Edisi 8 Juni 2011 | Balipost.com

Page 3

KOTA

Rabu Paing, 8 Juni 2011

3

Beraksi di Tujuh TKP

Komplotan Pencuri Perak Ditembak Denpasar (Bali Post) Pasukan Reskrim Polresta Denpasar yang dikendalikan Kasat Kompol M. Arif Sugiarto akhirnya berhasil mengungkap kasus pencurian perak yang kerap terjadi di Kota Denpasar dan Kuta. Hampir enam bulan melakukan penyelidikan, pasukan buser berhasil menangkap lima tersangka. Dua tersangka ditembak kakinya karena berupaya melarikan diri saat kasusnya hendak dikembangkan.

Bali Post/eka

BALICON - Puluhan nasabah Bali Consultan Life Insurace (Balicon) meneriakkan tuntuntannya di PN Denpasar, Selasa (7/6) kemarin. Para nasabah ini protes terhadap proses peradilan Komisaris Utama Balicon Made Paris Adnyana yang dituntut 12 tahun penjara atas kasus penipuan dana nasabah ratusan miliar rupiah.

Kasus Balicon

Penyidik Tetapkan Empat Tersangka Baru Denpasar (Bali Post) Penyidik Reskrim Polda Bali menetapkan pucuk pimpinan manajemen PT Balicon Paris Adnyana sebagai tersangka. Empat pimpinan PT Balicon lainnya masing-masing bernama Raka Perdani selaku Pimpinan Cabang Balicon Denpasar, Sayu Kusumayuni selaku Direktur Utama Balicon, serta dua orang pejabat manajemen lainnya, Erlina dan Chandra, juga telah berstatus sama. Namun, keempat tersangka ini tidak ditahan karena dianggap kooperatif saat menjalani pemeriksaan. Kasus ini ditindaklanjuti Sat. II Dit. Reskrim Polda

Bali. ‘’Ada empat orang lagi yang dinaikkan statusnya menjadi tersangka,’’ ujar Kasubid Penmas AKBP Sri Harmiti, Selasa (7/6) kemarin. Lebih lanjut dijelaskan, berkas keempat tersangka itu hingga sekarang masih dilengkapi supaya cepat bisa rampung. Bahkan, berkas tahap awal telah dilimpahkan ke kejaksaan. Perwira asal Bangli ini juga mengatakan, penyidik tinggal menunggu pemberitahuan dari kejaksaan. ‘’Artinya, dalam waktu dekat, berkas para tersangka ini sudah P-21,’’ ujarnya. Selain itu, dua tersangka yakni Ratna Perdani dan Kusumayuni sempat menjadi saksi di Surabaya. ‘’Sebab, ka-

Kasubbag Humas Polresta Denpasar AKP I.B. Sarjana, Selasa (7/6) kemarin menjelaskan, kelima tersangka tersebut masing-masing bernama Liadi alias Hitam (29) asal Jember, Eko Wihardi (20) asal Jember, Robi (41) asal Lumajang, Imron (34) beralamat di Jalan Gunung Resimuka Barat Gg IV/15 Denpasar dan Agus (34) tinggal di Jalan Subur Gg. Merah Hati, Denpasar. Mereka ditangkap pasukan buser setelah melakukan penyelidikan. Belakangan ini kerap terjadi pembobolan toko perak di wilayah Kota Denpasar dan Kuta. Sejak terjadinya aksi pencurian secara ber-

turut-turut, Kompol Arif Sugiarto menyebar anggota buser untuk menggali informasi di lapangan. Hasilnya, pasukan buser menerima informasi bahwa ada seorang pria yang sering membeli perak. Pria tersebut bernama Robi. Berdasarkan pemeriksaan terhadap Robi inilah aksi pencurian perak ini terkuak. Ditambah dengan munculnya sebuah short message service (SMS) ke ponsel Robi. Ternyata SMS tersebut dari tersangka Liadi. Isi dari SMS tersangka Liadi tersebut rencananya menjual perak kepada Robi. SMS itu lebih menguatkan bahwa tersangka Liadi-lah pelaku pencurian perak sela-

ma ini. Polisi pun pasang strategi dan minta ketemu untuk melakukan transaksi di warung mi Jalan Marlboro, Denpasar. Polisi pun melakukan penyergapan dan berhasil menangkap tersangka Eko Wihardi bersama Liadi. Polisi juga mengamankan barang bukti perak sisa leburan yang dicuri dari Toko Yulia Silver, Jalan Kunti, Seminyak pada 12 April 2011. Ditangkapnya dua tersangka tersebut, polisi kembali menangkap tersangka lainnya dan langsung diamankan di Poresta Denpasar. AKP Sarjana men-

jelaskan, Robi selaku penadah, sedangkan tersangka Imron sebagai tukang lebur menggunakan sarana rangkaian kompor gas. Setelah dilebur, perak dijual kembali kepada Agus. Tersangka Liadi biasanya melakukan transaksi dengan Robi di sebuah warung Jalan Pura Demak, Denpasar. Hasil penggeledahan di rumah Eko Wihardi disita tiga buah patung binatang yang juga hasil curian. Sejauh ini, para tersangka mengaku sudah beraksi di tujuh TKP. Modus pencurian ini, kata AKP Sarjana, mereka masuk dengan cara naik ke atap kemudian membuka genteng lalu membobol plafon. Mereka selanjutnya menggasak perak yang ada lalu kabur. Sebagai sarana transportasi, tersangka menggunakan sepeda motor Jupiter Z merah hitam nopol N 6299 ZG. Sebelum melakukan aksinya, mereka survei terlebih dahulu. (kmb21)

