Ungkap juli 2013

Page 1

Edisi 18 >< Juli 2013


Edisi 18 >< Juli 2013


Edisi 18 >< Juli 2013


DAFTAR ISI LAPORAN UTAMA Jangan Calon Tunggal Diajukan ke DPR ........................................... 10 BERITA UTAMA Para Pecandu Narkoba Jangan Takut Melapor ................................... 14 Waspada!!! Rayuan Narkoba Jenis Baru ............................................. 16 "Saya Bangga Anggota Memutus Matai Rantai Jaringan Narkoba" ....................................................... 24 Bekas Vokalis ‘The Fly’ Ketangkap Lagi Fly ....................................... 30 LIPUTAN KHUSUS Urine Tentara & Mahasiswa Rela Dites Narkoba ................................. 40 15 Tahun Jualan Baru Lihat 'Mayat Narkoba' ...................................... 46 Dicari Kepedulian bagiMantan Pecandu Narkoba .............................. 48 KOMUNITAS Kejelian Menuai Penghargaan ........................................................ 52 Rehabilitasi Solusi Terbaik bagi Pecandu .......................................... 54 Tergiur Narkoba, PTASKES Ancam Pecat Karyawan ......................... 56 Istri Anggota DPR RI Desak Narkoba Harus Ditangani Serius ............... 57 APA KATA MEREKA Geregetan Perbuatan Keji Penjahat Narkoba .................................... 58 Keluarga SantaiNarkoba Mengintai .................................................. 60 Tes Urine Artis, Why Not? ................................................................. 62 METROPOLITAN Narkoba Jakarta Lampu Kuning Pusat Rehab Belum Lampu Hijau ...... 68 Jokowi Kurangi Jam Operasional Club Malam ................................... 69 Serangan Fajar di Kampung Boncos ................................................. 72 KESEHATAN Sejuta Bahaya Dibalik Narkoba ........................................................ 74

8 LAPORAN UTAMA

Menatap Harapan Pimpinan Polri Masa Depan Pergantian Kapolri Jenderal Timur Pradopo, terus bergulir. Sebelas nama kandidat hasil penjaringan Komisi Polisi Nasional (Kompolnas) sudah ditetapkan dan diserahkan ke Presiden SBY. Jumlah itu, tentunya akan menyusut drastis ditangan DPR. Bagaimana sosok calon pimpinan Polri masa depan? 12 BERITA UTAMA

Dekriminalisasi Tidak Jalan Lapas Jadi Korban Akibat dekriminalisasi tidak berjalan, Lapas menjadi korban dan kebanjiran tahanan penyalah guna narkoba akibat dari putusan hakim yang menghukum penyalah guna narkoba dengan hukuman pidana. Kalau Dekriminalisasi berjalan sesuai dengan UndangUndang Nomer 35 tahun 2009 tentang narkotika, seharusnya para penyalah guna itu dapat diberi hukuman berupa rehabilitasi, bukan hukuman pi 26 BERITA UTAMA

Korban Narkoba Lebih Berat Direhabilitasi Dibandingkan Ditahan di Lapas atau Rutan

KORUPSI Kejagung Ompong 56 Terpidana Korupsi Tak Dieksekus ...................... 76 Wakil Menteri Pendidikan & Kebudayaan Dituding Korupsi ................. 77

Ironis memang. Seorang korban narkoba yang tengah menjalani rehabilitasi akan merasa lebih berat beban moralnya, jika dibandingkan harus menjalani hukuman dipenjara Lembaga Pemasyarakatan (lapas) maupun Rumah Tahanan (Rutan).

HUKUM Vonis Ringan Hakim Narkoba ........................................................... 78 Setuju Gembong Narkoba Dihukum Mati ........................................... 79 NUSANTARA Selundupkan Kristal Putih dalam Makanan Sereal ............................. 82 Businesman Iran Selundupkan Shabu di Laptop ................................ 84 Apartemen Dimodifikasi Jadi Pabrik Ekstasi ....................................... 86 SOSIALITA Pecandu Narkoba di Sumbar Kian Melebar ....................................... 88 Pelajar Prihatin Pejabat Pakai Narkoba ............................................ 89 PENGADILAN NARKOBA Vonis Rehabilitasi Berubah Jadi Pidana ........................................... 90 Hamil 9 Bulan, Sidang Kasus Narkoba Ditunda ................................. 91 LINTAS NARKOBA Pesta Ganja Taufik Hidayat Ditangkap ............................................... 92 251 Kg Ganja Dirumah Kontrakan Pak Haji ....................................... 94 Wanita cantik Jualan Narkoba di Diskotik ........................................... 96 Dua PNS Pecandu Shabu Ketangkap Basah ..................................... 98 CRIME STORY Bentuk Dewan Demi Melanggengkan Bisnis Narkoba ....................... 100 INTERNASIONAL Tenggak Narkoba Sintesis Remaja Australia Ngaku Bisa Terbang ....... 102 Pudar, Citra Belanda Surga Narkoba .............................................. 102 Balotelli Dituding Jual Narkoba ...................................................... 104 Brad Pitt Kembali Mengganja ........................................................ 105 REALITA Golden Crescent, Jalur Utama Opium yang Lemah Pengawasan ........ 106 4

Edisi 18 >< Juli 2013

Kepala BNN, Anang Iskandar

38 LIPUTAN KHUSUS

Pocong Korban Narkoba Hantui Car Free Day Suasana car free day di Ibukota Jakarta, Minggu pagi 9 Juni 2013 dikejutkan dengan munculnya pocong. Ini bukan pocong sembarang pocong, namun anggota LSM GMDM ( Gerakan Mencegah Daripada Mengobati ), yang menggelar theatrikal drama kematian akibat menggunakan narkoba. Kegiatan ini untuk menyemarakkan Bulan Keprihatinan Korban Narkoba. 4 4 LIPUTAN KHUSUS

Duta CERIA 2012, NARKOBA Kami Terdepan Deklarasi Bulan Keprihatinan Korban Narkoba selama 1 bulan (1 Juni- 30 Juni 2013) oleh BNN menjadi perhatian khusus dari Duta Pemuda & Olahraga Remaja CERIA (Cerdas, Energik Responsif, Inovatif & Adaptif) 2012 Jakarta Barat. Perhatian itu dengan mengerakkan dan mewujudkan lingkungan sekolah agar bersih narkoba.


REDAKS I

Grasi Pecandu Narkoba, Mungkinkah?

M

asih ingat nama Schapelle Leigh Corby (WN Australia), Deni Setia Maharwan (WNI), Meirika Franola (WNI), Rani Adriani (WNI), Peter Achim Franz Grobman (WN Jerman) dan Indra Bahadur Tamal (WN Nepal). Enam nama keren dan beken itu, pernah menghiasi halaman utama media massa, secara kontinyu. Mereka adalah penjahat narkoba yang dijatuhi hukuman mati. Tapi, mereka tetap melakukan upaya hukum, dengan mengajukan grasi ke Presiden. Dengan sebuah asa: ada keringanan hukuman mati. Sejatinya, sistem hukum di Indonesia mengakui hukuman mati. Meski, perkembangan global mulai meninggalkan hukuman mati demi penghormatan terhadap HAM. Dari 198 negara, tinggal 44 negara yang masih mengakomodasi hukuman mati. Juga ada 154 negara atau 80 persen menolak hukuman mati. Ada empat kategori penolakan. Menolak hukuman mati, menolak untuk kasus tertentu, tidak menerapkan hukuman mati, dan moratorium hukuman mati. Pemerintah Indonesia telah menandatangi moratorium pengurangan hukuman mati, bersama 140 dari 163 negara anggota PBB. Tapi, diakui atau tidak, kondisi ini jelas memengaruhi pola pikir pemerintah, termasuk pemberian grasi. Grasi memang kewenangan konstitusional Presiden. Pemberian grasi melalui mekanisme yang selektif, bahkan dapat dipertanggungjawabkan. Sebelum grasi diberikan, Presiden tentunya meminta pertimbangan lebih dulu Mahkamah Agung (MA), juga meminta masukan Menteri Hukum dan HAM, Menko Polhukam, Jaksa Agung, dan Kepala Polri. Tapi Grasi hingga kini masih menjadi polemik. Apalagi selama ini yang mendapatkan grasi adalah gembong narkoba kelas kakap. Mungkinkah korban pecandu narkoba memperoleh grasi? Grasi bagi pecandu narkoba ibarat duren jatuh dari pohonnya. Benar-benar, sangat dibutuhkan. Mengingat, penerapan hukum pemidanaan pecandu narkoba yang diharapkan dapat tempat di rehabilitasi medis dan sosial, ternyata belum sesuai harapan. Faktanya, proses untuk meraih rehabilitasi mengorbankan waktu, biaya, tenaga dan pengorbanan lainnya. Tak bisa dipungkiri, proses hukum mulai kepolisian hingga pengadilan butuh waktu panjang, hanya untuk mendapatkan putusan rehab. Yang menyedihkan, banyak sekali vonis hakim yang tak memihak pemadat, malah divonis yang sama pidana dengan menjalankan hukuman layaknya pengedar maupun bandar narkoba. Mengenaskan memang.****\

Redaksi menerima artikel/tulisan dari pembaca, semua naskah yang dikirim ke redaksi harus dilampiri fotocopy KTP atau identitas lainnya yang masih berlaku dan diketik dua spasi.

PENGGAGAS Drs. Siswandi DIREKTUR UTAMA Martian Tanesia PEMIMPIN REDAKSI Endy Poerwanto REDAKSI R. Adia Widiasmoro SEKRETARIS REDAKSI Safitri, Watie Nurlaela SIRKULASI/DISTRIBUSI Yuly Muhammad (Kupak), MARKETING/IKLAN Lina Widjaja, Freddie, DESIGN & LAYOUT Pranoto ALAMAT REDAKSI/TU/IKLAN Jl Taman Surya III, Blok J2 No. 7, Cengkareng-Jakarta Barat HP: 021-93600789, 021-99910405 Fax: 021-7218042 E-mail: majalahungkap@yahoo.com BIRO BANTEN Johanda Fadil, SE, M.Si Jl. Maulana Yusuf Gg. Beringin I No. 44 Rt 01/01, Kel. Babakan, Kec. Tangerang Telp: 021-92292888, Fax: 021-29062345 email: ungkap.birobanten@yahoo.com BIRO BANDUNG Anthony Herawan Jl. Sukawarna II 52 A, Bandung Telp: 0817615115 Guan Rahardja Jl. Sudirman 46, Bandung 0817613082 Ramanda Malik 088802332641 BIRO SURABAYA Ebet Djulianto BIRO MEDAN Amir Tanjung DICETAK OLEH Panca Warna Edisi 18 >< Juli 2013

5


LAPORAN UTAMA

PERINGATAN HARI ANTINARKOBA INTERNASIONAL (HANI) DI ISTANA NEGARA JAKARTA

Presiden SBY: Keluarga Benteng Utama Tangkal Narkoba

P

residen Susilo Bambang Yudhoyono mengamati masyarakat kurang paham dan kurang bisa membedakan mana yang tergolong korban narkoba, dan 6

Edisi 18 >< Juli 2013

mana yang tergolong penjahat narkoba. Mengingat, jika tidak paham dan tidak bisa memberdakan, maka solusinya jadi keliru. "Bahkan, cara pandangnya tidak

boleh disamakan karena menyangkut pemberantasan penyalahgunaan narkoba," pesan Presiden pada peringatan Hari Antinarkoba Internasional (HANI) di Istana Negara Jakarta,


LAPORAN UTAMA

Senin 24 Juni 2013. Terhadap korban narkoba, lanjut kepala negara, solusi yang tepat adalah terapi, rehabilitasi dan pembibingan kembali. Mengingat, mereka (korban narkoba) telah kehilangan masa lalu, masa kini dan jangan sampai kehilangan masa depan. Solusinya bukan Lapas (Lembaga Pemasyarakatan). Namun, pusat rehabilitasi dan bukan dihukum tapi dibimbing kembali. Terhadap penjahat narkoba, tidak ada ampun. Hukum harus ditegak-

kan. Siapapun melakukan kejahatan narkoba, ya dihukum. Tidak boleh dibiarkan berkembang kemana-mana. Persepsi lainnya yang perlu disamakan adalah Keluarga merupakan penanggung jawab paling utama, dalam memerangi narkoba. Keluarga adalah awal dari dimensi pencegahan dan penyelamatan. Bahkan, keluarga merupakan penanggung jawab utama untuk menangkal serbuan narkoba. "Mari kembali ke keluarga sebagai basis, setelah itu sekolah, tempat kerja dan seterusnya sampai ke pemerintahan," pintanya. Sulit dipahami jika dalam keluarga yang hidup di satu rumah, orang tua tidak mengetahui anaknya terjerat narkoba. Karena itu, perlu adanya kesamaan persepsi terhadap korban narkoba dan penjahat narkoba, tambahnya. Kepala Badan Nasional Narkotika (BNN) Anang Iskandar menjelaskan permasalahan penyalahgunaan narkoba di Indonesia, menjadi perhatian dunia. Perhatian karena adanya kecenderungan terjadi peningkatan jumlah pecandu, penyalahguna dan korban penyalahguna narkoba. Disisi lain, berkembang juga peredaran narkoba yang dikendalikan oleh jaringan sindikat narkoba yang cukup besar dan tersebar di seluruh dunia. "Upaya pengungkapan terhadap produsen dan jaringan peredaran gelap narkoba dilakukan secara masif, jumlah tersangka dan jumlah barang bukti yang disita cukup besar, tetapi masih relatif sedikit dibandingkan yang beredar," paparnya. Menurutnya, World Drug Report 2012, yang diterbitkan UNODC organisasi dunia yang menangani masalah narkoba dan kriminal, diperkirakan terdapat 300 juta orang yang berusia produktif, antara 15 sampai 64 tahun

yang mengkonsumsi narkoba, dan kurang lebih 200 juta orang meninggal dunia setiap tahunnya akibat penyalahgunaan narkoba. Di indonesia juga dihadapkan pada permasalahan narkoba yang cukup memprihatinkan. Hasil survei nasional tahun 2011 terhadap penyalahgunaan narkoba diperkirakan prevalensi pengguna narkoba sebesar 2,2 persen, atau sekitar 4 juta penduduk Indonesia sebagai penyalahguna narkoba. Permasalahan tersebut berbanding terbalik dengan minimnya para penyalah guna narkoba yang mendapat perawatan pada tempat - tempat rehabilitasi, serta terbatasanya fasilitas rehabilitasi baik medis maupun sosial yang ada diseluruh Indonesia,. Pemerintah dan masyarakat hanya memiliki beberapa tempat rehabilitasi, yang jumlahnya sangat minim cuma 18.000 pecandu yang direhab jika dibandingkan dengan jumlah penyalahguna narkoba di Indonesia, tambahnya. Anang menambahkan saat ini pengguna narkoba masih dianggap sebagai pelaku tindak kriminal, umumnya mereka tidak mendapatkan rehabilitasi. Secara garis besar, pecandu yang tertangkap di penjara, tidak ditempatkan di tempat rehabilitasi, sehingga jumlah penyalahguna narkoba tidak berkurang. Di akhir acara, Presiden menyerahkan penhargaan kepada tiga penggiat anti narkoba. Mereka, K.H Syahruddin (Pembina Yayasan Bani Syifa), Pendetwa Loa Irawan Stefanus (Ketua Yayasan Penuai Indonesia) dan M. Trihardana (Ketua Panti Rehabilitasi Pondok Tetirag Dzikir Yogyakarta). Ketiga peraih award itu, berpartisipasi sangat aktif dalam mengusahakan kesembuhan bagi pecandu narkoba. *MU02 Edisi 18 >< Juli 2013

7


LAPORAN UTAMA

Menatap Harapan Pimpinan Polri Masa Depan Pergantian Kapolri Jenderal Timur Pradopo, terus bergulir. Sebelas nama kandidat hasil penjaringan Komisi Polisi Nasional (Kompolnas) sudah ditetapkan dan diserahkan ke Presiden SBY. Jumlah itu, tentunya akan menyusut drastis ditangan DPR. Bagaimana sosok calon pimpinan Polri masa depan?

Edi Hasibuan Syahputra, Anggota Komisi Polisi Nasional

K

apolri Jenderal Timur Pradopo tersenyum, saat ditanya calon penggantinya. Bahkan, nampak legawa menerima titah Presiden yang akan menggantinya sebelum masa pensiun awal Januari 2014. “Kan sudah jelas semua, pengganti saya harus bintang tiga. Tugasnya enggak lebih kurang dari satu tahun,” ungkap Kapolri kepada wartawan di Gedung Rupatama, Mabes Polri, Jakarta Rabu 12 Juni 2013. Kapolri melanjutkan semua bintang tiga memenuhi syarat serta memiliki kapasitas. Namun demikian, keputusan sangat tergantung pada pilihan Presiden Susilo Bambang 8

Edisi 18 >< Juli 2013

Yudhoyono (SBY) dalam menentukan siapa calon yang dianggap pantas. “Jadi sekali lagi nanti beliau yang menentukan,” tuturnya. Dipercepatnya, lanjut dia, karena untuk persiapan pengamanan pemilu 2014, tentunya dibutuhkan pimpinan baru yang harus disiapkan dengan baik. Kapolri juga enggan menyebut siapa yang paling cocok sebagai Kandidat Kapolri. Ada bintang tiga yang dianggap Kapolri Timur Pradopo memenuhi syarat. Mereka, Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Pol Anang Iskandar, Kabareskrim Komjen Pol Sutarman, dan Kepala Badan

Intelijen dan Keamanan (Kabaintelkam) Komjen Pol Suparni Parto. Juga ada delapan jenderal bintang dua yang juga memiliki peluang sebagai kandidat Kapolri. "Kami melihat ada 11 orang perwira tinggi Polri yang dianggap berpotensi sebagai bakal calon pengganti Jenderal Timur Pradopo. Ada tiga orang berbintang tiga, selebihnya bintang dua,” ungkap anggota Komisi Polisi Nasional (Kompolnas) Edi Hasibuan Syahputra kepada majalah UNGKAP di Kantor Kompolnas PTIK Jakarta, Senin 17 Juni 2013. Dijelaskan nama-nama yang masuk itu, hasil penjaringan termasuk meminta masukan dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) dan Komisi Nasional (Komnas) HAM. "Masukan ini memiliki nilai yang sangat penting dan strategis, siapa tahu ada yang punya istri lebih dari satu, memiliki kekayaan yang tak wajar atau melakukan pelanggaran HAM semasa tugasnya," jelasnya. Selain itu, Kompolnas membuka kuisioner calon Kapolri yang diinginkan rakyat, melalui website www.komplonas.go.id. Juga saran, keluhan dan masukan dari masyarakat melalui SMS. Hasilnya sejumlah nama muncul kepermukaan. "Ternyata partisipasi masyarakat dalam memberikan pendapat terhadap calon Kapolri begitu besar. Malah, ada orang sipil yang diusulkan jadi Kapolri, yakni mantan Menteri Pertahanan RI, Mahfud MD," kata Edi sambil tertawa. Sejumlah nama pun muncul dari aspirasi rakyat. Mereka, dari jenderal bintang tiga: Komjen Pol Oegroseno, Komjen Pol Sutarman, Komjen Pol Anang Iskandar, Komjen Pol Suparni Parto, Komjen Pol Imam Sujarwo. Dari Jenderal bintang dua, muncul nama Irjen Pol Putut Bayusena, Irjen Pol Anis Angkawijaya, Irjen Pol Puji


LAPORAN UTAMA

Martin Hutabarat Anggota Komisi III DPR RI

Eva Kusuma Sundari anggota Komisi III DPR

Hartanto, Irjen Pol Anton Setiadi, Irjen Pol Tito Karnavian, Irjen Pol Anton Bachrul Alam. Bahkan ada juga yang mengusulkan Komjen Pol Susno Duaji dan mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Mahfud MD. Sosok calon Kapolri yang diinginkan Kompolnas? "Kita membutuhkan Kapolri yang tegas, demokratis, bisa menggerakan roda kepolisian juga mampu meningkatkan kinerjanya yang lebih baik, lebih bagus dan lebih profesional," papar Edi Sementara masyarakat umumnya mengharapkan calon Kapolri mendatang lebih tegas, bisa bersinergi dengan pimpinan TNI, demokratis sekaligus mampu mengubah perilaku anggota Polri yang selama ini banyak dipersepsikan masyarakat kurang bagus. Demikian ulah oknum polisi dalam penegakan hukum, lanjutnya. Final penyaringan pada 27-28 Juni dan awal Juli 2013 akan diserahkan kepada Presiden SBY dengan segala kebaikan dan kejelekannya. "Biasanya dari Presiden nama yang diajukan itu akan mengerucut saat diajukan ke DPR RI untuk dilakukan fit and property test," ucapnya.

tahun sebagai kepala pemerintahan tentu dapat mengamati perjalanan karir para perwira," kata Martin di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa 11 Juni 2013. Politisi Fraksi Partai Gerindra mengingatkan calon Kapolri harus paham tantangan tugas untuk melanjutkan proses reformasi ditubuh kepolisian. Pasalnya, masih terjadi celah yang cukup lebar antara harapan masyarakat dengan postur kepolisian saat ini. Juga beban yang tidak kalah berat adalah mengamankan jalannya Pemilu 2014. "Kapolri harus bisa menjaga supaya suasana pemilu kondusif, karena kita sudah 2 kali pemilu relatif berjalan damai, itu harus tetap dijaga Kapolri baru," harapnya. Eva Kusuma Sundari, anggota Komisi III DPR menilai rencana Presiden mengganti Kapolri Jenderal Timur Pradopo, akan merusak regenerasi di tubuh kepolisian. Pasalnya, Kapolri akan diganti sebelum masa pensiun dan pertimbangan pergantian pun tidak transparan. Seharusnya, kata politikus PDIP, pergantian Kapolri mengikuti siklus kepemimpinan, yaitu pergantian dilakukan mendekati masa pensiun. “Sistem karier di Mabes Polri itu teratur. Jika pergantian dipaksakan, dampaknya akan buruk karena memotong regenerasi alamiah di kepolisian,” ujar Eva di gedung DPR Jakarta, Selasa 11 Juni 2013. Menurut Eva, argumen yang disampaikan kepresidenan bahwa pergantian Kapolri sebagai langkah untuk mengefektifkan pengamanan

Jangan Karbitan Anggota Komisi III DPR RI Martin Hutabarat menilai persaingan calon pemimpin Kapolri akan berlangsung ketat. Mengingat, para calon mempunyai kelebihan masing-masing. "Saya rasa rivalitasnya cukup tinggi. Ya, kita tunggu saja keputusan Presiden SBY. Seharusnya beliau tahu yang terbaik karena selama 9

menjelang Pemilu 2014, merupakan alasan tidak tepat. " Polri tidak bergantung kepada orang per orang, tetapi sudah mempunyai sistem yang mapan untuk menyambut penyelenggaraan pemilu. Mereka (kepolisian) pasti sudah biasa mengamankan (Pemilu),” tandasnya sambil menambahkan harapan sosok Kapolri adalah memiliki kualitas, kapasitas juga harus memiliki visi reformis dan anti-korupsi. Nudirman Munir, anggota Komisi II DPR yang mempertanyakan alasan presiden mengganti Kapolri. Presiden harus menjelaskan duduk masalahnya sehingga tidak menimbulkan prasangka tertentu. “Kita (DPR) perlu klarifikasi, apa alasannya, kenapa presiden tidak sabar menunggu pemilu dan menunggu sampai Kapolri pensiun. Ada apa dengan presiden?” paparnya. DPR ingin mendapatkan penjelasan, apakah pergantian dilakukan karena Timur Pradopo selama ini dinilai gagal. Seharusnya, presiden berkonsultasi dengan DPR sebagai mitra Kapolri. “Kalau memang Kapolri dinilai gagal, kami ingin tahu mana yang gagal? Di mana kegagalannya?” ujarnya. LSM Imparsial menilai Indonesia butuh Kapolri baru yang tegas, serius dan konsisten dalam menangani masalah sosial masyarakat. Juga, memiliki integritas dalam upaya penegakan hukum dan HAM, memiliki visi ke depan, bebas dari kasus-kasus hukum, HAM dan korupsi, profesionalisme, independensi dan kemandirian. "Ada empat tugas besar yang ditangani untuk diselesaikan yakni isu kekerasan kelompok minoritas dan kebebasan beragama, sengketa Sumber Daya Alam (SDA) yang sarat kekerasan, kekerasan terhadap buruh, terorisme, dan premanisme; dan komitmen untuk berantas korupsi, baik internal maupun eksternal," papar Direktur Program Imparsial, Al Araf dalam jumpa pers di kantor Imparsial, Jakarta Timur, Rabu 19 Juni 2013. Selain itu, tambah Al Araf, pergantian Kapolri harus bebas dari intervensi politik, meskipun pergantian Kapolri menjadi kewenangan presiden yang punya otoritas untuk memilih Kapolri. Namun, pergantian Kapolri tidak boleh dipolitisasi. Edisi 18 >< Juli 2013

9


LAPORAN UTAMA

SYAFRIADI CUT ALI, ANGGOTA KOMISI KEPOLISIAN NASIONAL

Jangan Calon Tunggal Diajukan ke DPR P emilihan calon Kapolri tinggal menghitung hari. Be berapa nama sudah diajukan Komisi Polisi Nasional (Komplonas) ke Presiden SBY. Bagaimana sosok calon orang nomer satu di korps baju coklat, Syafriadi Cut Ali, anggota Komisi Kepolisian Nasional mengutarakan kepada Majalah UNGKAP. Berikut uneguneg mantan jenderal polisi bintang satu:

Apa kriteria calon Kapolri yang ideal, sesuai harapan masyarakat? Sebenarnya tidak terlalu muluk-muluk, kok. Harapan kita semua, ya Kapolri dapat melaksanakan tugas secara benar. Ditambah lagi, ada 3 hal yang wajib dijalankan yakni penegakan hukum, memelihara tertib kamtibmas agar masyarakat aman, nyaman serta tetap kondusif. Terakhir, melaksanakan tugas sebagai pelindung, pengayom dan pelayan masyarakat yang profesional. Ini sangat penting. Kapolri harus tampil sebagai sosok yang sesuai harapan. Apakah harapan selama ini sudah tercapai. Ternyata kan masih jauh, bagaikan panggang jauh dari api. Karena masih adanya keluhan, protes dan kritikan yang ditujukan kepada polisi. Ini kan menyedihkan. Selain itu, dalam penegakan hukum, misalnya. Polri harus melindungi masyarakat. Pelaku kejahatan jangan diperlakukan sewenang-wenang. Ma-syarakat lapor, polisi ya harus melayani, mengayomi, melindungi dan menegakan hukum yang berlaku, kenyataan saat ini, kan tidak seperti itu. Malah banyak keluhan. Siapa yang bertanggung jawab terhadap harapan itu, ya pimpinan Polri mulai Kapolsek, Kapolres, Kapolda tentunya. Puncaknya, Kapolri utamanya. Belum lagi masalah di tingkat internal...... Ini menjadi tugas utama Kapolri ke depan. Kapolri harus bisa memecahkan berbagai masalah yang selali menyelimuti tubuh Polri sendiri. Juga, berbagai PR (pekerjaan rumah) yang belum bisa diselesaikan. Kita melihat banyak kendala dan masalah yang belum bisa terpecahkan, malah grafiknya kian meningkat. Ya, seperti masalah sumber daya manusia (SDM), anggaran, sarana prasarana dan lainnya. Masalah SDM dibawah naungan Sundaman Polri misalnya, masih ada sikap like and dislike terhadap anggota Polri. Ada yang ingin ikut sekolah malah dihambat. Ada yang sekolahnya tidak lulus-lulus. Ada yang kenaikan pangkatnya tersendat-sendat. Ada yang terlalu lama duduk di jabatannya dan tak pernah dipindah-pindah. Jadi nampak rotasi perputaran jabatan terlalu lama, terutama di tingkat menengah ke bawah. Jadi bagaimana 10

Edisi 18 >< Juli 2013

bisa melaksanakan tugas dengan baik, jika kondisinya seperti ini. Akibatnya, penilian saya kinerja Polri menjadi turun. Masalah lain, soal dukungan anggaran Polri masih kurang dibandingkan dengan harapan masyarakat, yang menuntut pelayanan dan kinerja Polri lebih profesional, lebih baik. Padahal sebelumnya kan semua sudah direncanakan. Ada grand strategi Polri 2012, yang terprogram dengan sistematis. Namun dalam pelaksanaanya tidak jelas. Bahkan, tidak jelas dalam pencapaiannya. Juga, evaluasi nampak tidak serius dalam memperbaiki yang lebih baik lagi. Berarti Tugas Kapolri Kedepannya lebih berat lagi? Begini, selain harapan tadi juga Kapolri nanti adalah sosok yang mempunyai kemampuan pencapain reformasi Polri. Artinya sebelumnya apabila dia mau dari sekarang dibenahi, masalah personil anggota yang banyak terjadi harus mampu diselesaikan secara bertahap dan tidak dibiarkan berlarut-larut. Pemilihan Kapolda baru, jangan bersifat asal-asalan. Wah, ini orang saya maka saya utamakan. Juga masalah kecil lain, misalnya bagaimana hal ini bisa terjadi ada 17 anggota Polri yang tidak lulus-lulus sekolah. Ini kan tidak benar, tidak masuk akal. Masak sih mereka bodoh semua. Sehingga menjadi pertanyaan, apa sebenarnya yang terjadi di tubuh Polri. Karena itu, Kapolri baru harus bisa menuntaskan. Kondisi ini sudah tidak bisa ditawar lagi. Memang, masyarakat sudah emberikan toleransi waktu untuk polisi agar berbebah diri, sesuai reformasi Polri yang digembor-gembokan selama ini. Eh, ternyata masih tetap kayak begini. Apa pemilihan Kapolri baru ada sesuatu yang baru? Menurut saya masih tetap seperti gini aja. Pemilihan Kepala Polri kan bagian dari suksesi , yang sifatnya lebih kepada semacam eforia. Dan pemilihan itu bukan substansi yang berlebihan. Pandangan Kompolnas siapa yang paling cocok dari sekian banyak calon? Kompolnas hanya diberi tugas untuk menghimpun dan memberikan saran. Untuk pertimbangan adalah Presiden yang juga mengangkat dan memberhentikan. Kompolnas tidak punya peran untuk mengajukan calon itu ke DPR RI. Nah tugas DPR melakukan Fit and propertes. Harapan kita ya jangan calon tunggal atau satu orang yang diajukan ke DPR. Dan DPR harus diberi peluang untuk memilih calon yang ada. Jika satu orang yang diajukan Presiden, maka tak ada pilihan lain seperti pencalonan sebelumnya.. *MU02


LAPORAN UTAMA

Edisi 18 >< Juli 2013

11


BERITA UTAMA

KEPALA BNN, ANANG ISKANDAR:

880 Ribu Pelajar - Mahasiswa Indonesia Penyalahguna Narkoba S aat ini bangsa Indonesia dihadapkan pada permasalahan narkoba yang sangat pelik dan memprihatinkan, berdasarkan survei nasional terhadap penyalah guna narkoba di Indonesia pada tahun 2011 diperoleh angka prevalensi sebesar 2,2 persen dari jumlah penduduk Indonesia, atau sekitar 4 juta penduduk Indonesia berusia 10 – 59 tahun sebagai penyalah guna narkoba. Permasalahan tersebut berbanding terbalik dengan minimnya tempat rehabilitasi bagi 4 juta penyalah guna narkoba, sehingga pertahunnya hanya sekitar 18 ribu penyalah guna narkoba yang mendapatkan perawatan di tempat rehabilitasi yang ada di seluruh Indonesia. Dan yang sangat meperihatinkan lagi dari 4 juta penyalah guna narkoba terdapat 22 % atau sekitar 880 ribu adalah pelajar dan mahasiswa. Berdasarkan hasil penelitian BNN bekerjasama dengan Puslitkes UI pada tahun 2011 menunjukkan dari 100 orang pelajar dan mahasiswa terdapat 4 orang pernah menyalahgunakan narkoba. Pada umumnya jenis narkoba yang paling banyak dikonsumsi oleh pelajar/ mahasiswa adalah ganja, heroin dan ekstasi. Sebagian besar pelajar/ mahasiswa menyalahgunakan narkoba karena coba-coba, untuk bersenang-senang, bujukan teman, masalah keluarga, dan masalah di sekolah. Maraknya penyimpangan perilaku generasi muda tersebut, dapat membahayakan keberlangsungan hidup bangsa ini di kemudian hari. Karena pemuda sebagai generasi yang diha12

Edisi 18 >< Juli 2013

rapkan menjadi penerus bangsa, semakin hari semakin rapuh digerogoti zat-zat adiktif penghancur syaraf, sehingga generasi muda harapan bangsa yang tangguh dan cerdas hanya akan tinggal kenangan. Penyebaran narkoba juga menjadi makin mudah karena anak SD juga sudah mulai mencoba - coba mengisap rokok. Tidak jarang para pengedar narkoba menyusupkan zatzat adiktif ke dalam lintingan rokok. Hal ini menegaskan bahwa saat ini perlindungan anak dari bahaya narkoba belum efektif dan masih jauh dari harapan. Kepala BNN, Anang Iskandar mengharapkan pelajar dan mahasiswa mengharamkan narkoba, sehingga mereka tidak akan mencoba barang haram tersebut. Saya juga berharap para pelajar dan mahasiswa tidak akan rela membiarkan bangsa

ini hancur karena narkoba. Oleh karena itu diperlukan kepedulian, kepekaan serta dukungan para pelajar dan mahasiswa untuk bersama - sama mencegah penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba di tanah air yang kita cintai ini. Dalam kesempatan tersebut, meminta Ibu negara Hj. Ani Bambang Yudhoyono untuk memberikan wejangan kepada pelajar dan mahasiswa agar mereka lebih bersemangat, penuh keyakinan dan kepedulian dalam upaya mencegah dirinya, keluarganya, lingkunganya dari bahaya penyalahgunaan narkoba. Berdasarkan data UNODC pada “World Drug Report 2012�, terdapat sekitar 300 juta orang berusia 15 64 tahun penduduk dunia yang mengkonsumsi narkoba, dan setiap tahun sekitar 200 ribu meninggal dunia akibat menyalahgunakan narkoba.***

Direktur Peran Serta Masyarakat BNN, Drs. Siswandi saat memberikan FGD di Kampus Budi Luhur, Jakarta Selatan.


