edisi 04 mei 2013

Page 12

12

Jombang-Nganjuk-Kediri Madiun-Ponorogo Tulungagung-Blitar-Pacitan

Brantas - Mataraman Sabtu, 4 Mei 2013

Dewan Tegaskan Kawal Jamkesda

Tak Kuat Miskin, Buruh Tani Akhiri Hidup

HINDARI ORANG KAYA JADI PESERTA

JOMBANG- Diduga karena tak kuat menahan himpitan ekonomi, Slamet Wahyudi (42), warga Desa Tebel, Kecamatan Bareng, mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri, Jumat (3/5). “Pekerjaan Wahyudi hanya sebagai buruh tani. Jadi, korban nekat melakukan gantung diri karena diduga faktor ekonomi. Apalagi, sudah lama, korban pisah ranjang dengan sang istri,” kata Kepala Sub Bagian Humas Polres Jombang, AKP Sugeng Widodo. Widodo menerangkan, korban ditemukan sudah tidak bernyawa sekitar pukul 10.30. Awalnya, salah satu tetangga heran karena sejak pagi tidak melihat keberadaan korban. Sudah begitu, situasi rumah korban juga terlihat sepi. Padahal, biasanya korban selalu beraktifitas di sawah. Berangkat dari kecurigaan itu, salah

MOJOKERTO- DPRD Kabupaten Mojokerto menegaskan akan mengawal Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda). Wakil rakyat menilai, program jaminan kesehatan bagi warga kabupaten yang mencapai 34 ribu jiwa ini rawan manipulasi data. Hal itu mengacu pada kejadian tahun 2012, banyak laporan yang menyebut banyak orang kaya menjadi peserta jamkesda. “Pengawalan kita dengan meminta laporan dari Dinkes seputar data penerima. Nantinya dari data itu kita minta dikroscek ulang di lapangan,” jelas Wakil

Ketua Komisi D DPRD Kabupaten Mojokerto Mahfud Kurniawan, Jumat (3/5). Politisi PKS ini mengatakan, hasil koordinasi dengan Dinas Kesehatan kuota Jamkesda atau jaminan kesehatan di luar Jamkesmas nasional ada 34 ribu jiwa. Dari jumlah tersebut kebanyakan pasien SPM tahun 2012 lalu yang masuk daftar penerima. “Harapan kita tak ada lagi kongkalikong di masyarakat. Dimana yang membutuhkan itu yang jadi pesert,” ungkapnya. Dijelaskannya, seluruh penerima Jamkesda yang ditopang oleh anggaran APBD daerah

dan provinsi sudah diusulkan ke provinsi Jatim. Sedangkan pelaksanaannya diperkirakan akan dimulai mulai Mei tahun ini. Sebelumnya, Kabupaten Mojokerto tahun 2013 mendapat kuota penerima Jamkesmas sekitar 330 ribu jiwa. Kalau ditambah dengan Jamkesda jumlah penerima jaminan kesehatan gratis mencapai 370 ribu jiwa “Dengan Jamkesda masyarakat akan mendapatkan jaminan berobat ke pelayanan kesehatan sesuai ketentuan,” terangnya. Jika Jamkesmas sasarannya warga miskin, sedang Jamkesda lebih meluas, karena meli-

puti seluruh warga yang belum memiliki kartu jaminan atau asuransi kesehatan apapun. “Peran Jamkesda melindungi masyarakat yang rentan miskin dan akan jatuh miskin bila sakit

karena mahalnya biaya perobatan. Dengan program Jamkesda, bisa minimalkan biaya si penderita agar bisa mendapatkan pengobatan yang murah,” pungkasnya. ari

“Pengawalan kita dengan meminta laporan dari Dinkes seputar data penerima. Nantinya dari data itu kita minta dikroscek ulang di lapangan.” Mahfud Kurniawan Wakil Ketua Komisi D DPRD Kabupaten Mojokerto

Rampok Gondol Tas Berisi Surat Berharga

MASIH DISKRIMINATIF: Pasien miskin belum mendapat jaminan kesehatan yang baik dari pemerintah.

