Edisi 30 Maret 2011 | Balipost.com

Page 4

BALI

4 Sidang Lima Dosen ISI

Rektor ISI Mengaku Difitnah Denpasar (Bali Post) Sidang dugaan memberikan keterangan palsu dengan terdakwa lima dosen Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar, Gusti Ayu Ketut Suandewi (45), Ketut Suteja (49), Ketut Karyana (55), Ketut Darsana (49) dan Dr. Nyoman Catra (56), di PN Denpasar, Selasa (29/3) kemarin, berlangsung tegang. Penyebabnya tidak lain kehadiran saksi korban Rektor ISI Prof. Dr. Wayan Rai S. Pada sidang yang dipimpin hakim Agus Subekti dan jaksa penuntut umum (JPU) M Darwis, S.H., Prof. Rai memberikan keterangan memberatkan terhadap anak buahnya itu. Saksi mengungkapkan bahwa para terdakwa telah memberikan keterangan palsu di bawah sumpah saat persidangan kasus korupsi dengan terdakwa Nyoman Sanggra dan Nyoman Suteja. Saksi menyatakan bahwa para terdakwa telah memfitnah saksi, hingga akhirnya saksi ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan korupsi dana hibah B-Art. ‘’Saya merasa telah difitnah, yang justru dilakukan saudara-saudara saya sendiri. Saya yang tidak ikut dalam

rapat yang membahas pemotongan dana hibah B-Art pada tanggal 9 November 2007, dikatakan ikut serta. Padahal kenyataannya saya tidak pernah ikut rapat karena saya pergi menghadiri undangan dari Menteri Pendidikan Nasional di Jakarta,’’ papar saksi, yang mengundang cemoohan pengunjung sidang. Rai menyatakan alasannya tersebut bukan sekadar alibi. Karena merupakan keharusan menghadiri rapat di Jakarta, saksi selaku Rektor diwakili Pembantu Rektor (PR) II Arya Sugiarta untuk memimpin rapat yang digelar bersama Direktur Eksekutif LPIU. Untuk membuktikan keterangannya tersebut, saksi pun menyodorkan beberapa bukti ke hadapan majelis hakim, di antaranya berupa surat tugas untuk menghadiri undangan dari Mendiknas tertanggal 8 November 2007, tiket dan manifest penerbangan Batavia Air dari Denpasar-Jakarta dan Jakarta-Denpasar. Selain itu saksi juga mengajukan surat keterangan dari Mendiknas yang dikeluarkan oleh Bagian Humas Kementerian Pendidikan M.

Simpan Kayu Ilegal, Warga Sumbersari Diamankan Negara (Bali Post) Gara-gara menyimpan puluhan kayu tanpa dokumen (ilegal), Kadek Putra Yasa alias Dolong (29), warga Sumbersari, Melaya, diamankan jajaran buser Polres Jembrana. Penangkapan ini bermula dari informasi masyarakat kalau di rumah tersangka menyimpan kayu hasil hutan yang diduga tanpa dokumen. Setelah dilakukan penyelidikan dan pemeriksaan ternyata memang benar kayu tersebut ilegal tanpa dilengkapi dokumen. Dari hasil pemeriksaan, pelaku mengamankan tiga balok kayu jati, tujuh balok kayu balang, 10 batang kayu balang berbentuk pecahan atau papan serta 50 lembar papan jati dengan panjang

60 cm. Dari pengakuan tersangka kepada petugas, kayu-kayu tersebut didapatkan dari hutan dan rencananya akan digunakan untuk membuat meja dan perlengkapan mebeler lainnya. Pahumas Polres Jembrana Kompol Nengah Sukarta seizin Kapolres Jembrana AKBP Irfing Jaya diminta konfirmasi Selasa (29/3) kemarin membenarkan penangkapan warga Sumbersari itu. Pelaku terancam dijerat pasal 50 ayat 3 huruf e atau huruf h yo pasal 78 ayat 5 dan atau ayat 7 UURI No. 41 Tahun 1999 tentang kehutanan dengan ancaman 10 tahun penjara. Pelaku dan barang bukti puluhan kayu ilegal itu diamankan di Polres Jembrana. (kmb26)

Bali Post/kmb26

DIAMANKAN - Tersangka penyimpan kayu ilegal dari Sumbersari, Melaya diamankan di Polres Jembrana.

Muhajir, S.H., yang intinya membenarkan bahwa saksi hadir memenuhi undangan tersebut. Saksi juga menyodorkan sejumlah kliping koran. Selain mengajukan bukti surat, menurut saksi, saat dirinya terbang ke Jakarta ada beberapa orang yang melihatnya. Saat berada di Jakarta saksi bertemu dengan Ketut Sariada (salah satu dosen di ISI Denpasar) yang juga memiliki tujuan ke Mendiknas. (015)

Rabu Paing, 30 Maret 2011

YADNYA

Pejabat dan Staf Pemkab Klungkung Dua Hari ’’Nganyarin’’ Semarapura (Bali Post) Dua hari terakhir, Senin (28/3) dan Selasa (29/3) kemarin, Pemkab Klungkung sepi. Para pejabat dan stafnya harus melaksanakan kewajiban nganyarin di Pura Ulun Danu Batur pada Senin (28/3) dan di Pura Gunung Raung Gianyar, Selasa (29/3) kemarin, serangkaian upacara Panca Wali Krama Panyegjeg Jagat.

Bali Post/bal

NGAYAH - Sebelum sembahyang bersama, Bupati Candra bersama pejabat sempat ‘’ngayah magambel’’.

Mau tak mau, dalam dua hari itu pelayanan umum terganggu. ‘’Ini wujud bakti ke hadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Mengaturkan persembahan secara ikhlas dilandasi hati suci, kewajiban kita se-

bagai manusia,’’ ujar Bupati Candra yang ikut serta dalam rombongan. Sebelum sembahyang bersama, Candra bersama pejabatnya bahkan sempat ngayah magambel. Upacara

Panca Wali Krama dilaksanakan pertama kali sejak 380 tahun terakhir. Pura Agung Gunung Raung sendiri merupakan salah satu Dang Khayangan di Bali. (kmb20)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.