Internet dan Demokrasi

Page 1

indi TIK

Edisi 005 / Tahun III / Juli 2016

Berbagi dan Menginspirasi

Internet dan Demokrasi


edisi Juli 2016


REDAKSI @djalaluddinpane /djalaluddinpane

Penasihat Debby Fientya L. Pane Pemimpin Redaksi Rizki Ardhani S. Redaktur Pelaksana Ariyanti Redaksi Ariyanti, M. Taufiq Yunus Desain Grafis M. Taufiq Yunus M. Saufa Yardha Foto Cover PixaBay Administrasi Siti Nuraidah Keuangan Nurul Fitriah Alamat Redaksi JL. Pulo Macan V No. 47/49 Tomang - Jakarta Barat - 11440 Tel : 021 566 8761 Fax : 021 5696 3052 Email info@djalaluddinpane.org Website www.djalaluddinpane.org

DAFTAR ISI 04 Tentang kami 05 Redaksi Note’s 06 Laporan 08 Isu Laporan 09 Info Grafis 10 Cyber Space 12 Artikel 14 Tutorial

3

edisi Mei Juli 2016 2016


Tentang Kami

Assalamu ‘alaikum wr. wb. Guru pada saat sekarang dihadapkan dengan tantangan lebih besar untuk melahirkan generasi yang siap bersaing secara global. Dengan pesatnya perkembangan teknologi-yang turut mempengaruhi segala sendi aktivitas dan kehidupan hari ini, maka pendidikan sewajarnya juga ikut berkembang sejalan dengan perkembangan teknologi tersebut. Namun kendalanya adalah, tidak setiap guru di daerah memiliki kesempatan dan akses yang mudah untuk mempelajari bagaimana pemanfaatan TIK yang efektif dan kreatif dalam pembelajaran. Maka disinilah DPF berperan. Didirikan pada 26 Juli 2010, Djalaluddin Pane Foundation (DPF) sebagai suatu yayasan nirlaba memberikan perhatian khusus bagi para pendidik, sosok yang dianggap memiliki peran penting dalam dunia pendidikan ini. DPF mengemban misi dimana nantinya, guru-guru di daerah juga dapat mengaplikasikan TIK sebaik dan sekreatif mungkin, melalui Teacher Competency Deveploment Program. Dengan TCDP, DPF berkomitmen membantu pengembangan guru-guru di daerah dengan tiga tahapan kegiatan, yaitu; pelatihan, pendampingan, dan kontes media pembelajaran. Sebagai langkah awal, seminar pendidikan dilakukan untuk membangun awareness kepada masyarakat agar ikut peduli dengan kondisi pendidikan TIK hari ini. Fenomena guru gaptek dan banyaknya siswa yang terjebak dalam histeria ataupun pola konsumtif yang turut dibawa oleh perkembangan teknologi, seharusnya patut menjadi perhatian semua kalangan. Saat ini Tim DPF beranggotakan 14 orang, dengan 8 orang sebagai program support yang akan menjalankan pelatihan dan pendampingan bagi guru di daerah Medan nantinya. Dengan semangat untuk mewujudkan #IndonesiaTerdidikTIK, DPF juga mengajak masyarakat untuk mendukung dan menujukan kepeduliannya terhadap pendidikan TIK melalui tindakan sederhana. Dengan ikut menggunakan hastag (#) Indonesia Terdidik TIK di jejaring sosial serta mengganti foto profil atau ava di akun sosial media mereka dengan memakai twibbon #IndonesiaTerdidikTIK berarti ia telah ikut berpartisipasi dan peduli terhadap perkembangan pembelajan TIK di sekolah. Mari, bantu guru-guru di daerah dengan menyebar semangat melalui sosial media yang kita punya. Dengan semakin banyaknya guru-guru yang melek TIK, kita bisa mewujudkan #IndonesiaTerdidikTIK!

