Bali Post - Kamis, 27 Agustus 2009

Page 5

KABUPATEN

Kamis Paing, 27 Agustus 2009

LINTAS

KRIMINAL

Terlalu Banyak Kasus JEMBRANA - Banyaknya penyimpangan keuangan Pemkab Jembrana yang merupakan temuan BPK RI, membuat Kejaksaan Negeri (Kejari) Negara kewalahan. Bahkan menurut informasi, saking banyaknya penyimpangan yang berpotensi kasus korupsi itu, Kejaksaan kesulitan mengumpulkan data. Untuk mengorek data di Pemkab Jembrana, terlalu sulit dan berbelit-belit. Kepala Kejaksaan Negeri Negara Andari Koestamastoeti, S.H., M.H. mengatakan Kejaksaan saat ini masih memilah-milah kasus yang bisa ditangani lebih awal. Meski demikian, Kejaksaan tidak melupakan kasus yang sebelumnya ditangani. “Yang lama tetap berjalan, tetapi khusus temuan BPK yang lumayan banyak itu kita tetap pelajari dan mencari yang mana mudah pembuktiannya,” paparnya. (sur)

Tiga Kasus Bunuh Diri KARANGASEM - Tiga orang bunuh diri, salah satunya seorang pelajar SD selama Agustus ini di Karangasem. Tiga korban yakni seorang siswa kelas VI SD, Ni Nengah Sugemi (12) dari Banjar Belong, Ban, Kubu, Karangasem. Kasus bunuh diri termasuk paling tinggi di Kubu, terutama penduduk yang bermukim di pegunungan. Konselor Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Karangasem Ni Nyoman Suparni mengaku prihatin atas kasus tingginya angka bunuh diri. Selain korban mati sia-sia itu, kasus pelecehan terhadap anak di bawah umur serta kekerasan dalam rumah tangga juga tinggi. (013)

Anggota TNI agar Kuasai Wilayah GIANYAR - Ancaman teror yang terus membanyangi wilayah Bali pada khususnya, menjadi perhatian serius jajaran TNI. Danrem 163/ Wira Satya Kolonel Inf. Yoedhi Suwastanto, MBA. menyampaikan hal itu di tengah kunjungan kerja di Kodim 1616 Gianyar, Rabu (26/8) kemarin. Danrem menginstruksikan kepada jajarannya untuk betul-betul melakukan penguasaan wilayah dalam mengantisipasi keberadaan teroris di Bali. Penegasan dalam antisipasi terorisme ini dilakukan Danrem di hadapan seluruh anggota Kodim 1616 Gianyar. Dikatakannya, diperlukan upaya preventif dalam mencegah aksi tersebut. TNI dan masyarakat telah sepakat bahwa aksi yang dilakukan oleh teroris ini sangat merugikan masyarakat. Untuk itu, seluruh jajaran TNI agar mengoptimalkan potensi yang dimiliki guna mencegah terjadinya aksi teror itu. (kmb16)

Rumah Dokter Digasak Maling TABANAN - Siang bolong maling menggasak rumah dr. I Wayan Muliana (44) di Perum Bukit Sanggulan Kediri, Blok VIII Jalan Tukad Medewi 17, Tabanan. Kunci rumah disimpan di bawah keset, sehingga rumahnya diobok-obok maling, Rabu (26/8) kemarin. Sejumlah perhiasan emas dan berlian raib yang menimbulkan kerugian Rp 50 juta lebih. Istri korban, Ni Nyoman Murtini (43) seorang guru SMK Triatmajaya, pukul 10.30 wita mengetahui pertama kali kejadian itu. Petugas Unit Identifikasi Reskirm Polres Tabanan langsung melakukan identifikasi di lokasi kejadian. Dipastikan, maling masuk menggunakan kunci asli dan dibawa kabur sehingga pemilik kesulitan masuk. (kmb14)

