Ungkap agustus 2013

Page 1

Edisi 19 >< Agusutus 2013


Edisi 19 >< Agustus 2013


Edisi 19 >< Agusutus 2013


DAFTAR ISI BERITA UTAMA Tiga Kakak Beradik Pemain Baru Pengedar Narkoba ............................. 12 Tukang Ojeg Tunggu BNN Datang Lagi ................................................... 15 4 Vonis Hukuman Mati Kasus Narkoba Dalam 1 Bulan Terakhir ............. 19 Oknum POM TNI AU Terjerat Sindikat Narkotik ........................................ 20 Selundupkan 8,49 Kg Shabu di Ban Serep ........................................... 22 LIPUTAN KHUSUS Menyedihkan, Bulan Puasa Pakai Narkoba ............................................. 30 KOMUNITAS Perlu Sinergi Ormas dan Pemerintah Untuk Berantas Narkoba .............. 32 Media Harus Berperan Menjadi Garda Terdepan Informasi Narkoba ...... 33 Tidak Boleh Takut Perempuan Wajib Melawan ....................................... 36 Kembalikan Ayah ke Rumah .................................................................... 38 Kekeliruan dalam Komunikasi .................................................................. 40 Diperlukan Pemahaman Orangtua Terhadap Anak .................................. 42 Menjadi Penyampai Pesan Anti Narkoba ................................................ 44 Saya Pecat PNS Terlibat Narkoba ............................................................ 48 BNN Supervisi Kampus ............................................................................. 50 APA KATA MEREKA Pesan Narkoba Melalui Jam Malam ........................................................ 58 Artis Harus Siap Mendukung BNN ........................................................... 59 Hanya Artis Ingin Pakai Narkoba .............................................................. 60 Perangi Narkoba ....................................................................................... 62 Haram Sentuh Narkoba ............................................................................. 64 Tolak Ikuti Jejak Pakai Narkoba ................................................................. 61 METROPOLITAN Direktur Pemberdayaan Alternatif BNN .................................................... 66 Anggota DPR Ramai Tolak Usulan Revisi UU Narkoba ........................... 68 Home Industri Narkoba .............................................................................. 70 Suami Istri Investasi Home Industri Narkoba di Apartemen ..................... 73

6 LAPORAN UTAMA

Merdeka dari Jeratan Belenggu Narkoba Tepat 17 Agustus, Republik Indonesia tercinta merayakan ulang tahun kemerdekaan. Enampuluh Delapan Tahun, negera khatulistiwa ini merdeka dari penjajahan bangsa lain. Sayangnya, kemerdekaan belumlah sepenuhnya kita nikmati. 2 4 BERITA UTAMA

Polisi Iran Desersi Telan 40 Kapsul Shabu Penyelundupan shabu dengan modus ditelan (swallowed), kembali terjadi. Kini, mantan polisi Iran yang menjalankan aksinya. Tak ada aral rintangan bahkan hambatan, saat keluar dari penjagaan ekstra ketat di Bandara Soekarno Hatta Cengkareng. Untungnya, barang sesat belum sempat beredar sudah kebongkar. 3 4 KOMUNITAS

BNN Gandeng Musisi Anang Hermansyah

KRIMINAL Tewas Overdosis atau Dibunuh? ............................................................... 76 58 Orang Cina dan Taiwan Lakukan Penipuan Lewat Media Elektronik ........................................................... 78

Penyalahgunaan narkoba dikalangan artis, selebriti maupun musisi Indonesia masih saja terjadi. Badan Narkotika Nasional (BNN) menggandeng musisi Anang Hermansyah, yang diharapkan ikut membantu menyebarkan informasi bahaya narkoba dikalangan publik figur maupun masyarakat.

HUKUM Kasasi Penjahat Narkoba Ditolak ............................................................. 80 Sistim Keuangan Baik Pencucian Uang Narkoba Terperangkap ............. 81 Nunggu Proses Hukum Vokalis Bjah Direhab .......................................... 82 Menkumham Setuju Pecandu Direhabilitasi Bukan Dibui ...................... 84 KORUPSI ICW Ragukan Komitmen .......................................................................... 86 Korupsi Batubara Kian Membara ............................................................. 88 Fantastis, Sejumlah Kepala Daerah Tersandung Korupsi ....................... 89

4 6 KOMUNITAS

ARTIKEL KESEHATAN Ganja Hancurkan Motivasi Otak Manusia ................................................. 90 Ganja Tidak Dapat Dilegalkan .................................................................. 91

REMAJA CERIA JAKARTA TIMUR 2013

NUSANTARA Pejabat Pertamina Pesta Shabu .............................................................. 92 Intel Kodim 0315 Bintan .......................................................................... 93 Rumah Bandar Narkoba Digrebek ............................................................ 94 Ogah Tobat Saat Ramadhan .................................................................... 95 PNS Dinas Kelautan dan Perikanan Pontianak Jadi Kurir Shabu .......... 96 Jaringan Bandar Narkoba Jakarta Dibekuk di Makasar ........................... 97

Pagi pertengahan Juli, terlihat beberapa sosok anak muda penuh semangat di sebuah ruangan kantor Badan Narkotika Nasional (BNN). Mereka adalah finalis Remaja Ceria Jakarta Timur 2013, yakni Anugrah Oki Pratama sebagai pemenang pertama untuk putra beserta salah seorang pemenang kesatu putri, Bannati Khairani.

SOSIALITA PNS Pontianak Diajak Perangi Narkoba .................................................. 98 Bea Cukai Siap Lindungi Masyarakat ...................................................... 99 PENGADILAN NARKOBA Masok Shabu ke Polisi, Bos Tekstil Diadili ............................................. 100 Selundupkan XTC di Vagina Dituntut 13 Tahun .................................... 101 CRIME STORY Sang Legendaris Roberto Pannunzi ...................................................... 102 INTERNASIONAL Tragis, Ayah Taburkan Heroin pada Susu Anaknya ................................ 104 Amerika Serikat Sikat Sindikat Narkoba Sintetis ................................... 106 Anjing Dijadikan Kurir Narkoba .............................................................. 108 Pakai Narkoba di Paradiso Festival ........................................................ 109 REALITA Kerasnya Hukuman di Singapura Ditanggapi Dingin Sindikat ............. 110

4

Edisi 19 >< Agustus 2013

Peran Anti Narkoba Gaya Anak Muda

60 APA KATA MEREKA

DELLA PUSPITA

Fans Gue, Mari Tolak Narkoba! Pesan paling pertama dan utama mengenai bahayanya penyalahgunaan narkoba telah dilakukan artis dan penyanyi berparas cantik Della Puspita. Kalimat-kalimat agar menjauhi dan menolak narkoba paling awal disampaikan Della Puspita bagi keluarganya, bagian yang terdekat dalam hidupnya.


R E D A KS I

Perangi Belenggu Narkoba

B

erikan aku 1000 orang tua, niscaya akan kecabut Semeru dari akarnya. Berikan aku satu pemuda, niscaya akan keguncangkan dunia, kata Bung Karno yang sangat melegenda. Ucapan Proklamator ini dibacakan 68 tahun lalu, disaat Indonesia baru bebas dari belenggu penjajahan Belanda dan Jepang. Jika Presiden pertama masih hidup, tentu akan prihatin, sedih bahkan meneteskan air mata melihat kondisi pemuda saat ini. Mengingat, ada sekitar 4 juta orang, mayoritas pemuda terjerumus narkoba. Korban penyalahgunaan barang terlarang, terus berkembang setiap tahunnya. Jumlah sebanyak itu yang terpantau. Bisa jadi dark number korban narkoba lebih dari itu. Apalagi, penyebaran narkoba sangat cepat dan tanpa disadari sudah merata di tanah air. Mengapa narkoba sangat pesat menyebar ke berbagai kalangan? Anak SD sekalipun sudah menjadi pemakai narkoba. Aparat hukum, birokrat, anggota dewan, dan lainnya seharusnya ikut menanggulangi narkoba malah ikut-ikutan pakai narkoba. Hal ini jelas menyebabkan terpuruknya generasi muda dan terpuruknya bangsa. Bagaimana kelanjutan bangsa ini, jika bahaya narkoba masih menghantui kita semua? Ini sebuah keadaan yang mengerikan. Sebenarnya apa yang salah? Kenapa hal ini bisa menjadi bom waktu yang akan menghancurkan republik ini? Mengapa masalah ini tak kunjung selesai? Dalam suasana Hari Kemerdekaan Republik Indonesia, hari bebas dari penjajahan, hari penindasan penjajah maka paling tepat kita bertekad kembali untuk memerangi belenggu penjajahan narkoba. Anak bangsa harus bisa bebas dan merdeka dari penjajahan narkoba. Semangat berkorbar memerangi bahaya narkoba harus terus digelorakan. Untuk memerangi bahaya narkoba, diperlukan pembinaan mental bagi generasi muda, terutama pelajar dan mahasiswa. Juga perlunya mengaktifkan kembali kampanye bahaya narkoba secara berkala disetiap sekolah. Dan memperketat pemantauan kejiwaan pelajar serta mencegah pelajar untuk berpartisipasi dalam pengedaran narkoba. Bahkan perlu ada pembinaan serius menangkal masuknya pengaruh narkoba di lingkungan masyarakat dan sekolah. Termasuk perlu pemeriksaan urine untuk mendeteksi para pelajar dan mahasiswa yang pakai narkoba. Selain itu, sosialisasi pada pihak keluarga untuk memberantas narkoba di lingkungan keluarga. Dan mengoptimalkan fungsi aparat pemberantas narkoba agar lebih serius berantas narkoba. Serta beri hukuman yang berat bagi pengedar, bandar dan penyelundup narkoba. Bahaya narkoba sangat menakutkan, keganasannya terjadi di depan mata kita semua. Merdekakan diri dan semua orang yang kita sayangi dari penjajahan narkoba yang tak kunjung usai. ****

Redaksi menerima artikel/tulisan dari pembaca, semua naskah yang dikirim ke redaksi harus dilampiri fotocopy KTP atau identitas lainnya yang masih berlaku dan diketik dua spasi.

PENGGAGAS Drs. Siswandi DIREKTUR UTAMA Martian Tanesia PEMIMPIN REDAKSI Endy Poerwanto REDAKSI R. Adia Widiasmoro, Hasrul Aprianto SEKRETARIS REDAKSI Safitri, Watie Nurlaela SIRKULASI/DISTRIBUSI Yuly Muhammad (Kupak), MARKETING/IKLAN Lina Widjaja, Freddie, DESIGN & LAYOUT Pranoto ALAMAT REDAKSI/TU/IKLAN Jl Taman Surya III, Blok J2 No. 7, Cengkareng-Jakarta Barat HP: 021-93600789, 021-99910405 Fax: 021-7218042 E-mail: majalahungkap@yahoo.com BIRO BANTEN Johanda Fadil, SE, M.Si Jl. Maulana Yusuf Gg. Beringin I No. 44 Rt 01/01, Kel. Babakan, Kec. Tangerang Telp: 021-92292888, Fax: 021-29062345 email: ungkap.birobanten@yahoo.com BIRO BANDUNG Anthony Herawan Jl. Sukawarna II 52 A, Bandung Telp: 0817615115 Guan Rahardja Jl. Sudirman 46, Bandung 0817613082 Ramanda Malik 088802332641 BIRO SURABAYA Ebet Djulianto BIRO MEDAN Amir Tanjung DICETAK OLEH Panca Warna Edisi 19 >< Agusutus 2013

5


LAPORAN UTAMA

Merdeka dari Jeratan Belenggu Narkoba T

epat 17 Agustus, Republik Indonesia tercinta merayakan ulang tahun kemerdekaan. Enampuluh Delapan Tahun, negera khatulistiwa ini merdeka dari penjajahan bangsa lain. Sayangnya, kemerdekaan belumlah sepenuhnya kita nikmati. Pasalnya, masih ada penjajah modus baru yang bersifat halus, tersembunyi, sistematis, terorganisir, dan musuh tanpa wajah yakni penjajahan narkoba yang secara perlahan-lahan melakukan expansi secara besar-besaran ke Indonesia. Memang, jika kita tidak melakukan gerakan perang melawan narkoba, tidak tumbuh kesadaran pribadi untuk menolak narkoba, tidak ada benteng yang kokoh dilingkungan keluarga untuk membendungnya, maka dampaknya akan lebih buruk bahkan mengerikan dibanding dengan pada jaman pendudukan Belanda dan Jepang. Tak bisa dipungkiri sebagian masyarakat Indonesia sudah tumbuh kesadaran untuk menolak penjajah baru, narkoba. Sebaliknya masih ada rakyat ini yang terjerumus, terjerat dan tergoda barang haram ini. Narkoba mengancam generasi muda, juga tidak pandang bulu dan tidak pilih calon korbannya. Apkah itu anak-anak, remaja, tua muda, kaya miskin, pejabat atau aparat militer, konglomerat atau rakyat melarat, pegawai negeri atau polisi maupun semua yang masih bernafas di republik ini, bisa dijeratnya. Tak dapat dibayangkan jika narkoba telah menguasai generasi muda kita. Tak hanya penderitaan fisik, tapi juga kerusakan mental akan "menggerogoti" generasi penerus bangsa. Lantas, bagaimana nasib bangsa kita jika di masa mendatang jatuh ke ta6

Edisi 19 >< Agustus 2013

Atraksi Treatrikal Sumpah Pocong di bundaran HI untuk menyerukan bebas dari penyalahgunaan narkoba.

ngan orang-orang yang "berpenyakitan" dan rusak mental? Sungguh tak terbayangkan dan kondisi ini sangat memprihatinkan. Indonesia saat ini memang sedang prihatin, karena menghadapi permasalahan 4 Juta korban penyalahguna narkoba yang saat ini tersebar diseluruh wilayah indonesia. "Dari 4 juta ini hanya sedikit mendapat layanan terapi dan rehabilitasi, sekitar 18.000 atau 0,47%," papar Kepala BNN Anang Iskandar pada sambutan peluncuran "Bulan Keprihatinan Korban Narkoba" di lapangan Mabes Polri Jakarta, awal Juni 2013. Narkoba juga telah berkembang keseluruh penjuru tanah air bahkan sampai kedesa desa, diskotik dan tempat hiburan malam sudah menjadi tempat peredaran narkoba. Bahkan ada desa atau kampung yang menjadi tempat berkumpulnya

penjual narkoba , termasuk lapas menjadi tempat mengkonsumsi narkoba, korbannya tidak hanya mereka yang broken home tetapi sudah menjalar pada keluarga harmonis dan menyasar semua tingkatan usia dan profesi yang ada di negeri. "Narkoba merugikan kita semua. Hasil penelitian kerugian ekonomi mencapai Rp41 triyun pertahun, terdiri biaya ekonomi dan sosial. Dan tiap hari rata -rata 40 orang meninggal sia - sia akibat penyalahgunaan narkoba, belum terhitung berapa mereka yang putus sekolah maupun yang gila akibat mengkonsumsi narkoba," sambung jenderal bintang tiga dan calon Kapolri. Penyakit Menular Penyalahguna narkoba yang perkembangannya cukup pesat,


LAPORAN UTAMA menunjukan sebuah gambaran seperti penyakit menular yang mematikan secara perlahan lahan, yang dapat menyerang siapa saja. Korban memang terus berjatuhan setiap tahunnya, sebaliknya ada juga korban yang sadar, sembuh dan menolak kembali lagi ke dunia maksiat narkoba. Merdeka dari jeratan narkoba merupakan kebahagiaan sendiri, seperti kembali ke jalan dunia yang normal dari keterasingan. Siapa saja yang berperan memerdekakan pecandu narkoba hingga bisa hidup normal kembali? "Orang tua atau keluarga, guru dan lingkungan merupakan komponen terpenting bagi pecandu narkoba untuk bisa meninggalkan dunia sesat ke kehidupan normal. Tiga komponen ini bisa membangun remaja untuk menata kehidupan yang merdeka dari jeratan narkoba," komentar Mochammad Edi Santoso, Ketua Umum Gerakan Anti Narkoba dan Kriminal (Gandakrim) kepada majalah UNGKAP di Jakarta, Kamis 25 Juli 2013. Empat langkah penting itu, lanjut dia, pertama dalam lingkungan keluarga, orangtua berkewajiban memberikan kasih sayang yang cukup dan bersikap demokratis terhadap anaknya. Mereka tidak boleh cepat marah dan main pukul tatkala sang anak terjerumus narkoba. Anak harus diposisikan sebagai insan yang butuh penghargaan dan perhatian. Tak cukup hanya diperhatikan kebutuhan fisik, tetapi juga kebutuhan psikisnya. Sehingga komunikasi orangtua dan anak tetap hangat, anak menjadi tenteram dan nyaman tinggal di rumah. Sehingga mereka tidak membutuhkan pelarian di luar rumah tatkala menghadapi persoalan narkoba. Kedua lingkungan sekolah, pihak sekolah berkewajiban memberikan informasi yang benar dan lengkap tentang narkoba. Juga perlu mengembangkan kegiatan penang-gulangan bahaya narkoba, untuk mencegah dan mengatasi meluasnya penyalahgunaan narkoba di kalangan pelajar. "Seperti melakukan pembinaan

Kepala BNN Anang Iskandar

upaya pencegahan penyalahgunaan narkoba dilingkungannya masingmasing yang didukung penuh oleh phak keamanan dan kepolisian. Juga, mereka wajib hukumnya untuk memberikan penyadaran pada seluruh warga masyarakat akan bahaya mengkonsumsi narkoba tanpa indikasi medik dan pengawasan ketat dari dokter dalam rangka penyembuhan, sarannya. "Khusus para tokoh masyarakat dan tokoh agama tidak boleh mengenal lelah dan bosan menanamkan norma-norma dan kebiasaan yang baik sebagai warga masyarakat, baik dalam hubungannya dengan sesama manusia maupun dengan Tuhannya. Keempat. Lingkungan pergaulan dan kerja harus memberikan informasi yang positif dan saling menasehati untuk tidak menyentuh barang terlarang.

dan pengawasan secara rutin terhadap siswa baik dengan melibatkan pihak lain (kepolisian, komite sekolah, orangtua), menggiatkan kegiatan ekstrakurikuler yang bermanfaat, serta mengembangkan suasana yang nyaman dan aman sangat diharapkan," ucapnya. Selain itu, pihak sekolah perlu mensterilkan lingkungan sekolah dari peredaran dan penyalahgunaan narkoba, dengan tidak membolehkan sembarang orang memasuki lingkungan sekolah, tanpa kepentingan yang jelas dan mencurigakan sekolah dari peredaran dan penyalahgunaan narkoba, "Dengan tidak memperbolehkan sembarangan orang memasuki lingkungan sekolah tanpa kepentingan yang jelas dan mencurigakan," sarannya. Lebih penting lagi, sosialisasi bahaya narkoba dilakukan bagi anak usia dini yang memasuki PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) agar anak mengerti, memahami dan menyadari bahaya narkoba. Ketiga, dalam lingkungan masyarakat, para tokoh agama, perangkat pemerintahan mulai Presiden, Gubernur, Bupati, Camat, Lurah, hingga RT dan RW perlu bersikap tegas dan konsisten terhadap

Pencandu Bukan Penjahat Hal senada juga diungkapkan Jefry Tambayong, Ketua Umum Gerakan Mencegah Daripada Mengobati (GMDM). "Menurut saya yang bisa membuat pecandu narkoba bebas narkoba dari dirinya sendiri. Dengan kata lain dia harus menyadari bahwa pecandu tidak bisa sembuh hanya bisa dipulihkan artinya harus ada mentoring, pendampingan seumur hidup untuk pecandu," paparnya. Selain itu, lanjut Jefry, keluarga adalah benteng utama agar seseorang bersih narkoba. Artinya keluarga pecandu baik ayah, ibu, kakak, adik, ipar dan keluarga besar lainnya harus melihat pecandu bukan penjahat namun sebagai korban yang sakit dan perlu diobati. Dan yang lebih penting lagi, tokoh agama dan tokoh masyarakat harus berperan aktif, tidak boleh pasif untuk mengadakan pendampingan pecandu barang terlarang ini. "Juga mereka (pecandu -Red) jangan dimusuhi, jangan disepelkan, jangan diabaikan, jangan dikucilkan. Karena bisa jadi mereka akan kembali kekehidupan sesat akibat perlakuan maupun stigma kita terhadap mereka yang salah," sarannya.*MU02 Edisi 19 >< Agusutus 2013

7


LAPORAN UTAMA

Belenggu Narkoba Hancurkan Keluargaku D avid, warga Bintaro adalah sosok anak yang pintar, cerdas, baik hati, dan berprestasi di sekolah. Begitu lulus SMA, orang tua (ortu) menggirimnya untuk menuntut ilmu ke luar negeri di Amerika Serikat. Bagi ortu mengirimkan anak adalah sebuah kebanggaan, sekaligus asa dan citacita demi masa depan sang Anak. Kehidupan di dunia memang hitam putih, tak ada yang sempurna juga kehidupan akan datang selalu mengalami proses dan kita tak tahu apa yang terjadi. Satu dua tahun dilalui tanpa noda. Namun menginjak tahun ketiga, David terbuai narkoba karena terpengaruh lingkungan dan teman-teman yang sudah kecanduan. Bahkan, jauh dari pengawasan ortu menjadi salah satu penyebabnya. Narkoba menawarkan kenikmatan yang akhirnya membelenggu David dalam lingkaran setan. Berawal hanya dari tawaran teman menjadikannya seorang pecandu narkoba, yang rutin mengkonsumsi barang berbahaya ini. Uang, biaya hidup dan segala kebutuhan dari ortu dipakai untuk membeli narkoba. Semula hanya ganja, meningkat blue ice atau shabu dan terakhir kelas berat putau. Keluarga di Bintaro tidak mengetahui kondisi David yang sudah menjadi pemadat. Krisis ekonomi tahun 98 di Indonesia mengakibatkan perubahan pada ekonomi keluarga. David diminta pulang ke rumah. Namun pergaulan di Jakarta, ternyata tak jauh berbeda. David kembali jatuh pada lingkaran narkoba. David kerap sakau dan menjadi pecandu berat. Ironisnya barang haram itu malah ditawarkan kepada adiknya, Richard yang masih duduk dibangku SMA. Aktivitas itu lama-kelamaan mulai diketahui sang ibu. Seringkali ibunya menemukan aluminium foil (alat nar8

Edisi 19 >< Agustus 2013

Foto Ilustrasi

koba) di kamar David. Saat ditegur, David kerap marah tak terkendali. Lebih parah lagi, nekad menjual barang dan perabotan rumah hingga mencuri uang milik ortunya, hanya untuk mendapatkan paket heroin yang harganya sekitar Rp 2 juta untuk sekali pakai, yang dipakai dengan adiknya Sepandai-pandai sembunyikan bangkai akhirnya kecium juga. David dan adiknya Richard ketangkap basah saat David sakau. Melihat anaknya menjerit kesakitan, sang ibu pun tidak kuasa menahan pergumulannya. Separuh jiwanya seperti hilang. David dimasukan ke dalam panti rehabilitasi. Hingga empat kali dirinya keluar masuk panti tersebut dan terus menerus terjerumus dalam narkoba. Keluarga pun terpuruk dan selalu saling menyalahkan. Keharmonisan keluarga terancam. Ditengah kondisi seperti sang suami begitu tertekan hingga meninggalkan istri dan kedua anaknya. Hal inilah yang membuat ibu David mengaku gagal, karena kondisi anaknya yang pecandu narkoba. Sebuah rencana jahat muncul di benak sang ibu untuk bunuh diri. Namun hal itu diurungkan. Putus asa karena pergumulan terus

terjadi, sang ibu hanya bisa pasrah. Tetesan air mata tak terbendung, jika melihat nasib anaknya. "Di saat kepasrahan itu muncul miracle, seperti ada yang menuntun saya agar berdoa dan mendekatkan diri kepada sang Pencipta. Meminta ampun, pertolongan, petunjuk dan tabah menghadapi cobaan," papar wanita yang berusia 50 tahun, yang namanya enggan disebutkan. Kuasa Tuhan pun berkata lain. Perubahan kehidupan terjadi. David menyesal atas kesalahannya. David ingin bebes merdeka dari jeratan narkoba yang menghantui selama ini. Secara bertahap David akhirnya meninggalkan dunia narkoba. Lepas dari barang laknat memberi semangat baru bagi keluarga ini. Namun cobaan hidup datang kembali setelah sang anak bungsu, Richard ditemukan tergeletak dipinggir jalan dengan keadaan koma, mulutnya berbusa dan dilarikan ke rumah sakit, namun nyawa tak tertolong. Sang ibu pun lemas dan meratapi nasib anaknya yang malang. Sang kakak pun mengaku salah besar karena mendidik adiknya dengan barang laknat, dengan cara yang sesat dan menghancurkan masa depannya. *MU02


LAPORAN UTAMA

BENNY PATTINASARANI

Dulu Pecandu Kini Pengerak Anti Narkoba N

ama Ronny Pattinasarani, d ise-pakbola nasional tak asing lagi. Sang macan lapangan yang meninggal dunia 19 September 2008, namanya terus meleganda. Di saat naik daun, ada sisi suram dalam kehidupannya. Dua anak lelaki yang disayangi jadi pecandu narkoba. Kini sang anak sudah merdeka dari jeratan narkoba, malah jadi penggerak anti narkoba. Sejak duduk di Sekolah Dasar kelas 5 tahun 1996, Benny Pattinasarani, anak pertama Ronny Pattinasarani, sudah kenal narkoba. Kala itu, seorang pedagang minuman di sekolah memberi pil cuma-cuma. Katanya permen. Benny tak menolak, karena kenal akrab,Pil itu membuat keenakan, hingga diberi gratis beberapa kali. Lantas wajib beli. "Kalau nggak salah pil sejenis nipam, megadon, BK atau leksotan. Usia menelan, pikiran tenang," paparnya. Benny juga berteman yang suka merokok. Awalnya tak terpikat, tapi rasa penasarannya akhirnya ikut-ikutan merokok yang dilakukan sembunyi-sembunyi. Dari meminum pil, merokok beralih ganja, ekstasi saat di SMP. Saat SMA meningkat lagi ke shabu hingga heroin. Semula hanya ingin rasa tahu narkoba, karena masa itu penyuluhan bahaya narkoba belum segencar saat ini. "Jadi banyak yang nggak tahu apa itu narkoba," kenangnya mengingat masa lalu. Dari rasa cuma ingin tahu, efek addicted narkoba mulai terasa sehingga menjadi pecandu kelas berat. Dari sebulan sekali menjadi seminggu sekali. "Semula kedua orang tua tak tahu, saya terjerat narkoba. Karena saya ini anak mbandel. Hari Senin sampai Jumat saya sekolah seperti biasa namun Sabtu Minggu saya mabok-mabokan diluar rumah," ungkapnya. Suatu hari, Benny bangun tidur merasakan badan meriang, mual,

keringat dingin. "Ini namanya sakaw, badan sakit semua dari kepala sampai kaki semuanya sakit, ngga bisa bergerak, makan minum muntah. Saya sadar, saya ketergantungan sama narkoba," ucapnya dalam hati. Semula narkoba yang dipakai rasanya enak, jadi tidak enak. Semula dianggap menghilangkan stress malah jadi ketergantungan. Akhirnya dari mengkonsumsi narkoba seminggu sekali menjadi 2 jam sekali, dengan membeli narkoba yang saat itu atau 16 tahun lalu harganya Rp200.000 sekali pakai. "Semula mendapatkan uang sangat muda, karena saya diberi uang jajan sekolah lumayan banyak. Apalagi papa saya menggapai puncak karirnya di PSSI sebagai pemain juga pelatih. Namun saya juga punya penghasilan sendiri gabung dengan sebuah band di kafe dan pub di Jakarta," ucapnya. Karena ketahuan pakai narkoba, Benny kena DO di kampusnya. Juga dipecat dari pekerjaan . "Saya pusing karena nggak ada penghasilan, sementara ketagihan tak bisa

dihentikan. Salah satu jalan satu persatu barang di rumah saya ambil dan saya jual untuk beli narkoba," lanjut Benny. Sepandai-pandai menyimpan bangkai akhirnya tercium juga. Orang tuanya tahu perbuatannya. Hubungan anak dan bapak pun kian renggang, karena berantem setiap hari. Malah nyaris bunuh-bunuhan karena sama-sama pegang pisau. Akhirnya Benny milih kabur dari rumah untuk cari jalan sendiri. Benny kabur ke rumah sang bandar. Semula ditolong dengan cara gratis, tapi lama-lama tidak diberi. Akhirnya, Benny menjalani menjual narkoba agar bisa mengkonsumsi narkoba. Hidup di jalanan pun dijalani. Sewaktu nonton acara televisi, Ronny Pattinasarani menjadi pembicara mengatakan rela kehilangan semuanya, rela tinggalkan pekerjaannya, rela kehilangan kesenangannya cuma tidak rela kehilangan cinta kasih dan kasih sayang anak-anaknya dan keluarga. Benny menangis dan pulang ke rumah sambil memeluk ayahnya untuk meminta maaf. Benny pun masuk rehabilitasi. "Saya menjalani kehidupan baru lagi, dengan meninggalkan dunia kesenangan yang sesat. Saya menjalani hidup normal dan sempat ke luar negeri untuk belajar sekaligus meninggalkan lingkungan yang bergelut dengan narkoba," katanya sambil bebas narkoba karena timbul dari kesadaran yang mendalam. Kini, Benny sudah hidup normal, merdeka dari belenggu narkoba dan hidupnya dihabiskan untuk kegiatan sosial memerangi narkoba. Melalui penyuluhan, aktifitas anti narkoba dan membagi pengalaman buruk masa lalu kepada anak-anak, pelajar dan mahasiswa dengan memberi pesan jangan sekali-kali mencoba dengan narkoba, sarannya serius. *MU02 Edisi 19 >< Agusutus 2013

9


BERITA UTAMA

Kepala BNN Anang Iskandar:

Mempidanakan Pecandu Tak Selesaikan Masalah

Penandatanganan Nota Kerja Sama antara BNN dengan BPKP yang di selenggarakan di Kantor BPKP, Jakarta.

P

erhatian Badan Narkotika Nasional (BNN) terhadap pecandu, penyalahguna dan korban narkotika, sangat mendalam. Pasalnya hingga kini, masih banyak yang dijebloskan ke penjara ketimbang direhabilitasi. Indonesia kini menghadapi permasalahan korban narkoba yang sangat serius. Sekitar 4 juta korban penyalahguna Narkoba tersebar di republik ini. Sayang, yang mendapat terapi dan rehabilitasi sekitar 18.000 atau 0,47%. Jadi masih sangat sedikit. Kondisi ini jelas sangat memprihatinkan, karena sebagian besar belum dapat terlayani. Dikhawatirkan terus mengkonsumsi Narkoba, ungkap Kepala BNN, Drs. Anang Iskandar, SH.MH, saat penandatanganan MoU antara BNN dan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), di Gedung BPKP Jakarta, Selasa 16 Juli 2013. Diakuinya, selama ini lebih memilih mempidanakan pecandu, penyalahguna dan korban Narkoba daripada merehabilitasinya. Kondisi ini tidak memecahkan masalah dalam penanganan Narkoba. “Rehabilitasi dan Penindakan hukum harus menjadi panglima bersama, untuk mewujudkan Indonesia Negeri Bebas Narkoba,” tandas jenderal bintang tiga. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika mengamanatkan kepada pemerintah, agar memberikan layanan rehabilitasi kepada pecandu, penyalahguna dan korban Narkoba. Guna mendukung program rehabilitasi, perlu kesadaran pecandu dan orang tua untuk melaporkan anaknya yang jadi korban barang sesat. Laporannya kepada Institusi Penerima Wajib Lapor di Puskesmas, Rumah Sakit Pemerintah yang tersebar di 33 provinsi, dan poliklinik BNN. “Korban narkoba pasti 10

Edisi 19 >< Agustus 2013

memperoleh layanan rehabilitasi. Percayalah, tidak akan dikenakan proses hukum pidana, bahkan BNN menyediakan pelayanan rehabilitasi secara cuma-cuma,” papar Anang serius. Kepala BNN juga mengungkap, perkembangan jenis narkoba juga sangat cepat. Di Indonesia ada 21 macam Narkoba jenis baru yang ditemukan laboratorium BNN, dan di-create sindikat Narkoba. Di dunia ditemukan sebanyak 251 narkoba jenis baru yang sengaja dibuat untuk menghindari jeratan hukum yang telah diatur Undangundang di setiap negara. “Masalah ini harus mendapat perhatian serius dari semua pihak, dengan melakukan langkah proaktif dan antisipatif. kita tidak bisa perang lawan Narkoba sendirian. Kita harus terus menerus melibatkan dan mendorong masyarakat baik secara individu, kelompok, instansi tingkat pusat maupun daerah melakukan upaya pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba,” ujarnya. Terkait penandatanganan Nota Kesepahaman, hal ini sebagai wujud nyata kebulatan tekad dan komitmen bersama dalam perang melawan Narkoba secara bersamasama. "Ada beberapa kondisi dan situasi yang perlu kita tekankan secara khusus untuk mendapatkan pemikiran dan langkah agar permasalahan Narkoba di Indonesia dapat diselesaikan dengan baik," lontarnya. Kerja sama sinergis antara instansi pemerintah dengan BNN merupakan sebuah keniscayaan, yang harus dilakukan. Mengingat, tidak ada satu lembaga yang bisa mengatasi masalah secara sendiri. Apalagi masalah Narkoba bersifat global dan kejahatan luar biasa (extra ordinary crime), sehingga penanganannya harus dilakukan secara global, cara-cara luar biasa dengan mengedepankan prinsip common and shared responsibility, paparnya. BNN sangat mengapresiasi BPKP, yang bersedia kerja sama. BPKP akan memberikan kontribusi kepada BNN yakni, pendampingan dalam penerapan sistem pengendalian interen pemerintah (SPIP), pendampingan dalam penerapan manajemen pengelolaan keuangan yang transparan dan akuntabel, pendampingan dalam penyusunan laporan keuangan dan pengelolaan Barang Milik Negara (BMN), Juga pendampingan review laporan keuangan, peningkatan kompetensi dan kapasitas SDM di bidang pengawasan melalui penyelanggaraan pendidikan dan pelatihan, audit bersama dan bantuan audit atas program strategis. BPKP juga buat program pencegahan menggunakan narkoba serta merehabilitasikan pegawai jika terlibat narkoba. "Melalui kerja sama ini upaya pencegahan, pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkoba berjalan kian efektif," harapnya. *MU PAS


BERITA UTAMA

Edisi 19 >< Agusutus 2013

11


BERITA UTAMA

Tiga tersangka pengedar sabu seberat kurang lebih 5.886 gram berhasil diamankan oleh pihak BNN di Banjarmasin, Senin (15/7). Selain itu pihak BNN selain mengamankan barang bukti berupa sabu, menyita juga uang sebesar 1,5 miliar, BPKB, Hand Phone, tabungan dan kartu ATM.

TIGA KAKAK BERADIK

Pemain Baru Pengedar Narkoba di Banjarmasin Mati satu tumbuh seribu. Ungkapan ini sangat tepat bagi pengedar narkoba di Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Meski beberapa penjahat barang laknat ditangkap, ternyata muncul generasi baru sebagai lokomotif penggerak bisnis ilegal ini. Tiga kakak beradik mengaku jadi pengedar baru, baru dua tahun lalu.

S

aat kumandang adzan Magrib, Jumat 5 Jumat 2013 sekitar pukul 16.15 WITA, seorang lelaki berjalan sendiri sambil mondar12

Edisi 19 >< Agustus 2013

mandir di sebuah lapangan sepi di Jalan Adhyaksa, Banjarmasin. Petugas yang kebetulan melintas di kawasan itu, curiga dengan sikap

lelaki yang mencurigakan karena mencari sesuatu. Lantas mengawasi dari jauh. Lelaki itu kemudian mengambil sebuah paket kecil yang dibungkus rapi. Petugas langsung menggerebeknya. lelaki itu kaget dan berusaha melarikan diri, namun gagal dan berhasil diringkus tanpa melakukan perlawanan. Dari tangan lelaki itu, petugas menemukan paket bungkusan plastik berisi kristal putih bening


BERITA UTAMA yang diduga kuat narkotika jenis shabu. Saat ditanya petugas, Rudi Junaidi (35), warga Komplek Budaya Dahlia Banjarmasin Barat mengakui bahwa bungkusan itu narkoba jenis shabu seberat 50 gram, milik Irwindy alias Windy alias Dudus (33) untuk diserahkan kepada pemesannya. Petugas kemudian melakukan control delivery dengan mengajak Rudi untuk menyerahkan barang pesanan itu. Rudi bergerak menuju Banua Anyar, Jalan P. Hidayatullah Banjarmasin. di Jalan itu, Rudi meletakkan paket bungkusan ditempat yang sepi. Setelah itu, langsung pergi. Tak lama kemudian, muncul seorang lelaki yang datang mengambil paket bungkusan itu. Saat mengambil barang, polisi langsung meringkusnya. Lelaki yang bernama Hendra Pribadi alias Cungkring (28), hanya benggong dengan kedatangan petugas didampingi Rudi yang tangannya sudah diborgol. Keduanya digiring ke kantor Polisi untuk dimintai keterangan. Malam itu juga, petugas menggeledah rumah Rudi dan tidak menemukan apa-apa. Namun di rumah kontaran Hendra Pribadi alias Cungkring (28), warga Jalan Jahri Saleh, Banjarmasin Utara. ditemukan narkoba jenis shabu seberat 5,836 Kg serta 91 butir pil ekstasi. Petugas juga memburu Irwindy alias Windy, sang bandar narkoba di Kalimantan Selatan. Dan berhasil ditangkap di rumahnya Jalan Malkontenmon Permai, Banjarmasin, tanpa melakukan perlawanan. Dalam penggeledahan di beberapa rumah mewah milik Windy, petugas menyita uang tunai senilai Rp 1,5 miliar, 6 buku rekening, 17 jenis perhiasan bernilai ratusan juta, 6 sertifikat hak milik, 2 unit mobil CRZ warna kuning dan Honda Jazz warna putih, 5 buah BPKB sepeda motor, 5 buah BPKB mobil, dan 11 handphone. "Ternyata ketiga lelaki yang kita tangkap itu, memiliki hubungan darah yakni kakak beradik. Dalam melakukan transaksi mereka berpura-pura saling tidak kenal, tidak saling tatap

BNN melakukan press rilis terhadap pengungkapan kasus penyelundupan narkotika golongan I jenis sabu seberat 5.109,1 gram dan 9.107 butir pil ekstasi asal Malaysia, Rabu (17/7) di kantor BNN RI.

muka. Modusnya juga unik. Barang ini diletakan di tempat sepi dan kemudian diambil oleh seorang kurir," papar Kepala Bagian Humas BNN, Kombes Sumirat Dwiyanto, dalam konferensi pers di Gedung BNN, Jakarta, Senin 15 Juli 2013. Sumirat melanjutkan, selain menyita narkoba jenis shabu dengan berat total 5,8 kilogram, 91 pil ekstasi dan menahan tiga tersangka pengedar, petugas juga menyita sejumlah harta milik I bernilai miliaran rupiah yang diduga hasil dari bisnis narkoba selama dua tahun. "Harta kekayaan itu disita negara, dan ketiga tersangka ditahan di BNN Cawang Jakarta Timur. Mereka bertiga dijerat Pasal 114 Undang-undang nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika, dan tindak pidana pencucian uang. Ancamannya hukuman pidana mati atau kurungan penjara seumur hidup. Ikuti Jejak Saat jumpa pers di BNN, Rudi mengaku sebagai kakak dari Windy yang sudah dua tahun berbisnis narkoba. Dan baru mengikuti jejak sang adik sebulan belakangan sebagai pengantar paket narkoba karena lama menganggur dan tidak punya pekerjaan tetap. "Jadi kurir berapa sih pak bayarannya, meski

yang punya bisnis adik sendiri," ucap Rudi polos. Sementara Windy tak banyak bicara dan memilih bungkam. "Keterangannya sama dengan penjelasan bapak tadi," ucapnya singkat. Ditanya soal shabu yang didapat? Winduy mengaku dari Jakarta. "Pesannya via telpon, lalu dipaketkan," jawabny Lelaki kelahiran Banjarmasin yang sebelumnya pedagang HP bekas mengaku pemain baru dalam menjadi pengedar narkoba. "Baru satu dua tahun," cetusnya sambil meninggalkan ruangan. Menurut keterangan teman akrab Windy yang tak mau disebut namanya, kakak beradik semula tinggal di rumah kecil Jalan Dahlia Gang Budaya Banjarmasin. Mereka orang baik, pendiam dan tak pernah bikin masalah. Windy merupakan pedagang handphone bekas dan aksesori yang pernah sukses di Pasar Tungging, Belitung Darat Banjarmasin. Selepas tidak lagi menjual handphone bekas, namun setahun terakhir gaya hidup kakak beradik berubah drastis. Khususnya Windy yang memiliki banyak mobil, juga rumah yang elite di kawasan perumahan mewah di Banjarmasin. *MU02 Edisi 19 >< Agusutus 2013

13


BERITA UTAMA

Waspadai 21 Jenis Zat Psychoactive Baru Peregang Nyawa Masuk ke Indonesia! Keempat; Mephedrone. Memiliki efek yang sama dengan MDMA, amphetamine dan cocain. Selain itu juga bersifat stimulant, euphoria, dilatasi pupil, susah berkonsentrasi, halusinasi, susah bernafas, menaikkan tekanan darah dan efek yang sejenis dengan ekstasi/MDMA. Kelima; Pentedrone. Efeknya adalah stimulant dan bersifat psychoactive.

