(1995) TULISAN BG 1995

Page 1

E-MAIL PERTAMA DARI BELANDA Dr. Ed van den Berg di depan komputer ketika berkunjung ke Bidang Media Pendidikan.

Suatu hari dipertengahan bulan Maret 1995 tiba-tiba ada telepon dari Alwin Sadikin (Franky) yang menawarkan untuk mencoba internet dengan user-id: GEMBALA, passwordnya juga diberikan. Dia sudah bayar uang pangkal Rp. 50.000,--. dan iuran Rp. 40.000,--. per bulan. Disuruh mencoba dengan gratis siapa yang tidak mau? Disket program yang bernama INDOCOMM berikut fotocopy brosur juga diberikan. Maka mulailah petualangan baru di dalam komputer. Kebetulan punya kartu nama Dr. Ed van den Berg di Netherlands lengkap dengan E-mail: EDBERG@NAT.VU.NL. Iseng-iseng kirim surat kepadanya. Esok hari jawaban sudah ada di komputer saya.

Date: Mon, 20 Mar 95 16:14:54 From: edberg@nat.vu.nl (Ed van den Berg) To: gembala@server.indo.net.id Subject: Re: Hallo Bp. Bambang yang baik. Ini surprise, melihat nama Anda tampak pada komputer saya! Salam dari negeri Belanda. Awal Januari saya sebentar di Salatiga, tetapi terpaksa lari lagi untuk mengunjungi Filipina dan menulis usulan proyek. Jadi saya hanya mampir di Cengkareng saja dan langsung ke Jateng. Kembalinya sama. Saya masih menunggu berita Bank Dunia. Katanya, mereka ingin mengundang saya bulan Mai, tetapi saya masih menunggu berita resmi. Salam kepada para alumni UKSW di sana. Sama-sama surprise dan kaget. Rasanya Indonesia dan Netherlands hanya berjarak sejengkal saja. Komunikasi begitu mudah dan cepat. Surat berikutnya juga muncul di komputer penulis. Date: Wed, 29 Mar 95 10:28:11 From: edberg@nat.vu.nl (Ed van den Berg) To: gembala@server.indo.net.id Subject: Re: HEY Bp. Bambang, saya akan ke Jakarta tgl 13 Mai - sekitar 27 Mai. Sampai bertemu, Ed van den Berg.


Segera surat di atas dijawab pada hari Kamis pagi tgl. 30 Maret 1995 dengan pertanyaan: "Apakah ada waktu untuk BPK PENABUR?". Siang harinya sudah diperoleh jawaban sbb: Bp. Bambang, saat ini jadwal kunjungan saya masih belum pasti dan beban kerja belum juga. Jadi kita lihat nanti saja apakah ada waktu untuk BPK PENABUR. Ed. Inilah baru asyik, ngobrol jarak jauh tetapi hanya dengan biaya pulsa lokal karena telepon yang dihubungi hanya nomor 4702888. Kabarnya melalui Internet ini, biaya surat-suratan jauh lebih murah bila dibandingkan menggunakan fax.

APAKAH INTERNET? Internet adalah jaringan komunikasi atau network antar-komputer yang tersebar di seluruh dunia. Anggotanya mencapai 25 juta dan komputer yang terkait langsung sebanyak 2 juta. Jumlah itu akan terus meningkat sejalan dengan kebutuhan orang untuk berkomunikasi. Pada harian Suara Pembaharuan, tgl. 13-02-1995, dibawah judul PERKEMBANGAN INTERNET, cukup jelas diterangkan sejarah dari Internet di Amerika Serikat yang dimulai pada tahun 1969 dan baru tahun 1994 ada PT Indointernet di Jakarta yang melayani umum. Fotocopy kliping artikel tersebut dapat diminta pada Bidang Media Pendidikan KPS Jakarta, Jl. Tanjung Duren No. 4, Gedung E UKRIDA Lantai 5, Telp. 5668373, Jakarta Barat. Melalui Biretni dari kantor PH BPK PENABUR, Pdt. Dr. Robby Chandra mendengar bahwa penulis sedang main-main dengan Internet. Pagi hari Rabu tgl. 29 Maret 1995 ketika akan masuk kantor ada memo dari Pdt. Robby yang meminta penulis datang ke rumahnya jam 14.00 untuk demo Internet Connection. Wah, serba salah, kebetulan hari itu AC di mobil penulis sedang rusak. Pergi ke Jl. Pulau Asem Utara VIII No. 6 di Rawamangun dari Tanjung Duren yang terkenal dengan macetnya adalah suatu siksaan. Apa boleh buat, ada orang yang mau ngajarin gratis, kenapa ditolak? Syukurlah, tidak sia-sia. Kursus kilat selama satu jam ternyata banyak masukan yang diperoleh. Baru tahu bahwa Pdt. Robby banyak memanfaatkan Internet untuk mencari bahan kotbah dari sumber- sumber di USA. Bahkan dia memiliki Yellow Pages dari anggota Internet di seluruh dunia yang diterbitkan setiap setengah tahun. Juga ada buku mengenai tips & triks menggunakan Internet. Sebagai oleh-oleh, dipinjamkan CD-ROM mengenai seluk beluk Internet. Yang unik adalah Pdt. Robby sedang koleksi anggota Internet lulusan STT, Satya Wacana, Duta Wacana, pengunjung dan aktifis di berbagai gereja di seluruh dunia. Sejauh ini dia telah berhasil membuat mata rantai dengan Melbourne, Wisconsin, St. Francisco dan sebagainya. Juga di dalam negeri. Bila ingin membantu silahkan hubungi robbycha@server.indo.net.id melalui Internet atau melalui telepon 4880050.

BPK PENABUR dan INTERNET Timbul diskusi dengan Pdt. Robby, bagaimana kalau BPK PENABUR memanfaatkan Internet? Bagaimana bentuknya? Ada ide bagaimana kalau INTERNET menjadi salah


satu mata pelajaran dalam bidang keterampilan Komputer untuk siswa-siswa SMU Kristen? Pakarnya sudah ada yaitu Pdt. Dr. Robby Chandra dan beliau pasti bersedia kalau diminta untuk menatar guru-guru komputer yang ada sekarang dalam bidang Internet ini. Apakah siswa-siswa SMU Kristen kita berminat? Dijamin minat pasti besar karena bisa berkomunikasi kemana saja dimuka bumi ini. Harga komputer terus turun, banyak siswa SMUK yang memiliki komputer pribadi di kamarnya. Lebih baik siswa SMUK asyik dengan Internet karena berkomunikasi dengan orang-orang di luar negeri akan membuka wawasan yang jauh lebih luas dari pada main game sendirian. Tgl. 1 April 1995, Bambang Gunawan


KIRIM MAKALAH KE AMERIKA SERIKAT MELALUI INTERNET Menerima electronic mail sudah bisa. Mengirimkan electronic mail juga sudah bisa. Tidak heran kalau tiap hari bisa berkomunikasi dengan Dr. Ed van den Berg, science education specialist, di Belanda. Semua serba gratis karena yang bayar adalah Alwin Sadikin (Franky). Sekali lagi terima kasih atas kesempatan yang diberikan ini. Hari Sabtu, tgl. 13 Mei 1995 Dr. Ed van den Berg, yang pernah mengajar di Universitas Kristen Satya Wacana selama 10 tahun, tiba di Jakarta. Sayang dia tidak tahu bahwa di Indonesia pada hari Senin tgl. 15 Mei 1995 adalah hari libur karena hari Waisak. Berarti dia tidak bisa langsung kerja di Depdikbud sebagai konsultan Bank Dunia. Tetapi syukurlah dia masih membawa pekerjaan yaitu membuat makalah untuk Amerika Serikat. Hari Senin tgl. 15 Mei 1995 siang Dr. Ed van den Berg menelepon penulis untuk minta tolong mengirimkan makalah yang sudah selesai melalui INTERNET ke Amerika Serikat. Sekitar jam 16.00 WIB Pak Ed, demikianlah panggilan akrabnya, juga pernah beberapa kali memberikan penataran kepada guru-guru Fisika di BPK PENABUR KPS Jakarta, tiba di rumah penulis. Komputer segera disiapkan, file makalah yang bernama VINLAB.ASC (27 Kbyte) sudah diubah dari program Word Perfect menjadi berbentuk ASCII, untuk mempermudah pengiriman. Apakah yang terjadi? File tidak mau dikirimkan. Wah, bingung juga. Sampai sekitar jam 20.00 malam tetap file tersebut tidak berhasil dikirimkan. Pekerjaan sia-sia sore hari tersebut. Tetapi tidak putus asa, segera email permohonan bantuan dikirimkan kepada Pdt. Dr. Robby Chandra. Karena Pak Ed akan mendapatkan telepon dari Bank Dunia maka harus cepat pulang. Jadi setelah makan malam di rumah penulis, Pak Ed segera diantar kembali ke Hotel Tulip di jalan Hang Lekir. Kembali dari Jalan Hang Lekir sudah masuk jawaban dari Pdt. Dr. Robby Chandra sbb: To Upload from your local disk to 'home directory' follow this procedure: 1. Choose item no.9 and choose item no.2 (Upload) 2. When a message appear, asking the file name, don't type anything just press Return button 3. Type 'a' for Ascii and 'b' for Binary 4. Choose Zmodem, and choose the file 5. Press the appropriate button to begin uploading 6. Wait until finished Sayang setiap sampai pada nomor urut ke 4 selalu terjadi transfer error. Coba sekali lagi, juga demikian. Akhirnya setelah dicoba beberapa kali tetapi tetap sia-sia terpaksa kembali ke cara yang mahal yaitu mengirimkan file VINLAB.ASC tersebut ke mesin facsimile di Amerika Serikat. Mahal, karena harus bayar biaya interlokal antar negara.


