Harian Borneo Tribune 11 Juni 2013

Page 11

Teras Borneo Tribune

Selasa, 11 Juni 2013

Tingkatkan Nilai UN Ia menilai, meski secara matematis prestasi kabupaten Sekadau dalam kelulusan dari tahun ke tahun masih yang terbaik di Kalbar, namun dilihat dari rerata nilai mengalami penurunan meskipun tidak terlalu signifikan. “Kelulusan tingkat SMA SMP, dan SD di daerah kita sudah bagus sejak beberapa tahun ini, namun nilai

mesti harus ditingkatkan,” sarannya, dijumpai diruang kerjanya belum lama ini. Pemerintah Daerah Kabupaten Sekadau melalui instansi terkait tengah menggalakkan pembangunan perpustakaan di sekolah-sekolah. Dengan demikian, Komisi C DPRD Kabupaten Sekadau yang membidangi pendidikan dan kesehatan diharapkan

wawasan anak didik semakin bertambah dengan membaca buku-buku yang tersedia di perpustakaan. “Pihak sekolah mesti jeli menyesuaikan buku apa yang paling sesuai dengan kebutuhan siswa,” ujar politisi Partai Demokrat ini. Pihak sekolah, lanjut Hasan, dapat memanfaatkan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) untuk

membeli buku-buku yang layak untuk meningkatkan kompetensi siswa diluar materi rutin. “Sekolah tentu lebih tahu materi apa yang cocok untuk siswa di setiap jenjang. Dana BOS bisa digunakan untuk membeli buku-buku untuk mengisi lemari perpustakaan,” tandasnya. (Bagus Kosminto/Borneo Tribune, Sekadau) o

HKTI Kalbar Sumbang Saran di Bidang Pertanian Sebagaimana disampaikan Ketua HKTI Kalbar, Awang Sofian Rozali yang didampingin sekretaris umum, Ishak Sulaiman, Senin, (9/6) kemarin. Ada beberapa poin krusial yang disampaikan pengurus organisai yang konsen di bidang pertanian dan ketahanan pangan ini. Disampaikan Awang, petani di Kalimantan Barat secara umum belum sejahtera, hal ini ditunjukkan masih rendahnya nilai tukar petani (NTP) di Kalimantan Barat. Rendahnya kesejahteraan petani ini di duga berkaitan dengan rendahnya produksi dan produktivitas pertanian dan perkebunan rakyat sebagai akibat terbatasnya jaringan irigasi, sulitnya mendapat benih/bibit unggul, sempitnya penguasaan lahan pertanian, terbatasnya akses permodalan, kurangnya penyuluhan, tingginya fluktuasi harga pasar, terbatasnya prasana jalan usaha tani dan terbatasnya

industri pengolahan hasil pertanian. “Terbatasnya jumlah dan kualitas infrastruktur yang mendukung pembangunan pertanian, seperti jalan, yang menghambat pengembangan usaha serta mengganggu daya dukung jaringan jalan di pusatÿ produksi pertanian dan yang menghubungkan pusat produksi dengan daerah pemasaran,” ujar Awang. Secara garis besar persoalan pertanian di Kalimantan Barat diuraikan menurut komoditasnya. Beberapa diantaranya adalah; Sawit. Penguasaan lahan yang begitu luas oleh perkebunan besar sawit menyebabkan perkebunan rakyat semakin termarginalkan. Penguasaan lahan oleh oleh 1 group perusahaan perkebunan besar sawit dapat melebihi 100.000 Ha. Pengusaan lahan perkebunan sawit dan karet oleh rakyat berkisar 12 Ha. Hal ini menyebabkan semakin tingginya

kesenjangan kesejehteraan antara petani dan perkebunan besar; Terindikasi banyaknya perusahaan yang sudah mendapat izin lokasi atau izin usaha perkebunan menjual lahannya kepada perusahaan lain, bahkan pada perusahaan dari manca negara, Terindikasi banyak perusahaan sawit yang sudah memiliki HGU tidak melakukan budidaya sehingga banyak lahan terlantar, Banyaknya konflik antara perusahaan perkebunan besar dengan masayakat, Belum adanya industri hilir yang meningkatkan nilai produk secara signifikan, Rendahnya PAD bagi Kalimantan Barat dari ekspor CPO, karena Kalimantan Barat tidak memiliki pelebuhan ekspor. Karet, memiliki masalah antara lain: Rendahnya mutu bahan olahan karet rakyat (BOKAR), Belum adanya industri hilir bahan olahan karet rakyat (BOKAR) meningkatkan ni-

