam goreng, bakmi Jawa, geplak, sate klathak dan beragam hidangan lainnya. Kuliner ikonik itu menjadi semakin menarik saat dikembangkan sebagai sumber inspirasi kreatif. Dalam bidang rancang busana, paduan ragam kuliner sebagai sumber gagasan serta olah cipta kreatif para perancang busana, tentu akan menghadirkan beraneka karya unik yang layak untuk dipertunjukkan secara spektakuler. Nuansa unik, super kreatif sekaligus spektakuler itu hadir dalam Fashion Culinary 2014 yang digelar di XT Square Garden, Yogyakarta, tanggal 25 Juni 2014 lalu. Adicara yang digelar menyemarakkan peringatan 12 tahun Kabare Magazine ini menghadirkan kreasi dan rancangan busana karya Komunitas The Rempeyeks dan Textstyle Project yang mengangkat ikon kuliner Jogja sebagai tema dan sumber gagasannya. Panggung Fashion Culinary 2014 menghadirkan sembilan jenis kuliner ikonik yang masing-masing diolah dan dikembangkan sebagai sumber inspirasi oleh sembilan orang perancang busana. Kesembilannya adalah bakpia oleh Endarwati, gudeg oleh Theo

Ridzky, ayam goreng oleh Djoko Margono, bakmi Jawa oleh Darie Gunawan, dan coklat oleh Caroline Rika Winata. Kemudian, geplak dikembangkan oleh Ludwina Wuri, sate klathak oleh Lia Popperca, nasi kucing oleh Lulu Lutfi Labibi, serta sego pecel oleh Yoel Fenin Lambert. Endarwati mengambil judul "Other Side of Bakpia" untuk karyakaryanya yang terinspirasi oleh keragaman dan warna-warni citarasa bakpia. Tiga warna yang dipilihnya adalah ungu, hijau dan kuning. Ungu mewakili rasa ketela ungu, hijau mewakili rasa kacang hijau serta kuning yang mewakili rasa keju. Ketiganya diolah dalam paduan yang indah dalam satu tampilan rancangan.

Dalam bidang rancang busana, paduan ragam kuliner sebagai sumber gagasan serta olah cipta kreatif para perancang busana, tentu akan menghadirkan beraneka karya unik yang layak untuk dipertunjukkan secara spektakuler

Agustus 2014

49


CANTHING ARTIKEL LEPAS

Lain Endarwati, lain pula Lia Popperca yang lewat karya rancangannya mengajak berjalan ke Jalan Imogiri untuk menikmati hangatnya sate klathak yang disajikan bersama sepiring nasi. Busana rancangan Lia Popperca merepresentasikan kelugasan sate kambing muda khas Imogiri yang begitu nikmat tersaji meski hanya dibumbui dengan bawang putih saja. Judul "Ginori Deghu" yang diartikan sebagai gudeg gori atau nangka, dipilih oleh

50

Agustus 2014

Theo Ridzky untuk karyakaryanya yang terinspirasi oleh kebaya mbok bakul gudeg “tempo doeloe� dan warnawarna khas kuliner khas Jogja ini. Selain warna coklat keunguan, warna merah oranye ala sambel krecek serta hijau khas pincuk daun pisang muncul di setiap koleksinya. Karya Djoko Margono terinspirasi dari warna-warna khas hidangan ayam goreng berikut sayur-mayur yang melengkapinya, yang direalisasikan dalam tampilan sporty chic bermaterialkan Thai silk, brocade, chiffon dan rib serta didukung dengan aksesori bebatuan dan tassel. Sementara Caroline Rika Winata mengembangkan inspirasi dari warna khas dan ragam bentuk coklat produksi Yogyakarta yang dikerjakan bersama Riza Fauziah dari Textstyle

Judul "Ginori Deghu" yang diartikan sebagai gudeg gori atau nangka, dipilih oleh Theo Ridzky untuk karya-karyanya yang terinspirasi oleh kebaya mbok bakul gudeg tempo doeloe dan warna-warna khas kuliner khas Jogja ini


Bermaterialkan kain katun jumputan yang dikombinasikan dengan berbagai material lainnya serta bakmi asli sebagai ornamen utamanya

Project. Pantas juga dilirik karya kolaborasi antara Darie Gunawan sebagai perancang busana dengan Mayang Sari dan Meeta Fitriana dari Textstyle Project. Bermaterialkan kain katun jumputan yang dikombinasikan dengan berbagai material lainnya serta bakmi asli sebagai ornamen

utamanya. Warna coklat, kuning dan hijau yang khas dan identik dengan sajian bakmi Jawa juga mendominasi sejumlah koleksi Simplicity yang dihadirkan oleh Darie Gunawan. Pagelaran Fashion Culinary 2014 yang juga dimeriahkan oleh Oyot Godhong Cabaret dan Didik Nini Thowok ini digelar bekerjasama dengan BRI Peduli dan

Consulate of the Republic of Tunisia, serta didukung oleh Kabare Production, Madflash Rental Audio & Lighting Equipment, Sari Ayu Martha Tilaar, Gudeg Bu Tjitro 1925, Kampayo XT Square, Bakpia Raminten Jogja, cokelat Monggo, Geplak Asli Gula Jawa Mbok Tumpuk, Jes Art Dekorasi, dan Exist Advertising.+

Agustus 2014

51


CANTHING ARTIKEL LEPAS

“Kreta Setan”, Kendaraan Bermotor Pertama di Indonesia Teks: Agus Yuniarso; Foto: Istimewa

Benz 5 HP Phaeton 1895

52

Agustus 2014

Hildebrand und Wolfm++ller 1894

Belakangan, ketika kendaraan roda empat mulai merambah tanah Jawa, sebutan Kreta Setan ganti disematkan pada setiap mobil yang mulai banyak melintas di jalanan. Maklum, dibanding sepeda motor, penampilan mobil justru lebih mirip dengan kereta, yang meskipun tanpa dihela kuda bisa melaju kencang dengan sendirinya. Dan, John C Potter pun tak hanya menjadi orang pertama yang menghadirkan sepeda motor ke Hindia Belanda. Potter pulalah sosok yang berperan ketika mobil pertama merambah Indonesia yang saat itu berada dibawah kekuasaan Pemerintah Hindia Belanda. “Kreta Setan: “De Duivelswagen” Autopioniers van Insulinde”, sebuah buku yang ditulis oleh FF Habnit, (terbitan Tong Tong, Den Haag, 1977) mengungkapkan kisah-kisah awal kehadiran kendaraan bermotor di Hindia Belanda. buku berbahasa Belanda ini sekaligus menjadi sumber komprehensif seputar sejarah perkembangan otomotif di Indonesia. Sejarah otomotif di Indonesia telah dimulai sejak tahun 1894 ketika untuk pertama kalinya sebuah mobil dipesan dan kemudian tiba di Hindia Belanda. Mobil ini bermerek Benz tipe 5-HP Phaeton buatan Karl Benz, Jerman, yang tiba di pelabuhan Tanjung Perak Surabaya pada tahun 1894. Mobil yang mampu mengangkut enam orang ini memiliki mesin 2.000cc satu silinder berkekuatan 5 tenaga kuda, menggunakan roda kayu dan ban tanpa udara. Istilah Phaeton sendiri menunjuk pada tampilan atapnya yang menggunakan terpal atau tentwagen. Lalu, siapakah pemilik mobil pertama di Hindia Belanda ini? Beliaulah Sampeyan Dalem Ingkang Sinuhun Kanjeng Susuhunan Pakubuwana X, raja Kasunanan Surakarta yang bertahta dari tahun 1893 hingga 1939. Raja yang mempunyai perhatian yang tinggi terhadap modernisasi serta gemar bepergian ini secara khusus memesan 5-HP Phaeton seharga 10.000 Gulden dengan berbagai variasi

Foto: Wikimedia

I

ni adalah kisah tentang sejarah awal kehadiran kendaraan bermotor di Indonesia, yang tempo doeloe lazim disebut sebagai Kreta Setan atau de duivelswagen. Pada mulanya, istilah Kreta Setan adalah sebutan orang Jawa yang merujuk pada hadirnya kendaraan baru yang terbilang “ajaib” kala itu, yakni kendaraan yang tidak ditarik oleh kuda atau jenis hewan lainnya. Yang dimaksud adalah sepeda motor, sebuah kendaraan yang begitu mengagumkan karena larinya yang begitu kencang, sekali lagi untuk ukuran kala itu, sehingga acapkali membuat kaget setiap orang di saat melintas dengan raung suaranya yang khas. Meski tak berselisih jauh, sepeda motor memang lebih dahulu datang sebelum mobil pertama masuk ke Hindia Belanda di pertengahan tahun 1890-an. Pemilik pertamanya adalah John C. Potter, seorang masinis di Pabrik Gula Umbul, Probolinggo, Jawa Timur. Sebagaimana ditulis oleh JJ de Vries dalam 'Jaarboek van Batavia en Omstreken', Potter memesan sendiri tunggangan itu langsung ke pabriknya yang dikenal sebagai penemu sepeda motor pertama di dunia, Hildebrand und Wolfmüller di Muenchen, Jerman. Sepeda bermotor ini sengaja dipesannya untuk memudahkan berkeliling pabrik gula dan perkebunan tebu di pelosok Probolingo.


sesuai dengan keinginannya. Saat itu, pembuatan mobil dan proses pengirimannya memakan waktu hingga satu tahun lamanya. Semua proses pengurusannya dipercayakan kepada John C. Potter yang dianggap telah berpengalaman dalam pemesanan kendaraan bermotor dari Eropa. Kehadiran mobil pertama di Hindia Belanda ini hanya berselang delapan tahun sejak Karl Benz menciptakan mobil pertamanya, Benz Patent-Motorwagen yang dikenal sebagai mobil modern pertama di dunia pada tahun 1886. Istimewanya, tak hanya di Hindia Belanda, orang Jawa bahkan lebih dahulu memiliki mobil dibanding orang Belanda di negeri asalnya sendiri, karena mobil pertama di Negeri Belanda baru hadir di Den Haag pada tahun 1896. Kehadiran mobil di Hindia Belanda juga lebih awal dari Thailand yang baru menerima mobil pertamanya pada bulan Desember 1904, yakni sebuah mobil Benz yang dipesan khusus untuk Raja Thailand Chulalongkorn (Rama V). Pemesanannya sendiri dilakukan oleh Duta Besar Thailand untuk Prancis dari Automobile-Union Paris milik Emil Jellinek yang terletak di 39 Avenue des Champs Elysees, Paris. Tak berselang lama sejak hadir di Jawa, mobil pertama juga mulai muncul di Sumatera m pada tahun 1902. Mobil p bermerek Benz ini dimiliki b oleh Prof. Dr. W. o Schr端ffner yang kemudian S menjadi Kepala Deli m Automobile Club di A Medan. Schr端ffner

1 Pakoe Boewono X 193

membeli mobil Benznya yang kedua pada 1910, yakni sebuah BenzPersival. Di saat yang hampir sama, sebuah mobil bermerek British Daimler diketahui dimiliki oleh FA Folkersma di Pabrik Gula Ketanen,

Pakoe Boewono X 1938


CANTHING ARTIKEL LEPAS Gempolkerep, Mojokerto, Jawa Timur. Sementara Bupati Brebes Raden Mas Ario Tjondro sudah terlihat mondar-mandir berkeliling kota dengan mobil bermerek Waltham Orient Buckboard di tahun 1904. Pada tahun 1907, Kanjeng Raden Sosrodiningrat, salah seorang kerabat Keraton Kasunanan Surakarta, juga telah membeli sebuah mobil bermerek Daimler lewat perusahaan Prottel & Co. Mobil yang bekerja dengan empat silinder menyamai kendaraan yang dipakai oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda di Batavia, Yohannes Benedictus van Heutsz. Merek mobil ini memang tergolong mahal dan hanya dimiliki oleh orang-orang berkedudukan tinggi. Konon, dibelinya mobil Daimler oleh keluarga Kasunanan ini disebabkan karena Susuhunan Pakubuwono X tidak mau kalah gengsi dengan Sang Gubernur Jenderal. Di awal abad ke20, tokoh lain yang mulai memiliki mobil pribadi adalah Sultan Ternate Haji Muhammad Usman Syah pada tahun 1913. Hasratnya untuk memiliki dan mengendarai sendiri Kreta Setan ini Waltham Orient Buckboard 1906 muncul setelah menikmati sebuah kendaraan bermotor merek Abingdon King Dick yang dibawa oleh seorang Belanda dalam perjalanan keliling Maluku. Agar sesuai dengan kondisi Benz 5 HP Phaeton 1895 di The Louwman Museum, medan di Netherlands Foto: Wikimedia wilayahnya, Sultan Ternate memesan kendaraan beroda empat yang lebih leluasa dibawa kemana saja sesuai keinginannya. Benz 5-HP Phaeton miliki Susuhunan Pakubuwono X terakhir kali terlihat di muka umum pada tahun 1924 saat hendak dikapalkan ke Negeri Belanda melalui Pelabuhan Tanjung Mas, Semarang. Mobil ini sengaja 'dipinjam' untuk diikutsertakan dalam ajang RAI Autotentoonstelling, pameran kendaraan bermotor dua tahunan di Amsterdam, Negeri Belanda, yang telah diselenggarakan sejak tahun 1895. Sayang, sejak itulah mobil bersejarah ini tak pernah pulang kembali ke pemiliknya. Untuk sekian lama, mobil itu tak diketahui nasib dan keberadaannya, hingga ditemukannya mobil serupa yang tersimpan di The Louwman Museum, sebuah museum khusus untuk kendaraan bermotor yang sebelumnya dikenal sebagai Nationaal Automobiel Museum, di Leidsestraatweg, Den Haag, 54

Agustus 2014

Belanda. Menyimak data yang tertera di museum tersebut, mobil ini dapat dipastikan sebagai Benz 5-HP Phaeton keluaran 1895 yang sekitar 90 tahun lalu meninggalkan Susuhunan Pakubuwono X sebagai pemilik pertamanya. Tersebut catatan resmi museum bahwa mobil ini kemungkinan sama dengan mobil sejenis yang tampil ajang RAI Autotentoonstelling tahun 1924, yaitu mobil paling mewah di Pulau Jawa yang dikirim dari Pelabuhan Semarang, wilayah kolonial Belanda masa itu. Mobil ini berhiaskan kanopi dan tirai bergarisgaris hijau dan putih, yang dipergunakan sebagai pelindung dari sinar matahari di negeri asalnya yang beriklim tropis. Dalam waktu yang lama, sebelum menjadi koleksi Museum Louwman, mobil ini disebutkan dimiliki oleh Koninklijke Nederlandsche Automobiel Club (KNAC). Tersebut pula bahwa sejak tahun 1970-an, mobil ini secara rutin berpartisipasi di 'London to Brighton Run', ajang perlombaan khusus yang diikuti oleh mobil-mobil klasik keluaran tahun 1800-an hingga awal 1900-an. Amsterdam AutoRAI 1924 KRMT Roy SSuryo, Menteri Pemuda dan P Olahraga RI yang O ssekaligus juga penggemar mobil p klasik MercedesBenz mengatakan bahwa Persatuan Penggemar Mobil Kuno Indonesia Daimler 1907 (PPMKI) akan berupaya untuk memulangkan mobil bersejarah itu ke tanah air. "Mobil itu diyakni sebagai mobil pertama di Indonesia yang sekarang berada di Den Haag Belanda dengan kondisi masih utuh dan sedang diupayakan proses pemulangannya," demikian dikatakannya setelah melepas reli mobil kuno dalam rangkaian HUT Ke-1108 Kota Magelang, akhir April 2014 lalu. Tentu masyarakat berharap agar Kreta Setan legendaris itu dapat segera kembali ke Indonesia. Jikapun tak mungkin dipulangkan, setidaknya dapat diupayakan meminta produsennya di Jerman untuk membuatkan replikanya, agar dapat dipersandingkan dengan sepeda motor pertama milik John C. Potter yang telah berhasil ditemukan dan direstorasi, hingga saat ini menjadi salah satu koleksi penting di Museum Lalu Lintas di Surabaya. +



