Majalah mak itam edisi xiv tahun 5

Page 1

ITAM

Edisi XIV Tahun 5

MAK

9 TAHUN MENANTI, AKHIRNYA ADIPURA KEMBALI KE SAWAHLUNTO Ali Yusuf Rintis Kerjasama Sister City Dengan Denhaag

Menpora RI Buka Jambore Pemuda Indonesia


Jangan Tinggalkan Generasi Penerus Dalam Keadaan Lemah Dalam berbagai kesempatan silaturrahmi dengan masyarakat dan kunjungannya safari subuh berjamaah ke mesjidmesjid, Walikota Sawahlunto Ali Yusuf selalu mengingatkan warganya agar jangan sampai meninggalkan generasi keturunan dalam keadaan lemah. “Jangan sampai kita meninggalkan generasi yang lemah, yakni lemah ekonomi, lemah iman, lemah ilmu dan lemah akhlak” ujar Walikota. Hal ini sesuai dengan pesan Allah dalam Al Quran Surat anNisa (9). “Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anakanak lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka.” Ali Yusuf mengatakan bahwa ayat ini adalah peringatan terhadap para pemimpin dan kalangan orang tua untuk menunaikan tanggungjawab kepada anaknya. Orang tua adalah pilar dan penanggung jawab utama pendidikan anak. Keluarga adalah al-Madrasah al-Uula (sekolah pertama dan utama). Orang tua khususnya Ibu adalah Guru Utama dalam mendidik anak dalam keluarga. Lebih lanjut Ali Yusuf mengingatkan bahwa generasi yang berkualitas adalah ujung tombak masa depan bangsa. Karena beberapa tahun kedepan, saat kita sudah pensiun, saat kita harus istirahat, generasi muda saat ini akan menjadi pemimpin-pemimpin Bangsa. Jika anak keturunan kita lemah, maka masa depan bangsa ini juga akan lemah, tapi jika anak keturunan kita kuat, maka kedepan bangsa ini akan lebih maju dan kuat. Untuk itu, kepada kalangan orang tua saya mengajak untuk menjadi teladan bagi anak, tanamkan akidah sejak dini, ketaatan dalam ibadah dan keutamaan dalam akhlak mulia. Tumbuhkan dalam keluarga kebiasaan magrib mengaji dan ajak anak sholat subuh berjamaah.

MAKITAM Gerbang Informasi Pembangunan Kota Sawahlunto

SK WALIKOTA SAWAHLUNTO NO:189.2/78/WAKO-SWL/2014 Pembina ALI YUSUF, SPt ISMED, SH Pengarah Drs. ROVANLY ABDAMS, M.Si Drs.DEDI ARDONA, M.Si Penanggung Jawab DODI FEBRIZAL, SE, MM Pimpinan Redaksi HARMONDUS, S.Kom Wakil Pimpinan Redaksi FADILLA JUSMAN, S.Pd BOB HEPIKRIS, S.Kom Redaktur Pelaksana MUHERNI Tim Liputan ERNI, FADIL, YUDHA, BOB

Selaku orang tua kita juga harus bekerja keras bertanggungjawab dalam menyiapkan jalan penghidupan yang layak bagi anak. Bangun ekonomi, majukan usaha, tingkatkan kesejahteraan dan berikan pendidikan yang terbaik bagi anak. Karena pendidikan yang baik bisa menjadi jalan masa depan yang lebih baik.

Photographer ALDI, RULLY, ANE, YUDHA, YOGI

Kecukupan ekonomi hanyalah untuk memenuhi kebutuhan dasar (basic needs), tapi belum bisa menyelamatkan dari keburukan dan kekesengsaraan, karena Warisan yang lebih utama adalah iman (akidah yang kuat), ilmu pengetahuan, ketaatan beribadah dan akhlak karimah.

Bendahara META ASTARINA

Tak bosan-bosannya Ali Yusuf dan Ismed mengajak masyarakat untuk menunaikan shubuh berjamaah dan magrib mengaji yang diaparkannya memberikan banyak manfaat bagi kehidupan, baik untuk membangun karakter generasi maupun untuk kesehatan. Ali Yusuf dan Ismed menyadari bahwa mengemban amanah sebagai pemimpin, mereka kelak harus bertanggung jawab dunia dan akhirat. “Seorang pemimpin akan menjadi orang pertama yang masuk api neraka apabila tidak mengajak umat yang dipimpinnya kepada iman dan takwa” ujar Ali Yusuf dan Ismed pada berbagai kesempatan. (redaksi)

Desain Grafis / Layout YOGI RAMON SETIAWAN

Sekretariat DESSY FEBRIANTI Alamat Redaksi Bagian Humas Setdako Jl.Soekarno Hatta Telp. (0754) 61062/123


4 Liputan Utama Ali Yusuf Rintis Kerjasama Sister City Dengan Den Haag

6

Wisata SISCA Festival Terpopuler Di Indonesia Anugerah Pesona Indonesia (API) 2017

20

Pendidikan SMPN 2 dan SMAN 3 Sawahlunto Langkah Awal Rintis Sekolah Unggul Berasrama

23

Kesehatan Pembangunan Puskesmas Kolok, Hasil Lobi Ke Pemerintah Pusat


Ali Yusuf Rintis Kerjasama Sister City Dengan Den Haag

Dalam prosesi makan bajamba HUT kota ke 129, di Lapangan Segitiga, Walikota Sawahlunto Ali Yusuf, SPt mengungkapkan bahwa pihaknya sedang berupaya untuk mewujudkan kerjasama Sister City antara Sawahlunto dengan Denhag Belanda. Kerjasama ini dirintis Ali Yusuf saat dirinya diundang menjadi pembicara di kota Denhag pada 20 Mei lalu oleh Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) di Belanda. Dengan Sister City ini nantinya akan ada kerjasama dan dukungan bagi Sawahlunto dari Denhag dalam bidang pariwisata, promosi kota, pndidikn, dan bidang lainnya. Kita juga berharap kerjasama ini akan berefek pada dunia kesehatan karena Leiden memiliki pusat rumah sakit terbaik. Untuk pengembangan Sister City ini Pemko sudah membuat RAB membangun Sawahlunto mirip dengan Denhag, seperti membngun kanal wisata di Batang ombilin. Ali Yusuf mengungkapkan bahwa untuk percepatan pembangunan Sawahlunto harus mampu menjalin kerjasama dengan berbagai pihak termasuk pihak luar negeri. Kerjasama ini telah mendapat dukungan Pemprov dan saat ini tinggal menunggu izin dari Kementrian Luar Negri. 4

MAK ITAM | Edisi XIV Tahun 5


Wako Diundang PPI ke Belanda Ali Yusuf menjadi satu-satunya Keynote Speaker pada event Indonesian Day yang digelar Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) di Gronigen, Belanda, Sabtu (20/5). Acara ini dihadiri oleh Dubes RI di Belanda, I Gusti Agung Waseka Puja dan President of University og Gronigen dimana Walikota Sawahlunto menyampaikan ekspos tentang pembangunan Sawahlunto yang dianggap layak diapresiasi dan menjadi percontohan. Ketua Panitia yang merupakan Ketua Perhimpunan Pelajar Indonesia Groningen Amak M Yaqoub mengatakan bahwa terpelihnya Walikota Sawahlunto selaku pembicara karna melihat dan mengamati komitmen yang tinggi dan keberhasilan Sawahlunto bertransformasi dari Kota Tambang menjadi Kota Pariwisata. Amak menyampaikan apresiasi dan berkomitmen beserta seluruh anggota utk berperan aktif dalam mempromosikan Pariwisata Sawahlunto dan akan membantu dalam upaya Sawahlunto menjalin kerjasama dengan beberapa Kota di

Belanda.

Belanda khusunya Groningen.

Ali Yusuf juga memanfaatkan kesempatan emas tersebut untuk mempromosikan Songket Silungkang dengan menyerahkan songket silungkang sebagai cendramata kepada President of University og Gronigen, Prof. S. Popperma dan Dubes RI di Belanda, I Gusti Agung Waseka Puja.

Sementara Duta Besar Indonesia untuk Belanda menyambut baik dan mengapresiasi langkah Walikota Sawahlunto yang komit dan konsisten dalam memajukan Pariwisata dan mempromosikannya ke dunia internasional.

Dalam kesempatan tersebut Walikota Sawahlunto memaparkan tentang upaya dan keberhasilan Sawahlunto bertransformasi dari Kota Tambang menjadi Kota Pariwisata dg mengandalkan bangunanan dan lahan bekas tambang batubara, potensi alam dan daya tarik kreativitas, kerajinan masyarakat seperti songket, kopi, batubara.

