kelas07_ips_waluyo-suwardi-agung-tri

Page 65

Sumber: www.indonesia.nl

b. Identifikasi Kekaguman seseorang kepada tokoh idola mendorong mereka menjadi sama dengan tokoh idolanya. Proses ini dalam sosiologi dinamakan identifikasi. Terjadinya identifikasi adalah hal yang biasa dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini karena setiap individu dalam masyarakat mempunyai tipe-tipe ideal yang hendak dicapai. Untuk mencapai tipe ideal tersebut, biasanya individu melakukan proses identifikasi. Proses identifikasi terjadi ketika seseorang mencoba menempatkan diri dalam keadaan orang lain, bahkan menerima kepercayaan dan nilai yang dianut orang lain menjadi kepercayaan dan nilainya sendiri. Oleh karena itu, mereka berusaha mengenal sang tokoh sedalam mungkin. Proses ini berawal dari adanya keinginan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan pihak lain. Berlangsungnya proses identifikasi dapat secara sengaja maupun tanpa sengaja.

Sugesti Pernahkah kamu merasa berada di antara dua pilihan? Kamu menginginkan sesuatu, tetapi hati nuranimu menginginkan lain. Pada waktu yang bersamaan, kamu harus memutuskan satu di antara keduanya. Situasi ini membuatmu bingung dan tidak heran jika rasionalmu pun menjadi terhambat. Contohnya pada saat kelulusan. Masih ingat kebingunganmu ketika memutuskan sekolah mana yang kamu tuju. Senang rasanya ketika selembar surat pernyataan dari kepala sekolah menyatakan bahwa kita telah lulus. Akan tetapi, seiring dengan kebahagiaan tersebut, rasa bingung pun menyelimuti. Saat itulah kita meminta saran-saran dari orang yang lebih berpengalaman dari kita. Pada keadaan ini, masukan atau nasihat dari siapa pun akan kita terima secara utuh. Proses inilah yang dinamakan sugesti. Sugesti merupakan cara pemberian suatu pandangan atau pengaruh oleh seseorang kepada orang lain dengan cara tertentu sehingga orang tersebut mau mengikuti pandangan atau pengaruh tersebut tanpa pikir panjang. Hal ini karena sugesti bersifat menggugah emosi spontan sehingga orang tersebut menerima suatu masukan tanpa pikir panjang. Sugesti mudah terjadi pada seseorang yang daya pikirnya terhambat, seperti seseorang yang sedang dilanda kebingungan, kesedihan, kekalutan, dan kekhawatiran. Selain itu, kewibawaan dan otoritas orang yang memberikan sugesti mempengaruhi berlangsungnya proses sugesti itu. Semakin tinggi kewibawaan dan otoritas seseorang, semakin mudah orang tersebut memberikan Sumber: Tempo, 24 Maret 2002 sugesti kepada orang lain, seperti kapolri, presiden, pendeta, kiai Gambar 2.20 Orang yang mempunyai otoritas mampu memberikan sugesti kepada atau pastor, dan ayah. Hal ini karena orang tersebut mempunyai orang lain. hak untuk melakukan tindakan atau membuat peraturan yang mengikat orang lain. Gambar 2.19 Kekaguman pada sosok Soekarno mendorong orang untuk mengidentifikasinya.

c.

d. Simpati Pernahkah kamu tersentuh ketika melihat suatu peristiwa? Peristiwa apakah yang mampu menggugah hatimu? Peristiwa-peristiwa ini biasanya berupa peristiwa yang melibatkan emosi kita sebagai manusia yang berbelas kasihan. Peristiwa-peristiwa tersebut seperti bencana alam, kecelakaan, dan kematian. Setelah melihat peristiwa tersebut, tidak jarang hati kita menjadi sedih, kasihan, iba, dan sebagainya. Perasaan ini dalam sosiologi dinamakan simpati.

58

Ilmu Pengetahuan Sosial SMP Kelas VII


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.