Langkah Awal Menuju Indonesia Terdidik TIK

Page 1

indi TIK

Edisi 004 / Tahun III / May 2016

Berbagi dan Menginspirasi

Microsoft Luncurkan Office 365 Gratis untuk Organisasi Non Profit

Smartphone Dapat Mencuri Ide dan Kreatifitas

Langkah Awal Menuju

Indonesia Terdidik TIK


edisi Mei 2016


REDAKSI @djalaluddinpane /djalaluddinpane

Penasihat Debby Fientya L. Pane Pemimpin Redaksi Rizki Ardhani S. Redaktur Pelaksana Ariyanti Redaksi Ariyanti Desain Grafis M. Taufiq Yunus M. Saufa Yardha Foto Cover PixaBay Administrasi Siti Nuraidah Keuangan Nurul Fitriah Alamat Redaksi JL. Pulo Macan V No. 47/49 Tomang - Jakarta Barat - 11440 Tel : 021 566 8761 Fax : 021 5696 3052 Email info@djalaluddinpane.org Website www.djalaluddinpane.org

DAFTAR ISI 04 Tentang kami 05 Editor Note’s 06 Laporan Utama 08 Kata Mereka 09 Info Grafis 10 Cyber Space 12 Komunitas 13 Ragam 14 Artikel

3

edisi Mei 2016


Tentang Kami Assalamu ‘alaikum wr. wb. Guru pada saat sekarang dihadapkan dengan tantangan lebih besar untuk melahirkan generasi yang siap bersaing secara global. Dengan pesatnya perkembangan teknologi-yang turut mempengaruhi segala sendi aktivitas dan kehidupan hari ini, maka pendidikan sewajarnya juga ikut berkembang sejalan dengan perkembangan teknologi tersebut. Namun kendalanya adalah, tidak setiap guru di daerah memiliki kesempatan dan akses yang mudah untuk mempelajari bagaimana pemanfaatan TIK yang efektif dan kreatif dalam pembelajaran. Maka disinilah DPF berperan. Didirikan pada 26 Juli 2010, Djalaluddin Pane Foundation (DPF) sebagai suatu yayasan nirlaba memberikan perhatian khusus bagi para pendidik, sosok yang dianggap memiliki peran penting dalam dunia pendidikan ini. DPF mengemban misi dimana nantinya, guru-guru di daerah juga dapat mengaplikasikan TIK sebaik dan sekreatif mungkin, melalui Teacher Competency Deveploment Program. Dengan TCDP, DPF berkomitmen membantu pengembangan guru-guru di daerah dengan tiga tahapan kegiatan, yaitu; pelatihan, pendampingan, dan kontes media pembelajaran. Sebagai langkah awal, seminar pendidikan dilakukan untuk membangun awareness kepada masyarakat agar ikut peduli dengan kondisi pendidikan TIK hari ini. Fenomena guru gaptek dan banyaknya siswa yang terjebak dalam histeria ataupun pola konsumtif yang turut dibawa oleh perkembangan teknologi, seharusnya patut menjadi perhatian semua kalangan. Saat ini Tim DPF beranggotakan 14 orang, dengan 8 orang sebagai program support yang akan menjalankan pelatihan dan pendampingan bagi guru di daerah Medan nantinya. Dengan semangat untuk mewujudkan #IndonesiaTerdidikTIK, DPF juga mengajak masyarakat untuk mendukung dan menujukan kepeduliannya terhadap pendidikan TIK melalui tindakan sederhana. Dengan ikut menggunakan hastag (#) Indonesia Terdidik TIK di jejaring sosial serta mengganti foto profil atau ava di akun sosial media mereka dengan memakai twibbon #IndonesiaTerdidikTIK berarti ia telah ikut berpartisipasi dan peduli terhadap perkembangan pembelajan TIK di sekolah. Mari, bantu guru-guru di daerah dengan menyebar semangat melalui sosial media yang kita punya. Dengan semakin banyaknya guru-guru yang melek TIK, kita bisa mewujudkan #IndonesiaTerdidikTIK!