CANTHING ARTIKEL LEPAS

S

alah satu upaya untuk mendukung pelestarian nilai-nilai seni budaya yang ada dan hampir hilang karena serbuan budaya barat atau budaya pop, adalah mengangkatnya kembali dari keterpurukan. Salah satunya seni pertunjukan ludruk. Ludruk salah satu seni budaya pertunjukan yang berasal dari Jawa Timur, digelar di sebuah panggung yang menampilkan cerita tentang kehidupan rakyat sehari-hari, perjuangan dan sebagainya. Dalam pertunjukan ludruk biasanya diselingi dengan lawakan dan diiringi dengan gamelan sebagai musik. Mitra Seni Indonesia sebagai organisasi

Menggalang

Dana,

Melestarikan

Ludruk Teks & Foto: BK

atau perkumpulan nirlaba yang peduli akan kelestarian seni budaya Indonesia merasa terpanggil untuk melestarikan dan membantu para pelakunya dengan mengadakan pergelaran ludruk pada 21 Juni 2014 bertempat di Theater Nusa Indah, Balai Kartini, Jakarta Pergelaran yang didukung oleh pemain ludruk kondang seperti Agus Kewit, Momon dan pelawak senior Marwoto, Doyok, Polo, Tessy, Kadir, mengambil judul Wanita Seksi Berhati Besi. Pergelaran ini menceritakan tentang seorang lurah wanita bernama Nyi Kestari yang berusaha melanggengkan kekuasaannya di Desa Dinoyo dengan dibantu oleh adiknya Warsuda. Segala cara dilakukan ad agar Nyi Kestari tetap berkuasa, mulai ag dari bersedia menjadi teman da perselingkuhan hingga memberikan p uuang sebagai sogokan kepada Demang Kartubi. Perilaku Nyi Kestari dan K Warsuda telah lama diamati oleh W Kendit, Pecut dan Kasut pendekar dari K Gunung Wilis, tapi upaya untuk G membuktikan perilaku Nyi Kestari dan m Warsuda dianggap sebagai fitnah oleh W SSurokerti, utusan dan Bupati Banaran yyang harusnya mencari kebenaran berita itu. b Untuk membantu dan membela ketiga pendekar itu, Ki Jumaya, guru dari Kendit, Pecut dan Kasut memberikan bukti-bukti yang diperoleh dari abdi Kestari yang bernama Winarsih. 56

Agustus 2014


Cerita ludruk yang disutradarai peludruk senior Ribut Kennedy ini merupakan gambaran atau sindiran kejadian yang sedang ramai menjadi pemberitaan dan dibicarakan di negara kita ini yaitu terungkapnya kasus suap gubenur Banten yang melibatkan seorang hakim tinggi oleh KPK. ni Pagelaran ludruk ini merupakan pagelaran kelima yang oleh Mitraa Seni Indonesia, sesuai dengan salah satu misi dan visi yang diembannya yaitu melestarikan kesenian Indonesia. Hasil penjualan tiket yang didapat dari pagelaran ini disumbangkan untuk membantu para pelaku atau seniman dari Jawa Timur yang kehidupannya kurang mampu agar bisa terus berkreasi. +


CANTHING ARTIKEL LEPAS

Cirebon, Dimana

Empat Keraton Bersanding di Satu Kota

sebelah barat situs keraton tertua yang didirikan oleh Pangeran Cakrabuana sekitar tahun 1529, yang juga dikenal dengan nama Dalem Agung Pakungwati. Keraton Kanoman berada di Jalan Winaon, didirikan oleh Pangeran Kertawijaya yang bergelar Sultan Anom I, sekitar tahun 1678. Peninggalan-peninggalan bersejarah di keraton ini erat berkaitan dengan syiar agama Islam yang giat dilakukan Sunan Gunung Jati, salah satu wali penyebar Agama Islam di Pulau Jawa. Keraton Kacirebonan yang berdiri

Teks&Foto: Agus Yuniarso

Kraton Kanoman

sejak tahun 1808 berada di Jl. Kraton Pakungwati Pulosaren No. 48, Cirebon. Keraton termuda di Kraton Kacirebonan Cirebon ini mempunyai ukuran lebih kecil jika dibandingkan dengan Keraton Kasepuhan dan Keraton Kanoman. Keraton keempat di Kota Cirebon, meski tak semegah tiga keraton lainnya, adalah Keraton Kaprabonan yang terletak di Jalan Lemah Wungkuk, Cirebon. Keraton yang berdiri pada tahun 1682 ini masih termasuk dalam keluarga Keraton Kanoman yang lebih banyak berfungsi sebagai pusat kegiatan Agama Islam. Kraton Pakungwati Keempat keraton di Cirebon tersebut sebetulnya berasal dari dinasti yang sama, yaitu Kerajaan Cirebon yang dirintis oleh eski barangkali tak semegah situs keraton-keraton di Surakarta atau Yogyakarta, Cirebon memiliki lima situs pangeran Cakrabuana sekitar tahun 1529 dan dilanjutkan sebagai budaya keraton yang saling berdampingan di satu kota. sebuah kesultanan pada tahun 1552 oleh Sunan Gunung Jati. Awal perpecahan kerajaan ini mulai terjadi setelah berpulangnya Empat di antaranya relatif terjaga lestari hingga hari ini. Keempat Panembahan Ratu II, yang wafat di tengah pergolakan di situs itu adalah Keraton Kasepuhan, Kanoman, Kaprabonan dan Kesultanan Mataram pada tahun 1677. Kacirebonan, ditambah satu situs dari zaman sebelumnya, yakni Perpecahan pertama terjadi saat penentuan siapa dari tiga putra Keraton Pakungwati, cikal bakal keempat keraton itu. Keraton Kasepuhan yang terletak di pusat Kota Cirebon adalah Panembahan Ratu II yang akan mengisi kekosongan tahta Kesultanan Cirebon: Pangeran Mertawijaya dan Pangeran penerus langsung peninggalan Keraton Pakungwati, sehingga Kertawijaya yang sedang berada di Mataram, ataukah Pangeran menempati menempati lokasi yang paling dekat, tepatnya di

M 58

Agustus 2014


Wangsakerta yang berada di Cirebon. Sultan Ageng Tirtayasa dari Banten, yang dengan bantuan pemberontak Trunojoyo berhasil menyelamatkan nasib Pangeran Mertawijaya dan Kraton Kasepuhan Pangeran Kertawijaya selama di Mataram, Badrudin (1677-1723). mengambil kesempatan Sementara Pangeran untuk melakukan taktik Wangsakerta “hanya� agar Cirebon melemah diangkat sebagai dan tak lagi terlalu dekat Panembahan Cirebon Kraton Kaprabonan dengan Mataram yang dengan gelar menjadi pesaingnya. Pangeran Abdul Kamil Muhammad Sultan Banten mengangkat kedua Nasarudin (1677-1713). pangeran tersebut sebagai Sultan Cirebon. Sebagai sultan, Pangeran Mertawijaya Pangeran Mertawijaya ditetapkan sebagai dan Pangeran Kertawijaya mempunyai Sultan Keraton Kasepuhan dengan gelar wilayah dan kedaulatan penuh berikut Sultan Sepuh Abil Makarimi Muhammad rakyat dan keratonnya masing-masing. Samsudin (1677-1703) dan Pangeran Sementara Pangeran Wangsakerta tidak Kertawijaya diangkat sebagai Sultan memiliki wilayah kekuasaan atau keraton Keraton Kanoman dengan gelar Sultan sendiri, namun berdiri sebagai Kaprabonan Anom Abil Makarimi Muhammad atau Paguron, tempat menimba ilmu agama

di kalangan intelektual Keraton Cirebon. Perpecahan kedua terjadi pada masa pemerintahan Sultan Anom IV (17981803), ketika salah satu putranya berkehendak membangun kesultanan sendiri dengan nama Kacirebonan. Peluang memecah belah ini diamini oleh Pemerintah Hindia Belanda, yang segera mengeluarkan besluit untuk menetapkannya sebagai Sultan Carbon Kacirebonan, dengan syarat bahwa putra dan para penggantinya tidak berhak atas gelar sultan, cukup dengan gelar pangeran. Sejak saat itulah Kesultanan Cirebon terbagi menjadi empat keraton: Kasepuhan, Kanoman, Kaprabonan dan Kacirebonan.+


CANTHING ARTIKEL LEPAS

Napas Islami dalam

Seni Rupa Tradisional Jawa Teks & Foto: Agus Yuniarso

D

60

Agustus 2014

ahulu, katakanlah di tahun 1970-an hingga 1980-an, kala bersilaturahmi ke rumah kerabat yang tua, kita sering mendapati suasana khas rumahrumah keluarga yang tampak indah dengan berbagai macam penghias di dinding-dindingnya. Lukisan kaca adalah salah satu bentuk yang lazim dijumpai, selain karakter pewayangan atau bentuk-bentuk ornamen tradisional lainnya. Mungkin ini masih bisa dijumpai di beberapa rumah lama di masa kini, namun keindahan itu tampaknya tak lagi mudah ditemukan. Lukisan kaca memang menjadi elemen penghias rumahrumah di perkotaan rumah orang-orang berada di pedesaan pada masa lampau. Mengapa sekarang tak lagi banyak dijumpai? Ada sementara anggapan yang menyebutkan bahwa benda artistik ini sudah dianggap kuno dan tak sesuai lagi dengan zaman yang semakin modern. Bisa jadi demikian, namun tentu tak sepenuhnya benar. Dalam hal seni, penawaran tak selalu berbanding lurus dengan permintaan sebagaimana berlaku dalam teori ekonomi. Artinya, bisa saja terjadi permintaan menyurut karena penawaran tak lagi banyak tersedia, bukan sebaliknya. Boleh jadi, inilah yang terjadi dengan lukisan kaca di Indonesia. Ketika tak banyak lagi seniman tradisional yang melukis diatas kaca, karya seni fungsional ini pun tak lagi mudah dijumpai. Kalaupun ada, tak banyak pilihan artistik yang ditawarkan. Salah satu penanda masih diminatinya karya seni ini adalah antusiasme, khususnya di kalangan kolektor, untuk memburu lukisan kaca lama. Bukan semata karena kekunoannya, namun juga karena romantisme kesan tradisional yang dimilikinya, disamping peran fungsional yang selalu melekat dalam setiap bingkai lukisan kaca, yakni sebagai elemen penghias rumah sekaligus merepresentasikan identitas pemajangnya. Jamila. Sebuah nama berasal dari Bahasa Arab yang bermakna


“cantik rupawan�, tampaknya menjadi pilihan judul yang tepat untuk menamai sebuah pameran seni rupa yang digelar oleh Bentara Budaya Yogyakarta, 15 hingga 24 Juli 2014 lalu. Pameran kali ini memang menyajikan sejumlah karya seni rupa tradisional Jawa yang bernuansa Islami yang banyak dijumpai di dindingdinding rumah tempo dulu. Sebagian di antaranya merupakan karya para seniman anonim dari masa lalu, sementara sebagian lain adalah karya para seniman yang masih aktif berkarya. Bentuknya beragam, mulai dari lukisan kaca, gambar kertas, lukisan kaligrafi, dan beragam ornamen penghias dinding rumah. Lukisan kaca tampak menonjol dalam pameran ini, yang jika diperhatikan dengan seksama menunjukkan dominasi ciri unik yang nyaris seragam, berupa gambar interpretatif bangunan masjid yang dilengkapi dengan elemen visual tertentu. Semisal, gambar masjid di Solo yang selalu digambarkan sebagai sebuah masjid bertajuk tumpang tiga dengan gambar kereta api yang melintas di depan bangun annya. Kemudian masjid di Semarang dilengkapi dengan gambar kapal api, sementara bangunan Masjid Syuhada di Yogyakarta, disertai dengan gambar sebuah mobil sedan kuno di depan halamannya. Selain masjid, ada berbagai objek lainnya yang menarik seperti gambar Buraq atau kuda terbang dan kaligrafi dengan berbagai variasi bentuknya. Ada pula penggambaran kisah dari para tokoh spiritual yang dikenal di lingkungan budaya Jawa. Karya almarhum Citro Waluyo misalnya, menggambarkan peristiwa di tepi sebuah danau dimana Sunan Kalijaga bertemu dengan Dewi Nawangwulan, bidadari yang dipersunting oleh Jaka Tarub.

