Edisi 01 September 2011 | Balipost.com

Page 8

SEREMONIAL

8

Kamis Paing, 1 September 2011

IKIP Saraswati Tabanan Gelar Kerja Sosial di Desa Jegu

Idul Fitri

Warga Muslim Candikuning Gelar Tumpengan Tabanan (Bali Post) Komunitas muslim di Desa Candikuning, Baturiti memiliki tradisi unik dalam merayakan hari raya Indul Fitri. Mereka menggelar selamatan tumpengan di masjid dan musala di desa setempat secara serempak, Rabu (31/8) kemarin. Tradisi turun-temurun ini sebagai wujud syukur setelah sebulan menjalankan puasa. Ritual unik ini digelar usai menggelar salat Idul Fitri, sekitar pukul 10.00 wita. Menggunakan baju sembahyang lengkap, warga berduyun-duyun menuju masjid, mulai anak-anak hingga warga dewasa. Khusus kaum wanita membawa tumpeng terdiri atas berbagai jenis makanan. Mulai ayam panggang hingga buah-buahan. Tumpengan diakhiri dengan doa bersama dipimpin tokoh adat setempat, lalu warga menikmati tumpeng yang dibawa dari rumah masing-masing. Prosesi makan bersama ini juga unik. Setiap warga diperbolehkan menikmati tumpeng milik warga lainnya. “Ritual ini sebagai ungkapan syukur kami setelah menjalankan puasa selama sebulan, sekaligus silaturahmi sesama warga,” kata Bendesa Adat Kampung Islam Candikuning 2 Khaeroni didampingi wakilnya, Muhaimi. Tumpeng yang dibawa warga, kata Khaeroni, disesuaikan dengan kemampuan masing-masing. Mereka menyiapkan tumpeng tersebut sejak pagi. Setelah salat Idul Fitri, warga kembali ke masjid dengan membawa tumpeng masing-masing. Acara tumpengan tak berlangsung lama, sekitar satu jam. Usai menyantap tumpeng, warga melanjutkan ritual nyekar ke makam secara beramai-ramai. Selain tumpengan, warga juga menggelar sungkeman di rumah masing-masing. Isak tangis pecah ketika mereka saling berpelukan untuk saling memaafkan. Puncak Idul Fitri diakhiri dengan saling silaturahmi bersama para tetangga. “Hari ketujuh Lebaran kami menggelar silaturahmi bersama di kebun raya. Ini akhir dari perayaan Idul Fitri dengan pesta ketupat,” kata Khaeroni. Tradisi ini dikenal dengan istilah ketok semprong. Menurut Khaeroni, warga muslim di desanya merupakan penduduk asli wilayah tersebut. Mereka sudah hidup di kawasan tersebut secara turun-temurun sejak dahulu. Hingga sekarang jumlahnya mencapai 1.700 KK. Komunitas ini merupakan eksodan warga muslim dari Karangasem. Karena itu, mereka seluruhnya menggunakan bahasa Bali. Di tempat ini terdapat 3 masjid dan 3 musala yang digunakan beribadah. (udi)

Bali Post/ist

RAPAT KOORDINASI - Bupati Badung A.A. Gde Agung saat menggelar rapat koordinasi terkait kesiapan Pemerintah Kabupaten Badung sebagai tuan rumah pelaksanaan KTT ASEAN, di Puspem Badung, Senin lalu.

Jelang KTT ASEAN

Bupati Gde Agung Gelar Rapat Koordinasi Mangupura (Bali Post) Menjelang pelaksanaan KTT ASEAN pada November 2011 mendatang, Bupati Badung A.A. Gde Agung, S.H. menggelar rapat koordinasi, Senin (29/8) lalu di Puspem Badung, Sempidi. Rapat tersebut terkait kesiapan Pemerintah Kabupaten Badung sebagai tuan rumah pelaksanaan KTT ASEAN. Hadir pada kesempatan tersebut Sekda Kabupaten Badung Kompyang R. Swandika, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Dewa Apramana serta para pimpinan SKPD terkait di lingkungan Pemkab Badung. Pada kesempatan tersebut Bupati Gde Agung mengata-

kan, menjelang dilaksanakannya KTT yang melibatkan 19 negara Asia, sebagai tuan rumah Kabupaten Badung telah melakukan beberapa persiapan. Pemkab Badung telah mempersiapkan infrastruktur, pembersihan lingkungan, pengaturan lalu lintas, hingga keamanan. Untuk itu kepada SKPD terkait, Bupati memerintahkan agar segera melakukan tindakan-tindakan preventif menjelang dilaksanakannya KTT ASEAN seperti perbaikan-perbaikan sepanjang Jalan By-pass Ngurah Rai, mulai dari trotoar, penerangan jalan, median taman hingga penertiban-penertiban reklame liar oleh Satpol PP

