Haluan 26 Desember 2011

Page 4

4 OPINI

SENIN, 26 DESEMBER 2011 M 30 MUHARAM 1433 H

Haluan Kita Semangat Antikorupsi dalam Pesan Natal DAMAI, itu kata yang diharap semua orang dalam perayaan natal dan tahun baru kali ini. Sebuah harapan yang tidak terlalu berlebihan mengingat pada tahun-tahun sebelumnya perayaan pesta keagamaan senantiasa diwarnai aksi teror dari perusakan sampai ke terosr bom yang memnjatuhkan korban nyawa dan harta. Di Sumatera Barat berkat rasa saling pengertian antarsesama umat beragama, tidak ada terjadi gesekan dan perselisihan horizontal yang memicu ketegangan antarumat beragama. Perayaan natal tahun ini di Sumatera Barat berlangsung aman dan tentram. Di tengah masyarakat Minangkabau yang juga amat terkenal dengan adat basandi syara’ nya itu, umat Kristiani merayakan Natal dengan damai. Sebuah apressiasi yang besar harus diberikan kepada masyarakat Sumatera Barat amat toleran ini. Dapat kita baca pesan-pesan natal yang disampaikan kalangan Kristiani tahun ini di seluruh Indonesia, bahwa damai dan hidup penuh rasa hormat-menghormati adalah kebahagiaan semua umat. Slah satu pesan itu berbunyi bahwa jika manusia berbagi kebahagiaan kepada sesama, maka kebahagiaan akan bertambah. Sedangkan jika manusia berbagi penderitaan kepada sesama saat mengalami kesulitan hidup, maka penderitaan akan berkurang. Hari ini kondisi Bangsa Indonesia yang masih berada dalam kegelapan dan kesengsaraan karena kasus-kasus besar korupsi. Korupsi yang melanda Indonesia membuat bangsa ini seperti tidak memiliki masa depan yang cerah. Kasus-kasus korupsi seakan tidak pernah berakhir, dan menimbulkan frustasi masyarakat. Sayangnya, pemimpin di negeri ini kurang peka. Maka ajakan para pemuka Kristiani untuk hidup sederhana tanpa harus terdorong mencari jalan pintas mengatasi masalah ekonomi dengan jalan korupsi adalah sebuah ajakan simpati. Pesan antikorupsi adalah pesan yang tidak hanya digemakan ketika perayaan Natal ini saja. Tetapi ia harus terus menerus dipupuk dimanapun dan kapan pun oleh siapapun di republik ini. Satu frasa dalam idiom Kristian: ‘jiwa terang’ akan lebih bermakna sebagai pembersihan jiwa. Semangat korupsi dan budaya koruptif muncul pada jiwa-jiwa yang tidak terang, tidak bersih. Jiwa yang tidak mau menerima apa yang ada, tidak mensyukuri apa yang sudah diberikan Yang Maha Pemberi kepadanya. Para koruptor tidak mau bertahan miskin dan jika sudah berangsur bebeas dari kemiskinan juga tidak mau tinggal diam di tempat, ia masih terus berambisi mengejar lebih banyak dan lebih banyak lagi harta meskipun itu dengan cara yang melawan hukum. Begitulah, agaknya tidak hanya umat Nasrani yang menyerukan agar semua berjiwa bersih, sesuci bayi yang baru lahir. Tetapi semua agama haruslah berada di garda terdepan dalam rangka perang terhadap korupsi. Karena agamalah yang paling pas mengajak orang berakhlak mulia. Budaya koruptif adalah budaya yang menunjukkan ketidakbersihan jiwa. Ketidakbersihan jiwa itu nadalah penanda utama seseorang akan jauh dari akhlak yang baik. Natal di tengah karut-marutnya bangsa, lazimnya jadi kesempatan emas membangkitkan dan menggerakkan peradaban cinta kasih sesama. Terang hati niscaya dipancarluaskan di mana pun, dan kapan pun. Buktinya sebelum ini tokoh-tokoh agama di Indonesia sudah mencoba terlibat untuk membuat suatu gerakan antikorupsi. Meskipun kemudian masih perlu dipergencar lagi dan lebih kerasa lagi suara para pemuka agama untuk memerangi korupsi itu. Lalu kenapa agama menjadi seperti tidak bergigi melawan korupsi? Karena agama tidak memiliki polisi untuk itu. Tapi itu tidak boleh membuat kita menjadi tidak percaya pada agama. Fungsi-fungsi sebagai penyeru sudah dilakukan oleh para pemuka agama untuk melawan korupsi. Para pemuka agama sudah mengajak semua aparat hukum untuk bersatu memberantas korupsi ke akar-akarnya. Tinggal lagi bagaimana aparatur hukum itu sungguh-sungguh, lantaran merekalah yang memiliki alat-alat untuk menindak dan menghukum para koruptor. Hari ini pada perayaan Natal dan tahun baru, para pemuka Nasrani sudah menyerukan agar semua elemen bangsa hidup bersih dan menjauhi korupsi. Ini sekaligus memberi pengertian kepada semua elemen bangsa untuk berusaha bekerja maksimal memenuhi kebutuhan kehidupan dengan kreatifitas dan profesional. Hanyalah keratif dan profesional yang akan melenggangkan seseorang untuk mendapatkan kebutuhan hidup yang memadai, lalu agamalah yang berperan mengatur setiap gerak langkah manusia agar senantiasa tidak terperosok kepada nafsu serakah menghalalkan segala cara demi bisa menumpuk lebih banyak lagi kebutuhan yang sebenarnya sudah berlebih-lebihan dia peroleh. Selamat Natal dan Tahun Baru!***