Sayang cara inipun gagal walaupun sudah menggunakan sorfware yang bernama WINFAX yang canggih itu. Sampai jam 12.00 malam tetap makalah belum bisa dikirimkan baik secara electronic mail maupun secara facsimile. Makalah tidak bisa dikirimkan dengan cara facsimile mungkin karena saluran telepon di rumah penulis tidak memiliki fasilitas SLI (Sambungan Langsung Internasional). Malam itu tidak bisa tidur dengan nyenyak. Tiba-tiba jam 3.00 pagi terbangun dan langsung menghidupkan komputer lagi karena penasaran. Segera menjadi segar dan bersemangat karena ada e-mail dari Edwin Satyadi, mahasiswa S2 Prasetya Mulia, yang menganjurkan agar menggunakan software TELIX. Edwin Satyadi tahu kesulitan penulis dari Pdt. Dr. Robby Chandra. Percobaan dilakukan lagi. Sayang seribu sayang sampai jam 4.00 pagi tetap makalah belum bisa dikirimkan. Terpaksa pagi hari itu masuk kantor dengan mata masih mengantuk. Segera tanya lagi kepada Edwin Satyadi, kenapa masih belum bisa dikirimkan sedangkan Telix sudah digunakan. Edwin Satyadi balik bertanya Telix versi berapa yang digunakan, sedangkan dia selalu berhasil kalau menggunakan Telix versi 3.22. Tentu saja mana mungkin berhasil karena Telix yang digunakan penulis adalah versi 2.12 yang sudah berada di tangan penulis selama kurang lebih empat sampai lima tahun. Sudah kuno! Berkat kebaikan hati Pak Suyono dari Lepisi Computer Club, hari Kamis sore tgl. 18 Mei 1995, Telix versi 3.22 dapat dipinjam. Kamis malam langsung dicoba dan berhasil tanpa susah payah. Koq rasanya mudah sekali mengirimkan makalah walaupun makalah tersebut panjangnya 10 halaman. Kalau kirim pakai fax via WARTEL biasanya tiap halaman dikenakan biaya sekitar Rp 10.000,00. Sepuluh halaman berarti seratus ribu rupiah. Memang lebih murah langganan INTERNET dan lebih menyenangkan lagi kalau biaya INTERNET-nya ada yang bayarin seperti yang dialami penulis sekarang ini. Tgl. 21 Mei 1995, Bambang Gunawan


ROBBYCHA, INTERNET DAN TELEPON Robbycha adalah alamat Internet dari Pdt. Dr. Robby Chandra, kalau melalui Indonet maka menjadi robbycha@server.indo.net.id sedangkan kalau melalui Radnet menjadi robbycha@rad.net.id. Kenal dengan isterinya yaitu Dra. Julia Chandra M.A.,M.A., sudah lama sekali karena sama-sama psikolog dan sama-sama bekerja di BPK PENABUR. Tatap muka pertama kali dengan Pdt. Dr. Robby Chandra ada ceritanya yang cukup unik. Suatu hari Adre Matondang, Dipl.Ing., (orang tua murid) berkata bahwa dia ingin memperkenalkan penulis dengan Pdt. Dr. Robby Chandra. Maka diaturlah hari dan jam pertemuan di Bidang Media Pendidikan yang waktu itu kantornya masih di Jl. Pembangunan. Sayang sekali ketika tiba waktunya diberitahukan bahwa Pdt. Dr. Robby Chandra tidak bisa datang karena sedang sakit. Maka batal berkenalan dengan Pdt. Dr. Robby Chandra. Rupanya Tuhan berkehendak lain. Pertemuan harus tetap terjadi. Beberapa bulan kemudian tiba-tiba ada interlokal dari Bandung, bapak Z.F. Kawareh M.A. (kini pengurus BPK PENABUR KPS Bandung) memberitahukan ingin bertemu bersama Pdt. Dr. Robby Chandra, maka ditetapkanlah waktu dan jam, tempat pertemuan juga masih di kantor Bidang Media Pendidikan yang lama yaitu di Jalan Pembangunan. Pertemuan ini berhasil dengan baik. Waktu itulah penulis pertama kali tatap muka dengan Pdt. Dr. Robby Chandra. Kalau ingat lagi kisah perkenalan di atas, ini tentu perkenalan yang aneh tapi nyata. Untuk berkenalan antara sesama penduduk Jakarta diperlukan bantuan penduduk dari Bandung.

BERKAT INTERNET Sejak itu walaupun sudah kenal tetapi jarang bertemu. Tetapi kini berkat Internet perkenalan itu telah meningkat menjadi akrab. Tatap muka memang tidak sering tetapi tatap komputer sering terjadi. Kini komunikasi berlangsung dengan e-mail melalui Internet. Di sinilah salah satu manfaat dari Internet tersebut. Teman yang semula hanya sifatnya kenal saja tetapi bisa berubah menjadi akrab. Yang tidak kenal pun bisa menjadi kenal, hal ini terjadi pada diri Ir. Edwin S., mahasiswa S2 Prasetya Mulia, yang membantu penulis ketika mengalami kesulitan untuk mengirimkan makalah ke Amerika Serikat. Banyak sekali kemungkinan yang bisa diperoleh melalui Internet. Bagi penduduk Jakarta kelihatannya lebih dimanjakan karena ada beberapa provider pilihan seperti INDONET, RADNET, IBMNET. Sedangkan penduduk di luar Jakarta kini tidak perlu kecewa berkat adanya IdOLA yang dapat diakses dari 11 kota besar di Indonesia tanpa


memutar 021 lagi. Kini dapat komunikasi via komputer dengan pulsa lokal untuk penduduk yang tinggal di Jakarta, Surabaya, Bandung, Denpasar, Medan, Batam, Yogyakarta, Ujungpandang, Semarang, Palembang, Balikpapan. Wah, asyiiik sekali nih. Dengan adanya fasilitas demikian mungkin ada baiknya dibuatkan pilot project untuk electronic mail antara PH BPK PENABUR dengan KPS Bandung, pasti lebih murah karena tidak perlu telepon interlokal lagi.

REKENING TELEPON Setiap kemajuan teknologi selalu ada dampak positif dan negatif. Yang positif seperti telah diuraikan di atas adalah mendapatkan teman baru atau mengakrabkan teman lama. Kemungkinan ini sangat luas sekali karena dapat terjadi antar negara dan bangsa. Sedangkan dampak negatifnya juga sudah banyak diberitakan misalnya membuat bom karena mendapatkan resepnya dari file The Terrorist's Handbook. Pornografi juga salah satu kelemahan dari Internet. Kelemahan lainnya ialah siap-siap dengan rekening telepon. Karena ketagihan tanpa terasa penggunaan telepon menjadi berlipat ganda. Pada bulan Mei 1995 penulis kaget ketika harus membayar rekening telepon sebesar Rp 140.000,00 sedangkan selama ini tidak pernah rekening telepon di atas seratus ribu rupiah, rata-rata hanya sekitar Rp 70.000,00. Jadi gara-gara Internet rekening telepon menjadi dua kali lipat, walaupun hanya main-main sekitar e-mail saja. Tetapi harus bersyukur ini masih murah, karena ada anggota Lepisi Computer Club yang kaget ketika bayar rekening teleponnya sebesar Rp 600.000,00 karena dia banyak mengambil (download) file-file dari sumber-sumber yang banyak sekali disediakan di dalam rimba balantara Internet. Moga-moga hal itu hanya terjadi pada bulan-bulan pertama saja karena sedang semangat tinggi dan masih belajar. Bulan-bulan berikutnya berkat self-control yang baik tentu biaya telepon dapat kembali normal. Tgl. 26 Mei 1995, Bambang Gunawan


HOME PAGE SMAK I & III Pada hari Sabtu, 12 Agustus 1995 penulis menerima email dari Aditya Nugraha (anugraha@peter.petra.ac.id), Universitas Kristen Petra Surabaya, sebagai berikut: "Hi, Home Page Univ. Kristen Petra adalah: http://www.petra.ac.id. Saya sudah tambahkan link ke Home Page SMAK Petra 2 & 3 di sini. Selamat mencoba, komentar Anda sangat kami harapkan, dapat langsung dikirim ke WebMaster@petra.ac.id, Sincerely, Aditya Nugraha." Dengan rasa penasaran ingin lihat home page tersebut, bukan? Apa yang terjadi? Mula-mula home page Universitas Kristen Petra dibuka lebih dahulu. Setelah sampai pada 'Welcome to Petra Christian University' diklik 'Other Information Resource Accessible via World Wide Web' kemudian keluar 'Walking the World Wide Web online through Petranet', lalu diklik '2nd Petra Senior High School Home Page' tetapi aneh bin ajaib yang keluar adalah 'SMAK I BPK Penabur KPS Jakarta home page'. Kemudian saya klik '3rd Petra Senior High School Home Page' maka yang keluar adalah "SMAK III BPK Penabur KPS Jakarta Home Page'. Dengan penuh kebingungan segera kirim email dengan pertanyaan sbb: "Home Page sekolah-sekolah Petra ada dimana?" Beberapa jam kemudian diperoleh jawaban dari Webmaster, U.K. Petra, sbb: "Anda benar, kesalahan ada pada kami. Info kami dapat dari Pak Kriswanto dan sebelum menempatkan link tersebut kami sudah cek keberadaannya, namun karena saat itu kami sedang sangat sibuk, jadi kami hanya melihat Heading dari Home Page tersebut yang mana tertulis SMAK dan kami tidak men-cek informasi di bawah Heading tersebut sehingga terjadi kekeliruan ini. Terima kasih untuk informasinya, sekali lagi kami mohon maaf. Untuk sementara kami akan hapus link tersebut, dan akan kami bicarakan kembali. Sincerely,WebMaster,Petra Christian University". Akan dihapus? Sayang ya? Segera cepat-cepat kirim email lagi dengan permintaan agar jangan dihapus tetapi nama "PETRA" harap diganti dengan "BPK Penabur KPS Jakarta". Benar telah dilakukan, kini homepage SMAK I dan SMAK III berada di dalam homepage U.K. Petra Surabaya. Tidak percaya, silahkan lihat sendiri. Bagi mereka yang tidak pernah main-main dengan Internet tentu bertanya-tanya, apa itu home page? Home page adalah "halaman" di WWW yang isinya informasi mengenai subyek tertentu. Misalnya home page SMAK I (http://elektra.res.cmu.edu/~smak1) isinya adalah informasi tentang SMAK I yang terdiri dari Get to know SMAK I, Get to know BPK Penabur KPS Jakarta, The memorable year books, SMAK I faculty staff, Personal web pages of SMAK I alumni, Alumni email list dan Miscelaneous. Kini timbul pertanyaan apa itu WWW? WWW berasal dari kata World Wide Web, suatu jaringan server pada Internet yang menggunakan hubungan hypertext. Di dalam serverserver itu tersaji berbagai jenis informasi dan file-file. Informasi tidak hanya dalam bentuk teks, tetapi juga suara dan video. Asal mula WWW didesain oleh ahli fisika dari Pusat Riset Nuklir Eropa CERN (European Center for Nuclear Research) yang berada di Swiss. Web software dibuat sebagai sarana pendistribusian dokumen antara klien dan


server. Web klien atau biasa juga disebut Web browser adalah program yang dapat mengirim permintaan suatu dokumen ke suatu Web server. Web server adalah suatu program yang dapat menerima suatu permintaan dan mengirimkan dokumen yang diminta.