MOJOKERTO- Aksi kriminalitas di Kabupaten Mojokerto masih tinggi. Terbaru, tas milik notaris asal Surabaya digondol kawanan rampok saat mobil Toyota Corolla Altis nopol L 1054 CZ diparkir di Jalan Wijaya Kusuma, Desa Banjaragung, Kecamatan Puri, Kabupaten Mojokerto. Tas hanya berisi surat berharga dan uang Rp 1 juta. Kasat Reskrim Polres Mojokerto Kota, AKP Luwi Nur Wibowo mengatakan, korban atas nama Ari Sudono warga Barata 3 No 3 Surabaya. “Modusnya dengan memecah kaca mobil dan mengambil barang milik korban-

nya,” ungkapnya, Jumat (3/5). Dari hasil pemeriksaan sementara, korban yang bekerja sebagai notaris tersebut kehilangan dompet, ATM, surat-surat dan dokumen milik nasabah. Mobil tersebut diparkir sekitar beberapa menit dan ditinggal ke dalam kantor notaris milik Myrna Meinar Mardiana. “Uang hanya sekitar Rp 500 ribu hingga Rp 1 juta, modus pecah kaca baru kali ini. Indikasi pelaku masih kita diselidiki, namun dari keterangan saksi, pelaku berjumlah dua orang menggunakan kendaraan roda dua jenis bebek. Korban sedang kita periksa,” jelasnya. Sebelumnya, kaca mobil Toyota Corolla Altis nopol L 1054 CZ yang diparkir di Jalan Wijaya Kusuma, Desa Banjaragung, Kecamatan Puri, Kabupaten Mojokerto, dipecah kawanan perampok. Tas berisi surat penting dan milik notaris Bangsal berhasil digondol. btm

seorang tetangganya mencari ke dalam rumah. Nah, saat diperiksa ke dalam kamar, seketika itu terlihat korban sudah dalam posisi menggantung pada tiang blandar kamarnya dengan menggunakan sarung. Kontan saja, beberapa tetangga segera berdatangan berusaha menolong. Namun tragis, saat berhasil diturunkan dari gantungan, Wahyudi sudah tidak bernyawa. Atas kejadian itu, warga segera melapor ke perangkat desa dan diteruskan ke polisi setempat. Tak lama, beberapa petugas datang dan meminta keterangan sejumlah saksi. Dari visum luar tak ada tanda kekerasan atau penganiayaan. “Hasil visum luar, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan. Artinya, korban meninggal murni bunuh diri,” pungkas Widodo. btm

Sakit Darah Tinggi, Nekat Gantung Diri MOJOKERTO- Diduga depresi karena sakitnya tak kunjung sembuh, Sumiati (60) nekat mengakhiri hidupnya, Jumat (3/ 5) tadi pagi. Warga Dusun Selorejo RT 1 RW 4, Desa Sumbersono, Kecamatan Dlaggu, Kabupaten Mojokerto ditemukan meninggal dengan cara gantung diri. Kepala Dusun (Kadus) Selorejo, Eko Hariono mengatakan, aksi korban diketahui oleh anaknya sendiri, Suyono (35). “Suyono bermaksud membangunkan ibunya yang ada di kamar, saat pintu diketuk. Karena tak juga ada jawaban, Suyono langsung mendobrak pintu kamar,” ungkapnya. Masih kata Eko, Suyono langsung teriak saat melihat ibunya sudah tak bernyawa dengan kondisi leher yang tergelantung. Pengakuan warga, lan-

jut Eko, sebelum gantung diri Sumiati sempat mengeluh penyakit darah tingginya yang tak kunjung sembuh. “Sumiati bercerita kepada warga jika dia punya sakit darah tinggi yang belum sembuh-sembuh. Bahkan tetangga Sumiati, Heri Setiawan sempat di kasih baju oleh Sumiati. Katanya sebagai kenang-kenangan jika Sumiati sudah meninggal,” katanya. Sementara itu Kapolsek Dlanggu, AKP Sahari mengatakan, pihaknya yang datang ke lokasi langsung melakukan visum jenazah korban. “Hasil visum menunjukkan jika kejadian ini murni bunuh diri karena tidak ada unsur kekerasan didalamnya. Diduga karena depresi darah tingginya tak kunjung sembuh sehingga nekat mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri,” jelasnya. bsm

Nasib PNS Sabu, Kadispendik Magetan Tunggu BKD MAGETAN- Oknum pegawai negeri sipil (PNS) di Dinas Pendidikan, Kabupaten Magetan, terancam dipecat dari statusnya sebagai PNS setelah beberapa hari lalu diringkus Polres Magetan karena kasus kepemilikan sabu-sabu. Kepala Dinas Pendidikan Magetan Bambang Trianto, mengatakan, setelah menerima surat resmi pemberitahuan dari Polres magetan tentang AK, pihaknya langsung menonaktifkan tersangka yang bertugas di UPTD Pendidikan Sukomoro. “Kalau memang harus dipecat, nanti pasti dipecat. Kami akan berkoordinasi dengan BKD Magetan lebih dulu untuk kepastiannya. Karena semuanya kan ada aturannya,” ujar Bambang Trianto, Jumat (3/5). Menurut dia, ulah AK yang tertangkap sedang mengonsumsi sabu di sebuah warung di Desa Mojopurno, Ngariboyo,

