(2009A) PDF: TULISAN BG 2009 BAGIAN PERTAMA

Page 1

TAHUN 2008, TAHUN PENUH RASA SYUKUR Tahun 2008 adalah tahun krisis ekonomi secara global tetapi syukurlah untuk keluarga saya adalah tahun dengan penuh rasa syukur karena itu perlu diucapkan terima kasih kepada Tuhan yang telah memelihara kita selama ini.

Puji Tuhan, pada hari Sabtu, 12 April 2008, Sophia, puteri kedua penulis, berhasil menyelesaikan Magister Pendidikan di UPH pada saat sedang hamil. Kebahagiaan dan kebanggaan ini menjadi berlipat karena sempat mau mogol kuliah. Berkat ketekunan dan pantang menyerah tugas akhir dikerjakan sambil hamil sehingga wisuda juga saat masih hamil.

Ketegangan menanti cucu pertama tidak beda dengan ketegangan menanti anak pertama. Hari Sabtu, 28 Juni 2008, pk: 21:00 sudah mulai ada tanda­tanda dengan sering buang air kecil. Karena non­stop maka terpaksa Pk: 02:00 dini hari Minggu, 29 Juni 2008 dibawa ke RS Bersalin Budi Kemuliaan yang sudah berdiri sejak tahun 1917. Di sinilah ketegangan mulai berlangsung. Syukurlah tepat Pk: 7:45, Gwyneth atau panggilannya Gwen, nama cucu pertama, lahir dengan berat badan 2840 gram dan panjang 48 cm. Terima kasih Tuhan untuk semua ini yang berjalan dengan normal.


Tanggal 1 September 2007 ketika Sophia menikah dengan Hidayat, surprise terjadi karena Tante Lily Suryadjaja yaitu istri Oom William Suryadjaja menyempatkan diri untuk datang ke pesta pernikahan.

Tanggal 1 November 2008 ketika Alvina menikah dengan Gunawan, juga surpirse terjadi karena Ibu Giok Hartono dengan suaminya Pak Budi Hartono juga datang.


Keluarga Soetjipto Nagaria karena sedang berada di luar negeri mengirimkan puteranya yaitu Pak Sugianto untuk datang. Semua ini adalah kejadian luar biasa untuk keluarga kami. Tentu saja ucapan terima kasih harus disampai kepada tamu­tamu yang tidak bisa disebutkan satu persatu, yang telah menyempatkan diri untuk datang. Prof. Dr. Singgih D. Gunarsa selalu datang baik pada penikahan Sophia maupun pada penikahan Alvina. Bahkan pada pernikahan Alvina juga hadir Prof. Dr. Ir. Dali Santun Naga, MMSI

From iwan lesmana date Sat, Nov 1, 2008 at 10:20 PM Pak Bambang dan Ibu Nita Mohon maaf, tadi kita terpaksa membatalkan datang ke pesta pernikahan Alvin setelah sempat berada di belakang gedung Balai Pustaka (di gedung Dhanapala selama 1 jam mundar mandir untuk tembus ke gedung BP yang menurut petugas Satpam dapat dicapai dengan membuka pintu belakang tepat di samping gedung BP). Setelah tanya sana sini akhirnya pintu dimaksud kita temukan, tapi penjaganya tidak ada dan pintu dikunci. Lalu tanya lagi bisa tidak ditempuh dengan jalan kaki, dijawab bisa melalui kantor polisi. Lalu kita jalani dan ternyata salah arah kembali ke salah satu pintu gd. Dhanapala di mana kita tanya lagi, dijawab petugas yang lain tidak bisa tembus ke gd. BP karena dikunci jadi harus melompati pagar setinggi 2 meter (wah bagaimana dengan Maya dan Kevin ya?). Lalu saya lihat jam telah menunjukkan jam 20.10 jadi saya putuskan untuk cari makan dan langsung pulang, karena Maya dan Kevin sudah kecapaian, lapar dan masih belum jelas kapan kita bisa sampai di gd. BP, maklum kita tidak punya gambaran (peta) dan situasinya gelap sekali. Akhirnya jam 20.20 kitapun meninggalkan perparkiran gedung Dhanapala. Tolong sampaikan maaf kita kepada Alvin dan Gunawan, ya. Kapan­ kapan saja nanti Pak Bambang dan Bu Nita menginap di rumah kita, nah pulangnya kita coba mampir ke tempat Alvin. Bagaimana ? Kalau setuju kapan kita janjian, nanti Pak Bambang dan Bu Nita, kita jemput dan antar pulang lagi. Ok, pak, kita tunggu jawabannya. God bless you. Iwan, Maya & Kevin


MENJADI DUTA PAHOA Tentu kaget dan surprise ketika menerima e­mail dari Pak Chien Wu yang tinggal di Hong Kong, pada tanggal 28 Desember 2008, sbb: “Email­email dari Alumni Pahoa Luar Negeri ( AS, Australia, Belanda & Kanada ) yang Anda forwardkan kepada saya selalu mengharukan hati nurani saya. ........ Saya merasa bangga sebagai anggota keluarga besar PAHOA. Saya kira Anda berjasa sebagai jembatan antar Alumni Pahoa Luar Negeri dengan Alumni Pahoa Dalam Negeri ! Anda patut mendapat gelar Duta PAHOA !”. Mohon maaf kepada Pak Chien Wu karena tidak semua e­mailnya ditampilkan dan ada bagian­bagian yang dipotong. Buat penulis yang bukan alumnus PAHOA tentu ini suatu kehormatan, karena sempat bingung ketika pada hari Minggu, tanggal 16 Maret 2008, diajak oleh Pak Uripto Widjaja menyaksikan lahirnya kembali Sekolah Terpadu PAHOA sekaligus Peluncuran Penerimaan Siswa Baru tahun ajaran 2008­2009 dan Peringatan HUT 107 Tahun THHK School. Koq ada ya alumni yang mau keluarkan duit begitu banyak untuk bikin sekolah yang sifatnya non­profit.


MENJADI ANGGOTA KEHORMATAN IKATAN ALUMNI BPK PENABUR Kalau pada tanggal 28 Desember 2008 ada yang memberikan gelar Duta PAHOA, pada tanggal 9 Maret 2002 ada yang mengangkat menjadi Anggota Kehormatan Ikatan Alumni BPK PENABUR. Maklumlah karena penulis bukan alumnus BPK PENABUR dan juga bukan alumnus PAHOA, tetapi alumnus SMA KANISIUS. Ongkie Hananto pada 03 Februari jam 17:26 menulis sbb: Bang, kan pernah ada survey yang kira­kira begini bentuknya. Siapa bintang olympiade Roma yang menang 5 medali emas? di jawab : Gak tahu! Siapa penyanyi soprano yang paling ngetop jaman Kennedy, Krustchov, yang juga disayang oleh Fidel Castro dan Mao Tze Tung? Jawabnya : Boten Ngertos Den Mas ! Tapi pertanyaan : Siapa nama gurumu waktu sekolah ? ... Pasti lancar dee..... Saya pribadi suka merasa kurang ajar, karena tidak selalu punya sikap positif atau jatuh kasmaran sama yayasan pengelola. Tapi kalau yang namanya guru....sekolah.....dan teman teman djaman doeloe.... sepertinya untaian jalinan emosionil setiap kali di ingat, selalu menambah kekayaan batin. Bambang Gunawan ­ my dear friend ­ punya gudang afeksi amat besar. Sedemikian besar, hingga cinta kasih kepada alma mater jaman dulu, pekerjaan yang lalu ­ lalu, sekolah dulu­dulu, bisa merebak ....bukan saja kepada "urusan sendiri" tapi juga bisa ngelencer kiri kanan....ke Pahoa...Ke OEL....ke Sanur.....dll Otty, terima kasih untuk komentarnya. Ini gara­gara Andre Matondang yang bikin Surat Pengangkatan menjadi Anggota Kehormatan Ikatan Alumni BPK PENABUR pada tanggal 9 Maret 2002. Saya bilang ngapain sih bikin surat di atas materai? Maka pengalaman di BPK PENABUR kini ditawarkan kepada yayasan lain.