Brigjen Pol Drs. Siswandi Direktur Peran Serta Masyarakat BNN

S

etelah sebelumnya telah dirilis sebanyak 14 jenis zat baru psychoactive yang telah diperiksa UPT Laboratorium Badan Narkotika Nasional, kini pada perkembangan terbaru kembali melaporkan 7 tambahan zat psychoactive yang sudah beredar di Indonesia hingga awal Juli ini. Secara keseluruhan telah berjumlah 21 zat baru psychoactive yang sudah masuk ke Indonesia. Berikut penjelasan dari masing-masing psychoactive tersebut: Pertama; Benylpiperazine yang disebut sebagai recerational drugs. Memiliki efek euphoria dan stimulant. Akibat lainnya adalah persepsi terhadap warna, rasa, musik yang secara subyektif dapat berlangsung selama 4-6 jam. Kedua; Para-methoxymethamphetamine. Merupakan recreational drugs bersifat stimulant dan memiliki kecenderungan menghasilkan beberapa kasus hyperthermia pada dosis rendah. Selain itu PMMA meningkatkan tekanan darah sehingga membahayakan kerja jantung. Ketiga; Methylone. Recreational drugs bersifat stimulant yang menyebabkan euphoria atau disphoria, susah tidur, halusinasi, menaikkan tekanan darah, hypertermia dan anorexia. 14

Edisi 19 >< Agustus 2013

Keenam; 4-methyl-N-ethylcathinone. Sama halnya seperti pentedrone yaitu adalah stimulant dan tergolong entactogen drugs, yaitu yang bersifat psycoactive. Ketujuh; N-ethylcathinone. Seperti pentedrone, yaitu efek adalah stimulant dan tergolong entractogen drugs yang bersifat psycoactive. Kedelapan; MDPV. Merupakan recreational drugs yang bersifat stimulant, efek euphoria, menaikkan tingkat kesadaran, menaikkan energi dan motivasi, menaikkan tingkat konsentrasi, menaikkan efek seksualitas, hilangnya keinginan untuk makan dan tidur. Kesembilan; JWH-018. Merupakan cannabinoid sintetik generasi pertama yang memiliki efek sama dengan mariyuana dan di otak menempati reseptor agonis cannabinoid. Kesepuluh; XLR-11. Merupakan cannabinoid sintetik generasi ketiga yang memiliki seperti mariyuana dan di otak menempati reseptor agonis cannabinoid. Kesebelas; 2-CB. Merupakan recreational drugs yang berefek halusinasi dan stimulant seperti MDMA atau ekstasi. Kedua belas; DOC. Efeknya seperti amphetamine yang mempengaruhi tingkah laku dan persepsi di otak, meningkatkan efek visual penglihatan, menaikkan kewaspadaan terhadap suara dan pergerakan serta euphoria. Ketiga belas; Mitragyna. Adalah

zat terkandung dalam daun tanaman ketum/kratom yang memiliki efek depresi, ketergantungan, rasa sakit yang kronis, menaikkan tekanan darah, susah tidur. Efek tersebut mirip dengan opiat dan cocain. Keempat belas; DMA atau dimethamphetamine. Merupakan stimulant yang efeknya lebih rendah dibandingkan methamphetamine maupun amphetamine dengan potensi sedikit ketergantungan. Namun efek adiksi tersebut masih ada dan cukup membahayakan. Kelima belas; Synthetic Cannabinoids. Terdiri dari 60 jenis, dimana 2 jenis yakni JWH-018 dan XLR-11 telah beredar di Indonesia. Keenam belas; Synthetic Cathinones. Sudah ada 6 jenis zat masuk ke Indonesia, yaitu MDMC (methylone), 4-MEC, N-ethylcathinone, pentedrone, 4-MMC (metedrone), MDPV. Dari keseluruhan zat sebanyak 44 jenis. Ketujuh belas; Phethylamines. Ada 6 jenis di Indonesia hingga awal Juli, antara lain DMA, 2-CB, DOC, PMMA, 5-APB, 6-APB. Untuk jenis zat ini di dunia ada 58. Kedelapan belas; Piperazines. Sudah 3 jenis ditemukan peredarannya di Indonesia mencakup, benzilpiperazine -zat ini sejak 2007 sebetulnya sudah dilarang di Indonesia-, chlorophenilpiperazine, trifluoro-methylphenilpiperazine. Zat psychoacative ini berjumlah semuanya 12 jenis. Kesembilan belas; Plant-based materials. Ada 2 jenis di Indonesia yaitu catha edulis dan mytragina speciosa. Sedangkan jenisnya sebesar 20 klasifikasi. Kedua puluh; Ketamines. Zat ini sejak 2007 telah dinyatakan sebagai kriteria dalam golongan peraturan obat keras di Indonesia. Kedua puluh satu; Miscellaneous. Sudah masuk ke Indonesia 1 jenis adalah methyl-tryptamine.


BERITA UTAMA

Direktur Peran Masyarakat BNN, Brigjen Pol Drs. Siswandi saat diskusi dengan para tukang ojek.

Tukang Ojeg Tunggu BNN Datang Lagi Berikan Pemahaman Narkoba M

araknya peredaran narkoba bukan hanya menembus lapisan kalangan kelas atas saja, yang selama ini dinilai memiliki uang cukup dan pergaulan elitis. Tetapi juga narkoba kini telah menjangkau golongan masyarakat menengah serta profesinya. Ter-masuk kalangan pengojek. Itulah dirasa perlu pemahaman yang komprehensif dari orang-orang yang selama ini bekerja menawarkan jasa transportasi motornya untuk berperan memerangi narkoba. “Semua lapisan masyarakat, termasuk tukang ojek sekarang harus tahu kalau masalah melawan narkoba adalah juga tugasnya,” ucap Direktur Peran Serta Masyarakat Badan Narkotika Nasional (BNN) Brigjen Pol Drs Siswandi saat memberikan penyadaran anti narkoba kepada puluhan pengojek yang biasa ada di bilangan Jakarta Selatan, tepatnya sebelah kantor Polsek Prapanca, Minggu (21/7), sambil menunggu waktu

berbuka puasa bersama,. Menurut Siswandi, modus kerja peredaran narkoba oleh bandar beragam cara. Salah satunya bisa saja dengan memanfaatkan pengojek untuk mengantarkannya. Entah langsung membocengkan atau sekadar dimanfaatkan sebagai kurir. “Abang-abang harus bisa melihat hal yang mencurigakan dari narkoba. Jangan sampai nanti karena pengojek tidak tahu, lantas dijebak menjadi terlibat kasus narkoba,” tandas Siswandi. Menggalang seluruh komponen pengojek, jika perlu seluruh Indonesia, merupakan langkah efektif dalam cegah tangkal maraknya narkoba di masyarakat. Begitu pula pada akhirnya pengojek, ujar Siswandi, dengan solidaritasnya akan berperan aktif sendiri untuk memberantas penyalahgunaan narkoba. “Jangan sampai kejadian seperti di Taman Sari Jakarta Barat terjadi lagi, dimana tukang ojek digunakan sebagai pengantar dan penjemput

barang haram itu,” imbuh Siswandi. Rasa antusias dan penuh semangat mengikuti diskusi anti narkoba ditunjukkan puluhan pengojek. Keingintahuan pengojek mengenai bahaya narkoba, baik penyalahgunaannya serta modus operandinya, tampak dari raut wajahnya. Bahkan Nasrul, yang sehari-hari ‘bertugas’ di pangkalan ojek lingkungan itu, mengaku sekarang pemikirannya menjadi terbuka mengenai narkoba. Bukan hanya itu, manfaat yang ia rasakan dalam mengikuti diskusi ini begitu menambah wawasannya. “Tadinya saya sempat takut sewaktu dapat informasi ada pihak BNN mau datang. Saya pikir bakal ada pemeriksaan dan berhubungan dengan kasus narkoba, ternyata memberikan informasi berharga. Menambah pengetahuan untuk kami dan kami harap BNN bersedia berikan hal semacam ini lagi,” terang Nasrul. *MU RUL Edisi 19 >< Agusutus 2013

15


BERITA UTAMA

Terpidana Kasus 1,4 Juta XTC Freddy Budiman saat meendengarkan putusan Vonis Mati. INZET: Freddy Budiman.

FREDDY BUDIMAN

Raja Sejuta Ekstasi Divonis Mati Pengadilan Negeri Jakarta Barat kembali melukis sejarah baru, dengan menjatuhkan hukuman mati kasus narkoba. Amar putusan majelis hakim juga menyebut pencabutan enam hak dasar warga negara bagi terdakwa. Putusan pencabutan hak ini, merupakan pertama kali terjadi di Republik Indonesia.

F

reddy Budiman alias Budi, nampak duduk tak tenang setelah majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Barat, membaca amar putusannya yang mencabut enam hak dasar sebagai warga negara terhadap Freddy. Lelaki bertubuh besar juga nampak tak kosentrasi dengan menoleh ke kiri kanan dan 16

Edisi 19 >< Agustus 2013

belakang, juga sekali-kali menggerakgerakan kedua kakinya. Apalagi saat majelis hakim menjatuhkan hukuman mati dan denda Rp 10 miliar, Freddy yang berpakain putih polos dan celana jeans dan pakai sandal hanya benggong mendengar utusan itu. Usai pembacaan vonis, Freddy juga tampak berkonsultasi

dengan kuasa hukumnya. Namun, dia menyatakan belum memutuskan apakah akan mengajukan banding atau tidak. "Hukuman itu setimpal dengan perbuatannya karena memiliki 1.412.476 butir ekstasi yang diimpor dari China. Padahal, saat itu terdakwa Freddy berada di dalam Lapas Cipinang," papar Haswandi, Ketua Majelis Hakim, saat membacakan vonis, Senin, 15 Juli 2013. Majelis Hakim juga mengatakan tidak ada hal-hal yang bisa dianggap meringankan bagi hukuman terdakwa. Justru perbuatannya sangat memberatkan karena mengimpor


BERITA UTAMA ekstasi yang dapat menghancurkan mental generasi dan perbuatan itu melangar hukum. Juga dilakukan berulang kali. Terkait hak-hak dasar sebagai warga negara yang dicabut, kata hakim Haswandi, karena terdakwa Freddy kembali mengulangi perbuatannya di dalam lembaga pemasyarakatan. Pencabutan enam hak dasar warga negara, merupakan hukuman tambahan atas vonis mati yang diterima Freddy. "Pencabutan hak-hak itu sesuai dengan aturan yang terbukti dalam persidangan," jelasnya. Keenam hak dasar itu adalah pencabutan hak untuk menjabat segala jabatan, hak untuk masuk ke dalam institusi angkatan bersenjata, hak memilih dan dipilih dalam proses demokrasi, hak untuk menjadi penasihat atau wali pengawas bagi anaknya, hak penjagaan anak, dan hak mendapatkan pekerjaan. Juga, lanjut majelis hakim, mencabut hak komunikasi bagi Freddy karena terbukti memiliki 40 unit telepon genggam saat berada di dalam tahanan. Selama ini, dengan memiliki alat komunikasi handphone, terdakwa bisa dengan mudah membeli dan mendapatkan narkoba untuk diedarkan di luar penjara melalui kaki tangannya. "Pencabutan hak memiliki alat komunikasi, terdakwa Freddy tidak bisa lagi mengulangi perbuatannya sampai pelaksanaan hukuman mati," ungkap hakim sambil mencantumkan pelanggaran pasal 114 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. Dalam persidangan terungkap, Pada 28 April 2012, sebuah kontainer dengan nomor TGHU 0683898 diangkut kapal YM Insctruction Voyage 93 S, berangkat dari pelabuhan Lianyungan, Shenzen, Cina dengan tujuan Jakarta. Pada 8 Mei 2012, kapal tiba di Pelabuhan Tanjung Priok dan kontainer yang diangkut kapal itu dibongkar pada pukul 22.00 WIB. Ternyata kontainer berisi pakan ikan dan aquarium belum mengantongi ijin adminstrasi sehingga tidak bisa keluar dari area pelabuhan. Freddy yang ditahan di Lapas Ci-

I,4 Juta Butir XTC milik Freddy Budiman yang berhasil di ungkap oleh BNN.

pinang mengontak temannya Antoni untuk meminta bantuan pengurusan adminstrasi kepada Supriyadi (diadili secara terpisah di Mahkamah Militer), oknum anggota Primer Koperasi Kalta dengan memalsukan tandatangan kepala koperasi Primkop Kalta dan menambahkan tulisan institusi Bais TNI pada nama koperasi tanpa sepengetahuan dan seizin dari pimpinan Bais. "Terdakwa membayar uang sebesar Rp 90 juta atas jasa pengurusan kontainer," kata hakim. Setelah surat keluar, pada 25 Mei 2012, sekitar pukul 18.00 WIB, kontainer dikeluarkan dari Pelabuhan Tanjung Priok untuk dikirim ke gudang penimbunan di Jl Kayu Besar Dalam 99 No 22 RT 11/ RW01, Cengkareng, Jakarta Barat. Namun saat dalam perjalanan ke tempat tujuan kontainer, petugas berhasil menangkap supir kontainer Abdul Syukur (dijatuhi hukuman seumur hidup) dan kernetnya A di jalan pintu masuk Tol Bintang Mas, Ancol Pademangan, Jakarta Utara pukul 18.45 WIB. Malam harinya, sekitar pukul 20.15 WIB, petugas menangkap M di pintu keluar Tol Kamal Raya. M berperan sebagai petunjuk jalan kontainer menuju gudang penimbunan di jalan Kamal Raya No 12 A Blok I

7, Jakarta Utara. Dari hasil pemeriksaan kontainer, ditemukan 12 kardus warna coklat polos tanpa identitas. Setelah dilakukan pemeriksaan, 11 kardus berisi 12 bungkus kemasan warna kuning emas polos dan 1 kardus lainnya berisi 14 kemasan warna kuning emas polos. Setelah dilakukan penghitungan, jumlah barang bukti narkotika yang berhasil disita sebanyak 1.412.476 butir ekstasi dengan berat total 3.784.358 gram. "Sebenarnya Freddy cuma memesan sebanyak 500 ribu butir ekstasi. Namun pengirim barang malah memberi 1,4 juta butir dengan alasan terdakwa Freddy memiliki pasar narkoba yang tersebar di diskotik-diskotik di Jakarta, Bandung, Medan, Surabaya, Makassar, Bali, dan Papua. Terdakwa juga mengaku mendapatkan keuntungan 10 persen jika berhasil menjual kelebihan narkoba tersebut," ungkap ketua majelis hakim. Pada 25 Mei 2012 pukul 20.00 WIB, petugas melakukan penangkapan tersangka lainnya berinisial Supriyadi, oknum anggota koperasi Primkop Kalta dan karyawannya AR di Jl Tongkol, Jakarta Utara. Keesokan harinya, pada pukul 18.00 WIB, petugas BNN juga menangkap Edisi 19 >< Agusutus 2013

17


BERITA UTAMA Mumahammd Muktar (dihukum mati) di Jl Semper Raya. Pengusutan masih berkembang. Pada pukul 23.00 WIB, petugas BNN menangkap J di Jl Enggano Blok B No 10, Tanjung Priok, Jakarta Utara. Sebanyak 8 orang Supriyadi, RS, R, Antoni (dijatuhi hukuman mati), M, Abdul Sukur, Muhammad Muktar dan J (diadili secara terpisah). Sementara Freddy Budiman diciduk dari Lembaga Pemasyarakatan (LP) Kelas I Cipinang pada 20 Juni 2012. "Jutaan butir pil ekstasi itu ren-

cananya disebarkan kepada ratusan agen atau spesialis bandar pil ekstasi impor untuk konsumen lokasi hiburan di Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Bali, Medan, Makassar dan kota besar lainnya di Indonesia," kata majelis hakim. Vonis majelis hakim sesuai dengan tuntutan jaksa, sementara Freddy menyatakan pikir-pikir atas hukuman mati itu. Meski terdakwa ini harus mengakhiri hidupnya di ujung bedil, bekas raja copet dikawasan Wonokromo Surabaya ini, tetap saja menyalami anggota majelis hakim dan

jaksa Tedy Ardi dengan sikap biasabiasa saja. Hanya Ketua Majelis Hakim Aswandi dilewatkannya, tidak disalaminya. Freddy yang disebut sebagai raja ekstasi, karena baru pertama kali kasus jutaan ekstasi yang dibongkar di Indonesia juga anggota sindikat narkotik international, kemudian melambai tangan sebentar kepada wartawan sebelum bergegas keluar ruang sidang. Freddy juga tidak mau merespons pertanyaan wartawan yang menanyakan bagaimana sikapnya atas vonis mati. *MU02

Sebelum Vonis Mati, 18 Tahun Freddy Tak Pernah Hirup Udara Bebas

A

nggita Sari, teman istimewa terpidana mati Freddy Budiman yang selalu aktif mengikuti jalannya persidangan, sempat meneteskan air mata ketika mendengar calon suaminya dihukum mati. "Saya berharap kepada kepolisian dan pengadilan juga semua pihak agar bisa meringankan hukuman dia (Freddy-Red) karena selama 18 tahun dia tidak pernah menghirup udara bebas," komentarnya kepada wartawan usai sidang Pengadilan Negeri Jakarta Barat, Senin 15 Juli 2013. Wanita berparas cantik, berkulit putih dan bertubuh semampai akan mendesak Freddy untuk mengajukan banding agar memperoleh keringanan hukuman. Bahkan, Anggita mengaku bersedia membayar denda Rp10 miliar. Dengan sebuah harapan hukuman terhadap kekasihnya dapat diringankan. "Kasihan dia (Freddy) sudah lama hidup didalam tahanan. Karena itu, saya pribadi dan keluarga Freddy sanggup membayar denda berapapun jumlahnya, asal hukumannya bisa diringankan. Tolong jangan dihukum mati, tolong, saya minta tolong," harap Anggita yang memakai cardigan warna ungu tua dan kaos hitam. Gadis model majalah dewasa yang memiliki tato bunga di lengan kiri menceritakan, Freddy sempat ditangkap dan ditahan di Surabaya,

18

Edisi 19 >< Agustus 2013

juga Polda Sumatera Selatan terkait kasus yang sama narkoba, awal tahun 2013. Selain itu, pernah dipenjara di Rutan Salemba dan dipindah ke LP Cipinang dalam kasus narkoba. "Saya cuma bisa berharap, ini kasus terakhir bagi dia. Tidak melakukan perbuatan lagi dan insyaf atas kesalahan selama ini," harapnya sambil menambahkan sudah lama mengenal Freddy saat ditahan di Rutan Salemba, Jakarta. Pertemuan itu berlanjut dengan saling kontak hingga Freddy dipindah ke Lapas Cipinang. "Yang saya tahu, Freddy bukanlah sosok yang mudah cocok dengan orang lain, terutama wanita. Mungkin itu karena statusnya duda. Tapi dengan saya cocok. Makin lama makin intens, itu yang membuat saya dekat dan kejenjang yang lebih," tutur wanita berusia 21 tahun. Anggi membantah telah menikah secara siri dengan Freddy. "Ada rencana ke arah situ, tapi itu semula direncanakan setelah Lebaran. Namun setelah vonis mati yang diterima Freddy, rencana menjadi kabur," sambungnya sambil mengaku tetap

tegar dan terus memberikan spirit bagi Freddy terhadap vonis mati. Gadis murah senyum kini hampir setiap hari selalu membantu Freddy agar mendekatkan diri kepada Tuhan. "Keagamaannya saya bimbing lebih kuat, sudah mulai salat. Saya caranya dekatkan dia dengan Allah karena vonis hukuman mati yang menentukan bukan kepolisian, jaksa, atau hakim. Tapi masih ada jalan dari Allah," lontar Anggita yang mengaku kenal dengan model majalah hot Vitalia Shesya dan Novi Amilia. *MU02

Anggita Sari


BERITA UTAMA

4 Vonis Hukuman Mati Kasus Narkoba Dalam 1 Bulan Terakhir Rabu, 13 Februari 2013 Gan Kuo Lien alias Peter dijatuhi vonis mati oleh Hakim Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Utara. Ketua Majelis Hakim Ricard Silalahi menjatuhkan vonis mati konfrom dengan tuntutan Jaksa Penuntut Umum (JPU) Dody Leonard Silalahi, SH dari Kejaksaan Negeri (Kejari) Jakut. karena Peter terbukti bersalah melanggar Pasal 113 ayat (3)UU No35 Tahun 2009 Tentang Phisikotropika dengan barang bukti 279 kg shabu-shabu. Dalam kasus peredaran narkoba kata hakim, peran Peter adalah sebagai penyedia, pengimpor narkoba yang diedarkan oleh kedua tersangka lainnya, Jerry dan Aong. Adapun jumlah narkoba jenis shabu yang dia sediakan mencapai 279 kg dan diangkut menggunakan kontainer ke Jakarta dari Pelabuhan Guandong, China, dalam wujud pakan ikan. Dalam persidangan Peter diketahui sebagai pengimpor sebagaimana hasil persidangan yang bersesuaian dengan hasil penyidak pihak Kepolisian Polda Metro Jaya, yang berhasil menangkap Jerry dan Aong pada tanggal 8 Mei 2012, pukul 18.00 Wib. Keduanya tertangkap di kamar 508 Hotel Sano, Jalan Pluit Selatan Raya, Penjaringan, Jakarta Utara. Dari penangkapan itu, diketahui bahwa mereka hendak mengedarkan narkoba yang didatangkan oleh Peter. Rabu, 6 Februari 2013 Sebagai catatan, Peter, Jerry, dan Aong hanyalah E wee Hock alias Jerry (29) Warga Negara (WN) Malaysia divonis hukuman mati oleh Pengadilan Negeri tiga dari enam tersangka yang sudah ditetapkan pihak Jakarta Utara karena menyelundupkan 9 Kg shabu. kepolisian. Masih ada tiga tersangka lagi berinisial S, Majelis Hakim yang diketuai Hasmayetty karena W, dan C yang masuk dalam Daftar Pencarian Orang. melangar pasal 113 ayat (2) juncto Pasal 132 ayat (1) Rabu, 20 Februari 2013 tentang memproduksi, mengimpor, mengekspor atau Tan Choo Hee, warga Malaysia dihukum mati oleh menyalurkan narkotika golongan satu. Jaksa Penuntut ketua majelis hakim Henri Tarigan karena tebukti Umum (JPU) Dody Leonardi Silalahi, Terdakwa ditangkap Petugas Direktorat Satuan memiliki dan menguasai 165,04 kg shabu-shabu yang Narkoba Polda Metro Jaya sekitar Desember 2011 saat diselundupkan dari luar negeri dan akan disebarkan di mengeluarkan kontainer dari Pelabuhan Tanjung Priok Indonesia. Menurut hakim, perbuatan terdakwa dapat berisikan 234 kg shabu shabu yang dikemas dengan kardus bertulislkan makanan ikan koi dari Chin dan 210 menimbulkan malapetaka besar bagi penduduk dan ribu butir Extasi Saat itu barang tersebut dikemas dalam bangsa Indonesia. Pasalnya, narkoba itu untuk dijual karton dalam kontainer terdakwa Ahong disuruh ke masyarakat narkotika golongan satu dan mengambil barang yang sudah keluar dari Pelabuhan pemufakatan merusak generasi Indonesia, hingga sudah Tanjung Priok di Hotel Sano, Penjaringan. Di tempat ini sepatutnya diganjar hukuman berat vonis mati dan Ahong ketemu dengan E Wee Hock dan mengambil 9 seumur hidup. Jaksa Penuntut Umum (JPU) Ali Yuswandi dan Kg atau 90 ribu gram shabu. Tak lama kemudian petugas Dirsat Narkoba Polda Metro Jaya menangkap keduanya. Daswir menuntut hukuman mati. Dalam dakwaannya, Sebelumnya terdakwa Peter meminta saksi Kasmat jaksa mengtakan terdakwa sebenarnya ada tiga orang, petugas ekspedisi agar mengeluarkan kontainer yang namun satu diantaranya tewas ditembak petugas saat sudah lama tidak dikeluarkan dari dalam Pelabuhan mencoba melawan. Awalnya mereka tertangkap Tanjung Priok dengan dana Rp196,8 juta dengan petugas Bareskrim Mabes Polri usai mengkonsomsi menyebutkan barang tersebut makanan ikan koi. Petugas shabu di Apartemen Mitra Bahari Penjaringan 29 Mei sempat memeriksa petugas Bea dan Cukai Tanjug Priok 2011. Dari tangan terdakwa saat itu hanya kedapatan 4 gram. **** yang diduga ikut meloloskan barang narkoba ini. Selasa, 22 Januari 2013 Lindsay June Sandiford (56), Warga Negara Inggris divonis mati di Pengadilan Negeri Denpasar, Bali, karena menyelundupkan 4.794 gram kokain. Majelis hakim yang diketuai Amser Simanjuntak menyatakan, sependapat dengan jaksa penuntut umum (JPU) Lie Putra Setiawan. Melanggar pasal 113 ayat (2) UU No. 35/2009 tentang Narkotika yang merupakan dakwaan alternatif pertama. Lindsay June Sandiford ditangkap pada 19 Mei 2012 di terminal kedatangan internasional Bandara Ngurah Rai, Bali. Ketika itu, dia baru datang dari Bangkok, Thailand, dengan menggunakan pesawat Thai Airways nomor penerbangan TG431. Saat memasuki pos pemeriksaan, gerak-gerik terdakwa sudah menimbulkan kecurigaan, yakni tampak tergesa-gesa. Sandiford mengaku kokain yang dibawanya itu milik Julian Anthony Ponder (terdakwa dalam berkas terpisah). Dia membawa barang tersebut atas arahan Rachell Lisa Dougall (terdakwa dalam berkas terpisah). Sandiford juga mengaku bahwa yang memasukkan bungkusan kokain ke tasnya adalah Paul Beales (terdakwa dalam berkas terpisah). Berdasar keterangan itu pula, akhirnya tiga terdakwa yang lain bisa dibekuk.

Edisi 19 >< Agusutus 2013

19


BERITA UTAMA

Press Release pengungkapan Jaringan Sindikat Narkoba Yang Melibatkan Oknum TNI AU, Senin (8/7) yang di gelar di gedung BNN. Dari kasus ini BNN menyita barang bukti sebanyak 430 butir ekstasi, 97 butir happy five, dan 514,5 gram sabu.

JARINGAN PEKANBARU DIOBRAK-ABRIK

Oknum POM TNI AU Terjerat Sindikat Narkotik Narkoba kembali menelan korban. Kini korbannya, dua oknum Polisi Militer (POM) TNI AU Lanud Roesmin Nurjadin Pekanbaru. Bukan sebagai pemakai, namun pengedar barang terlarang di tempat hiburan malam. Jaringan narkotik Pekanbaru Riau pun diobrak-abrik.

S

elasa 2 Juli 2013, sekitar pukul 10.00 WIB, petugas BNN mendapat informasi ada transaksi narkoba di Jalan Sekuntum III, Pekanbaru. Sesampainya dilokasi petugas melihat seorang lelaki keluar dengan mengendarai mobil. Petugas pun membuntuti, ternyata masuk ke sebuah bengkel motor di kawasan 20

Edisi 19 >< Agustus 2013

Jala Paus, Pekanbaru. Lelaki itu bertemu dengan lelaki lain yang tengah menunggu. Setelah mereka ngobrol, tiba-tiba lelaki bergegas memasukan sebuah tas kecil merah hitam ke mobil yang dikendarainya. Kemudian mereka berdua berpencar. Saat mobil itu meninggalkan

bengkel. Petugas Badan Narkotika Nasional (BNN) menghentikan laju mobil di Jalan Arifin Ahmad Pekanbaru, Riau. Lelaki berinisial BW, yang mengaku berpangkat Sersan Mayor (Serma) dinas sebagai Polisi Militer (POM) TNI AU di Landasan Udara (Lanud) Roesmin Nurjadin Pekanbaru, sempat ngotot dengan aksi penghentian mobilnya. Namun, BW tak berkutik saat di dalam mobil digeledah ditemukan 301 butir pil ekstasi warna pink dalam mobilnya. Pengakuan Serma BW warga Jalan Ikhlas, Gg Mantri, Kelurahan Simpang Tiga, Kecamatan Bukit Raya, Pekanbaru, bahwa pil yang bikin fly rencananya diedarkan ditempat hiburan malam di Pekanbaru. Juga mengaku mendapatkan pil sesat dari RY, rekannya sesama anggota TNI AU, yang bertugas di POM AU Pekanbaru.


BERITA UTAMA Saat itu juga, petugas BNN bergerak cepat memburu RY. Tidak lama kemudian, RY ditangkap di tempat kost teman wanitanya di Jalan Jondul Baru Pekanbaru, sekitar pukul 13.00 WIB. Dalam penangkapan tanpa perlawanan, petugas tidak menemukan barang haram di kamar koskosan lelaki, yang berpangkat Sersan Dua (Serda). Pengakuan Serda RY, pil ekstasi dari seorang wanita berinisial Ny. MA alias A, warga Perumahan Teratai Garden Blok B III, Jalan Srikandi, Pekanbaru. Serda RY pun diamankan untuk dimintai keterangan. Selasa sore, sekitar pukul 16.30 WIB, Ny. MA dibekuk dengan muda. Di rumahnya, ditemukan sebanyak 502,6 gram shabu serta 68 butir ekstasi warna ungu berlogo apel. Barang laknat ini disimpan dalam brankas yang ada di dalam kamar Ny. MA. Saat penggerebekan, KS - suami Ny. MA sedang tidak ada di rumahnya. Ny. MA sempat merahasiakan keberadaan sang suami. Namun berkat kejelian petugas dan informasi, ternyata KS yang dikenal sebagai bandar narkoba di Riau, berada didalam kamar hotel yang ada di Jalan Soekarno Hatta Kavling 148 Pekanbaru. Sekitar pukul 21.00 WIB, KS ditangkap di kamar hotel itu, dan petugas menemukan 11.9 gram shabu, yang disembunyikan di dalam tas. "Pengungkapan sindikat Narkoba di Pekanbaru hasil kerjasama BNN dan TNI AU. Empat orang kita amankan bersama barang bukti shabu dan ekstasi. Dalam pemeriksaan sementara, akhirnya terbongkar jaringan lainnya," papar Deputi Penindakan dan Pemberantasan Irjen Pol Benny Mamoto dan Kepala Hubungan Masyarakat BNN Sumirat Dwiyanto di Jakarta, Senin 8 Juli 2013. Kamis, 4 Juli 2013, pukul 02.00 WIB, petugas BNN mengamankan tersangka lainnya berinisial AM, anggota sindikat narkoba lainnya di rumahnya di Jalan Taskurun, Kelurahan Wonosobo, Marpoyan, Pekanbaru. AM merupakan anak buah BW,

yang sengaja ditempatkan di club malam XP Club Jalan Sudirman, Riau. AM bertugas untuk melayani pelanggan yang memesan ekstasi dan happy five yang ada di club malam. Dari tangan AM, petugas BNN mengamankan 52 butir ekstasi dan 97 butir happy five merek Erimin, beserta uang tunai senilai Rp 5 juta. Di waktu yang bersamaan, petugas juga menangkap MS yang bekerja sebagai waitress XP Club yang saat itu melayani pesanan narkotika seseorang berinisial HS di XP Club. "Dari kedua tersangka petugas menyita barang bukti berupa sembilan butir ekstasi," papar Sumirat. Barang bukti yang diamankan seluruhnya dari pengungkapan jaringan tersebut adalah 430 butir ekstasi, 97 butir happy five, dan 514,5 gram shabu. "Seluruh tersangka dan barang bukti dibawa ke Gedung BNN untuk pemeriksaan lebih lanjut dan tanggal 7 Juli 2013 tersangka BW dan RY yang merupakan anggota TNI AU, proses hukumnya kita serahkan ke Puspom TNI AU," ungkapnya. Tolak Digeladah Petugas BNN juga menggeladah rumah Serma BW. Sayangnya, penggeledahan itu tidak berjalan mulus. Karena Erna, istri Serma BW, menolak petugas BNN masuk dalam rumahnya. Erna menggebok pagar rumahnya, dan bersembunyi di dalam kamar. "Dia bersikeras tidak membukakan pintu. Petugas BNN meminta bantuan saya untuk membujuk Erna, agar mau membuka pintu," kata Tohir tetangga Serma BW di Jalan Ikhlas, Gg Mantri, Kelurahan Simpang Tiga, Kecamatan Bukit Raya, Pekanbaru. Sekitar 30 menit Tohir membujuk Erna, akhirnya perempuan itu bersedia membukakan pintu. "Saya katakan padanya, Erna kamu minta tolong sama saya untuk ngomong sama orang BNN kan. Jadi tolong bukakan pintu, petugas BNN pusat jangan dipersulit," kata Tohir mengulang perkataannya kepada istri BW. Menurut Tohir, setelah dibukakan

pintu, petugas BNN lantas menggeledah rumah bernomor 10 yang memiliki seluas sekitar 200 meter persegi tersebut. Tohor bersama ketua RT setempat juga ikut menjadi saksi dalam proses penggeledahan tersebut. Dalam penggeledahan, petugas BNN menyita sejumlah uang tunai dan mesin penghitung uang. "Saya tidak tahu tahu berapa uang tunai yang disita dari rumah Serma BW," papar Tohir, seperti dilansir laman Tribunnews.com. Miliaran Rupiah Terkait kabar harta Serma BW yang mencapai miliaran rupiah, Puspom TNI AU akan menelusuri lebih jauh apakah hartanya dari hasil pencucian uang bisnis narkoba atau bukan. "Ini kan masih dalam pengembangan dan kita akan menindaklanjuti," papar Direktur Penyelidikan dan Pengamanan Fisik Puspom TNI AU Kolonel Sentot Adhi Kurnianto di Gedung BNN, Jakarta Senin 8 Juli 2013. Ditanya apakah wajar seorang anggota TNI AU berpangkat Serma memiliki asset miliaran rupiah, Sentot menjawab itu sangat normatif. "Kita harus lihat background-nya juga," jawabnya. Sentot berjanji pihaknya akan menghukum kedua anggotanya sesuai dengan undang-undang yang berlaku di Indonesia termasuk menggunakan undang-undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. "Sesuai komitmen kita untuk pemberantasan Narkoba di Indonesia, pasti kita akan terus dikoordinasikan dengan BNN dan pihak-pihak lain. Ini masih dalam pengembangan," ungkapnya. Ditanya apakah Puspom TNI AU akan menyasar oknum TNI AU lainnya dalam mengembangkan kasus Narkoba tersebut, ia mengatakan pihaknya tidak mau peredaran Narkoba tersebut masuk ke institusinya. "Yang jelas kita akan selalu mengembangkan masalah ini dan peredaran narkoba itu tidak sampai meluas karena ini cukup berbahaya," ucapnya.*MU02 Edisi 19 >< Agusutus 2013

21


BERITA UTAMA

SELUNDUPKAN 8,49 KG SHABU DI BAN SEREP

Sopir Angkot Tergiur Bayaran Tinggi Namanya saja sopir angkot yang kerap menerima uang recehan. Begitu meraup uang cash yang besar, akhirnya ketagihan. Malah, hasil ngantar narkoba untuk biaya nikah. Cobaan pun datang. Sang ibu kena stroke. Sang sopir angkot menerima tawaran untuk beaya berobat. Sayang keburu ketangkap.

P

ara sindikat narkotik di dalam negeri, kini memanfaatkan sopir angkutan umum (angkot) untuk melancarkan bisnisnya. Terbukti dua orang sopir angkot asal

Siantar, Sumatera Utara berinisial IN (32) dan AMP (33) warga Pematang Siantar ditangkap petugas Badan Narkotika Nasional (BNN), di sebuah hotel di daerah Plumpang Jakarta

Utara, Kamis 11 Juli 2013. "Keduanya dibekuk karena kedapatan menyelundupkan shabu seberat 5,49 Kg, yang disembunyikan di dalam ban serep mobil Avanza hitam berplat nomor B 566 KA. Mobil ini bergerak dari Medan menemuh perjalanan darat dengan tujuan akhir Jakarta," papar Kepala Bagian Humas BNN, Kombes Pol Sumirat Dwiyanto dalam keterangan pers di kantor BNN Jakarta, Selasa 16 Juli 2013.

BNN mengadakan Press Realese Pengungkapan 8,49 Shabu kg yang berhasil diungkap di Siantar Medan. Dalam pengungkapan ini petugas BNN berhasil mengamankan 4 tersangka. 22

Edisi 19 >< Agustus 2013


BERITA UTAMA Kedua sopir angkot itu, akhir Juni 2013 mendapat job dari seseorang untuk mengambil mobil di Jakarta. Usai mengambil mobil Avanza hitam berplat nomor B 566 KA, beberapa hari kemudian. IN dan AMP kembali dapat job untuk mengambil narkoba di Siantar sebanyak 8,49 kg dari seseorang yang tak dikenal di Pasar Mereng, Kisaran, Sumatera Utara. Kedua sopir angkot diminta kembali ke Jakarta, dengan membawa narkoba. Mereka memasukan shabu seberat 5,49 kg ke dalam ban serep, sisanya 3 kg shabu disimpan di rumah orang tua IN di daerah Siantar, Sumatera Utara. Selama perjalanan tak ada aral bahkan memasuki kawasan Pelabuhan Bakauhuni Lampung yang dikenal pemeriksaan sangat ketat, ternyata lolos juga meski mobil yang dikendarai dua sopir angkot ini berisi narkoba. Memang modus menyembunyikan shabu di ban serep dianggap efektif, mengingat tiga kali pengiriman selalu lolos dari pemeriksaan. Rabu 10 Juli 2013, mereka tiba di Jakarta. Dan menginap di sebuah hotel di kawasan Sunter, Jakarta Utara, sambil menunggu perintah via telepon dari sang bos. Sambil menunggu perintah, mereka berdua membongkar ban serep di tempat parkiran hotel dan shabu itu dipisahpisahkan menjadi 8 kantong. Kamis pagi 11 Juli 2013, sang bos dari Siantar mengontak IN, agar menyerahkan kepada J (41) di kawasan Mall Sunter Jakarta Utara. Penyerahan shabu dari tangan IN dan AMP ke tangan J berlangsung aman. Mereka pun berpisah. IN dan AMP kembali ke kamar hotel untuk siap-siap pulang ke Siantar, sekaligus sambil menunggu perintah selanjutnya. J lantas membagi 5,49 Kg shabu itu, ke dalam tiga tas warna biru. Rencananya narkoba itu akan diserahkan kepada beberapa orang, salah satunya BA untuk dikirim ke Surabaya maupun kota lainnya. Kamis siang J sudah janjian dengan BA (37) untuk bertemu di sebuah rumah makan Padang di kawasan Jakarta Pusat.

Dari Medan Rabu 10 Juli 2013, BA yang datang ke Jakarta dari Medan langsung menuju Stasiun Gambir dan membeli tiket kereta api tujuan Surabaya, yang akan digunakan pada Kamis (11/7) malam. Sebelum berangkat ke Surabaya, BA bertemu J di rumah makan Padang Jakarta Pusat, untuk menerima paket shabu yang ditaruh di dalam tas handbag berwarna biru berisi tiga kantong shabu seberat 2,5 Kg. Saat menyerahkan itu, keduanya ditangkap. Dari tangan BA diamankan 2,5 Kg shabu dan dari dua tas ransel milik J ditemukan 2,99 kg shabu. "Menurut pengakuan BA, shabu itu akan diserahkan kepada seseorang di Surabaya," papar Kahumas BNN Sumirat. Dalam tempo bersamaan, petugas BNN juga menangkap IN dan AMP di dalam kamar hotel daerah Plumpang Jakarta Utara. Penangkapan kedua sopir angkot itu tanpa perlawanan. Petugas juga menggeladah kamar hotel, namun tidak ditemukan barang terlarang lainnya. "Pengakuan IN, masih menyimpan shabu di rumah orang tuannya di Siantar. Petugas menggeladah di Siantar dan menemukan empat kantong paket narkotika jenis shabu dengan bruto seberat 3 Kg shabu pada Sabtu 13 Juli 2013," sambung Sumirat. Sakit stroke IN, sopir angkot di Siantar yang direkrut sindikat narkoba mengaku menjadi kurir narkoba hanya menjalankan perintah dari sang bos di Medan. "Saya tidak tahu wajah orangnya sang bos. Tugas mengantarkan melalui orang lain yang menawarkan kerjaan mengirim paket. Dia meminta nomor teleon dan tugas selanjutnya akan dihubungi via telepon," ungkap IN yang ikut hadir pada acara press release di gedung BNN Jakarta. Semula IN tidak tahu paket apa yang diantarnya. Setiap kali mengantarkan paket dari Siantar selalu disuruh menyiman di dalam ban serep. "Saya baru 3 kali kirim paket itu. Usai mengantarkan paket diberi uang Rp

8 juta, waduh jumlah sebanyak itu sangat besar dibandingkan nyopir angkot yang nggak pasti pendapatannya, kadang sepi kadang ramai," komentarnya. Dengan uang yang dikantongi itu, IN bisa menggelar resesi pernikahan dengan wanita idamannya, di kamung halaman Siantar. Usai menggelar pesta perkawinan, IN kena cobaan Ibunya kena stroke dan susah berjalan. "Saya ingin mengobati ibu saya biar sembuh. Karena itu saat ada tawaran mengambil mobil di Jakarta, job itu tidak saya tolak," lontarnya. Ternyata, sambung dia sambil sesegukan, tidak menghasilkan uang malah ditangkap. "Saya nggak tahu lagi gimana nasib penyakit ibu saya. Semoga dia lekas sembuh," katanya sambil mengaku bahwa dia tak pernah tahu kalau paket itu berisi shabu. Lain lagi dengan pengakuan sopir angkot, AMP. "Saya pernah mendapat perintah dari seseorang ke Malaysia kemudian naik pesawat menuju India untuk mengambil narkoba jenis shabu. Dari India kembali lagi ke Malaysia melalui perjalanan udara dan darat. Tugas mengambil paket itu saya diberi upah Rp20 juta," tutur AMP. Dari Negeri Jiran ini, giliran kurir dari Malaysia yang melanjutkan tugas untuk menyelundupkan shabu ke Indonesia. Selanjutnya, shabu tersebut kemudian diserahkan kepada pengendali yang sama yang memerintahkan AMP dan IN ke India. Ditanya siapa yang punya ide menempatkan shabu di ban serep? "Semua itu, atas perintah bos. Semula saya nggak tahu barang yang dibawa adalah shabu, yang harga jualnya mahal. Saya sempat unya niat jahat untuk membawa kabur shabu itu," sambungnya. Dari kasus penyelundupan shabu di ban serep, BNN menyita 8,49 Kg shabu, dengan 4 tersangka berinisial AMP,IN.JM serta BA. Dari pengungkapan kasus dengan total shabu yang sangat banyak berhasil mengagalkan 330.960 anak bangsa dari tindak penyalahgunaan narkoba di Indonesia. *MU02 Edisi 19 >< Agusutus 2013

23


BERITA UTAMA

Tersangka mantan polisi Iran Hamed Khormaei.

ari d s o l Lo dara Ban o-Hatta arn Soek

Polisi Iran Desersi Telan 40 Kapsul Shabu Penyelundupan shabu dengan modus ditelan (swallowed), kembali terjadi. Kini, mantan polisi Iran yang menjalankan aksinya. Tak ada aral rintangan bahkan hambatan, saat keluar dari penjagaan ekstra ketat di Bandara Soekarno Hatta Cengkareng. Untungnya, barang sesat belum sempat beredar sudah kebongkar.