Wassalam, Rizki Ardhani Situmorang

4

edisi Mei 2016


Redaksi Note’s

“Apa yang terlintas ketika kita berbicara tentang Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)? Komputer? Internet?�

B

jawab, dan beban guru itu besar dan mulia--bukan sekadar memastikan angka UN yang tinggi. Jika disepakati demikian, maka evaluasi kinerja guru juga seharusnya menjadi bagian elementer dan mendapat perhatian besar (bahkan seharusnya lebih besar dari UN) dalam konteks keharusan evaluasi pendidikan secara komprehensif. Peran guru sebagai ujung tombak pendidikan jugalah yang menginisiasi DPF untuk merancang satu program Teacher Competency Deveploment Program (TCDP) dengan tujuan, membantu guru agar dapat memaksimalkan kemampuan mereka dalam mengaplikasikan pembelajaran berbasis TIK. Seminar pendidikan yang kami lakukan di Medan pada 4 Mei yang lalu adalah langkah awal untuk membangun dan mengajak banyak kalangan ikut berpartisipasi dan peduli dengan kondisi pendidikan TIK di daerahnya. Pada laporan utama, kami akan menguraikan bagaimana seminar pertama TCDP berjalan dan berproses untuk mencapai Indonesia Terdidik TIK, juga bagaimana sambutan dan tanggapan dari kalangan, khususnya para guru terhadap seminar ini. Ditambah dengan beberapa kejadian yang terjadi dalam fenomena Teknologi Informasi dan Komunikasi seperti, peluncuran Position Of Strenght oleh Twitter dan Office 365 khusus organisasi nirlaba dari Microsoft. Tidak ada tulisan yang sia-sia kecuali tulisan yang tidak dibaca oleh pembacanya. Semoga setiap informasi yang kami berikan disini dapat bermanfaat. Salam #IndonesiaTerdidikTIK!

agi sebagian besar orang, komputer dan internet telah menjelma menjadi bagian yang tak lagi dapat dipisahkan dalam kesehariannya. Bukan lagi ‘barang mewah’. Namun bagi sebagian lainnya, komputer beserta internet adalah hal yang masih begitu rumit. Dalam kasus pendidikan, beberapa sekolah barangkali telah mampu mengaplikasikan e-learning, namun di sekolah lain, seorang anak harus memanggul sepatu, menempuh jalanan berlumpur, berkilo-kilo meter untuk dapat belajar. Ketidakmerataan dalam pendidikan seperti ini adalah hal yang sering kita dengar. Penerapan pembelajaran berbasis TIK pun, mengalami hal yang sama. Namun ketika kita berbicara mengenai TIK, bukan berarti kita melulu membahas mengenai teknologi yang serba hi-tech, tidak juga melulu berbicara tentang gadget terbaru dengan aplikasi super canggih yang akan terus bergulir. Kami dan barangkali juga banyak orang sepakat, bahwa TIK (khususnya dalam dunia pendidikan) mampu menjadi salah satu alternatif pembelajaran yang dapat memudahkan peran guru dalam penyampaian materi belajar. Dengan tuntutan materi belajar yang tidak sedikit, siswa cenderung cepat bosan dan proses belajar mengajar dengan praktik yang (mungkin) masih konvensional membuat proses penyampaian materi belajar tidak lagi efektif. Menteri Anies Baswedan seperti dikutip dari sebuah artikel di Geotimes, mengatakan bahwa masalah pendidikan bangsa ini bukan pada kurikulum, tapi pada guru. Tugas, tanggung

5

edisi Mei 2016


laporan utama

Seminar sebagai Langkah Awal

L

ebih dari seabad yang lalu, manusia menyiasati komunikasi jarak jauh dengan menggunakan burung merpati. Konon

merpati dipilih karena dianggap sebagai binatang yang pintar, memiliki daya ingat dan navigasi yang kuat serta naluri ilmiah untuk kembali ke sarang. Sekarang, dengan adanya email serta beragam aplikasi chat yang bahkan juga dapat diakses melalui satu genggaman smartphone, komunikasi jarak jauh dapat dengan begitu mudah dilakukan. Namun, dengan semakin mudah dan semakin

Pane Foundation (DPF) menginisiasi satu program

instant-nya interaksi dapat berjalan, tidak berarti

Teacher Competency Deveploment Program (TCDP)

tantangan

Informasi

yang kali ini berfokus di daerah Medan (Deli Serdang,

dan Komunikasi (TIK) selesai sampai disana.

