Hal, 13 reaksi bekasi

Page 1

SELASA, 27 AGUSTUS 2013

13 REAKSI PENDIDIKAN Lintas Berita

SMAN 2 Ikuti Olimpiade Sains Tingkat Nasional

Hj Ekowati SPd MPd Kepala SMA Negeri 2 Kota Bekasi REAKSI KOTA – Dari sebanyak 22 siswa SMA Negeri 2 Kota Bekasi yang ikut seleksi tingkat Provinsi hanya 4 orang yang lolos ke tingkat Nasional. Keempat peserta inilah yang terpilih untuk mengikuti Olimpiade Sains tingkat Nasional. Mereka adalah Madina Rizqia Bidang Studi Ekonomi, Genta Chaerunnisa, Lidya Chrisnawaty E Bidang Studi Geografi dan Adrian Nugroho Bidang Studi Kimia. Hj Ekowati SPd MPd, Kepala SMA Negeri 2 Kota Bekasi mengatakan itu kepada Reaksi Bekasi Senin (26/8). Menurutnya, keempat peserta lomba akan dikarantina selama 5 hari di Bandung dari tanggal 27 Agustus sampai tanggal 2 September. “Di sana, anak-anak akan diberi materi sesuai dengan lomba yang dipilih, setelah dikarantina anak-anak akan mengikuti lomba Olimpiade Sains Tingkat Nasional dari tanggal 3 sampai 8 September yang akan digelar Di Bandung Jawa Barat,” kata Ekowati. Tahun lalu, SMA Negeri 2 Kota Bekasi meraih juara satu Nasional dari Bidang Kimia. "Juara Satu Nasional itu diraih oleh Mohamad Fakih Alwi yang sekarang sudah jadi alumni SMA Negeri 2. Ekowati mengatakan bahwa Mohamad Fakih Alwi, siswa yang juara satu tingkat nasional itu diterima langsung di Universitas Indonesia tanpa tes dan di Institud Teknologi Bandung (ITB) melalui tes. Terkait biaya, Ekowati mengatakan, selama para siswa dikarantina, sekolah memberikan anggaran untuk anak-anak di sana, yang sumbernya dari bantuan Biaya Operasional Sekolah Daerah (Bosda). “Sebagian lagi dari uang Komite SMA Negeri 2 yang digunakan untuk biaya penginapan, makan dan lainnya,” ujarnya. Ekowati mengharapkan, keempat siswa kelas XI ini dapat mewakili Kota Bekasi untuk Nasional. "Kita optimis akan mampu meraih juara tingkat nasional dan mohon doa restu dan dukungan semua pihak. Semoga siswa/siswi SMAN 2 yang mewakili provinsi minimal bisa mempertahankan juara Nasional yang pernah diperoleh tahun lalu,” katanya. Ekowati juga meminta Disdik Kota Bekasi lebih memperhatikan kegiatan Olimpiade Sains, khususnya bantuan anggaran untuk kegiatan tersebut dan perhatian kepada siswa/siswa yang juara. Tahun 2013 Kota Bekasi mengirimkan 11 siswa terbaiknya untuk mengikuti Olimpiade Sains tingkat Nasional di Jakarta. Ke 11 Siswa itu kini dikarantinakan di Bandung Jawa Barat. Para siswa terbaik Kota Bekasi ini berasal dari 6 orang dari SMAN 1 Kota Bekasi, 4 orang dari SMAN 2 Kota Bekasi dan 1 orang dari SMA Al-Azhar 4.(wsp)