MERTUA & CPU KENA VIRUS Dalam bidang IT atau komputer kalau ada mertua belajar sama menantu, belajar sama anaknya atau belajar sama cucunya, rupanya bi­ asa dan umum terjadi. Kalau kebalikannya ternyata bisa menimbulkan keheranan. Belum lama ini menantu saya beli CPU untuk orangtuanya agar bisa ko­ munikasi dengan anaknya yang tinggal di Australia. Tidak lama kemudian CPU kena virus sehingga harus diformat dan in­ stall ulang. Ketika cerita hal ini kepada penjual CPU tsb yang kebetulan kenal baik, segera ditawarkan untuk diambil agar bisa dikerjakan di to­ konya. Mantu saya bilang tidak perlu karena sudah dikerjakan oleh mertua saya. Secara spontan sang penjual bilang: "Hebat amat mertua kamu". Kini CPU tsb juga sudah diinstall dengan LINUX agar lebih awet dan tahan terhadap virus. Sudah lima tahun setiap browsing dan cek e­mail, penulis selalu pakai LINUX.


TIDAK TAHU ADA IKATAN ALUMNI BPK PENABUR Dahliani, staf Sistek BPK PENABUR Jakarta, yang dapat tugas khusus untuk mengembangkan e­learning, menulis komentar pada tanggal 4 Februari 2009 di

http://bg440507.multiply.com/journal/item/44/MENJADI_ANGGO TA_KEHORMATAN_IKATAN_ALUMNI_BPK_PENABUR sbb: ”oh sudah ada ikatan alumni ya pak? ini alumni untuk BPK PENABUR Pusat atau Jakarta saja pak? kok saya sebagai alumni ga pernah deng­ ar ya ada ikatan alumni... ^_^” Tidak ada yang perlu disalahkan kenapa bisa terjadi demikian. Puncak acara atau kegiatan yang pernah diselenggarakan oleh Ikatan Alumni BPK PENABUR ialah pada tahun 2000 ketika HUT ke­50 BPK PENABUR dengan mengadakan REUNI SEDUNIA. Saya masih ingat sekali ada alumnus yang sampai khusus beli web­cam untuk acara tersebut. Karena akses internet masih pakai dial up di kantor BPK PENABUR maka ada alumnus yang sukarela pasangkan ka­ bel lease line agar akses internet bisa lebih cepat untuk mengadakan komunikasi dengan alumni yang kumpul di Belanda. Terus terang saya yang bukan alumnus BPK PENABUR merasa kagum karena begitu banyak sukarelawan yang mau turun tangan. Saya hanya bisa mengusahakan untuk mendokumentasikan semua kegiatan mere­ ka selengkap mungkin untuk dipasang di www.bpkpenabur.or.id Sayang sekali pada www.bpkpenabur.or.id saat ini semua berita tersebut sudah tidak bisa diakses. Kalau kita lihat www.bpkpena­ bur.or.id saat ini seolah­olah BPK PENABUR baru punya website tahun 2008, padahal tanggal 19 Mei 1996 sudah diumumkan kepada orang tua murid ada website BPK PENABUR, silakan baca: http://bg440507.multiply.com/journal/item/27 Ada baiknya Pak Andre menuliskan suka duka menjadi Ketua Ikatan Alumni BPK PENABUR dan saya akan mengumpulkan foto­foto kegia­ tan alumni yang masih saya miliki.



GURU & MURID KOMUNIKASI MELALUI FACEBOOK

Dialog di atas terjadi di www.facebook.com antara Sergio Chrisna Joshua Luhukay, murid kelas 3B SDK Ora et Labora Pamulang dengan gurunya Ibu Susi Elisabeth.

Kelebihan dari Facebook ialah mudah untuk membuat pengumuman dan ini telah dilakukan oleh Ibu Susi sbb: Kelas III b tolong setiap pelajaran KTK membawa gunting,lem,dan pensil warna.Thanks. Guru-guru lain ada minat memanfaatkan facebook ini?


10/02/2009 JALAN KAKI HAYAM WURUK ROXY Ongkie Hananto pada: http://ongkiehananto.multiply.com/journal/item/19/Pil_Aj aib_Semuanya_harus_usaha... menulis sbb: 3. Jadilah aktif ! Tak perlu bangun pukul 4 tiap pagi kemudian lari keliling monas lah ! Tapi secara sadar bersedia untuk bergerak lebih banyak. Bila harus naik lift 4 lantai, jalan kaki saja deh. Berjalan 30 menit sehari ( total jenderal ) katanya mengakomodasi banyak keuntungan dibidang kesehatan. Hari Selasa, 10 Februari 2009, saya dari Ora et Labora di Panglima Polim ke Galva naik busway untuk service joybook BENQ. Kemudian dari Galva di Hayam Wuruk, sesuai dengan anjuran dari Ongkie Hananto di atas, iseng jalan kaki ke rumah saya di Roxy. Wah, ternyata masih cukup kuat. Minggu lalu besan saya baru saja kembali ke Rumah Bapa di Surga pada usia 62 tahun dan suaminya yang seusia dengan saya (65 tahun) sudah stroke dan selalu di kursi roda. Saya harus berterima kasih kepada Tuhan karena masih diberikan kekuatan fisik dan kemampuan yang bisa menjadi berkat untuk orang lain. Puji Tuhan.


PROF SATYANEGARA SUMBANG BUKU BIOGRAFI KE PERPUSTAKAAN Terima kasih diucapkan kepada Prof. DR.dr. Satyanegara, Sp.BS yang telah menyumbangkan buku biografinya yang berjudul ”Ayat­ayat Filosofi Satyanegara” kepada perpustakaan GKI Samanhudi dan telah diserahkan pada hari Minggu, 15 Februari 2009, diterima oleh Elly, pustakawan. Sebenarnya tidak terlalu mengharapkan dapat sumbangan karena buku ini laku keras, terbukti tidak sampai satu bulan sudah harus cetakan ke­2, baca info via e­mail dari Elis, sekretaris Prof. Satyanegara. date Wed, Dec 17, 2008 at 8:39 AM Info dari sekretaris Prof Satya: Terimakasih atas respon yang diberikan mbak Vina, pada tanggal 1 De­ sember 2008 pagi buku Prof sudah masuk di Gramedia seluruh Indo­ nesia. Pada tanggal 2 Desember 2008 di toko buku daerah Sunter dan Kota Semarang sudah habis terjual. Pada tanggal 15 Desember 2008 dari Gramedia Pusat minta penambahan stock untuk memenuhi per­ mintaan dari toko buku. Sekarang ini kami sedang mengadakan ceta­ kan ke­2 sebanyak 1500 exp. Terimakasih kami haturkan buat ayahanda mbak Vina yang berkenan memberikan tanggapan. Salam, Elis E­mail di atas disampaikan kepada puteri penulis Alvina sehubungan dengan tulisan penulis yang dapat dibaca pada http://bg440507.multiply.com dan mendapat komentar sbb:


Siegfriadi Darmawan jadi celebrities / public figures di Facebook Pada alamat: http://www.facebook.com/reqs.php#/pages/Siegfriadi­ Darmawan/105272725103?ref=mf ada foto seperti ini:

Tentu bisa menjadi bahan diskusi yang menarik, boleh atau tidak seorang guru ketiduran di kelas.