Labuhanbatu Utara, dan Labuhanbatu Selatan)

dalam

dunia

Teknologi

Permasalahan dalam akses internet, bagaimana

Program TCDP dimulai dengan sebuah seminar

memanfaatkan teknologi sebagai medium yang

pendidikan yang bertujuan membangun kesadaran

positif, lantas bagaimana menjadikan histeria

masyarakat, khususnya pendidik akan pentingnya

media

memaksimalkan TIK sebagai media pembelajaran.

di

sosial

tidak

ruang-ruang

hanya

maya

ajang

masih

narsisme

Maka pada tanggal 4 Mei 2016 yang lalu,

merupakan

sebuah

tantangan besar yang harus dicarikan solusinya.

seminar

bertajuk

“Menolak

Gaptek

permasalahan

untuk Meningkatkan Kompetensi Guru dalam

belum meratanya pengoptimalan TIK adalah

Mewujudkan Indonesia Terdidik TIK� digelar.

Dalam

dunia

pendidikan,

Bekerjasama

salah satu tantangan. Ditambah dengan masih

dengan

Armada

Trainer

adanya fenomena guru gagap teknologi, maka

TIK, seminar ini dihadiri oleh dua ratus lebih

permasalahan TIK bagi kalangan pendidik, menjadi

peserta

semakin kompleks dan mutlak dicarikan solusinya.

dan juga beragam komunitas yang memiliki

dari

kalangan

guru,

mahasiswa,

kepedulian dengan isu pendidikan dan teknologi. Adapun

Teacher Competency Deveploment Program

materi

yang

disampaikan

yaitu

Menyadari pentingnya peran pendidik sebagai

berkenaan dengan pemanfaatan teknologi sebaik

ujung tombak dunia pendidikan, maka Djalaluddin

dan semaksimal mungkin, demi terwujudnya

6

edisi Mei 2016


sistem pembelajaran yang efektif, efisien, dan juga

mampu

kompetensi

meningkatkan

siswa

dalam

motivasi

bidang

serta

TIK.

selanjutnya para program support dari DPF akan

Hal

menjalankan tugasnya sebagai fasilitator untuk

ini berkenaan juga karena dalam era digital

membantu memberi pelatihan bagi guru-guru

seperti saat sekarang, perkembangan teknologi akan

semakin

turut

mempengaruhi

di daerah Deli Serdang, Labuhanbatu Utara dan

banyak

Labuhanbatu Selatan selama lebih kurang 6 bulan.

sekali aktivitas keseharian manusia hari ini.

Antusiasme

Hal ini tentu menjadi tantangan tersendiri bagi

guru-guru

kendala,

mulai

di

daerah.

kelengkapan

Ada

beberapa

perangkat

yang

sumber

daya

manusianya,

dimana

langkah

mewujudkan seorang

cukup agar

memberi tetap

Indonesia peserta

‘angin semangat

Terdidik

seminar

TIK.

menulis

diberikan oleh Motivator Pendidikan, Namin Ibnu Solihin pada saat seminar. Tri Utami juga ikut menulis

salah satu solusi pembelajaran yang menarik. merupakan

DPF

peserta

hal positif,” di akun twitternya terkait materi yang

optimal memanfaatkan perangkat TIK sebagai ini

bagi

partisipasi

“Optimalkan fungsi gadget dan medsos untuk

tak

sedikit ditemukan beberapa guru belum mampu

Seminar

seminar

segar’ Salah

belajar berbasis TIK, maupun kendala dalam hal

dalam untuk

kurang memadai untuk mengaplikasikan sistem

dan

“Yuk kita hindari menjadi guru lontong basi bagi

awal

siswa. Ubah menjadi guru inspiratif,” tulisnya. (ry)

dari keberlangsungan program TCDP, untuk

7

edisi Mei 2016


Kata Mereka

8

edisi Mei 2016


Info Grafis

Perkembangan Komunikasi dari masa ke masa Merpati Pos

Di Yunani, Olimpiade Pertama mereka bahkan Memberitahukan pemenang olimpiade melalui merpati pos ini