Bawa Dua Paket SS

sus kedua tersangka ini sampai di Surabaya,’’ terangnya. Sekadar diketahui, Made Paris Adnyana dan empat tersangka lainnya ini diduga melakukan tindak pidana money game dengan kedok asuransi. Sejumlah nasabah telah menyetor uang dengan iming-iming bunga tinggi. Namun, setelah berjalan beberapa tahun, kedok tersangka terbongkar. Pihak PT Balicon pun tidak bisa membayar uang nasabah hingga mencapai Rp 340 miliar. Kini kasusnya masih ditangani penyidik Sat. II Bidang Ekonomi Dit. Reskrim Polda Bali. (kmb21)

Cewek Kafe Divonis Empat Tahun Denpasar (Bali Post) Terbukti menyimpan dua paket sabu-sabu (SS), seorang cewek kafe Wijayatik alias Santi (32) divonis empat tahun penjara plus denda Rp 800 juta subsider tiga bulan oleh majelis hakim pimpinan Jhon Tony Hutauruk, S.H. di Pengadilan Negeri (PN) Denpasar, Selasa (7/6) kemarin. Dalam amar putusannya, majelis hakim menilai bahwa perempuan asal Tuban, Jatim itu terbukti secara sah dan meyakinkan memiliki dan menyimpan narkotika golongan I berupa SS dengan berat total 0,59 gram. Untuk itu,

dia dijerat dengan pasal 112 ayat 1 UU RI No. 35 Tahun 2009. Begitu mendengar putusan tersebut, meski terlihat tegar, dia tak kuasa menahan air matanya. Meski begitu, dia tetap menyatakan menerima putusan hakim. Sejatinya, vonis tersebut lebih ringan dari tuntutan jaksa penuntut umum (JPU) IGAA Fitria Cahyani yang sebelumnya menuntut dia agar dijatuhi hukuman lima tahun penjara. Sebagaimana terpapar dalam dakwaan, Santi yang tinggal di Jalan Noja I Gang XII itu dibekuk polisi pada 6 Februari 2011. Ia dibekuk setelah penang-

kapan Ida Ayu Komang Alit Kencana Dewi (terdakwa dalam berkas terpisah). Kala itu, Ayu Komang diminta datang ke Teuku Umar oleh petugas dan menghubungi Santi. Setelah tiba di sana, polisi langsung melakukan penggerebekan dan menggeledah seluruh badan Santi tetapi tidak ditemukan apa-apa. Setelah itu, polisi menggiring Santi menuju tempat kosnya di Jalan Noja. Akhirnya setelah kamar kos perempuan yang sempat menjadi cewek kafe itu digeledah, ditemukanlah dua plastik klip masing-

masing berisi SS seberat 0,52 gram dan 0,07 gram dan satu plastik klip lain berisi enam butir tablet warna kuning. Menurut pengakuan perempuan yang rambutnya dicat cokelat itu, barang-barang tersebut didapat atas perintah pacarnya yakni Ida Bagus Putu Hita Wasana alias Gustu, tepatnya pada 5 Februari, sehari sebelum dia ditangkap. Saat diinterogasi polisi, Santi menjelaskan bahwa Gustu meminta dia agar mengambil dua paket SS yang ditempel di pojok tembok Gang Nuri, Sidakarya. Setelah barang tersebut diambil, Santi menyimpan di kamar kosnya. (kmb)

Paris Adnyana Dituntut 12 Tahun Penjara Denpasar (Bali Post) Sidang dengan agenda tuntutan kasus Balicon dengan terdakwa I Made Paris Adnyana, Selasa (7/6) kemarin digelar di Pengadilan Negeri (PN) Denpasar. Sidang kali ini diserbu nasabah Balicon, sehingga sidang pun harus dijaga ketat anggota Polresta Denpasar. Walau demikian, terdakwa Paris saat menuju ke ruang sidang sempat dihadiahi bogem mentah oleh seorang ibu. Jaksa penuntut umum (JPU) Ni Wayan Sinariati, S.H. dan Siti Sawiyah, S.H. menuntut terdakwa dengan 12 tahun penjara. JPU menyatakan bahwa Paris terbukti tidak memiliki izin operasional dari Menteri Keuangan RI untuk menjalankan perusahaan asuransi. Namun, dia memiliki surat keputusan (SK) dari Kementerian Hukum dan HAM sebagai perusahaan. Berdasarkan fakta-fakta persidangan dan keterangan saksi-saksi yang dihadirkan, Paris sebagai pendiri yang juga merupakan komisaris utama Balicon itu terbukti melanggar pasal 21