Merekonstruksi Pendidikan Karakter REAKSI CIKARANG -Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Haji Agus Salim Cikarang Bekasi, Faruk Karyoto SPd mengatakan, beberapa tahun belakangan, para pengamat dan praktisi pendidikan gencar menyuarakan urgensi pemberlakuan pendidikan karakter di seluruh tingkatan pendidikan. Karena belum memahami bagaimana konsep dan cara implementasi pendidikan karakter itu di dalam proses belajar mengajar, tak heran jika para guru masih bingung. "Melalui beberapa pelatihan dan workshop atau seminar-seminar pendidikan, persoalan ketidakpahaman para guru secara bertahap mulai teratasi," kata Karyoto pada Reaksi Bekasi, Senin. Namun, di saat kini sudah banyak sekolah dan guru, terutama di tingkat satuan pendidikan SMP dan SMA yang menerapkan pendidikan karakter, mulai muncul suara sumbang dari beberapa elemen masyarakat perihal efektivitas dan efisiensi penerapan pendidikan karakter itu dalam proses belajar mengajar. Sebab,kata Karyoto, tingkat kenakalan anak didik yang menyimpang, seperti membolos, mencuri, merokok, berjudi, minum-minuman keras, menyalahgunakan narkoba, dan melakukan seks bebas, setelah adanya pendidikan karakter bukannya berkurang, jumlahnya justru bertambah. "Adanya pendidikan karakter seharusnya membuat perilaku dan kepribadian anak didik menjadi baik. Nah, mengapa yang terjadi kini justru sebaliknya?," katanya. Dengan demikian, lanjut Karyoto, dapat dipastikan bahwa pendidikan karakter yang diajarkan selama ini belum sesuai dengan harapan. Bisa karena faktor guru belum memahami metode yang tepat, bisa pula akibat belum adanya konsep dasar pendidikan karakter. Kurikulum 2013 tampaknya membawa secercah harapan terhadap perbaikan pendidikan karakter bagi anak didik, meski masih sebatas di sekolah-sekolah pilihan. Konsep ini jelas lebih baik dibandingkan dengan kurikulum-kurikulum sebelumnya, di mana masih dominan menerapkan penilaian yang mengukur perubahan perilaku kognitif yang diasosiakan dengan angka-angka saja sebagai representasi kemampuan menjawab soal tes, bukan representasi perilaku berbuat. Ada anak didik yang nilai agamanya mendapat skor 100 tetapi perilaku keberagamaannya tidak mencerminkan skor 100. Pada KBK, indikator kompetensi ditentukan oleh kurikulum, sehingga anak diajarkan untuk ‘’tahu banyak’’, bahkan dalam waktu sekejap. Pada tahun 2006, di saat kurikulum berubah menjadi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), justru hampir seluruh pelajaran dinilai dengan bobot yang sama tanpa melihat cara memperoleh ataupun mempedulikan kepribadian masing-masing anak didik. "Dengan cara tersebut, anak didik menjadi kurang mendalami sikap dan perilaku. Ditambah lagi, guru tidak menekankan kepada anak didik perihal sikap menghormati orang tua, patuh kepada guru, menaati tata tertib atau norma-norma yang berlaku di masyarakat, mengamalkan nilai-nilai agama secara tepat, hingga mencintai bangsa dan Tanah Air. Tak ada pula contoh-contoh sikap disiplin, jujur, teliti, dan cermat," kata Karyoto. Namun demikian, meski konsep pendidikan karakter kini tertera dalam Kurikulum 2013, jika tidak diikuti dengan kemampuan dan ketepatan guru dalam mengajarkan kepada anak didik, tak akan berdampak positif seperti yang diharapkan. Ya, kesuksesan pengajaran pendidikan karakter tetap berada di tangan guru. Untuk itu, harus ada perubahan cara pengajaran pendidikan karakter secara mendasar. Dalam setiap tatap muka di dalam kelas, guru tak boleh pasif tetapi jangan sampai juga mengajarkan pendidikan karakter yang bersifat teoritis karena akan membosankan dan sulit dipahami oleh anak didik. Di sisi lain, pengajaran pendidikan karakter jangan sampai menyita pengajaran mata pelajaran lain. Contohcontoh kasus dari pendidikan karakter, bisa diformulasikan dengan mata pelajaran yang sedang disampaikan oleh guru. Alhasil, pengajaran pendidikan karakter dengan beberapa mata pelajaran lain bisa berjalan beriringan sehingga efisien. Selain itu, ujar Karyoto, para guru harus langsung memberikan contoh perilaku dan pribadi yang baik kepada seluruh anak didik. Pemberian contoh, baik secara langsung maupun tidak langsung, akan sangat memudahkan anak didik dalam memahami pendidikan karakter. Jika contoh yang didengar dan dilihat itu bersifat baik, niscaya kepribadian dan perilaku yang ditunjukkan anak didik akan ikut baik pula, bahkan karakter tersebut akan terus menempel dalam diri anak didik. "Oleh karena itu, merekonstruksi pendidikan karakter dari konsep yang ada saat ini, menjadi suatu langkah yang urgen, dengan guru sebagai titik tolaknya," tegasnya. (sor)

Madrasah Jangan Ketinggalan Zaman REAKSI BANDUNG - Madrasah harus selalu mengikuti perkembangan zaman dalam berbagai sisi dan menunjukkan keunggulan dibanding sekolah lain. “Madrasah harus terus mengikuti perkembangan

zaman, kita harus menanamkan sikap untuk mencapai lembaga pendidikan terbaik,” kata Menteri Agama Suryadharma Ali di hadapan para guru dan kepala sekolah madrasah di Sasana Budaya Ganesha ITB, Senin.

