Bali Post - Minggu, 11 Januari 2009

Page 6

DIMENSI

6 RAMALAN

BINTANG

Kini Bintang Penolong bersinar terang. Jadi, kalau ada masalah atau kegagalan, jangan putus asa. Seseorang akan datang menolong Anda, harap diterima dengan senang hati. Yang penting masih selamat dan bisa jalan, nanti kalau sudah sukses dikembalikan. Keluarga juga harus diberi kebebasan dalam berkarya. Asmara: Semua bakal pulih seperti sedia kala. Oleh sebab itu mintalah maaf dan maafkan dia.

Hemat pangkal kaya. Kalau minggu lalu Anda bisa berhemat, minggu ini bisa panenan. Oleh sebab itu rajinlah, tekun, dan bisa meluaskan hubungan ke lain daerah. Banyak menggali lobang dan menanam, hasilnya juga tambah banyak, jangan bimbang ragu. Keluarga juga bisa membantu untuk mencari tambahan hasil. Asmara: Berjalan lancar, tambah kangen karena banyak yang berkesan di hati.

Musuh mulai pergi sendiri. Seumpama pohon, mulai bersemi kembali. Anda sudah punya harapan bisa hidup. Usaha yang seret bisa dihidupkan dan diperjuangkan kembali. Yang sudah, biarlah berlalu. Saat ini Anda harus rajin dan semangat. Keluarga juga mulai tenang, kebutuhan setiap harinya terpenuhi. Asmara: Tidak perlu berdebat dan mengungkit-ungkit masa lalu, percuma saja.

Buah tanaman Anda masih belum masak tapi sudah kelihatan besar-besar. Memerlukan perawatan dan perhatian yang sungguh-sungguh, tidak meremehkan dan tidak sembrono. Rencana-rencana harus tetap berjalan, rintangan harus disingkirkan. Keluarga masih mendukung, kesulitan-kesulitan bisa diatasi sendiri, pusatkan konsentrasi pada objek Anda. Asmara: Mendapat sambutan baik, Anda harus konsekwen, tidak untuk dipermainkan.

Tanaman Anda sedang layu dan terserang bibit penyakit. Oleh sebab itu perlu perhatian khusus. Pikiran tidak boleh kalut, pekerjaan yang menumpuk diselesaikan dulu, jangan ambil tugas baru. Aturlah waktu dan keuangan supaya tidak kebingungan. Keluarga juga banyak masalah, harus sabar. Asmara: Sesal kemudian tiada guna. Segeralah mencari obatnya dan menghibur diri.

Belum lancar dan stabil, situasinya masih banyak kebutuhan mendadak. Percuma menabung, cepat diwujudkan jadi benda agar tidak terjadi pemborosan. Jadi, Anda bekerja harus ada buktinya dan wujudnya. Hemat, disiplin, dan tegaslah. Keluarga juga jangan royal, yang tidak penting disisihkan dulu. Asmara: Silakan bersenang-senang tapi harus disesuaikan dengan kondisi sebenarnya.

Banyak orang irihati melihat keberhasilan Anda, tentunya ada yang ingin menjegal atau munculkan fitnah. Anda jangan gentar dan jangan mudah terpancing emosi. Juga jangan mudah percaya begitu saja, harus diselidiki kebenarannya. Keharmonisan keluarga juga bisa digoncang, oleh sebab itu binalah saling percaya. Asmara: Dalam hubungan cinta kasih, tidak berjalan mulus, harap sabar.

Minggu ini masih kelanjutan yang lalu, mana yang belum selesai segera diselesaikan. Tanaman Anda, jerih payah Anda tidak sia-sia, buahnya lebat dan jangan lupa untuk bagibagi dengan tetangga supaya tidak dikatakan sombong atau kikir. Keluarga pun mesti tetap sederhana, jangan arogan. Asmara: Mulailah mendekati orangtua untuk membicarakan pernikahan atau pertunangan.