H

amed Khormaei, warga negara Iran ini boleh disebut penyelundup narkoba yang hebat. Betapa tidak. Selain nekad menelan shabu sebanyak 40 kapsul, dan melakukan perjalanan udara 24

Edisi 19 >< Agustus 2013

selama 24 jam dari Teheran - Malaysia - Jakarta. Juga, berhasil lolos dari pemeriksaan X-Ray ditambah ketatnya penjagaan di bandara Soekarno Hatta Cengkareng. Namun kehebatannya sirna, saat

petugas Reserse Narkoba Polres Metro Jakarta Barat menangkapnya. Lelaki berperakan tinggi tegap dan brewokan dibekuk setelah petugas menerima informasi terpercaya: ada warga asing mencurigakan yang menginap di Plaza Hotel Glodok, Taman Sari Jakarta Barat. Bahkan, disinyalir akan melakukan transaksi narkoba Kecurigaan itu, membuahkan hasil setelah melakukan pemantauan mendalam. Petugas dari team I Unit I Narkoba Polres Metro Jakarta Barat, lelaki berusia 25 tahun itu, tanpa


BERITA UTAMA melakukan perlawanan. Bahkan, saat kamarnya diperiksa petugas menemukan tas kresek hitam berisi butiran kapsul warna putih kekuning-kuningan. Jumlah ada 40 butir kapsul. Satu kapsul dibuka ternyata butiran kristal putih alias shabu. "Saat ditimbang beratnya 10 gram, jadi totalnya 400 gram. Pengakuannya shabu ini diselundupkan dengan cara ditelan ke dalam perutnya," papar Kasat Narkoba Polres Metro Jakarta Barat AKBP Gembong Yudha didampingi Kaur Bin Ops (KBO) Ipda Ali B kepada majalah UNGKAP di Jakarta, Selasa 16 Juli 2013. Bapak satu anak yang tidak fasih berbahasa Inggris mengeluarkan kapsul melalui saluran pembuangan dengan makan serta minum yang banyak, setelah berada di kamar hotel The Plaza Hotel Glodok, Taman Sari, Jakarta Barat, yang masuk pada 7 Juli 2013 dan ditangkap 6 hari atau pada Minggu (14/ 7/2013) malam sekitar pukul 20.30 WIB, setelah berada di hotel tersebut "Jadi dia sendiri yang mengeluarkan 40 kapsul. Kami sempat ragu barangkali ada barang yang tersisa di dalam perutnya sehingga kami bawa ke rumah sakit untuk X-ray. Ternyata sudah bersih semua, tidak ada yang tertinggal," papar Gembong. Memang menelan shabu yang dibentuk kapsul dengan silikon memiliki resiko yang sangat tinggi. Karena jika kelamaan maka silokon akan pecah dan dapat menimbulkan kematian, sambung Gembong. Manfaatkan Kunjungan Wisata Petugas juga mengamankan paspor milik Hamed Khormaei, yang ternyata masih baru dibikin dengan status visa on arrival. Ini berarti kedatangan Hamed Khormaei ke Indonesia dengan memanfaatkan kunjungan wisata dan baru pertama kali datang ke Indonesia. "Kami ragu apakah ada penggantian paspor atau tersangka Hamed Khormaei sudah

Kasat Narkoba Polres Metro Jakarta Barat AKBP Gembong Yudha.

sering ke Indonesia. Nah ini yang tengah kami cek ke imigrasi," ucapnya. Dalam keterangannya, mantan polisi lalulintas negara Iran yang berpangkat Kopral mengaku hanya berperan sebagai kurir. Hamed hanya disuruh big bos narkoba Iran untuk mengantarkan shabu ke Jakarta. Hamed berangkat dari Teheran Iran pada 6 Juli 2013 dengan penumpang Iran Air yang transit di Kuala Lumpur dan melanjutkan perjalanan ke Jakarta. Setiba di Jakarta, Hamed menumpang taksi menuju Hotel The Plaza Hotel Glodok, Taman Sari, Jakarta Barat. Pilihan hotel itu sesuai permintaan bos narkoba di Iran, yang selalu dikontak melalui handphone. " Dia tinggal tunggu telepon dari Teheran untuk menemui orang di Jakarta. Siapa orang yang akan ditemui tersangka, apakah orang Indonesia atau warga negara asing, namun kabarnya orang India yang akan mengambilnya. Tapi hal Ini kam masih kami selidiki," kata Gembong sambil menambahkan setelah Hamed ditangkap sudah tidak ada lagi komunikasi dari Teheran. Menurutnya, polisi belum bisa

mengorek keterangan lebih dalam dari Hameed. Pasalnya, bahasa Inggrisnya berantakan juga belum ada penerjemah yang bisa menterjemahkan bahasa Iran. "Saya bakal menghubungi Kedutaan Besar Iran di Jakarta, akan membantu memberikan keterangan untuk membongkar jaringan narkoba Iran - Indonesia," lontarnya. Menurut Gembong, beberapa bulan terakhir narkoba jenis shabu kian langkah di pasaran gelap di Jakarta. Bahkan harga shabu dari Iran ini bisa mencapai Rp 2 juta per gram, karena kualitas shabunya sangat baik. "Beruntung shabu ini belum sempat beredar di masyarakat. Bukan nilai bisnisnya yang jadi perhatian, namun jika shabu ini sudah beredar maka korban pecandu narkoba semakin bertambah lagi," sambung Gembong serius. Saat ini sang kopral meringkuk dalam tahanan polres Jakarta barat untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya. Pelaku dikenakan pasal 114 Undang-undang nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika dengan ancaman hukuman mati. *MU02 Edisi 19 >< Agusutus 2013

25


LIPUTAN KHUSUS

RAZIA NARKOBA DI BULAN SUCI RAMADHAN

Wanita Hamil pun Terjaring Bulan suci Ramadhan, ternyata tak menyurutkan para pemadat barang laknat untuk berbuat maksiat. Pecandu memanfaatkan hotel, tempat hiburan malam, diskotik, kos-kosan dan rumah kontrakan untuk memuaskan nafsu sesatnya. Razia narkoba pun digelar di beberapa daerah, pada siang bolong maupun saat umat Islam melakukan sholat Tarawih.

K

amis 18 Juli 2013 dinihari, disaat umat Islam sibuksibuknya makan sahur untuk berpuasa, justru tiga orang lelaki dan perempuan menggelar pesta narkoba dan seks disebuah rumah kos ukuran 3 X 4 meter di kawasan Johar Baru Jakarta Pusat. Petugas Polsek Cempaka Putih yang aktif melakukan operasi razia narkoba, mendapat informasi masyarakat ada pesta narkoba langsung melakukan razia. Hasilnya, dua wanita seorang pria 26

Edisi 19 >< Agustus 2013

dalam satu kamar rumah kos. Mereka Susi (26) yang sedang hamil tujuh bulan, bersama teman wanitanya Nika (18) dan Haryono alias Bagong (28) ditangkap. Bahkan dari tangan mereka ditemukan 20 paket hemat shabu. Pengakuan mereka, butiran kristal haram didapat dari Ibrahim, seorang pengedar yang ada di Sumur Batu, Kemayoran, Jakarta Pusat. "Saat itu juga, kami melakukan operasi ke Sumur Batu dan berhasil menyergap

tiga pengedar dan mengamakan tujuh paket shabu,' papar Kapolsek Cempaka Putih Kompol Fitria Mega di Mapolsek Cempaka Putih Jakarta, Jumat 19 Juli 2013. Dalam tempo satu jam, Ibrahim (30) ditangkap di Sumur Batu Kemayoran. Bakan tak lama kemudian, menangkap Boim (26) dan James Siagian (30) di rumah kontrakannya di Sumur Batu, Kemayoran. Untuk mempertanggung jawabkan perbuatan, kini ke tujuh pengedar dan pemakai shabu itu mendekam di Mapolsek Cempaka Putih. Sebelumnya, Jumat, 12 Juli 2013, Petugas Kepolisian Resor Kota Pekanbaru, Riau dapat informasi A1 alias meyakinkan dari masyarakat: ada pesta shabu, juga transaksi narkoba dan seks di sebuah kamar hotel di Jalan Tanjung Datuk, Pekanbaru.


LIPUTAN KHUSUS Informasi itu sempat jadi tanda tanya, karena mana mungkin pesta shabu, saat umat Islam menjalankan ibadah puasa. Juga pesta shabu disiang bolong?. Meski demikian, petugas menindaklanjuti. Ternyata, 100 persen itu benar. Kamar hotel itu pun digerebek. Penghuni kamar sebanyak delapan orang sempat terkejut dengan kedatangan petugas. Mereka yang ditangkap WD (30), seorang wanita tengah hamil 5 bulan. Dua pasangan mesum ZK (29) dan ABG berinisal SS (20) serta lima wanita yang diduga pekerja seks komersial (PSK) yakni TBO (23), YT (31), LK (22), BTJ (36) dan MM (33). Mereka asyik pesta narkoba di bulan Ramadan. Razia yang dilakukan siang hari itu, polisi menemukan sebuah bong, korek api dan kartu remi sebagai barang bukti. Lima wanita yang diduga PSK yang menginap di hotel tersebut untuk mencari laki-laki hidung belang. Razia narkoba juga menggerebek Kampung Dalam Pekanbaru. Kampung ini dikenal sebagai sarang narkotika, dimana para pecandu dan pengedar bertemu. Warga yang tinggal di kampung ini tiba-tiba saja dibuat kaget dengan kedatangan ratusan personel kepolisian yang dipimpin langsung Kapolresta Pekanbaru Kombes Adang Ginanjar. Saat operasi berlangsung, personel menyusuri kampung yang berada di ujung Jl Sudirman, di pinggiran Sungai Siak, Pekanbaru. Tercatat 3 ribu Kepala keluarga tinggal di kawasan padat penduduk dan beberapa rumah menggunakan Closed Circuit Television (CCTV). Pemasangan kamera pengintai untuk mengetaui jika ada razia, Operasi dilakukan siang karena pihaknya berharap dapat dengan mudah menangkap apabila ada penduduk yang melakukan transaksi narkotika. Bila operasi dilakukan

Susi, wanita hamil 7 bulan yang tertangkap dalam razia narkoba.

malam hari, maka aparat terkendala dengan situasi gelap dan jalanan yang sempit. Situasi itulah yang kerap dimanfaatkan bandar agar lolos dari kejaran polisi, papar Kapolres Adang. Temuan lain dari operasi yang digelar, selain mendapatkan CCTV yang terpasang di beberapa rumah penduduk, petugas juga menemukan rumah yang memiliki empat pintu besi. "Bisa dibayangkan pintu masuk empat lapis dengan jeruji besi," kata Adang. Dalam razia ini, Polresta Pekanbaru mengamankan dua orang warga sebagai pengedar narkoba. Barang bukti yang diamakan jenis shabu dan dua puncuk air softgun. "Kami terus gencar melakukan razia penyakit masyarakat pada bulan suci Ramadan, untuk memberikan rasa nyaman dan khusyuk bagi umat Muslim dalam beribadah," sambung Kapolres. Razia di Padang Di Kota Padang, Jajaran Direktorat Reserse Narkoba Polda Sumbar, juga menggelar razia di sejumlah tempat hiburan malam, Jumat 12 Juli 2013 dinihari. Selain razia rutin, operasi ini digelar juga untuk menimalisir peredaran narkoba dan memantau

tempat hiburan di bulan Ramadan. Dalam operasi ini, melibatkan DVI Polda Sumbar, Detasemen Polisi Militer (Denpom) dan Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Sumbar. Tim gabungan mendatangi tiga tempat hiburan malam, Cafe Golden, Newface dan Grande. Hasilnya, mendapatkan seorang pengunjung cafe grande, positif menggunakan narkoba jenis shabu. Pengunjung bernama Aprilia (22), positif menggunakan narkoba setelah tim dokter dari Disaster Victim Identifikasi (DVI) Polda Sumbar memeriksanya, dengan cara melakukan tes urine di Tempat Kejadian Perkara (TKP). Aprilia, yang berstatus mahasisiwi sebuah Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di Kota Padang. Direktur Reserse Narkoba Polda Sumbar Kombes Pol. Arif Rahman Hakim, menjelaskan operasi razia merupakan program untuk menekan peredaran narkoba di Kota Padang. Sekaligus memantau cafe atau club malam yang beroperasi disaat bulan Ramadan 1434 H. “Kita berhasil mengamankan seorang perempuan yang positif menggunakan narkoba jenis shabu dalam bentuk zat ampetamin. Wanita itu diamankan, akan menjalani direhabilitasi dan wajib lapor ke tim dokter DVI,� papar Kombes Pol. Arif Rahman Hakim. Operasi di Bekasi Razia narkoba juga digelar Polsek Bekasi Kota. Hasil meringkus Poniman (44), kurir narkoba yang akan mengantarkan barang pesanan. Dari tangan Poniman diamankan satu paket shabu siap edar seberat 1 gram. "Kami tangkap pelaku Kamis kemarin sekitar pukul 18.00, usai berbuka puasa," ujar Kepala Unit Reserse dan Kriminal Polsek Bekasi Kota, Inspektur Satu Wahid Key, Jumat, 12 Juli 2013. Wahid mengatakan, pelaku yang mengaku kerap disapa Man ini meEdisi 19 >< Agusutus 2013

27


LIPUTAN KHUSUS rupakan kurir narkotik dari seorang pengedar yang hingga kini sedang diburu. "Dari pengakuannya lebih dari 10 kali. Tapi, dia hanya kurir dan kami sendiri masih memburu bandarnya," ungkap Wahid. Satuan Narkoba Polres Metro Jakarta Selatan yang juga menggelar operasi berhasil menangkap tiga pemakai narkoba jenis shabu di tempat berbeda, Selasa 9 Juli 2013 dinihari. Dari tangan ketiga pelaku, petugas menyita barang bukti sebanyak 1,25 gram shabu. Kasat Narkoba Polres Metro Jakarta Selatan, Kompol Kus Subiyantoro mengungkapkan, operasi bermula saat petugas melakukan penangkapan terhadap pemakai narkoba jenis sabu berinisial FS di Jalan KH Nawi Dalam II, Gandaria Selatan, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Dari tangan FS, petugas mendapati shabu seberat 0,3 gram. Berdasarkan keterangan FS, petugas kemudian melanjutkan penangkapan kepada satu orang pemakai berinisial YB yang kedapatan juga membawa narkoba jenis shabu seberat 0,25 gram di Jalan Raya Radio Dalam Gang H Nahali II, Gan-

28

Edisi 19 >< Agustus 2013

daria Selatan, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Di tempat terpisah, sekira pukul 03:00 WIB, petugas juga telah mengamankan pelaku berinisial AMH di Jalan H Sajim, Gandaria Selatan, Jakarta Selatan. Dari tangan AMH petugas menemukan narkoba jenis shabu seberat 0,7 gram. "Sekarang ketiga tersangka berikut barang bukti sudah diamankan di Polres Metro Jakarta Selatan guna pengembangan lebih lanjut. Ketiganya akan dikenakan UU RI no 35 tahun 2009 tentang narkotika dengan

ancaman hukuman minimal lima tahun penjara," jelasnya sambil menambahkan akan tetap melanjutkan operasi narkoba selama bulan suci Puasa. Medan Tak Ketinggalan Di kota Medan, Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Sumatera Utara merazia tempat hiburan malam diantaranya Hotel Elegant yang memiliki berbagai fasilitas SPA, Karaoke dan Lounge di Kota Medan, Jumat malam. Sepuluh pengunjung terdiri enam pria dan empat wanita diamankan dari tiga ruang berbeda. Hasil pemeriksaan tes urine, mereka terbukti positif mengkonsumsi narkoba setelah dilakukan tes urine. Kepala BNN Sumut, Kombes Rudi Tranggono menegaskan, razia dilakukan dalam upaya menekan peredaran gelap narkotika di lokasi hiburan malam saat bulan Ramadhan. "Razia kita lakukan terus menerus untuk mencegah peredaran narkotika di lokasi hiburan malam," ujar Kombes Rudi. Razia narkoba di tempat hiburan malam, untuk memutus mata rantai peredaran narkoba khususnya pada tempat hiburan karoke dan PUB para pengunjung yang rata-rata penguna narkoba jenis Esktasi, Shabu dan minuman keras. Saat berlangsungnya penggrebekan, banyak pengunjung terkejut


LIPUTAN KHUSUS melihat kedatangan petugas berpakaian BNN dan mengenakan seragam dinas Polisi Militer (PM). Sebagian wanita yang masih berusia muda tampa rasa gugup, namun tak jarang pula sebagian pengunjung lainnya terlihat biasa-biasa saja. Salah satu pengunjung yang terbukti positif mengkonsumsi narkoba sempat mengelak saat hendak diamankan petugas. "Saya tidak merasa konsumsi ekstasi, tapi nggak tahu kok urine saya bisa positif," ujar Ferry, salah seorang pengunjung yang terbukti positif menggunakan narkoba. Kota Medan saat ini masuk dalam peringkat ke 3 sesudah Bandung, yang menyandang peringkat pertama yaitu Jakarta kemudian disusul Kota Bandung dalam peredaran narkoba dan Medan urutan ketiga. Razia di Tarakan Minggu 7 Juli dini hari jajaran Kepolisian Resor (Polres) Tarakan menggelar operasi penertiban ke sejumlah Tempat Hiburan Malam (THM) dan kos-kosan. Pada razia yang dimulai pukul 01.00 hingga pukul 03.00 Wita itu, petugas berhasil mengamankan belasan pasangan muda-mudi dan langsung diboyong ke Mako Polres Tarakan. Sedikitnya 100 personel kepolisian dilibatkan pada operasi tersebut, mereka disebar ke berbagai titik razia. Yang pasti, setibanya dilokasi penertiban, petugas akan langsung memeriksa dan menggeledah setiap pengunjung THM yang ada tanpa terkecuali, wanita maupun pria. Kepada pengunjung, petugas memeriksa kartu identitas seperti kepemilikan Kartu Tanda Penduduk (KTP), lalu kepemilikan senjata tajam, narkotika dan obat-obatan terlarang (Narkoba), dan lainnya. Untuk pemeriksaan narkoba, petugas razia langsung melakukan tes urine tiap pengunjung THM di lokasi penertiban. Hasil pemeriksaan kartu identitas diri, senjata tajam dan narkoba tadi,

Kombes Pol Rudi Tranggono Kepala BNN Sumut

petugas pun memboyong sebelas pengunjung ke Mako Polres Tarakan untuk kepentingan pemeriksaan lebih lanjut. Tepatnya, tujuh remaja yang terdiri dari lima putri dan dua pria diketahui tak memiliki identitas diri, lalu ada empat orang dewasa yang terindikasi positif mengonsumsi zat ampethamina pada saat dilakukan pemeriksaan tes urine. Kapolres Tarakan AKBP Desman Sujaya Tarigan melalui Kasubbag Humas Polres Tarakan Ipda Kamson Sitanggang mengatakan, operasi penertiban bulan suci Ramadan ini digelar berkaitan Operasi Patuh yang

telah dilaksanakan beberapa hari lalu oleh Polres Tarakan. Pada operasi penertiban ini, pihaknya akan memberikan manuver serta menekan angka kriminalitas selama bulan Ramadan. “Untuk mencegah kerawanan selama bulan Ramadan nanti, kami pun merazia setiap THM dan berpatroli di setiap titik ruas jalan. Kamson menyatakan, sedikitnya ada enam THM yang dirazia pihaknya semalam. Dari razia keenam THM tersebut, seperti dipaparkan diatas aparat hanya berhasil mengamankan empat pelanggan yang diduga menggunakan narkoba. Mereka adalah An, 30 tahun, warga RT 03 Beringin; Hr (33), warga RT 01 Gunung Lingkas; Hs (24), warga RT 8 Selumit Pantai, dan Mr (40), warga RT 6 Sebengkok. “Kalau dilihat, sebelum masuk ke tempat hiburan malam, mereka sudah mengisap sabu terlebih dulu,” ujar Kamson. Meski positif menggunakan narkotika golongan I, keempatnya dipulangkan dan hanya dikenakan sanksi berupa wajib lapor dua atau tiga kali seminggu ke Polres Tarakan. “Alasan mereka diberikan wajib lapor, karena bukti-bukti yang belum mencukupi atau mendukung yang bisa ditingkatkan lagi ke tindak pidana hukum,” terangnya seraya memastikan perkara tersebut tetap akan dilakukan pengembangan. *MU02

Edisi 19 >< Agusutus 2013

29


LIPUTAN KHUSUS

OPICK :

Menyedihkan, Bulan Puasa Pakai Narkoba Suasana bulan suci Ramadhan, ternyata masih ada sebagian kecil umat Islam yang menjalankan ibadah tidak dengan sempurna, tidak totalitas secara ikhlas untuk mencari pahala, juga meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT. Justru dikotori dengan mengkonsumsi barang haram: narkoba. Pencipta lagu dan penyanyi religi Opick tak habis pikir dengan ulah manusia, yang menjalankan ibadah puasa tidak dengan sungguh-sungguh dan serius. Bayangkan, pagi hari berpuasa namun begitu suara beduq ditabuh diiringi adzan sebagai tanda berbuka puasa langsung mengkonsumsi narkoba. Lebih gila lagi, di siang bolong ada yang pesta narkoba. Kondisi ini sudah sangat memprihatinkan. Narkoba kian merajalela dan merasuki kehidupan anak bangsa ini. Karena itu, masalah ini harus ditangani serius. "Terus terang, saya punya teman dan saya tahu sendiri, dia menjalankan ibadah puasa pagi hari tapi saat buka puasa langsung mengkonsumsi narkoba. Saya hanya bisa mengelus dada. Meski sudah dinasehati, namun percuma aja tak ada perubahan," ungkap Opick, kepada majalah UNGKAP. Pelantun "Tombo Ati" mengaku selalu bergaul di lingkungan musisi yang akrab dengan narkoba, juga sering menggotong temannya yang mabuk, teler karena over dosis narkoba. "Memang di kalangan artis banyak yang terjerumus narkoba. Padahal, dunia entertaiment itu hanya 30

Edisi 19 >< Agustus 2013

tipuan kehidupan, juga narkoba itu tipuan serta godaan yang menyesatkan dan menghancurkan kehidupan. Ya, jangan sampai kita tertipu oleh narkoba yang menyesatkan itu," ucap duta grup musik Islami Nasyid oleh lembaga ANN (lembaga nasyid nusantara). Selain itu, lanjut Aunur Rofiq Lil Firdaus - nama aslinya, narkoba sudah menghancurkan sendi-sendi kehidupan seseorang, melemahkan keimanan dan merusak masa depan. "Bukan hanya kalangan selebritis, buruh kecil pun jadi korban. Bukan hanya pejabat, rakyat jelata pun terjeratnya. Bahkan narkoba terus menghantui calon korban baru," papar lelaki kelahiran Jember, Jawa Timur, 16 Maret 1974. Masalah ini sudah menjadi masalah serius, bukan hanya tanggung jawab aparat kepolisian untuk menanganinya. Juga tanggung jawab masyarakat luas untuk memeranginya, juga tanggung jawab keluarga agar membentengi anakanaknya dari pergaulan yang menyimpang, kata penulis Buku Oase Spiritual Dalam Senandung (2006). Keluargalah sebagai garda terdepan untuk menjaga anak-anak kita jangan sampai terjerumus ke jurang yang menghancurkan masa depannya. "Biarlah kita dianggap sebagai ayah atau ibu yang kolot, tidak demokratis, tidak modern, kurang gaul namun yang terpenting anak-anak kita selamat dari dunia narkoba," ucap pemain film Kun Fayakuun (2008) dan Di Bawah Langit (2010). Terhadap lingkungan sekitar, lanjut bapak satu anak yang merilis album pertamanya tahun 2005 bertitel Istighfar, harus ada

kepedulian yang tinggi. Jika menemukan ada transaksi narkoba, pemakai sedang memakainya harus berani lapor polisi. "Jika tidak, peredaran narkotika semakin merajalela. Saya yakin 10 atau 20 tahun ke depan para pengedar narkoba akan semakin berani dengan membawa senjata api untuk melancarkan bisnisnya. Kalau ini terjadi tantangan kita semakin berat, pemadat juga meningkat," tandas bintang iklan kesehatan, makanan dan bank. Di bulan suci ini, hendaknya masyarakat instropeksi, melakukan perang terhadap narkoba. "Bukan perang dengan senjata, namun memerangi hawa nafsu untuk tidak memakai narkoba, untuk tidak cobacoba, iseng, dan mendekati narkoba. Sebab jika sekali m e n c o b a . Hancurlah masa depan kita," saran lelaki yang selalu pakai sorban. *MU02


LIPUTAN KHUSUS

Edisi 19 >< Agusutus 2013

31


KOMUNITAS

Perlu Sinergi Ormas dan Pemerintah Berantas Narkoba

O

Direktur Peran Serta Masyarakat BNN, Brigjen Pol Drs. Siswandi saat membuka rapat koordinasi FOKAN.

Direktur Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri, Brigjen Pol Drs. Arman Depari saat Memberi motivasi di rapat koordinasi FOKAN.

Peserta rapat koordinasi FOKAN. 32

Edisi 19 >< Agustus 2013

rganisasi masyarakat (ormas) harus berperan aktif dalam pemberantasan penyalahgunaan narkoba. Dengan diamnya ormas, sama halnya dengan membiarkan bangsa Indonesia runtuh. Pernyataan tersebut disampaikan Direktur Peran Serta Masyarakat Badan Narkotika Nasional (BNN) Siswandi saat memberikan pembekalan dan pengarahan rapat kerja Forum Organisasi Kemasyarakatan Anti Narkoba (FOKAN) di Jakarta, Senin (15/7). Masih menurut Siswandi, gerakan masyarakat begitu penting saat ini dimana eskalasi penyalahgunaan narkoba sudah masuk kategori angka yang tinggi. “Pencegahan dan pemberantasan narkoba menjadi tanggung jawab semua pihak yang masih peduli masa depan negara ini,” tegasnya. Kontribusi dan kerjasama FOKAN, sambung Siswandi, akan sangat membantu BNN dalam memerangi narkoba. “Cara pandangnya narkoba bukan hanya menjadi tanggung jawab BNN atau pemerintah saja. Tetapi semua unsur, termasuk masyarakat, harus terlibat menyelesaikan persoalan ini,” papar Siswandi. Sementara itu dalam kesempatan yang sama, Sekretaris Jenderal FOKAN Anhar Nasution mengucapkan terima kasihnya pada BNN yang bersedia memberikan petunjuk mengenai kinerja dan kerjasama antara ormas dan pemerintah. Anhar pun berharap semoga kemitraan antara ormas dan BNN dapat berjalan dengan baik seiring tujuan Indonesia bebas narkoba 2015. *MU05


KOMUNITAS

Kasubdit Lingjamas Dik Dik Kusnadi dan Analis Peran Serta Masyrakat BNN AKBP Maria Sorlury saat Forum Group Discussion tentang bahaya narkoba di Metro TV.

Media Berperan Jadi Garda Terdepan Informasi Narkoba

M

edia diharapkan turut menjadi wadah kampanye dalam mencapai tujuan P4GN (Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan Peredaran Gelap Narkoba). Sehingga masyarakat bisa mengetahui informasi hari ke hari mengenai bahaya narkoba. Harapan agar media menjadi wahana pengetahuan begitu besar pada masa reformasi. Media harus pula berperan menjadi garda terdepan, tidak boleh diam, dalam kaitan cegah tangkal penyalahgunaan narkoba. Jalannya dengan menjadi agen kontrol sosial dalam kehidupan masyarakat dalam memantau penyalahgunaan narkoba dan memberikan informasi kondisi serta situasi peredaran narkoba di Indonesia pada rakyat Indonesia. Hal itu disampaikan Kasubdit Lingkungan Kerja dan Masyarakat Badan Narkotika Nasional (BNN) Dik Dik Kusnadi di Jakarta, Selasa (23/7), saat menjadi pembicara diskusi antara BNN dan Metro TV bertema ‘Korban Terus Berjatuhan Dari Narkoba’. Peran serta dalam pemberantasan

serta penyalahgunaan narkoba, lanjut Dik Dik, mulai saat ini harus dilakukan seluruh unsur sosial masyarakat. salah satunya adalah media, dimana media juga merupakan dari bagian pilar demokrasi. “Kacamata melihat masalah narkoba harus dirubah. Bahwa persoalan narkoba tidak hanya dan lagi menjadi tanggung jawab pemerintah, khususnya BNN, tapi sudah menjadi tanggung jawab seluruh komponen yang ada di Indonesia,” ujar Dik Dik. Dengan begitu lapisan sosial masyarakat yang ada seperti LSM, institusi, ormas, lembaga keagamaan dan termasuk media sendiri harus turut andil dalam cegah tangkal narkoba, kata Dik Dik. Sedangkan perwakilan Metro TV, Edi Ginting, menyambut gembira acara yang dilaksanakan semacam ini. Baginya program penyadaran dan penekanan peran masyarakat dalam pemberantasan narkoba perlu terus digalakkan. “Kegiatan ini bagus sekali. Jangan hanya sekali-sekali dilakukan tapi penting selalu untuk dikembangkan,” tukasnya. Metro TV pun dengan tangan terbuka siap bekerjasama dalam peran sosial

dimaksud sebagai komitmen terhadap antisipasi penyalahgunaan narkoba. Pandangan yang sama dituturkan Lusi, seorang pekerja warta migas dan sosial budaya. Menurutnya langkah yang dilakukan antara BNN dan tempatnya bekerja ini begitu bermanfaat. Hasilnya untuk pribadinya yakni dapat lebih mengenal sejauh mana modus peredaran narkoba serta akibat hukumnya. “Namun bila sangsi hukum penyalahgunaan narkoba tidak mengatur membuat efek jera, maka narkoba akan selalu ada,” tegasnya. Pada tempat terpisah, Direktur Peran Serta Masyarakat BNN Siswandi mengungkapkan supaya media jangan pernah bosan memberitakan narkoba. “Supaya orang memahami kalau narkoba bisa langsung membuat tewas dan hukumannya tidak main-main,” tegas jenderal polisi bintang satu ini. Lebih jauh Siswandi menyatakan harapannya agar berita-berita yang ditayangkan di televisi lebih banyak bersifat informatif dan edukatif, salah satunya pentingnya penyadaran bahaya narkoba. *MU RUL Edisi 19 >< Agusutus 2013

33


KOMUNITAS

Direktur Peran Serta Masyarakat BNN Brigjen Pol Drs. Siswandi saat berbincang dengan Anang Hermansyah.

BNN Gandeng Musisi Anang Hermansyah P

enyalahgunaan narkoba dikalangan artis, selebriti maupun musisi Indonesia masih saja terjadi. Badan Narkotika Nasional (BNN) menggandeng musisi Anang Hermansyah, yang diharapkan ikut membantu menyebarkan informasi bahaya narkoba dikalangan publik figur maupun masyarakat. "Sebenarnya kalangan artis, musisi, maupun selebriti memiliki concern yang tinggi untuk menolak keberadaan narkoba. Juga sepakat untuk menyebarkan, memberika informasi agar jangan dekat-dekat narkoba. Karena barang sesat itu membikin susah, membuat prestasi dan karier hancur juga merusak masa 34

Edisi 19 >< Agustus 2013

depan," tegas Anang Hermansyah disela-sela buka puasa bersama dengan jajaran Direktur Peran Serta Masyarakat BNN di Jakarta, Kamis (11/7) malam. Memang, lanjut penyanyi solo kelahiran Jember Jawa Timur, ada teman-teman selebriti yang kena narkoba karena barang terlarang itu beredar di sekitar mereka dan untuk mendapatkannya sangat mudah. Juga pengaruh pergaulan dengan temanteman yang suka dengan dunia narkoba, sehingga cepat terpengaruh. "Saya kira para pemakai yang umumnya memiliki intelektualias, pendidikan yang tinggi sudah tahu serta mengerti bahaya narkoba. Bahkan tahu dan mengerti dampak

yang ditimbulkan sangat merugikan dirinya, keluarga maupun pekerjaannya. Tapi saya juga heran kenapa kok masih memakainya, setan apa yang mempengaruhinya," kata suami penyanyi Ashanti. Bapak dua anak menilai mereka yang terjerumus narkoba, karena godaan iman yang tidak kuat. Juga tidak berpikiran jauh ke depan, hanya ingin menikmati kenikmatan sesaat, demi memuaskan nafsu yang semu. Namun yang lebih penting lagi, sambung pencipta lagu pop diantaranya lagu Menghitung Hari, adalah darimana barang terlarang itu didapat, dibeli. "Nah ini jelas ada penjualnya, ada pengedarnya, ada bandarnya. Mereka-mereka inilahnya


KOMUNITAS yang harus terus dikejar dengan serius. Dan bagaimana menemukan sumber utamanya ini tugas polisi dan BNN agar lebih serius mengungkapkannya," lontar Anang. Anang juga heran kasus pengungkapan sudah banyak, penjahat narkoba dijatuhi hukuman namun kenapa publik belum menunjukkan adanya pergerakan untuk menolak dan mengatakan tidak kepada narkoba. "Memang dengan kepedulian dan kesadaran yang tinggi dari masyarakat akan dengan sendirinya narkoba akan hilang di peredaran," tambahnya.

Drs. Siswandi, Anang Hermansyah dan Dik Dik Kusnadi saat berbincang.

Narkoba Bikin Susah Menurut mantan juri Indonesian Idol 2012, mengkonsumsi narkoba itu tidak ada manfaatnya, dan enaknya sedikit namun akibatnya sangat luar biasa. Malah narkoba itu membikin susah. "Ya, susah bagi diri sendiri, menyusahkan keluarga juga menghancurkan nama baik keluarga. Jadi menurut aku nggak perlu cobacoba untuk memakainya," saran Anang Serius.

Anang juga menyarankan hendaknya para korban maupun pecandu narkoba lebih baik insyaf dan sadar untuk kembali menjalani kehidupan yang normal. Melakukan aktifitas kegiatan yang positif dan bermanfaat bagi orang lain. "Pasalnya jika tidak sadar akan menambah kepahitan kehidupan serta merusak masa depannya," lontarnya. Direktur Peran Serta Masyarakat BNN Drs. Siswandi menjelaskan

BNN memang merangkul publik figur, termasuk musisi dan selebriti untuk menyampaikan pesan tentang bahaya narkoba kepada masyarakat. "Merekalah yang lebih gampang diterima publik karena populernya sebagai musisi dan berhubungan langsung dengan masyarakat sehingga perannya dalam ikut menyebarkan informasi bahaya narkoba sangat diharapkan," papar jenderal bintang satu. *MU 03

Edisi 19 >< Agusutus 2013

35


KOMUNITAS

Ketua FPPI DPD DKI Jakarta & Ketua PAI DPD DKI Jakarta Hj. Rr. Juli Widiastuti, SH:

Tidak Boleh Takut Perempuan Wajib Melawan S apa lembut dan ramah terdengar di sebuah sudut ruangan kantor Badan Narkotika Nasional BNN) pada pertengahan Juli (10/7). Suara renyah itu berasal dari sosok perempuan anggun, namun terlihat rona tegas dari pembawaannya. Ia bernama Juli Widiastuti. Perempuan berkomitmen tinggi pada pemberantasan narkoba. “Selamat pagi semua, mohon maaf jika kedatangan saya mengganggu aktifitas disini,” kata Juli menegur beberapa staf yang berada di ruang Direktur Peran Serta Masyarakat BNN Brigjen Drs Siswandi. Juli menyambangi BNN dan menyempatkan bertemu Siswandi untuk berdiskusi beragam hal terkait peran masyarakat dalam menghalau peredaran narkoba, khususnya yang ha-

36

Edisi 19 >< Agustus 2013

rus dilakukan perempuan. Menurut Juli, perempuan Indonesia tidak boleh gentar melawan narkoba. Keberanian perempuan membasmi narkoba sama halnya dengan menyelamatkan keluarganya. Hal itu yang mendorong Juli aktif dan terlibat dalam beberapa organisasi sosial. Saat ini Juli menjabat sebagai Ketua Forum Pemberdayan Perempuan Indonesia DKI Jakarta. Satu lem-

baga kemasyarakatan yang concern pada pemberdayaan kaum perempuan, salah satu halnya keterlibatan dalam peran cegah tangkal narkoba di lingkungan masyarakat. “Perempuan Indonesia harus menjadi kaum paling depan melawan kejahatan narkoba, bukan pasif melihat maraknya narkoba di masyarakat,” ungkap Juli. Hal itu sudah selayaknya karena perempuan adalah penyangga kehidupan rumah tangga. Maka apapun, sambung Juli, aktifitas anggota keluarga terutama anak, sepenuhnya dalam karakter pengasuhan ibu. Menurut Juli lagi, perempuan, khususnya yang telah menjadi seorang ibu, mempunyai kewajiban penting untuk memperhatikan fase-fase perkembangan anak. Agar semakin ke depan si ibu selalu memahami pola laku yang diinginkan jiwa anak dan apa perbuatannya. “Dalam setiap perkembangan anak, keberhasilannya ada di tangan ibu,” kata Juli. Ditanyakan keterkaitan bagaimana seorang anak dan persinggungannya dengan narko-


KOMUNITAS

Ibu Juli saat menjadi pembicara tentang peran permepuan dalam melawan narkoba, di Tv Plus Bogor. Tampak Direktur Pertamas BNN, Brigjen Pol Drs. Siswandi (berseragam Putih BNN) juga turut sebagai salahsatu pembicara.

ba, Juli yang juga merupakan Ketua Perhimpunan Anggrek Indonesia (PAI) memaparkan bahwa pada masa remaja adalah usia paling rentan pada anak menggunakan narkoba. “Disitulah peran besar ibu dalam mendidik keluarga, bagaimana ibu bisa mengarahkan anak untuk banyak beraktifitas yang positif sehingga anak tidak coba-coba menyentuh narkoba,” terang Juli. Pada kesempatan yang sama, Siswandi meminta seluruh perempuan se-tanah air agar benar-benar berfungsi sosial sebagai garda terdepan menangkal narkoba, lewat kodratnya sebagai tiang rumah tangga. “Bangsa ini ada karena seorang perempuan, sosok ibu yang melahirkan lalu mengasuh pahlawan-pahlawan bangsa. Maka narkoba juga akan hilang dari Indonesia lewat pe-

rempuan atau ibu yang menyayangi keluarganya,” tandas Siswandi. Lebih jauh Siswandi pun menghimbau agar perempuan Indonesia secara pribadi mampu menumbuhkan komitmen dan semangat jiwa untuk mengabdikan diri pada upaya-upaya

sosialisasi anti narkoba di lingkungannya. “Cara tersebut juga bagian dari tugas kemanusiaan. Harus diingat itu, kerja kemanusiaan menyelematkan banyak orang dari bahaya narkoba,” tegas Siswandi. *MU05

Ibu Juli foto bersama dengan, Direktur Peran Serta Masyarakat BNN, Drs. Siwandi, Kasubdit Lingjamas BNN, Dik Dik, dan para finalis Mojang dan Jajaka bogor. Edisi 19 >< Agusutus 2013

37


KOMUNITAS

DIREKTUR PERAN SERTA MASYARAKAT BNN, BRIGJEN POL DRS. SISWANDI :

Kembalikan Ayah ke Rumah Diperlukan waktu 30 menit dalam seminggu untuk berkomunikasi dengan anak tanpa diselingi oleh apapun, seperti, televisi, permainan game, klakson mobil, internet, bahkan handphone pun jangan berdring, sehingga terokus komunikasi dua arah antara sang ayah dengan anak.

K

ebanyakan anak terjebak dalam penyalahgunaan narkoba karena sangat minimnya sang ayah berkomunikasi dengan anak, walaupun terjadi komunikasi mayoritas terganggu oleh plesteran, contoh kecil seperti handphone. Hala 38

Edisi 18 >< Juli 2013

tersebut disampaikan Direktur Peran Serta Masyarakat BNN, Brigjen Pol Drs. Siswandi saat F G D d i Ya y a s a n K e l u a rg a Pengasih Indonesia (YKPI) di bilangan Senayan, Jakarta Selatan (5/7) dan disampaikan kepada orangtua yang putranya

menjadi korban penyalahguna narkoba. Apa yang Bisa Dilakukan Oleh Orangtua Kehadiran korban narkoba dalam keluarga dapat membawa penderitaan pada seluruh keluarga. Pecandu narkoba menimbulkan bukan saja aib pada keluarga tetapi juga sebab sosial dalam bentuk kerugian oleh karena lemahnya atau rusaknya salah seorang anggota keluargnya yang menjadi tumpuan harapan masa depanya.


KOMUNITAS Hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian besar, penyalahguna narkoba berasal dari keluarga “tidak sehat dan tidak bahagia�. Setidaknya, suatu keluarga yang sejahtera, diliputi suasana yang serasi, selaras dan seimbang, dimana anak-anak dididik dan dapat tumbuh dan berkembang fisik, mental dan sosialnya secara optimal, akan merupakan benteng yang kokoh untuk mengatasi dan menanggulangi ancaman dan gangguan, termasuk penyalahgunaan narkoba. Pengalaman membuktikan bahwa kelompok orangtua, apabila digerakan dan diberi pengetahuan, keterampilan, bantuan dan dukungan, bisa menjadi mitra masyarakat yang paling aktif dalam peran serta menciptakan lingkungan bersih dari narkoba. Mulailah dari Keluarga Keluarga sebagai unit kecil dalam masyarakat merupakan wadah utama dalam proses sosialisasi anak menuju kepribadian yang dewasa. Keluarga adalah benteng utama yang dapat berperan serta dalam menciptakan lingkungan bersih dari narkoba. Peran serta orangtua dalam menciptakan lingkungan bersih dari narkoba adalah dengan memberikan perhatian dan kasih sayang penuh untuk memberikan rasa aman dan nyaman dalam mendidik anak agar terhindar dari penyalahgunaan narkoba. Peran Keluarga dalam Menciptakan Lingkungan Bersih narkoba adalah: a. Kasih sayang, rasa aman, bimbingan dan perhatian. b. Selalu ada apabila anda dibutuhkan. c. Mengetahui kebutuhan anakanak anda.