Diduga, Visa Manajer Megumi Kedaluwarsa Negara (Bali Post) Visa ekspatriat Jepang yang menjadi Manajer PT Dairin Indonesia yang mengelola Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) Megumi, diduga sudah tak berlaku alias kedaluwarsa. Kazumi Hanamura (40) merupakan tersangka kasus pemukulan terhadap korban I Wayan Astina (28), warga Perancak yang juga karyawannya ini masih ditangani Polres Jembrana. Sumber terdekat mengatakan visa Kazumi hanya untuk berkunjung ke Indonesia selama dua bulan. Informasi lainnya, setelah Direktur Perusda mendatangi Polsek Kota Negara, salah seorang pejabat teras Pemkab Jembrana mendatangi Polres Jembrana. Sebab, kini Kazumi sudah mendekam di sel tahanan Polres Jembrana. Kasat Reskrim Polres Jembrana AKP Ketut Suparta seizin Kapolres Jembrana AKBP Ketut Suardana, Rabu (26/8) kemarin, mengatakan penahanan WNA itu sudah sesuai mekanisme dan prosedur. Surat penahanan Kazumi juga sudah dikirimkan ke Konsulat Jepang dan keluarga tersangka. Direktur Perusda IGK Mulyarta kepada wartawan mengatakan Hanamura merupakan pegawai dari PT Dairin Indonesia di mana status perusahaan ini sebagai pemilik saham. Dijelaskannya, Hanamura bukan pemilik utama perusahaan tersebut. Perjanjian kerja sama Megumi dan PT Dairin Indonesia dimulai pada Februari lalu hingga sepuluh tahun ke depan. Dijelaskannya, dilakukan perjanjian itu karena usaha air minum dalam kemasan (AMDK) Megumi yang asetnya milik Pemkab Jembrana tidak jalan sejak didirikan. Awalnya, usaha AMDK yang berbahan baku air laut itu dikelola oleh Koperasi Megumi. Setelah beberapa tahun, tidak menghasilkan dan diambil alih oleh pemkab untuk diserahkan ke Perusda Jembrana. Dalam perjalanannya, usaha ini belum juga menghasilkan profit, hingga dilakukan kerja sama dengan PT Dairin Indonesia sejak Februari lalu. Perjanjian Perusda dengan PT tersebut mengharuskan Dairin merekrut pegawai dari Perusda dan apabila mesin pengolahan rusak, Dairin yang bertanggung jawab. Dari 35 karyawan yang sebelumnya bekerja di Megumi, diseleksi hingga mengerucut menjadi 25 orang. Pihaknya mengaku tidak tahu visa yang digunakan oleh Kazumi karena yang bersangkutan bekerja di PT Dairin Indonesia. (sur)

5

Ban Mobil Digembosi

Puluhan Juta Rupiah Uang Nasabah BCA Raib Gianyar (Bali Post) Kasus pencurian dengan kekerasan yang dialami oleh Muhan Bestralian (39) asal Banjar Tegalgundul Desa Tibubeneng, Kuta Utara, Badung di wilayah Polsek Ubud, Rabu (26/8) kemarin, betul-betul membuat tercengang. Apalagi, peristiwa yang dialami nasabah bank ini terjadi di siang bolong di tempat yang cukup banyak warga hilir-mudik. Puluhan juta rupiah uang korban yang baru saja ditarik dari BCA raib disikat kawanan rampok yang jumlahnya diperkirakan mencapai tiga orang. Informasi yang dihimpun menyebutkan, korban pukul 10.30 wita selesai menarik uang Rp 44.070.000 di BCA cabang Ubud. Dengan mengendarai mobil Panther DK

723 XF, uang puluhan juta rupiah yang dibungkus dengan kantong plastik itu ditaruh di bawah jok mobil korban. Rencananya, korban usai menarik uang tersebut akan pu-

lang ke Kuta. Tak jauh dari lokasi menarik uang, di depan Minimarket Tino di Jalan Raya Ubud, tiba-tiba saja ban mobil belakang sebelah kiri korban kempes. Korban ke-

Pelabuhan Pengambengan Diduga Jadi Transit Narkoba Negara (Bali Post) Penangkapan sejumlah pemakai sekaligus pengedar narkoba jenis shabu-shabu oleh jajaran Polres Jembrana belum lama ini membuktikan peredaran barang haram tersebut di Jembrana semakin marak. Hasil pemeriksaan labfor membuktikan, obat terlarang seberat 1,67 gram yang diamankan petugas Sabtu (22/8) malam lalu positif shabu-shabu. Ketua BNK Jembrana I Putu Artha pun mengaku khawatir dengan maraknya peredaran narkoba di Jembrana. Muncul dugaan, Pelabuhan Pengambengan sudah menjadi daerah transit narkoba. “Bisa jadi peredarannya lewat pelabuhan pesisir yang tidak resmi,” ujarnya. Artha menjelaskan pihaknya segera menyikapi hal ini guna meminimalisasi peredaran shabu-shabu di Jembrana. Pihaknya menekankan masalah ini mesti disikapi secara serius. Berbagai kalangan juga menilai masih minimnya pengawasan di wilayah pesisir. Penyelundupan di wilayah perairan diduga juga marak terjadi. Termasuk, tidak menutup kemungkinan obat-oba-

tan terlarang juga memanfaatkan perahu-perahu nelayan. Di sisi lain, Kapolres Jembrana AKBP Ketut Suardana menegaskan akan meningkatkan pengawasan di wilayah pesisir. Bukan saja menyangkut pengamanan terkait terorisme, namun juga hal lainnya termasuk penyelundupan. Kendati hal ini merupakan tugas Polair, namun pihaknya mengharapkan masyarakat proaktif melakukan pengawasan serta memberi informasi. Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Jembrana AKP Ketut Suparta membenarkan kalau pihaknya sudah menerima hasil sementara dari labfor, bahwa obat tersebut positif shabu-shabu. Sebelumnya, polisi meringkus tiga orang tersangka shabu-shabu, di antaranya pemakai shabu-sabu Nengah Wrd alias Radi (41) asal Tegalasih, Jembrana dan Putu Bds alias Badol (34) dari Batuagung dan Sr Rhs N (43), pengedar dari Banjar Tengah Negara. Mereka diamankan di Polres Jembrana dan dijerat pasal 62 UU No. 5 tahun 1997 tentang pskitropika dengan ancaman lima tahun penjara. (sur/kmb)