BAGAIMANA WEB BEKERJA Proses kerja Web menurut Aldi Haryadi seperti diceritakannya pada harian umum Republika, 22 Juni 1995, dapat dijelaskan sebagai berikut. Mula-mula klien meminta suatu dokumen dengan memberikan HTTP (Hypertext Transfers Protocol) yang berupa alamat dimana dokumen yang diminta berada, HTTP adalah protokol untuk mentransfer dokumen-dokumen hypermedia yang menjadi dasar WWW. Secara sederhana protokol mengandung permintaan yang berbunyi "kirim saya suatu sumber" yang diminta oleh Web browser ke Web server dan dijawab oleh server dengan mengatakan "ini dia" atau "tidak dapat ditemukan", bila berhasil server akan memberikan dokumen yang diminta dalam bentuk html (hypertext markup language), html adalah standar bahasa yang digunakan Web untuk menghasilkan dan mengenali suatu dokumen hypermedia.. Dalam proses kerja Web ini dikenal istilah URL (Uniform Resource Locator) yaitu suatu metode untuk menspesifikasikan lokasi dari sumber dokumen. Sebagai contoh lihat suatu URL http://www.calvin.edu/~rsetia67/newsmak3.html mengindikasikan bahwa file dengan nama smak3.html berada pada host Internet dengan nama www.calvin.edu/~rsetia67 dan juga menerangkan bahwa file tersebut dapat diambil dan dibaca dengan program yang mendukung protokol HTTP dengan kata lain Web browser. Untuk dapat membuat dokumen Web, dokumen harus dibuat dengan format html dengan ekstension .txt atau .html. Ekstension .txt dapat dibuat dengan word processor misalnya Wordstar dan kemudian diubah menjadi file ASCII. Bila anda inginkan dokumen dalam ekstension html, anda dapat membuatnya dengan vi editor dari unix, tetapi sebenarnya hasil tampilan akhir keduanya tidak berbeda. Contoh dokumen html yang dibuat di Wordstar dengan ekstension .txt (ASCII) dan tampilannya seperti terlihat pada Homepage SMAK III dapat Anda lihat pada lembar source Web "Sejarah SMAK III".

NETSCAPE Netscape Navigator adalah salah satu software Web browser yang dapat membuka dokumen hypermedia yang dibuat dalam format html. Nestcape dikeluarkan oleh Netscape Communications Corporation. Menu utama dari Netscape ini terdiri dari: File, Edit, View, Go, Bookmarks, Options, Directory, Help ditambah menu lain dalam bentuk tombol-tombol. Di sebelah kanan atas terdapat logo "N" yang bergerak kembung kempis pada saat mengambil dokumen, pada versi terbaru logo ini dirubah dengan huruf "N" yang lebih artistik dan terdapat animasi meteor-meteor yang jatuh dan terbakar saat Netscape mengambil dokumen. Bila saat pertama masuk Anda bingung mau kemana Anda pergi, pergunakanlah Internet search yang akan mengantar ke topik yang


dikehendaki. Pencarian topik yang diminta dikerjakan oleh www2.infoseek.com yang secara volunter mengerjakannya untuk Anda. Pencarian juga bisa dilakukan dengan search.yahoo.com bila anda mempergunakan perintah Internet directory. Topik kata yang anda cari akan ditampilkan dengan kata pendekatannya dan dimuat dalam format html, sehingga bila kata-kata yang berwarna kita klik akan mengantarkan kita ke dokumen yang dimaksud. Pergunakanlah perintah open untuk mengakses alamat Web server atau gopher server yang sudah Anda ketahui alamatnya. Dengan Netscape kita dapat menyimpan dokumen yang muncul pada layar monitor anda, selain dalam format html juga bisa gif dan jpg untuk gambar dan file terkompres misal format zip. Yang cukup penting, dengan Netscape melalui view source-nya ialah dapat melihat bagaimana suatu dokumen html dibuat, sehingga kita dapat belajar untuk membuatnya. Disediakan juga sarana untuk mempelajari Internet dengan memberinya pilihan about internet pada kolom directory.

HOMEPAGE BPK PENABUR Homepage SMAK I dan homepage SMAK III sudah ada, bagaimana dengan homepage BPK Penabur? Disinilah keunikannya, "anak" lahir lebih dari dahulu dari pada "induknya". Kenyataan adalah demikian, tidak dapat dibantah. Memang demikianlah fungsi pendidikan yang baik, kita harus bangga dan bersyukur kalau "anak didik" yang telah kita asuh bertahun-tahun suatu hari kelak lebih pandai dari sang "pendidik" sendiri. Terlepas dari hal di atas, BPK Penabur sebagai suatu yayasan pendidikan yang cukup besar karena berada pada 3 (tiga) propinsi dan 11 (sebelas) kota di DKI Jakarta, Jawa Barat dan Lampung dengan jumlah sekolah sekitar 100 dan jumlah murid sekitar 33.000 sebenarnya sudah patut memiliki homepage sendiri sehingga seluruh dunia dapat mengetahui misi untuk membantu mencerdaskan bangsa yang sudah dijalankan oleh jemaat Gereja Kristen Indonesia Jawa Barat di Indonesia. Secara sederhana, dengan menggunakan program Macromind Action, penulis pernah menggambarkan keberadaan dari sekolah- sekolah BPK Penabur pada peta Jawa Barat dan Lampung di layar komputer. Kalau kita klik kota Jakarta maka akan keluar peta DKI Jakarta yang menggambarkan letak sekolah-sekolah BPK Penabur KPS Jakarta di lima wilayah Jakarta (Pusat, Selatan, Utara, Barat dan Timur) lengkap dengan jumlah sekolah dan jumlah muridnya. Kemudian kalau kita klik misalnya Tanjung Duren maka akan keluarlah data-data SMAK I, SMEAK, STMK dan SMFK yang berada dalam satu kompleks tersebut. Apakah hal ini akan menjadi cikal bakal dari homepage BPK Penabur, entahlah? Hanya Tuhan yang tahu! Tgl. 24 Agustus 1995, Bambang Gunawan


KIRIM FAKS LANGSUNG DARI KOMPUTER Biasanya kalau kita ingin mengirim surat melalui mesin faks, surat tersebut kita ketik lebih dahulu dengan menggunakan komputer kemudian diprint. Kertas yang telah diprint ini kita masukkan ke dalam mesin faks untuk dikirimkan. Tetapi kini cara ini kurang canggih dan tidak efisien. Kenapa? Karena tanpa di print lebih dahulu, langsung dari komputer sudah bisa dikirimkan sebagai surat ke mesin faks di tempat lain, baik di dalam kota, ke luar kota bahkan ke luar negeri. Caranya mudah sekali, sama dengan proses untuk print ke printer. Mula-mula kita panggil menu "PRINT". Jangan lupa setup printer, tidak kepada EPSON atau LASERJET, tetapi kepada WINFAX ON FAXMODEM. Selanjutnya program WINFAX akan dimuat ke dalam memory dan tidak lama kemudian akan keluar menu dari program WINFAX tersebut. Kini kita isi kepada siapa faks mau dikirimkan dan nomor mesin faksnya. Kemudian kita klik perintah "SEND" maka proses selanjutnya, pada layar komputer terlihat gambar mesin faks yang sedang menerima kertas. Selama proses pengiriman, kertas tersebut masuk ke dalam mesin faks sedikit demi sedikit sampai lenyap. Semua ini sebenarnya hanya simulasi tetapi sangat mirip dengan keadaan nyata. Menarik sekali! Tidak perlu repot-repot secara manual memasukkan kertas ke dalam mesin faks. Hari Rabu tgl. 26 April 1995 setelah selesai membuat laporan ceramah (22.4.1995) di Universitas Tarumanegara, langsung dari komputer di Jalan Tanjung Duren dikirimkan kepada Bapak Harjoko Trisnadi, direktur majalah Gatra, ke mesin faksimal no. 2302516 di Jalan M.H. Thamrin. Kenapa mantan Ketua KPS Jakarta ini yang pertama kali dikirimkan laporan tersebut, karena mendapatkan "teguran" (19.4.1995) sbb:"Dengan gembira sekali, beberapa hari yang lalu saya menerima buletin Anda tentang internet yang sangat menarik. Kebetulan kantor saya juga menggunakan jasa internet. Sudah agak lama tidak menerima kiriman buletin dari Media Pendidikan, apakah memang "istirahat" agak lama, ataukah saya "kelupaan" dikirimi. Mudah-mudahan untuk selanjutnya saya bisa menerimanya setiap kali buletin tersebut Anda terbitkan". Surprise, hari Kamis tgl. 23 April 1995 ada jawaban dari Pak Harjoko juga melalui faks (tetapi dengan cara lama tidak langsung dari komputer dan lengkap dengan tanda tangan Pak Harjoko) sbb:"Buletin Anda tentang ceramah di Fakultas Psikologi Universitas Tarumanegara sangat menarik. Sayang dalam buletin itu Anda tidak ceritakan kiat apa yang Anda pakai sehingga berhasil mengatasi kasus siswa SMAK I yang suka bolos. Selain itu dalam buletin tersebut juga tidak diceritakan bagaimana caranya mobil unit Media Keliling diperoleh, padahal dalam alinea pertama Anda kaitkan perolehan mobil tersebut dengan kasus siswa SMAK I yang suka bolos. Ada baiknya bilamana kisah tersebut Anda muat dalam majalah Karya Wiyata atau Berita KPS Jakarta".


