Evaluasi Kasus Trauma Inhalasi Pada Luka Bakar di Makassar Periode 2008-2010

Page 1

EVALUASI KASUS TRAUMA INHALASI PADA LUKA BAKAR DI MAKASSAR PADA TAHUN 2008 – 2010

Oleh : NUFRIANTO MURSAD Pembimbing : dr. LEONARDO CH. RIEUWPASSA, SpB., Sp.BP

BAGIAN ILMU BEDAH FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2012

0


EVALUASI KASUS TRAUMA INHALASI PADA LUKA BAKAR DI MAKASSAR PADA TAHUN 2008 – 2010 Nufrianto Mursad, Leonardo Sub Bagian Bedah Plastik Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin

PENDAHULUAN Trauma inhalasi adalah penyebab utama kematian pada pasien-pasien luka bakar. Trauma inhalasi disebabkan terutama oleh racun inhalan seperti, asap, gas dan uap.1,2,3, Tujuan kami mengumpulkan kasus-kasus trauma inhalasi pada luka bakar untuk mengetahui insiden berdasarkan kelompok umur, jenis kelamin, penyebab, jenis tindakan, lama perawatan out come yang dilakukan di bagian bedah plastik RS. Wahidin Sudirohusodo dan jejaringnya di Makassar dari Januari 2008 hingga Desember 2010 Metode Data didapatkan secara retrospektif deskriptif dari medical record di RS. Wahidin Sudirohusodo dan jejaringnya di Makassar periode 2008 – 2010.

Hasil : Angka Kejadian kasus trauma inhalasi pada luka bakar selama 3 tahun ditemukan sebanyak 65 kasus, dimana pada tahun 2010 didapatkan sebanyak 42 kasus (65%), kelompok usia penderita trauma inhalasi pada luka bakar terbanyak 25-44 tahun sebanyak 30 kasus (46%), insiden trauma inhalasi pada luka bakar berdasarkan jenis kelamin pria mempunyai persentase paling banyak yaitu 32 kasus (52%), api merupakan penyebab utama trauma inhalasi di makassar sebanyak seluruh jumlah sampel 65 kasus (100%), pemasangan endotracheal tube merupakan penanganan trauma inhalasi yang dilakukan sebanyak 56 kasus (86%), jumlah mortalitas yang sangat tinggi sebanyak 43 kasus (66%)

1


HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil dan Pembahasan Kami melakukan evaluasi kasus trauma inhalasi pada luka bakar di Makassar tahun 2008 – 2010. Data diambil dari rekam medis pasien di RS. Wahidin sudirohusodo dan rumah sakit jejaring. Jumlah luka bakar dari Januari 2008 sampai desember 2010 sebanyak 343 orang, dengan kasus trauma inhalasi sebanyak 61 orang. Angka kejadian. Selama periode 2008 – 2010 terdapat 343 kasus luka bakar di Makassar, tahun 2010 mempunyai kasus terbanyak yaitu 153 kasus (45%), sedangkan diantaranya mengalami trauma inhalasi. Pada tahun 2010 mempunyai kasus trauma inhalasi terbanyak yaitu 42 kasus (65%).

Distribusi angka kejadian 180 153

160

Trauma Inhalasi Luka Bakar

140 120 Frekwensi

1.

109

100 82 80 60 42 40 20

14

9

0 2008

2009

2010

Tahun Grafik 1. Distribusi angka kejadian per tahun Terdapat peningkatan kasus dari tahun ke tahun, ini dihubungkan dengan tingginya jumlah kebakaran akibat penggunaan tabung gas baru yang beredar di masyarakat pada tahun 2010.

2


2.

Distribusi kasus trauma inhalasi berdasarkan Rumah sakit 35 30 25 20 15 10 5 0 RS.Ibnusina

RS. Wahidin RS. Islam Faisal RS. Akademis RS. Stella Maris Sudirohusodo

Grafik 2. Distribusi kasus trauma inhalasi berdasarkan Rumah sakit. Pada penelitian ini ditemukan kasus terbanyak yang ditangani di Rumah sakit adalah RS. Wahidin sudirohusoda yang merupakan rumah sakit rujukan, sebanyak 30 kasus. Distribusi kasus trauma inhalasi menurut jenis kelamin. Ditemukan jumlah pasien pria sebanyak 32 kasus (49%) sedangkan wanita 33 kasus (51%). Penyebab utama luka bakar pada penelitian ini adalah ledakan tabung gas dan kompor minyak tanah.

Distribusi menurut Jenis Kelamin 33 Frekwensi

3.

