kelas07_ips_waluyo-suwardi-agung-tri

Page 44

10. Bangunan-bangunan megalith adalah bangunan yang dibuat dari batu besar. Jenis-jenis bangunan megalith antara lain punden berundak, menhir, dolmen, sarkofagus, kubur batu, arca batu, dan waruga.

11. Pada masa perundagian telah dikenal bahan untuk membuat barang dari logam. Teknik yang digunakan adalah teknik tempa, a circle purdue/ cetak lilin, dan bivalve.

Hujan rintik-rintik turun ke Bumi. Tanah kering menjadi basah dan rerumputan mulai tumbuh di lahan gersang. Tetesan hujan sedikit demi sedikit mengikis bebatuan dan tanpa kita sadari terciptalah berbagai kenampakan alam yang menakjubkan. Gurun pasir, gunung, sungai, dan berbagai kenampakan alam yang ada tidak terbentuk dalam sekejap. Diperlukan waktu bertahun-tahun hingga terbentuk kenampakan seperti saat ini. Demikian halnya dengan manusia yang terus mengalami perkembangan dari masa ke masa. Peninggalan budaya dan fosil-fosil menunjukkan kehidupan manusia pada zaman prasejarah.

Jadi, segala sesuatu yang ada di Bumi ini tidak ada yang abadi. Beratus-ratus tahun yang akan datang mungkin gunung-gunung menjadi rata dengan tanah atau sungai-sungai telah mengering. Kehidupan manusia terus berganti dari satu generasi ke generasi yang lain. Mulai saat ini saya akan memperhatikan perubahan kenampakan alam di sekitar tempat tinggal saya. Selain itu, saya akan menjaga dan melestarikan berbagai benda purbakala peninggalan zaman praaksara.

12. Nenek moyang bangsa Indonesia adalah bangsa Melayu austronesia.

Wacana

Sangiran, Lahan Penelitian Seandainya von Koenigswald pada tahun 1934 tidak menginjakkan kakinya di bumi Sangiran, situs manusia purba ini mungkin tidak akan setenar sekarang. Mengapa? Sejak kunjungan itu, nama Sangiran muncul dalam ranah ilmu pengetahuan sebagai situs penemuan alat batu. Jauh sebelum von Koenigswald, pada tahun 1893 Eugene Dubois, penemu fosil manusia purba Trinil sudah mendatangi Sangiran. Akan tetapi, kering dan tandusnya wilayah, kurang berkesan baginya. Dokter muda yang minta ditugaskan ke Hindia Belanda karena ingin menelusuri mata rantai yang putus dari evolusi manusia (missing link), awalnya memilih Payakumbuh sebagai lokasi penelitian, karena hanya menemukan fosil hewan kemudian mengalihkannya ke Tulungagung dan Trinil. Di Desa Trinil yang terletak di tepi Bengawan Solo, Dubois menemukan fosil tulang paha dan tengkorak manusia purba yang disebut Pithecanthropus erectus, si manusia berjalan tegak. Penemuan ini segera meluas berkat publikasinya pada Bulettin Raffles Museum, Singapura, dengan sebutan the Sangiran flake industry. Penemuan fosil rusa Axis lydekkeri yang dipandang sebagai fauna khas Trinil meyakinkannya, bahwa alat-alat serpih dari bahan tufa kersikan, jasper, dan kalsedon itu merupakan buatan manusia purba Homo erectus,

pendapat yang kemudian ditentang para peneliti lain. Penemuan Koenigswald di Sangiran menjadi awal rangkaian temuan tidak berkesudahan. Dua tahun kemudian penduduk menemukan rahang bawah fosil manusia purba di lapisan Pucangan atas di Sangiran, menyusul fosil-fosil lain pada tahun-tahun berikutnya. Kini, penemuan telah mencapai sekitar enam puluh individu manusia purba, tersebar pada lahan luas menempati wilayah Kabupaten Sragen di utara dan Kabupaten Karanganyar di selatan. Jumlah keseluruhan telah melebihi lima puluh persen dari seluruh temuan fosil manusia purba di dunia. Sekadar diketahui, situs serupa hanya sekitar hitungan jari di dunia. Di Asia, terbatas di Cina, India, dan Indonesia. Di Eropa ditemukan di Jerman, Prancis, Rusia, dan baru-baru ini di Inggris. Benua Afrika lebih menonjol dengan kekunoan yang lebih tua, antara lain di Ethiopia, Kenya, dan Afrika Selatan. Indonesia tidak hanya memiliki Sangiran, tetapi juga situs lain di sepanjang aliran Bengawan Solo, seperti Sambungmacan, Trinil, Ngawi, dan Ngandong. Selebihnya dijumpai di Kedungbrubus, Patiayam, dan Perning. Pada satu sisi, Sangiran telah bercerita banyak tentang kehidupan masa purba Jawa, tetapi di sisi lain meninggalkan lembaran cerita yang masih terpendam dalam tanah. Sangiran memang lahan penelitian tidak

Ilmu Pengetahuan Sosial SMP Kelas VII

37


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.