Pesisir Selatan dilanda bencana lagi, kali ini abrasi dan putting beliung Astgahfirullah…. Garuda siap terbang lagi dari Padang ke Singapura Siap-siap devisa juga terbang ke Singapura

Haluan Aspirasi

082170625544/ 08163253248

Traffic Light Tak Dipedulikan Kepada Yth. Kapolrestas Padang. MOHON kesediaan Bapak Kapolres menempatkan anggota Polantas di simpang By Pass Balaibaru, setidaknya setiap jam sibuk (pagi dan sore). Simpang ini sangat rawan kecelakaan, karena pengguna jalan dari empat penjuru persimpangan sering menerobos lampu merah (traffic light). Bahkan, lampu merah di simpang ini sepertinya sudah tidak dipedulikan lagi, karena terbiasa menerobos setiap hari. Padahal, simpang ini merupakan salah satu simpang terpadat di sepanjang Jalan By Pass. Untuk mengatasi hal ini, alangkah baiknya Bapak menempatkan anggota Lantas dan terapkan Tilang bagi yang melanggar, biar mereka jera. Terima kasih. 08217477XXX

Terbit Sejak 1948 Pendiri H. Kasoema

Penerbit: PT Haluan Sumbar Mandiri (Haluan Media Group). SIUPP No 014.SK.Menpen.SIUPP A.7 1985 tanggal 19 November 1985.

Membangun tanpa Mengubah Status Kawasan OLEH :

AZWAR RASYIDIN

Guru Besar Faperta Unand, Ketua Perhimpunan Alumni dari Jepang (PERSADA) wilayah Sumatera Barat.

Sumatra Barat memiliki daerah yang didominasi oleh daerah berbukit sampai bergunung, sekitar 68% areal Sumatra Barat terdiri dari daerah gunung api, daerah pegunungan dan plato, serta daerah perbukitan. Hal itu berarti bahwa daerah Sumatra barat hanya 32% yang relatif agak landai. Wilayah Sumatra Barat dibelah oleh patahan semangka, patahan ini jugamerupakan pembatas antara daerah pedalaman dengan pesisir. Hal ini merupakan suatu hambatan dalam masalah mobilisasi di Sumatera Barat. Bentuk lahan yang didominasi oleh lahan dengan kemiringan >16% juga merupakan suatu hambatan dalam pengembangan usaha perkebunan, atau membuka areal perbukitan dan pegunungan untuk diusahakan sebagai lahan budidaya pertanian. Wilayah pesisir juga memiliki curah hujan yang relatif tinggi dengan rentang curah hujan tahuan antara 3500-5000mm. jarak antara pegunungan ke pesisir relatif pendek dengan gradient aliran yang tajam. Kondisi ini akan memberi kemungkinan dataran rendah di wilayah pesisir rentan terhadap banjir, apalagi bila curah hujan tinggi bersamaan dengan pasang naik. Sumatra Barat tanpa pesisir akan menjadi wilayah tanpa makna. Untuk penghubung antara pedalaman dan pesisir hanya ada tiga jalur, yaitu jalur jalan yang dibangun sejak masa pemerintahan kolonial. Dua dari tiga jalur tersebut memotong kawasan hutan lindung, jalur Padang-Solok memotong hutan lindung Bukit Barisan II, dan jalur Padang-Padang Panjang memotong hutan lindung Anai, jalur ini adalah salah satu jalur penghubung yang dekat ke pedalaman