Berdasarkan masukan dari Pak Harjoko tersebut segera laporan ceramah di UNTAR diperbaiki. Yang menarik antara konsep tulisan dan umpan balik hanya berbeda satu hari. Inilah berkat kemajuan teknologi, walaupun Bidang Media Pendidikan tidak memiliki mesin faks tetapi tetap bisa mengirimkan laporan ke mesin faks. Saat ini sebaiknya kalau mengirimkan surat melalui mesin faks jangan pakai tanda tangan karena kalau surat tersebut ditangkap oleh alat yang bernama FAXMODEM, lengkap dengan software WINFAX, maka surat tersebut akan ditangkap sebagai file. Nah, kalau sudah jadi file dalam komputer tentu bisa disalahgunakan oleh mereka yang bermaksud jahat. Setiap produk teknologi di satu pihak membuat kerja manusia menjadi lebih cepat, mudah dan nyaman tetapi di pihak lain juga rawan kejahatan, jadi ada dampak negatifnya. Tentu saja semua ini tergantung pada manusianya. Tidak salah kalau Prof. Dr. Fuad Hassan, mantan Mendikbud, berkata: "Memuja (glorification) teknologi sebagai suatu daya yang otonom sama kelirunya dengan meremehkannya (rediculization)". Dengan memuja menjadikan kita kurang hati-hati tetapi dengan meremehkan kita akan kalah bersaing dalam hidup yang semakin keras ini. Tidak salah kalau tahun ini dalam rangka Dies ke 42 Fakultas Psikologi Universitas Indonesia memilih tema: PSIKOLOGI & KOMPUTER. Rupanya psikolog-psikolog sadar harus menempatkan komputer pada tempat yang tepat selain prinsip "the right man in the right place". Tgl. 30 April 1995, Bambang Gunawan


ISA ISMAIL, 1962 FPsiUI From: Yohan Sumaiku Date: 01 Jun 2004 15:13:09 -0400 Pak Isa dan Pak Bambang yth.: Berikut ini saya kirimkan tiga buah foto ketika kita selesai lunch di Holiday Inn. Senang sekali ngobrol-ngobrol dengan Pak Isa, mudah-mudahan dilain waktu kita bisa jumpa lagi. Pak Bambang, foto-foto ini dibuat setelah selesai wawancara "Salam VOA" untuk JTV. Pak Isa mengundang saya makan siang direstoran didalam hotel Holiday Inn tempat saya bermalam. Kebetulan hari itu adalah hari besar liburan "Memorial Day" (kalo tak salah, sama dengan hari Veteran deh), jadi ada balon-balon plastik pakai bintang merah biru. Sekian dahulu dan salam sejahtera, Yohan Sumaiku

Yohan Sumaiku dan Isa Ismail, wartawan VOA, teman lama Bambang Gunawan.

Kiri: Isa Ismail tahun 2004, kanan: Isa Ismail tahun 1985


Balon-balon plastik pakai bintang merah biru "Memorial Day"

1995 BERKAT INTERNET, SETELAH 30 TAHUN KETEMU TEMAN LAMA Ketika pertama kali diperkenalkan Internet oleh Pdt. Dr. Robby Chandra, ada informasi yang disampaikannya ialah berkat Internet kita bisa bertemu teman lama. Hal ini ternyata terjadi juga dengan penulis, bahkan tidak tangung-tangung teman yang tidak pernah jumpa setelah lebih dari 30 tahun. Ketika buka electronic mail pada tgl. 21 Oktober 1995, tiba-tiba terbaca surat sbb: "Hallo bung Gunawan! Saya lihat nama Anda dalam daftar alumni Kanisius. Mungkin kita pernah kenal? Saya tamatan tahun 1962 dari SMA bagian A. Anda dari bagian apa? Apakah Anda tahu kalau ada kawan-kawan lain dari angkatan 62/63 yang masih hidup dan bisa dihubungi? Saya sekarang tinggal di Washington. Dulu saya bekerja sebagai koresponden berbagai kantor berita asing di Jakarta. Salam, Isa (iismail@VOA.GOV, isa@eap.VOA.GOV)". Wah, kaget juga dapat surat dari Washington, Amerika Serikat, rasanya selama ini nggak punya teman tinggal di sana. Dengan penuh rasa ingin tahu yang besar segera surat tersebut dijawab. Esok hari, tgl. 22 Oktober 1995 diperoleh elektronic mail lagi sbb: "Bung Gunawan, terima kasih atas jawaban Anda yang datang cepat ke layar saya. Saya sudah tinggal di Washington selama 10 tahun terakhir ini, dan bekerja pada radio Suara Amerika. Sebelum itu saya di Boston. Jadi kalau Anda mau dengar suara saya, silahkan setel radio Anda tiap hari jam 6:30 sampai 7:30 sore wib. Lucu juga, ya. Sebab saya dulu sekolah di Fak. Psikologi. Saya kenal Arif Budiman, yang satu tingkat lebih tua dari saya di Fak. Psikologi. Dia sekarang sedang di Australia, bersama rekannya George Aditjondro, yang sedang dimusuhin oleh para jenderal. Saya yakin Anda kenal Nana Agus-Mahdi, pembantu dekan urusan entah-apa di Fakultas Psikologi?. Dr Indrajaya itu nama dulunya siapa......? Bukankah dia anaknya dr Inyo Beng Liong yang dulu


tinggal di Tanah Abang 2? Saya kira saya masih ingat wajah Anda; coba sih tolong kirimkan fotomu untuk menyegarkan ingatan saya. Alamat saya: ISA ISMAIL, 5512 FISKE PLACE, ALEXANDRIA, VA 22312, USA. Sampai e-mail berikutnya! Isa" Wah, jadi malu rasanya karena dia bilang: "Saya kira saya masih ingat wajah Anda", setelah lebih dari 30 tahun tidak pernah bertemu. Rasa penasaran dan ingin tahu begitu menggebu-gebu maka segera kirim elektronic mail ke Arief Budiman di Australia untuk menanyakan tentang Isa Ismail tersebut. Tgl. 23 Oktober 1995 masuk jawaban dari Arief Budiman sbb: "Isa Ismail dulu anak Kanisius, kemudian masuk Psikologi. Kalau tidak salah tidak tamat. Orangnya tinggi, kurus dan putih. Rambutnya pendek, hampir botak. Tingkah lakunya aneh, tapi cukup pintar. Karena tidak lama di F.Psi. mungkin Anda lupa dengan dia. Dia kemudian jadi wartawan untuk kantor berita asing di Jakarta. Itu saja yang bisa saya katakan. Arief Budiman." Setelah mendapatkan penjelasan dari Arief Budiman seperti tersebut di atas segera kirim elektronic mail kepada Isa Ismail sbb: "Bung Isa yang baik, Saya sudah siapkan foto saya, kalau pakai file BMP besarnya 112.406 byte tetapi kalau pakai JPG besarnya jadi 205.339 byte. Mau pilih yang mana? Dari Arief Budiman saya sudah dapat kabar bahwa dia masih ingat Anda. Terus terang saya sendiri sudah lupa wajah Anda. Tolong juga kirimkan foto Anda dong, via Internet saja sebab kalau via kantor pos itu namanya sudah balik ke cara kuno lagi. Tidak canggih. Mohon kabar!". Sayang, elektronic mail yang diperoleh dari Isa Ismail berbunyi sbb: "Bung Bambang, wah, giliran saya yang jadi malu, nih. Komputer yang saya pakai, khusus untuk pengolah kata doang, jadi saya kira tidak bisa dipakai untuk kirim foto. Kirim deh potretnya pakai pos udara saja. Saya juga akan kirim dengan cara sama, ya, kirakira 8/9 hari sampai kalau Anda kirim sekarang. Salam, Isa" Demikianlah sebuah kisah dari anak manusia di dunia ini yang sudah tidak pernah bertemu lebih dari 30 tahun tetapi berkat Internet bisa bertemu kembali. Tetapi sayang menurut kabar angin, pihak yang berwajib kabarnya lagi siap-siap untuk menyensor internet traffic yang masuk ke Indonesia, dan sekaligus mengenakan semacam kontribusi untuk para pengguna internet. Bahkan kabarnya juga ada yang mengusulkan agar parabola dilarang dipasang di rumah-rumah. Kalau demikian, alangkah sedihnya hidup ini? Tgl. 30 Oktober 1995, Bambang Gunawan


DAMPAK TEKNOLOGI AUDIO VISUAL KHUSUSNYA INTERNET BAGI ANAK DAN REMAJA Dalam majalah Gatra No. 34 Tahun 1 tgl. 8 Juli 1995, tertulis sebagai berikut: "Linda Mann-Urmacher, ibu rumah tangga dari New York, sempat mencak-mencak gara-gara Anders, anak lelakinya yang masih berusia 10 tahun, menjadi korban gambar tak senonoh itu. Anders Urmacher suatu kali memberitahukan ibunya bahwa ia menerima kiriman surat elektronik (E-mail) di komputer pribadinya (PC). Ia meminta ibunya membuka kado elektronik itu. Tanpa curiga, Linda membukanya dengan mengikuti prosedur yang tertera di awal surat. Ketika kiriman E-mail itu terbuka, yang muncul di layar komputer adalah serangkaian gambar porno kecil, berukuran sekitar 2 x 3 cm. Gambar-gambar itu menunjukkan kegiatan seks sepasang manusia. Ada seks antara lelaki-perempuan, ada pula aktivitas homoseks dan lesbian. Linda kaget. "Anak-anak bukanlah sasaran yang cocok untuk gambar-gambar semacam itu", katanya seperti dikutip majalah Time, 3 Juli 1995." Dari cerita di atas dapat disimpulkan bahwa berkat kemajuan teknologi yang sangat pesat, komputer yang semula hanya alat administrasi di kantor-kantor, kini dengan adanya internet telah berubah menjadi teknologi audio visual seperti televisi yang juga akrab dengan anak dan remaja. Kebetulan cerita di atas terjadi di New York (Amerika Serikat) tetapi rasanya tidak lama lagi juga bisa terjadi di Jakarta karena Internet sudah hadir di Indonesia. Bagaimana sikap kita? Apakah lebih baik dilarang saja Internet hadir di bumi Indonesia? Tunggu dulu, masih banyak aspek positif dari Internet tersebut.

TAMBAH TEMAN BERKAT INTERNET Pada tgl. 13 Juni 1995 dalam rubrik REDAKSI YTH. harian Kompas, Ciauwindarto Anggara, mahasiswa Indonesia di University of Wisconsin-Madison Amerika Serikat menulis dengan judul RESIKO INTERNET. Dia mendapat kesan setelah membaca tulisan di Kompas berjudul: Bom dalam Internet dan Hilangnya Perbatasan Fisik Antarnegara (22.05.1995), adanya ketakutan akan teknologi yang luar biasa. Sedangkan menurut pengalamannya selama belajar di Amerika Serikat, pendidikan di Amerika sudah benar-benar menggunakan fasilitas Internet. Para dosen dengan mudah mencantumkan tugas-tugas, catatan-catatan kuliah dan nilai murid-muridnya dalam Internet. Dari catatan-catatan kuliah yang ditayangkan dalam Internet, sebuah keuntungan besar menggunakan Internet adalah hightlighted word, yang dapat menjelaskan kata itu ke dalam detail sehingga rasa keingintahuan dalam informasi dapat dipenuhi. Selanjutnya dia mengusulkan agar kita sebaiknya bisa melihat keuntungan dan kebaikan besar dalam fasilitas Internet ini demi kemajuan bangsa.