Onno Purbo wrote at 5:41am, Kamis, 19/02/2009: heheheh ada ada aja nih Pak BG :) .. guru juga manusia sih pak .. saya aja nyupir bisa ketiduran di atas setir & pernah nabrak gara­gara itu .. cuma kan frekuensi­nya 1 dari sekian puluh / ratus kali nyupir hehehe .. yang guru gak boleh mah kalau melakukan pelecehan & sebangsa itu lah .. kalau cuma tidur aja sih masih manusiawi hehehehehe .. Ada guru lain memberi komentar sbb:

Lie Susiana wrote at 8:16pm, Rabu, 18/02/2009: Ya ampun Pak.... Koq bisa seh ketiduran pd saat jam belajar mengajar


Kasian juga bapak guru nya Lie Susiana wrote at 8:54am, Kamis, 19/02/2009 Saya tidak tahu kondisi guru tersebut pada saat foto itu diambil, hanya saya merasa koq bisa yah. Lalu sebaiknya murid2 nya tidah perlu memajang foto itu di web dengan alasan apapun serta juga tidak memberikan komentar seperti itu. Kasian iya atas bapak guru nya lalu juga citra sekolah terbawa, saya tahu murid2 nya sayang banget akan bapak Friadi ... Read Moreitu terbaca jelas dari komentarnya mrk hanya mrk mungkin belum menyadari akibat dari "main­mainnya" mrk akan berdampak apa krn pikiran orang dan opini orang tidak bisa kita kendalikan. Jadi begitu lah pak.. Usul bapak tepat sekali untuk segera foto itu diganti, bukan krn itu foto guru sedang tidur didlm kelas tetapi dampak secara keseluruhan krn balik lagi segala kondisi mendukung dan banyak yg tidak bisa kita kendalikan.

Matias Widodo Adyatmadja February 17 at 9:24am Wah, .... pasti bukan role model yang memenuhi kualifikasi sekolah bermutu. Kalau masih mau berpikir positif, perlu tau anak­anaknya ngapain tuh? Ulangan dan tanpa ada yang nyontek, soal yang diberikan sungguh bermutu, dan guru cuma pura­ pura, karena sedang mencobai siswanya, ya boleh juga, meskipun sudah membuat pihak ke­3 terpeleset, sebaiknya jangan dilakukan, biar citra tidak jatuh.

Matias Widodo Adyatmadja February 18 at 4:13am

Setuju sekali kalau ybs. dikenai sangsi dari teguran lisan sampai pemecatan. Nah menjatuhkan derajat sanksinya itu haruslah pas, jadi perlu ada percakapan terlebih dahulu. Di sini jadi menarik, kalau foto itu diambil pada waktu Pak Bambang masih aktif di BPK PENABUR, itu bagus, berarti ada komunikasi yang terbuka. Kalau sesudahnya, hal ini benar­benar bisa mengerikan. Masalahnya jadi seperti gunung es. Ada ketersekatan komunikasi, ada kecuekan/ke­asal­asalan guru , dan sebagainya. Pak, demi fokus monitoring/penyelidikan, bolehkah saya tahu, kapan foto di ambil, pada jam pelajaran ke berapa, kelas berapa dan sekolah mana? Dalam istilah hukum sekarang saksi/pemberi informasi harus dilindungi, tentu saya pegang teguh. Jangan kuatir tentang hal itu.

Matias Widodo Adyatmadja February 19 at 7:02am

OK, hal ini menunjukkan kontrol sosial selalu lebih jeli dan lengkap. Semoga ... Salam sukses dalam kasih Kristus Berikut ini pendapat mantan pengurus BPK PENABUR Jakarta dan mantan pengurus PH BPK PENABUR (PUSAT): Johny Ginarso wrote at 5:31am barusan sudah dilihat, kapan foto itu dibuat ? masa gara2 foto trus dipecat .. hahaha..


BUTUH 10 LINE TELEPON Kalau ingat tahun 1998, sepuluh tahun yang lalu, karena mikir butuh 10 line telepon untuk 10 bh komputer akses internet, jadi tertawa sendiri. Kejadiannya di SMPK 2 (SLTPK 2), Jalan Pembangunan III/1A, Jakarta Pusat.

SMPK 2 waktu itu dapat tugas dari pemerintah untuk menyelenggarakan internet training dengan instruktur dari Singapore yaitu Mr. Thomas Khng, Mr. Cheng Soo Yin and Miss. Ivy Lo. Infra­struktur yang harus disediakan ialah 10 komputer yang bisa akses internet serempak sama­sama. Nah, bingung karena berarti harus menyediakan 10 line telepon, itulah yang terpikir. Bahkan sempat terpikir untuk pindah saja tempat trainingnya di Tanjung Duren, di Kantor Pusat, tetapi setelah hitung­hitung tetap saja belum ada 10 line telepon. Untunglah ada dewa penolong dari Bitnet yang mau menyediakan server lengkap dengan programnya sehingga cukup satu line telepon untuk 10 komputer bisa akses internet. Internet training seperti pada foto di atas dapat berlangsung dengan baik dan menimbulkan komentar sbb: Komentar Dr. Joseph F.P. Luhukay Date: Wed, 21 Jan 1998 14:43:53 +0700 Astaga, apakah orang­orang Singapura ini dibayar? Mahal sekali, padahal bisa dicarikan pelatih di Indonesia. Date: Sun, 01 Mar 1998 23:41:03 +0700 From: Jos Luhukay Pak Bambang, Proyek ini tampak menarik. Apakah dapat "ditularkan" ke lembaga pendidikan lain? Kalau bisa, harap saya diberitahu nama contact­person yang bisa dihubungi (dan alamat/telepon/e­mail address­nya). Kini tahun 2009 dan sejak akhir tahun 2007, penulis sudah tidak pernah lagi akses internet pakai line telepon karena sudah pasang jaringan khusus broadband melalui firstmedia dan banyak pekerjaan bisa diselesaikan dari rumah. Hanya sayang foto di atas serta laporan internet trainingnya yang lengkap, sejak awal 2008, tidak bisa diakses dari http://www.bpkpenabur.or.id


28/07/1996 CERAMAH KEPADA PELAWAT GKI SAMANHUDI Inilah pengalaman menarik penulis pada tahun 1996. Laporan di bawah ini pernah dimuat dalam website GKI Samanhudi tahun 1996, hanya sayang kini sudah tidak bisa diakses lagi.

