Edisi 05 Oktober 2010 | Balipost.com

Page 2

KOTA

2

Selasa Umanis, 5 Oktober 2010

Bahas Ranperda RTRW Badung

Dandim 1611/Badung:

Pelaku Pariwisata Minta Dilibatkan

Hormat kepada Kesatria Penegak Merah Putih

Mangupura (Bali Post) Para pelaku pariwisata minta ikut dilibatkan dalam pembahasan Ranperda RTRW Badung yang saat ini digodok Pansus RTRW DPRD Badung. Sebagai salah satu stakeholder, pelaku pariwisata menilai pembahasan seyogianya dilakukan pihak yang berkompeten agar tidak timbul permasalahan di kemudian hari. “Pelaku pariwisata yang telah membidangi harusnya dilibatkan, jangan hanya eksekutif dan legislatif. Apalagi kita tahu, sektor paling dominan di Badung adalah pariwisata,” ujar Ketua BPC Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Badung IGN Rai Suryawijaya, Senin (4/10) kemarin. Menurutnya, adanya rencana perubahan kawasan atau zone-zone dalam pembahasan Ranperda RTRW Badung menjadi langkah yang cukup strategis. Hal ini juga sangat ditunggu pelaku pariwisata, sebab di dalamnya terdapat peluang dalam pengembangan pariwisata di Badung. Untuk itulah, pembahasan terhadap perubahan kawasan, sekecil apa pun haruslah benar dan jelas. “Pengembangan kawasan tidak harus mengubah peruntukan kawasan, melainkan disesuaikan dengan potensi kawasan. Nah, dalam hal inilah peran pelaku pariwisata menjadi strategis. Jangan sampai disamakan. Misalnya peruntukan Badung Utara dan Badung Selatan. Di Badung Selatan bisa dibangun akomodasi pariwisata jenis hotel, kondotel maupun vila. Tapi di Badung Utara, sebagai pendukung dengan mengembangkan potensi yang ada. Seperti sektor pertanian maupun atraksi wisata dengan desa wisata,” katanya. Ranperda RTRW Badung saat ini masih dibahas Pansus RTRW DPRD Badung. Menurut rencana, dalam RTRW Badung akan terjadi perubahan sejumlah zone yang telah ditetapkan pada Perda RTRW sebelumnya. (kmb25)

Denpasar (Bali Post) Komandan Kodim (Dandim) 1611/Badung Letkol Arh. Pontjo Wasono K. menyatakan sangat respek dan hormat kepada segenap komponen bangsa yang komitmen menegakkan sang saka dwi warna Merah Putih. ‘’Kami salut, hormat yang luar biasa kepada kesatria penegak Merah Putih. Merah Putih merupakan roh perjuangan yang bernuansa spiritual, persatuan, kesatuan, NKRI, Bhineka Tunggal Ika dan Pancasila. Apa pun profesinya, jika Merah Putih sudah menjadi komitmennya untuk dihormati dan ditegakkan, sangatlah layak mereka menyandang predikat Kesatria Penegak Merah Putih,’’ tegas Pontjo Wasono saat menerima simakrama Pimpinan Kelompok Media Bali Post Satria Naradha di Makodim 1611/Badung, Senin (4/10) kemarin. Sebelum simakrama dimulai, Satria Naradha bersama Dandim beserta petinggi Kodim lainnya melakukan penghormatan pada sang saka Merah Putih yang berdiri tegak di depan lobi. Acara dilanjutkan dengan diskusi tentang wacana bernuansa kebangsaan dan Merah Putih. Selain masalah spirit kebangsaan lewat roh Merah Putih terus diembuskan, juga bagaimana hal itu diimplementasikan dalam kehidupan nyata. Satria Naradha mengapresiasi gagasan Pangdam IX/ Udayana Mayjen TNI Rachmat Budiyanto mementaskan tari kolosal Merah Putih yang melibatkan 20 ribu personel dengan bentangan bendera merah putih 120 meter x 80 meter. Acara HUT ke-65 TNI akan dilaksanakan di Puputan Badung, Selasa (5/10) ini. Up-

