JOG 1309 HAL 24 PROOF

Page 1

RADAR JOGJA

Senin Wage 13 September 2010

Kamu selalu menantikan hadirnya Lebaran? Pasti dunk Biasa aja

100 % 0%

Apa biasanya yang kamu tunggu-tunggu saat Lebaran? (2 Tertinggi) Ngumpul bareng saudara-saudara

Mutiara Annisa Kelas XI IPS SMA Muhammadiyah 2 Jogja Dapat THR dari saudara-saudara

Biasanya setelah solat ied keluarga ngadain sungkeman, tapi cuma untuk keluarga aja. Abis itu muter ke rumah-rumah sodara yang ada di Jogja ama ke tetangga. THR tetep ditunggu. Bukan satu keharusan sih, tapi kayaknya enggak lazim aja kalo enggak ada THR hihihi. Yang jelas, lebaran itu bawa banyak banget hikmah, bisa nyambung silaturahmi, dari yang gak pernah ketemu jadi ketemu, kerasa aja hangatnya sebuah keluarga besar.

Tiap Lebaran kamu selalu udah siapin kegiatan? Ya rutinitas lebaran biasa 51,7 % Selalu pengin yang lain 25,9 %

MODEL : RIZAL NOVIANTO (SMA MUHI), EVRIZA ANAS, SABINA GENDIS, INSAN TAWAKAL | FOTOGRAFER : MUHAMMAD SYUKRON | GRAFIS : HERPRI KARTUN

Apa yang Ditunggu-Tunggu saat Lebaran? Atika Safitri Kelas XI IPA 4 SMAN 1 Jogja Sebelum sholat ied aku paling suka ngasih sedekah ke fakir miskin yang duduk di jalanan. Nah waktu yang paling ditunggu-tunggu tuh pas pembagian THR hehe. Jadi moment lebaran ini bener-bener aku manfaatin buat ngabisin waktu bareng keluarga besar sekalian temu kangen ama mereka.

Dinia Muarifah Kelas XII SMAN 3 Jogja Dari zaman aku kecil ampe sekarang, aku belum pernah ngerasain kenikmatan mudik, karena semua keluarga besarku mudik ke Jogja. Biasanya sebelum lebaran semua keluarga ikut takbiran, biasanya kita jalan-jalan liat suasana Jogja, paginya solat ied ke lapangan. Tradisi pertama di keluargaku adalah sungkem. Nah ini dia nih, abis sungkem semua keluargaku bagi-bagi THR. Gak cuma THR aja yang bikin aku seneng en merindukan lebaran, tapi kebersamaan dan kehangatan dalam keluarga.

Profil JENIS KELAMIN COWOK

67,3 %

CEWEK

32,7 %

JUMLAH RESPONDEN Total responIn 200 pelajar SMA/ se-derajat Di Kota Jogjakarta

PENDIDIKAN SMA 100%

USIA 17-19 tahun 46,9% 15-16 tahun 53,1 %

Metode Penelitian: Simple Random Sampling | Toleransi Kesalahan: 2 % | Instrumen Polling: Kuisoner Open Close Question

Ngumpul Bareng dan Tunggu THR SELAMAT Lebaran ya teman-teman. Mohon maaf lahir dan batin. Enggak terasa emang, koq tiba-tiba udah Lebaran, padahal berasa puasanya baru kemaren, hahaha….. Jujur aja yang menikmati Lebaran itu sebenernya enggak cuma kaum muslim aja lho. Karena temen-temen yang beragama non Islam ternyata juga bisa menikmati kemeriahannya. Bahkan enggak sedikit juga di antaranya mereka yang non muslim juga telah menanti-nantikan hadirnya Hari Raya Idul Fitri. Tak terkecuali temen kita Tutut Maharani yang sekarang kelas XA SMA Santa Maria Jogja. Cewek non muslim ini diam-diam juga bisa ngrasain mudik maupun makan opor ayam juga lho. ‘’Aku ikutan-ikutan mudik lho….mudik ke Gunungkidul, meski sebenernya tiap minggu aku juga musti pulang kampong. Tapi kalo pas lebaran aku emang seneng banget. Meski enggak ikut-ikutan salat ied, tapi nuansa lebaran itu sangat mengasyikan,’’ katanya. Bahkan seperti sudah menjadi tradisi di keluarganya bahwa momentum hadirnya hari raya itu dimanfaatkan menjadi ajang silaturahmi. ‘’Sodara-sodara ngumpul, ngrasain libur panjang, sehingga waktu untuk kumpul bareng keluarga dan sodara-sodara jadi bisa full, asyik pokoknya,’’ kesan Tutut. Enggak cuma itu, selain menanti-nantikan acara silaturahmi para saudara yang mudik, satu hal yang tak kalah penting untuk dinanti-nantikan oleh Tutut yaitu menyikat habis hidangan opor ayam kesukaannya. Ya meskipun makan opor ayam