OLEH :

Sumatra Barat. Sedangkan jalur Maninjau harus melewati lereng kaldera Maninjau yang tajam dan berliku-liku. Perluasan atau pelebaran jalan yang dilakukan punya resiko tinggi karena ketiga jalur ini melewati wilayah yang relatif tidak stabil secara geologis dan memiliki daya dukung yang rendah untuk dilewati oleh kendaraan berat. Daerah pedalaman dikenal sebagai daerah wisata, baik sebagai wisata alam ataupun sebagai wisata budaya, dimasa mendatang kemungkinan akan berkembang menjadi wisata alam pertanian yang berorientasi lingkungan (agroecotourism). Kemungkinan ini disebabkan areal di lereng bawah pegunungan vulkanik adalah areal persawahan yang sangat indah dan produktif, lereng lereng gunung ini sebagian menyatu dengan daerah berfisiografi teras danau, seperti danau Singkarak yang dilingkari oleh daerah lereng Marapi di utara dan lereng gunung talang di selatan. Demikian juga dengan danau Maninjau yang di pinggirrannya terhampar sawah yang luas. Model transportasi di kawasan lindung Pembukaan areal kawasan lindung untuk jalur transportasi adalah sesuatu yang membahayakan untuk kawasan itu sendiri dan kawasan dihilirnya. Mungkin itulah salah satu alasan kenapa rencana jalan kambang-Muaro Labuah sulit terwujud karena jalur jalan ini memotong kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat ( TNKS). Berbeda dengan jalan

yang telah ada yang menghubungkan antara pesisir dengan pedalaman yang sudah ada dan dibangun dengan berdasarkan alur garis kontur. Dan pada kenyataan ketika dilakukan pemotongan untuk meluruskan jalan maka jalur yang ada berada pada bagian batuan yang kekerasan berbeda sehingga wilayah mudah longsor. Pembuatan jalan tembus pedalaman pesisir oleh pemerintahan colonial barangkali dalam rangka mobilisasi pasukan, yaitu membuat jalan yang dapat dilewati artileri berat dengan beban maksimum 20 ton. Sedangkan untuk beban yang lebih berat jalur transportasi itu dilengkapi dengan rel kereta api. Antara jalan raya dan jalur kereta api terlihat berbarengan, kecuali pada tempat tempat tertentu. Beban jalur Padang-Padang Panjang menjadi sangat tinggi ketika jalur Padang- Solok mengalami longsor. Hal itu berarti hampir semua truck angkutan barang harus melewati jalur Padang-Padang panjang. Luas jalur yang tidak berobah sejak zaman kolonial memiliki beban yang sangat luar biasa, gerakan mobil yang biasanya memungkinkan dengan kecepatan 60km/jam atau lebih harus bergrak dengan kecepatan 10-20km/jam. Suatu model pemborosan energi yang sangat baik dikala pemerintah berteriak teriak hemat energi dan penetapan jatah bahan bakar minyak. Perluasan pada jalur Padang panjang – Padang yang melintasi patahan sempit di Lembah Anai memilki resiko sangat tinggi. Lihat saja perluasan Jalur Padang Solok, pada beberapa tempat sering longsor dan pada beberapa tempat jalan bergelombang sehingga membahayakan bagi pengendara kenderaan, karena kelihatan licin dan berhotmix, tapi jalan tersebut dibawahnya lembek sehingga tekanan truck membuat lapisan tersebut

bergelombang. Perhitungan dan beban dari struktur terhadap lapisan batuan di bawahnya menjadi perhatian serius dari ahli geologi Belanda. Karena itu Belanda mengembangkan jalur rel kereta api untuk melewati daerah lintas tengah atau yang berada dalam jalur patahan semangka, seperti jalur PadangPadang Panjang, atau Padang Panjang Bukittinggi dan Payakumbuh. Dalam rangka mempertimbangkan bahwa daerah Sumatera Barat adalah daerah wisata, Sumbar perlu memikirkan kenyamanan dan ketepatan waktu yang akan ditempuh oleh wisatawan. Kenyamanan akan menjadi suatu bentuk promosi yang akan mendatangkan para wisatawan berlibur dan menghabiskan uangnya untuk berbelanja di Sumatera Barat. Dan mengingat bahwa struktur jalan tiak memiliki dukungan dari struktur geologi batuan yang berada pada graben tengah Sumatera, yang salah satunya adalah melewati Lembah Anai, dan Sitinjau Laut. Sumatera Barat perlu mengembangkan jalur transportasi rel. Jalaur jalan raya yang berada pada daerah patahan hanya dibatasi pada mobil penumpang biasa dan atau truk barang yang bertonase rendah. Kemacetan juga membuat emisi bertambah dan tingkat pencemaran udara tinggi sehingga tidak nyaman bagi penduduk. Arus barang akan lebih baik menggunakan jalur kereta api dan ini tentunya akan mengurangi pendapatan bagi pengusaha truk. Supaya hal ini tidak terjadi maka model transportasi yang dikembangkan adalah model pendanaan bersama, yaitu pengusaha truk memungkinkan untuk menanamkan modalnya di dalam perusahaan ini. Bila sistem transpsortasi rel berkembang, maka Singkarak menjadi ikon wisata yang akan berkembang lebih baik, karena