Selain mendapat kesempatan promosi pariwisata point penting yg didapatkan dari kunjungan walikota tersebut adalah menjajaki kerja sama dengan pemerintah kota Groningen dan kota lain di Belanda, menyusuri jejak sejarah sawahlunto, dan mencari peluang untuk beasiswa pelajar sawahlunto agar bisa melanjutkan pendidikan tinggi di Negeri Kincir Angin tersebut.

Acara yang dihelat dari siang hingga malam tersebut, dihadiri tidak kurang dari 500 orang peserta dan tami yang terdiri dari seluruh Mahasiswa Indonesia di Belanda, mahasiswa delegasi Negara Asing, Kedutaan besar RI untuk Belanda. Presiden Univesrsity of Groningen, Pemerintah Kota Groningen dan warga Indonesia yang ada di

Walikota Sawahlunto yg didampingi Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga selain menjadi pembicara juga mengagendakan kunjungan ke University of Leiden dan ke Kedutaan Besar Belanda di Den Haag Belanda.(humas)

MAK ITAM | Edisi XIV Tahun 5

5


Menpora RI Buka Jambore Pemuda Indonesia Dari Sawahlunto Untuk Indonesia

Kamis 16 November hingga 22 November 2017 lebih dari 1000 pemuda utusan 34 Provinsi dari ujung timur hingga ujung barat Indonesia berkumpul di Kampung halaman Pahlawan Nasional Mohammad Yamin Sawahlunto guna menggelorakan kembali tekad menjaga persatuan bangsa dalam kegiatan Jambore Pemuda Indonesia (JPI) 2017. Imam Nahrowi Mentri Pemuda dan Olahraga RI yang hadir di Camping Ground Kandi pada kamis (16/11) saat membuka iven tersebut mengungkapkan bahwa ia sengaja mengabulkan proposal Walikota Sawahlunto untuk menjadikan kota ini sebagai tuan rumah JPI 2017 mengingat kota ini adalah kota bersejarah. “Disini tempat lahir dan tempat 6

MAK ITAM | Edisi XIV Tahun 5

dikebumikannya seorang tokoh nasional yang berhasil membuat pemuda bersumpah untuk bersatu berjuang sebagai satu bangsa� ujar Menpora dalam pidatonya. “ Kita harus menjadi Moh.Yamin zaman ini, semangat persatuan di kalangan pemuda harus kembali digelorakan, karena orang-orang yang ingin mencabik-cabik Bhineka Tunggal Ika ada di depan mata� lanjutnya bergelora. Ia mengingatkan Pemuda Indonesia agar tidak mudah terhasut paham radikal. Karena pemuda dianggap sebagai kalangan yang rentan untuk disusupi paham-paham yangmenyimpang dari ideologi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Sementara itu Ali Yusuf Walikota Sawahlunto menimpali bahwa Mohammad Yamin tidak sekedar Pelopor Sumpah Pemuda, tetapi inspirator persatuan perjuangan bangsa. Menapaki sejarah bangsa, sebelum bangsa ini merdeka, Pemuda berjuang hanya untuk daerah dan sukunya masing-masing. Moh.Yamin adalah salah satu tokoh yang gigih mengobarkan gagasan untuk bersatu dan mengagas Konferensi Pemuda tahun 1928, hingga akhirnya pemuda pemudi dari berbagai daerah bersumpah untuk menyatukan arah perjuangan, tidak hanya memerdekakan daerah masing-masing, tetapi merdeka sebagai satu bangsa, satu tanah air Indonesia.


Ilmu Bertenun Dari Sawahlunto Untuk Indonesia Usai membuka JPI Menpora mengunjungi pelatihan bertenun Songket Silungkang yang diikuti oleh orang peserta (JPI). Menpora menyaksikan sekitar 20 orang dari 33 peserta JPI yang mengikuti pelatihan sejak 1 November 2017 di Sawahlunto telah berhasil menghasilkan 1 helai kain Songket dari kerja keras sendiri. Ia mengapresiasi hal ini karena menurutnya ini adalah salah satu nilai plus yang diberikan Sawahlunto untuk pemuda Indonesia. Debi Ferdinan pemudi 19 tahun asal Sulawesi Selatan mengaku senang mendapat kesempatan langka mengikuti pelatihan ini. “Awalnya kelihatan susah karena prosesnya cukup rumit, tapi akhirnya senang sekali karena saya bisa mengatasi tantangannya dan menyelesaikan 1 helai kain tradisional” ujar Debi. “Bagi saya Ini kesempatan unik dan langka, sebelumnya di Sulawesi saya tidak kenal dengan tenun tradisional. Tapi di

Sawahlunto saya tidak hanya mendapat pelajaran teknik bertenun, tapi juga belajar mencintai tenun sebagai kain dan budaya tradisional nusantara” imbuhnya. Walikota Sawahlunto Ali Yusuf, SPt dalam acara pembukaan JPI 2017 mengungkapkan bahwa pihaknya sengaja mengajarkan keterampilan bertenun kepada pemuda se-Indonesia sebagai bekal bagi pemuda untuk siap berdikari dengan berwiraswasta mengembangkan tenun tradisional di daerah masing-masing. Ali Yusuf juga menyatakan Sawahlunto siap menampung dan membantu pemasaran songket hasil karya pemuda melalui pemasaran online. “Selain bertujuan membekali pemuda untuk berdikari, pelatihan bertenun juga ditujukan untuk menumbuhkan kecintaan pemuda terhadap budaya bangsa” sebut Walikota. Tenun sebagaimana halnya batik adalah salah satu budaya bangsa yang perlu dihargai dan dikembangkan. Lebih lanjut Ali Yusuf mengatakan dengan pelatihan ini diharapkan pemuda-pemudi se-Nusantara bisa berinovasi dengan

budaya dan yang terpenting menyebarkan kecintaan terhadap kain tradisional sebagai budaya bangsa. “Dengan pemuda-pemuda yang cinta budaya, maka serangan-serangan Negara asing yang ingin meruntuhkan Indonesia, akan bisa dibendung” lanjut Walikota. Terkait beragam kegiatan yang diikuti peserta Jambore Pemuda Indonesia, Menteri Pemuda dan Olahraga meminta peserta untuk menyebar virus positif kepada pemuda main di negeri ini. “Kita penuhi sosial media dengan hal konstruktif, karna pemuda adalah benteng pertama menjaga Bhineka Tunggal Ika” ujarnya. Pads kegiatan JPI 2017 ini selain mengikuti pelatihan bertenun, para peserta juga melakukan pawai budaya dengan menampilkan busana dan atraksi etnik masing-masing daerah. Dilanjutkan dengan seminar national dan dialog Kebudayaan, serta berbagai kegiatan lomba mulai dari lomba senam poco-poco, lomba baca puisi hingga lomba haksa karya yang digelar hingga 21 November 2017. (humas)

MAK ITAM | Edisi XIV Tahun 5

7


SISCA Festival Terpopuler Di Indonesia Anugerah Pesona Indonesia (API) 2017 Pesona Sawahlunto Internasional Songket Carnaval 2017 bagaikan magnet yang menyedot perhatian. Ribuan pasang mata rela berdesakan menyambut di sepanjang jalan pusat kota menjadi saksi hidup betapa mengagumkannya parade beragam busana beragam tema dengan inovasi seni dan kreatifitas yang tinggi.