1416

Telegraf

1837

pesan pertamanya dikirim pada 6 Januari 1838. pesan yang dikirimkan oleh perator menggunakan kode morse

Telepon

ditemukan pada sekitar tahun 1876 oleh Alexander Graham Bell

1876 Telegram

1920 Pager

Pager ditemukan tahun 1956 oleh Multitone Electronic di Rumah Sakit St. Thomas London oleh dokter-dokter yang sedang bertugas dalam kondisi darurat

1956 Email

1960 Internet

Rangkaian yang membentuk internet (kependekan dari interconnectednetworking) diawali pada tahun 1969 sebagai ARPANET

Saat itu internet belum terbentuk, tetapi surat terkirim melalui jaringan yang berbentuk dari kumpulan mainframe

1983

1984 Pesan Instan

Merupakan sebuah teknologi internet di mana para pengguna jaringan internet dapat mengirimkan pesan-pesan singkat pada saat yang bersamaan

Telegram baru dipopulerkan pada tahun 1920-an. telegram berisi kombinasi kode yang ditransmisikan oleh telegraf

Ponsel

Penemuan Ponsel yang sebenarnya terjadi pada tahun 1973 oleh Martin Cooper dari Motorola Corp

1996 Mobile Chat Messenger

2000 9 edisi Mei 2016

Ada banyak sekali aplikasi chat yang sangat terkenal, sebagai contoh Blackberry Messenger, Whatsapp, Ebuddy, Mig33, Nimbuzz dan masih banyak sekali yang tidak bisa disebutkan satu per satu


CyberSpace

Microsoft Luncurkan Office 365 Gratis untuk Organisasi Non Profit

insfrastruktur

IT

yang

semakin

kompleks.

Dengan bantuan office 365, lembaga non profit dapat lebih mengurangi biaya untuk IT, meningkatkan

B

ekerjasama

dengan

kapasitas organisasi, dan juga untuk dapat

Kitabisa.

membina kerjasama tim yang dengan lebih baik.

com dan Techsoup Asia, Microsoft

Office 356 menyediakan email kelas bisnis,

kembali mengadakan event tahunan

“Tech4Good� Nonprofit,

khusus

Yayasan,

untuk

dan

Lembaga

dilengkapi dengan video conferencing, pesan

Organisasi

instan, dan situs yammer sendiri. Layanan ini juga

Swadaya

memungkinkan kita untuk mengakses laporan atau

Masyarakat (LSM) untuk saling berbagi informasi

berbagi file jarak jauh dimana saja dan kapan saja-

mengenai teknologi internet, pada Rabu, (4/5)

dengan ataupun tanpa adanya akses internet. Hal

di Conclave Coworking Space Jakarta Selatan.

ini sangat berguna bagi banyak organisasi non-

Tahun ini, Tech4Good membahas teknologi digital nonprofit

yang

dapat

dengan

membantu menggunakan

profit yang umumnya banyak bekerja di lapangan.

organisasi

Merupakan kabar baik bagi lembaga/organisasi

Cloud

non profit, karena Microsoft memberikan layanan

Technology, salah satunya yaitu Office 365.

office 365 secara free. Selain tersedianya beragam

Menurut Anton Suwoto, Chief Information dari

fitur yang bermanfaat untuk manajemen organisasi,

YCAB Foundation, Cloud technology adalah salah

layanan ini juga memiliki standar keamanan

satu solusi yang menjawab tantangan terbesar

yang terproteksi dengan sangat detail. (ry)

bagi organisasi non-profit, di mana dengan teknologi cloud, kita tidak perlu mengkhawatirkan masalah waktu, dana, dan sumber daya manusia untuk melakukan deployment dan maintenance

10

edisi Mei 2016


Persembahan dari Twitter untuk Perempuan Position Of Strength:

terhadap Dhyta

perempuan,” Caturani

ungkap

dari

Julie.