selain suasana yang memang bagus, stasiun Batu Tebal yang dulu merupakan stasiun terbesar di zaman Belanda akan kembali ramai. Karena beban tonase truk di batasi, maka Batu Tebal adalah tempat pemindahan muatan berat ke transportasi rel. Sedangkan batu bara dapat dibawa langsung dari Sawah Lunto menuju Padang. Transportasi rel banyak diakui oleh dunia lebih hemat energi , ramah lingkungan dan dapat digunakan untuk menembus kawasan lindung. Dengan meniru model jalur kereta api yang melintasi Lembah Anai, maka jalan Raya Kambang – Muara labuh kemungkinan besar dapat terwujud, bila saja pemerintah Sumatera Barat menawarkan konsep jalur rel yang menembus kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat yang hanya berjarak 20km. karena pada jalur rel atau jalur kabel tidak mungkin akan terbentuk penambahan perkampungan. Kawasan lindung bukan berarti tidak dapat di manfaatkan, hanya saja perlu pertimbangan bahwa pembangunan yang dilakukan tidak akan merusak fungsi kawasan. Untuk tidak merusak fungsi kawasan maka hanya ada dua tekhnik transportasi yaitu jalur transportasi Rel dan jalur trowongan. Bila Sumatera Barat dapat mengatur beban jalan raya dan membuat pemisahan, sehingga jalan menjadi aman dan menyenangkan. Hal ini hanya mungkin bila angkutan barang di lakukan dengan transportasi rel, maka Sumatera barat akan menjadi sebuah mdel ikon ekowisata. Berdsarkan model pengaturan tersebut maka Sumbar dapat mengajukan kembali transportasi Kambang-Muara Labuh, yaitu dengan catatan pada kawasan TNKS seluruh jalur transport adalah Rel. Dengan cara demikian Sumbar akan berkembang tanpa merusak lingkungan.

Korupsi dan Ramainya Tempat Ibadah

ARNAZ FERIAL FIRMAN

LKBN Antara

MAJELIS Hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi di Jakarta pada hari Senin (28/ 11) menjatuhkan hukuman tiga tahun penjara terhadap mantan Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan, Soemino Eko Saputro, karena terbukti bersalah dalam kasus korupsi pengangkutan kereta api listrik alias krl dari Jepang. “Menyatakan terdakwa Ir Soemino Eko Saputro terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana korupsi secara bersamasama,” kata Ketua Majelis Hakim Marsudi Nainggolan saat membacakan amar atau vonis putusan tersebut. Selain hukuman penjara, maka Soemino juga diharuskan membayar denda Rp100 juta subsider tiga bulan kurungan. Soemino merupakan salah seorang mantan pejabat tinggi negara yang terpaksa harus menikmati dinginnya tembok penjara karena dianggap telah merugikan negara. Sebelumnya, sejumlah bekas orang penting juga divonis bersalah dalam kasus tuduhan korupsi termasuk antara lain mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Rokhmin Dahuri. Sementara itu, seorang wakil rakyat di Dewan Per-