Menurut dia, sekolah yang basis keilmuannya Al Quran dan Al Hadist harus bisa bersaing dalam hal pendidikan untuk menjadi yang terbaik. “Madrasah sebagai salah satu basis keilmuannya itu adalah Al-Quran dan Al-Hadist

REAKSI BANDUNG – Menteri Agama Suryadharma Ali menegaskan, menolak uji keperawanan pada pelajar putri. Hal itu akan menimbulkan efek psikologis yang buruk bagi siswi sekolah itu, katanya. Generasi muda harus dilindungi dari per-

gaulan bebas. Tak perlu tes keperawanan untuk mencegahnya, tetapi pendidikan moral yang harus dijaga. Baik di sekolah maupun di rumah, tegas Suryadharma Ali. “Yang penting orangtua. Pendidikan moral anak harus lebih diperketat,” ucap Menag Suryadharma Ali di Sasana Budaya Ganesha, Bandung, Senin (26/8). Menurut dia, tes keperawanan yang sempat ramai diperbincangkan,

dinilai tidak etis diterapkan untuk anak sekolah. Karena akan menimbulkan efek psikologis. “Bayangkan salah seorang siswi nanti minder menggunakan seragam Tsanawiyah, karena khawatir orang-orang menilai mereka tidak perawan,” tegasnya. “Saya tidak setuju adanya tes keperawanan. Di Madrasah tidak akan saya izinkan ada tes keperawanan,” tegas Menteri lagi. (fer)

REAKSI KOTA - Dalam rangka meringankan beban orang tua siswa dan terkait dengan program sekolah bebas biaya (SBB) Dinas Pendidikan (Disdik) cq Bidang Bina Program Disdik Kota Bekasi akan memberikan gratis 15 SMA Swasta yang dibiayai dari APBD Kota Bekasi, demikian dikatakan Drs HM Ali Fauzie MPd Kabid Bina Program Disdik Kota Bekasi, Jumat (23/8) Dari jumlah ratusan SMA swasta di Kota Bekasi, di anraranya 15 SMA direncanakan akan dibebaskan pungutan terhadap siswa alias digratiskan. Namun sangat disayangkan nama-nama SMA yang akan digratiskan belum disebut. Diduga takut ada perubahan nama-nama sekolah tersebut

dengan berbagai pertimbangan. Sebelumnya Dinas Pendidikan Kota Bekasi telah memberikan Bosda terhadap seluruh SMA/ SMK Negeri sebesar Rp 170 ribu/siswa/bulan bahkan SMA/SMK Swasta se-Kota Bekasi, diberikan bantuan operasional sekolah daerah (Bosda) sebesar Rp 25 ribu/siswa/bulan. Tetapi kali ini yang digratiskan hanya untuk 15 SMA bulum diikutsertakan SMK Swasta. Sebelumnya juga Ali Fauzie sudah menjelaskan kepada Reaksi Bekasi, bahwa nantinya seluruh sekolah swasta akan sama dengan sekolah negeri akan dibiayai Pemkot Bekasi, namun tidak sekaligus tapi bertahap step by step.

harus bisa menunjukkan pendidikan yang terbaik dan memiliki keunggulan,” kata dia. Namun demikian, ia juga menekankan agar madrasah tidak statis tetapi harus dinamis agar tetap berkembang dan tidak ketinggalan zaman.

“Ilmu pengetahuan terus berkembang, tidak ada kata henti bagi perkembangan teknologi, maka apabila madrasah diam di tempat, madrasah itulah yang akan terlindas oleh perkembangan zaman,” katanya.(fer)

Madrasah Tak Boleh Ada Uji Keperawanan Siswi

Disdik Gratiskan 15 SMA Swasta

Drs HM Ali Fauzie MPd

"Misalnya jika SMA negeri menerima Rp 170 ribu/siswa/ bulan begitu juga nanti sekolah swasta disamakan biayanya", tutur Ali Fauzie. Berderet program Bina Program Dinas Pendidilan Kota Bekasi dan sudah diluncurkan satu persatu, seperti misalnya