Memang tidak salah setiap alat atau hasil teknologi selalu ada dampak positif dan negatif tergantung dari manusia yang menggunakannya. Pisau selalu ada di setiap rumah yang bermanfaat untuk memotong roti, daging, sayuran atau memotong kayu. Tetapi pisau juga dapat dipakai untuk membunuh. Karena pisau bisa dipakai untuk membunuh maka diputuskan tidak boleh ada atau menggunakan pisau di rumah. Wah, kalau keputusannya demikian, tambah susah hidup ini. Begitu pula dengan Internet memang ada bahayanya tetapi kelebihannya juga banyak. Kelebihan apa saja yang dialami penulis selama satu dua bulan ini menggunakan Internet? Pertama ialah komunikasi dengan Dr. Ed van den Berg di Belanda. Selama Pak Ed di Jakarta penulis terus membantunya komunikasi dengan temannya Vincent N. Lunetta, 166 Chambers,Penn State University, University Park, PA 16802, USA (VNL@psuvm.psu.edu). Atas jasa ini Pak Ed juga tidak keberatan dirinya dijadikan model iklan video KPS Jakarta yang sedang memberikan penataran pada guru-guru KPS Jakarta. Semua serba gratis. Ke dua ialah berkenalan dengan Edwin Satyadi, mahasiswa S2 Prasetia Mulia, yang memberitahukan cara mengirimkan makalah ke Amerika Serikat dengan menggunakan program Telix 3.22. Yang unik kenalnya jam 3 pagi, inilah suratnya: "Saya Edwin Satyadi, murid-nya Pak Robby Chandra, Ph.D. di Prasetiya Mulya. Saya coba untuk membantu problem bapak. Prosedur pengiriman file, caranya adalah sebagai berikut. Siapkan file bapak pada PC kita agar pada saat upload dapat dengan cepat dipanggil. Misalkan bapak pakai program Telix, maka prosedurnya: Di menu Shell Indonet, tekan no. 9 (other), lalu pilih 2 (upload)SELALU pilih BINARY agar aman, walaupun yang kita kirim bisa berupa teks. Pada saat muncul tulisan aneh, misal: *93489)(09 **, lalu di program Telix tekan PgUP, lalu pilih Z- modem. Penekan PgUP ini harus dilakukan dengan cepat, bila tidak akan terkena TIME OUT, dan komputernya nge-hang. Pilih file yang mau dikirim, lalu tekan SPACE-BAR untuk memilih, kemudian tekan F10 untuk mengirim. Sekarang file bapak telah berada di directory user-gembala di Server-nya indonet." Ke tiga ialah berkenalan dengan Budianta Hadimartana, pengurus KPS Cirebon. Berkat Internet, komunikasi antara penulis dengan pengurus KPS Cirebon ini jauh lebih sering dari pada dengan pengurus KPS Jakarta sendiri. Ada cerita yang menarik berkomunikasi dengan Pak Budianta dari KPS Cirebon ini. Mula-mula ingin mengajarkan tetapi ternyata kemudian bahwa penulis yang belajar banyak dari Cirebon ini. Suatu hari penulis menulis sebagai berikut: "Cepat sekali E-mail saya dibalas, saya baru tulis tadi pagi tetapi siang ini sudah dapat jawaban, apakah tidak sayang biaya interlokal? Kalau orang Jakarta sih tidak ada masalah interlokal. Tetapi kalau E-mail yang panjang langsung kita download sedangkan jawaban yang juga panjang kita ketik misalnya di WS lebih dahulu setelah itu baru di upload tentu akan menghemat banyak penggunaan telepon. Beginilah cara saya sekarang untuk menghemat telepon." Apakah jawaban Pak Budianta dari Cirebon? "Ya, Bpk Bambang betul apa yang bapak ulas diatas. tetapi saya mengunakan e-mail tidak dengan cara yang bapak maksud. Itu tempo beberapa minggu yang lalu cara tersebut saya pakai. Yang saya pakai dengan


software EUDORA lebih ringkas. Saya menulis e-mail ini dalam kondisi tidak koneksi ke Internet, misalnya saya menulis bukan satu e-mail tetapi 5 E-mail yang berbeda dan ditujukan ke masing-masing alamat yang berbeda (dengan 5 alamat). Sesudah saya tulis (masing-masing) kemudian disimpan di folder dari EUDORA, tetapi belum dikirim karena belum koneksi ke Internet. Walaupun kita exit dari Windows ( EUDORA Running under Windows 3.1) atau saya matikan komputer, E-mail saya tidak hilang ketika saya buka kembali beberapa hari dan belum terkirim. Sewaktu koneksi ke IndoInternet, saya tidak perlu lagi pilih menu 9 untuk upload e-mail saya, tetapi saya pilih menu no 7, kemudian langsung saya maximize EUDORA, tekan CTRL-M, langsung secara otomatis memeriksa apakah ada file untuk saya jika ada dia otomatis download, jika selesai langsung dia upload E-mail yang lima tadi. Selesai semua pengoperasian saya disconnect dengan Indointernet, kemudian saya baca E-mail yang saya terima, kalau perlu dibalas langsung replay atau forward dan lain lainnya." Setelah berhasil menggunakan Eudora (kiriman dari Cirebon) barulah sadar memang ada cara yang jauh lebih cepat serta lebih mudah. Berkat Internet, kita bisa saling belajar dan terus menambah pengetahuan.

JUMPA ALUMNI BPK PENABUR DI INTERNET Setelah tiga bulan main-main dengan Internet melalui PT. Indointernet, suatu hari Alwin Sadikin (Franky) berkata: "Sekarang kita daftar ke Radnet supaya bisa coba IP-dial dengan multimedianya yang canggih itu". Berita ini segera disampaikan kepada Pdt. Robby Chandra dan segera mendapat tawaran bahwa kalau memang mau masuk Radnet harap kasih tahu dia karena dia punya koneksi di Radnet yaitu marketing managernya adalah bekas muridnya. Alamatnya diberikan yaitu fero@rad.net.id. E-mail langsung dikirimkan melalui Indonet. Lucunya walaupun Indonet dan Radnet sama-sama di kota Jakarta tetapi e-mail harus dikirimkan ke Amerika Serikat lebih dahulu. Benar-benar dunia ini sudah seperti se kampung atau se RT saja. Semua berlangsung begitu cepat, kita juga tidak sadar bahwa surat itu harus dikirim ke Amerika Serikat lebih dahulu. Katanya: "Time and Space Disappear". Memang tidak salah. Apa jawaban yang diterima? "Pak Bambang, salam kenal lagi. Ngomong-ngomong saya khan ex- siswa BPK Penabur, dulu saya SMP-nya di SMPK III dan SMA-nya di SMAK III. Memang saya belum pernah cerita ke Pak Robby mengenai ini, lupa terus sih". Gembira sekali, gara-gara Internet berjumpa dengan alumni BPK Penabur. Segera terjadi dialog melalui e-mail: "Wah saya senang dan bangga bahwa Anda adalah alumni BPK Penabur. Tahun ini BPK Penabur akan HUT ke 45 dan akan ada pagelaran akbar "Simfoni Emas" di JCC. Bantu dong!" Dijawab: "Boleh/pasti. Bantu-nya dengan cara apa?"


Anda lulus SMAK III tahun berapa? Setelah SMA melanjutkan kemana? "Saya lulus tahun 1984 lalu melanjutkan ke STI&K (Sekolah Tinggi Informatika & Komputer)." Ada ide untuk memberikan pelajaran tentang Internet dalam keterampilan komputer untuk siswa-siswa SMUK, bagaimana pendapat Anda? Di SMAK III kini ada proyek CAI/CAL khusus untuk bidang studi matematika dipimpin oleh Pak Arifin Jos (kini kepala SMUK III). Fero menjawab: "Akan kami pertimbangkan. Bisa informasikan lebih detail mengenai proyek tersebut. Apakah Pak Jos juga mengajarkan ilmur ukur ruang saat ini?" Apakah pernah ikut keterampilan Fotografi, kalau pernah berarti saya pernah jadi guru Anda, karena pada tahun-tahun tersebut (1984) saya juga mengajar keterampilan fotografi, tempatnya di jalan Pembangunan III/1A. Dijawab: "Pernah, kalau saya tidak salah ingat pengajar fotografi ada 2 orang. Betul tidak ? Kakak-kakak saya juga murid SMAK III, dan mereka juga pernah belajar fotografi." Jumpa alumni BPK Penabur di Jakarta tidak aneh, keunikannya ialah jumpanya melalui Internet. Lebih unik lagi kalau jumpa melalui Internet dan alumni tersebut berada di luar negeri. Johnny Jermias dari University of Waterloo sebagai koordinator dari Kristen-net mengumumkan: "Hello Pak Bambang, saat ini anggota Kristen net berjumlah 55 orang berasal dari Canada, USA, Eropa, Indonesia, dan Australia. Kristen Net menayangkan Sunday Gospel, Daily Devotion, Christian Songs, Testimony, dan artikel Kristen lainnya. Saya tidak tahu apakah ada alumni BPK Penabur yang saat ini menjadi anggota Kristen Net (bila ada, silahkan angkat tangan)". Segera pertanyaan tersebut mendapat jawaban: "<> Saya alumni SMAK 3: Martinus" Tidak lama kemudian ada jawaban lagi sbb: "Yah ... saya dari SMAK BPK Penabur ... Selamat bergabung Pak ... Saya dari alumni SMAK-1 dan kami di sini juga ada mailinglist... Selamat bergabung dengan Kristen Net Pak. Salam dari Leo Hansa Lim (hansa@picard.cs.wisc.edu), University of Wisconsin - Madison." Kemudian Martinus menulis: "Pak Bambang, saya kaget dan senang juga di Jakarta sudah ada Internet. Saya lulus thn. '91. Guru yg paling berkesan tentu saja Ibu Naomi (saya langganan di kantor). Bagaimana kabarnya Ibu Naomi sekarang? Kalau masih ketemu tolong sampaikan salam saya ke Ibu Naomi dan Ibu Wiwiek (guru Kimia). Saya dengar Ibu Wiwiek sudah tidak mengajar di SMAK 3, apa betul? Tentang JCC 'Simfoni Emas' diselenggarakannya kapan? Penasaran aja nih pak, bapak ini pernah jadi guru di salah satu sekolah KPS atau tidak? Salam dari Rhode Island, Martinus Tunggorono (mtunggor@acad.bryant.edu), BRYANT COLLEGE". Dalam buku 'Education on the Internet' ada kalimat lucu: In a popular New Yorker cartoon, two dogs are 'talking' while one uses a computer. The pooch at the computer keyboard says to the other, "On the Internet, nobody knows you're a dog!".