Pada hari Minggu tgl. 28 Juli 1996 telah diadakan Pertemuan Pelawat dengan tema "Meningkatkan Semangat Pelawat Dalam Pelayanan". Pada pertemuan tersebut sebagai penghargaan kepada para pelawat yang telah bersusah payah membantu gereja, ditawarkan untuk memuat foto­fotonya pada home page GKI Samanhudi. Ini­ lah mereka yang hadir pada pertemuan tersebut. No.

Nama

Kode

1

Amelia S.

P18

2

Bambang T & isteri

S7A

3

Christina Budiarta

P7B

4

Deetje Djiauw

U6

5

Diana Wiradharma

Ketua Pembinaan

6

Dorie Hadiman

P4A

7

Elly Arifin

B18

8

Elly Rochili & Tatang M.

Anggota Kebersamaan

9

Ellyana Gumulya

T9

10 Evie Murdjaja

B7

11 Flora Oswari

U3

12 Giok Nio

­

13 Hilda B

D.Sawit

14 Ie Men Tjoen

B41A

15 Ingrid S.

V­12

16 Jejey

Wakil Ketua

17 Junus Usman

P56


18 Juzak Sutiono

P48

19 J.F. Putuhena

P23

20 Krisanti K.

Ketua Kebersamaan

21 Kristarwiyani Soebianto

Anggota Pembinaan

22 Kristiana W.

B26

23 Kwee Hin Hoa

P64

24 Lanny

B46

25 Lannyta Hartono

P15A

26 Lewi Haryadi

P7

27 Lies W.

P14A

28 Lieswati

­

29 Lily Rahardja

B24

30 Lilyana

P51

31 Linawati Chandra

Anggota Oikmas

32 Linawati Kosasih

Anggota Oikmas

33 Lina Suwarin

­

34 Magdalena

B40

35 Marian Bestari

B42

36 Mariati Sutiono

P2

37 Mariawaty S.

P26

38 Martha

RS Husada

39 Martini

P36

41 Myrna Setiadi

Ketua

40 Nelianatti

P4

42 Nyauw Kim Fa

P20

43 Ny. Gunawan S./Tjan Siok Hwa P37 44 Ny. Imelda

P49

45 Ny. Jusak O.

B14

46 Ny. Olly Kosim

B41

47 Ridwan Sutardio

Majelis Pendamping

48 Ruth Rustinah Nadipurwa

P40

49 Seng Liong

­

50 Sioe Tjong

­

51 Suciyanty

U6A

52 Sutjiati S.

P53

53 Suzanna Yahya

­

54 Titien L.

B48

55 Tjie Lie Na

P24

56 Venny W.L.

P8


57 Widaryati Irawan

P52

58 William Gunawan

Majelis

59 Yo Papilaja

­

60 Yong Tjit Yun

T3

Sepuluh tahun kemudian yaitu tahun 2006 WEB GKI SAMANHUDI BANGKIT KEMBALI. Berikut ini sejarahnya. 1995: PENULIS TAHU INTERNET 1996: ADA WEB BPK PENABUR, CYBERGKI & UKRIDA DI SERVER UNIVERSITY OF WISCOUNSIN 1997: WEB BPK PENABUR, CYBERGKI, UKRIDA PINDAH KE ISP BITNET 1997: www.gki.or.id/samahudi 2006: www.gki­samanhudi.or.id

Pada tahun 1996, beberapa hari setelah foto­foto dipasang di website GKI Samanhudi, penulis bertemu dengan teman sejawat seorang psikolog yang bernama Dra. Yanthy dan menceritakan bahwa maminya yang bernama Ruth Rustinah Nadipurwa Kabul bangga sekali karena fotonya akan dipasang di internet dan mau telepon cucunya di Australia suruh lihat. Penulis surprise sekali dengan cerita tsb karena tidak menduga sama sekali Dra Yanthy yang beragama Katholik memiliki mami yang menjadi pelawat yang aktif di GKI Samanhudi. Sayang Oma Ruth Rustinah Nadipurwa Kabul telah kembali ke rumah Bapa di Surga.

Ibunda Wawat Kurniawan yaitu Ibu Elly Arifin


juga hadir pada hari Minggu tgl. 28 Juli 1996 tersebut. Siapakah Wawat Kurniawan? Inilah orang yang berjasa membangkitkan kembali website GKI Samanhudi pada tahun 2006 dengan alamat http://www.gki­samanhudi.or.id yang kita kenal saat ini. Pada tahun 2006, ketika rapat dengan mejelis GKI Samanhudi untuk memperkenalkan website GKI Samanhudi yang baru, penulis telah mengusulkan sbb: 1. CONTENT IS THE KING, jadi masalah content ini harus menjadi tanggungjawab bersama dikerjakan secara gotong royong 2. PERLU REPORTER, ada staf khusus yang bertugas meliput kegiatan­kegiatan di lingkungan GKI Samanhudi 3. PERLU AKSES INTERNET BROADBAND UNLIMITED, dilakukan secara bertahap. Tahap 1: ADSL limited, k.l. Rp. 300.000.­ sebulan 4. PERLU PELATIHAN KHUSUS UNTUK PENDETA yang akan melayani konsultasi via chating 5. PERLU KOMPUTER & SCANNER yang dapat dipakai bersama untuk melengkapi content Pada tanggal 15 Maret 2009, penulis gembira sekali ketika mengetahui ada website khusus mengenai Pelawat GKI Samanhudi dan segera menuliskan beritanya di http://www.gki­ samanhudi.or.id sbb: Selamat diucapkan kepada Komisi Pelawat GKI Samanhudi yang telah memiliki website pada alamat : http://pelawatsamanhudi.multiply.com Sampai dengan hari Minggu, 15 Maret 2009, telah berisi PHOTOS sebanyak 4 topik, VIDEO 2 topik, MUSIC 1 lagu, REVIEW 1 buku dengan judul "Ketika Orang Beriman Bertengkar" dan juga telah dibuatkan LINK ke http://www.gki­samanhudi.or.id Semoga waktu­waktu selanjutnya website ini semakin banyak isinya sehingga bermanfaat untuk jemaat GKI Samanhudi khususnya dan masyarakat luas umumnya.


Hari Rabu, 18 Maret 2009, pada http://pelawatsamanhudi.multiply.com/journal/item/1 muncul tulisan dengan judul "Memperkenalkan Website PELAWAT GKI SAMANHUDI" oleh Eres (Ridwan Sutardio) yang juga hadir pada hari Minggu tgl. 28 Juli 1996 sebagai Majelis Pendamping. Puji Tuhan, ini baru LUAR BIASA. Pada foto di atas ini adalah Pak Ridwan tahun 1996, 13 tahun yang lalu, ternyata tidak berubah kalau dibandingan dengan foto saat ini. Selamat !!!!!!!!


KETEMU FIFI TRIANANDA DI FACEBOOK Menyenangkan sekali kalau ketemu teman lama yang sudah berpisah lebih dari 20 tahun. Fifi Triananda, nomor 3 dari kiri, bersama suami dan tiga puteri, terlihat pada foto di bawah ini.

