HARIAN SEMARANG 250112

Page 4

desakundi

RABU, 22 25 Agustus Januari 2012 senin, 2011

demak salatiga kendal ungaran purwodadi n

n

n

Tol Ungaran-Bawen Baru 5,4 Persen

Dak 2011 Belum Digunakan keNDal–Pada tahun 2012 ini, rencananya Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (P dan K) kembali akan mendapat dana aloksi k(DAK) dari pusat senilai Rp 38 millliar dan dana bantuan provinsi (banprov) sebesar Rp 28,3 milliar. Sementara pada tahun 2011 Dinas P dan K Kendal sudah mendapatkan dana alokasi khusus (DAK) sebanyak Rp 37 milliar dan bantuan psenilai Rp 28 milliar. Namun dana itu belum digunakan. Kepala Dinas Pendidikan, Biyanto, mengatakan, dana DAK tahun 2011 belum sempat digunakan karena juklaknya terlambat turun. “Juklak baru turun bulan September 2011, padahal, DAK 2011 penggunaanya harus dilakukan secara lelang,” katanya. Biyanto menjelaskan, kasus terlambatnya turunya juklak DAK pendidikan juga terjadi di daerah lain sehingga mereka juga jarang yang berani menggunakan bantuan DAK karena waktu yang mepet karena jika dipaksakan untuk dijalankan maka hasilnya pasti kurang maksimal dan tidak selesai. ”Karena waktunya sangat mepet kita pastikan DAK pendidikan 2011 baru kita jalankan pada 2012 mendatang. Bahkan rehab sekolah rusak dari DAK 2010 juga belum selesai pada 2011 lalu. Ia menegaskan, di Kabupaten Kendal sedikitnya ada 554 ruang kelas sekolah dasar (SD) dan 85 ruang kelas sekolah menengah pertama (SMP) yang mengalami kerusakan. (ono/nji)

MI & BISNIS

n Terhambat Pembebasan lahan PTPN IX dan SDN kandangan Oleh Nino adisumarto PTPN IX masih menolak alat berat masuk lokasi proyek tol dengan alasan lahan belum dibebaskan. Dikhawatirkan proyek tol Ungaran-Bawen molor.

P

eNGeRJaaN proyek tol SemarangSolo ruas Ungaran-Bawen terkendala pembebasan tanah milik PTPN IX dan relokasi SDN Kandangan 02-04. Hal ini dikhawatirkan oleh kontraktor akan menyebabkan molornya jadwal penyelesaian proyek tidak sesuai jadwal yang ditetapkan dalam kontrak kerja. Kepala Lapangan PT Waskita Karya, Eko Suyono menjelaskan, dengan belum selesainya proses relokasi SDN Kandangan 02-04 dan pembebasan tanah milik PTPN IX, praktis akan mempengaruhi jadwal dan tahapan kerja pihaknya. “Seharusnya sejak awal kami sudah mengerjakan pengerukan tanah di lokasi SDN Kandangan, tapi belum adanya realisasi relokasi maka untuk sementara pekerjaan dialihkan ke lokasi lainnya,” terang Eko, kemarin. Dijelaskan, volume pengerukan tanah di Kandangan diperhitungkan mencapai 600.000 meter kubik, dengan kedalaman mencapai sekitar 30 meter. “Untuk itu saya berharap pihak TPT segera melakukan relokasi bangunan SDN Kandangan. Bila tidak segera dirolakasi sudah pasti akan berpengaruh jadwal pengerukan,” kata Eko. “Pengerukan itu sendiri merupakan