PurpleCode

turut menjelaskan bahwa hingga kini,

online violence against women memiliki masalah klasifikasi dan kategorisasi. Lain lagi dengan adanya problem dengan istilah “online”, mengingat kekerasan ini tidaklah sekedar kekerasan online cyber, melainkan atau kekerasan merupakan perpanjangan dari kekerasan yang sudah ada di ranah offline. “Itu sebabnya, kini (untuk sementara) disebut dengan kekerasan terkait teknologi terhadap perempuan, tech telated violence againts women,” Pungkas Dhyta. Dhyta juga menejelaskan jenis-jenis tech releted violence againts women, diantaranya adalah; Harassment/trolling, doxing, pencurian identitas/impersonifikasi, pornografi anak, cyber stalking, intimidasi/pemerasan, peretasan akun, outing, hate speech, revenge porn, honey trap, dan ancaman kekerasan fisik. Workshop #PositionOfStrength ini adalah upaya untuk membangun kembali kesadaran banyak pihak, bahwa perempuan sering mendapati diskriminasi dalam upayanya menyampaikan pendapat. Hal ini, menurut Dhyta terlihat dalam satu contoh kasus, misalnya bila laki—laki menyampaikan satu statement yang konyol, yang diserang kebanyakan adalah pendapat/idenya, itu hal yang bagus karena diskusi dapat berjalan dengan sehat, namun bila perempuan yang melakukannya, kebanyakan justru yang diserang adalah fisik atau cara berpakaiannya. Selain di Indonesia, #PositionOfStrength juga telah diselenggarakan di beberapa negara seperti Kolombia, Irlandia, New York, Dubai, dan Singapura.

“Estimasi PBB mengungkapkan bahwa 95%

perilaku agresif, pelecehan, penggunaan kata-kata kasar dan merendahkan serta eksploitasi foto, menyasar pada perempuan.”

D

engan

masih

maraknya

kasus-

cyberbully, terutama bagi Twitter Indonesia pada Sabtu, 23 April yang lalu mengkampanyekan program #PositionOfStrength untuk mengajak perempuan berani berpendapat, personal berkomunikasi, dan menciptaan branding yang berpengaruh dengan media sosial. Acara yang digelar di Kekini Co-Working Space, Jakarta Pusat tersebut menghadirkan Julie-Inmant Grant (Public Policy Director, Twitter Australia & Asia Tenggara) Dhyta Caturani (PurpleCode) dan Yenni Wahid (Direktur Wahid Foundation) “Dengan menjamin keamanan Twitter, kami berusaha menyediakan lingkungan yang aman untuk para perempuan dengan mengenalkan beberapa cara dengan menggunakan block, report, ignore, dan mute untuk melaporkan tindakan pelecehan kasus

perempuan,

11

edisi Mei 2016


Komunitas

Skhola Tanpa Batas: Berbagi Kebajikan dengan Segala Apa yang Bisa Diberikan “Berbuat baik itu bukan tentang melakukan hal yang luar biasa, tapi melakukan hal yang biasa di luar kebiasaan.”

B

(Edy Juspar) sekolah. Sebagian dari mereka harus bekerja

eberapa waktu yang lalu, tim Djalaluddin Pane

Foundation

(DPF)

membantu ekonomi keluarga, sehingga tak jarang

beruntung

terpaksa drop­out.

dapat bertemu dengan salah seorang

Sekolah, bagi beberapa anak yang tak mampu

penggagas Skhola Tanpa Batas, dalam sebuah

membeli buku dan keperluan lainnya ini tentu

acara yang diadakan oleh Filantropi Indonesia, pada

seperti terhalang tembok tinggi yang tak sanggup

Kamis (28/4) di Auditorium Wisma Indocement,

mereka raih. Sekolah, pada akhirnya hanya akan

Jakarta. Adalah Edy Juspar, dengan memakai

menjadi hal yang terlalu mewah bagi mereka.

seragam batik, Ia berdiri dihadapan puluhan peserta

Padahal

kala itu dan menceritakan tentang komunitas

mereka ­ yang mungkin tidak perlu memikirkan

dirasakan oleh adik­ adik kami sekarang, ujarnya.

darimana

Skhola Tanpa Batas merupakan komunitas

bagaimana

sosial enterpreunership di Makassar, yang bergerak pemuda/pemudi

dalam

membeli

tas

buku dan

atau

sepatu.

kemampuan dan keunikan masing-­ masing, hal tersebut sedikit banyaknya adalah hal berharga

Anak Indonesia, Skhola Berbagi, Skholaografi,

bila dapat dibagikan kepada orang lain,” terang Edy.