Wassalam, Rizki Ardhani Situmorang

4

edisi Juli 2016


Redaksi Note’s Menghadirkan Pendidikan Dimana Saja dan Dengan Medium Apa Saja. “Bila kehidupan dapat diibaratkan sebagai sebuah rumah, maka pendidikan adalah salah satu tiang penyangga yang sangat penting”

T

Plt. Ketua Djalaluddin Pane Foundation

Rizki Ardhani Situmorang

ema dari e-magazine Inditik kali ini tentu juga tidak jauh dari permasalahan pendidikan. Kami sepakat bahwa pendidikan dapat dihadirkan dimana saja, dengan menggunakan medium apapun itu, termasuk internet. Sebuah ulasan mengenai Internet dan Demokrasi, di malajah ini ikut menunjukan bahwa pendidikan tetap harus hadir, walau dalam ruangruang ‘kebebasan’ sekalipun. Ditambah dengan banyaknya netizen yang terjebak dalam kasus UU ITE (Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik) yang berhubungan erat dengan internet, maka seharusnya hal ini dapat dijadikan refleksi bahwa ruang-ruang maya, seberapapun bebasnya, tetap memiliki rambu-rambu dan aturan yang perlu dipelajari. Untuk itu, kami mewawancarai sebuah komunitas bernama Kelas Muda Demokrasi (Kemudi) pada halaman 6 yang ikut berperan memberi arahan dan bantuan agar masyarakat tidak terjebak dalam histeria internet yang berujung pada hukuman pidana UU ITE. Selain itu, ada juga ulasan mengenai sinergi pendidikan, teknologi, dan seni yang membahas bagaimana ketiga komponen tersebut dapat ikut berperan menyampaikan pesan-pesan pendidikan dengan cara yang lebih menarik. Pada akhirnya kami berharap bahwa permasalahan pendidikan, khususnya di Indonesia secara konsisten dapat segera teratasi. Ada banyak komunitas dan individu yang peduli dengan dunia pendidikan. Ada banyak anak-anak muda berprestasi di tiap daerah di Indonesia. Hal tersebut memotivasi kami dan semoga juga Anda, bahwa Indonesia bisa menjadi Negara yang maju dalam dunia pendidikannya. Salam #IndonesiaTerdidikTIK!

5

edisi Juli 2016


Laporan

Internet dan Demokrasi

Are you there Democracy? Its me the internet

S

uatu proyek inisiasi dari seorang aktor Hollywood, Joseph Gordon-Levit bernama Hit Record baru-baru ini meluncurkan

sebuah program menarik yang diberi nama;

Are you there Democracy? Its me the internet. Joseph dalam sebuah video yang ia unggah melalui laman Facebooknya, mengatakan bahwa ia terinspirasi oleh tokoh-yang juga ia perankan dalam film terbarunya; Edward Snowden. Masih dalam video yang sama, Edward Snowden, seorang whistleblower yang mengungkap bagaimana pemerintahan Amerika menyadap datadata pribadi masyarakatnya, justru memperlihatkan sisi optimis ketika Ia ditanya apakah internet akan berdampak baik atau buruk terhadap demokrasi. Snowden bercerita tentang kemudahan akses, bahwa dengan internet, siapapun pada saat sekarang dapat berperan. “People are more liberated to share, to engaged to democracy� ujar Snowden. Walaupun ia sendiri menambahkan, pertanyaan mengenai baik atau buruknya demokrasi terhadap demokrasi adalah pertanyaan yang kompleks. Di Indonesia sendiri, terdapat beragam situs-situs menarik yang ikut berperan dalam membantu warga memahami makna dan juga bijak dalam beraktivitas melalui internet. Salah satunya adalah Kelas Muda Demokrasi (Kemudi). Untuk mengetahui bagaimana ide dan awal mula terbentuknya Kelas Muda Demokrasi, berikut adalah hasil wawancara tim DPF (Ariyanti) dengan

Resa Temaputra, salah seorang tim dari Kemudi; Ariyanti: Sebelumnya, saya ingin mengetahui tentang awal mula muncunya ide untuk Kemudi. Apa yang mendasarinya dan siapa saja yang berperan dalam hadirnya Kelas Muda Demokrasi ini? Resa:

Ide

berdirinya

semacam

sekolah

atau pembuatan modul mengenai internet ini diawali

dari

rasa

kekecewaan

kita

terhadap

pemerintah yang tidak memberikan rambu rambu atau

penjelasan

yang

lengkap

mengenai

apa

sebenarnya internet dan bagaimana internet itu bermanfaat bagi masyarakat. Yang terjadi malah banyaknya yang

kriminalisasi

berusaha

terhadap

menyampaikan

orang

orang

pendapatnya

di internet melalui akun media sosial mereka. Maka dari situlah Kemudi lahir, kita ingin memberikan semacam rambu rambu, arahan, apa

6

edisi Juli 2016


yang bisa dilakukan dan apa yang tidak perlu

apa yang paling krusial? Ada dua kelompok

dilakukan di internet. Kita ingin memberikan

dalam

kendali penuh kepada pengguna ketika mengakses

pertama kelompok yang sinis dengan teknologi

internet, makanya kita berikan nama Kemudi

dan kelompok yang optimis dengan teknologi,

seperti

Kemudi masuk dalam kategori yang mana?

halnya

mengemudikan

kendaraan.

menghadapi

perkembangan

teknologi,

Awal dibentuknya Kemudi ini atas inisiatif

Resa: Untuk kategorisasi kelompok, mungkin

beberapa orang dari beberapa organisasi. Ada Damar

bisa dibilang kami optimis tetapi tetap dengan

Juniarto dari Safenet, Maulida Raviola dari Pamflet,

perspektif yang kritis. Maksudnya adalah kita tidak

Andaru Pramudito dan saya sendiri Resa dari Public

bisa hanya tinggal duduk diam supaya internet

Virtue Institute. Selain itu juga ada beberapa orang

bisa membantu proses demokrasi di Indonesia.

yang memberi masukan, diantaranya Donny BU dari

Masyarakatnya juga harus diberikan edukasi

ICT Watch dan Aquino dari Koalisi Seni Indonesia.

tentang bagaimana internet itu bisa membantu

Ariyanti: Kenapa mengusung tema demokrasi?

proses pemerintahan yang demokratis, walaupun

Resa: Kenapa mengusung tema demokrasi?

kenyataannya yang ada sekarang para pengguna

menurut kita, internet dan demokrasi itu sangat

internet justru diperkarakan dengan UU ITE.

erat kaitannya. Salah satu tujuan penggunaan internet

diantaranya

adalah

*** Sumber Foto: Youtube Firman Suryani

mengungkapkan

ekspresi, dan itu menjadi dasar bagi warganya untuk berdemokrasi. Ketika warga sudah dilarang untuk bersuara melalui internet, maka demokrasi nya juga yang terancam. Kira kira seperti itu. Ariyanti: Terakhir, mengenai permasalahan di dunia teknologi sendiri, menurut Kemudi

7

edisi Juli 2016


Isu laporan

Internet dan Upaya Penggagalan Kudeta Turki

P

ada tanggal 15 Juli 2016 yang lalu, sekelompok tentara di Turki melakukan sebuah upaya kudeta terhadap pemerintah yang dipimpin oleh Presiden Recep Tayyip Erdogan. Kudeta tersebut kemudian berhasil digagalkan oleh pihak kepolisian yang didukung oleh masyarakat Turki. Menariknya, di balik usaha kudeta yang menarik perhatian seluruh dunia tersebut, kamu bisa melihat betapa internet punya pengaruh yang besar. Kudeta tersebut ternyata disusun, dijalankan, dan kemudian digagalkan dengan bantuan internet.