pada jam dinas, telah mencoreng dunia pendidikan Magetan. Dia menilai, AK sudah sepatutnya memberikan contoh yang baik kepada masyarakat. “Saya akan bertindak tegas terhadap pegawai yang terlibat kasus narkoba. Apa lagi dia kan orang dinas pendidikan yang harusnya memberikan contoh baik dan berpendidikan. Sanksi berat sudah menunggu kalau yang bersangkutan terbukti bersalah,” katanya. Sementara, Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Magetan, Suko Winardi, menyatakan belum menerima laporan dari SKPD terkait oknum PNS yang telibat kasus narkoba itu. Pihaknya masih menunggu laporan dari Dinas Pendidikan yang dilampiri surat dari kepolisian untuk menindaknya lebih lanjut. “Kami belum terima laporan dari Dinas Pendidikan. Proses hukum-

nya biar berjalan, kami nanti akan memproses dari sisi kepegawaian. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri, sanksi hukum bagi PNS yang terlibat kasus hukum bisa berbentuk pemberhentian dengan tidak hormat,” katanya. Seperti diketahui, sebelumnya Polres Magetan menangkap AK yang kepergok menggunakan sabu di sebuah warung di Desa Desa Mojopurno, Ngariboyo. PNS warga Desa Bibis Kecamatan Sukomoro tersebut sedang “on” berat ketika ditangkap. Polisi menemukan 0,5 gram sabu beserta alat penghisapnya (bong) dan korek api dari tangan AK. Atas perbuatannya, AK dijerat dengan pasal 112 ayat 1 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tetang Narkotika dengan ancaman pidana 12 tahun. jtm

Tiga Pejabat Madiun Maju Pilkada MADIUN- Tiga orang penjabat di lingkup Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Madiun akan maju dalam pemilihan kepala daerah (Pilkada) di wilayah kota dan kabupaten setempat. Akibatnya, mereka harus melepas jabatan. Ketiga Pejabat tersebut adalah Suhardi Kepala Dinas Pendidikan, Kus Hendrawan yang menjabat sebagai Kabag Pemdes Keduanya maju dalam Pemilihan Walikota (Pilwali) Madiun. Adapun Sumardi menjabat sebagai staf ahli di Pemkab Madiun yang maju dalam Pilbup Madiun. Terait hal tersebut, ketiganya harus mundur dari jabatannya menjadi staf biasa di Pemkab Madiun dan mengajukan cuti saat tahapan Pilkada. Hal tersebut sesuai dengan surat BKN

nomor 10/2005 pasal 2 ayat 1. “Dalam surat BKN sudah dijelaskan jika ada PNS yang maju dalam Pilkada Kepala Daerah atau Wakil Kepala Daerah harus mundur dari jabatannya sebagai PNS serta mengajukan cuti,” ujar Sekda Kabupaten Madiun, Sukardi, Jumat (3/5). Saat ditanya terkait ketiga pejabat tersebut, Sukardi mengatakan, baru Sumardi yang mengajukan izin maju dalam Pilbup Kabupaten Madiun. Itu pun baru sebatas izin lisan dan belum izin secara tertulis atau resmi. “Untuk Sumardi kemarin sudah menghadap dan meminta izin untuk maju Pilkada. Dan dua lainnya belum. Namun untuk mundur dan cutinya nanti akan diurus setelah mereka resmi dite-

EDITOR: ROFIQ KURDI ISM’IL z LAYOUT: ABI NUZULUL MUSKHAF

tapkan sebagai calon kepala dan wakil kepala daerah,” katanya. Sementara itu, Sumardi mengatakan jika dia sudah siap dengan segala kosekuensi jika dia maju sebagai calon kepala daerah, termasuk harus menanggalkan jabatanya sebagai staf ahli. “Saya sudah siap dengan segala konsekuensinya saat saya mendaftarkan cabub kemarin,” katanya. Sebagaimana diketahui, Sumardi maju sebagai bakal calon Bupati Madiun menggandeng Dimyati Dahlan. Kus Hendrawan maju sebagai bakal calon walikota melalui jalur independen bersama Achmad Zainudi (adik Dahlan Iskan) dan Suhardi baru mendaftarkan diri ke PDIP untuk memperoleh Rekom sebagai Walikota Madiun. btm www.dutaonline.com


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.