BERITA UTAMA

Dekriminalisasi Tidak Jalan Lapas Jadi Korban A

kibat dekriminalisasi tidak berjalan, Lapas menjadi korban dan kebanjiran tahanan penyalah guna narkoba akibat dari putusan hakim yang menghukum penyalah guna narkoba dengan hukuman pidana. Kalau Dekriminalisasi berjalan sesuai dengan Undang-Undang Nomer 35 tahun 2009 tentang narkotika, seharusnya para penyalah guna itu dapat diberi hukuman berupa rehabilitasi, bukan hukuman pidana seperti yang terjadi selama ini. Hal itu diungkapkan Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Pol. Anang Iskandar, ketika ditemui di ruang kerjanya, Rabu (19/ 6). Selanjutnya Anang menjelaskan, berbagai aspek yang menjadi keprihatinan bersama dan harus mendapatkan pemikiran serta langkah konkret agar permasalahan Narkoba di Indonesia dapat diselesaikan dengan baik, “Pertama – tama kita harus merubah paradigma pendekatan hukum menjadi pendekatan yang seimbang antara pendekatan kesehatan dan hukum. Undang - Undang No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika telah mengatur tentang upaya rehabilitasi bagi penyalah guna narkoba dengan men - dekriminalisasikan dan men - depenalisasikan penyalah guna narkoba,” ujar Anang. Dalam kerangka dekriminalisasi, perbuatan mengkonsumsi narkoba merupakan perbuatan melanggar hukum, penempatan tempat rehabilitasi kewenangan penyidik, penuntut, dan hakim sesuai dengan tingkat pemeriksaan. Keputusan hakim dapat memutuskan dan menempatkan pengguna narkotika untuk mejalani pengobatan atau perawatan, masa menjalani pengobatan atau perawatan diperhitungkan sebagai masa menjalani hukuman, “Penjatuhan Hu-

Kepala BNN, Anang Iskandar

kuman rehabilitasi lebih sesuai karena khusus bagi pengguna atau pecandu narkoba hukuman rehabilitasi lebih berat dari hukuman pidana, pengguna narkoba tidak mengenal efek jera apabila dipidana,” tandas Anang. Sedangkan depenalisasi adalah perbuatan mengkonsumsi narkoba merupakan perbuatan melanggar hukum, “Namun apabila pengguna narkoba melaporkan diri secara sukarela kepada Instansi Penerima Wajib Lapor, dengan maksud untuk mendapatkan perawatan, maka pengguna narkoba tersebut tidak dituntut pidana,” jelas Anang. Menurut mantan Gubernur Akpol ini, Indonesia saat ini sedang prihatin karena menghadapi permasalahan 4 Juta korban penyalah guna narkoba yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia, dari 4 juta ini hanya sekitar 18.000 atau 0,47 persen yang mendapat layanan terapi dan rehabilitasi. Penyalah guna narkoba yang perkembangannya cukup pesat ini,

gambaran seperti penyakit menular yang mematikan secara perlahanlahan dan dapat menyerang siapa saja baik laki-laki maupun perempuan, masyarakat, pejabat, pelajar dan mahasiswa. Narkoba juga telah berkembang ke seluruh penjuru tanah air bahkan sampai ke desa - desa, diskotik dan tempat hiburan malam sudah menjadi tempat peredaran narkoba, bahkan ada desa atau kampung yang menjadi pasar tempat penjualan narkoba, termasuk Lapas sudah menjadi tempat mengkonsumsi narkoba yang aman, korbannya tidak hanya mereka yang broken home tetapi sudah menjalar pada keluarga harmonis dan menyasar semua tingkatan usia dan profesi yang ada di negeri ini. Tiap hari rata - rata 40 orang meninggal sia - sia akibat penyalahgunaan narkoba, belum terhitung berapa mereka yang putus sekolah maupun yang kehilangan kesadaran akibat mengkonsumsi narkoba. (pas) Edisi 18 >< Juli 2013

13


BERITA UTAMA

Pecandu Narkoba Jangan Takut Melapor

Kepala BNN, Anang Iskandar

B

adan Narkotika Nasional (BNN) dituntut konsisten untuk memberantas narkoba di negeri ini. Pemberantasan disini berarti menangkap dan memasukkan para produsen, bandar, kurir, pengedar ke dalam penjara dan juga menangkap dan memasukkan para pecandu, penyalahguna, korban penyalahguna ke tempat rehabilitasi. Hal itu diungkapkan Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Pol. Anang Iskandar, ketika ditemui di ruang kerjanya, Rabu (19/6). Mantan Gubernur Akpol ini pada awal menjadi kepala BNN mengeluarkan jurus menjadikan masyarakat sebagai “subyek” dalam setiap kegia14

Edisi 18 >< Juli 2013

tan pencegahan, pemberantasan dan rehabilitasi pengguna narkoba. “Karena yang tahu itu mereka,” ujarnya. Kepada masyarakat melalui kelompok, perkumpulan atau paguyuban, Anang meminta untuk bersama-sama bergerak mencegah penyalahgunaan narkoba. Memotivasi kelompok remaja melalui lomba sekolah bersih narkoba, juga masuk dalam programnya. “Intinya kita harus bergerak bersama-sama, supaya tidak timpang,” tandasnya. Lainnya, Anang pun merencanakan program yang difokuskan untuk memutus serta menangkap jaringan narkoba di Indonesia maupun jaringan Internasional. Ia pun sudah merencanakan pemberantasan tar-

get-target yang menjadi pusat peredaran narkoba, termasuk Lembaga Pemasyarakatan (Lapas). Di lingkungan BNN, pria yang dilahirkan di Mojokerto Jawa Timur, 18 Mei 1958 ini sesungguhnya bukan orang baru. Pernah menjabat sebagai Kapus Cegah Lakhar BNN (2008), kemudian sebagai Direktur Advokasi Deputi Bidang Pencegahan (2010). Pada tanggal 28 Oktober 2011, Anang dipercaya mengemban amanah sebagai Kapolda Jambi. Tak sampai setahun, putra pasangan Rauman dan Suyitno Kamari Jaya ini dipercaya untuk menjabat Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Mabes Polri. Kemudian sebagai Gubernur Akademi Kepolisian dan tepatnya 11 Desember 2012 lulusan Pascasarjana Universitas 17 Agustus Surabaya ini ditetapkan sebagai Kepala BNN oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, menggantikan Komjen Pol Gories Mere. Lulusan Akabri Kepolisian tahun 1982 ini meniti karier dari perwira menengah. Pernah bertugas di Bali sebagai Kapolsek Kuta Bali dan KP3 Bandara Ngurah Rai, Bali. Pengalamannya di bidang serse, sebagai Kasat Serse Polres Tangerang hingga Kapolsek Tamasari, Kapolsek Pancoran Jakarta Selatan serta Kepala Unit di Direktorat Serse Polda Metro Jaya. Dua kali menjabat Kapolres di Jawa Timur, yakni di Blitar dan Kediri. Pernah menjadi Kepala SPN Mojokerto dan SPN Lido. Kemudian menjadi Kapolres Jakarta Timur dan beberapa tahun kemudian, kembali lagi ke Jawa Timur sebagai Kapolwiltabes Surabaya. Ketika ditemui di ruang kerjanya, Rabu 19 Juni 2013, Anang Iskandar menjelaskan kebijakan yang sedang dijalankannya dalam mencegah, memberantas dan merehabilitasi pecandu narkoba. “Kalau kita bisa memahami dampak dari penyalahgunaan narkoba yang begitu dahsyat yang


BERITA UTAMA berujung pada terganggunya kerja simpul syaraf otak dan kematian, serta besarnya kerugian material secara individu yang ditimbulkannya. Jika kita lihat prevalensi penyalahgunaan narkoba di Indonesia pada tahun 2011 sebanyak 3,8 juta jiwa, tahun 2012 sebayak 4 juta jiwa, maka tidak berlebihan bila Indonesia sudah berada dalam lampu kuning bahaya narkoba,” jelas Anang Iskandar. Menurut Jenderal Polisi bintang tiga ini, penanggulangan bahaya narkoba di Indonesia memerlukan penanganan secara komprehensif, integral dan sinergitas dengan dipayungi legalitas secara nasional. Hal tersebut bisa berjalan dan terlaksana apabila semua pemangku kepentingan berkomitmen, bersatu padu untuk mencegah dan merehabilitasi serta memberantas produksi dan peredaran gelap narkotika di Indonesia, “Intinya saya harus membangun komitmen seluruh pemangku kepentingan untuk bersikap jujur, serius dan konsisten dalam melakukan pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan narkoba,” tandas Anang.

Ketika ditanya strateginya mengatasi tingginya angka pengguna narkoba di Indonesia, suami Tri Budiarti menjelaskan, “Kuncinya pada rehabilitasi. Kita akan memperkuat dengan melibatkan seluruh komponen masyarakat dan kementerian terkait, khususnya Kementerian Kesehatan dan Sosial. Kita akan mendorong dua kementerian tersebut untuk lebih aktif melakukan rehabilitasi terhadap empat juta warga bangsa yang sudah terkontaminasi narkoba. Kalau kita secara bersamasama dapat merehabilitasi empat juta orang tersebut secara bersama-sama tentu tidak ada demand di republik ini. Masalahnya, kita hanya punya beberapa tempat rehabilitasi yang tahun 2012 hanya mampu merehabilitasi 2000 pengguna narkoba. Sehingga diperlukan banyak tempat rehabilitasi yang harus dibangun oleh instansi pemerintah baik pusat maupun daerah. Itu sebabnya saya berharap kepada Gubernur, Bupati dan Walikota untuk memiliki tempat rehabilitasi guna merehabilitasi warganya masing-masing yang sudah terlanjur

mengkonsumsi narkoba,” ujarnya. Dalam kesempatan tersebut Anang mengucapkan terima kasih kepada masyarakat secara individu maupun kelompok masyarakat yang telah melakukan usaha merehabilitasi di manapun berada, dimana tahun 2012 telah merehabilitasi sekitar 16 ribu pengguna narkoba. Berkaitan dengan pecandu narkoba yang wajib melapor, Anang menegaskan bahwa bagi para pecandu narkoba, jangan takut untuk melapor, “Saya jamin tidak akan ditangkap tapi direhabilitasi, baik rehabilitasi medis maupun rehabilitasi sosial. Saya bicara ini atas perintah undangundang. Memang selama ini masyarakat belum tahu karenanya perlu disosialisasikan secara terus menerus. Selama ini informasi yang diperoleh masyarakat adalah informasi yang tidak benar, melapor sama dengan menyerahkan diri. Tidak begitu, mereka akan kita sembuhkan karena sembuh itu merupakan hak dan kewajiban setiap warga negara dalam rangka membangun Indonesia bersih dari narkoba,” tegasnya.***

Para penyalahguna narkoba saat menjalani assesment dalam rangka rehabilitasi gratis. Edisi 18 >< Juli 2013

15


BERITA UTAMA

Waspada!!! Rayuan Narkoba Jenis Baru Belum mampu membendung masuknya XTC, shabu, heroin, kokain, morfin kini dihebohkan dengan beredarnya 14 narkoba jenis baru. Diantaranya, Crocodile yang bisa membusukkan daging, kulit bersisik dan mematikan. Waspada dan hati-hati terhadap rayuan barang sesat yang menyesatkan.

M

asih ingat kasus Ahmad Raffi yang dibekuk BNN di rumahnya? Hasil pemeriksaan medis, ditemukan senyawa chatinon ditubuh presenter, penyanyi dan pemain film ini. Chatinone merupakan salah satu jenis narkoba baru, yang kini beredar di bumi pertiwi ini. Chatinon memiliki efek sama dengan jenis narkotika lainnya. "Senyawa Chatinon menimbulkan efek stimulasi seperti euphoria, energik, rasa senang, tidak nafsu makan dan percaya diri.Jadi efek yang dira16

Edisi 18 >< Juli 2013

Komjen Pol Drs. Anang Iskandar, Kepala Badan Narkotika Nasional

sakan penggunanya tidak jauh berbeda antara chatinone dengan narkotika lainnya,� tegas Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi saat dimintai komentarnya tentang narkoba jenis baru, yang mulai beredar di pasar bebas Indonesia. Zat chatinon, lanjut Menkes, dari tanaman Catha edulis yang tumbuh subur di Azerbaijan. Jika diolah, zat

itu dapat digunakan untuk campuran ekstasi dengan efek samping dapat menimbulkan rasa senang dan kehilangan nafsu makan bagi penggunanya. Tanaman jenis ini, sempat dilegalkan di beberapa negara, misalnya Senegal sejak tahun 2002 dan Selandia Baru (2007). Di Singapura peredarannya kian marak. Karena harganya


BERITA UTAMA lebih murah dibanding heroin. Di Indonesia peredarannya terbatas di kalangan atas. Untuk membelinya via internet atau pergaulan antar teman. Selain Chatinon, ada narkoba jenis baru lainnya yang tembus republik ini. Bahkan telah menelan korban. Namanya, Crocodile, yang luar biasa ganasnya, mengerikan dan harganya jauh lebih murah ketimbang heroin. Efek sampingnya daging bisa busuk. Kulit hitam bersisik di tempat suntikan, dan sudah ada korban yang diamputasi. "Jaringan dagingnya dimakan habis oleh bahan kimia asam yang ada di kandungan Crocodile. Pecandunya seperti zombie. Kulitnya terkelupas dan terlihat tulang putihnya. Narkotika ini memiliki efek samping yang jauh lebih berbahaya dibanding heroin," ungkap pakar kesehatan Keith Veronese seperti dilansir laman businessinsider. Dipaparkan, Crocodile ini tergolong obat-obatan Desomorphine, dibuat menggunakan codeine dicampur bensin, thinner, iodine, asam klorida, dan fosfor merah. Narkotika ini bisa dibuat di dapur sendiri, tidak memerlukan laboratorium mewah. Produsen juga sering mengganti bahan seperti menggunakan bensin sebagai pelarut. Anatoly Berestov, Doctor of Medical Sciences kepada Pravda.ru menambahkan Crocodile membunuh pecandunya begitu cepat, sehingga pengobatan untuk pecandunya agak sulit. "Seorang pecandu heroin memiliki kesempatan untuk sembuh dari kecanduannya atau mungkin ada 3 dalam 100 kasus," jelasnya. Desomorphine membunuh semua korbannya sangat cepat. Seorang pecandu heroin dapat hidup sampai enam atau tujuh tahun, sementara seorang pecandu desomorphine hidupnya jauh lebih pendek. "Dua tahun maksimum. Beberapa orang mungkin sampai lima tahun, tapi banyak orang yang meninggal setelah dosis pertama dari obat ini," sambung Anatoly.

Waspada Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN), Komjen Pol Drs. Anang Iskandar, SH, MM menjelaskan dalam sidang komisi narkotika di markas PBB, Wina, Austria, pada Selasa 12 Maret 2013 ditemukan 251 narkotika jenis baru. Dari jumlah itu, yang sudah masuk dan beredar di Indonesia sebanyak 14 macam narkoba jenis baru. "Narkoba jenis baru ini, sengaja dibuat untuk menghidari jerat hukum yang diatur oleh Undang-undang setiap negara. Saya menghimbau masyarakat Indonesia hendaknya waspada, hati-hati terhadap ancaman penyalahgunaan narkoba ini. Karena berbahaya dan menghancurkan generasi penerus," tandas Anang Iskandar kepada majalah UNGKAP di Jakarta, Rabu 5 Juni 2013. Permasalahan narkoba jenis baru pabrikan sejenis golongan ATS, seperti chatinon, metylon, bukan hanya di Indonesia. Ada 34 negara mengajukan permasalahan serupa pada sidang komisi narkotika dunia. “Delegasi Jepang saja menyampaikan kalau di negaranya terdapat 50 jenis narkoba baru. Ini menjadi masalah serius, dan harus ditangani serius,� ucap mantan Kadiv Humas Polri. Di Indonesia, lanjut jenderal polisi bintang tiga, otomatis tanggung jawab BNN bersama masyarakat untuk penanganan secara preventif sampai represi. Mengingat korban terus berjatuhan, masyarakat jangan mudah diperdaya oleh narkoba. Selain itu, BNN menjalin kerjasama dengan kementerian terkait, yakni Kementerian Kesehatan, Badan Pengawasan Obat dan Makanan, Kepolisian dan para ahli. "Hal ini untuk mengetahui keterkaitan sejauh mana bahayanya dan melakukan langkah lebih lanjut terkait perkembangan peredaran penyalahgunaan zat ini," terangnya.

Anggota Komisi III DPR RI, Muhammad Nurdin, menjelaskan proses hukum penanganan narkoba jenis baru ini, dapat dilakukan melalui Peraturan Menteri. Dan memang belum menjadi urgensi dibuatnya UU baru tentang Narkotika. Perkembangan terbaru adanya 14 jenis baru zat psikoaktif ini. Bisa dimasukkan ke lampiran terbaru dalam UU yang berlaku. Bisa juga melalui Permen. Karena kalau lewat UU, prosesnya membutuhkan waktu yang lebih lama lagi, tandas Nurdin, saat ditemui disela-sela Rakor BNN di Hotel Bidakara, Jakarta. Apalagi, sambung dia, jika tersangka yang ditangkap berkaitan narkoba jenis baru, bisa bebas duluan jika menunggu undang-undang narkotika yang diperbarui. "Sampai kini, komisi III DPR RI masih mengumpulkan data, melakukan kordinasi dan memeinta keterangan para pakar untuk memasukkan narkoba jenis baru dalam Undang-undang. Jadi membutuhkan waktu yang lama," paparnya. *MU02

Edisi 18 >< Juli 2013

17


BERITA UTAMA

Laporan UNODC Terkait Narkoba Jenis Baru

KETAMINE

L

aporan UNODC (United Nation Office on Drugs and Crime) pada Maret 2013, bahwa hasil penelitian di 80 negara, ditemukan beredarnya ZAT PSIKOAKTIF BARU (ZPB) di 70 negara, termasuk Indonesia dengan trend penyebaran yang terus meningkat. Penggunaan ATS (Amphetamine Type-Stimulants) selalu ditandai dengan berbagai macam jeniz/zat yang beredar. Untuk Indonesia peredaran terbesar yang ditemukan, adalah jenis Crystalline Methamphetamine (Shabu) serta Ecstasy. Kini tantangan utama adalah munculnya zat psikoaktif baru, yang belum diatur dan dikontrol secara hukum. UNODC mendefinisikan NPS: “Substances of abuse, either in a pure form or a preparation, that are not controlled but the 1961 Convention on Narcotic Drugs or the 1971 Convention on Psychotropic Substances, but which may pose a public health threat” (Zat penyalahgunaan, baik dalam bentuk murni atau persiapan, yang tidak terkontrol dalam Konvensi 1961 tentang Narkotika atau Konvensi 1971 tentang Psikotropika, tetapi yang dapat menimbulkan ancaman kesehatan masyarakat) NARKOTIKA (Ps.1 ayat 1 UU No.35/2009), zat atau obat dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan 18

Edisi 18 >< Juli 2013

atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan, yang dibedakan kedalam golongan-golongan sebagaimana terlampir dalam UU Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. ZPB (NPS) adalah bahan/zat psikoaktif jenis baru baik dalam bentuk kemasan murni maupun campurannya yang disalahgunakan dan berbahaya bagi kesehatan masyarakat namun belum diawasi Konvensi 1961 tentang Narkotika dan Konvensi 1971 tentang Psikotropika. (ZPB banyak dikenal dengan sebutan “designer drugs”, “legal high”, “herbal high” dan lainnya). ZPB berbahaya untuk kesehatan masyarakat karena mempunyai efek yang sama dengan narkotika dan jenis psikotropika yang diatur oleh Undang-Undang No. 35 tahun 2009. 1. SYNTHETIC CANNABINOIDS 2. SYNTHETIC CATHINONES 3. KETAMINE 4. PHENETHYLAMINES 5. PIPARAZINES 6.PLANT-BASED SUBSTANCES (KRATOM, KHAT, SALVIA DIVINORUM) Penelitian UNODC Di 70 Negara, sampai kini dari 6 Kelompok di atas, terdapat sekitar 251 ZPB. Di Indonesia hingga saat ini terdeteksi 14 Jenis baru yang berdera, termasuk METHYLENE DIOXY NMETHYLCATHINONE. Efek yang sama dengan pemakaian Zat Narkotika atau Psikotropika berbahaya seperti ekstasi, bahkan untuk zat tertentu Lebih berbahaya. Pemakai memiliki anggapan bahwa zat psikotropika baru tidak terlalu

PHENETHYLAMINES


BERITA UTAMA

14 Jenis Zat Narkoba Baru Psychoactive Inilah 14 jenis zat baru psycoactive yang dikirim ke UPT Lab BNN: 1. Benzylpiperazine 2. Para-methoxymethamphetamine 3. Methylone 4. Mephedrone 5. Pentedrone 6. 4-methyl-N-ethylcathinone 7. N-ethyl-cathinone 8. MDPV (3,4-methylenedioxypyrovalerone) 9. JHW-018 10. XLR-11 11. 2-CB (4-bromo-2,5 dimethoxymethamphetamine) 12 DOC (4-chloro-2,5-dinethoxyamphetamine) 13. Mitragyna 14. DMA (N,N,a-trimethyl-benzeneethanamine)

K

epala UPT Laboratorium Uji Narkoba Badan Narkotika Nasional (BNN), Kuswardani, S.Si. M. Farm. Apt menjelaskan masing-masing zat baru psycoactive tersebut memiliki efek farmakologi obat-obatan yang berbeda-beda. Pertama Benylpiperazine Disebut sebagai recerational drugs memiliki efek euphoria dan stimulant. Efek lainnya adalah persepsi terhadap warna, rasa, musik yang secara subyektif dapat berlangsung selama 4-6 jam. Kedua Para-methoxymethamphetamine Merupakan recreational drugs yang bersifat stimulant dan memiliki kecenderungan menghasilkan beberapa kasus hyperthermia pada dosis rendah. Selain itu, PMMA meningkatkan tekanan darah sehingga membahayakan kerja jantung. Ketiga Methylone Recreational drugs bersifat stimulant yang menyebabkan euphoria atau disphoria, susah tidur, halusinasi, menaikkan tekanan darah, hypertermia dan anorexia.

Keempat Mephedrone Memiliki efek yang sama dengan MDMA, amphetamine dan cocain. Selain itu juga bersifat stimulant, euphoria, dilatasi pupil, susah berkonsentrasi, halusinasi, susah bernafas, menaikkan tekanan darah dan efek yang sejenis dengan ekstasi/MDMA. Kelima Pentedrone Efeknya adalah stimulant dan bersifat psycoactive. Keenam 4-methyl-N-ethylcathinone Sama halnya seperti pentedrone yaitu efeknya adalah stimulant dan tergolong entactogen drugs yaitu yang bersifat psycoactive. Ketujuh N-ethylcathinone Sama halnya seperti pentedrone , yaitu efek adalah stimulant dan tergolong entractogen drugs yang bersifat psycoactive. Kedelapan MDPV Merupakan recreational drugs yang bersifat stimulant, efek euphoria, menaikkan tingkat kesadaran, menaikkan energi dan motivasi, menaikkan tingkat konsentrasi,

menaikkan efek seksualitas, hilangnya keinginan untuk makan dan tidur. Kesembilan JWH-018 Merupakan cannabinoid sintetik generasi pertama yang memiliki efek sama dengan mariyuana dan di otak menempati reseptor agonis cannabinoid. Kesepuluh XLR-11 Merupakan cannabinoid sintetik generasi ketiga yang memiliki efek sama dengan mariyuana dan di otak menempati reseptor agonis cannabinoid. Kesebelas 2-CB Merupakan recreational drugs yang memiliki efek halusinasi dan stimulant seperti MDMA/ekstasi. Keduabelas DOC Memiliki efek seperti amphetamine yang mempengaruhi tingkah laku dan persepsi di otak, meningkatkan efek visual penglihatan, menaikkan kewaspadaan terhadap suara dan pergerakan serta euphoria. Ketigabelas Mitragyna Merupakan zat yang terkandung dalam daun tanaman ketum/kratom yang mmiliki efek depresi, ketergantungan, rasa sakit yang kronis, menaikkan tekanan darah, susah tidur. Efek tersebut mirip dengan opiat dan cocain. Keempatbelas DMA atau dimethamphetamine Merupakan stimulant yang efeknya lebih rendah dibandingkan methamphetamine maupun amphetamine dengan potensi sedikit ketergantungan. Namun efek adiksi tersebut masih ada dan cukup membahayakan. **** Edisi 18 >< Juli 2013

19


BERITA UTAMA

20

Edisi 18 >< Juli 2013


BERITA UTAMA Penyelundupan ekstasi tak pernah berhenti. Ibarat terungkap satu tumbuh seribu. Malah sekarang, pil sesat buatan Malaysia pun mulai mengayang pasar Indonesia. Memang dibutuhkan keseriusan aparat, dan kesadaran masyarakat untuk menolak narkoba agar Indonesia bebas narkoba.

B

ertepatan Hari Isra Miraj Nabi Muhammad SAW, Kamis 6 Juni 2013, sebuah rumah mewah bergaya minimalis bercat abu-abu, merah hitam, di Perumahan Daan Mogot Baru, Jalan Ubud Raya Blok JA, No. 33, RT 06 RW 17 Kalideres, Jakarta Barat, digerebek. Penggerebekan melibatkan polisi gabungan dari Polda Kepulauan Riau (Kepri) dan Direktorat Reserse Narkoba Bareskrim Polri, dipimpin Direktur Narkoba Polda Kepri Komisaris Besar Pol. Agus Rohmat. Rumah berlantai 2, dihuni tiga warga negara asing. Mereka, Mohd. Sollehuddin bin Anwar dan Azmee bin Johari, keduanya warga negara Malaysia, serta Ong Beng Song alias Ong alias Eddy, warga negara Singapura. Ketiga orang asing ini, mengkontrak rumah tanpa melaporkan

keberadannya pada Ketua RT 06 RW 17. Hasil penggerebekan yang menggegerkan warga perumahan elite ini, ditemukan 162.500 butir ekstasi yang disembunyikan di dalam dua unit mesin kompresor. Pil bikin fly dikemas dalam 163 bungkusan plastik warna putih. "Tiga WNA kita amankan dan ditahan. Mereka ini jaringan internasional yang melibatkan warga Indonesia yang hingga kini masih buron. Jumlahnya tiga orang," papar Kapolda Kepulauan Riau Brigjen Pol Yotje Mende didampingi Wakil Direktur IV Tindak Pidana Narkoba Kombes Pol Anjan Pramuka Putra di Mabes Polri Jakarta, Jumat 7 Juni 2013. Terbongkarnya kasus ini, lanjut Kapolda Yotje, bermula dari pengiriman paket barang pada 28 Mei 2013

Direktur Narkoba Kepulauan Riau Kombes Pol Agus Rohmat (kiri) saat memeriksa barang bukti.

Brigjen Pol Drs. Yotje Mende Kapolda Kepulauan Riau

dari Johor Baru Malaysia, dengan menggunakan kapal barang yang singgah di Pelabuhan Sekupang Batam. Pengirimnya atas nama Lin warga Malaysia, yang mengirim barang berupa dua unit komprosor, dengan menggunakan perusahaan jasa ekspedisi di Johor Malaysia. Paket barang ini ditujukan dengan alamat Perumahan Daan Mogot Baru, Jalan Ubud Raya Blok JA, No. 33, RT 06 RW 17 Kalideres, Jakarta Barat. Petugas jasa ekspedisi di Batam curiga dengan paket barang itu. Lantas melaporkan ke Polda Kepri. Pada 29 Mei 2013, petugas membuka dua unit kompresor. Satu kompresor seberat 110 Kg ternyata didalamnya berisi 81 bungkus plastik berisi pil ekstasi dan satu kompresor lainnya berisi 83 bungkus ekstasi. Petugas Diserse Narkoba Polda Kepri pun menutup kembali kompresor itu, sekaligus melakukan strategi untuk membongkar siapa pemilik paket barang ini. Kemudian dari Pelabuhan Sekupang Batam, petugas yang menyamar sebagai petugas jasa ekspidisi membawa barang itu ke pelabuhan Telaga Pungkur, dilanjutkan ke Buton provinsi Riau, dan masuk Pekanbaru. Edisi 18 >< Juli 2013

21


BERITA UTAMA tersebut diantaranya Asiong diduga Warga Negara Malaysia, Ali Warga Negara Indonesia yang berada di Malaysia, dan Datuk pemilik rumah di Daan Mogot Baru, Jalan Ubut Utara Blok JA Nomor 33 RT 006/ RW 017 Kalideres, Jakarta Barat.

KBP Drs. Anjan Pramuka Putra Wadir Tipid Narkoba Bareskrim Polri

Dari Pekanbaru, paket barang itu diangkut melalui jalur darat langsung menuju Jakarta dengan menggunakan truk. "Bila dikalkulasikan waktu tempuh perjalanan selama satu minggu. Selama perjalanan itu, kita kawal dengan ketat," ungkap jenderal bintang satu. Rabu, 5 Juni 2013, paket barang tiba di Jakarta. Si penerima barang mengontak ekspedisi dengan memberi pesan agar paket kiriman barang dari Malaysia diantar ke Perumahan Daan Mogot Baru, Jalan Ubut Utara Blok JA Nomor 33 RT 006/ RW 017 Kalideres, Jakarta Barat. Kamis 6 Juni 2013, sekitar pukul 09.00 WIB, polisi yang menyamar sebagai petugas ekspidisi kepihak penerima. Setelah penyerahaan barang dengan membubuhkan tandatangan surat serah terima barang, saat itu petugas langsung melakukan penggerebekan dan penangkapan tanpa ada perlawanan. Dua orang ditangkap. M Solehuddin (WN Malaysia) sebagai penerima barang, Azmil (WN Malaysia) sebagai pembantu mengangkat dan menerima barang. Dan Ong Beng Song (WN Singapura) peran sebagai pemilik dan penerima barang ditangkap saat sedang menyantap ayam goreng, di salah satu restoran cepat saji di dekat rumah mewah itu. Saat ini masih ada tiga orang lagi yang belum tertangkap dan masih diburu kepolisian bekerja sama dengan polisi Diraja Malaysia. Tiga orang DPO 22

Edisi 18 >< Juli 2013

Berbagai modus "Barang itu dikirim dari Malaysia ke Batam Kepri. Selanjutnya dikirim kembali ke Jakarta. Modus seperti ini sudah beberapa kali dilakukan bandar besarnya di Malaysia. Jadi berbagai modus yang dilakukan para sindikat internasional untuk mengedarkan narkoba di Indonesia," tambah Wakil Direktur IV Tindak Pidana Narkoba Kombes Pol Anjan Pramuka Putra Menurutnya, dilihat dari kemasan ekstasi ini, buatan Malaysia. Jauh berbeda dibandingkan ekstasi buatan Belanda, yang biasanya dipacking secara rapi. Sementara ekstasi Malaysia dimasukkan dan plastiknya dilubangi. Bukan hanya itu, perbedaan antara buatan Malaysia dengan Belanda terlihat dari tingkat kekerasan ekstasinya. Buatan Belanda biasanya lebih keras dibandingkan Malaysia. "Saya yakin ini produksi Malaysia, yang baru pertama kali masuk pasar Indonesia," tandasnya. Selain itu, perbedaan harga yang sangat mencolok antara di Indonesia dengan Malaysia. Harga satu butir

ekstasi di Indonesia lebih mahal daripada Malaysia. "Kenapa dipasok ke Indonesia karena disana lebih murah, sementara disini mahal untuk satu butirnya di sini bisa mencapa harga Rp 200 ribu, bahkan bila sedang tidak ada barangnya bisa mencapai Rp 400 sampai dengan Rp 500 ribu," urai mantan Direktur Reserse Narkoba Polda Metro Jaya. Terekam CCTV Hansen (47) ketua RT 6 RW 17 menjelaskan selama setahun terakhir, rumah dalam keadaan kosong. Dan belum lama ini baru direnovasi, namun tidak jelas siapa pemiliknya karena belum terdata secara resmi dibuku catatan RT. "Kabarnya, rumah ini mau dijual. Karena kemarin ada orang yang datang ke rumah ini mau beli rumah ini. Tapi orangnya nggak ada, jadi ya pulang lagi," jelas Hansen. Memang, tambah dia, pada Senin 3 Juni 2013, ada sebuah mobil Toyota Fortuner mampir di rumah ini, sekitar pukul 18.00 petang hingga 22.00 malam. "Tak jelas apa yang dilakukan, kemudian pergi lagi entah kemana," paparnya. Pengakuan Hansen didukung dengan rekamam CCTV di pos security depan komplek. Sayang identitas pengemudi mobil mewah tersebut tidak berhasil direkam petugas


BERITA UTAMA

keamanan yang sedang berjaga. Pasalnya, pengemudi Fortuner mengaku sebagai aparat sehingga tidak meninggalkan KTP. "Kita nggak bisa maksa. Soalnya plat mobil pakai bingkai seperti yang

digunakan aparat. Jadi tanpa curiga kita persilakan masuk," tambah Jamal, salah seorang Satpam Perumahan. Soal penggerebekan itu, ketua RT mengaku baru dihubungi aparat kepolisian setelah kejadian. Hansen

pun datang ke rumah itu. Dan ada tiga lelaki masing-masing berkaus biru dan merah, tengah diintrograsi polisi. "Saya tak kenal dengan tiga orang itu, dan mereka bukan pemilik rumah," jelasnya.*MU02

Edisi 18 >< Juli 2013

23


BERITA UTAMA

KEPALA BNN, ANANG ISKANDAR:

"Saya Bangga Dapat Memutus Matai Rantai Jaringan Narkoba"

Saya bangga anggota saya berhasil memutus mata rantai peredaran narkoba, jenis ekstasi yang hendak diedarkan di Jakarta dan Australia. Ini satu bukti, polisi tak tinggal diam dengan makin banyaknya mafia internasional menancapkan kuku di Indonesia., “ tegas Kepala BNN Komjen Pol Drs Anang Iskandar . Anang Iskandar patut bangga dengan keberhasilan petugas menangkap tiga mafia narkoba di perumahan mewah kawasan Jakarta Barat . “ Jika petugas tak gerak cepat, bisa kita bayangkan bagaimana jadinya ge-nerasi muda kita. Kami berhasil menyelamatkan nyawa ribuan anak bangsa,“ tambah Anang Iskandar, yang bertangan dingin dalam meng-ungkap berbagai kasus narkoba. Bukan hanya Anang Iskandar yang bangga, warga sekitar Perumahan Daan Mogot Baru, Jakarta Barat, mengacungkan jempol kepada petugas yang berhasil menangkap tiga mafia dari Malaysia dan Singapura. “ Hidup Polri. Berantas bandar nar24

Edisi 18 >< Juli 2013

koba sampai ke akarnya. Kalau perlu tembak mati, “ teriak satu warga yang datang melihat tersangka digiring ke mobil dibawa ke Mabes Polri. Ketua Presidium Nasional Gerakan Anti Madat (Geram), Prasetyo Edi Marsudi, mengapresiasi langkah cepat polisi yang sukses mengungkap berbagai kasus narkoba. Narkoba saat ini tengah menjelma sebagai kebutuhan. Baik bagi pengguna maupun penjualnya. “Dengan berbagai keuntungan yang diperoleh, banyak orang memilih jalan pintas dengan menjual narkoba untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Sekarang ini hubungan narkoba dengan sama perut,” ujar pria yang akrab disapa Pras. Pras menilai tak ada hukuman yang mampu membuat efek jera bagi pengedar dan bandar, selain menerapkan hukuman tembak mati. “Cuma ini yang membuat mereka takut. Pemberantasan narkoba tidak boleh pandang bulu. Hukuman jangan dilihat dari seberapa besar “barang “ yang mereka miliki. Tapi harus dilihat dampak kepada masyarakat,

dari yang mereka lakukan,” ucapnya. Ronny Talapessy SH, pengacara muda jebolan Universitas Atma Jaya mendukung penuh langkah Polri berantas peredaran narkoba. Soal kasus Perumahan Daan Mogot Baru, Jakarta barat, yang menyelundupkan ribuan butir ekstasi, Ronny berharap agar kasus ini tuntas sampai ke pengadilan. “ Untuk memberi efek jera kepada ketiga mafia narkoba itu, sebaik hakim memberi hukuman yang setimpal. Kalau perlu dihukum mati. Sudah tidak terhitung generasi muda kita meninggal karena mengkonsummsi narkoba, “ tegas Ronny. Dukungan yang sama juga datang dari Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Triwisaksana. Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) prihatin terhadap peredaran narkoba yang setiap harinya semakin menggila. Bahkan Indonesia khususnya Jakarta masih menjadi surga bagi pengedar narkoba untuk meraup rezeki. Ini terjadi lantaran masih minimnya pengawasan dari masyarakat. “ Memberantas narkoba ini sebenarnya sangat mudah asalkan ada peran dari masyarakat. Karena jika hanya mengandalkan polisi. pemberantasan narkoba tidak akan maksimal,”tandasnya. Ari Husnul Hotimah, ibu rumahtangga, mengaku khawatir dengan makin merajalelanya peredaran narkoba saat ini.Terlebih ia memiliki dua putra, Aditya Ramadhan, 14, dan Ryan Dwi Juliansyah, 10, yang tengah beranjak remaja. “Sebagai oran tua jelas saya sangat khawatir.Karena itu saya mendukung langkah tegas polisi memberantas barang haram ini. Apalagi kabarnya peredaran narkoba telah sampai di permukiman warga,” tandasnya. RS


BERITA UTAMA

Edisi 18 >< Juli 2013

25


BERITA UTAMA

Walikota Cirebon beserta pejabat daerah melakukan penandatanganan “satu juta tandatangan� dalam rangka “Bulan Keprihatinan Korban Narkoba�.

Korban Narkoba Lebih Berat Direhabilitasi Dibandingkan Ditahan di Lapas atau Rutan Ironis memang. Seorang korban narkoba yang tengah menjalani rehabilitasi akan merasa lebih berat beban moralnya, jika dibandingkan harus menjalani hukuman dipenjara Lembaga Pemasyarakatan (lapas) maupun Rumah Tahanan (Rutan).

M

engingat, pemadat yang menjalani rehabilitasi susah dibesuk atau dikunjungi anggota keluarganya, terkait dengan aturan yang sangat ketat. Seperti, dalam kurun waktu 2 bulan pertama saat direhab belum boleh dibesuk keluarga. Juga, korban penyalaguna narkoba harus menjalani aktivitas rutin, dari mulai bangun pagi hingga istirahat 26

Edisi 18 >< Juli 2013

malam. Lebih menyedihkan lagi, jika sang pecandu merasa kepinggin atau ketagihan maka akan susah untuk mendapatkan narkoba. Apalagi, sampai saat ini belum ada peredaran narkoba di tempat rehab, juga belum ada yang ditangkap. Selain itu, pengawasan di tempat rehab sangat ketat, dan sebanding antara petugas dengan yang dirawat.

Walikota Cirebon, Drs. H. Ano Sutrisno


BERITA UTAMA Juga, penghuni di tempat rehab tidak pernah mengalami over lapping atau sesuai kapasitas. “Namun demikian, hasil nyata pecandu narkoba usai menjalani rehabilitasi benar-benar terwujud dengan hasil yang lebih bagus dibandingkan pecandu harus ditahan di Lapas maupun Rutan,� papar Direktur Peran Serta Masyarakat BNN, Brigjen Pol Drs. Siswandi. Jenderal polisi bintang satu mengemukakan hal itu pada Upacara memperingati Bulan Keprihatinan Korban Narkoba di lapangan alun-

alun Kota Cirebon, Senin, 17 Juni 2013 yang di hadiri Walikota Cirebon, Ketua DPD Cirebon serta Pejabat Muspida, Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat, TNI, Polri, kalangan pelajar, serta komponen lainnya. Selain itu dilakukan satu juta tanda tangan sebagai bentuk dukungan moral kepada korban narkoba di Indonesia. Siswandi melanjutkan dibandingkan pecandu narkoba mnenjalani masa penahanan di Lapas maupun Rutan, yang kondisinya semakin bertambah buruk.

Direktur Peran Serta Masyarkat BNN, Drs. Siswandi

Memang ada sisi kelonggaran ketika menjalani hukuman di Lapas maupun Rutan, yakni jam besuk minimal seminggu dua kali. Juga bebas bergaul dengan komunitas (bandar maupun pengedar), yang ditahan di Lapas maupun Rutan. Bahkan, barang sesat mudah didapat. Juga bisa memiliki, menyewa maupun meminjam HP sesama napi untuk berkomunikasi. Sisi kelonggaran lainnya, pengawasan di Lapas maupun Rutan masih longgar. Namun penghuni penjara mayoriutas over lapping atau melebihi kapasitas (4 kali lipat). Dikatakan, data akhir untuk korban narkoba yang sedang menjalani hukuman di Lapas maupun Rutan wilayah hukum DKI Jakarta sampai Bulan April 2013 dari jumlah tahanan kejahatan narkoba sebanyak 10.434, yang sebagai bandar maupun pengedar sebanyak 6.688 orang dan yang sebagai pengguna narkoba sebanyak 3.746 orang, BNN melaunching Bulan Keprihatinan Korban Narkoba dari Tanggal 1 hingga 30 Juni 2013, hal tersebut mendasari korban narkoba di Indonesia terdapat 4 juta orang, dan yang ditampung di tempat rehab hanya 18.000orang “ Hal ini dikarenakan mengingat sangat terbatasnya tempat rehabilitasi di Indonesia,� tandasnya. * MU01/MU02

Perbandingan korban narkoba yang menjalani rehabilitasi dan ditahan di Lapas maupun Rutan Rehab: Tempat Rehabilitasi 1. Aturan sangat ketat (dari bangun pagi hingga istirahat malam) 2. Selama 2 bulan tidak boleh dibesuk keluarga 3. Tidak mungkin mendapatkan narkoba jika sang pecandu ketagihan. (sampai saat ini belum ada peredaran narkoba di tempat rehab, juga belum ada yang ditangkap). 4. Pengawasan sangat ketat, dan sebanding antara petugas dengan yang dirawat 5. Secara rutin dilakukan pemeriksaan urine Lapas atau Rutan: 1. Jam besuk sudah ditentukan waktunya, adakalanya bisa besuk waktu tertentu 2. Masih bebas bergaul dengan komunitas (bandar maupun pengedar) 3. Narkoba masih bisa didapat 4. Bisa memiliki, menyewa maupun meminjam HP sesama napi 5. Pengawasan tidak terlalu ketat (masih ada narkoba beredar di dalam) 6. Tidak dilakukan pemeriksaan urine secara rutin Sehingga sangat berat secara moral untuk sembuh melalui rehabilitasi dibandingkan di lapas maupun di rutan

Edisi 18 >< Juli 2013

27


BERITA UTAMA

Penandatanganan Satu Juta Tandatangan “Bulan Keprihatinan Korban Narkoba� di Cirebon

28

Edisi 18 >< Juli 2013


BERITA UTAMA

Edisi 18 >< Juli 2013

29


BERITA UTAMA

Bekas Vokalis ‘The Fly’ Ketangkap Lagi Fly

Direktur Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri Brigjen Pol Drs. Arman Depari didampingi Wadir Kombes Pol Drs. Anjan Pramuka saat memberikan keterangan kepada wartawan terkait penangkapan B’jah mantan vokalis ‘The Fly’ karena terbukti mengkonsumsi shabu.