Tak salah jika SISCa terpilih menjadi Festival Pariwisata Kedua Terpopuler di Indonesia di ajang Anugerah Pesona Indonesia (API) 2017 yang diselenggarakan Kementrian Pariwisata RI . Iven Sawahlunto Internasional Songket Carnaval (SISCa) yang digagas Ali Yusuf – Ismed ini bukan sekedar glamournya karnaval untuk kepentingan mendongkrak pariwisata, tetapi lebih jauh iven ini digelar sebagai strategi pengembangan pasar songket di tanah air yang ujung-ujungya menghidupkan ekonomi masyarakat pengrajin songket. “Target kita dengan iven ini, tetap menjadikan songket sebagai pakaian nasional, yang berujung pada pengembangan pasar songket di tanah air,” ujar Walikota Sawahlunto Ali Yusuf, jumat (25/8) saat membuka Pameran Songket Internasional di GPK. Menurut Ali Yusuf, target tersebut bukan hanya untuk kepentingan Sawahlunto saja, lebih dari itu menjadi perjuangan bagi pengrajin songket secara nasional, sebab pengerajin songket tidak hanya ada di Sawahlunto, namun tersebar di seluruh daerah di Indonesia. “Tak kurang dari 163 Kabupaten Kota yang ada di Indonesia aktif bertenun, karena itu songket layak diangkat sebagai pakaian nasional” ujar Ali Yusuf. 8

MAK ITAM | Edisi XIV Tahun 5

Untuk mengangkat songket ini Ali Yusuf menyadari perlu adanya perjuangan bersama dengan berbagai daerah, karena itu dalam SISCa kali ini Sawahlunto mengundang berbagai daerah untuk mengikuti SISCa termasuk membuat komitmen bersama dalam Konferensi Songket pada sabtu di Hall PTBA (26/8). Di Sawahlunto sendiri upaya pengembangan songket sebagai penggerak ekonomi menurunkan angka kemiskinan telah berjalan sejak beberapa tahun terakhir. Pemerintah Kota menyelenggarakan pelatihan keterampilan bertenun untuk masyarakat di empat kecamatan setiap tahunnya dan memberikan bantuan peralatan dan modal bertenun secara gratis untuk memotifasi minat masyarakat menggeluti keterampilan bertenun. Upaya itu sendiri telah menampakkan hasil, jika dulu hanya terpusat di Kecamatan Silungkang, kini kerajinan songket Silungkang telah tersebar luas di empat kecamatan. Dilihat dari peningkatan jumlah pengrajin songket di Sawahlunto yang terus mengalami peningkatan, tahun 2016 lalu, jumlah pengrajin songket mencapai angka 701 orang dengan kapasitas produksi mencapai 140 lembar songket setiap hari. Setahun berselang, jumlah pengrajin songket di Sawahlunto

saat ini di tahun 2017 sudah mencapai angka 996 orang, dengan kapasitas produksi mencapai angka 190 lembar setiap harinya. Dengan angka penjualan mencapai minimal Rp250 ribu untuk satu lembarnya, maka uang yang beredar melalui kerajinan songket mencapai Rp1,425 miliar setiap bulan, atau Rp17,1 miliar dalam setahun. Namun, angka Rp250 ribu itu merupakan harga jual terendah songket Silungkang Sawahlunto. Pasalnya, harga songket Silungkang bisa menembus angka Rp2,5 juta untuk kualitas terbaik. Mendagri Cahyo Kumolo memberi apresiasi kepada Walikota Sawahlunto Ali Yusuf atas inovasi yang dilakukan dalam membangun Sawahlunto. Apresiasi tersebut diberikan melalui Staf Ahli bidang Pembangunan Ekonomi dalam pembukaan Pameran Songket Internasional di GPK (23/8). Kementrian Dalam Negeri mengapresiasi kegigihan Pemko Sawahlunto mengangkat songket sebagai penggerak ekonomi sekaligus mendorong songket sebagai pakaian bangsa yang menasional. Berkat upaya tersebut Sawahlunto mendapat dukungan pembangunan berbagai pihak dan dikenal sebagai ikon kota songket.


Kepala Badan Ekonomi Kreatif RI dalam acara puncak SISCa 2017 menyatakan dukungannya terhadap penyelenggaraan festival SISCa yang digagas oleh Ali Yusuf-Ismed sebagai gagasan cemerlang mengangkat songket sebagai pakaian nasional dan menjamin keberlangsungan songket sebagai penggerak ekonomi masyrakat. Dukungan yang sama juga dinyatakan Nasrul Abit Wakil Gubernur Sumbar. Dikatakanya dengan digagas iven wisata terpopuler ini dan beragam iven lainnya membuktikan Sawahlunto sebagai kota wisata yang mandiri dan siap menyongsong Sumatera Barat sebagai destinasi wisata halal. Sementara Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional yang juga turut menjadi saksi gemerlapnya SISCa 2017 mengatakan bahwa dengan potensi yang telah berkembang di kota ini, maka kedepan Sawahlunto harus mampu menghasilkan tidak hanya kain songket tapi juga beragam produk yang bisa go internasional. Dan pihaknya siap membantu pemasaran, salah satunya lewat penyelenggaraan expo yang melibatkan 16.000 buyer internasional. Selain karnaval, SISCa 2017 juga menghadirkan Pameran Songket Internasional yang digelar untuk ketiga kalinya di GPK. Indahnya songket, tenun dan kerajinan kain tradisional menghiasi stand pameran dari berbagai daerah di

Indonesia. Tidak hanya Songket Silungkang hasil produksi UKM Sawahlunto, beberapa daerah lain juga ambil bagian memamerkan keindahan dan keunikan kain tradisionalnya seperti songket khas Kabupaten Batubara Sumatera Utara, tenun Sambas Kalimantan Barat, kerajinan khas Aceh, kain Sasirangan khas Banjarmasin,

serta songket dan sulam dari berbagai daerah di Sumatera Barat. Beberapa pengrajin juga menghadirkan produk-produk turunan songket seperti aneka dompet dan tas tangan cantik, tas laptop, baju kaos serta hiasan dinding, kopiah dan sepatu yang semuanya dimodifikasi dengan bahan songket. (humas) MAK ITAM | Edisi XIV Tahun 5

9




Beragam budaya tradisi mewarnai HUT Sawahlunto ke 128. Tak hanya makan bajamba, tapi juga Pacu Jawi permainan tradisional anak nagari Minang Kabau kembali memberikan keunikan tersendiri di area persawahan Desa Batu Tanjung Kec Talawi pada 29 November.

129 Tahun Sawahlunto Bertabur Atraksi Budaya Dan Olahraga Iven yang digagas oleh masyarakat setempat ini menarik wisatawan. Ali Yusuf mengapresiasi gagasan-gagasan positif dari masyarakat, karena untuk memajukan pariwisata Sawahlunto, partisipasi aktif warga sangat dibutuhkan. Selain pacu jawi, Pemko juga mendukung iven Pacu Anjing pada 28-30 nov di Lapangan Ombilin yang digagas oleh komunitas pecinta olahraga buru babi. Kejuaraan Gantole dan paralayang pada 30 November - 3 Desember di Batu Tanjung dan Puncak Polan yang digagas oleh

komunitas pecinta olahraga gantole dan paralayang. Tak kalah menarik Festival Burung berkicau pada 10 Desember di Lapseg digagas oleh komunitas pecinta burung. HUT kota juga didukung oleh Paguyuban Batak yang akan menggelar pentas hiburan pada 16 Desember dengan menghadirkan artis nasional dari kota Medan yaitu Marshanda Band. Ada juga Festival lagu Sawahlunto Punyo Carito yang digagas Rista Bayes dan rangkaian acara lainnya seperti Pacukuda


Sawahlunto Derby 3 Desember 2017. Trabas di tiga tanjung start mlewati 4 desa dan Sawahlunto night run pada 23 Desember di pusat kota. Juga pacu rakik bambu dan lomba layanglayang.* Menkes Makan Bajamba Di Sawahlunto Suasana tari pasambahan menyambut Menteri Kesehatan RI, Nila F. Moeloek jelang prosesi makan bajamba di HUT Kota Sawahlunto ke - 129, pagi tadi di Lapangan Segitiga. Saat prosesi makan bajamba puncak peringatan HUT Kota Sawahlunto ke 129, Mentri Kesehatan RI Prof. dr.Nila F Moeloek memberi apresiasi atas berbagai program dan prestasi yang telah diraih kota Sawahlunto. Ia berpesan agar Sawahlunto tidak berhenti untuk terus meningkatkan kemajuan terutama dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Karena masyarakat yang sehat akan mendukung peningkatan produktifitas ekonomi. Ia juga berpesan kepada ninik mamak di kota ini untuk meningkatkan peran mengajak masyarakat membudayakan hidup sehat.