DENPASAR & SEKITARNYA Tewas Tersenggol ’’Pick Up’’ APES menimpa Lely Apriliana (33), warga Jalan Pulau Moyo 19 A Denpasar, Senin (4/10) kemarin. Saat hendak menyalip truk TNI yang berada di depannya, sepeda motor yang dikendarainya tersenggol mobil pick up dari arah berlawanan hingga ia terjatuh dan menderita cedera parah pada kepalanya. Lely sempat tercatat sebagai korban kecelakaan tanpa identitas karena tidak mengantongi kartu identitas. Di tubuhnya hanya ditemui kuitansi pembayaran laundry. Namun beberapa jam kemudian, suami Lely datang dan memastikan identitasnya. Kejadian berawal sekitar pukul 09.00 wita di Jalan Raya Sesetan. Sementara pengemudi pick up yang menyenggol Lely langsung kabur. Kasus kecelakaan tersebut masih ditangani pihak kepolisian. (san)

Seminar PDGI Bali Timur PERSATUAN Dokter Gigi Indonesia (PDGI) Cabang Bali Timur belum lama ini menggelar seminar bertema ‘’Dental Estetika dengan Iptek Terkini’’ di Denpasar. Kegiatan ilmiah ini diikuti sekitar 260 dokter gigi, tidak hanya dari Bali, tetapi juga dari luar Bali. Pembicara adalah pakar di bidangnya dari Universitas Airlangga Surabaya dan Universitas Gajah Mada Yogyakarta, yakni drg. Cecilia GJ Lunardhi, M.S., Sp.KG.(K), drg. I Wayan Ardhana, M.S., Sp.Ortho.(K) dan drg. Dahlia Herawati, M.S., Sp.Perio.(K). (055)

Bali Post/edi

TERBESAR - Ratusan siswa, Senin (4/10) kemarin menggulung bendera Merah Putih terbesar dengan ukuran 120 x 80 meter yang akan dikibarkan dalam memperingati HUT ke-65 TNI di Lapangan Puputan Badung, hari ini.

Bedah Rumah di Bukti dan Tunjung

Diakui, Pemprov Belum Mampu Menjangkau Denpasar (Bali Post) Kekecewaan warga miskin di Desa Bukti dan Tunjung Kecamatan Kubutambahan terhadap pembatalan bedah rumah di wilayah tersebut sebanyak 70 unit tanpa alasan jelas, ditanggapi Kadis Sosial Provinsi Bali Drs. A.A. Gede Wartawan, Senin (4/10) kemarin di Renon. Menurutnya, Pemprov Bali tak ada membatalkan rencana bedah rumah di Bukti dan Tunjung Buleleng. Namun, diakui program bedah rumah belum bisa menjangkau Desa Bukti pada APBD perubahan 2010. Sementara program bedah rumah di Tunjung tak mampu seluruhnya dijangkau dari sasaran 36 unit. Anggota DPRD Bali Dapil Buleleng, Budihartawan, yang dihubungi di tempat terpisah membenarkan tak ada verifikasi bedah rumah sampai ke Bukti karena programnya tak mengarah ke sana. Menurut anggota Komisi IV DPRD Bali ini, warga miskin yang rumahnya tak layak huni memang

layak dibedah. Namun pemerintah tak mungkin membedah rumah tangga miskin semuanya karena kemampuan terbatas. Untuk itu, diambil skala prioritas berdasarkan tingkat keparahan kemiskinan di wilayah tersebut. Sepanjang pengamatannya, kecamatan yang lebih parah tingkat kemiskinannya adalah Banjar, Tejakula dan Gerokgak. Sementara wilayah Bukti Kubutambahan termasuk wilayah penghasil cengkeh. Wartawan mengatakan, wilayah yang belum terjangkau bedah rumah akan diperhatikan pada tahuntahun mendatang. Tahun 2011 program bedah rumah

akan ditingkatkan dari 500 unit tahun 2010 menjadi 1.000 unit rumah di tujuh kabupaten/kota kecuali Badung dan Denpasar. Mengingat luasnya wilayah kecamatan dan banyaknya warga miskin di Buleleng, Pemprov Bali belum bisa menjangkau sasaran keseluruhan. Dari 100 bedah rumah di Buleleng, baru tujuh dari delapan kecamatan terjangkau program bedah rumah. Yakni Sawan, Busungbiu, Gerokgak, Seririt, Tejakula, Kubutambahan dan Banjar. Sementara bedah rumah di Desa Tunjung, diakui sudah diverifikasi 18 unit dari 37 unit rumah yang akan dibedah. (029)