Samuel Solaiman (PH PENABUR) wrote: Pak Bambang, istri Pak Tri, Ibu Yuli Fifi pernah kerja di KPS di tempat Pak Bambang. Apa masih ingat? Ibu Fifi adalah kakak dari istri saya. Jadi ibu Fifi adalah kakak ipar saya. Tahun 2000 mereka ke USA dapat Green Card . Sekarang mereka semua sudah US Citizen. Fifi kerja di KPS tahun berapa ya? BG: Tahun berapa saya lupa, tetapi catatan saya sbb: Sejak tahun 1972 beberapa sekolah BPK PENABUR Jakarta telah memiliki Media Optik yaitu: Overhead Projector dan Slide Projector. Tetapi pengembangan software baru dimulai pada tahun 1975. Agar pembuatan software dapat sesuai dengan kurikulum yang berlaku dan sesuai dengan syarat­syarat pendidikan maka BPK PENABUR Jakarta menempatkan ahli Teknologi Pendidikan. Mula­mula Dra. Refni dari IKIP Jakarta, kemudian diganti oleh Dra. Fifianda juga dari IKIP Jakarta. Kini ada Dra. Seminari, alumni Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga, Drs. Maman Surahman dari Teknologi Pendidikan IKIP Jakarta, serta Sartono dari Seni Rupa IKIP Yogyakarta. Berikut ini foto Fifi tahun 1987 ketika sedang melakukan pelatihan


Media Pendidikan untuk Indra yang khusus datang dari PPPK Petra Surabaya. Location: AVA ­ Jl. Pembangunan III/1A, Jakarta Pusat

Grace, Fifi dan Indra, yang khusus datang dari PPPK Petra Surabaya untuk belajar di AVA BPK PENABUR Jakarta.

BG sedang menerangkan penggunaan OHP untuk Indra (paling kanan) yang khusus datang dari PPPK Petra Surabaya. Nama­ nama pada foto dari kiri: BG, Anne, Ginarti, Debora Kana, Fifi dan Indra.


1990 PAK KWIK BELAJAR KOMPUTER

Surprise, foto di atas ditayangkan pada hari Kamis, 26 Maret 2009, ketika diadakan persekutuan untuk mengenang Pak Kwik (S. Kristiadji), Kepala SMPK 2 (1982­1994) & Kepala SMPK 5 (1 Agustus 1959­30 Desember 1983). Pada tanggal 13 April 1994 Pak Kwik telah meninggalkan kita untuk selama­lamanya.. Sayang penulis tidak bisa hadir dan terima kasih kepada Yemima (puteri Pak Kwik) yang telah mengirimkan foto tsb. Bagaimana ceritanya sehingga foto tsb bisa terjadi? Dalam tulisan dengan judul “MENGENANG SUSETIJO KRISTIADJI” yang dibuat pada 28 April 1994 terdapat data sbb: ”Ketika tahu penulis belajar komputer Pak Kwik juga ikut­ikutan minta diajarkan. Ternyata dalam bidang komputer ini Pak Kwik sering dinyatakan sebagai kepsek yang paling menguasai komputer bila dibandingkan dengan kepsek yang lain. Satu tahun sebelum akreditasi SMPK II Pak Kwik ada mengajukan ide bagaimana kalau menggunakan komputer untuk menjawab pertanyaan­pertanyaan akreditasi. Suatu hal yang baru tentu menarik untuk dicoba. Berasal dari ide Pak Kwik inilah oleh Drs. S.M.C. Pessy kini setiap sekolah yang diakreditasi diharuskan menggunakan komputer. Jadi Pak Kwik juga kreatif karena sering menggemukakan ide­ide yang orisinil.” Berikut ini catatan pada tanggal 4 Oktober 1991 dengan judul ”AKREDITASI & KOMPUTER” yang menceritakan cikal bakal akreditasi sekolah BPK PENABUR Jakarta menggunakan komputer.


Secara berturut­turut dari tgl. 27 September 1991 s/d tgl. 3 Oktober 1991 mulai dari SMPK 2 & 5, kemudian SMPK 3, SMPK 6 dan berakhir pada SMPK 1 & 4 telah diakreditasi oleh pemerintah. Apakah hubungannya dengan komputer? Nah, hal inilah yang menarik. Rencana akreditasi semula ialah tahun 1990 tetapi entah kenapa tidak jadi. Pada akreditasi biasanya seluruh data sekolah mulai dari pendaftaran siswa baru, kenaikan kelas, daya serap, jumlah lulusan bahkan sampai dengan anggaran dasar yayasan, anggaran rumah tangga yayasan, rencana jangka panjang dan rencana jangka pendek dari yayasan ikut ditanyakan dan harus diperlihatkan. Karena banyaknya data yang harus diperlihatkan kepala SMPK 2 meminta bantuan Bidang Media Pendidikan untuk membuatkan visualisasinya. Jadi persiapan akreditasi di SMPK 2 sudah berlangsung lebih dari satu tahun. Tgl. 27 September 1991 petugas akreditasi sudah datang, timbul keragu­raguan, perlihatkan komputer lebih dahulu atau ditanya lebih dahulu. Karena ragu­ragu inilah dan kebetulan petugas akreditasi juga cukup lincah terpaksa komputer tidak bisa tampil lebih dahulu. Pertanyaan yang bertubi­tubi tidak dapat dihindarkan lagi. Mula­ mula ditanya mengenai anggaran dasar yayasan, anggaran rumah tangga, rencana kerja dan lain­lain. Tiba­tiba timbul pertanyaan mengenai prosentasi kenaikan kelas di SMPK 2. Segera ditawarkan, bagaimana kalau dilihat di komputer saja. Hanya dalam waktu beberapa detik grafik kenaikan kelas yang warna­warni muncul di layar komputer. Nah, sejak itulah komputer yang mengambil alih untuk menjawab pertanyaan­pertanyaan. Setelah selesai akreditasi Pak Pessy menanyakan apakah semua SMPK kita sudah dipersiapkan dengan komputer seperti itu. Segera dijawab: "Wah, tidak Pak, ini hanya uji coba saja!". Esok harinya yaitu hari Sabtu, tiba­tiba timbul ide kalau hanya data yayasan saja masih mungkin untuk dibuat dan digunakan oleh SMPK yang lain. Segera dikumpulkan data­data tentang yayasan. Kebetulan ada hari Minggu sehingga bisa lembur seharian untuk mengerjakannya. Hari Senin segera kirim komputer ke SMPK 3 dan SMPK 6. Hari Selasa, tgl. 1 Oktober 1991 akreditasi di SMPK 3, berkat pengalaman di SMPK 2 kini komputer keluar lebih dahulu. Benar saja, berhasil memberikan kesan yang baik. Sehingga pertanyaan tentang data­data yayasan berkurang banyak. Metode yang sama juga diterapkan di SMPK 6 serta di SMPK 1. Begitulah berkat teknologi canggih memberikan laporan hanya tinggal pencet­pencet tombol key board saja. Di SMPK 3 dan di SMPK 1 petugas akreditasi menanyakan program apa yang digunakan?. Program yang digunakan ialah PC Story Board Live. Penulis kenal dengan program ini sudah sejak tahun 1985


diperkenalkan oleh Ir. Aribowo, kini pengurus PH BPK Penabur. Waktu itu bulan Desember 1985, penulis diundang datang ke kantornya. Peristiwa itu tidak akan terlupakan karena penulis merasakan sebagai hadiah Natal dari Pak Aribowo. Sejak itu setiap ada presentasi penting program PC Story Board ini selalu tampil. Yang teringat ialah Simposium Teknologi Pendidikan 1987, kemudian tahun berikutnya ada Seminar Teknologi Pendidikan oleh IKIP Jakarta, Temu Muka Teknologi Pendidikan di Universitas Terbuka, Seminar Media Pendidikan oleh MDPK dan lain­lain. Program yang digunakan penulis pada waktu akreditasi adalah versi ke tiga dan terbaru yang dimiliki penulis. Kemampuan terakhir yang berhasil ditampilkan ialah dengan resolusi 640 x 480 serta 16 warna. Sebenarnya masih ada satu kemampuan lagi yang bisa ditampilkan oleh program ini yaitu 640 x 480 tetapi dengan 256 warna. Sayang belum berhasil, ada yang bisa bantu? Drs. Bambang Gunawan Tgl. 4 Oktober 1991