Sehari sebelum mengikuti Makan Bajamba mentri melakukan kunjungan ke Pasar Songket Muaro Kalaban, Puskesmas Sungai Durian, ziarah ke makam M.Yamin, dan naik kereta uap Mak Itam.* Sawahlunto Poetry Reading Fest Getarkan Bukit Batu Runciang Lantunan bait-bait puisi oleh sejumlah sastrawan se-Asean telah mengguncangkan Bukit Batu Runciang Silungkang dalam helatan Sawahlunto Poetry Reading Fest 28-29 Oktober lalu. Suasana alam dengan latar bukit batu cadas runcing berbentuk candi-candi memancing inspirasi para pujangga yang datang dari Mayalsia, Singapura dan sejumlah daerah di Indonesia untuk menulis dan mengekspresikan bait puisi dengan gaya dan penjiwaan masing-masing yang khas. Bahkan Walikota Sawahlunto Ali Yusuf, turut mendeklamasikan puisi bak seorang pujangga dengan ekspresi dan intonasi yang mengundang tepuk tangan penonton. Menurut Ali Yusuf acara ini adalah kejutan bagi dunia sastra dan pariwisata. Persembahan unik dan berbeda yang bisa memperkuat identitas Sawahlunto sebagai kota wisata. Karenanya ia memberi apresiasi kepada

masyarakat Kenagarian Silungkang yang memiliki ide cemerlang menggagas iven yang diramaikan oleh sastrawan-sastrawan senior dari dalam dan luar negeri. Menurut Bapak 3 anak ini, gagasangagasan baru dari masyarakat dan niat untuk bersama memajukan kota yang saat ini dibutuhkan oleh Sawahlunto. Ia menyatakan pihaknya siap mendukung gagasan-gagasan pemuda dan tokoh masyarakat. Ia juga berharap inisiatif, seperti ini akan memotifasi Pemuda dari Desa dan Kelurahan lain di Sawahlunto untuk memunculkan ide-ide segar mendukung kemajuan kota. Gelaran Perdana Sawahlunto Poetry Reading Fest ini dicetuskan seorang penyair, Eddy Pramduane, bersama seorang anak muda Silungkang dan Fidel Mangkuto Rajo seorang wartawan dan aktifis budayaSilungkang. Ide ini bertujuan menggerakkan generasi muda gemar membaca khususnya karya sastra. Dan, yang tidak kalah penting memperkenalkan destinasi wisata Batu Runciang yang terletak di desa Silungkang Oso, Kota Sawalunto, Sumatera Barat. Batu Runciang menawarkan kemolekan alam nagari Silungkang dengan padu padan dan eksotisme bebatuan yang runcing tajam.*




9 Tahun Menanti, Akhirnya Adipura Kembali ke Sawahlunto

Kota Sawahlunto akhirnya kembali meraih penghargaan Piala Adipura 2017 setelah 9 tahun lamanya menunggu. Penghargaan itu merupakan kali keduanya bagi Sawahlunto mendapatkan piala Adipura setelah sebelumnya menerimanya pada 2008 lalu.

“Rasanya bahagia sekali saat Kota Sawahlunto menerima piala Adipura dalam kategori Pengelola Kota Kecil Bersih 2017 setelah terakhir kali kita menerimanya pada 2008 lalu,” ujar Wali Kota (Wako) Sawahlunto, Ali Yusuf. Bertempat di plaza Ir Soedjono Soeryo Kementrian Kehutanan dan Lingkungan Hidup RI Jakarta, Rabu (2/8) dalam perayaan puncak hari lingkungan hidup sedunia, sejarah kembalinya Adipura ke kota ini, terangkum dalam momen prestisius dimana Presiden RI, Ir. Joko Widodo menyerahkan piala Adipura kepada Walikota Sawahlunto, Ali Yusuf. Adipura merupakan Prestasi membanggakan supremasi tertinggi sebuah penghargaan bagi kota di Indonesia yang berhasil dalam kebersihan serta pengelolaan lingkungan perkotaan yang diselenggarakan oleh Kementerian Negara Lingkungan Hidup dan Kehutanan ini menambah catatan prestasi yang diterima 16

MAK ITAM | Edisi XIV Tahun 5

oleh Sawahlunto. Ali Yusuf mengatakan penghargaan itu diterimanya karena mengubah kawasan tambang batu bara Ombilin menjadi kawasan wisata. Ali menyebut untuk mewujudkan usahanya itu dia memaksimalkan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) dan juga dana APBN. “Kota Sawahlunto kota tambang wisata yang berbudaya karena kita prihatin kota harus bersih. Kita buktikan 2016 ini dan kita dapat bantuan dari APBN untuk TPA kita sekarang sudah menjadikan ramah lingkungan dan berwawasan dan sebagai resort wisata,” jelas Walikota yang merakyat ini.

Terima kasih yang setinggi tingginya juga disematkan kepada seluruh warga kota, karena partisipasi dan kesadarannya dalam menjaga dan mengaplikasikan hidup bersih dan sehat dalam kehidupan sehari hari, sehingga tercipta lingkungan yang asri dan bersih. Aplikasi hidup bersih lanjutnya, tidak saja ketika ada penilaian saja, akan tetapi sudah menjadi budaya dan kehidupan sehari-hari masyarakat. Taklupa pula apresiasi disematkan kepada para polisi cilik atau pocil yang ada di sekolah dasar, yang mempu menjadi pionir duta kebersihan diri dan lingkungan sekolahnya. Adipura sebut bapak tiga anak itu, hanyalah sebuah lambang kebersihan kota. Gerakan kebersihan di Kota Sawahlunto sendiri memang telah berada pada titik puncak dimulai di tahun 2013 atau empat tahun yang lalu melibatkan seluruh masyarakat dan kemudian diperkuat dengan sistem kebersihan bersama.(humas)


MAK ITAM | Edisi XIV Tahun 5

17




SMPN 2 dan SMAN 3 Sawahlunto Langkah Awal Rintis Sekolah Unggul Berasrama Pemko Sawahlunto menetapkan SMP Negeri 2 Kota Sawahlunto menjadi sekolah unggulan, mulai tahun ajaran 2017/2018. sekolah yang kini berstatus sekolah rujukan nasional itu, memiliki lokal baru, dengan sistem boarding school (diasramakan) dan non boarding.

Dengan ditetapkan menjadi sekolah unggul oleh Pemko, diharapkan lulusan sekolah ini akan menguasai hafal alquran minimal 9 juz, memiliki toefl bahasa inggris minimal 400, ilmu pengetahuan alam menjadi pribadi anak yang berakhlak mulia, disiplin dan terbiasa sholat berjamaah. Ali Yusuf Walikota Sawahlunto mengatakan bahwa pembentukan sekolah unggul ini bentuk komitmen pihaknya dalam memajukan dunia pendidikan, serta menghadirkan generasi muda yang berkualitas dan siap berkompetisi di segala tingkata. Sementara Ismed Wakil Waklikota saat sidang Paripurna DPRD beberapa waktu lalu mengungkapkan bahwa dari capaian hasil belajar siswa di sekolah unggul SMPN 2 Sapan selama setengah semester awal, terutama yang mengikuti

Boarding School atau program pendidikan Berasrama para siswa telah mampu menunjukkan lonjakan prestasi yang menggembirakan. Khusus untuk hafalan Al Quran, selama 3 bulan dibimbing oleh guru asrama, sebanyak 50 siswa sudah mampu hafal 1 juz Al Quran, 40 siswa bahkan mampu menghafal 2 juz dan 5 orang telah mampu menghafal lebih dari 2 juz Al Quran. Dan dari pelaksanaan ujian Tengah Semester atau MID yang berlangsung beberapa waktu lalu didapat hasil nilai yang menggembirakan yakni matematika dengan rata-rata 84,18, IPA 84,12, Bahasa Inggris 88,00 dan IPS 86,12. Menurut Ismed nilai rata-rata ini jauh diatas ratarata siswa regular. Program SMPN 2 sebagai sekolah unggul berasrama ini adalah demi menjalankan amanah Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

