Solopos edisi 21042011

Page 4

SOLOPOS

GAGASAN

4

Kamis Wage, 21 April 2011

Tajuk

Sudahlah George, sudahlah Arifin Kendati telah begitu lama paceklik prestasi, kisah tentang Persatuan Sepak bola Seluruh Indonesia (PSSI) tetap menarik disimak. Justru paceklik prestasi itulah yang menjadikan kisah PSSI menjadi lengkap dengan bumbu humor yang menggelikan di tengah bagian-bagian panasnya tentang aneka intrik dan konflik. Maka, jangan heran banyak media massa menempatkan kisah PSSI di bagian utama, bukan di bagian olahraga. Sejatinya, kisah soal PSSI memang bukan berita olahraga. Coba saja simak soal betapa partai-partai politik ngotot mempertahankan atau menempatkan kandidat pengurus baru. Bahkan, sebagaimana diungkapkan anggota Komite Normalisasi (KN) PSSI asal Solo, FX Hadi Rudyatmo, personel militer pun turut menekan penanda tangan surat keputusan yang melenceng dari hasil kongres yang digelar mendadak, Kamis (14/4) lalu. Tentu saja, pengakuan Rudy itu langsung menarik perhatian publik tentang keterlibatan Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal (TNI) George Toisutta dalam bursa pencalonan ketua umum PSSI. Padahal jika dinalar jernih, rasanya tak ada kaitan antara bursa itu dengan pertahanan negara. Bahkan belakangan, di bursa rumor wartawan olahraga, muncul informasi George masuk bursa hanya demi melaksanakan perintah. Maka, sungguh beruntung Indonesia yang prestasi sepak bolanya tak kunjung maju ini. Badan Sepak Bola Dunia (Fédération Internationale de Football Association/FIFA) memberikan putusan tepat kala membentuk KN sebagai langkah penyelamatan persepakbolaan negeri ini. Bahkan kala berbagai kekuatan menarik-narik KN ke kepentingan tertentu, FIFA kukuh pada sikap semula. Seperti diberitakan SOLOPOS(19/4), Presiden FIFA, Joseph Sepp Blatter, di markas FIFA di Zurich menegaskan kepada Ketua KN,Agum Gumelar, agar menjalankan instruksi sesuai dengan surat yang telah dikirimkan FIFA, Senin (4/4) silam. Berdasarkan putusan FIFA itu, Nurdin Halid, Nirwan Dermawan Bakrie, George Toisutta dan Arifin Panigoro tidak bisa dicalonkan lagi pada kongres 20 Mei mendatang. Itu tentu saja mengandaskan upaya sejumlah pihak yang berupaya memuluskan jalan bagi George Toisutta dan Arifin Panigoro menguasai organisasi persepakbolaan nasional RI. Langkah mereka memang sempat memojokkan kubu yang setia memegang teguh putusan FIFAseperti Agum Gumelar dan Hadi Rudyatmo sehingga Kongres PSSI dadakan digelar di Hotel Sultan, Jakarta, Kamis lalu. Maka, sudahlah, hentikan langkah-langkah yang menarik-narik PSSI dalam kepentingan lain di luar persepakbolaan. Mungkin keteguhan FIFA itu mampu menyingkirkan berbagai kepentingan nonpersepakbolaan dalam kepengurusan PSSI mendatang. Selanjutnya, kita mungkin bisa berharap rasa bangga dari persepakbolaan kita karena bisa mengguratkan prestasi internasional yang lebih baik. q

Nuwun Sewu l

Arifinto, anggota DPR yang ketahuan menonton video porno saat sidang paripurna ternyata belum mundur.

— Maksudnya, masih ingin menonton lagi? l

Puluhan wartawan dari berbagai media cetak dan elektronik di Klaten demo menolak wartawan bodreks.

— Sekali-kali memberitakan diri sendiri. n

Kang Mase

Pos Pembaca Setiap naskah Pos Pembaca yang dikirim harus disertai fotokopi kartu identitas yang masih berlaku.