FOTO NAIK SEPEDA, BEDA 55 TAHUN

Kedua foto di atas berbeda 55 tahun Foto pertama dibuat tahun 1953 ketika usia 9 tahun Foto kedua dibuat tahun 2008 ketika usia 64 tahun Tentu senang sekali Menemukan foto yang sudah begitu lama Timbul ide untuk membandingkannya dengan foto masa kini Terima kasih Tuhan untuk semua ini



PERKAWINAN SANG GURU

From: "Adji AS" To: "Bambang Gunawan" Date: Wed, 18 Sep 2002 17:21:06 +0700 Saya lampirkan: dokumentasi Perkawinan Sang Guru. Salam, Adji Foto di atas dikirimkan tahun 2002 sedang kejadiannya adalah 24 tahun yang lalu yaitu tahun 1978. Luar biasa. Saya benar­benar surprise ketika menerima foto tersebut. Kalau masih keluarga tentu tidak aneh. Saya sendiri sempat lupa bahwa Adji pernah jadi murid saya ketika belajar keterampilan Fotografi. Ketika mengikuti milis CyberGKI, saya perhatikan selalu ada dua anggota yang selalu positif terhadap BPK PENABUR bila ada posting yang sifatnya negatif. Yang pertama adalah Pak Gunawan Hadianto, Ketua Kompartemen Pendidikan. Logis, karena Pak


Gunawan Hadianto adalah pengurus jadi tahu banyak tentang BPK PENABUR dan bisa membalas secara tepat setiap posting yang negatif. Yang ke dua bernama Adji AS. Saya penasaran, siapa dia? Untunglah rekan di kantor Dra. Seminari mengingatkan bahwa Adji AS pernah jadi murid saya. Segera kirim e­mail melalui jalur pribadi untuk minta konfirmasi. Inilah jawabannya. From: "Adji AS" To: "Bambang Gunawan" Date: Tue, 17 Sep 2002 14:15:14 +0700 Ingin tanya, ini Adji mantan murid saya atau bukan? Bukan. Suatu siang, di Pintu Air 11, di sebuah ruang yang ber­ac, seorang guru mengajar dengan bantuan slide. Lengkap dengan bahan pela­ jaran: Dasar­dasar Fotografi. Ditambah peragaan langsung: Ini lho kamera single­lens refleks. Lensanya bisa dilepas. Bisa digonta­ ganti dengan lensa sudut lebar, tele, atau zoom. Ada yang sistem ulir, dan yang praktis sistem bayonet. Klek, langsung lepas. Apa ada guru Penabur yang sesiap dan seinstruksional ini? Suatu siang, di jl Pembangunan, sang guru tampak gembira. Kare­ na berhasil bikin slide beraksara dengan background biru bersih. Hasil eksperimen berkali­kali. Kamar gelapnya di Pembangunan juga nambah enlarger. BW di­ tambah Colour. Gurunya nambah juga, Pak Indra namanya. Asis­ tennya yang setia, Mas Bandi, ikut terus sampe punya anak­istri, sampe kehilangan istri juga, pokoknya ikut terus sama sang guru. Studionya sekarang udah hebat. Bisa bikin sound slide. Bisa trans­ fer analog ke digital. Tapi sang guru tetep sederhana. Naik turun bus kota bukan kendala. Salam, Adji Memang ketika SMA, Adji pernah ikut keterampilan Fotografi dan saya yang jadi gurunya. Waktu itu Adji memang aktif sekali dengan fotografi, kemana saja selalu bawa camera dan rajin pinjam tele lens. Tentu saya sudah lupa bahwa Adji juga ikut motret ketika resepsi pernikahan. Memang luar biasa kalau masih menyimpan foto yang sudah berumur 24 tahun dan tidak ada hubungan keluarga. Setahu saya, Adji juga pernah pindah ke Surabaya karena pernah ketemu di PPPK Petra Surabaya sebagai Guru Agama Kristen. Terima kasih kepada Adji AS atas fotonya, saya benar­benar bangga punya murid seperti Anda.


Bambang Gunawan

Salmon Lanny Nanlohy April 23, 2009, at 11:06pm Thankyou2...ternyata...saya main keyboard waktu Wedding Ku & Kiem Oen Tin...hahaha...masih culun banget tampang saya dulu...hehehe Beda ya sama skrng....hihihi... Yg main musik sama saya ko Piet Sugiaman (Bandung), k Andreas, k Tjoan, k Yongky Tomasowa. Yg thn lalu sempet ketemu hanya k Yongky Tom saja..yg masih di Gereja Isa Almasih, Proklamasi sedangkan yg lain belum tahu ada dimana....

By the way our Wedding day 17 June 1989, 11 thn dr Ku & Kiem wedding day....wow...kok bisa sama tgl nya ya...hahaha

Alamat e­mail Bapak masih di sini? Subject: From: "Adji AS" <adjisutama@gmail.com> Date: Tue, April 7, 2009 8:16 am To: "Bambang Gunawan" <bg@oel.or.id> Priority: Normal Options: View Full Header | View Printable Version


Pak Bambang, Saya mau cek apakah alamat e-mail Bapak masih di sini: bg@oel.or.id Sebab teman saya bilang ada keluarga Bapak di Calgary yg menanyakan alamat e-mail Bapak (Beng Lian?). Salam, Adji AS

SELAMAT HUT DARI ONNO W. PURBO Surprise sekali yang mengucapkan selamat HUT kepada saya yang pertama adalah Onno W. Purbo, pakar internet yang cukup terkenal. Kaget, terharu dan bangga.

Bangga karena Onno W. Purbo ini sudah seperti selebriti yang sering diundang untuk ceramah masalah IT baik dalam dan luar negeri. Kalau ingin minta Onno ceramah harus booking setahun di muka. Tidak mudah untuk minta waktunya. Walaupun demikian penampilannya selalu sederhana. Tidak pelit dengan ilmunya sehingga tidak ada konsep copyright dalam dirinya, semua ilmu dan tulisannya boleh dikutip dan dimanfaatkan oleh siapa saja. Tahun­tahun sebelumnya tidak pernah Onno W. Purbo mengucapkan selamat HUT kepada saya, tetapi berkat adanya Facebook maka saya mendapat suatu kehormatan khusus. Suatu yang istimewa ketika tahun 2003 saya berhasil ke rumah Onno W. Purbo dan mengintip ruang kerjanya seperti terlihat pada kedua foto di bawah ini. Terima kasih Kang Onno untuk perhatiannya dan mohon ijin untuk menampilkan kedua foto di bawah ini. Dengan adanya Facebook jadi banjir yang mengucapkan selamat HUT. Bingung juga untuk jawabnya satu per satu. Kepada yang tidak sempat dibalas semoga tulisan ini bisa menjadi penggantinya. Terima kasih untuk semua ucapan dan perhatiannya.