20

MAK ITAM | Edisi XIV Tahun 5


dimana pada pasal 50 tentang pengelolaan pendidikan dinyatakan bahwa setiap Kabupaten/Kota harus melaksanakan dan membina sekurang-kurangnya 1 (satu) sekolah unggul pada setiap jenjang pendidikan. SMPN unggul ini sendiri dirintis Pemko sejak tahun ajaran 2017/2018 dengan didukung oleh donator-donatur dari Persatuan Alumni SMPN 2 Sapan yang juga memiliki komitmen yang sama dalam memajukan pendidikan di Kota ini. Perjuangan menjadikan SMPN unggul ini dilakukan setelah sebelumnya Pemko berusaha menjadikan SMAN 3 menjadi sekolah unggul. Namun upaya ini belum berhasil karena perubahan peraturan dari PUsat dimana wewenang pengelolaan SLTA harus beralih ke Pemprov. Namun demikian, Pemko Sawahlunto tetap berusaha melobi Pemerintah Provinsi Sumbar untuk menjadikan SMA Negeri 3 Sawahlunto menjadi sekolah unggulan berbasis boarding school. Dikatakan Ali Yusuf, SMA Negeri 3 Sawahlunto sebagai sekolah unggulan

nantinya, memiliki arti yang sangat penting. Selain akan berdampak pada peningkatan fasilitas pendidikan, juga akan memberikan dampak lain bagi masyarakat.* Ali Yusuf MOU Bersama Rektor UNP Pendekatan kepada berbagai tokoh guna mendukung kemajuan Sawahlunto terus dilancarkan oleh Ali Yusuf-Ismed. Kali ini Ali Yusuf memboyong Rektor UNP Dr.Genefi PHd untuk membuka Gebyar Pendidikan 2017 sekaligus menandatangani MOU bersama Walikota di bidang Pendidikan tinggi. Genefi mengatakan bahwa ia mendukung upaya Pemko Sawahlunto untuk memajukan pendidikan khususnya Pendidikan tinggi atau Akademi Komunitas yang telah dirintis Pemko Sawahlunto. Pihaknya akan membantu Pemko menjadikan Akademi Komunitas Sawahlunto menjadi Politeknik sehingga kampus pendidikan tinggi Sawahlunto semakin berkualitas

dan menjadi incaran pelajar untuk melanjutkan Pendidikan. Rektor UNP ini juga mengatakan bahwa setiap tahun pihaknya menerima 1200 orang mahasiswa kurang mampu yang memiliki potensi akademik dalam program Bidik Misi. Ia mengaku Wako Sawahlunto sering menjalin komunikasi dengan pihaknya terkait Bidik Misi untuk pelajarpelajar Sawahlunto.Dengan Bidik Misi ini, diharapkan tidak ada anak yang memiliki potensi akademik yang tidak bisa melanjutkan pendidikan tinggi karena tersendat faktor kekurangan ekonomi. Sementara itu pada 19 September lalu 64 Orang lulusan D II Teknik Tambang dan Teknik alat berat Program studi Diluar Domisili (PDD) UNP Kota Sawahlunto menerima ijazah kelulusan dan berhak menyandang gelar Ahli Muda. Penyerahan ijazah tersebut dilakukan langsung oleh Dekan Fakultas Teknik UNP DR.Fahmi Rizal didampingi Walikota Sawahlunto dan sejumlah coordinator PDD UNP di Gedung Pusat Kebudayaan. (humas)

MAK ITAM | Edisi XIV Tahun 5

21


Gencar Bedah Rumah Warga Miskin, Dengan Berbagai Sumber Dana Mengatasi masalah kemiskinan ditempuh dengan berbagai cara oleh Pemko Sawahlunto yang dipimpin Ali Yusuf – Ismed. Salah satunya dengan membantu memperbaiki kondisi hunian masyarakat yang tidak layak huni atau bedah rumah.

P

Program bedah rumah ini dilakukan dengan menyasar minimal 40 rumah milik warga tidak mampu setiap tahunnya, dengan berbagai sumber pembiayaan. Selain bantuan dari BAZNAS Kota, bedah rumah juga didanai dari kegiatan Badan Kesbangpol PBD dan Dinas Sosial Kota Sawahlunto dengan sumber dana dari APBD dan APBN dengan besaran bantuan 10 hingga 15 juta rupiah. Walikota Ali Yusuf juga aktif menjalin komunikasi dan menjajal lobi-lobi dengan berbagai pihak terutama BUMN dan pihak swasta untuk membantu percepatan program bedah rumah ini melalui program CSR.

22

MAK ITAM | Edisi XIV Tahun 5

Kepala Badan Kesbangpol PBD Drs. Adriyusman mengatakan pihaknya juga telah menurunkan bantuan tenaga untuk membantu masyarakat menyelesaikan pengerjaan bedah rumah ini. “Kami siap bergotong royong memberi bantuan tenaga sukarela untuk membantu mempercepat pengerjaan rumah warga kurang mampu. Dalam membantu pengerjaan bedah rumah ini biasanya kami menurunkan

rata-rata 5 tenaga anggota TRC dalam sehari, dan biasanya pengerjaan bedah rumah ini bisa diselesaikan secara gotong royong dalam 5 hari kerja� tutur Adriyusman. Di tahun 2015, Pemko sudah melakukan survey rumah tidak layak huni dan diketahui di kota ini terdapat sekitar 400 rumah tidak layak huni yang dihuni oleh ratusan KK.*


Pembangunan Puskesmas Kolok, Hasil Lobi Ke Pemerintah Pusat Andalkan lobi ke pemerintah pusat, Pemerintah Kota Sawahlunto bangun Puskesmas Desa Kolok Mudik yang lebih representatif, dengan memanfaatkan kucuran Dana Alokasi Khusus (DAK) tahun 2017.

“Upaya pembangunan Puskesmas ini guna memenuhi kebutuhan kesehatan masyarakat kota ini, khususnya Nagari Kolok,” ungkap Walikota Sawahlunto, Ali Yusuf, usai peletakan batu pertama pembangunan Puskesmas Kolok Mudik, Selasa (22/8). Ali Yusuf mengungkapkan, pembangunan yang menggunakan DAK sebesar Rp4,63 miliar itu, akan menghadirkan pusat layanan kesehatan dengan rawat inap, yang memiliki standar nasional. Harapannya, terang Bapak tiga anak kelahiran 11 Mei 1970 tersebut, masyarakat yang berkunjung, yang ingin mendapatkan pelayanan, sampai di pelataran Puskesmas, sudah langsung sehat. Dalam tahun 2017, Sawahlunto

mendapatkan kucuran anggaran DAK untuk dua Puskesmas. Selain Puskesmas Kolok Mudik, Sawahlunto juga mendapatkan kesempatan pembangunan yang sama untuk Puskesmas Durian. Total anggaran untuk pembangunan Puskesmas Durian mencapai Rp4,05 miliar, yang juga sedang dalam proses persiapan pembangunan. Ali Yusuf tidak memungkiri, pembangunan kedua Puskesmas tersebut tidak terlepas dari kebersamaan yang dibangun masyarakat, khususnya dalam keimanan dan ketaqwaan melalui magrib mengaji dan subuh berjemaah. “Kucuran anggaran ini tidak terlepas dari campur tangan Allah SWT, yang melihat keimanan dan ketaqwaan masyarakat

Sawahlunto melalui subuh berjemaah dan magrib mengaji,” pungkasnya. Sementara itu, tokoh masyarakat Nagari Kolok, Zainal Arifin Dt. Rangkayo Tangah mengungkapkan rasa syukur, atas kesediaan Pemerintah Sawahlunto dalam membangun pusat kesehatan masyarakat yang lebih baik. “Tidak kata selain bersyukur kepada Allah SWT. puskesmas ini ditingkatkan, mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi masyarakat dalam memenuhi kebutuhan kesehatan masyarakat,” ujar Zainal Arifin tokoh masyarakat Kolok Dahler Dt. Pangulu Sati. Kepala Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Sawahlunto, Yasril SKM, MM mengatakan Puskesmas harus memiliki standar nasional. Puskesmas Kolok Mudik sendiri sebelumnya dibangun pada 27 tahun lalu. “Pembangunan saat ini dilakukan dengan DAK selama 140 hari kerja, dengan PT. Swarna Bhumi Nusa Abadi, di lahan seluas 5.240 meter persegi,” ujar Yasril.*

MAK ITAM | Edisi XIV Tahun 5

23


Wujudkan Indonesia Sehat Petugas Kesehatan Dari Pintu Ke Pintu

M

elakukan kunjungan dan pemeriksaan kesehatan dari rumah ke rumah menjadi kegiatan petugas Puskesmas Kota Sawahlunto. Menurut Kepala Dinas Kesehatan Kota Sawahlunto Yasril SKm, MKes kegiatan ini adalah aplikasi dari 24

MAK ITAM | Edisi XIV Tahun 5

perintah Walikota agar petugas kesehatan turun ke rumah2 warga sekaligus mewujudkan program Indonesia Sehat Pendekatan Keluarga. Dr.Sri Lestari Kepala Puskesmas Kampung Teleng mengatakan pihaknya memiliki target

mengunjungi seluruh Kepala keluarga di wilayah kerjanya yang berjumlah 2155 KK hingga akhir tahun ini. Dalam kunjungan ke rumahrumah warga tersebut selain melakukan pemeriksaan dan pendataan kesehatan, juga


dilakukan pemantauan pola hidup dan konseling kesehatan terhadap keluarga. “Dari kunjungan kerumah-rumah ini kami mendapati ada anggota keluarga yang mengidap batuk TB tapi tidak menghiraukan kesehatan,

ada ibu hamil yang tidak melakukan pemeriksaan kesehatan. Ini salah satu manfaat pendekatan langsung ke rumah warga yakni memberi edukasi dan promosi kesehatan secara face to face, menyentuh warga yang enggan datang ke Pusat Kesehatan. Selain itu

kita memiliki data yang jelas tentang kondisi kesehatan warga� ujar Dr.Sri menjelaskan. Ada 12 indikator kesehatan yang dipantau dalam kunjungan tersebut, termasuk indikator kesehatan kejiwaan.* MAK ITAM | Edisi XIV Tahun 5