Hari Skhola, dan Skhola Conference. Semuanya

Belum lama ini Skhola Tanpa Batas juga diliput

berfokus untuk kegiatan berbagi pengetahuan

salah satu stasiun televisi Jakarta. Menariknya,

dan kepedulian terhadap lingkungan sekitar.

Edy merasa bahwa hal­seperti pemberitaan

Menurut Edy, saat ini masih ditemukan

atas apa yang telah komunitasnya lakukan

beberapa kasus dimana seorang anak terpaksa

bukanlah prioritas utama. Ia menambahkan, ia

berhenti sekolah karena permasalahan ekonomi. Geotimes

membeli

siapapun yang ingin berbagi. “Setiap orang memiliki

komunitas ini adalah; Diplomat Skhola, Jejaring

artikel

nanti

untuk

namanya, komunitas ini tak memberi batasan bagi

lingkungan hidup. Adapun beberapa kegiatan dalam

sebuah

uang

Untuk itu, Skhola Tanpa Batas hadir. Seperti

bidang pendidikan, kesehatan lingkungan, dan

Dalam

tak

pendidikan yang setara seperti teman-­ teman

tidak ingin apa yang kami rasakan dahulu juga

pemberdayaan

semestinya

menjadi beban. Setiap anak memiliki hak untuk

yang ia bangun atas dasar yang sederhana, “Kami

pada

pendidikan

tidak ingin komunitasnya terjebak dengan krisis

bahkan

‘pengakuan’ hingga jatuh pada ladang narsisme

disebutkan Sekitar 25 juta orang Indonesia saat

bagi setiap tindakan baik. Ia paham, bahwa saat ini,

ini dikategorikan sebagai orang miskin absolut.

kebaikanpun dapat menjadi barang dagangan. (ry)

Sekitar 10 juta adalah anak dan remaja usia

12

edisi Mei 2016


Ragam

Semarak Pesta Pendidikan 2016 Dengan semakin membaiknya pendidikan di satu negeri, konon juga akan turut membangun kesejahteraan negeri tersebut. aka untuk memeriahkan bulan pendidikan, Pesta Pendidikan diciptakan. Pesta pendidikan merupakan kegiatan barengan yang diinisiasi oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan dan dilakukan serta didukung oleh puluhan organisasi serta para professional yang memiliki ketertarikan dan kepedulian terhadap isu pendidikan. Kegiatan dimulai dari tanggal 1 Mei hingga puncaknya pada Festival Pendidikan 29 Mei di Fx Sudirman. Berikut tangkapan kamera tim DPF saat festival pendidikan berlangsung.

M

Nelson Mandela mengatakan bahwa pendidikan adalah senjata yang paling ampuh yang dapat kamu gunakan untuk mengubah dunia.

13

edisi Mei 2016


Artikel

Smartphone Dapat Mencuri Ide dan Kreatifitas

C

harles Townes, seorang fisikawan, pada

Tapi kita nyatanya tak pernah akan tahu apa

satu hari di tahun 1951 menyatakan

yang benar-benar akan terjadi. Hanya saja, jika

bahwa

satu

penelitian terbaru terkait ‘pikiran mengembara’

“pencerahan” ketika sedang bertugas di bangku

adalah indikasi, bahwa sinar laser yang terdapat

taman.

Disinilah

ia

seperti

Ia

mendapat

mendapatkan

dalam DVD player dan bar-code scanner di toko

ide dalam menciptakan salah satu teknologi

kemudian

saat ini adalah hasil dari “kontemplasi tenang”

yang paling terkenal di abad ke-20: laser.

