Kabare Magazine edisi Maret 2014

Page 76

PLESIR WISATA

ceruk pertapaan di sebelahnya, pura, serta kolam petirtaan dengan beberapa pancuran. Selain itu, tak jauh ke arah tenggara melewati persawahan, terdapat juga beberapa buah ceruk yang di antaranya belum terselesaikan, dan biara. Dan yang keempat, para ahli arkeologi menyebutnya Makam ke-10. Tapi oleh masyarakat kelompok ini dinamakan Geria Pedanda, di mana terdapat gapura-gapura dan cerukceruk pertapaan. Menurut para arkeolog, tempat ini merupakan peninggalan peradaban abad ke-11 sebagai Pura Padharman Raja Udayana.. Artinya, pura ini untuk mendharmakan atau menstanakan roh suci atau Dewa Pitara keluarga Raja Udayana. Tempat ini disebut Gunung Kawi karena yang dikawi atau diukir adalah lereng 76

Maret 2014

gunung di tepi Sungai Pakerisan. Konon, candi-candi yang menempel pada lereng tersebut diukir oleh Kebo Iwa. Dia adalah seorang ahli bangunan pada zaman pemerintahan raja Udayana. Kebo Iwa mengukir candi-candi tersebut dengan menggunakan kukunya. Mengenai Raja Udayana, beliau adalah raja Kerajaan Bedahulu dari Wangsa Warmadewa yang paling termasyur di Bali. Raja Udayana memiliki permaisuri bernama Mahendradatta dengan gelar Gunapriya Dharma Patni, yaitu putri Wangsa Isyana dari Kerajaan Medang (atau sering disebut

juga Mataram Kuno atau Mataram Hindu) di Jawa Timur. Dari pasangan ini, kemudian lahirlah Airlangga, Marakata, dan Anak Wungsu. Pada waktu pemerintahan Raja Udayana, kehidupan beragama sangat harmonis. Semua agama menghormati satu sama lainnya. Raja Udayana berpaham Budha aliran Mahayana, sedangkan permaisurinya berpaham Hindu aliran


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.