Dua tokoh dari latar dan kronologi yang berbeda tampil dalam satu bingkai kisah di atas lukisan kaca, tentu tak begitu lazim dicerna dari kacamata kesejarahan. Ini menjadi salah satu keunikan para pelukis kaca di masa lalu. Menampilkan identitas berikut interpretasi bebas terhadap suatu obyek atau peristiwa dan kemudian mereproduksinya berulang kali dalam karya yang serupa. Belum tentu juga karena eksperimentasi dalam menyusun sebuah adegan, karena boleh jadi memang keterbatasan referensi yang mencitrakan potret pemahaman terhadap obyek atau peristiwa yang berkembang secara turun temurun di masyarakat kita. Artinya, meski diniatkan bernuansa Islami, apa yang tersaji tak selalu mencerminkan pemahaman

yang baku, baik dari sisi religi maupun sosial budaya. Begitu lentur dn erat berakulturasi dengan realitas budaya lokal di sekelilingnya. Bagaimanapun, dari sisi gagasan, tampilan kulis kaca memang selalu tampil menggelitik, apalagi selalu dilukis dengan teknik yang cenderung kartunal. Dan ini menjadi daya tarik utama dari sebingkai lukisan kaca di masa lalu. Pameran ini sungguh menarik, bukan hanya sebagai ajang apresiasi, namun sekaligus juga menjadi dokumentasi penting perjalanan seni rupa tradisional yang memancarkan bauran keindahan dan romantisme Islami yang khas di mata orang Jawa. +

Agustus 2014

61


CANTHING ARTIKEL LEPAS

“B

atik and Painting Exhibition�. Demikian tajuk kegiatan yang diadakan di MesaStila selama bulan Juli 2014 lalu. Sebanyak 26 lukisan sketsa karya master lukis Achmad Solichin dan juga batik-batik tulis khas Losari, dipamerkan kepada para pengunjung resort yang terletak di Desa Losari, Grabag, Magelang, tersebut. Kegiatan ini pun mendapat apresiasi yang sangat baik dari mereka, yang beberapa di antaranya para

relaksasi; nutrition excelence dengan menyantap makanan-makanan sehat; information and education dengan belajar mengenai kopi, pencak silat, tari-tarian atau kegiatan seni dan budaya lainnya, serta sejarah mengenai bangunan-bangunan bersejarah di resort tersebut. Cultural and adventural dengan melakukan kegiatan touring ke situs-situs sejarah seperti candi, jalan-jalan ke kampung sekitar, dan sebagainya. Kemudian emotional and spiritual

awareness seperti melakukan meditasi atau yoga. Enam elemen dasar itulah yang kemudian dijadikan inspirasi Achmad Solichin melukis sketsanya. Memang, gambar-gambar yang diabadikan pelukis tersebut selama ini selalu berkaitan dengan resort MesaStila. Pada dua kali pameran di tahun-tahun sebelumnya, Solichin melukis landskap serta bangunan-bangunan yang ada di MesaStila. Hasilnya, tak sedikit para

Melihat

MesaStila dari

Batik dan Sketsa

ekspatriat dan turis-turis manca negara. MesaStila sendiri merupakan luxury jungle resort yang berkonsep wellness atau hidup sehat. Dengan konsep itu, MesaStila memiliki 6 elemen dasar untuk hidup sehat, berupa kegiatan-kegiatan yang bisa didapatkan selama stay di resort tersebut. Yaitu phisical wellbeing atau kegiatankegiatan kebugaran; stress management dengan melakukan bermacam kegiatan

62

Teks: FA Herru; Foto: Albert

Agustus 2014


unik dan berbeda dengan yang lain, sebab mempunyai ciri khasnya sendiri. Ada pula batik dengan motif khas MesaStila, yaitu motif kopi atau juga daun-daun kopi, dan lainnya. Kenapa kopi, karena kopi memang telah menjadi ikon MesaStila, dimana resort ini memiliki perkebunan kopi yang luasnya separuh area resort. Batik-batik yang menggunakan kain sutera, katun, dan juga tenun ini pun ternyata banyak digemari pengunjung. Beberapa dari mereka bahkan

pengunjung yang mengacungkan jempol, bahkan sempat ada di antara pengunjung meminta Solichin untuk melukisnya. Solichin memang piawai melukis sketsa. Bakat alami itu tak hanya sebatas melukis sketsa. Pelukis kelahiran Semarang ini pun pandai melukis sosok wajah atau objekobjek hidup dengan hasil yang tampak begitu natural. Sedangkan persinggungannya dengan MesaStila sendiri diawali pada tahun 2007, di mana kala itu

Solichin melukis setiap bangunan MesaStila yang kala itu masih bernama Losari Cofee Plantation Resort & Spa. Seperti tajuk ekshibisi kali ini, selain lukisan sketsa karya Solichin, pameran ini juga menampilkan kain-kain batik tulis khas Losari, daerah dimana resort ini berada. “Kenapa demikian, karena kedua-duanya sebenarnya memiliki dasar yang sama, yaitu sket. Batik-batik ini sendiri merupakan hasil

dari tangan-tangan penduduk setempat yang kami bina,� ujar Isa Ismail, general manager MesaStila. Isa menjelaskan, bahwa pihaknya telah bekerjasama dengan Yayasan Losari untuk mengangkat lagi batik khas Losari dengan mengangkat lagi dan membina pembatikpembatik di desa tersebut yang belakangan hampir hilang jejaknya. Batik-batik yang dipamerkan tampak

membelinya sebagai tanda mata dari Losari. Dengan pameran ini, tentu ada nilai positif yang didapat. Setidaknya membantu pembatik-pembatik lokal tersebut agar karyanya hidup kembali dan dapat menghasilkan. Menurut Isa, pameran serupa juga akan digelar kembali di bulan Juli tahun depan. Sebab, kegiatan ini merupakan agenda tahunan MesaStila, dan tentunya dengan tajuk yang berbeda pula. + Agustus 2014

63


CANTHING ARTIKEL LEPAS

7D

Profesor Menari

di Hadeging Kadipaten Pakualaman

alam rangka mangayubagyo hadeging Kadipaten Pakualaman atau ulang tahun berdirinya Pakualaman, Puro Pakualaman mengadakan berbagai kegiatan bernuansakan seni dan budaya. Inilah momen di mana 202 tahun yang lalu, tepatnya pada tanggal 22 Juni 1812, Pangeran Notokusumo diangkat dan dinobatkan oleh Gubernur – Jenderal Sir Thomas Raffles sebagai Pangeran Merdiko, yakni pangeran yang memperoleh status kemerdekaan dari kekuasan Kraton Kasultanan Ngayogyakarta. Sejak saat itu, salah satu putra Sri Sultan Hamengku Buwono I ini mulai menyandang gelar sebagai Kanjeng Gusti Pangeran Adipati (KGPA) Paku Alam I, sekaligus menandai berdirinya Kadipaten Pakualaman Yogyakarta. Untuk memperingati momen tersebut, Puro Pakualaman pun mengadakan syukuran yang diwarnai dengan berbagai macam acara, seperti lomba tari klasik gaya Yogyakarta dan diakhiri dengan pentas seni di Bangsal Sewotomo Puro Pakualaman pada tanggal 22 Juni 2014 lalu. Dalam acara pentas seni tersebut, digelar pertunjukan uyon-uyon gamelan yang kemudian dikolaborasikan dengan tari klasik Jawa. Yang istimewa adalah pertunjukan tari klasik Jawa Beksan Tari Pitutur Jati. Pertunjukan tersebut ditarikan oleh para professor atau guru besar seni tari terbaik yang berasal dari Yogyakarta maupun Surakarta. Pertunjukan tarian tersebut sekaligus menjadi persembahan tujuh professor yang merupakan abdi dalem Puro Pakualaman dalam rangka mangayubagyo hadeging

64

Agustus 2014

Teks: Della Yuanita; Foto: Albert

Kadipaten Pakualaman. Menurut penata tari Langen Beksan Pitutur Jati, Prof. Dr. AM. Hermien Kusmayati, tari tersebut merupakan penggalian kearifan nilai-nilai kultural dari kedalaman gagasan yang tertuang di dalam naskah Piwulang Estri dan Langen Wibawa. Serat Piwulang Estri berasal dari KGPA Paku Alam II (1829-1858) yang berisi ajaran perilaku yang elok bagi para perempuan. Sedangkan Serat Langen Wibawa berasal dari masa KGPA Paku Alam IV (1864-1878) dan KGPA Paku Alam V (1878-1900) yang memuat penggalan catatan tari yang juga sarat akan makna. +



CANHING ARTIKEL LEPAS

Melibatkan Tangan

Arsitek Portugis

Asal

Teks: Wahyu Indro S; Foto: Budi Prast

S

ebagai raja pertama di bumi Mataram, Sri Sultan Hamengku Buwono I memiliki banyak peninggalan. Salah satu peninggalan yang berharga adalah Masjid Sela Panembahan yang berdiri tahun 1787 Masehi atau untuk penanggalan Jawa, masjid yang beralamatkan di Kelurahan Panembahan, Kecamatan Keraton, Yogyakarta ini berdiri pada tahun 1709 Caka. Menurut catatan sejarah Yasan Dalem Kadipaten, Masjid Sela dibuat oleh Sultan Hamengku Buwono I. Adapun masjid ini dibangun bersama dengan pasanggrahan Taman Sari dan Pulo Gedong (Segaran) serta panggung Krapyak yang dibangun sekitar tahun 1758/1791, di bawah pimpinan Tumenggung Mangundipiro dan dalam pengawasan RM Sundoro (calon Pangeran Adipati Anom). Sehingga, bentuk bangunannya ada kemiripan yaitu baik bentuk maupun arsitekturnya dipengaruhi oleh gaya Portugis. Sebagian atap bangunan Masjid Sela diberi bentuk, corak, dan lung-lungan semi. Dibangun

66

Agustus 2014


dengan campuran pasir dan legen (air kelapa, bahasa Jawa - red) sehingga kuat seperti batu serta ditambah dengan batu gamping. Tebal tembok Masjid Sela sekitar 70 cm, kemudian disambung dengan susunan batu bata ke atas tanpa tiang. Menurut Ketua Takmir Masjid Sela Panembahan, Ali Tantowi mengatakan, masjid ini memiliki sejarah tinggi. Pada awal berdiri, masjid ini kerap digunakan untuk beribadah raja dan keluarganya. Ini karena pembangunan Keraton Yogykarta pada waktu itu masih berlangsung. ”Pembangunannya sendiri bersamaan dengan pasanggrahan Taman Sari dan Pulo Gedong serta panggung Krapyak. Untuk arsitektur sangat mirip dengan Taman Sari, terlihat dari atapnya. Selain dikenal dengan nama Masjid Sela, masjid ini juga dikenal dengan nama Masjid Batu. Sebab, kata; sela, dalam bahasa Jawa halus artinya batu” kata Ali. Bangunan tua ini, lanjut Ali, tidak menggunakan besi cor sebagai pondasi, selain itu bangunan ini juga memiliki filosofi tinggi. Dimana atapnya berwujud kerucut ke atas yang melambangkan sang pencipta. Kerucut ini bertemu dari empat penjuru mata angin. “Masjid ini juga sempat tidak digunakan beribadah selama beberapa dekade. Ini karena setelah Kraton Yogyakarta sudah

selesai dibangun, semua keluarga raja diboyong. Jadilah masjid ini hanya sebagai tempat penyimpanan bandosa (keranda jenazah) dan tombak prajurit keraton. n Selain itu, Ngarso Dalem juga sudah membangun Masjid Panepen,” ujarnya. Melihat kondisi masjid yang cukup memprihatinkan, tahun 1960 an, beberapa sesepuh Kampung Panembahan menghadap Sri Sultan. Atas permintaan warga, masjid ini difungsikan kembali sebagai tempat beribadah. Untuk kepengurusan masjid diserahkan total kepada warga Kampung Panembahan. Surat izin untuk pemakaian masjid tersebut dari pihak kraton keluar pada tanggal 6 November 1962, kegiatan shalat yang dilakukan pada waktu itu hanya menggunakan alas kepang (tikar dari anyaman bambu) lalu ditukar dengan tikar Mendong, untuk penerangannya hanya menggunakan lampu teplok, bagian depan masjid sela melingkar yang dahulunya merupakan kolam sebelum direnovasi, kolam tesebut fungsinya untuk setiap jamaah yang akan masuk masjid pasti mencuci kaki dahulu di kolam tersebut. ”Sebelum tahun 1962 kegiatan-kegiatan ibadah masih di rumah penduduk. Perombakan sangat minim sekali karena termasuk bangunan cagar budaya. Dulu memang ada kolam melingkar yang

merupakan ciri khas masjid keraton,” kata Ali. Namun, saat ini kolam sudah ditutup dan menjadi halaman masjid. Masjid Sela terdapat dua bangunan utama yang dipisahkan oleh tembok,bangunan utama pertama terletak pada bagian barat yang difungsikan untuk tempat shalat laki-laki, sedangkan bangunan kedua terletak pada bagian timur yang digunakan untuk shalat perempuan. Sedangkan di sisi utara dan selatan ada penambahan bangunan masjid. Fungsi bangunan ini selain sebagai tempat ibadah juga tempat pengajian anak. Akses menuju masjid ini sangat mudah dijangkau karena berada di areal benteng kraton. +

Agustus 2014

67


NGADI BUSANA TOKOH & FESYEN

Ellyn Subiyanti Gigih

Kenalkan

Seni Budaya

Tionghoa

Teks: Della Yuanita; Foto: Budi Prast

68

Agustus 2014


B

Kebaya modern berwarna hijau mint cocok dipakai di acara formal maupun santai Lokasi: Executive Lounge Hotel Tentrem Yogyakarta Kaftan dengan motif bunga dari Alleira Lokasi: Gaharu Spa Hotel Tentrem Yogyakarta

enar kiranya jika usia tak menghalangi seseorang untuk terus beraktivitas. Seperti yang dilakukan oleh tokoh wanita penggiat seni dan budaya Tionghoa, Ellyn Subiyanti. Di usianya yang kini menginjak 64 tahun, Ellyn masih bersemangat untuk terus berkarya. Ellyn yang merupakan Direktur Utama PT. Gardena Graha rupanya memiliki kecintaan terhadap pekerjaan, kegiatan sosial dan juga seni budaya, khususnya Tionghoa. Berbicara mengenai bisnis, Ellyn dan saudaranya mewarisi nama besar Gardena, sebagai salah satu pusat perbelanjaan berkonsep One Stop Shopping for Family yang berada di kawasan Jalan Solo No. 40, Yogyakarta. Menurut wanita kelahiran 31 Maret 1950 ini, Gardena merupakan usaha yang dirintis oleh kedua oangtuanya, yakni pasangan Tan Ie Kong dan Indriyati. Berawal dari toko kecil satu lantai bernama Vinolia, kedua orangtua Ellyn mampu membesarkan toko tersebut sebagai toko paling maju untuk bisnis retail di Kota Yogyakarta. “Begitu toko ini maju, orangtua saya ingin memperluas toko dan pada waktu itu Pemda Yogyakarta memberikan sebuah lokasi baru di seberang Toko Vinolia. Kondisi lahan yang dipilih rupanya memberikan tantangan yang cukup berat, karena berupa jurang yang dalam dan kali yang penuh sampah dan kotoran yakni Kali Belik. Tapi mama saya tidak putus asa, tantangan ini beliau hadapi dengan penuh semangat sebagai tanda partisipasi dan terima kasih kepada Pemda Jogja yang telah memberi dukungan. Setelah mengurus izin dan sebagainya, akhirnya berdirilah Toko Gardena, tepatnya pada tanggal 1 Januari 1977,� ujar Ellyn kepada Kabare. Toko Gardena kemudian menjadi maju pesat, selain bisa menghidupkan Jalan Solo, toko ini juga membuka lapangan kerja bagi masyarakat sekitar. Gardena berhasil menjadi pioneer dalam majunya bisnis retail di Jogja. Gardena bahkan supermarket yang pertama kali menggunakan eskalator dan menjual pakaian-pakaian impor dari luar negeri seperti Hong Kong pada masanya. Ellyn juga mengatakan bahwa pihaknya pun berusaha menjaga hubungan baik dan Agustus 2014

69


NGADI BUSANA TOKOH & FESYEN kepercayaan dengan para supplier, khususnya dalam hal pembayaran. Selain itu, Ellyn pun mengaku sangat terbantu dengan keberadaan para staff. Selama ini pihaknya berusaha mensinergikan antara staf lama yang berpengalaman dengan staf baru yang memiliki background di bidang ilmu manajemen, sehingga pekerjaan pun semakin lancar.