25


Walikota Terima Adikarya Pangan Nusantara Di Tengah Keterbatasan Lahan

Meski luas lahan pertanian terbilang sempit dibanding daerah Lain di Sumbar, Pemko Sawahlunto yg dipimpin AliYusuf Ismed malah memberikan perhatian besar terhadap sektor pertanian. Perhatian inilah yang membawa Award Adikarya Nusantara penghargaan Ketahanan Pangan Nasional untuk kedua kalinya diterima oleh Ali Yusuf Walikota Sawahlunto. Berbagai program inovatif telah digagas sejak awal kepemimpinan, diantaranya peningkatan produksi padi berbasis sawah tadah hujan dengan mngembangkan bibit unggul lokal Gadang Rumpun. Dengan pengembangan bibit ini

26

MAK ITAM | Edisi XIV Tahun 5

ditargetkan produksi pertanian meningkat hingga mencapai 8,14 ton / hektar. Peningkatan produksi pertanian ini sudah mulai tampak pada produksi sawah Kelompok Tani Desa Rantih yang melakukan panen dua minggu lalu.Tak hanya itu saat ini Pemko juga tengah memperjuangkan sertifikasi atau pengakuan Gadang Rumpun sebagai bibit unggul lokal khas Sawahlunto. Dibidang perkebunan saat ini pemko tengah berupaya membangun industri pengolahan jeruk nipis menjadikan minuman siap saji, dengan memanfaatkan potensi perkebunanan jeruk nipis masyarakat.

Penghargaan Adikarya Nusantara untuk kedua kalinya diterima oleh Ali Yusuf,SPt Walikota Sawahlunto sebagai apresiasi atas komitmen membina sektor ketahanan pangan.Penghargaan ini diserahkan oleh Gubernur Sumbar pada peringatan Hari Pangan Sedunia jumat 29 Augustus 2017 di Sawahlunto. Irwan Prayitno mengapresiasi upaya Sawahlunto dalam mengembangkan sektor pangan meski di tengah tantangan alam yang berat.(rni) Bibit Manggis Super Untuk Sejahterakan Petani Di sela-sela penyelenggaraan Hari Pangan


Sedunia tingkat Provinsi Sumatra Barat, Ali Yusuf Wako Sawahlunto berupaya melobi Dinas Ketahanan Pangan Provinsi untuk membantu Sawahlunto dalam penambahan pengadaan bibit pertanian khususnya bibit manggis super. Dikatakan Ali Yusuf bahwa masyarakat Sawahlunto khususnya di kawasan Lunto-Lumindai saat ini tengah bergairah mengembangkan budidaya manggis karena komoditi ini telah memberi kesejahteraan bagi petani. Pemko sendiri telah berusaha memenuhi kebutuhan petani akan bibit manggis super melalui pengadaan 2500 bibit di APBD. Tentunya petani akan sangat terbantu

dan kesejahteraan akan meningkat jika ada penambahan bibit manggis dari dana Provinsi. Manggis adalah tanaman buah yang punya prospek bagus lantaran permintaan pasar cukup tinggi. Tanaman tua ini sejak ditanam akan berbuah setelah enam hingga tujuh tahun “ Jika dirawat dengan baik, manggis bisa panen dua kali dalam setahun. Harganya cukup bagus. Untuk kualitas biasa bisa Rp 30 ribu per kilogram dan kualitas super bisa mencapai Rp 60 ribu per kilogram,� ujarnya Buah Manggis di ekspor untuk industri komestik dan kecantikan. Kulit Manggis

bermanfaat untuk bahan baku lipstik, sehingga untuk ekspor kulit manggis tidak boleh rusak atau cacat...! Disebutkan Ali Yusuf selain pengadaan bibit manggis super untuk petani, pihaknya juga memprioritaskan pengembangan perkebunan kelapa untuk wilayah Talawi, untuk mendukung produksi minyak tanak Talawi yang sudah menjadi produk unggulan lokal. Selain ITU pihaknya juga tengah mengusahakan budidaya jeruk rebon untuk kawasan Taratak Bancah, Serta pengembangan jeruk nipis di kawasan bekas tambang Perambahan hingga Kolok.* MAK ITAM | Edisi XIV Tahun 5

27


Suara Anak Didengar Untuk Pembangunan

Ada pemandangan istimewa di Musrenbang Kota Sawahlunto yang berlangsung pada 29 hingga 30 Maret 2017. Tak seperti biasanya, dalam musyawarah yang menentukan kebijakan Pemerintah itu, tampak beberapa wajah-wajah anak usia sekolah di tengah ratusan peserta yang berwajah jauh lebih senior. Bahkan anak-anak tersebut ikut ‘bersuara’. Beberapa anak usia sekolah tersebut, ternyata perwakilan Forum Anak Kota Arang (FAKA). Mereka adalah Syarif Ikhbar pelajar SMAN 2 Sawahlunto, David Orlando pelajar SMAN 2, Ainun Marjiah pelajar SMKN 1 dan Ifa Alexandra pelajar SMPN 1 Sawahlunto. Keempat pelajar tersebut mengaku memang sengaja hadir dengan niat membawa aspirasi untuk mempengaruhi kebijakan pemerintah dalam pembangunan yang berorientasi kepentingan anak Kota Sawahlunto. Dikatakan Syarif Ikhbar, dirinya senang kali ini, Pemerintah melibatkan, dan mendengarkan aspirasi dari kelompok anak. Karena menurutnya ada permasalahan yang dirasakan anak, tapi tidak terlihat oleh perspektif orang dewasa. Mewakili kepentingan anak-anak Kota Sawahlunto itu, dalam sesi diskusi yang 28

MAK ITAM | Edisi XIV Tahun 5

berlangsung selama 2 hari FAKA telah menyampaikan beberapa usulan yang bersinggungan dengan anak, diantaranya terkait penyediaan sarana transportasi yang layak untuk ke sekolah. David Orlando mengemukakan pendapatnya bahwa angkutan kota yang ada saat ini tidak bisa dikatakan layak untuk anak sekolah. karena itulah anakanak lebih memilih memakai kendaraan pribadi untuk ke sekolah. Namun mereka menghadapi dilema, karena banyak dari pelajar ternyata belum memiliki Surat Izin Mengemudi.

Karena itu ia mengusulkan, agar ada kebijakan Pemerintah yang mendorong peremajaan angkutan Kota atau kalau memungkinkan adanya pengadaan bus sekolah, untuk meningkatkan kenyamanan anak dalam transportasi. Masih mengenai transportasi FAKA juga menyuarakan agar Pemerintah segera memperbaiki jalan di kawasan Sijantang yang kondisinya saat ini rusak berat, sementara jalan tersebut merupakan akses yang dimanfaatkan ratusan anak untuk menuju sekolah. Sementara Syarif Ikhbar menyampaikan


agar Satpol PP memantau keberadaan spanduk promosi rokok ke pelosokpelosok desa. Karena ia melihat masih ada keberadaan spanduk promosi rokok yang bisa mempengaruhi anak untuk mengkonsumsi rokok. Sementara saat pengukuhan Pengurus Forum Anak Kota Sawahlunto periode 2017-2018 di GPK pada 7 November 2018, David Orlando pelajar SMAN 2 Sawahlunto selaku Ketua Forum Anak Kota Sawahlunto usai dikukuhkan, menyampaikan pidato dihadapan Walikota. Ia merasa bangga menjadi anak Sawahlunto karena di kota ini suara anak didengar oleh Pemerintah, salah satunya pada pelaksanaan Musrenbang mulai dari tingkat desa hingga kota yang melibatkan anak untuk mewujudkan haknya mengeluarkan pendapat. Ia juga mengatakan Pemerintah kota memberi perhatian besar terhadap hak anak untuk mengembangkan bakat dan prestasi dengan memfasilitasi anak tampil dalam berbagai iven kota dan nasional serta menfasilitasi anak untuk aktif dalam forum nasional yaitu Konferensi Anak Indonesia.(humas) MAK ITAM | Edisi XIV Tahun 5

29




Presiden RI Anugerahkan Satya Lencana Untuk Ali Yusuf Rasa bahagia bercampur haru menyelimuti Ali Yusuf Walikota Sawahlunto ketika Presiden RI Joko Widodo menyematkan pin emas ke dadanya. Pin emas tersebut adalah simbol tanda kehormatan dari negara berupa Anugerah Satya Lencana Pembangunan Koperasi dan UMKM.

