HARIAN SEMARANG 271211

Page 3

AYO MBANGUN KUTHO

3

SELASA, 27 Desember 2011

Pentingnya Perencanaan Sebelum Menikah Oleh Wara Merdekawati

Endang Rukminingsih

Ketua RT 07/RW 06 Gemah

Jauhi Sifat Buruk

PERnaHKan Anda mendengar ada lingkungan RT dipimpin oleh seorang perempuan. Di zaman emansipasi wanita memang perlu bermunculan generasi baru khususnya para ibu-ibu rumah tangga. Contohlah seperti keberanian Endang Rukminingsih, Ketua RT 07/RW 06 Kelurahan Gemah. Ia hanya seorang ibu rumah tangga biasa, namun keberanian patut kita teladani mengapa berani mencalonkan diri menjadi ketua RT yang sudah berlangsung tiga tahun lebih ini. “Memang jadi ketua RT ini atas kemauan saya sendiri. Karena warga kami tidak ada yang mau atau ditunjuk, terpaksa saya maju dan memberanikan diri,” tuturnya. Ditemui di sela-sela kerja bakti beberapa waktu lalu, ibu berusia 54 ini begitu bersemangat di antara para kaum pria pada waktu kegiatan bersih-bersih. Mungkin karena sudah tanggungjawabnya sehingga harus bisa memimpin warganya. “Semua adalah tanggungjawab, dan saya tetap harus turun langsung memimpin kegiatan kerja bakti walaupun temannya orang laki-laki. Yang penting kami sudah memberi contoh,” ucapnya. Sementara ketika ditanya motivasi menjadi ketua RT, ibu tujuh anak ini semata-mata hanya mempunyai rasa peduli. “Karena pengalaman sebelumnya jadi RT sering disalahkan warga jadi banyak yang tidak mau. Tetapi saya berusaha menjauhi sifat buruk tersebut dan yang penting lingkungan kami rukun,” jelasnya. (gus)

T

ujuan hidup seseorang pastinya akan menikah dengan orang yang dikasihinya. Namun sebelum menikah, sebaiknya punya perencanaan agar dapat membentuk keluarga yang ideal. Hal ini dikatakan Kasubid Pelayanan KB dan Perlindungan Hak-hak Reproduksi, Tegoeh Tri Adijanto dalam acara talkshow family planning yang diadakan Tim Kampanye PR Mahasiswa D3 Komunikasi Undip Jumat malam lalu di Balai Kelurahan Panggung Lor. Menurutnya, keluarga ideal merupakan keluarga yang mampu menjalankan peran sesuai dengan fungsinya. Terlebih penduduk remaja lebih dominan sekitar 27-30%, sehingga edukasi mengenai

perencanaan pernikahan sangat penting dilakukan bagi remaja. Untuk mencapai keluarga ideal, katanya, ada delapan fungsi yang harus dipahami oleh tiap pasangan yang akan menikah. Di antaranya fungsi agama, sosial budaya, perlindungan, reproduksi, dan ekonomi. “Keluarga ideal itu harus melalui ketahanan keluarga sehingga sebelum menikah penting melakukan perencanaan baik dari segi mental maupun kesehatan. Dengan family planning ini diharapkan dapat menekan angka perceraian dan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT),” lanjutnya. Sementara itu, Camat Semarang Utara Djaka Sukawijana mengatakan, kegiatan talkshow ini sangat baik ditujukan bagi para remaja dalam hal ini anggota karang

HARSEM/WARA MERDEKAWATI

lakone

Sebelum menikah sebaiknya membuat sebuah perencanaan dan memperhatikan delapan fungsi untuk membentuk keluarga yang ideal.