“Namun usaha kami bukannya tanpa ujian, setelah 10 tahun Gardena melayani masyarakat, 27 Agustus 1987 toko kami kebakaran. Hanya tersisa gedung yang penuh abu, semua ludes terbakar. Inilah masa tersulit, rasanya setelah itu, ujian sepertinya datang bertubi-tubi. Akan tetapi kami berusaha untuk bangkit melawan keterpurukan, karena kami yakin musibah

ini hanyalah ujian dari Tuhan semata dan kami percaya Tuhan juga yang akan membantu kami melewati kesulitan ini. Kami pun bekerja keras untuk mengembalikan kondisi Gardena seperti semula, dan pada tahun 1989 Gardena Department Store bisa bangkit kembali,� kenang Ellyn. Ellyn mengaku beruntung sebab kini kedua buah hatinya yang telah menempuh pendidikan di Amerika Serikat rupanya sangat bersemangat untuk mengembangkan Gardena menjadi pusat perbelanjaan pilihan keluarga di Jogja. Kini Ellyn pun bisa lebih meluangkan waktu untuk berkumpul bersama keluarga dan teman-temannya. Boleh dibilang Ellyn kini juga sangat aktif dalam berbagai organisasi atau paguyuban. Beberapa diantaranya yakni sebagai Wakil Ketua Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Seluruh Indonesia, ketua umum Pan Indo Hash, pengurus bidang kesenian Jogja Chinesse Art and Culture Center (JCACC) dan masih banyak lagi. Ellyn memang dikenal sebagai sosok yang cinta akan seni budaya Tionghoa dan gigih memperkenalkan kebudayaan suku Tionghoa kepada masyarakat umum. Salah satunya, Ellyn bersama JCACC setiap tahunnya menggelar tiga event budaya Tionghoa seperti Pekan Budaya Tionghoa di Ketandan, Perayaan Peh Cun di Pantai Parangtritis serta perayaan Tiong Chiu atau Festival Kue Bulan di Klenteng Poncowinatan, Yogyakarta. JCACC sendiri merupakan sebuah lembaga yang didirikan oleh masyarakat Tionghoa Yogyakarta bersama para pakar, pemerhati budaya dan simpatisan yang peduli akan seni dan budaya Tionghoa Yogyakarta. Ada sekitar 13 paguyuban yang bernaung di bawah JCACC ini dan semuanya saling bekerjasama untuk membuat seni budaya Tionghoa semakin dikenal publik. “Adanya event budaya tersebut juga Tunik dari Batik keris dipadu dengan palazzo pants Lokasi: Swimming pool Hotel Tentrem Yogyakarta

70

Agustus 2014


wanita Indonesia. Indonesia memiliki banyak talenta di bidang fashion. Banyak desainer yang berbakat dan sudah mendunia. Khusus untuk busana, salah satu desainer yang saya koleksi karyanya adalah Biyan. Busananya selalu pas dan berkesan elegan sehingga bisa dipakai di acara apapun. Saya juga memiliki koleksi busana cheong sam yang merupakan busana kebesaran Tionghoa yang biasanya dipakai untuk acara Imlek atau perjamuan,� ujar Ellyn. Ellyn berharap nantinya, busana daerah seperti kebaya dan kain tradisional yang menjadi kebanggaan Indonesia mampu bersaing dengan produk luar lainnya, sehingga kekayaan bangsa Indonesia semakin dikenal di kancah internasional. + Koleksi pribadi cheong sam, busana kebesaran suku Tionghoa Lokasi: Lumpang Art Gallery Hotel Tentrem Yogyakarta Kebaya Prada karya Biyan dipadu dengan kain tenun Lokasi: Wedding Corner Hotel Tentrem Yogyakarta

mampu menarik minat para wisatawan yang hadir. Setiap tahunnya kami berusaha memperbaiki berbagai kekurangan yang ada, supaya masyarakat dan wisatawan bisa mengenal lebih dekat seperti apa kekayaan seni budaya yang suku Tionghoa miliki. Kesuksesan acara JCACC juga sudah diakui oleh Ngarso Dalem Sri Sultan Hamengku Buwono X, bupati Bantul, Ibu Sri Suryawidati atau Ibu Ida Idham Samawi, dan Ibu Walikota Yogyakarta Hj. Tri Kirana Muslidatun yang juga menjabat sebagai Ketua JCACC. Mereka sangat mendukung dan mengapresiasi apa yang kami lakukan untuk memajukan sektor wisata Jogja melalui pertunjukan seni dan budaya ini,� ujar Ellyn bangga. Meski demikian Ellyn mengaku dirinya juga sangat bangga dengan berbagai kebudayaan yang dimiliki bangsa ini. Menurutnya, Indonesia tak hanya kaya akan budaya namun juga ada satu kekayaan bangsa ini yang wajib dibanggakan, yakni keberadaan kain tradisionalnya. Ellyn mengaku menggemari banyak kain khas daerah, seperti songket, tenun, batik dan lainnya. Baginya, inilah kekayaan bangsa yang wajib dibanggakan khususnya oleh para Agustus 2014

71


PENDOPO ESAI FOTO

Bubur Samin, Tradisi

Berbuka

Saudagar Teks: Della Yuanita; Foto: Budi Prast

72

Agustus 2014

Permata


B

agi warga Banjarmasin, bubur samin menjadi kuliner khas yang sudah sangat familiar. Namun, tidak demikian bagi kebanyakan orang lainnya yang belum merasakan kelezatan bubur asal Banjarmasin ini. Meski begitu, rupanya kuliner khas Banjarmasin ini menjadi salah satu menu buka puasa

emas, berlian dan permata. Maka tak salah jika pada akhirnya wilayah Jayengan menjadi pusat perantau asal Banjarmasin yang menetap dan berketurunan. Pada tahun 1911, masyarakat perantau asal Martapura itu mulai membangun musholla kecil sebagai cikal bakal bangunan Masjid Darussalam. Kehadiran bubur samin, yang di kampung halamannya dikenal dengan nama sop samin ini merupakan salah satu bentuk kerinduan akan kampung halaman. Sehingga pada tahun 1930, para perantau ini kemudian bersamasama mengolah bubur samin pada saat Ramadhan tiba untuk nantinya dibagikan kepada pengurus masjid dan jamaah Masjid Darussalam. Namun, mulai tahun 1985, bubur samin ini mulai dibagikan kepada masyarakat umum. Bubur ini juga disebut samin Banjar, karena dalam adonannya menggunakan minyak samin khas Banjar yang dicampur dengan aneka bumbu rempah. Setiap harinya, selama bulan Ramadhan,

yang khas dari Masjid Darussalam di Jayengan, Solo. Inilah sebuah tradisi unik selama bulan suci Ramadhan yang sudah lama ma dilakukan oleh para pengurus masjid tersebut. Setiap bulan suci an Ramadhan tiba, para pengurus masjid memasak dan membagikan bubur samin kepada warga secara gratis untuk menu berbuka puasa. Pada awal keberadaannya, bubur samin memiliki sejarah ng tersendiri. Bubur tersebut awalnya merupakan menu khusus yang dibawa para pedagang intan dan permata dari Martapura, Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Para perantau tersebut mulai membanjiri Kota Solo sejak tahun 1900-an. Mereka berdagang Agustus 2014

73


PENDOPO ESAI FOTO

masjid ini sedikitnya memasak 40 kilogram bubur untuk dikonsumsi sebanyak 800 orang dengan rincian 70 persen untuk masyarakat dan 30 persen untuk takjil para pengurus dan jamaah masjid. Khusus untuk takmir masjid dan jamaah masjid, menu bubur samin masih ditambah sambal goreng, telur dan daging sapi. Selain beras, komposisi bubur samin ini berupa 10 kilogram daging sapi, santan dari 10 butir kelapa, aneka sayur seperti wortel, daun bawang, susu, kapulaga, jinten dan bumbu rempah lainnya yang dicampur minyak samin. Semua bumbu diaduk tanpa henti hingga aroma wangi khasnya tercium. Banyaknya porsi bubur yang dimasak membuat proses memasak berlangsung cukup lama. Proses memasak dimulai sekitar pukul 11.00 hingga pukul 15.00. Selepas shalat Ashar, ratusan warga antri dengan tertib untuk mendapatkan bubur samin ini. Para warga sekitar mengaku senang dan merasa terbantu dengan disediakannya bubur samin ini. Sebagai pelengkap bubur samin, para pengurus masjid juga menyediakan minuman khas yakni kopi susu. Terbuat dari campuran kopi, susu dan air, kopi susu yang nikmat ini pun direbus dalam sebuah drum besar. Setiap harinya, jumlah kopi yang dihabiskan untuk menjamu para jamaah yang berbuka puasa di masjid itu mencapai 1,5 kilogram kopi, 7 kilogram gula pasir dan 8 kaleng susu putih. Untuk menyajikan bubur samin dan kopi susu, takmir masjid nyaris tak mengeluarkan biaya memasak. Semua bahan datang 74

Agustus 2014


sendiri dari para donatur. Kebanyakan saudagar permata keturunan Banjar, pedagang permata WNI keturunan dan tokoh agama setempat serta masyarakat umum yang dengan sukarela memberi bantuan. Adanya tradisi ini secara langsung berguna membaurkan warga keturunan Banjar dan warga setempat serta melestarikan tradisi yang sudah dipegang teguh sejak lama. +

Agustus 2014

75


PLESIR WISATA

Fishing Village

76

Agustus 2014


Melihat Sisi

Yunani

Teks: Della Yuanita;Foto: Istimewa

S

alah satu negara yang menjadi daya tarik wisata dunia adalah Yunani. Oleh para traveler, negara ini menjadi salah satu pilihan terbaik untuk liburan. Yunani memiliki lebih dari enam puluh pulau yang sangat spektakuler, situs-situs bersejarah yang berusia lebih dari 4000 tahun, pantai yang indah dan pegunungan yang menjulang tinggi. Melihat banyaknya tempat wisata yang ada, tentu banyak destinasi yang bisa kita eksplorasi. Melihat sepanjang jalan di Yunani, kita bisa dengan mudah menjumpai banyak reruntuhan sejarah yang merupakan sisa-sisa peradaban kuno, berbagai gereja dan bangunan abad pertengahan. Bangunan-bangunan di negara ini memiliki gaya arsitektur yang unik, khas, terlihat padat dan bertumpuk-tmpuk. Warna tembok putih cerah dan seragam dengan aksen biru cerah menghiasi daun jendela, pintu, serta kubah gereja akan dengan mudah kita jumpai. Beberapa warnawarna cerah yang terdapat di beberapa tempat menjadikan negara ini benar-benar cantik dan fotogenik. Sudah pasti Yunani benar-benar menawarkan destinasi wisata yang menakjubkan bagi semua orang. Terletak tepat di pinggir laut dengan area yang berbukit beberapa pulau di Yunani akhirnya menjadi magnet wisata yang layak dikunjungi. Selain itu, tempat-tempat wisata yang ada di Yunani merupakan tempat tujuan populer bagi pasangan yang ingin berbulan madu. Banyak dari tempat ini memiliki hotel yang langsung menghadap ke laut, bahkan memiliki pintu ajaib menuju ke laut. Mengagumkan sekali, bukan? Teras-teras dan restoran tepi laut menjadi sudut favorit untuk menghabiskan sore dan menikmati keindahan surgawi pulau-pulau ini. di tempat-tempat inilah kita bisa menghabiskan waktu untuk sekadar hang out, breakfast atau dinner dengan pemandangan luar biasa. tentu saja, untuk menikmati pemandangan spektakuler ini, para wisatawan harus rela membayar lebih mahal dibanding harga makanannya sendiri. Pulau Santorini atau Thira adalah yang pertama wajib dikunjungi. Inilah pulau yang terkenal paling indah dan romantis di seantero Yunani. Terletak di gugusan kepulauan Yunani (Cyclades) di Laut Aegea, tepatnya 20 km sebelah tenggara dari daratan utama negara Yunani. Santorini memiliki area seluas 73 kilometer persegi. Pulau Santorini terkenal memiliki bangunan tepi laut yang indah dan menakjubkan. Pulau ini bahkan disebut sebagai pulau paling top di dunia versi sebuah majalah travel dan pulau terbaik oleh BBC pada tahun 2011 lalu. Pulau kedua Mykonos yang terkenal dengan bangunan putih dan Agustus 2014

77


PLESIR WISATA kincir anginnya yang unik serta pantai indah yang menjadi tujuan wisatawan dan selebriti dunia. Kota yang paling besar dan terkenal di Pulau Mykonos adalah Mykonos Town. Selain banyak memiliki sudut kota yang cantik, Mykonos juga terkenal memiliki beberapa landmark. Beberapa diantaranya yakni deretan kincir angin khas Mykonos, Little Venice dengan balkon emnggantung di atas laut dan restoran tepi laut, gereja Panagia Paraportiani dan Petros

sebagai salah satu pulau paling cantik di gugusan kepulauan Cyclades, dengan pemandangan desa-desanya yang mempesona. Di Pulau Paros ada tiga kota yang paling cantik dan sering menjadi jujugan wisawatan yakni Parikia, Naoussa dan Lefkes. Parikia terkenal memiliki bangunan cantik khas Cyclades, berwarna putih cerah, beratap datar dan memiliki jendela bercat biru. Banyaknya tanaman anggur dan

Skarkos Hill Settlement on Ios

Parthenon Acropolis

Santorini

National Library Of Greece Athens

the Pelican yakni burung pelikan yang menjadi maskot Mykonos. Mykonos juga memiliki sejumlah pantai yang dikembangkan dengan baik untuk menarik wisatawan, yakni Pantai Psarou, Platys Gialos, Paradise, Agrari dan Elia. Pulau selanjutnya yakni Paros. Bersama Santorini dan Mykonos, Paros dianggap

78

Agustus 2014

warna dan kedai-kedai mungil. Selanjutnya kita bisa mengunjungi Nios atau Ios yang memiliki daya tarik lain seperti pantai Mylopotas dan Manganari Beach yang populer. Ios juga terkenal akan pelabuhan Marina-nya yang indah, amphitheater Odysseas Elytis, Homers tomb dan situs prasejarah di bukit Skarkos. Kota Kythnos menjadi salah satu yang wajib Anda kunjungi jika berlibur ke Yunani. Kota Kythnos Terkenal dengan

delima di sepanjang sisi jalan membuat kota ini semakin cantik. Noussa juga menjadi destinasi yang menarik karena pemandangan pelabuhan yang indah dengan banyak restoran dan kedai kopi di sepanjang sisinya. Sementara Lefkes merupakan desa cantik dengan gang-gang sempit yang cantik, hiasan bunga aneka

Parikia

dengan gereja orthodox Yunani-nya yang besar. Sementara Kota Dryopida memiliki salah atu gua terbesar di Yunani, Katafiki Cave. Sedangkan pulau-pulau lainnya seperti Folegandros, Milos, Skiathos dan Syros, Sifnos, dan Naxos juga memiliki arsitektur bangunan yang hampir mirip. Jalan-jalan


berliku, gang sempit dengan bangunan berwarna putih cerah dengan akses cat biru yang menghiasi pintu atau daun jendela menjadi pemandangan indah di beberapa pulau tersebut. Pulau cantik terakhir di Yunani yang wajib masuk daftar wisata adalah Skopelos. Jika Anda pernah mengunjungi Sidi Bou Said di Tunisia, Afrika Utara, Anda pasti menemukan kemiripan, karena Skopelos memiliki banyak restoran di atas laut