lai produk secara signifikan, Banyaknya kebun karet rakyat yang kurang produktif, baik disebabkan karena sudah tua, terserang penyakit, atau varitas tanaman karet local yang tidak unggul, Padi, memiliki persoalan antara lain; Produktivitas padi rendah, Sulitnya mengatur air sesuai kebutuhan pertumbuhan padi, Lahan basah sebagian besar mempunyai lapisan pirit yang tinggi yang menyebabkan potensi keracunan tanaman padi., belum tercukupinya kebutuhan pupuk bersubidi untuk tanaman padi, belum optimalnya ketersediaan benih padi unggul. Sementara untuk produk sapi, saat ini menurut Awang masih terkendal beberapa hal antara lain; Produksi dan produktivitas sapi masih rendah, daging sapi sebagian besar masih didatangkan dari luar Kalbar, pedet (bibit sapi) masih kurang dan mahal, biaya produksi beternak sapi masih tinggi. o

kan optimisme Indonesia mampu tampil menjadi juara dalam pemberlakukan AEC 2015,” ujarnya. Dijelaskannya, perbaikan peringkat investasi, keseriusan pemberantasan korupsi, dan punggutan liar, hingga adanya keberpihakan bagi pengusaha pemula dan pengusaha lokal akan mampu mendorong sektor usaha mampu bersaing pelaku usaha di kawasan ASEAN. “Kami sangat optimis dengan adanya AEC 2015, pasar-pasar berbagai produk Indonesia akan semakin terbuka, dan sudah saatnya Indonesia menjadi Raja nya ASEAN,” ujarnya. Sementara itu, Wakil Gubernur Kalbar Christiandy Sanjaya bersyukur dengan luas wilayah dan keanekaragaman yang ada di Provinsi Kalbar tentu mem-

bawa berkah untuk kemajuan dan kesejahteraan masyarakat kalbar, mengingat kekayaan dan potensi sumber daya alam (SDA) Kalbar cukup tersedia dan menjanjikan, walaupun sebagian besar SDA Kalbar masih belum dikelola maksimal terutama di sektor pertambangan. ”Saya cukup yakin, apabila SDA tersebut benar-benar dikelola dengan baik, tentu akan berdampak pada kesejahteraan masyarakat Kalbar. Saya mengajak, mari kita bahu membahu Provinsi Kalbar yang kita cintai ini,” ajak Christiandy Sanjaya. Diutarakan Christiandy, letak geografis Provinsi Kalbar yang sangat strategis dan berbatasan langsung dengan Sarawak, Malaysia Timur, bagi dunia merupakan peluang bisnis, mengingat potensi yang ada

Muda Nonton Bareng Yenny Wahid, Pemeran Utama dan Ribuan Santri Asy’ari, Christine Hakim serta sutradara, Rako Priyanto. Film yang berdurasi hampir 2 jam tersebut mampu menyedot perhatian santri dan pelajar yang menyaksikannya.ÿ Film ini juga mengisahkan bagaimana Jepang masuk dan menjajah Indonesia termasuk Jawa Timur. Film ini juga mengajarkan bagaimana menegakkan aqidah serta hubungan antara agama dengan nasionalis. Pasca menyaksikan bersama, acara kemudian dilanjutkan dengan dialog di kediaman pribadi Muda Mahendrawan. Yenny Wahid ditemui usai nonton massal mengatakan film ini berisikan akan kecintaan anak bangsa kepada Indonesia. “Ini pesan yang sangat kuat, bagaimana pencapaian kemerdekaan dengan susah payah, ini PRÿ bagi generasi muda untuk mengisinya,” ucap Yenny. Film ini, kata Yennyÿ menegaskan bahwa kecintaan pada bangsa dan tanah air adalahÿ sebagian kepada taqwa Allah, cinta tanah air merupakan sebagian dari iman. “Sekarang kita mulai ada upaya-upaya memisahkan diri sehingga ada pemahaman jihad yang keliru, muncul terorisme yang ingin memisahkan negara. Film ini mengajarkan kita jihad yang sebenarnya, bukan jihad yang merusak negara tetapi membela serta mem-

pertahankan negara,” tegas Yenny. Saat menyaksikan film ‘Sang Kyai’, Yenny sempat terharu. “Saya sering diceritakan oleh ayah tentang perjuangan mbah buyut (KH Hasyim Asy’ari) sehingga ketika menonton filmnya terasa teriris. Keteguhan hati beliau dan aqidah jadi suri tauladan, bagi kami beliau sosok yang jadi inspirasi dalam menata kehidupan di alam moderan walau beda jaman. Yang menurun mbah Hasyim, Mbah Wahid dan Gusdur dalam keteguhan menegakkan kebenaran walaupun memiliki resiko besar dan keselamatan,” aku Yenny. Yenny juga sempat menyinggung upaya Bupati Kubu Raya yang mengutamakan pangan. “Ini merupakan jihad dan langkah baik untuk memastikan rakyat cukup pangan,” ucapnya. Sementara itu pemeran utama, Ikrar Negara mengaku memerankan tokoh KH Hasyim Asy’ari tidak cukup bisa akting, tetapi perlu ketempat-tempat kyai semasa hidup. “Ini menarik, saya bertanya-tanya dengan masyarakat yang mengenal sosoknya, lebih banyak dari keluarga. Saya harus mengetahui kebiasaan Kyai Hasyim sehingga saya paham. Beliau, usia 70 tahun masih bisa bekerja dengan baik,” aku Ikrar. Christine Hakim memuji pemeran-pemeran muda yang memiliki totalitas da-