program Berbasis Informasi Teknologi (IT) yang digelar dan diperagakan Rabu (21/8) dengan uji coba antara Aula Patriot akses ke SMPN 1 dan SMAN 1. Program ini baru pertama kali di Kota Bekasi, papar Ali Fauzie. Program tentang peningkatan mutu pendidikan Kota Bekasi sudah banyak yang berjalan. Dinas Pendidikan Kota Bekasi ini berencana akan merobah total pradigma lama tentang pendidikan, hal itu sekarang ini sudah terlihat banyak perubahan di setiap sekolah, ungkap pejabat Disdik kemarin Termasuk program penggratisan 15 SMA swasta itu suatu terobosan Disdik untuk meringankan beban orang tua

siswa khususnya yang tidak mampu. Program-program ini tidak pernah didapat pada tahun tahun sebelumnya, karena itu timbul program baru supaya ada perubahan jangan stagnan terus, ungkpap pejabat Disdik yang tidak bersedia disebut namanya itu. Juga program penerimaan peserta didik baru (PPDB) Online 100 persen sukses yang dilaksanakan baru-baru ini, hingga DPRD Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat (Sumbar) ketika kunjungan kerja (Kunker) saat bulan puasa kemarin ke Disdik Kota Bekasi mengatakan, salut dengan program Disdik Kota Bekasi, ketika dikonfirmasi Reaksi Bekasi kunjungan study bandingnya ke Disdik Kota Bekasi. (wsp/pas)

Mari Belajar sambil Meneliti Para Guru, Tertawalah Minggu ini, Tunjangan Sertifikasi Cair

REAKSI KOTA-Dosen Unisma Bekasi, Malikus Sumadyo mengatakan, tak bisa dipungkiri, kualitas pendidikan di Indonesia masih jauh tertinggal dari beberapa negara lainnya. Hal itu lantaran pendidikan kita enggan meninggalkan sistem konvensional. "Para penentu kebijakan nasional serta guru belum mampu melepaskan perspektif mereka dari kebiasaan usang, alias sudah ketinggalan zaman," kata Malikus pada Reaksi Bekasi, Senin . Bagi penentu kebijakan (Kemdikbud), kata Malikus, karakteristik pendidikan konvensional tampak dari berbagai peraturan yang hanya fokus mengembangkan dan memperbaiki instrumeninstrumen pendidikan, bukan pada persoalan-persoalan intrinsik untuk mengaktualisasikan secara utuh kapasitas belajar para siswa. "Sementara bagi guru, karakteristik konvensional masih tampak jelas dari pembelajaran yang terpusat pada guru. Bukan hanya itu, masih banyak dijumpai guru hanya terpaku pada penuntasan materi yang ada dalam LKS daripada mengembangkan

potensi siswa," ujarnya. Menurut Malikus, perlu adanya rekonstruksi proses pembelajaran yang lebih fokus pada siswa. Hal ini bisa dilakukan dengan menerapkan pembelajaran berbasis riset (penelitian). Beberapa sekolah di Bekasi, Depok dan Bandung telah mengaplikasikan konsep ini. Sayangnya, sekolah-sekolah tersebut masih dalam jumlah sangat minim. "Konsep pembelajaran ini sejatinya lebih efektif dan efisien. Karena bisa menyakup dua-tiga mata pelajaran dalam sebuah proses penelitian. Misalnya, kita meminta siswa untuk melakukan penelitian dengan menanam tomat," katanya. Melalui penelitian tomat tersebut setidaknya tiga mata pelajaran dapat terangkum. Pertama, biologi (IPA). Proses penanaman tomat membutuhkan tanah tertentu. Di samping itu, pupuk yang digunakan juga tidak sembarang. Melalui bimbingan guru, para siswa akan mengetahui semua itu dengan baik. Kedua, matematika. Kita dapat meminta siswa mengalkulasi biaya yang dikeluarkan, mulai penanaman hingga proses panen. Kemudian dibandingkan dengan

harga jual tomat hasil panen. Apakah proses berkebun siswa menuai hasil yang memuaskan atau tidak. Ketiga, pendidikan moral dan sosial. Tentu proses ini tidak bisa dilalui sendiri. Perlu kerja sama antar masing-masing siswa. Dari kerja sama tersebut, guru dapat menilai kejujuran, kedisplinan, hingga ketekunan siswa. Perlu dicatat bahwa objek penelitian harus sesuai dengan kondisi sosial siswa. Di sini, guru dituntut menjadi pihak kreatif dan inovatif. Ia harus mampu menguasai objek penelitian dengan baik. Bahkan bila perlu, guru harus menemukan terobosan baru tentang objek yang diteliti. "Oleh karenanya, melalui konsep pembelajaran berbasis riset ini, pendidikan menjadi lebih membumi. Artinya, pendidikan mampu menjawab tantangan yang mutlak dibutuhkan di lingkungan masyarakat. Selain itu, juga membekali siswa dengan keterampilan untuk masa depan mereka. Bukan tidak mungkin pula muncul penemuan-penemuan baru dari hasil penelitian," katanya. (sor)

Bus Sekolah Masih Ikuti Rute TMB REAKSI BANDUNG Sekretaris Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bandung Enjang Mulyana mengakui sampai saat ini pihaknya belum memiliki rute bus sekolah. Sambil menunggu proses lelang, Dishub akan melakukan koordinasi dengan pihak terkait, salah satunya Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bandung.

