Tsunami wwp

Page 1

TSUNAMI*** Asal kata Tsunami. Kata tsunami berasal dari bahasa Jepang. ‘tsu’ berarti pelabuhan dan ‘name’ berarti gelombang. Sehingga secara umum diartikan sebagai gelombang/ombak yang besar di pelabuhan. Tsunami dapat diartikan sebagai gelombang laut yang disebabkan oleh gempa bumi dengan pusat di bawah laut, letusan gunung api bawah laut, longsor di bawah laut, dan atau hantaman meteor di laut. Penyebab terjadinya tsunami:    

Gempa bumi yang berpusat di laut, diikuti dengan dislokasi/perpindahan masa tanah/batuan yang sangat besar di bawah air (laut/danau) Longsor di bawah laut Letusan gunung api di bawah laut/gunung api pulau. Hantaman meteor di laut.

Tanda-tanda tsunami:    

Pada umumnya di Indonesia didahului dengan gempa bumi besar dan susut laut. Terdapat selang waktu antara waktu terjadinya gempa bumi sebagai sumber tsunami dengan waktu tiba tsunami di pantai. Gelombang air laut datang secara mendadak dan berulang dengan enerji yang sangat kuat. Di Indonesia tsunami terjadi dalam waktu kurang dari 40 menit setelah gempa bumi besar di bawah laut.

Gempa bumi yang menyebabkan tsunami:    

Berpusat di laut Kekuatan gempa (magnitude) lebih besar dari 6.8 Skala Richter. Kedalaman pusat gempa tidak lebih dari 70 km (merupakan gempa bumi dangkal). Pola patahan adalah sesar naik/turun.

Strategi mitigasi dan upaya pengurangan risiko: 

Pembangunan sistem peringatan dini tsunami (early warning system)

Pembangunan tempat evakuasi (shelter) di sekitar daerah pemukiman, pembangunan tembok penahan tsunami pada garis pantai yang berisiko, penanaman mangrove serta tanaman lainnya di sepanjang garis pantai untuk meredam gaya air tsunami.


Meningkatkan pengatahuan masyarakat lokal khususnya yang tinggal di pinggir pantai tentang tsunami dan cara-cara penyelamatan diri terhadap bahaya tsunami.

Melaporkan secepatnya jika mengetahui tanda-tanda akan terjadinya tsunami kepada petugas yang berwenang: Kepala Desa, Polisi, Stasiun Radio, SatLak PB/BPBD maupun institusi terkait lainnya.

Ketika terjadi tsunami: 

Jika berada di sekitar pantai, terasa ada guncangan gempa bumi, air laut dekat pantai surut secara tiba-tiba, segeralah lari menuju ke tempat yang tinggi (perbukitan atau bangunan tinggi) sambil memberitahu warga yang lain.

Jika sedang berada di dalam perahu/kapal di tengah laut serta mendengar berita dari pantai telah terjadi tsunami, jangan mendekat ke pantai. Arahkan perahu ke laut. Jika gelombang pertama telah datang dan surut kembali, jangan segera turun ke daerah yang rendah. Biasanya gelombang berikutnya akan menerjang. Jika gelombang telah benar-benar mereda, lakukan pertolongan pertama pada korban.

*** Disalin dari buku saku merah edisi 2012 BNPB dan diedit oleh Drs. Wyn W Purwinto, MA., CAS., DBA., instruktur  informasi & komunikasi (infokom) penanggulangan bencana dan dukungan komunikasi radio kedaruratan (komradar), lulusan program komunikasi radio emerjensi dari ARRL - USA dan beberapa program manajemen emerjensi dari Emergency Management Institute (EMI) - Federal Emergency Management Agency (FEMA) – Dept. of Homeland Security, USA. Sejak tahun 2003 telah melatih sejumlah petugas dan relawan penanggulangan bencana di Amerika Serikat dan beberapa negara lain termasuk Indonesia. Callsigns: AB2QV/YB3WWP/JZ13QVZ.


Safety and Solutions The International Tsunami Information Center has information pertinent to tsunami detection and survival. This information includes the natural detection of tsunami warning that relies only on human observation, rather than technical detection. Read this information and remember it when travelling to a coastal environment. Coastal communities should always inform their residents on safety and survival. 1. All earthquakes do not cause tsunamis, but many do. When you hear that an earthquake has occurred, stand by for a tsunami emergency. 2. An earthquake in your area is a natural tsunami warning. Do not stay in low-lying coastal areas after a strong earthquake has been felt. 3. A tsunami is not a single wave, but a series of waves. Stay out of danger areas until an "all-clear" is issued by a competent authority. 4. Approaching tsunamis are sometimes preceded by a noticeable rise or fall of coastal water. This is nature's "tsunami warning," and should be always be heeded. 5. A small tsunami at one point on the shoreline can be extremely an large tsunami only a few miles away. Do not let the modest size of a wave make you lose focus on the threat. 6. The Pacific Tsunami Warning Center does not issue false alarms. When a warning is issued, a tsunami exists. The tsunami of May, 1960 killed 61 people in Hilo, Hawaii, because many residents thought it was "just another false alarm." 7. All tsunamis (like hurricanes) are potentially dangerous, even though they may not damage every coastline they strike. 8. Never go down to the shore to watch for a tsunami. When you can see the wave you are too close to escape it. Never try to surf a tsunami; tsunamis do not curl or break like surfing waves. 9. Sooner or later, tsunamis visit every ocean coastline in the world. Warnings apply to you if you live in or visit any coastal area. 10. During a tsunami emergency, your local civil defense, police, and other emergency organizations will try to save your life. Give them your fullest cooperation. Adopted by Drs. Wyn W.Purwinto, MA, CAS, DBA, AB2QV @ 2006.


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.