wakilan Rakyat (DPR) dari Partai Persatuan Pembangunan, Sofyan Usman ketika disidang di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi di DKI Jakarta melontarkan ucapan yang aneh saat membela diri atas tuduhan kasus korupsi yang ditujukan kepada dirinya. “Apakah saya seorang anggota Dewan Perwakilan Rakyat dan berniat membantu pembangunan sebuah mesjid pantas dihukum penjara,” kata Sofyan di Jakarta pada Kamis, 22 Desember 2011. Sofyan Usman diajukan ke meja hijau, karena saat menjadi anggota DPR tahun 2009 didakwa menerima uang tunai tidak kurang dari Rp150 juta dan cek pelawat atau travel chek senilai Rp850 juta dari Otorita Batam, Kepulauan Riau. “Saya engga merasa korupsi karena uang yang saya terima itu engga saya manfaatkan untuk kepentingan pribadi dan orang lain. Jadi saya engga ada beban. Siapa pun yang menjadi pimpinan pembangunan mesjid, pasti akan mencari uang kesanakemari,” kata Sofyan yang saat itu juga berstatus pidana dalam kasus suap cek pelawat pemilihan deputi Gubernur Senior Bank Indonesia tahun 2004.

Kasus sofyan itu muncul dalam kaitannya dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan tahun 2009 bagi Otorita Batam sebesar Rp85 miliar. Ketika mengomentari pembelaan diri Sofyan yang mengaitkan uang korupsi yang diterimanya dengan dengan pembangunan sebuah mesjid, seorang cendekiawan muslim terkemuka memberikan tanggapan yang keras dan tajam. “Korupsi dan sedekah itu hal yang terpisah. Jangan dicampuradukkan,” kata Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, Komaruddin Hidayat. Dengan nasa yang sangat jelas, kemudian Komaruddin Hidayat berkomentar “Agama seharusnya mendukung pemberantasan korupsi dan bukannya malah menghambat”. Kasus korupsi yang dituduhkan kepada mantan anggota DPR itu serta mantan Dirjen Perkeretapian Kementerian Perhubungan itu baru merupakan beberapa kasus dugaan korupsi yang terjadi di tanah air hingga saat ini. Baru-baru ini, misalnya beberapa anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Semarang, Jawa Tengah ditahan bersama seorang pejabat Pemerintah Kota Semarang dalam kaitan pembicaraan RAPBD tahun 2012 bagi ibu kota Provinsi Jawa

Tengah itu. Presiden Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono dalam rapat yang berlangsung di Istana Bogor, baru-baru ini mengeluarkan pernyataan tentang kasus- kasus korupsi yang masih terjadi di lingkungan pemerintah baik di tingkat pusat maupun daerah. “Kalau dulu yang menjadi hambatan adalah situasi keamanan, tapi sekarang birokrasi yang dianggap menjadi penghambat, kedua adalah penyediaan infrastruktur dan ketiga adalah korupsi,” kata Presiden di Istana Bogor pada 23 Desember 2011. Yudhoyono yang dalam berbagai kesempatan menyatakan dirinya siap berada pada garis terdepan dalam program pemberantasan korupsi, kemudian berkata” Kalau korupsi, infrastruktur dapat diatasi, maka akan mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi lagi”. Khusus mengenai para koruptor anggaran pemerintah, Kepala Negara berkata” Kalau memang sungguh menjadi penghalang, mereka tidak mau berubah, maka harus kita ikhlaskan untuk tidak bersamasam lagi dalam menjalankan tugas karena mengganggu segalanya”. Jika Presiden sudah berkata begitu, maka tentu rakyat bisa berharap semua koruptor anggaran belanja pemerintah itu diberhentikan atau dipecat

saja dari jajaran pemerintahan agar laju pembangunan nasional tidak terus terhambat atau “berjalan di tempat”. Dalam kasus-kasus korupsi tersebut, ucapan seorang pastor di Temanggung, Jawa Tengah di acara peringatan Natal pada hari Minggu (25/12), Romo Dwi Nugroho Sulistyo patut direnungkan oleh semua orang. “Tindakan korupsi dilakukan orang beragama karena orang tersebut hanya beragama di tempat beribadah, sedangkan dalam kehidupan sehari-hari jauh dari agama”. Romo Dwi Nugroho kemudian berkata pula bahwa” Ada kecenderungan orang hanya beragama di tempattempat beribadah sehingga kurang dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari”. Ungkapan romo ini patut direnungkan karena sekalipun gereja, vihara, kuil dan mesjid dipenuhi ummatnya pada saat ada ibadah, korupsi tetap saja terjadi dimana-mana. Penegasan Presiden untuk siap menyingkirkan para pejabat yang tidak mau berhenti berkorupsi serta khotbah sang romo bahwa masih banyak orang “beribadah” di tempat-tempat beribadah tapi tidak mau menerapkan hidup bersih atau bebas korupsi dalam kehidupan sehari-hari, seharusnya menyadarkan semua pihak bahwa kehidupan pada tahun 2012 masih penuh dengan tantangan dan godaan.