Klima, yang merupakan desa yang dibangun ulang setelah hancur akibat bencana gempa besar pada tahun 1965. Skopelos memiliki beberapa pantai yang indah, salah satunya Pantai Panormos. Di pantai inilah terdapat banyak resort, hotel dan kedai yang menjadi daya tarik wisatwan. Selain itu, di pulau ini kita bisa menjumpai gang-gang sempit berhiaskan bunga di sepanjang sisinya. Inilah pemandangan khas dari Yunani yang jarang bisa

Orthodox Timur. Tempat ini termasuk negara otonom di bawah kedaulatan Yunani, wisatawan yang masuk ke wilayah ini dikontrol secara ketat dan hanya laki-laki yang diperbolehkan masuk untuk berkunjung ke salah satu tempat wisata di Yunani ini. Kuil Parthenon yang berada di atas Acropolis juga merupakan tempat wisata Yunani yang paling terkenal. Berkunjung ke Tahena tidak akan lengkap tanpa

Zakynthos Island

Mykonos

Holy Monastery of Rousanou Meteora Monasteries

dengan pemandangan kapal-kapal cantik dari pelabuhan yang indah. Skopelos terkenal dengan bangunan-bangunan warisan arsitekturalnya. Ada tiga kota utama Skopelos, yakni Glossa yang merupakan desa tentram dengan rumah-rumahnya yang bergaya arsitektur tradisional. Neo

ki lihat lih di kita negara-negara tujuan wisata lainnya. Destinasi lain di Yunani yang populer yakni Gunung Athos yang merupakan pegunungan dan semenanjung di utara Yunani. Sememnanjung paling timur terdapat bangunan besar dan menjadi rumah untuk 1.400 biarawan di biara-biara

mengunjungi kuil ini. pembangunan kuil Parthenon dimulai pada 447 SM, untuk mengganti kuil tua yang dihancurkan Persia. Selama sejarah panjangnya, Kuiol Parthenon telah dijadikan sebagai sebuah kuil, benteng, gereja, bahkan masjid di berbagai periode yang berbeda.+

Agustus 2014

79


PESANGGRAHAN INFO HOTEL

Kalyana Resort

Tenang di Kaki Gunung Sejenak

S

elain hotel, belakangan tempat menginap model resort pun kian bermunculan di Yogyakarta, dengan berbagai ciri khas dan keindahannya masing-masing. Maklum, Yogyakarta sampai kini masih menjadi tujuan berlibur paling jarang dilewatkan di Pulau Jawa ini. Meskipun bukan high season, kota itu selalu saja dipenuhi pelancong setiap harinya. Karena itu, urusan di mana orang musti tinggal selama di Yogyakarta, kemudian menjadi perhatian tersendiri, sehingga pantaslah jika hotel atau resort berkembang cepat. Mencari tempat yang nyaman dan berkesan selama berlibur di kota gudeg itu tampaknya semudah membalikkan telapak tangan. Jika ingin dekat 80

Agustus 2014

Teks: FA Herru; Foto: Ist.

“Sejak awal dibuka, resort kami memang tidak menerima walk in guests atau tamu yang datang dan langsung check in. Semua harus reservasi terlebih dulu.�


dengan keramaian kota, pelancong tinggal memilih hotel yang mereka suka, hampir di setiap ruas jalan utama di kota itu pastilah terdapat hotel. Namun jika menginginkan tempat tinggal sementara yang lebih damai dan privat, resort adalah pilihan yang tepat. Biasanya lokasi di mana resort berada adalah daerah yang jauh dari keramaian kota dan pasti tenang. Selain di kawasan pantai dan di daerah-daerah pinggir Kota Yogyakarta, resort kawasan pegunungan pun bisa jadi pilihan. Dan salah satu resort yang berada di daerah pegunungan yang layak dicoba adalah Kalayana Resort. Resort ini terletak di kawasan

Kaliurang, dataran tinggi di lereng Gunung Merapi, tepat berada di tepian Kali Kuning. Karena lokasinya yang demikian, jelas Kalyana Resort jauh dari hiruk pikuk kota Yogyakarta dan bahkan menjadi tempat yang damai untuk sejenak menjauh dari keriuhan. Jika pengunjung benar-benar ingin mencari privasi, ketenangan, serta kenyamanan, itu berarti pengunjung tidak salah pilih. Sebab, sampai kini Kalyana Resort masih menggunakan sistem reservasi, yang mengharuskan siap saja yang ingin menginap, memesan terlebih dahulu. “Sejak awal dibuka, resort kami memang tidak menerima walk in guests atau tamu yang datang dan langsung check in. Semua harus reservasi terlebih dulu,� terang Yohanes Wawan Widiastono, operasional manager Kalyana Resort. Menurutnya, para pengunjung yang ingin menginap di sana pun Agustus 2014

81


PESANGGRAHAN INFO HOTEL

Rasa tenang dan damai bisa dicapai, dimana pengunjung sangat memungkinkan untuk lebih santai serta bisa menikmati kesendirian secara menyeluruh di tempat yang berlingkungan asri dan santun

82

Agustus 2014

setidaknya harus mengisi minimal 3 kamar delux atau 1 villa. Oleh sebab itu, Kalyana Resort sangat cocok bagi keluarga atau komunitas yang benarbenar ingin menikmati kebersamaan secara privasi, tanpa ada penghuni lain di luar keluarga atau komunitas itu sendiri. Inilah eksklusifnya Kalyana Resort, pengunjungnya dapat secara total merasakan seperti tinggal di resort pribadi. Di atas lahan seluas satu hektare dengan kontur tanah yang tidak rata, resort ini dirancang menjunjung konsep back to nature. Konon, sang pemilik yang sekaligus arsiteknya sebisa mungkin tidak menebang pohon-pohon besar yang ada di sekitarnya saat membangun resort ini. Hasilnya, Kalyana menjadi sebuah kawasan resort yang asri dengan banyak pohon di area halaman dan pertamanannya. Kalyana memiliki 14 kamar delux dalam satu bangunan tersendiri, dan 3 bangunan villa dengan desain


minimalis modern yang begitu manis. Setiap bangunannya ditata sedemikan rupa hingga terasa menyatu dengan lingkungan. Pemandangan khas Gunung Merapi, Kali Kuning, serta rimbun bebukitan adalah pesona alam yang bisa dinikmati dari teras-teras depan kamar dan villa. Jadi, selain privasi, dengan begitu pengunjung Kalyana niscaya juga akan dapat mengendurkan jiwa raga dari segala ketegangan. Rasa tenang dan damai bisa dicapai, dimana pengunjung sangat memungkinkan untuk lebih santai serta bisa menikmati kesendirian secara menyeluruh di tempat yang berlingkungan asri dan santun. Area resort yang memang separuhnya adalah pekarangan berupa taman dan halaman, tertata cukup rapi dan memesona. Di sana terdapat gazebo serta bangku-bangku kayu yang diletakkan di tempat khusus di bawah rindang pohon. Ada juga satu kolam renang yang tak besar, namun cukup cantik berada di tengah taman. Dan tak ada yang lain, udara segar dan sejuklah yang melingkupi Kalyana Resort. Selain nyaman sebagai tempat menyepi keluarga, Kalyana Resort pun tampaknya nyaman sebagai tempat gathering korporasi. Di sana terdapat dua meeteng room. Satu ruang berkapasitas 60 orang, satu lainnya lebih kecil dan privat. Bagi pengunjung yang gemar membaca, resort ini menyediakan perpustakaan kecil. Disedikan juga bangunan joglo sebagai dinning hall atau tempat menikmati makanan dan minuman. Tak hanya itu. Karena memiliki lingkungan dan suasana resort yang asri, tatanan taman yang indah, dan pemandangan yang memesona, tak jarang Kalyana

Resort dijadikan tempat menggelar pesta pernikahan. Mengenai pelayanannya sendiri, pastinya pengunjung tak perlu meresahkan. Yang jelas, pengunjung akan mendapatkan pelayanan yang hangat, ramah dan pribadi pula. Mereka tak segan melayani pengunjung layaknya meladeni saudara sendiri. Tentu, mereka akan dengan maksimal membuat pengunjung terkenang-kenang Kalyana selepas meninggalkan resort itu. Karena itu, tak perlu lagi ragu untuk mengunjungi Kalyana Resort yang beralamat di Jalan Kaliurang Km 22,38, Dusun Banteng, Hargobinangun, Sleman, Yogyakarta. + Agustus 2014

83


KLANGENAN KULINER

Raja Resto-Rumah Batu Villa & Spa

Keluarga Hidangan yang Spesial Teks: FA Herru;Foto: Albert

A

lam yang menajubkan, lingkungan yang ramah dan tenang, tempat menginap yang nyaman, dan juga kuliner yang rasanya terkenang-kenang di lidah, tampaknya menjadi gambaran suasana liburan yang sempurna. Bukan mengada-ada, nyatanya hal itu kerap menjadi harapan banyak wisatawan di dunia. k j Ke kota manapun mereka berkunjung, di benaknya pasti muncul di manakah hal-hal semacam itu bisa didapatkan. Setiap kota di Indonesia memang selalu memiliki ciri khasnya sendiri. Rupa-rupa yang berbau tradisional, selalu menjadi wajah klasik banyak kota di Indonesia, dan itulah yang justru di zaman modern ini sengaja tetap dipertahankan. Tak terkecuali kota Surakarta atau yang lebih akrab sebagai Solo. Saat ini, Solo terlihat semakin menunjukkan geliatnya sebagai kota pariwisata dan niaga. Pastinya, tradisi dan budaya Jawa masih terasa kental di sana, dan hidup seiring sejalan dengan kemajuan kota yang ditunjukkan oleh adanya bermacam fasilitas modern sebagai pendukung utama kepariwisataan. Berbagai tempat menginap berkelas, salah satu tengarainya, pun tampak kian bermunculan. Dan tak sedikit dari mereka yang kemudian tampil sebaik mungkin, semata untuk mewujudkan kemauan para pelancong tersebut.

84

Agustus 2014

Satu di antara mereka, adalah Rumah Batu Villa & Spa. Meski hanya seluas 2.500 meter persegi, Rumah Batu tampil dengan nuansa alam yang kental. Sesuai namanya, villa ini menghadirkan batu sebagai unsur dasar sekaligus ornamen pada penataan villa secara keseluruhan. Batu memang merupakan bagian alam yang dapat menyeimbangkan, yang memberi kesan mendamaikan. Sebagai villa yang mengedepankan nuansa alam, tentu saja villa Rumah Batu juga tak akan sepi dari penghijauan. Bermacam tumbuhan dan pepohonan tropis ditata sedemikian rupa, sengaja dihadirkan agar villa menjadi teduh dan kesan natural alam tropisnya amat terasa. Unsur alam lainnya, seperti kayu, pun tampak dari setiap bangunan villa. Tak bisa dipungkiri, pendek kata, Rumah Batu Villa & Spa yang terletak di pinggiran Kota Solo ini pun tampil menakjubkan dengan nuansa alam yang begitu kental dan natural. Dengan itu, Rumah Batu menjadi

tempat yang menentramkan dan tenang untuk tempat singgah selama menghabiskan waktu S Solo. Sebagai sebuah t tempat menginap k komersil, tentu tak h hanya urusan tidur a istirahat yang atau m menjadi perhatian. P Pastinya urusan makan da dan minum pun m menjadi hal yang utama. Seperti di tempat lainnya, Rumah Batu sudah pasti punya bermacam menu kuliner yang khas, sebagai salah satu bentuk layanannya. Di Rumah Batu ini, pengunjung disediakan rumah joglo yang tentu kental dengan kayu-kayu tuanya, ditata dan diubah menjadi tempat yang nyaman untuk menikmati makanan dan minuman. Joglo tua yang berfungsi sebagai resto itu diberi nama Raja, singkatan dari Rumah Jawa. “Karena rumah, tentu kami ingin setiap pengunjung dapat merasakn layaknya di rumah,� ujar Pipin Herlinawati, pemilik Rumah Batu Villa & Spa. Memang, joglo itu amat nyaman untuk ruang menikmati santapan atau sekadar duduk bersantai. Di tempat ini pengunjung pun dilayani dengan ramah seperti saudara sendiri, sehingga mereka dapat merasa benar-benar seperti di rumah sendiri. Raja menyediakan menu khas Nusantara yang cukup beragam. Seperti sate, rica-rica Menado, sop buntut, dan lain-lain. Sebagai


Ayam Panggang Rica-rica

orang Indonesia, pemilik villa memang ingin juga memopulerkan cita rasa Nusantara kepada para tamutamunya, terlebih tamu-tamu asing. Menu-manu masakan barat pun disediakan di sini, misalnya steak atau spageti. “Rumah Batu memang tidak dirancang sebagai tempat istirahat yang mewah, namun yang utama adalah nyaman. Atmosfernya Jawa. Dan soal makanan pun, kami sederhana dengan citarasa Nusantara. Bila pun kami memiliki menu-menu western, itu pun citarasanaya tidak murni seperti aslinya, karena yang memasak adalah juru-juru masak Jawa,� terang Pipin. Namun demikian, tambahnya, masakanmasakan di resto Rumah Jawa ini justru memunculkan citarasa yang khas, yaitu campuran citarasa Jawa, Cina, dan western. Ya, bukankah masakan-masakan Indonesia

Bistik Nyonya

m m mem ang demikian, ada pembauran rupa dan rasa antara ketiganya. “Di samping itu, kami juga punya menu-menu khas keluarga kami sendiri, yaitu resep-resep favorit keluarga,� kata Pipin. Saat Kabare berkesempatan berkunjung ke Rumah Batu Villa & Spa, Kabare pun sempat mencicip beberapa menu-menu

sp spesialnya. Tentu, ssalah satunya adalah m menu khas keluarga ssang owner yaitu B Bistik Nyonya. Kata P Pipin, ini adalah resep tempo dulu yang turun temurun dari keluarganya. Bistik Nyonya berupa daging sapi dan salad dari sayur dan buah k ddengan bubur kentang. yang dihid dihidangkan Benar, rasanya memang tidak murni western, namun ada unsur rasa masakan Indonesia, Cina, dan Belanda. Menu ini memang jadi salah satu yang recommended untuk dinikmati. Kakap Asam Manis, yang satu lagi. Ini pun menu dengan resep keluarga. Berupa ikan kakap yang diolah dengan saus di

Agustus 2014

85


KLANGENAN KULINER atasnya lalu dibubuhi irisan-irisan buah stroberi. Dan yang terakhir adalah Ayam Panggang Rica-rica yang tak kalah lezat dengan dua menu tadi. Ya, bersantap di resto Raja di Rumah Batu Villa & Spa memang menjadi satu pengalaman yang mengesankan bagi kami. Bagaimana tidak, setiap menu yang dihidangkan benar-benar spesial rasanya. Ditambah dengan suasana sekeliling Raja yang sangat tenang, teduh dan alami, membuat acara bersantap ini Kakap Asam Manis