Jadi tidak perlu takut atau ragu-ragu. Di sinilah terbukti manfaat dari Internet, memang ada aspek negatifnya tetapi aspek positifnya jauh lebih banyak lagi, semua tergantung kepada siapa yang menggunakannya. Terima kasih kepada Nico J. Tampi dari majalah Gatra yang telah memberikan alamat Kristen-net. Siapa lagi mau bergabung?

MEMBACA KLIPING KOMPAS DI INTERNET Beberapa bulan yang lalu Alwin Sadikin (Franky) memberitahukan bahwa dengan modem kita juga bisa membaca kliping dari harian Kompas. Bagaimana caranya? Ternyata dia juga tidak tahu, hanya pernah dengar saja. Jah, apa boleh buat!. Hari Rabu, tgl. 24 Mei 1995 pada harian Suara Pembaharuan terdapat iklan Indonesia Online Access atau IdOLA: "Sudah saatnya Anda menikmati era baru komunikasi dan akses informasi dengan cepat dan tepat. IdOLA dari LINTASARTA adalah jasa Online komersial pertama dan satu-satunya yang dapat diakses dari 11 kota besar di Indonesia. Sekarang, tanpa memutar 021, Anda dapat dengan mudah menjangkau pelosok Indonesia, bahkan ke seluruh penjuru dunia melalui jaringan Global Internet. Melalui IdOLA, Anda dapat pula mengakses berbagai informasi penting dari "information provider" yang ada di Indonesia, dengan jumlah dan ragam informasinya yang akan terus bertambah dan berkembang, Pastikan Idola sebagai jembatan informasi Anda". Setelah membaca iklan tersebut langsung dicoba untuk akses ke IdOLA. Menu yang pertama muncul sbb: Ask about IdOLA here.... Cyberinfo Member Assistance Lintasarta Computer & Technology Cyber Support Cybernews & Magazines Special Interest Group Cyber Reference Entertainment Travel & Tourism CyberAds Other Cyberspace World Segera dicoba menu tersebut satu persatu karena ingin tahu apakah isinya. Ketika sampai pada Cybernews & Magazines ternyata isinya adalah Kompas Online Access berikut keterangan sbb: "Dengan IdOLA Anda dapat berhubungan dengan Pusat Data Kompas. Anda dapat melihat klipping dari harian KOMPAS sejak tahun 1991 sampai dengan hari kemarin. Data dapat diakses berdasarkan kata kunci atau penulis. Biaya akses ke Pusat Data KOMPAS berdasarkan waktu online. Tekan huruf 'v' (view), dan Anda akan kami bawa menuju Pusat Data KOMPAS". Segera huruf 'v' ditekan, apakah yang terjadi? "Selamat Siang. Selamat Datang di Basis Data Kliping Kompas. Pusat Informasi Kompas menyediakan fasilitas bagi Anda, untuk mencari dan membaca kembali tulisan/berita yang pernah dimuat di Harian Kompas, mulai tahun 1991 hingga terbitan


kemarin (26-05- 1995). Pencarian bisa Anda lakukan berdasarkan KATA KUNCI atau PENULIS. Silahkan mengikuti menu yang ada di bagian bawah layar Anda". Setiap hari kliping Kompas ini ditambah maka tanggal '26-05-1995' seperti yang tertulis di atas juga setiap hari akan berubah. Mulailah petualangan baru. Iseng-iseng diketik kata kunci "KOMPUTER", maka timbullah tabel sbb: 1991 ditemukan 214, 1992 ditemukan 249, 1993 ditemukan 322, 1994 ditemukan 322 dan tahun 1995 ditemukan 340. Menarik sekali, tahun 1995 walaupun baru sampai bulan Mei tetapi telah ditemukan kata kunci "KOMPUTER" paling banyak. Rupanya berita-berita tentang komputer sedang 'top'. Kemudian diketik lagi kata kunci "SEKOLAH" maka keluarlah tabel sbb: 1991 ditemukan 406, 1992 ditemukan 485, 1993 ditemukan 504, 1994 ditemukan 460 dan 1995 ditemukan 284. Logis tahun 1995 lebih sedikit karena baru sampai bulan Mei. Iseng-iseng diketik lagi kata kunci "UKSW" (Universitas Kristen Satya Wacana) yang banyak diberitakan oleh Kompas akhir-akhir ini, hasilnya sbb: Untuk tahun 1991 ada 1 tulisan tentang UKSW, sedang tahun 1992 tidak ada tulisan apa-apa tentang UKSW, tahun 1993 hanya ada 3 tulisan tetapi tahun 1994 ada 46 tulisan tentang UKSW bahkan tahun 1995 yang baru berjalan setengahnya sudah ada 52 tulisan tentang UKSW. Wah, banyak sekali! Bagaimana dengan tulisan yang dibuat oleh Arief Budiman? Diperoleh daftar sbb: tahun 1991 ada 14, tahun 1992 ada 3, tahun 1993 ada 5, tahun 1994 ada 5 dan tahun 1995 ada 7 tulisan dari Arief Budiman. Selanjutnya kita diminta untuk memilih ingin melihat kliping tahun berapa. Setelah dipilih salah satu tahun maka keluarlah di layar komputer 7 (tujuh) judul dari kliping tersebut. Jadi setiap kali tampil hanya 7 (tujuh) judul, hal ini rupanya disesuaikan dengan kemampuan besar layar monitor. Bila ada judul yang ingin kita lihat isinya, hanya dengan mengetik huruf A-E maka keluarlah dilayar monitor isi dari kliping tersebut. Mudah sekali! Isi kliping boleh dicopy atau diprint. Tulisan Arief Budiman yang terakhir dimuat di Kompas adalah pada hari Sabtu, tgl. 2904-1995, hal 4., dengan judul "PEREMPUAN DAN JEBAKAN KECANTIKAN". Kalimat pertamanya: "Dengan berkembangnya gerakan feminis, kaum perempuan sekarang sudah menyadari hak-haknya sebagai manusia yang setara dengan laki-laki". Dengan adanya kliping seperti ini, berkat teknologi Audio Visual khususnya Internet, berarti kita tidak perlu repot-repot lagi untuk gunting-menggunting koran dan kemudian menyimpannya. Butuh waktu dan tempat sedang hasilnya juga tidak akan dapat menyaingi kliping yang telah disediakan oleh KOMPAS sendiri.

INTERNET DI SD, SMP & SMA Dalam buku 'Education on the Internet', Jill H. Ellsworth, Sams Publishing ada topik 'The Internet in Elementary, Middle, and High School', dimana dibahas manfaat apa saja yang bisa dipetik dari Internet untuk tingkat sekolah SD, SMP dan SMA. Semua itu terjadi di Amerika Serikat. Maka timbul pertanyaan bagaimana di negara lain? Berkat elektronik


mail, jawaban segera diperoleh. Inilah jawaban dari negara Australia, Ly Fie (ly.fie.sugianto@eng.monash.edu.au) telah menanyakan kepada beberapa anak. "Saya kenal beberapa anak yang bersekolah di sini dan setahu saya, Internet facility masuk ke sekolah-sekolah di Australia belum lama. Mungkin baru tahun lalu. Saya sendiri belum pernah mendengar mereka bercerita tentang Internet stuff, tapi, mereka cukup familiar dengan e-mail, walaupun fasilitas inipun masih terbatas. Tapi, seingat saya, ada seorang anak tingkat high school yang mempunyai tugas untuk menyelidiki manfaat Internet dalam pendidikan. Saya bisa menanyakan atau menyelidiki penerapan Internet di high school." Beberapa hari kemudian datang lagi E-mail dari Ly Fie (Australia). "Saya sudah berbincang dengan seorang anak (berumur 12 tahun) yang bersekolah di Kilvington Baptist School. Saya sering sekali mengikuti kegiatan-kegiatan dari sekolah ini. (* percaya atau tidak, saya TERTARIK SEKALI dan SENANG SEKALI berada di lingkungan pendidikan, entah itu tingkat sekolah ataupun university *) Sejauh ini, saya menghadiri annual concert mereka, malam pentas, bazaar sekolah, ataupun study tour, seperti nonton Macbeth (bareng sama anak berumur 11 & 12 yang mempelajari English/English literature). Sekarang, ada 4 orang anak (saya kenal dari Sunday School) yang bersekolah di sana. Saya tanya Sandra apakah Internet banyak dipakai di Kilvington. Dia bilang, ya, mulai dari tahun ini. Dan justru, anak-anak tingkat SD yang diajari dan dibimbing oleh guru-guru mereka. Tentu saja, mereka senang sekali. Dan mereka juga diawasi, sebab ada bahan-bahan Internet yg tidak patut dibaca oleh mereka. Mereka bahkan "surf" pada jam-jam istirahat. Sandra dan teman-temannya (tingkat SMA) justru merasa iri, sebab mereka tidak diajari langsung. Mereka dianggap sanggup untuk explore sendiri. Dan, tidak banyak dari mereka yg mempergunakannya karena faktor waktu. (NB: sekolah ini adalah sekolah putri. Saya rasa di sekolah khusus putra, para pelajar lebih berantusias dalam mempergunakan fasilitas tsb. Bukan sexist, tapi, saya lihat, dari teman-teman & anak-anak yang saya tutor, pelajar putra memang lebih adventureous dalam hal ber-komputer. Saya bener ga pak?). Yang dia ingat, stuff yang mereka bisa access termasuk: e-mail facility, Internet & netscape (software utk meng access WWW). Apakah ini info yg bapak ingin ketahui? Karena Sandra tidak banyak menggunakan Internet, saya akan tanyakan seorang anak tingkat SD dari sekolah putra, tentang manfaat Internet untuk dia & kawan-kawan sebayanya. Mungkin minggu depan baru saya bisa e-mail balik ke bapak. Sekian dulu." Benar saja, minggu depannya Ly Fie menulis sebagai berikut. "Pak, saya sudah tanya seorg anak berumur 7 tahun di sekolah yang sangat baik (boys school; saya lupa namanya) dan ternyata, di sekolah ini, Internet belum dipakai oleh mereka. Mereka hanya menggunakan komputer sejauh word processing (word for windows) dll. Jadi, kesimpulan nya, penggunaan Internet juga belum meluas di sini. (* walaupun sample space terlalu sedikit untuk menarik kesimpulan *)." Kalau di atas adalah jawaban dari Australia, bagaimana jawaban dari negeri Belanda? Ini e-mail yang dikirimkan oleh Dr. Ed van den Berg (edberg@nat.vu.nl). "Ternyata Internet hampir belum dimanfaatkan di sekolah-sekolah di negeri Belanda. Hanya beberapa sekolah saja yang terlibat dalam proyek kerja sama antara beberapa sekolah di Eropa.