Psikolog - Ibu Elly Risman, saat menanyakan kepada salah satu orang tua peserta seminar

d. Memberikan kebebasan dalam batas kemampuan anaknya dengan pengawasan secara bijaksana. e. Dorongan semangat untuk mencapai prestasi f. Pengawasan secara bijaksana LIMA HADIAH Untuk Anak Anda 1.PERCAYADIRI/HARGADIRI Dari masa kanak-kanak, orang penting di sekitar anak anak adalah orangtua. Dan merekalah secara perlahan-lahan anak itu membentuk konsep diri. Segala sanjungan, senyuman, pujian dan penghargaan akan menyebabkan penilaian positif terhadap dirinya. Sedangkan ejekan, cemoohan, dan remehan, akan menyebabkan penilaian yang negatif terhadap anak. Jika anak diterima dan disenangi karena keadaanya, maka anak bersikap menghormati dan menerima dirinya sendiri. Sebaliknya, bila orangtua selalu meremehkan, menyalahkan dan menolak anak itu, maka anak tidak akan menyenangi dirinya sendiri. Dibalik semua bentuk perilaku yang tidak memuaskan dan mengganggu terdapat anak yang

putus asa yang merasa bahwa mereka tidak cukup baik. Membantu anak agar percaya kepada diri sendiri adalah tugas dasar bagi orangtua. Bantulah anak-anak anda mengembangkan kepribadian yang sehat, mempunyai percaya diri, agar kuat mengatasi tantangan hidup sehari-hari. Bagaimana Cara Meningkatkan Harga Diri Anak? a. Berfokus pada kelebihan dan kemampuan anak, bukan pada kesalahan atau kekurangannya. b. Berfokus pada usahanya, bukan hasilnya. c. Menahan diriuntuk tidak mengeritik, menghina, mengejek dan mempersalahkan, yang semuanya ini adalah bentuk penolakan. d. Memberi seperangkat pengalaman yang membesarkan hati. e. Pemberian tugas dan tanggungjawab yang membangun kepercayaan diri. f. Hindarilah perbandingan usaha anak dengan usaha anak lain. g. Tujukan pada anak bahwa dia dicintai tanpa syarat apapun. Edisi 18 >< Juli 2013

39


KOMUNITAS h. Pemberian pujian dan mencari keberhasilan dalam pekerjaan, walaupun kecil. i. Tekanankan kegiatannya, bukan hasilnya. Berfokuslah pada aksinya, bukan aktornya, kegiatannya bukan produknya, kontribusinya bukan hasilnya. j. Menggunakan rancangan yang mengkomunikasikan respek, prestasi tinggi pada anak harus didorong. Namun penerimaan anak di dalam keluarga tidak boleh tergantung pada prestasi yang tinggi. Pesan yang harus diberikan oleh orangtua kepada anak adalah bahwa “Anak Sepenuhnya Dapat Diterima Sebagaimana Adanya. Jika anak ingin berprestasi tinggi, itu baik. Akan tetapi anak tettap diterima, lepas dari hasil yang diperoleh.” “Kata-kata pujian, sangat perlu untuk menghangatkan seorang anak dan untuk kehidupan yang bergairah sebagai perbuatan-perbuatan kasih sayang dan cinta.Pujian yang bijaksana bagi anak – anak ibarat sinar matahari buat bunga.” 2. ANTUSIASME Emerson mengatakan, “Tidak ada keberhasilan besar-besaran tanpa antusiasme. “ Banyak anak-anak dilahirkan dengan antusiasme. Peliharalah sifat ini dengan baik. 3. RASA KEPEDULIAN / TENGGANG RASA Anak –anak pada umumnya sangat peka terhadap lingkungan mereka. Rasa kepedulian dan tenggang rasa pada orang lain dapat dipelihara apabila orang tua biasa melakukan kegiatan sosial atau bantuan untuk orang-orang yang kurang beruntung . 40

Edisi 18 >< Juli 2013

4. RASA HORMAT (RESPEK) Apa itu penyalahgunaan Narkoba kalau kurang tidak hormat pada diri sendiri dan pada orang lain? Apa itu kriminalitas kalau tidak kurang hormat pada hukum? Apa itu polusi kalau tidak kurang hormat pada hak orang lain? 5. RASA HARAPAN . Harapan adalah kemampuan untuk melihat cahaya sesudah kegelapan; percaya bahwa semua pertanyaan mempunyai jawaban dan percaya pula bahwa tantangantantangandan berbagai masalah dapat diatasi. . Anak dengan penuh harapan tidak akan pantang menyerah dan tidak akan putus asa. Anak dengan penuh harapan akan terus berusaha. PERANAN ORANG TUA DALAM MENCIPTAKAN LINGKUNGAN BERSIH DARI NARKOBA a. Mengasuh anak yang baik. Orang tua mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk memelihara dan membina keluarga.Dengan penuh kasih sayang, kesabaran dan ketekunan , para orang tua harus melaksanakan tugas pokok yaitu: Mengasuh, Mendidik, Membimbing, Menjaga, Memelihara. b. Luangkan waktu untuk berkomunikasi dengan anak-anak. Meluangkan waktu untuk anak-anak memang penting. Dalam kesibukan rutin sehari-hari,kadang-kadang kita lupa meluangkan waktu untuk berkomunikasi dengan anak-anak.Anakanak yang merasa tidak bisa berkomunikasi dengan orangtuanya biasanya berpaling keluar dan hal ini bisa membawa dampak negatif terhadap mereka. Jadilah pendengar yang baik. LIMA ATURAN EMAS DALAM BERKOMUNIKASI 1. Mendengarkan secara aktif. Anak merasa penting , dihor-

2.

3.

4.

5.

mati dan dihargai apabila orang tua benar-benar mendengarkan mereka. Menghargai perasaan anak – anak anda. Bila kita penuh pengertian dan peka terhadap apa yang dirasakan anakanak, meraka akan menghadiahi kita dengan kepercayaan.Jangan mengkritik anak anda dan jangan mencemooh. Kedua cara tersebut sangat merusak pembicaraan saat itu, bahkan dapat merusak hubungan yang anda jalin selama ini. Hormati hak pribadi anakanak anda. Jangan memakas anak anda untuk menyatakan perasaanya. Cara yang terbaik adalah mendengrkan apa pun yang ingin mereka sampaikan dan secara perlahan-lahan memberi mereka keberanian untuk menceritakan permasalahannya. Ingatkan anak muda bahwa anda siap setiap saat dia ingin berbicara. Menggunakan kata “saya” lebih baik dari pada “kamu”. Demi menjaga emosi anak dan juga untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam berkomunikasi, penting sekali untuk mengajakan anak anda agar terbiasa menggunakan kata “saya” sebagai pengganti “kamu” . mendorong anak anda untuk menggunakan kata “saya” dapat mengajar mereka untuk bertanggung jawab atas apa yang mereka rasakan dalam situasi yang berbeda. Tetaplah pada subjek pembicaraan. Jangan menyeret masalah atau kepedihan masa lalu di dalam pembicaraan saat ini. Selesaikan konflik satu demi satu.


KOMUNITAS

PSIKOLOGI, IBU ELLY RISMAN, Psi

Kekeliruan dalam Komunikasi Anak menanti kehadiran sang ayah di rumah, berapa lamakah seorang ayah berkomunikasi secara terfokus terhadap anak dalam waktu seminggu? sudahkah sang ayah menyisihkan waktu walau hanya 30 menit dalam seminggu tanpa diganggu oleh apapun, ujar Psikolog ibu Elly Risman, Psi. Psikolog - Ibu Elly Risman, saat memberikan materi seminar

Ada 12 gaya populer digunakan untuk berkomunikasi orangtua dengan anak yaitu: 1. Memerintah 2. Menyalahkan 3. Meremehkan 4. Membandingkan 5. Mencap label 6. Mengancam 7. Menasehati 8. Membohongi 9. Menghibur 10. Mengkritik 11. Menyindir 12. Menganalisa

sehingga bisa dikatakan 12 gaya komunikasi tersebut sudah salah kaprah. Hal yang diharapkan oleh pembicara ibu Elly Risman, seorang Psikolog dan salah seorang peserta Internasional dari Indonesia dalam seminar Pornografi yang dilakukan oleh UNODC ( United Nation Office on Drug and Crime) adalah komunikasi yang generatif, sehingga terjalin komunikasi dua arah antara orangtua dan anak, dalam hal ini si anak diharapkan tidak berbohong saat komunikasi kepada orangtua, sehingga semua permasalahan yang dialami anak disampaikan secara utuh dan gamblang kepada orangtua. Orangtua pun demikian dalam menyikapi kejujuran sang anak harus mencari akar permasalahan dan solusinya, sehingga tidak perlu 12 gaya populer di atas diterapkan kepada sang anak.

Hal tersebut selalu dilakukan oleh para orangtua saat ini, sedangkan saat ini situasi dan kondisi sudah bukan jamanya lagi,

Kekeliruan Dalam Komunikasi 1. Bicara tergesa-gesa 2. Tidak kenal diri sendiri

Apa yang terjadi pada anak? 1. Tidak biasa: - berpikir - memilih - mengambil keputusan 2. Kurang mandiri 3. Sulit bertanggung jawab

3. Lupa: setiap individu UNIK 4. Perbedaan: NEEDS & WANTS (Kebutuhan & Kemauan) 5. Tidak membaca bahsa tubuh 6. Tidak mendengar perasaan 7. Kurang mendengar aktif Tujuan Pengasuhan yang Jelas 1. Hamba Allah yang taqwa berakhlak mulia dan ibadah sempurna 2. Calon istri/suami 3. Calon ayah/ibu 4. Profesional/enterpreneur 5. Pendidikan pendakwah 6. Penanggung jawab keluarga 7. Bermanfaat untuk orang lain Direktur Peran Serta Masyarakat BNN, Brigjen Pol Drs. Siswandi mengucapkan terimakasih dan memberikan apresiasi kepada narasumber yang telah menyampaikan materi kepada para orangtua korban, pecandu narkoba. Edisi 18 >< Juli 2013

41


KOMUNITAS

Seminar Narkoba Dengan Tema “Mengenali Anak Kita� Ketua Pelaksana Ir. Kusubandio

Diperlukan Pemahaman Orangtua Terhadap Anak S

eminar sehari yang dilaksanakan oleh YKPI (Yayasan Keluarga Pengasih Indonesia) pada tanggal 5 juli 2013 di Aula YKPI di bilangan Senayan, Jakrta Selatan dengan maksud memberikan bekal pengetahuan kepada orangtua untuk lebih mengenal anaknya sehingga mampu mengembangkan pola asuh dan pendidikan bagi anak-anaknya sehingga tidak terjerumus dalam penyalahgunaan narkoba, ujar Ir. Kusubandio. Adapun peserta semninar terdiri dari para orangtua yang anaknya belum terkena narkoba maupun orangtua yang anaknya sudah terkena penyalahgunaan narkoba. Pertama topiknya adalah 1. menyampaikan gambaran dan data tentang kanakalan anak dan remaja serta penyalahgunaan narkoba. 2. Pemahaman orangtua terhadap anak dan anakk terhadap orangtua yang keliru sehingga mengakibatkan pola asuh dan pola didik yang tidak keliru sehingga mangakibatkan kenakalan anak dan penyalahgunaan narkoba 3. Memberikan metode dan cara agar orangtua dapat mengembangkan pola asuh dan pendidikan bagi anaknya secara baik dan benar. Direktur Peran Serta Masyarakat BNN, Brigjen Pol Drs. Siswandi mengucapkan terimakasih dan memberikan apresiasi kepada ketua pelaksana yang telah memprakarsai kegiatan seminar narkoba yang bertema “Mengenali Anak Kita� 42

Edisi 19 >< Agustus 2013

Ketua Pelaksana Seminar - Ir. Kusubandio

dengan audien 40 orang terdiri dari para oangtua yang belum anaknya terkena narkoba maupun bagi

orangtua yang anaknya telah menjadi korban penyalahgunaan narkoba. *MU04


KOMUNITAS

Pusintel AD Tidak Ingin Kecolongan Gerak Cepat Tumpas Narkoba

M

araknya kasus penyalahgunaan narkoba di tubuh TNI AD membuat kesatuan tersebut mawas diri. Keseriusan TNI AD mengantisipasi main maraknya peredaran narkoba di tubuh institusi tersebut dilakukan dengan cara melakukan pemeriksaan urine bagi seluruh anggotanya. Salah satu bagian dalam tubuh TNI AD yakni Pusat Intelijen Angkatan Darat (PusintelAD) pun berinisiatif melakukan hal tersebut. Bertempat di Jakarta, tepatnya kantor Pusintel AD, pada Rabu (3/ 7) bekerjasama dengan Badan Narkotika Nasional (BNN) mereka pun melakukan rangkaian program focus group discussion anti narkoba dan tes urine . "Saya sangat apresiasi bekerjasama dengan BNN. Saya berharap kerjasama ini dapat terus di lanjutkan agar nanti pihak TNI AD, khususnya dari Pusintel AD, dapat bersih dari narkoba," ungkap Wakil Komandan Pusintel AD Kolonel Eriet Hadi Uriyanto mewakili Komandan Pusintel AD Brigjen TNI Teddi Laksamana W.K. Dalam kata sambutan, Eriet menjelaskan bahwa selama ini telah terjadi pelanggaran hukum kasus Narkoba di TNI AD yakni 2012 sebanyak 70 kasus melibatkan 86 personil, terdiri dari 8 Perwira, 31 Bintara, 39 Tantama dan 8 PNS. "Sementara semester pertama 2013 sudah terjadi 39 kasus yang melibatkan 42 personil diantaranya, 2 perwira, 18 Bintara, 20 Tantama dan 2 dari unsur PNS," pungkas Eriet. Melihat data yang ada itu, tambah Erit, sudah sepatutnya pihak TNI AD peduli akan penyalahgunaan narkoba. Seperti diketahui, kejahatan narkoba juga sudah mampu merasuki kesatuan TNI khususnya AD. Pada acara ini dari BNN sendiri dihadiri oleh Maria Sorlury SH dan Erni Marlina SH, yang juga menjadi pembicara pada diskusi. Sedangkan dari TNI AD tampak jajaran wakil komandan, perwira menengah ahli sekretaris, para direktur dan kabalag intel TNI AD, serta tidak

ketinggalan anggota Pusintel AD sendiri. Selain itu turut membuat bangga adalah terlihat antusiasnya warga dari

Kebon Manggis Jakarta Timur datang dan beberapa Anggota FKPPI Rayon Matraman Jakarta.*MU05

Sejumlah anggota Pusintel AD saat melakukan tes urine.

Analis Peran Serta Masyarakat BNN, AKABP Erni Marlina SH.

Salah satu peserta FGD yang mengajukan pertanyaan kepada narasumber. Edisi 19 >< Agusutus 2013

43


KOMUNITAS

Dari kiri, Juara 1 Jajaka Pinilih – Rommy Perdana Putra, Juara 1 Mojang Pinilih – Annisa Darmawati, Juara 1 Mojang Pinilih Remaja – Ricka Widyaswara Putri, Juara 1 jajaka Pinilih Remaja – Mochamad Elgad.

PERAN MOJANG & JAJAKA KABUPATEN BOGOR 2013

Menjadi Penyampai Pesan Anti Narkoba Pagi awal Juli itu cukup cerah di bilangan Jakarta Timur, tepatnya di kantor Badan Narkotika Nasional (BNN). Pada satu ruangan, terlihat beberapa remaja putra dan putri sedang berbincang dengan Direktur Peran Serta Masyarakat BNN Brigjen Drs Siswandi. Cukup santai suasananya, namun dari wajah-wajah muda mereka menampakan antusiasme pada diskusi tersebut.

K

aum muda mudi itu adalah pe menang Jajaka dan Mojang Kabupaten Bogor 2013, yakni Rommy Perdana Putra dan Annisa Darmawati, masing-masing juara Jajaka dan Mojang Kabupaten Bogor klasifikasi perguruan tinggi lalu Mohammad Elgad dan Ricka Widyaswara Putri selaku Jajaka dan Mojang Kabupaten Bogor usia pelajar menengah. Selaku Duta Budaya Pariwisata Kabupaten Bogor -baik Rommy, 44

Edisi 19 >< Agustus 2013

Annisa, Elgad dan Ricka- merasa perlu mengenali bahaya penyalahgunaan narkoba. Agar dapat menjelaskan ke seluruh lapisan masyarakat baik anak muda sampai orang tua me-ngenai narkoba secara rinci. Hal tersebutlah yang melatari niatan mereka bertemu Siswandi. “Terlebih khususnya pemuda, orang yang masih mencari jati diri dan labil dalam prosesnya menuju dewasa, sangat rentan terkena narkoba,” kata Elgad.

Hal senada juga ditambahkan Annisa yang memandang bahwa pemuda adalah penentu masa depan bangsa. Anak muda yang cakap, intelektual dan tidak putus asa yang nanti akan memimpin bangsa. “Itulah sebabnya anak muda, khususnya kami, penting mengenali kearifan lokal agar sadar supaya tetap menjaga nama baik daerah kami dengan tidak terjerumus narkoba,” imbuh Annisa. Pada pertemuan tersebut Siswandi mengingatkan bahwa keempat pemuda dan pemudi ini adalah putra putri kebanggaan daerahnya. Sehingga, lanjut Siswandi, menjadi kewajibannya mengampanyekan anti narkoba supaya kota atau kabupatennya bebas barang berbahaya tersebut. “Kalau perlu Jajaka dan Mojang ini mendoktrin semua warga Kabupaten Bogor biar ramai-ramai memberantas narkoba,” tandas Siswandi. Ketika ditanyakan bagaimana supaya individu manusia Indonesia terhindar dari penyalahgunaan narkoba,


KOMUNITAS secara gamblang Rommy memaparkan bahwa peranan keluarga sedari awal adalah mutlak dan terpenting. Menurutnya orang tua dan anak harus saling bersinergi dalam memberikan pemahaman dan yang memahami. “Orang tua memberikan pelajaran akan kehidupan, orang tua juga harus mengarahkan kehidupan yang baik pada anaknya dan anak juga harus bisa menerima cara asuh kehidupan dari orang tuanya.” Bagi Rommy, semua keluarga pasti ingin dan membuat anggota tempat tinggalnya bahagia. Begitu juga dengan Annisa, ia menyatakan bahwa keluarga sebagai lembaga sosial terkecil menjadi penentu kelangsungan anak atau seisi orang rumahnya menjadi pemakai narkoba atau tidak. Soal tersebut tergantung bagaimana cara didik. Menyimak pembahasan keluarga dan antisipasi penggunaan narkoba dari para Jajaka dan Mojang, Siswandi ikut tergelitik untuk berbicara soal keluarga dan penyalahgunaan narkoba. Secara jelas Siswandi menanyakan kepada masing-masing Jajaka dan Mojang tentang sejauh mana kejujuran mereka pada orang tuanya. “Saya cukup jujur kok sama orang tua. Malah soal hal apapun curhat sama orang tua, khususnya dengan ibu,” pungkas Ricka. Bagi Ricka sendiri, ia mengakui dalam kedekatan keluarga cukup akrab dengan ibunya. Namun bukan berarti bermasalah dengan sang

Kasubdit Lingjamas BNN, Dik Dik Kusnadi saat berfoto bersama dengan Mojang & Jajaka Kab Bogor 2013.

ayah. Alasan yang diungkapkannya bila bercerita sesuatu khusus menyangkut dunia perempuan dengan sesama perempuan dapat terbuka dan lebih bisa mengerti.

terdekat tentang bahaya narkoba. Dari situ saya berpikiran dan berharap kalau teman itu akan menyampaikan juga kepada teman lainnya,” terang Elgad. Sama halnya dengan Elgad, bagi Misi Khusus Anti Narkoba Rommy upaya memberitahu ke teman Sebagai Jajaka dan Mojang, ke- perorangan adalah cara yang simple. empat anak muda mudi ini tidak se- Kemudian lingkungan tempat tinggal, kadar bertanggung jawab pada seperti tetangga rumah, menjadi target mengenalkan daerahnya ke khalayak selanjutnya. Harapannya agar pemuumum. Tetapi juga mengemban tu- kimannya bebas dari peredaran nargas sosial kemasyarakatan yang ha- koba dan menjadi contoh lingkungan rus di sosialisasikan. Salah satu bagian masyarakat lainnya. tersebut adalah mempublikasikan “Namun bekan berarti bila kami mengenai anti narkoba. diundang secara resmi dalam ke“Saya akan coba melalui langkah giatan kampanye anti narkoba akan awal bicara dengan teman-teman menolak,” tegas Rommy. Berbeda dengan yang disampaikan kedua rekannya, Annisa mengambil jalur menjelaskan narkoba lebih awal pada keluarganya dulu. Penting dilakukan, sambung Annisa, meluangkan waktu berkumpul dengan keluarga sambil diskusi terkait penyalahgunaan narkoba. Sela-sela akhir pembekalan, Siswandi menegaskan ke semua Jajaka dan Mojang supaya tidak pernah bosan menerangkan pada masyarakat tentang narkoba. Apalagi, dalam kacamata Siswandi, mereka orang-orang yang dipilih secara khusus dan tidak lewat cara yang mudah. Artinya, Direktur Peran Serta Masyarakat BNN, Brigjen Pol Drs. Siswandi mengucapkan teimakasih dan apresiasi kepada Mojang & Jajaka Kabupaten Bogor yang ikut sementara ini mereka ialah yang terbaik serta dalam penyampaian kepda masyarakat Bogor tentang perlunya korban, dari kaum muda mudi di Kabupaten Bogor, tutup Siswandi. *MU05 pecandu narkoba untuk direhabilitasi (8/7). Edisi 19 >< Agusutus 2013

45


KOMUNITAS

REMAJA CERIA JAKARTA TIMUR 2013

Peran Anti Narkoba Gaya Anak Muda P

agi pertengahan Juli, terlihat be berapa sosok anak muda penuh semangat di sebuah

ruangan kantor Badan Narkotika Nasional (BNN). Mereka adalah finalis Remaja Ceria Jakarta Timur

Anugrah Oki Pratama & Bannati Khairani 46

Edisi 19 >< Agustus 2013

2013, yakni Anugrah Oki Pratama sebagai pemenang pertama untuk putra beserta salah seorang pemenang kesatu putri, Bannati Khairani. Kedatangan ke BNN juga dimanfaatkan untuk menyempatkan menyambangi Direktur Peran Serta Masyarakat BNN Brigjen Pol Siswandi, guna berdiskusi terkait peran mereka sebagai duta sosial anti narkoba. Secara gamblang, kedua Remaja Ceria tersebut memberikan pandangan dan pendapatnya mengenai narkoba dan pemuda. “Sangat disesalkan kenapa anak muda harus terjerumus memakai narkoba,” begitu ungkap Bannati menilai soal pemuda dan penyalahgu-naan narkoba. Bagi gadis yang lahir 19 tahun lalu ini, sebenarnya banyak yang bisa dilakukan pemuda, khususnya remaja, dalam hal kegiatan positif. Jika hal tersebut dipahami, maka pemuda akan terhindar dari narkoba. Anugrah juga menambahkan jika menyayangkan pemuda yang menyalahgunakan narkoba karena sama halnya membunuh diri sendiri. Menyia-nyiakan banyak kesempatan masa muda dalam pendapatnya. “Ayah saya selalu mengatakan mencoba pakai narkoba berarti ingin cepat tewas,” tandas lajang yang kini masih menempuh semester dua studi hubungan internasional salah satu perguruan tinggi swasta di Jakarta Selatan.


KOMUNITAS

Anugrah Oki Pratama & Bannati Khairani saat menerima piala setelah dinobatkan menjadi Duta Remaja Ceria 2013.

Keduanya juga menjawab kompak kenapa mengikuti ajang Remaja Ceria karena salah satunya untuk menghindari narkoba. Malah, sambung mereka berdua, setelah di daulat sebagai Duta Remaja Ceria, makin banyak hal yang mereka lakukan dalam rangka mensosialisasikan narkoba. “Biasanya kami melalui jalur persuasif ke anak muda, seperti personal approach untuk memberikan pemahaman ganasnya narkoba,” imbuh Anugrah. Saat disinggung bagaimana dalam kacamata Bannati mengenai korban narkoba, dara jelita ini menyatakan bahwa upaya terpenting adalah saat masa rehabilitasi atau setelah si pengguna telah tidak lagi menyalah-gunakan narkoba. “Mereka harus terus dibekali dengan keahlian, misalnya dengan kemampuan mengerjakan apa. Tujuannya supaya mantan pemakai markoba tidak merasa dikucilkan atau hilang percaya dirinya,” papar Bannati.

Bentuk Kampanye Narkoba Orang Muda Menjadi Remaja Ceria Jakarta

Timur, satu kompetisi dibawah pembinaan Dinas Pemuda dan Olahraga Jakarta Timur, berarti memilki tanggung jawab besar sesuai dengan kepanjangan ceria itu sendiri. “Cerdas, enerjik, responsif, inovatif dan adaptif,” kata Anugrah memberitahu arti ceria. Dengan begitu mereka juga dituntut bagaimana bisa berkontribusi ke masyarakat melalui isu sosial. Salah satunya adalah yakni ikon penyampai pesan penolakan narkoba. Kami, Remaja Ceria, pernah diminta BNN membuat modul cara mengampanyekan bahaya narkoba, tukas Bannati. Sesuai dengan itu, kami sekarang telah memiliki sketsa kerjanya yang dikhususkan ke pemuda. “Metode penyampaian pesan tolak narkobanya khas anak muda. Bahkan kalau BNN membutuhkan kami sekarang juga, kami siap bekerja sama melakukan sosialisasi sesuai pola anak muda yang kami buat itu,” tegas Bannati. *MU05

Ajang pemilihan Duta Remaja Ceria Jakarta Timur 2013. Edisi 19 >< Agusutus 2013

47


KOMUNITAS

Walikota Cirebon, Drs. H. Ano Sutrisno, MM :

Saya Pecat PNS Terlibat Narkoba M

enindaklanjuti komitmen pemerintah Kota Cirebon saat deklarasi penandatanganan sejuta tandatangan yang dilaksanakan oleh PNS Kota Cirebon, pada tanggal 17 Juni 2013, baru-baru ini 8 Juli 2013 pemerintah Kota Cirebon yang dipelopori oleh Walikota Cirebon bekerjasama dengan BNN melakukan tes urine. Ini bentuk komitmen saya selaku Walikota Cirebon dalam hal penyalahgunaan narkoba, PNS saya akan saya pecat dengan tidak hormat apabila terlibat sebagai pengguna maupun pengedar narkoba, ujar Drs. H. Ano Sutrisno, MM saat diwawancarai oleh majalah UNGKAP di celah-celah pelaksanaan pengambilan tes urine.

Walikota Cirebon memang sering melakukan gebrakan baik terhadap pegawainya yang melakukan pekerjaan sehari-hari maupun turun ke lapangan untuk mendengar masukanmasukan dari masyarakat Kota Cirebon, kali ini Walikota mempelopori pengambilan tes urine. Sebanyak 400 lebih PNS setelah pelaksanaan apel pagi pada hari senin, 8 Juli 2013 langsung semua PNS digiring untuk melakukan tes urine, salah satu stafnya yang tidak mau disebutkan namanya sangat terkejut dengan pelaksanaan tes urine secara mendadak, namun staf tersebut sangat mendukung terhadap kebijakan yang dilaksanakan oleh Walikota, hal tersebut untuk menghindari PNS yang mengkonsumsi narkoba.

Para pegawai negeri sipil Kota Cirebon saat melakukan tes urine (8/7). 48

Edisi 19 >< Agustus 2013

Drs. H. Ano Sutrisno Walikota Cirebon

Direktur Peran Serta Masyrakat BNN, Brigjen Pol Drs. Siswandi sangat mendukung dan mengucapkan terimakasih serta memberikan apresiasi kepada Walikota Cirebon yang baru menjabat lebih kurang 2 bulan. Diharapkan pemerintah kabupaten maupun kotamadya lainnya turut mengambil bagian dalam pelaksanaan tes urine terhadap stafnya, kami dari BNN selalu menunggu r esponnya.

Waliokta Cirebon Drs. H. Ano Sutrisno saat pengambilan urine.


KOMUNITAS

Edisi 19 >< Agusutus 2013

49


KOMUNITAS

BNN Supervisi Kampus Drs. Siswandi : Supervisi dalam Lomba Kampus

Wakil Rektor UIN Syarif Hidayatullah, Dr. Sudarnoto Abdul Hakim, Direktur Peran Serta Masyarakat BNN, Brigjen Pol Drs. Siswandi, dan Ketua Umum GANN Fariza Y. Irawady, Se, MM dalam kegiatan FGD dengan tema “Jadilah Pelopor Penyelamat Korban Penyalahgunaan Narkoba”, yang berlangsung di Kampus UIN Syarif Hidayatullah.

B

adan Narkotika Nasional (BNN) terus melakukan edukasi untuk mengurangi penyalahgunaan narkoba. Salah satunya ikut merangkul kalangan akademisi kampus di DKI Iakarta. Targetnya, memutus mata rantai peredaran barang haram yang dapat merusak generasi penerus bangsa tersebut. Seperti halnya seminar dan Supervisi di kampus UIN Syarif Hidayatullah, Ciputat, Tangerang Selatan, Salah satu rangkaian acaranya adalah dengan deklarasi Satu Juta Tandatangan mendukung P4GN serta mengadakan FGD yang bertema “Jadilah Pelopor Penyelamat Korban Penyalahgunaan Narkoba”. Hadir dalam kegiatan seminar yakni Brigjen Siswandi, Direktur Peran Serta Masyarakat BNN, mewakili Kepala BNN Komjen Pol Anang Iskandar, Wakil Rektor UIN Syarif Hidaytullah Dr. Sudarnoto Abdul Ha50

Edisi 19 >< Agustus 2013

kim, Ketua Umum GANN, Fariza Y Irawady, SE, MM dan Ketua BNNP Banten, Heru Februanto. Wakil Rektor UIN, Dr. Sudarnoto Abdul Hakim mengatakan, narkoba salah satu “keluarga besar” barang haram. Menurutnya, orang yang berhasil adalah orang yang menjauhi narkoba dan ini momentum kesadaran untuk berani hidup. “Kita terima kasih kepada BNN dan ini jihad sesungguhnya membangun kehidupan sehat dan keberadaan yang baik,” paparya. Ditambahkannya, sudah tidak terhitung secara sistematis jajaran BNN telah melakukan, memberantas, dan mencegah peredaran narkoba. “Ini janji Allah dan untuk meraih kemenangan,” ujarnya yang siap menggapai kemenangan itu bersama jajaran BNN. Sementara itu, Direktur Peran Serta Masyarakat BNN, Brigjen Siswandi mengatakan, kenapa bangsa

ini berani untuk mati. Semisal orang loncat ke sungai berani seperti itu, kenapa tidak diperangi saja peredaran narkoba, ini momennya perang di Hari Anti-Narkoba Internasional. “Orang lebih gampang di penjara, namun lebih berat bagi orang yang direhabilitasi narkoba, karena jaringan Narkoba itu ada terus,” katanya dengan setiap jika mendengar narkoba mudah masuk ke Indonesia. Ditambahkan pria mengenakan seragam BNN merah putih itu, narkoba dengan berbagai jenis itu sulit terungkap, seperti halnya permen berisi dan atau sudah dicampur narkoba itu sulit juga diungkap. “Polisi ungkap satu jaringan narkoba, namun enam jaringan sudah lewat atau masuk. Karena di Indonesia itu pangsa pasarnya yang menggiurkan bagi bandar-bandar. Kurir di Indonosia itu lebih mudah, kurir yang selamat dari pemeriksaan maka dapat bonus besar,” ujarnya.


KOMUNITAS Supervisi lomba kampus juga dilaksanakan di Mercubuana, STEI Rawamangun, STIAMI, Universitas Pakuan, UPH. Pada awalnya Raker kampus dengan BNN ada 40 kampus yang ikut dalam lomba kampus, diadapun kriteria dan materi yang akan dilombakan yaitu: a. Kreatifitas Branding Anti Narkoba di Lingkungan Kampus b. Kreatifitas Tembang dan Ciptaan lagu tentang Narkoba c. Kreatifitas Seminar sehari tentang Narkoba d. Kreatifitas Karya Tulis tentang Narkoba e. Kreatifitas Sajak tentang Narkoba. f. Kreatifitas lain yang dilakukan oleh masing-masing kampus seperti, sejuta tandatangan, fun bike, dan lain-lain. Tujuan diadakan kegiatan ini dapat meningkatkan kreatifitas anak bangsa dan dapat dinikmati oleh masyarakat seluruh Indonesia. Disajikan dalam satu rangkaian acara dengan mengacu pada TERBESAR, BEDA dan Spektakuler. 1. Kreatifitas Branding Anti Narkoba di Lingkungan Kampus. Terbagi menjadi 2 Kategori. Ialah; A. Kreatifitas Branding Sosialisasi gerakan Anti Narkoba, dilingkungan kampus menggunakan sarana media luar ruang/Bellow The Line Antara lain: - Poster - Baliho - Banner Kriteria Penilaian: Penempatan, Keserasian ( Harmonisasi ), Tata Warna, Integrasi B. Kreatifitas Pesan Anti Narkoba Kreatifitas Pesan Anti Narkoba di Lingkungan Kampus. Penggunaan kata dan gambar/ simbol Anti Narkoba yang bertujuan menggalakan anti narkoba dilingkungan Kampus. Kriteria penilaian :Original, Persuasif, Komunikatif

2. Kreatifitas Tembang dan Ciptaan lagu tentang Narkoba. Memupuk bakat dan minat masyarakat luas dalam menciptakan suatu inovasi khususnya penciptaan lagu. Menemukan bakat dan talenta baru di bidang menyanyi dan karya cipta lagu. Meningkatkan kepedulian dan peran serta Masyarakat melalui karya cipta yang dapat meningkatkan martabat dan jati dirinya Kriteria penilaian, yaitu :Materi (meliputi lirik, melodi, serta sinkronisasi antara melodi lagu dan lirik), Bobot 1. UI (FISIP) 2. UPN Veteran 3. Univ. Esa Unggul 4. Univ. Budi Luhur 5. Univ. Trisakti 6. Univ. Binus 7. Univ. As Syafiyah 8. Unika Atma Jaya 9. STMT Trisakti 10. ITI 11. UIN Jakarta 12. Univ. Paramadina 13. Politeknik Negeri Jakarta 14. Univ. Bakrie 15. UHAMKA 16. Univ. Krisnadwipaya 17. Prasetiya Mulya Business School 18. Institut Perbanas 19. Univ. Darma Persada 20. Univ. Yarsi

(meliputi orisinalitas, estetika, pengayaan, komunikatif dan struktur komposisi). 3. Kreatifitas Seminar sehari tentang Narkoba kriteria penilaian seminar: Topik yang dibahas, Peran Ketua, Kontribusi peserta, Kerja sama peserta, Suasana seminar, Fasilitas seminar, Hasil diskusi, sangat bagus, bagus, cukup , kurang, kurang sekali. 4. Kreatifitas Karya Tulis tentang Narkoba Relevansi data dan informasi yang diacu serta Keakuratan dan integritas data dan informasi KRITERIA :APIK YAITU, ASLI, PERLU (BERMANFAAT), ILMIAH DAN KONSISTEN. 5. Kreatifitas Penulisan Sajak tentang Narkoba. Sajak menjadi ciri khas pelajaran Bahasa Indonesia untuk mendidik

siswa mampu menghayati dan memainkan seni kata- kata Bahasa Indonsia didalam unsur puisi. Kriteria : a. Minimal 3 alinea sampai dengan 4 alinea b. Sesuai dengan tema. Tema biasanya ditentukan oleh panitia. kesesuaian tema menjadi acuan pertama dalam penilaian. c. Keutuhan dan ke-selarasan. Keselarasan bait demi bait. baris demi baris yang mengacu pada tema menjadi per21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40.

Univ. Mercu Buana Univ. Sahid Univ. 17 Agustus USNI UKI Univ. Muhammadiyah Jakarta Univ Al-Azhar Indonesia STAN Univ. Pakuan Univ. Nasional UPH Univ. Borobudur STKIP Surya Indonesia Banking School Univ. Jayabaya Institut Bisnis Nusantara STIAMI Univ. Mustopo STEI Rawamangun IPB

timbangan juga memiliki bobot nilai tinggi. d. Diksi dan gaya bahasa.bahasa yang kreatif dan pilihan kata yang segar dan tepat serta tidak basi menjadi pertimbangan juri Target Peserta diikuti oleh kurang lebih 40 Kampus sejabotabek dan mereka diberikan kesempatan membuat kreatifitas bebas dalam bentuk Music, solo (single) atau berupa band (group). Kriteria peserta yang dapat mengikuti perlombaan sbb: a. Masih terdaftar sebagai mahasiswa dikampus/ tidak DO. b. Membuat hasil karya baik dalam betuk music, group band atau video layanan masyarakat. c. Mengirimkan hasil karya yang dibuat melalui internet ke Website PT BISKOM Edisi 19 >< Agusutus 2013

51


KOMUNITAS

Serba-serbi Kegiatan Kampus UIN Syarif Hidayatullah

Wakil Rektor UIN Syarif Hidayatullah, Dr. Sudarnoto Abdul Hakim saat membubuhkan satu juta tandatangan.

Wakil Rektor UIN menyerahkan piagam penghargaan kepada BNN.

Mahasiswi dan mahasiswa saat menampilkan kreatifitas ciptaan lagu. 52

Edisi 19 >< Agustus 2013


KOMUNITAS

Serba-serbi Kegiatan Kampus STIE & STIAMI

Edisi 19 >< Agusutus 2013

53


KOMUNITAS

Serba-serbi Kegiatan Universitas Mercubuana

54

Edisi 19 >< Agustus 2013


KOMUNITAS

Kasubdit Lingjamas BNN Dik Dik Kusnadi saat memakaikan jaket BNN kepada Ketua Umum FBB, KH Endang S.

Perang Dengan Narkoba Butuh Senjata Inisiatif Masyarakat

P

enindakan, seperti penangkapan yang dilakukan pihak kepolisian dan Badan Narkotika Nasional (BNN) tidak akan pernah cukup menjadi upaya pemberantasan narkoba. Tetapi faktor paling penting ada pada keterlibatan peran masyarakat. Bagaimana masyarakat bisa bertindak secara inisiatif melakukan pen-cegahan narkoba di lingkungan sekitarnya. Himbuan itu dikatakan Kasubdit Lingkungan Kerja dan Masyarakat BNN Dik Dik Kusnadi dalam acara zikir nasional dan santunan yatim piatu yang diselenggarakan Front Betawi Bersatu (FBB), "Pemerintah, dalam hal ini BNN, mengajak FBB berperan aktif menjadi yang terdepan untuk menye-

lamatkan masyarakat dari bahaya narkoba," tukas Dik Dik. Dalam penilaian Dik Dik, bila kacamata masyarakat sudah memandang persoalan narkoba adalah tanggung jawab kerja pemerintah saja, maka hal itu menjadi tanda sebuah kehancuran kehidupan sosial. "Masalah narkoba adalah masalah kita semua," terang Dik Dik. Jika soal pencegahan narkoba hanya menjadi tugas satu lembaga institusi saja, sambung Dik Dik, maka sampai kapanpun narkoba tidak akan bisa diganyang. Korban pengguna narkoba akan terus bertambah bila kita tidak peduli. "Tanpa kepedulian adalah awal kehancuran dan perhatian adalah awal mula kebangkitan," pungkas Dik Dik. Sampai saat ini di Indonesia, papar

Dik Dik Kusnadi bersama anggota Forum Betawi Bersatu mengucapkan salam anti narkoba.

Dik Dik, sudah ada sebanyak 4 juta orang yang menjadi korban dari peyalahgunaan narkoba. Maka perlu langkah serius dan kesadaran juga dari semua agar tidak lagi ada korban narkoba. Setidaknya dimulai dari keluarga kita sendiri. *MU05 Edisi 19 >< Agusutus 2013

55


KOMUNITAS

Sekretaris Direktorat Keuangan Angkatan Darat Kolonel Gantara Singkali.

Anggota TNI AD Harus Bersedia Jadi Kader Anti Narkoba

M

asalah narkoba kini sudah menjadi masalah internasional. Soal itu juga termasuk Indonesia, sebagai negara yang telah menjadi lahan basah bandar dunia. Atas hal itu, jajaran TNI harus tidak boleh melibatkan diri untuk menggunakan narkoba, apalagi berada dalam kerja sindikat. Anggota TNI harus menjadi panutan masyarakat. Sehingga dari situ mendapatkan celah kesempatan mengajak masyarakat agar berperan menciptakan lingkungan bersih dan bebas penyalahgunaan narkoba. Pandangan tersebut disampaikan Kolonel Gantara Singkali selaku Sekretaris Direktorat Keuangan Angkatan Darat dalam kegiatan focus 56

Edisi 19 >< Agustus 2013

group discussion yang bekerjasama dengan Badan Narkotika nasional (BNN), Selasa (2/7). "Anggota TNI hendaknya ikut berperan aktif dalam menyelamatkan diri, keluarga, lingkungan kerja dan masyarakat dari bahaya narkoba," tandas Gantara. Sementara itu, salah seorang peserta bernama Mayor Fajat mengungkapkan keprihatinannya pada kejahatan narkoba yang telah meregang banyak nyawa. Terlebih, lanjutnya, ratarata korban itu adalah generasi muda yang merupakan penerus bangsa. Namun karena penyalahgunaan narkoba, mereka banyak yang tewas seperti over dosis. "Perang terhadap narkoba tidak

boleh berhenti dan peran BNN harus terus didukung serta dibesarkan, sehingga jumlah pengguna narkoba dapat ditekan. Lalu bandar maupun pengedar narkoba harus dihukum seberat-beratnya agar ada efek jera," tegas Fajat. Hal senada juga dituturkan Gantara. Ia mengatakan bahwa prajurit AD siap dan harus bersedia menjadi kader anti narkoba demi mewujudkan Indonesia tanpa narkoba. Setidaknya di kesatuan dan lingkungan terdekatnya. "Dilihat dari semangat dan antusias peserta tentang bahaya narkoba, mereka sepertinya siap menjadi kader anti narkoba dan BNN harus memanfaatkan


KOMUNITAS peluang ini," imbuh Gantara. Sedangkan Kasubdit Lingkungan Kerja dan Masyarakat BNN Dik Dik Kusnadi yang menjadi salahj seorang pembicara dalam kegiatan, menjelaskan perlunya peran aktif seluruh masyarakat agar sadar akan bahaya narkoba. Diharapkan dengan memiliki dan tumbuhnya kepedulian untuk melakukan upaya P4GN, dapat melahirkan komitmen menyelamatkan diri dan keluarga serta lingkungan dari bahaya narkoba, papar Dik Dik. Selain diskusi terkait pemahaman penyalahgunaan narkoba, ada juga aktifitas program lain yang dilakukan oleh Direktorat Keuangan TNI AD yakni tes urine kepada pegawai di direktorat bersangkutan. *MU05

Kasubdit Lingjamas BNN, Dik Dik Kusnadi.

