H U lingkar Jabar Edisi 205

Page 2

OPINI

Edisi 205 - Tahun 1 - Senin 17 Desember 2012

Iman & Taqwa

Catatan Redaksi

Kebhinekaan Kita pun Kian Tergerus Belakangan ini, publik acapkali melihat beberapa gejala yang merepresentasikan kondisi sosial politik di Indonesia. Yaitu, konflik politik (political conflict) dan kekerasan kolektif (political violence). Kita pun bisa melihat kisruh elite politik, di mana sudah menjurus pada rivalitas personal dan gesekan institusional. ‘Perang dingin’ antara Menteri BUMN, Dahlan Iskan dengan jajaran anggota dewan, barubaru ini telah mengkonfirmasi itu. Keduanya saling beradu argumentasi dan perang pernyataan memperebutkan kebenaran terkait indikasi dugaan praktik pemerasan terhadap BUMN yang dilakukan oleh oknum politisi di Senayan. Kenyataan itu seakan mengilhami gejala yang ada di masyarakat grass root tingkat bawah. Hampir bersamaan, konflik kembali terjadi di Desa Sidoreno, Waypanji, Lampung Selatan. Konflik yang semula dipicu oleh masalah sepele itu secara singkat berkembang menjadi kekerasan kolektif antar-etnis. Meski motif, basis dan latar belakang konflik antara elite di tingkat atas dan masyarakat tingkat bawah berbeda. Namun, entah mengapa bangsa yang notabene dikenal ramah ini bisa seketika begitu mudah tersulut api kemarahan, kebencian dan kegeraman yang memicu konflik horisontal cenderung kian mengkhawatirkan kita semua sebagai warga bangsa. Di tengah kemelut krisis, perjuangan bangsa ini justru tampak dikelola dengan cara-cara penuh emosional. Ego sektoral dan amarah dikedepankan daripada berpikir rasional dialogis. Datangnya informasi kerap diterima secara taken for granted dan sebagai kebenaran mutlak ‘pembenar’ bagi tindakan agresif tanpa mempedulikan kepentingan orang lain. Perilaku ini meniadakan kebebasan berfikir dan peluang untuk menalar bahwa bangsa ini dibangun atas dasar kebhinekaan. Begitu pula kultur dominan bagi demokrasi adalah menghargai keberagaman, kompromi, sikap moderat dan hak-hak individu. Sementara, konflik yang terjadi akan memudarkan nilai dan arti kebhinekaan itu sendiri. Konflik di tingkat elite maupun akar rumput tersebut merupakan fakta tak terbantahkan betapa memelihara kebhinekaan lebih mudah diucapkan daripada diwujudkan. Kebhinekaan sebagai pilar utama bangsa mendapat hambatan serius. Hambatan ini lahir dari tatanan masyarakat kita yang masuk kategori centrifugal democracy. Sebuah kondisi di mana ranah politik sangat kompetitif dengan masyarakat yang terfragmentasi oleh beragam isu dan kepentingan. Hampir tidak ada musuh bersama (common enemy) yang harus dikawal secara simultan oleh seluruh bangsa. Kondisi ini disadari atau tidak telah menyuburkan perilaku individualis, egois, superior, hipokritis, tribalisme, chauvinis, ekstrimis dan dominatif.Semua ini mewujud menjadi sikap personal maupun pilihan komunal yang membisukan nalar kebhinekaan, memakzulkan segala pertimbangan aturan dan hak-hak individual. Di ranah politik, seseorang tidak lagi dipandang sebagai satu pribadi dengan beragam afiliasi. Tidak pula dilihat sebagai orang yang menjadi bagian dari berbagai kelompok yang berbeda-beda. Melainkan, sebagai bagian dari kolektivitas tertentu dengan lekatan identitas tertentu pula. Apalagi, ditambah situasi politik yang kompetitif. Semangat ‘bermusuhan’ antar-elite politik untuk berebut kekuasaan lebih tampak nyata. Dari sini niscaya lahir sistem-sistem nilai yang mendisosiasikan seseorang ke dalam ‘kawan’ dan ‘lawan’, selain budaya patronase (patron-client). Inilah yang melandasi maraknya praktik politik antagonistik, brutal dan penuh dendam. Ketegangan dan konflik politik terjadi akibat dari kerancuan konseptual mendasar ketika memahami identitas manusia.