32,5

32 31,5 Pria

Wanita Jenis Kelamin

3


Grafik 3. Distribusi kasus trauma inhalasi pada luka bakar menurut jenis kelamin Studi trauma inhalasi yang dilaporkan Edward di kanada melaporkan pada tahun 1977 – 1987, terdapat 1705 kasus luka bakar dengan 1344 kasus dialami oleh pria dan 361 wanita, dilaporkan tingginya kasus luka bakar pada pria akibat kasus kecelakaan kerja, terutama tingginya jumlah kebakaran yang terjadi di pabrik bahan kimia. Studi North-West England menemukan angka rata-rata yang datang ke rumah sakit dengan trauma inhalasi akibat luka bakar adalah 0,29 per 1000 populasi tiap tahun. Perbandingan antara laki-laki dan perempuan yaitu 2:1. Distribusi trauma inhalasi menurut usia. Pasien trauma inhalasi pada luka bakar dengan usia termuda berumur 0 – 28 hari sebanyak 1 kasus dan usia tertua lebih atau sama dengan umur 65 tahun sebanyak 4 kasus, sementara jumlah kasus terbanyak berdasarkan usia berada pada golongan umur 25 – 44 tahun adalah 30 kasus (46%).

Distribusi menurut usia 30 25 Frekwensi

4.

20 15 10 5 0 0 - 28 Hr 1-11 Bln 1 - 4 Thn

5 - 14 Thn

15 - 24 Thn

25 - 44 Thn

45 - 64 Thn

> = 65 Thn

Usia

Grafik 4. Distribusi kasus trauma inhalasi pada luka bakar menurut usia Dilaporkan Kurang lebih 2,5 juta orang mengalami luka bakar di Amerika Serikat setiap tahunnya. Dari kelompok ini, 200.000 pasien memerlukan penanganan rawat jalan dan 100.000 pasien dirawat di rumah sakit. Sekitar 12.000 meninggal setiap tahunnya. Anak kecil dan orang tua

4


merupakan populasi yang beresiko tinggi untuk mengalami luka bakar. Kaum remaja laki-laki dan pria dalam usia kerja juga lebih sering menderita luka bakar (Smeltzer) 5. Distribusi kasus Luka bakar berdasarkan TBSA 160 140 120 100 80 60 40 20 0 <10 .10 - 19 .20 - 29 .30 - 39 .40 - 49 .50 - 59 .60 - 69 .70 - 79 ≼ 80 TBSA % Grafik 5. Distribusi kasus luka bakar berdasarkan TBSA Dari penelitian ini ditemukan kasus terbanyak pada TBSA <10 %, yaitu sebanyak 143 kasus, dan yang menjadi penyebab luka bakar utama pada kasus ini adalah kecelakaan rumah tangga. Hasil penelitian kami sesuai dengan hasil penelitian Edwart di kanada yang juga menemukan pada kelompok TBSA <10% sebanyak 900 kasus. 6. Distribusi mortalitas pada kasus trauma inhalasi berdasarkan usia.

Frekwensi

25 20 15 10 5 0 0 - 28 1-11 1 - 4 5 - 14 15 Hr Bln Thn Thn 24 Thn

25 44 Thn

45 - > = 65 64 Thn Thn

Usia

Grafik 6. Distribusi Mortalitas pada kasus trauma inhalasi berdasarkan umur

5


Pada penelitian ini ditemukan jumlah tertinggi pada kelompok umur 25-44 tahun, sebanyak 23 kasus, dimana hasil penelitian yang dilakukan oleh Edwart di kanada juga menemukan kelompok umur produktif. 7. Distribusi mortalitas pada kasus trauma inhalasi berdasarkan TBSA (%) 12 10 8 6 4 2 0 <10 .10 - 19.20 - 29.30 - 39.40 - 49.50 - 59.60 - 69.70 - 79 ≼ 80 TBSA (%) Grafik 7. Distribusi mortalitas pada kasus trauma inhalasi berdasarkan TBSA (%) Pada penelitian ini ditemukan pada kelompok TBSA 50-59% merupakan jumlah tertinggi, hal ini memberikan gambaran bahwa luasnya luka bakar sangat berpengaruh dalam mortalitas pasien. Sesuai kesimpulan hasil penelitian yang diperoleh Edwart di kanada. 8. Distribusi menurut tindakan pada trauma inhalasi pada luka bakar.

50

42 35

Frekwensi

40

Intubasi

30 9 10

17

14

20 1

5

9

11 3 5

0

Tracheostomi Ventilator Mortalitas Survive

0 2008

2009

2010

Tahun

Grafik 8. Distribusi tindakan trauma inhalasi berdasarkan tahun

6


Pada penelitian ini ditemukan jumlah tertinggi pada tahun 2010 dengan 42 kasus dilakukan intubasi, 35 kasus dengan mortalitas dan survive 7 kasus. Penanganan segera pada kasus trauma inhalasi masih sangat terkendala dengan rendahnya pengetahuan masyarakat serta petugas medis di Makassar. 9. Distribusi trauma inhalasi berdasarkan lama perawatan dan survive

30 25 20 15

survive

10

Mortalitas

5 0

1-7 hari 8-14 15-21 22-28 29-35 36-42 43-49 >50 hari hari hari hari hari hari hari Grafik 9. Distribusi trauma inhalasi berdasarkan lama perawatan dan survive

Pada penelitian ini tidak ditemukan adanya hubungan antara lama perawatan dan jumlah pasien survive, hal ini kemungkinan disebabkan oleh faktor pengaruh kecepatan tindakan awal pada pasien trauma inhalasi.