Salah satu anggota Direktorat Keuangan AD yang sedang mangajukan pertanyaan kepada narasumber.

Kolonel Gantara Singkali saat mengarahkan kepada anggotanya.

Analis Peran Serta Masyarakat BNN, AKBP Maria Sorlury saat presentasi dalam FGD di Dit Keauangan AD.

Para Anggota Direktorat Keuangan Angkatan Darat saat melakukan tes urine. Edisi 19 >< Agusutus 2013

57


Apa Kata Mereka

Presenter TV Swasta

Ika Purti

Pesan Narkoba Melalui Jam Malam P

resenter kelahiran Rangkasbitung Banten yang berbintang Leo tepatnya lahir tanggal 10 Februari 1985 ini sangat setuju kalau dampak narkoba bisa disampaikan pada masyarakat luas melalui penyiaran media elektronik, sehingga sangat diperlukan seorang presenter yang memiliki pengetahuan, wawasan tentang narkoba, ujar Ika Purti saat berkunjung ke BNN bagian Peran Serta Masyarakat (5/7). Diakui oleh Ika bahwa keluarga adalah benteng utama untuk menangkal masuknya narkoba, apabila keluarga sudah dibentengi dengan kekuatan yang dahsyat Insya Allah keluarga tersebut selamat dari barang haram narkoba, salahsatu benteng keluarga adalah menanamkan sejak dini nilai-nilai agama dan moralitas, tanpa itu keluarga akan mudah di pengaruhi oleh narkoba. Ika mengucapkan terimakasih telah menerima pengetahuan maupun wawasan tentang narkoba yang disampaikan oleh Direktur Peran Serta Masyarakat BNN, Brigjen Pol Drs. Siswandi, sekaligus mengucapkan Happy Brithday semoga diberikan kesehatan, kesuksesan, dan panjang umur, karena hari ini 5 Juli 2013 bertepatan hari ulang tahun Pak Siswandi. Insya Allah saat saya menjadi presenter akan saya sampaikan tentang dampak bahaya narkoba serta mengajak semua audien untuk berperan aktif dalam menanggulangi peredaran gelap narkoba seperti kalau ada informasi tentang narkoba, tolong sampaikan kepada pihak berwajib atau juga kalau ada keluarga, sanak famili maupun tetangga kecanduan karena narkoba segera melaporkan diri untuk dilakukan rehabilitasi, karena saat ini BNN sedang gencargencarnya menyampaikan pesan bahwa korban jangan takut untuk melapor dan dilakukan rehabilitasi, karena rehabilitasi tidak dipungut biaya alias gratis. *MU03

58

Edisi 19 >< Agustus 2013


Apa Kata Mereka

Artis Dangdut

Amanda Choes

Dalam Menolak Narkoba Artis Harus Siap Mendukung BNN S

etelah telat sekitar 15 menit dari janji waktu sampai untuk bincang ringan dengan majalah Ungkap pada pertengahan Juli, akhirnya pintu sebuah ruangan di sudut kantor Badan Narkotika Nasional (BNN) pun terbuka. Sosok gadis menawan terlihat. Setelah itu sapa hangat dan permintaan maaf atas keterlambatannya terdengar. Ia adalah Amanda Choes, biduanita dangdut yang lahir 24 tahun lalu. Identitas public figure yang melekat pada dirinya tidak menutupi sisi bersahabat dan keramahannya. Bahkan sempat pula bersenda gurau dengan beberapa awak media Ungkap yang kebetulan ada di ruangan itu juga. Suasana santai mengalir. Saat ditanyakan bagaimana kehidupan pekerja entertainment dan narkoba, perempuan berzodiak Gemini ini tak menampik bila dalam dunia hiburan, marak penyalahgunaan narkoba di dalamnya. “Namanya saja tempat hiburan, tentu banyak entertaint datang entah diundang sebagai tamu atau pengisi acara. Nah, banyak informasi mengatakan rata-rata kebanyakan barang haram itu beredar pada tempat hiburan,� tutur pelantun lagu Jangan Kau Pergi ini. Namun, sambung Amanda, dirinya secara pribadi tidak pernah mengetahui secara pasti siapa kolega sesama artis, khususnya pedangdut, yang mencandu narkoba. Disinggung soal apakah dirinya pernah mengalami persentuhan dengan narkoba, dara yang memulai debut keartisannya sejak 8 tahun lalu ini lewat jalur pencarian bakat di sebuah televisi swasta secara tegas mengatakan tidak pernah, bahkan melihat bentuk barang kategori narkoba saja tidak pernah. Lebih jauh Amanda memberikan pendapatnya mengenai peran BNN yang sepanjang ini banyak mengungkap keterlibatan artis dalam narkoba. “Sangat bagus kerja BNN, saya mendukung. Walaupun tentu butuh waktu memberantas narkoba keseluruhan di Indonesia. Lagi juga artis perlu bekerjasama dengan BNN dalam kampanye menolak narkoba,� paparnya. Sedangkan Direktur Peran Serta Masyarakat BNN Brigjen Polisi Siswandi pada Ungkap mengatakan bagaimana artis mempunyai peran besar dalam melakukan advokasi anti narkoba ke masyarakat. Hal itu juga harus tumbuh kesadaran dari artis bagaimana bahayanya narkoba. *MU RUL Edisi 19 >< Agusutus 2013

59


Apa Kata Mereka Artis & Penyanyi

Della Puspita

Fans Gue, Mari Tolak Narkoba! P

esan paling pertama dan utama mengenai bahayanya penyalahgunaan narkoba telah dilakukan artis dan penyanyi berparas cantik Della Puspita. Kalimat-kalimat agar menjauhi dan menolak narkoba paling awal disampaikan Della Puspita bagi keluarganya, bagian yang terdekat dalam hidupnya. "Keluarga kami tidak ada yang pakai narkoba," imbuhnya. Pernyataan itu diucapkan entertaint jelita kelahiran Malang 6 Agustus 1979 dan mempunyai hobi kuliner juga traveling sewaktu ditemui majalah Ungkap, pada pertengahan Juli di sebuah kafetaria kawasan Pantai Indah Kapuk, Jakarta. Namun sebagai sosok public figure dan pekerja seni yang sudah pasti memilki fans, bukan berarti perempuan yang saat ini sedang sibuk shooting sinetron "Terbang Bersamamu" untuk MNC TV serta "Pintu Taubat" yang akan tayang di Indosiar, melupakan penggemar dalam kampanye menolak narkoba. "Saya juga sampaikan kepada fans, jangan takut melapor apabila ada keluarganya yang menggunakan narkoba dan menolak segala jenis bentuk narkoba, serta jangan terpengaruh orang lain yang ingin mengajak menggunakan narkoba," ujar Della. Soal informasi narkoba, bukan hal yang baru bagi Della. Bahkan dirinya sendiri komitmen siap mendukung kerja Badan Narkotika Nasional (BNN) serta aparat lainnya yang terkait pemberantasan narkoba. Bahkan BNN sendiri melalui pesan yang disampaikan Direktur Peran Serta Masyarakat BNN Brigjen Pol Siswandi, tutur Della, mengatakan bahwa narkoba adalah barang haram dan saat ini BNN telah mengatakan bahwa semua pengguna dan pecandu narkoba untuk melaporkan diri ke Puskesmas, Polri, dan BNN untuk minta direhabilitasi. "Bapak Siswandi mengingatkan kalau sedang menyanyi, kumpul dengan teman-teman saat shooting agar jangan sekali-kali mencoba narkoba," paparnya. Terpisah, Siswandi menghaturkan rasa terima kasihnya juga memberi apresiasi kepada Della yang telah berperan aktif dalam keterlibatan menciptakan lingkungan bersih dan bebas narkoba. "Diharapkan selebriti lainnya juga dapat berperan yang sama dalam menyampaikan bahaya narkoba," tegas Siswandi. *MU RUL

Edisi 19 >< Agustus 2013


Apa Kata Mereka Penyanyi

Hanya Artis Bodoh Ingin Pakai Narkoba B

eralasan menggunakan narkoba sebagai penambah rasa percaya diri dan penjaga stamina saat tampil atau shooting bagi kalangan artis adalah kebodohan terbesar. Alasan tersebut tidak masuk akal sebab banyak hal bisa dilakukan si artis demi dua hal itu. Begitu penuturan Nelly Agustina di Jakarta, Kamis (25/7), saat dimintai pandangannya soal penyalahgunaan narkoba yang marak terungkap di kalangan pekerja entertainment. Menurut artis berparas ayu penyuka makanan jenis sea food, sayuran dan buah ini melakukan olahraga, membiasakan diri mengonsumsi makanan minuman penambah energi atau lebih dekat dengan keluarga bisa menjadi upaya meningkatkan kepercayaan diri dan tidak lekas lelah. Wanita yang pernah menjadi runner up Asia Bagus 1992 ini juga setuju bila Badan Narkotika Nasional (BNN) selama ini banyak mengungkap kasuskasus artis yang terlibat narkoba. "Semua demi kebaikan artis sendiri supaya selama dunia akhirat, apalagi mereka sering dilihat masyarakat, jangan sampai image semua artis jadi buruk karena ulah 1 atau 2 artis," terang Pembawa Acara Hiburan Dangdut Banget dan bintang iklan obat sakit kepala Oskadon ini. Bagi pelantun lagu Duda Janda bersama Almarhum A Rafiq, sepatutnya artis harus bersedia bekerjasama dengan BNN dalam mengampanyekan gerakan anti narkoba. "Artis itu kan pentas dimana-mana, ada orang-orang yang menontonnya, tidak ada salahnya artis mau memberikan pesan menolak narkoba saat dia show," imbuh jelita yang menyukai sifat jujur serta terbuka ini. Dengan jelas, Nelly yang lahir 34 tahun lalu menyatakan dukungannya pada BNN yang selalu bekerja keras mencerahkan masyarakat soal dampak negatif narkoba. Direktur Peran Serta Masyarakat BNN Brigjen Pol Siswandi menuturkan bahwa pelibatan lapisan masyarakat, semua golongan, seperti keinginan Melly akan makin digalakkan. Bagi Siswandi persoalan narkoba sekarang adalah tanggung jawab siapapun untuk memberantasnya. *MU RUL Edisi 19 >< Agusutus 2013


Apa Kata Mereka Artis Senior

Yenny Rachman

Perangi Narkoba=Perangi Korupsi I

ndonesia kini menghadapi dua masalah serius, korupsi dan narkoba. Kedua-duanya harus diperangi, diberantas dan diberangus karena sama-sama menghancurkan bangsa ini. "Saya menilai memerangi narkoba sama dengan memarangi korupsi. Nah, ini yang harus menjadi perhatian serius kita bersama untuk mengatasinya," papar artis senior Yenny

62

Edisi 19 >< Agustus 2013

Rachman kepada majalah UNGKAP di Jakarta, Kamis 11 Juli 2013. Memang, lanjut wanita kelahiran Jakarta 18 Januari 1959 yang kini aktif sebagai Ketua Yayasan Jiwa Ramah Sesama, bahaya narkoba sangat luar biasa. Mulai kehancuran karier, prestasi, nama baik hingga materi yang sirna sia-sia dalam jumlah yang besar agar bisa sembuh dari ketergantungan narkoba.

"Jadi mencegah lebih baik daripada mengobati. Mengingat, jika sudah kecanduan narkoba maka proses penyembuhannya lama serta membutuhkan waktu, tenaga dan dana yang besar," lontar wanita berdarah Aceh dan Tionghoa-Madura yang mengawali kariernya sebagai bintang iklan, model foto, dan peragawati sejak usia 14 tahun. Selain itu, tambah wanita dijuluki "The Queen of Indonesian Cinema" oleh kalangan industri film Indonesia, untuk mencegah agar masyarakat tidak terjerumus narkoba, peran pemerintah, termasuk polisi, BNN juga aparat penegak hukum lainnya harus serius serta transparan dalam penindakan terhadap penjual, pengedar dan bandar narkoba. "Hukum harus ditegakkan seadil-adilnya. Hukuman bagi pecandu narkoba harus berbeda dengan penjual, pengedar dan bandar narkoba. Pecandu ya harus dihukum rehabilitasi agar bisa sembuh kembali. Sebaliknya penjual, pengedar dan bandar narkoba ya harus dihukum berat karena perbuatannya sudah sangat meresahkan dan menghancurkan generasi muda bangsa ini," sambung peraih 2 Piala Citra melalui Kabut Sutra Ungu (1979) arahan sutradara Sjumandjaja dalam FFI 1980 dan Gadis Marathon (1981) arahan Chaerul Umam pada FFI 1982. *MU02


Apa Kata Mereka Mojang Remaja Kab Bogor 2013

Ricka Widyaswara Putri

BNN Perankan Mojang Bogor P

emilihan Mojang & Jajaka Kabupaten Bogor yang dilaksanakan pada hari Selasa 2 Juli 2013 telah mengkukuhkan Mojang & Jajaka periode Tahun 2013 yaitu Juara 1 Jajaka Pinilih – Rommy Perdana Putra, Juara 1 Mojang Pinilih – Annisa Darmawati, Juara 1 Mojang Pinilih Remaja – Ricka Widyaswara Putri, Juara 1 jajaka Pinilih Remaja – Mochamad Elgad. Berkunjung ke BNN Pada hari Senin, 8 Juli 2013 kami Mojang & Jajaka Kabupaten Bogor 2013 telah mengunjungi kantor BNN bagian Peran Serta Masyarakat di Jl. MT. Haryono, No. 11, Cawang, Jakarta Timur. Kami banyak dibekali tentang dampak penyalahgunaan narkoba serta perlunya penanganan terhadap korban dan pecandu narkoba untuk dilakukan rehabilitasi, dan kami juga dibekali dengan buku saku Peran Serta Masyarakat di bidang P4GN (Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba), Pamflet Penyalahgunaan narkoba dalam prespektif keluarga, Penyalahgunaan narkoba dari sudut pandang tokoh agama, dan Pamflet Peran Serta Mahasiswa dalam menciptakan lingkungan bersih narkoba. “Kasihan sahabat-sahabat segenerasi usia saya yang menajdi korban penyalahgunaan narkoba, memang narkoba barang haram dan laknat sehingga saya setuju terhadap bandar maupun pengedar untuk dihukum yang berat dan bagi korban maupun pecandu agar pemerintah mengambil langkah yang pasti untuk dilakukan rehabilitasi,“ujar Ricka. Saya akan sampaikan hal tersebut kepada lingkungan saya, tempat sekolah saya serta wilayah Kabupaten Bogor, bahwa korban maupun pecandu jangan takut untuk melaporkan diri kepada instansi yang berwenang untuk dilakukan rehabilitasi. Menurut saya tindakan yang tepat bahwa rehabilitasi adalah tempat bagi pecandu narkoba. Disisi lain Direktur Peran Serta Masyarakat BNN, Brigjen Pol Drs. Siswandi mengucapkan teimakasih dan memberikan apresiasi kepada Mojang & Jajaka Kabupaten Bogor yang ikut serta dalam penyampaian kepada masyarakat Bogor tentang perlunya korban, pecandu narkoba untuk direhabilitasi (8/7). Edisi 19 >< Agusutus 2013


Apa Kata Mereka Model dan Artis

Baby Sexyola

Haram Sentuh Narkoba M

odel dan Artis seksi Baby Sexyola mengaku hingga detik ini belum pernah menyentuh berbagai jenis narkoba, yang marak beredar di Indonesia. Bahkan, penyanyi dangdut berjanji tidak akan menyentuh barang sesat yang menyesatkan. "Menyentuh barang haram, bagi aku haram. Memang tak bisa dipungkiri, temanteman di lingkunganku banyak yang sudah mengkonsumsi narkoba. Ya, Alhammdullilah aku masih bebas dari narkoba. Karena nggak ada manfaatnya kok," lontar Baby Sexyola saat ditemui di Bulungan, Blok M, Jakarta Selatan, belum lama ini. Mojang kelahiran Bogor, 8 Januari 1987 mengaku ketimbang harus bergaul narkoba, lebih baik melakukan aktifitas positif, melahirkan eksistensi pribadi yang bagus, mengembangkan karier demi masa depan, membuat prestasi yang lebih baik. Mengingat, perjalanan hidup ini sangat panjang dan sangat disayangkan tiba-tiba hancur karena barang menyesatkan. Jadi sangat disayangkan banyak artis yang pakai narkoba? "Aku sedih banyak artis yang terlibat narkoba ya. Mungkin karena mereka kurang percaya diri saja sih. Juga aku dengar-dengar, katanya kalau penyanyi yang kurang percaya diri, gitu pas mau pentas pakai narkoba. Ini kan nggak bener," komentar dara jebolan Universitas Pakuan Bogor. Pembawa acara ‘Obama’ (Obrolan Tengah Malam) dan ‘Sutra’ di JakTV, serta program ‘Sehat Natura’ di Elshinta TV menyarankan agar para artis, generasi muda dan masyarakat hendaknya jangan dekat-dekat dengan narkoba. Mengingat, jika sekali coba pasti keenakan dan ketagihan. "Sayangi diri sendiri dengan menjahui narkoba. Pilih lingkungan pergaulan yang baik, dan selalu berhati-hati dengan godaan narkoba. Juga jaga nama baik keluarga, ini yang penting jika tidak ingin hancur akibat narkoba," saran gadis seksi yang kini bersama lima teman modelnya, Devi, Zhie, Meizhu, Kanza, dan Christal membentuk girlband dengan nama Sexy Babies. *MU02 64

Edisi 19 >< Agustus 2013


Apa Kata Mereka

Edisi 19 >< Agusutus 2013


Apa Kata Mereka Wakil Gubernur DKI Jakarta

Ir. Basuki Tjahja Purnama, MM

Tolak Ikuti Jejak Pakai Narkoba W

akil Gubernur DKI Jakarta Ir. Basuki Tjahja Purnama MM punya pengalaman tersendiri soal narkoba. Saat duduk

66

Edisi 19 >< Agustus 2013

dibangku SMA di Jakarta, beberapa teman sekolahnya ada yang menjadi pecandu barang sesat ini. "Jadi saya tahu persis kehidupan

teman-teman yang pakai. Ganja aja bisa dibeli di pinggir-pinggir toko. Saat kuliah dulu naik gunung juga ada yang bawa ganja di tas. Saya cuma mengelus dada, kenapa teman-teman berbuat seperti itu," ucap Ahok, panggilan akrabnya saat ditemui pada pengobatan massal bagi pengguna narkoba di Balai Agung Kompleks Balai Kota DKI Jakarta, belum lama ini. Lelaki kelahiran Manggar, Belitung Timur, 29 Juni 1966 menolak dan mengaku tidak mengikuti jejak teman-temannya yang mengonsumsi narkoba. "Saya tidak terkena, karena belas kasih Tuhan. Karena saya sendiri sudah berhenti merokok sejak SD. Ya gara-gara ranjang besi di rumah saya terbakar kena rokok," kenang mantan Bupati Belitung Timur. Bapak tiga anak mengakui, bahaya narkoba sudah gawat darurat. Generasi muda Indonesia, termasuk Jakarta banyak yang kecanduan narkoba. Karena itu, Pemprov DKI Jakarta sangat peduli dengan bahaya narkotika. "Kita bersyukur masih peduli dengan korban narkotika, dan kita peduli untuk mengobatinya agar dia kembali ke jalan yang benar," harapnya. Ahok juga berharap para abdi negara mulai tingkat RT, RW menjadi pionir dalam pencegahan narkoba di lingkungannya masingmasing. Juga memantau secara ketat semua warga, yang terindikasi pakai barang laknat. Dengan pengawasan ketat bisa mempersempit ruang gerak peredaran barang haram itu. "Persoalannya sekarang Bapakbapak dan Ibu-ibu ini tidak peduli untuk menjadi seorang yang peduli terkait penyalahgunaan narkoba, di sekitarnya," sambungnya. *MU02


Apa Kata Mereka

Rosestar Management Ajak 1000 Artis Tes Urine P

edangdut Rosita Mawar yang juga bos Rosestar Mangement (RM) menggagas ide bersama teman-temannya di RM untuk terus menggalakkan gerakan anti narkoba. Kiprah RM (yang juga bergandeng dengan Laskar Jayakarta) dalam mengusung gerakan sosial dengan mengkampenyakan Jakarta bebas narkoba, bukan baru kali ini. Dirinya berserta grup dangdutnya D'Bohay dan diikuti kalangan artis, sudah sering melakukan aksi peduli sosial ini. "Kita semua miris melihat generasi saat ini karena 'ulah' narkoba. Apalagi saat ini juga banyak kalangan artis memakai benda haram tersebut. Saya undang nanti seluruh artis Indonesia untuk partisipasi dalam aksi '1000 Artis Tes Urine'." jelas Rosita

Mawar, bos RM saat di jumpai guritanews.com, dalam acara aksi sosial sunatan massal 100 anak dan hiburan di daerah Kalisari, Jakarta Timur, Minggu (30/6) siang. "Indonesia harus bebas narkoba pada 2015 mendatang. Jadi apapun aksi sosial dan peduli kami, demi (bersama) menyelamatkan generasi ini, jadi marilah kita mulai dari sekarang untuk komitmen jangan pakai narkoba. Dan saya akan gerakkan 1000 artis untuk melakukan tes urine. Mereka itu publik figur dan harus bebas dari narkoba. Jangan cuma belain gaya hidup dan gengsi ajah, dengan menggunakan narkoba" tambahnya. Gelaran aksi sosial sunatan massal dalam menyambut Ramadhan 1334 H dan hiburan musik yang di pelopori oleh RM dan Laskar Jayarkata ini didukung banyak artis dangdut seperti, grup dangdut pendatang baru D'Bohay ( Rosita

Mawar, delia Paramitha, Dewinta Bahar, Nilam Kusworo), Ageng Kiwi, Ayu Soraya, Anisa Bahar, D'Bohay Kidz, Iyeth Zenith, Mecha Alba, Amanda Choes serta banyak lagi. Boleh-boleh saja kiprah RM dan Laskar Jayakarta untuk menggalalang kekuatan publik serta berbagai kalangan, untuk serta merta mengganyang habis peranan narkoba di masyarakat. Namun seberapa besar kekuatan yang mampu dirangkul? mengingat kita sangat perlu 'ekstra' kencang untuk terus menerus mensosialisaikan bahaya narkoba, dan kita juga perlu dukungan serta kerjasama yang erat dengan berbagai lembaga terkait. Memang tidak mudah beban dan tugas yang di emban Rosestar Mangement dan Laskar Jayakarta, tapi setidaknya kita juga harus peduli dengan apa yang di gagas RM dan Laskar Jayakarta itu. Dan bukan tidak mungkin akan berbuah hasil yang baik. Sekali lagi tantangan Rosita Mawar untuk mengajak '1000 Artis Tes Urin' bukanlah sekedar gagasan belaka, tahun inpun ia akan meggelar aksi tersebut. *** Edisi 19 >< Agusutus 2013

67


METROPOLITAN

Direktur Pemberdayaan Alternatif BNN Rospen Sitinjak, SH bersama masyarakat.

Direktur Pemberdayaan Alternatif BNN Bekali Masyarakat di Sarang Narkoba

D

emi menciptakan lingkungan masyarakat yang bersih dan bebas dari penyalahgunaan serta peredaran narkoba, Badan Narkotika Nasional (BNN) mencoba melakukan langkah edukatif pada masyarakat langsung di beberapa lokasi yang selama ini dinilai menjadi sarang narkoba. Upaya pendekatan secara persuasif dengan metode mendidik tersebut dilakukan dalam bentuk memberikan keterampilan bagi pemuda yang menjadi korban pengguna narkoba, yakni pelatihan perbaikan telepon genggam seluler dan pengembangan wirausaha perbaikan telepon genggam seluler. 68

Edisi 19 >< Agustus 2013

Adapaun wilayah yang dibidik sebagai sasaran pelaksaan program adalah Kampung Ambon, Jakarta Barat serta Kampung Bali dan Kampung Bonang di Jakarta Pusat. Hal ini disampaikan Direktur Pemberdayaan Alternatif BNN Rospen Sitindjak, SH dalam keterangan tertulisnya pada Ungkap, pertengahan Juli. “Kegiatan pelatihan semacam ini merupakan wujud perhatian dan kepedulian pemerintah, dalam hal Ini BNN, sebagai upaya menanggulangi penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba di Kampung Ambon, Kampung Bali dan Kampung Bonang,� terang Rospen. Selain itu, pada pengembangan

wirausaha itu BNN juga menyediakan sebuah gerai perbaikan telepon seluler di tiap-tiap daerah kegiatan. Hingga menyiapkan perangkat alat pendukung teknik untuk memperbaiki. Lebih jauh ditambahkan Kasubdit Masyarakat Perkotaan BNN Mohammad Ali Azhar, M.Si diharapkan dari kegiatan yang dilakukan ini dapat merubah pola pikir para korban penyalahunaan narkoba, khususnya pemuda, supaya dapat berwirausaha secara produktif. Dari tempat itu pula diharapkan bisa melahirkan entrepreneur yang mampu menghasilkan secara cukup untuk keluarga dan dirinya sendiri, tanpa harus lagi ketergantungan dari


METROPOLITAN bisnis narkoba. Selain program pelatihan keterampilan dan pengembangan wirausaha, kegiatan pemberdayaan alternatif yang dilakukan oleh Direktorat Pemberdayaan Alternatif BNN ini juga menyelenggarakan aktifitas olahraga futsal di Kampung Ambon dan pembinaan kesenian di Kampung Bali. “Hal ini dilakukan sebagai bentuk tanggung jawab pembinaan bagi kalangan muda agar dapat meng-

hindari penyalahgunaan narkoba, mengampanyekan P4GN di pemuda, menyalurkan energi positif serta bakat minat pada olahraga dan kesenian,� papar Azhar. Pembinaan futsal dapat menjadi manfaat besar bila warga Kampung Ambon sendiri memaksimalkan olahraga ini sebagai wahana menjadi lebih baik. Bahkan diharapkan kelak menghasilkan pemain berkelas lokal sampai internasional. Sedangkan pengembangan ke-

senian di Kampung Bali memilki makna yang besar, ujar Azhar. Sebab banyak pemuda sekarang yang memakai narkoba sehingga melupakan adat istiadat juga budaya negeri sendiri. Pembinaan kesenian di Kampung Bali meliputi pencak silat, ondelondel, marawis, rabana, palang pintu dan lainnya. Adapun ini secara tersirat menjelaskan bila Kampung Bali identik dengan tradisi budaya Betawinya. *MU RUL

Edisi 19 >< Agusutus 2013

69


METROPOLITAN

Bambang Soesatyo Anggota Komisi III DPR Partai Golkar

Amir Syamsudin Menteri Hukum dan HAM

I Gede Pasek Suardhika Ketua Komisi III DPR

Anggota DPR Ramai Tolak Usulan Revisi UU Narkoba R

encana Menteri Hukum dan HAM Amir Syamsudin yang akan melakukan revis terhadap UU Narkoba mendapat kritikan dan sejumlah pertanyaan. Lontaran keheranan mencuat dari para Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), khususnya di Komisi III yang menaungi bidang hukum. Pertanyaan mendasar mengenai keinginan Amir tersebut yakn menyangkut substansi dari revisi itu. Walaupun diangap sebagai pemikiran yang bagus, namun masih disangsikan apakah mampu menyelesaikan persoalan yang ada seperti masih campur baurnya kasus hukum narkoba antara penanganan bandar, pengedar dan pemakai. Pernyataan tersebut dikatakan Ketua Komisi III DPR I Gede Pasek Suardhika, di Jakarta pertengahan Juli.“Apa dengan mengubah atau merevisinya langsung tuntas masalah yang ada,” ungkap Pasek.Menurut Pasek, dengan berbagai masalah yang sudah akut ini mengenai narkoba, tidak harus selalu dengan melakukan perubahan pada sisi legislasi yang telah ada. “Komprehensifitas penanganan harus diutamakan untuk menyelesaikan kompleksnya persoalan,” tegas Pasek lagi. Dengan begitu, sambung Pasek, integritas dan prestasi aparat penegak hukum dalam menangani perkara pidana narkoba harus diting70

Edisi 19 >< Agustus 2013

katkan mutunya. Pemahaman yang mumpuni soal hukum narkoba dari aparatur yang membawahi urusan tersebut menjadi nomor satu di lapangan. Kemudian lagi, kata Pasek, tingkat pemasaran peredaran narkoba dari orang yang pernah mendiami lembaga permasyarakatan makin hari meningkat kuantitasnya. Semua ini karena penanganan yang masih buruk terhadap kasus narkoba. Senada dengan Pasek, Anggota Komisi III DPR dari Partai Golkar Bambang Soesatyo memaparkan bila pasal-pasal yang sudah ada dalam UU Narkoba sekarang dirasa sudah cukup memadai.Lebih jauh Bambang malah menilai jika Amir mempunyai agenda lain dibalik niatannya merevisi UU Narkoba. Sepatutnya Amir tidak lagi membahas UU Narkoba menjadi persoalan yang akut. “Saya menganggap aturan hukum yang ada sudah mumpuni sampai sekarang,” tutur Bambang.Dalam kacamata Bambang, DPR sekarang harus mewaspadai ide-ide yang ingin melakukan revisi terhadap UU Narkoba. Sebab dikhawatirkan malah akan memberikan ruang bagi bandar atau pengedar lepas dari jerat hukum dan hanya terkena dakwaan pemakai yang harus direhabilitasi. “Saya menduga ada pihak-pihak yang ingin diselamatkan, seolah-olah

ingin memberikan keistimewaan bagi bandar dan pengedar narkoba, atau mungkin penggunanya, yang mungkin saja banyak dari kalangan pejabat penting di negara ini seperti kerabat atau keluarga,” ujar Bambang. Dengan memberikan usulan seperti perubahan UU Narkoba sekarang, berarti menunjukkan rasa khawatir menteri selaku penyelenggara negara bila ia tidak lagi menjabat dan ada sanak saudaranya terjerat narkoba, ucap Bambang. Bambang juga menyinggung pernyataan mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD bahwa jaringan peredaran narkoba hari ini sudah bisa menembus wilayah lingkungan istana negara. Itulah yang menjadi alasan utama Bambang menolak agenda perubahan UU Narkoba. Untuk diketahui Amir berencana merevisi UU Narkoba setelah berkaca dari kerusuhan di lapas Tanjung Gusta Medan-Sumatera Utara. Amir memandang saat ini belum ada batasan yang jelas dan tegas antara bandar, pengedar dan pemakai. “Sehingga dalam lapas semuanya itu hidup berbaur jadi satu,” imbuh Amir. Dengan situasi begitu, terang Amir, akan menimbulkan efek psikologis negatif yang besar. Lalu dapat berdampak menimbulkan kekacauan seperti terjadi di Tanjung Gusta. *MU RUL


METROPOLITAN

DENGAN DANA 900 JUTA RUPIAH

Pemkot Bekasi Siap Ciptakan Lingkungan Bersih Narkoba S ebesar 900 juta rupiah siap digelontorkan Badan Narkotika Nasional Kota (BNNK) Bekasi untuk menciptakan daerahnya yang bersih dan bebas dari narkoba. Anggaran dana tersebut akan disesuaikan dengan kebutuhan program Pencegahan, Pemberantasan, Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN). “Aksi gerakan ini akan berupa sosialisasi dan pencegahan,” tutur Ketua BNNK Bekasi Ahmad Syaikhu yang sekaligus Wakil Walikota Bekasi, pada pertengahan Juli di kantornya. Pihak BNNK Bekasi juga akan selalu dan berharap terus, lanjut Syaikhu, bekerjasama serta berkoordinasi dengan Satuan Reserse Narkoba Bekasi dalam sinergi pencegahan peredaran narkoba. “Sebab di Kota Bekasi ini penyalahgunaan narkoba sudah tergolong tinggi sekali, sudah begitu mengkhawatirkan” kata Syaikhu. Maka dari itu, tambah Syaikhu, dengan tujuan menghancurkan seluruh jaringan peredaran narkoba di Kota Bekasi hingga akarnya, 900 juta rupiah siap dikucurkan untuk mendukung kesuksesan P4GN. Selama ini, BNNK Bekasi telah melakukan aksi konkrit kerja dalam upaya membumi hanguskan penyalahgunaan narkoba seperti penyuluhan langsung ke masyarakat dan razia di wilayah-wilayah yang selama ini dinilai sarang narkoba. Oleh sebab itu anggapan yang

Walikota Bekasi dan Wakil Walikota Bekasi beserta peserta Deklarasi Anti Narkoba.

melihat jika kinerja BNNK Bekasi tidak maksimal dan penyalahgunaan narkoba masih marak, dibantah Syaikhu dengan mengungkapkan bahwa wewenang penindakan berada sepenuhnya di tangan kepolisian. Sedangkan tugas BNNK sebatas pada sosialisasi dan edukasi. “Polres yang berhak memproses, kami juga bekerja punya program rehabilitasi,” tegas Syaikhu. Sedangkan Kasatserse Narkoba Polresta Bekasi Kompol Sangadi menjelaskan bila sebelumnya ada program pemberantasan narkoba bersama dengan BNNK Bekasi di lapangan. “Baik itu dalam penangkapan terhadap pengedar atau pengguna,” papar Sangadi.

Namun hal tersebut, diakui Sangadi kini tidak ada lagi. Kecuali antara BNNK Bekasi dan Polresta Bekasi melakukan razia gabungan bersama pada narkoba. “Sekarang BNNK hanya terjun ke lapangan melakukan sosialisasi ke warga dan sekolah-sekolah,” pungkas Sangadi. Lebih jauh Sangadi menerangkan kalau aparatnya bekerja berdasarkan target. Walaupun anggaran minimal sekali atau malah tidak ada sama sekali, kata Sangadi, mereka akan tetap melakukan pemberantasan narkoba karena sudah menjadi kewajibannya. “Jadi juga tidak terlalu masalah kalau kami berjalan sendiri dalam penangkapan kejahatan narkoba,” tandas Sangadi. *MU RUL Edisi 19 >< Agusutus 2013

71


METROPOLITAN

HOME INDUSTRI NARKOBA

Tak Ada Epidream Obat Asmasoho pun Jadi Home industri narkoba kembali dibongkar Polres Metro Jakarta Barat. Pabrik narkoba rumahan ini, hasil produksinya mendekati kesempurnaan. Sayangnya, bahan utamanya Ephedrine kini langka dipasaran. Namun bagi produsen tak jadi hambatan, penggantinya obat asthma soho pun jadi.

72

Edisi 19 >< Agustus 2013

J

umat 12 Juli 2013, sekitar pukul 23.00 WIB, dua anggota polisi AKP Dwi Martono dan Ipda Ali Barokah dari reserse narkoba Polres Metro Jakarta Barat mencurigai seorang lelaki di tempat parkiran 7 Eleven (Sevel) Sunter Agung, Jakarta Utara. "Saat diperiksa, lelaki yang bernama Sandy alias Afung kedapatan memiliki 4 paket plastik kecil narkoba jenis shabu. Rencananya shabu itu akan dijual kepada seorang pelanggannya. Namun sampai tengah malam, sang pelanggan tidak datang malah Sandy keburu ketangkap," terang Kasat Narkoba Polres Jakarta Barat, AKBP Gembong Yudha kepada majalah UNGKAP di Jakarta, Selasa 16 Juli 2013. Saat diperiksa shabu yang dibawa Sandy, secara kasat mata sangat berbeda dengan yang dijual dipasaran. "Kami curiga narkoba ini hasil home industri," papar AKBP Gembong Yudha didampingi Kaur Bin Ops (KBO) Ipda Ali Brokah. Ternyata kecurigaan itu, menjadi kenyataan. Saat diinterogasi, Sandy (48) - mengaku bahwa dia juga memproduksi narkoba jenis shabu dan ekstasi. Bahkan Sandy menginformasikan lokasi pabrik rumahan yang ada di kawasan Sunter Jakarta Utara. Saat itu juga, Tim petugas reserse narkoba Polres Metro Jakarta Barat menggerebek home industri. Di rumah kontrakan yang sangat sederhana, dan tertutup ini, polisi langsung melakukan penggerebekan. Ternyata


METROPOLITAN rumah yang dikontrak selama 8 bulan itu, dalam keadaan tidak berpenghuni. Petugas hanya menemukan peralatan laboratorium, dongkrak alat pembuat pil esktasi, alat cetak pil ekstasi sebanyak 5 pasang, 3 botol pil efedrine yang berisi 3 ribu pil. 60 Botol pil dektrometophan yang berisi 60 ribu butir dan 1 botol pil parasetamol berisi 1.000 butir pil. Juga 20 paket plastik kecil narkotika jenis shabu dengan berat 700 gram. Bahkan serbuk warna hijau sisa cetak, serbuk kuning siap cetak, dan bahan baku kimia lainnya. Tabung oksigen serta satu kantong tas kresek berisi bekas obat asthma soho, alat tumbuk, timbangan juga beberapa tabung bejana ukuran kecil. Serta bahan prekusor (bahan pil ekstasi) lainnya. Sandy sebagai pelaksana atau pembuat pil ekstasi mengaku baru mengejarkan proyek ini selama 6 bulan terakhir, dengan Wiliam sebagai penyandang dana home industri, dan Jerry yang memiliki toko dan menyediakan bahan-bahan ekstasi dan shabu. "Kami masih mengejar otak peraciknya yang bernama Aweng, dan sudah ditetapkan dalam daftar pencarian orang (DPO)," tandas Gembong. Meski sudah enam bulan bekerja, lanjut Sandy, baru beroperasi secara resmi membuat ekstasi sejak dua bulan terakhir. "Kami baru saja mencoba-coba membuat ekstasi dan shabu. Barang-barang kami beli di toko obat di wilayah Pramuka dan Jatinegara, Jakarta timur," papar Sandy polos. Saat itu juga, Wiliam ditangkap ditangkap di rumahnya tanpa melakukan perlawanan. Polisi juga menangkap Jerry yang berperan menyediakan bahan mentah pembuat ekstasi yakni Ephedrine. "Namun mereka sempat berhenti produksi, karena Ephedrine semakin langka di pasaran. Akhirnya, dicarikan

Kapolres Jakarta Barat Kombes Pol Fadhil.

jalan keluar dengan membeli obat asthma soho, karena didalam obat asma itu mengandung Ephedrine HCL 125 12,5 mg dan Theophylline 125 mg. Nah Sandy yang bertugas memisahkan kandungan obat itu, hanya untuk mengambil Ephedrinenya," kata Gembong. Sukses membuat ekstasi, sambung Gembong, Sandy sudah bisa membuat shabu. Cara membuat narkoba jenis ini, selain mendapat ilmu meracik dari Aweng (DPO) juga belajar otodidak melalui internet. "Kami masih ragu pengakuan

tersangka Sandy, karena belajar membuat narkoba di internet hanya berupa dasar, dan untuk prakteknya biasanya ada ahlinya," ucap Gembong. Wiliam sebagai penyandang dana home industri, mengaku sudah menghabiskan dana Rp100 juta untuk membeli peralatan dan bahan baku narkoba. "Tersangka berani menanamkan modal sebesar itu, karena sudah tahu bahwa hasil yang akan dicapai lebih besar dari nilai investasi. Juga, narkoba cepat laku dan menghasilan uang yang banyak." jelasnya. *MU02 Edisi 19 >< Agusutus 2013

73


METROPOLITAN

74

Edisi 19 >< Agustus 2013


METROPOLITAN

Suami Istri Investasi Home Industri Narkoba di Apartemen

S

uami istri yang menjadi pecandu narkoba, mendanai home industri pembuatan barang sesat. Mereka beranggapan penjualan barang laknat sangat cepat dan hasilnya berlipat. Malah, bisa dipakai sendiri daripada membeli. Anggapan itu pun sirna karena keburu dibongkar niat jahatnya. Saat umat Islam menjalankan ibadah puasa, justru Sony Dalima bin Ali Danil membeli shabu yang akan dikonsumsi. Apes saat mau pulang ke rumahnya dan berjalan kaki di belakang Rumah Sakit Hermina, Jakarta Timur, Sony ditangkap petugas, Selasa 10 Juli 2013, sekitar pukul 10.00 WIB dengan barang bukti satu paket shabu seberat satu gram yang dikantongi disaku celananya. Lelaki berusia 41 tahun, mengaku shabu ini akan dipakai sendiri. Bukan untuk dijual. Barang haram dibeli dari temannya Devan di Jalan Saro Timur Tebet Jakarta Selatan. Saat itu juga Kanit Narkoba Polsek Metro Kebun Jeruk Jakarta Barat, Ipda H. Afrizal SH bersama timnya memburu Devan. Kamis 11 Juli 2013, Devan bersama istrinya Hany yang kost di Jl Sawo Timur ditangkap tanpa melakukan perlawanan. Petugas langsung mengeladah kamar kost namun tidak ditemukan narkoba. Devan pun mengaku bahwa shabu yang selama ini dibeli dari Deny yang dikenal sebagai bandar besar narkoba. Saat itu juga, Devan memancing Deny agar keluar dari sarangnya dengan berpura-pura membeli shabu. Deny pun janjian di sebuah tempat yang ditentukan. Transaksi shabu berjalan lancar. Deny pun pulang dan dibuntuti ke rumahnya tinggal di Apartemen Maple Park, tower A no 2Q di kawasan Kemayoran, Jakarta Pusat. Ipda H. Afrizal SH bersama timnya menggerebek sebuah kamar No.