Daftar artis Indonesia yang tersandung narkoba, kian panjang. Kini giliran bekas vokalis The Fly band. Saat pesta narkoba sambil nyanyi karaoke disebuah karaoke di Jakarta Pusat, ditangkap tanpa melakukan perlawanan. Duda tanpa anak ini, pesta narkoba bersama dua teman lelaki dan empat wanita panggilan.

R

abu tengah malam, 19 Juni 2013, sekitar pukul 23.45 WIB, suara dentuman musik dan orang nyanyi di Room 855, sebuah tempat hiburan malam di Jakarta pusat, memekakkan telinga. Ditambah lagi, suara cekikikan wanita begitu menggema. Saat itu juga, beberapa anggota polisi berpakaian preman dari Direktorat Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri, mengerebek room itu. Penggerebekan itu, sempat mengagetkan orang yang berada di dalam ruangan karaoke. Di ruangan 30

Edisi 18 >< Juli 2013

VIP itu, terdapat 3 laki-laki yakni M. Hamzah alias BJah bersama dua temannya Niki dan Mulyawan alias Mulya. Juga ada 4 wanita dianta-ranya 3 perempuan muda yang dibawa dari luar karaoke dan satu orang wanita sebagai pendamping karaoke atau sering disebut sebagai mami. "Dalam penggerebekan tanpa ada perlawanan ini, bukan hasil pengembangan, pendalaman kasus juga bukan penyelidikan yang panjang. Namun murni dari informasi warga yang menelpon kami bahwa ada pesta narkoba di room 855," papar Brigjen

Pol. Arman Depari, Direktur Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri didampingi wadirnya, Kombes Pol. Anjan Pramuka kepada wartawan di Bareskrim Polri Jakarta, Kamis 20 Juni 2013. Petugas langsung meluncur ke TKP. Saat ditangkap mereka lagi fly, atau tak sadar karena pengaruh narkoba. Di dalam ruangan karaoke itu, selain mengamankan 7 orang juga menemukan narkoba yang diletakkan di atas meja. Barang bukti berupa 0,3 gram Shabu dan 1 butir Pill Happy Five dari tangan B'jah, Niki ditemukan 10 Butir Happy Five, dan tersangka Mulya 1 butir Happy Five, serta sebuah bong alat untuk menggunakan Shabu dan satu setengah butir pil ekstasi, disita. Arman Depari melanjutkan hasil tes urine menunjukkan ketiga lelaki itu terbukti positif, dan tes urine terhadap keempat wanita ternyata negatif. "Karena itu, keempat wanita kita lepas dan dijadikan saksi. Sedangkan ketiga lelaki itu ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan," ungkap Arman. Ditanya dari ketiga wanita yang diambil dari luar karaoke apa ada nama seorang penyanyi ternama yang berstatus janda tiga anak? "Berdasarkan data yang masuk ke kami, tidak ada nama yang dimaksud," jawabnya singkat. Pengakuan ketiga tersangka bahwa barang terlarang ini dibeli dari luar. Pembelian itu dengan uang patungan. "Kami terus memeriksa secara intensif soal pembelian narkoba itu, sekaligus mengejar pengedarnya," tandas jendral bintang satu. Dua kali Kesandung B'Jah yang dilahirkan di Jakarta 8 April 1975, pernah menjalani rawat inap di Rumah Sakit Ketergantungan


BERITA UTAMA Obat (RSKO) Fatmawati Jakarta Selatan tahun 1995. Saat itu, B'Jah menggunakan ganja, Amphetamine Cair Biru dan Spit, ternyata tubuhnya drop alias over dosis. BJah dilarikan ke rumah sakit dan menjalani perawatan inap selama 1 bulan. Pada Juli 2006, B'Jah kembali menjalani rawat inap. Selama 3 minggu dirawat di Rumah Sakit Thamrin Jakarta setelah mengkonsumsi Shabu dan Ganja. Salah satu dokter yang merawatnya adalah Dadang Hawari. Nama B'Jah menjadi sorotan publik karena berpacaran dengan Almarhumah artis Sukma Ayu. Pacaran itu dijalaninya sejak 8 Agustus 1997 hingga Sukma Ayu jatuh sakit pada 7 April 2004. Pengakuan B'Jah pacaran dengan Sukma Ayu dijalani selama 7 tahun hingga Sukma Ayu menutup mata karena sakit yang di-deritanya. Pada April 2005, sang vokalis menyunting gadis bernama Indah. Sa-

Direktur Peran Serta Masyarakat BNN, Brigjen Pol Drs. Siswandi saat mewawancarai B’jah mantan vokalis ‘The Fly’

yang, perwakinannya tidak membuahkan anak. Sayang pernikahan yang baru seumur jagung atau sekitar 6 bulan yang berakhir dengan penceraian, tepatnya Oktober 2005. "Karenai tersangka B'Jah sudah pernah kena kasus narkoba, maka

akan menjadi pertimbangan kami apakah ada pasal tambahan hukuman. Ini yang kami masih pelajari. Kini, ketiga tersangka dikenakan pasal 127 Undang-undang No. 35 tahun 2009 tentang narkotika," jelas Brigjen Pol. Arman Depari. *MU02

Data Para Artis yang Terkena Kasus Narkoba Sejak stahun 2000 hingga Juni 2013, sejumlah artis Indonesia terkena kasus narkoba. Berikut ini daftar artis kita yang tertangkap aparat karena terkait kasus narkoba: Minggu 27 Januari 2013 Raffi Ahmad, ditangkap BNN dikediaman Raffi kawasan Lebak Bulus, Jakarta Selatan,

memiliki shabu-shabu seberat 0,5 gram. Hakim menjatuhkan vonis 1 tahun penjara. 7 bulan penjara 3 bulan rehabilitasi di Lido Sukabumi

8 Maret 2011 Ratna Fairuz alias Iyut Bing Slamet ditangkap Direktorat Narkoba Bareskrim Polri. Ia kedapatan membawa shabu 0,4 gram. Iyut dapat dijerat ancaman hukuman penjara maksimal 12 tahun.

12 Oktober 2009 Jennifer Dunn ditangkap di Kencana Vista Residence, Cilandak Timur, Jakarta. Polisi menemukan tujuh butir ekstasi dan satu strip Happy Five. Dijatuhi vonis 4 tahun penjara

27 Februari 2011 Padi Surendro Prasetyo alias Yoyo ditangkap oleh petugas Direktorat Narkotika Badan Reserse Kriminal di Apartemen Sudirman Park, Jakarta.

7 Agustus 2008 Sheila Marcia ditangkap bersama temanya di Apartemen Golden Sky, Pluit, Jakarta. Polisi menemukan 0,058 gram sabu. Mahkamah Agung menjatuhkan hukuman 1 tahun penjara.

20 Juli 2010 Vivaldi Surya Permana alias Rivaldo kembali ditangkap untuk kedua kali dalam kasus narkoba di Jalan S Parman, Jakarta, dengan barang bukti 50 gram sabu. 1 Juni 2010 Fachriah Muntaz atau Ade Ivay ditangkap bersama pacarnya di kamar kos daerah Tegal Parang, Pancoran, Jakarta. Ia ditangkap berikut barang bukti 0,2 gram sabu dan 1 unit handphone. 24 Maret 2010 Penyanyi dangdut senior, Imam S Arifin, kembali ditahan polisi di Jalan Pangeran Jayakarta, Sawah Besar, Jakarta Pusat. 2 Februari 2010 Sammy Kerispatih (Hendra Samuel Simorangkir) digerebek di kamar kosnya. Ia kedapatan memakai serta

5 April 2008 Imam S. Arifin, penyanyi dangdut, ditangkap di pelataran parkir Hotel Pardede, Jalan Juanda, Medan, karena memiliki 1,6 gram sabu. Hakim menjatuhkan vonis 2 tahun penjara. 21 September 2007 Gary Iskak bersama temannya ditangkap di rumah Gary ketika memakai sabu. Polisi menemukan 0,0930 gram sabu. 10 April 2006 Revaldo Fifaldy Suria Permana ditangkap polisi di rumah kontrakannya. Polisi menemukan 0,2 gram sabu, 4 butir ekstasi, dan 1 linting ganja. Hakim menjatuhkan vonis 8 bulan.

Edisi 18 >< Juli 2013

31


LIPUTAN KHUSUS

KEPALA BNN, ANANG ISKANDAR:

Penegak Hukum Pilih Memidanakan daripada Merehabilitasi Hanya satu kata: Prihatin. Kata ini, kini merasuki kehidupan manusia, membelenggu sanubari, memasung kreativitas dan meregang nyawa. Bayangkan, sudah 4 juta warga republik ini menjadi penyalaguna narkotik. Sekitar 40 sampai 50 orang meninggal sia-sia saban hari. Bahkan, jutaan korban narkoba belum tersentuh rehabilitasi. Memprihatinkan memang.

N

arkoba juga berkembang cepat ke penjuru bumi yang gemah ripah loh jinawi. Negeri yang subur dan makmur. Saking suburnya pelosok desa terpencil bahkan puncak gunung pun, seperti di Gunung Bromo dan Semeru sudah dihantui barang terlarang Apalagi diskotik, dan tempat hiburan malam diklaim sebagai sarang tempat pemakaian dan peredaran narkoba . Lepas dari itu, Lapas pun jadi tempat untuk madat sekaligus ajang transaksi bisnis para terpidana yang dihukum berat. Lebih menyedihkan lagi, terpidana mati juga menjalankan bisnis haram dengan mengerahkan kaki tangannya yang ada di luar penjara. Memang 32

Edisi 18 >< Juli 2013

bagi terpidana mati tak punya beban melakukan itu, karena sudah divonis mati. Dan tak ada kata taubat, malah merangkul sipir Lapas agar bisnis ilegal dapat meraup uang. Korban narkoba, bukan hanya mereka yang broken home, orang kelebihan fulus, selebriti tapi menjalar pada keluarga harmonis, menyasar semua tingkatan usia, berbagai profesi. Bukan cuma pelajar SD hingga mahasiswa, namun Kepala Sekolah pun terjerat barang laknat. Sudah banyak pelajar yang putus sekolah, mahasiswa kena DO maupun

yang gila akibat pakai madat. Narkoba merugikan kita semua. Menggerus harta dan tabungan, juga ongkos perawatannya sangat mahal. Berdasarkan hasil penelitian kerugian ekonomi telah menembus angka Rp 41 triyun pertahun. Kerugian itu terdiri dari biaya ekonomi dan sosial Narkoba kini berkembang lebih jauh. Di dunia ditemukan 251 narkoba jenis baru. Dari jumlah itu, yang tembus ke Indonesia ada 14 macam. Hal ini ditemukan laboratorium BNN, dicreate oleh sindikat narkoba serta didukung tenaga ahli farmasi. Narkoba jenis baru, sengaja dibuat untuk menghidari jeratan hukum yang diatur Undang-undang di setiap negara. Keprihatinan bangsa ini semakin bertambah, tatkala menghitung betapa kurangnya tempat rehabilitasi dibanding dengan prevalensi penyalahguna narkoba yang ada. Tempat


LIPUTAN KHUSUS rehabilitasi yang dimiliki instansi pemerintah, masih sangat sedikit. Jugatempat rehabilitasi milik masyarakat cuma 80 tempat. Selayaknya, tempat rehabilitasi ada pada setiap propens , kabupaten /kota untuk merehab warganya dari ketergantungan narkoba. Kepala BNN Anang Iskandar mengatakan dekriminalisasi penyalah guna narkoba berdasarkan Undangundang nomor 35 tahun 2009 tentang narkotika, juga belum berjalan seperti yang diharapkan. Para penegak hukum, lebih memilih memidanakan daripada merehabilitasi penyalahguna narkoba. Padahal, sebuah harapan melalui dekriminalisasi dapat merehabilitasi penyalahguna secara compulsory. Hal ini menjadi salah satu sebab kenapa prevalensi pengguna narkoba grafiknya tidak pernah menurun, papar jenderal polisi bintang tiga. Juga Depenalisasi penyalahguna narkoba sesuai Undang-undang no 35 tahun 2009, juga belum berfungsi dengan baik. IPWL (instansi penerima wajib lapor ) meski sudah ditunjuk, namun masih banyak yang belum berfungsi sebagaimana mestinya. "Depenalisasi, diharapkan dapat merehabilitasi penyalahguna narkoba secara volunter. Juga turut memberikan kontribusi tidak menurunnya prevalensi pengguna narkoba di tanah air," sambungnya. Dari keprihatinan demi keprihatinan, memang harus tumbuh kesadaran bahwa perang melawan narkoba harus dilakukan bersama sama, harus mendorong terbangunnya budaya merehabilitasi penyalahguna narkoba secara sukarela, menanamkan keyakinan prevetion better than cure, menumbuhkan kepedulian masyarakat jadi pelaku dalam gerakan masarakat merehabilitasi korban penyalahguna narkoba. Tanpa kepedulian terhadap permasalahan narkoba, Indonesia dihadapkan pada kehancuran masa depan bangsa. Dan, kita tidak bisa Perang Melawan Narkoba Sendirian. Dukungan Moral Drs. Siswandi, Direktur Peran Serta Masyarakat BNN selaku

Dari kiri ke kanan, Kepala BNN, Komjen Pol Drs. Anang Iskandar, Direktur Peran Serta Masyarakat BNN Brigjen Pol Drs. Siswandi, dan Wakapolri Komjen Pol Drs. Nanan Sukarna.

Ketua Pelaksana Bulan Keprihatinan Korban Narkoba menjelaskan momentum bulan keprihatinan korban narkoba, yang dilaksanakan sebulan penuh, dimulai 1 Juni hingga 30 Juni 2013 ini, sangat tepat dalam menyongsong Peringatan Hari Anti Narkoba Internasional, 26 Juni 2013, tentunya perlu aksi untuk menindaklanjuti langkah apa yang akan dilakukan setelah berakhirnya Bulan Keprihatinan Korban Narkoba tersebut, dengan harapan semua pihak secara bersama-sama dapat melakukan tindakan nyata sesuai dengan tugasnya masing-masing . "Program ini sebagai wujud nyata semua pihak, untuk berperan menyelamatkan anak bangsa dari korban penyalahgunaan narkoba, dengan berbagai kegiatan yang positif. Dan ini merupakan momentum bagi semua komponen bangsa, baik pemerintahan, swasta maupun elemen lapisan masyarakat agar prihatin. Kami harapkan dapat berperan aktif menyelamatkan anak bangsa dari bahaya narkoba," kata jenderal polisi bintang satu. Kegiatan itu, antara lain, lomba cipta lagu-lagu tentang narkoba, baca

puisi, membubuhkan 1 juta tanda tangan dispanduk, forum discusion group, Lomba poster anti narkoba di lingkungan kampus, tes urine, sosialiasi hingga drama theatrikal jalanan, dengan tujuan sebagai dukungan moral bagi korban narkoba. Siswandi juga mengajak seluruh masyarakat untuk sadar akan bahaya narkoba. Bahkan mengajak untuk tetap peduli bersama-sama berbuat untuk menyelamatkan keluarga dan masyarakat dari bahaya narkoba. “Kami tak henti-hentinya mengingatkan lagi bahwa tanpa kepedulian, korban narkoba akan terus berjatuhan. Bahkan tanpa kepedulian, penjahat narkoba akan lebih leluasa memasarkan barang sesat ini. Karenanya, mari kita selamatkan bangsa ini dengan Kepedulian kita akan generasi penerus bangsa,� tambahnya dengan serius. Drs. Siswandi memberikan apresiasi kepada LSM maupun Ormas yang telah melakukan kegiatan berbentuk drama theatrikal yang menggambarkan akibat korban narkoba yang meninggal sia-sia diusung dengan keranda mayat. “Ini menggambarkan wujud nyata dari orang yang Edisi 18 >< Juli 2013

33


LIPUTAN KHUSUS sia. Alhamdulillah, saya diberi hidayah. Saya masih punya waktu untuk memperbaiki diri dan mengajak masyarakat untuk menghindari narkoba," sambungnya serius.

Made Dewi Puspita Pengurus LP2T

Dra. Hajjah Utari Soekanto Bendahara Umum DPP FPPI

menggunakan narkoba, karena akibat narkoba hanya tiga pilihan, yang pertama masuk rumah sakit, yang kedua masuk penjara dan yang ketiga masuk liang kubur, “ sambungnya.

ngan aksi peduli dan komitmen untuk menjaga diri , keluarga dan lingkungan dari bahaya narkoba dengan berbagai kegiatan positif, seperti melakukan sejuta tanda tangan agar mereka sadar, tergugah dan kembali ke jalan yang benar," tandas Ketua Umum House Pawer Indonesia, Eric. Pimpinan komunitas bikers Ibukota melanjutkan aksi sejuta tanda tangan ini memang jangan dianggap sepele, namun memiliki makna yang dalam. Bahwa siapapun yang tanda tangan telah teken kontrak sekaligus janji kepada dirinya sendiri untuk tidak memakai narkoba. Eko Dalimien, usai tanda tangan, menggambil toa dan menyampaikan orasi. "Kalian para pengedar dan bandar berhentilah, sadarlah bahwa keuntungan yang diraih adalah perbuatan semu karena merusak orang banyak, membuat keluarga berantakan dan anak cucu kita yang menjadi korbannya," teriak Dalimien juga mantan pemakai dan pengedar dalam orasinya. Pemuda bertubuh kerepeng dan badannya penuh tatto mengaku merasakan bagaimana barang sesat itu, akhirnya merusak dirinya, keluarganya bahkan orang lain menjadi korban. "Saya bersyukur bisa berhenti dari make dan ngedar. Saya kini tidak mau lagi diperbudak narkoba dan mati sia-

Mengoyak Persatuan Beberapa Komunitas, LSM dan Ormas, seperti Gerakan Anti Narkoba (GAN), Sudirman Comunity, Jakarta Underground Rivaval, House Pawer Indonesia, GMDM (Gerakan Mencegah Daripada Mengobati), KNPI, bersama-sama melalukan upaya mengajak masyarakat, khususnya mereka yang tengah beraktifitas di seputar Gelora Bung Karno Senayan, Jakarta, Sabtu, 8 Juni, 2013. Aksi LSM dan Ormas ini untuk menggelorakan program "Bulan Keprihatinan Korban Narkoba" selama sebulan penuh pada Juni 2013, dengan sebuah tujuan agar seluruh masyarakat Indonesia untuk waspada terhadap bahaya narkoba, yang sudah menimbulkan jatuhnya banyak korban. Selain itu, barang laknat telah mengancam keluarga, mengoyak persatuan dan kesatuan hingga dapat menghancurkan keutuhan bangsa. Jika tidak ada tindakan lebih tegas, tidak ada kepedulian masyarakat, termasuk membentengi keluarga dari ancaman bahaya narkoba maka kondisinya bakal semakin parah. "Karena itu kami mengajak de34

Edisi 18 >< Juli 2013

Siapapun Harus Berbuat Dra. Hajjah Utari Soekanto, Bendahara Umum DPP Forum Pemberdayaan Perempuan Indonesia (FPPI) menilai siapapun harus berbuat, harus peduli, harus komitmen terhadap korban narkoba, yang jumlahnya terus bertambah setiap harinya. "Ini masalah serius yang harus ditangani bersama. Bukan hanya urusan BNN, polisi dan pemerintah yang hanya berbuat tapi seluruh komponen masyarakat maupun oraganisasi sosial masyarakat harus berbuat, bergerak dan punya tanggungjawab moral untuk mengatasinya," ko-mentar Ibu Utari berkaitan dengan Bulan Keprihatinan Korban Narkoba. Berbuat yang dimaksud Ibu Utari dengan melakukan sosialiasi dan diskusi di sekolahan dan universitas karena para pelajar dan mahasiswa sangat rentan dan rawan sebagai penyalaguna narkoba. Memberikan pengetahuan bahaya narkoba kepada ibu pengajian, kelompok masyarakat bahkan warga yang tinggal di pelosok desa, karena penyebaran narkotika sudah merambah daerah. "Prihatin memang kita wajib prihatin dengan korban narkoba. Namun keprihatinan tanpa melakukan perbuatan nyata, ya percuma. Jadi mari kita semua berbuat untuk mendukung dan membantu BNN agar pengguna narkoba turun drastis, peredaran narkoba semakin berkurang sehingga target Indonesia Bebas Narkoba 2015 bisa tercapai," harapnya. Hal senada dilontarkan Made Dewi Puspita, dari Lembaga Penatar Penyelenggara Trias Political (LP2T). "Korban narkoba jangan dijauhi, disepelekan, dikucilkan namun harus kita rangkul, ajak bicara dan direhabilitasi. Itu jalan terbaik bagi mereka. Jika tidak, korban narkoba akan kembali ke komunitasnya. Kondisinya malah berbahaya," papar Made Dewi. Made Dewi juga pengurus Front


LIPUTAN KHUSUS Betawi Bersatu sangat setuju dengan Bulan Keprihatinan Korban Narkoba. Namun jangan dilakukan cuma sebulan penuh. "Namun bulan keprihatinan harus dilaksanakan setiap hari, setiap minggu, setiap bulan, setiap tahun karena korban narkoba butuh penanganan serius, butuh perhatian dan butuh tindakan nyata," katanya.

Menurutnya, penyalahguna narkotika merupakan permasalahan serius yang membutuhkan perhatian serius juga. Jika kondisi itu tidak ditangani serius, bisa jadi nasib generasi muda Indonesia di masa depan akan menjadi generasi yang terbelenggu oleh barang haram ini. Bayangkan, saat ini setiap hari 40

orang di Indonesia meninggal dunia akibat mengkonsumsi narkoba. Ini berarti setiap tahun rata-rata 15.000 orang pertahun tewas. "Padahal, korban yang tewas itu merupakan usia produktif, usia generasi muda penerus bangsa, usai remaja yang masih membutuhkan sebuah harapan hidup, tambahnya. *MU02

LAUNCHING BULAN KEPRIHATINAN KORBAN NARKOBA 1 JUNI 2013

Edisi 18 >< Juli 2013

35


LIPUTAN KHUSUS

36

Edisi 18 >< Juli 2013


LIPUTAN KHUSUS

Edisi 18 >< Juli 2013

37


LIPUTAN KHUSUS

Pocong Korban Narkoba Hantui Car Free Day

Suasana car free day di Ibukota Jakarta, Minggu pagi 9 Juni 2013 dikejutkan dengan munculnya pocong. Ini bukan pocong sembarang pocong, namun anggota LSM GMDM ( Gerakan Mencegah Daripada Mengobati ), yang menggelar theatrikal drama kematian akibat menggunakan narkoba. Kegiatan ini untuk menyemarakkan Bulan Keprihatinan Korban Narkoba.

"

Tolong gara-gara narkoba, hidup mati saya nggak jelas...". "Pa nas...panas, kapok pakai Narkoba..." "Di dunia Susah, Apalagi di Neraka..". "Jangan Pakai Narkoba, kalau nggak pingin seperti saya...." Suara rintihan, keluh kesah dari pocong korban narkoba dilontarkan pocong, yang mengitari bundaran Hotel Indonesia (HI). Dengan membawa sebuah keranda bertuliskan "Jauhi Narkoba Demi Masa Depanmu" dan "Narkoba Membunuh Generasi Anak Bangsa", sekitar 20 anggota GMDM yang tubuhnya 38

Edisi 18 >< Juli 2013

dicat putih berjalan kaki dengan menyampaikan keluhan terkait dampak negatif mengkonsumsi narkoba. Keluhan itu membuat warga Jakarta yang menikmati car free day, terkejut. Malah ada yang tersenyum, melihat aksi drama yang baru pertama kali terjadi pada hari bebas kendaraan di jalan utama Ibukota. Aksi theatritikal ini, mendapat sambutan positif. "Wah, menarik juga menyuarakan korban narkoba dengan cara yang berbeda. Kreatifitas ini perlu ditingkatkan. Dan menurut saya tepat sasaran karena mengingkatkan

pakai narkoba, meninggalnya secara sia-sia," komentar Kaylila, warga Jalan Kemandoran Jakarta Selatan. Selama ini, menurut pelajar SMA swasta, larangan, himbauan soal narkoba ditempel pada spanduk, bilboard atau umbul-umbul, terkesan monoton. "Memang butuh kreativitas agar penyampaian pesan itu benar-benar mengena sasaran," sambungnya. Selain di Bundaran HI, aksi serupa juga digelar di Kebun Binatang Ragunan, Jakarta Selatan Sabtu 15 Juni 2013 siang. Selain pocong, juga ada keranda mayat yang digotong oleh empat mayat korban narkoba. Ribuan pengunjungpun sempat terkejut, terperanjat dan tertawa dengan aksi drama ini. Bahkan, ada yang mengalihkan perhatiannya dari berekreasi melihat binatang, dengan menonton drama Theaterikal jalanan, yang memperagakan Mayat Hidup akibat penyalahgunaan Narkoba. Sia-sia Setiap hari di Indonesia, sekitar 50 orang meninggal akibat Narkoba. Kondisi ini jelas sangat memprihatinkan. Apalagi korban yang meninggal sia-sia, mayoritas usia produktif atau remaja. Siapa yang akan peduli terhadap korban Narkoba di Indonesia itu? Ternyata masih ada LSM GMDM yang peduli dengan menggelar theatrikal drama kematian akibat menggunakan narkoba. Aksi theatrikal ini dilanjutkan dengan aksi sejuta tanda tangan. Kegiatan ini menindak lanjuti bulan ke Prihatinan Korban Narkoba yang dilaksanakan BNN, pada 1 Juni 2013 dilapangan Upacara Mabes Polri Jl. Trunojoyo Jakarta Selatan, Bulan Ke Prihatinan ini dilaksanakan selama 1 Bulan ( 1 Juni s/d 30 Juni 2013 ). “Drama theatrikal itu mempera-


LIPUTAN KHUSUS gakan sebuah gambaran korban narkoba. Juga ada yang berpenampilan pocong, sehingga membuat situasi lebih menarik,” papar Jeffry Tommy Tambayong, Ketua Umum GMDM. Jeffry melanjutkan drama ini juga menunjukkan rasa keprihatinannya dengan kondisi saat ini dimana narkoba sudah banyak merenggut korban dan mengancam kita semua mereka berhaparap agar pemerintah lebih tegas menindak aparat, yang terlibat narkoba karena akan terus marak di negeri ini bila masih banyak oknum aparat yg terlibat.

Direktorat Peran Serta masyarakat BNN Drs. Siswandi mengajak seluruh masyarakat untuk sadar akan bahaya narkoba. Bahkan mengajak untuk tetap peduli bersama-sama berbuat untuk menyelamatkan keluarga dan masyarakat dari bahaya narkoba. “Kami tak henti-hentinya mengingatkan lagi bahwa tanpa kepedulian, korban narkoba akan terus berjatuhan. Bahkan tanpa kepedulian, penjahat narkoba akan lebih leluasa memasarkan barang sesat ini. Ka-renanya, mari kita selamatkan bangsa ini dengan Kepedulian kita akan ge-

nerasi penerus bangsa”, tandas jenderal bintang satu. Drs. Siswandi memberikan apresiasi kepada GMDM, yang telah melakukan kegiatan berbentuk drama theatrikal yang menggambarkan akibat korban narkoba yang meninggal sia-sia diusung dengan keranda ma-yat. “Ini menggambarkan wujud nyata dari orang yang menggunakan narkoba, karena akibat narkoba hanya tiga pilihan, yang pertama masuk rumah sakit, yang kedua masuk penjara dan yang ketiga masuk liang kubur, “ sambung Drs. Siswandi. *MU02

Edisi 18 >< Juli 2013

39


LIPUTAN KHUSUS

Brigjen TNI Unggul K Yudoyono, SH Wadan PUSPOM AD.

Direktur Peran Serta Masyarakat BNN, Brigjen Pol Drs. Siswandi

Sejumlah Anggota PUSPOM AD saat melakukan tes urine.

Anggota PUSPOM AD melakukan salam komando.

Urine Tentara & Mahasiswa Rela Dites Narkoba Mendukung Bulan Keprihatinan Korban Narkoba, yang digelorakan BNN sebulan penuh ( 1 - 30 Juni 2013), para tentara Indonesia juga mahasiswa Universitas Indonesia (UI), melakukan tes urine. Tes ini untuk membuktikan sekaligus meyakinkan bahwa lingkungan TNI maupun kampus memang bebas narkoba.

S

atukan tekad untuk bebas pe nyalahgunaan narkoba, terus dikumandangkan. Salah satu bentuk aktifitas tekad itu, dengan memeriksakan urine untuk membuktikan sekaligus meyakinkan bahwa lingkungan kerja TNI bersih dan bebas nar40

Edisi 18 >< Juli 2013

koba, termasuk lingkungan kampus. Senin 3 Juni 2013, sebanyak 150 personil PUSPOM AD, terdiri 85 personil dari batalion dan 65 personil dari Markas PUSPOM AD melakukan tes urine, yang dilaksanakan di Aula Puspom TNI AD, Jl. Medan

Merdeka Timur No 17, Jakarta Pusat. "Saya sangat mendukung tentang pelaksanaan ini, karena memang sudah banyak korban berjatuhan akibat narkoba. Saya juga menyadari masih ada oknum-oknum tertentu yang mengkonsumsi narkoba," ungkap Wadan PUSPOM AD, Brigjen TNI Unggul K Yudoyono, SH, saat memberikan sambutan ceramah dan tes urine yang digelar BNN-PUSPOM AD. Karenanya, lanjut Brigjen Unggul, jika ada anggota TNI Angkatan Darat terlibat dalam kegiatan narkoba, terlebih lagi anggota PUSPOM di


LIPUTAN KHUSUS jajaran TNI AD, akan ditindak tegas. " Bukan saja kami yang berkomitmen, tetapi juga terhadap PERSID (Para Istri Anggota PUSPOM AD) agar diberi pengetahuan bahaya narkoba, bagaimana cara menanggulangi dan mengantisipasi sehingga keluarga besar PUSPOM TNI AD benarbenar steril dari penyalahgunaan narkoba," sambungnya. Tes urine juga dilakukan 120 personil Direktorat Pembekalan dan

mitmen tinggi untuk menjaga agar tidak terjadi penyalahgunaan narkoba, menjadi target utama yang harus dilaksanakan," kata Sekretaris Direktorat Pembekalan Angkutan Angkatan Darat, Kolonel TNI Faisal pada sambutan Forum Group Discution (FGD) serta tes urine narkoba. Hingga kini di lingkungan Dit Bekang AD masih bebas narkoba. "Namun jika ada personil yang terlibat penyalahgunaan narkoba akan kami

Laut (P) S. Irawan. Dengan melakukan secara mendadak terhadap 20 prajurit Kolinlamil dengan sistem acak. Ke 20 personel dari personel staf mako, dan unsur kapal perang di jajaran Satuan Lintas Laut Militer (Satlinlamil) Jakarta. "Kegiatan ini bentuk dukungan Kolinlamil, terhadap pemberantasan penyalahgunaan narkotika di internal Kolinlamil," papar Asintel Pangkolinlamil, Rabu 12 Juni 2013.

Sekretaris Dit Bekang AD, Kolonel TNI Faisal & Kasubdit Lingjamas BNN, Dikdik Kusnadi

Analis Peran Serta Masyarakat BNN, AKBP Maria Sorlury

Sejumlah Anggota Dit Bekang AD saat melakukan tes urine

Peserta FGD mengajukan pertanyaan kepada narasumber

Angkutan Angkatan Darat ( Dit Bekang AD), di Gedung Markas Bengkangad pada Senin, 10 Juni 2013. Langkah ini mengantisipasi sekaligus memberikan warning kepada seluruh personil TNI AD agar tetap menjaga dirinya serta terhindar dari penyalahgunaan narkoba. "Perintah Panglima TNI kepada jajaranya agar menciptakan lingkungan bersih narkoba. Juga punya ko-

tindak tegas. Ini sesuatu dengan komitmen kami yang selalu dipegang teguh," tegas Kolonel TNI Faisal. Juga, untuk menciptakan lingkungan bersih narkoba, sekaligus upaya mencegah penyalahgunaan narkotika di kalangan prajurit Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil), melaksanakan tes urin di Mako, Tanjung Priok, Jakarta, yang langsung dipimpin Asisten Intelijen Pangkolinlamil Kolonel

Dari pemeriksaan tes urine, tambah dia, apabila ada anggota yang terindikasi menggunakan narkoba akan diberi tindakan tegas sesuai dengan aturan dan hukum yang berlaku. Bertepatan ulang tahun Koops AU ke 62 mengadakan test urine kepada 200 orang staff Koops AU secara dadakan, "Ini wujud kepedulian kita terhadap anti Narkoba. Saya tegaskan mulai sekarang kita nyatakan Edisi 18 >< Juli 2013

41


LIPUTAN KHUSUS

Asisten Intelijen Pangkolinlamil Kolonel Laut (P) S. Irawan saat memberikan sambutan.

Widia Iswara Balai Diklat BNN, AKBP Rusdiana saat berdialog dengan Kolobel Laut (P) S. Irawan.

Suasana kegiatan FGD BNN dengan Komando Lintas Militer

untuk berperang melawan Narkoba. Jangan sampai terpengaruh lingkungan, teman apalagi oleh orang yang tidak kita kenal ternyata pengedar," tegas Panglima Koops AU I, Marsekal Pertama Dedy Nita K. Diakuinya, beberapa anggota yang tertangkap karena menggunakan narkoba, sudah diproses hukum, bahkan ada satu orang anggota sudah dipecat secara tidak hormat. "Karena jika orang yang kena Narkoba, banyak hal yang merugikan seperti desersi, kriminal dan lainnya," ungkapnya, Rabu 12 Juni 2013. Koops AU berkomitmen, sambung Dedy, perang terhadap Narkoba. Juga mendukung BNN untuk memerangi Narkoba. "Jika ada anggota kita yang kedapatan sebagai pengguna dan belum sampai menjadi pengedar, sudah kita proses secara hukum sesuai dengan aturan yang berlaku, karena kita berharap mempunyai efek jera terhadap anggota yang lain," tegasnya serius. 42

Edisi 18 >< Juli 2013

Mahasiswa Selain itu, sekitar 194 mahasiswa Universitas Indonesia (UI) dari 12 Fakultas, menjalani tes urine di Aula Setyaningrum Gedung Pusat Kegiatan Mahasiswa (PUSGIWA) UI Depok, Selasa 4 Juni 2013. Tes urine narkoba bagi mahasiswa jaket kuning, untuk mengantisipasi pengaruh dan dampak buruk narkoba di lingkungan kampus. "Memang mahasiswa yang test narkoba dibandingkan dengan jumlah mahasiswa UI, ya sangat jauh. Namun mereka sudah mewakili dari fakultas yang ada. Kami akan kembali melakukan tes urine secara bertahap, " tandas PLT. Direktur Kemahasiswaan UI Arman Nefi, SH, MM. Arman menilai tes urine bagi mahasiswa merupakan langkah yang sangat positif. Kami dukung perguruan tinggi yang melakukan penyaringan mahasiswa tidak hanya dari aspek akademik, tapi juga aspek perilaku,"

Tes apa pun untuk meyakinkan anak yang berakhlak baik itu merupakan sesuatu yang positif. Kami juga tidak menginginkan mahasiswa hanya pintar, tapi perilakunya bobrok akibat mengonsumsi narkoba. Dengan tes urine, tentu akan dapat membantu meminimalkan dampak pengaruh narkoba," katanya. Dengan diselenggarakannya tes urine, membuktikan semua mahasiswa UI yang menjalani tes menunjukkan hasil negatif, hal ini bisa dicontoh oleh Kampus-kampus lainnya di Indonesia. Bukti Keseriusan Direktur Peran Serta Masyarakat BNN Drs. Siswandi mengaku anggota dan TNI yang tes urie menunjukkan bukti keseriusan bahwa TNI dan kampus sudah mulai terbuka untuk menyatakan dan berkomitmen bahwa Lingkungan TNI dan Kampus bisa bersih dari penyalahgunaan Narkoba.


LIPUTAN KHUSUS

Panglima Koops AU I, Marsekal Pertama Dedy Nita K.

Kasubdit Lingjamas BNN, Didik Kusnadi

"Kami memberikan apresiasi serta ucapan terimakasih dengan diselenggarakan tes urine dilingkungan TNI dan kampus. Semoga langkah ini bisa diikuti oleh institusi, instansi pemerintah, swasta hingga kampus sehingga lingkungan streril narkoba

Personil Koops AU saat melakukan tes urine

bisa terwujud di seluruh Indonesia," harap Siswandi. Bagi lingkungan kampus, lanjut dia, BNN mengusulkan tes urine sebagai syarat pelajar atau calon mahasiswa dalam Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri

(SNMPTN). "Tapi, untuk mel-aksanakan itu (tes urine) memang butuh dana besar. Sekarang, tinggal bagaimana kebijakan kampus dan institusi perguruan tinggi merespons usulan ini," tegas jenderal polisi bintang satu.*MU02

Sejumlah Mahasiswan tes urine saat melkukan tes urine. Edisi 18 >< Juli 2013

43


LIPUTAN KHUSUS

NADYA AYU & NABILA TAFFYANI

Duta CERIA 2012 NARKOBA Kami Terdepan Deklarasi Bulan Keprihatinan Korban Narkoba selama 1 bulan (1 Juni- 30 Juni 2013) oleh BNN menjadi perhatian khusus dari Duta Pemuda & Olahraga Remaja CERIA (Cerdas, Energik Responsif, Inovatif & Adaptif) 2012 Jakarta Barat. Perhatian itu dengan mengerakkan dan mewujudkan lingkungan sekolah agar bersih narkoba.