Diduga, Rp 44 Juta Bantuan Desa Adat Subaya Ditilep Bangli (Bali Post) Bantuan Desa Adat Subaya Kecamatan Kintamani, Bangli tahun 2009 sebesar Rp 44 juta diduga ditilep oknum bendesa adat setempat, I Nengah Mupu. Bantuan ini bukannya dipergunakan untuk membangun desa, tetapi untuk membeli jeruk dan mengobati ibunya yang sakit. Celakanya, bisnis jeruk merugi sehingga bantuan itu tak mampu dikembalikan. Warga yang teriak atas kedok pelaku mengadukan perbuatannya ke Polres Bangli. Setelah aparat melakukan penyelidikan, tidak lama lagi pelaku akan dipanggil untuk dimintai keterangan, sebelum diambil langkah hukum lebih lanjut sesuai dengan undang-undang Tipikor No. 31 tahun 1999. Kasat Reskrim Polres Bangli AKP I Nengah Kariasa seizin Kapolres, Rabu (26/8) kemarin, mengakui tengah menangani kasus dugaan korupsi atas bantuan desa adat dari Pemprov

Bali tahun 2009. Kasus ini lama dilidik pihaknya sebelum akhirnya mulai bakal digelar. Dari hasil pengembangan dan keterangan sejumlah saksi, tahun 2009 lalu, desa adat setempat menerima Bansos Rp 44 juta. Rupanya, bantuan itu bukannya diserahkan kepada masyarakat untuk dipergunakan membangun desa, melainkan dipergunakan untuk kepentingan sendiri, membeli jeruk dan mengobati ibunya yang sakit. Dari nilai seluruhnya, diduga dana itu mencapai Rp 44 juta. Pelaku baru mengembalikan Rp 16 juta. Untuk pengembangan kasus ini lebih lanjut, pihaknya segera memanggil pelaku untuk dimintai keterangan. Tetapi perbuatan pelaku dapat dijerat dengan UU No. 31 tahun 1999 tentang Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) pasal 2, 3, 8 dengan ancaman antara 10-15 tahun. Di tempat terpisah, Perbekel Subaya I Ketut Suar, S.S. men-

gakui adanya kejadian ini. Pihaknya yang turut duduk sebagai tim desa beberapa kali telah mengadakan pertemuan dengan Mupu. Dari pertemuan tanggal 20 Agustus lalu, diakui oleh Mupu dana itu dipergunakan untuk kepentingan pribadi membeli jeruk dan mengobati ibunya yang sempat sakit. Dengan alasan merugi, akhirnya bantuan tersebut belum bisa dikembalikan secara utuh. “Baru dikembalikan Rp 16 juta dari total Rp 44 juta. Dia berjanji akan mengembalikan sisanya setelah menjual tanah. Kasus ini mencuat berawal dari adanya surat kaleng menuju Polres Bangli. Saya ikut terkejut dan telah menkonfirmasi kepada bendesa terhadap kebenarannya. Dia mengakui, dananya dipergunakan untuk kepentingan pribadi. Dia berjanji mengembalikan dana itu,” ujarnya. sementara Mupu belum berhasil diminta konfirmasinya terkait kasus yang kini melilitnya itu. (kmb17)

mudian berusaha memperbaiki ban mobil yang kempes. Bersamaan dengan itu, tiga orang pelaku yang diduga sudah mengintai korban datang dan mengambil uang yang tersimpan di bawah jok mobil korban. Hilangnya uang puluhan juta rupiah ini baru diketahui setelah korban selesai memperbaiki ban mobilnya yang kempes. Seizin Kapolres, Pahumas Polres Gianyar Kompol I Gede Sujana didampingi Kapolsek Ubud AKP A.A. Gede Sena mengatakan set-

elah mendapatkan laporan, polisi datang ke lokasi dan telah melakukan olah TKP. Disertai dengan beberapa keterangan dari saksi, diperkirakan kasus pencurian yang dilakukan sekitar tiga orang ini sudah direncanakan. Hal ini terlihat dari kronologi sebelum kejadian dan barang bukti sebuah paku yang ditemukan di ban mobil yang kempes. Dugaan sementara, korban yang diketahui akan menarik uang ini sudah diintai dari bank. Keterangan dari warga se-

tempat, pelaku yang dikatakan sebanyak tiga orang dengan dua kendaraan mengambil uang milik korban di bawah jok mobil dan langsung pergi ke arah barat. “Polisi kini masih memburu para pelaku,” katanya. Atas kasus tersebut, Pahumas mengimbau kepada masyarakat untuk berhati-hati saat melakukan penarikan uang atau sejenisnya. Bilamana perlu dalam hal itu, agar didampingi baik itu oleh satpam maupun polisi. (kmb16)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.