Kasubid Pelayanan KB dan Perlindungan Hak-hak Reproduksi, Tegoeh Tri Adijanto saat memberikan paparan taruna yang belum menikah. Karena bagi remaja yang akan menikah diharapkan sudah memiliki perencanaan. Terpisah, Humas Kampanye PR Family Planning Danang Kurniawan berharap dengan adanya talkshow ini dapat

menekan laju penduduk. “Setidaknya remaja diedukasi untuk tidak nikah di usia muda, selain harus memiliki perencanaan yang matang juga membantu program pemerintah dalam menekan laju penduduk,” harapnya. (gus)

Pelatihan Merias untuk Warga Miskin BuLu LOR-Untuk mengurangi angka kemiskinan di wilayah Kelurahan Bulu Lor, BKM Ngudi Rahayu belum lama ini memberikan bantuan berupa pelatihan dan unit pengelola sosial (UPS). Sebagai mitra pemerintah, pihaknya juga ikut bertanggungjawab dalam pengentasan kemiskinan. Koordinator BKM Ngudi Rahayu, Margo Sumaryono mengatakan, berdasarkan data yang diperoleh dari kelurahan, wilayah Bulu Lor ada sekitar 4.700 warga miskin yang harus dientaskan. Upaya BKM dalam

mendukung program pemerintah tersebut dengan mengadakan berbagai pelatihan dan pinjaman dana bergulir. “Kebetulan dari BKM mendapatkan Bantuan Langsung Mandiri (BLM) dari PNPM Mandiri anggaran APBN 2011 sebesar Rp 70 juta yang dibagikan untuk tiga kegiatan. Salah satunya untuk kegiatan UPS dengan menyelenggarakan pelatihan tata rias,” ungkapnya di sela-sela pemberian pelatihan tata rias di Balai Kelurahan Bulu Lor, kemarin. Menurutnya, pelatihan tata rias ini diadakan sesuai keinginan PKK kelurahan,

mengingat wilayahnya masih kekurangan warga yang pandai merias. “Jika ada warga yang pandai merias, otomatis mereka akan membutuhkan jasanya. Atas dasar itulah peserta dari perwakilan RW dilatih bagaimana cara menata rias yang baik,” jelasnya. Dikatakan, melihat peluang yang sangat bagus pelatihan tata rias akhirnya diutamakan. Minimal dengan pelatihan ini dapat membantu dirinya, tetangga dan diharapkan dapat dikembangkan untuk menambah penghasilan keluarga.

Dijelaskan, sebagai tindak lanjut pelatihan tata rias, BKM pun memfasilitasi dalam hal peminjaman modal. Namun dengan pembentukan kelompok yang terdiri dari lima anggota. “Kita harapkan tidak sekadar pelatihan saja, namun harus ada tindak lanjut dan BKM siap membantu mengenai pengadaan modal,” lanjutnya. Lurah Bulu Lor, Sri Setyanto menambahkan, pelatihan yang diselenggarakan tersebut sangat positif karena bisa dimanfaatkan warga untuk membantu penghasilan keluarga. (wam/gus)

Catatan Akhir Tahun

manfaat Pengolahan Sampah Rumah Tangga Oleh: Lissa Febrina, Wartawan Harian Semarang RuMaH tangga merupakan sektor penghasil sampah terbesar khususnya di daerah perkotaan. Ketika berbicara tentang bagaimana dan dari mana harus memulai upaya mengurangi dan menyelesaikan persoalan sampah. Tentunya masalah ini tak lepas dari sejauh mana penanganan pembuangan sampah itu dimulai. Maka, upaya untuk menanganinya sangat berarti bila dimulai dari tingkat rumah tangga dengan melakukan kegiatan pengolahan sampah lewat komposting. Hal tersebut diharapkan dapat membantu pemerintah dalam mengurangi volume sampah di tempat pembuangan akhir (TPA) yang berada di Jatibarang dan juga untuk mendukung

