Solopos Edisi Senin, 16 Mei 2011

Page 5

laporan khusus

SOLOPOS

5

Senin Wage, 16 Mei 2011

Banyak jalan menuju aborsi l

Oleh: Tim Espos

A

da banyak modus dan trik dalam melakukan aborsi. Bukan hanya dokter atau penyedia jasa aborsi yang memiliki banyak trik, mereka yang ingin melakukan aborsi pun punya banyak modus. Manajer Apotek Pelayanan Kimia Farma Solo, Dian Nurmawati, mengungkapkan banyak cara dilakukan pelaku untuk mengelabui petugas apotek. Mulai dari menyuruh

orang, membawa resep dokter palsu sampai menunjukkan rekomendasi palsu. ”Dulu seorang mahasiswi datang ke sini, lalu menunjukkan resep obat yang ternyata obat aborsi,” terang Dian. Karena curiga, si mahasiswi ditanya lebih lanjut tentang latar belakangnya. Ternyata si mahasiswi ini hanya menerima barang titipan dari seorang perempuan yang berasal dari Semarang. Resep tersebut juga dikeluarkan dokter di Semarang namun si pemilik mencari obat di Solo. Pemilihan tem-

pat pembelian obat yang jauh juga dilakukan untuk menutup identitas dokter yang bersangkutan. Modus lain yang sering dilakukan adalah dengan mencuri resep dari dokter tertentu. Si pelaku mendatangi dokter kandungan bersama dengan perempuan hamil lainnya. Resep yang diberikan untuk teman pelaku dipakai kembali untuk membeli obat. Ada pula yang menempuh cara nekat, mendatangi apotek dengan membawa contoh obat. Namun cara ini biasanya mudah gagal kare-

mengaburkan nama dokter yang bersangna sering ditolak mentah-mentah oleh petukutan. gas apotek. ”Ada yang cuma bawa contoh n Memanfaatkan perempuan hamil lain unobat, langsung saja saya tolak,” ujar Dian. tuk menerima resep dokter. Selanjutnya Trik pelaku untuk melakukan aborsi resep dipakai untuk membeli obat aborsi di apotek. n Menghubungi penjual yang menawarkan n Membawa contoh obat ke apotek. n Menunjukkan Ponsel berisi resep atau reobat pelancar haid. komendasi palsu atas nama dokter dan din Mendatangi dokter tertentu yang dikenal menerima praktik aborsi. tunjukkan ke apotek. n Mendesak dokter untuk memberi resep aborsi. Resep dibawa keluar kota untuk Sumber: hasil wawancara q

Tebus obat peluntur pakai resep dokter tembakan

Pasar gelap obat aborsi

T

anpa alasan yang kuat, aborsi bisa disebut ilegal. Namun, justru praktik-praktik ilegal ini begitu gampang ditemui. Iklannya tersebar di beberapa koran Semarang, Jogja dan Solo. Banyak pula pedagang obat yang terang-terangan menawarkan barang yang seharusnya memakai resep dokter. Tak susah mencarinya. Di internet, ada belasan blog asal Indonesia yang menawarkan obat aborsi. Harganya bervariasi, demikian pula nama obatnya. Di halaman blog, mereka mencantumkan nomor Ponsel berikut nama pedagang. Umumnya mereka tidak bersedia menyebutkan kota asal mereka. Kebanyakan mereka hanya berani melayani via paket dan pembayaran via transfer ke rekening bank. “Maaf Mas, kami hanya melayani lewat paket,” begitu jawaban MA, seorang pedagang obat saat dihubungi Espos melalui Ponselnya, pekan lalu. Di iklan, MA menyebut dirinya dengan nama Sv. MA juga menolak jika ada orang yang hendak bertemu langsung dengannya. Saat Espos menanyakan obatnya, dia memberikan obat berdasarkan usia kehamilan. Makin tua usia kehamilan, makin mahal pula harga obatnya. “Obat buat dosis tiga bulan harganya Rp 450.000 termasuk ongkos kirim, itu sudah paket untuk dosis telat tiga bulan,” terang MA. Ada juga pedagang yang lebih terbuka dalam mengungkapkan identitasnya. Salah satunya adalah Vr, beroperasi di Soloraya. Vr bersedia bertemu dengan calon pembeli untuk bertransaksi langsung di tempat-tempat tertentu seperti stasiun, Terminal Tirtonadi atau di sekitar mal. “Rp 550.000, barangnya masih ada. Kalau mau ketemu di terminal atau stasiun,” ungkap Vr melalui pesan singkatnya.