Peringatan Wafat Isa Al Masih

Salib dan politik bela rasa

P

eristiwa salib Yesus Kristus tak bisa dipisahkan dengan politik bela rasa. Yesus Kristus hidup bersama masyarakat yang tertindas oleh kekuatan politik kolonial Romawi dan kekuasaan agama Yahudi yang penuh intrik berujung mengorbankan rakyat. Namun, bagi Yesus, politik bukan untuk meraih kekuasaan, apalagi menyalahgunakannya untuk kepentingan pribadi dan kelompoknya tetapi politik bela rasa. Hati-Nya selalu tergerak oleh belas kasih melihat rakyat yang tertindas, menderita dan dibelenggu oleh kolonial, adat dan hukum agama. Ia tidak bisa tinggal diam menyaksikan penderitaan masyarakat papa miskin akibat ulah para pejabat agama dan penguasa politik. Walau harus berujung pada penolakan, pengkhianatan dan penyaliban, Ia tidak mundur selangkah pun berjuang atas nama komitmen bela rasa. Ia mati demi membela rakyat tanpa bermaksud mengambil keuntungan pribadi dalam perjuangannya. Bela rasa

Bela rasa dalam bahasa Inggris disebut compassion. Dalam kata ini termuat unsur menderita demi dan kerahiman. Ada dua macam compassion yakni yang bersifat aktif dan yang bersifat pasif. Secara aktif, compassion berarti mengupayakan segala sesuatu dan apa pun yang bisa dibuat untuk mengurangi beban penderitaan sesama kita dengan memberikan bantuan yang efektif dan kompeten. Secara konkret, dalam arti

Tunggu pengembalian BPIH Istri saya, Muftiati BA bin Abdullah Hisyam meninggal beberapa waktu lalu. Karena almarhumah telah menyetor biaya pelaksanaan ibadah haji (BPIH) maka saya berharap dana itu segera dikembalikan. Kantor Kementerian Agama Solo melalui surat tertanggal 21 Desember 2010 telah memohon kepada Kepala Kanwil Kementerian Agama Jateng agar BPIH atas nama almarhumah dikembalikan. Namun, sampai sekarang, belum ada kejelasan kapan pengembalian dana itu. Mohon kepastiannya. Atas perhatiannya, kami ucapkan terima kasih. q M Suhardjono, Premulung, Sondakan, Laweyan, Solo

Kamus Espos Rekonsiliasi: 1 perbuatan memulihkan hubungan persahabatan pada keadaan semula; perbuatan menyelesaikan perbedaan; 2 penetapan pos-pos yang diperlukan untuk mencocokkan saldo masing-masing dari dua akun atau lebih yang mempunyai hubungan satu dengan lain; 3 ikhtisar yang memuat rincian perbedaan antara dua akun atau lebih. Contoh: Syamsulhadi: Rekonsiliasi penting (SOLOPOS, 20 April 2011, Hal 6). Sumber: KBBI Daring. q

ini, seseorang tergerak hatinya oleh belas kasihan, lalu rela ikhlas memberi makanan, minuman, pakaian, obat-obatan dan segala sesuatu yang diperlukan untuk meringankan penderitaan orang lain. Selanjutnya, ada compassion yang sifatnya tidak aktif atau pasif, yakni memberikan pertolongan terhadap penderitaan sesama yang tak bisa dihilangkan oleh halhal yang kita berikan, apalagi yang bersifat fisik material. Bela rasa dalam arti ini bisa kita wujudkan manakala kita bersatu hati dengan seorang kawan yang baru saja kehilangan anggota keluarganya, entah karena meninggal dunia atau hilang. Apapun bantuan material kita tidak akan secara langsung meringankan beban penderitaannya. Namun, kehadiran kita secara tidak langsung meringankan beban derita itu. Dalam arti ini, kita semua—apa pun iman dan agama kita—dipanggil untuk menghayati compassion ini: hadir pada orang lain yang sedang menderita dan tinggal dalam relasi hati ke hati, bahkan kendati dipisahkan oleh ruang dan waktu, jarak dan tempat. Dari hati kita yang terdalam, begitu mendengar gempa dan tsunami menimpa Jepang, kita berdoa dan berkata: Aku bersamamu. Aku memahami. Aku ikut menderita. Aku mencintaimu dengan kasih Allah sendiri. Kita melakukannya, bukan dengan katakata cemas yang mau menghilangkan penderitaan yang nyata dan tak terhilangkan. Terhadap para korban ledakan bom bunuh diri di masjid Mapolresta Cirebon, meski aku tak ha-