Pemimpin Umum: H. Basrizal Koto, Pemimpin Redaksi: Zul Effendi, Pemimpin Perusahaan: Irfan Jasri, Wakil Pemimpin Redaksi: Eko Yanche Edrie, Dewan Redaksi : H. Hasril Chaniago (Ketua), Zul Effendi, Eko Yance Edrie, Ismet Fanany MD, Nasrul Azwar, Redaktur Pelaksana: Ismet Fanany MD, Nasrul Azwar, Sekretaris Redaksi: Silvia Oktarice, Koordinator Liputan: Rudi Antono, Koordinator Liputan Daerah: Syamsu Rizal, Redaktur: Aci Indrawadi, Afrianita, Atviarni, Dodi Nurja, Nova Anggraini, Perdana Putra, Rahmatul Akbar, Reporter Padang: Gusni Yenti Putri, David Ramadian, Gustedria, Haswandi, Andika Destika Khagen, Ade Budi Kurniati, Suswinda Ningsih, Mice Angelasari, Devi Diani, Defil, Nasrizal, Meidella Syahni Koresponden: Syamsuardi S, Jon Indra, Ridwan (Bukittinggi), Dedi Salim, Trisnaldi (Pariaman/Padang Pariaman), Zulkifli, Syafril Nita, Sri Mulyati, M Siebert (Payakumbuh/Limapuluh Kota), Atos Indria, Ahdi Susanto, Welina (Pasaman), Miazuddin, Kasra Scorpi (Agam), Iwan DN, Darwin Danin, Maison (Padang Panjang), Yuldaveri, Emrizal, Aldoys (Tanah Datar), M. Junir, Gusmizar (Pasaman Barat), Sabrul Bayang, M. Joni, Haridman (Pesisir Selatan), Syamsuardi Hasan, Riswan Jaya, Alfian, Almito, Marnus Chaniago (Kabupaten Solok/Kota Solok), Icol Dianto (Solok Selatan), Alamsyah Halim, Fadilla Jusman (Sawahlunto), Azneldi (Sijunjung), Ferry Maulana (Dharmasraya), Biro Jakarta: Syafruddin Al (Koordinator), Syafril Amir, Jamalis Jamin, Surya, Biro Riau: M. Moralis Biro Kepri: Yon Erizon Tim Kerja Usaha: Isbadri Bakri (Koordinator Sirkulasi), Nofriza Zaniyar, Alfarino Ikhsan (Koordinator Promosi), koordinator Iklan : Yunasbi, Tata Letak/Desain: Syafrizal (Koordinator), Nurfandri, Rahmad Doni, Rahmi, David Fernanda, HRD : Desmasari, Umum : Nurmi Jamal, Keuangan : Bedhendri, Kasir : Desy, TI : Teguh, Pra Cetak : Sawal Marjuni.HRP, Mai Hendri, Syamsul Hidayat, Cetak : Mardianto (Koordinator), Elvin Devino, Afandi, Rudi Kurniawan, Prasetyo, Jecky Jekcson. Alamat Redaksi/Bisnis: Komplek Bandara Tabing, Jl Hamka Padang. Telp. (0751)4488700, 4488701, 4488702, 4488703, Fax (0751) 4488704 Email: redaksi_haluan@yahoo.com, website: http/harianhaluan.com, Kantor Jakarta: Graha Basko, Jln. Kebun Kacang XXIX No.2A Jakarta Pusat 10240. Telp. (021) 3161472, 3161056 Fax. (021) 3915790, Harga Langganan/iklan: Harga langganan bulanan dalam kota Padang Rp57.000, Harga eceran Rp2.500,- Tarif iklan: FC: Rp25.000/mm kolom, Produk BW: Rp 10.000/mmkolom, Spot Colour: Rp20.000/mmkolom, Display: Rp 10.000/mmkolom, Sosial BW: Rp 8.000/mmkolom, Sosial FC: Rp 15.000/mmkolom, Iklan Mini(Max 1kolom X50mm) Rp 100.000/1 kali muat, Iklan Baris: Rp 10.000/baris Bank: BRI Cabang Padang Rek No: 0058-01-001430-30-8, Bank Nagari Cabang Utama Padang Rek No: 1008.0103.00009.1 PT Haluan Sumbar Mandiri Dicetak oleh Unit Percetakan PT Haluan Sumbar Mandiri Padang. Klik http://www.harianhaluan.com


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.