acara yang akan dimeriahkan sendratari kolosal Merah Putih akan disiarkan langsung (live) Bali TV. Ia juga menyatakan respek terhadap ide-ide Dandim 1611/ Badung dalam menjaga Bali. Dikatakan, Bali merupakan eskalasi dan barometer keamanan di Indonesia. Bagaimanapun teritorial Bali harus diupayakan agar masyarakatnya bisa tenteram, aman, damai. Lewat semangat dan spirit Merah Putih diyakini sebagai wahana efektif untuk mempererat persatuan dan kesatuan, mengangkat semangat NKRI, Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika. Idealnya, semua pihak memang wajib berbuat optimal memberi kontribusi memadai kepada bangsa dan negaranya sesuai swadharma masing-masing. TNI memang sudah selayaknya berdiri di garda terdepan untuk urusan menjaga kedaulatan negara, membangun spirit Merah Putih dan mengimplementasikan lebih membumi nilai-nilainya. ‘’Kami sendiri sejak dulu melakukan upacara ritual pakelem dan lainnya selalu memasang panji-panji Merah Putih sebagai spirit dan motivasi. Harian Bali Post juga berisi logo Merah Putih selain sejak dulu sudah mengemban motto; Pengemban Pengamal Pancasila,’’ ujar Satria Naradha. Usai diskusi, Satria Naradha menyematkan pin emas Merah Putih dan menyerahkan buku-buku kepada Dandim. Acara itu disaksikan Kasdim Mayor Mustakim, Perwira Penghubung Mayor Bayu Eko dan Danramil Denbar Kapten Made Mustika. (kmb11)

Rencana Jalan Layang Estuary Dam-Nusa Dua

Bali Post/kmb

SIMAKRAMA - Shoji Nagaoka (no. 2 dari kiri) saat masimakrama ke Gedung Pers Bali K. Nadha, Senin (4/10) kemarin, diterima Pimpinan Kelompok Media Bali Post Satria Naradha.

Kerja Sama Bali-Jepang Harus Diwujudnyatakan Denpasar (Bali Post) Kemajuan teknologi yang semakin pesat khususnya media massa, sangat mempengaruhi pola serta kualitas hubungan keluarga serta kekerabatan. Saat ini hubungan itu sangat kelihatan sekali renggang dibandingkan beberapa waktu lalu. ‘’Fenomena ini sangat kelihatan di Jepang saat ini,’’ ujar Shoji Nagaoka saat masimakrama ke Gedung Pers Bali K. Nadha, Senin (4/10) kemarin. Diterima Pimpinan Kelompok Media Bali Post Satria Naradha, pinisepuh sebuah organisasi nirlaba di Fukuoka Jepang tersebut justru sangat memuji pola kekerabatan itu sangatlah kental di Bali yang dilihatnya selama beberapa puluh tahun terakhir ini. Dalam simakrama kemarin, sensei — demikian Nagaoka biasa dipanggil oleh koleganya — ditemani oleh pengurus organisasi lainnya yakni I Gusti Kompyang Pujawan, MBA serta Anwar Mertowijoyo. Di sisi lain, Satria Naradha mengungkapkan fenomena seperti yang dirasakan masyarakat Jepang sejatinya sudah mulai terjadi di Bali. Namun Satria Naradha mengajak NPO ini bekerja sama yang saling menguntungkan bagi kedua belah pihak, baik di bidang budaya, pendidikan, serta kesehatan. Dan, kerja sama ini harus diwujudnyatakan betapa pun kecilnya. Sebab, hal ini akan berdampak positif tidak hanya kepada kelanjutan kerja sama itu sendiri, tetapi juga kepada Bali dan Jepang. ‘’Banyak yang bisa ditiru dari masyarakat Jepang dan begitu pula sebaliknya,’’ ujar Satria Naradha. Seperti pola-pola pendidikan, pengelolaan lingkungan semisal pengolahan sampah, kesehatan dan sebagainya. Untuk itulah, baik Nagaoka maupun Satria Naradha mengharapkan kerja sama kedua belah pihak ini harus kontekstual dan berkesinambungan. Nonprofit Organizations (NPO) yang dibangun warga Jepang yang sangat mencintai Bali ini, menurut Pujawan, sebenarnya cikal bakalnya sejak tahun 1971. Kemudian berkembang seperti sekarng ini dengan berbagai bentuk kerja sama serta pertukaran pelajar serta kalangan profesional di kedua belah pihak. ‘’Bukan tidak mungkin nantinya kerja sama ini semakin meningkat dan Denpasar-Fukuoka menjadi sebuah sister city,’’ harap Pujawan. (055)

