kelas10_aktif-dan-kreatif-berbahasa-indonesia_adi-yudi-amin

Page 172

Soal Pemahaman Pelajaran 8 Kerjakanlah soal-soal berikut. 1.

a. Bacalah contoh permasalahan berikut ini.

Citarum Meluap

Wilayah yang kerap didatangi banjir, kini justru cenderung semakin padat. Salahkah mereka? Sang langganan itu kembali hadir di Bandung Selatan. Dia selalu berkunjung saat musim hujan dan mengepung rumah-rumah, sekaligus "mengusir" penghuninya. Ini yang kemarin terjadi dan mungkin sampai hari ini masih berlangsung. Banjir, itulah "sang tamu" yang datang bersama luapan Sungai Citarum, menyebabkan perkampungan Kelurahan Andir, Kec. Baleendah, Kab. Bandung, misalnya, terendam. Meluapnya Sungai Citarum dan anak-anaknya memang bukan lagi cerita baru. Setiap tahun nyaris terjadi. Menurut catatan, banjir di Bandung selatan pernah sampai berbulan-bulan, dengan keluasan hingga ratusan ribu hektare, dengan tingkat kerugian yang amat sangat besarnya. Karena itulah, dilakukan normalisasi Citarum, baik dengan sodetan maupun pengerukan, melalui projek bersumber APBN. Demikian pula dengan anak Citarum, pernah dinormalisasi dengan biaya bantuan luar negeri. Hasilnya? Banjir tetap terjadi seperti saat ini. Apabila dipertanyakan, mengapa banjir di sana selalu terjadi, berbagai jawaban para ahli sudah kerap di-ekspose. Mulai dari yang menganggap suatu hal yang wajar, mengingat daerah itu merupakan daerah terendah dari Cekungan Bandung. Dengan demikian, jika penghuni daerah tersebut mendapat petaka, karena salahnya sendiri menghuni daerah banjir. Pendapat lain yang mengemuka karena kerusakan lingkungan baik di hulu maupun sepanjang sempadan sungai. Rusaknya lingkungan di hulu (daerah resapan air) menyebabkan air larian luruh ke hilir lebih deras, dengan membawa material berupa lumpur sehingga terjadi sedimentasi yang tinggi. Sementara itu, sempadan sungai dijadikan lahan bangunan (permukiman dan industri) sehingga badan sungai menyempit maka volume air saat hujan tak lagi tertampung sehingga banjir pun terjadi.

Sumber: Dokumentasi pribadi

Satu hal yang penting dicatat dan direnungkan, bahwa hingga berkali-kali banjir, penduduk setempat bergeming. Sama sekali tidak terjadi trauma sehingga mendorong dia untuk berpindah tempat tinggal. Hebatnya, semakin sering diterjang banjir, seolah semakin kuat dan liat untuk bertahan. Wilayah yang kerap didatangi banjir, malah kini cenderung semakin padat. Salahkah mereka? Mungkin kita hanya bisa memaklumi apabila mereka terpaksa karena tidak lagi memiliki lahan alternatif. Jika harus pindah, siapa yang bisa memberi lahan pengganti. Akan tetapi, persoalan yang sulit kita terima adalah apabila Sungai Citarum dan anak-anaknya selalu dijadikan buangan limbah industri. Sebagaimana kita saksikan kemarin, banjir yang mengepung kampung disertai warna-warni zat yang dipastikan berupa buangan limbah pabrik. Wilayah Bandung selatan, khususnya Kec. Dayeuhkolot, Baleendah, Pameungpeuk, dan Banjaran, selama ini dijadikan zona industri.

Peristiwa

165


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.