KESIMPULAN 1. Jumlah kasus luka bakar dari bulan Januari 2008 sampai Desember 2010 di Makassar didapatkan 343 kasus, dengan trauma inhalasi sebanyak 61 kasus. 2. Frekuensi Pria dan wanita yaitu, 41% : 51%, tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Studi North-West England dengan hasil perbandingan rasio pria : wanita = 2:1. 3. Rumah sakit Wahidin sudirohusodo merupakan pusat rujukan di Makassar dengan jumlah 30 kasus.

7


4. Jumlah kasus terbanyak trauma inhalasi berdasarkan usia berada pada golongan umur 25 – 44 tahun adalah 30 kasus (46%). 5. Jumlah kasus terbanyak pada TBSA <10 %, yaitu sebanyak 143 kasus, dan yang menjadi penyebab luka bakar utama pada kasus ini adalah kecelakaan rumah tangga. 6. Jumlah mortalitas tertinggi pada kelompok umur 25-44 tahun, sebanyak 23 kasus, dimana hasil penelitian yang dilakukan oleh Edwart di kanada juga menemukan mortalitas tertinggi pada kelompok umur produktif. 7. Kelompok TBSA 50-59% merupakan jumlah tertinggi menimbulkan mortalitas pada pasien trauma inhalasi, hal ini memberikan gambaran bahwa luasnya luka bakar sangat berpengaruh pada mortalitas pasien. 8. Pemeriksaan Laboratorium yang lengkap merupakan kekurangan dalam penelitian ini karena tidak lengkapnya status dan tidak dilakukannya pemeriksaan, terutama Analisa Gas Darah. 9. Tidak ditemukan adanya hubungan antara lama perawatan dan jumlah pasien survive, hal ini kemungkinan disebabkan oleh faktor pengaruh kecepatan tindakan awal pada pasien trauma inhalasi DAFTAR PUSTAKA 1.

Charles H. Thorne. Grabb & Smith’s Plastic surgery: Chapter 17. Thermal, Chemical, and th

Electrical Injury. 6 edition. Philadelphia. Lippincott Williams&Wilkins; 2007.p.132-49. 2.

Yefta Moenadjat. Luka Bakar, Pengetahuan klinik praktis: Bab 4. SIRS, MODS dan sepsis pada kasus luka bakar, dan Bab 5. ARDS pada kasus luka bakar. Edisi kedua. Jakarta. Balai Penerbit FKUI; 2003. Hal 21-43.

3.

th

Keith W. Ashcraft. Pediatric Surgery: Chapter 13. Burns. 4

edition. Philadelphia. Elsevier

Saunders; 2005. 153-67. 4.

Jeffrey A. Norton. Surgery Basic Science and Clinical Evidence; Chapter 20. Burns. New York. Springer-Verlag; 2001. p. 327-39.

5.

Lawrence W. Way. Current Surgical Diagnosis & Treatment; Chapter 15. Burns & Other Thermal th

Injuries. 11 edition. India. Lange Medical Publication; 2003.p. 267-82.

8


6.

Kaloudova Y, Inhalation Injury, Burn and Reconstructive Surgery Centre, University Hospital Brno, Czech Republic. Acta. Vol. 42. 2000

7.

Edward E. Tredget. The Role of Inhalation Injury in Burn Trauma, Burn Treatment Unit, Division of Plastic Surgery, Departement of Surgery. University of Alberta, Canada. Ann Surg Journal. 1990. Vol 212, No 6.p.720-27.

8.

I.O. Adigun. Inhalation Injury in Burns Patiens in Ibadan, Departments of Surgery and Anaesthesia, College of Medicine, University of Ibadan. Nigeria. The Nigerian Journal of Surgical Research. 2001. Vol. 3, No. 2.p. 50-55.

9.

Ronald P. Mlcak, Oscar E. Suman, David N, Herdon. Respiratory management of inhalation injury. Department of surgery, The University of Texas Medical Brach, Galveston. Texas. 2006. Available From : Http://www.elsevier.com/locate/burns

10. Robert L. Sheridan. Burns. Burn Surgery Service, Sheriners Burns Hospital, Summer Redstone Burn Center, Harvard Medical School. Copyright Š 2002 Lippincott Williams & Wilkins. Critical Care Medicine. 2002. Vol. 30, No. 11.p. 500-14. 11. Putz, R., Alat Pernafasan, Atlas Anatomi Manusia Sobotta, Jilid 1, Edisi 21, EGC, 2006 12. Holleran, RS., Burn Trauma, Air and Surface Patient Transport Principles and Practice, Third edition, Mosby, Ohio, 2003 13. Lynge, DC., Traumatic Injury, Surgical Problems and Procedurs in Primary Care,Mc Graw Hill, Washington, 2001 th

14. Way, LW., Burn and Other Thermal Injuries, Current Surgical Diagnosis andTreatment, 11 Edition, Mc Graw Hill, Boston, 2003 15. Robert H. Demling., Pulmonary Problems in The Burn Patient, available atwww.burnsurgery.org, 2000 16. Beasly R.Thorne H. Grabb & SmithÂśs Plastic Surgery Six Edition. AssociateProfessor of Plastic Surgery.NYU Medical Center. New York. 2007. 139-41

9


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.