Beberapa sekolah lain yang mengikuti semacam jaringan dengan modem-modem. Tentu situasi ini akan berubah dalam tahun-tahun yang akan datang. Saya tahu mengenai beberapa proyek di AS dan mungkin juga di beberapa negara lain mengenai: (a) Jaringan antara sekolah, siswa dapat berkomunikasi dengan siswa dari sekolah lain ataupun sekolah di negara lain. Misalnya, siswa yang sedang belajar bahasa Inggeris dapat berkomunikasi dengan siswa di negara lain dengan bahasa asing ini. Dengan geografi, siswa dapat berkomunikasi juga. (b) Jaringan antar sekolah dengan tujuan mengumpulkan data untuk penelitian, misalnya siswa digunakan untuk mengumpulkan data mengenai pencemaran lingkungan, misalnya siswa melakukan ukuran tertentu mengenai polusi udara dan air. Lalu semua data digumpulkan di satu tempat. (c) Satu sekolah ataupun satu kelas atau satu siswa saja mencari informasi di Internet mengenai topik tertentu, misalnya dalam rangka bidang studi tertentu atau proyek siswa tertentu. Minggu lalu saya mendapat informasi mengenai suatu proyek environmental studies. Tetapi kemungkinan besar kurikulum (ini di AS) terlalu menyimpang dari kurikulum Indonesia. Salam, Ed van den Berg." Kalau Australia dan Belanda saat ini belum terlalu memanfaatkan Internet untuk tingkat SMA ke bawah, berarti kita juga tidak perlu kuatir dengan teknologi Audio Visual khususnya Internet di Indonesia karena kebetulan baru setahun berkembangnya. Tetapi tidak perlu kuatir tidak berarti tidak waspada, karena perkembangan teknologi ini sangat cepat.

SMAK1-NET dan SMAK3-NET Manfaat lain dari Internet ialah kita bisa membuat klub (mailing list) untuk saling bertukar informasi, berdiskusi dan berbagi suka dan duka. Hal ini telah dilakukan oleh alumni SMAK I dan SMAK III BPK Penabur KPS Jakarta di Amerika Serikat. SMAK I memiliki alamat sbb: smak-1@doit.wisc.edu dan kalau ingin mendaftar silahkan kirimkan e-mail yang ditujukan ke smak1- request@doit.wisc.edu dimana pada kolom subject diisi kata 'subscribe'. Sedangkan alamat dari SMAK III ialah smak3@mbe.ece.wisc.edu dan kalau mau mendaftar maka e-mail harus dikirimkan ke listproc@mbe.ece.wisc.edu, harap tulisankan lengkap kata-kata 'subscribe smak3 yourname' pada kolom subject. Di Jakarta Pdt. Dr. Robby Chandra juga memiliki klub yang dinamakannya X-net dan kini telah ada 25 netters yang menjadi anggotanya tersebar di negara Indonesia, Amerika Serikat, Belanda dan Australia. Bila ingin bergabung silahkan kirimkan e-mail ke robbycha@server.indo.net.id atau robbycha@rad.net.id. Keunikan lain dari SMAK1-NET dan SMAK3-NET ialah mereka memiliki HOME PAGE, suatu sarana informasi bagi para alumni SMAK I dan SMAK III di seluruh dunia dan siapa saja yang ingin mengetahui lebih lanjut tentang SMAK I dan SMAK III tersebut. Untuk perusahaan HOME PAGE banyak dimanfaatkan sebagai sarana promosi produknya agar dikenal oleh masyarakat. Bila ingin melihat, HOME PAGE SMAK I beralamat: http://www.public. iastate.edu/~christh/smak1 sedangkan HOME PAGE SMAK III beralamat: http://www.calvin. edu/~rsetia67/smak3. Yang menarik baik kerja


maupun biaya pembuatan ditanggung secara gotong royong oleh para alumni tersebut. Berkat HOME PAGE, seorang alumni SMAK III Feronica Laksana (fero@rad.net.id) yang telah meninggalkan sekolahnya selama 11 tahun dan kini punya kedudukan cukup baik yaitu sebagai marketing manager RADNET, teringat kenakalan yang dilakukan waktu SMA. "Saya ada cerita seru mengenai kelas saya dan seorang guru (nama guru tersebut sengaja dihapus oleh penulis). Saat itu guru tersebut mengajar Ilmu Ukur Ruang dan Kimia. Setiap mengajar ilmu ukur ruang pasti guru tersebut marah-marah terus, kita pasti dibentak-bentak dan suka ulangan mendadak tetapi kalau mengajar Kimia pasti beliau dapat bercanda. Kita sudah bisa membaca polanya. Kemudian, kelas IPA saat itu ada 2, ketua kelas di kelas saya Dono (bukan nama sebenarnya) sedangkan di kelas lainnya Sasa (juga bukan nama sebenarnya). Saya tidak tahu mengapa setiap mengajar di kelas sebelah beliau jarang marah sedangkan di kelas saya sering marah. Rasanya sih beliau tidak begitu senang dengan si Dono, karena kadang-kadang dia suka melawan guru tersebut. Karena sering ulangan mendadak dan dimarah-marahi kemudian kita ambil inisiatif untuk mengganti ketua kelas dengan Heri (juga bukan nama sebenarnya) tetapi kelihatannya cukup dikenal dan disukai, sejak itu kemarahan beliau sedikit berkurang, karena Heri orangnya cukup kocak." "Sekali waktu ada teman kami yang berulang-tahun dan kita sekelas merayakannya, saat itu pelajaran ilmu ukur ruang dan ketua kelas kami memberi tahu guru tersebut perihal ini. Ternyata hari itu beliau banyak tertawa dan kelihatannya senang sekali dan kami tidak jadi belajar ilmu ukur ruang. Menyadari hal ini ketua kelas kami mulai mengatur siasat, setiap yang berulang-tahun pada hari saat ada pelajaran ilmu ukur ruang pasti kami rayakan. Jadi kami mulai jarang dimarahi dan anak-anak senang sekali. Sekarang kelas sebelah yang kesal, karena mereka lebih sering dimarahi dan ulangan ilmu ukur ruang mendadak. Setelah mereka tahu kalau kita suka merayakan ulang tahun temanteman saat pelajaran ilmu ukur ruang, mereka ikut-ikutan merayakan ulang tahun. Jadi skor kami seimbang :-)." "Lama-kelamaan, teman-teman yang akan berulang tahun senang sekaligus prihatin sebab mereka harus mengeluarkan uang cukup besar untuk membeli makanan (kue-kue). Atas inisiatif ketua kelas disarankan khusus kelas kami, seluruh murid harus menyumbang. Jadi setiap ada yang akan berulang-tahun kami ramai-ramai kumpulkan uang dan merayakannya. Menurut ketua kelas kami, lebih baik kita keluar uang daripada dimaki-maki, (sebagai informasi, kelas sebelah tetap menetapkan peraturan yang berulang tahun harus menanggung biayanya, karena menurut ketua kelas kami, murid-murid kelas sebelah lebih royal, kalau murid kelas kami kere-kere)." "Tetapi mendekati akhir tahun, murid-murid kami tidak ada yang berulang tahun lagi, sedangkan murid-murid kelas sebelah sudah merayakan 2-3 orang muridnya yang berulang tahun, kelas kami tetap dimarahi terus. Kemudian kami berembuk dengan ketua kelas, bagaimana caranya agar tidak dimarahi dan ulangan mendadak lagi (terus terang kami ngeri dan kesel juga sih dimarahi, sedangkan kelas sebelah tertawa-tawa terus). Setelah dipikir-pikir akhirnya kami sepakat untuk memilih salah satu murid kelas