Saya dukung pencanangan Bulan Keprihatinan Korban Narkoba ini, dan terdepan dalam mewujudkan lingkungan sekolah bersih dari Narkoba, karena banyak pelajar yang menjadi korbannya. Umumnya, pelajar tik tahu dampak yang ditimbulkan. Mereka cuma coba-coba, pengaruh teman dan lingkungan yang nggak baik,” papar Nadya Ayu, juara Harapan II Remaja Ceria 2012 disela-sela Deklarasi Bulan Keprihatinan Korban Narkoba. Juga, sambung Pelajar kelas 2 SMAN XVI Jakarta Barat, sangat disesalkan bagi pengguna narkoba yang merusak masa depannya sendiri dengan cara yang tidak benar. “Saya yakin mereka ini hanya korban yang tak tahu soal dampak serta bahaya yang ditimbulkan oleh narkoba,” katanya. Apalagi, orangtua yang susah payah cari uang untuk biayai sekolah,

44

Edisi 18 >< Juli 2013


LIPUTAN KHUSUS "Selain itu hendaknya kegiatan ini dilakukan di seluruh Indonesia agar bisa merata. Jangan terfokus di Jakarta saja, karena peredaran narkoba sudah merata di penjuru nusantara," himbaunya. Direktur Peran Serta Masyarakat BNN Drs. Siswandi merasa terharu dan ucapan terima kasih dengan keterpanggilan serta kepedulian dua remaja Duta Pemuda & Olahraga Remaja CERIA 2012 yang siap membantu program BNN terkait Bulan Keprihatinan Korban Narkoba. “Kami harapkan ada remajaremaja lainnya juga terpanggil untuk Duta Remaja Deria 2012 dan Kepala BNN, Anang Iskandar di dampingi Direktur Peran Serta Masyarakat BNN, Drs. Siswandi. ikut membantu mensosialisasikan bahaya narkoba. Sehingga, jumlah ternyata hasilnya sia-sia akibat anaknya mengkonsumsi pengguna narkoba terutama dari kalangan pelajar, remaja barang sesat ini. Karenanya, Dara kelahiran Banyumas bisa berkurang drastis,” kata Siswandi. *MU04 Jawa Tengah, 6 Juni 1996, merasa terpanggil ingin jadi ikon Remaja Anti Narkoba karena banyaknya remaja yang menjadi korban barang laknat. “Jika tak dicegah mulai dini, bagaimana nasib bangsa ini karena remaja, pelajar sebagai generasi penerus bangsa,” papar Nadya serius. Gadis murah senyum ingin sekali menyampaikan pandangan tentang dampak buruk narkoba yang disampaikan kepada remaja, pelajar khususnya SMA agar mereka memiliki kepedulian terhadap lingkungan sekolah agar bersih dari bahaya narkoba. Nabila Taffyani, juara Anugerah Putri Remaja CERIA 2012 juga mendukung program ini. Mengingat, banyak remaja yang menjadi korban narkoba. Saya sedih dengan kondisi mereka,” papar none kelahiran Jakarta, 7 Desember 1995. Dengan even seperti ini, tambah pelajar SMAN 78 Jakarta Barat, menunjukkan adanya kepedulian dari pemerintah dan swasta, yang secara bersama-sama juga bahu-membahu memiliki kepedulian terhadap korban narkoba juga lebih serius dalam memberantas peredaran narkoba di Indonesia. “Dengan senang hati, saya membantu ikut memberi wawasan bahaya narkoba. Juga mendukung kegiatan pemberantasan narkoba di Indonesia. Dukungan itu berupa sosialisasi yang dapat saya lakukan di sekolah, baik melalui forum Remaja CERIA serta berbagai aktifitas seperti acara yang diadakan BNN,” jelasnya. Anthony (16), juara harapan Remaja CERIA Pria DKI menambahkan program Bulan Keprihatinan Korban Narkoba harus benar-benar dimanfaatkan dengan berbagai kegiatan. Sehingga masyarakat tahu bahwa ada korban narkoba yang perlu mendapat perhatian. Edisi 18 >< Juli 2013

45


LIPUTAN KHUSUS

PENJUAL ES DI KEBUN BINATANG RAGUNAN

15 Tahun Jualan Baru Lihat 'Mayat Narkoba' " Sempat terkejut sih, kok tiba-tiba ada sekelompok orang bawa kerenda mayat, juga ada pocongnya. Saya pikir pengantar mayat kesasar di kebun binatang, haaaa," papar Ibu Sendy, penjual es krim di area Kebun Binatang Ragunan Jakarta Selatan, Sabtu 15 Juni 2013. Wanita berusia 35 tahun yang berdagang selama 15 tahun di lingkungan Kebun Binatang terbesar dan terlengkap koleksi hewannya, mengaku baru pertama kali melihat ada mayat, juga pocong berkeliaran di kebun binatang. Pagi itu, cerita dia, saat masuk ke dalam kebun dengan gerobak dorongnya, wanita bertubuh kurus mengaku sempat terperanjat karena dipojok pintu masuk utama ada keranda mayat, sesosok pocong juga beberapa orang mayat hidup yang tubuhnya dicoret-coret tulisan 'Korban Narkoba', 'Kapok Pakai Narkoba', 'Akibat Narkoba', 'Narkoba = Mati', 'Narkoba Hancurkan Harapan Q'. "Ya sedih juga, korban narkoba yang mati sia-sia. Apalagi kebanyakan yang meninggal masih muda. Kenapa uang yang carinya susahsusah kok dibelikan narkoba. Kan enak disimpan untuk hari tua. Apa yang beli narkoba itu, kelebihan uang ya," komentarnya soal narkoba. Diakuinya, jualan es krim hanya mengantongi paling bersih Rp35.000 sampai Rp50.000, itu pun kalau pengunjung kebun binatang ramai pada Sabtu, Minggu serta Hari Libur. "Hari ini ya ramai karena ada pocong. Semoga saja setiap minggu, pocong 46

Edisi 18 >< Juli 2013

Ibu Sendy, penjual es krim saat berdialog dengan Direktur Peran Serta Masyarakat BNN, Drs. Siswandi pada acara Theatrikal Korban Narkoba di Kebun Binatang Ragunan.

ini mampir ke sini biar dagangan saya habis," paparnya dengan ketawa. Ketua Gerakan Mencegah Daripada Mengobati (GMDM) Jefry Tambayong yang menggerakkan para mayat dan pocong menjelaskan dipilihnya aksi Theaterikal Korban Narkoba di Kebun Binatang ini karena banyak masyarakat yang datang ke tempat rekreasi ini untuk mengingatkan bahaya pake narkoba. Aksi theatrikal ini sudah berulang kali digelar seperti pada car free day Bundaran HI, Istora Senayan, serta saat melakukan aksi unjukrasa memprotes masuknya ribuan ekstasi, "Sekali lagi, kami mengajak pengunjung maupun warga Jakarta, untuk berperan aktif dalam menjaga keluarga, lingkungan sekitar dari bahaya

narkoba yang terus menganyam kehidupan kita," sarannya. Direktur Peran Serta Masyarakat BNN Drs. Siswandi yang berada ditengah-tengah aksi drama Theaterikal berpendapat aksi ini merupakan bentuk kepedulian LSM dan masyarakat yang mengambarkan bahwa banyak yang meninggal dunia akibat narkoba. Sehingga, masyarakat dapat menyaksikan langsung begitulah teriakan-teriakan yang disampaikan oleh mayat-mayat hidup karena narkoba melalui drama theatrikal jalanan. Sekali lagi, Siswandi mengucapkan terima kasih dan memberikan apresiasi kepada GMDM yang telah mewujudkan rasa kepeduliannya dalam ikut memberantas narkoba melalui theatrikal. *MU03


Parade Foto “Aksi Theatrikal Korban Narkoba� di Kebun Binatang Ragunan

Edisi 18 >< Juli 2013

47


LIPUTAN KHUSUS

FUDJI WONG, CEO FUJIRO :

Dicari Pengusaha Peduli Terhadap Korban Narkoba M

antan pecandu narkotika selalu dalam posisi yang tidak mengenakkan. Dikucilkan, dipojokkan bahkan banyak yang sulit mendapatkan pekerjaan. Padahal, mereka butuh kerjaan, butuh aktifitas agar bisa hidup lebih mandiri, sekaligus tidak kembali ke komunitas kalangan pecandu, termasuk pengedar dan bandar. Sayangnya, banyak perusahaan yang menutup mata dan menolak kehadiran mantan pemadat ini, dengan berbagai alasan yang tidak manusiawi dan negatif. Namun bagi Fudji Wong, CEO FujiRO, perusahaan air minum dalam kemasan (AMDK) mematahkan tudingan negatif itu. Inilah hasil wawancara dengan majalah UNGKAP di Jakarta, pekan lalu. Ada stigma negatif, mantan pecandu narkoba tak mampu bersaing dalam dunia kerja? Sebenarnya, stigma soal itu hanya ungkapan, komentar, omongan orang-orang saja. Kan, ngomong itu nggak bayar. Jadi ya, boleh-boleh saja orang berkomentar seperti itu. Tapi penilaian saya justru sebaliknya. Jika para MaDu (Mantan Pecandu Narkoba - Red) dibekali, dididik, dilatih tentang pengetahuan soal dunia pekerjaan, dunia usaha bahkan diberi wawasan kerja yang bagus, sesuai dengan kemampuan serta dengan penuh rasa tanggungjawab. Saya yakin para MaDu bisa mandiri, bisa kerja, bisa mencari mata pencaharian sendiri sekaligus mampu bersaing dalam dunia kerja. 48

Edisi 18 >< Juli 2013

Tapi kenyataan banyak MaDu sulit mendapatkan pekerjaan.... Justru hal itu tidak berlaku bagi kami. Di saat mereka kesulitan, justru kami membuka tangan dan berperan memberikan pelatihan kepada MaDu. Bagi yang memenuhi syarat bisa langung mendapatkan pekerjaan di perusahaan kami, meski bukan perusahaan skala besar, namun saya punya kepedulian, punya tanggung jawab moral terhadap para MaDu, dengan mem-

beri pembekalan terhadap mereka. Bayangkan, ada jutaan korban narkoba - sesuai data BNN ada 4 juta orang, yang mayoritas usia produktif. Nah, siapa lagi kalau bukan kita yang peduli sekaligus memberikan perhatian dengan menawari pekerjaan terhadap mereka. Kapan lagi berbuat baik dengan menolong orang susah kalau nggak mulai sekarang? Kalau para MaDu itu dibiarkan, diabaikan, dan tidak ditampung, inikan sangat menyedihkan. Mereka itu kan, anak-anak bangsa kita juga. Masak sih kita sampai hati, tega memperlakukan mereka.


LIPUTAN KHUSUS dan merangkul para pengusaha, bukan hanya LSM atau Ormas. Karena melibatkan pengusaha atau perusahaan, mereka akan mengetahui lebih mendalam tentang berbagai permasalahan narkoba, termasuk nasib memprihatinkan yang menimpa para MaDu.

Buktinya perusahaan di Indonesia tak mau menampung para MaDu? Kebanyakan orang lebih suka menyalahkan, mengasingkan, mengucilkan bahkan memojokkan mereka (para pecandu narkoba). Padahal, mereka memerlukan bantuan dan dukungan, agar bisa bangkit dan diterima di masyarakat. Karenanya, jika ada perusahaan yang mengerti tujuan untuk menampung para MaDu, pasti mereka akan menyadari sekaligus memahaminya. Kan tujuan menampung mereka agar tidak relaps, tidak kembali lagi terjerumus ke lingkaran narkoba dan tidak kembali ke kpmunitas para pecandu. Selain itu, dapat menyelamatkan anak bangsa dari keterpurukan akibat penyalahgunan narkotika. Nah, kenapa tujuan mulia ini tidak dijalankan. Jadi saya rasa ini bukan soal moral aja. Namun, masalah kebangsaan serta kepedulian terhadap sesama. Padahal, BNN sudah buka pelatihan tapi perusahaan tak melirik tenaganya...... Bukannya tidak melirik, maupun tidak peduli. Namun, mereka (perusahaan) perlu diedukasi, wawa-

sannya dibuka dan hatinya disentuh bahwa menolong, membantu orang yang mantan para pengguna narkoba juga ikut membantu bangsa ini. Penilaian saya, edukasi bisa dilakukan saat peringatan Hari Anti Narkoba Internasional (HANI), Bulan Keprihatinan Korban Narkoba, atau agenda kegiatan lainnya yang diadakan rutin setiap bulan oleh BNN. Nah seharusnya, kegiatan seperti itu lebih bagus juga melibatkan

Kenapa Anda tertarik memberi pelatihan para MaDu? Sejak dulu memang saya suka memberikan pelatihan, pendidikan informal kepada mereka yang membutuhkan pengetahuan dan pengalaman saya. Zaman saya kuliah, saya jadi pengajar komputer di sebuah kursus. Di Ponorogo Jawa Timur, saya mendirikan kursus komputer. Sekarang saya jualan mesin air dan mendirikan pabrik air minum mereknya FujiRO. Bahkan sampai kini masih memberikan pelatihan ke kota-kota. Jadi sudah menjadi kebiasaan saya melakukan itu. Memberikan ilmu kepada orang lain, bagi saya bukan sesuatu yang menjadi berat bahkan beban bagi saya. Jadi bukan masalah MaDunya, namun saya memang suka memberikan pelatihan yang bisa bermanfaat bagi orang banyak. Bagi saya MaDu atau bukan nggak

Fuji Wong saat memberikan pelatihan kepada mantan pecandu narkoba Edisi 18 >< Juli 2013

49


LIPUTAN KHUSUS

FUJIRO berpartisipasi dalam launching Bulan Keprihatinan Korban Narkoba

masalah, karena saya toh tetap memberikan pelayanan seperti itu. Nggak ada ruginya, kan bila ada MaDu mau ikut pelatihan? Disamping itu, dengan pelatihan seperti ini pasti akan menumbuhkan semangat serta keterampilan sebagai modal untuk usaha maupun kerja bagi para MaDu. Begitu. Juga sesuai dengan visi perusahaan kami selalu berpartisipasi dalam “Menyehatkan Bangsa Indonesiaâ€? dengan menyediakan AIR MINUM dengan kualitas TERBAIK. Dan misinya Memerangi pembodohan dan kemiskinan dengan menciptakan lapangan kerja secara merata dengan cara memasarkan air minum yang menyehatkan. Untuk mencari para MaDu kan agak susah. Bagaimana bisa jalin kerjasama dengan BNN ? Begini‌ Waktu itu saya dipanggil Badan Narkotika Nasional (BNN) untuk masalah ini. Mungkin karena satu-satunya pabrik air minum kemasan produk Indonesia, yang pemiliknya mau turun tangan sendiri sampai ke lapangan untuk memberikan pelatihan SDM di berbagai daerah. Lagipula BNN sebagai instansi pemerintah memilih FujiRO mungkin juga karena terbukti sangat membantu dalam detoxifikasi (proses pembuangan toxic dalam tubuh), sehingga air minum 50

Edisi 18 >< Juli 2013

FujiRO sangat bermanfaat untuk kesehatan. Bahkan banyak orang bilang, FujiRO air minum menakjubkan! Kapan akan mulai memberikan Pelatihan ? Memorandum of Understanding (MOU) antara FujiRO, Badan Narkotika Nasional (BNN) pada 29 Mei 2013 lalu. Dengan MOU ini, saya kemudian mengatur jadwal dan program pelatihan bagi para mantan pecandu narkoba. Pelatihan meliputi : Sistim Filtrasi, kemasan (paking) , layan antar, admin hingga pemasaran. Bagi mereka yang sudah bisa atau

memenuhi syarat, bisa langsung bekerja di perusahaan kami. Kira-kira berapa tenaga yang dibutuhkan bagi mantan pecandu? Prinsipnya semua berasal dari kecil menjadi besar. Rejeki juga kita tidak tahu datangnya kapan. Saat ini, kami baru ada produksi di Purwokerto, Kebumen, Jogja, Magelang, Bandung dan Kolaka. Dalam waktu dekat ini akan diproduksi di Medan, Pekanbaru, Palembang, Lampung, Samarinda, Pandaan, Makassar, Palopo, Manado, dan Kendari dan Bali. Jadi untuk perkiraan tenaga yang dibutuhkan masih dalam tahap kebutuhan saja, yang bertambah sesuai berjalannya waktu. Apa tak takut produk Anda nggak laku karena pakai tenaga MaDu? Ha...MaDu juga manusia, dan semua manusia ada kekurangan dan kelebihan. Lagian MaDu yang dipekerjakan adalah mereka yang memenuhi syarat dan yang lolos seleksi. Bahkan ada pula yang bukan MaDu juga banyak yang tidak lolos seleksi. Lagipula ada ada 3 hal terjadinya suatu penjualan : 1. Orang butuh barangnya, 2. Orang punya kemampuan membeli, dan 3. Orang suka pada penjualnya. (endy)

Fuji Wong bersama anggota BNNk Banyumas, Jawa Tengah


LIPUTAN KHUSUS

Edisi 18 >< Juli 2013

51


KOMUNITAS

Kepala BNN, Anang Iskandar saat menyerahkan Piagam Penghargaan kepada Security Group Artha Graha.

SECURITY GROUP ARTHAGRAHA

Kejelian Menuai Penghargaan B

erkat kejelian Satpam yang melihat pengendara mobil mewah membuang bungkusan, akhirnya membuahkan penghargaan. Badan Narkotika Nasional (BNN) pun memberikan award. Lantaran, bungkusan itu adalah narkoba. Penghargaan ini ,diharapkan menggugah Satpam-satpam lainnya untuk ikut peduli memberantas bahaya narkoba. Sepuluh Satuan Pengamanan (Satpam) dari Security Group Arthagraha (SGA) berbaris tegak dan rapi, di Lapangan Bhayangkara Mabes Polri, Sabtu 1 Juni 2013. Mereka bersama ratusan orang dari TNI, Polri, LSM, Ormas, Ibu Pengajian bahkan mantan pecandu narkoba, tengah 52

Edisi 18 >< Juli 2013

memeriahkan deklarasi Bulan Keprihatinan Korban Narkoba, yang digelar BNN. Ada kelebihan dari barisan Satpam ini. Bukan hanya ikut mensukseskan even menyambut Hari Anti Narkotika Internasional (HANI) 26 Juni, namun juga meraih penghargaan. "Reward ini kami berikan, karena prestasi sepuluh Satpam SGA sangat luar biasa dalam kejelian, kepekaan juga kepedulian mengungkap kasus narkoba," kata Drs. Siswandi, ketua pelaksana Bulan Keprihatinan Korban Narkoba. Kesepuluh Satpam itu, Suroto, Raden Budiman, Charles Maringan Nababan, Indra Prasetyo, Ladiyono, Sugeng Riyadi, Hendro Basuki, Iwan Setiawan, Supiyato dan Boni Ardian.

Prestasi Satpam ini, sambung Siswandi juga Direktur Peran Serta Masyarakat BNN, pantas diberi penghargaan. Diharapkan dapat memicu para satpam lainnya untuk berbuat yang sama, yakni memiliki kepedulian ikut memberantas narkoba. Gatot Purwanto, Direktur Utama SGA mengakui penghargaan terhadap Satpam SGA terkait kasus narkoba ini, baru pertama kali diterimanya. Sebenarnya pengungkapan kasus narkoba oleh Satpam SGA, bukan pertama kali diungkap. Sudah beberapa kali dilakukan, namun tidak pernah terekspos. Sebenarnya, lanjut Gatot, saat kejadian tabrakan antara mobil mewah Porche dengan mobil Cerion, yang


KOMUNITAS terjadi persis di depan Pacifik Place Jakarta kawasan SCBD, hanya kecelakaan lalu lintas. Namun, ada keganjilan yang dilihat satpam SGA yakni pengemudi mobil elite membuang bungkusan. Kecerugian pun muncul. "Tapi anak buah saya tidak tahu, jika isi bungkusan itu adalah narkoba. Tahunya ya, setelah bungkusan itu diserahkan ke petugas Polda Metro Jaya," papar Gatot - yang memiliki sekitar 1.200 anggota Satpam bertugas di lingkungan Artha Graha. Selama ini para satpam umumnya, sangat buta dengan masalah narkoba. Buta dalam arti, tidak mengetahui secara lebih mendalam, lebih detail, lebih rinci apa itu narkoba. "Jadi hanya terfokus pada sikap kecurigaan terhadap seseorang, yang berperilaku menyimpang. Memang kecurigaan harus dikedepankan dalam melaksanakan tugas," tandasnya serius. Gatot sangat setuju jika para satpam di lingkungan SGA mapun satpam dipenjuru nusantara diberi penyegaran ilmu tentang apa itu narkoba. Ini sangat penting, karena tugas satpam juga membantu kepolisian dan negara dalam mengamankan lingkungan, termasuk juga masalah narkoba yang sangat mengganggu dan merusak generasi muda.

Gatot Purwanto Direktur Utama SGA

Tabarakan Kejadian yang dilakukan Satpam SGA ini, terjadi pada Minggu, 24 Maret 2013, sekitar pukul02.30 WIB, saat melakukan patroli di SCBD Sudirman Jakarta Selatan, tiba-tiba ada kendaraan jenis Sedan Porche warna merah B 88 DAN menabrak mobil Cerion B 1393 KKS warna hitam persis di depan Pacifik Place Jakarta.

Tim patroli satpam SGA sebanyak 10 orang, langsung mendatangi kecelakaan. "Saya melihat ada bungkusan yang dibuang dari dalam mobil Porche warna merah. Saat itu juga saya mengambil bungkusan itu," papar Charles M Nababan, salah seorang satpam SGA. Charles pun mendekati sekaligus menanyakan kepada penumpang mobil sedan Porche yang duduk di sebelah kiri pengemudi. “Apa betul saudara yang membuang bungkusan ini ?�. Penumpang mobil sedan mewah itu menjawab singkat, "Ya,". Charles langsung membuka bungkusan itu didepan pemiliknya. Ternyata berisi obat-obatan yang jumlahnya sangat banyak. "Saya tidak tahu tahu jenisnya. Saya pun memblokir lokasi kejadian dengan regu patroli yang bertugas," sambung Charles sambil menyerahkan bungkusan berisi obat-obatan kepada Kepala Investigasi SGA, R. Budiman. Tak lama kemudian, petugas Laka Lantas Polda Metro Jaya Aiptu Samino mengambil alih kejadian itu. Bahkan menyerahkan bungkusan obat-obatan dan proses kejadian kecelakaan langsung ditangani Tim Laka lantas Polda Metro Jaya. "Kami tim SGA juga diperiksa sebagai saksi penangkap," sambungnya. *MU02

Edisi 18 >< Juli 2013

53


KOMUNITAS

LIVE DARI TVRI

SEBELUM JADI KURIR, PENGEDAR & BANDAR

Rehabilitasi Solusi Terbaik bagi Pecandu C

ikal bakal seorang menjadi pengedar maupun kurir bandar narkoba, baik yang terlibat dalam jaringan regional maupun internasional, ternyata mayoritas berawal sebagai pengguna narkoba. “Karenanya sebelum perbuatannya ketahuan, lebih baik korban hendaknya melaporkan diri untuk direhabilitasi, ketimbang harus menjalani proses hukuman secara pidana,� tegas Direktur Peran Serta Masyarakat BNN Drs. Siswandi saat siaran live di Stasiun TVRI Pusat, yang membahas soal Kebijakan BNN soal korban dan Pecandu Narkoba, Rabu 19 Juni malam. Saat ini di Indonesia, lanjut jenderal bintang satu, kejahatan narkotika sudah termasuk kategori kejahatan sangat serius, mengingat tingkat kematian 54

Edisi 18 >< Juli 2013

15.000 korban pecandu narkoba per tahun atau telah membawa korban 41 orang mati setiap hari. Juga, pengguna narkoba tercatat mencapai 1,5% dari 225 juta penduduk atau sekitar 4-5 juta orang. jumlah korban/pecandu narkoba di Indonesia mencapai 4 juta orang. Dari jumlah tersebut, yang bisa ditampung di pusat rehab hanya 18.000 orang. Lantas kemana larinya jutaan korban lainnya? Disinyalir diantaranya ada yang nekad menjadi pengedar maupun kurir narkoba. “Kondisi ini jelas sangat membahayakan bagi masyarakat karena peredaran narkotika akan bertambah melimpah. Padahal target BNN 2015, tahun bebas narkoba,� katanya. Selain itu, lanjut Siswandi, tugas aparat untuk memberantasnya pun semakin bertambah berat. Mengi-

ngat, selama ini kejahatan narkotika merupakan kejahatan terorganisir, dan terputus satu sama lain. Kejahatan narkotika, juga termasuk kejahatan terhadap pembangunan dan kesejahteraan sosial. Ruang lingkup dan dimensi kejahatan narkotika sangat luas, sehingga kegiatan dan aktivitasnya mengandung ciri sebagai organized crime, white collar crime, corporate crime, dan transnational crime. "Dengan kemajuan dan kecanggihan teknologi informasi pun, kejahatan narkotika dapat menjadi salah satu bentuk dari cyber crime," tambahnya. Karena itu, sebelum korban dan pecandu narkoba bertindak lebih jauh, dan berbuat kesalahan yang lebih besar lagi, maka BNN mengambil langkah strategis dengan mengajak para korban dan pencandu narkoba untuk direhabilitasi secara gratis. "Juga para korban dan pecandu narkoba yang melapor tidak akan ditahan, malah diobati," sambung Siswandi. ****


KOMUNITAS

Edisi 18 >< Juli 2013

55


KOMUNITAS

PT ASKES: Pakai Narkoba Karyawan Dipecat P T. ASKES punya komitmen yang tinggi, soal bahaya narkoba. Karyawan perusahaan BUMN yang bergerak dibidang asuransi kesehatan ini merasa ikut bertanggung jawab dan tergerak untuk ikut memberantas serta mengawasi narkorba. Bahkan, managemen mengancam akan memecat karyawan jika pakai narkoba. Boleh disebut PT ASKES, yang bersikap sangat tegas terhadap karyawan yang tergiur mengkonsumsi narkoba. Bahkan mengancam akan memecat karyawan hingga direksi yang kesandung barang menyesatkan ini, “Terus terang, pernah terjadi di kantor kami. Ada petugas outsourcing ASKES yang terlibat penyalahgunaan narkoba. Ya langsung saya pecat. Nah, itu wujud dan komitmen kami terhadap penyalahgunaan narkoba," tegas Misbahuddin, SE, MM, Manager PT. ASKES Kantor Pusat saat diskusi ASKES dengan BNN dilaksanakan, di Gedung ASKES Jl. Letjen Suprapto, Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Selasa 11 Juni 2013. Komitmen lainnya, lanjut Misbahuddinm sangat merespon kegiatan positif yang digelar BNN dalam menyambut Hari Anti Narkoba Internasional pada 26 Juni, dengan mencanangkan Bulan Keprihatinan Korban Narkoba. "Memang korban narkoba harus menjadi perhatian serius semua pihak. Dan korban narkoba harus direhabilitasi," harapnya. Dari diskusi yang dilakukan banyak masukan- masukan yang bersifat konsumtif atau membangun antara lain bagaimana peran Askes ke depan dalam ikut serta menyelamatkan masyarakat baik di lingkungan kerja maupun di lingkungan tempat tinggal para karyawan PT. ASKES. Dari kelompok I, misalnya, 56

Edisi 18 >< Juli 2013

Misbahuddin, SE, MM, Manager PT. ASKES Kantor Pusat saat diskusi ASKES dengan BNN

mereka punya kiat bagaimana pencegahan narkoba dengan membentuk agen anti narkoba di masingmasing unit kesehatan. Juga melaporkan pengguna narkoba ke intansi terkait, karena karyawan PT ASKES merasa ikut bertanggung jawab sehingga tergerak untuk ikut langsung memberantas serta mengawasi narkorba. Selain itu, menerapkan peraturan perusahaan terkait P4GN secara tegas. Dan melakukan komunikasi intensif karyawan dan keluarga, pendekatan agama, informasi yang jelas dan cukup waktu untuk berkumpul dengan anggota keluarga. Sementara kelompok II merumuskan, sosialisasi ke seluruh lapisan baik internal maupun eksternal secara rutin. Bahkan, memberikan sangksi tegas terhadap pegawai yang melanggar dengan mengkonsumsi, mengedarkan narkoba. Juga mengadakan kegiatan positif untuk mengisi waktu. Memang peran keluarga yang harus lebih ditingkatkan. Kelompok ini mendesak agar

bandar narkoba dihukum mati. Sedangkan pengedarnya ditingkatkan hukumannya karena selama ini diurasakan hukuman pengadilan sangat rendah, Bila perlu dimiskinkan. Untuk korban narkoba, harus direhabilitaso. Jangan dikucilkan dan diberi ketrampilan. Kelompok III meminta agar diberlakukan waskat bagi karyawan yang mengedar dan menggunakan narkoba. Dilakukan tes urine, sosialisasi BNN ke instansi pemerintah, swasta termasuk PT ASKES harus terus dilakukan secara bertahap. Dan PT. ASKES akan melakukan edukasi bagi peserta ASKES. Direktur Peran Serta Masyarakat BNN Drs. Siswandi menyambut baik langkah yang dilakukan karyawan PT ASKES dalam ikut menciptakan lingkungan kerja yang bersih dari bahaya narkoba, dan tolong sampaikan kepada lingkungan kerja agar para korban penyalahgunaan narkoba untuk melaporkan kepada instansi penerima wajib lapor untuk segera direhabilitasi.****


KOMUNITAS

Para istri Anggota DPR foto bersama usai mengikuti FGD tentang bahaya narkoba

Istri Anggota DPR RI Desak Narkoba Harus Ditangani Serius

P

ara istri anggota dewan, yang tergabung Persaudaraan Istri Anggota (PIA) DPR RI memiliki rasa kepedulian yang tinggi dalam upaya pemberantasan narkoba. Mengingat, data BNN menunjukkan jumlah korban narkoba di Indonesia sangat tinggi, mencapai 4 juta orang, yang mayoritas generasi muda. "Terus terang, kami sangat prihatin dan khawatir dengan kondisi ini. Masalah ini harus ditangani serius dan dilakukan bersama-sama untuk ikut membantu melakukan sosialiasi masalah narkoba," papar Pimpinan Persatuan Istri Anggota (PIA) DPR RI Asmawatii Marzuki Ali pada seminar bertema "Narkoba Menjadi Tanggung Jawab Bersama," yang digelar di Gedung Kura-kura DPR RI, Jakarta, Kamis 13 Juni 2013. Memang, lanjut Asmawti, hingga saat ini banyak yang masih tidak tahu, mengerti dan sadar akan bahaya besar narkotika. Nah, ini membutuhkan kerja keras semua pihak untuk membantu memberikan sosialisasi dan ikut peran serta membantu BNN dalam memberantas narkoba. "Saya berharap, dengan seminar ini nantinya setiap orang bisa menjadi

penyuluh kecil di lingkungannya berada. Kita harus membangun care, kepedulian dan penyadaran tentang bahaya narkoba dan bagaimana menyikapinya," tegasnya. Popi Hayono Isman, nara sumber dari PIA mengharapkan para istri anggota dewan akan semakin care atau peduli dan menjadi penyuluh dalam skala kecil. "Kita harus paham benar bahaya narkoba yang dapat merusak kehidupan berbangsa, jadi kita semua harus peduli. Tanpa kepedulian kita, bagaimana nasib generasi bangsa ini," lanjut Popi. Kepedulian terhadap penyalahgunaan narkoba harus terus ditingkatkan demi menyelamatkan generasi bangsa. "Kita miris dengan data terakhir terkait korban narkotika dan akibatnya bagi kehidupan berbangsa. Memang harus diakui kita belum tahu betul detail mengenai apa ciri-ciri yang harus dikenali untuk mengetahui seseorang telah menjadi korban zat adiktif," sambungnya Dik Dik Kusnadi mengatakan orang tua saat ini harus mengenali betul tanda-tanda anak yang sudah mulai terkena narkoba. "Ini penting bagi seorang ibu. Poinnya bagaimana menjaga anak kita agar kita bisa mengenali

gejala dna tanda-tandanya. Sebagai ibu, kita harus mengetahui tanda-tanda anak terkait narkoba dan bagaimana mengatasinya," tambahnya. Pengetahuan soal narkoba dan bahayanya harus ditularkan ke seluruh masyarakat. "Pendidikan sejak dini harus ditekankan oleh orang tua bahwa anak tidak boleh memakai narkoba," tandasnya. Seminar itu diharapkan para istri wakil rakyat tidak hanya tahu tentang bahaya narkoba tetapi juga aktif berkampanye untuk menentang penyalahgunaan zat terlarang itu. "Sehingga diharapkan ke depan ibuibu PIA DPR RI bisa menjadi duta antinarkoba. Ke depan akan ada program penyuluhan anti narkoba ke sekolah-sekolah," harapnya. Narasumber dalam seminar Popi Hayono Isman, Dr Albahri, Drs. Dik Dik Kusnadi Bc.IP Sos, MM Kasubdit Lingkungan Kerja Masyarakat BNN dan dr. Nia dari Terapi dan Rehabilitasi BNN. Dalam Seminar itu, juga dilantunkan sebuah lagu karya Dik Dik, yang dibawakan Eko Saputra berjudul "Slamatkan Saudara kita", yang mendapat apresiasi dari peserta Seminar. *MU03 Edisi 18 >< Juli 2013

57


Apa Kata Mereka

Sisca Dewi

Geregetan Perbuatan Keji Pengedar Narkoba P

esinetron dan Penyanyi Sisca Dewi sudah geregetan dengan perbuatan keji para pengedar dan bandar. Geregetan itu muncul karena penjahat narkoba telah merusak masa depan generasi muda. Dengan berbagai modus yang licik diterapkan. Bahkan sasaran bukan hanya mahasiswa dan pelajar SMA, tapi siswa SD dijejali barang sesat yang dicampur dalam permen gulali. "Apa ini tidak gila. Pengedar dan bandar narkoba itu, nggak punya hati. Saya setuju penjahat narkoba dihukum mati saja, jangan diberi toleransi seperti keringanan hukuman hingga grasi," tegas Sisca saat menghadiri peluncuran program Bulan Keprihatinan Korban Narkoba oleh Badan Narkotika Nasional (BNN) di lapangan Mabes Polri Jakarta, Sabtu 1 Juni 2013. Artis kelahiran Madiun 35 tahun lalu melanjutkan motif penjahat narkoba hanya untuk mencari keuntungan semata, namun perbuatannya meracuni generasi muda. Juga membunuh anak muda. Data BNN rata-rata perhari sebanyak 4050 orang meninggal sia-sia akibat narkoba. "Apa ini tidak menyedihkan," tambah Pelantun Aku Bukan Untukmu. Sisca yang kini terjun ke dunia politik sebagai calon anggota legislatif (Caleg) Partai Hanura berharap BNN dan Polri lebih serius bertindak dalam pemberantasan narkoba. Juga lebih aktfif lagi melakukan pendekatan dan sosialisasi ke masyarakat agar lebih memahami akan bahaya narkoba. "Sosialiasi memang sudah dilakukan. Sayangnya masih sangat kurang dan belum merata ke penjuru kota di Indonesia, terbukti korban narkoba jumlahnya terus meningkat setiap tahunnya. Juga banyak masyarakat yang belum tahu kalau korban agar melapor jika ingin sembuh. Padahal BNN akan merehab, yang tidak dikenakan biaya, dan tidak dihukum," ucap Sisca yang dijuluki Srikandi Hanura. Kepada masyarakat, Pemain sinetron Aku Ingin Pulang dan Akibat Pergaulan Bebas (SCTV) menyarankan agar lebih tanggap, peka dan peduli terhadap peredaran bahaya narkoba di lingkungannya. "Ibarat tetangga kebakaran, atau kesusahan ya kita wajib langsung membantu tanpa diperintah. Memerangi narkoba juga harus seperti itu,," saran Sisca yang murah senyum. *MU02

58

Edisi 18 >< Juli 2013


Apa Kata Mereka

Edisi 18 >< Juli 2013

59


Apa Kata Mereka

Effi Mariana

Keluarga Santai Narkoba Mengintai P

eran keluarga adalah benteng utama untuk membentengi masuknya narkoba ke anggota keluarga. Pasalnya barang sesat ini terus mengintai terhadap keluarga yang acuh-tak acuh, tak peduli, lemah dan santai dengan bahaya narkoba. "Ibu memiliki peran yang penting dalam membentengi anak agar tidak memakai narkoba. Sebagai ibu harus selalumenjaga sekaligus menanamkan perhatian secara khusus kepada anak-anak agar tidak mendekati, mencoba-coba atau bergaul dengan narkoba, " pesan pemain sinetron dan penyanyi Effi Mariana disela-sela acara lounching Bulan Keprihatinan Korban Narkoba oleh Badan Narkotika Nasional (BNN) di lapangan Mabes Polri Jakarta, Sabtu 1 Juni 2013. Penyanyi relegi berjudul Misteri Illahi yang diluncurkan tahun 2010 mengakui lagu wajib bagi orang tua untuk mengarahkan anak-anaknya dengan berbagai kegiatan yang positif, kreatif dan inovatif agar anak-anak tidak mencoba-coba atau mendekati barang haram ini. Juga, pesan pemilik serta produser Aditara Record, anakanak harus dididik dan dibekali dengan agama yang kuat. Moral anak harus terus ditimbuhkan dengan keimanan dan keyakinan bahwa narkoba itu barang haram, barang yang tidak berguna, sampah dan merusak masa depan serta karier yang dicitacitakan. Wanita berparas cantik kelahiran Makassar melanjutkan orang tua harus mengawasi siapa teman-teman bergaul anaknya, siapa saja yang dekat dengannya. lingkungan bermain, termasuk sekolah atau kampusnya. Juga aktivitasnya apa saja "Namun cara pengawasan ya, jangan terlalu ekstrem, berlebihan, ketat dan mengekang. Nanti anak malah berontak dan bertanya kenapa saya nggak boleh ini itu, termasuk narkoba yang akhirnya dicoba. Ini kan berhabaya," kata wanita berjilbab yang murah senyum.*MU02 60

