Buletin Sidogiri edisi 65

Page 45

Dewasa ini banyak HadisHadis palsu bertebaran di podium-podium para dai karbitan. Komentar Anda? Kalau Hadis Maudhû’ (palsu), para ulama sepakat untuk tidak melegalkannya, dan tentunya haram melegalkannya. Jadi seperti yang kita ketahui bahwa para ulama dalam hal penggunaan Hadis sangat memperhatikan betul para tokoh-tokoh yang menjadi rujukannya, semisal Imam Ahmad bin Hanbal, Imam Sufyan atsTsauri, Abdullah bin al-Mubarak, dan lain-lainnya. Kalau nilai Hadis yang digunakan tidak palsu, tapi hanya lemah, bagaimana? Kalau Hadis Dha‘îf (lemah) mungkin masih bisa digunakan dengan memenuhi syaratsyarat tertentu, sebagaimana disampaikan oleh Abdullah bin al-Mubarak, “idzâ rawainâ filhalâli wal-harâmi syaddadnâ, wa idzâ rawainâ fil-fadhâ’ili wa nahwihâ tasahhalnâ”. Jika kami meriwayatkan Hadis tentang halal dan haram maka kami perketat, dan jika meriwayatkan Hadis tentang keutamaan dan semacamnya, maka kami perlonggar. Demikian pula Imam anNawawi dalam “al-Adzkâr” juga menyampaikan bahwa Hadis lemah masih dapat digunakan untuk semisal targhîb atau memotivasi orang lain untuk berbuat kebaikan. Kenapa banyak dai yang tidak selektif terhadap HadisHadis yang mereka sampaikan?

Oleh karena itulah kalaupun masyarakat hingga kini gemar mendengarkan ceramah, namun ceramah yang mereka inginkan adalah yang mengundang tawa, sebab sebenarnya mereka sedang mencari hiburan saja. Semua sudah berubah seiring perubahan zaman. Sekarang ini peran dai tidak hanya sekadar berdakwah, tapi dai yang laris adalah dai yang pandai berhumor, pandai menyampaikan cerita-cerita yang membuat orang gembira di saat mereka dibuat resah, gelisah, dan galau menghadapi perubahan kehidupan mereka dari segala aspeknya, baik ekonomi, keluarga maupun lainnya. Oleh karena itulah kalaupun masyarakat hingga kini gemar mendengarkan ceramah, namun ceramah yang mereka inginkan adalah yang mengundang tawa, sebab sebenarnya mereka sedang mencari hiburan saja. Nah, lubang ini ternyata diisi oleh orang-orang yang bukan ahlinya, oleh mereka yang tidak mempunyai latar belakang pengetahuan agama yang memadai, kemudian mereka menjadi dai, sehingga apa saja yang mereka ketahui, ya itulah yang dijual ke masyarakat, sehingga tak sedikit dari para artis, pelawak, atau pemain ludruk yang merebut kesempatan ini. Jika seseorang memaksakan diri terjun ke bidang yang bukan ahlinya, maka rusaklah semuanya. Tapi agaknya, Hadis palsu yang disampaikan oleh sejumlah dai ada yang bisa memberikan dampak positif BULETIN SIDOGIRI.EDISI 65.MUHARRAM.1433

45


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.