Ada hal yang menarik menjelang usia 65 tahun ini. Tanpa terduga saya ketemu dengan keponakan saya yang bernama Lanny yang kini ada di Calgary, Canada. Saya baru tahu Lanny yang alumnus BPK PENABUR menikah dengan alumnus Ora et Labora yang bernama Salmon. Sedangkan saya setelah pensiun dari BPK PENABUR diminta membantu Ora et Labora. Maka timbul ide untuk menuliskan di Facebook sbb: Traktiran HUT ke 65: DULU NAKAL DAN BADUNG, KINI PENDETA DI AMERIKA SERIKAT DAN KANADA, baca di http:// www.oel.or.id Ganti tradisi HUT = MAKAN jadi HUT = NULIS.


Karena ketemu Lanny maka dimunculkan album foto dengan judul “1953 DI LAMPUNG” pada alamat: http://www.facebook.com/album.php?aid=2022564&id=1201528695 Yang bikin album tersebut adalah adik papi saya yang dulu bernama Tjiong Bok Tjen tetapi sayang sekali ketika anaknya baru berumur 3 tahun (Diana) dan 2 tahun (Dicky), sudah meninggalkan kita untuk selama­lamanya. Syukurlah berkat ada Facebook, ketemu Diana dan bisa saling curhat mengenang masa­masa lalu. Semua yang telah tiada kini seolah­olah hidup kembali. Terima kasih kepada Facebook, terima kasih kepada semua yang telah memberikan perhatian kepada saya pada HUT ke­65 ini. Semoga Tuhan mau memberkati kebaikan saudara. (BG 07/05/2009)


Tulisan ini dimuat pada Tabloid Ora et Labora No. 13, Edisi 1 Tahun 2, Februari – Mei 2009, halaman 4.


SEPEDA DAN AUDIO DRIVER Tentu tidak ada hubungannya antara sepeda dan audio driver, tetapi kalau mau dipaksa bisa juga. Ceritanya begini. Pak Lamhot, guru Ora et Labora, memiliki masalah dengan joybook BENQ dengan keluhan tidak berfungsi mouse pad dan memohon bantuan untuk diperbaiki. Saya curiga kelihatannya bukan masalah hardware tetapi masalah software karena OS kena virus. Segera diinstall ulang OS dan mouse pad langsung betul, tidak masalah lagi. Tetapi timbul masalah baru yaitu audio tidak berfungsi karena audio driver tidak bisa diinstall. Apa boleh buat, tanya ke bagian service BENQ di PT Galva. Bagian service uji coba hardware dengan jalan mengganti dengan hard disk yang telah memiliki OS yang benar, ternyata tidak ada masalah dengan hardware. Jadi kesimpulannya pada OS yang harus diinstall ulang dan urutan install driver harus benar. Kebetulan hari Jumat, 5 Juni 2009, saya dibebaskan tidak ke kantor dan boleh kerja di rumah saja. Maka install ulang OS dilakukan lagi dengan prioritas install audio lebih dahulu. Tetap saja tidak mau. Wah, mesti bawa ke Galva lagi nih. Karena ada 3 in 1 maka terpaksa harus tunggu sampai Pk. 10.00. Ketika siap­siap mau berangkat, baru sadar dan ingat bahwa mobil saya dipakai oleh anak saya. Bingung bawa joybook BENQ ke Galva naik apa? Kalau naik taxi jarak rumah saya di Roxy ke Galva di Jalan Hayam Wuruk terlalu dekat. Kalau naik bajaj kuatir masalah keamanan. Maka diputuskan naik sepeda saja. Kemudian menyesal, kalau mau naik sepeda tentu tidak perlu tunggu sampai Pk. 10.00, lebih pagi lebih baik. Mau nyebrang jalan Gaja Mada dan Hayam Wuruk dari Alaydrus, ramai sekali. Naik jembatan penyeberangan di depan Gaja Mada Plaza, untung pakai Sepeda Lipat (SELI) yang beratnya hanya 10 kg. Pulang dari Galva lalu iseng kirim posting di Facebook sbb: ”Naik sepeda dari Roxy ke Galva, di Jalan Hayam Wuruk, pulang pergi, asyiik juga, sambil bawa laptop di punggung. Lupa sudah lansia.” Tanpa terduga banyak reaksi dan komentar sbb:


Rupanya untuk install driver harus sistimatis sesuai dengan urutannya yaitu VGA – AUDIO – MODEM, baru driver lainnya, tidak urut tidak apa­apa. Beginilah pekerjaan seorang lansia yang suka naik sepeda dan ngoprek computer, suatu pekerjaan yang biasanya dilakukan oleh kaum muda.


KISAH KONSULTAN PENDIDIKAN PAHOA

Minggu, tanggal 16 Maret 2008, Peresmian Pendirian Kembali Sekolah Terpadu PAHOA, sekaligus peluncuran Penerimaan Siswa Baru 2008­2009, HUT 107 THHK School. Hari inilah saya pertama kali tahu tentang PAHOA. Saya dan istri saya, Ibu Nita, ikut mobil Pak Uripto Widjaja menuju Gading Serpong setelah selesai kebaktian di GKI Samanhudi. Foto di atas yang saya buat memperlihatkan Pak Uripto Widjaja memberikan kata sambutan setelah mendapat penghargaan dari PAHOA karena jasa­jasanya dalam bidang Pendidikan khususnya di BPK PENABUR.

Senin, tanggal 24 Maret 2008 rapat dengan Pak Soetjipto Nagaria, saya ditunjuk sebagai Ketua Tim Konsultan Pendidikan PAHOA, boleh 3­5 orang. Ini berkat rekomendasi Pak Uripto Widjaja, segera esok harinya saya menawarkan kepada Pak Tikky Suwantikno untuk ikut gabung dalam Tim Konsultan Pendidikan PAHOA.


Tanggal 27 Maret 2008, Pak Tikky diperkenalkan kepada Pengurus PAHOA bertempat di rumah Pak Koko. Diputuskan untuk mencari tenaga tambahan sebagai anggota Tim Konsultan Pendidikan PAHOA. Ada 2 (dua) nama diusulkan yaitu Pak Arifin Jos dan Pak Jimmy Sadikin. Pak Arifin Jos tidak bersedia dengan alasan rumah terlalu jauh sedang Pak Jimmy Sadikin mau dan bersedia, kebetulan sedang penasaran dengan PAHOA ini.

Senin, tanggal 31 Maret 2008 Pak Jimmy Sadikin diperkenalkan kepada Pengurus PAHOA bertempat di kantor Pak Uripto Widjaja, PT Galva, Jalan Hayam Wuruk 27, Jakarta Pusat. Surat Tugas dibuatkan dan Tim Konsultan Pendidikan PAHOA segera menyusun proposal untuk diajukan kepada pengurus PAHOA. Terjadi pembagian tugas yaitu Pak Jimmy Sadikin sebagai konsultan bidang Hardware, Pak Tikky Suwantikno sebagai konsultan bidang Software dan Pak Bambang Gunawan sebagai konsultan bidang Website.