Edisi 18 >< Juli 2013


Apa Kata Mereka

Edisi 18 >< Juli 2013

61


Apa Kata Mereka

Pong Hardjatmo

Tes Urine Artis, Why Not? N

arkoba memang menjadi momok yang mengerikan sekaligus memalukan. Ngeri karena jika sudah masuk dalam taraf kecanduan akan menghancurkan kesehatan dan sendi kehidupan. Malu karena jika tertangkap, harga diri dipertaruhkan, karier berantakan bahkan keluarga pun kena getahnya. Kondisi ini juga bisa dialami bagi para selebritis Indonesia. "Sedih juga jika ada artis ditangkap karena narkoba. Saya heran, kenapa jika artis yang pakai lantas ketangkap, beritanya di blow up habis-habisan, terus-terusan bisa sampai sepekan. Tapi kalau bandar narkoba diringkus, beritanya nggak seperti itu. Ini tidak adil," protes Artis senior Pong Hardjatmo saat menghadiri peluncuran program Bulan Keprihatinan Korban Narkoba oleh BNN di lapangan Mabes Polri Jakarta, Sabtu 1 Juni 2013. Wakil Ketua Umum PARFI (Persatuan Artis Film Indonesia) melanjutkan untuk memerangi narkoba di kalangan para artis, memang banyak cara seperti sosialisasi, diskusi, seminar. Namun salah satu cara yang paling tepat dengan melakukan tes urine bagi artis. "Why not? ini langkah positif kan. Nama baik sang artis juga terjaga jika hasil tesnya negatif. Juga dengan tes urine akan memberi rasa kepercayaan yang tinggi bahwa artis itu bukan tergolong sebagai pecandu," papar pria kelahiran Surakarta Jawa Tengah 13 September 1942. Aktor laga era 80-an yang dikenal sangat kritis menilai peredaran narkoba tidak saja menyasar selebriti saja namun para pelajar, mahasiswa, pegawai negeri, hakim, jaksa, dokter, anggota dewan bahkan polisi pun terjerumus. Narkoba sudah banyak membunuh anak bangsa ini, korbannya tidak sedikit. Juga peredaran narkoba sekarang ini semakin menggila. Tidak pandang kelas sosial, yang jadi sasaran. Karena itu, aparat kepolisian dan BNN perlu melakukan tindakan tegas, serius dan bekerja secara profesional untuk memeranginya. "Tolong jangan hanya pemakai yang disasar, tapi bandar dan pengedar harus ditangkapi. Gimana Indonesia mau bersih narkoba tahun 2015 kalau belum bisa menangkap bandar yang kelas kakap,� harap aktivis anti narkoba Granat. *MU02 62

Edisi 18 >< Juli 2013


Apa Kata Mereka

Edisi 18 >< Juli 2013

63


Apa Kata Mereka

Alica Johar

Masih Ada yang Tak Peduli pada Korban Narkoba A

rtis senior era tahun 1970-an, Alica Johan mengaku sedih, karena masih ada orang yang tidak peduli terhadap korban maupun mantan penyalahguna narkoba. Ketidakpedulian itu bisa berdampak luas, seperti pemadat bisa kembali ke habitat, baik komunitas pengguna maupun memakai narkoba lagi. Ketidakpedulian juga mengakibatkan kehidupan pecandu, kian terkucilkan dengan pergaulan. Terabaikan keadannya. "Karenanya berkaitan dengan Bulan Keprihatinan Korban Narkoba, semua pihak harus lebih tergerak, tersentuh untuk memperhatikan korban narkoba," ajak Alicia Djohar yang sering dipanggil Itje ditemui saat menghadiri lounching Bulan Keprihatinan Korban Narkoba oleh BNN di lapangan Mabes Polri Jakarta, Sabtu 1 Juni 2013. Wanita kelahiran Bogor, Jawa Barat, 18 Februari 1954 melanjutkan memperhatikan para korban narkoba dengan mengajak serta membawa para korban untuk mengobati ke panti rehabilitasi, merupakan langkah positif sekaligus membantu program BNN. "Terus terang, kebanyakan para orang tua tidak tahu bagaimana cara penyembuhan jika anak atau anggota keluarga yang terjerumus narkoba. Inikan menyedihkan. Karenanya dibutuhkan kepedulian yang tinggi untuk membantu sekaligus memberikan wawasan dan pengetahuan bagi orang tua yang seperti itu," saran mantan Ratu Kebaya Bogor (1971) dan Ratu Bogor (1972). Selain itu, lanjut ibu tiga anak, para pecandu narkoba harus dirangkul, diajak ngomong untuk kembali ke jalan yang benar. Mengingat, umumnya para pecandu narkoba terjangkit penyakit 3 ONG (Benggong, Bohong, Nyolong). Benggong karena apa yang harus dilakukan tidak jelas. Bohong karena perkataannya selalu tidak benar. Nyolong karena jika disaat ketagihan tidak punya uang untuk membeli narkoba, langkah yang dilakukan pasti mencuri apa saja asal bisa dipakai untuk membeli narkoba. "Karena itu, diperlukan kepedulian untuk merangkil mereka. Bukan malah dikucilkan dan diabaikan," harap wanita yang mendirikan kelompok WARISAN (wanita, artis dan seniman) diantara kegiatannya mensosialisasikan bahaya narkoba.*MU02

64

Edisi 18 >< Juli 2013


Apa Kata Mereka

Hanny Hendrany

Sikapi Narkoba, Perubahan Mind Sett Aparatur Perlu Dirubah

M

ind sett aparatur negara soal narkoba, masih sangat lemah. Begitu juga, cultur sett di lingkungan kerja aparatur pemerintah, masih sangat tidak peduli. Kondisi ini jelas sangat menyedihkan. Mengingat, peredaran narkoba di Indonesia begitu deras, apalagi korban penyalahguna barang sesat ini grafiknya kian melonjak setiap tahunnya. "Jadi menurut saya perubahan mind sett dan culturel sett apartur kita, perlu dirubah agar kinerja aparatur pemerintah ke depan lebih berkualitas dan berdaya saing. Juga memiliki kepedulian yang tinggi terhadap masalah narkoba," papar Hanny Hendrany, widiaswara di Diklat Lido Badan Narkotika Nasional (BNN) di Jakarta, Selasa 25 Juni 2013. Hanny juga konsultan strategi kinerja apartur negara melanjutkan berharap ke depan, calon CPNS yang masuk di lingkungan pemerintah memiliki kontrak kinerja, hendaknya jika akan masuk lingkungan pemerintah bersih dari masalah narkoba. Sehingga kualitasnya benar-benar sesuai dengan harapan. Karena itu, lanjut Hanny, calon CPNS sebelum masuk menjadi aparatur negara harus melalui tes urine untuk menentukan seleksi akhir, apakah dia bebas narkoba atau tidak. "Jadi harapan kita ke depan, calon CPNS memiliki integritas terhadap pemerintah ini," harap wanita yang lulusan LPPM (Lembaga Pendidikan Prasetya Mulya) Jakarta tahun 1998. Hanny prihatin bahkan sedih dengan kondisi aparatur pemerintah yang masih terlibat, bahkan bermain-main dengan dunia narkoba. Kondisi ini, jelas bukan hanya sangat merugikan nama baik, karier bagi dirinya sendiri maupun keluarga, namun juga mencoreng lembaga institusi yang menaunginya. "Kepada seluruh apartur republik ini, jauhilah narkoba. Raihlah prestasi dan karier yang lebih bagus, dan jangan coba-coba mendekat pada narkoba," sarannya. *MU02 Edisi 18 >< Juli 2013


Apa Kata Mereka

Dewinta Bahar

Memerangi Narkoba Lagu Wajib B

agi Dewinta Bahar, artis penyanyi Dang Dut ikut bertanggung jawab moral dalam berpartisipasi memerangi narkoba, merupakan lagu wajib. Karena sebagai anak bangsa ada perasaan ikut prihatin dan sedih jika melihat korban penyalahguna narkoba yang kondisinya sangat mengenaskan. "Ya... gimana nggak sedih sih, karena mereka adalah korban, yang harus kita sadarkan agar tidak terjerumus lebih mendalam. Juga banyak yang belum masuk dalam pusat rehab. Apalagi, kini banyak anak muda yang meninggal sia-sia akibat OD (over dosis)," komentar Dewinta Bahar, ditemui saat menghadiri Bulan Keprihatinan Korban Narkoba yang digelar BNN di lapangan Mabes Polri Jakarta, Sabtu 1 Juni 2013. Lantaran memiliki tanggung jawab moral, pelantun lagu Dang Dut bertajuk Si Kribo (2003), Dongkrak (2004), SMS Siapa (2007) sepakat mendirikan group penyanyi yang memiliki energy komedian dengan nama "D'Bohay' bersama Rosita Mawar, Nilam Koesworo, Julia Chank, dan Delia Paramitha. Kehadiran group penyanyi wanita yang bertubuh bahenil ini, selain bermusik juga memiliki misi sosial dengan mengajak masyarakat untuk menjauhi narkoba. Bahkan mensosialisasikan bahaya narkoba, juga membangun masyarakat yang hidup sehat dan bersih tanpa narkoba. "Kan kami ini, juga bagian dari mitra BNN. Sehingga kami ingin melakukan hal yang positif, dengan berpartisipasi menyampaikan pesan moral agar tidak pake narkoba serta ikut menggerakan termasuk menolak keberadaan narkoba," sambung adik kandung pendangdut dengan julukan goyang patah-patah Anissa Bahar. Wanita kelahiran Jakarta 25 November 1976 menambahkan untuk menekan tingkat pengunaan narkoba diperlukan kerja keras dari pihak yang berwenang. Agar tingkat pengunaan narkoba terus ditekan pihak-pihak yang peduli terhadap masa depan bangsa harus senantiasa memberikan pemahaman akan bahaya penggunaan narkoba di berbagai kalangan, termasuk selebriti, seperti yang menimpa publik figur belakangan ini. *MU02

66

Edisi 18 >< Juli 2013


Apa Kata Mereka

Edisi 18 >< Juli 2013

67


METROPOLITAN

Narkoba Jakarta Lampu Kuning Pusat Rehab Belum Lampu Hijau S

ekitar 491.848 orang Jakarta atau 7 persen dari jumlah penduduknya 7 juta, terjerumus narkoba. Korban narkoba di Ibukota, memang sudah lampu kuning. Apalagi banyak yang tak tertampung di tempat rehabilitasi, ya karena keterbatasan. Gubernur DKI Jakarta mengapresiasi rencana bangun pusat rehab, sayangnya belum beri signal lampu hijau. Uneg-uneg, keluh kesah, curhat Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komisaris Jenderal Polisi Anang Iskandar, agar Jakarta memiliki tempat rehabilitasi akhirnya terealisasi. Setelah, bertemu dengan Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo, yang panggilan akrabnya Jokowi, di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat 31 Mei 2013. Dalam pertemuan itu, Kepala BNN menyampaikan tiga perkara. Pertama, korban narkoba di Jakarta menempati posisi teratas se Indonesia. Kedua, masalah minimnya pusat rehabilitasi bagi pengguna narkoba. Ketiga, agar Pemprov DKI Jakarta ikut menyukseskan Bulan Keprihatinan Korban Narkoba. "Angka pengguna narkoba di Jakarta, cukup tinggi. Jumlah sebanyak itu, nggak boleh dianggap remeh. Terlebih lagi, tempat rehabilitasi bagi pengguna narkoba di Ibukota, masih sangat terbatas dan tidak seimbang. Ini yang kami sampaikan kepada Pak Gubernur," kata Anang Iskandar saat ditemui di BNN Jakarta, Senin 3 Juni 2013. Dengan harapan, lanjut jenderal polisi bintang tiga, agar Gubernur DKI Jakarta mendapatkan pemahaman, sehingga tahun depan bisa merencanakan membangun tempat rehabilitasi di lima wilayah DKI. "Ya, setidaknya bisa membangun satu dulu untuk pusat rehabilitasi di wilayah Ibukota," harap mantan Kadiv Humas Polri. Selama ini, tempat rehabilitasi untuk pengguna narkoba di Jakarta. yang baru berjalan hanya di Rumah Sakit Duren Sawit, Jakarta Timur, 68

Edisi 18 >< Juli 2013

Drs. Anang Iskandar Kepala BNN

Joko Widodo Gubernur DKI Jakarta

meski tidak dikhususkan untuk korban narkoba. Selama ini, para penyalahguna narkotika di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya yang dirawat di pusat rehabilitasi hanya terdapat di Lido, Sukabumi, Jawa Barat. "Kondisi Pusat Rehab di Lido sudah penuh. Karenanya, kebutuhan dibangunnya pusat rehabilitasi di Jakarta sangat mendesak. Mengingat tingkat pravalensi penyalahguna di Jakarta jauh lebih tinggi dibanding wilayah lain di Indonesia," ungkapnya serius. Bagaiaman anggaran bangun tempat rehabilitasi? "Kita minta sumber pendanaan dari pemprov. Karena tempat rehab ini diperuntukkan bagi pengguna yang ada di DKI. Saya minta tadi ke Pak Jokowi agar merata dibangun di 5 wilayah termasuk di kabupaten, ya tidak sekaligus tapi kan bisa dilakukan secara bertahab, " tandasnya.

jumlah pengguna narkoba di Jakarta sudah lampu kuning, sudah waspada, mengkhawatirkan sehingga perlu dilakukan tindakan nyata dengan penanganan bersama," tegas Jokowi. Namun, tambah Jokowi, pihaknya belum sampai memberikan lampu hijau terkait pembangunan tempat rehabilitasi di lima wilayah kotamadya dan kabupaten di ibukota karena harus diolah lebih dulu secara detail. "Masalah ini kan juga perlu dikonsultasikan ke dalam dulu, dengan Wakil Gubernur serta staf lainnya," ucap mantan Walikota Solo. Ditambahkan, soal anggaran, tidak mempersoalkan apabila menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) DKI Jakarta. "Jika tempat rehabilitasi itu dibangun di DKI, ya harus menggunakan APBD. Itu wajar," papar Jokowi. Selain membangun tempat rehab narkoba secara fisik, BNN juga menawarkan untuk menempatkan tempat rebah di rumah sakit (RS) atau puskesmas DKI. "Saya kira itu duaduanya bagus. Kalau di tempel di puskesmas atau RS, pertimbangannya lebih irit. Tapi kita baru olah," ujar Jokowi. *MU02

Mendukung Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mengapresiasi keinginan BNN, untuk membangun tempat rehabilitasi terhadap pengguna narkoba di Jakarta. "Kami mendukung, sangat mendukung. Ya, karena memang tadi disampaikan


METROPOLITAN

JADI SARANA TRANSAKSI NORKOBA

Jokowi Kurangi Jam Operasional Club Malam I

bukota Jakarta, memang menempati urutan tertinggi dalam peredaran dan penggunaan narkoba se Indonesia. Diskotik, Club Malam, tempat hiburan malam jadi salah satu sarana transaksi norkoba. Guna meminimalisir soal narkoba, kebijakan mengurangi jam operasional club malam, bakal diterapkan. Mudahkah pelaksanaan kebijakan itu? "Memang nggak mudah loh. Tapi, bukan nggak mungkin dilakukan. Ya, harus secara pelan-pelan, dikurangi. Tanpa pengurangan jam operasional tempat hiburan malam, peredaran dan penggunaan narkoba terus melonjak," tegas Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo usai menggelar Rakor bersama Menkokesra terkait koordinasi penanggulangan dampak penyalahgunaan NAPZA di Jakarta, Senin 17 Juni 2013. Selama ini, lanjut Jokowi - panggilan akrab Gubernur DKI, masyarakat hanya bisa prihatin dengan kondisi tingginya peredaran dan penggunaan narkoba, tanpa bisa berbuat apa-apa. Karenanya untuk meminimalisir tingkat peredaran dan penggunaan narkoba di Ibukota, salah satu langkah ya dengan kebijakan itu. Untuk itu akan dibicarakan dengan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI, juga dengan para pengelola tempat hiburan. "Jadi untuk itu, ya, harus bicara pelan-pelan dulu. Tak bisa hari ini dilakukan secara frontal. Masa buka jam 8 malam tutup jam 9 malam, kan nggak mungkin. Nanti ketemu dulu, dibicarakan baikbaik," jelas mantan Walikota Solo. Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat (Menko Kesra) Agung Laksono menilai penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif (NAPZA) di Indonesia sudah lampu merah. Tahun 2008, penggunanya 3,1- 3,6 juta orang atau setara 1,9 persen dari populasi penduduk Indonesia. Tahun 2010, sudah menjadi 4 juta orang. Dari 4 juta orang hanya 18.000 orang direhabilitasi.

Dan setidaknya 15 ribu orang meninggal akibat NAPZA per tahun. Menurutnya, narkoba membawa tiga dampak bagi negara. Pertama, dampak kesehatan dengan meningkatnya penularan serta penyebaran penyakit HIV, hepatitis B dan hepatitis C. Kedua, dampak ekonomi yang merugikan negara dan masyarakat yang jumlahnya mencapai Rp57 triliun per tahun. Ketiga, berdampak terjadinya kriminalisasi seperti kekerasan, pencurian, perkosaan, kecelakaan lalu lintas, tawuran, dan lain sebagainya. "Saya setuju dengan langkah Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo (Jokowi) dengan mengurangi operasional jam malam di tempat hiburan sebagai upaya pencegahan narkoba di lingkungan anak muda Jakarta," sambung Menko Kesra sambil menambahkan pengurangan itu diharapkan dapat mengurangi pula peredaran narkoba yang ada di Ibukota. Membantah Di tempat terpisah, Majelis Ulama Indonesia (MUI) mendukung upaya Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo ingin mengurangi jam operasional tempat hiburan malam, untuk mencegah semakin tingginya penyalahgunaan Narkoba. "MUI hanya meminta Jokowi bisa konsisten dalam melakukannya. Konsisten itu bagus," kata Wasekjen

MUI, Tengku Zulkarnaen. Selain mengurangi jam operasional, sambung dia, juga harus memperketat pengawasan terhadap orang-orang yang ada didalam tempat hiburan malam tersebut. "Jika kelihatan mabuk, ya dutangkap, dites urin, diperiksa dari mana narkoba itu. Jangan hanya pemakai yang jadi korban, tapi bandar berkeliaran bebas," tandasnya. Ketua Asosiasi Pengusaha Tempat Hiburan Malam Adrian Mailite sangat mendukung upaya pemerintah memberantas narkotika. Namun menolak rencana kebijakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta membatasi dan mengurangi jam operasional tempat hiburan, karena kan berpengaruh terhadap pendapatan pajak. Juga tempat hiburan bukan satusatunya tempat peredaran narkoba. Di kampung-kampung juga banyak kok peredaran narkotika. Pihaknya sudah kerjasama dengan aparat polisi bila menemukan adanya peredaran narkotika. Bahkan beberapa kali operasi narkotika yang dilakukan aparat di tempat hiburan, justru tidak sampai ke pengedarnya. "Dari sekian yang dites itu positif, banyak yang negatif. Artinya jangan jadi sampel tempat hiburan adalah tempat peredaran narkotika," pintanya.*MU02

Edisi 18 >< Juli 2013

69


METROPOLITAN

Kanit I, Subdit II Direktorat Narkoba Bareskrim Polri yang di pimpin oleh AKBP Kumpul Lubis dengan anggota Kompol Rio Kasidi, Brigadir Agung Pambudi, dan Brigadir Reza Octa Zhohari berhasil mengungkap jaringan mafia hongkong dengan tersangka He Jian Chen dan Tersangka Wen Cheng.

Duel Polisi Narkoba Lawan Mafia Hong Kong B

agaikan adegan film laga. Dua orang mafia narkoba Hong Kong berilmu Kung Fu duel dengan polisi, saat mau ditangkap. Penangkapan yang mendapat perlawanan itu, menjadi tontonan gratis bagi tamu hotel Aston Marina Ancol. Malah, polisi yang berpakaian preman diteriaki perampok oleh tersangka juga tamu hotel. Sekitar 45 menit lebih, empat anggota Subdit II Dirserse Narkoba Bareskrim Polri bertarung melawan dua orang anggota mafia narkoba Hong Kong, memiliki ilmu Kung Fu 70

Edisi 18 >< Juli 2013

yang sangat mahir. Pertarungan yang terjadi di lobby Hotel Aston Marina Ancol Jakarta Utara, sempat berlanjut di dalam restorant hotel. Akibat, kursi dan meja makan berantakan. Beberapa pot bunga hancur. Kaca meja dan gelas pecah. Duel maut ini disaksikan puluhan tamu, karyawan bahkan Satpam Hotel, hanya melihat tanpa memberikan bantuan. Juga ada yang tamu hotel berteriak histeris dan lari kocar-kacir. Polisi Narkoba Polri berpakaian preman itu, sudah meminta tolong kepada satpam hotel bertubuh tinggi

dan gempal untuk membantu menangkapnya. Namun beberapa satpam dan tamu hotel hanya benggong, melihat aksi perkelahian seru itu. Saat berkelahi sengit, salah seorang pelaku sempat berteriak minta tolong karena dirampok. Bahkan tamu hotel juga ikut-ikutan meneriaki rampok yang membawa pistol. "Saya diteriaki perampok oleh tamu wanita. Namun saya tak mempedulikan, saya tetap duel yang penting mafia narkoba asal Hong Kong tidak kabur," ujar Brigadir Agung Pambudi dan Brigadir Reza Octa


METROPOLITAN Zhohari yang tangganya sempat digigit penjahat narkoba. Meski master Kung Fu yang memiliki tubuh tinggi dan tubuhnya penuh dengan tatto gambar bunga dan kepala ular, namun keduanya berhasil ditaklukkan dengan susah payah. "Masak, empat anggota kita memagang tangan dan badannya sempat dikipatkan dengan ilmu Kung Fu-nya," sambung AKBP K. Lubis, Kanit I Subdit II Ditserse Narkoba Bareskrim Polri kepada majalah UNGKAP di Jakarta, Ahad malam 23 Juni 2013. AKBP Lubis didampingi Kompol Rio Kasidi menjelaskan, Ahad petang 23 Juni 2013, sekitar pukul 17.00 WIB, berdasarkan informasi masyarakat ada transaksi narkoba di Hotel Aston Marina Ancol Jakarta Utara. Dua orang lelaki warga Tionghoa yang berperawakan tinggi besar masuk hotel, dengan membawa tas kertas yang di dalamnya berisi kardus kado warna pink. Polisi narkotika yang mengawasi sejak siang, curiga dengan kehadiran dua orang lelaki itu. Saat didekati, malah mau kabur lewat pintu utama. Ternyata di depan pintu lobby sudah ada petugas lain. "Kami sempat menodongkan pistol, bukannya menyerah malah melawan," tandas Lubis serius. Duel maut pun terjadi. Untungnya berhasil dilumpuhkan, setelah selama 45 menit bertarung mati-matian. Akibat pertarungan itu, empat polisi mengalami luka pada tangan, dada, kaki dan punggung. Sementara lawannya mengalami luka lecet di pipi dan dadanya mengalami luka gores. Kedua lelaki itu pun ditangkap, He Jian Chen kelahiran Fujian China 28 Juli 1987, yang tinggal di Apartemen Aston Marina Jakarta Utara dan temannya Wen Cheng warga negara China kelahiran 1977, juga tinggal bersama He Jian Chen dan tidak bisa berbahasa Indonesia. Dari tangan mereka, polisi mengamankan 690 gram shabu kualitas satu yang dibungkus plastik putih. Diborgol Karena sikap dan perilakunya yang suka memberontak dan takut

menghadapi polisi, kedua anggota sindikat narkoba Hong Kong - China dan Indonesia diborgol tangannya dalam keadaan telajang dada karena bajunya robek-robek akibat duel maut. Keduanya digiring ke tempat tinggalnya di Apartemen Marina di kamar 2121. Namun dalam penggeledahan tidak ditemukan narkoba lainnya. "Kami masih terus menggeladah apartemen ini," ucap Lubis. He Jia Chen, yang bisa berbahasa Indonesia mengaku sudah hampir 23 tahun berada di Jakarta. "Saya hanya disuruh mengantarkan barang itu ke Marina Hotel oleh Kim Ping, warga Lampung yang kini tinggal di Lapas Lampung karena kasus narkoba, yang dijatuhi hukuman mati," paparnya. Kasus ini, lanjut AKBP Lubis, masih terus dikembangkan karena diduga pembeli yang akan mengadakan transaksi di hotel sempat kabur

karena melihat langsung polisi narkoba Mabes Polri dengan dua penjahat tengah duel sengit. Lubis menambahkan narkoba itu akan dijual seharga Rp750 juta per Kg, hal ini sesuai dengan kesepakatan antara penjual dua anggota mafia narkoba Hong Kong dengan pembelinya. "Kami menduga masih banyak shabu yang disimpan mereka. Diduga kuat gudang penyimpananya ada di daerah Pantai Indah Kapuk Jakarta Utara. Kami masih terus memburunya," jelas Lubis. Selama tinggal di Jakarta, kedua tersangka tidak memiliki pekerjaan tetap. Hanya menjual narkoba yang dijalani selama setahun lebih. "Kedua lelaki muda ini kerjaanya setiap malam hanya hapy-hapy di club malam untuk menghabiskan uang sekaligus mencari calon pembeli baru," sambung Lubis yang mengaku sudah membuntuti keduanya selama sebulan lebih. *MU02

Kedua Tersangka saat memperlihatkan barang bukti. INZET: 690 gram shabu. Edisi 18 >< Juli 2013

71


METROPOLITAN

Serangan Fajar di Kampung Boncos

Satserse Narkoba Polres Jakarta Barat saat menginterogasi tersangka di lapangan.

K

ampung Boncos memang beda dibanding Kampung Ambon, Kampung Bali, yang dikenal sebagai kampung narkoba. Sarang narkoba kelas berat seperti morfin, heroin ini, sudah lama bergelora. Korban tewas overdosis kerap terjadi di kampung Boncos. Karena meresahkan, serangan fajar pun dijalankan. Saat warga Kampung Boncos Kota Bambu Selatan, Jakarta Barat tertidur lelap. Saat Kampung itu masih sunyi dan sepi. Saat azan Subuh akan berkumandang. Saat itu juga puluhan petugas dari Polres Metro Jakarta Selatan dan Polsek Palmerah dibawah pimpinan Kasatreskrim Narkoba, AKBP Gembong Yudha melakukan serangan fajar di beberapa rumah kontrakan. Sasaran operasi dengan mengobrak-abrik di kamar rumah kontrakan 72

Edisi 18 >< Juli 2013

yang terbuat dari papan, triplek dan kayu yang dipakai tempat nyabu dan nyipet putau. Pengguna yang tidak banyak membawa uang lebih, biasanya nyipet putau di sekitar tempat sampah. Penggerebekan Sabtu 1 Juni 2013, dilakukan dari segala penjuru. Depan, samping dan belakang perumahan, sehingga tak ada peluang bagi para pengguna narkoba untuk kabur. Bahkan serangan subuh, membuat pemadat barang sesat ini, terperanjat. Mereka tak berani melakukan perlawanan, hanya berusaha kabur dari penanangkapan. Namun ketatnya penjagaan, membuat pengguna narkotik tak berkutik. Para pemadat hanya punya peluang membuang bong (alat penghisap shabu) serta jarum suntik bekas pakai. Tujuannya jelas untuk menghilangkan jejak. Namun sepandai-

pandai melempar alat-alat pengguna narkoba, akhirnya ketahuan juga. Sebanyak 17 orang, terdiri 15 pria dan 2 wanita menyerah. Mereka adalah penguna kelas rendah seperti pengamen jalanan, tukang ojek, pengangguran, pekerja serabutan. Sebagian besar pecandu datang dari Ciputat Pamulang, Cileduk, Tangerang dan Cengkareng. Mereka dikumpulkan di sebuah lapak dengan tangan terikat tali plastik yang kuat, sebelum digiring ke Polres Metro Jakarta Barat. Petugas menyisir rumah kontrakan yang dipakai 'pesta narkoba'. Hasilnya nihil, tak ada sedikitpun narkoba yang tersisa, kecuali sejumlah jarum suntik dan bong untuk dipakai barang bukti. Barang bukti lain yang diamankan antara lain satu unit laptop, alkohol untuk mensterilkan jarum, dan sejumlah senjata tajam.


METROPOLITAN Usai operasi, ketujuhbelas orang digiring ke Polres Metro Jakarta Barat untuk menjalani pemeriksaan. “Hasil pemeriksaan tes urine, terbukti 16 orang yang positif memakai narkoba, termasuk dua wanita. dan seorang negatif. Mereka umumnya mengaku pecandu putaw,” ujar AKBP Gembong Putra di Jakarta, Sabtu 11 Juni 2013. Menurutnya, razia di kampung itu dilakukan sudah dua kali dalam 2 minggu terakhir. Waktu operasi sengaja dipilih pagi hari. Alasannya, informasi yang didapat dari warga menyebutkan setiap subuh rumah

kontrakan yang ditempati bandar narkoba itu ramai. “Kami mengintai sejak sebelum subuh, begitu melihat ada kegiatan langsung digerebek,” ungkapnya. Beberapa rumah di dua tempat ini digunakan untuk transaksi narkoba. Bandar memasok aneka narkoba ke tempat itu melalui kaki tangannya hingga keberadaan bandar sulit terlacak . “Tapi kami akan habisi tempat itu sampai ke bandarnya,” janji AKBP Gembong sambil menambahkan masih memburu bandar yang menjaul putau paket murah di kampung Boncos.

Kapolsek Palmerah, Kompol Slamet SH mengaku prihatin dengan Kampus Boncos yang dipakai tempat untuk nyipet putaw. Umumnya penggunanya bukan warga sekitar, namun dari beberapa kawasan. Bahkan, tak sedikit yang ditemukan tewas over dosis di Kampung ini. “Mayatnya ditemukan di tempat sampah dan WC umum. Mereka meninggal akibat over dosis. Korbannya paling banyak anak muda. Karenanya kami berusaha terus melakukan operasi penggerebekan agar kampung ini bisa bebas narkoba,” tambah Kompol Slamet SH.*MU02

Saat penggrebekan Polres Jakarta Barat di Kampung Boncos

Edisi 18 >< Juli 2013

73


KESEHATAN

Sejuta Bahaya Akibat Narkoba P

emakaian narkoba di Indonesia sudah lampu kuning. Anakanak remaja yang menyalahgunakan narkoba hanya demi kesenangan belaka, tanpa mengetahui resiko atau bahaya dibalik Narkoba. Narkoba jelas mengganggu serta menghambat proses kemampuan seseorang untuk membuat keputusan yang bijaksana. Bahkan mendorong perilaku buruk, seperti mabuk, berhubungan seksual secara sembarangan, dan menempatkan diri dalam situasi berbahaya, demikian yang dilansir laporan Livestrong. Dalam sebuah penelitian, banyak remaja yang akhirnya mengalami kematian akibat terlibat dalam perilaku berisiko karena pengaruh narkoba. Dalam sebuah studi, hampir 30 persen dari remaja tersebut mengendarai mobil di bawah pengaruh obat-obatan, lebih dari 40 persen menggunakan alkohol dan mabuk saat berkendara, dan 20 persen lainnya menggunakan ganja. Perilaku berisiko ini tentu berbahaya bagi dirinya sendiri dan orang lain. Bahkan, empat penyebab utama kematian pada remaja usia 10 hingga 24 tahun adalah akibat perilaku berisiko karena pengaruh obat-obatan, seperti kecelakaan mobil, cedera yang tidak disengaja, pembunuhan, dan bunuh diri. Ya, semuanya disebabkan rata-rata oleh narkoba. Selain di jalan raya, narkoba diindetikkan dengan hiburan malam atau dunia gemerlap (dugem). Tak bisa dipungkiri, memang dibandingkan dengan obat-obatan multivitamin atau obat kuat, ternyata narkotika lebih banyak digunakan para penikmat dugem. Penyalahgunaan narkotika ini dimanfaatkan pecandu untuk mendapatkan efek sesaat, kemudian menularkan kepada teman yang tengah menikmati 74

Edisi 18 >< Juli 2013

suasana hiburan musik malam, juga surga dunia yang menyesatkan. Ada 5 jenis narkoba yakni ganja, morfin, kokain, heroin dan shabu yang sering digunakan para pecandu saat sedang dugem, ingin mencari kesenangan atau lari dari masalah, seperti dilansir dari Alkoholism andn drugpolicy.org, belum lama ini. Penggunaan narkoba itu memiliki efek buruk terhadap kesehatan. 1. Ganja Tumbuhan seperti ini yang bagiannya banyak dipakai seperti daun, bunga, biji dan batang, awalnya berfungsi untuk mengatasi keracunan dan penyedap bumbu masakan. Hanya saja, setelah banyak disalahgunakan, cimeng atau gele yang di masyarakat dikenal dengan bahasa slang dari arti ganja itu, dijadikan bahan campuran untuk lintingan rokok. Ciri-ciri bagi orang yang baru memakai ganja untuk pertama kali adalah mata terlihat merah, Tubuh terasa lemas dan tampak kelelahan, Bola mata menjadi besar, Pikiran seperti berkunang-kunang dan Ada perasaan gelisah namun dari luar terlihat senang. Efek buruk dari mengkonsumsi ganja adalah Daya tangkap syaraf otak berkurang, Penglihatan mata terasa kabur dan samar, Kurangnya konsentrasi, Pasokan sirkulasi darah ke jantung berkurang, Sering terlihat salah tingkah dalam aktivitas yang dilakukan. Sedangkan bagi pecendu yang merasa enak dalam mengkonsumsi ganja, terlihat seperti Rasa gembira yang berlebihan (Euforia), Percaya diri

yang meningkat pesat serta Indera pendengaran lebih aktif dan peka. 2. Morfin Morfin merupakan bentuk opium yang telah digunakan selama berabad-abad. Turunan dari morfin adalah diasetilmorfin yang lebih dikenal sebagai heroin. Morfin pertama kali digunakan dalam medis sebagai penawar nyeri dan disalahgunakan sebagai narkotika. Morfin adalah semacam zat senyawa yang merupakan perpaduan hasil ekstraksi dari opium dengan zat kimia tertentu untuk menghilangkan rasa sakit bagi pasien yang menderita penyakit tertentu. Sejatinya, morfin dapat meminimalisir rasa sakit, mengurangi rasa lapar, dan merangsang batuk. Hanya saja efek samping yang disebabkan juga tidak kalah buruknya yang menurut hasil penelitian adalah


KESEHATAN

menderita susah tidur (insomnia) dan mimpi buruk. Dewasa ini, penggunaan morfin di kalangan medis telah banyak diganti dengan obat-obatan lain yang memiliki kegunaan sama namun ramah bagi pemakainya. Selain meringankan rasa nyeri, morfin juga mempengaruhi penampilan mental dan fisik, menghilangkan rasa takut, juga mengurangi rasa lapar, menghambat refleks batuk, mengurangi dorongan seks, dan pada wanita bisa menganggu siklus menstruasi. Namun jika penggunanya sudah ketagihan, bisa menyebabkan kekhawatiran dan kematian.

3. Heroin Dapat disebut sebagai keturunan morfin atau opioda semisintatik dengan proses kimiawi. Berbentuk bubuk putih atau keabuan. Seperti dikutip Health, pecandu Heroin sering mengalami kenaikan sensitivitas terhadap rasa sakit, dan sensitivitas ini tidak mereda selama pengobatan dengan metadon atau opioid lain. Para peneliti dari University of California, Los Angeles berusaha untuk menentukan bagaimana meningkatnya kepekaan terhadap rasa sakit yang juga disebut hiperalgesia.

Efek penggunaan heroin dalam jangka pendek adalah mulut terasa kering, rasa berat pada tangan dan kaki, sering mengantuk dan terganggunya sistem pernapasan. Efek jangka panjang dari penggunaan heroin dapat menimbulkan ketergantungan dan kecanduan berlipat ganda dibandingkan morfin. Juga infeksi pada selaput jantung dan katupnya, penyakit hati, ginjal dan komplikasinya, infeksi kulit. Selain itu, pengguna heroin berisiko tertular virus hepatitis, juga memiliki peningkatan risiko pada Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan jika penggunaannya overdosis, kemungkinannya hanya kematian. Heroin banyak dipakai para pecandunya dengan cara menyuntik heroin ke otot atau urat/ pembuluh vena di kulit, karena ketidaktahuan atau memang sengaja berbuat seperti itu untuk menimbulkan efek euforia dan histeris. 4. Kokain Bubuk kristal berwarna putih hasil ekstraksi dengan daun coca (erythoroxylon coca), dapat membuat rangsangan pada sambungan syaraf dengan cara diminum atau mencampurnya dengan minuman yang digunakan tim medis di dunia kedokteran. Sayangnya setelah sampai di masyarakat luas, kokain disalahgunakan menjadi sejenis zat atau obat perangsang dengan cara disuntik ke pembuluh darah atau dihirup dari hidung dengan sebuah pipa kecil. Sama halnya dilakukan suku Indian di benua Amerika, oleh penduduk setempat kokain digunakan untuk mendapat efek stimulan dalam bertempur kepada musuh-musuhnya. Hasil penelitian media, akibat penggunaan kokain hanya dirasakan sebentar saja, yaitu tidak sampai lima belas menit yang meliputi rasa senang, pede, terangsang, dan menambah tenaga serta stamina. Hanya saja setelah seperempat jam kemudian, ada perasaan enak akan hilang seketika dan berubah menjadi rasa lelah yang berkepanjangan. Selain itu pengguna juga dapat mengalami depresi mental dan ketagihan untuk menggunakannya lagi, lagi, dan lagi sampai mati.