ENGAH

meningkat, Pelanggan listrik Prabayar

Dewan minta Pasar Rejosari Tradisional SalaTIGa–Rencana pembangunan Pasar Rejosari Salatiga, masih tanda tanya. Hal ini, Ekspose pertama yang dilakukan pihak investor PT Patra Berkah Itqoni, Malang Jawa Timur belum diterima DPRD Salatiga. Sebab dinilai mentah terkait perjanjian kerjasama antara investor dengan Pemkot Salatiga. Wakil Ketua DPRD Kota Salatiga, HM Faturahman ketika ditemui Harsem, di ruang kerjanya mengatakan, setelah mendengar paparan dari pihak investor pekan lalu, Komisi II DPRD Kota Salatiga mendapat mandat meninjau ke lapangan dan bertemu dengan pedagang. Sedangkan Komisi I bertugas melakukan pencermatan dan pengkajian perjanjian kerjasama, dan Komisi III mengkaji harga serta rencana fisik bangunan. “Semua komisi sudah mendapatkan mandat untuk mengkaji masalah perjanjian kerjasama pembangunan Pasar Rejosari. Ini dewan belum mengetahui draf perjanjian kerjasama. Waktu yang membuat pihak Pemkot Salatiga (eksekutif) dengan pihak investor. Sehingga, bisa saja setelah dewan turun lapangan, perjanjian kerjasama berubah sebagian atau total,” jelas Maman, demikian biasa disapa. Ditambahkan, yang sudah sepakat dengan perjanjian kerjasama adalah pihak Pemkot Salatiga dengan PT Patra Berkah Itqoni, tetapi pihak dewan belum menyetujui. Hingga kini DPRD Kota Salatiga masih menunggu surat dari eksekutif untuk melakukan pembahasan secara menyeluruh. Dari ekspose pertama kali itu, waktu yang diberikan 45 hari untuk memberikan jawaban ke dewan. Untuk memberikan masukan kepada investor, pihak dewan akan mencari masukan dari pedagang. Hal ini sesuai tugas-tugas dewan, yang salah satunya melakukan pantauan dan menyerap aspirasi masyarakat (hes/nji)

pekerjaan vital, karena di bawahnya nanti merupakan ruas jalur tol yang di atasnya akan dibangun over pass,” tambah dia. Eko menambahkan, pihaknya juga menyayangkan tertundanya pembebasan tanah milik PTPN IX. Pasalnya, hal itu berbuntut pada penolakan pihak PTPN terhadap proses mobilisasi alat berat PT Waskita Karya. “Padahal mobilisasi alat berat itu penting untuk mengerjakan jalur akses tol Bawen. Kalau mobilisasi alat berat tidak diizinkan melalui area PTPN, kami tidak mungkin dapat mengerjakan akses jalur tol Bawen,” ujarnya. Padahal, menurut Eko, selama ini pihaknya telah mengantongi izin pengerjaan proyek di lahan milik PTPN dari gubernur dan direktur PTPN pusat. Namun situasi di lapangan berbeda, petugas PTPN IX bersikeras menolak masukhya alat berat di lokasi. “Mungkin petugas PTPN IX belum menerima tembusan dari pusat,” ungkap dia. Menurut Eko, keterhambatan pembebasan tanah tersebut disebabkan belum adanya kesepakatan harga ganti rugi lahan. Informasinya yang diterima pihaknya, pemberkasan sudah dilakukan antara PTPN IX dengan pihak tim pembebasan tanah (TPT). “Katanya tinggal

HARSEM/DOK

Sejumlah alat berat masih melakukan pekerjaan awal proyek jalan tol ruas Ungaran-Bawen menunggu proses pembayaran, dan kami boleh memengerjakan di lokasi PTPN IX. Tapi nyatanya petugas menolak mobilisasi alat berat di lokasi,” katanya. “Masalah pembayaran ganti rugi memang masih simpang siur. Ada juga informasi yang menyatakan PTPN minta harga lebih, tapi ada juga yang mengatakan bahwa harga ganti ruginya belum ditetapkan tim apraissal,” tambah dia. Dikatakan, sejauh ini progres

pembangunan jalan tol ruas Bawen baru mencapai sekitar 5,4% dari total panjang 4 km, yang meliputi 1.015 meter jalur utama tol dan 3 km jalur akses keluar masuk tol. “Sebenarnya kami harapkan relokasi dan pembebasan tanah PTPN IX segera diselesaikan. Karena kami ingin menyelesaikan proyek ini sesuai jadwal yang ditetapkan dalam kontrak. Apalagi di ruas Bawen ini terdapat 1 under pass dan 5 over pass,” pungkas dia. (nji)

Mudik Berobat TBC, Ditangkap Distributor Pupuk Grobogan Bertambah HARSEM/SUKMA WIJAYA