Ipda H. Afrizal SH, Kanit Narkoba Polsek Metro Kebun Jeruk Jakarta Barat

2 Q di apartemen itu, Kamis malam sekitar pukul 23.00 WIB. Penggerebekan di apartemen itu berlangsung aman, tanpa keributan dan perlawanan sehingga tidak mengganggu penghuni apartemen lainnya. "Ternyata di dalam apartemen sudah disulap menjadi pabrik shabu. Bahkan saat penangkapan istri Deny (35), Yosefa Ardianti alias Dian (22) tengah meracik pembuatan shabu," ungkap Kapolsek Kebon Jeruk Kompol Sutoyo didampingi Kanit Narkoba Polsek Metro Kebun Jeruk Jakarta Barat, Ipda H. Afrizal SH dalam jumpa pers di Mapolsek Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Rabu 17 Juli 2013. Kapolsek melanjutkan, di dalam apartemen itu ditemukan barang bukti 30 butir ekstasi, siap edar 1 bungkus shabu berikut bahan-bahan pembuat shabu. Juga alat-alat pembuatan shabu seperti jerigen, alat ukur, tester dan bahan kimia lainnya. Serta puluhan unit handphone dan paspor milik pelaku. "Kalau diprediksikan, sejumlah

bahan mentah yang kami amankan bisa menghasilkan 3 Kilogram shabu senilai Rp3 miliar belum ekstasinya sebagai produksi sampingannya," ungkap Kapolsek. Devan dan istrinya Yoseva ditangkap. Pengakuannya membuat pabrik shabudi apartemen sudah dijalani sejak 6 bulan. Dalam sehari pasangan suami istri mampu memproduksi ekstasi dan shabu berdasarkan pesanan. Deny adalah seorang mantan napi Lembaga Permasyarakatan (Lapas) Salemba, Jakarta Pusat, atas kasus narkoba. Bahkan saat berada di dalam Lapas Salemba, Deny mendapatkan julukan dokter, untuk itu pihaknya menduga jika Deny adalah otak produksi narkoba tersebut. "Kami masih menyelidiki terkait produksi narkoba yang dilakukan Denny dan Dian. Berdasarkan pengakuan, barang-barang produksi tersebut milik seorang temanya, Glen yang saat ini masuk target operasi kami," kata Kapolsek Suyoto. *MU02 Edisi 19 >< Agusutus 2013

75


KRIMINAL

Mahasiswa Bina Nusantara (Binus) Jakarta

Tewas Overdosis atau Dibunuh? Seorang mahasiswa Bina Nusantara (Binus) Jakarta, meregang nyawa. Dia ditemukan di dekat tempat pembuangan sampah, dengan kondisi luka serius. Sebulan kemudian dua orang ditangkap. Pengakuannya mahasiswa itu tewas overdosis narkoba.

K

arena takut dan tak mau berurusan polisi, mereka membuangnya. Warga Jalan Kemandoran II Kebayoran Lama Jakarta Selatan, Selasa 4 Juni 2013, pukul 01.00 WIB, geger karena ditemukan sosok mayat lelaki dalam kondisi mengenaskan. 76

Edisi 19 >< Agustus 2013

Hasil visum dokter RS Fatmawati, korban mengalami luka memar pada leher kanan dan kiri, luka memar pada pelipis kanan, luka bengkak pada kepala belakang, jari tangan kanan dan kiri biru, luka pada bagian belakang dan luka berdarah pada jempol kaki kiri. Korban, Ong Lucky Mustopo alias Lucky, kelahiran Jakarta 9 September 1985 warga Jalan Kemandoran I RT 001/011, Jakarta Selatan. Tak jauh dari mayat mahasiswa Binus ditemukan motor Suzuki Shogun hitam milik korban. "Handphone merk Aplle type Iphone warna silver yang hilang," papar Julius Prayitno, sepupu korban yang melaporkan kematian tak wajar kepada polisi. Hilangnya ponsel dan keterangan saksi di lapangan serta keluarga korban, sebulan kemudian dua pelaku

dibekuk. Mereka, YA alias UJ (38) warga Gang Bahagia Kemanggisan, Palmerah, Jakarta Barat. Dan BT alias B (46) warga Pulo Tanjung Kebayoran Lama Jakarta Selatan. "Keduanya membantah membunuh. Para pelaku merasa ketakutan melihat kondisi Lucky yang sekarat akibat overdosis mengkonsumsi putauw. Keduanya membuang korban ditempat sampah," papar Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Rikwanto dalam keterangannya di Jakarta, Senin 15 Juli 2013. YA yang sehari-hari sebagai pengisi suara atau dubbing kenal dengan Lucky sekitar 3 tahun silam, karena YA sering membeli putauw ke Lucky, setelah itu tak pernah bertemu lagi. Mei 2013, YA bertemu Lucky di kawasan Kemanggisan. Keduanya saling tukar nomer hp. Sebulan ke-


KRIMINAL di Pusat Penjualan HP, Roxy Mas seharga Rp 300,000. Oleh pembelinya Iphone dijual melalui toko online Tokobagus.com yang ditawarkan seharga Rp1,7 juta dan dibeli JP.

Kedua tersangka YA alias UJ dan BT alias B.

Lokasi tempat ditemukannya jenazah Ong Lucky Mustopo.

mudian, 3 Juni 2013 pukul 11.00 WIB, Lucky meminta tolong YA agar dicarikan putaow. YA pun kontak BA. Satu jam kemudian, Lucky datang ke rumah YA dengan mengendarai motor Suzuki Shogun hitam milik. Di kamar rumah YA, Lucky pakai putaow bersama YA. Barang sesat ini didapat dari BT yang membeli dari seseorang yang tidak dikenal namanya yang ada di kawasan Boncos Kota Bambu Palmerah Jakarta Barat seharga Rp100.000 per paket. Sekitar pukul 13.00 WIB, keduanya saling menyuntikkan ke siku tangan kirinya. Beberapa saat kemudian, Lucky terlihat kejang-kejang hingga tak sadarkan diri. YA pun kalab, ketakutan dan mengontak BT via telepon yang mengatakan temannya mengalami overdosis, pasca meng-

konsumsi putauw. YA meminta BT datang ke rumahnya. BT yang sehari-hari sebagai tukang ojeg mendatangi rumah YA dan mendapatkan Lucky dalam keadaan sekarat, tidak dapat berkomunikasi. Kedua lelaki ini binggung, ketakutan dan tak tahu apa yang harus diperbuat. Muncul inisiatif memberi minum air putih namun tak bisa karena air kembali keluar. Lantas menggotong ke kamar mandi. Lucky diguyur air. Sayang tidak ada perubahan yang berarti. Malah kondisinya semakin buruk, tubuhnya dingin dan kaku. Nafas sudah tidak ada lagi, diduga sudah meninggal dunia. YA dan BT sepakat tidak melaporkan kepada polisi, ketua RT, tetangga atau menghubungi orang lain termasuk membawa Lucky ke rumah sakit. Ide muncul dengan membuang korban ke tempat pembuangan sampah. Jasad Lucky dibiarkan tergeletak di kamar, dan dibuang tengah malam agar tidak diketahui warga. Sekitar pukul 01.00 WIB, dinihari saat sepi. YA dan BT membawa Lucky dengan cara dibonceng bertiga menggunakan sepeda motor. Tubuh Lucky langsung dibuang di tempat pembuangan sampah Jalan Kemandoran II Kebayoran Lama Jakarta Selatan, yang hanya berjarak sekitar 700 meter dari rumah YA. Setelah lancar dalam menjalankan aksinya, YA dan BT kembali ke rumah YA untuk mengambil sepeda motor milik korban untuk ditempatkan di sekitar mayat Lucky. Sementara BT mengambil handphone milik Lucky dan dijual kepada seseorang yang tak dikenal

Teka-teki Hingga kini masih menjadi tekateki apakah korban Lucky meninggal dibunuh atau overdosis?. Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Slamet Riyanto tetap berkeyakinan mahasiswa Binus, Ong Lucky Mustopo tewas akibat benturan keras di kepala bukan karena overdosis. Hal itu diketahui berdasarkan hasil visum korban. "Penyebab kematian karena benturan keras di kepala bukan karena overdosis. Itu menurut hal visum yang sudah keluar. Kalau hasil overdosis kan dari keterangan pelaku," ujar Kombes Slamet di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Senin 15 Juli 2013. Slamet menjelaskan, pihaknya masih mendalami terkait benda yang mengakibatkan korban cidera berat di kepala. "Itu masih kita dalami lagi karena ada luka benda tumpul di kepala korban," kata Slamet. Juga, lanjut dia, pengakuan sementara HP korban aja dijual lalu uangnya dibeli narkoba. Penyidik, juga akan mendalami terkait jaringan narkoba para pelaku. Sebab dari cerita pelaku kepada polisi, tindakannya seperti terorganisir. Apalagi saat menangkap pelaku, polisi tak menemukan barang bukti tetapi pihaknya belum bisa menyimpulkan. "Mereka berdua mungkin bisa saja pengedar narkoba dan konsumsi juga, ini yang masih didalami lagi. Mungkin bisa saja sudah dipakai, ini masih kita gali," tandasnya. Tersangka YA ditangkap di Studio Eltra, Jl Benda, Kemang, Jakarta Selatan, pada Kamis (11/7) pukul 19.00 WIB. Sementara tersangka BT ditangkap di perempatan Pulo Tanjung, Grogol Utara, Kebayoran Lama, Jaksel pada Kamis (11/7) pukul 23.00 WIB. Atas perbuatannya, polisi tetap menjerat kedua tersangka dengan pasal 338 KUHP dan pasal 363 KUHP tentang pembunuhan dan pencurian dengan ancaman di atas lima tahun penjara. *MU02 Edisi 19 >< Agusutus 2013

77


KRIMINAL

BEROPERASI DI INDONESIA

58 Orang Cina dan Taiwan Menipu Via Media Elektronik

S

ebanyak 58 orang berkewarga negaraan antara lain Cina dan Taiwan diringkus Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Mabes Polri di Jakarta, Senin (22/7), karena diduga melakukan penipuan melalui media elektronik dengan korbannya yang bertempat tinggal di Cina. Penangkapan yang dilakukan menghabiskan waktu cukup lama sejak pukul 10.00 hingga 24.00 dengan sasaran penggerebekan hingga mencakup 6 lokasi yang diduga sebagai tempat beroperasi melakukan penipuan tersebut, yakni di Jalan Elang Laut 2 Blok C.3 Nomor 11 Pantai indah Kapuk Jakarta Utara, Darul Maarif 45G Cipete Jakarta Selatan, Jalam Damai Bambu Apus Jakarta Timur, Jalan Parangtritis Blok B-23 Nomor 19 Jakarta Utara, Muara Karang Selatan S7 Nomor 24 Jakarta Utara dan Apartemen Meditherania Jakarta Utara. Dari keenam area itu, aparat hanya menemukan 4 lokasi yang masih aktif sebagai tempat operandi kejahatan. Sedangkan 2 lainnya, yaitu Muara Karang Selatan S7 Nomor 24 Jakarta Utara dan Apartemen Meditherania Jakarta Utara telah kosong. Namun 2 lokasi yang sudah tidak aktif sebagai 78

Edisi 19 >< Agustus 2013

tempat melakukan aktifitas itu, Bareskrim masih menemukan tandatanda bekas adanya pekerjaan. Sebanyak 58 orang warga negara Cina dan Taiwan tersebut, 49 orang adalah berkebangsaan Cina dan 9 orang Taiwan. Modus operandi yang dilakukan tersangka yakni dengan menawarkan atau menjual produk makanan dan layanan asuransi lewat cara media elektronik kepada para korbannya yang berdomisili di Cina dan Taiwan. Kemudian ada lagi dengan seolah-olah pelaku pejabat publik setempat, petugas pajak, atau aparat hukum yang berdalih dapat menyelesaikan persoalan hukum korban. Selain itu para pelaku juga mengaku sebagai pegawai lembaga negara atau perwakilan lembaga sosial masyarakat, lantas mengancam pejabat negara setempat untuk membongkar kejahatan yang dilakukannya dengan harapan si pejabat takut lalu menyetorkan sejumlah uang ke nomor rekening tabungan pelaku. Adapun penangkapan para pelaku kejahatan penipuan oleh Bareskrim, dilakukan bekerjasama dengan pihak Kepolisian Republik Rakyat Cina. Dengan dasar surat dari Kedutaan

Besar Republik Rakyat China perihal permohonan bantuan perburuan sindikat ilegal gabungan dalam kejahatan transnasional dan membangun telecom call centers untuk melakukan tindak pidana penipuan. Keberhasilan Bareskrim membekuk kelompok penipuan yang dilakukan waga negara Cina dan Taiwan, sebelumnya dengan melakukan penyelidikan tertutup yakni melacak IP addres pelaku. Setelah itu selesai, Bareskrim meneruskan dengan pemantauan di masing-masing lokasi pelaku. Langkah penggerebekan sampai menangkap para pelaku didampingi perwakilan Kepolisian Cina. Pada penangkapan tersebut, berhasil ditemukan barang bukti dari para pelaku seperti 34 (tiga puluh empat) paspor, tujuh router, 8 unit laptop, 29 telepon wireless, 18 telepon kabel, 67 telepon kabel, 1 (satu) kotak catatan berbahasa Cina yang merupakan kumpulan dari 4 TKP berisi catatan-catatan untuk menipu korban dan 9 unit telepon seluler. Selain pelaku dijerat dengan pidana penipuan, mereka juga dikenai pasal pelanggaran penyalahgunaan izin imigrasi. *MU RUL


KRIMINAL

Edisi 19 >< Agusutus 2013

79


HUKUM

Kasasi Penjahat Narkoba Malaysia & Iran Ditolak

Warga Negara Malaysia Cheam Chee Teng (duduk) dijaga petugas saat gelar barang bukti 3,66 kg shabu di kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai (PPBC) Mataram, NTB, Minggu (3/7). Terdakwa Cheam Chee Teng mengajukan permohonan kasasi namu ditolak oleh majelis kasasi MA.

G

enderang perang melawan narkoba di lingkungan lembaga tertinggi negara, terus ditabuh. Terbukti, Mahkamah Agung (MA) kembali menolak secara tegas permohonan kasasi penjahat narkoba asal Malaysia dan Iran. Tiga hakim agung, Dr Artidjo Alkostar, Prof Dr Surya Jaya dan Dr Andi Samsan Nganro mengetok palunya, dengan memutuskan menolak permohonan kasasi Cheam Chee Teng alias Hasan Basri Cheam bin Abdullah, (45) warga Pahang Kuala Lumpur Malaysia. Majelis kasasi MA menghukum pidana penjara seumur hidup karena terbukti menyelundupkan shabu seberat 3,1 Kg ke Indonesia. "MA berkeyakinan menghukum terpidana Cheam karena mengetahui dalam koper itu terdapat narkotika. Bahkan diupah 6 ribu ringgit setelah 80

Edisi 19 >< Agustus 2013

Cheam kembali ke Malaysia," demikian pertimbangan putusan kasasi seperti dilansir website MA, Sabtu 13 Juli 2013. Cheam ditangkap di Bandara Selaparang, Mataram, NTB setelah turun dari pesawat Silk Air dengan nomor penerbangan MI-128, pada 2 Juli 2011 pukul 18.24 Wita. Saat melalui pemeriksaan X-Ray, koper hitam yang dibawanya ditemukan shabu yang disimpan didinding koper seberat 3,1 Kh shabu. Pada 8 Desember 2011 Jaksa penuntut umum menuntut Cheam dihukum penjara seumur hidup. Hal ini dikabulkan Pengadilan Negeri (PN) Mataram pada 22 Desember 2011. Di tingkat banding, Pengadilan Tinggi (PT) Mataram menguatkan vonis tersebut pada 8 Maret 2012. Cheman mohon keringanan hukuman dengan melakukan kasasi. Ternyata permohonan ditolak.

MA juga menolak permohonan kasasi 4 warga negara (WN) Iran, yakni Hossein Salari Rashid (38), Ali Din Mohammad (41), Nima Moradian Pour (39) dan Abdul Rahman (48). Mereka tetap divonis 14 tahun penjara karena berusaha menyelundupkan 100 kg shabu lewat pelabuhan tradisional Ujunggenteng Sukabumi Jawa Barat. Hossein, Ali dan Nima mengajukan permohonan kasasi dengan nomor perkara 922 K/PID.SUS/2013. Adapun Abdul Rahman mengajukan permohonan kasasi sendiri dengan mengantongi nomor 936 K/ PID.SUS/2013. Keempatnya diadili oleh ketua majelis Prof Dr Komariah Emong Sapardjaja dengan hakim anggota Suhadi dan Sri Murwahyuni. Keempat terpidana juga divonis denda Rp 10 miliar subsidair 6 bulan penjara, sesuai dengan putusan PN Cibadak yang dikuatkan Pengadilan Tinggi Bandung. Vonis ini 6 tahun lebih ringan dibanding tuntutan Jaksa Penuntut Umum (JPU). Kasus penyelundupan shabu yang melibatkan warga Iran ini terungkap akhir Januari 2012 lalu di kawasan Pantai Ujunggenteng, Kabupaten Sukabumi. Pengungkapan jaringan narkotika internasional dibongkar tim gabungan dari Mabes Polri dan BNN. Dalam penyergapan, petugas berhasil menyita barang bukti berupa shabu sekitar 100 kilogram, sejumlah senjata api dan menembak mati 3 penyelundup narkotika. Setelah diproses hukum, Jaksa menuntut masing-masing 20 tahun penjara, ternyata majelis kasasi tidak dipertahankan MA dalam putusan kasasinya. Hakim kasasi tetap memvonis Hossein Salari Rashid (38), Ali Din Mohammad (41), Nima Moradian Pour (39) dan Abdul Rahman (48) enam tahun lebih ringan dari tuntutan. *MU02


HUKUM

Sistim Keuangan Baik Pencucian Uang Narkoba Terperangkap

Wakil Ketua PPATK Agus Santoso

S

istim dari jasa atau lembaga keuangan harus dijaga dan dibuat secara baik. Hal tersebut untuk mengantisipasi kejahatan narkoba yang sekarang makin canggih, salah satunya lewat jalur keuangan yakni pencucian uang. Kebijakan ini mutlak perlu dilakukan bila ingin menyelematkan uang negara. Himbauan tersebut dikatakan Wakil Ketua PPATK Agus Santoso, pertengahan Juli di Jakarta pada Ungkap saat dimintai pendapat terkait maraknya tindak pidana kriminal pencucian uang narkoba. Masalah pencucian uang narkoba, menurut Agus, sudah begitu mengkhawatirkan di Indonesia. Tidak bisa lagi diaggap remeh oleh seluruh pihak, apalagi sampai belum mengetahui. “Ini sudah kejahatan serius!” tegas Agus. Berdasarkan data yang ada, sambung Agus, PPATK menyatakan bila money laundering crime di Indonesia berada di peringkat ketiga. Setelah

korupsi dan penyuapan. Permasalahan ini pun bukan baru satu atau dua kasus ditemukan PPATK, namun telah berulang kali dan cukup banyak terjadi. Kejahatan pencucian uang narkoba juga banyak yang sulit diungkap dan ditelusuri. Agus menyatakan alasannya sebab ada pola kejahatan khusus ini yang berbentuk sel. Maksudnya, diterangkan Agus, para pelaku pencucian uang narkoba banyak memecah uangnya ke dalam beberapa jenis bentuk hasil. Jadi tidak hanya ke dalam satu klasifikasi. Belum lagi dengan cara sistim sel itu pelaku juga membagai hasil uang pencucian uang narkoba ke beberapa instansi atau jasa keuangan. Tetapi Agus juga mengakui jika money laundering narkoba ini bukan tanpa kelemahan. Berdasarkan temuan PPATK, peredaran uang yang ada tidak jauh berputar ke banyak orang atau pelaku tindak pidana. “Dananya hanya beredar di mereka saja, di orang-orang jaringan

mereka sendiri,” papar Agus. Dalam kacamata Agus masih mudahnya sistim lembaga keuangan ditembus sindikat narkoba lewat modus pencucian uang karena saat ini masih ada jasa keuangan, seperti Bank dicontohkan Agus, yang sudah memberikan laporan keuangan secara baik dan teratur namun tidak sedikit juga yang belum. “Makanya harus menyeluruh institusi keuangan membuat mekanisme sistim laporan yang baik dan terjadwal,” kata Agus. Bila terus-terusan ini dibiarkan atau tidak ada kesadaran melakukan proses perbaikan jaringan sistim keuangan, maka konsekuensinya adalah dana APBN dan APBD akan jebol digerogoti, imbuh Agus. PPATK sendiri dalam temuan yang mencurigakan terkait indikasi pencucian uang narkoba akan melaporkan dan juga berkoordinasi dengan Badan Narkotika Nasional (BNN), tandas Agus. “Kalau ada yang aneh, PPATK langsung sampaikan ke BNN,” ungkap Agus. Secara terpisah Direktur Peran Serta Masyarakat BNN Brigjen Pol Drs Siswandi menyatakan bahwa kejahatan yang dilakukan pengedar narkoba makin hebat. Bahkan dengan kata lain, tutur Siswandi, sulit ditebak modus operandinya. “Salah satunya benar melalui sistim keuangan tersebut,” terang Siswandi. Diakui Siswandi bahwa PPATK memang telah banyak bekerjasama dengan BNN dalam pengungkapan kasus-kasus pencucian uang narkoba.*MU05 Edisi 19 >< Agusutus 2013

81


HUKUM

Nunggu Proses Hukum Vokalis B’jah Direhab

S

elama 20 hari mendekam dipenjara, kini bekas vokalis band The Fly, bisa bernapas lega. Karena mendapat 'durian runtuh' proses rehabilitasi medis di luar tahanan. Meski demikian, proses hukum masih tetap menanti. Raut wajah Muhamad Hamzah alias Bjah, agak berubah ketimbang pertama kali ditangkap dan dijebloskan ke penjara narkoba Bareskrim Polri di Cawang Jakarta Timur, pada 20 Juni 2013. Pelantun lagu 'Terbang', nampak sudah tidak fly lagi. Terkadang bisa senyum saat disaat wartawan. Senyuman itu bertambah ceria karena terhitung Jumat, 12 Juli 2013. Muhamad Hamzah alias Bjah, ber-

sama dua temannya Niki dan Mulyawan alias Mulya dikirim untuk mengikuti program rehabilitasi di Rumah Sakit Ketergantungan Obat (RSKO) Cibubur Jakarta. Alasan direhabilitasi, pertama karena duda kelahiran Jakarta 8 April 1975 dianggap tidak terlibat dalam peredaran narkoba, hanya sebagai pengguna narkotika. Kedua, permintaan pihak keluarga. Mengingat, Bjah sudah pernah menjalani rawat inap di Rumah Sakit Ketergantungan Obat (RSKO) Fatmawati Jakarta Selatan tahun 1995. Juga Juli 2006, B'Jah kembali menjalani rawat inap di Rumah Sakit Thamrin Jakarta. "Pemberian rehabilitasi terhadap ketiga tersangka diatur dalam Pasal

Tsk Muhammad Hamzah saat diamankan oleh petugas kepolisian. 82

Edisi 19 >< Agustus 2013

62 dan Pasal 127 Undang-undang N0 35 tahun 2009 tentang Narkotika. Dalam Pasal 127 dan Pasal 62 pengguna dan tidak ada jaringan narkoba bisa direhabilitasi," tandas Direktur Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri, Brigjen Pol. Drs. Arman Depari, di Cawang Jakarta Timur, Jumat, 12 Juli 2013. Karena itu, sambung Arman, ketiga tersangka berhak mendapat perawatan rehab medis. Juga mulai diperbolehkan menjalani konseling mulai hari ini. "Tentunya, atas persetujuan dan rekomendasi tim juga keluarga," katanya. Ketiga tersangka, lanjut jenderal bintang satu, ditempatkan di Rumah Sakit Ketergantungan Obat, Cibubur


HUKUM

Wakil direktur tindak pidana narkoba KBP Anjan Pramuka (kanan) saat realese penangkapan mantan vokalis the fly B’jah bersama kedua rekanya yang ikut ditangkap juga.

hingga batas waktu yang belum bisa ditentukan. "Berapa lamanya menjalani rehabilitasi, sangat tergantung dari keputusan tim dokter dan proses lanjutan menunggu ketetapan keputusan pengadilan," ucap Arman sambil menambahkan proses hukum Bjah masih tetap jalan. Menurut mantan Direktur Narkoba Polda Metro Jaya, berkas perkara Bjah dan dua temannya sampai kini masih dalam tahap kelengkapan data. Dalam waktu dekat akan dilimpahkan ke pihak Kejaksaan. Gangguan Mental Ajun Komisaris Besar Polisi, dr Karjana, spesialis jiwa dari Rumah Sakit Polri Jakarta, yang ikut memeriksa kondisi kesehatan Bjah menambahkan setelah dilakukan assessment, hasil pemeriksaan bahwa Bjah mengalami gangguan mental dan perilaku ketergantungan akibat penggunaan narkoba. Bukan hanya Bjah, dua tersangka lainnya, M dan KK mengalami masalah serupa. Untuk itu, ketiganya pun

berhak menjalani rehabilitasi medik. "Proses itu nantinya ada di Rumah Sakit Ketergantungan Obat (RSKO). Kalau berapa lamanya, tergantung dokter yang menangani," katanya. Di tempat yang sama, Bjah merasa bersyukur, karena tidak terbukti sebagai pengedar narkoba. Bahkan berterima kasih karena diberi kesempatan untuk menjalani rehabilitasi. "Saya mengucapkan terima kasih buat semuanya. Ini titik awal saya. Sebelum terlambat lebih baik sekarang. Saya minta maaf kepada keluarga yang sudah saya kecewakan," lontar lelaki yang berkumis tipis. Ditangkap Rabu tengah malam, 19 Juni 2013, sekitar pukul 23.45 WIB, Bjah bersama dua temannya Niki dan Mulyawan alias Mulya dan 4 wanita diantaranya 3 perempuan muda yang dibawa dari luar karaoke dan satu orang wanita sebagai pendamping karaoke atau sering disebut sebagai mami ditangkap petugas saat berada di ruang karaoke room 855, sebuah

tempat hiburan malam di Jakarta pusat, Dalam penggerebekan tanpa ada perlawanan ini, bukan hasil pengembangan, pendalaman kasus juga bukan penyelidikan yang panjang. Namun murni dari informasi warga yang menelpon kami bahwa ada pesta narkoba di room 855. Saat ditangkap mereka lagi fly, atau tak sadar karena pengaruh narkoba. Di dalam ruangan karaoke itu, selain mengamankan 7 orang juga menemukan narkoba yang diletakkan di atas meja. Barang bukti berupa 0,3 gram Shabu dan 1 butir Pill Happy Five dari tangan B'jah, Niki ditemukan 10 Butir Happy Five, dan tersangka Mulya 1 butir Happy Five, serta sebuah bong alat untuk menggunakan Shabu dan satu setengah butir pil ekstasi, disita. Hasil tes urine menunjukkan ketiga lelaki itu terbukti positif, dan tes urine terhadap keempat wanita ternyata negatif. Pengakuan ketiga tersangka bahwa barang terlarang ini dibeli dari luar. Pembelian itu dengan uang patungan. * MU02 Edisi 19 >< Agusutus 2013

83


HUKUM

Menkumham Setuju Pecandu Direhabilitasi Bukan Dibui

Trimedya Panjaitan anggota Komisi III DPR

M

erehabilitasi pecandu nar koba bukan menjebloskan ke penjara, hingga kini terus bergulir. Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham) pun setuju dengan langkah itu. Sayangnya pelaksanaan masih setengah hati, sekedar sebuah wacana. Masih ada lembaga penegak hukum yang tak rela dengan langkah ini. Menkumham Amir Syamsudin menggulirkan wacana agar terpidana kasus penyalahguna atau pecandu narkotika mestinya tidak perlu di penjara. Langkah yang lebih tepat adalah direhabilitasi. Mengingat pengguna narkoba adalah korban, yang selayaknya direhab. Memang, masih ada anggapan masyarakat sebagai pelaku tindak kriminal, stigma ini harus dirubah, "Masalah ini, saya sudah komunikasi dengan Badan Narkotika Nasional dan Menteri Kesehatan, bagaimana melakukan langkah-langkah memaksimalkan program rehabilitasi, bukan memenjarakan pecandu. Saya setuju langkah itu," lontar Menkumham Amir pada diskusi tentang rehabilitasi narkoba di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu 13 Juli 2013. Diakuinya, dari 160.000 warga binaan dalam Lembaga Pemasyarakatan seluruh Indonesia, 40 hingga 50 persennya adalah narapidana narkoba. Dari jumlah itu lebih dari 60 persen adalah pecandu narkoba. "Jika langkah rehabilitasi bisa diambil, 84

Edisi 19 >< Agustus 2013

Amir Syamsudin Menteri Hukum & HAM

kepadatan di dalam penjara bisa dikurangi," papar menteri. Implementasi UU 35/2009 tentang Narkotika, salah satu pasal mengatur pengguna narkotika harus direhabilitasi. Tapi masalah ini sulit dipraktikkan di lapangan. Kendalanya, mindset penegak hukum polisi dan jaksa belum bisa menerimanya. "Sehingga proses penanganan penyalahguna narkoba belum integrated, hasilnya ya seperti ini," kata hakim agung, Surya Jaya dalam diskusi bertema "Drugs User is Not a Criminal" di Kantor Berita Satu Media Holdings, Jakarta, Rabu 3 Juli 2013. Mahkamah Agung (MA), mengeluarkan dua surat edaran, yakni Sema nomor 4/2010 dan 3/2011 yang mengatur pengguna narkoba harus direhabilitasi, bukan dipenjara. "Juga UU 35/2009 pasal 127 terkait pemakai, yakni yang kedapatan menguasai narkotika 0,0 sekian gram, tidak sampai 5 gram shabu, harus dikenakan pemakai bukan pengedar. Tapi kenapa aparat tidak menerapkan pasal ini," ungkapnya. Pasal 127 Ayat (2) UU 35/2009 intinya menegaskan "Dalam memutus perkara sebagaimana di maksud pada Ayat (1) hakim wajib memperhatikan ketentuan...dapat dibuktikan atau terbukti sebagai korban penyalahgunaan narkotika, Penyalahguna tersebut wajib menjalani rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial."

Selain itu, perlu penyempurnaan Peraturan Pemerintah (PP) 25/2011 tentang Pelaksanaan Wajib Lapor Pecandu Narkotika yang menempatkan pencandu narkotika di rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial. "Memang kita bisa disalahkan, jika hanya menjatuhkan rehabilitasi saja, tanpa pidana. Mungkin ke depan bisa diubah, apakah misalnya hukuman percobaan," tambah guru besar ilmu pidana Universitas Hasanuddin Makassar. Trimedya Panjaitan, anggota Komisi III DPR, menilai jika memang para terpidana pecandu narkoba lebih baik direhabilitasi ketimbang dipenjara, hal itu mesti diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana. "Masalah harus dibahas dulu terkait dengan perubahan KUHAP dan KUHP," ucap Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. Juga, kata dia perlu ada aturan jelas soal pemilahan antara terpidana narkoba yang harus direhabilitasi dan dibui. Bahkan dalam memberikan hukuman kepada terdakwa narkoba harus dipertimbangkan kembali. "Dan terdakwa kasus narkoba dihukum setimpal dengan perbuatan. Memiliki satu atau dua linting ganja, tapi karena tak punya akses hukum, hukumannya bisa lima tahun. Punya satu atau dua butir (ekstasi) ancamannya juga sama. Ini yang harus kita awasi bersama-sama," komentarnya. *MU02


Edisi 19 >< Agusutus 2013

85


KORUPSI

ICW Ragukan Komitmen 36 Anggota DPR Berantas Korupsi

Febri Diansyah Koordinator Divisi Hukum dan Monitoring Peradilan ICW

S

orotan terhadap kinerja DPR RI, tak pernah berakhir. Kini Indonesia Corruption Watch (ICW) merilis 36 nama wakil rakyat yang diragukan komitmennya dalam pemberantasan korupsi. Nama-nama anggota DPR ini, adalah caleg DPR yang terdaftar dalam Calon Sementara (DCS) di Komisi Pemilihan Umum. "Tujuan rilis ini, agar publik tidak salah memilih orang dalam Pemilihan Legeslatif 2014. Indikatornya adalah keseriusan mereka dalam pemberantasan korupsi," ungkap Donald Fariz, peneliti ICW kepada wartawan di Jakarta, Senin 1 Juli 2013. Indikator penilaian ICW, lanjut dia, politisi yang pernah disebut dalam persidangan kasus korupsi, atau yang bersangkutan merupakan bekas terpidana korupsi. Juga, politisi yang pernah diberi sanksi oleh BK DPR, mengeluarkan pernyataan yang tak mendukung upaya pemberantasan korupsi, dan atau mendukung upaya revisi UU KPK. “Kalau mereka terpilih lagi, saya khawatir wajah DPR tak akan berubah. Yang ada hanya kegaduhan parlemen. Pemberantasan korupsi tidak akan menjadi lebih baik,” tegasnya serius. Dari 36 nama itu, 34 di antaranya saat ini masih menjabat sebagai anggota DPR, yang disebut menggunakan fungsi legislasi mereka dalam melemahkan 86

Edisi 19 >< Agustus 2013

Emerson Yuntho Anggota Badan Pekerja ICW

Donald Fariz Peneliti ICW

lembaga antikorupsi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Emerson Yuntho, anggota Badan Pekerja ICW menegaskan ICW tidak akan menganulir nama 36 calon anggota lembaga legislatif (caleg) yang disebut memiliki komitmen lemah terhadap pemberantasan korupsi. "Soal data, yang pasti kami tidak akan menganulir rilis itu. Kami siap dan tidak akan surut langkah terhadap laporan ke polisi bagi anggota DPR yang tak puas dengan rilis ini," tandasnya. Metodologi yang digunakan ICW dalam menghimpun data, berdasarkan pada fakta di lapangan, juga didukung dokumen dakwaan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor), laporan institusi negara terkait, laporan dengar pendapat, hingga pemberitaan di media massa, ungkapnya. Karena itu, tambah Emerson, ICW yakin terhadap analisis dan hasil dari rilis data tersebut. Jika ada gugatan hingga ke meja hijau pun, ICW siap meladeninya. "Kami punya standar ketat soal rilis data informasi dan melakukan kroscek. Jika bicara data, mari kita bertarung saja di pengadilan," sambungnya.

reaksi kelojotan dan menuding ICW hanya memanfaatkan popularitas. Dua anggota Komisi II DPR RI, Ahmad Yani (Fraksi PPP) dan Syarifudin Sudding (Fraksi Hanura), melaporkan sejumlah aktivis ICW ke Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri. "Menurut saya, ini tuduhan ngawur. Kayak mereka saja yang paling benar di republik ini.Apalagi, ICW memprovokasi agar tidak memilih caleg tersebut. Kita lihat saja. Kalau kata-katanyanya menyudutkan dan bertendensi pembunhan karakter saya akan melakukan langkah hukum,” ujar Ahmad Yani Politisi PPP juga mempertanyakan dasar ICW bahwa dirinya tidak pro pemberantasan korupsi. Jika karena kritiknya ke KPK, ia bertanya apakah bentuk kecintaan dengan memuji dan menjilat KPK. Sarifuddin Suding, anggota Komisi III dari Fraksi Partai Hanura menilai data yang disampaikan ICW mengarah pada fitnah dan pembunuhan karakter. Bahkan rilis ICW itu, harus dibuktikan lewat jalur hukum. “Insya Allah saya lapor. Saya kira ini langkah tepat untuk membuktikan tudingan ICW tersebut,” katanya. Politisi Partai Golkar, Bambang Soesatyo tak mau ambil pusing soal rilis ICW. “Ya, namanya juga ICW. Masa gara-gara saya ujung tombak

Lapor Rilis ICW pun mendapat kecaman dari pihak-pihak yang namanya disebut. Mereka pun langsung be-


KORUPSI

Ahmad Yani Anggota Komisi II DPR RI (Fraksi PPP)

Bambang Soesatyo Politisi Partai Golkar

Syarifudin Sudding Anggota Komisi II DPR RI (Fraksi Hanura)

Century, punya benang merah pada kelompok-kelompok tertentu, lalu saya dibilang diragukan komitmennya pada upaya pemberantasan korupsi.” kata anggota Komisi III DPR Bambang tengah mempersiapkan langkah hukum atas tudingan yang dilayangkan kepadanya. “Bahkan, saya mendorong KPK segera menuntaskan kasus tersebut agar tidak ada fitnah. Sebab, siapa saja bisa bicara apa saja,” jelasnya.

wakil mereka di parlemen. Jika memang tidak punya keinginan untuk memberantas korupsi, sebaiknya jangan dipilih,” sarannya. Bahkan para caleg yang dinilai tidak serius memberantas korupsi, tidak perlu kebakaran jenggot. “Jika track record mereka buruk ya akui saja buruk, jangan merasa bersih. Kita igin mendapatkan caleg yang memang benar-benar amanah. Tidak seperti saat ini calegnya adalah perwakilan partai bukan perwakilan masyarakat,” jelasnya. Koordinator Divisi Hukum dan Monitoring Peradilan ICW, Febri Diansyah mengemukakan ICW tak gentar laporan yang dilayangkan dua anggota Komisi III DPR RI yakni, Ahmad Yani dan Syarifudin Sudding dengan tuduhan pencemaran nama baik. "Pelaporan tidak akan menghentikan kerja ICW dan koalisi untuk

terus mengawasi penyelenggaraan negara, termasuk DPR," ujarnya. Juga, tambah Febri, rilis ICW ini salah satu bagian dari kerja masyarakat untuk mengawasi agar DPR nanti benar-benar bisa menjadi bagian yang memperkuat pemberantasan korupsi. "Jangan justru memperlemah. Melihat fenomena saat ini, kita tentu harus memperbaiki lembaga DPR 2014 nanti," tambahnya. ICW siap menghadapi laporan dua politisi dan ICW yakin mampu mempertanggungjawabkan rilis yang diedarkan akhir pekan lalu. "Perlu kita tegaskan juga, apa yang kita sampaikan bukan soal personal, tetapi dalam posisi pengawasan terhadap para penyelenggara negara. Kita pasti pertanggungjawabkan semua yang kita sampaikan. Respons kita sederhana, kami akan hadapi," katanya. *MU02

Langkah tepat Siti Zuhro, pengamat politik dari LIPI menilai, apa yang dilakukan ICW sudah benar dan sangat tepat dengan merilis sejumlah nama caleg untuk 2014. Mengingat, jangan sampai publik terkecoh dengan sikap dan tindakan mereka selama ini. “ICW ingin mengajak masyarakat lebih memahami siapa sebenarnya

Inilah Anggota DPR yang Diragukan Komitmennya Berantas Korupsi Berikut ke-36 nama yang disebut ICW: Partai Demokrat : Edhie Baskoro Yudhoyono, Mirwan Amir, Jhonny Allen Marbun, Achsanul Qosasih, Ignatius Mulyono, M, Nasir, Max Sopacua, Sutan Bhatoegana dan Marzuki Alie. Partai Golkar : Azis Syamsuddin, Priyo Budi Santoso, Bambang Soesatyo, Mahyudin¸ Nudirman Munir, Setya Novanto, Kahar Muzakir, Idris Laena, Melchias Marcus Mekeng dan Charles Jonas Mesang. PDIP : I Wayan Koster, Herman Hery, Olly Dondokambey, Said Abdullah, Ribka Tjiptaning. PKS : Nasir Djamil, Zulkifliemansyah, Adang Darajatun , Fahri Hamzah, Partai Gerindra : Desmond J Mahesa, Vonny Anneke Panambunan dan Pius Lustrilanang. PPP : Ahmad Yani dan Achmad Farial, Partai Hanura : Syarifuddin Suding PKB : Abdul Kadir Karding PBB : Nazaruddin Sjamsuddin.