Ist

Aloys Budi Purnomo Rohaniwan, Ketua Komisi Hubungan Antaragama dan Kepercayaan Keuskupan Agung Semarang

dir di situ, aku menyerukan bahwa aku bersama para korban! Aku berdoa, bukan dengan meminta mukjizat terus agar terorisme ini berhenti—sebab rasanya mustahil mengharapkannya. Aku turut hadir secara tak berdaya bersama korban, bersama para petugas yang tak kenal lelah mencoba memberantas terorisme. Inilah bela rasa dalam arti pasif: hadir dengan hanya memahami penderitaan. Itulah yang memberi hiburan yang mendalam. Politik bela rasa Yesus Kristus tak hanya berhenti pada bela rasa pasif, melainkan aktif, hingga Ia sendiri harus menanggung segala akibat dari pilihan-Nya, yakni menanggung sengsara dan wafat di kayu salib! Kematian di kayu salib menjadi puncak bela rasa yang tiada tara bagi umat manusia sepanjang masa. Damai sejahtera Permenungan akan salib Yesus Kristus kian penting di tengah masyarakat dunia yang dewasa ini mendambakan damai sejah-

tera. Bersama para tokoh lintas agama yang menyerukan antipembohongan publik kita berdoa: Lindungilah perjalanan kami dari politik pencitraan ke politik bela rasa, dari ”penampilan baik” kepada kebenaran, dari kekuasaan kepada kelemahan. Juga dari keserakahan kepada kemurnian, dari pemberontakan kepada kerelaan mengabdi, dari kebohongan kepada kejujuran, dari ketakutan kepada kepercayaan. Paus Benediktus VI menegaskan bahwa di tengah arus damba akan damai sejahtera, kita sedang menghadapi tiga ancaman besar terhadap perdamaian saat ini, yakni terorisme, nihilisme dan fundamentalisme. Kebenaran damai ditolak oleh terorisme yang

risme merupakan buah dari nihilisme yang tragis dan ngeri. Nihilisme adalah visi bahwa tidak ada apa pun dalam kenyataan yang berharga dan berarti, termasuk manusia. Mendiang Yohanes Paulus II menulis, “Yang membunuh dengan tindakan teror adalah orang yang putus asa terhadap manusia, hidup, masa depan. Segalagalanya pantas dibenci dan dihancurkan.” Terorisme, nihilisme dan fundamentalisme melawan kebenaran. Nihilisme menolak bahwa ada kebenaran sedangkan terorisme dan fundamentalisme mau memaksakan pandangannya akan kebenaran pada orang lain. Dalam arus situasi sosial-keagamaan seperti ini, mengedepankan politik bela rasa bukan lagi alternatif, melainkan sebuah keharusan. Para wakil rakyat menghayati politik bela rasa bila mereka menghentikan Bersama para rencana membangun gedung tokoh lintas agama DPR yang harganya sangat mayang menyerukan hal, sementara masih banyak antipembohongan rakyat tak punya tempat tingpublik kita berdoa: gal! Para penegak keadilan mengLindungilah perjalanan hukum para koruptor yang telah menilap uang negara dan pakami dari politik ra mafia pajak yang menilap pencitraan ke politik uang rakyat dihukum seberatbela rasa, dari beratnya, itulah politik bela ra”penampilan baik” sa yang konkret aktual saat ini. Beranikah para elite politik kepada kebenaran, dari kekuasaan kepada dan penguasa kita, mengambil pilihan mengedepankan politik kelemahan. bela rasa, apa pun risiko yang harus ditanggungnya? Saat itu dilakukan, rakyat dibela dan Almenciptakan keadaan takut yang lah pun dipermuliakan! Selamat tidak aman di mana-mana. Tero- Paskah! q

Kapan jalan depan Klewer bebas macet? & Paijo (Solo, HP 081904574XXX) Truk-truk dan bus yang melewati Jalan Gajah Mada jangan ngebut, karena bisa membahayakan pengguna jalan lain dan penyeberang jalan. & Renny (Solo, HP085725663XXX) Semakin banyak masalah di Indonesia yang tidak ditangani secara proporsional ataupun profesional. Norman dipuja bagai dewa, tapi masalah Century dan mafia pajak dilupakan. Itulah Indonesia. & Ilham (Jebres, HP087836282XXX) Kepada kepolisian Solo, dengan adanya razia kendaraan, kami pun setuju demi mengurangi pencurian kendaraan bermotor. Tapi kok sekarang razia di depan Keraton Solo (jalan menuju Klewer), setiap hari bahkan Minggu tidak libur? & Maulana (Kadipiro, HP 085741252XXX) Kepada XL di Kota Solo, agar