lam memerankan film ini. “Film ini untuk mensyiarkan agama. Artinya, usai menonton perjuangan dan ibadah tidak putus. Biaya film ini tidak kecil, Rp 15 miliar, inilah penting mudah-mudahan yang sudah menonton bisa menyampaikan kepada yang lain bahwa perjuangan dan pengorbanan KH Hasyim Asy’ari harus diteruskan. Pertemuan ini bukan hanya moment dialog namun syiar,” ucap Christine Hakim. Sedangkan Bupati Kubu Raya, Muda Mahendrawan mengakui nonton massalnya digelar untuk lebih menggugah semangat generasi muda terhadap perjuangan dan pengorbanan KH Hasyim Asy’ari. “Sosok KH Hasyim Asy’ari merupakan figur inspirasi yang patut dijadi panutan generasi muda sekarang ini. Saya ingin mengajak anak-anak kita bisa melihat kegigihan seorang anak bangsa,” imbaunya. Muda mengatakan semoga film yang kita saksikan bisa menjadi syiar, spirit dan semangat generasi muda. “Dalam film tersebut juga memiliki pesan mengenai pangan, kita harus produktif jangan sampai kita disandera bangsa lain melalui pangan. Okelah sekarang masih ada generasi Raskin, kita punya mimpi ke depan nanti, jangan ada lagi generasi raskin,” pungkasnya. o

Sosialisasi Pedoman Penyusunan APBD

Hipmi Optimis Pemberlakuan AEC 2015 Selain itu, dalam forum ini, Hipmi akan merumuskan berbagai kebijakan organisasi yang diharapkan bukan hanya bermanfaat bagi para anggota Hipmi, namun untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat Indonesia. Dengan konsistensi pembangunan ekonomi nasional Indonesia selama 1 dasawarsa terakhir, masih menurutnya, Hipmi bahwa perekonomian nasional tetap akan terjaga di tengah hingar bingar politik. Diskursus kenaikan BBM, penyesuaian Upah Minimun Provinsi (UMP) maupun gejolak tahun politik harus disikapi secra arif dan bijaksana. ”Dengan serapan pasar domestik yang masih tinggi, serta jumlah penduduk sebesar 40 persen dari total penduduk Asia, memuncul-

11

di daerah ini menjadi semakin terbuka apabila peluang tersebut dapat ditangkap dengan jeli. ”Saya minta, pelaku usaha di daerah ini agar secara cermat membaca peluang yang ada, dan bekerja secara sungguh-sungguh mengelola peluang tersebut,” pintanya. Dijelaskannya, saat ini kita harus membangun daya saing, mengingat di era perdagangan bebas, apabila tidak diikuti dengan daya saing yang tinggi, maka kita tidak akan mampu memenangkan persaingan yang sangat kompetitif. “Saya harap, bertitik tolak dari pemikiran ini, Rakernas XV ini perlu dibahas secara khusus upayaupaya dalam rangka meningkatkan daya saing tersebut,” harap Wagub lagi. o

dengn hak dan kewajiban daerah tersebut dalam kurun waktu satu tahun. Selain sebagai rencana keuangan tahunan pemerintah daerah, APBD juga memiliki fungsi otorisasi, perencanaan, pengawasan, alokasi, distribusi dan stabilitasi. “Saya minta, seluruh unsur penyelenggara pemerintah daerah supaya mengambil langkah-langkah untuk mempercepat peoses penyusunan dan pembahasan APBD, dan persetujuan tentang APBD 2014 dapat dicapai paling lambat satu bulan sebelum APBD dilaksanakan atau ditetapkan 31 Desember,” jelasnya. Pengelolan keuangan daerah pada dasarnya merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pengelolaan keuangan negara, maka kebijksanaan pengelolaan keuangan pemerintah pusat merupakan pedoman bagi