Minggu Wage, 11 Januari 2009

Memelihara Tradisi Beragama Sreyo hi jnyanam abhyasaj. Jnyanad dhyanam visisyate, Dhyanat karmaphala tyagas, Tyagac shantir anantaram. (Bhagawadgita, XII, 12). Maksudnya: Sesungguhnya kebiasaan itu hendaknya diperkuat dengan ilmu pengetahuan (jnyana), ilmu pengetahuan diperkuat dengan konsentrasi pemujaan (dhyana), konsentrasi pemujaan diperkuat oleh keikhlasan pada karmaphala (tyaga). Puncaknya kedamaian yang kekal akan dicapai (santi anantaram). DALAM pustaka Sarasamuscaya 260 dinyatakan bahwa ajaran suci Weda sabda Tuhan itu harus ditradisikan dengan istilah “Veda Abhyasa”. Isi Weda adalah kebenaran yang kekal abadi atau disebut Sanatana Dharma. Tetapi penerapannya oleh umat dengan konsep Nutana. Artinya, ada proses peremajaan terus-menerus mengikuti perkembangan zaman. Yang utama adalah agar kebenaran Weda yang kekal abadi itu terus-menerus dapat diterapkan. Dengan demikian tidak ada zaman yang tidak berpegang dengan kebenaran Weda tersebut. Yang penting kebiasaan tersebut tidak berubah hanya sekadar berubah sematamata untuk mengikuti zaman. Perubahan kebiasan itu seyogyanya melalui proses analisa berdasarkan ilmu pengetahuan (jnyana). Penerapan jnyana itu hendaknya sinergis (dhyana). Umat Hindu di Bali diingatkan, untuk mensinergikan jnyana itu diingatkan setiap perayaan Galungan dalam rangka menegakan dharma. Mensinergikan berbagai ilmu pengetahuan jnyana untuk memenangkan dharma saat Galungan dinyatakan dalam Lontar Sunarigama. Bhudha Kliwon Dungulan ngaran Galungan patitisikang jnyana sandi galang apadang. Dalam teks tersebut ada dinyatakan “patitis ikang jnyana sandi” yang artinya mengarankan dan mensinergikan ilmu pengetahuan untuk mewujudkan hidup yang cerah atau disebut galang apadang. Hidup yang galang apadang itulah hidup yang dapat memenangkan dharma. Mensinergikan ilmu pengetahuan itu hendaknya fokus untuk mengatasi berbagai persoalan hidup. Namun dalam memfokuskan penerapan sinergi ilmu pengetahuan tersebut tetap sebagai wujud bhakti papda Tuhan. Hal itulah yang disebut dhyana. Betapapun fokusnya penerapan ilmu pengetahuan tersebut, karena dilakukan oleh manusia, tentunya ada saja lebih dan kurangnya atau baik dan buruknya. Karena itu, harus ada keiklasan (tyaga) menerima apapun hasil kerja tersebut.

Oleh I Ketut Wiana Yang utama adalah upaya yang dilakukan dalam mensinergikan ilmu pengetahuan untuk memelihara tradisi itu sudah dilakukan sungguhsungguh sesuai dengan norma yang wajib diikuti. Abhyasa yang dipelihara dengan jnyana sudah dilakukan dengan cara dhyana atau fokus serta diikuti dengan sikap ikhlas menerima apapun hasilnya (tyaga) akan dapat mewujudkan hidup yang aman dan damai yang disebut Santi Anantaram. Konsep memelihara tradisi tersebut dapat kita jadikan rujukan dalam memelihara adat istiadat umat Hindu di Bali. Setiap tradisi wajib kita analisa dengan cermat berdasarkan kajian ilmu pengetahuan. Umumnya, tradisi umat Hindu di Bali mengandung nilai-nilai universal dalam kemasan budaya lokal Bali. Oleh karena itulah tradisi budaya tersebut wajib dikaji terlebih dahulu agar jangan ada paradigma sekadar memperhatikan atau sekadar mengubah. Dengan kajian ilmu penge-

tahuan yang sinergis itu, setiap tradisi akan menjadi jelas bagaimana caranya memelihara. Yang jelas, kajian tersebut dalam rangka memelihara agar adat istiadat umat Hindu di Bali itu tetap berfungsi sebagai media mengamalkan kebenaran Weda. Kalau ia dipertahankan, itu karena adat kebiasaan tersebut masih relevan dengan perkembangan zaman sebagai media mengamalkan dharma intisari Weda. Kalaupun ia diubah, harus jelas perubahan tersebut, harus mengarah lebih memperkuat fungsi adat istiadat tersebut sebagai wadah pengamalan dharma. Nampaknya di Bali masih banyak ada adat istiadat atau kebiasaan sebagai wadah pengamalan ajaran agama Hindu yang dipertahankan atau diubah tanpa melalui kajian ilmu pengetahuan. Banyak adat istiadat umat Hindu yang dipertahankan atau diubah hanya berdasarkan hasil musyawarah “suryak siu” — hanya berdasarkan suara terbanyak tanpa didasarkan pada konsep-konsep yang jelas berdasarkan sastra agama Hindu. Tata cara memelihara adat istiadat beragama Hindu yang demikian itu justru akan dapat membahayakan adat-istiadat tersebut. Pada zaman ekonomi agraris dianut oleh umat Hindu di Bali, umumnya adat istiadat beragama Hindu pun disesuaikan dengan kehidupan agraris. Dengan demikian, adat istiadat beragama pun seharusnya diarahkan pada pola hidup industri. Dengan demikian kegiatan beragama Hindu tidak akan menjadi beban hidup yang memberatkan umat.