Renungan Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu, penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayat dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai pikiran

Bobodoran Dodod VS Uneh dod,na ari maneh aweuh deui pagawean salianti nyoo hayam? ‘ck inungna’ dadod@ loba ma,ngan ayena mh kr kaharti kana hayam we. -bari ngusapan terus eta bujur hayam dicolokan pake cingiruneh@ rempan urang mh dod ningali na. dadod@ maksud ema rempan kumaha sih? uneh@ enya we eta hayam te kamana kamana ngan di babawa we. kuatken ka maneh mandi eta te lesot. dadod@ nya salah kitu ma? uneh@ henteu ari salah mh,ngan enya we ari kolot mh sok sieun kumaonam. dadod@ ulah di saruaken jeng si bapa ateuh ma. uneh@ na ari kitu bapa maneh sok kumaha? -reuwasdadod@ nya ari si bapa mh salianti bujur hayam sok di colokan ku cingir,osok oge di colokan ku .... (disensor) uneh@ harrrrr??? gubraggg.... Redaksi Menerima kiriman Tulisan Artikel tentang berbagai topik dan peristiwa. Dimohon untuk tidak mengirimkan tulisan berbau pornografi, menghina SARA, mendiskreditkan pihak tertentu dan memecah belah NKRI. Kirim ke lingkarjabar@yahoo.com (kode : artikel) DIHIMBAU KEPADA SEMUA PIHAK UNTUK TIDAK MEMBERIKAN

IMBALAN ATAU SESUATU KEPADA WARTAWAN LINGKAR JABAR YANG SEDANG MENJALANKAN TUGAS JURNALISTIK

2

Nikmat dan Musibah Terbesar Menurut Islam (2) Oleh: Badrul Tamam

Allah telah memberikan nikmat kepada para nabi dengan nikmat dien, walaupun terkadang mereka hidup sampai meninggalnya dalam kondisi fakir. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, pemimpin umat manusia, manusia terbaik di atas bumi, pembawa bendera pada hari penghisaban, orang pertama yang masuk surga, pemilik syafa’at kubra pada hari kiamat; hidup dengan sangat sederhana. Bahkan alas tidur beliau berupa tikar sehingga ketika bangun, sulamannya membekas pada tubuhnya Beliau tidak pernah kenyang dengan makanan selama tiga hari berturut-turut, dan ketika wafat beliau masih menggadaikan baju besinya dengan 30 sha’ gandum. Aisyah radliyallahu ‘anha berkata, “Pernah berlalu tiga purnama sementara di rumah keluarga Muhammad tidak dinyalakan api. Abdullah bin Zubair bertanya, “Lalu apa makanan Anda sekalian, wahai Ibunda?” Beliau menjawab, “Dua makanan hitam: kurma dan air.” (HR. Bukhari) Dengan kondisi ini, mereka disebut mendapat nikmat. Berarti

nikmat ini bukan nikmat perut. Berapa banyak orang yang perutnya kenyang dengan yang haram dan dipenuhi dengan makanan hasil riba. Betapa banyak orang yang badannya gemuk, tapi menjadi penghuni neraka, menjadi bahan bakar jahannam. Betapa banyak orang yang mobilnya mewah, namun tempat kembalinya ke neraka. Betapa banyak orang memiliki kedudukan tinggi, namun kedudukan itu menempatkannya di neraka. -Kita berlindung kepada Allah dari nasib seperti ini-. Lalu apa nikmat yang hakiki dan terbesar itu? Nikmat hakiki dan terbesar adalah nikmat dien (iman dan Islam). Siapa yang mendapat dien, lalu dia teguh dalam berpegang dengannya maka itu lebih baik dari pada orang kaya yang bergantung kepada harta. Sebaliknya, siapa yang kehilangan nikmat ini akan mendapat adzab. “Dan barang siapa yang menukar ni`mat Allah setelah datang nikmat itu kepadanya, maka sesungguhnya Allah sangat keras siksa-Nya.” (QS. Al-Baqarah: 211)

“Dan barang siapa yang menukar ni`mat Allah setelah datang nikmat itu kepadanya, maka sesungguhnya Allah sangat keras siksa-Nya.” Maknanya, apabila Allah telah menganugerahkan nikmat iman kepadamu, lalu engkau menggantinya

dengan kekufuran dan kemaksiatan setelah engkau mendapatkan nikmat bersambung....