Bersiaplah Mengantri

di Warung Sop Buntut

“Pak Sugeng� Teks: FA Herru; Foto: Albert

B

Raja Resto

j di menjadi lebih terasa dan membekas. Hal serupa ternyata juga dialami oleh Franz H Rubach, turis asal Belanda yang saat itu bertemu Kabare di Rumah Batu. Saat itu, ia bersama beberapa koleganya menginap di sana. Kepada kami, Franz mengaku senang menginap di Rumah Batu. Pelayanan yang ia dapatkan sangat menyenangkan. Pun demikian soal sajian makanannya. Katanya, ia pun sudah sangat sering makan masakan Indonesia, bahkan suka pula mampir di warungwarung pinggir jalan. Franz juga suka sekali makanan Indonesia yang pedas. Tak heran, bila Franz lantas menyukai hidanganhidangan di Raja, resto di Rumah Batu Villa & Spa. Jadi, bila Anda tertarik berkunjung ke Rumah Batu, silakan saja mencoba dan membuktikannya. Menurut Pipin, resto ini telah siap melayani dari pukul 08.00 pagi hingga 21.30 malam. Langsung saja, belokkan kemudi Anda menuju Rumah Batu yang terletak di Jalan Ovensari Raya No. 8 Kadilangu, Baki, Sukoharjo, di daerah septaran Solo Baru. + 86

Agustus 2014

elum juga satu jam buka, Warung Sop Buntut “Pak Sugeng� sudah ramai dikunjungi pembeli. Silih berganti mereka datang dan pergi. Kata satu pelanggannya, warung sop ini hampir setiap harinya begitu sampai menjelang tutup. Menunggu dan mengantri pun tampaknya memang sudah menjadi hal biasa di warung sop ini. Tapi kondisi itu rasanya bukan sesuatu yang berlebihan. Apalagi alasannya jika bukan rasa. Hidangan sop Pak Sugeng memang luar biasa mantabnya. Jadi wajar jika banyak orang yang suka, apalagi dengan harga yang tak menyita banyak angka. Warung ini menyediakan aneka sop; sop buntut sapi, sop kikil, sop daging sapi, sop ayam kampung, dan sop ayam potong. Tentu, juga dengan beberapa macam minuman, plus rujak atau lotis. Sepertinya sop buntut Pak Sugeng yang paling banyak diminati. Entah apa yang membedakan, yang jelas sop buntutnya terasa gurih dan segar. Mantab! Warung sop yang terletak di Jl HOS Cokroaminoto, daerah Tegalrejo, Yogyakarta, ini buka pukul 10.30 dan tutup jika sudah habis. Jika Anda ingin merasakan kesegarannya, mungkin lebih baik datang di waktu yang sama saat warung ini buka. Dijamin, pasti kebagian. Jika datang pas di waktu makan siang, siap-siap saja mengantri. Tapi jika datang lebih siangan lagi, entahlah, bisa jadi Anda akan kurang beruntung. +



PAGUYUBAN BERITA KOMUNITAS

Africa Day

Mengencangkan

Tali

HE. Mr. Bahaa Dessouki, HE. Mr. Abdelkrim Belarb HE. Mr. Mohamed Majdii,

Persahabatan Teks&Foto: Herlan

P

ada 23 Mei 2014 yang lalu Kedutaan Besar negara-negara yang termasuk kedalam wilayah Afrika yang ada di Jakarta menyelenggarakan acara bertajuk Africa Day. Acara ini semata-mata bertujuan untuk menguatkan hubungan kenegaraan dan tali persahabatan antara negara-negara yang ada di Afrika khususnya, serta menjalin kerjasama di beberapa sektor seperti ekonomi, industri, dan pariwisata. Acara ini juga sebagai program mempromosikan negara-negara di Afrika kepada para investor, pengusaha serta wisatawan Indonesia yang ingin mengembangkan usahanya di sana dan juga memilih kota-kota di Afrika sebagai salah satu pilihan liburan mereka. Acara yang diselenggarakan di Grand Ballroom Hotel Grand Melia Jakarta ini dibuka oleh sambutan dari HE. Mrs. Alice Mageza, Duta Besar Negara Zimbabwe, sebagai perwakilan dari para duta besar anggota wilayah Afrika, serta sambutan dari Wakil Menteri Luar Negeri Indonesia Wardana yang mewakili pemerintah Indonesia. Dalam acara ini juga di sediakan stand-stand dari negara-negara anggota Afrika.+

Samira Ducros, Fatma Dessouki, Anggi Lukman, Zahra Bellarbi, Rasida Majdi

88

Agustus 2014

Mrs. Karabazccek, Mrs. Nini Saputra, Rita Saputra, HE. Mr. Karabazcek

Tony Wong & Heine Santoso Gani

Archbishop Antonio G & HE. Mr. Joapuin Lemos


Pemukulan kendang sebagai tanda pembukaan acara

Pemberian santunan anak yatim yang diwakilkan oleh Linda Amalia Sari Agum Gumelar

Berbagi Kasih di Bulan Suci Teks&Foto: Herlan

IWAPI dan para pendukung acara

M

enyambut bulan suci Ramadhan kemarin, DPP WAPI DKI Jakarta mengadakan acara “Berbagi Kasih di Bulan Ramadhan Bersama Anak Yatim Piatu dan Kaum Dhuafa� sebagai perwujudan program kerja tahunan DPP IWAPI dan DPD IWAPI Provinsi DKI Jakarta khususnya di bidang sosial. Acara yang dilaksanakan pada 21 Juli 2014 ini dibuka secara resmi oleh Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Indonesia, Linda Amalia Gumelar. Pada kesempatan ini, IWAPI bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Bertempat di Balai Agung Pemprov DKI Jakarta, acara ini dihadiri juga oleh Veronica Basuki Tjahaja Purnama, selaku Wakil Ketua Dekranasda Provinsi DKI Jakarta. Tahun ini merupakan tahun yang ke-9 digelarnya acara yang bertujuan untuk membantu sesama umat manusia khususnya anak-anak yatim piatu dan mereka yang kurang mampu atau kaum dhuafa.+

Heni Tania, Vicky Shuo, Benart Agatha Pradono, Tantri

Tuti Yani, Mirna, Marry Sarmaneila, Nita Yuli (Ketua Iwapi), Reita Giadi, Ayu Oktavia, Darrie

Hiburan Marawis

Nita Yuli, Linda Agung Gumelar

Linda Mardalina, Agatha Pradono

Indira Kartini Sofwan, Veronica Basuki Tjahaja Purnama, Nana Krit

Siraman rohani oleh H. Koko Liem

Agustus 2014

89


GUNEMAN OBROLAN SINGKAT

S

ri Waluyo merupakan seniman dalang wayang golek. Ia lahir di kota Tegal, 4 Mei 1977. Sebagai dalang muda, ia memang mempunyai keturunan

darah seni dalang yang sangat kental. A Ayahnya yang bernama Ki Gunawan Suwati adalah dalang wayang kulit, sementara kakeknya Ki Sebat adalah seorang dalang wayang golek tradisi Tegal. Berbekal pengetahuan dari sekolah ttinggi seni, Sri Waluyo bertekad untuk m mengembangkan seni pedalangan, kkhususnya untuk wayang golek Tegal yang ttelah dirintis kakeknya. Menurutnya, wayang sangat penting ddiperkenalkan dan diakrabkan pada ggenerasi muda. Karena generasi inilah yyang sangat mudah dan cepat mencerna aapa saja yang baru dilihatnya. Ia juga mengatakan, generasi muda aadalah generasi yang akan meneruskan ddan melestarikan budaya wayang sampai kkepada generasi berikutnya. Sehingga sangat penting sekali budaya wayang ddiperkenalkan pada mereka, agar budaya w wayang ini tidak tergerus oleh pergantian zzaman. Ditangannya, wayang golek Tegal m merupakan gabungan unsur pesisiran T Tegal, Cirebon dan Kebumen, dengan

Sri Waluyo Seniman Dalang

Akrabkan

Wayang pada

Generasi

Muda Teks&Foto: Herlan

iringan musik diatonik dan dilengkapi dengan alat musik biola dan erhu yang ia kolaborasikan tentu saja dengan alat musik tradisional seperti kendang, slenthem, gambang, gender, kecapi dan lainnya. Semua itu ia kreasikan sedemikian rupa dengan tujuan agar wayang golek Tegal dapat lebih akrab dan mudah diterima oleh seluruh kalangan masyarakat, terutama para muda. +

Rahadian Indra Mukti Marketing Communication Manager Batik Danar Hadi

Komunikasi untuk Baik Batik

Memberi Teks&Foto: FA Herru

S

antun, kalem, dan murah senyum, inilah karakter yang tampak dari sosok pria yang satu ini. Saat bertemu Kabare, marketing communication manager untuk Batik Danar Hadi ini mengaku bangga mengenakan batik. Baginya, batik merupakan salah satu produk budaya yang mencerminkan keaslian orang Indonesia. Untuk itu, ia pun bangga mengenakannya. “Batik itu produk budaya yang menjadi kebanggaan orang Indonesia. Ini asli budaya kita, cermin diri kita sebagai sebuah bangsa yang berbudaya tinggi. Tentunya kita harus bangga dengan apa yang kita miliki ini,” ujar pria kelahiran Bandung ini. Menurutnya, karena rasa nasionalisme juga yang membuat Indra lantas berpindah bekerja dan menangani Batik Danar Hadi ini. Sebelumnya, lulusan Universitas Trisakti ini telah beberapa kali bekerja di perusahaan dengan brand internasional. “Ya, karena rasa nasionalisme dan kebanggaan saya terhadap produk budaya ini. Ini yang membuat saya lantas mau terjun ke dunia batik. Saya ingin menjadi salah satu orang yang dapat memberikan komunikasi yang baik pada orang lain tentang batik,” tambahnya. Bila saat ini masih ada orang Indonesia, khususnya Jawa yang masih enggan mengenakan pakaian batik, menurut Indra mungkin mereka masih berasumsi bahwa batik hanya cocok dikenakan untuk orang yang berumur. “Nah, saya di sini ingin memberikan komunikasi bahwa batik bukan untuk orang tua saja. Batik cocok juga dikenakan siapa saja, segala umur. Begitu contohnya.” Katanya, mengakhiri. +

90

Agustus 2014


Berharap Jaya di

Indonesia A

Apriyadi Kusbiantoro Animator dan Komikus

Teks&Foto: FA Herru

pri, panggilan akrabnya. Pria kelahiran Selong, Lombok, ini adalah seorang pekerja animasi dan komik. Baginya, dunia seni ini, terutama komik, menarik dan membuatnya bisa hidup dan terus berkarya. Namun, alumnus Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta ini mengaku bahwa hal itu hanya bisa didapatnya di luar negeri untuk saat ini. Industri komik di luar negeri, di Amerika dan Eropa misalnya, berjalan dan memiliki banyak penggemar atau pembacanya. Tapi sebaliknya, dia belum melihat hal yang sama di negerinya sendiri, Indonesia. Saat ini, karier Apri boleh dikatakan sedang bergerak menanjak. Selain sering mengerjakan animasi untuk iklan-iklan televisi, ia pun telah beberapa kali mendapat job membuat komik dari Amerika dan Eropa. Dalam hal ini, ia bekerja sebagai pelukis gambarnya. Di bidang seni komik ini, Apri seperti telah mendapat berkat. Ia berkolaborasi dengan rekan penulis dari Belanda, berhasil menciptakan komik science fiction baru berjudul “Le Muria”, cerita tentang kerajaan besar yang pernah hidup sebelum kerajaan Atlantis, yang diterbitkan oleh Dragon Books, Belanda. Hebatnya, karya ini h berhasil terbit dan digemari di Jerman, Belgia, Swiss, selain di Belanda. Bahkan menjadi best seller urutan be ketiga di Belanda dan Belgia. ke Apri mengakui, jika sebagai komikus untuk saat ini hanya bisa hidup di luar negeri. Di sana bahkan industrinya sudah berjalan. Di Indonesia, menurut Apri, dunia komik pernah berjaya di era b tahun tah 1970 sampai 1980-an. Sebagai seniman bidang itu, tentu ia berharap jika komik bisa berjaya lagi di Indonesia sekarang ini. Sebab, sejatinya melalui komik ada ragam hal yang bisa disematkan dengan cerdas Indon oleh seniman dan lalu dipetik manfaatnya oleh pembaca, seperti filosofi atau nilai-nilai hidup, misalnya. + sen

Atri Maryanti, S.Sos Corporate Marketing & Communications Manager Intiwhizz International

Masih Ada Awan

Atas Awan

di

Teks&Foto: BK

S

etumpuk pengalaman kerja di berbagai bidang pekerjaan di beberapa daerah tidak membuat sosok Atri Maryanti kelahiran Surakarta, 31 tahun lalu, yang sekarang menjabat sebagai Corporate Marketing & Communication PT. Inti Whizz International, merasa puas diri. Dari pengalamannya di berbagai daerah, mulai dari Jogja, Kalimantan, Bali dan terakhir di Jakarta, Atri merasa Jakarta adalah tempat yang tepat untuk meniti karier . “Atmosfer untuk berkembang, mengembangkan diri sendiri, skill dan karier membuatnya saya tertantang untuk melanjutkan karier saya di Jakarta. Ibaratnya, di Jakarta itu masih ada awan di atas awan. Kalau di daerah, ada orang yang merasa dirinya sudah hebat. Tapi di Jakarta ternyata masih ada yang lebih hebat lagi. Dari yang sudah lebih hebat itu, ternyata masih ada yang sangat hebat,” kata Atri. “Itu bukan berarti di daerah kita tidak bisa. Tapi tantangan di Jakarta itu lebih menggairahkan. Orang lain bisa, kenapa saya tidak bisa,” ujar Atri. Untuk membantu menunjang kariernya di Jakarta ini, sekarang ini Atri sedang mengambil program Master Corporate & Marketing Communication di jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana Jakarta. +

A Ag Agustus gustus 2014

27 7


BIYEN SAIKI DULU & KINI

Museum Fatahillah Jakarta

Foto: Arsip RNDr Jim Baum (-)

Foto: Albert (2014)