Efek psikologis atau mental yang didapat dari pemakaian kokain adalah Darah tinggi, Sulit tidur, Bola mata menjadi kecil, Nafsu makan menjadi hilang yang menyebabkan kurus, Jantung berdetak lebih cepat dan Perasaan tidak menentu dan sebagainya. 5. Shabu Sejenis nama yang identik dengan masakan Jepang. Shabu atau Metamfetamina, adalah sebuah serbuk berwarna putih kristal. Awalnya dibuat akhir abad 20 untuk mengobati gangguan bagi penderita hiperaktifitas, yaitu seseorang yang tidak bisa diam. Seiring berjalannya waktu, shabu malah disalahgunakan dengan pemakaian yang menyimpang. Di Indonesia banyak selebritis, olahragawan dan musisi yang karirnya hancur akibat mengkonsumsi shabu. Shabu sejatinya berbentuk pil, tapi karena banyak disalahgunakan menjadi serbuk yang pemakaiannya menggunakan kertas alumunium yang dibakar dan asapnya dihisap melalui hidung dengan memakai botol kaca yang dibuat khusus bernama bong. Akibat mengkonsumsi shabu adalah jantung terasa berdebar-debar, Suhu badan naik, Tidak bisa tidur hingga wajah terlihat pucat, Timbul euforia yang tinggi hingga halusinasi, Nafsu makan menghilang, Gigi menjadi rapuh karena kekurangan kalsium Dan depresi berkepanjangan. ****

Edisi 18 >< Juli 2013

75


KORUPSI

Kejagung Ompong 56 Terpidana Korupsi Tak Dieksekusi

FOTO: ANTARA

Emerson Yuntho, aktivis Badan Pekerja ICW

I

ndonesian Corruption Watch (ICW) prihatin terhadap Kejaksaan Agung (Kejagung). Sejak 2012 hingga Juni 2013, masih ada 56 terpidana korupsi berkeliaran bebas, belum dieksekusi dengan berbagai alasan . Padahal, terpidana koruptor sudah memiliki kekuatan hukum tetap. ICW mencatat ada 56 terpidana korupsi belum dijebloskan penjara. 23 koruptor di antaranya, masuk daftar pencarian orang (DPO). Dan, 33 lainnya belum dieksekusi dengan berbagai alasan, seperti sakit atau tidak memenuhi panggilan jaksa. Mereka berada di wilayah hukum Kejaksaan Tinggi Jawa Tengah 22 terpidana. Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta 6 terpidana, Kejaksaan Tinggi Riau 5 terpidana dan Kejaksaan Tinggi Jawa Timur 2 terpidana. "Banyaknya terpidana korupsi yang belum dieksekusi, menunjukkan Kejagung bagaikan macan ompong. Bahkan, ada sikap keragu-raguan untuk menjalankan eksekusi," tegas 76

Edisi 18 >< Juli 2013

Emerson Yuntho, aktivis Badan Pekerja ICW di Jakarta, Senin 3 Juni 2013. Alasan Kejagung ompong mengeksekusi macam-macam, sambung Emerson, mulai masalah administrasi seperti salinan putusan belum diterima, menunggu putusan peninjauan kembali, koordinasi dengan pihak internal dan eksternal, pertimbangan kemanusiaan, pertimbangan situasi politik serta keamanan di tingkat lokal. Juga, ada upaya pihak tertentu menghalang-halangi proses eksekusi terhadap terpidana. "Padahal, lambannya proses eksekusi terhadap terpidana korupsi membuka peluang bagi mereka untuk melarikan diri ke luar negeri. Uang hasil korupsi pindah tangan, menghilangkan identitas jati dirinya juga bisa jadi terjadi kongkalikong," katanya. ICW juga sedih terhadap tindakan Kejakgung dalam melakukan eksekusi, umumnya baru dilakukan satu sampai empat tahun setelah vonis memiliki kekuatan hukum tetap. “Padahal jika terjalin kerja sama yang baik antara kejaksaan dengan institusi lain seperti Mahkamah Agung dan kepolisian, setidaknya 14 hari setelah berkekuatan hukum tetap, terpidana bisa dieksekusi. Sayangnya kenapa hal ini tidak dijalankan, Ada apa ini,� tanya Emerson. Dari 56 terpidana korupsi, beberapa nama populer yang belum dieksekusi. Seperti Direktur TVRI Sumita Tobing terkait kasus pengadaan peralatan TVRI yang merugikan negara Rp 12,4 miliar. Sumita Tobing dihukum 1 tahun 6 bulan penjara pada Januari 2011 dan diminta membayar uang pengganti Rp 1,73 miliar.

Juga terpidana kasus korupsi dana reboisasi dan illegal logging (pembalakan liar) di Mandailing Natal, Sumatra Utara, Adelin Lis, yang hingga kini masih menghirup udara bebas. Adelin dijatuhi hukuman 10 tahun penjara pada tahun 2008 serta diwajibkan membayar uang pengganti Rp 119 miliar dan 2,938 juta dolar AS. Bahkan, kasus penyimpangan dana di BPUI senilai Rp 369 miliar dengan terpidana mantan Dirut Bahana Pembinaan Usaha Indonesia Sudjono Timan yang dihukum 15 tahun penjara dan membayar uang pengganti Rp 369 miliar. Vonis itu bahkan telah dijatuhkan pada 3 Desember 2004 lalu. ICW mendesak Kejagung agar segera menjalankan eksekusi. "Memang Kejagung perlu diingatkan dan didorong untuk mengeksekusi terpidana korupsi, apalagi ada yang kasusnya sudah bertahun-tahun dibiarkan bebas," tambahnya. Wakil Jaksa Agung Darmono mengaku akan mengecek terhadap 56 DPO terpidana korupsi. "Saya segera melakukan kroscek, perkara itu sejauh mana. Sudah dieksekusi atau belum. Nanti, Jampidsus segera melakukan pengecekan di lapangan, data di Kejaksaan Agung maupun daerah," jelas Darmono. Jika sudah dieksekusi, lanjut dia, akan menyampaikan informasi kepada publik. Tujuannya, agar masyarakat tahu. Dan ini tetap menjadi kewajiban Kejaksaan untuk menindaklanjutinya. "56 terpidana korupsi yang belum ditindak merupakn pekerjaan rumah (PR) bagi seluruh kejaksaan. Saya berjanji segera memberi jawaban tentang hal tersebut," janjinya. *MU02


KORUPSI REPUBLIKA.CO.ID

Wiendu Nuryanti, Wamendikbud RI

SUARAPENGUSAHA.COM

M. Nuh, Mendikbud RI

KEMENDIKBU.CO.ID

Haryono Umar, Irjen Kemendikbud RI

Wamen Pendidikan & Kebudayaan Dituding Korupsi

T

udingan tak mengenakan ditujukan ke Wakil Menteri (Wamen) Bidang Kebudayaan. Tudingan itu terkait korupsi di lingkungan Dirjen Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Tudingan itu, hasil investigasi Inspektorat Jenderal Kemendikbud. Ada tujuh halaman laporan yang menyebutkan secara gamblang peran Wamen. Nah. Wamen Wiendu Nuryanti diduga kuat membawa gerbong bisnisnya untuk melakukan berbagai kegiatan di Kemendikbud. Demikian salah satu bunyi laporan yang ditandatangani Inspektur Jenderal Kementerian Haryono Umar. Dalam laporan, ada empat perusahaan yang ditunjuk melaksanakan kegiatan promosi budaya dengan nilai proyek Rp 27,31 miliar. Kegiatan pertama: Konferensi Federasi Promosi Budaya Asia di Surakarta, September 2012. Lelang proyek ini dimenangi PT Fokus Konvesindo dengan nilai kontrak Rp 910 juta, menyisihkan dua perusahaan lain dengan tawaran harga lebih rendah. Hasil investigasi Inspektorat, PT Fokus berafiliasi dengan Yayasan Stuppa Indonesia, organisasi pengelola pertunjukan dan budaya milik Wiendu. Dua karyawan Fokus, Ilham Derajat dan Dwi Kusumaningsih,

membenarkan afiliasi itu. Karyawan Divisi Riset Stuppa, Wayan Suweta, mengakui Dwi bekerja di Stuppa sebagai tenaga ahli untuk PT Karma Wi Bangga, perusahaan yang beralamat sama dengan Stuppa di Yogyakarta. “Kami satu angkatan di arsitektur Universitas Gadjah Mada,” kata Wayan. Proyek lain, persiapan World Culture Forum 2013 di Bali senilai Rp 13,85 miliar. Investigasi Inspektorat menyebutkan, PT Patihindo Convex sebagai pemenang lelang tak membayar sewa ruangan di sebelah kantor Wiendu di lantai 2 Gedung A Kementerian Pendidikan. Inspektorat merekomendasikan Kementerian tak membayar sisa pembayaran untuk Patihindo senilai Rp 1,6 miliar. Hasil investigasi menyebutkan pengakuan pejabat Direktorat Promosi Budaya yang ditekan pejabat Yayasan Stuppa agar memenangkan perusahaan afiliasi itu. Inspektorat meminta pejabat yang menuruti tekanan itu diberi sanksi. Haryono Umar, Inspektur Jenderal Kemendikbud menuding dugaan korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) di direktorat itu terkait jasa event organizer, yang mengelola beberapa acara Kementerian. “Laporan itu sudah disampaikan ke KPK,” kata Haryono yang juga mantan Ketua Komisi

Pemberantasan Korupsi (KPK). Menteri Pendidikan dan Kebudayaan M. Nuh menyerahkan sendiri hasil investigasi itu kepada KPK, Rabu malam 29 Mei 2013. Saat menyampaikan laporan itu, Mendikbud meminta KPK melakukan hasil analisis serta klarifikasi temuan itu, apakah ada unsur penyelewengan atau tidak. Wiendu menolak berkomentar tentang tudingan itu. “Saya hormati dan percayakan saja ke KPK dan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan,” katanya melalui pesan pendek. Wiendu juga menyangkal perusahaan pemenang tender berafiliasi dengan Yayasan Stuppa miliknya. Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto menegaskan KPK sudah menerima laporan dari Mendikbud M Nuh soal dugaan korupsi di kementeriannya. Setelah menerima laporan, hingga kini KPK masih melakukan pengkajian, dilanjutkan mengumpulkan data dan bukti lain yang mengkuatkan tuduhan itu. "Jadi tahapan baru sampai di dumas (pengaduan masyarakat-red). Kan baru disampaikan. Nanti semuanya akan dipulbaket (pengumpulan bahan dan keterangan-red)," jelas Bambang Widjojanto di DPR, Senayan, Jakarta, Rabu 5 Juni 2013. *MU02 Edisi 18 >< Juli 2013

77


HUKUM

Vonis Ringan Hakim Narkoba N ama Puji Wijayanto jadi pusat perhatian. Tahun 2012, sang hakim Pengadikan Negeri Bekasi ditangkap saat tengah pesta narkoba. Tahun 2013, namanya kembali mencuat setelah divonis sangat ringan, cuma 2 tahun penjara. Padahal hukuman kasus narkoba minimal 4 tahun penjara. Ada apa dengan hukum Indonesia? Pertengahan Oktober 2012, Hakim Puji Wijayanto ditangkap BNN di Hotel dan Club Illegals di Jalan Hayam Wuruk, Jakarta saat Pesta Narkoba dengan mengkomsumsi barang sesat bersama dua rekannya yang ditemani perempuan muda. Dari lokasi kejadian polisi menyita 15,5 butir ekstasi dan 1,8 gram shabu beserta alat hisapnya. Pertengahan Mei 2013, Hakim Puji Wijayanto dijatuhi hukuman penjara selama 2 tahun oleh majelis hakim Pengadilan (PN) Jakarta Barat yang dipimpin hakim Musa Arief. Hakim yang bertugas Pengadikan Negeri Bekasi dinyatkan terbukti bersalah memiliki serta mengkonsumsi narkoba jenis shabu dan ekstasi. Perbuatan hakim Puji dinilai majelis hakim PN Jakarta Barat melanggar Pasal 127 ayat 1 huruf (a) UU No 35/2009 tentang Narkotika. Padahal dalam pasal itu, menyebutkan setiap penyalahgunaan narkotika golongan I bagi diri sendiri dipidana dengan pidana penjara paling lama empat tahun. Vonis ringan sang hakim itupun menuai kririkan, protes kecaman dan sorotan. “Kita sangat menyayangkan ya hakim Puji yang divonis 2 tahun penjara. Setidaknya, sesuai UU No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, hukumannya minimum 4 tahun penjara,” kata Anggota Komisi III DPR, Indra saat ditemui di Gedung MA Jakarta, Jumat 31 Mei 2013. Politisi dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera melanjutkan UU Narkotika sudah menetapkan hukuman minimal dan maksimal terhadap pengguna dan pengedar narkoba. “Itu sudah ditentukan secara limitatif oleh UU Narkotika. Jadi kenapa hukuman kok lebih ringan, apa karena terpidananya seorang hakim mendapat perlakukan khusus. Ya jangan gitu dong,” protesnya serius. 78

Edisi 18 >< Juli 2013

Hakim Puji Wijayanto saat menjalani jalannya proses persidangan.

Pemerintah dan DPR membuat hukuman minimal dan maksimal itu karena kita anggap narkotika ini adalah kejahatan luar biasa, sehingga harus disikapi secara luar biasa agar timbul efek jera, sambungnya. Vonis hakim yang ringan, tambah Indra, sangat aneh. Jika ada hal yang meringankan seharusnya hukumannya tidak kurang dari 4 tahun penjara. Apalagi status Puji sebagai aparat penegak hukum, seharusnya jadi faktor pemberat daripada warga negara biasa. “Beliau punya kewajiban lebih untuk menegakkan hukum, tapi malah melanggar hukum. Sewajarnya dihukum berat namun kok ringan, ada apa ini?,” tanyanya keheranan. Kasus ini harus dilihat secara seksama ada apa dibalik vonis itu. Sebab, vonis itu melukai rasa keadilan publik baik dari aspek legislasi maupun kepatutan. “Saya sarankan jaksa menelaah betul putusan itu. Jaksa juga layak banding karena vonis itu aneh, Apalagi dia oknum penegak hukum, mudah-mudahan jaksa bisa mempertimbangkan untuk banding,” harapnya. Dosen Fakultas Hukum Universitas Indonesia Hasril Hertanto menegaskan seharusnya majelis hakim PN Jakarta Barat menerapkan hukuman yang ditentukan UU Narkotika. Juga hakim Puji layak dijatuhi hukuman lebih berat dari ancaman hukuman minimal. “Sebaiknya jaksa ajukan banding,” kata Hasril. Mahkamah Agung (MA )meminta

semua pihak menghargai putusan majelis hakim PN Jakbar terhadap putusan hakim Puji karena hakim punya pertimbangan sendiri. “Tentunya, hakim mempunyai pertimbangan, jadi persilahkan baca pertimbangannya,” kata Kepala Biro Hukum dan Humas MA Ridwan Mansyur. MA sangat menghormati putusan majelis hakim persidangan kasus vonis dua tahun pidana penjara, terhadap hakim Puji Wijayanto yang terlibat kasus narkoba. "Kami tidak mengetahui pertimbangan hakim dalam memutuskan perkara tersebut," tambahnya. Komisi Yudisial (KY) menghormati dan tidak mencampuri soal vonis itu karena bagian dari independensi hakim dalam memutus perkara itu. “KY akan menelusuri apakah sidangnya terbuka untuk umum, adakah hukum acara yang dilanggar, dan pelanggaran lainnya,” kata Wakil Ketua KY Imam Anshori Saleh. Jika nantinya ditemukan indikasi pelanggaran etika dan perilaku hakim akan diperiksa hakimnya. “Tetapi, kalau semuanya berjalan sesuai ketentuan hukum acara ya tidak apa-apa. Toh, kalau jaksa keberatan jaksa bisa banding,” ungkap Imam. Hakim Puji menurut rekam jejaknya pernah mendapatkan sanksi demosi (turun jabatan) dari MA. Sanksi tersebut karena hakim Puji malasmalasan dan menggunakan narkoba sejak berdinas di Pengadilan Negeri Jayapura, Papua. Nah. *MU02


HUKUM

Setuju Gembong Narkoba Dihukum Mati Tapi Enggan Mengeksekusinya Hukuman mati bagi penjahat narkoba di Indonesia, masih abu-abu. Meski hukuman mati itu konstitusional, dalam dinamikanya banyak pihak yang berupaya menggugurkan hukuman mati dengan berbagai alasan kemanusiawian. Sehingga, malu-malu melakukan eksekusi.

M

antan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Jimly Asshiddiqie prihatin terhadap pelaksanaan eksekusi hukuman mati penjahat narkotika di

Indonesia, yang masih bermasalah. Negara cenderung setuju akan hukuman mati, tapi dalam pelaksa-naannya masih malu-malu. "Kita setuju hukuman mati, tapi kok

malu-malu untuk mengekse-kusinya. Bahkan takut dalam pelaksanaan eksekusi. Malah eksekusinya jadi masalah. Sudah ada yang dihukum mati, namun tidak segera dieksekusi. Ini matinya dua kali," kata Jimly dalam acara Fokus Grup Discution (FGD) bertema Hukuman Mati Untuk Penjahat Narkotika yang digelar BNN, di Jakarta, Kamis 30 Mei 2013. Diskusi ini juga menghadirkan Muladi, Ketua Bidang Hukum dan Edisi 18 >< Juli 2013

79


HUKUM HAM DPP Partai Golkar, Ma’ruf Amin, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI), Mantan Hakim Agung Djoko Sarwoko, Keadilan itu, lanjut Jimly, harus pasti dan kepastian itu harus adil. Dalam konteks kejahatan narkoba, eksekusi bagi pelaku kejahatan narkoba harus segera dilakukan. Justru eksekusi hukuman mati yang tidak kunjung dijalankan, merupakan salah satu pelanggaran hukum tersendiri. Selain itu, kebijakan eksekusi bagi pidana mati sama seriusnya dengan hukuman mati. "Syukur-syukur bagi terpidana mati yang sudah diputus atau memiliki kekuatan hukum yang sah atau incrah segera dieksekusi. Mengingat, sudah mendapat kepastian yang adil penting sekali. Jangan diberi ruang orang yang sudah dihukum berinovasi," katanya. Memang, penegak hukum kerap memberi peluang bagi terpidana mati untuk bermanuver melontarkan isu untuk menyerang balik putusan pengadilan. Hal ini kontra produktif dengan pelaksanaan putusan pengadilan karena membuat pelaksanaan eksekusi jadi terhambat, tegasnya. "Kebijakan eksekusi pidana mati sama seriusnya dengan hukuman mati. Syukur-syukur untuk terpidana mati dieksekusi, karena mendapat kepastian yang adil penting sekali. Jangan diberi ruang orang yang sudah dihukum berinovasi," ucap Jimly. Menurutnya, hukuman mati itu konstitusional, namun dalam dinamikanya, banyak pihak yang berupaya menggugurkan hukuman mati, dengan berbagai alasan kemanusiawian. Karena itu, penegakkan hukum di Indonesia harus kuat, sehingga tidak dilecehkan. “Siapapun pelakunya dan dari mana asalnya harus ditindak dengan tegas. Dalam berbagai perspektif, hukuman mati khususnya untuk pelaku kejahatan narkoba seperti menjadi produsen, bandar atau pengedar adalah sah," tambah Jimly. 80

Edisi 18 >< Juli 2013

Muladi, Ketua Bidang Hukum dan HAM DPP Partai Golkar

Jimly Asshiddiqie Mantan Ketua MK

Ditambahkan isu hukuman mati tidak perlu diperdebatkan lagi, yang terpenting hukuman itu diimplementasikan dan dijalankan eksekusinya. Mengingat, sudah banyak negara lainnya meninggalkan hukuman ini. Indonesia dan 39 negara lainnya tetap mempertahankan hukuman mati. Komitmen politik hukum Indonesia sudah jelas menentang peng-hapusan hukuman mati. Pada 30 Desember 2007 silam, majelis hakim MK menolak permohonan judicial review dari 5 terpidana mati untuk menguji secara materiil UU no.22 tahun 1997 tentang narkotika yang dianggap melanggar pasal-pasal 28A, 28i ayat (1), dan ayat (4)UUD 1945. "Hal ini sudah jelas mengilustrasikan bagaimana sikap negeri ini untuk menolak penghapusan hukuman mati. Pertimbangannya jelas, bahwa kejahatan narkoba sangat masif, dan mengancam kelangsungan generasi yang akan datang," sambungnya.

menganut asas retributif (pembalasan) yang mengakomodir hukuman mati. Apalagi, dampak yang ditimbulkan dari narkotika sangat besar. Ditambah lagi kejahatan narkotika merupakan kejahatan sangat serius yang menghalalkan secara filosofis, sosiologis, yuridis, dan politis penerapan pidana berat termasuk pidana mati. "Permasalahan yang masih mengemuka saat ini, adalah lambannya eksekusi mati bagi terpidana mati kasus narkoba," kata Ketua Bidang Hukum dan HAM DPP Partai Golkar. Sesuai data Kejaksaan Agung hingga Desember 2012, tercatat 133 orang telah dijatuhi divonis mati, dan 71 diantaranya adalah terpidana mati kasus narkoba. Sebagian besar dari terpidana mati itu belum dieksekusi. Hal ini karena munculnya sikap pro kontra terhadap hukuman mati itu sendiri. Karena itu, kini tengah disusun konsep tentang hukuman mati bersyarat (conditional capital punishment). Ini merupakan salah satu jalan untuk mempertemukan titik kesepahaman antara penganut hukuman mati (retensionis) dengan penolak hukuman mati (abolisionis), ungkap Muladi, yang masuk tim penyusunan RUU KUHP

Lamban Muladi, pakar hukum pidana menilai hukuman mati untuk kasus narkotika masih sangat dimungkinkan dalam sistem peradilan Indonesia. Selain masih menjadi hukum positif, sistem peradilan Indonesia masih


HUKUM Pasal 89 RUU KUHP dijelaskan hukuman mati dapat ditunda dengan masa percobaan 10 tahun. Alasannya reaksi masyarakat terhadap terpidana tidak terlalu besar, terpidana menunjukkan penyesalan, kedudukan terpidana dalam kejahatannya tidak terlalu penting, paparnya. "Jadi tujuan pemidanaan bersifat multidimensi di samping mengandung unsur pencegahan umum dan khusus juga bersifat retributif atau teori gabungan sekaligus menunjukkan reaksi kutukan masyarakat atas kejahatan berat tersebut," katanya. Dikatakan, sebagaimana tindak pidana lain, efektifitas sanksi pidana mati yang bersifat represif melalui sistem peradilan pidana tidak akan efektif jika tidak disertai dengan kebijakan-kebijakan preventif melalui kerjasama nasional, regional, dan internasional. Tindak pidana narkotika berkembang dengan pesat mengingat faktor kriminogin yang beraneka ragam. Mengandung potensi bahaya keamanan insani seperti mobilitas sosial yang tinggi akibat globalisasi, infiltrasi kejahatan transnasional yang terorganisasi, pertumbuhan ekonomi dan tingkat kemiskinan yang relatif tinggi, jelas Muladi. Mantan Hakim Agung Djoko Sarwoko menambahkan, persoalan narkotika merupakan masalah serius bagi kehidupan bangsa karena mengancam generasi muda. Hal itu terkonfirmasi adanya data 5.000-15.000 orang tewas akibat overdosis narkotika. "Jadi kita tidak melihat sematamata (hukuman mati) menimbulkan efek jera. Tetapi kita mempertimbangkan dampak dan akibat dari perbuatan pidana itu," kata Djoko juga mantan Ketua IKAHI. Karenanya hukuman mati bagi pelaku kejahatan narkoba, perlu tetap diberlakukan, karena kejahatan tersebut termasuk ke dalam most serious crime. “JIka hukuman mati

Djoko Sarwoko Mantan Hakim Agung

Ma’ruf Amin Ketua Majelis Ulama Indonesia

itu tidak diberlakukan dikhawatirkan sindikat akan masuk negeri dengan bebas�, ujar Djoko.

fatwa itu menyebutkan pelaku kejahatan narkotika seperti produsen, bandar dan pengedar narkoba pantas dihukum mati. MUI bahkan merekomendasikan agar para pelaku kejahatan tersebut tidak pantas diberikan pengampunan dan keringanan. Anggota Dewan Pertimbangan Presiden Bidang Hubungan Antar Agama menilai masih banyaknya terpidana mati kasus narkoba, yang belum dieksekusi diduga adanya kesengajaan. Bahkan penundaan eksekusi para terpidana mati tersebut dilakukan dengan cara yang sistematis. "Upaya secara sistematis salah satunya dengan mengubah-ubah putusan serta menciptakan kendalakendala dalam aturan yang mengakibatkan sulitnya melakukan eksekusi. Sehingga hukuman mati itu diputus mati tapi tidak bisa dieksekusi, seperti ada tapi tidak ada," komentarnya. Dia juga menilai penundaan eksekusi para terpidana mati tersebut sebagai upaya yang di telah direncanakan dengan rapih atau by design. "Saya melihatnya ini by design, tapi siapa yang melakukan saya tidak tahu. karena itu kita harus melakukan pembongkaran supaya kendalakendala itu dapat dieliminasi," tambah dia. *MU02

Dukung Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Ma'ruf Amin mengatakan MUI sangat mendukung pidana mati, namun pemidanaan mati hanya dilakukan untuk tindak pidana tertentu seperti narkotika. MUI juga menyayangkan, hukuman mati bagi terpidana narkotika kerap dibatalkan oleh Mahkamah Agung (MA). "Penjahat narkoba memang pantas dihukum seberat-beratnya seperti hukuman mati, karena sudah sesuai hukum Islam, dan hukum negara. Juga, hukuman mati itu pantas diberikan penjahat narkoba, karena tujuan dari hukuman itu sendiri jelas untuk melindungi masyarakat," tandasnya Selain itu, tambah dia, hukuman mati merupakan bentuk pencegahan pada orang lain agar tidak melakukan kejahatan serupa, dan prinsipnya hukuman ini merupakan bentuk pembalasan pada tindak kejahatan yang sudah dilakukan. MUI sudah mengeluarkan fatwa nomor 10 tahun 2005 tentang hukuman mati, dan Keputusan Ulama (ijtima) tahun 2012 di Cipasung. Dari kedua

Edisi 18 >< Juli 2013

81


NUSANTARA

PENUMPANG BUS LORENA MEDAN-JAKARTA

Selundupkan Kristal Putih dalam Makanan Sereal

S

ejuta modus diterapkan sindikat narkotika internasional jaringan Malaysia-Indonesia. Kotak makanan sereal pun diganti isinya dengan kristal putih alias shabu. Tujuannya untuk mengelabuhi petugas pemeriksaan. Namun rasa curiga tak mampu dikelabuhinya. Bus PO Lorena dengan nomor polisi B-7766-VB jurusan Medan-Jakarta, Rabu 5 Juni 2013 parkir sementara di Pelabuhan Bakauheni Lampung Selatan, untuk menjalani pemeriksaan. Satuan Narkoba Polres Lampung Selatan bersama Kepolisian Sektor Kawasan Pelabuhan (KSKP) Bakauheni, memeriksa seluruh barang penumpang. Sebuah tas ransel merek Naval, warna abu-abu pun tak luput dari pemeriksaan. Meski dua orang penumpang yang membawa tas itu, berusaha menyembunyikan secara rapi. Semula mereka membantah tak membawa apa-apa. Namun petugas tetap memeriksa. Ternyata di dalam tas itu, berisi kotak makanan sereal merk Corn Flakes berlogo RM, yang tidak beredar di Indonesia. Saat dikocok, kotak makanan tak berbunyi. Petugas curiga, lalu membuka. Ternyata ada bungkusan plastik berisi kristal putih. "Ini pasti shabu," papar petugas serse narkoba. Ternyata kepastian itu membuahkan kebenaran. Saat ditest ternyata memang narkoba jenis shabu. Dua penumpang bus Lorena, Muhamad Yusuf (36), warga Dusun 3 Perdamaian, Desa Tambonbaroh, kecamatan Dewantara, Aceh Utara dan Syarifuddin Abubakar (32), warga Dusun Batee Lousong, Desa Gampongseumirah, kecamatan Nisamantara, Aceh Utara, diamankan dan digiring ke Mapolres Lampung Selatan. "Shabu dari Malaysia rencananya dibawa ke Jakarta. Diduga kuat barang terlarang masuk Indonesia melalui jalur laut dengan memanfaatkan pelabuhan tradisional, agar tak tertangkap petu82

Edisi 18 >< Juli 2013

AKBP Bayu Aji, Kapolres Lampung Selatan saat menunjukan barang bukti shabu yang berhasil di ungkap oleh petugas serse narkoba Lampung Selatan.

gas," papar Kapolres Lampung Selatan AKBP Bayu Aji didampingi Kasatnarkoba AKP Aden Kristiantonomo dan Kepala KSKP Bakauheni AKP Harto Agung Cahyono di Aula Rupatama Bharadaksa Lampung Selatan, Minggu 9 Juni 2013. Pengakuan kedua tersangka, membawa barang terlarang ini atas perintah Ayah dan Tengku Yadi warga Aceh yang tinggal di Malaysia, dengan imbalan sebesar Rp 15 juta dan sudah dibayar sebesar Rp 2 juta perorang. Setiba di Jakarta, rencananya akan diberikan kepada Muhamad Rafli alias Rizal (32) warga jalan raya Condet RT15/ RW05, Cililitan Kramat Jati, Jakarta Utara, yang tengah menunggu di terminal Pulo Gadung Jakarta Timur. Petugas pun menyusun strategi untuk menyerahkan kepada seseorang, yang menunggu kiriman barang sesat ini. Di terminal Pulo Gadung, seorang lelaki muda memang menunggu kiriman paket shabu. Saat paket diserahkan, lelaki bernama Rizal pun diringkus tanpa melakukan perlawanan. "Ketiga orang yang kami tangkap,

merupakan bagian dari jaringan narkoba internasional Malaysia-Indonesia. Dua lagi, Ayah dan Tengku Yadi ditetapkan sebagai DPO (Daftar Pencarian Orang). Ayah mungkin nama samaran saja," sambung Kapolres Lampung Selatan AKBP Bayu Aji. Menurut Kapolres, sindikat kerap memanfaatkan kurir asal Aceh yang berpendidikan rendah dan tidak paham hukum, seperti dua kurir asal Aceh ini. Apalagi tersangka Syarifudin terlilit utang Rp 1 juta dengan Ayah orang yang menyuruhnya. Karena itu, Syarifudin mau mengikuti perintah orang tersebut. Jika shabu senilai Rp3 miliar lolos edar ke masyarakat, dikhawatirkan 100.000 orang menjadi korban penyalahgunaan narkotika golongan 1, dengan perbandingan 1gram dikonsumsi 5 orang. "'Ketiga tersangka terancam hukuman pidana paling singkat 5 tahun sampai seumur hidup sesuai pasal 112 ayat ayat (2) jo pasal 114 ayat (2) jo pasal 132 ayat (2) UU RI no.35 tahun 2009 tentang narkotika," sambung Kapolres. *MU02


NUSANTARA

Edisi 18 >< Juli 2013

83


NUSANTARA

Businesman WN Iran Selundupkan Shabu di Laptop

I

ndonesia masih menjadi magnet bagi penyelundup narkoba. Seorang businesman asal Iran pun tertarik magnet itu. Sayang niat meraup untung tak kesampaian. Meski sudah memodifikasi laptop diisi shabu, namun aksinya ketahuan juga. Businesman Majid Hosseini Sabzevari, memang otaknya canggih. Warga Negara Iran yang tinggal Teheran No.1 Keshvari Ally Shariaty Street, dan di Toronto 147 Plamdeal dr scanbro-Ontrio, Canada ini, menyelundupkan narkoba jenis shabu ke dalam laptop yang sudah dimodifikasi secara khusus dan profesional. Komponen yang ada di laptop dikeluarkan untuk dijadikan tempat menyimpan shabu. Agar modusnya tidak ketahuan petugas, setelah shabu yang dibungkus alumunium foil dan kembali dipasang keyboard-nya, sehingga petugas tidak akan mengira ada shabu di dalamnya. Lantaran modus yang rapi ini, saat laptop masuk ke dalam mesin pemindai X-Ray di Bandara Udara Internasional Soekarno Hatta Cengkareng, tidak nampak begitu juga petugas memeriksa juga tak kelihatan jika di dalamnya isi shabu. Karena itu, aksi yang dilakukan lelaki kelahiran Teheran, 11 Agustus 1954, selalu lolos. Namun sepandai-pandai menyimpan bangkai akhirnya ketahuan juga. Petugas Direktorat Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri ditawari untuk membeli shabu. Minggu, 02 Juni 2013 sekira pukul 17.00 WIB petugas yang menyamar dihubungi pertelepon oleh lelaki berinisial AS, yang sudah menunggu di hotel yang sudah disepakati. Setelah bertemu di halaman hotel, AS mengajak pergi ke Hotel Bengawan 2 Jl. Husein Sastra Negara 84

Edisi 18 >< Juli 2013

Tsk Majid Hosseini Sabzevar

No.67 Banda – Tangerang, Banten. Kemudian masuk ke kamar nomor 21. Di dalam kamar sudah ada seorang lelaki warga negara asing setengah baya sendirian. Tanpa banyak bicara lelaki itu mengambil sebuah laptop yang disimpan dalam koper pakaian. Laptop dibongkar ternyata di dalamnya berisi barang berupa kristal putih diduga narkotika atau dikenal dengan sebutan shabu . Lelaki itu menutup kembali dengan memasang keyboardnya sehingga orang tidak akan mengira ada shabu di dalamnya. Pembicaraan selanjutnya soal harga. Setelah disepakati harganya. Saat akan terjadi transaksi. Kamar hotel itu digerebek petugas. Seorang lelaki warga negara asing itu ditangkap, sementara AS berhasil lolos melarikan diri. Seluruh ruangan kamar diperiksa secara teliti. Petugas menemukan shabu seberat 600 gram yang ada di dalam laptop. Juga dua paspor atas nama Majid Hosseini Sabzevari, sebagai Warga Negara Iran dan

Canada. Petugas membawa Majid Hosseini Sabzevari, ke Kantor Subdit II Direktorat Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri untuk menjalani proses pemeriksaan dan penahanan. "Tersangka diduga masuk dalam jaringan Narkoba internasional. Tetapi belum diketahui asal shabu sebenarnya. Kita masih dalami dari mana asal barang yang dibawanya," papar Direktur Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri, Brigjen Pol Arman Depari di Jakarta, Rabu 19 Juni 2013. Kini Majid mendekam di rumah tahanan Direktorat IV Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya. Ia dijerat dengan pasal 114 ayat 2 subsider pasal 112 ayat 2 Undang-undang RI Nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika dengan ancaman pidana maksimal pidana mati atau paling singkat enam tahun penjara. "Ancaman kalau terbukti pengadilan kemungkinan hukuman mati," sambung Arman. *MU02


NUSANTARA

Tragis, Ibu Hamil Selundupkan 3,3 Kg Shabu N

asib tragis kembali menimpa wanita Indonesia. Setelah dipacari, diperisteri, hamil lantas dijadikan kurir narkoba oleh sang suami orang Nigeria. Kini bersama sang janin berusia 8 bulan, wanita muda ini meratapi nasib dibalik jeruji. Sebuah pesawat Silk Air (MI 226) dari Singapura-Surabaya, mendarat secara lancar di Bandara Internasional Juanda Surabaya, pertengahan Mei 2013. Sekitar 100 penumpang turun dari pesawat menuju terminal ruang kedatangan. Satu persatu penumpang menjalani pemeriksaan petugas juga diperiksa dengan alat pemindai X-Ray. Diantara ratusan penumpang, ada seorang wanita yang tengah hamil. Wanita yang pergi sendirian, sikap dan perilakunya wajar, tak ada tanda mencurigakan. Saat diperiksa paspornya ternyawa bernama Stella Elizabeth Octavia (34) warga Jakarta yang tengah hamil 8 bulan dan sudah menikah dengan RT, warga negara Nigeria yang tinggal di Singapura sebagai bisnisman. Namun saat tas koper diperiksa dengan mesin pemindai ada tandatanda yang mencurigakan. Bahkan anjing pelacak Customs Narkotika Team (CNT) KPPBC Tpe Madya Pabean Juanda dan Kantor Wilayah DJBC Jawa Timur I, mengendus dan menggonggong yang berarti ada barang mencurigakan dalam tas koper hitam itu. Petugas mengamankan koper juga wanita hamil itu di ruang pemeriksaan. Ternyata ditemukan amplop besar warna coklat yang didalamnya berisi serbuk kristal putih atau shabu seberat 3,3 Kg. Amplop itu disembunyikan di dinding koper. “Di Surabaya, Stella Elizabeth Octavia hanya transit. Tujuan utama adalah Jakarta. Pengakuannya di

Stella Elizabeth Octavia dan dua tersangka yang di tangkap oleh Team (CNT) KPPBC Tpe Madya Pabean Juanda dan Kantor Wilayah DJBC Jawa Timur I.

Surabaya akan ada orang yang menerima barang ini, nampaknya kabur duluan karena tahu Stella ditangkap,” kata Direktur Penindakan dan Penyisikan Kantor Bea Cukai Pusat, Muhammad Sigit, di Surabaya, Senin 17 Juni 2013. Diakuinya, kesulitan mengungkap siapa penerima shabu di Surabaya. "Kan jaringan narkoba ini menggunakan sistem jaringan tertutup. Setelah diperiksa, Stella Elizabeth Octavia digiring ke Polda Jawa Timur untuk menjalani pemeriksaan intensif dan ditahan. Setelah penangkapan Stella, Customs Narcotics Team (CNT) KPPBC Tipe Madya Pabean Juanda dan Kantor Wilayah DJBC Jatim I menggagalkan dua aksi penyelundupan shabu. Modusnya pertama shabu 500 gram disembunyikan di dalam celana dalam oleh Pria berinisial S asal Kabupaten Sampang, Madura yang menumpang Air Asia AK 1392 yang berangkat dari Kuala Lumpur. Pada 23 Mei 2013, sekitar pukul 22.20 WIB. Sebanyak 100 gram sabu diamankan dari seorang penumpang Air Asia QZ 8298 bernama AS asal Kab. Sampang, Madura. Serbuk ha-

ram seberat 100 gram disembunyikan AS di dalam hak dua sepatu wanita "Sindikat narkoba internasional kini semakin sistematis membangun jaringan. Bukan hanya berbasis kurir, namun memanfaatkan jaringan keluarga. Bandar-bandar narkoba luar negeri biasanya datang ke Indonesia, menetap sekian lama, kemudian mendekati perempuan Indonesia dan menikah," komentar Direktur Narkoba Polda Jatim Kombes Pol Andi Loedianto Model jaringan keluarga, lanjut dua, memang kerap dilakukan pengedar asing. Mereka sering merekrut wanita Indonesia untuk dijadikan pengedar. “Biasanya, mereka yang direkrut adalah dari keluarga kurang mampu. Mereka diperistri dan dipekerjakan. Mereka terpaksa mau, karena selain diberi uang lebih, anak hasil hubungan mereka juga disandera,” ucapnya. Tersangka dijerat Pasal 102 Undang-Undang Kepabeanan No 17 tahun 2006 dan Pasal 113 ayat (1) dan (2) UU No 35 tahun 2009, tentang narkotika dengan ancaman 15 tahun kurungan dan denda maksimum Rp 10 miliar. *MU02 Edisi 18 >< Juli 2013

85


NUSANTARA

Barang bukti dua set alat cetak.