Townes waktu itu, maka kita mungkin memang

Menurut obituari dalam Los Angeles Times,

berhutang terhadap ‘ketenangan’ yang diciptakan

Townes pagi itu sedang duduk di bangku taman dan

di bangku taman Washington DC saat itu.

merenung. “Ide ini muncul seperti sebuah wahyu

Dalam

serangkaian

percobaan,

seorang

yang datang tiba-tiba,” terang Townes pada Arthur

psikolog

Schawlow, rekannya yang juga ahli fisika waktu itu.

menemukan hubungan antara gangguan dan

Pertanyaannya

adalah,

akankah

Townes

kognitif

kreativitas.

Jonathan

Smallwood

Smallwood

menyimpulkan

telah bahwa

akan mendapati ‘pencerahan’ jika Ia hidup di

pikiran dalam kondisi tenang adalah pikiran

era smartphone seperti sekarang?

yang mengembara. Dan pikiran mengembara

mungkin

berubah.

Townes

Keadaannya

mungkin

akan

menurutnya memiliki kemungkinan yang besar

mendapati iPhone yang berdering tiap saat,

untuk datangnya ide-ide baru. Smallwood menyebut

memeriksa emailnya berulangkali, atau bahkan

pengalaman ini sebagai perceptual decoupling,

sibuk dengan aktivitas dan kicauan di twitternya.

yaitu ketika pikiran Anda istirahat bebas dari

14

edisi Mei 2016


perhatian konstan (misalnya bebas dari kesibukan

berlebihan adalah dengan ‘membersihkan’ iPhone

yang disediakan non stop oleh layar smartphone.

sekali seminggu, yaitu dengan meninggalkan

Dalam sebuah wawancara dengan Manoush

ponsel saya di rumah ketika libur di Lower East

Zomorodi dari WNYC, Smallwood menjelaskan

Side dan menuju ke rumah saya di Brooklyn. Ini

hubungan erat antara orisinalitas, kebaruan,

bagus sekali ketika menyadari tak ada teknologi

dan kreativitas di satu sisi, dan semacam pikiran

yang mengganggu saya ketika saya sedang melatih

spontan yang kita hasilkan ketika pikiran kita

pikiran dihari-hari libur. Dan Saya menemukan diri

tenang. Zomorodi, pemandu acara New Tech City, mengaku telah menghabiskan berjam-jam setiap harinya menatapnya telepon-memeriksa lebih dari 100 kali sehari-hingga akhirnya memutuskan untuk memulai sebuah proyek bernama Bored and Brilliant project. Proyek ini merupakan serangkaian podcast yang dirancang untuk membantu kita melepaskan diri dari ketergantungan akan ponsel dan menghabiskan lebih banyak waktu untuk berpikir kreatif. Minggu ke 2 Februari, proyek ini mengeluarkan satu program tantangan untuk mengurangi penggunana telepon setiap hari, 84 persen subcribers program ini di antaranya mengatakan bahwa mereka menghabiskan terlalu banyak waktu pada ponsel mereka. Ini membuktikan betapa sangat penting saat ini untuk menjadi lebih bijaksana dalam menggunakan ponsel. Karena Smartphone, seperti yang dikatakan oleh Smallwood “takes away the boredom, but it also denies us a chance to see and learn about where we are in terms of our goals.” Saya sendiri bergabung dalam ‘permainan’ smartphone relatif terlambat, saya membeli iPhone pertama saya lebih dari 2 tahun yang lalu. Saya menggunakan telepon sepanjang waktu, saya menjadi jurnalis online, saya membaca, menulis, membuka Facebook, tweet, dan berhubungan dengan editor saya. Tapi yang saya temukan kemudian adalah produktivitas saya terlalu bersandar dengan telepon: membaca update Facebook teman sambil berjalan menyusuri jalan, memeriksa e-mail beberapa lusin sehari. Salah satu cara saya mengatasi kecenderungan

Saya berpikir lebih ekspansif pada hari-hari ini. Saya juga menemukan diri saya mampu melihat lebih banyak tentang lingkungan sekitar saya.

Artikel ini diterjemahkan

15

edisi Mei 2016

ditulis dari

oleh Steven Mazie, situs bigthink.com


Ceritakan hal-hal menarik dan inspiratif tentang TIK di sekitar Anda lalu share di Twitter @ indiTIK dengan hashtag #MenolakGaptek Partisipasi Anda menginspirasi Indonesia. edisi Mei 2016


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.