MIMBAR AGAMA

Dunia Perlukan Orang yang Berintegritas SUATU kali seorang warga jemaat kami yang datang konseling mengemukakan sejumlah keluhan. “Saya kecewa, sebab katanya begini, namun faktanya begitu”, “Perkataannya bagus, tetapi mana perbuatannya?”, sampai “Saya betul-betul kecewa dengan dia!” Dia itu bisa suami atau istri, karyawan, majikan, teman sekerja, dan lainnya. Persoalan apa ini? Integritas (Latin: integer = utuh, tidak terpecah, tidak bisa disuap). Orang yang berintegritas adalah orang yang tidak terpecah oleh konflik batin. Pendidikan integritas terhisap dalam pendidikan kepribadian dalam cakupan Pendidikan Agama Kristen. Integritas bisa kita pelajari dan tumbuhkan dalam diri kita tetapi untuk itu diperlukan waktu bertahun-tahun melalui pergumulan. Apakah unsur-unsur yang membuat kepribadian berintegritas? Contoh berikut barangkali dapat menolong kita. Seorang montir memeriksa mobil. Keesokan harinya ia melapor kepada pemilik, “Tidak ada kerusakan yang perlu diganti”. Di rumah ia menceritakan hal itu kepada istrinya. Istrinya membentak, “Kamu bodoh! Sok jujur, masuk kubur! Padahal kita butuh uang untuk kontrak rumah!” Unsur apakah yang nampak di sini? Kejujuran? Bukan! Integritas jauh lebih luas dari kejujuran. Integritas, demikian diungkapkan salah satu definisi, adalah seperti apa kita saat tidak ada orang lain di sekitar kita. Atau kata salah satu definisi lainnya, integritas adalah satunya kata dan perbuatan kita. Misalnya, saat diwawancara media massa dengan lantang kita mengatakan korupsi adalah perbuatan tercela yang merugikan negara dan rakyat banyak dan karenanya para koruptor harus mendapatkan hukuman yang seberat-beratnya. Namun setelah media massa berlalu dari hadapan kita, tanpa sungkan kita menggelambungkan dana sekian persen daripada yang seharusnya. Atau sebagai contoh lain.

Redaktur Khusus

KRISTEN PROTESTAN PDT. I P WIDIARSANA, STh. Dalam rapat-rapat kita selalu tampil bijak dan berwibawa. Dengan gaya bicara terhormat dan terpelajar kita telah memukau banyak orang. Tapi, sebagaimana kemudian terungkap, di balik semua kesempurnaan tersebut, di belakang semua orang yang mengagumi dan menghargai kita, ternyata kita melakukan pelecehen seksual pada salah seorang bawahan kita. Unsur pertama yang membuat kepribadian berintegritas adalah mempunyai hati nurani yang membisiki mana yang baik dan mana yang jahat. Unsur kedua adalah mau mentaati bisikan hati nuraninya. Unsur ketiga adalah berani berkeyakinan, walaupun semua orang menganggap dia bodoh. Unsur keempat adalah konsep diri dengan kebanggaan profesional. Ia berpendapat bahwa pekerjaan montir adalah jabatan terhormat dan ia menjaga kehormatannya. Kasus montir itu sepele. Kepribadian berintegritas memang dimulai dari perkara yang kecil. Apa yang dilakukan itu pula yang diyakini dan apa yang diyakini itu pula yang diperbuat. Orang berintegritas seperti itulah yang kita butuhkan, apalagi sebagai sahabat. Ucapannya bisa dipercaya. Perbuatannya bisa diandalkan. Ia tidak mengobral janji. Perkataannya dan perbuatannya sama. Dunia membutuhkan manusia berintegritas. Dunia membutuhkan orang-orang yang tidak bisa di-