815224, 819446 FM 96,5

Topik: LAGI, MINIMARKET DISEGEL Sampaikan opini Anda hari ini di acara Warung Global FM 96,5 wab blog: www.globalfmbali.blogspot.com, E-mail:globalfmbali@yahoo.com

Fraksi Demokrat DPRD Bali ”Back-up” Pemkab Badung Denpasar (Bali Post) Terancam batalnya pembangunan jalan tol dan jembatan Serangan-Tanjung Benoa, tak membuat kalangan DPRD Bali patah arang. Fraksi Demokrat DPRD Bali memback-up rencana Pemkab Badung untuk memperjuangkan jalan layang di atas rawa-rawa dari Estuary Dam mengelilingi hutan bakau menuju Nusa Dua. Hal itu disampaikan Ketua Fraksi Demokrat Nengah Tamba, S.H. dan Sekretaris Komisi III dari Fraksi Demokrat Wayan Adnyana, S.H. usai rapat, Senin (4/10) kemarin di Renon. Keduanya optimis rencana jalan tersebut bisa terwujud sebagai langkah antisipasi menyambut pertemuan APEC dan Asean Summit Meeting tahun 2013. Presiden SBY telah mengingatkan agar masalah infrastruktur jalan mesti disiapkan terutama wilayah yang akan dilalui del-

egasi APEC. ‘’Kita berharap rencana jalan layang bisa terealisasi tahun 2012,’’ kata Tamba sembari menyebutkan, dananya diperkirakan mencapai Rp 500 miliar. Mengenai rusaknya hutan bakau akibat pembangunan tersebut, Tamba tak memungkiri hal itu. Karena itu, dipilih alternatif jalan layang untuk mengurangi banyaknya tanaman bakau yang dirusak. ‘’Memang saat awal pemancangan tiang, hutan bakau akan dirusak, tetapi setelah jadi tentu akan ditanami lagi,’’ katanya. Sementara jalan tol dan jembatan Serangan-Tanjung Benoa, menurutnya sangat sulit diwujudkan karena persoalannya sangat kompleks. Pertama, persoalan pembebasan tanah BTID yang masih bermasalah dengan pihak lain sehingga sulit diharapkan kepastian kapan persoalan itu bisa selesai. Sementara per-

setujuan Menteri Perhubungan soal ambang batas jembatan, bagian bawah 44 meter dan ambang atas 45 meter. Itu berarti hanya ada interval untuk jembatan satu meter. ‘’Bagaimana mungkin membangun jembatan SeranganTanjung Benoa dengan ketebalan 1 meter,’’ katanya. Dukungan juga diberikan terhadap rencana membangun jalan dari kawasan BTDC menuju Uluwatu, karena di kawasan itu ada hotel tempat menginap delegasi. Sementara untuk jalan Pratama Nusa Dua, dia sependapat mesti diperlebar serta diperbaiki drainasenya karena jalan pariwisata itu terlalu sempit dan sering banjir. Sementara kabel jaringan yang banyak di bawah jalan Pratama Nusa Dua, agar dibuatkan satu terowongan. Anggaran untuk pembangunan Jalan Pratama tersebut sekitar Rp 42 miliar. (029)

Bali Post/ram

PIN - Pimpinan Kelompok Media Bali Post Satria Naradha menyematkan pin emas Merah Putih kepada Dandim 1611/Badung Letkol Arh. Pontjo Wasono K. Acara disaksikan Kasdim Mayor Mustakim, Perwira Penghubung Mayor Bayu Eko dan Danramil Denbar Kapten Made Mustika.

Kosong, Stok VAR di Rabies Centre Mangupura (Bali Post) Stok Vaksin Anti-Rabies (VAR) di Badung saat ini hanya tersedia di RSUD Badung. Sementara di Rabies Centre maupun puskesmas, stok masih kosong. Hal itu dikarenakan jumlah stok yang ada tidak mencukupi untuk didistribusikan. Hal tersebut diungkapkan Kadiskes Badung I Gde Putra Suteja, Senin (4/ 10) kemarin. Menurutnya, stok VAR di Badung sebanyak 900 ampul.