Kabupaten Badung. ‘’Kegiatan ini tidak semata-mata dilaksanakan menjelang kegiatan KTT ASEAN, namun merupakan agenda kegiatan Pemerintah Kabupaten Badung dalam memperbaiki infrastruktur di wilayah Badung ke depannya,’’ kata Bupati. Sementara itu, Sekda Badung Kompyang R. Swandika menambahkan, hingga pelaksanaannya nanti perlu dilaksanakan koordinasi lebih intensif antara SKPD terkait. Sesuai rencana, pelaksanaan KTT ASEAN akan digelar 1419 November 2011. Sebelum KTT ASEAN digelar, akan ada ASEAN Fair dari tanggal 7 hingga 23 November. (r)

Lulusan SD Tak Melanjutkan

Bukan Hanya Urusan Dinas Pendidikan Bali Post/udi

TUMPENGAN - Warga muslim di Desa Candikuning menggelar tumpengan untuk merayakan hari raya Idul Fitri, Rabu (31/8) kemarin.

Singaraja (Bali Post) Banyaknya siswa lulusan SD yang tak melanjutkan ke SMP pada tahun ajaran 2011/ 2012 ini membuat sejumlah kalangan di Buleleng prihatin. Karena itu semua kalan-

Umat Muslim Denpasar ’’Nyekar’’ Denpasar (Bali Post) Ribuan umat mslim Denpasar usai melaksanakan salat Idul Fitri memadati pemakaman, Rabu (31/8) kemarin. Di Denpasar, jalan-jalan menuju Pemakaman Wanasari di Kota Denpasar itu dipenuhi sepeda motor. “Seperti pengalaman tahun sebelumnya, pada hari pertama Lebaran memang selalu dipenuhi peziarah yang datang dari wilayah Denpasar dan sekitarnya,” kata Saharudin, Sekretaris Umum Pemakaman Muslim Wanasari. Dia mengatakan, umat yang datang tidak hanya didominasi dari Denpasar, namun berbagai wilayah di Kabupaten Badung dan Gianyar. Menurut Saharudin, ramainya peziarah yang datang

ke pemakaman dengan luas 35 are itu disebabkan karena mereka berdatangan dalam waktu yang bersamaan. Petugas yang diturunkan, tambah Saharudin, tidak hanya berasal dari pihaknya namun juga melibatkan para pecalang dari desa adat setempat. Ari Suryanto, salah seorang peziarah yang datang bersama keluarganya, mengatakan melakukan nyekar dan berdoa di makam merupakan kebiasaan atau tradisi saat merayakan hari Lebaran. “Setelah ini kami akan mengunjungi rekan dan kerabat untuk bersilaturahmi dengan mereka,” katanya usai melakukan nyekar di makam salah satu anggota keluarganya. Kondisi ramainya peziarah tidak hanya terlihat di Pe-

makaman Muslim Wanasari, tetapi juga tampak di beberapa kawasan lainnya, seperti Panjer dan Sesetan. Malang Sementara itu, di Makam Desa Karang Kunci, Malang, Jawa Timut, nyekar serupa juga dilakukan warga. Seorang ibu datang ke makam itu dari Jakarta untuk mengenang keluarganya yang sudah meninggal beberapa masa lalu. Makam di Kecamatan Singosari itu dikunjungi banyak peziarah yang secara umum datang sambil membawa bunga untuk ditabur di makam-makam keluarganya. Secara tradisi, warga Malang baru melakukan silaturahmi pada hari kedua Lebaran, sehingga kondisi kota itu masih lengang. (ant)