92

Agustus A Agus gusttu 20 2014 14


KONSULTASI

LAKON LAKU

MASALAH KESEHATAN Ibu Yani di Solo Pak Gembong yang baik, saya membaca Kabare sangat tertarik untuk konsultasi dengan bapak mengenai kondisi kesehatan saya. Saya sering sekali pusing, batuk-batuk yang tidak kunjung sembuh, dan HB saya sering drop. Batuk-batuk ini sudah berlangsung hampir satu tahun. Badan sering lemas dan pinggang sangat pegal, disertai badan sering demam. Hampir semua jenis antibiotik dan obat alergi tidak mempan. Mohon bantuan bapak, sebetulnya saya sakit apa, karena difoto rontgen dan pemeriksaan darah, tidak apa-apa hanya HB rendah dan leucocyt tinggi. Sebelumnya saya haturkan terima kasih. Jawaban Ibu Yani yang sedang batuk, membaca surat dan melihat foto Ibu maka dapat saya haturkan bahwa kondisi Ibu yang sering batuk dan demam bukan karena alergi atau bronchitis, sehingga diberi antibiotik apapun tidak bisa sembuh. Saya memantau, kelihatannya perlu dilakukan pemeriksaan yang lebih detail ke arah AML (acute myoleucimia). Kelihatan, ini ciri-ciri awal serangan leukimia atau kanker darah, namun masih gejala awal. Salah satu gejala lagi, nanti akan sering gusinya berdarah. Tapi Ibu tidak perlu khawatir karena masih gejala awal, masih bisa disembuhkan. Saya akan membantu Ibu, mohon Ibu bisa datang ke rumah praktik saya pada hari Senin-Selasa, pukul 08:00 sampai 16:00. Demikian doa saya. Terimakasih. MASALAH KELUARGA FRD di Semarang Bapak Gembong yang terhormat, saya ingin konsultasi ke bapak mengenai kehidupan saya. Usia saya 46 tahun, belum menikah. Saya putri kedua dari 6 bersaudara. Kakak pertama laki-laki sudah menikah, dan ketiga adik saya wanita juga sudah menikah. Tinggal saya yang belum. Padahal saya sudah supel dalam pergaulan tetapi setiap saya menyukai laki-laki selalu gagal atau banyak laki-laki yang naksir saya tapi saya sendiri tidak menyukai. Dulu saya dilangkahi adik mau menerima karena desakan orangtua saya, dan walau dengan berat hati saya izinkan adik-adik melangkahi saya. Pernah saya tanyakan pada orang pintar, katanya sulitnya jodoh saya karena dilangkahi adik-adik? Akibatnya saya jadi sangat kecewa dan marah kepada orangtua saya dan adik-adik saya. Akhirnya, saya meninggalkan rumah jadi kost karena di rumah rasanya sumpek dan selalu ingin marah karena kecewa pada orangtua yang menjadi penyebab sulitnya jodoh saya. Mohon bantuan Bapak, apakah saya masih ada jodoh dan apakah ada cara untuk menghilangkan sial saya akibat dilangkahi adik-adik? Sebelumnya saya ucapkan terima kasih. Jawaban Saudari FRD yang sedang kecewa. Membaca surat Anda dan melihat fotonya, dapat saya haturkan bahwa tidak benar seseorang yang dilangkahi adik-adiknya dalam perkawinan menyebabkan sialnya Anda dan sulit mendapatkan jodoh. Sama sekali tidak benar baik secara agama atau adat, karena jodoh seseorang yang menentukan adalah Tuhan. Di Jawa boleh adik melangkahi kakaknya dan tidak berdampak apa-apa. Masih ada kesempatan Anda untuk menikah, namun diperlukan kebersihan jiwa dan doa permohonan pada Tuhan. Untuk itu, Anda harus membuang perasaan marah, kecewa. Sikap yang Anda lakukan, marah dan kecewa, justru akan menghambat diri sendiri. Untuk itu, yang terbaik bila Anda memohon maaf pada orangtua berdoa untuk mendapatkan jodoh yang terbaik. Rasa dendam harus dibuang jauh dan selalu berfikir positif. Doa seseorang akan dikabulkan Tuhan apabila jiwa seseorang tersebut bersih, ikhlas, serta tabah, disertai jiwa yang penuh kesabaran. Apabila Anda ingin lebih jelas, silakan datang ke praktik saya tiap hari Senin dan Selasa, pukul 08.00 sampai 16.00. Doa saya semoga Tuhan melimpahkan berkah-Nya pada keluarga Anda. Terimaksih. MASALAH USAHA Bp Joko di Surabaya Pak Gembong yang terhormat, saya membaca Kabare sangat senang sekali. Saya ingin konsultasi mengenai usaha di bidang pertanian. Saya tinggal di pinggiran Surabaya arah ke Gresik. Saya mempunyai lahan sekitar 2.000 m dan saya ingin sekali usaha pertanian, peternakan, atau perikanan di lahan yang tidak begitu luas tersebut. Namun saya masih ragu-ragu untuk usaha karena saya ingin konsultasi dengan bapak mengenai usaha yang cocok untuk saya. Saya berkali-kali usaha di bidang lain selalu gagal, bahkan rugi besar-besaran. Pernah join dengan teman pun habis-habisan. Saya diberi tahu teman, kalau bapak juga sering memberikan diklat usaha agro bisni. Kebetetulan waktu saya ke Jakarta membaca Kabare, mohon bantuan Bapak usaha apa yang cocok dengan saya. Atas jawaban Bapak saya ucapkan terima kasih. Jawaban Baik Bapak Joko membaca surat bapak dan melihat foto Bapak maka dapat saya haturkan sebagai berikut bahwa Bapak dengan lahan yang luas tersebut bisa dimanfaatkan dan menghasilkan yang tidak sedikit. Namun untuk usaha agrobisnis ini Bapak harus benar belajar dulu karena usaha agro harus profesional, kalau dilihat kawasan. tersebut sangat cocok untuk usaha agro wisata jadi ada tanaman ada perikanan dan peternakan, dan usaha ini sangat besar ,kemungkinan untuk berkembang. Untuk Bapak bila akan merintis usaha dimulai dengan usaha pemijahan ikan untuk memenuhi masyarakat akan kebutuhan bibit saya akan membantu bapak untuk merintis usaha yang akan Bapak dirikan . Terimaksih.

Diasuh oleh: KRMH Ir Gembong Priyatmo Danudiningrat Tak ada kehidupan yang berjalan tanpa problema. Namun selalu ada jalan keluar. Kirimkan problema yang Anda hadapi lengkap dengan data diri dan foto, lebih baik surat ditulis dengan tangan. Pak Gembong akan membantu memecahkan problema Anda. Surat dapat dikirimkan ke: Redaksi Majalah Kabare Jl. Pacar 67A Baciro,Yogyakarta Telp. +62 274-562887, Fax. +62 274-558072 e-mail: info@kabaremagazine.com www.kabaremagazine.com

Agustus 2014

93


JERON BETENG BERITA SINGKAT

Fashion Hijab

“Colourful Ramadhan” Ibis Styles Yogyakarta

Teks & Foto: Farid Imawan

M

enyambut bulan suci Ramadhan, Jumat, 4 Juli 2014 lalu, hotel Ibis Styles menyelenggarakan fashion hijab bertajuk “Colourful Ramadhan”. Bertempat di Sky Bar, gelaran ini menggandeng koleksi Karita dan Annisa Griya Busana Muslim. Ibis Styles mengangkat keunikan desain dengan permainan penuh warna. Adanya acara ini menjelaskan bahwa Ibis Styles Yogyakarta ingin menjadi wadah bagi para desainer yang memiliki karakter modern, unik, dan senang bermain warna, senada dengan konsep Ibis Styles sendiri. Fashion hijab ini menampilkan karakter dua generasi, yaitu generasi muda yang diwakili oleh Karita dan generasi dewasa oleh An-Nisa. Di samping fashion hijab, acara sore hari itu juga menghadirkan tutorial make up dari Wardah Cosmetic dan juga tutorial hijab terbaru yang menjadi tren Ramadhan kali ini. Selama bulan Ramadhan kemarin Ibis Styles Yogyakarta juga menyediakan Kampoeng Ramadhan dengan menawarkan menu-menu Indonesia lengkap dari aneka takjil hingga menu utama. +

Gathering dan

Buka Puasa

Garuda Indonesia

Yogyakarta

Teks: Della Yuanita; Foto: Budi Prast

B

ulan suci Ramadhan rupanya menjadi momen yang tepat bagi Garuda Indonesia Yogyakarta untuk menggelar gathering dan berbuka puasa bersama dengan para koleganya. Dalam acara yang digelar pada Rabu, 16 Juli 2014 lalu, bertempat di Karaton Ballroom Royal Ambarrukmo Yogyakarta, Garuda Indonesia sekaligus mengumumkan bahwa pihaknya akan membuka dua rute baru yakni Yogyakarta – Pekanbaru dan Yogyakarta – Palembang pada Agustus ini. General Manager Garuda Indonesia Yogyakarta Muhammad Anshori mengatakan bahwa pihaknya telah mengajukan izin pembukaan rute baru ini ke Kementerian Perhubungan. Sebelumnya, pada 10 Juli 2014 lalu, Garuda Indonesia membuka penerbangan Banjarmasin – Yogyakarta. Kota Banjarmasin dan Yogyakarta merupakan pasar penting bagi Garuda Indonesia. Pertumbuhan ekonomi di Kalimantan Selatan, DIY dan Jawa Tengah terus meningkat, sehingga kota Banjarmasin dan Yogyakarta menjadi investasi yang semakin menarik bagi para pebisnis. +

94

Agustus 2014


Phoenix Bikers

Berbuka di Panti Wredha Bersama

Teks: Della Yuanita; Foto: Istimewa

Peresmian Pertama DealerFord Yogyakarta Teks & Foto: Farid Imawan

U

ntuk semakin menekankan komitmen perusahaan dalam memberikan pengalaman pelanggan kelas dunia dan pengadaan servis bagi konsumen mobil Ford terutama di wilayah Yogyakarta, Ford Motor Indonesia (FMI), pada Senin, 7 Juli 2014 lalu merayakan pembukaan dealer pertama Ford di kota Yogyakarta. Terletak di Jalan Raya JogjaSolo Km 12, dealer Ford ini dibangun di atas lahan seluas 2.234 meter persegi, dengan bangunan seluas 1.772 meter persegi. Dengan fasilitas 3S (sales, service, dan spare parts) dealer Ford di Jogja ini mempunyai 10 stall yang dapat melayani hingga 20 unit servis tiap harinya, dan memiliki showroom yang dapat menampilkan hingga 5 kendaraan One Ford yang terdepan di segmennya. Dalam sambutannya, Dealer Principal Ford Mitra Jogja, Handono Widjaja, mengatakan bahwa investasi fasilitas baru ini menggarisbawahi keyakinan terhadap One Ford, dan akan memungkinkan untuk menyambut lebih banyak pelanggan dengan memberikan pengalaman terbaik. Turut hadir dalam acara ini Bagus Santoso, yang merupakan Managing Director PT Ford Motor Indonesia. +

S

etelah sukses dengan acara Sahur on The Road yang digelar awal bulan Ramadhan, Phoenix Bikers kembali menunjukkan aksi sosialnya dengan menggelar buka bersama di Panti Wreda Budhi Dharma yang terletak di Ponggalan Umbulharjo, Yogyakarta. Acara yang diselenggarakan 19 Juli 2014 ini diikuti oleh sekitar 40 karyawan dan karyawati Phoenix Hotel Yogyakarta dengan iring-iringan sekitar 20 motor yang diberangkatkan langsung oleh Adhy Teguh Karyana, selaku ketua Phoenix Bikers. Acara ini akan dijadikan sebagai agenda rutin tahunan untuk manajemen dan Phoenix Bikers dalam aksinya berbagi bersama sesama. Dana yang dikumpulkan merupakan sumbangan dari para bikers serta Majelis Takmir Phoenix. “Suatu kebanggan tersendiri bagi kami dapat menyelenggarakan acara buka bersama orang-orang tua di Panti Wreda. Ini merupakan pelajaran yang baik bagi kita untuk bisa merenungkan sejenak bahwa kita akan jadi seperti mereka. Dan apabila saat ini kita masih memiliki orangtua alangkah baiknya kita berikan mereka perhatian dan kebahagiaan yang lebih,� ujar Marlya Christina selaku Public Relations Manager Phoenix Hotel Yogyakarta dalam sambutannya di acara tersebut. +

Agustus 2014

95


JERON BETENG BERITA SINGKAT

Lorin Solo Gelar Safari

Dalang Ramadhan Teks: Anis RN;Foto: Ist

L

orin Solo Hotel kembali menggelar agenda pelestarian budaya Jawa berupa pertunjukan wayang kulit semalam suntuk berlakon "Babat Alas Wonomarto" yang dilakukan secara marathon oleh beberapa dalang terkenal. Acara yang dihelat pada hari Selasa tanggal 15 Juli 2014 tersebut dimulai pada pukul 21.00 di pelataran parkir timur Lorin dan dibuka secara gratis untuk masyarakat umum dengan menampilkan aksi 4 dalang utama dengan didukung puluhan dalang kondang sebagai niyaga nya yang tergabung dalam Padhasuka (Paguyuban Dhalang Surakarta). Tampak sederet dalang kondang mulai dari Ki Manteb Sudarsono hinga Ki Warseno Slenk ikut serta unjuk kebolehan dalam acara tersebut. Sekitar 650 penonton mulai dari Pejabat penting di Solo Raya, seperti Bupati Karanganyar, Wakil Walikota Solo, Danrem Surakarta, Dandim Karanganyar, Dandim Solo, Kapolres Karanganyar maupun masyarakat umum hadir menikmati acara hingga pertunjukan usai menjelang dini hari. Acara ini rutin digelar Lorin pada bulan ramadhan sebagai wujud kerjasama dengan Padhasuka, dan telah berjalan mulai tahun 2009 lalu. +

The Sahid Rich

Wedding Expo 2014 Teks: Farid Imawan; Foto: Istimewa

P

ernikahan adalah acara sakral yang selalu dinanti oleh setiap pasangan, dan tentu akan direncanakan sebaik mungkin agar menghasilkan kesan yang sangat berarti dan istimewa. Berkaitan dengan pernikahan, The Sahid Rich Jogja Hotel menyelenggarakan The Sahid Rich Wedding Expo 2014. Acara yang berlangsung dari tanggal 18-20 Juli 2014 dan bertempat di Imperial Ball Room The Sahid Rich Jogja Hotel ini juga bertujuan memberikan solusi yang akan sangat bermanfaat, karena dalam acara ini juga ditampilkan vendor-vendor pernikahan yang menyediakan berbagai kebutuhan pernikahan yang berkualitas dan cocok dengan kebutuhan hati. The Sahid Rich Jogja Hotel sendiri menghadirkan paket pernikahan dari mulai Rp.175.000,nett per orang. Selain acara Wedding Expo 2014, juga ada rangkaian acara menarik lainnya yaitu fashion show dan pameran baju pengantin. Dengan adanya Wedding Expo ini diharapkan banyak informasi dan hal bermanfaat yang di dapat, dan bisa memberikan solusi yang terbaik untuk hari pernikahan yang terindah. +

96

Agustus 2014



JERON BETENG BERITA SINGKAT

Ulang Tahun Hotel Dafam Fortuna Malioboro Yogyakarta Teks & Foto: Sutoto

H

otel Dafam Fortuna Malioboro Yogyakarta menyelenggarakan serangkaian acara dalam rangka peringatan setahunnya. Hotel ke-9 dari 12 unit hotel di bawah Dafam Hotels Management ini, memulai dengan donor darah yang telah dilaksanakan pada 26 Juni 2014 lalu yang didukung oleh Muspika Gedong Tengen Yogyakarta, owner, rekanan perhotelan seputar jalan Dagen, insan media, dan relasi bisnis. Pada hari Kamis 11 Juli 2014, berbarengan dengan Musyawarah Kamtibmas Kecamatan Gedong Tengen, Hotel Dafam Fortuna Malioboro turut melayani buka puasa bersama anak-anak panti asuhan dan masyarakat sekitar hotel. Kemudian pada malam yang sama, dilakukan pula doa dengan tata cara macapatan yang dipimpin oleh Rama KRT Projoswasono di area lobi. "Sebagai puncak acara perayaan ulang tahun ke-1 ini, kami mengucap syukur dengan mengajak relasi bisnis dan media masa untuk berbuka puasa bersama,� kata F&B Manager Ignatius Widiatmoko, selaku ketua panitia HUT ke-1. Selain potong tumpeng dan buka puasa bersama, di penghujung acara setelah shalat maghrib, diselenggarakan employee gathering oleh manajemen bersama seluruh karyawan dan pekerja. Sebelumnya, telah dibagikan sejumlah takjil gratis bagi para pelintas jalan Dagen, tepat di depan hotel. Tema yang diangkat adalah "Services with Passion" atau secara bebas berarti Melayani dengan hati, "Kami tetap berfokus pada pelayanan terhadap tamu, dan tentu saja tidak meninggalkan perhatian bagi karyawan. Harapan kami, semua pelayanan yang dilakukan dengan hati, akan berkesan lebih dalam daripada sekadar menjual jasa," ujar Doni Avianto selaku General Manager. +