SalaTIGa–Sejak diluncurkan program pelanggan listrik sistem prabayar oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN) Unit Pelayanan Jaringan (UPJ) Kota Salatiga, jumlah pelanggannya terus mengalami peningkatan tajam. Hingga pertengahan Januari 2012, jumlah pelanggan telah mencapai 5.900 pelanggan. Meningkat dibanding periode lalu tahun 2011 sekitar 2.400 pengguna prabayar. Manager PLN UPJ Kota Salatiga Totok Suharto mengatakan, jika dirata-rata, permintaan pemasangan baru dengan sistem prabayar berjumlah 300 rumah per bulan. Untuk peminat sistem ini yang dimulai pada 2009 selalu mengalami peningkatan. Selain itu, tidak ada batasannya karena sesuai dengan tujuan PLN, untuk mengikuti program yang sedang digalakkan tersebut. “Harapan kami, para pelanggan PLN dapat beralih kepada prabayar. Pasalnya, target kami sebanyak 200.000 pelanggan PLN bisa bermigrasi. Sistem prabayar ini, para pelanggan dapat mendapatkan keuntungan diantaranya akan dapat mengendalikan sendiri pemakaian listrik di rumahnya. Sedangkan, pulsa untuk mengaktifkan listrik sekarang ini sangat mudah diperolehnya,” jelas Totok Suharto, kemarin. Ditambahkan, dengan system prabayar ini, para pelanggan sudah tidak perlu lagi ada tunggakan pembayaran. Bahkan, tidak bisa disabotase oleh pelanggan lainnya serta tidak ada kesalahan ketika membaca meteran listrik. Untuk mengaktifkannya, para pelanggan dapat langsung membeli voucher pulsa mulai dari harga Rp 5.000 hingga Rp 1 juta dan mudah didapatkan di anjungan tunai mandiri (ATM) di bank maupun kantor pos terdekat. (hes/nji)

n

berusaha kabur ke Jakarta. Di sana saya jualan buah pepaya ikut saudara,” aku Temon di depan wartawan, kemarin. Lanjutnya, dia mengaku diringkus oleh polisi saat jajan di warung Dukuh Karang Gawang Mranggen. Kapolres Demak AKBP Sigit Widodo melalui Kasubag Humas AKP Sutomo Temon didampingi Kasubag Humas AKP menjelaskan, Temon Sutomo ketika memberi pengakuan merupakan DPO Polres selama 1,6 Demak-tersangka pencurian sepeda tahun. Sebelumnya motor yang sudah masuk daftar pencarian dia bersama adiknya, Umar (26), sekitar orang (DPO) ditangkap gara-gara pulang tanggal 3 Juli 2010, melakukan kejahatan untuk mengobati penyakit TBC-nya. curanmor. Tersangka bernama Sakuan alias Temon Mereka mencuri sepeda motor Yupiter bin Toha (29) warga Dukuh Gading Desa perak hitam bernopol H-2086-KN milik Candisari RT 05 RW 02 Mranggen, kemarin korban, Eko Lutfianto bin Suratman (24) ditangkap setelah 1,6 tahun melarikan diri ketika diparkir di rumah korban di Desa ke Jakarta. Tersangka pulang ke kampung Brambang RT 01 RW 02 Karangawen. halamannya, akibat menderita sakit TBC. Dalam pengejaran, Umar tertangkap, Bagi Temon, pelariannya di Jakarta namun Temon melarikan diri ke Jakarta. justru membuat dirinya makin tersiksa. Kendati demikian, polisi tidak putus asa, Selain menderita sakit paru-paru (TBC) terus memantau keberadaan Temon. yang dipikulnya, dia merasa bersalah “Akhirnya Temon ditangkap oleh kepada adiknya yang justru menanggung anggota Polsek Karangawen ketika jajan di kejahatannya sendirian. warung Dukuh Karang Gawang,” kata AKP “Setelah penangkapan adik saya, saya Sutomo. (swi/nji)