sebuah tempat yang tidak disebutkan. Dalam sambungan video yang disiarkan oleh CNN Turk tersebut, ia mengajak masyarakat Turki untuk turun ke jalan dan ikut melawan pelaku kudeta. Tak hanya itu, Erdogan pun membuat ajakan untuk turun ke jalan lewat akun Facebook dan Twitter miliknya. Hal ini ditanggapi oleh masyarakat Turki yang langsung memenuhi ajakan tersebut, sehingga kudeta bisa diatasi dalam waktu yang cukup cepat. Siaran langsung kudeta lewat media sosial Kudeta yang berlangsung di Turki tak hanya bisa kamu saksikan lewat siaran langsung di berbagai stasiun televisi. Kamu pun bisa melihat situasi dan berbagai kejadian yang terjadi lewat foto dan video yang diunggah oleh para pengguna media sosial, seperti Facebook dan Twitter. Fenomena ini menyebabkan banyaknya dukungan yang langsung mengalir dari masyarakat internasional. Bagi warga Turki sendiri, mereka pun jadi mengetahui situasi yang sedang terjadi dan bisa bereaksi secara tepat untuk membantu pemerintah mengatasi upaya kudeta. Internet dan media sosial memang bagaikan pisau bermata dua, yang bisa bermanfaat serta merugikan di waktu yang sama. Dalam peristiwa kudeta di Turki, kita bisa melihatnya secara langsung, bagaimana internet dan media sosial menjadi awal dari kudeta tersebut, sekaligus membantu menghentikannya. Itulah mengapa para pemimpin negara seharusnya tidak melawan kekuatan internet dengan cara melakukan sensor secara ketat, atau bahkan memblokirnya. Mereka justru harus memanfaatkannya dengan sebaik mungkin, demi memberi manfaat dan menjaga perdamaian di negara yang mereka pimpin. ( A r t i k e l

Kudeta Turki diatur melalui WhatsApp Independent melaporkan kalau para pelaku kudeta ternyata menggunakan WhatsApp untuk berkomunikasi sebelum dan saat terjadi kudeta. Hal ini mungkin dilakukan karena WhatsApp telah mendukung enkripsi end-to-end, yang membuat semua pesan di aplikasichat tersebut tidak bisa disadap oleh pemerintah. Dalam pesan WhatsApp tersebut, terlihat bagaimana para pelaku kudeta menyusun rencana untuk memblokir lalu lintas menuju Istanbul, serta memberlakukan hukum militer selama kudeta berlangsung. Erdogan mulai “bersahabat� dengan media sosial Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan selama ini dikenal sebagai pemimpin yang sering memblokir penggunaan internet dan media sosial. Hal ini ia lakukan untuk mempertahankan kekuasaan politiknya, serta menutup celah pihak oposisi untuk melakukan perlawanan. Namun anehnya, ketika kudeta berlangsung, Erdogan justru memanfaatkan internet dan media sosial untuk menghentikan kudeta tersebut. Untuk terhubung dengan masyarakat Turki, Erdogan menggunakan Apple FaceTime dari

ditulis oleh Aditya Hadi Pratama. Artikel ini juga dapat dilihat langsung di situs https://id.techinasia.com)

8

edisi Juli 2016


Info Grafis

P

ada tanggal 17 Juli semua orang di seluruh dunia merayakan sebuah hari peringatan yang dinamakan #WorldEmojiDay atau Hari Emoji Sedunia. Emoji merupakan karakter gambar atau emoticon yang berperan dalam mengekspresikan

emosi kita dalam pesan elektronik. Simbol-simbol dalam pesan ini pertama kali diciptakan oleh Shigetaka Kurita pada kisaran tahun 1998 dan 1999.

Pengertian Emoji sendiri dalam bahasa Jepang berarti

“gambaran kata.� Kurita pada awalnya ingin merancang kata-kata gambar ini sebagai fitur pada pager dan membuat pesan agar tampak lebih menarik bagi remaja. Gambar di atas menunjukan jenis emoji yang paling sering dipakai berdasarkan masing-masing Negara. Kamu sendiri, lebih sering memakai emoji yang mana?