Kisah Sufi Sahabat Nabi : Ja’far bin Abu Thalib

Si Burung Surga (5)

“Ketika Rasulullah mengunjungi kami, terlihat wajah beliau diselubungi kabut sedih. Hatiku cemas, tetapi aku tidak berani menanyakan apa yang terjadi, karena aku takut mendengar berita buruk. Beliau memberi salam dan menanyakan anak-anak kami. Beliau menanyakan mana anakanak Ja’far, suruh mereka ke sini.”

Melihat Zaid jatuh, Ja’far segera melompat dari punggung kudanya, kemudian secepat kilat disambarnya bendera komando Rasulullah dari tangan Zaid, lalu diacungkan tinggitinggi sebagai tanda pimpinan kini

beralih kepadanya. Dia maju ke tengah-tengah barisan musuh sambil mengibaskan pedang kiri dan kanan memukul rubuh setiap musuh yang mendekat kepadanya. Akhirnya musuh dapat mengepung dan men-

geroyoknya. Ja’far berputar-putar mengayunkan pedang di tengahtengah musuh yang mengepungnya. Dia mengamuk menyerang musuh ke kanan dan kiri dengan hebat. Suatu ketika tangan kanannya terkena sabetan musuh sehingga buntung. Maka dipegangnya bendera komando dengan tangan kirinya. Tangan kirinya putus pula terkena sabetan pedang musuh. Dia tidak gentar dan putus asa. Dipeluknya bendera komando ke dadanya dengan kedua lengan yang masih utuh. Namun tidak berapa lama kemudian, kedua lengannya tinggal sepertiga saja dibuntung musuh. Ja’far pun syahid menyusul Zaid. Secepat kilat Abdullah bin Rawahah merebut bendera komando dari komando Ja’far bin Abu Thalib. Pimpinan kini berada di tangan Abdullah bin Rawahah, sehingga akhirnya dia gugur pula sebagai syahid, menyusul kedua sahabatnya yang telah syahid lebih dahulu.Rasulullah SAW sangat sedih mendapat berita ketiga panglimanya gugur di medan tempur. Beliau pergi ke rumah Ja’far, didapatinya Asma’, istri Ja’far, sedang bersiap-siap menunggu kedatangan suaminya. Dia mengaduk adonan roti, merawat anak-anak, memandikan dan memakaikan baju mereka yang bersih. Asma’ bercerita, “Ketika Rasulullah mengunjungi kami, terlihat wajah beliau diselubungi kabut sedih. Hatiku cemas, tetapi aku tidak

berani menanyakan apa yang terjadi, karena aku takut mendengar berita buruk. Beliau memberi salam dan menanyakan anak-anak kami. Beliau menanyakan mana anak-anak Ja’far, suruh mereka ke sini.” Asma’ kemudian memanggil mereka semua dan disuruhnya menemui Rasulullah SAW. Anakanak Ja’far berlompatan kegirangan mengetahui kedatangan beliau. Mereka berebutan untuk bersalaman kepada Rasulullah. Beliau menengkurapkan mukanya kepada anak-anak sambil menciumi mereka penuh haru. Air mata beliau mengalir membasahi pipi mereka. Asma’ bertanya, “Ya Rasulullah, demi Allah, mengapa anda menangis? Apa yang terjadi dengan Ja’far dan kedua sahabatnya?” Beliau menjawab, “Ya, mereka telah syahid hari ini.” Mendengar jawaban beliau, maka reduplah senyum kegirangan di wajah anak-anak, apalagi setelah mendengar ibu mereka menangis tersedu-sedu. Mereka diam terpaku di tempat masing-masing, seolaholah seekor burung sedang bertengger di kepala mereka. Rasulullah berdoa sambil menyeka air matanya, “Ya Allah, gantilah Ja’far bagi anak-anaknya... Ya Allah, gantilah Ja’far bagi istrinya.” Kemudian beliau bersabda, “Aku melihat, sungguh Ja’far berada di surga. Dia mempunyai dua sayap berlumuran darah dan bertanda di kakinya.” ***