GRoBoGaN-Kabupaten Grobogan mempunyai areal sawah nomor dua di Jawa Tengah setelah Kabupaten Cilacap. Dari paling timur perbatasan Kabupaten Blora yaitu Kecamatan Ngaringan dan paling barat Kecamatan Tegowanu berbatasan dengan Kabupaten Demak dan Kabupaten Semarang. Grobogan tebagi menjadi 19 Kecamatan, yang masing wilayahnya dua pertiga adalah persawahan, jadi tidak salah kalau Kabupaten Grobogan merupakan lumbung padi dan penyangga pangan nasional. Untuk memenuhi kebutuhan air sawah, pemerintah dari zaman Orde Baru sampai sekarang telah berhasil membangun beberapa bendungan, Di antaranya Bendung Dumpil, Bendung Kendung Ombo, Bendung Sedadi, dan Bendung Klambu, masing masing telah dikelola oleh Jratun. Dengan areal sawah, ribuan hektar, Grobogan untuk tahun 2012 mendapat alokasi pupuk bersubsidi dari pemerintah sebanyak 80 ribu ton, dan meningkat 5 ton dibanding tahun sebelumnya. Menurut penuturan Eddy Sudaryanto selaku Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Kabupaten Grobogan (24/1/2012),” untuk menyalurkan pupuk selama ini telah dilayani 12 distributor, yang menyebar di 19 Kecamatan, dan untuk lebih

meningkatkan, tepat waktu, tempat tempat, tepat kualitas, tepat harga, tepat mutu,dan tepat sasaran 6 ( enam ) tepat untuk tahun 2012 pihak produksen menambah 4 distributor lagi menjadi 16 distributor”,dan masing-masing menyalurkan kurang lebih 5 ribu ton pupuk. Lanjut Eddy, jadi lokasi wilayah kerja setiap distributor pun yang mengatur adalah produsen PT Pupuk Sriwijaya Palembang Cabang Jawa Tengah dan Dinas Pertanian hanya menerima tembusan. Sutrisno (53) selaku Penggiat Petani Caping Gunung dan Direktur LSM Mahardika Merah Putih, menyayangkan atas monopuli pihak produsen yaitu PT Pupuk Sriwijaya, yang menentukan sendiri nama distributor dan lokasi pendistribusiannya, tanpa melibatkan Dinas Pertanian, “Kan yang punya data rencana definitif kebutuhan kelompok (RDKK ) adalah Penyuluh pertanian, katanya, kepada wartawan. “Mana mungkin pupuk bisa tepat sasaran?” Maka Sutrisno mengajak semua elemen Petani Caping Gunung dan masingmasing juga ikut di Gapoktan untuk ikut mengawasi kinerja distributor di lapangan. Apabila ditemukan penyalahgunaan, elemennya segera melapor ke posko pengaduan dan akan ditindakjuti kita rekomendasikan ke pihak yang berwajib,untuk diproses. (pji/nji)

Reog Gondorio, Pentas Hingga Pantura keSeNIaN tradisional di Kabupaten Grobogan tidak hanya kesenian langen tayub, kentrung, dan angguk. Masih masih ada yang lain yang sekarang mulai menunjukkan gregetnya dalam memberikan perlawanan atas maraknya seni pop yang datangnya dari mancanegara. Menurut penuturan penggiat dan sekaligus pekerja seni Indro yang beralamat di Desa Bugel RT 07 RW 03 Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan Jawa Tengah,(23/1), saat ini dia mempunyai anggota berjumlah 36 orang, dan bisa digelar menjadi 3 kelompok, baik seni barongan, gondorio, dan seni jaranan. “Perkakas dan properti pentas semua dibuat sendiri bersama anggotanya, baik

itu barongan, jaranan, maupun topeng, sehingga kelompok kesenian Singolelono ini tidak menggantungkan diri pada uluran pemerintah yang dirasa sangat kurang, imbuhnya. Tahun 2007 Indro dan kawan-kawan mulai mengembangkan inovasinya dengan menggelar pertunjukan, walaupun sekedar ngamen dari kampung ke kampung. Namun ternyata mendapat apresisi positif dari masyarakat Grobogan, bahkan sudah merambah ke daerah lain. Di antaranya Semarang, Demak, Kudus dan daerah Pantura lainnya. Ketika Harsem menanyakan perbedaan antara reog Gondorio dan reog Ponorogo, Indro menjelaskan, reog Ponorogo

memakai barong kepala singa dengan dadak merak di kepalanya. Sedangkan reog Gondorio hanya barong berupa kepala macan tanpa dadak merak. Untuk pementasan gondorio yang ditonjolkan adalah tarian golek, yang diperagakan gadis kecil yang dipangku oleh salah satu warok, dan terkadang melakukan gerakan akrobatik yang mendebarkan penonton. Sebagai contoh mengambil uang atau saweran yang diberikan oleh penonton dengan digigit dan diambil dengan mulutnya, begitu juga mengambil uang yang ada di lantai. Ke depan Indro akan menawarkan kerjasama dengan Dinas Pendidikan

