11 | Kajian Belum
lagi
gempuran
konsumerisme
tiada
henti,
Barang kali persoalan-persoalan inilah yang saya
kamuflase media, dan iming-iming kehidupan gemerlap
dapatkan ketika live in untuk observasi karya pada
yang diperoleh dengan instan membuat orang tidak lagi
pameran karya seni untuk BMI yang akan digelar
mau berfikir dan berusaha keras demi mencapai taraf
Perkumpulan Kebudayaan Tritura. Tentunya hal ini
hidup yang dianggap lebih baik. Belum lagi persoalan
akan menjadi inspirasi bagi saya untuk berkarya
patokan kesuksesan yang hanya dilihat dari segi materi
(melukis) tentang orang-orang yang justru ditinggalkan
menjadi anggapan umum di masyarakat.
“Pemeran utama” dalam drama TKI.
Ketika di dalam negeri sendiri dirasa sangat sulit untuk
Pada perkembangannya, saya pernah sampai pada titik
mencari penghidupan atau materi. Maka ketika ada
di mana saya kehilangan keyakinan, kepercayaan
peluang untuk mendapatkan materi tersebut di luar
bahkan orientasi hidup ketika dihadapkan pada kondisi,
negeri, berangkatlah sebagian penduduk negara ini
secara subjektif organisasi yang terpecah belah, kawan-
menjadi Buruh Migran.
kawan yang tampak mulai memikirkan diri sendiri (bosan miskin) tak lagi teguh berpandangan, serta
Pertanyaannya kemudian untuk berapa lama kemudian
keyakinan
hal ini berlaku ?, untuk sementara waktukah?, atau untuk
dikembangkan seperti sebelumnya. Secara objektif
selamanya ?. Hal ini mengingat kebanyakan orang
kondisi menyedihkan POLEKSOSBUDHAKAM bangsa-
berangkat ke luar negri adalah orang-orang yang sudah
bangsa
berkeluarga, meninggalkan anak, istri dan suami.
bersemangat berkarya karena membuat karya butuh
(keagamaan)
ini
relatif
saya
tidak
yang
punya
sulit
pegangan.
sekali
Tidak
penjiwaan. Hidup mengalir, mengerjakan yang menjadi Salah satu kasus yang saya temui adalah kasus suami
tuntutan
dengan ketiga anaknya yang ditinggalkan istrinya sampai
domestik sehari-hari dan bagaimana agar bisa makan
12 tahun di Hong Kong. Kepulangan terakhir hanya
dan hidup.
jangka
pendek
saja,
urusan
pekerjaan
selama 2 minggu dan kemudian pergi lagi ke Hong Kong karena
kerjanya
disukai
oleh
majikan.
Sehingga
Perenungan
akhirnya
sampai
pada
kesimpulan
kepergiannya genap 14 tahun. Terus terang saya takjub
sementara bahwa anak-anak harus di selamatkan jika
dan tak habis pikir. Lalu apa makna hidup mengikatkan
ingin kondisi ke depan kita tetap sama seperti sekarang.
diri dalam lembaga bernama rumah tangga?, apapun
Sistem pendidikan terutama di masa pembentukan
bentuk dari hidup berpasangan itu?, sebagai unit kecil
karakter
ekonomi kah?.
MENEMUKAN
anak
harus FOKUS
dibenahi.
SAYA
ANAK-ANAK.
KEMBALI
Intinya
adalah
penciptaan generasi yang terbebas dari sakit jiwa anakSang suami sudah tidak lagi mau menghalangi apapun
anak yang seharusnya dididik sebaik-baiknya, sehingga
kehendak istrinya pergi, dibiarkan saja, dia juga sudah
tumbuh generasi yang lebih baik dari generasi yang
tidak lagi mau memiliki alat komunikasi semacam telepon
sebelumnya.
selular. “Sak karepmu lah“, barangkali demikian yang
sebagaigenerasi yang tumbuh lebih baik dari generasi
dipikirkan oleh sang suami. Secara materi sang suami dan
sebelumnya. [ ]
Anak-anak
harus
dipandang
anak-anaknya tercukupi. Rumah beserta perabotan, tanah, sawah dan dua buah traktor dimilikinya. Tapi apa makna yang disebut sebagai keluarga? anak-anaknya tidak lagi tinggal dalam keseharian. Mereka lebih suka tinggal bersama keluarga sang paman dan bibinya. Menonton Televisi pun, dia lebih suka di rumah tetangga. Anak BMI di rumah sendirian, tiap malam mencari hiburan sendiri, memancing ikan, menjaring ikan atau apalah. Ketika anaknya sakit tidak ada yang dapat diajak berbagi beban dan kegelisahan.
Halaman 11 | Warta Buruh Migran | Maret 2012
Anak-anak harus dipandang sebagai harapan, maka harus dididik, diasuh dan dikelola sebaikbaiknya. ***
TULISAN INI ADALAH HASIL DARI LIVE IN DI
KOMUNITAS BURUH MIGRAN DI KULON PROGO YOGYAKARTA, PENULIS ADALAH PESERTA PAMERAN ARTSPIRAI BURUH MIGRAN DI GALERI CIPTA 2 TIM PADA TANGGAL 2 MEi 2012