Edisi 19 >< Agusutus 2013

87


KORUPSI

Korupsi Batu Bara Kian Membara H asil pertambangan baru bara, ternyata menyimpan bara dugaan korupsi triliunan rupiah. Sayangnya, hingga kini belum ada lembaga penegak hukum yang menyentuhnya. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) diharapkan turun tangan agar menguapnya uang negara dapat ditekan. Anggota Komisi XI DPR RI dari Fraksi PDIP Maruarar Sirait prihatin terhadap dugaan korupsi di pertambangan batu bara, yang belum tersentuh hukum. "Kami sangat mendukung langkah KPK turun tangan untuk memberantas korupsi di sektor pertambangan batu bara. Juga mendesak Ketua KPK Abraham Samad untuk menyiagakan petugas lembaga antikorupsi itu di pelabuhan dan pertambangan," papar Maruarar di Gedung Serba Guna, Senayan, Jakarta, Rabu 3 Juli 2013. Maruarar melanjutkan dengan menempatkan petugas KPK dibantu kepolisian, petugas pajak maupun Bea Cukai di kawasan tambang maupun pelabuhan batu bara, akan ketahuan detail kerawanan soal tambang batu bara yang selama ini tersembunyi atau disembunyikan. Misalnya, data terkait berapa jumlah sebenarnya dari batu bara yang diekspor ke luar, negara atau tempat tujuan ekspor, berapa kalori batu bara yang diekspor, hingga hal detail lain yang bisa menghindari negara dari tindakan ilegal. "Sehingga pendapatan negara bisa meningkat. Jika ini dilakukan, tak ada alasan Pemerintah mencabut subsidi untuk masyarakat seperti subsidi BBM kemarin" tandasnya serius. Selain itu, tambah dia, ada sinyalemen permainan izin IUP (Izin Usaha Pertambangan) batu bara yang dikeluarkan pejabat daerah. Jumlahnya triliunan rupiah. Apalagi selama ini, Dirjen pajak saja mengeluh tak ada data soal IUP. "Karenanya Ini sangat tepat bagi 88

Edisi 19 >< Agustus 2013

Maruarar Sirait Anggota Komisi XI DPR RI - Fraksi PDIP

Ali Masykur Musa anggota BPK

KPK menurunkan personelnya langsung mengawasi sektor tambang batu bara," harapnya. Ali Masykur Musa, anggota BPK mengakui Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) pernah melaporkan temuannya terkait dugaan korupsi di bidang pertambangan ke KPK. Ada 22 perusahaan yang diduga mengekploitasi tambang tanpa mengantongi surat izin. "Temuan BPK, terakhir 15 temuan yang dilakukan 22 perusahaan, di mana menambang dan ekspolorasi sampai eksploitasi batu bara dan hasil mineral di kawasan hutan tanpa izin. Tidak ada izin pinjam pakai kawasan hutan," jelasnya. Dilanjutkan, 15 temuan terdapat di Maluku Utara, Papua Barat, Riau dan Kalimantan Tengah. Bahkan adanya eksploitasi tanpa izin, ekosistem kawasan pertambangan dan hutan menjadi rusak. Akibat IUP (Izin usaha pertambangan) diobral. Karena itu, masalah ini sudah pernah dilaporkan KPK. "BPK berharap KPK melakukan tidakan pencegahan, tidak hanya penindakan," harapnya. Ketua KPK Abraham Samad mengakui sudah menerima laporan dugaan korupsi di sektor tambang. Data menunjukkan, 60 persen perusahaan tambang tak membayar pajak dan royalti ke negara. Hal itu tersebar di

Pulau Kalimantan, Sulawesi, dan pulau lainnya. "Yang kaya hanya bupati dan segelintir orang karena adanya monopoli di daerah dengan memberikan izin pertambangan. Yang terjadi adalah yang kaya hanya pengusaha-pengusaha hitam dengan penguasa-penguasanya. KPK harus masuk dan menyelamatkan ini," tegas Samad. Diakuinya, KPK pernah menghitung, ada potensi kerugian negara sebesar Rp 15.000 triliun, yang diperoleh dari sektor tambang batu bara, migas, emas, dan tembaga. "15 Ribu triliun dibagi 240 juta, dibagi 12 bulan, ketemu Rp 20 juta perbulan. Bayangkan satu orang penghasilannya 20 juta. Jika uang sebanyak itu dibagi ke rakyat miskin, negeri ini tak ada lago orang melarat," jelas Samad. Samad menilai, lolosnya perusahaan tambang tak bayar pajak dan royalti itu diduga karena sudah terlibat kongkalikong dengan pejabat setempat. Misalnya, dalam pengurusan izin perusahaan tambang yang dipermudah dan setoran-setoran ilegal kepada pejabat daerah yang ditempati tambang itu. "Kami segera mendalami kasus korupsi tambang," sambungnya serius. *MU02


KORUPSI

Djohermasyah Djohan Direktur Jenderal Otonomi Daerah Kementerian Dalam Negeri

Siti Zuhro Pengamat politik

Fantastis, Jumlah Kepala Daerah Kesandung Korupsi

J

umlah kepala daerah di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota se Indonesia, yang tersandung kasus korupsi, grafiknya terus meningkat. Sangat fantastis jumlahnya. Korupsi masih merajalela di Republik Indonesia. Hasil evaluasi Kementerian Dalam Negeri, hingga akhir Mei 2013, kepala daerah yang kena kasus korupsi jumlahnya sangat fantasis yaitu 293 orang dari 524 daerah otonom. "Jumlah tersebut diperkirakan akan terus bertambah jika pemilihan kepala daerah, khususnya tingkat kabupaten/kota, tetap berlangsung," papar Direktur Jenderal Otonomi Daerah Kementerian Dalam Negeri, Djohermasyah Djohan di Jakarta, Rabu 3 Juli 2013. Djohan melanjutkan jika dipersentasekan sudah mencapai 70 persen. Sepanjang pilkada secara langsung terutama pilkada kabupaten/ kota,

diduga bisa menembus angka 300 di akhir tahun 2013. Tingginya jumlah kepala daerah yang terjerat kasus korupsi, lanjut dia, dikarenakan biaya pilkada terbilang mahal. Mulai dari pendaftaran, kampanye, bahkan jika sudah terpilih pun harus mengeluarkan kocek yang tidak sedikit. Besarnya uang yang dikeluarkan, lantas dijadikan penyalahgunaan kewenangan, penggelembungan anggaran dan korupsi. Kondisi ini dinilai sangat memprihatinkan. “Ini angka yang tidak main-main, ini merisaukan kita semua,” tegasnya. Selain biaya politik yang tinggi, kecenderungan masyarakat memilih kepala daerah bukan karena program calon, melainkan karena materi yang diberikan calon yang dipilih, juga turut andil atas maraknya kepala daerah yang terjerat kasus korupsi. “Masyarakat kecenderungannya bukan

karena mengenal program, terutama di tingkat kabupaten/kota. Mereka hanya melihat uang,” terangnya. Pengamat politik dari LIPI Siti Zuhro menilai melonjaknya pejabat daerah terjerat korupsi karena sistem politik yang salah urus dan salah tujuan. “Sejak awal kita menginginkan terjadinya politik rakyat yang demokratis melalui pilkada langsung. Tapi faktanya pilkada langsung ini justru menimbulkan persoalan baru yakni munculnya koruptor baru,” kata Siti. Saat ini yang harus dilakukan pemerintah adalah mereview kembali sistem pilkada langsung. “Kita harus mereview kembali sistem politik yang saat ini sudah dibangun. Sebab ada sistem yang salah dimana pemimpinnya lebih mengutamakan kepentingannya usai memenangkan pilkada ketimbang mengurus rakyatnya sendiri,” sambung Siti. *MU02 Edisi 19 >< Agusutus 2013

89


KESEHATAN

Ganja Hancurkan Motivasi Otak Manusia

H

asil penelitian medis terbaru, orang yang mengisap marijuana alias ganja, ternyata bukan hanya mempengaruhi kesehatan fisik, namun juga bisa membuat orang lebih malas, mempengaruhi bagian otak yang berkaitan masalah motivasi juga apatis. Intinya, ganja lebih menyerang dan menghancurkan otak manusia. Pengguna ganja bagi pemula maupun pecandu berat, dalam tempo jangka panjang cenderung menghasilkan lebih sedikit dopamin, zat kimia dalam otak yang terkait dengan motivasi. Sebaliknya kadar dopamin di bagian otak yang disebut striatum, lebih rendah bagi orang yang tidak nyimeng. Temuan baru ini untuk menjelaskan berbagai pertanyaan mengapa pengguna ganja tampak kurang memiliki motivasi untuk bekerja, mengejar karier dan prestasi. Juga mengapa pengguna ganja malas, sering termenung dan duduk-duduk dengan pikiran melayang tanpa berbuat seseuatu. Demikian hasil penelitian terbaru para ilmuwan di Imperial College London, UCL dan King College London, yang didanai Medical Research Council dan diterbitkan dalam jurnal Biological Psychiatry, seperti dilansir 90

Edisi 19 >< Agustus 2013

Daillymail, awal Juli 2013. Para peneliti menggunakan pencitraan otak PET untuk melihat produksi dopamin di striatum dari 19 pengguna ganja reguler dan 19 nonpengguna ganja pada berbagai usia. Dr Michael Bloomfield dari Institute of Clinical Sciencesdi Imperial, yang memimpin penelitian melaporkan pengguna ganja dalam studi ini memiliki semua gejala psikotik, seperti mengalami sensasi aneh atau memiliki pikiran aneh seperti merasa seolah-olah mereka sedang terancam oleh kekuatan yang tidak diketahui. Para peneliti menduga produksi dopamin mungkin lebih tinggi bagi pengisap ganja, karena peningkatan produksi dopamin telah dikaitkan dengan psikosis. Pecandu ganja dalam studi itu memiliki pengalaman pertama mereka dengan obat antara usia 12 dan 18. Ada kecenderungan untuk tingkat dopamin yang lebih rendah pada mereka yang mulai lebih awal, juga pada mereka yang merokok lebih ganja. Para peneliti mengatakan temuan ini menunjukkan bahwa penggunaan ganja dapat menjadi penyebab perbedaan dalam tingkat dopamin. Juga, pengguna ganja memiliki risiko lebih

tinggi penyakit mental yang melibatkan episode berulang dari psikosis seperti skizofrenia. "Jadi diasumsikan bahwa ganja meningkatkan risiko skizofrenia dengan menginduksi efek yang sama pada sistem dopamin yang kita lihat pada skizofrenia," tandas Dr Michael Bloomfield, sambil menambahkan penyalahguna zat seperti kokain atau amfetamin, mampu mengubah sistem dopamin. Meskipun penelitian hanya melihat pengguna ganja yang telah memiliki pengalaman psikotik, seperti saat menggunakan obat, namun temuan ini akan berlaku untuk pengguna ganja secara umum. "Karena kita tidak melihat efek yang lebih kuat di mata pelajaran yang memiliki lebih psikotik seperti gejala. Jadi hal ini juga bisa menjelaskan 'sindrom amotivational' yang telah dijelaskan pada pengguna ganja, tapi apakah sindrom tersebut ada yang kontroversial." sambungnya. Studi-studi lain telah melihat pelepasan dopamine di bekas pengguna ganja dan tidak melihat perbedaan dengan orang-orang yang belum mengambil ganja, menunjukkan bahwa efek yang terlihat dalam penelitian ini cenderung reversibel. *MU02


KESEHATAN

Ganja Tidak Dapat Dilegalkan Oleh: Jeanne Mandagi SH, Kelompok Ahli BNN

G

anja yang beredar di Indonesia, tidak dapat dilegalkan. Masalah ini sudah ditinjau dari aspek hukum, aspek fisik dan psikologis, aspek sosial, produktifitas dan kerugian ekonomi serta aspek keamanan dan ketertiban masyarakat. Ditinjau dari Aspek hukum: Indonesia telah ratifikasi UN single Conventaion on Narcotic Drugs, 1961 dan Protocol 1972 Amending the single Convention Narcotic Drugs dengan UU No.8 Tahun 1976. Dalam pasal 2 UN Single Convention tersebut, disebutkan substansi dibawah pengawasan dan pengendalian (substances under control) adalah yang tercantum dalam schedule I, dan ganja atau cannabis dan cannabis resin and extracts and tinctures of cannabis termasuk Schedule I tsb. Juga, pasal 36 dari UN Single Convention menyatakan kultivasi, produksi, manufaktur, ekstraksi, preparasi, memiliki, menawarkan, menawarkan untuk dijual, distribusi, pembelian, penjualan, penyerahan, menjadi prantara, mengirim, mengirim dalan transit, transportasi, importasi dan eksportasi dari Narkotika yang bertentangan dengan Konvensi ini adalah tindak pidana yang yang setimpal dengan pidana penjara. Pasal 39 UN Single Convention menyatakan bahwa setiap pidak dapat menentukan peraturan perundang-undangan yang lebih ketat dan lebih berat hukuman pidananya, jika negara tersebut menganggap perlu untuk melindungi kesehatan dan kesejahteraan masyarakat. Selain itu, Indonesia juga telah ratifikasi UN Convention Against Illicit Traffic in Narcotic Drugs and Psychotropic Substances, 1988 (UN Convetion, 1988) dengan UU No. 7 tahun 1997. Dalam pasal 3 dari UN Convetion 1988, menyatakan setiap Pihak (negara) harus menetapkan dalam UU Nasional masing-masing sebagai tindak pidana perbuatan. Hal itu seperti dalam pasal 36 UN Single Convention yaitu : kultivasi, produksi, manufaktur, ekstraksi, preparasi, memiliki, menawarkan, menawarkan untuk dijual, distribusi, pembelian, penjualan,

penyerahan, menjadi prantara, mengirim, mengirim dalan transit, transportasi, importasi dan eksportasi dari Narkotika yang bertentangan dengan Konvensi ini. Bahkan, Pasal 24 dari UN Convention 1988, menyatakan bahwa setiap pihak (negara) dapat menetapkan peraturan perundang-undangan yang lebih ketat dan hukuman lebih berat, jika dianggqap perlu untuk pencegahan dan supresi peredaran gelap. Ketentuan-ketentuan dari kedua Konvensi tersebut karena telah diratifikasi telah diatur lebih lanjut dalam UU No. 35 tahun 2009, tentang Narkotika, baik mengenai penggolongan ganja dalam Narkotika Golongan I, maupun ketentuan pidananya yang cukup berat sebagaimana diatur dalam pasal 111, 113, 114, 115 dan 116. Terkait Aspek fisik dan psikologis. Bahwa, penyalahgunaan ganja dalam jangka pendek bisa mengakibatkan meningkatnya denyut nadi dan keseimbangan tubuh yang buruk. Juga ketakutan dan rasa panik serta depresi. Dan, kebingungan dan halusinasi. Daya pikir dan konsentrasi menurun atau menjadi lam-ban. Bahkan kemampuan belajar me-nurun. Mencari narkotika yang lebih keras dari ganja seperti heroin, shabu, dan ekstasi untuk dipakai. Dalam jangka panjang, penyalahgunaan ganja menyebabkan meningkatnya aktivasi dari system respons stress. Kerusakan otak. Peningkatan resiko kanker, khususnya paru-paru, kepala dan leher. Menimbulkan penyakit pernafasan. Juga

disfungsi system kekebalan tubuh (infeksi bakteri dan tumor). Membahayakan janin selama kehamilan. Perubahan proses berpikir dan disorientasi. Bahkan membuat emosi labil, paramoid, cemas, sepresi, panik, psikosis - schizophrenia. Ditinjau dari sisi aspek sosial, produktifitas dan kerugian ekonomi, ternyata dampak sosial secara umum antara lain tidak peduli dengan nilai norma-norma yang ada. Merasa dikucilkan atau menarik diri. Cenderung menghindari kontak atau komunikasi dengan orang lain. Lebih menyedihkan lagi hubungan dengan keluarga, guru dan teman serta lingkungan terganggu. serta tidak memiliki tanggung jawab. Sementara dampak produktifikasi dan kerugian ekonomi, antara lain daya pikir lamban, maka kemampuan belajar menurun sampai tidak naik kelas atau putus sekolah. Karena daya pikir lamban, sering "fly", maka tidak bisa konsentrasi untuk bekerja, sehingga produktifikasi ditepat kerja menurun. Akibat halusinasi, yaitu salah persepsi tentang keadaan yang sesungguhnya tentang ruang, waktu, penglihatan dan pendengaran, maka bisa terjadi kecelakaan kerja yang fatal yang menimbulkan kerugian ekonomi. Dari sisi aspek keamanan dan ketertiban masyarakat, dampak ganja sangat luar biasa. Antara lain melakukan tindak pidana seperti pencurian, perampokan, perkelahian dan tindak kekerasan lainnya. Juga, menggangu ketertiban berlalu lintas, bahkan kalau halusinasi aakan tabrakan dan menyebabkan kematian orang lain atau iri sendiri. Bahkan, melakukan perbutan tidak menyenangkan, sehingga mengganggu ketertiban lingkungan masyarakat. Karena itu, Indonesia sebagai negara anggota Perserikatan Bangsa - Bangsa (PBB), yang telah ratifikasi KOnvensi Kovensi tersebut, berkewajiban untuk melaksanakan ketentuan - ketentuan dari konvensi - konvensi tersebut. Juga berdasarkan uraian dari berbagai aspek tersebut diatas jelas bahwa ganja (cannabis) tidak dapat dilegalkan dan UU No. 35 tahun 2009 tentang Narkotika harus tetap diberlakukan. *** Edisi 19 >< Agusutus 2013

91


NUSANTARA

Pejabat Pertamina Pesta Shabu Bawa Pistol N

arkoba menyasar kemanamana. Pejabat Pertamina kini jadi sasarannya. Terbuai kenikmatan semu dan sesat sesaat, jabatan strategis pun dipertaruhkan. Bahkan yang tidak habis pikir, rumah dinas Pertamina pun dipakai untuk pesta narkoba. Rumah Dinas PT Pertamina di Perumahan Srondol Bumi Indah Semarang, selama ini nampak damai, sunyi senyap, dan tenang. Ternyata tenang-tenang menghanyutkan. Ketenangan itu, berubah total jadi ketegangan pada Rabu malam 3 Juli 2013. Tegang karena petugas Direktorat Reserse Narkotika dan Obat Berbahaya Polda Jateng, menggerebek sebuah kamar yang dipakai pesta pora shabu. Ada empat orang lelaki tengah asyik menikmati kenikmatan semu. Mereka berinsial RS atau Robinson yang menjabat sebagai Asisten Terminal BBM pada PT Pertamina Region Jateng-DIY yang berkantor di Jalan MH Thamrin Kota Semarang, HN karyawan Pertamina yang selama ini menjadi anak buah Robinson juga S dan YC, rekanan Pertamina yang diajak Robinson untuk pesta narkoba. "Kami juga mengamankan sisa shabu seberat satu gram, empat butir pil ekstasi, delapan butir pil happy five,

92

Edisi 19 >< Agustus 2013

Kombes Pol Drs. John Turman Direktur Reserse Narkoba Polda Jateng

dua alat isap dan sebuah pistol FN kaliber 9 milimeter, tanpa me-gazine,� papar Direktur Reserse Narkoba Polda Jateng, Kombes John Turman, di Semarang, Minggu 7 Juli 2013. Senjata api itu, lanjut dia, disita dari tangan Robinson pejabat pertamina diduga tidak memiliki izin. Kasus kepemilikan senjata api ini akan ditangani petugas reserse umum. Penggerebekan berawal informasi masyarakat, di rumah dinas Pertami-

na kerap digunakan pesta narkoba. Informasi berharga ini, ditindaklanjuti. Setelah info itu akurat, langsung dilakukan tindakan cepat. Meski membawa senjata api dalam pesta narkoba, lanjut dia, penangkapan terhadap empat orang itu tanpa melakukan perlawanan. "Bagaimana bisa melawan, kondisi mereka sudah teler akibat pengaruh narkoba," paparnya. Dijelaskan, narkoba dan senjata api itu, milik Robinson. Tiga lainnya, S, HN, dan YC hanya ikut-ikutan mengonsumsi karena diajak Robinson. Kami masih menyelidiki, apakah Rs sebagai pengedar atau hanya pemakai,� sambung Kombes John. Keempat orang itu, ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan sambil menunggu proses hukum selanjutnya. Robinson bukan hanya sekali mengonsumsi shabu. Dalam pengakuannya, ia sudah mengisap barang terlarang ini berkali-kali sejak enam bulan lalu. Intensitas penyalahgunaan methyl amphetamine itu meningkat drastis dalam dua bulan terakhir. Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirreskrimum) Polda Jateng, Kombes Purwadi, menegaskan pihaknya masih menyelidiki asal-usul pistol FN 9 mm milik Robinson. Ia menduga pistol yang tidak berpeluru itu senjata rakitan dan tak berizin. Tersangka pun akan dikenai pasal kepemilikan senjata api ilegal. *MU02 Asisten Manajer Relasi Eksternal PT Pertamina Region Jateng-DIY, Roberth MV Dumatubun, menegaskan sudah menonaktifkan dua pegawainya yang tersangkut kasus shabu. "Sejak ditangkap otomatis tidak masuk kerja, sehingga kami menunjuk penggantinya. Kami akui ini pukulan besar bagi citra PT Pertamina," katanya, Selasa 9 Juli 2013. Dijelaskan kasus yang menimpa RS dan HN merupakan persoalan pribadi. Tak ada sangkut-paut dengan Pertamina. Fakta ini yang melatarbelakangi kebijakan perusahaan menyerahkan proses hukum sepenuhnya kepada polisi. *MU02


NUSANTARA

Intel Kodim 0315 Bintan Gagalkan Kiriman Shabu ke Lapas

Brigjen TNI Deni K Irawan Komandan Korem 033/WP

T

indakan anggota Intelejen Kodim 0315 Bintan, boleh diacungi jempol. Curiga gerakgerik seorang pemuda yang bawa tas wanita, malah mengungkap kasus narkoba jenis shabu. Rencananya barang sesat ini, akan dikirim ke Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Tanjungpinang. Rabu siang bolong, 3 Juli 2013, seorang lelaki membawa tas wanita yang baru keluar dari Wisma Tanjung, yang berada depan Pasar Raya 21, Kota Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri). Sertu Haryana, anggota intel Kodim 0315 Bintan, yang melihat lelaki itu nampak aneh bahkan mencurigakan. Kecurigaan muncul karena gerak-gerik serta tingkah lakunya yang tak wajar. Saat didekati dan ditegur, lelaki itu nampak gugup dan tidak melakukan perlawanan. Sertu Haryana langsung memeriksa empat tas wanita dengan 16 tali selempang, ternyata tidak ditemukan barang yang mencurigakan. Namun saat tas tak akan dikembalikan, ternyata ada yang ganjil pada tali selempangnya yang menonjol dan terasa berat. Saat tali selempang dibuka ternyata ada beberapa bungkusan plastik putih, yang didalamnya

AKBP Patar Gunawan Kapolres Tanjungpinang

berisi butiran cristal warna putih bening, yang diduga shabu. Lelaki bernama Rudi (29 tahun) warga Batam, langsung diamankan. Bahkan, kamar tempat menginapnya, pun digeladah dan ditemukan alat timbangan, gunting, uang tunai Rp2,4 juta dan 100 dolar Singapura. "Anggota saya saat itu hampir terkecoh. Baru diketahui saat anggota memegang tali selempang, terasa seperti ada yang ganjil. Saat dibuka ada bungkusan cristal putih yang dibungkus sangat rapi," papar Komandan Korem 033/WP Brigjen TNI Deni K Irawan didampingi Dandim 0315/Bintan Letkol Inf Andi Asmara Dewa dan Kapolres Tanjungpinang AKBP Patar Gunawan kepada wartawan di Markas Komando Distrik Militer (Makodim) 0315/Bintan, Rabu petang. Brigjen TNI Deni melanjutkan tersangka R menggunakan modus baru dengan menyimpan shabu di tali sandang tas wanita, tujuannya untuk mengelabuhi petugas. Pengakuannya barang haram akan dikirim diserahkan kepada salah seorang warga binaan di Lapas Kelas II A Tanjungpinang, bernama Ijal, terpidana kasus narkoba. Pengakuan Rudi, shabu 1 Kg dikirim melalui paket dari Thailand ke Kota

Batam. Dari Batam dibawa Rudi ke Tanjungpinang, dengan menumpang kapal ferry. Rudi mengaku baru keluar dari penjara empat bulan lalu terkait kasus narkoba. Di dalam penjara itu, dia kenalan dengan IJ dan ditawari pekerjaan untuk mengirim paket dari Thailand untuk dibawa ke Tanjungpinang. "Saya menduga ini merupakan jaringan sindikat narkoba inter-nasional, karena barang itu dari Thailand yang masuk ke Batam lalu dikirim ke Tanjungpinang. Tersangka kita serahkan ke Polres Tanjungpinang untuk diperiksa lebih lanjut," sambungnya. Brigjen TNI Deni menambahkan pihaknya juga mengorek keterangan untuk menanyakan apakah ada anggota TNI, yang terlibat secara langsung maupun tak langsung. "Secara langsung yakni terlibat jaringan narkoba dan tidak langsung, hanya sebatas pembeli atau pemakai," urainya sambil menambahkan ternyata anggota TNI tak ada yang terlibat. Namun, tambah dia, jika ada anggota TNI khususnya TNI AD yang terlibat, akan ditindak tegas. "Bahkan saya pecat dengan tidak hormat. Kita tidak main-main dengan masalah narkoba yang merusak dan menghancurkan bangsa ini," katanya. Kapolres Tanjungpinang AKBP Patar Gunawan mengatakan akan melakukan penyelidikan dan pengembangan terhadap kasus shabu dengan tersangka R untuk mengungkap jaringan lainnya. "Kita juga akan memeriksa IJ, yang kini mendekam Lapas Tanjungpinang," ungkapnya singkat. *MU02

Tersangka Rudi saat di cokok oleh petugas kepolisian. Edisi 19 >< Agusutus 2013

93


NUSANTARA

Di Bandarlampung Rumah Bandar Narkoba Digrebek

Foto Ilustrasi

M

eski sudah pernah mendekam dipenjara selama 8 tahun karena kasus narkoba di Bandarlampung, ternyata tak membuatnya jera. Kini sang residivis yang statusnya meningkat jadi bandar kembali ditangkap, dan hidup di balik jeruji lagi. Di kalangan mahasiswa dan pengusaha Bandarlampung, nama Supriyanto alias Eet memang sudah dikenal sebagai pengedar dan bandar narkoba. Dikenal karena harga jual narkoba lebih murah, juga barang haramnya dinilai masih ori alias asli. Bahkan, pecandu masih bisa kas bon. Namun kini para konsumen barang terlarang tak bisa ngutang lagi. Karena sang bandar sekaligus pe-ngedar berusia 37 tahun ditangkap polisi. Penangkapan berlangsung tegang dengan mengepung rumah Supriyanto di Jalan Gajah Mada Kelurahan Sidodadi, Kecamatan Kedaton, Bandarlampung. Pengepungan terpaksa dilakukan agar sang bandar tidak lolos dari pe94

Edisi 19 >< Agustus 2013

nyergapan. "Tersangka berhasil ditangkap di rumahnya dengan barang bukti shabu seberat 92,5 gram," kata Kapolresta Bandarlampung Kombes Dwi Irianto saat ekspose di Mapolresta Bandarlampung, Selasa 2 Juli 2013. Penangkapan Supriyanto, lanjut Kapolres, berawal dari hasil pengembangan pengakuan Yuhrodi (37) yang ditangkap lebih dulu di Jalan Onta Kelurahan Sidodadi, Kecamatan Kedaton, Minggu 30 Juni 2013 tengah malam pukul 23.00 WIB. Da ri tangan Yuhrodi ditemukan empat paket sedang shabu seberat 4 gram. Bahkan dirumahnya ditemukan dua paket kecil shabu seberat 0,5 gram, satu unit ponsel merek Nokia tipe 6300 dan satu buah timbangan elektrik. Pengakuan Yuhrodi hanya sebagai kurir mengantarkan shabu kepada pelanggan para mahasiswa dan pengusaha. Barang haram itu, milik Supriyanto. "Sekitar tujuh kali saya mengantar barang itu ke pelanggan dengan upah Rp50 ribu hingga Rp100 ribu setiap kali pengiriman. Saya me-

lakukan pekerjaan ini baru beberapa bulan, karena nggak ada kerjaan. Ya daripada nganggur," ucapnya. Menyebut barang itu dari Supriyanto, polisi sudah paham. Data di Polresta Bandarlampung, Supriyanto merupakan residivis kasus narkoba yang baru keluar dari LP Way Huwi tahun 2012. Tahun 1994, Supriyanto sudah terjerat kasus narkoba jenis ganja dan dihukum penjara selama 8 tahun. Senin 1 Juli 2013, dinihari sekitar pukul 01.00 WIB, rumah Supriyanto yang tidak jauh dari kediaman Yuhrodi alias Sidin, dikepung setelah mendapat informasi bahwa Supriyanto berada di dalam rumahnya. Saat digerebek, lelaki itu tak berkutik dan tidak melakukan perlawanan. Saat rumahnya digeladah, polisi menemukan shabu seberat 88,5 gram, ganja seberat 14,5 gram, uang tunai hasil penjualan shabu sebesar Rp4 juta, enam buah alat hisap (bong), satu unit timbangan elektrik dan 1.000 buah plastik paketan kecil. Supriyanto mengaku tidak mempunyai pekerjaan tetap untuk menghidupi keluarganya, sehingga harus berjualan narkoba. "Ganja saya dapat dari Nov warga Lampung. Sementara Shabu dari Ran juga warga Bandarlampung. Untuk mendapatkan kedua barang ini saya tinggal telepon keduanya dan janjian di Hotel Grand Anugrah untuk mengambilnya," papar Supriyanto polos. Kapolresta Bandarlampung Kombes Dwi Irianto hingga kini masih mengejar Nov dan Ran. Diduga keduanya sudah tahu jika Supriyanto tertangkap, sehingga keduanya pun kabur. "Nov dan Ran sudah dinyatakan sebagai DPO (daftar pencarian orang)," sambungnya. Menurut Kapolresta, kedua tersangka dijerat pasal 111 ayat (1) sub-pasal 112 ayat (2) sub-pasal 114 ayat (2) UU Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika dengan ancaman hukuman minimal 6 tahun penjara dan maksimal 20 tahun penjara. *MU02


NUSANTARA

Wakasat Reskoba Polrestabes Surabaya Kompol Leonard Sinambela saat menunjukan barang bukti 40,58 gram shabu yang berhasil diciduk dari 5 tersangka.

Ogah Tobat Saat Ramadhan, Lima Pemuda di Surabaya Pilih Bisnis Narkoba

B

ulan suci Ramadhan tampaknya tidak dimanfaatkan secara baik untuk melakukan tobat bagi empat tersangka pengedar dan seorang pengguna narkoba. Alih-alih merubah diri menjadi lebih baik, kelima orang penyalahguna narkoba ini diamankan Satuan Reserse Narkoba Polrestabes Surabaya, Jawa Timur pada pertengahan Juli. “Mereka kami tangkap berdasarkan laporan yang diberikan masyarakat ke anggota kami,” jelas Wakasat Reskoba Polrestabes Surabaya Kompol Leonard Sinambela. Informasi yang diperoleh dari Polrestabes Surabaya, empat orang pelaku pengedar barang haram tersebut antara lain, Heru; Dwi; Arys; ketiganya bertempat tinggal di Surabaya dan satu orang pengedar lainnya yaitu Zainul berdomisili di Madura. Dari pemaparan Leonard, dua orang tersangka pengedar yakni Dwi dan Arys ditangkap pada tempat dan jam yang sama, yaitu pukul 20.30 WIB,

hari Kamis (18/7) di Jalan Yasan Praja. Dugaan Leonard, keduanya masih dalam satu gerbong komplotan. “Tapi kami sampai sekarang masih terus mengembangkan penyelidikan kasus ini,” imbuhnya. Ketika dilakukan penyergapan, polisi mendapati dari tangan Dwi 1,11 gram sabu yang telah dikemas dalam ukuran tiga paket serta 15,3 kilogram ganja kering yang dibungkus dengan enam lembar koran. Sedangkan dari Arys berhasil diamankan 40,58 gram sabu yang sudah dipaket sebanyak 48 bungkus plastik dan satu buah telepon seluler. Pada hari yang bersamaan pula berhasil diciduk tersangka pengedar narkoba lain bernama Heru. Aksi penangkapan ini dilakukan sebelum tersangka Dwi dan Arys diamankan Polresta Surabaya. Dari Heru sendiri berhasil ditemukan 0,8 gram sabu, alat timbangan dan satu buah telepon seluler. Selain itu, aparat keamanan juga menangkap seorang yang diduga merupakan pemakai narkoba. Dike-

tahui bernama Mustafa, penangkapannya bersamaan saat dilakukan penggerebekan Heru. “Anggota kami menemukan 0,31 gram sabu siap dikonsumsi Mustafa,” terang Leonard. Tersangka pengedar narkoba lain yang ditangkap Satserse Narkoba Polresta Surabaya yakni warga Madura bernama Zainul. Namun Zainul, yang hanya lulusan sekolah dasar ini, diamankan masih dalam wilayah Kota Besar Surabaya, tepatnya di Kenjeran. “Petugas mengamankan 0,49 gram sabu, dua unit telepon genggam, buku tabungan BCA dan uang tunai 29 juta rupiah,” tandas Leonard. Aksi yang dilakukan Zainul menurut Leonard bisa dikategorikan canggih modusnya. Barang akan diantar ke tempat yang telah disepakati bersama pembeli, setelah Zainul menerima pembayaran lewat transfer Bank. Seluruh tersangka akan dijerat dengan Pasasl 114 ayat (2) UU Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika. *MU RUL Edisi 19 >< Agusutus 2013

95


NUSANTARA

GAJI TAK CUKUP

PNS Dinas Kelautan dan Perikanan Pontianak Jadi Kurir Shabu G aji tak mencukupi dan tak bisa korupsi, PNS Dinas Kelautan dan Perikanan Pontianak cari kerjaan sambilan jadi kurir shabu dari Malaysia dibawa ke Pontianak. Hasilnya memang jauh lebih besar ketimbang gaji PNS. Tapi resikonya juga besar: dipenjara dan terancam hukuman mati. M Izhar Haryadi, PNS dinas Kelautan dan Perikanan Pontianak, Kalimantan Barat (Kalbar) golongan III B, tak kuat godaan hidup. Gaji PNS yang rendah bukan malah disyukuri. Malah berambisi mencari tambahan gaji, dengan cara tidak benar. Rela menjadi kurir narkoba jenis shabu dan ekstasi, demi memenuhi kebutuhan hidup yang melonjak. Bahkan selama ini, Izhar menjadi budak pecandu narkoba. Dengan sebuah harapan, jika dapat hasil dari jasa kurir, maka dibelikan narkoba saat ketagihan. "Izhar juga pernah divonis hukuman 6 bulan penjara di Kalbar dalam kasus pengguna narkoba. Memang dia pecandu sejak bertugas diperbatasan Entikong," papar Kabag Humas BNN, Kombes Sumirat Dwiyanto di BNN Cawang, Jakarta Timur, Rabu 17 Juli 2013. Selama dipenjara, Izhar berkenalan dengan Endri Hartono, dalam kasus pengguna narkoba. Begitu bebas keduanya bersongkol menjadi sindikat narkotik internasional yang dibait menjadi kuli pengantar barang sesat. Dengan pengalaman sebagai PNS yang tugas di perbatasan, Izhar dengan mudah menyeberang ke Malaysia dari pelabuhan Entikong, tanpa pemeriksaan. Sepandai-pandai menyimpan bangkai akhirnya tercium juga. Izhar bersama Endri dibekuk petugas di Pontianak, Senin 15 Juli 2013, karena menyelundupkan 5 Kg 96

Edisi 19 >< Agustus 2013

Tersangka IS (38) dan EH (39), bandar narkoba sindikat internasional, diamankan di Kantor BNN Cawang, Jakarta Timur, Rabu (17/7/2013).

shabu dan 9.107 butir pil ekstasi. Sumirat menjelaskan Izhar dan Endri masuk ke Malaysia melalui jalur Entikong, dengan menggunakan mobil sewaan dan membawa uang tunai Ringgit sebesar RM 770ribu atau senilai Rp 2,3 miliar. Uang itu untuk transaksi narkoba atas perintah AC warga Malaysia, ditetapkan sebagai DPO (Daftar Pencarian Orang). Sesampai di negara jiran, keduanya diperintahkan untuk menaruh uang tersebut di suatu tempat yang ditentukan dan disuruh berkeling-keliling sambil menunggu perintah AC. Tak lama kemudian, keduanya diminta mengambil barang narkotika yang disimpan di dalam ransel hitam. Setelah mendapat barang haram tersebut keduanya berpisah di Tebedu, Malaysia. Endri balik ke Indonesia dengan angkutan umum menuju balai Karangan, Kalimantan Barat. Izhar melalui jalur Entikong. “Saat itulah kami menangkap Endri dan esok harinya mengamankan Izhar dikantornya di Pontianak,� ungkap Sumirat. Juga disita 5 Kg shabu dan 9.107

butir pil ekstasi, dua unit mobil, tiga unit motor, uang tunai sebesar lebih dari Rp 80 juta, tujuh buah buku tabungan, tiga buah kartu ATM, beberapa dokumen dan tiga unit telepon genggam. Izhar yang mengenakan baju tahanan BNN berwarna biru mengakui semua perbuatannya. "Saya sudah 3 kali menjadi kuli shabu. Pertama, kedua lolos, ketiga kali baru ketahuan. Saya tidak tahu apa-apa saya cuma jadi supir aja," tuturnya polos. Selama menjadi kurir mendapatkan upah Rp 30 juta sekali perjalanan. "Sebelumnya saya merupakan pengguna. Diberi sanksi 6 bulan, sempat turun pangkat, kalau sekarang dipecat kali," ujarnya sembari tertunduk. Kedua dijerat Pasal 114 ayat 2 juncto Pasal 132 ayat 1, Pasal 112 ayat 2 juncto Pasal 132 ayat 1 dan Pasal 115 ayat 2 juncto Pasal 132 ayat 1 Undang-undang nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika, dan tindak pidana pencucian uang. Ancamannya hukuman pidana mati atau kurungan penjara seumur hidup.*MU02


NUSANTARA

Jaringan Bandar Narkoba Jakarta Dibekuk di Makasar Pengedar narkoba jenis sabu-sabu berhasil ditangkap di Wisma Pratama Makassar, pada Rabu (3/7). Dari tangannya berhasil diamankan 100 gram sabu. Pria yang diketahui bernama Ronny ini berasal dari Jakarta. “Dia termasuk bandar, yang memasok narkoba ke Makassar dan malam itu ada rencana bertransaksi dengan pengedar lainnya juga,” ujar Kasat Res Narkoba Polda Sulawesi Selatan AKBP Baharuddin. Kemudian ditambahkan Baharudin , sosok Ronny sebenarnya sudah lama menjadi target petugas. Identitasnya masuk dalam daftar target operasi. Ha ini terungkap dari pengakuan beberapa tersangka pengedar yang telah lebih dulu ditangkap aparat dan mengaku mendapatkan barang dari Ronny. Polisi bukan baru kali ini saja coba meringkus Ronny, beberapa kali ia akan ditangkap namun selalu berhasil melarikan diri karena mengendus kejaran petugas. Kedatangannya di Makassar kembali tercium oleh petugas. Setelah sepekan sebelumnya terbongkar dua kasus peredaran sabu

yang melibatkan jaringan Jakarta dan menyebutkan soal Ronny. Melalui pengembangan kasus, diperoleh informasi bila Ronny berada di Makassar dan akan melakukan transaksi sabu dengan beberapa pengedar. “Saat keberadaannya di Wisma Pratama kita ketahui, kita langsung melakukan penyergapan,” papar Baharuddin. Ronny diketahui memiliki peran penting dalam peredaran narkoba di Makassar, terang Baharudin. Merupakan salah satu mediator jaringan pengedar Jakarta dengan di Makassar serta Sidrap. “Dia memang status buron. Jaringannya kuat di Makassar, sehingga kita harap mata rantai dari jaringan bisa dibongkar lebih banyak lagi dari keterangannya,” imbuh Baharudin. Sebelumnya juga SatserseNarkoba Polres Sidrap berhasil meringkus tujuh pengedar sabu. Terhitung sejak Senin hingga Selasa (2/7). Dari tujuh pria yang ditangkap ini kuat dugaan masih hubungan dengan jaringan pengedar narkoba di Jakarta, yang memasok ke

Makassar dan Sidrap. Dari hasil penangkapan yang dipimpin langsung Kasat Narkoba Polres Sidrap AKP Andarias berhasil menyita barang bukti dari tangan para tersangka, diantaranya 4 saset kristal bening yang diduga narkotika jenis sabu-sabu seberat kurang lebih 7 gram. Sementara pada Jumat dan Sabtu pekan lalu, Polrestabes Makassar juga menangkap tiga bandar narkoba jaringan Jakarta yang sedang berada Makassar dan Sidrap. Dibongkarnya kelompok jaringan Jakarta ini bermula dari penangkapan Hakim di Pasar Daya Makassar, Jumat (28/6). Dari pria ini ditemukan satu paket sabu yang diselip dalam telepon selulernya. Ia diketahui berperan dalam peredaran narkoba di Makassar. “Dia termasuk bandar dari jaringan Jakarta. Barang-barang yang dipasok dari Jakarta ke Makassar, sebagian dikendalikannya,” papar Kepala Satuan Narkoba Polrestabes Makassar AKBP Ucuk Supriadi. *MU RUL

Foto Ilustrasi Edisi 19 >< Agusutus 2013

97


SOSIALITA

Lampu Kuning Penyalahgunaan Narkoba di Kepri

Foto Ilustrasi

BATAM - Penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan terlarang (narkoba) Di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) sudah berada di lampu kuning. Badan Narkotika Nasional (BNN) Kepri merilis, pecandu narkoba di wilayah Kepri mencapai 44.941 jiwa atau sekitar 4,3 persen dari jumlah penduduk yang sebesar 1.045.136 jiwa. "Jumlah itu, sudah melampui dari target yang ditetapkan BNN PUsat, dengan batas prevalensi nasional

sebesar 2,3 persen," kata Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Kepri, Drs Benny Setiawan dalam acara Focus Group Discussion (FGD) di Kantor Yayasan Embun Pelangi, Komplek Ruko Roma Sumatra Blok A No. 4 Tanah Longsor, Nagoya, Kota Batam, Rabu 3 Juli 2013. Selama ini, lanjut dia, masyarakat Kepri yang kecanduan berat narkoba, menjalani program rehabilitasi di Panti Rehabilitasi Lido. Mengingat, di Batam belum memiliki pusat rehabailitasi yang memadai, sehingga pecandu yang ingin sembuh harus dikirim ke Lido milik BNN. Ada 28 orang warga Kepri yang sudah dikirim ke Lido. Jika korban atau pecandu narkoba hanya membutuhkan rawat jalan, BNNP Kepri akan membawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Embung Fatimah Batam untuk mengatasinya. Dikatakan, rencananya Agustus 2013 ini, BBN Pusat akan membangun Panti Rehabilitasi untuk wilayah Provinsi Kepri. Panti Rehabilitasi itu akan dibangun di dekat Kantor BNN Kepri di Kecamatan Nongsa, Batam. Direncanakan, rehabilitasi tersebut memiliki 304 ruang tidur. "Sekarang lagi proses pelelangan untuk pengerjaanya," sambung Benny Setiawan. *MU02

PNS Pontianak Diajak Perangi Narkoba MEMPAWAH - Badan Nasional Narkoba (BNN) Kabupaten Pontianak, mengajak para pegawai negeri sipil (PNS) di lingkungan Pemerintah Kabupaten Pontianak menjadi kader anti narkoba dan berperan aktif mencegah terjadi peredaran maupun penyalahgunaan narkoba di masyarakat. "Sebagai abdi negara wajib tidak memakai narkoba, ikut serta memberantas narkoba dan melakukan sosialisasi kepada masyarakat agar tidak bergaul dengan narkoba," harap Kepala BNN Kabupaten Pontianak, Kompol H Abdul Haris Daulay, SH, saat pelaksanaan Advokasi Implementasi Inpres Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pelaksanaan Kebijakan dan Strategi Nasional P4GN bagi PNS, di Aula Kantor Bappeda Kabupaten Pontianak, Kamis 4 Juli 2013. Memang, lanjut dia, PNS harus menjadi contoh teladan bagi masyarakat dengan tidak mendekati narkoba. PNS juga diharapkan menjadi garda terdepan dalam membantu memerangi peredaran dan penyalahgunaan narkoba di masyarakat. Diakuinya sudah banyak masyarakat yang terjerat narkoba. Narkoba menyerang siapa saja tanpa membedakan strata sosial, ekonomi, usia maupun tingkat pendidikan “Narkoba merupakan musuh masyarakat, termasuk PNS. Para PNS selaku penyelenggara birokrasi pemerintahan dan pelayanan publik harus konsisten membantu memerangi narkoba,�ujar mantan Wakapolres 98

Edisi 19 >< Agustus 2013

Foto Ilustrasi

Pontianak seperti dilansir laman Inilah.com. Selain advokasi terkait Inpres Nomor 12 Tahun 2011 tentang P4G yang dilaksanakan selama dua hari, BNN Kabupaten Pontianak juga menggelar tes urin terhadap 50 PNS yang mengikuti kegiatan tersebut. *MU02


SOSIALITA

Bea Cukai Siap Lindungi Masyarakat dari Masuknya Narkoba

Direktorat Bea & Cukai yang berhasil menggagalkan penyelundupan narkoba.