Angin Puting Beliung Landa Bandung Selatan Bandung (Bali Post) Angin puting beliung yang diiringi hujan es selama 30 menit melanda kawasan Bandung Selatan sekitar pukul 17.00 WIB, Rabu (31/8) kemarin. Angin yang menerbangkan seng atap rumah itu membikin panik warga setempat. “Angin berputar-putar kencang dan es bergemeretak menimpa genteng, kami tak berani berada di dalam rumah dan memilih berkumpul dengan tetangga di salah satu ru-

mah,” kata Nani, salah seorang warga. Kata dia, siangnya tidak ada tanda-tanda akan hujan, namun sore hari mendadak berawan dan diikuti angin kencang. ‘’Beberapa saat kemudian hujan deras disertai es sebesar kelereng,” kata Dasih (47), warga Desa Pakutandang Kecamatan Ciparay, Kabupaten Bandung. Mengantisipasi hal buruk, aliran listrik di kawasan itu dipadamkan untuk menghindari

hal-hal yang tidak diinginkan dan kembali menyala pukul 18.00 WIB setelah hujan dan angin reda. Hujan deras yang turun di kawasan Bandung Selatan itu merupakan yang pertama kali sejak sebulan terakhir. Sehingga masyarakat sempat kaget dengan hujan deras yang mendadak itu. “Mudah-mudahan saja kejadian ini tidak menimbulkan kerusakan,” kata Nani menambahkan. (ant)

Bali Post/kmb26

NGABEN MASSAL - Ribuan umat Hindu di Kecamatan Jembrana dan Mendoyo mengikuti prosesi nglarung ke segara di Pantai Yeh Kuning, Selasa (30/8) lalu. Prosesi ini dilakukan pada pagi hari setelah puncak acara pada Senin (29/8) lalu. 124 sawa/sekah mengikuti prosesi ngaben massal yang dipuput Ida Pedanda Istri Rai Penida dari Gria Penida, Batuagung.

gan diharapkan ikut berperan, karena masalah itu bukan hanya masalah pendidikan, namun juga masalah sosial dan ekonomi. Anggota DPRD Buleleng Dewa Putu Cakra mengatakan banyaknya siswa lulusan SD yang tak melanjutkan ke SMP perlu mendapat penanganan dari berbagai pihak. Misalnya aparat desa, pengusaha dan tokoh masyarakat. Selain itu, instansi di luar Dinas Pendidikan, seperti Dinas Sosial dan Dinas Pekerjaan Umum (PU), juga perlu mengambil peran. Sebab, masalah anak-anak putus sekolah atau anak-anak yang tak melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi bukan hanya urusan Dinas Pendidikan. Putu Catra yang berasal dari Desa Tembok mengatakan, di desanya sendiri di Desa Tembok terdapat 21 anak lulusan SD yang tidak melanjutkan ke SMP. Bahkan di satu sekolah, yakni SDN 3 Tembok, terdapat 17 anak tak melanjutkan ke SMP dari 27 anak yang lulus di sekolah itu tahun ini. Sebagian besar anak tidak melanjutkan itu berasal dari Dusun Sembung dan Dusun Dadap Tebel. Menurut Putu Catra, selain warga di dua dusun itu memang rata-rata merupakan warga miskin, jarak antara dusun itu dengan SMP juga lumayan jauh. Bahkan di

Dusun Sembung terdapat jalan yang putus, sehingga anak-anak yang mau ke sekolah harus menyeberang sungai. Kondisi jalan putus itu bukan lagi urusan Dinas Pendidikan, tapi sudah menjadi urusan dinas lain. ‘’Untuk jalan yang putus itu kami sudah akan memperbaiki dengan proyek PNPM,’’ katanya. Untuk keperluan seragam sekolah bagi siswa miskin, Putu Catra sendiri mengaku akan memberikan secara gratis kepada anak-anak tersebut. Untuk itu, ia juga berharap tokoh masyarakat di Desa Tembok sebaiknya ikut berperan untuk memajukan pendidikan di desa sendiri. Misalnya, warga Tembok yang sudah berhasil bekerja di Denpasar, Gianyar atau Badung, juga diharapkan ikut membantu desanya agar maju, terutama di bidang pendidikan. Sejauh ini, menurut Catra, peran serta warga Tembok yang merantau di luar desa memang sudah banyak. Di Denpasar dan sekitarnya, terdapat sekitar 300 warga yang menjadi sopir taksi. Selain itu juag terdapat warga Tembok yang menjadi bankir di Gianyar. ‘’Mereka biasanya selalu hirau terhadap desanya. Jika mendengar ada anak-anak yang memerlukan bantuan, mereka pasti akan membantu,’’ ujarnya. (kmb15)