Jika Allah Sudah Cinta Kepada Hamba (2) Bagi orang yang membuktikan cintanya kepada Allah dengan mengikuti utusan-Nya, maka Allah memberikan buah manis untuknya, yaitu Allah mencintainya. Dan siapa yang mendapat kecintaan Allah, ia akan mendapatkankan kebahagiaan dunia dan akhirat. Jika Allah sudah cinta kepada hamba, Dia akan memberikan beberapa karunia yang terbaik untuknya, di antaranya yang disebutkan dalam hadits qudsi berikut ini: Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Sesungguhnya Allah Ta’ala berfirman: “Siapa yang memusuhi wali-Ku maka sesungguhnya Aku telah menyatakan perang terhadapnya. Dan tidaklah hamba-Ku mendekatkan diri kepada-Ku dengan sesuatu ibadah yang lebih Aku cintai dari apa yang telah Aku wajibkan kepadanya. Dan senantiasa seorang hambaKu mendekatkan diri kepadaKu dengan amalan-amalan Sunah hingga Aku mencintainya. Jika Aku mencintainya maka Aku menjadi pendengarannya yang ia gunakan untuk mendengar, penglihatannya yang ia gunakan untuk melihat, dan sebagai tangannya yang ia gunakan untuk berbuat, dan sebagai kakinya yang ia gunakan untuk berjalan. Dan jika ia meminta (sesuatu) kepada-Ku pasti Aku akan memberinya, dan jika ia memohon perlindungan kepada-Ku pasti Aku akan melindunginya.” (HR. Al-Bukhari) Hadits ini menjelaskan, bahwa di antara sebab yang mendatangkan kecintaan Allah adalah

mengerjakan amal-amal sunnah sesudah yang wajib secara kontinyu. Dan jika Allah sudah mencintai hamba, maka Allah akan memberi petunjuk pada anggota tubuhnya. Sehingga ia akan berkata dan berbuat sesuai keridhaan-Nya. Maksud Allah menjadi pendengarannya: Allah akan memberi petunjuk kepadanya pada pendengarannya sehingga ia tidak mendengar kecuali yang mendatangkan keridhaan-Nya. Maksud Allah menjadi penglihatannya: Allah akan memberi petunjuk kepadanya pada penglihatannya sehingga ia tidak akan melihat kecuali apa yang dicintai Allah. Sementara maksud Allah menjadi tangannya yang dengannya ia berbuat: Allah memberi petunjuka pada tangannya sehingga ia tidak berbuat dengan tangan-Nya kecuali apa yang diridhai Allah ‘Azza wa Jalla . Sedangkan maksud Allah menjadi kakinya yang dengannya ia melangkah: Allah memberi petunjuk pada kakinya sehingga ia tak melangkah/ berjalan dengan kakinya kecuali untuk sesuatu yang diridhai oleh Allah ‘Azza wa Jalla.Buah manis lain yang akan hamba tersebut dapatkan adalah doanya akan didengar dan dikabulkan. Ia berada pada perlindungan Allah ‘Azza wa Jalla dari segala yang mengancam dirinya. . . . bahwa di antara sebab yang mendatangkan kecintaan Allah adalah mengerjakan amal-amal sunnah sesudah yang wajib secara kontinyu. . .Inilah beberapa tanda jika Allah sudah cinta

kepada hamba, Dia akan memberi petunjuk kepada hamba tadi dalam perkataan dan perbuataanya. Jika hamba tadi sebantiasa benar pada perkataan dan perbuatannnya itu menujukkan bahwa Allah telah mencintai-Nya. Allah Ta’ala berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki bagimu amalanamalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan barang siapa menaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar.” (QS. Al-Ahzab: 70-71) Buah manis lain untuk orang yang telah dicintai Allah adalah ia akan dicintai dan diterima di tengah penduduk bumi. Disebutkan dalam al-Shahih, “Apabila Allah mencintai seorang hamba maka Dia menyeru, sesungguhnya Allah mencintai fulan maka cintailah ia. Lalu Jibril mencintainya. Kemudian Jibril menyeru penghuni langit, sesungguhnya Allah mencintai fulan maka cintailah ia oleh kalian. Lalu penghuni langit mencintainya. Kemudian diberikan padanya penerimaan di bumi.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu, lafadz milik Al-Bukhari) Dalam riwayat Muslim, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Sesungguhnya Allah Ta’ala apabila mencintai seorang hamba, Dia menyeru Jibril seraya berfirman: Sesungguhnya Aku mencintai fulan maka cintailah ia. Lalu Jibril bersambung....

