SURAT KABAR SIASAT KOTA EDISI 100

Page 9

9

KASUISTIK

TAHUN IV EDISI: 100 18 OKTOBER - 1 NOVEMBER 2010

Disperidag Majalengka Razia Aksesoris dan Tabung Gas 3kg

PERHATIKAN RAKYAT MISKIN Sejumlah mahasiswa Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar berunjukrasa di depan kampus mereka, Makassar, Jumat (15/10). Mereka menuntut agar pemerintah lebih memperhatikan rakyat khususnya rakyat miskin agar lebih sejahtera.

Orangtua Siswa Mengaku Terlalu Dibebani

PUNGUTAN LES RENANG SMPN 1 RAWAMERTA DIKELUHKAN Karawang Siasat Kota Beragam pungutan sampai kini masih diberlakukan diberbagai sekolah di Kabupaten Karawang, Mulai dari uang bangku, lembar kerja siswa (LKS),sampai uang les renang. Ini membuktikan bahwa di Kabupaten Karawang - Jabar, masih jauh dari program pendidikan gratis yang selalu digemborgemborkan pemerintah. Tetapi, pemerintah setempat melalui Kepala Dinas Pendidikan terkesan tidak ada tindakan.

S

EJUMLAH orangtua Siswa SMP Negeri 1 Rawamerta, saat dikonfirmasi Siasat Kota mengaku terlalu dibebani oleh pihak Sekolah,” kami sebagai orang tua siswa sangat keberatan dengan kebijakan kepala sekolah khususnya guru olah raga yang mewajibkan anak didiknya membayar uang les renang Rp.14.000.,per orang, pada hal biaya renang untuk pelajar diperkirakan hanya Rp.4000 an saja, jika dikalkulasikan jumlah siswa SMP N 1 Rawamerta kurang lebih dari 1500 siswa, dengan rincian 14.000 x 1500 = 21.000.000, jika saja berenang 80 orang setiap harinya, sudah berapa keuntungan oknum guru tersebut ,”ujar orang tua siswa minta jati dirinya tidak kami tulis. Menurut H.Maman selaku Humas SMP Negeri 1 Rawamerta juga salah satu Guru olahraga disekolah bersangkutan membenarkan bahwa disekolahnya ada pungutan uang les renang sebesar Rp.14 ribu per siswa, “itu kami lakukan karena sudah merupakan hasil kesepakatan komite sekolah pada rapat tahun ajaran baru. sebenarnya saya pribadi juga tidak setuju dengan pungutan sebesar itu, kalau dulu memang benar, tempat renangnya sangat jauh di Wadas, jadi wajar saja kalau dipungut 14 ribuan, tetapi tempat renang sekarang sudah dilamaran, kalau memang

orang tua keberatan dengan uang sebesar itu, pada saat rapat awal tahun pelajaran akan saya ajukan, kalau yang sekarang mah.. kemauan pak Edi guru olah raga disini,”kelit Maman menyalahkan Edi. Sementara pak Edi Waluyo alias Breok ketika dikonfirmasi Siasat Kota terkait masalah ini mengaku, bahwa apa yang dilakukan sudah benar adanya,”saya mengajarkan anak supaya hidup mandiri, boleh anda lihat cara ngajar saya bagaimana, lihat perbandingannya dengan guru olahraga lainnya, kalau masalah pungutan tersebut untuk guru seperti saya ini, itu wajar-wajar saja, masih banyak sekolah lainnya yang memungut uang renang EDI WALUYO Rp.10.000, tetapi tidak renang, silahkan anda chek ,”kata Edi. Lebih Lanjut Edi mengatakan adapun dasar saya memungut uang sebesar itu karna saya kasihan sama anak didik saya, pengen tes masuk tentara tetapi tidak lulus karena tidak bisa renang, saat ditanyakan keuntungan, Edi menjawab, itu merupakan rahasianya, mau 2 juta 3 juta, itu wajar dan pantas buat saya, biar begini

juga, saya sudah 10 tahun pelatih HOKI di Karawang, loyalitas saya untuk mengajar anak-anak boleh anda lihat, sampai sore seperti ini saya masih ngajar? Kalau guruguru lain sudah pada pulang,”kata Edi dengan nada sombong. Terpisah beberapa siswa yang dikonfirmasi wartawan, mengaku kecewa dengan guru olah raganya (Edi), menurut keterangan siswa tersebut jauh berbeda dengan pengakuan gurunya, kalau pak Edi sering mengatakan monyet bahkan tak segan-segan menampar siswa, kami juga diancam tidak dikasih nilai olahraga kalau tidak ikutan renang, “papar siswa yang tidak mau namanya kami tulis Ditempat lain, orang tua siswa yang anaknya berhenti sekolah karena tidak sanggup bayar uang les renang, mengatakan, kalau bisa,, harapan kami sebagai orang tua, olahraga renang ditiadakan saja, karena selama ini, kami merasa keberatan harus mengeluarkan uang Rp.14 ribu setiap kali renang, belum jajan anaknya, dan lain-lainnya, seharusnya pemerintah menyediakan kolam renang khusus pelajar disetiap kecamatan, jangan sampai ada siswa yang nyusul berhenti sekolah, karena tidak sanggub bayar, “harapnya. Sementara Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Rawamerta Nanan Taryana S.pd, ketika mau dikonfirmasi tidak ada disekolah menurut keterangan stafnya, sedang ke Bandung, sampai berita ini diturunkan pihak Dinas Pendidikanpun, belum berhasil ditemui wartawan karena tidak ada di tempat. z MARSEVEN