A

nugerah tersebut karena Walikota Ali Yusuf dinilai berhasil membangun Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), serta memiliki kebijakan dan gerakan yang pro pada perkoperasian dan dinilai sangat selaras dengan Nawacita. Bapak tiga anak yang pernah diamanahkan menjadi Manajer Koperasi KUD Talawi di tahun 1990-an itu, selalu mendorong setiap komunitas masyarakat dan wadah organisasi, untuk mengembangkan diri dan berhimpun dalam koperasi. Ali Yusuf memberdayakan komunitas

32

MAK ITAM | Edisi XIV Tahun 5

kelompok yasinan, remaja mesjid, dalam membangun lembaga keuangan mikro, yang menjadi cikal bakal sebuah koperasi. Sejak awal tahun 2014 lalu, kelompok yasinan dibimbing untuk membangun lembaga keuangan mikro. Setahun berselang, lembaga keuangan hadir dari kelompok yasinan, remaja mesjid dan ada yang mulai berkembang menjadi koperasi. Kelompok yasinan dan remaja mesjid, didorong tidak hanya fokus dalam ibadah keagamaan semata, namun juga turut mengembangkan kegiatan yang memiliki dampak terhadap perkembangan ekonomi anggota kelompok yasinan itu

sendiri. “Ibadah dan ekonomi jemaah akan dapat sejalan, saling bahu-membahu dalam menjaga umat. Untuk itu, pemerintah akan terus mendorong setiap komunitas yang ada di tengah masyarakat, untuk bergerak membangun koperasi,� ungkap Ali Yusuf. Dalam beberapa waktu terakhir, Walikota yang pernah mengemban amanah sebagai wakil rakyat di gedung dewan selama tiga periode itu, juga mendorong lahirnya program Gerakan Menabung Seribu (Gemes). Dengan mengawali pada setiap aparatur sipil negara (ASN), di jajaran organisasi perangkat daerah (OPD), Gemes kini sudah mulai menyentuh jemaah subuh di setiap mesjid dan mushalla di Kota Sawahlunto. Mengapa hanya seribu rupiah, menurut Ali Yusuf yang kini memimpin Sawahlunto bersama Wakil Walikota, Ismed, SH itu, untuk menumbuhkan


disiplin diri. Selain itu, Gemes juga tidak akan berpengaruh langsung dengan keuangan masyarakat. “Dalam jangka waktu tertentu, gerakan menabung seribu rupiah ini, akan bisa dimanfaatkan masyarakat untuk berlebaran, ibadah qurban, umrah, hingga ibadah haji,” yakin Ali Yusuf. Gemes mulai berkembang di setiap OPD dan kelompok masyarakat, dalam waktu dekat, Pemerintah Kota Sawahlunto, akan melaunching Gemes di tingkat kota, sehingga menjadi program perekonomian yang berkembang. Presiden Joko Widodo mengatakan peran koperasi sangat strategis, mengingat semakin ketatnya kompetisi dan persaingan ekonomi yang terjadi saat ini. Tidak hanya persaingan antar daerah,

namun juga antar negara dan kawasan. “Peringatan hari koperasi saat ini, mengingatkan kita semua, agar kita sadar telah berada dan sudah masuk dalam persaingan global yang telah berjalan sejak beberapa waktu lalu,” ungkap Joko Widodo. Kunci memenangkan pertarungan dan kompetisi itu, kata mantan Gubernur DKI dan Walikota Solo itu, kemampuan beradaptasi kecepatan memahami dan menguasai teknologi informasi yang berkembang dengan sangat cepat. “Orang jualan saat ini, tidak lagi di mall, toko-toko, semuanya sudah online store. Kalau kita tidak bisa beradaptasi, ini akan menjadi malapetaka,” katanya. Jokowi melihat potensi koperasi di Indonesia terbilang sangat besar. Apalagi,

koperasi menyasar kepentingan anggota koperasi itu sendiri, yang mampu menyaingi sistem ekonomi kapitalis. Atas Anugerah Satya Lencana Pembangunan Koperasi dan UMKM, dari Presiden RI Joko Widodo, Ali Yusuf, mengucapkan terima kasih kepada Wakil Walikota Ismed, Pimpinan dan anggota DPRD Sawahlunto, Sekretaris Daerah, seluruh OPD, Camat, Lurah, Kepala Desa, seluruh pengurus dan koperasi, dan pelaku usaha serta masyarakat Sawahlunto yang memberikan dukungan dan support. Sebelumnya di tahun 2016, Ali Yusuf juga menerima Anugerah Bakti Koperasi. Anugerah berupa lencana yang diterima Ali Yusuf kala itu, diserahkan Menteri Koperasi dan UKM RI, Anak Agung Ngurah Puspayoga.(humas)

5 Desa Di Sawahlunto Pilot Projek Open Government Indonesia Upaya Percepatan Pembangunan Desa di Kota Sawahlunto mulai menunjukkan prestasi. Setelah mendapat Peringkat Terbaik se-Sumatera Barat dalam Kinerja Pelaksanaan Dana Desa Periode I Tahun Anggaran 2017, 5 Desa di Sawahlunto dipercaya Kementrian Dalam Negeri RI untuk menjadi pilot projek atau percontohan program Open Government Indonesia (OGI) 2017 tingkat nasional. Kepercayaan Kemendagri ini didasarkan pada hasil evaluasi Desa se-Indonesia, dimana desa-desa di Sawahlunto dinilai mampu menunjukkan perencanaan dan pengelolaan anggaran yang baik dalam mendukung program nasional Peircepatan Pembangunan Desa. Walikota menyebutkan dari ratusan Desa di Indonesia yang telah dievaluasi, Kemendagri telah menunjuk 30 Desa dari berbagai daerah se-Indonesia yang dianggap layak untuk menjadi pilot projek program ini, dan 5 desa diantaranya adalah desa di Sawahlunto yakni Desa Muaro Kalaban, Desa Silungkang Oso, Desa Lunto Timur, Desa Balai Batu Sandaran dan Desa Kolok Mudik. Kelima Desa ini sekaligus mewakili wilayah Pulau Sumatera. OGI sendiri adalah program Kemendagri untuk mendorong Pemerintahan Desa menerapkan mekanisme perencanaan pembangunan dan pengelolaan anggaran desa dengan transparan dan terukur guna mempercepat kemajuan Desa.

Percepatan pembangunan Desa ini sendiri menjadi salah satu target kepemimpinan Ali Yusuf-Ismed Walikota dan Wakil Walikota Sawahlunto. Ia memandang percepatan pembangunan Desa dapat tercapai jika Pemerintah Desa mampu berinovasi mengembangkan sumber daya yang ada menghadapi tantangan dengan kompetisi untuk kesejahteraan masyarakat. Menurut Ali Yusuf sekarang ini bukan saatnya lagi aparat Desa hanya dudukduduk di kantor, tetapi lebih banyak turun ke lapangan untuk menjemput aspirasi masyarakat, dan menyampaikan informasi serta melihat permasalahan masyarakat secara lebih dekat. Kepada Kepala Desa ia juga kerap menekankan untuk mempelajari aturan hokum kewenangan pengelolaan keuangan Desa, karena Kepala Desa adalah ujung tombak yang menentukan apakah pembangunan desa dapat berjalan dengan baik. Memastikan pembangunan desa berjalan dengan baik, Ali Yusuf – Ismed tak jarang memantau langsung pembangunan hingga ke wilayah pelosok. Dengan kendaraan trabas ia menempuh jalan-jalan terjal hingga ke pelosok desa untuk memantau langsung proyek pembangunan dan menjaring aspirasi dari warga setempat.*