Dari jumlah tersebut, 500 ampul disiagakan di RSUD Badung. Sedangkan sisanya disimpan di Diskes Badung. “Stok tersebut diperkirakan bertahan hingga dua minggu ke depan,” ujar Suteja yang juga Plt. Direktur RSUD Badung tersebut. Untuk menambah stok, Suteja mengaku pihaknya sedang menunggu pengadaan VAR dari Pemprov Bali. Diharapkan, nantinya persediaan dapat mencukupi kebutuhan masyarakat. (Kmb25)

”Bina Rupa Tunggal Raga for Beautiful Bali”

Pameran Patung dan Kriya Seni Nyaris Tak Terdengar Hiruk pikuk pameran seni rupa yang didominasi oleh pameran seni lukis, mengakibatkan pameran seni patung dan kriya seni seolah-olah tenggelam dan nyaris tak terdengar. Volume pameran seni patung dan kriya seni memang sangat minim dibandingkan pameran seni lukis. Kenapa minim? Banyak faktornya, di antaranya populasi seniman patung dan kriya seni sangat sedikit. Juga, proses pengerjaan patung dan seni kriya memerlukan waktu yang cukup lama.

SELEBIHNYA, sulitnya mencari bapak angkat juga berdampak pada pameran seni patung dan kriya seni sangat jarang dilakukan. Sementara penciptaan seni patung dan kriya seni, lebih banyak berorientasi pada seni kerajinan sebagai cenderamata yang diperuntukkan bagi wisatawan domestik maupun mancanegara. Selain itu, banyak diciptakan untuk kepentingan prasarana agama dan adat yang berorientasi religius. Sementara itu, penciptaan karya yang mengarah pada seni murni masih sangat minim. Sebab, sebagian besar seniman dan kriyawan di Bali kebutuhan hidupnya sangat bergantung pada karya seni yang diciptakannya. Minimnya seniman patung dan kriyawan yang menciptakan karya seni murni dan jarangnya menampilkan karyanya lewat

pameran, berimplikasi pada redupnya gaung seni patung dan kriya seni bersanding dengan wacana seni rupa lainnya yakni seni lukis. Karena itu, sudah saatnya seniman patung dan kriyawan yang ada di Bali unjuk gigi memperlihatkan hasil karyanya kepada masyarakat umum agar dapat dikenal dan diapresiasi secara lebih luas. “Tak dapat dipungkiri, seni patung dan kriya murni dengan nilai sangat tinggi bertebaran di Bali. Tetapi, jarang dikenal masyarakat karena kurang ditampilkan lewat pameran atau perhelatan lainnya,” ujar dosen ISI Denpasar I Wayan Suardana, Senin (4/10) kemarin serangkaian pameran patung dan kriya seni di Museum Puri Lukisan Ubud, 725 Oktober 2010. Pameran tersebut mengambil tema “Bina Rupa Tunggal Raga for Beautiful Bali”.

I Wayan Suardana yang Ketua Pameran didampingi Direktur Program I-MHERE Prof. Dr. Wayan Rai S, Wakil Direktur Ketut Murdana dan Direktur Eksekutif Made Wirata mengatakan, pameran ini merupakan jawaban dari fenomena bahwa seniman patung dan kriyawan yang ada di Bali sesungguhnya cukup kreatif dan inovatif berkarya. Mereka akan menampilkan berbagai bentuk patung dan kriya seni dengan berbagai gaya, baik tradisi, modern dan kontemporer. Pameran atas kerja bareng antara Program Community Development I-MHERE ISI Denpasar dengan Bali Indonesian Scultors Association (BIASA) itu menampilkan 72 orang seniman patung dan kriya seni, 40 orang dari BIASA dan 32 dari seniman akademik dengan 113 karya patung dan

kriya, 20 karya panel dalam wujud dua dimensi dan 93 karya tiga dimensi. Selain itu, akan ada karya instalasi dan sarasehan seni, Jumat (8/10) dengan pembicara Sri Yoga Parta (kurator). Pameran tersebut akan dibuka Bupati Gianyar Dr. Ir. Tjok. Artha Ardhana Sukawati, Rektor ISI Prof. Dr. Wayan Rai S, Direktur Museum Puri Lukisan Ubud Ir. Tjok. Bagus Astika dan Ketua Umum BIASA Ida Bagus Alit. Dikatakannya, seniman patung dan kriya seni pada dasarnya berada dalam satu rumpun dan akar seni yang sama. Namun, selama ini keduanya ditempatkan pada wilayah yang sangat jauh berbeda. Spesialisasi itu terpisah setelah berhadapan dengan fungsi karya itu sendiri atau sebuah karya seni yang lebih berorientasi pada nilai ekonomi. (lun)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.