"Soal rute, harus ada koordinasi dulu dengan dinas dan SKPD terkait. Tetapi sementara pakai koridor TMB (Trans Metro Bandung) dulu," kata Enjang pada wartawan di Bandung, Senin (26/8). Enjang menuturkan, pihaknya menerima masukan dari seluruh masyarakat soal kebutuhan bus untuk pelajar.

Bahkan bisa saja ada jalur khusus sehingga pelajar tidak akan terlambat atau kesiangan. "Nanti setelah ada, operasionalnya bisa seperti TMB mengangkut anak sekolah. Pokoknya bus khusus bisa lebih cepat. Ini sambil jalan, alternatifnya memaksimalkan koridor yang ada dulu," jelasnya.(fer)

REAKSI KOTA - Para guru yang telah lulus program sertifikasi dan memiliki sertifikat, kini bisa berhenti mengoceh dan mengeluh. Pasalnya, ada berita gembira yaitu tunjangan sertifikasi untuk triwulan kedua yang mengalami keterlambatan, minggu ini sudah dapat dicairkan. Demikian dikatakan Kasubag Keuangan Dinas Pendidikan Kota Bekasi, Yanti Mariawati kepada Reaksi Bekasi kemarin. Menurut Yanti, keterlambatan itu disebabkan adanya ketidaklengkapan persyaratan dalam pengiriman data penerima tunjangan. Untuk melengkapi syarat administrasi itu, tentu berproses sehingga terjadi keterlambatan. Pihaknya telah melengkapinya dan minggu ini dipastikan dapat dicairkan, kata Yanti. “Minggu ini pasti cair karena syarat administrasi yang kurang sudah dilengkapi. Ocehan dan keluhan para penerima tunjangan sertifikasi itu akan terhenti dengan sendirinya, biasa itu. Berhentilah dari ocehan, uang yang dinanti-nanti itu akan cair dan tertawalah” ujar Yanti. Guru penerima tunjangan sertifikasi di Kota Bekasi mengeluh karena adanya keterlambatan pencairan untuk triwulan kedua. Triwulan kedua ( April-Mei, Juni ) semestinya mereka terima pada april bulan lalu, tetapi hingga pertengahan bulan agustus belum juga dapat dicairkan. Kekurangan persyaratan kelengkapan administrasi

penerima tunjangan sertifikasi bukan kesalahan pada guru penerima, tetapi itu kekurangan dinas pendidikan. Karena kelalaian dan kekurangan itu sehingga yang merasakan dampaknya, tentu guru penerima tunjangan sertifikasi . Salah seorang guru SD yang tidak mau disebut namnya mengatakan, keterlambatan ini semestinya menjadi pelajaran bagi dinas pendidikan untuk lebih optimal bekerja. Karena kelalaian dinas pendidikan timbul keterlambatan hingga menginjak pencairan triwulan ketiga. Mudah-mudahan kedepan tidak terjadi lagi sehingga guru penerima tunjangan sertifikasi itu tidak mengeluh melulu karena pencairan hakhaknya sering terlambat. Mudah-mudahan tidak alasan yang dibuat-buat, katanya. “Siapa sih tidak kecewa jika hak-haknya terlambat karena pengurusannya terabaikan. Untuk memperoleh tunjangan sertifikasi itu bukan hal mudah dan menempuh berbagai persyaratan dengan proses yang panjang. Setelah berhasil meraihnya, lalu hasil perjuangan itu terabaikan sehingga mengalami keterlambatan dalam pencairannya” ujar guru yang berdomisili di bilangan kecamatan Rawalumbu ini. Total tunjangan sertifikasi guru untuk Kota Bekasi pada Triwulan kedua yang mengalami keterlambatan sebesar Rp 48.589.344.000 untuk 5066 guru PNS dari tingkat Taman kanak-kanak hingga SLTA. (WSP)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.