Majalah Alhikmah

Page 6

ruang utama

Berharap Perubahan dari Sekolah

A

pa sih yang sebenarnya kita harapkan dari sekolah? Sudah tak terhitung berapa tahun anak kita menghabiskan waktunya di sana, sudah tak ternilai berapa rupiah yang kita investasikan di sana, sudah tak terhingga berapa tenaga dan pikiran yang kita curahkan untuk itu. Namun sudahkah kita mendapatkan “sesuatu” dari hasil jerih payah itu? Sudahkah kita menemukan perbedaan pada kebiasaan anak sebelum atau sesudah anak bersekolah. Tanpa disadari, seiring perjalanan waktu, tahu-tahu rambut kita sudah beruban, tahu-tahu anak kita sudah

6 | Al Hikmah I Edisi Juli 2009

remaja, tahu-tahu… . Ya, tahu-tahu semuanya berubah. Lalu apa yang kita rasakan, ketika anak kita sudah besar, ternyata mereka tidak bisa menghadapi hidup sesuai usianya. Atau ternyata pada akhirnya mereka hanya membuat kita para orang tua kecewa, mengeluh, sedih karena kelakuannya yang jauh dari kebaikan. Tanpa sadar, kita pun lantas mengambinghitamkan sekolah. Padahal, ’’Tanpa kita sadari, sistem yang dijalankan di sekolah dapat membuat seseorang berperilaku positif,’’ ujar Ust. Imam Robandi, Ketua Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Bimbingan Wilayah PW

Muhammadiyah Jatim. Dan, meski semua sekolah menawarkan hal yang pada dasarnya sama, masing-masing sekolah tentu memiliki tujuan spesifik yang hendak dicapai, yang biasanya dirumuskan sejak awal berdiri. ’’Tujuan tersebut mempengaruhi segala sesuatu yang dikerjakan oleh sekolah, termasuk sistem pengajarannya. Contohnya ya di Al Hikmah ini,’’ jelas Ust. Muhammad Zahri, Kepala Kantor Sekretariat YLPI Al Hikmah. Al Hikmah, tambah Ust. Zahri menjelaskan bahwa, selain bertujuan mencetak generasi yang pandai secara intelektual, juga emosional dan spiritual. ’’Karena itulah kami juga mengajarkan dasar-dasar sosialisasi, beretika, dan beragama,’’ katanya. Murid-murid Al Hikmah dibiasakan mempraktikkan ajaran agama . Begitu terdengar suara adzan, mereka segera menuju masjid dan sholat berjamaah. Setiap haripun, sebelum pelajaran dimulai, mereka berdoa dan mengaji. Ini dilakukan semata-mata agar anak terbiasa dengan kebiasaan positif tersebut. Di rumah pun mereka diharapkan bisa menularkan kebiasaan mulia itu. ’’Mereka bisa menjadi fungsi kontrol orang tuanya dan membawa pengaruh positif untuk orang-orang di sekitarnya,’’ tutur Ust. Imam Robandi. Lebih dari sekedar pembiasaan, yang lebih penting lagi adalah perlunya maintenance. Sekolah hendaknya tetap memonitor kegiatan anak didik dan kebiasaannya di rumah. Secara periodik perlu pertemuan antara sekolah dan orang tua, sebagai forum komunikasi perkembangan anak didik mereka. Bila ini terjalin, insya Allah akan semakin memperkokoh pembiasaan positif anak, dan sekolah pun bisa menjadi sarana perubahan perilaku positif bagi anak didik, juga orangorang terdekatnya. Sebab terlalu berharap banyak perubahan pada sekolah tanpa peran orang tua, jelas seperti menggantang asap. (*)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.