MAK ITAM | Edisi XIV Tahun 5

33


Anita Dona Asri Mewakili Indonesia Ke Belgia

Gemilang Sejarah Songket Silungkang Kembali Terulang Sejarah gemilang tenun songket Silungkang kembali berulang. Kerajinan kebanggaan masyarakat kota Sawahlunto ini mendapat kesempatan kedua hadir dalam sebuah pameran di Brussel Belgia, setelah lebih dari seratus tahun lalu juga sempat dipamerkan di negara yang sama. Kali ini songket Silungkang dibawa ke Belgia oleh pengrajin wanita asli Silungkang Anita Dona Asri yang diundang untuk mengikuti ekspose dan pameran internasional Europe Developmen Day di Brussel Bergia pada 7-8 Juni 2017, setelah sebelumnya di tahun 1910 seorang pengrajin bernama Ande Baensyah mendapat kesempatan yang sama. Dona lajang kelahiran 13 Mei 1986 ini mengaku undangan dari EDD untuk mewakili pengusaha perempuan muda Indonesia ke Belgia, berawal saat ia mengikuti seleksi melalui LP2M, dibawah naungan Asosiasi Perempuan Pengusaha Kecil Indoneisa (ASPUK). Ia masuk sebagai 12 finalis se-Indonesia dan satu-satunya dari pulau Sumatera. Dan 34

MAK ITAM | Edisi XIV Tahun 5

pada seleksi berikutnya ia kembali terpilih sebagai 2 orang pengusaha yang akan hadir untuk ekspose di EDD Brussel bersama seorang pengusaha asal Lombok. Europe Development Day atau Hari Pembangunan Eropa adalah forum kerjasama pembangunan Internasional yang terkemuka di eropa. Forum internasional ini bertujuan untuk mendorong terjadinya strategi global dalam mengatasi masalah kemiskinan dunia. Pada forum tersebut diundang tokoh-tokoh yang terlibat dalam sector swasta yang memiliki komitmen dalam penanggulangan kemiskinan dari seluruh

dunia. Kesempatan Dona diundang dalam forum EDD ini tak terlepas dari kerja kerasnya mengembangkan songket Silungkang. Perempuan mandiri ini telah akrab dengan songket sejak kecil. Ia mengaku sejak kelas 3 SD sudah mulai belajar bertenun dan membantu kedua orangtuanya Almarhum Syamsamir Rajo Alam dan Nuryati yang merupakan pengusaha tenun songket


Silungkang. Bahkan ketika menempuh pendidikan di Universitas Negeri Padang (UNP) ia bertekad membiayai sendiri kuliahnya hingga tamat dengan bertenun. Dona mengaku saat kuliah ia membawa 1 set ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin) ke rumah kosnya di Padang dan berjibaku mengisi waktu luangnya dengan bertenun. “Minimal saya harus menyelesaikan satu helai songket setiap minggu dan dijual kepada pengusaha di Silungkang untuk biaya perkuliahan satu pekan kedepan. Jika tidak, tidak ada biaya untuk kuliah” ujar perempuan gigih yang berhasil meraih gelar Sarjana Pendidikan di tahun 2010 . Dona mengatakan dari hasil bertenun disaat kuliah, ia mendapatkan penghasilan sekitar 150 ribu rupiah perminggu untk membiayai hidupnya. Dan untuk menjualnya ia harus bolak balik PadangSawahlunto setiap pekan. Setelah mendapat gelar Sarjana, ia sempat mencoba bekerja mengajar sebagai guru, namun hatinya terlanjur terpaut dengan songket. Ia lebih menikmati hidup dengan usaha songket dan akhirnya pada tahun

2014 ia memilih jalan hidup membangun usaha sendiri dengan bendera usaha Dolas Songket. “Saya ingin membangun usaha sendiri dan memajukan kembali nama Dolas Songket yang dulu dibangun oleh orangtuanya dan sempat berhenti beroperasi karena krisis ekonomi” ujar Dona. Ditanya tentang cita-citanya menjadi guru, ia mengatakan bahwa dengan menjadi pengusaha ia sekaligus menikmati profesi sebagai guru, karena untuk membangun usahanya ia harus mengajarkan keterampilan bertenun kepada orangorang yang ingin menggelutinya. Selain menularkan keterampilan bertenun secara sukarela kepada masyarakat di sekitarnya, Dona juga bekerja sebagai instruktur pelatihan bertenun yang diselenggarakaan Dinas Perindustrian Koperasi Dan UKM Kota Sawahlunto. Ia mengaku tak sempat menghitung jumlah pengrajin yang telah belajar bertenun darinya. Selain mengajarkan ilmu bertenun, Ia juga membantu pengrajin dalam memasarkan produksinya dibawah bendera usaha

Dolas Songket. Selain mempromosikan usaha lewat berbagai pameran, Dona juga memanfaatkan media social untuk pengembangan pemasaran. Mengembangkan usahanya, saat ini Dona tengah berkreasi memanfaatkan bahanbahan alam untuk pewarnaan alami kain. Ia mengaku kain tenun dengan pewarnaan alami ini selain harga jualnya jauh lebih baik juga mendapat tempat tersendiri di masyarakat. Muda dan optimis, Dona menyimpan mimpi untuk mengangkat songket Silungkang di dunia Fashion nasional dengan bekerjasama dengan desainerdesainer terkenal. “Saya tahu ini tidak mudah, untuk mendekati dan dilirik oleh desainer-desainer tersebut, tentu saya harus memiliki ‘sesuatu’” ujar Dona yang ingin mencari jalan masuk ke dunia fashion. Peningkatan mutu bahan baku dan kualitas pengerjaan menjadi catatan penting, sebagai oleh-oleh bagi Dona sekembali dari Brussel Belgia. Dona mengaku akan membuat standar operasional khusus, mulai dari bahan, pengerjaan dan kebersihan.* MAK ITAM | Edisi XIV Tahun 5

35


Prof. Yohana Yembise Resmikan Puspaga Sawahlunto

Kunjungan kerja Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI Prof Yohana Yembise di Sawahlunto pada 20 November diisi dengan peresmian Pusat Pembelajaran Keluarga (PUSPAGA) dan kunjungan ke sejumlah layanan masyarakat berbasis ramah anak. Puspaga yang terletak di kawasan Santur ini adalah tempat konsultasi gratis bagi masyarakat Sawahlunto terkait masalah keluarga ataupun pengasuhan anak bersama psikolog professional. Puspaga adalah program unggulan Kemen PPA yang merupakan salah satu unsur prioritas dalam pelaksanaan kebijakan Kabupaten/Kota Layak Anak (KLA). Kehadiran Mentri PPA di Sawahlunto disambut oleh ratusan anak-anak Sawahlunto dengan mempesembahkan beragam kreatifitas seni budaya. Walikota Sawahlunto Ali Yusuf,SPt mengatakan bahwa beragam kreatifitas seni yang ditampilkan oleh anak-anak Sawahlunto adalah bagian dari komitmen Pemerintah berpartisipasi melestarikan pewarisan budaya melalui anak-anak 36

MAK ITAM | Edisi XIV Tahun 5

sekolah dan sanggar-sanggar. Ia menyatakan bangga dengan tumbuhnya kecintaan anak-anak Sawahlunto kepada seni budaya, terlebih kepada seni permainan anak nagari khas Sawahlunto, yaitu Randai. Terlebih lagi Randai yang sedang tumbuh subur digandrungi anak Sawahlunto mendapat kesempatan tampil memeriahkan peringatan Hari Anak Nasional RI di Pekan Baru. Pada kesempatan itu Walikota juga menyerahkan proposal langsung kepada Ibu Mentri, guna meminta bantuan Kementrian dalam menyediakan Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM) untuk meningkatkan pemberdayaan perempuan-perempuan Sawahlunto di bidang industry songket.

Menteri PPA mengapresiasi semangat anak Kota Sawahlunto melestarikan seni budaya. Menurutnya anak harus diberi ruang dan waktu untuk menyalurkan bakat dan kreatifitas, terlebih lagi di bidang seni budaya lokal yang harus dilestarikan. Pada malam itu Mentri juga berdialog langsung dengan Forum Anak Kota Sawahlunto dan membagikan pengalamannya. “Rajin ibadah, disiplin dan tak pernah merasa puas adalah kunci baginya hingga ia bisa menjadi perempuan pertama di Papua yang berhasil meraih gelar doctor dan master di Kanada. “Kita tak pernah tahu, masa depan kita seperti apa. Saya yang datang dari kampung kecil yang jauh di Papua bisa menjadi mentri. Suatu saat nanti kalianlah yang akan menggantikan saya� ujarnya kepada anak-anak Sawahlunto. Pada kesempatan itu ia juga menyerahkan hadiah berupa 1 buah gitar dan 1 set computer kepada Forum Anak Kota Sawahlunto dan 1 unit Mobil operasional perlindungan perempuan dan anak untuk Pemko Sawahlunto.


MAK ITAM | Edisi XIV Tahun 5

37





Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.