Buletin Sidogiri edisi 65

Page 42

CAKRAWALA ustadz-ustadz instan dengan keilmuan yang belum mumpuni. Hingga tak jarang ada banyak kesalahpahaman massal yang diakibatkan si penceramah menyampaikan sesuatu yang salah, karena ia sendiri sebenarnya juga masih belum begitu memahami. Meski juga tidak bisa dipungkiri, bahwa isi dari ceramah-ceramah itu terkadang memberikan dampak positif bagi para pendengarnya. Dikisahkan pernah suatu “Apakah engkau tahu tentang nâsihk mansûkh?” Sang dai menjawab, “Tidak.” Mendengar hal itu, Ali  pun berkata, “Celaka kamu, dan kau membuat orang lain celaka!” ketika Ali bin Abi Thalib bertemu seorang dai yang kebetulan berceramah dengan menyampaikan cerita-cerita. Maka Ali  pun bertanya kepadanya, “Apakah engkau tahu tentang nâsihk mansûkh?” Sang dai menjawab, “Tidak.” Mendengar hal itu, Ali  pun berkata, “Celaka kamu, dan kau membuat orang lain celaka!” Kisah singkat yang disampaikan oleh Abul Faraj al-Qarasyi dalam kitabnya alQashshâsh wal Mudzakkirîn itu menunjukkan bahwa seorang dai dan penceramah haruslah memiliki landasan keilmuan yang tinggi. Karena sudah barang tentu seorang yang sudah ‘terlanjur’ menjadi dai akan sering ditanyai dalam berbagai bidang ilmu, seperti fikih, akhlak, hadis, politik,

42

BULETIN SIDOGIRI.EDISI 65.MUHARRAM.1433

dan mungkin juga hal-hal lainnya. Maka tentu saja sang dai haruslah memiliki kemampuan yang mumpuni dalam berbagai disiplin ilmu agama. Sikap gengsi adalah penyakit yang mematikan bagi setiap dai. Dan ini haruslah benar-benar diwaspadai. Sebab terkadang sang dai terjepit oleh tuntuntan publik untuk lebih dikenal alim dan berpengetahuan luas, sehingga jarang sekali ada dai yang sanggup untuk berkata “tidak tahu” jika memang dia tidak tahu. Memang ada kalanya dalam menasehati orang lain terdapat sebuah kenikmatan tersendiri, kenikmatan yang membuat si penasehat selalu ingin melanjutkan ceramahnya. Apalagi bila beberapa pasang mata yang mendengarkan terlihat begitu yakin dan khidmat. Maka dalil demi dalil, mulai dari al-Quran, Hadis, kalam hikmah, cerita, atau apapun yang memperkuat pernyataannya akan diungkapkan – meski bisa jadi dalam kondisi ingat-ingat lupa atau lupa-lupa ingat. Tentu semacam hal itu sangatlah fatal, terlebih bila yang diungkapkan adalah ayat al-Quran atau Hadis. Karena bila dia sendiri masih ragu-ragu pada apa yang dia sampaikan, bisa jadi dia akan terjerumus ke dalam kebohongan menyampaikan apa yang tidak pernah disampaikan oleh Rasulullah . Dan bila hal itu terjadi, maka dikhawatirkan pahala besar dari amar makruf nahi mungkar, menasehati orang lain, dan pahala menyebarkan ilmu Allah  akan sirna oleh ancaman


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.