meninjau ulang tarif Rp 2 untuk pelanggan baru. Saya tiap kirim SMS ke-20 sudah tidak Rp 2 lagi, tetapi Rp 150. Itu pun harus kirim dua kali agar dapat tarif simpel Rp 2, begitu seterusnya. Katanya berlaku 24 jam. Jangan merugikan konsumen. & Cholis (Jatisyoso, HP 085229622XXX) Sudah rencana buat gedung mewah, ini malah mau plesiran pakai uang rakyat, sebenarnya DPR ini Dewan Perwakilan Rakyat apa Dewan Penindas Rakyat? & Andy (Wonogiri, HP085291456XXX) Kepada Bapak Gubernur Jateng, kalau anggaran dari provinsi untuk perbaikan jalan tidak ada, mbok minta bantuan pusat, daripada korban nyawa terlalu banyak. & Trisno (Klaten, HP087834883XXX) Kapan ya jalan depan Klewer dan PGS bebas dari kemacetan?

& ES Khamdani (Solo, HP 087712385XXX) Ayo polisi, kejar terus temanteman M Syarif sampai tuntas ke akarnya, agar semua rakyat dan warga Indonesia tahu akan hal dan apa tujuan mereka semua itu. Kira-kira punya hati nurani tidak ya mereka itu? & Budianto (Bibis Baru RW XXI II, Nusukan, HP 085867633XXX) Sejak 18 April 2011, sanitasi satu RW mulai tersumbat lagi. Kami mohon petugas PDAM segera meninjau ulang. & Joko (Baki, HP 083865562XXX) Untuk mengurai kemacetan di Kota Solo pada jam sibuk, kalau tidak dimulai sedini mungkin dengan berbagai cara dievaluasi dan di-improve secara terus menerus. Kapan bisa ditemukan jalan keluarnya? Sadarilah demi kepentingan publik sesama

pembayar pajak seyogianya didukung uji coba dulu bukan banyak beretorika dengan bersilat lidah.

dan bila terbukti ada dalangnya, harus dihukum seberatnya-beratnya.

& Tri (Karangasem Kleco, HP 085725485XXX) Untuk warga Kebumen, tolong berpikir jernih, jangan mau diprovokasi oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Sekarang banyak teror yang gampang mengadu domba. Kalau memang warga punya sertifikat, tolong buktikan!

& Luzty (Solo, HP 082137262XXX) Kepada Bapak Presiden, ayo terus bangkitkan dan majukan ekonomi bangsa kita buat rakyatnya. Jangan hanya demo dan komentar. Ayo juga mendukung pemerintah dan membantunya dengan menjaga sarana umum, jangan hanya memakainya. Ingat, kemajuan dan kesuksesan butuh kesabaran dan perjuangan.

& Atsha (Weru, HP 087712385XXX) Kenapa orang yang menjadi pelaku bom bunuh diri mau ya? Biadab sekali orang itu. Kami mohon aparat penegak hukum cepat menanganinya sampai ke akar-akarnya sampai tuntas. Bila perlu dalang di belakang semua itu harus ditumpas di Nusantara tercinta. Biar kelak tidak terulang lagi terjadi di bumi Indonesia tercinta,

& Ari (Sukoharjo, HP08179485XXX) Mohon dicari dan ditindak tegas, saya lihat sendiri mobil Suzuki APV AD 95XX BU milik Satpol Pamong Praja Solo, pada Senin 18 April 2011 pukul 12.30 WIB tepat. Main setir ugal-ugalan hingga nyaris menyerempet siswa SMP di pintu masuk utara keraton. Tidak punya aturan. Memalukan! q