dan Kebudayaan, untuk bersama-sama mengembangkan seni Gondorio di sekolah dari tingkat SD,SMP,dan SMA. Mengapa demikikian karena menurutnya bila anak didik diberi bekal berkesenian dari usia dini, di antaranya seni reog gondorio akan tertanam di sanubari siswa. “Bahwa seni gondorio adalah seni budaya yang menanamkan budi pekerti, sehingga pada akhirnya bisa kita dapatkan anak bangsa yang mempunyai ideologi yang jelas, sebagai bekal di kemudian hari. Dan yang penting ikut menjaga seni reog Gondorio tidak dijarah oleh bangsa lain, seperti pengalaman seni adiluhung kita dipatenkan oleh pihak lain,” jelas Indro. (puji daryana/nji)

Siapkan “Demak Online”, Perangkat Desa Dilatih

Para perangkat desa di Demak mengakuti pelatihan teknologi informasi HARSEM/SUKMA WIJAYA

Demak-Dalam rangka mempersiapkan program Demak Online, pemerintah mulai diberi pendidikan dan pelatihan (Diklat) kecakapan Komputer kepada seluruh Perangkat Desa. Diklat ini diberikan menyusul dari konsep e-Gov (elektronik-goverment) Demak, dimana seluruh laporan kegiatan instansi dilakukan secara online, dan akan direalisasikan 1 Maret nanti. Diklat kemampuan dan kecakapan mengoperasikan komputer secara online, meliputi pengetahuan dasar komputer, jaringan internet atau intranet, bagaimana membuat form laporan kegiatan dan lainnya. Kepala Dinhubkominfo, H Musyadad Syarief melalui Kabid Informasi, Hadi Waluyo mengatakan, Diklat komputer

dilaksanakan sebagai bentuk keseriusan Pemda mewujudkan e-Gov, dalam Diklat juga di bahas bagaimana berkomunikasi antar Desa, Desa antar Kecamatan, sampai Desa antar Kabupaten. “Demak Online adalah bentuk keseriusan Pemkab mewujudkan e-Gov, setelah dilaksanakan Diklat bagi seluruh perangkat desa, tahun ini, akan ada pengadaan komputer dengan perangkat internetnya, sesuai visi-misi Bupati, tanggal 1 Maret Demak Online sudah aktif,” jelas Hadi Waluyo, kemarin. Lanjutnya, karena masyarakat membutuhkan pelayanan cepat dan tepat sasaran, Demak Online merupakan solusi utama. Setelah perangkat desa dari 243 desa menerima pelatihan, pihaknya segera mendampingi

pengadaan komputer dan jaringan di tingkat desa, sampai terkoneksinya jaringan desa ke dunia maya. Karena kebutuhan pelayanan masyarakat sudah sangat mendesak, pihaknya secara estafet akan memberi pelatihan kepada perangkat desa. Agar materi pendidikan mudah di terima, Diklat ini diberikan secara kelompok yang berisi enam desa di tiap kecamatan. Setelah jaringan ini sukses terwujud, maka pengambil kebijakan akan dengan mudah mengakses data, dari desa-pun tak perlu mengeluarkan dana lebih untuk berkomunikasi, seperti saat terjadi musibah, kepala desa dapat melaporkan kondisi desanya melalui laporan tertulis dengan wifi atau telepon melalui voice

over internet protocol (VOIP). Terpisah, Lurah Mangunjiwan Kecamatan Demak, Poernomo didampingi Kasi Pembedayaan Bambang Handoko, mengakui tingginya manfaat sistem komputerisasi secara online. “Setelah kita lengkapi komputer dengan perangkat internet, sistem laporan dan informasi sangat terbantu sekali,”ungkapnya. Segala laporan yang disampaikan dari Kelurahan Mangunjiwan ke Pemda sangat cepat dan akurat, kendati sistem laporan yang disampaikan masih soal laporan keuangan. Pihaknya berharap Demak Online segera terealisasi agar seluruh instansi, desa, dan masyarakat bisa mengakses informasi di dalamnya. (swi/nji)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.