Barang bukti 32 botol warna putih epedrine.

Barang bukti 139 buah Ketamin 100 mg.

Barang bukti Cairan bening Sulfuric Acid 95.

Apartemen Dimodifikasi Jadi Pabrik Ekstasi B

isnis narkoba memang menggiurkan. Saking tergiurnya, dua pengusaha warga keturunan bangun pabrik ekstasi di dalam kamar apartemen di daerah Kemayoran, Jakarta Pusat. Sengaja di apartemen karena dianggap paling aman dan tak ketahuan petugas. Terbongkarnya pabrik ekstasi di apartemen, memang tidak disengaja. 86

Edisi 18 >< Juli 2013

Berawal dari adanya informasi adanya peredaran Narkotika jenis Ekstasi, yang dilakukan oleh Bewok. Petugas pun memburu di kawasan Kemayoran Jakarta Pusat. Saat mau ditangkap Bewok sadar bahwa ada polisi yang membuntuti. Bewok pun melarikan diri sambil membuang 180 butir ekstasi. Polisi kehilangan jejak, hanya menemukan ekstasi. Bewok pun diburu. Hasilnya

malah menemu informasi berharga bahwa ekstasi itu dari home industri yang dibuat di Apartemen Puri Kemayoran kamar 111 J lantai 11 tower 1 Jakarta Pusat. Informasi emas ini pun dikembangkan, dengan mendapatkan nama Darwin Muchsim alias Ajun. Lelaki kelahiran Medan, 06 Desember 1962, yang tinggal di Apartemen Laguna Blok B 10 nomor 59. Juga n Ong Tjai


NUSANTARA Then alias Ateng alias Edward kelahiran Medan, 02 Agustus 1956, warga Jalan Jembatan Besi I Rt. 004/ 001 Kel. Jembatan Besi, Jakarta Barat, yang menetap di Apartemen Puri Kemayoran kamar 111 J lantai 11 tower 1 Jakarta Pusat. Selasa 21 Mei 2013 sekitar pukul 21.30 WIB, Darwin Muchsim ditangkap di tempat parkiran Lantai 3 B Apartemen Puri Kemayoran, Jakarta pusat. Saat digeladah ditemukan 139 botol Ketamin 100 mg dalam tas plastic warna hitam, plastic klip warna bening berisi serbuk/ Kristal diduga Narkotika jenis shabu dengan berat ± 0,6 gram brutto, 1 buah plastic klip yang berisi serbuk warna putih. Pengakuan Darwin Muchsim, akan mencetak serbuk putih itu menjadi Ekstasi dengan bantuan temannya Ong Tjai Then alias Ateng yang tinggal di Apartemen puri Kemayoran kamar 111 J lantai 11 tower 1, Kemayoran, Jakarta pusat. Saat itu juga, kamar apartemen digerebek. Dalam kamar apartemen yang sudah dimodifikasi menjadi pabrik ekstasi, ada Ong Tjai Then yang tengah mengolah ekstasi. Pengakuannya Ong Tjai Then memang ahli dalam mencetak dan membuat ekstasi. Bahkan Ong Tjai Then alias Ateng mempunyai peralatan lengkap untuk membuat ekstasi. Di dalam kamar apartemen ditemukan sebuah plastik klip warna bening berisi serbuk/ kristal diduga

Tersangka Darwin

Narkotika jenis Shabu dengan berat ± 1,6 gram brutto, 2 Set alat cetak, 4 box Ketamin injeksi20 ml @ 10 vial, Cairan bening dalam botol coklat bertuliskan Sulfuric Acid 95 %’ dan 6 box botol ketamin injeksi kosong @ 10 vial. "Pengakuannya tersangka mengaku baru 3 bulan memproduksi ekstasi. Setiap 1 kilogram serbuk putih dapat dijadikan 5.000 butir ekstasi. Ekstasi itu diedarkan di seluruh Jakarta," papar Direktur Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri, Brigadir Jenderal Arman Depari dalam keterangan pers di Jakarta, Rabu, 19 Juni 2013. Menurut Arman, kedua tersangka membuat ekstasi secara sederhana dengan memanfaatkan lemahnya pengawasan penyaluran bahan kimia dengan cara membeli Ketamin injeksi dan Ephedrine dimana barang tersebut seharusnya untuk keperluan farmasi dan medis. "Adapun bahan – bahan tersebut dicampur dengan Narkotika jenis Shabu dan selanjutnya dicetak menjadi Narkotika jenis Ekstasi. Hasil produksi kedua tersangka diedarkan sesuai dengan pesanan," tambahnya. Keduanya mendekam di tahanan Direktorat Tindak pidana Narkoba Bareskrim Polri, Cawang, Jakarta Timur. Mereka dijerat Pasal 113 ayat (1) subsidair Pasal 114 ayat (1) subsidair Pasal 112 ayat (1) Undangundang Republik Indonesia nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika.

Tersangka Ong Tjai Then

Ancamannya hukuman pidana mati atau pidana penjara seumur hidup. Citra Garden Pabrik ekstasi juga bisa dikendalikan dari balik penjara. Seperti yang dilakukan Nico (29), narapidana yang baru menjalani 2,5 tahun dari 17 tahun masa hukuman di Lapas Narkotika Cipinang karena kasus penembakan bus Transjakarta dan kepemilikan 16.000 butir ekstasi, pada 2011 lalu. Dari pabrik ektasi yang merupakan rumah dua lantai di Citra Garden II Extention Blok BH 1 no 21 Kelurahan Pegadungan, Kalideres, Jakarta Barat, petugas menyita 4.245,4 gram serbuk narkotika dan 85 butir tablet methamphetamine, beberapa barang digunakan untuk proses pembuatan narkoba yakni mixer, mesin pembuat obat, mesin pencetak cap, dan lainnya. Juga bahan pembuat narkoba. "Barang-barang yang akan diproduksi, jika diedarkan akan dikonsumsi lebih dari 12.000 anak bangsa. Nico penghuni sel tahanan di blos S langsung ditangkap lagi dari dalam tahanan," kata Deputi Pemberantasan BNN, Irjen Pol Benny Mamoto di lokasi pabrik, Rabu 12 Juni malam. Di kamar tahanan, petugas menemukan dua buah telepon genggam yang diduga menjadi alat komunikasi Nico dengan para anak buahnya yang menjalankan pabrik ektasi tersebut di luar lapas. Cengkareng Home industry shabu dan inex lainnya digerebek Satuan Narkoba Polres Metro Jakarta Barat sebuah rumah kontrakan di Perumahan Bojong Indah, Jalan Taman Jeruk V, nomor 24, RT 1 RW 6 Kelurahan Rawa Buaya, Kecamatan Cengkareng, Jakarta Barat. Satu orang tersangka Admin Adlik (30) ditangkap, Jumat 14 Juni 2013. Kasat Narkoba Polres Metro Jakarta Barat AKBP Gembong Yudha, menjelaskan dari rumah kontrakan senilai Rp 45 juta per tahun berlantai satu ini, tersangka menjadikannya sebagai lokasi memproduksi barang haram tersebut. *MU02 Edisi 18 >< Juli 2013

87


SOSIALITA

Recovering Addict Butuh Dukungan Masyarakat JAKARTA - Direktorat Pasca Rehabilitasi Deputi Bidang Rehabilitasi BNN menyarankan bagi seluruh lapisan masyarakat agar memberikan dukungan kontribusi, moral dan semangat demi kepulihan mantan pecandu narkoba atau dikenal recovering addict. "Selain itu, mantan pencandu harus bisa hidup normative, produktif dan mandiri, sehingga kualitas hidupnya dapat meningkat," papar Direktur Pasca Rehabilitasi BNN Drs. Suyono, MM.MBA, saat menggelar Focus Group Discussion (FGD) bekerjasama Pemda DKI Jakarta dan Badan Narkotika Nasional Provinsi DKI Jakarta, di Jakarta, Rabu 12 Juni 2012. FGD bertema “Pemda DKI Peduli Kepada Masa Depan Pecandu Narkoba”, Suyono melanjutkan dukungan masyarakat itu, bisa memberikan pelatihan-pelatihan yang dapat dijadikan

modal untuk kembali menjalani hidup di tengah-tengah masyarakat. Pelatihan itu berupa keterampilan berbagai macam. Dan usaha yang sudah diadakan di rumah dampingan BNN diantaranya pelatihan service Handphone dan pelatihan kerajinan tangan. Kasubdit Penyatuan Kembali Direktorat Pasca Rehabilitasi BNN Hj.Nurainun Kamil, SE,MM,MBA mengungkapkan, mantan pecandu harus dirangkul dan diberikan reward dengan segala prestasi, termasuk usaha untuk berhenti dari penyalahgunaan narkoba. "Kami harapkan seluruh peserta FGD agar dapat mengaplikasikan hasil diskusi bagi pemulihan mantan pecandu dan membantu mantan pecandu kembali ke masyarakat guna menyongsong hidup normatif dan produktif," sambungnya. ****

Pecandu Narkoba di Sumbar Kian Meluas PADANG - Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Sumatera Barat memperkirakan angka pecandu narkoba di Sumbar masih tinggi, bahkan kian melebar. Penelitian terakhir menyebutkan 63.783 orang pecandu narkoba ada di Sumbar. Diperkirakan angka riil di lapangan jauh lebih besar dari jumlah tersebut. “Pecandu narkoba di Sumbar masih tinggi. Ini jadi tugas berat kita bersama. Karena berdasarkan program pemerintah, pecandu ini tidak lagi ditangkap tapi disehatkan. Maka semua pihak harus ikut serta membantu menyehatkan para pecandu,” kata Kepala BNN Sumbar, Arnowo kepada wartawan, Senin 10 Juni 2013. Di Sumbar, labjut Arnowo, rumah sakit yang menyediakan rehabilitasi untuk pecandu narkoba baru RS HB Saanin. Untuk itu, upaya menekan dan mengurangi pemadat dengan membuka Institusi Penerima Wajib Lapor (IPWL) di setiap daerah. Sejak 2012 didirikan IPWL di setiap daerah sebagai tempat pelaporan bagi pecandu narkoba. “Jadi pecandu narkoba harus melapor ke IPWL, untuk disehatkan. Dulu ada ketakutan pecandu takut ditangkap polisi jika melapor. Sekarang tidak, orang tua harus melaporkan ke IPWL jika anaknya menjadi pecandu narkoba untuk disehatkan. Jika tidak melapor justru kita tangkap, begitu peraturannya,” kata Arnowo. Kini di Sumbar berdiri 8 IPWL, yakni 4 di Padang, IPWL HB Sa’anin, RSUP M Djamil, Puskesmas Andalas, 88

Edisi 18 >< Juli 2013

dan Puskesmas Seberang Padang. Empat lainnya di Bukittinggi dan Kabupaten Agam, yakni RSU Achmad Muchtar, Puskesmas Perkotaan Rasimah Ahmad, Guguk Panjang, dan Biaro. Sejak berdiri, sudah 405 orang pecandu melapor ke IPWL yang ada. Sampai Mei 2013, sudah 115 orang pecandu melapor di 8 IPWL tersebut. Sebanyak 38 orang melapor di HB Sa’anin dan Puskesmas Biaro, 19 orang di Puskesmas Rasimah Ahmad, 13 orang di Puskesmas Guguak Panjang, 5 orang di RSUP M Djamil, dan 2 orang di Puskesmas Andalas. Pecandu yang sudah melapor akan ditangani sesuai tingkat kecanduan. ****


SOSIALITA

Seminar Bahaya Narkoba untuk Pelajar Bengkalis

BENGKALIS,- Makin maraknya peredaran narkoba di Bengkalis membuat miris para pemuda. Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kabupaten Bengkalis menggelar seminar dan penyuluhan antinarkoba untuk umum dan pelajar di Negeri Junjungan Bengkalis dan Duri. "Penyuluhan anti narkoba merupakan sebuah upaya secara sadar untuk memperbaiki perilaku pemuda dan pelajar di Bengkalis, sesuai prinsip pendidikan. Juga agar pelajar mampu menghindar dari penyalahgunaan

narkoba," papar Ketua KNPI Kabupaten Bengkalis, Zulfahmi di Bengkalis seperti dilansir laman goriau.com, Selasa, 11 Juni 2013. Dilanjutkan, penyuluhan ini memiliki nilai startegis dan efektif, karena mereka yang belum pernah menggunakan narkoba untuk dapat menghindari. Apalagi, anak dan remaja rasa keingintahuan cukup tinggi sehingga penyuluhan itu diharapkan dapat menyedarkan mereka terhadap bahaya narkoba Zulfahmi menilai semua orang memiliki resiko tinggi terhadap narkoba. Mengingat, setiap orang mempunyai masalah. Jika tidak mampu dipecahkan, dan cenderung sering mencari pemecahan keliru, dengan mencari pelarian yang negatif termasuk ke narkoba. "Ini perlu diantisipasi dengan memberikan pengetahuan soal bahaya narkoba," katanya. Seminar anti narkoba ini bertujuan meningkatkan pengetahuan tentang bahaya penyalahgunaan narkoba dan efeknya akan membawa perubahan sikap dan menurunnya prilaku penyalahgunaan narkoba. Mengingat peredaran barang terlarang ini sudah masuk ke wilayah Bengkalis, sehingga perlu tameng dan benteng agar jumlah penyalahguna narkoba grafiknya melonjak.****

Pelajar Prihatin Pejabat Pakai Narkoba BEKASI - Peredaran gelap narkoba kian hari kian merajalela. Saat ini peredaran gelap narkoba sudah tidak lagi mengenal profesi, golongan dan batas usia. Bahkan yang paling ironis adalah ketika penyelenggara Negara seperti Wakil Rakyat, Pegawai Negeri Sipil, TNI, Polri dan Hakim terlibat dalam penyalahgunaan narkoba. "Saya miris melihat masalah ini," ujar Evianita, Siswa Kelas 10 Sekolah Menengah Kejuruan Negeri I Bekasi saat mengikuti Focus Group Discussion antara Badan Narkotika Nasional (BNN) dan Siswa SMKN I Bekasi dengan tema "Siswa Berprestasi Tanpa Narkoba" di Aula sekolahnya, Kamis (13/6). Harusnya, lanjut Evianita, penyelenggara negara itu bersih dari penyalahgunaan narkoba, bukan sebaliknya sebagai penyalahguna narkoba. "Karena itu, saya minta BNN agar membersihkan instansi pemerintah dari penyalahgunaan narkoba. Bersihkan dulu instansi pemerintah dari penyalahgunaan narkoba baru turun ke masyarakat," tambahnya. Peserta FGD yang lain, Muhamad Varhan mengatakan, ganja sudah cukup terkenal di lingkungan pelajar. Hal ini tidak terlepas dari gaya hidup remaja sekarang yang di anggap kurang gaul kalau tidak menggunakan ganja ujarnya serius. Menanggapi hal itu Kasubdit Media elektronik, Direktorat Diseminasi Informasi Deputi Pencegahan BNN Chotidjah mengatakan, benar, bahwa saat ini penyalahgunaan narkoba sudah merambah semua jenis pekerjaan. Dicontohkan dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2012 jumlah penyalahguna di kalangan PNS mencapai

1.368 orang, TNI dan Polri 1.388 orang serta Pelajar dan Mahasiswa tercacat 3.139 orang. "Ini baru yang tercatat, belum yang tercatat," ujarnya miris. Menurut Chotidjah jenis narkoba yang paling banyak di salah gunakan adalah Ganja dan Ekstasi. Meski masih banyak peredaran gelap narkoba, Chotidjah berpesan agar siswa tetap berkomitmen menolak segala bentuk penyalahgunaan narkoba. Siswa adalah generasi penerus bangsa yang harus di lindungi ujarnya. Chotidjah meminta peserta FGD untuk tidak takut melaporkan kepada BNN maupun Kepolisian jika ada aktivitas yang mencurigakan. "Silakan lapor kepada BNN atau polsek terdekat jika ada sesuatu yang mencurigakan," ajaknya. *** Edisi 18 >< Juli 2013

89


PENGADILAN NARKOBA

Vonis Rehabilitasi Berubah Jadi Pidana

Jimmy Mekabox

SURABAYA - Sejarah baru di pengadilan narkoba. Vonis rehabilitasi terhadap Jimmy Sutarso alias Jimmy Mekabox berubah menjadi pidana. Hukuman itu dijatuhkan majelis hakim Pengadilan Tinggi (PT) Jawa Timur, yang memutuskan menghapus hukuman rehabilitasi yang sebelumnya diputus Pengadilan Negeri (PN) Surabaya. Majelis hakim tinggi yang dipimpin Ida Bagus Djagra dengan anggota Celina Rumandi dan Rosmina Agus, menjatuhkan hukuman 3 tahun penjara dengan kewajiban membayar denda sebesar Rp5 juta. Dalam putusan yang dibacakan Senin 3 Juni 2013, majelis hakim PT juga membatalkan putusan rehabilitasi terdakwa Jimmy. Rabu 27 Februari 2013, PN Surabaya memvonis

Jimmy selama 1,5 tahun penjara dengan masa 1 tahun rehabilitasi oleh majelis hakim diketuai Achmad Fausi. Dengan hukuman rehabilitasi ini, Jimmy tidak perlu menjalani hukuman di rumah tahanan (rutan). "Pertimbangan majelis hakim tinggi, Jimmy merupakan residivis dengan tiga kali diadili, tidak layak mendapatkan rehalibitasi. Jika ini dilakukan, Jimmy tidak akan pernah jera dan kembali mengulanginya. Hal ini merujuk dari perkara yang sama yang pernah menimpa terdakwa sejak tahun 2006 hingga 2011," tandas hakim tinggi Ida Bagus Djagra. Selain itu, lanjut dia, Jimmy tidak memiliki kesadaran untuk memperbaiki diri. Selama menjalani reabilitasi di RSUD dr Soetomo, tidak memberikannya efek jera. Jimmy bukannya menjauhi narkoba, justru mengulanginya. Dengan putusan PT yang membatalkan putusan PN Surabaya dengan No.578/Pid.B/2012/PN.Sby pada 27 Februari 2013, terdakwa Jimmy harus menjalani masa hukumannya di rutan bila proses hukum telah dinyatakan incracht (berkekuatan hukum tetap). Humas PN Surabaya Unggul Ahmadi saat dikonfirmasi membenarkan bahwa proses hukum banding atas nama Jimmy sudah selesai. Salinan putusan sudah diterima PN. �Kami segera mengirimkan ke terdakwa dan jaksa penuntut umum,� katanya. Kasus keempat yang membelit Jimmy ini terungkap setelah dia terlibat kecelakaan di Jalan Mayjen Sungkono, akhir 2012 lalu. Saat digeledah, polisi menemukan 2 butir pil extacy merk happy five. *MU011

Dua Penyelundup Shabu Dihukum 24 Tahun JAKARTA - Syaifullah dan Agung, dua terdakwa kasus narkotika dihukum masing-masing 12 tahun, oleh majelis hakim Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Pusat. Vonis dijatuhkan karena terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah menyelundupkan 3,3 Kilogram Shabu senilai Rp 6 miliar lebih dan diwajibkan membayar denda Rp 1,5 miliar atau menjalani kurungan selama enam bulan. "Menyatakan kedua terdakwa terbukti melakukan permufakatan jahat, perantara jual-beli narkotika. Perbuatan itu melanggar Pasal 114 UU Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika," papar Ketua Majelis Hakim Dwi Sugianto saat membacakan amar putusannya di PN Jakarta Pusat, Selasa, 28 Mei 2013. Dalam persidangan terungkap, aksi penyelundupan pertama terjadi pada 21 September 2012, yang dilakukan Syaifullah dengan membawa sekitar 2 Kg shabu dari Malasysia menuju Timor Leste kemudian melakukan perjalanan darat menuju Kupang dan dibawa ke Jakarta dengan menumpang pesawat udara. Aksi pertama lolos dari sergapan petugas . Beberapa hari kemudian, Syaifullah melakukan aksi penyelundupan yang kedua kalinya. Dengan rute yang sama, namun barang haram yang diselundupkan lebih banyak yakni 3,3 Kg shabu. Namun aksi ini ketahuan petugas dan ditangkap ketika keluar dari bandara di Dilli, Timor Leste. Saat disergap, Syaifullah tidak sendirian, Dia bersama 90

Edisi 18 >< Juli 2013

Agung yang berprofesi sama sebagai kurir narkoba. Agung mendapatkan barang dari Stefanus Warga Negara Malaysia, yang hingga kini masih buron. Agung rencananya memberikan shabu yang dimasukkan tas ransel itu, diserahkan ke Syaifullah untuk dibawa ke Jakarta. "Perbuatan kedua terdakwa sangat bertentangan dengan program pemerintah yang sedang gencar memberantas narkoba," ujar hakim Dwi. Hukuman itu lebih ringan ketimbang tuntutan jaksa terhadap kedua penjahat narkotika itu masing-masing 18 tahun penjara. *MU02


PENGADILAN NARKOBA

Hamil 9 Bulan, Sidang Kasus Narkoba Ditunda

Axxellya Nikita di dampingi kuasa hukumnya saat menjalani proses sidang.

SURABAYA - Nelangsa juga melihat Axxellya Nikita. Terdakwa kasus mengkonsumsi narkoba, duduk dikursi pesakitan di Pengadilan Negeri Surabaya, dalam keadaan hamil 9 bulan. Dalam sidang lanjutan dengan agenda membacakan berkas putusan sela, majelis hakim menolak semua eksepsi terdakwa Axxellya Nikita, yang dibacakan penasehat hukum , Yuliana. "Untuk itu, proses sidang sudah masuk pokok materi, sehingga tak ada alasan untuk berhenti. Sidang tetap

dilanjutkan," tegas Burhanuddin, ketua majelis hakim dalam persidangan, Rabu 5 Juni 2013. Majelis hakim meminta Jaksa Penuntut Umum (JPU) Ferdi Ferdian untuk menghadirkan saksi penangkap terdakwa dari Polrestabes Surabaya. Seorang polisi berpakain preman masuk ruang sidang. Ketua Burhanuddin meminta saksi untuk duduk di kursi persidangan. Sebelum sidang dilanjutkan, Yuliana sempat melakukan intrupsi. "Maaf yang mulia, terdakwa Axxellya Nikita sedang tak enak badan. Kondisi kesehatannya nggak stabil. Saya minta sidang ditunda hingga menjalani proses kelahiran anaknya. Mengingat, usia kandunganya sudah mencapai sembilan bulan," tandas Yuliana. Majelis hakim pun tersentak, sambil melihat terdakwa Axxellya Nikita, yang memang kondisinya sudah loyo. Ketua majelis hakim langsung berunding dengan dua hakim anggota. "Melihat kondisi terdakwa, sidang kami tunda selama seminggu," kata Burhanuddin sambil mengetuk palu. Perempuan yang kos di Simpang Darmo Permai Selatan Gg XV Surabaya kedapatan mengonsumsi shabu bersama Stevan, pada 25 Januari 2013. Saat ditangkap polisi menemukan sebungkus Shabu, satu buah pipet kaca dan satu buah tutup botol dengan lubang dua di dalam kotak kertas abdelin. Polisi juga menemukan satu bungkus Shabu di dompet Stevan. *MU011

Antar 2 Kg Ganja ke Polisi, Diganjar 11 Tahun Bui MEDAN - Sudiatin Karo-karo alias Sudi (26) Warga Jalan Raharja Tanjung Sari Medan, lagi apes. Disuruh mengantar 2 Kg ganja dengan upah Rp250.000, malah ditangkap. Akibat perbuatannya, Sudi dijatuhi hukuman selama 11 tahun penjara denda Rp13 miliar dan subsider 4 bulan kurungan. “ Perbuatan terdakwa Sudi secara meyakinkan terbukti bersalah melanggar pasal 114 (2) UU RI No 35 tahun 2009 tentang narkotika," tegas hakim Kawit Rianto dalam amar putusannya di Pengadilan Negeri Medan, Rabu 5 Juni 2013. Hukuman majelis hakim itu, seperti dilansir laman starberita.com, ebih ringan dibandingkan tuntutan dari Jaksa Penuntut Umum (JPU) Cut Indri SH, yang menuntut 17 tahun penjara, denda Rp 13 miliar dan subsider 6 bulan penjara. Dalam persidangan terungkap, Kamis 22 November 2012, terdakwa Sudi dihubungi Nando (DPO) untuk mengantarkan ganja sebanyak 2 Kg lebih ke seorang pembeli bernama Mangatur Tua Sidabutar. Jumat 23 November 2012. Sekira pukul 12.00 WIB Sudi menghubungi sang pembeli agar bertemu di Warung Mie Aceh depan UNIKA Jalan Setia Budi Medan Selayang. Sekira pukul 15.45 WIB, Sudi bertemu pembeli. Sudi pun mengontak Nando dan menyuruhnya agar mengantar ganja. Satu jam kemudian, Nando datang bersama Martin

Sihite (berkas terpisah) dengan sepeda motor. Sesampainya di Warung Mie Aceh, keduanya masuk kedalam dan langsung menyerahkan bungkusan kantong plastik berisi ganja, yang dimasukan kotak sepatu. Nando dan Martin duduk berjarak 3 meter dari belakang kursi duduk Sudi. Saat Sudi menyerahkan pesanan. Polsi Narkoba Polda Sumut menangkapnya. Sudi dan Martin diringkus, semantara Nando berhasil kabur. **** Edisi 18 >< Juli 2013

91


LINTAS NARKOBA

Pesta Shabu Tiga Ibu Rumah Tangga KENDARI - Tiga ibu rumah tangga dibekuk saat tengah pesta shabu di Lorong Monas Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, Kamis 13 Juni 2013 pukul 18.00 WITA. Dalam pesta narkoba, mereka mengonsumsi shabu di dalam kamar di kediaman Dana Faradila. Mereka ditangkap personel Subdit II Direktorat Narkoba Polda Sultra. Mereka, Hj Muliani (39), pedagang di kota lama Kendari, Dana Faradila (35), pegawai honorer di salah satu instransi di Konawe Utara, dan Cece Rahmawati (33), ibu rumah tangga. Sisa pesta itu, polisi menemukan 11 paket shabu, dua alat pengisap, dan dua ponsel, kata Kabid Humas Polda Sultra, AKBP Abdul Karim Samandi, Jumat 14 Juni 2013. Polisi, lanjut Karim, masih mengembangkan pemeriksaan terhadap ketiga ibu itu, untuk memastikan apakah mereka pengguna atau sekaligus pengedar. Mereka dijerat Pasal 112 sub 114 dengan kurungan minimal lima tahun penjara dan maksimal 20 tahun. *MU02

Pesta Ganja Taufik Hidayat Ditangkap JAKARTA - Taufik Hidayat (23), bersama lima rekannya Abdul Qowi Nasyad (20), Muhamad Ahab (25), Surip Hariyanto (25), Patar Sihombing (26), dan Dede Faturrohman (26), ditangkap. Penangkapan karena mereka tengah pesta ganja di rumah kontrakan Jalan Kramat IV No 52, RT 03/03 Kelurahan Lubang Buaya, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur, Minggu dinihari 9 Juni 2013. "Mereka ditangkap, karena tengah pesta ganja. Juga, kedapatan memiliki satu paket kecil dan dua linting ganja yang sudah digunakan, sebagian telah dikonsumsi bersama," kata Kapolsek Cipayung, Kompol Ua Triyono kepada wartawan. Dijelaskan, Taufik Hidayat yang ditangkap jajarannya bukanlah atlet bulutangkis, namun pemuda pengangguran yang kerap meresahkan warga karena melakukan pesta narkoba. Penggerebekan itu berdasarkan informasi warga sekitar. Polisi pun langsung bergerak. *MU02

Foto Ilustrasi 92

Edisi 18 >< Juli 2013

Foto Ilustrasi

Pesta Ganja & Miras 6 Warga Surabaya Digilas SURABAYA - Asyik pesta narkoba jenis ganja dan minuman keras (miras), di rumah kosong Jalan Demak, Sabtu malam 1 Juni 2013. Enam warga Jalan Demak Selatan Surabaya, diringkus. Mereka, Slamet Subagio (44), Sugiono (36), Ahmad Rojak (23), Nano (43), Muhamad Tofa (26), dan Wardam (48). Slamet dan Rojak bertugas membeli ganja di kawasan Banyu Urip seharga Rp50.000, lantas mengajak temannya kumpul-kumpul sambil menggelar pesta miras dan ganja. �Penangkapan ini berdasar informasi masyarakat, ada pesta ganja dan minuman keras,� kata Kapolsek Bubutan Suryo Hapsoro, di Surabaya, Minggu 2 Juni 2013. Dari penggerebekan itu, polisi menyita sejumlah barang bukti, berupa satu bungkus ganja kering seberat 0,9 gram, dua setengah linting rokok berisi ganja, dan satu botol minuman keras oplosan yang di simpan di botol kemasan air mineral satu liter. *MU011


Edisi 18 >< Juli 2013

91


LINTAS NARKOBA

Pesta Narkoba, 18 ABG Bogor Diborgol

AKBP Bahtiar Ujang Purnama Kapolres Bogor Kota

BOGOR - Sekitar 18 anak baru gede (ABG), 3 diantaranya perempuan yang tengah asyik pesta narkoba, dibekuk petugas Satuan Narkoba Polres Bogor Kota, di enam lokasi berbeda di Kota Bogor, Kamis 30 Mei 2013 malam. Mereka pesta shabu WA (23), RCA (24), JR (33), JI (43), HA (18), SN (28) juga tiga perempuan HL (18), NN (19) dan YL, 16, warga Tanah Sareal, Kota Bogor. Tersangka pesta narkoba ganja berjumlah 12 orang, AI (18), SN (27), IF (17), NI (25), RG (16), AN (20), SN (20), IDA (15), AN (16), EDK (18), RA (16), dan YL (15). Dari 12 orang, lima dibebaskan karena hasil tes urine negatif. Dari tangan mereka disita enam kantong plastik shabu, delapan bungkus ganja dan satu linting ganja. Pesta narkoba digelar di Jalan Raya Cilendek, Gang Masjid, Bogor Barat, Kampung Cilendek Timur, Bogor Barat, Rumah Kontrakan Jalan Kedung Badak Baru Tanah Sareal, Jalan Raya Pancasan, Bogor Selatan, Jalan KS Tubun, Bogor Utara. "Berdasarkan keterangan para tersangka, umumnya mereka terjerumus dalam Narkoba karena pergaulan dan solidaritas sesama teman, mereka ditangkap saat pesta," papar Kapolres Bogor Kota AKBP Bahtiar Ujang Purnama, pekan lalu. *MU02

Tiga Pelajar Pesta Narkoba di Kamar Hotel

Foto Ilustrasi

MEDAN - Tiga pelajar SMA tengah pesta narkoba dibekuk didua kamar bersebelahan di sebuah hotel di Medan, Sumatera Utara Rabu 29 Mei 2013. Di salah satu kamar seorang pelajar pria berinisial HD (19) pesta shabu dengan janda beranak dua juga pemandu karaoke di tempat hiburan berinisial TA. Dari tangan keduanya petugas menyita shabu seberat 0,8 gram. Sedangkan kamar satunya diringkus dua pelajar wanita berinisial PA (19), dan FA (16) . Di lokasi petugas menyita barang bukti dua gram shabu,14 butir ekstasi yang disimpan di dalam brankas milik M alias T yang ditangkap sebelumnya. Dari hasil pemeriksaan petugas ternyata kedua kamar hotel tersebut diketahui disewa oleh M. Keempat tersangka langsung menjalani pemeriksaan urine. “Dari hasil pemeriksaan urine semua tersangka positif mengonsumsi sabu,� kata Deputi Pemberantasan BNN, Irjen (Pol) Benny Mamoto di Gedung BNN Jakarta, Senin 3 Juni `2013. *MU02

94

Edisi 18 >< Juli 2013

Kapolres Jakarta Utara, Kombes Pol M Iqbal saat menunjukan barang bukti 251 kg ganja.

251 Kg Ganja Dirumah Kontrakan Pak Haji JAKARTA - Rumah kontrakan milik Pak Haji di Jalan Kampung Mangga No 9 RT 10/01 Koja, Jakarta Utara, geger. Karena petugas Polres Jakarta Utara melakukan penggerebekan 251 Kilogram ganja senilai Rp 1,1 miliar dari Aceh dan 0,68 Gram shabu. Dua orang ditangkap, dengan inisial F dan Y serta mengejar satu tersangka lagi berinisial Zul asal Aceh. "Ganja ini jaringan Aceh, Jawa Barat, dan Lampung. Ganja masuk Jakarta dibawa dengan truk.," papar Kapolres Jakarta Utara, Kombes Pol M Iqbal kepada wartawan di Mapolres Jakarta Utara, Rabu 5 Juni 2013. Tersangka F mengaku hanya sebatas dititipi barang oleh Z dengan imbalan Rp 5 juta. Pria yang sehari-hari bekerja sebagai montir bengkel itu mengaku belum pernah bertemu muka dengan Z, pemilik ganja. "Dititipin saja. Disimpan di kontrakan. Saya via telpon saja sama orang Aceh Zul itu. Diantar pakai truk sama orang Aceh pas malam langsung ditangkap," katanya polos. *MU02


Edisi 18 >< Juli 2013

93


LINTAS NARKOBA

Wanita cantik Jualan Narkoba di Diskotik JAKARTA - Erni (41) dan Hilda (32), dua wanita berparas cantik diringkus karena kedapatan menjual narkoba jenis shabu dan heroin dikawasan klub-klub malam di Sawah Besar, Jakarta Pusat. Dari tangan ke dua wanita itu disita 25 gram shabu dan 8,3 gram heroin. "Saya dan Hilda hanya sebagai kurir saja. Narkoba ini milik Ibu Santi, kami berdua hanya disuruh mengantar ke pelanggan. Saat ini Ibu Santi mendekam di Rutan Salemba dalam kasus narkoba juga," tandas Erni saat ditemui Mapolsek Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Jumat (14/6) malam. Kapolsek Cempaka Putih Kompol Fitria mengatakan, kasus ini, berawal dari tertangkapnya Ny Erni, di Jalan Garuda. Dari tangan wanita ini disita 1 gram shabu yang ditemukan dari dalam tas kecil. Pengakuannya narkoba itu dari rekannya bernama Hilda, yang tinggal di Kebon Kosong, Kemayoran. Dari dalam rumah itu petugas menemukan 8,3 gram heroin dari atas meja. *MU02

Foto Ilustrasi

Pecandu Shabu Meninggal Ketagihan PADANG - Lucky (27), pecandu sekaligus sebagai kurir narkoba shabu meninggal dunia, Jumat (21/6) sekitar pukul 11.00 WIB, setelah menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) M Djamil Padang. Warga Simpang Lubuk Begalung (Lubeg) Kota Padang mengalami infeksi darah akibat ketergantungan narkoba " Tersangka sering sakau di ruang tahanan Mapolresta. Karena kondisi kesehatannya menurun, kita bantarkan ke RSUP sebulan lalu, namun kondisinya semakin parah hingga menghembuskan nafasnya," kata Kasat Narkoba Polresta Padang, AKP A. Lase di Padang, Jumat (21/6). Lucky ditangkap Senin (4/3) karena tengah mengantarkan shabu ke pelanggannya. Polisi menangkap saat terjadi transaksi. Petugas langsung menahan. Di dalam tahanan, Lucky kerap ketagihan bahkan kesehatan mengalami penurunan hingga badannya kurus kering. *MU02

Foto Ilustrasi 96

Edisi 18 >< Juli 2013

Foto Ilustrasi

Kakek Bawa 2 Kg Shabu Digagalkan BINJAI – Pengiriman shabu 2 kg dari Aceh ke Medan digagalkan Polisi Lalu Lintas Polres Binjai ketika melakukan sweeping didepan Pos Lantas Desa Sei Karang Kec Stabat, Senin (17/6). Shabu yang dibawa kakek M Yusuf Hamzah (60) warga Peureulak Nanggroe Aceh Darusalam, merupakan titip dua lelaki yang ditemuinya di terminal Peureulak saat mau menumpang bus. "Isinya saya ngak tahu. Saat menitipkan, mereka bilang jangan dibuka. Barang itu penting. Saya dikasih nomor telepon dan sampai di Medan disuruh menghubungi nomor itu untuk serahkan barangnya dan menerima sisa uangnya," tutur Yusuf yang profesinya sebagai nelayan. Ayah dari 9 anak ini pun mengakui, kemauannya menuruti permintaan dua pria yang tidak dikenalnya itu, karena tidak memiliki uang. "Ditawari kirim barang dengan upah Rp2 juta. Baru dikasih Rp1 juta dan Rp1 juta lagi setelah barang ini sampai Medan," jelas kakek 6 cucu ini sembari mengaku baru pertama kali melakukan hal tersebut. Kapolres Langkat AKBP Leonardus Eric Bhismo mengaku masih memburu dua lelaki pemilik barang terlarang ini. *MU02


Edisi 18 >< Juli 2013

75 95 89


LINTAS NARKOBA

4 Kg Ganja Dibuang ke Danau AGAM - Rahmat Hidayat (20) dan Azhari (19) warga Jorong Tanjung Alai, Nagari Koto Malintang, Kabupaten Agam digelandang ke Mapolres Agam, Kamis (20/6) malam dalam kondisi babak belur setelah terjatuh dari motor. Polisi mengamankan 1 kg ganja, sementara 4 kg ganja dibuang ke dalam danau Maninjau. "Rahmat dan Azhari jadi target operasi kami. Saat mau ditangkap, sempat melarikan diri namun terjatuh dan kabur lagi ke tengah sawah," kata Kapolres Agam Asep Ruswanda didampingi Kasat Narkoba Iptu Eroflis, Jumat (21/6). Saat ini pihaknya sedang melakukan pengembangan kasus tersebut untuk mengungkap jaringan lainnya. Berdasarkan pengakuan tersangka barang haram itu dibelinya di Biaro Solok. *MU02

Foto Ilustrasi

5 Pengedar Narkoba Dibekuk, Satu Kabur SERANG - Jajaran Satuan Narkoba Polres Serang menangkap 5 orang pengedar dan pengguna narkoba jenis ganja kering dan shabu dan seorang pengedar melarikan diri saat mau ditangkap. Mereka yang ketangkap, Ahmad (30), Yudi (29), Jaya (29), Dedi (30), semuanya warga Kota Serang. Dan Nurman (28), warga Petir, Serang. Juga HL (30), warga Serang masih dalam pengejaran. "Selain menangkap 5 orang tersangka, kami menyita 412,7 gram ganja kering dan 0,35 gram shabu," tandas Kasat Narkoba Polres Serang, AKP Abul Mafahir, di Serang Sabtu (22/6). Kini polisi masih memburu pamasok ganja dan shabu, diduga kedua barang terlarang dipasok dari Jakarta dan Pandeglang. “Saya membeli ganja seharga Rp25 ribu dalam satu paket kecil. Ganja itu saya pakai sendiri," kata Nurman. *MU02

Foto Ilustrasi 98

Edisi 18 >< Juli 2013

Foto Ilustrasi

Dua PNS Pecandu Shabu Ketangkap Basah SAMPIT - Dua pegawai negeri sipil (PNS) yang kecanduan narkoba jenis shabu, ketangkap basah saat membeli shabu di Sampit, Kalimatan Tengah, Rabu (19/ 6). Mereka JS (53) dan DS (49) menggunakan narkotika sudah hampir setahun lebih. "Kedua PNS tersebut diketahui bertugas di Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Kotawaringin Timur berisial JS dan Ds,� Kepala Satuan Narkoba Kepolisian Resor Kabupaten Kotawaringin Timur Ajun Komisaris Polisi Winarko Kisworo di Sampit, Kamis (20/6). Menurut Winarko, JS adalah warga Jalan Wengga Jaya Agung, Kelurahan Baamang Barat, Kecamatan Baamang. Sedangkan, Ds berdomisili di Jalan Jenderal Sudirman Kilometer 7 Sampit, Kabupaten Kotim. "Mereka diamankan polisi pada Rabu, pukul 11.30 WIB di Jalan S Parman, Sampit, sesaat setelah membeli shabu," kata Winarko. *MU02


Edisi 18 >< Juli 2013

99


CRIME STORY LEROY "NICKY" BARNES

Bentuk Dewan Demi Melanggengkan Bisnis Narkoba

Dunia kejahatan narkotika, penuh dengan dinamika, hitam putih dan tak ada yang abadi. Persahabatan, persaingan, iri dengki, saling menjatuhkan, saling membunuh merupakan liku-liku yang menyelimutinya. Dari sekian ratus orang yang jahat, satu diantaranya Leroy "Nicky" Barnes yang memiliki sebuah legenda sejarah kejahatan narkotika yang terorganisir Afrika Amerika.