enggak selalu nunggu lebaran, tapi kalo makannya pas lebaran koq rasanya jadi lain, serasa lebih nikmat gitu,’’ katanya. Ternyata teman kita dari SMAN 6 Jogja, Anandha Arvi Untari juga ngerasakan hal sama. Yaitu asyiknya bisa ngumpul barengbareng saudara jauh. Plus yang ditunggutunggu Nandha – begitu pebasket andalan sekolah ini disapa – adalah THR (Tunjangan Hari Raya) dari sodara-sodara. ‘’Hahaha…THR dari sodara-sodara itu emang salah satu yang aku tunggu-tunggu. Terus maen-maen bareng sodara-sodara dari jauh ke tempat-tempat wisata gitu,’’ ujar Nandha yang beberapa waktu lalu menjalani pelatihan basket dengan beberapa instruktur asal Australia. Sedangkan temen kita Muhammad Saddam Sofyan dari SMA 2 Jogja punya harapan seluruh keluarga besarnya bisa datang dan merayakan bareng Lebaran tahun ini. Siswa kelas XII IPS ini memang selalu rindukan suasana lebaran bareng keluarga besar. ‘’Kalau inget tahun-tahun sebelumnya, keindahan itu udah mulai terasa sejak malam takbir. Apalagi setelah salat ied terus makan-makan bareng. Aku selalu rindukan suasana seperti itu. Jadi nunggu-nunggu nya sambil deg-degan,’’ kesan Saddam. Dikatakan, biasanya usai makan-makan bersama di rumah, mereka lantas ke rumah-rumah sodara yang ada di Solo dan Wonosobo. ‘’Kalo pas lebaran gini aku juga kangen makan mie Ongklok Wonosob,’’ kata Saddam yang juga berharap di tahun mendapat kemudahan menghadapi UNAS dan tes perguruan tinggi. (agi)

Boleh Konvoi, Tapi Ikuti Aturan HARI raya Idul Fitri dimaknai sebagai saat untuk saling memaafkan satu sama lainnya. Di sisi lain hari raya juga jadi ajang konvoi dan membunyikan petasan oleh

Galih Polisi

anak-anak muda. Untungnya sekarang petasan sudah dilarang. Anak muda hanya boleh menyulut kembang api. Seringnya diadakan razia petasan membuat pedagang jadi jera menjual barang yang bunyinya mengganggu itu. Sekarang sudah tidak ada yang berani menyalakan petasan di jalan umum karena akan ditindak tegas. Masalah petasan emang sudah cukup teratasi, sekarang yang jadi masalah adalah tingkah polah pemuda yang make knalpot besar. Mereka konvoi keliling kota make motor yang enggak layak jalan. Mulai knalpot, spion, lampu dan perlengkapan motor lainnya enggak menuhi persyaratan teknis. Padahal udah diatur di Pasal 285 ayat (1) Jo. Isinya tentang b e r b a ga i ma c a m persyaratan teknis kendaraan. Knalpot yang di blombong kami kenakan pasal karena tidak masuk uji emisi dan kebisingan suara yang

dihasilkan. Yang tertangkap kami kenakan tilang dengan jumlah tilang minimal, apabila masih ngeyel mereka kami suruh langsung ke pengadilan. Sebenarnya konvoi saat hari raya boleh dilakukan, tapi pengendara harus mengenakan kendaraan sesuai ketentuan. Kendaraan boleh dimodifikasi, tapi dengan syarat harus dengan ketentuan yang berlaku.. Permasalahan kadang terjadi kalau ada anak muda yang datang dari luar kota dengan kendaraan modifikasi. Kadang mereka enggak mau ditilang dengan alasan boleh di daerah asalnya. Padahal pada kenyataannya hal itu bisa terjadi karena kepolisian di daerah yang bersangkutan tidak disiplin. Pada dasarnya semua peraturan perundangundangan sama, yang beda hanya polisinya. Mau kooperatif ato tidak. Selain itu juga diimbau agar tidak ngebut. Karena kalau terjadi kecelakaan kita juga yang rugi. Tak kalah penting, agar selalu menjaga keamanan barang, karena banyak copet berkeliaran pada saat lebaran. (sha)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.