ď Š

(Dari berbagai sumber/Infografis:TwitterIndonesia)

9

edisi Juli 2016


CyberSpace

Sinergi Pendidikan, Teknologi, dan Seni

G

In Instagram: @fxsudirman

Art and Social Life membahas beragam fungsi dan makna dari keberadaan seni dalam kehidupan sosial. Ada anggapan yang menyatakan bahwa kehadiran seni adalah untuk seni itu sendiri, tidak kurang dan tidak lebih. Namun sebagian lain beranggapan bahwa fungsi seni adalah membantu perkembangan kesadaran manusia serta memajukan sebuah sistem sosial. Di balik beragam pendapat mengenai fungsi dan makna seni tersebut, faktanya hari ini kita telah mendapati beragam karya seni yang bukan saja menarik tapi juga memberikan makna bagi kehidupan sosial. Dengan seni, sebuah kritikan kini dapat dimaknai dengan lebih baik dan tentu saja menarik. Keterkaitan seni melalui gerakan ataupun penyampaian makna dengan lebih menarik inilah, barangkali yang menjadi dasar sebuah inisiatif pendidikan bernama inibudi.org, mengadakan suatu kompetensi video inspirasi pada bulan Mei yang lalu. Dalam kompetensi .V

Plekhanov

dalam

bukunya

ini, 12 Artis Indonesia ikut berpartisipasi dengan menyumbangkan lagu inspiratif yang kemudian ditampilkan

pada

Pesta

Pendidikan

2016.

Efek Rumah Kaca adalah salah satunya. Band Indie asal Jakarta ini ikut menyumbangkan satu lagu berjudul Merdeka, Adrian Yunan, pencipta sekaligus vocalis dari lagu ini menyatakan bahwa ia berharap lagu ini dapat menjadi renungan dan alarm bagi banyak orang mengenai makna dari kata merdeka. Dalam gubahan liriknya, “Di manakah tanah serta mata airnya? Di manakah rumah serta bahagianya?�

Adrian

ingin

menggambarkan

realita sosial yang terjadi hari ini. Seperti dikutip dari majalah RollingStone Indonesia, bahwa lagu baru Efek Rumah Kaca berjudul “Merdeka� adalah paparan akan kegelisahan mereka terhadap kejadian di Papua belakangan ini yang akhirnya mengusik pertanyaan: apakah negara

ini

sesungguhnya

sudah

merdeka?

Efek Rumah Kaca memang kerap dikenal dengan karya-karyanya

yang ikut membawa isu sosial

dalam setiap lirik musik mereka. Ada beberapa

10

edisi Juli 2016


lagu mereka seperti; Di Udara, yang mengangkat

Seperti halnya ruang belajar yang ditawarkan

fenomena kematian seorang aktivis Munir dalam

oleh situs inibudi.org dan juga Kelas Muda

perjalanannya ke Belanda. Adalagi lagu berjudul

Demokrasi

Kenakalan Remaja di Era Informatika, dan Jangan

teknologi komunikasi dan informasi hari ini

Bakar Buku yang mengangkat isu librisida.

turut mampu menghadirkan ruang-ruang kelas

Hal ini menunjukan bahwa dalam beragam

yang dapat diakses kapan saja dan siapa saja.

medium seni, baik itu lukisan ataupun musik, pesan

(Kemudi)

menunjukan

bahwa

Sinergi antara pendidikan, teknologi, dan

pendidikan dapat disampaikan dan dibungkus

seni dalam

dengan cara yang lebih menarik.

jalan

bahwa pendidikan, sejatinya

dunia pendidikan ini adalah sebuah

terang

untuk

membangun

kesadaran

adalah tanggung

Kemudian dimana teknologi dapat berperan?

jawab bersama dalam wujudnya yang bisa jadi

Saat ini, dimana internet telah menjadi

apa saja, apakah itu musik ataupun, teknologi.

kebutuhan yang penting dalam aktivitas sehari-

Pendidikan,

hari, kita dapat mengakses banyak hal hanya

juga adalah kombinasi yang menarik dalam

melalui

membangun kesadaran sosial.(ry)

satu

medium

smartphone.

Interaksi

serta aksi sosial-pun nyatanya kini juga gencar dilakukan dengan bantuan medium internet.