pengelolaan keuangan daerah dalam lingkup kepentingan dan situasionaal daerah yang bersangkutan. “Kita perlu mensinergikaan kebijakan Pemerintah dengan pemerintah daerah yang dituagkan dalam APBD,” ucapnya. Sedikit mengulas, penyusunan APBD Provinsi dan APBD Kabupaten/Kota pada periode sebelumnya tahun anggran 2013, APBD ditetapkan bulan Desember. Provinsi dan 7 Kabupaten/ Kota. APBD ditetaapkan bulan Januari ada 5 Kabupaten, Maret 1 Kabupaten, dan April 1 Kabupaten. “Dapat kita simpulkan, penyusunan APBD di Kalbar belum dapat dilaksanakan dengan tepat waktu. Kuraang bijak kalau kita saling tuding yerhadap penyebab keterlambatan penyusunan APBD,” rincinya. Dijelaskan olehnya, pengelolaan keuangan daerah ha-

rus transparan, mulai dari proses perencanaan, penyusunan dan pelaksanaan anggaran. Akuntabilitas dalam pertanggung jawaban publik juga diperlukan proses penganggaran mulai dari perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan benarbenar dapat dilaporkan dan dipertaanggung jawabkaan, baik kepada DPRD dan msyarakat. “Pengelolaan keuangan daerah juga menganut prinsip value for money yakni dalam proses penganggaran harus ekonomis efektif dan efisien. Saya himbau, prioritaskan alokasi anggaran untuk kegiatan yang menyangkut kepentingan publik dan pelayanan kepada masyarakat. Penetapan Perda APBD sebagian Kabupaten/Kota masih tidak tepat waktu, dan diupayakan agar dapat mempercepat proses penyusunan RAPBD,” ujarnya. o

Hasil Kerajinan Kalbar Diakui Sarawak barang-barang kerajinan hanya sebagai pengisi waktu atau hanya sambilan saja,” jelasnya Senin, (10/6) kemarin. Pada hal, lanjutnya bila hal ini dikerjakan secara serius maka hasilnya dapat menambah pemasukan rumah tangga dan dapat diandalkan sebagai Pendapatan Asli Daerah (PAD). Karena, tidak pernah fokus hal ini dimanfaatkan negara tetangga untuk membeli bahan dari kita dan membawa pengrajin kita ke tempatnya. Untuk itu Istri Gubernur Kalbar ini berharap para pengrajin dapat lebih meningkatkan hasil kerajianannya serta terus melakukan inovasi, mengigat peluang dan prospek kerajian anyaman dan tenun cukup menjanjikan maka sudah sewajarnya pengetahuan dan ketrampilan anyaman dan tenun perlu

sekali disebar luaskan, seperti melalui pelatihan. Apa lagi, mengigat untuk bahan baku kita saat ini masih melimpah dan belum diolah secara optimal. Pemerintah dan Dekranasda telah berupaya memfasilitasi, namun besarnya permintaan pasar dunia dan kurangnya hasil kerajinan menyebabkan hal ini terkendala dan berhenti ditengah jalan. “Banyak hasil kerajian kita saat ini seperti hasil tenun, anyaman rotan dan lain telah pindah di Serawak, Malaysia dan diakui sebagai kerajinan mereka. Pada hal, melihat dari coraknya dan para pembuat kerajinan juga tidak jauh dari rumah, makanya kita tahu itu merupakan kerajian kita. Namun, ironisnya, diakui merupakan hasil kerajinan mereka dan dijual ke manca negara. Sehingga hasil kerajian anyaman, tenun dan lainnya dimanca nega-

ra lebih diketahui berasal dari Serawak. Padahal, kebanyakan itu hasil kerajinan kita,”ujarnya. Ia sangat menyayangkan bila hal ini terjadi secara terus menerus. Untuk itu ia menyambut baik dengan adanya kegiatan pelatihan yang diselenggarakan UPIKM Dinas Prindag Provinsi Kalbar. “Mudah-mudahan pelatihan ini dapat lebih meningkatkan kemampuan dan ketrampilan para pengrajin anyaman, tenun dan lainnya dapat terus menyebar luaskan ketrampilan dan mampu berkembang terutama desain dan diversifikasi serta finishing produk. Dengan itu kita nantikan mampu memproduksi sesuai permintaan pasar dan pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pemerintah,” pungkasnya. o

Pengendara motor : “G gax punya!”, sambil berpikir “Sombong banget tuh anak!” Kemudian si anak melaju lagi sambil menghampiri seorang supir truk. Si anak : “Mas.. mas, Punya Motor kaya motor saya ga? “ Supir truk : “Mana g pu-

nya!!”, sambil berpikir “Wadoh ngeledek g tuh anak!”, kemudian Supir truk kembali bertanya : “Mang kenapa nanya begitu?” Si anak : “Nggak mas, anu.. saya ga tau rem nya dimana?! “ o

Rem naik motor Harley, dia pun mulai kebut-kebutan di jalan. Setelah hampir dua jam kebut-kebutan, si anak tersebut menghampiri seorang pengendara motor lain yang sedang berjalan. Si anak : “Mas.. mas, Punya Motor kaya motor saya ga? “


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.