Majalengka, Siasat Kota Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UMKM Kabupaten Majalengka, Jumat, menggelar razia terhadap tabung dan aksesoris gas 3Kg ke sejumlah agen dan pangkalan gas elpiji. Berdasarkan pantauan, razia yang dipimpin langsung oleh Kepala Disperindag Kabupaten Majalengka Iman Pramudia difokuskan pada peredaran tabung gas 3Kg dan aksesorisnya seperti selang dan regulator yang tidak memenuhi standar nasional Indonesia (SNI). Petugas memeriksa secara teliti melihat kondisi tabung dan aksesorisnya di setiap agen dan pangkalan hingga supermarket. Salah seorang pemilik agen gas elpiji di Cigasong, Neneng mengaku seluruh aksesoris maupun tabung gas yang dia jual dipasok resmi dari Pertamina.”Semua tabung maupun aksesoris seperti selang dan regulator yang saya jual resmi dan berlabel SNI karena dipasok dari Pertamina,” kata neneng.Harganya pun, lanjut Neneng sesuai harga yang ditetapkan pemerintah yaitu untuk selang Rp15.000 dan regulator Rp20.000. Selain itu, beberapa agen juga telah melengkapi kiosnya dengan bak air khusus pencelupan tabung untuk mengecek kebocoran.”Saya juga tidak ingin merugikan konsumen, sebelum barangnya dibawa pulang, dipastikan kondisinya aman dan terbebas dari kebooran,” kata Eman, pemilik agen gas di Majalengka Kulon. Hasil razia kali ini petugas tak menemukan satu pun tabung maupun aksesoris yang tidak memiliki logo SNI.”Kami tidak menemukan pedagang yang menjual tabung gas maupun aksesoris yang tidak ber-SNI. Razia seperti ini akan kami upayakan berlanjut, dan apabila nanti didapati aksesoris yang tidak memenuhi standar akan kami tarik dari pasaran,” kata Iman. z BUNGS

DEMO SENGKETA TANAH Massa dari Laskar Merah Putih (LMP) Sumut, melakukan unjuk rasa di halaman gedung DPRD Kota Medan, Sumut, Jumat (15/10). Mereka meminta kepada anggota DPRD Kota Medan, untuk menyelesaikan masalah sengketa tanah yang dihadapi masyarakat di komplek Perumahan Perwira Indah Polu Brayan Bengkel Medan, yang dinilai pengunjuk rasa melibatkan mafia hukum dan mafia tanah dalam sengketa tersebut.

Tidak akan Diterbitkan Izin Penambangan Emas di Cikajang Garut, Siasat Kota Pemerintah Kabupaten Garut tidak akan menerbitkan izin penambangan emas rakyat ilegal di Kp. Cihideung, Desa Cipangramatan, Kec. Cikajang Kab. Garut. Dengan demikian, segala kegiatan pertambangan di kawasan Cihideung harus dihentikan. Demikian salah satu poin dalam rapat Muspida Kab. Garut menyikapi kawasan pertambangan emas ilegal di Kp. Cihideung, Desa Cipangramatan Kec. Cikajang Kab. Garut. Rapat seluruh unsur muspida itu digelar di Pendopo Garut Jalan Kabupaten, Kamis (7/10).

Menurut Bupati Garut Aceng H.M. Fikri didampingi Kepala Dinas Sumber Daya Air dan Pertambangan Kab. Garut Widiyana, C.E.S., terdapat tiga aspek yang menyebabkan kawasan pertambangan emas di Cihideung harus ditertibkan. Dari aspek yuridis, izin wilayah pertambangan rakyat tidak akan diterbitkan, karena ketetapan tersebut tidak memberi dampak ekonomi positif bagi masyarakat sekitar. Kemudian aspek ekologis, penggunaan bahan kimia berbahaya merkuri akan menyebabkan warga sekitar keracunan logam berat hingga terakumulasi dalam tubuh

yang merugikan kesehatan. “Secara sosiologis, keberadaan pertambangan emas di Cihideung sudah menimbulkan konflik horizontal yang memakan korban. Selain itu, terjadi ketimpangan sosial antar masyarakat. Padahal konflik tersebut seharusnya dihindari,” ujarnya. Kegiatan pertambangan emas di Kp. Cihideung sudah berlangsung sejak tahun 2008 tanpa ada izin usaha pertambangan. Hingga kini, tidak lebih dari 25 hektare lahan telah dieksplorasi. Jumlah pekerjanya mencapai ratusan orang, tetapi didominasi oleh warga luar Cihideung. Berdasarkan informasi ter-

akhir, galian emas ternyata tidak hanya ada di Kp. Cihideung, tetapi sudah menyebar hingga Kp. Cijambe dan Cibulis. Sedikitnya 120 investor menanamkan modalnya dalam usaha galian emas tersebut. Namun, dari sekitar 128 lubang galian yang ada hanya sekitar 18 lubang yang produktif. Kepala Kejaksaan Negeri Garut Wisnaldi Jamal menyatakan, langkah yang diambil oleh Pemkab Garut terkait masalah Cihideung sudah benar. Hal serupa juga diungkapkan Dandim 0611/Garut Letkol Arm. Edi Yusnandar. Untuk menentukan suatu kawasan diper-

bolehkan dilakukan pertambangan, harus berdasarkan kajian analisis dan dampak lingkungan. Hal serupa diungkapkan jajaran Polres Garut yang diwakili Kasatreskrim Ajun Komisaris Oon Suhendar. Selain penggali, para investor juga perlu didata agar dapat diketahui latar belakang mereka melakukan penggalian di Cihideung. “Selain itu, perlu melibatkan unsur tokoh agama dan masyarakat setempat untuk menyosialisasikan kepada masyarakat penggali agar bisa memberikan pemahaman yang dapat diterima oleh semua pihak,” ujarnya. z AAM


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.