11

edisi Juli 2016

teknologi,

dan

seni

barangkali


Artikel

Tulisan Tangan di Era Keyboard artikel yang berjudul The Jounal of

Learning Disabilities, para peneliti disini menjelaskan bagaimana pengaruh lisan dan tulisan terhadap apa yang mereka sebut dengan “fungsi eksekutif” pada anak-anak tingkat 4 hingga 9 tahun, dengan ataupun tanpa ketidakmampuan belajar. Virginia Berninger, seorang professor dari Pendidikan Psikologi Universitas Washington dan juga merupakan penulis utama dari studi tersebut, mengatakan bahwa bukti dari penelitian ini menunjukan tulisan tangan adalah proses yang melibatkan pikiran, dimana hal ini pada akhirnya akan membantu anak-anak dalam memperhatikan bahasa penulisan. Dalam artikel lain berjudul The Journal of Early Childhood Literacy, oleh Laura Dinehart seorang profesor pendidikan anak usia dini di Universitas International Florida, membahas hubungan yang mungkin terjadi antara tulisan tangan yang baik dengan prestasi akademik; anakanak dengan tulisan tangan yang baik mungkin mendapat nilai yang lebih baik, karena tulisan yang baik lebih menyenangkan untuk dibaca;anakanak yang berjuang lebih demi tulisan akan menghabiskan banyak perhatian mereka dengan menghasilkan banyak karya tulisan dan konten. Tapi apakah tulisan tangan dapat benarbenar bisa merangsang otak anak? Dr. Dinehart mengatakan seseorang yang memiliki kemampuan

G

lobal Village, dalam istilah Marshal McLuhan, adalah era di mana kita telah dapat ‘bersentuhan’ dengan manusia

yang lainnya, kapan saja, di mana saja, dan seketika itu juga. Sebuah dunia, yang saat ini mengambil alih hampir sebagian besar aktivitas sehari-hari kita. Dalam

keriuhan

perkembangan

teknologi

serta komunikasi yang ditawarkan oleh global village jugalah, seorang penulis di New York Times mempertanyakan serta mengukuhkan kembali, apa esensi dari menulis tangan di era keyboard saat sekarang. “Apakah anak-anak masih perlu belajar old-fashioned handwriting?” Tulis Perri Klass, M.D Adalah sebuah kecenderungan, dimana menulis dengan tulisan tangan dianggap bukahlah sebuah keterampilan yang penting, walaupun beberapa peneliti telah memperingatkan bahwa menulis dengan tangan bisa jadi adalah kunci untuk belajar menulis. Penelitian tersebut mengatakan bahwa perkembangan otak dapat dipengaruhi oleh tulisan tangan. Hal ini terdapat dalam sebuah

12

edisi Juli 2016


awal motorik dalam menulis dengan baik ketika pra

menurut Dr. James, “Tampaknya itulah salah satu

TK, maka kemampuan menulisnya akan lebih baik

manfaat besar dari tulisan tangan,” tegasnya.

ketika ia sekolah. Dinehart menyerukan penelitian

Ahli tulisan tangan telah berkutat dengan

lebih lanjut terhadap tulisan tangan pada tahun-

pertanyaan apakah menulis dengan cunsirve writing

tahun pra sekolah, serta cara untuk membantu

dapat lebih menguntungkan dibanding dengan print writing. Dr Berninger mengutip study 2015, yang menyatakan bahwa dimulai dari anak-anak kelas empat, keterampilan menulis kursif memberikan manfaat baik terhadap ejaan dan komposisi huruf. Kemampuan anak-anak menulis dengan mengetik huruf tampaknya tidak menghasilkan cara aktivasi otak yang sama. Seperti yang kita ketahui, kebanyakan dari kita telah beralih menulis dengan menggunakan keyboard. Menggunakan keyboard, dan terutama belajar posisi huruf tanpa melihat tombol, mungkin juga akan lebih menguntungkan bagi komunikasi di dalam otak, karena tidak seperti dengan tulisan tangan, anak-anak akan menggunakan kedua tangan mereka untuk mengetik. “Sebagai seorang dokter anak, Saya pikir ini mungkin kasus lain di mana kita harus berhati-hati bahwa iming-iming dunia digital tidak mengambil pengalaman signifikan yang dapat memiliki dampak nyata pada perkembangan pesat otak anak,” jelas Perri Klass. Ia juga menyatakan bahwa menguasai tulisan tangan, bahkan memulai menulis ketika huruf masih berantakan sekalipun, adalah cara untuk membuat dan menemukan bahasa tulis sendiri dengan proses belajar yang lebih mendalam. “Penelitian saya berfokus pada bagaimana belajar dan berinteraksi dengan dunia melalui tangan yang kita miliki dan ini berefek sangat signifikan pada kemampuan kognisi,” Dr James juga kembali menegaskan bahwa menulis dengan tangan, menurutnya akan dapat mengubah fungsi serta perkembangan otak

