kelas07_ips_waluyo-suwardi-agung-tri

Page 183

Sumber: www.loc.gov

Gambar 5.38 Naskah Perjanjian Giyanti.

176

d) Sistem perpajakan yang sangat memberatkan penduduk yang berpendapatan rendah. Apalagi pungutan pajak itu tidak adil karena orang Belanda yang memiliki perusahaan perkebunan justru tidak dikenai pajak. e) Krisis yang melanda perkebunan-perkebunan pada tahun 1885 sebagai akibat jatuhnya harga kopi, gula, dan tembakau di pasar dunia. Dampaknya para pengusaha perkebunan menekan upah buruh dan sewa tanah hingga serendah mungkin. 3) Bidang Politik Jawa pada pertengahan kedua abad XVII mengalami puncak krisis di bidang politik. Tokoh-tokoh kuat kerajaan seperti Sultan Agung telah meninggal, konflik intern, perebutan takhta, dan pemberontakan. Benih-benih disintegrasi itu, selain menyebabkan merosotnya peran Mataram juga memancing intervensi VOC ke Jawa semakin intensif. Kekacauan terjadi ketika pengganti Sultan Agung, yaitu Amangkurat I tidak mampu mengatasi pemberontakan Trunojoyo tahun 1677. Mataram selanjutnya dilanda krisis selama tujuh dasawarsa karena lemahnya kepemimpinan elite istana dan campur tangan VOC. Perebutan takhta terjadi sejak Amangkurat I hingga Paku Buwono III. Puncaknya terjadi ketika Jawa dibagi menjadi dua bagian. Menurut Perjanjian Giyanti yang ditandatangani pada tanggal 13 Februari 1755 oleh Paku Buwono III, VOC dan Pangeran Mangkubumi, Mataram dipecah menjadi dua. Bagian timur di bawah kekuasaan Paku Buwono III dengan ibu kota Surakarta. Bagian barat di bawah kekuasaan Pangeran Mangkubumi dengan gelar Hamengku Buwono I beribu kota di Yogyakarta. Pembagian Kerajaan Mataram itu sesungguhnya merupakan siasat Belanda. Mataram tidak lagi sebagai kerajaan yang utuh sehingga mudah untuk diadu domba dan dikuasai. Sebagai bukti, koalisi antara Mas Said dengan Mangkubumi berhasil dipisah dan melalui Perjanjian Salatiga tahun 1757, Mas Said diakui VOC sebagai Mangkunegara I. Itulah kelicikan VOC dalam upaya menaklukkan Jawa. Sisa-sisa pengaruh VOC di bidang politik itu hingga kini masih bisa dilihat. Bisakah kamu menunjukkannya? b. Masyarakat di Kawasan Timur Indonesia Kawasan timur Indonesia sudah sejak lama menjadi incaran bangsabangsa luar. Kamu tentu mengetahui tentang alasannya sehingga bangsabangsa Barat juga ikut bertualang ke kawasan itu. Ya, rempah Maluku adalah komoditas paling berharga dalam perdagangan internasional. Daya tarik rempah yang luar biasa itu menyebabkan bangsa Barat untuk datang ke daerah penghasil rempah. Dengan organisasi dagang yang rapi, mereka datang lalu memonopoli perdagangan rempah. Dalam perkembangannya, dari monopoli perdagangan rempah, bangsa Barat mendirikan imperium yang sangat kukuh. Itulah masa kolonialisme di Indonesia. Kedatangan dan aktivitas bangsa Barat di kawasan timur Indonesia itu menyebabkan perubahan-perubahan di dalam masyarakat. 1) Bidang Sosial Kemasyarakatan Kolonialisme Portugis dan Spanyol di kawasan timur Indonesia berlangsung tahun 1511–1677. Selama masa itu mereka berhasil mendirikan permukiman di berbagai tempat.

Ilmu Pengetahuan Sosial SMP Kelas VII


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.