Mendiknas: Terjadi Gejala Kegersangan Sosial Jakarta (Bali Post) Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) Mohammad Nuh mengungkapkan bahwa saat ini ada gejala terjadinya kegersangan sosial karena ketidakseimbangan antara pengembangan kecerdasan akal dengan kecerdasan hati. “Kalau kita cermati, betapa banyak ungkapan-ungkapan yang kasar dalam ranah publik kita yang tidak jarang disampaikan oleh orang yang terhormat dalam status sosialnya. Ini salah satu tanda terjadinya kegersangan sosial,” kata M Nuh ketika menjadi khotib salat Idul Fitri 1432 Hijriah di Masjid Sunda Kelapa, Jakarta, Rabu (31/8) kemarin. Menurutnya, ranah hati harus mendapat perhatian khusus agar terjadi keseimbangan antara pengembangan kecerdasan akal dan kecerdasan hati. “Kalau tidak akan menghasilkan kegersangan sosial seperti berkurangnya kesantunan, keharmonisan (kehangatan interaksi sosial), sensitivitas sosial, dan berkembangnya aksi kekerasan (termasuk kekerasan dalam berungkap),” katanya. Ia menyebutkan, pendidi-

kan memiliki peran sentral dalam membangun manusia dan membangun tatanan bermasyarakat. “Pendidikan yang menyentuh seluruh ranah potensi manusia, terutama untuk saat ini, ranah hati harus mendapatkan perhatian khusus,” tegasnya. Menurutnya, di antara sekian banyak ranah pedagogik yang harus diberikan perhatian khusus adalah ranah hati karena dari hatilah pada akhirnya apa yang dilakukan akan memiliki nilai khusus di hadapan Tuhan. “Hati berada pada posisi yang menentukan, jika ia baik maka seluruhnya akan baik, tetapi jika sebaliknya maka rusaklah seluruh amal,” katanya. Bahkan yang menghantarkan seseorang masuk surga atau neraka, lanjutnya, bukan karena sehat atau sakitnya organ-organ fisik, melainkan sehat atau sakitnya hati. “Di sinilah letak tentang pentingnya pencerdasan hati sebagai bagian utuh dari proses pendidikan,” katanya. Menurutnya, ibadah Ramadan mulai dari puasa hingga ibadah ikutannya pada dasarnya lebih menekankan pada pencerdasan hati. (ant)

Tabanan (Bali Post) Mahasiswa baru IKIP Saraswati Tabanan menggelar kerja sosial di Desa Jegu, Penebel, Tabanan selama tiga hari, 27-29 Agustus 2011. Kegiatan ini diikuti sebanyak 185 mahasiswa dari lima program studi, didampingi senat mahasiswa dan 38 dosen pembimbing. Selama kerja sosial, seluruh mahasiswa turun langsung berbaur bersama warga setempat dengan berbagai kegiatan. Di antaranya, penghijauan, pelayanan pengobatan gratis, pengecatan tapal batas desa, papan nama kantor dan sekolah, malam kesenian serta olahraga dengan para pemuda setempat. Rektor IKIP Saraswati Tabanan Dr. Drs. Dewa Nyoman Oka, M.Pd. mengatakan, kegiatan tersebut merupakan perwujudan Tri Dharma Perguruan Tinggi, khususnya dharma ketiga, yaitu pengabdian kepada masyarakat. Melalui kegiatan tersebut, mahasiswa dapat berinteraksi dengan masyarakat, sehingga mampu menambah cakrawala berpikir mahasiswa. ‘’Hal itu perlu diperkenalkan lebih dini kepada mahasiswa baru, sehingga mereka lebih siap dalam mengikuti perkuliahan di kampus,’’ katanya. Camat Penebel Putu Manik Mahendra, M.AP. didampingi Kades Jegu I Wayan Eka Putrawan menyambut baik kerja sosial tersebut. Menurutnya, kegiatan tersebut sangat membantu dalam rangka menyongsong lomba desa tahun depan di tingkat kabupaten. Kebetulan, Desa Jegu mewakili Kecamatan Penebel. ‘’Kegiatan mahasiswa dan dosen IKIP Saraswati Tabanan ini dapat mendorong partisipasi masyarakat dalam mewujudkan pembangunan di desa,’’ kata Camat Penebel.