R

ena, 17, gadis berseragam putih-abu-abu itu, mengetahui tempat rekan-rekannya biasa melakukan aborsi. Rekan-rekannya yang biasa ngimcil atau menjajakan diri sebagai pekerja seks belia biasa punya cara mengatasi masalah terlambat datang bulan. Ya, meski tak secara gamblang dan terkesan hati-hati mengungkapkan tempat dan bagaimana cara mendapatkan obat, Rena mengatakan menggugurkan bayi di kandungan bukan hal yang sulit dilakukan. “Obat peluntur Mbak, apik neh dikuret,” begitu bunyi pesan singkat yang dikirim Rena ke Ponsel Espos , Sabtu (14/5) malam, kala ditanya bagaimana cara aborsi dengan usia janin delapan pekan. Kepada Espos, Rena memang tidak mengaku pernah melakukan aborsi. Dirinya menawarkan bantuan jika Espos membutuhkan obat atau mencari informasi tempat layanan aborsi yang aman. Rena mengatakan untuk mendapatkan obat ini, dirinya hanya menghubungi seorang detailer obat yang memiliki relasi dengan dokter yang biasa melakukan praktik ini. Resep tembakan pun didapat. Kadang, orang hanya mendapatkan obat yang telah dikemas plastik tanpa ada label. “Gimana caranya? Ya pakai resep dokter. Tanpa itu ya enggak bisa menebus di apotek,” jelasnya. Resep dokter tembakan itu seolah-olah untuk pasien yang mengalami gangguan medis dan diperbolehkan meluruhkan janin. Dengan demikian, si klien dapat menebus obat sendiri di apotek. Ditanya berapa harga, Rena menyebut angka ratusan ribu rupiah untuk jasa perantara, sementara obat ditanggung yang akan melakukan aborsi. “Ini enggak sulit asal tahu link saja,” ungkapnya. q

Efek samping

Aborsi demi keberlanjutan sekolah

S

enin (16/5) ini, boleh jadi menjadi momentum yang membahagiakan bagi Rani, 18, bukan nama sebenarnya, siswa sebuah SMK di Klaten. Hari ini ia akan mengetahui hasil Ujian Nasional (UN) yang sudah lama ia nantikan. Ia optimistis lulus. Tapi, pencapaiannya bisa mengikuti UN sebetulnya tak lepas dari kisah suram yang menimpanya sekitar setahun lalu. Kejadian itu sebetulnya menggoreskan luka batin dan trauma. “Saya menggugurkan kandungan agar tetap sekolah karena sudah mendekati ujian,” ujarnya saat dijumpai Espos di salah satu resto dekat Terminal Klaten, Sabtu (14/5). Dengan mata berkaca-kaca, Rani lalu menceritakan perbuatannya itu. Semua berawal dari pacaran yang kebablasan.

Rani mengaku melakukan hubungan seksual pranikah karena dipaksa pacar. Saat itu, ia tak berpikir panjang apa yang dilakukan bisa berbuntut kehamilan dan mengganggu sekolahnya. Begitu telat haid selama sebulan, atas saran dari seorang teman, Rani meminum jamu. Sayangnya, beberapa hari setelah meminum jamu, ia justru mengalami sakit perut hebat tak kunjung sembuh. Tak tahan dengan sakit perut yang kian menyiksa, temannya yang lain menyarankannya menggugurkan kandungan. Agar aksinya tak terendus, Rani disarankan tidak mencari bidan di luar Klaten. Bersama sang pacar, Rani

lalu menggugurkan kandungan di salah satu bidan di Wonogiri bagian timur. “Awalnya bidannya enggak mau tapi dipaksa akhirnya mau.” Menurut Rani, pengguguran tak butuh proses lama. Saat itu, ia diminta berbaring, disuntik dan tak lama kemudian bidan mengambil janin di rahim Rani. “Sakit banget. Bayarnya Rp 400.000,

saya pakai uang yang mau buat bayar SPP,” ungkapnya. Rani menceritakan bagi sebagian siswi SMK di sekolahnya maupun lainnya, melakukan hubungan seksual pranikah adalah hal lumrah. Rani mengaku lebih dua orang di sekolahnya putus sekolah karena hamil. q

Aturan pemakaian obatnya pun mirip dengan obat pemberian dokter, hanya berbeda nama dan produsen. Meski dia menjamin obatnya manjur dan aman, Vr mengakui pemakai obatnya masih akan merasakan efek samping. “Saat pemakaian, ada kram perut, mulas dan terus keluar darah,” lanjutnya. Menurut Manajer Apotek Pelayanan Apotek Kimia Farma Solo, Dian Nurmawati, ada banyak nama untuk obat-obat aborsi. Namun, nama obat-obat ini hanya menjadi semacam merk dagang masing-masing penjual. Penjualan ini menjadi bisnis menggiurkan karena banyak orang yang menginginkannya. Sulitnya mendapatkan obat aborsi di apotek membuat pedagang obat berani menawarkan harga tinggi. “Sebenarnya sama saja dengan penjualan ekstasi. Di apotek harganya cuma Rp 4.000, paling tinggi Rp 16.000. Tapi di diskotek bisa dijual sampai Rp 300.000,” kata Dian. Menurut Dian, risiko penggunaan obat-obat ini sangat besar. Dalam beberapa kasus, pengguna bisa mengalami pendarahan terus-menerus. Jika ada kelainan darah, proses pengguguran bisa tidak kunjung selesai dan berakibat fatal. “Karena itu, biasanya obat ini diberikan satu paket dengan antibiotik untuk mencegah infeksi. Ini dianggap sebagai safety-nya,” terang Dian. Pengguna bisa mengalami risiko lainnya, yaitu obat palsu. Di antara penjual banyak juga yang menawarkan obat palsu. Biasanya para penjual juga menawarkan obatobat kuat semacam Viagra. q


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.