Pada rapat, Tim Konsultan Pendidikan PAHOA, Pak Jimmy mengemukakan bahwa kalau jumlah siswa sekelas hanya 20 maka uang sekolah harus tinggi. Pak Soetjipto bertanya kalau di BPK PENABUR bagaimana? Pak Jimmy menjawab di BPK PENABUR sekelas 40 siswa maka Pak Soetjipto memutuskan ikut BPK PENABUR saja. Akibatnya rencana induk dan maket yang telah dibuat harus dibuat ulang.

Rabu, tanggal 17 Juni 2009, Gedung D Sekolah Terpadu PAHOA diresmikan. Inilah hasil kerja dari Tim Konsultan Pendidikan, khususnya Pak Jimmy Sadikin yang menangani masalah hardware. Lihat luas ruang kelasnya, beda dengan Gedung A, B dan C. Dengan demikian berakhirlah tugas Tim Konsultan Pendidikan PAHOA, terima kasih kepada Pengurus PAHOA untuk kepercayaan yang telah diberikan. (BG, 25/06/2009).



NAIK SELI KE SMAK 1 TANJUNG DUREN Hari Rabu, 24 Juni 2009, saya naik sepeda dari rumah saya di Roxy ke SMAK 1 di Tanjung Duren. Idenya mendadak karena mesti bawakan hasil psikotes untuk ibu Daisy Imelda dan kebetulan masih pagi, baru pk. 6 lewat, juga baru beli tas tukang pos di sepeda. Diputuskan naik sepeda saja antarnya. Sampai di SMAK 1, ketemu Pak Untung, pesuruh, ngeledek: "Saya kira tukang koran dari mana", katanya. Tidak lama kemudian Ibu Eka, ekspedisi, tiba. Dari jauh dia tidak kenal saya, setelah dekat dia kaget karena lihat saya naik sepeda. Kemudian ketemu lagi guru SMAK 1 yang lihat saya sambil ketawa dan kagum rupanya. Syukurlah sudah lansia masih kuat dan sehat sehingga masih bisa naik sepeda. Sayang tidak bawa camera sebagai bukti ada di SMAK 1 naik sepeda.


B2W 17 AGUSTUS 2009 DI SMPK OEL BSD

Ketika ikut SEPEDA GEMBIRA (FUN BIKE) pada tanggal 17 Agustus 2009 di SMPK OeL BSD dari rumah sudah siap dengan celana pendek, kaos dan tutup kepala dengan atribut B2W. Sampai di SMPK OeL BSD ketika naik tangga berpapasan dengan seorang guru SMPK OeL BSD. Spontan guru tsb berkata: “Sering lihat bapak ini, orang tua murid ya?”. Saya tidak menjawab dan hanya senyum saja. Bisa dimengerti dan maklum kalau tidak dikenal karena sedang berpakaian begitu. Selesai upacara, saya kembali ke mobil untuk mengeluarkan sepeda dan mempersiapkan sepeda lipat. Ada orang tua murid yang datang dan melihat saya memasang sepeda lipat. Ortu tsb juga membawa sepeda untuk anaknya tetapi bukan sepeda lipat. Terjadilah pembicaraan sbb: Ortu: ”Guru ya?”. BG: ”Bukan dari yayasan.” Ortu: ”Sama­sama dengan Pak Tikky ya?”. BG: ”Betul, saya mau meliput untuk dipasang di web OeL”. Ortu: ”Kalau begitu ini Pak Bambang Gunawan ya?”


Nah, kini saya kaget karena ada ortu yang belum pernah saya ketemu sebelumnya tetapi langsung bisa menyebutkan nama saya. Dari pembicaraan kemudian diketahui bahwa ortu tsb sering lihat web OeL dan tahu kelulusan anaknya dari SDK OeL BSD dari http://www.oel.or.id Thanks God, walaupun di usia senja ini masih bisa naik sepeda dan masih ada manfaatnya untuk orang lain.


DR LEONARD KALIGIS YANG SAYA KENAL Pada tanggal 7 Juni 2008, penulis menulis: DR HERMAN KALIGIS (K.S. LIE) YANG SAYA KENAL Pada alamat: http://www.pahoa.or.id/readarticle.php?article_id=22 Waktu itu belum pernah ketemu muka dengan Dr Herman Kaligis. Kini terulang kembali dengan kakak kandung dari Dr Herman Kaligis yaitu Dr Leonard Kaligis. Pada tanggal 8 September 2009, tiba­tiba di Facebook ada tertulis sbb:

Diperoleh jawaban sbb:

Penulis sempat bingung karena pada Facebook tertulis Leonard Laligis. Segera ditanyakan nama yang benar apakah Leonard Laligis atau Leonard Kaligis?


Suatu kehormatan bagi penulis yang belum pernah ketemu muka dengan Dr Leonard Kaligis tetapi langsung diberikan undangan di bawah ini:

Pada tanggal 12 September 2009, Dr Herman Kaligis memberikan info sbb: Pak Bambang yb, Betul sekali beliau Dr.Leonard Kaligis (Psikiater) adalah kakak kandung saya sendiri. beliau memberi motivasi pada saya untuk sekolah, sekolah dan sekolah terus untuk bisa meraih cita­cita sebagai dokter. Tanpa usaha beliau mungkin saya tidak jadi dokter seperti sekarang. Beliau pernah ditempatkan di RS Jiwa Sungai Liat, Bangka. Sebagai kepala RS Jiwa di sana, sampai mendekati usia pensiun beliau baru ditarik ke Jkt. Saat ini beliau praktek di RS Husada sebagai psikiater. Beliau juga alumni JPP. Bahkan pada waktu SMP beliau sekolah di dua tempat, pagi di Pahoa Blandongan sedangkan siangnya di JPP Patekoan, jadi beliau sekolah di dua tempat, makan siang di sekolah. Saya masih ingat waktu itu ketika pulang sekolah sore harinya beliau pingsan di jalan. Untung waktu itu masih banyak


orang baik di Jakarta, kakak saya diantar pulang berikut sepedanya. Suatu saat akhirnya ketahuan juga oleh guru di Pahoa Blandongan, dan beliau dianjurkan utk memilih salah 1 sekolah saja. Akhirnya beliau memilih sekolah di JPP, tapi kemudian beliau lulus di SMA Pergujati Jatinegara. Mengenai pingsan, berikut ini penuturan dari Dr Leonard Kaligis sendiri:

Kemudian terjadi obrolan mengenai sepeda sbb:

Berikut info mengenai profesi dari Dr Leonard Kaligis:


Walaupun penulis belum pernah ketemu muka dengan Dr Leonard Kaligis, tetapi pada foto di bawah ini bisa ditebak, yang paling kiri adalah Dr Leonard Kaligis.

Diharapkan tokoh seperti Dr Leonard Kaligis yang pernah menjadi direktur RJS Sungailiat, Bangka, selama 18 tahun, bisa menjadi teladan untuk siswa/siswi Sekolah Terpadu PAHOA di masa yang akan datang. Adiknya Dr Herman Kaligis menambahkan sbb: ”Mengenai pengabdiannya di RSJ Sungai Liat, saya sependapat


dengan Pak Bambang Gunawan, bila suatu waktu pengalaman menjadi dokter jiwa di Sungai Liat bisa diceritakan kepada adik­adik kita di Sekolah Terpadu Pahoa. Siapa tahu nanti lulusan Pahoa Serpong akan ada yang menyusul untuk mengabdikan diri ke daerah­ daerah terpencil di Nusantara tercinta ini. K.S. Lie.” Bambang Gunawan, 16 September 2009


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.