S

ebut saja Nicky Barnes, semua orang termasuk polisi di Harlem New York, Amerika Serikat sudah melekat. Era tahun 1940-an, lelaki bertubuh tambun ini dikenal sebagai pengedar mariyuana alias ganja di jalanan. Karena ketekunan dalam menjual, kejelian mencari peluang, dan kelicikan dari sergapan polisi menjadikan pengalaman berharga selama menggeluti dunia narkoba. Sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit. Nicky Barnes pun jadi 100

Edisi 18 >< Juli 2013

"bos" daun yang bisa bikin fly di sudut kota Harlem. Wilayah kekuasaanya kian melebar. Anak buahnya juga bertambah segelintir orang. Namun perubahan cepat terjadi. Dunia narkoba terus berkembang, dengan munculnya heroin yang kian digandrungi pecandu narkoba. Nicky Barnes pun banting stir. Menendang kebiasan nyimeng dan bos ganja, menjadi distributor utama heroin di wilayah Harlem. Seperti dilansir otobiografinya bertajuk: "Mr

Untouchable: Kebangkitan, Kejatuhan, dan Kebangkitan Heroin itu Teflon Don", yang dirilis tahun 2007, kisah Nicky diceritakan secara gamblang dan tuntas. Bagaimana Nicky Barnes mulai keluar dari kebiasaan ngeganja, bagaimana mengawali memakai dan menjalani bisnis sekaligus mendominasi heroin di Harlem, bagaimana dikhianati oleh orang-orang yang dipercaya, juga bagaimana cara membalas dendam dengan menjadi saksi pemerintah. Heroin pertama Nicky Barnes yang dijual dari ayahnya. Ayahnya memegang bisnis heroin sebagai dealer streetcorner. Semula Nickey Barnes menjual dalam skala kecil bagi orang tua di lingkungan pecandu heroin yang sudah mengakar. "Ternyata uang yang dihasilkan sangat mudah, juga nilai heroin lebih besar ketimbang mariyuana," komentarnya. Nicky Barnes akhirnya merintis usaha heroin dengan seorang dealer bernama Fat Herbie. Karena keseriusannya, Herbie pun membawanya ke dalam kontak dengan mafia narkoba Italia. Orang-orang Italia yang mengimpor semua heroin. Barangbarang mereka berkualitas tertinggi, seperti reputasi mafia Italia yang sangat dihargai. Herbie mengenalkan Nicky Barnes kepada Frank Madonna. Hubungan Nicky Barnes kian akrab. Frank yang memiliki saudara muda bernama Matius Madonna alias Matty, streetsmarts yang bertemperamen panas. Beberapa minggu setelah pertemuan Nicky Barnes, Matty menembak mati sang dealer Herbie karena sering menhina, mengejek dan mengolok-oloknya. Matty menjalani hukuman selama 20 tahun di penjara Green Haven. Tahun 1950, prestasi gemilang diraup Nicky Barnes, karena mampu menjual paket heroin senilai $ 1600 per hari dijalanan kota Harlem. Usahanya melesat, uang tang diraup kian meningkat. Untuk menjaga keamanan, Nicky Barnes menyewa bodyguard serta streetdealers. Sayang sepandai-pandai tupai


melompat akhirnya jatuh juga. Tahun 1959, Nicky Barnes ketahuan polisi karena menjual narkoba. Dia dijebloskan kepenjara negara Green Haven, dengan dakwaan menjual heroin. Hukuman selama lima tahun pun harus dijalani. Di balik jeruji besi, Nicky Barnes bertemu kembali dengan Matty Madonna. Kedua pria menjadi teman akrab. Matty akhirnya memberikan tips tentang cara untuk mendapatkan bisnis narkotika yang terorganisir: "Jika ingin dilindungi dari bisnis bedak (istilah heroin), harus memperlakukan bisnis ini dengan baik. Semua keuntungan pasti mengalir. Jika ingin mengurangi resiko gunakan kapten (manager atau pengelola), Capo (bandar atau pendistribusi) dan Soldati (pengedar atau penjual di lapangan). Jadi ada tiga tingkatan. Tiap tingkatan itu merupakan lapisan perlindungan Anda. Jumlah Kapten, Capo dan Soldati sekitar lima puluh orang yang bekerja di bawah Anda, jadi harus terorganisir, inilah kunci jika ingin sukses" Ditangani Serius Karena menjalani hukuman dengan baik, Nicky Barnes mendapat keringan hukuman yang totalnya mencapai 2 tahun dari 5 tahun hukuman. Setelah menghirub udara bebas, Nicky Barnes kembali menjalani bisnis heroin. Dengan ilmu yang didapat selama berada ditahanan, maka bisnis narkoba ditangani secara serius. Frank Madonna membantu keseriusannya dengan memberi setengah kilogram heroin dalam bentuk konsinyasi, juga beberapa ribu dolar AS untuk membeli mobil serta menyewa rumah kontarakan. Dalam beberapa hari, bisnis

narkoba dijalani dengan sukses, koneksi pecandu lama kembali beralih membeli ke Nicky Barnes. Malah pelanggannya kian bertambah, seiring dengan meningkatnya jumlah pemadat di Amerika Serikat. Nicky Barnes mengadari jika dia ingin menjadi orang besar harus membutuhkan orang-orang yang kuat dalam organisasi bisnisnya. Setelah menghubungi beberapa temannya ketika menjual ganja. Tujuh orang yang bisa menjadi rekan dan partner bisnis narkoba. Orang-orang itu, adalah Joseph "Jazz" Hayden, Wallace Beras, Thomas "Kesenjangan" Foreman, Ismail Muhammad, Frank James dan Guy Fischer. Nicky Barnes pun membentuk Dewan, yang terdiri Kapten, Capo dan Soldati untuk melanggengkan bisnis haramnya. Tahun 1970-an, operasi bisnis Nicky Barnes kian melebar. Beberapa kota di sekitar Harlem dikuasainya. Juga, membentuk dewan-dewan kecil agar mengakar. Jumlah pengikutnya bertambah menjadi 24 orang sebagai Kapten, Capo dan Soldati, posisi Nicky Barnes kian terlindungi. Untuk mendapatkan barang terlarang ini, menggunakan strategi tersembunyi. Pertemuan Nicky Barnes dengan bos heroin juga mafia Italia Matty Madonna memiliki cara tertentu untuk bertukar obat terlarang. Kaki tangan Matty Madonna memarkir mobil truk berisi tiga puluh kilo heroin di tempat yang disepakati. Sopir truk masuk restorant atau toko kecil di Pompa pengusian bahan bakar lantas mendatangi kaki tangan Nicky Barnes yang menunggunya untuk memberikan kunci. Setelah kunci pindah tangan, anak buah Nicky Barnes memegang kendali truk itu. Sementara kunci mobil yang berisi uang diserahkan ke pengemudi truk. Langkah penyamaran ini dilakukan berulang kali, tanpa diketahui polisi narkotika. Modus seperti ini dinilai sangat ampuh, hanya dengan sistem tukar kunci truk dan mobil membuat distribusi barang sesat yang mematikan ini, tidak terdeteksi. Masa Sulit Korban narkoba terus berjatuhan. Angka kematian akibat makai barang terlarang grafiknya kian melonjak. Pemerintah Amerika Serikat menyatakan perang narkoba. Polisi serius melakukan pemberantasan.

Masa kejayaan Nicky Barnes berakhir dengan masa sulit yang melilitnya. Tahun 1977 waktu berakhir bagi Leroy "Nicky" Barnes. Bersama dengan dua puluh empat anggota Dawan dalam organisasi narkotik kian tak berkutip. Penangakapan besar-besar pun terjadi. Nicky Barnes, satu-satunya yang didakwa dengan pos Enterprise Pidana Melanjutkan. Media berdengung dengan berita penangkapan hingga persidangan sang gembong heroin. Nicky Barnes disampul majalah New York Times, mencapnya sebagai "Mr Untouchable." Juri di pengadilan menjadi juri anonim pertama dalam sejarah AS. Juri semula menemukan Nicky Barnes bersalah. Orang kepercayaan Nicky Barnes, Guy Fischer mendekati semua juri dengan melakukan penyuapan dalam dollar yang sangat besar. Dengan sebuah harapan kasus ini mengalami jalan buntu alias tuduhan terhadap Nicky Barnes dibatalkan. Sayang rencana jahat Guy yang menyuap anggota juri menemui jalan buntu. Dewan juri tahu rencana Guy menyuap juri. Januari 1978 Nicky Barnes dijatuhi hukuman penjara seumur hidup tanpa pembebasan bersyarat dan didenda $ 125,000. Nicky Barnes nampak siap dengan vonis hakim. Namun yang tidak siap dengan sikap orang kepercayaannya Guy Fischer yang dianggap sebagai pengkhianat. Guy Fischer dituding sebagai orang yang membocorkan bisnis haramnya ke polisi narkoba. Juga dituduh mengambil seluruh aset kekayaan Nicky Barnes, termasuk harta di bank, rumah mewah yang disertifikatkan atas nama Guy Fischer, termasuk salah satu istri Nicky Barnes yang diselingkuhinya. Akhirnya Nicky Barnes membalas dendam dengan menghancurkan karier Guy Fischer. Caranya bekerja sama dengan pihak berwenang. Kesaksian Barnes ternyata membongkar bisnis haram Guy Fischer bersama krunya untuk diadili dan dipenjara dalam tempo yang lama. Nicky Barnes yang menjalani hukuman di Lembaga Pemasyarakatan federal Allenwood dan dibebaskan dari penjara pada Agustus 1998, pada usia 64 tahun. Hukuman ini diringankan karena Nicky Barnes dinilai berjasa membantu pihak berwenang menangkap Guy Fischer yang dituduh sebagai gembong narkoba. *MU04 Edisi 18 >< Juli 2013

101


INTERNASIONAL

Tenggak Narkoba Sintesis Remaja Australia Ngaku Bisa Terbang

N

arkoba jenis baru juga merebak di negara Australia. Harganya pun sangat murah, cuma Rp20.000 bisa menikmati 'surga dunia', namun resikonya sangat besar. Kematian mendadak, dengan cara yang tragis dan miris. Australia dikejutkan dengan berita kematian seorang remaja berusia 17 tahun, yang sangat tragis dan mengenaskan. Remaja laki-laki itu, melompat dari lantai tiga rumahnya di kawasan perumahan elite di Sydney. Aksi ini dijalankan, setelah menenggak narkoba jenis baru yakni sintetis LSD. Remaja bernama Henry Kwan, diduga merasa bisa terbang melayang ke angkasa, setelah untuk pertama kalinya dalam hidunya mengonsumsi barang haram. Padahal, catatan rekor di rumah maupun sekolahnya, Henry tak pernah menyentuh barang terlarang dan keluarganya sangat ketat serta antipati terhadap segala bentuk jenis narkoba. Henry menjajal narkoba sintetis yang dibelinya seharga Rp 20.000 dari seorang remaja lain. Diduga Henry mau membeli narkoba dalam bentuk pil itu, karena terpengaruh bujuk rayu teman-temannya. Apalagi, harga yang ditawarkan tidak terlalu mahal. Uang jajan sekolah bukannya ditabung, malah dibelikan barang menyesatkan. Pulang sekolah, Henry masuk kamar. Setelah menelan barang sesat pada Rabu 5 Juni 2013, Henry dilaporkan keluar dari kamar tidurnya dalam keadaan tubuhnya telanjang. Lantas, berteriak bisa terbang. Lantas berlari ke menuju lantai tiga tempat tinggalnya, kemudian melompat dan akhirnya meninggal seketika. Menurut laporan news.com.au, Kamis 6 Juni 2013, ayah Henry, Stephen Kwan, mengatakan kepada wartawan bahwa sebelum kematian 102

Edisi 18 >< Juli 2013

WWW.THEAUSTRALIAN.COM.AU

Henry Kwan

anak kesayangannya, Henry mengaku kepada ibunya bahwa dia baru saja memakan narkoba. Sang ibu pun terkejut dan sempat menghalangi anaknya yang lari menuju ke lantai tiga rumahnya. "Dia mengira dia bisa terbang. Mungkin karena pengaruh obat tersebut, dia berulang kali mengatakan bisa terbang. Perilakunya tidak rasional dan aneh. Istri saya sudah mencoba menghalang-halanginya, tetapi dia terlalu kuat," kata Stephen. Sekitar pukul 20.00 waktu setempat, Henry jatuh dari apartemen mereka, di depan ibu dan adik perempuannya. Dia meninggal seketika, karena cedera pada kepala yang serius. Ibu dan adiknya hanya bisa menangisi kepergian Henry yang begitu cepat Menurut Stephen, ini baru pertama kalinya dia mengetahui Henry menggunakan narkoba. Biasanya anaknya lebih banyak berkonsentrasi ke masalah di sekolah. Bahkan sepulang sekolah, Henry langsung belajar tekun.

"Saya tidak mengerti mengapa dia mencoba narkoba. Henry tidak pernah mencoba hal seperti itu sebelumnya. Dia anak pintar. Dia anak yang bisa membahagiakan keluarga. Dia ingin menjadi dokter atau pengacara, ternyata cita-cita itu berantakan setelah memakai narkoba," tambah Stephen sedih. Stepen juga tidak tahu apakah Henry sengaja dipaksa untuk membeli narkoba. "Biar masalah ini petugas kepolisian yang menangani. Ini sudah urusan hukum. Dan narkoba harus terus diberantas karena menghancurkan para remaja," sarannya. Menurut kepala tim narkoba Kepolisian New South Wales (NSW), Detektif Superintenden Nick Bingham, penggunaan LSD sintetis sekarang semakin menjadi masalah. Dalam banyak kejadian, LSD sintetis ini banyak dikonsumsi oleh remaja yang belum pernah menggunakan narkoba sebelumnya, seperti dalam kasus Henry. "Mereka bukanlah para pengguna narkoba veteran. Umumnya para remaja, karena mungkin korbannya tidak tahu bahwang barang itu sangat berbahaya. Apalagi harganya dinilai sangat murah," urai Detektif Superintenden Nick Bingham. Polisi mengatakan, narkoba sintetis ini bisa dibeli lewat internet dengan harga murah. Biasanya, paket narkoba sintetis tersebut dikirim lewat pos, kebanyakan berasal dari China. "Karena dibeli lewat internet, ini dianggap aman dan sah. Padahal, kenyataannya berbeda sama sekali, bahayanya tetap sama seperti narkoba lainnya." tambah Bingham. Dalam kasus Henry Kwan ini, seorang remaja berusia 17 tahun telah ditahan kepolisian setempat. Dia adalah penjual LSD sintetis kepada Henry. Pengadilannya akan digelar pada 3 Juli 2013. *MU02


INTERNASIONAL

Pudar, Citra Belanda Surga Narkoba

B

elanda mengubah kebijakan menyangkut narkoba. Citra Belanda sebagai surga yang ingin menikmati softdrugs, atau narkoba ringan secara bebas, perlahan-lahan pudar. Perubahan paling besar karena kebijakan baru yang mulai berlaku sejak tahun 2012. Pelbagai peraturan baru lainnya, juga membatasi penjualan soft drugs di Belanda. Demikian dilaporkan Radio Belanda, Nederland Wereldomeoep alias RNW, belum lama ini. Sebuah peraturan yang mulai berlaku tahun lalu mengatur semua kedai minum atau coffee shop harus terletak minimal 350 meter dari gedung sekolah. Undang Undang baru kemungkinan akan diterapkan tahun depan mengkategorikan marihuana yang mengandung persentase tinggi THC, sebagai hard drug atau “narkoba keras”. Jamur yang menimbulkan efek halusinasi dilarang sejak beberapa tahun lalu. Pembelian kanabis – yang di sini dikenal sebagai ganja – oleh turis akan menjadi ilegal alias terlarang. Namun, warga Belanda sendiri tetap diperbolehkan membeli marihuana di coffee shop, warung pen-

jual narkoba ringan. Sejak 2012 hingga sekarang ini, coffee shop hanya terbuka bagi anggota. Keanggotaan itu hanya berlaku untuk warga Belanda. Jumlah anggota setiap coffee shop tidak bisa melebihi 2000 orang. Peraturan baru juga dikenal sebagai “Kebijakan Kartu Ganja”, menunjuk pada kartu anggota yang disediakan bagi pengunjung warung penjual narkoba ringan. Namun dalam prakteknya kebijakan ini tidak diterapkan, karena Kementerian Kehakiman Belanda khawatir akan kasus pemalsuan dan perdagangan ilegal kartu tersebut. Sebaliknya, anggota warung penjual narkoba ringan harus menunjukkan paspor mereka atau SIM, dan pemilik coffee shop harus menyusun daftar anggota. Peraturan baru menghadapi banyak pertentangan. Pemilik coffee shop cemas kebijakan baru merugikan bisnis, dan diiringi biaya administrasi tinggi. Menurut partai-partai oposisi dalam parlemen, peraturan baru itu, sesat. Lea Bouwmeester adalah ang-

gota parlemen dari Partai Buruh PvdA. Di situs webnya ia tulis bahwa bukan permintaan akan “narkoba ringan”, melainkan pasokan ganja yang perlu diatur lebih baik. “Budidaya kanabis serta perdagangan narkoba seringkali dilakukan secara ilegal. Itu yang harus kami atur.” Pembatasan terhadap penjualan “narkoba ringan”, menurut Bouwmeester, justru meningkatkan kriminalitas. Polisi kekurangan tenaga dan harus meluangkan lebih banyak waktu untuk memberlakukan sistem baru ini. Industri pariwisata juga cemas akan dampak peraturan baru. Steven van der Heijden memimpin biro pariwisata terbesar Belanda, Arke dan Holland International. Ia terutama khawatir tentang ibukota Amsterdam, tempat seperempat dari semua turis mengunjungi coffee shop. “Coffee shop, sama seperti distrik lampu merah, adalah bagian Amsterdam, dan menjadi daya tarik wisatawan.” Sistem baru juga berdampak terhadap provinsi-provinsi di selatan. Ratusan coffee shop sangat diuntungkan dengan penjualan narkoba ringan kepada pelanggan dari Belgia dan Jerman. Menurut Marc Joseman, Ketua organisasi pemilik coffee shop kebijakan baru dibuat secara terburuburu dan akan menimbulkan banyak sekali masalah. “Kami akan menghadapi kondisi cukup berat di Maastricht.” Pengadilan Uni Eropa telah menolak pengaduan atas kebijakan baru. Pengadilan mengutamakan ketertiban umum. Pemberlakuan kebijakan baru akan berlangsung secara bertahap. Pemilik coffee shop diberi waktu tambahan untuk melakukan penyesuaian yang dibutuhkan. Mulai Mei mendatang kebijakan akan diberlakukan dahulu di provinsi-provinsi selatan. Bagianbagian lain akan menyusul. Akhir tahun depan, kebijakan mulai juga diberlakukan di Amsterdam. Mulai 1 Januari 2013, wisatawan tidak lagi diperbolehkan membeli secara legal narkoba ringan di Belanda. Bagaimana Indonesia? **** Edisi 18 >< Juli 2013

103


INTERNASIONAL

Balotelli Dituding Jual Narkoba GARUDASOCCER.COM

MILAN - Pelatih Timnas Italia, Cesare Prandelli geram setelah pemainnya, Mario Balotelli dituding terseret kasus narkoba. Hal ini terkait kunjungannya ke Scampia Napoli tahun 2010, yang didampingi sejumlah orang yang disebutsebut sebagai anggota mafia. Seorang saksi mata dalam persidangan di Camorra, Kamis 30 Mei 2013 mengklaim Balotelli menjual narkoba hanya untuk iseng-iseng. Setelah membantu penjualan (kokain dan heroin), dengan bercanda bertanya apakah bisa menjualnya sendiri. Lantas Dia (Balotelli) menyerahkannya kepada pecandu berikutnya yang datang. "Saya ingat ketika menanyai pecandu itu, apakah dia kenal Balotelli, tetapi dia tidak percaya kalau itu Balotelli,” demikian kutipan transkrip seorang saksi mata yang dirahasiakan identitasnya, seperti dilansir La Gazzetta dello Sports. Balotelli geram dengan pemberitaan ini dan menuduh media massa memanfaatkan dirinya untuk kepentingan pribadi. “Ha, sekarang saya menjual narkoba! Memalukan, jangan gunakan nama saya untuk menarik pembaca!” demikian respon penyerang AC Milan lewat akun Twitter-nya. Isu yang muncul hanya beberapa hari sebelum Timnas Italia menjalani laga uji coba melawan San Marino, Sabtu

1 Juni 2013 “Sepertinya Mario sudah merespon, tak ada lagi yang perlu dikatakan. Ini adalah topik yang sama sekali tidak menarik bagi saya. Saat dia ingin berbicara kepada Anda, dia akan memberitahu apa yang dipikirkannya,” kata Prandelli seperti dilansir Football Italia. “Mengingat topik ini sensitif, ada hal-hal serius dan di sini yang kita bicarakan adalah lelucon. Ini adalah isu serius, belum jelas apakah ini merupakan tuduhan atau sebaliknya. Yang kami pegang adalah apa yang sudah dikatakan Mario,” ucap sang allenatore. *MU02

Tulisa Contostavlos Tertangkap Basah Transaksi Kokain

ARTISINILAH.COM

LONDON - Tulisa Contostavlos, kena masalah serius. Selebriti dan mantan juri X-Factor ini, tertangkap basah tengah transaksi kokain di saluran telepon. Seperti dilansir femalefirst, Senin malam 3 Juni 2013, dalam penyelidikan yang direkam, bintang N-Dubz itu 104

Edisi 18 >< Juli 2013

mengaku bisa memasok narkotika kelas A kepada seorang wartawan yang menyamar sebagai pembeli. Saat tengah melakukan pembicaraan di telepon, Tulisa mengaku bisa menjualnya dan mengaku sebagai pengedar narkoba besar. "Tentu saja aku bisa mendapatkannya untuk Anda. Setengah orang yang saya kenal adalah pengedar narkoba dan salah satunya adalah bandar kokain besar, dan ia sahabatku," ucap di telepon kepada wartawan yang menyamar. Penyanyi berusia 24 itu, juga menggunakan istilah panggilan khusus agar transaksi narkobanya selama ini tak terdeteksi oleh polisi. Hijau untuk kata kunci ganja dan permen putih untuk kode kokain. Namun Tulisa mengklaim, jika ia hanya tahu tempat membelinya saja bukan dirinya yang memperdagangkan narkoba di London. Saat wartawan yang menyamar mencoba menjalin kesepakatan dengannya, Tulisa hanya tertawa. Hasil rekaman ini pun diserahkan kepada pihak kepolisian setempat. "Kami telah menerima informasi mengenai dugaan pasokan obat-obatan terlarang di lokasi pusat kota London, kami sedang mengembangkannya lagi," ucap juru bicara kepolisian setempat. *MU02


INTERNASIONAL

Brad Pitt Kembali Mengganja INGGRIS - Bintang film tampan, Brad Pitt ternyata kembali mengisap ganja, meski sebelumnya mengklaim sudah bebas narkoba. Nyimeng dilakukan di luar halaman rumahnya. Dan, biasanya dilakukan hanya pada malam hari, setelah anak-anak kesayangannya tidur lelap. Hal ini dilakukan agar anak-anaknya tidak ikut-ikutan merokok ganja. Menurut tabloid Amerika National Enquirer, Rabu, 05 Juni 2013, Brad Pitt kini lebih sering teler daripada sebelumnya untuk mengatasi beban dan isu kesehatan pasangannya, Angelina Jolie yang menderita kanker payudara dan telah memotong payudaranya. "Brad merokok terusterusam beberapa hari ini," kata seorang sumber resmi

yang enggan disebut namanya. Ia menambahkan, Brad Pitt kini mengalami di bawah tekanan yang sangat besar. Persoalan kesehatan yang melanda pasangannya sangat mengganggu kehidupan aktor terkenal ini. Bahkan, Brad Pitt mengalami di bawah tekanan yang sangat besar menjadi batu dukungan untuk Angelina, merawat enam anak mereka dan menyulap tugas pekerjaannya. "Brad memang pernah menyerah untuk tidak mengisap ganja untuk sementara waktu, karena Angelina sangat membencinya," sambung sumber WWW.MIRROR.CO.UK sambil menambahkan Brad Pitt kembali mengisap lagi untuk menjernihkan pikiran dan mengurangi kecemasan. *MU02

Campurkan Ganja dalam Adonan Kue, Siswa SD Diskors

Terungkap Penyalur Narkoba di Kalangan Selebriti Dunia

MELBOURNE – Lima pelajar SD di Melbourne, Australia, diskors karena kedapatan memasukkan ganja dalam adonan kue, yang akan dipanggang dalam kelas memasak. Para pelajar, dua berusia sembilan tahun dan tiga berumur delapan tahun, diganjar hukuman tidak masuk sekolah setelah insiden memilukan itu. Kue berbahan obat bius itu, disuguhkan pada dua pelajar yang langsung memuntahkannya. Dan, Departemen Pendidikan setempat, Kamis 6 Juni 2013, menegaskan aksi nekat itu terjadi di sekolah bagi siswa yang kurang mampu. The Herald Sun yang melaporkan kasus ini memilih tidak menyebutkan nama sekolahnya. “Pihak sekolah telah mengkonfirmasi jumah yang dimasukkan ke dalam adonan sangat sedikit dan tidak ada kue yang dikonsumsi siswa,� menurut pernyataan resmi Departemen Pendidikan. Pihak sekolah langsung menghubungi orang tua siswa yang terlibat dan mengadakan pertemuan di sekolah. “Sekolah sangat serius menanggapi semua kejadian ini dan siswa telah diskors selama dua hari.'' sambung pernyataan Departemen Pendidikan. Kelima pelajar itu akan mendapat pengarahan dari petugas kepolisian bagian pemuda, pendidikan alkohol dan narkoba serta pembinaan dari pertugas kesehatan remaja ketika kembali ke sekolah.*MU02

LOS ANGELES - Gara-gara paket misterius yang diterima model Cara Delevingne, akhirnya terbongkar orang sebagai pengedar narkoba di kalangan seleb dunia terungkap. Mengutip Thesun, Senin 3 Juni 2013 Mr Fix it adalah pengedar narkoba mulai dari jenis MDMA, dan kokain di kalangan seleb Hollywood. Melalui Leon Starino Anderson pasokan narkoba dikalangan seleb Hollywood pun, masuk tanpa aral rintangan yang berarti. Mengingat Anderson memiliki kedekatan yang sangat kuat dan akrab di kalangan selebriti ternama. Dalam beberapa foto, ia pun terlihat berjalan bersama penyanyi Justin Bieber juga atlet balap sepeda, Lewis Hamilton. Sejumlah nama seleb yang diduga pernah memakai jasa Mr Fix it, mulai dari Justin Bieber, Cara Delevingne, Rihanna hingga kalangan atlet balap seperti, Lewis Hamilton. Bukti jika Mr Fix it adalah pengedar narkoba di kalangan selebriti Hollywood semakin kuat saat tim investigasi dari thesun menyamar sebagai pembeli. Ia pun berhasil mendapatkan sejumlah paket narkoba seperti MDMA, dan kokain dari tangan Anderson. Bahkan salah satu reporter juga diberikan saran untuk mencoba MDMA. Saat ini, sejumlah dokumen penyelidikan yang dilakukan tim investigasi thesun tersedia untuk polisi metropolitan, agar mengusut tuntas kasus penjualan gelap narkotika di kalangan selebriti papan atas dunia. *MU02 Edisi 18 >< Juli 2013

105


REALITA

Route Narkotika Dunia Menuju Indonesia (5)

Golden Crescent, Jalur Utama Opium yang Lemah Pengawasan Golden Crescent - jalur yang melibatkan tiga negara di kawasan bulan sabit sebagai produsennya. Ketiga negara itu Iran, Afghanistan, dan Pakistan. Sindikat Golden Crescent adalah sindikat yang kini banyak berperan dalam penyelundupan narkotika. Bila sebelumnya sindikat dari West Africa (Afrika Barat) yang banyak berperan, tahun 2009 tergantikan oleh golden crescent.

K

awasan golden crescent merupakan pemasok utama opium ke penjuru dunia. Tak kurang dari 90 persen opium yang beredar di seluruh dunia dari Afghanistan. Dimana Iran dan Pakistan menjadi pintu utama jalur peredaran opium, yang selama ini dikenal se106

Edisi 18 >< Juli 2013

bagai jalur lemah pengawasan aparat keamanan. Iran adalah negara dengan jaringan sindikat paling besar yang masuk ke Indonesia dibandingkan Pakistan. Sejak Salehi Hossein tertangkap tahun 2008 karena menyelundupkan shabu, sejak itulah peran West

Africa tergantikan. Perjalanan sindikat Golden Crescent dimulai dari Iran, sebagai salah satu produsen heroin. Selain Iran, ada Pakistan untuk memasok narkotika ke kawasan Asia. Bahan dasarnya disuplai dari Afganistan. Untuk wilayah Amerika Serikat, Meksiko dan beberapa negara di kawasan Amerika Utara, juga menjadi pemasok utama. Tidak terlalu sulit mendapatkan opium sebagai bahan dasar narkotika, karena ada beberapa negara di benua tersebut menjadi ladang besar ropium. Dan untuk masuk ke wilayah Indonesia, sindikat narkotika transit di beberapa negara yang dianggap aman karena memiliki karateristik


REALITA

tertentu seperti negara itu, bukan pangsa narkotika dan bukan pasar potensial. Hasil wawancara salah satu mantan anggota sindikat narkotika dunia, mengatakan karakteristik negaranegara itu sangat menguntungkan karena turut mengamankan peredaran narkotika. Karakter utama negara yang dilalui, karena tingkat pengamanan yang lemah, baik dari peralatan yang dimiliki hingga mental aparat. Setelah keluar dari Iran atau Pakistan, narkotika sebagian besar menuju India atau Nepal. Menurut penuturan salah satu anggota jaringan sindikat narkoba internasional, jalur India dan Mumbai digunakan karena kemudahaan bertransaksi kasus dengan sejumlah uang, barang apapun bisa lolos dengan mudah. Bila di New Delhi agak rumit, alternatifnya adalah bandara di Mumbai. Meski juga tersedia bandara yang saling berhubungan tetapi jaringan sindikat lebih memilih jalur darat dengan menggunakan kereta api, yang bisa memakan waktu puluhan jam. Dua pintu daerah yang menjadi pintu keluarnya narkoba ke seluruh dunia, melalui New Delhi dan Mumbai. Dua kota inilah terdapat bandar

udara internasional, New Delhi dengan Bandar Udara Internasional Indira Gandhi - diambil dari Perdana Menteri perempuan India era tahun 1980an. Bandara ini menjadi bandar terbesar di India yang melayani 57 penerbangan internasional dan 11 penerbangan domestik. Di Mumbai juga terdapat Bandar Udara Internasional Chatrapati Shivaji. Ada 51 penerbangan yang siap melayani penumpang internasional dan domestik. Akses ke banyak negara di dunia dari dua bandara ini, memudahkan peredaran narkoba ke penjuru dunia. Pengungkapan yang dilakukan aparat berwenang Indonesia sebenarnya sudah berkali-kali terhadap warga negara India. Salah satunya, upaya penyelundupan ketamin seberat 10 Kg, melibatkan warga negara India. Ketamin adalah bahan baku pembuat obat bius. Percobaan penyelundupan dilakukan melalui Bandar Udara Polonia, Medan, dengan menumpang pesawat Silk Air MI 238, dengan tersangka MYL - anggota sindikat narkoba internasional. Berbagai jenis obat terlarang masuk ke Indonesia dari India. Namun, jaringan sindikat yang lebih rapi dengan modal bisnis lebih besar akan menggunakan Thailand, Singapura sebagai lokasi transit sebelum masuk ke Indonesia melalui Malaysia. Paket Pigura Keterlibatan warga negara India juga terungkap saat petugas Bandara Internasional Soekarno-Hatta menangkap Nijamudden Kamaludden, yang membawa 7 Kg ketamine senilai Rp 7 miliar. Pengakuannya barang haram ini milik warga negara India. Dan mengaku hanya diminta untuk membawa paket pigura dan tas tangan ke Indonesia. Pelayan sebuah restoran di Johar Bahru, Malaysia ini, dalam perjalanan mengantarkan barang diberi imbalan 5 ribu rupee atau sekitar Rp 10 juta rupiah. Negara lain dijadikan transit dari negara produsen selain India adalah Nepal. Kini Nepal jarang digunakan karena jalur ini, hanya digunakan sebagai jalur alternative. Selain letaknya jauh, negara ini juga bukan negara

pangsa walaupun dalam skala kecil. Ada warga negara Nepal, pernah tertangkap di Indonesia karena terkait jaringan sindikat narkotika bernama Budhi dan Gopal Serpha, yang tertangkap pada 26 Maret 2007. Bahkan Gopal Serpha yang menyelundupkan shabu seberat 650 gram, dikendalikan Budhi yang sudah terlebih ditahan di LP Cipinang. Setelah dari India atau Nepal, sindikat narkotika dibawa ke dua negara yaitu Bangkok, tetapi beberapa kali diungkap kasus yang langsung ke Indonesia. juga ke beberapa negara lain seperti Malaysia atau Singapura. Dalam sejarahnya, Thailand memiliki sejarah gelap soal narkoba. Negeri ini pernah dikenal sebagai salah satu pusat narkoba dunia, opium, bersama dengan Laos dan Burma (sekarang Myanmar) yang tergabung dalam kelompok golden triangle (segitiga emas). Kelompok ini menjadi pemasok 80 persen narkoba sampai tahun 1990an. Semua berubah ketika wilayah ini berganti wajah menjadi areal perkebunan tanaman produktif (lihat: Pusat produksi dunia). Thailand bukan lagi Thailand yang dulu. Tak ada lagi wilayah hitam di perbatasan tiga negara yang masuk wilayah ASEAN itu. Untuk urusan narkoba negeri gajah putih ini memang tidak lagi sebagai produsen besar karena ladang-ladangnya sudah berganti rupa. Tetapi sindikat narkoba masih saja menggunakan Thailand sebagai rute perdagangan, khususnya yang masuk ke Indonesia. Thailand negara yang dimanfaatkan sindikat narkoba sebagai lokasi transit selain Singapura. Perjalanan udara memang lebih singkat. Namun sindikat lebih menyukai perjalanan darat untuk menuju target negara transit terakhir, Malaysia. Pengawasan di bandara terhadap setiap penumpang yang hendak keluar dari Thailand terasa lebih ketat dibanding kedatangan. Thailand memiliki empat bandara internasional yang siap melayani penerbangan ke berbagai negara, yaitu Suvarnabhumi, bandara lama Don Mueang, Chiang Mai, dan Phuket. (BERSAMBUNG) *MU01 Edisi 18 >< Juli 2013

107


108

Edisi 18 >< Juli 2013


Edisi 18 >< Juli 2013

109


110

Edisi 18 >< Juli 2013


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.