anak-anak mengembangkan keterampilan yang mereka butuhkan untuk tugas yang lebih kompleks, dimana hal tersebut membutuhkan koordinasi proses kognitif, motorik, dan neuromuskuler. “Mitos yang mengatakan bahwa tulisan tangan hanyalah sekedar keterampilan motorik adalah salah,” ungkap Dr. Berninger. “Kita nyatanya menggunakan kemampuan motorik dari otak kita dalam segala hal seperti, perencanaan motorik, kontrol motorik, tapi apa yang paling krusial di wilayah otak kita adalah dimana bagian visual dan bahasa dapat bekerjasama. Wilayah otak ini disebut dengan fusiform gyrus, yaitu salah satu wilayah otak dimana rangsangan visual dapat

benar-benar

menjadi

rangkaian

huruf

dan sebuah tulisan. “Kamu harus melihat huruf dalam ‘mata pikiran’ supaya dapat menghasilkan sebuah tulisan,” tegas Dr. Berninger. Pencitraan otak

ini

akan

menunjukan

bahwa

aktivasi

bagian otak ini berbeda-beda pada anak yang mengalami kesulitan dengan tulisan tangan. Sebuah scan fungsional otak pada orang dewasa menunjukan karaktersitik jaringan otak teraktivasi ketika mereka membaca. Hal ini menunjukan bahwa proses kognitif dari membaca dapat dihubungkan dengan proses motorik membentuk huruf. Karin James, seorang professor psikologi dan otak dari Indiana University melakukan scan otak terhadap anak-anak yang belum tahu/memiliki pemahaman

dalam

menulis,

“Otak

mereka

tidak mampu membedakan huruf” ungkapnya. Setelah anak-anak diajarkan menulis, pola aktivasi

otak

menunjukan

aktivasi

jaringan

membaca akan meningkat, termasuk juga aktivitas

Artikel aslinya dapat dilihat di http://well.blogs. nytimes.com/ dengan judul Why Handwriting Is Still Essential in the Keyboard Age By PERRI KLASS, M.D.

gyrus fusiform. “Surat-surat yang mereka hasilkan sangat berantakan dan beragam dan hal tersebut sangan baik untuk anak-anak belajar banyak hal,”

13

edisi Juli 2016


Tutorial

Cara Mudah Bikin Efek Soft Focus dengan GIMP

S

oft focus adalah sebuah efek pada fotografi yang disebabkan oleh blur akibat aberasi speris lensa. Sebuah

lensa fokus halus didesain untuk menimbulkan efek blur tersebut namun tetap menjaga ketajaman setiap garis dari subjeknya. Kita akan membuat efek Soft Focus lewat Software Open Source GIMP

3. Isi angka dengan ini: radius= 1,0 amount= 1,20 threshold= 3

1. Buka foto yang ingin dijadikan tester 2. Klik Filters > Enchance > Unsharp Mask

4. Duplikat Layer dengan cara klik kanan gambar di layer plih Duplicate layer atau bisa juga dengan shortcut (Ctrl+Shift+ D)

14

edisi Juli 2016


7. Di panel Layer, ganti opacity ke 30%. dan selesai

5. klik Filters > Blur > Gaussian Blur

Sebelum

6.

masukkan

angka

H:25

V:25

Sesudah MTY

15

edisi Juli 2016


Ceritakan hal-hal menarik dan inspiratif tentang TIK di sekitar Anda lalu share di Twitter @ indiTIK dengan hashtag #MenolakGaptek Partisipasi Anda menginspirasi Indonesia. edisi Juli 2016


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.