Wakil Perdana Menteri

Singapura nikmati

Bebek Crispy-nya

BTS Jogja

S

abtu, 19 Juli 2014 yang lalu, Wakil Perdana Menteri Singapura Tharman Shanmugaratnam didampingi istri, melakukan kunjungan pribadi ke Sri Sultan Hamengku Buwono X. Sri Sultan HB X didampingi GKR Hemas menyambut kedatangannya. Rombongan diterima di Gedong Jene Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat. Kedua pejabat memang sudah berhubungan baik secara pribadi, dan kunjungan itu bersifat silaturahim. Wakil Perdana Menteri Singapura yang kebetulan warga negara Singapura keturunan India, selama beberapa hari di Jogja, mengunjungi Candi Borobudur, Desa Wisata Tembi, Candi Prambanan, menyaksikan Ramayana Balet, juga perak

98

Agustus 2014

Teks & Foto: EP

Kotagede, dan diakhiri kunjungan pribadi ke Sri Sultan Hamengku Buwono X. Setelah kunjungan ke Kraton, Wakil Perdana Menteri berkesempatan untuk makan siang di Restaurant Bebek Tepi Sawah Cabang Ubud Bali di Jogja (BTS) yang sudah dikenal sampai ke mancanegara sejak dikunjungi para peserta Miss World tahun 2013 yang lalu. Berdua dengan istri, beliau mencicipi bebek goreng cripsy dan ayam asap goreng serta minuman segar Es BTS Punch dan Wedang Secang. “Ini merupakan sajian menu lokal Bali dengan standar internasional yang rasanya perfect,� begitu komentar Mr. Tharman kepada GM BTS Jogja, Benny. Jogja memang sudah menjadi tujuan wisata kuliner, dan beragam sajian kuliner pun semakin melengkapi khasanah tujuan wisata kuliner di Jogja, baik mulai kelas mahasiswa maupun untuk segmen VVIP seperti BTS Jogja. +


Eastparc Hotel gelar Ramadhan

Gathering Teks & Foto: Anis RN.

PergelaranBusana BatikDanar Hadi

“The Serenity

of Ramadhan” Teks & Foto: FA Herru

B

D

ua pekan terakhir menjelang Hari Raya Idul Fitri, Eastparc Hotel Yogyakarta menggelar acara “Ramadhan Gathering” yang dilaksanakan pada hari Jumat, tanggal 18 Juli 2014. Berlokasi di lobi area Eastparc Hotel, acara dimulai pada sore hari dan dibuka dengan penampilan single acoustic dari Irwan, yang menyambut kedatangan para tamu. Acara ini dimulai dengan sambutan dari General Manager, Erny Kusmastuti selaku tuan rumah penyelenggara acara buka bersama. Dalam sambutannya ia menyatakan bahwa sangat senang atas kehadiran para tamu undangan pada Ramadhan Gathering kali ini, yang sekaligus merupakan ungkapan terima kasihnya kepada semua corporate yang selama ini mendukung Hotel Eastparc. Berkat dukungan dari tamu-tamu, Eastparc Hotel menduduki peringkat pertama di Tripadvisor dari 105 hotel berbintang di Yogyakarta. Ramadhan Gathering ini juga menampilkan fashion show dari dua desainer Yogyakarta, Dewi Ranaya dan Dandy T Hidayat. Fashion show pertama dibawakan oleh Dewi Ranaya dengan mengusung tema “Effective Collaboration”, melihat dari perkembangan fesyen saat ini yang cenderung lebih senang menggunakan pakaian simpel dan praktis. Dengan kain tradisional batik, parang indigo, truntun, taveta, ceruti dan paris, para model menggunakan pakaian muslim yang elegan. Penampilan kedua adalah hasil rancangan Dandy T Hidayat, yang terinspirasi dari para putri raja dan tempat bermainnya, pemandian, dan bentuk dari struktur bangunan klasik. Tema yang diangkat adalah “Allience and Struktuaredcency” memilih material tenun, lurik, batik, buganza dan raw silk. Ada 12 rancangan yang dipertunjukkan Dandy dengan warna dominan hitam, putih dan abu-abu. +

ekerjasama dengan BCA Prioritas dan hotel Royal Ambarrukmo Yogyakarta, pada 18 Juli lalu Batik Danar Hadi menggelar acara peragaan busana bertajuk “The Serenity of Ramadhan” di Kasultanan Ballroom hotel tersebut. Pergelaran eksklusif ini menampilkan sejumlah koleksi batik premium terbaru yang khusus dipersembahkan untuk menyambut Hari Raya Idul Fitri. Puluhan busana pria dan wanita dalam koleksi Danar by Danar Hadi dan Danar Hadi Exclusive ini merupakan karya designer in-house Danar Hadi yang berpengalaman dalam mengkreasi batik untuk dapat digunakan dalam berbagai acara, baik formal maupun informal. Batik dengan bahan sutra, siffon maupun crepe dikreasi dengan begitu modern hingga tampak anggun dan berkesan mewah, sesuai untuk berlebaran ataupun mendatangi acara-acara santai hingga formal. Menurut Rahadian Indra Mukti, marcomm manager Danar Hadi, di sisi lain pergelaran ini juga merupakan bentuk apresiasi batik Danar Hadi terhadap pelanggan setianya dengan menampilkan koleksi batik modern tanpa meninggalkan identitas tradisi bangsa. Acara ini berlangsung lancar dan sukses. Tak sedikit para tamu undangan yang hadir dalam pergelaran itu menyambut antusias. Mereka umumnya para sosialita, perempuan pengusaha dan eksekutif muda Yogyakarta. +

Agustus 2014

99


JERON BETENG BERITA SINGKAT

Soft Launching

Eight Beans

Coffee

Teks: Anis RN; Foto: Ist

P

T. Bahana Genta Viktory Yogyakarta, sebagai salah satu agen penjualan beberapa produk premium untuk mesin kopi, menyelenggarakan acara soft launching Eight Beans. Acara dikemas dalam dinner gathering, berlokasi di Eastparc Hotel, 11 Juli 2014. Dinner gathering dan soft launching Eight Beans diselenggarakan sebagai bentuk apresiasi atas kesetiaan seluruh pelanggan dan mitra bisnis PT. Bahana Genta Viktory yang tersebar di Jogja dan Jawa tengah. Acara ini sekaligus sebagai soft launching new premium local coffee dengan brand Eight Beans. Eight Beans Coffee terbuat dari 8 jenis kopi arabica premium yang bersumber dari benua Asia dan Afrika yang berbeda. Kemudian diracik oleh ahlinya dan disangrai untuk kesempurnaan rasa. Simbol angka 8 dipilih karena angka 8 merupakan angka sempurna, “tak terhingga”. Simbol ini diharapkan dapat merefleksikan gairah dan semangat yang tak pernah padam untuk selalu menghadirkan kopi dengan mutu dan citarasa terbaik. Hal tersebut disampaikan perwakilan dari Eight Beans Coffee. Eight Bean Coffee hadir dengan 3 varian rasa dan aroma, yakni Gusto Dolce, Gusto Delicato, dan Gusto Ricco. Selain produk Eight Bean Coffee, PT. Bahana Genta Viktory Yogyakarta juga menyediakan produk lain, seperti La Cimbali, Promac, Cokelat, Ronnefeldt Tea, Philbert Routin Syrup, S. Pelelgrino & Acqua Panna serta pemegang merk Illy Coffee di Indonesia. +

Satrio Piningit

dalam

Perspektif

Teks&Foto: Herlan

D

Jeihan

alam suasana politik yang sedang menghangat, salah satu maestro pelukis Indonesia beraliran figuratif dengan objek manusia bermata hitam, membuat sebuah karya lukisan yang berudul “Satrio Piningit”. Lukisan ini menandai betapa Jeihan peduli terhadap nasib bangsa. Lukisan tersebut berfigur dua orang dalam personifikasi khas hitam tinggi berpasangan, melakukan perjalanan dengan ditemani angin. Karya ini berkisah mengenai sosok dan karakter gabungan antara realitas pikir dan realitas spiritual. Di situ terlihat bagaimana sikap hidupnya yang tak memungkiri adanya perbedaan, dualisme, wilayah abu-abu dan kemanunggalan antara berbagai hal. Jeihan tidak memihak salah satu calon presiden. Bagi dia, di tangan siapapun, sang presiden harus menyadari bahwa esensi Indonesia yang paling penting adalah kebhinekaan. Satrio piningit bukanlah berujud fisik, tetapi sebuah esensi mengenai karakter yang saling menunjang antara satu dengan yang lainya. Inilah intisari pemikiran, dunia sufi dan visi Jeihan mengenai Indonesia. Lukisan ini dikerjakan awal Juni 2014 di studionya di Padasuka Bandung. Lukisan Satrio Piningit ini dipamerkan bersama 44 lukisan lainnya di Museum Nasional Indonesia Jakarta pada 26 Juni sampai dengan 5 Juli 2014. +

100

Agustus 2014


BRI Yogyakarta Tetap Operasikan Unit-unit Kerja Saat Libur

Lebaran

Teks & Foto: Budi Prast

Aston Solo Hotel Mengadakan

Training

Pra-Pembukaan Teks: Anis RN; Foto: Ist

P

T. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Kantor Wilayah Yogyakarta menyiapkan uang tunai menjelang, saat dan setelah Lebaran untuk memenuhi kebutuhan nasabah. Dana sebesar Rp 2,2 triliun dipasok ke unit kerja dan Anjungan Tunai Mandiri (ATM). Hal ini disampaikan Pimpinan Wilayah BRI Yogyakarta, Muhamad Ali, pada kesempatan berbuka puasa bersama sahabat pers BRI di Jl. Cik Ditiro, 22 Juli lalu. “Uang tunai sebanyak itu dipasok ke 940 unit kerja dan 1.284 Anjungan Tunai Mandiri,” ujarnya. BRI tetap mengoperasikan unit-unit kerja untuk layanan perbankan saat libur panjang Lebaran. Bank ini memang terus memperkuat akses layanan kepada masyarakat di Yogyakarta. Pada kesempatan buka puasa bersama ini, BRI sekaligus memberikan bantuan CSR kepada lima panti asuhan di Yogyakarta sebesar 100 juta rupiah. Masing-masing menerima bantuan 20 juta rupiah dalam bentuk sarana pendidikan. +

M

enyambut soft opening, Aston Solo Hotel mengadakan pelatihan pra pembukaan yang diikuti oleh seluruh karyawan dari mulai kepala bagian sampai seluruh stafnya. Pelatihan bertujuan untuk melatih para karyawan dan kepala bagian agar kelak menjadi pemimpin yang baik dan bijaksana dalam mendidik serta meningkatkan prestasi kerja karyawan. Pelatihan terbagi menjadi dua sesi. Sesi pertama diikuti oleh kepala bagian, wakil kepala dan penyelia. Edi Purnomo selaku Corporate Training Manager – West Indonesiadari Archipelago International bertindak sebagai trainer, berhasil menyampaikan pembekalan dengan sangat baik dan mampu menghibur lebih kurang 18 peserta training. Bertemakan “Managerial Skill Training”, pembekalan ini berlangsung 9-12 Juni 2014. Dalam training peserta dilatih mempraktikkan ketrampilan untuk kemudian diberikan sertifikat bagi yang telah mengikuti training sebanyak 4 kali dalam kurun waktu kurang dari 3 bulan. Pelatihan sesi kedua diikut oleh seluruh karyawan sebanyak 67 orang. “Kami sangat senang atas respon baik para peserta yang sangat antusias dan aktif dalam mengikuti pelatihan prapembukaan ini. Generic Training yang kami berikan bertujuan memperkenalkan serta membahas secara general mengenai Archipelago Corporate Office Team, Archipelago Greeting Standard, Archipelago Brand Awareness, Aston Behavioral Standard, Mission Statement, Archipelago Global Standard, Hygiene and Grooming Standard, Email Etiquette dan Telephone Courtesy kepada seluruh karyawan,” ungkap Edi Purnomo. +

Agustus 2014

101


CAWISAN EDISI DEPAN

PEPANGGIHAN Arif Budi Santoso Foto: Ist

REGOL Menapak Pendidikan Perguruan Taman Siswa

P

ria asal Solo ini kini bertugas sebagai Pimpinan Kantor Perwakilan Bank Indonesia di Yogyakarta. Sebelumnya, dia menjabat Deputi Direktur Bank Indonesia Makassar. Ya, pria alumnus UGM ini memang meniti karier dari awal di Bank Indonesia. Selama ini, Arief telah beberapa kali berpindah tugas di kantorkantor perwkilan BI di beberapa kota di Indonesia. Ada perbedaan budaya yang ia rasakan. Bagaimanakah itu? Simak Kabare edisi depan. +

P

erguruan Taman Siswa merupakan sekolah tertua di Indonesia yang hingga kini masih eksis. Perguruan yang didirikan tanggal 3 Juli 1922 dengan nama Nationaal Onderwijs Instituut Tamansiswa atau Perguruan Nasional Taman Siswa atas prakarsa Ki Hajar Dewantara ini tekenal akan semoboyannya “Ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani�. Bagaiman potret perguruan yang awalnya merupakan bagian dari alat perjuangan meraih kemerdekaan ini? Simak beritanya di Kabare edisi September 2014 nanti. +

Foto: Ist

CANTHING

Cincin, Sebentuk Tanda Cinta

C Foto: Albert

incin rupanya menjadi perlambang tanda cinta seorang pria kepada pasangannya. Tak hanya dalam proses pernikahan, hampir kebanyakan orang memilih cincin sebagai simbol pengikat cinta sepasang anak manusia. Tak heran, cincin menjadi sangat bermakna dan bernilai bagi pemiliknya. Mengapa cincin memiliki peran penting sebagai smbol ikatan cinta dan seperti apa bentuk keindahan cincin yang paling diminati? Jangan lewatkan ulasannya di Kabare edisi bulan depan. +

RALAT Pada tanyangan iklan 1 halaman The Westlake Resto di majalah Kabare edisi 145, bulan Juli 2014, di halaman 57, terdapat kesalahan penulisan dalam judul. Tertulis: The Weslake Resto. Sementara yang benar adalah: The Westlake Resto. Dengan demikian kesalahan yang kami lakukan telah diperbaiki. Redaksi Kabare mohon maaf atas kesalahan tersebut kepada pihak yang terkait. Terima kasih.+

102

Agustus 2014




Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.