kami untuk dipaksa berulang-tahun walaupun ulang tahunnya masih lama dan jatuhnya pada saat liburan :-). Saat itu si Patriot setuju untuk dia yang dijadikan kandidat siswa yang berulang tahun. Akhirnya kami kumpulkan uang untuk merayakan ulang tahun palsu (bohong-bohongan) si Patriot. Kami mengundang guru tersebut dan wali kelas. Kami padahal geli juga sih, saat memberi salam/ucapan selamat ke si Patriot dan berdoa untuknya, karena kami tahu itu palsu. Ibu wali kelas kelihatannya curiga, karena anak IPA angkatan kami sering sekali berulang tahun dan beliau kelihatannya tidak senang. Sedangkan guru tersebut, tetap tidak tahu kalau kami tipu, beliau tetap tertawatawa senang dan yang pasti kami tidak jadi dimaki-maki plus tidak jadi ulangan ilmu ukur ruang. Kalau diingat-ingat saya suka geli juga memikirkan kelakuan kami yang bandel-bandel." "Pak Bambang, apakah Bapak Gouw masih mengajar matematika? Saya dengar terakhir Pak Gouw mengajar di SMAK I. Terus-terang saya paling salut dengan Pak Gouw, beliau tidak pernah membawa buku saat mengajar, semua ilmu langsung dari kepalanya ditulis di papan tulis. Dan setiap beliau menerangkan pelajaran, pasti kami dapat menyerap pelajarannya. Saya dapat menyerap 100% setiap beliau mengajar. Dan setiap kali ulangan, pasti mendadak. Kami cukup melihat tangan beliau saat menuju ke kelas kami. Kalau beliau membawa kertas, pasti ulangan. Kalau tangannya kosong, berarti belajar seperti biasa. Kalau beliau masih aktif di BPK Penabur, tolong titip salam. Beliau pasti lupa dengan saya. :-) OK. Terima kasih Pak Bambang, nanti saya ceritakan info lainnya." Karena ada cerita tentang Pak Gouw maka Susanny Mulyadi <> alumni SMAK1 tahun 1992, kuliah di Oregon State University (Amerika Serikat) menambahkan cerita. "Saya punya kenangan yang tak terlupakan dengan pak Gouw yang kebetulan menjadi walikelas saya waktu saya duduk di kelas 3Fis1. Mungkin sesudah saya lulus pak Gouw sudah tidak mengajar lagi. O,ya nama saya Susanny. Mungkin saja ibu Murni, ibu Lina atau Ibu Ratna masih ingat sama saya. Saya tidak akan lupa dengan pak Gouw yang pernah mengeluarkan anak muridnya lebih dari separuh kelas dan tidak boleh mengikuti ulangan karena tidak mendengar bel masuk termasuk saya. Ceritanya begini,kelas saya termasuk kelas yang kebagian nasib sial, karena kalau mau ulangan mendadak, khususnya mata pelajaran analit atau aljabar pasti kelas saya kebagian yang pertama. Pada hari itu jam pertama dan ke dua adalah mata pelajaran olah raga, dan pelajaran ke tiga adalah pelajaran pak Gouw. Walaupun diantara kami semua ada yang menduga kalau hari itu ada ulangan tapi sebagian besar dari kami tidak peduli. Sudah menjadi kebiasaaan kalau sehabis olah raga badan rasanya terbakar dan terasa panas. Karena itu sebagian besar dari murid kelas saya, duduk-duduk di balkon dekat toilet pria sambil ngobrol dan merasakan tiupan angin yang cukup kencang. Kira-kira ada sekitar 24 anak termasuk saya kumpul di balkon itu. Mungkin karena terlalu asyik, kami semua tidak mendengar bel berbunyi tanda pergantian pelajaran atau memang belnya tidak berbunyi karena nyatanya 24 anak di balkon itu tidak ada yang mendengar bel berbunyi. Akibatnya kami semua tidak diperbolehkan ikut ulangan analit karena kami semua tidak masuk ke kelas. Pak Gouw sama sekali tidak kelihatan marah cuma tidak mengijinkan kami masuk untuk ikut ulangan dan nilai kami diberi 0, kecuali untuk kira-kira 11 anak yang ada di kelas yang diberi ulangan dan dinilai oleh pak Gouw. Kami semua protes


tapi tidak dihiraukan. Kemudian setelah selesai ulangan, Pak Gouw mengatakan bahwa kami semua harus bilang kepada orang tua kami dan menyuruh orang tua kami datang untuk menghadap pak Gouw. Jujur saja saya takut untuk mengatakan kepada orang tua saya karena orang tua saya pasti mengira saya bikin ulah di sekolah, (saya lulusan SMPK VII) dan saya kadang-kadang suka jadi trouble maker di kelas, apalagi sewaktu saya masih duduk di SMP. Jadi saya tidak mengatakan kepada orang tua saya. Saya mengucap syukur juga karena pak Gouw tidak menanyai saya sampai saya harus merasa bingung karena tidak tahu mau bilang apa sebab orang tua saya tidak datang. Tetapi akhirnya semua beres dengan sendirinya walaupun nilai saya dan teman-teman yang lain tetap diberi 0 oleh Pak Gouw. Sekarang kalau saya ingat lagi, saya suka tersenyum sendiri. Bagi anak SMAK 1 alumni tahun 1992, kelas 3 Fis 1 masih ingat nggak peristiwa ini? Saya juga ingat waktu pertama kali berkenalan dengan pak Gouw, sewaktu duduk di kelas 2 Fis, kata-kata yang tidak terlupakan dari beliau adalah AWAS, BELAJAR 5 JAM SEHARI, TIDAK ADA NONTON TV, TIDAK ADA MAIN-MAIN. KALAU MAU NAIK HARUS BELAJAR 5 JAM SEHARI! Pak Bambang, tolong titip salam buat pak Gouw, mungkin beliau sudah lupa sama saya. Tapi sampai sekarang saya masih menyimpan surat ijin keluar, yang harus ditandatangani oleh walikelas dan guru piket kalau mau keluar dari sekolah selama jam pelajaran. Saya simpan buat kenang-kenangan karena saya cukup sering minta ijin keluar sampai pernah pak Gouw kalau lihat saya masuk ke ruang guru pasti beliau tanya, sekarang alasan saya apa lagi buat ijin keluar. Buat Pak bambang di Jakarta, semoga sukses, titip salam buat semuanya. Viva SMAK 1!" Selain dua cerita di atas masih ada kurang lebih 10 alumni yang bercerita tentang gurugurunya di SMAK 1. Biasanya kita sudah tidak tahu lagi bagaimana keadaan para alumni BPK Penabur. Hubungan sudah terputus. Tetapi berkat Internet, komunikasi dapat terus berlangsung. Disinilah manfaat dari teknologi Audio Visual khususnya Internet yang membuat hubungan manusia satu sama lain bertambah dekat dan bertambah akrab walaupun secara fisik berjauhan bahkan berada nun jauh di sana di seberang lautan.

KESIMPULAN Melihat dampak negatif dan positif dari teknologi Audio Visual khususnya Internet di atas, dapat disimpulkan bahwa bila dibandingkan dengan dampak negatif maka dampak positifnya adalah jauh lebih banyak, jadi tidak mungkin kalau sampai dilarang di Inonesia. Hal ini juga ditanyakan oleh majalah Infokomputer, Vol IX No. 7 Juli 1995 kepada Direktur Jenderal Radio Televisi & Film Alex Leo Zulkarnain. Infokomputer bertanya: "Apakah sebenarnya masyarakat Indonesia sudah perlu bergabung ke Internet?".. Alex Leo Z. menjawab: "Masalah bukan merasa perlu, tetapi 'barang' itu datang ke wilayah kita dan dalam pergaulan internasional kalau kita tidak memanfaatkan itu kita akan rugi. Karena itu akan jalan terus. Kita tidak bisa menghambat. Yang harus kita selesaikan sekarang adalah bagaimana kita memanfaatkan Internet itu untuk kepentingan nasional. Tanggal 1 Juni 1995 dalam Dewan Telekomunikasi sudah dibicarakan secara mendalam di bawah pimpinan Joop Ave sendiri. Saya kebetulan anggota Dewan Telekomunikasi. Dan ada kesepakatan kita akan bentuk satu tim pengamat dalam waktu singkat ini. Mereka nanti bisa memberikan


saran-saran kepada pemerintah tentang apa yang harus dan dapat kita lakukan. Pada prinsipnya kita ingin supaya kita tidak hanya sebagai user Internet. Kita ingin juga agar ada input kita dalam Internet dan itu akan kita usahakan. Kalau menolak sama sekali (Internet) saya kita tidak bisa karena kegunaan Internet itu sudah dibuat sedemikian rupa sehingga sangat (terjangkau). Kalau dihitung uangnya mungkin tidak terlalu besar. Murah sekali!". Mengenai dampak positif dan negatifnya, Alex Leo Z. menguraikan: "Saya kita semua langkah itu ada positif dan negatifnya. Tidak bisa negatif semua, positif semua. Tetapi harus kita bedakan, harus bisa kita filter mana yang positif dan negatif bagi kita. Kita harus membuat daya tahan dan daya ketahanan nasional. Hanya itu satu-satunya cara. Pada akhirnya tidak ada jalan lain kecuali memperkuat diri masing-masing". Berdasarkan keterangan dari Alex Leo Z. jelas bahwa Internet tidak akan dilarang hadir di Indonesia. Memang dampak yang negatif untuk anak dan remaja sudah terlihat di Amerika Serikat sedangkan negara-negara lain belum. Walaupun demikian karena mencegah selalu lebih baik, maka ada baiknya masyarakat sudah disiapkan sejak dini dengan saran-saran berikut ini.

SARAN-SARAN Untuk mengatasi atau lebih tepat mencegah dampak negatif terutama untuk anak-anak dan remaja buletin LEPISI Vo. 8 No. 10 Juli 1995 menyarankan sebagai berikut. Mencegah memang selalu lebih baik, cepat atau lambat komunikasi Audio visual khususnya Internet akan berada di depan mata kita. Lebih baik kita tahu lebih dahulu dari pada menyesal di kemudian hari. 1. Online block: banyak dari pelayanan komersil, seperti American Online dan Prodigy mempunyai mekanisme untuk mengakses daerah terlarang dan tidak tepat untuk anak-anak. Jika anda bergabung pada pelayanan online, akrabkan dengannya dan gunakan dengan persetujuan. Khusus di Indonesia, Radnet - salah satu provider yang ada di Indonesia memang telah memblokir majalah-majalah porno yang terdapat di Internet seperti Playboy dan Penthouse. 2. Cheklist: yakinkan bahwa anak-anak dan remaja tahu mana yang boleh dan tidak boleh. Jangan pernah berikan informasi pribadi kepada orang asing. Jangan melakukan pertemuan face to face dengan user yang lain tanpa persetujuan keluarga. Selalu ingat bahwa anonimitas (ketakbernamaan) dari Net dapat membuat orang menyembunyikan umur dan identitasnya. 3. Menunggu: tetaplah nongkrong ketika anak-anak sedang melakukan sesuatu. Tanyakan favorit apa yang mereka lihat, biarkan mereka mengajarkan pada Anda beberapa 'stroke'net. Jika Anda concern pada kegiatan anak pada online, cobalah berbicara pada mereka tentang hal tersebut. Buatlah komputer menjadi kegiatan keluarga sehingga dapat dinikmati dan didiskusikan bersama oleh seluruh keluarga.


4. Lihatlah jam: Perhatikan berapa yang harus dibayar ketika anak menghabiskan waktunya di online. Banyak tagihan untuk BBS atau Online service. khususnya pada larut malam, mungkin merupakan indikasi dari suatu masalah. 5. Special Software: Pertimbangkan pembelian software pembersih seperti Surfwatch, yang mana akan melindungi computer yang meload dari salah satu tempat access pada Internet yang diketahui berisi hal-hal sexual. Suatu usaha untuk mencari halaman Penthouse Web, sebagai contoh,menghasilkan tulisan di layar "Block by Surfwatch". 6. Anda tidak sendiri: Persatuan orang tua dan guru di sekolah atau kelompok lainnya yang concern terhadap masalah itu bersama- sama akan membawa kita ke tempat dimana kita dapat bertukar pengalaman dan mendapatkan support dari orang yang menghadapi masalah yang sama. Juga katakan pada tetangga, karena upaya Anda akan sia-sia jika anak di seberang rumah tanpa batas. Tgl. 1 Oktober 1995, Bambang Gunawan


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.