JAKARTA - Kasus penyelundupan Narkotika, Psikotropika dan Prekursor (NPP), semakin membuat waswas masyarakat Indonesia. Dari tahun ke tahun, jumlah kasus penyelundupan tidak jauh berbeda. Tahun 2012, sekitar 132 kasus, dan hingga per 5 Juli 2013 ini sudah mencapai 115 kasus, yang sebagian besar narkoba dari Malaysia dan India. "Dari 115 kasus, 34 kasus dari Malaysia , 21 kasus dari India, sisanya Amerika Serikat dan negara lainnya.

Data dari tahun 2010 sampai 2013, pelaku penyelundupan NPP didominasi pria," papar Direktur Penerimaan, Peraturan Kepabeanan dan Cukai, Susiwiyono dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin 8 Juli 2013. Dikatakan, modus penyelundupan dari tahun ke tahun juga beragam. Berdasarkan, 115 kasus tahun ini, sekitar 48 kasus menggunakan modus penyelundupan melalui kontainer / paket kiriman pos / Perusahaan Jasa Titipan (PJT), sisanya menggunakan modus penyelundupan di badan, barang bawaan penumpang dan kompartemen palsu. Selain modus-modus itu, 54 kasus menggunakan transportasi udara, sisanya menggunakan transportasi laut dan darat. Jumlah narkoba yang berhasil gagal edar pada tahun 2012 sebanyak 546,54 kilogram NPP dan 346,96 kilogram per 5 Juli 2013. Dirjen Bea dan Cukai sebagai Community Protector terus berupaya melindungi masyarakat Indonesia dari masuknya barang larangan, khususnya penyelundupan NPP dari berbagai pelabuhan, baik pelabuhan resmi maupun “pelabuhan tikus”. "Kami akan semakin meningkatkan kewaspadaan dan tetap berkomitmen untuk memerangi Penyalahgunaan dan Peredaran Narkoba demi terwujudnya “Indonesia Bebas Narkoba 2015”," lontarnya. *MU02

MOS Jadi Ajang Sosialisasi Narkoba BENGKULU - Pelaksanaan masa orientasi sekolah (MOS) siswa baru SMPN 1 Padang Ulak Tanding Bengkulu, juga diwarnai dengan sosialisasi mengenalkan para pelajar terhadap bahaya narkotika dan obat-obatan terlarang. “Kita ingin para pelajar, remaja tahu bahaya Narkoba bagi kesehatan, juga sanksi hukum bagi pengguna serta pengedar narkoiba yang sangat berat,” ujar Kapolsek Padang Ulak Tanding Iptu Yosril, SH kepada wartawan di Padang Ulak Tanding Bengkulu, Selasa 9 Juli 2013. Para pelajar, sambung Kapolsek, merupakan sasaran empuk para bandar narkotika untuk mengedarkan barang terlarang tersebut demi kepentingan bisnis kotor belaka. “Pelajar harus cerdas memilih pergaulan, agar tidak terjebak menggunakan narkotika. Kalau sudah jadi pengguna akan sulit untuk lepas,” tegasnya seperti dikutip dari Bengkulu Ekspress. Kapolsek menerangkan, penyuluhan dan sosialisasi anti narkoka akan rutin dilakukan di beberapa sekolah di Kecamatan Padang Ulak Tanding, Binduriang, Sindang Beliti Ulu bekerjasama dengan pihak sekolah setempat,

Foto Ilustrasi

“Pemateri kita cukup banyak, ada anggota dari Polsek, khususnya Babitkantibmas yang paling dekat dengan masyarakat, sehingga diharapkan dapat menekan tingkat kenakalan remaja dengan harapan agar anak anak generasi muda khususnya anak sekolah agar terhindar dari bahaya penyalagunan narkotika,” sambung Kaposek. *MU02 Edisi 19 >< Agusutus 2013

99


PENGADILAN NARKOBA

Masok Shabu ke Polisi, Bos Tekstil Diadili

Foto Ilustrasi

SEMARANG - Yohanes Paulus Setia Dharma (43), bos tekstil asal Kudus diadili. Di kursi pesakitan, Yohanes didakwa menjadi pemasok shabu kepada Iptu Hendro Priyo Wibisono, perwira Polda Jateng, yang kasusnya sudah disidangkan lebih dulu. "Terdakwa Yohanes tanpa hak melawan hukum telah

menjual atau menjadi perantara dalam jual beli, menukar, menyerahkan narkotika golongan I jenis shabu," kata jaksa penuntut umum Riyadi Bayu Kristianto, saat membacakan surat dakwaan di depan majelis hakim yang diketuai Ifa Sudewi di Pengadilan Negeri Semarang, Rabu 10 Juli 2013. Jaksa Bayu menyebutkan, Yohanes yang saat itu berada di dalam Lapas Kedungpane menjual shabu seberat satu gram seharga Rp1,15 juta kepada Iptu Hendro. Pembayaran dilakukan dengan cara transfer melalui rekening. Tetapi, Yohanes masih menerima pembayaran dari Iptu Hendro sebesar Rp 1 juta. "Dalam pemeriksaan yang dilakukan petugas Badan Narkotika Nasional (BNN), terdakwa mengakui, setiap melakukan transaksi shabu mendapatkan keuntungan sebesar Rp 50.000," ujar Jaksa Bayu. Terdakwa Yohanes didakwa pasal berlapis yakni pasal 114 ayat 1 UU No 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. Kedua pasal 132 ayat 1 jo pasal 114 ayat 1 UU No 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. Ketiga pasal 131 UU No 35 tahun 2009 tentang Narkotika. *MU02

Pecandu Narkoba Dituntut 5 Tahun Penjara JAKARTA - Kwok Fie alias Fici (37) dan Denny (34), terdakwa pecandu yang memiliki empat bungkus shabu dituntut hukuman selama lima tahun penjara serta denda Rp800 juta atau subsider enam bulan kurungan. Tuntutan itu dibacakan Jaksa Penuntut Umum (JPU) Eko JP, didepan Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Pusat diketuai Kasianus Tealumbenua. "Menuntut hukuman selama 5 ta- Foto Ilustrasi hun penjara, kepada terdakwa Kwok Fie dan Denny. Keduanya, terbukti melanggar tindak pidana Narkotika sesuai pasal 112 (1) jo pasal 132 (1) UURI No.35 Tahun 2009 tentang Narkotika," papar Jaksa Eko, Kamis 11 Juli 2013. Jaksa mengungkap terdakwa Kwok Fie membeli shabu dari seorang bernama Ita (buron), di kawasan Jl. 100

Edisi 19 >< Agustus 2013

Karang Anyar, Sawah Besar, Jakarta Pusat, Rabu 13 Maret 2013. Usai membeli, terdakwa Kwok Fie menemui terdakwa Denny, di dalam kamar kost. lantai II No.9, Jl. Gang Pos Utara II No.3 D, Pasar Baru, Jakarta Pusat. Saat berada di kamar, kedua terdakwa ditangkap polisi. Ditemukan beberapa bungkus shabu, yang sebelumnya disimpan terdakwa Kwok di dalam besi ranjang kamar tersebut. Adapun, Kuasa Hukum terdakwa mengajukan surat dokter yayasan Kelima. Meminta majelis hakim, agar klien-nya dihukum menurut pasal 127 (1) huruf a UURI No.35 Thn 2009 tentang Narkotika. Karena keduanya adalah pecandu bukan sebagai pengedar maupun penjual narkoba. *MU02


PENGADILAN NARKOBA

Selundupkan XTC di Vagina Dituntut 13 Tahun

Terdakwa Wagini alias Qiu Qiu

SURABAYA - Wagini alias Qiu Qiu (40) warga Gunung Jati Dampit Malang, yang juga tenaga Kerja Wanita (TKW) di Makao Cina dituntut 13 tahun penjara oleh Jaksa Penuntut Umum (JPU) Bambang Sunardi, di Pengadilan Negeri Surabaya, Senin 15 Juli 2013. "Tuntutan itu setimpal dengan perbuatannya yang menyelundupkan puluhan narkoba jenis ekstasi yang dimasukkan dalam dubur dan vaginanya," papar Jaksa Bambang.Dalam tuntutan Jaksa menyebutkan Wagini

ditangkap di penginapan atau losmen Bangkit Hidayah Jalan Sedati Gede Gabung No 26 Juanda Sidoarjo. Barang haram berupa pil ekstasi itu diperoleh terdakwa Wagini dari rekan Hera dan Tini (keduanya adalah rekan kerjanya) di Macau China. Awalnya terdakwa menyampaikan kepada Isma (staf agency checkfhong di Macau) jika terdakwa butuh uang. Oleh Isma memberitahukan ke terdakwa jika Tini dan Hera (DPO) tinggal di China bisa membantu dengan memberikan uang 700 Yinhang oleh Isma tersebut terdakwa akhirnya pergi ke Cina pada Jum'at 19 April 2013 untuk menemui Tini dan Hera. Minggu 21 April 2013 usai sarapan pagi terdakwa disuruh menelan 30 butir kapsul putih besar dengan air putih dan enam butir sisanya dimasukkan ke dalam dubur. Sedangkan sebungkus yang dibungkus dengan alumunium voil warna bening dan dibungkus lagi dengan kondom untuk dimasukan ke vagina terdakwa. Atas petunjuk Hera dan Tini, terdakwa berangkat ke Indonesia dengan pesawat Garuda Indonesia no flight GA 0899 transit Jakarta dan penerbangan JakartaSurabaya no flight GA 0330 dan selama penerbangan terbang ke Indonesia untuk menyerahkan barang yang terdakwa simpan dalam tubuhnya. Namun keburu ketangkap. *MU11

Wisatawan Simpan Heroin di CD Dihukum 17 tahun DENPASAR - Sargunan M Suppiah (27), wisatawan asal Malaysia dijatuhi hukuman selama 17 tahun penjara, karena terbukti menyelundupkan heroin sebanyak 372 gram yang ditaruh di celana dalam (CD) saat berwisata ke Pulau Dewata Bali. "Terdakwa Sargunan dinyatakan terbukti bersalah mengimpor narkotika golongan I berupa 372 gram heroin sebagaimana diatur dalam pasal 113 ayat 1 UU No 35 Tahun 2009 tentang narkotika," ungkap Ketua Majelis Hakim, Gunawan Tri Budiono saat membacakan amar putusannya di Pengadilan Negeri Denpasar, Senin 15 Juli 2013. Hakim Gunawan menilai perbuatan terdakwa bertentangan dengan program pemerintah soal pemberantasan narkoba. Serta merusak citra pariwisata Indonesia. Vonis hakim itu klop dengan tuntutan i jaksa Gede Astawa. Majelis Hakim PN Denpasar juga mewajibkan pria yang bekerja di perusahaan pertanian ini membayar denda sebesar Rp1 miliar dan jika tidak dibayar maka hukumannya ditambah tiga bulan.

Terdakwa Sargunan M Suppiah

Dalam persidangan terungkap, Sargunan ditangkap petugas beacukai karena hendak mengimpor heroin saat mendarat di Bandara Ngurah Rai, Bali pada 5 Januari 2013 lalu. Heroin senilai Rp850 juta itu diselundupkan dengan cara disembunyikan di dalam celana dalam yang dikenakannya. *MU02 Edisi 19 >< Agusutus 2013

101


CRIME STORY

Sang Legendaris Roberto Pannunzi

Broker & Penyelundup Kokain yang Pantang Menyerah Roberto Pannunzi, broker sekaligus penyelundup kokain dikenal sebagai sosok pantang menyerah. Tapi, akhirnya menyerah juga saat dibekuk di sebuah pusat pertokoan di ibukota Bogota, Kolombia, Jumat 5 Juli 2013. Penangkapan ini, setelah dua kali lolos dari penyergapan. Usai ditangkap bos mafia narkoba asal Italia, sempat menyuap petugas agar dibebaskan.

J

umat, merupakan hari keramat bagi gabungan polisi Kolombia dan Drug Enforcement Administration Amerika Serikat. Namun bagi Roberto Pannunzi, sebagai hari yang sial. Pasalnya, saat santai menikmati shopping di sebuah pertokoan elite di 102

Edisi 19 >< Agustus 2013

Bogota dibekuk dalam sebuah operasi gabungan. Pannunzi tak berkutik bahkan tidak melakukan perlawanan saat ditangkap. Malah, saat ditahan ke kantor polisi Bogota, Pannunzi sempat berdialog dengan pimpinan polisi Kolombia.

"Apakah anda ingin satu juta dolar atau masih kurang banyak, dalam bentuk tunai sekarang? Kami langsung sediakan," demikian salah satu dialog yang ditawarkan lelaki kelahiran Italia 65 tahun lalu. Namun suap itu tak dihiraukan, malah polisi Kolombia dan Drug Enforcement Administration Amerika Serikat pada Minggu 7 Juli 2013, mengekstradisi Pannunzi dari Kolombia untuk menjalani pengadilan di negaranya Italia. Memang sepak terjang, Pannunzi dikalangan sindikat maupun mafia narkoba Amerika Selatan dan


negara-negara Eropa, sudah sangat kesohor. Banyak sebutan yang disandangnya, mulai sang legendaris, bos mafia geng Calabria, Ndrangheta yang paling disegani bagi kalangan mafia Italia. Juga dijuluki Bebe dan dikenal di Kolombia sebagai "el Se単or" atau Gentleman. Mengingat, Pannunzi dinilai paling sukses menyelundurkan narkoba ke berbagai negara dan menjadi perantara terpercaya untuk perdagangan barang terlarang di seluruh benua. Di Italia, Pannunzi dianggap sebagai Pablo Escobar-nya Italia. Mafiaso pun menggambarkan sebagai orang Italia yang paling menjadi buah bibir untuk bisnis gelap kokain kualitas tinggi, sehingga dicari para bandar dan pedagang narkotika untuk diajak kerjasama, termasuk dicari aparat penegak hukum di seluruh negara Eropa. "Pannunzi adalah broker yang paling penting dan paling kuat bagi perdagangan helap kokain dari Amerika Selatan ke Eropa," papar Jenderal Andrea De Gennaro, pejabat polisi pabean anti narkoba Italia, seperti dikutip kantor berita Italia ANSA, Sabtu 6 Juli 2013. Jenderal De Gennaro menilai Pannunzi mampu memindahkan ribuan kilo kokain secara profesional, lihay dan selalu lolos. Bayangkan dari setiap 10 pengiriman, delapan yang berasil lolos dari penangkapan. Jaksa Italia, Nicola Gratteri menilai Pannunzi adalah importir kokain terbesar di dunia. "Kita tahu, Pannunzi pernah mengatur pembelian 300 ribu Kg hingga 3,5 ton kokain pada suatu waktu ke negara Eropa dan itu dijalani dengan sukses yang luar biasa. Padahal aparat penegak hukum sudah mengantisipasi tapi lolos juga," komentar Jaksa Nicola Gratteri. Jaksa Nicola Gratteri menilai Pannunzi bergabung dengan "Ndrangheta," sindikat kejahatan narkotika terorganisir yang berbasis di Calabria, Italia selatan. Ternyata di sindikat ini, Pannunzi memiliki pengaruh yang sangat kuat . "Pannunzi satu-satunya orang yang mampu menembus penjualan kokain, untuk sindikat Ndrangheta, Cosa Nostra serta Camorra, sebuah wilayah Naples berbasis sindikat kejahatan narkoba di Italia," tandasnya.

Mafia di Sisilia mendominasi perdagangan heroin ke Italia beberapa dekade yang lalu. Pembelotan jajaran klan Cosa Nostra yang kongkalilong dengan membantu pihak berwenang Italia agar dapat menangkap Pannunzi. Ternyata hal itu, tidak mudah bagi sindikat Ndrangheta, yang lebih terorganisir dan memiliki sikap kekeluargaan untuk menyerahkan Pannuzi. Keliling Dunia Pannunzi dikabarkan kerap berkeliling dunia dengan sebuah koper penuh uang tunai, ditambah sederet berlian yang mengantung di lehernya. Lahir di Roma dari seorang ibu berdarah Calabria, Pannunzi pindah ke Toronto dengan keluarganya saat masih anak-anak. Di negeri inilah, Pennunzi muda berkenalan dengan Antonio Macri, dijuluki Zzi 'Ntoni, yang telah merintis impor narkoba ke Kanada, melewati New York. Pannunzi juga dekat dengan gembong narkoba Salvatore Miceli, yang dengan bantuan dapat memperoleh heroin kualitas nomor satu di Palermo. Sebagai penyelundup narkoba, Pannunzi dikenal sangat rapi, lihat dalam kerjanya. "Dia adalah sosok modern yang mengubah lalu lintas obat dunia," kata Roberto Saviano, penulis Italia terlaris. Dia juga terkait dengan bos mafia Italia 'Ndrangheta melalui pernikahan singkat dengan putri pria asal Calabria itu. Pannunzi dikenal pandai menjaga hubungan baik dengan semua klan yang berbeda. Memang sempat kontras dengan Pablo Escobar, namun Pannunzi membantah pernah membunuh siapa pun. Di Roma ia menutupi operasinya

dengan kedok menjalankan sebuah butik busana pria. Pannunzi sendiri dikenal rapi dalam berbusana, hidup dalam kemewahan dan sosialita. Tahun 1999, Pannunzi pernah ditangkap polisi Italia dengan tuduhan mafia narkoba yang menyelundupkan barang laknat secara ilegal. Dia pun dijatuhui hukuman selama 16 tahun penjara. Untuk mengelabuhi aparat penegak hukum, Pannunzi pura-pura sakit berat. Saat dirawat di rumah sakit swasta di Roma, dan sempat menjalani tahanan rumah karena kondisi kesehatan yang tidak memungkinkan. Ternyata itu hanya tipu muslihat Pannunzi agar bisa melarikan diri. Dan berhasil. Dengan menggunakan identitas palsu, Pannunzi kabur ke Madrid dan tahun 2004, Pannunzi ditangkap lagi kemudian diekstradiri ke Italia untuk diadili dan dipenjarakan selama 20 tahun. Tahun 2010 , Pannunzi dilarikan ke rumah sakit swasta di dekat Rima untuk perawatan medis. Saat dirawat, ia berhasil melarikan diri kembali dan kabur ke Kolombia dengan menggunakan identitas palsu. Tahun 2013, Pannunzi kembali diekstradisi ke Italia. Hukuman lebih berat pun menanti. Mungkinkah modus berpura-pura sakit kembali diterapkan agar bisa melarikan diri lagi? Memang penangkapan sang legendaris Pannunzi menjadi pukulan berat bagi mafiosi Calabria. Juga berdampak pada perdagangan kokain. "Saya berharap tidak akan ada konsesi lebih, seperti masa lalu. Dan saya mengatakan itu karena sudah sangat melelahkan harus pergi mencari Pannunzi ke penjuru dunia, setiap kali dia lolos." tandas Jaksa Italia Nicola Gratteri dengan penuh keyakinan. *MU02

Edisi 19 >< Agusutus 2013

103


INTERNASIONAL

Tragis, Ayah Taburkan Heroin pada Susu Anaknya T

ragis. Seorang ayah yang menjadi pecandu berat narkoba jenis heroin, tega menaburkan bubuk heroin pada botol susu anaknya, yang masih berusia satu tahun. Aksi gila sang ayah dilakukan hanya masalah sepele, bayi yang lucu dan imut-imut itu tiba-tiba rewel dan menangis. 11 Mei 2012, dinihari, sekitar pukul 03.00 waktu setempat, Christopher tiba-tiba menangis. Bayi lelaki berusia satu tahun ini, rewel. Orlando Rosado (46), sang ayah yang tengah tertidur lelap merasa terganggu dengan tangisan anak bungsunya. Orlando bangun dari tempat tidurnya, menuangkan susu dalam bo104

Edisi 19 >< Agustus 2013

tol kemudian menaburi heroin ditambah metadon. Metadon adalah opiat sintetis yang digunakan dalam pengobatan kecanduan heroin. Botol susu diberikan anak kesayangannya. Dan, suara tangis sang bayi memang tak terdengar lagi. Orlando kembali melanjutkan tidurnya. Pagi hari, sekitar pukul 07.00 waktu setempat, sang ibu terbangun dan melihat Christoper yang tidur di box keranjang bayi, mulutnya mengeluarkan busa dan cairan putih. Bahkan tubuhnya terbujur kaku. Tak bisa bergerak. Si kecil yang sudah meregang nyawa, digendong. Crystal pun berteriak histeris, dan terus menangisi kepergian anaknya.

Warga Philadelphia Amerika Serikat mendekam di penjara, karena hasil tes menemukan bukti heroin dan metadon dalam cairan yang tersisa dalam botol bayi, yang ditemukan di atas meja kopi. Bahkan, Orlando sempat dirawat karena gangguan bipolar, mencoba bunuh diri setelah kematian anak yang dicintainya. Namun hukum berbicara lain. Dalam persidangan pertama, awal tahun 2013, Selasa 2 Juli 2013 jaksa menyebutkan Orlando sengaja menaburkan bubuk heroin itu untuk membungkam bayinya yang rewel. Pengakuan Orlando, ia tak berniat membunuh buah hatinya. Ia hanya mencoba menenangkan anaknya


INTERNASIONAL

yang rewel. Bahkan, dilaporkan, si ayah malah menuding putrinya yang berusia lima tahun, kakak si bayi sebagai pelakunya. Tuduhan terhadap kakak si bayi malang itu, dibantah keras sang istri, Crystal Miller. "Mungkin nggak sih, suamiku berbicara seperti itu, menyalahkan putrinya?" papar Crystal, seperti dimuat Huffington Post, Rabu 3 Juli 2013. Sang istri juga menganggap bahwa suaminya sudah bersih dari jeratan heroin sejak 2006 saat kelahiran putri pertamanya. Ternyata, Or-lando masih menyimpan narkoba di rumahnya yang selama ini tidak diketahuinya. Miller juga memutuskan hubungannya dengan Rosado setelah kematian Christopher. Seorang ahli kimia forensik bersaksi bayi Christopher selama ini sehat, bahkan si kecil tidak ada bukti tertular penyalahgunaan narkoba. Namun kematian sang bayi akibat tertelan narkoba dalam tempao dela-pan jam terakhir. Hal

ini berdasarkan pada obat yang ditemukan dalam darah, hati serta urin Christopher. Jaksa juga sependapat dengan bantahan Crystal Miller. Orlando Ro-

sado dinyatakan bersalah melakukan pembunuhan tingkat tiga yang tidak direncanakan terhadap bayi Christopher, dengan ancaman hukuman penjara

sekitar 20 hingga 40 tahun. Vonis bagi Orlando rencananya dibacakan pada Agustus 2013 mendatang. Pengacara Bruce Wolf berpendapat Orlando mungkin telah lalai, dan tidak bertindak dengan niat jahat, seperti yang dituduhkan melakukan pembunuhan tingkat tiga. Kecanduan Heroin Dalam persidangan terungkap, Orlando dan istrinya, Crystal Miller pernah kecanduan heroin. Namun menurut pengakuan mereka, sudah tidak mengkonsumsi narkoba, setelah menjalani terapi metadon dan mempunyai anak. Hal ini juga dibenarkan Giovanni Nieves, sahabatnya yang mengantarkan Orlando setiap pagi pukul 07.00 pergi ke pusat rehabilitasi. Giovanni mengungkap, temannya memang masih menggunakan metadon dan heroin selama menjalani terapi di klinik Metadon. "Sebenarnya, Orlanda begitu menyayangi anaknya. Dia terlihat histeris pagi itu setelah melihat sang anak yang malang terbujur kaku. Lantas membawa sang bayi ke dalam mobilku, untuk pergi ke rumah sakit," ujar Giovanni. *MU02 Edisi 19 >< Agusutus 2013

105


INTERNASIONAL

USA Sikat Sindikat Narkoba Sintetis

P

erkembangan sekaligus peredaran obat-obatan zat psikoaktif varian baru atau obat sintetis di Amerika Serikat, semakin menggila dan mengalami tren kenaikan yang tertinggi. Lebih gila lagi, narkoba sintentis ini lebih mematikan dibandingkan narkoba tradisional. Pemerintah negara Adi Kuasa pun diambil pusing tujuh keliling menghadapi kondisi itu. Perang kembali didengungkan untuk menghancurkan sindikat narkoba sintetis internasional. Hasilnya, Polisi narkoba AS membongkar dan menangkap 150 pengedar narkoba sintetik yang beroperasi di 35 negara bagian dan lima negara lain di Timur Tengah. Narkoba sintetis adalah zat kimia yang dibuat menyerupai narkoba seperi kokain, heroin, maupun sabusabu. Di AS, narkoba jenis ini beredar di toko-toko yang ada di pom bensin atau di penjual rokok. Rabu, 3 Juli 2013, Kepolisian Narkoba Amerika menurut VOA telah menangkap lebih dari 75 orang dan menyita hampir US$ 15 juta uang 106

Edisi 19 >< Agustus 2013

tunai dan harta lain, sejak mereka meluncurkan Project Synergy Desember lalu. Penyelidikan mereka juga menunjukkan bahwa bisnis narkoba sintetis itu sangat besar. Pimpinan Kepolisian Narkoba Amerika, Michele Leonhart, mengatakan narkoba sintetik sangat merusak, berbahaya, dan menghancurkan pecandu.Narkoba ini terbuat dari bahan kimia dan menimbulkan rasa dan efek yang sama dengan narkoba tradisional seperti ganja dan kokain. Pengguna sering harus dibawa ke rumah sakit karena menderita kerusakan organ, halusinasi dan terparah berujung kematian. Para pecandu umumnya rela antre di depan toko yang menjual narkoba sintetis itu. PBB Mendukung Langkah Pemerintah AS lebih giat memerangi narkoba Sintetis mendapat dukungan penuh dari PBB. Mengingat hingga kini, sudah ditemukan 158 jenis obat sintetis yang beredar di AS, Eropa serta Asia termasuk Indonesia. Hampir 5% persen orang Eropa di bawah 24 tahun pernah

mencoba obat-obatan semacam itu. Dalam laporan resmi PBB, tren itu tumbuh cepat sekali karena hingga pertengahan 2012, ada 251 laporan dari seluruh dunia. Angka itu naik dari 2009 yang hanya ada 166 laporan. Ketika otoritas berwenang melarang, pabrik-pabrik dengan cepat memproduksi varian baru obat bius. Di pasaran, obat sintetis sering ditemukan dengan merek spice, meow-meow dan bath salts, memiliki efek membuat seseorang merasa gembira. Sekilas, obat ini mirip obat biasa. Varian baru itu telah membunuh 200 ribu orang setiap tahunnya. Laporan itu juga menjelaskan bahwa pengguna “ecstasy� salah satu obat bius, menurun secara global, tapi meningkat di Eropa. Pengguna heroin dan opium relatif tetap, namun di Eropa, trennya turun karena penggunanya semakin tua dan pengawasan yang ketat. Sedangkan pengguna kokain mulai bertambah khususnya di China dan Hong Kong, namun berkurang di AS karena berkurangnya produksi kokain di Kolombia. *MU02


INTERNASIONAL

Edisi 19 >< Agusutus 2013

107


INTERNASIONAL

Enam Penyelundup Narkotika Digantung TEHERAN - Iran kembali menghukum gantung enam pelaku penyelundupan narkotika, Kamis 5 Juli 2013. Mereka dieksekusi di penjara Kota Bam, Provinsi Kerman karena terlibat penyelundupan 530 kilogram berbagai jenis narkotika. "Narkoba adalah musuh Iran yang utamanya karena menyasar pemuda sebagai korban penyalahgunaan narkotika. Republik Islam juga mengintensifkan perang melawan bandar dan mafia narkotika.," papar Kepala Peradilan Provinsi Kerman, Ali Tavakkoli kepada kantor berita Iran, Fars. Pada Hari Internasional Anti Narkoba Dunia, 26 Juni, lebih dari 100 ton obat-obatan terlarang dibakar di Iran. Kini Iran melakukan pengawasan sangat ketat di perbatasan. Memang, Iran berada di perempatan jalur penyelundupan narkotika internasional dari Afghanistan, produsen opium terbesar dunia ke Eropa.*MU02

Foto Ilustrasi

Saat Bugil Bos Narkoba Dibekuk MALAGA - Mark Lilley, gembong narkoba terbesar di Inggris dibekuk saat bersembunyi dalam keadaan bugil di sebuah kamar di Vila mewahnya Alhaurin de la Torre dekat Malaga, Spanyol, pekan lalu. Laporan Daily Mail, Selasa 9 Juli 2013, penyelundup narkoba menyadari rumahnya diserbu polisi saat anjingnya terus mengonggong. Pria berusia 41 tahun mengurung diri di kamar terkunci rapat yang dilengkapi CCTV. Dari kamar itu, Mark memonitor pergerakan polisi. Polisi kesulitan masuk kamar persembunyiannya. Meski sudah didobrak pintu kamar Mark, namun selalu gagal. Akhirnya, Mark menyerah. Kini, dia ditahan untuk proses ekstradisi. Mark menolak diekstradisi ke Inggris. Untuk memulangkannya, sesuai aturan, pemerintah Inggris hanya mempunyai waktu 40 hari untuk menyerahkan permohonan ekstradisi secara formal. Tahun 2000, Mark ditangkap di Inggris dan dijebloskan ke penjara selama 23 tahun. Tak lama kemudian kabur dari penjara dan melarikan diri ke Spanyol menggunakan paspor palsu. *MU02

Bos narkoba Mark Lilley saat diamankan oleh petugas kepolisian. 108

Edisi 19 >< Agustus 2013

Anjing Dijadikan Kurir Narkoba MILAN - Pengadilan Italia akan menyidangkan 49 tersangka anggota geng Amerika Latin karena menggunakan anjing untuk menyelundupkan narkoba jenis kokain dari Meksiko ke Italia. Proses pengadilan bagi 49 orang akan ditetapkan pada 9 Oktober 2013. Seorang dokter hewan di Meksiko memaksa anjing besar untuk menelan paket obat sebelum mereka diterbangkan ke Milan. Pada saat kedatangan, mereka dibunuh dan dipotong-potong untuk mengambil kokain. Laporan BBC, Rabu 10 Juli 2013 menyebutkan anggota geng berusia 19-37 tahun itu, dianggap bagian dari geng narkoba Pandillas. Jaksa Fabrizio D'Arcangelo mengatakan geng bersenjata terlibat dalam beberapa kriminal di sekitar Milan. Operasi penjualan obat tersebut pertama kali terungkap pada Maret ketika 75 orang yang diduga pelaku ditangkap. *MU02


INTERNASIONAL

Isap Ganja, Model Diadili

Foto Ilustrasi

LOS ANGELES - Model cantik, Amanda Bynes memenuhi panggilan pengadilan untuk pemeriksaan tuduhan kepemilikan ganja serta melemparkan pipa penghisap ganja keluar jendela apartemennya di lantai 36. Pihak Amanda Bynes akan terus bekerja sama dengan jaksa untuk mencapai resolusi terkait kasus narkotika. "Apa yang hakim katakan kepadanya belum ada resolusi. Karena kami menolak tuduhan jaksa. Alasannya, polisi menggeladah apartemen Bynes secara ilegal," tandas pengacara Bynes, Ross Kramer seperti diberitakan TMZ, Rabu 10 Juli 2013. Kasus ini muncul setelah seorang karyawan melaporkan kepada polisi usai melihat Bynes menghisap ganja di lobi apartemen. Polisi yang memeriksa apartemen Bynes pun mencium ganja. Selain itu, polisi menemukan pipa yang digunakan untuk menghisap ganja. *MU02

Pengemudi Gondola Jalani Tes Narkoba VENESIA - Pendayung gondola atau gondolier di Venesia juga menjalani tes narkoba. Tes ini dilakukan menyusul adanya laporan mengenai tindakan yang tidak pantas yang dilakukan pendayung gondola. Tuduhan terhadap para pengemudi perahu antik itu membuat presiden asosiasi gondola Nicola Falconi mengajukan usulan untuk tes narkoba. "Tes narkoba penting dilakukan untuk menyelesaikan masalah yang kian memuncak," papar Falconi seperti diberitakan kantor berita Italia Ansa, Sabtu 6 Juli 2013. Sebelumnya diberitakan seorang laki-laki yang ditelanjangi kemudian terjun ke kanal. Peristiwa itu terekam melalui kamera video. Lelaki muda Venesia itu tampaknya tengah mengikuti ritual inisiasi untuk menjadi asisten pendayung Gondola. Bahkan ritual itu juga memakai minuman keras dan narkoba. *MU02

Foto Ilustrasi

Pakai Narkoba di Paradiso Festival 1 Tewas, Puluhan Overdosis WASHINGTON - Paradiso Festival, di Washington, Amerika Serikat berubah jadi teriakan histeris. Seorang pria ditemukan tewas dan puluhan lainnya menjalani perawatan khusus setelah overdosis pakai narkoba sentitis jenis Molly, Selasa 2 Juli 2013. Festival musik yang dipadati sekitar 25 ribu orang, disalahgunakan dengan pakai narkoba jenis baru. "Mereka tidak tahu apa yang mereka masukkan ke dalam tubuh, juga berapa banyak narkoba sentitis," ujar Michelle Wurl, juru bicara Pardiso Festival. Menurut kepolisian, ada kemungkinan Molly yang dimaksud sebenarnya adalah MDMA. Polisi Washington memburu pengedar Molly. Polisi juga mengalami kesulitan meminta keterangan korban yang masih dirawat karena kondisinya sangat serius. Belum ada pengedar yang ditangkap dalam kasus tragis ini. *MU02 Edisi 19 >< Agusutus 2013

109


REALITA

Route Narkotika Dunia Menuju Indonesia (6)

Kerasnya Hukuman di Singapura Ditanggapi Dingin Sindikat Perang terhadap obat bius pernah menjadi program pemerintahan Thaksin Sinawatra tahun 2003, ketika Thaksin baru menjadi perdana menteri. Pemerintahan baru ini menargetkan waktu tiga bulan perang melawan barang terlarang.

L

angkah ini terpaksa ditempuh, karena banyaknya protes keras dari berbagai pihak dengan tudingan Thaksin dianggap melanggar hak asasi manusia (HAM), terkait pelaksanaan dan eksekusi terhadap mereka yang diduga terlibat. 110

Edisi 19 >< Agustus 2013

Akhirnya dicetuskan gagasan Bangkok Political Declaration in Pursuit of a drug-free ASEAN 2015. Gagasan yang mencanangkan bebasnya ASEAN dari perdagangan narkoba pada tahun 2015. Berbagai kalangan dilibatkan termasuk di luar

kawasan Asia Tenggara ini, termasuk PBB melalui United Nation Office Control and Crime Prevention (UNDCP). Juga menggandeng negara Cina melalui ASEAN and China Cooperative Operation in Response to Dangerous Drugs (ACCORD), untuk menanggulangi kejahatan trans-nasional. Enam butir deklarasi dihasilkan, yang merupakan rencana kerja di tingkat regional. Pertama, pro-aktif meningkatkan kesadaran publik ten-


REALITA tang bahaya narkoba. Kedua, memperkuat kepastian hukum dengan meluaskan jaringan. Ketiga, pengawasan meningkatkan kerjasama dibidang hukum. Keempat, mengurangi permintaan atas obat terlarang. Kelima, menghancurkan suplai atas obat-obatan terlarang. Keenam, membangun partisipasi masyarakat dalam hal pemusnahan tanaman obat. Selain Thailand, Singapura juga menjadi negara transit. Uniknya, Singapura adalah negara diluar karakter negara-negara transit lain. Petugas Singapura tergolong ketat dan tak kenal kompromi. Tetapi seperti diakui sindikat narkoba, jalur Singapura bisa dimasuki tetapi tidak bisa menyogok aparatnya. Ketatnya peraturan dan ancaman bagi penyelundup atau pengedar narkoba sepertinya ditanggapi dingin sindikat. Justru inilah celah yang dimanfaatkan sindikat. Semua orang akan mengira bahwa negara dengan peraturan dan ancaman hukuman yang membuat siapapun ngeri. Dalam konteks Singapura karena ketatnya pengamanan, jalur Singapura kini jarang digunakan. Sindikat lebih memilih jalur Bangkok. Setelah melewati dua negara, Thailand dan Singapura, sindikat menggunakan Malaysia sebagai persinggahan terakhir sebelum masuk ke pangsa utama, Indonesia. Inilah negara transit terakhir sebelum menyeberang

ke Indonesia, Malaysia. Jalur Malaysia ini bukanlah jalur satu-satunya. Tetapi melalui pintu inilah pengungkapan seringkali dilakukan oleh aparat Indonesia. Melalui Malaysia, narkoba diselundupkan melalui berbagai daerah khususnya di kawasan Kepulauan Riau, Sumatera Utara, dan Riau. Dari Malaysia ada beberapa celah yang bisa dimanfaatkan untuk membawa barang-barang tersebut terutama melalui jalur laut. Tak Sulit Setelah melewati Singapura maupun Thailand, barang haram itu dikirim ke Malaysia. Tak terlalu sulit membawa narkoba masuk ke Malaysia melalui jalur darat. Ada beberapa sa-

rana transportasi yang bisa dimanfaatkan sindikat. Dari Singapura ke Malaysia, terdapat jalur kereta api yang diberi nama KTM atau Kereta Tanah Melayu yang beroperasi pagi dan malam. Kereta yang terbilang nyaman dengan pilihan kelas yang memiliki harga berbeda tentunya. Perjalanan dengan KTM ini dapat ditempuh dalam enam jam. Sarana lain yang menghubungkan kedua negara adalah dengan menggunakan bus dengan tingkat kenyamanan ala pesawat. Hanya dengan waktu lima jam perjalanan kita bisa memasuki salah satu kota di negara tujuan itu. Selain itu ada banyak pilihan bila kita menggunakan bus. Jadi pada dasarnya tidak ada masalah cukup berarti, yang menghubungkan kedua negara tersebut. Untuk bisa sampai di Malaysia, setiap penumpang dapat menggunakan bus selain menggunakan pesawat. Dalam waktu 12 jam perjalanan dari Bangkok dapat ditempuh untuk bisa sampai di Kuala Lumpur. Dari sini, selanjutnya didistribusikan ke beberapa titik keberangkatan menuju Indonesia. Titik Rawan Ada 3 titik rawan yang biasa digunakan sindikat untuk membawa keluar narkotika ke Indonesia, melalui jalur laut. Dalam catatan Direktorat Narkoba Polda Kepulauan Riau, tiga titik rawan di wilayah Johar Bahru, yaitu Pelabuhan Kukup, Stulang laut, dan Sei Tiram. Johor Bahru menjadi Edisi 19 >< Agusutus 2013

111


REALITA

wilayah paling timur di Malaysia dan merupakan beranda terdepan yang berhadapan langsung dengan Singapura dan Indonesia. Data Polda Batam menyebutkan, umumnya kedatangan dari pelabuhan-pelabuhan itu memiliki tujuan kedatangan sendiri-sendiri ke Indonesia. Keberangkatan dari pelabuhan Kukup biasanya akan menuju Pelabuhan Tanjung Balai Karimun, dan keberangkatan dari Stulang Laut akan menuju Pelabuhan Batam Center. Keduanya merupakan pelabuhan resmi yang difasilitasi kapal ferry. Sementara, pelabuhan Sei Tiram merupakan pelabuhan tidak resmi atau biasa disebut pelabuhan rakyat, pelabuhan tikus. Keberangkatan dari Sei Tiram ditujukan untuk kedatangan di pelabuhan Tanjung Sengkuang Batam. Tanjung ini merupakan pelabuhan rakyat yang dimiliki perorangan, bukan dikelola pemerintah. Maraknya penyelundupan di Pelabuhan Stulang Laut diduga karena di pelabuhan ini, tidak ditempatkan mesin pemindai X-Ray untuk penumpang yang keluar. Selain itu, pemeriksaan terhadap penumpang perempuan jauh lebih longgar dibanding penumpang laki-laki. Penggunaan Malaysia sebagai pintu terakhir sangat disukai sindikat karena beberapa sebab. Malaysia 112

Edisi 19 >< Agustus 2013

menerapkan hukuman yang sangat keras bagi penyelundup narkoba. Situasi ini mirip dengan kerasnya hukuman di Singapura tetapi dianggap dingin oleh sindikat. Apalagi banyak pintu yang tidak terlalu ketat terjaga. Keberadaan pelabuhan rakyat juga menjadi sebab banyaknya suplai narkoba dari negara ini. Jalur Udara Selain jalur laut melalui Kepulauan Riau dan Sumatera, narkoba

juga kerap diselundupkan melalui jalur udara. Ada enam tujuan penyelundupan di Indonesia, yaitu Jakarta, Surabaya, Bandung, Yogyakarta, dan Pekanbaru. Apalagi Indonesia sudah membuka diri dengan dibukanya beberapa bandara menjadi bandara Internasional. Dibuka lebarnya bandara internasional, sehingga beberapa maskapai asing maupun nasional ramai-ramai membuka jalur ke luar negeri. Nah, ini merupakan kesempatan emas bagi sindikat narkotika internasional untuk mengembangkan sayapnya mencari pasar baru di berbagai pelosok nusantara. Malaysia memiliki dua bandar udara besar yang melayani penerbangan domestik dan internasional, yaitu Kuala Lumpur International Airport (KLIA) dan Low Cost Carrier Terminal (LCCT). KLIA adalah bandara utama yang mampu melayani 130 juta penumpang setiap tahunnya. Lebih dari 45 maskapai penerbangan siap melayani penumpang dengan berbagai tujuan di dunia. Selain KLIA, LCCT juga menjadi bandara yang melayani penerbangan internasional. Dari sini penerbangan khusus Air Asia yang menuju Indonesia. Bandara ini merupakan bandara utama sebelum pindah ke KLIA. *MU01 (BERSAMBUNG......)


REALITA

Edisi 19 >< Agusutus 2013

113


Edisi 19 >< Agustus 2013


Edisi 19 >< Agusutus 2013


Edisi 19 >< Agustus 2013


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.