penilaian Adipura. Sepanjang 2011 Pemerintah Kota Semarang, dalam hal ini Walikota Soemarmo terus meminta kepada masyarakat di tingkat rumah tangga untuk bisa memanfaatkan sampah dengan didaur ulang. Tujuannya, yakni mengurangi volume sampah di TPA Jatibarang. “Saya ingin masyarakat peduli terhadap masalah sampah, serta sebisa mungkin sampah diolah dan didaur ulang untuk menjadikan kerajinan. Sampah juga bisa diolah menjadi pupuk kompos dengan berbagai cara, yakni lewat takakura maupun komposting,” jelas walikota yang selalu memberikan imbauan setiap berkunjung di beberapa kelurahan. Berdasarkan pengamatan, banyak masyarakat yang akhirnya mulai sadar melakukan imbauan walikota yang dimulai dari kelurahan hingga turun ke warga lewat kegiatan PKK. Banyak mereka yang mulai melakukan pengelolaan sampah di tingkat rumah tangga hingga komunitas, terutama untuk pengolahan jenis sampah organik.

Seperti yang terlihat kegiatan pilah sampah dan komposting di lingkungan warga RT 03/RW 05 Kelurahan Tugurejo, Kecamatan Tugu yang tergabung dalam kelompok pilah sampah (KPS) Mawar Merah. Mereka sudah bisa memproduksi komposting dan bahkan sudah mampu memasarkannya. Mereka memang sudah lama melakukan kegiatan pilah sampah dan mengolahnya dengan baik. Kegiatan ini pun rutin dilakukan setiap minggunya. Dengan demikian penumpukan sampah tidak akan terjadi karena mereka aktif dan rutin mengolah sampah untuk menghasilkan uang. Semangat mereka juga tidak lepas dari dukungan dan bantuan BLH Kota Semarang lewat BKM Makmur Abadi. Salah satu Ketua Kelompok Pengelola Sampah (KPS) Tugurejo, Tatik Pudjianto mengatakan, pengolahan sampah dari rumah tangga melalui komposting dilakukan oleh PKK setempat. “Mereka adalah para ibu-ibu PKK yang tinggal di perumahan dan kami semua kompak menjalankan kegiatan komposting. Apalagi di sini masing-masing rumah memiliki bank sampah,” jelasnya. Sepanjang tahun 2011 ini, komposting juga merupakan salah satu indikator tertinggi dalam

penilaian Adipura di suatu wilayah. Ini berarti membuktikan betapa pentingnya pengolahan sampah yang di antaranya lewat komposting. Seperti yang dilakukan warga RW 01 Kelurahan Sawah Besar, Kecamatan Gayamsari yang tahun ini sebagai kelurahan sasaran program pengentasan kemiskinan. Potensi lokal yang ada juga dioptimalkan agar bisa menghasilkan pendapatan tambahan terutama bagi keluarga miskin. Salah satunya Kelompok Pengolah Sampah (KPS) Pandanwangi yang berhasil mengolah sampah menjadi kompos. Melalui program Gerdu Kempling yang juga menggandeng Bank BTN Syariah dan STIMART AMNI, kelompok ini mendapat bantuan CSR dari BTN Syariah sebesar Rp 20 juta. Bantuan di antaranya digunakan untuk pengadaan tong sampah organik/nonorganik, mesin giling sampah, pembangunan rumah kompos dan bak penampung kompos. Menurut Ketua KPS Pandanwangi, Kamidi, masing-masing kelompok mempunyai tugas, mulai dari memungut bahan baku limbah dari rumah penduduk, memilah sampah dan mengolahnya menjadi kompos. Untuk mencari bahan baku tidak mengalami kesulitan mengingat sampah

Pohon Bambu di Mr Wuryanto Membahayakan

Asisten 1 Kota Semarang Adi Tri Hananto menyerahkan secara simbolis sertifikat tanah kepada warga Bandarharjo dalam program sertifikat massal yang dilakukan BPN Kota Semarang, kemarin

HARSEM/DOK

HARSEM/DOK

HAlAmAn ini khusus disediakan bagi warga masyarakat, lembaga instansi pemerintahan dan swasta, lembaga sosial kemasyarakatan, lembaga keagamaan. Silakan kirimkan foto-foto kegiatan yang bernilai berita ke redaksi. Foto harap disertai keterangan singkat dan dapat langsung dikirimkan ke redaksi maupun via email: harian.semarang@yahoo.com. Redaksi akan memuat tanpa memungut biaya.