ayat 1 juncto pasal 9 Undangundang No. 2 Tahun 1992 tentang Perasuransian dengan ancaman hukuman maksimal 15 tahun. JPU juga menyebutkan hal yang meringankan Paris adalah dia mengakui perbuatannya serta berlaku sopan dalam persidangan. Meski demikian, perbuatannya itu sudah telanjur merugikan ribuan nasabah. Dalam surat tuntutan JPU juga dipaparkan bahwa sampai saat ini nasabah Balicon tercatat lebih dari 21 ribu orang. Dana nasabah yang dikelola oleh Paris jumlahnya lebih dari Rp 120 miliar. Sementara itu, menyangkut Balicon sendiri terungkap sebagai perusahaan asuransi bodong pada Agustus 2010 lalu berdasarkan laporan Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) ke Polda Bali. Diketahui bunga yang diberikan kepada nasabah tidak wajar, yaitu di atas lima persen setiap bulan. Perusahaan bodong itu juga tidak memiliki investasi lain untuk memutar dana nasabah yang terkumpul. Dana nasabah baru digunakan untuk membayar bunga kepada nasabah lama. Cara tersebut biasa disebut dengan sistem piramid yang

ilegal dalam sistem keuangan. Alhasil, begitu tidak ada nasabah baru, perputaran uang pun macet. Ketika tuntutan dibacakan, para nasabah Balicon yang memadati ruang sidang langsung serempak berteriak, huuu... Hal itu karena tidak sesuai dengan harapan sebagian besar nasabah menunutut masimal 15 tahun atau hukuman mati. Begitu hakim memutuskan sidang ditunda dan dilanjutkan minggu depan, massa pun sempat tidak terima. Koordinator lapangan nasabah korban Balicon, I Gusti Dedy Arta Suparta Wijaya, langsung mengejar tim JPU. Sejumlah petugas kepolisian yang sejak awal berjaga-jaga di dalam ruang sidang pun bergegas mengamankan terdakwa Paris dan JPU. Gung Dedy menyatakan kekecewaannya dengan tuntutan yang diajukan JPU. ‘’Kami telah sampaikan di Kejati, kami ingin Paris dituntut 15 tahun, kenapa hanya 12 tahun? Jangan ada permainan dalam kasus ini,’’ teriaknya. (kmb)

Polisi Pelajari Laporan terhadap Best Western Kuta Denpasar (Bali Post) Penyidik Reskrim Polresta Denpasar telah menerima laporan pihak Pemkab Badung melalui Kabag Hukum dan HAM Komang Budhi Argawa terkait kasus Best Western Kuta. Laporan tersebut sudah di meja polisi dan kini masih dipelajari penyidik Polresta Denpasar. Hal ini disampaikan Kapolresta Denpasar Kombes Pol. Suryanbodo Asmoro, Selasa (7/ 6) kemarin. Kombes Suryanbodo Asmoro tidak menjelaskan secara rinci terkait laporan pihak Pemkab Badung tersebut. Utamanya, laporan tersebut apakah mengarah perizinannya atau yang lain. ‘’Yang jelas, laporan dari pihak Pemkab Badung tersebut masih dipelajari penyidik Reskrim Polresta Denpasar. Untuk itu, tunggu saja hasil penyidikannya nanti,’’ kata Kombes Suryanbodo Asmoro. Sebelumnya, Budhi Argawa

mendatangi Polresta Denpasar untuk melaporkan kasus terkait Hotel Best Western Kuta. Menurutnya, Best Western telah memanfaatkan ruang dengan membangun dan mengoperasikan hotel tanpa mengantongi izin pemanfaatan ruang, baik berupa izin prinsip maupun IMB. Dijelaskannya, dalam RDTR Kecamatan Kuta yang

diatur dalam Keputusan Bupati Badung No. 1266 Tahun 2002, peruntukan kawasan di lokasi Best Western Kuta berdiri merupakan kawasan perumahan, bukan untuk kawasan akomodasi pariwisata khususnya hotel. Begitu juga Best Western Kuta menjalankan kegiatan usaha berupa hotel tanpa memiliki izin lingkungan (UKL-UPL). (kmb21)

STOP RABIES!!!! VAKSINASI MASSAL RABIES PADA ANJING, KUCING, KERA DAN HEWAN PENULAR RABIES (HPR) LAINNYA

MULAI 25 MEI S/D AKHIR JULI 2011 PADA SELURUH BANJAR DI PROVINSI BALI

IKAT ATAU KANDANGKAN ANJING ANDA AGAR MUDAH DIVAKSINASI RABIES DINAS PETERNAKAN PROVINSI BALI

!!!

IS AT

GR

U.0010366-rpa

U.0002767-smr


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.