BCA Cabang Renon, 2nd Floor Jl. M. Yamin No. 11A, Denpasar 80226 Phone : 0361 - 3130200, Fax. : 0361-261788

C.312864-rpa

beli, yang perkataan-perkataannya bisa diandalkan. Dunia membutuhkan orangorang yang menghargai karakter daripada kekayaan, yang mempunyai pendapat sendiri dan berkemauan keras. Dunia membutuhkan orang-orang yang lebih besar dari jabatannya, yang tidak gentar untuk mengambil risiko, yang tidak kehilangan individualitasnya dalam kumpulan massa, yang jujur terhadap soal-soal yang kecil maupun yang besar. Dunia membutuhkan orang-orang yang tidak mengadakan kompromi dengan yang jahat, yang tidak hanya memikirkan kepentingannya sendiri, yang tidak mengatakan bahwa mereka melakukan sesuatu karena “tiap orang melakukannya”. Dunia membutuhkan orangorang yang setia kepada kawan-kawannya dalam keadaan susah dan senang, yang tidak percaya bahwa kelicikan, keras kepala dan tipu muslihat adalah caracara untuk mencapai sukses. Dunia membutuhkan orang-orang yang tidak malu atau takut untuk berpegang pada kebenaran meskipun tidak populer, dan yang dapat berkata “tidak” dengan tegas, meskipun seluruh dunia berkata “ya”. Itulah yang diperbuat Allah pada Natal yang baru saja kita rayakan. PerkataanNya menjadi perbuatanNya. Yohanes bersaksi, “Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita dan kita telah melihat kemuliaanNya. (Yohanes 1:1, 14). Maksudnya, perkataan telah menjadi kenyataan. Kata telah menjadi fakta. Kata dan tindakan menyatu. Dalam Kristus terjadilah integritas. Kata perlu menjadi fakta. Juga sebaliknya! Fakta juga perlu menjadi kata. Fakta perlu dibahasakan. Yang perlu bukan hanya Firman menjadi daging, melainkan juga daging menjadi Firman. Menyadari bahwa umatNya hidup dalam dunia yang akrab dengan menjadi pribadi bermuka dua, Tuhan menegaskan tentang pentingnya mempertahankan gaya hidup berintegritas dengan mengatakan, “Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaruan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah, apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna”. (Roma 12:2).

C.311133-krs

Gara-gara terforsir atau suka memaksakan diri, kini Anda mengalami kesulitan dan penderitaan. Waktunya istirahat, introspeksi diri dan banyak sembahyang. Usahakan tetap bertahan dengan apa yang masih ada, jangan melaksanakan halhal baru. Keluarga pun harus bisa memaklumi adanya. Rezeki seret, nasib sial. Asmara: Tidak ada hujan tak ada angin, tiba-tiba kekasih Anda tercinta memutuskan berpisah.

Tetap rajin, tekun dan masih sembahyang. Minggu ini ada kabar gembira yang bisa membangkitkan semangat baru. Jangan gengsi dan malu untuk menerima uluran tangan dari pihak lain. Situasinya menguntungkan, tetapi harus melalui perantara. Keluarga pun jangan disalahkan, semua itu sudah jalannya kehidupan. Asmara: Saatnya tolong menolong dan kebetulan Anda yang harus ditolong. Perekonomian masih gonjang ganjing, jangan sembrono atau terlalu gembira. Apalagi jika ada yang memuji, Anda jangan lupa diri. Kembalilah pada tujuan semula, jangan mementingkan orang lain yang bisa menghambat lancarnya rencana. Keluarga juga harus dibatasi dan ditindak dengan tegas tapi bijaksana. Asmara: Masih dalam taraf cinta monyet. Bagi yang sudah bercinta lama, hematlah, jangan boros. Kecerobohan Anda dimanfaatkan orang lain. Dan kini siapa yang mau tahu tentang kesusahan dan kebutuhan Anda? Mereka yang Anda beri, Anda manjakan, pada lari menjauhi. Malah ada yang berkhianat, menjengkelkan Anda. Keluarga harus diselamatkan dan didahulukan. Asmara: Mulai muncul masalah-masalah baru. Itu semua gara-gara orang ketiga. Harap waspada.

Diasuh Oleh

Putri Wong Kam Fu Berlaku: 11 s.d. 17 Januari 2009

U.313968-adv

C.298928-mtr-2


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.