Penerbit : PT. PANCA LINGKAR MEDIA Griya Indah Bogor Blok C No. 3 Jl. KH. M. Soleh Iskandar Kota Bogor - Telp./ Fax . 0251-8663605 SIUP : 517/345/PK/B/BPPTPM/V/2012 NPWP : 31.493.964.6.404.000 email : lingkarjabar@yahoo.com Rekening : Bank BCA Cabang Juanda No. Rek: 0953025563

Penasihat H. HARIS THAHIR • Pemimpin Umum AANG SUTRISNA • Pemimpin Perusahaan DEDDY AFRIADI, SH • Pemimpin Redaksi & Penanggung Jawab COKY PASARIBU • Dewan Redaksi ENANG SUTRIYADI, - PIYARSO HADI - COKY PASARIBU - H. RM. DANANG DONOROSO - H. DIDI CHOSIDIN - H. TARWONO - FUZI MARKUNAH - RIZKI ASTAKA • Redaktur Pelaksana M. BASIR • Asiten Redaktur : MUHAMMAD ALI • Staf Redaksi : DEDE SUHENDAR - IWAN R. - JASON SEMBIRING - ASEP SUPRIADI - ANDREAS TAIRAS • INDRIANI • ANDRI Fotographer : E. SUTRIYADI • Desain & Artistik : H. SANDI SANJAYA • Layout : ANGGA HARJA S. - M. RENDY IRAWAN• Perwakilan : (Bekasi) SAFA ARIS MUZAKAR (Kepala) - SUGENG BIANTORO - RIBAH SETIAWAN - ADI TOTALOR - HISAR PS - RIZAL R.P • (Depok) HARLIS SYAM - FERRY M.S. • (Cianjur) RUSDI - AGUS SHOLEH • (Garut) BADEN ABDURACHMAN MOCH JULIADI • (Sukabumi) HEPIE HERMAWAN (Kepala) • R.YOPPY S JBSC - HANDOYO - WAHID - ADE MISBAHUL YOGA - DASEP GUNTUR (Kontributor Sukabumi) • YAYAN SURYANA - ELIS SUSILAWATI (Kota Bandung) FERRY ARDIANSYAH - HERI JUHANA (Kab. Bandung) KI AGUS N FATAH - UDEN SOBIRIN • R. GINDO • RUSTANDI (Sumedang) YAYAT H. HARI M. • (Karawang) RUSLI • (Subang) ALIM MUNANDAR - H. ADE RACHMAT • (Purwakarta) TRYAS HENDRAYANA• (Cirebon) SUBAGIO (Kepala), WASTIJA, APIP, HENDI, DUDI P • (Kuningan) DEDE P. • (Tasikmalaya) CECEP • (Garut) RIZAL • (Ciamis) ABDUL ROJAK • (Banjar) AEP • (Majalengka) GARIB SETIA - SAMSUL• (Indramayu) IHSAN MAHFUDZ Koresponden : M. NASIR - AFRIYOU RIZAL - TRI AHMAD KUSMANTO - TUMPAL PANJAITAN - YUSUF FADILAH Sirkulasi : AGUS MUDRAZAT - SUSAN WIJAYANTO - YANTO - ADI R.

WARTAWAN LINGKAR JABAR ADALAH YANG TERCANTUM DALAM BOX REDAKSI DAN DILENGKAPI KARTU PERS ATAU SURAT TUGAS

PT. PANCA LINGKAR MEDIA Direktur Utama : PIYARSO HADI • Marketing/Promosi : KENNY FARAH CAROLINE SAPULETE - AMALLIA RETNO SAPUTRI • Pengembangan Usaha & Iklan : YUDHI KURNIAWAN - A. SAFITRI HANDAYANI - RENDY M. ADAM - ARN CONSULTANT • Bagian Umum : IAN - ANDRI


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.