Kecamatan Ungaran Barat kemarin menggelar dzikir dan sholawat diawali dengan istighotsah, tahlil, pembacaan yasin, manakib Shultonil Auliya Sayidina Syekh Abdul Qodir Al Jilani RA, Maulidurrasul SAW. Hadir Bupati Semarang, anggota DPRD, Camat Ungaran Barat, para staf, lurah/kades, ormas, sesepuh, kiai, masyarakat dan Jamaah Al Khidmah

sudah dipilah sejak dari rumah warga. Meskipun usaha ini harus telaten dan ada niat yang tinggi. Walikota Semarang Soemarmo beberapa waktu lalu juga bersepeda di Kelurahan Sawah Besar sembari meninjau pengolahan sampah Pandanwangi. Walikota memberikan apresiasi kepada kelompok ini yang menjadikan pembuatan kompos sebagai pilihan yang tepat, karena pemasarannya jelas dan hasilnya bisa meningkatkan pendapatan warga miskin. Ketua TP PKK Kota Semarang, Hermin Soemarmo juga mengatakan, program komposting jangan hanya jarkoni. “Kita mulai dari dalam diri kita sendiri dengan mengolah sampah domestik rumah tangga kita,” pintanya. Hermin juga meminta apabila di setiap rumah ada pengolahan sampah sisa sayuran yang bisa dihasilkan, tentu dapat digunakan sebagai media tanam. Tidak hanya mengolah sampah sisa sayuran menjadi media tanam, namun juga memamerkan hasil olahan sampah menjadi barang-barang yang berguna, seperti tas laptop, tikar dan celemek dari bekas bungkus detergen dan pewangi pakaian. (gus)

SuMuREjO-Musim penghujan sejumlah pohon yang berada di pinggir jalan raya sering membahayakan para pengguna jalan. Seperti pohon bambu yang berada di Jalan Mr Wuryanto, Kelurahan Sumurejo, Kecamatan Gunungpati. Karena mengkhawatirkan, Minggu lalu seluruh staf Kelurahan Sumurejo bersama puluhan warga melaksanakan kerja bakti melakukan penebangan pohon bambu yang menjalar ke jalan raya. Menurut Seklur Sumurejo, Riwanto, kegiatan kerja bakti yang dilakukan bersama warga dengan menebang pohon untuk memberikan rasa nyaman dan aman kepada warga yang melintasi di Jalan Mr Wuryanto. “Keberadaan pohon yang menjalar ini terlihat di turunan Jalan Mr Wuryanto dekat kantor kecamatan yang kondisinya sangat rimbun. Ketika hujan sering terjadi beberapa bambu berjatuhan ke jalan raya karena tertiup angin dan hujan deras,” ujarnya. Bambu-bambu yang menjalar ke jalan raya, katanya, otomatis sangat mengganggu pengguna jalan. Apalagi kondisi jalan tersebut menurun dan saat hujan sangat membahayakan para pengguna jalan yang ada di sekitarnya. Menurutnya, ada puluhan pohon bambu yang ditebangi warga dan dibiarkan di pinggir jalan. “Apalagi pohon bambunya tidak layak jual karena masih muda. Itu sebabnya sisa pohon ini juga mengganggu di jalan raya,” imbuhnya. Selain menebangi pohon bambu, puluhan warga dan staf kelurahan juga melakukan pembersihan saluran air yang ada di pinggir jalan. Hal ini dilakukan agar air tidak mengalir ke jalan raya. “Untuk mengantisipasi banjir atau luberan air dari saluran ke jalan raya atau ke permukiman, saluran air juga kami bersihkan. Selain itu untuk mengantisipasi penyakit demam berdarah, kami juga mengajak kader PKK dan jumantik untuk melakukan pemberantasan sarang nyamuk. (lif/gus)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.