SOLOPOS

Pemimpin Umum: Prof Dr H Sukamdani S Gitosardjono—Wakil Pemimpin Umum: Danie H Soe’oed—Pemimpin Redaksi: Y Bayu Widagdo—Wakil Pemimpin Redaksi: Suwarmin—Pemimpin Perusahaan: Bambang Natur Rahadi—Redaktur Senior: Mulyanto Utomo—Redaktur Pelaksana: Anton W Prihartono—Sekretaris Redaksi: Sri Handayani—Redaktur: Abu Nadhif, Alvari Kunto Prabowo, Anik Sulistyawati, Astrid Prihatini Wisnu Dewi, Danang Nur Ihsan, Erwina Tri S, Haryono Wahyudiyanto, Ichwan Prasetyo, Ivan Indrakesuma, Mugi Suryana, Rahmat Wibisono, Rini Yustiningsih, Riyanta, R Bambang Aris S, Syifaul Arifin, Tri Wiharto, Verdy Bagus Hendratmoko, Yonantha Chandra Premana—Manajer Litbang dan Pusdok: Sholahuddin—Staf Redaksi: Adib M AsDiterbitkan oleh PT Aksara Solopos far, Aeranie Nur Hafnie, Ahmad Hartanto, Akhmad Ludiyanto, Ayu Prawitasari, Damar Sri Prakoso, Dina Ananti Sawitri Setyani, Eni Widiastuti, Eri Maryana, Fetty Surat izin: SK Menpen No. 315/SK/MENPEN/ SIUPP/12 Agustus 1997 Permatasari, Hijriyah Al Wakhidah, Imam Yuda Saputra, Iskandar, Kurniawan, Lutfiyah, M Khodiq Duhri, Nadhiroh, Niken Ari P, Ponco Suseno,Rohmah Ermawati, Septhia Ryanthie, Tutut Indrawati, Yus Mei Sawitri; Boyolali: Ahmad Mufid Aryono; Klaten: Aries Susanto; Karanganyar: Farid Syafrodhi, Indah Septiyaning W, Triyono; Wonogiri: Suharsih, Trianto Hery Suryono; Sragen: Tika Sekar Arum, Tri Rahayu; Sukoharjo: Hanifah Kusumastuti, Oriza Vilosa; Semarang: Insetyonoto; Salatiga: Kaled Hasby Ashshidiqy; Grobogan: Arif Fajar S; Foto: Agoes Rudianto, Burhan Aris Nugraha, Sunaryo Haryo Bayu; Asisten Manajer Lay Out: Fajar Hari S; Tim Pengembangan Redaksi: Niken Pupy S. Penerbit: PT Aksara Solopos—Direksi: Lulu Terianto (Presiden Direktur), Danie H Soe’oed (Direktur), Bambang Natur Rahadi (Direktur)—General Manajer Iklan: Muryanti Setyandari—Manajer Iklan: Wahyu Widodo—Manajer Sirkulasi & Kehumasan: Amir Tohari—Manajer Promosi & EO: Rahayu Mulyaningsih —Alamat Redaksi/Perusahaan: Griya SOLOPOS Jl Adisucipto No 190 Solo 57145 Telp (0271) 724811 (hunting), Faks Redaksi (0271) 724833, Faks Perusahaan (0271) 724850—Pengaduan Iklan dan Sirkulasi: (0271) 724811; —Iklan Perwakilan Jakarta: Andri Tri Sasongko, Wisma Bisnis Indonesia Lt 5-8 Jl KH Mas Mansyur No 12A Karet Tengsin,Tanah Abang Jakarta Pusat 10220, Telp (021) 70889232, 57901023 ext 729 Faks (021) 57901024—Perwakilan Semarang: Jl Sompok Baru No 79 Semarang Telp (024) 8442852;—Rekening Bank: Bank BCA Cabang Singosaren 153-0194708, Bank BNI Cabang Slamet Riyadi No Rek AC 28035567 Atas nama PT. Aksara Solopos—Harga Langganan: Rp. 60.000/ bulan—Tarif Iklan: Display Hitam Putih Rp 15.500/mm kolom, Berwarna Rp 27.500/mm kolom, Kolom Rp 11.000/mm kolom. Baris Rp 11.000 (minimal 2 baris), Keluarga Hitam Putih Rp 9.500/mm kolom, Berwarna Rp 12.000/mm kolom—E-mail iklan: iklan@solopos.co.id—E-mail: redaksi@solopos.co.id, redaksi@solopos.com—Homepage: www.solopos.co.id

Dalam melaksanakan tugas jurnalistik, wartawan SOLOPOS dilengkapi identitas dan tidak diperbolehkan menerima pemberian dalam bentuk apapun. Jika pada kesempatan pertama wartawan tidak dapat menolak pemberian, maka pemberian tersebut akan dikembalikan melalui Sekretariat Redaksi dan diumumkan di harian ini setiap edisi Senin. Artikel yang dikirim ke redaksi hendaknya diketik dengan spasi ganda maksimal 6.000 karakter, disertai riwayat hidup (curriculum vitae) singkat tentang penulis dan nomor rekening disertai NPWP (jika ada). Apabila lebih dari dua pekan artikel yang diterima belum diterbitkan tanpa pemberitahuan lain dari redaksi, penulis berhak mengirimkannya ke media lain. Setiap tulisan yang dimuat merupakan pendapat pribadi penulis. Artikel yang dimuat merupakan hak redaksi SOLOPOS dan dapat diterbitkan di media lain yang tergabung dalam Jaringan Informasi Bisnis Indonesia.


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.