Kerja sosial dipusatkan di Dusun Ngis, Desa Jegu. Namun, kegiatan penghijauan dilakukan di Bendungan Telaga Tunjung, Desa Timpag di sebelah selatan Desa Jegu. Bibit penghijauan yang ditanam meliputi durian, mangga, albasia, palem merah dan tanaman hias lainnya. Ada juga kegiatan pengecatan papan nama di SDN 3 Jegu, kantor desa setempat dan pengecatan tapal batas desa sebelah utara Desa Jegu. Kerja sosial juga diisi dengan pelayanan pengobatan gratis bekerja sama dengan petugas kesehatan di desa yang digelar di wantilan Dusun Ngis. Menurut Ketua Panitia Kerja Sosial IKIP Saraswati Tabanan Drs. Ida Bagus Anom Sutanaya, M.Pd., kegiatan tersebut merupakan rangkaian masa orientasi dan pengenalan kampus (ospek) bagi mahasiswa baru tahun akademik 2011-2012. Sebelumnya, selama tiga hari, 23-25 Agustus, seluruh mahasiswa mengikuti ospek di kampus. Kegiatannya mengikuti ceramah dari sejumlah narasumber. Materi ceramahnya meliputi Pengembangan Kepribadian diberikan oleh Koordinator Kopertis Wilayah VIII Denpasar Prof. Dr. Ir. Nyoman Sucipta, M.P., Pendidikan Karakter dan Pilar-pilar Kebangsaan oleh Dr. Drs. Dewa Nyoman Oka, M.Pd., Sistem Pendidikan di Perguruan Tinggi oleh Drs. Made Kerta Adhi, M.Pd., Manajemen Keuangan di IKIP Saraswati Tabanan oleh Drs. I Wayan Suadiarta, M.P. dan Kegiatan Kemahasiswaan oleh Drs. Ida Bagus Anom Sutanaya, M.Pd. Selain itu, materi pengenalan fakultas dan program studi diberikan oleh masing-masing dekan dan ketua jurusan di lingkungan IKIP Saraswati Tabanan. (udi)

Bali Post/udi

KERJA SOSIAL - Mahasiswa IKIP Saraswati Tabanan melakukan pengecatan lambang burung Garuda Pancasila dan papan nama di Desa Jegu, Penebel, Tabanan serangkaian kerja sosial.

Saat Lebaran

LP Cipinang Beri Remisi 718 Narapidana Jakarta (Bali Post) Lembaga Pemasyarakatan (LP) Cipinang memberikan remisi kepada 718 narapidana dan tahanan pada hari Idul Fitri 1632 H. Berdasarkan data yang didapat dari pihak LP, 718 orang tersebut terbagi atas dua kategori yaitu remisi khusus I (RK I), pemotongan masa tahanan, tetapi belum bebas dan remisi khusus II (RK II) atau pemotongan masa tahanan yang bisa langsung bebas pada hari besar umat Islam tersebut. Sebanyak 689 tahanan mendapatkan RK I, dan 29 tahanan yang bebas setelah mendapatkan RK II. Menurut salah satu tahanan yang baru saja resmi keluar setelah terlibat kasus narkotika jenis ganja, Humaidi (33), remisi tersebut merupakan berkah di hari Lebaran. Ia juga mengaku tidak akan mengulangi perbuatan yang telah menjerumuskannya ke dalam LP. Humaidi mengaku telah menjalankan hukuman di LP Cipinang selama satu tahun 11 bulan, dan bebas pada hari Rabu (31/8) kemarin, dan mendapatkan remisi dua bu-

lan setelah sebelumnya ia juga mendapatkan remisi 15 hari pada tanggal 17 Agustus lalu. “Dapat remisi untuk kelakuan baik susah-susah gampang, tetapi alhamdulillah bisa keluar hari ini,” ungkap Humaidi ketika ditemui hendak pulang ke rumahnya di Pangkalan Jati dari LP Cipinang, Jakarta, Rabu kemarin. Humaidi yang berprofesi sebagai tukang ojek sebelum menjadi tahanan LP Cipinang mengaku akan kembali mengojek dan menghindari narkotika yang pernah menjerumuskannya ke dalam “hotel prodeo”. Ketika ditanya apakah ia masih mengonsumsi narkotika semasa ditahan, ia mengaku sudah tidak mau menyentuhnya lagi, meskipun banyak tahanan dan narapidana lainnya yang masih bisa mengonsumsi barang terlarang tersebut. Jumlah penghuni LP Cipinang hingga saat ini tercatat sebanyak 1.887 tahanan yang terdiri atas 1.875 warga negara Indonesia dan 29 tahanan berkewarganegaraan asing (WNA). (ant)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.