Bahana Mahasiswa 2011

Page 59

menyatakan pengalaman hidup kita sudah beda. Di masa kolonial itu sama, malah ketika dipimpin Indonesia, berbeda. Jadi, hal penting nasionalisme adalah pengalaman bersama. Orang katakan ketidak adilan, penindasan, eksploitasi sumber daya alam. Itu semua faktor politik. Tapi yang jelas kata kuncinya, kita sudah tidak punya pengalaman bersama. Ketika pengalaman bersama tak bisa dirawat, maka muncul gerakan pemberontakan, pemisahan diri. Lalu operasi militer terjadi, efek negatifnya terjadi pelanggaran HAM. “Kami di Aceh kok dilanggar HAM-nya, di Jawa kok tidak?� Ini mempertajam pengalaman hidup tak bersama. Ini kerugian menggunakan operasi militer untuk selesaikan pergolakan di daerah.

Jadi menaruh militer di daerah pergolakan kebijakan yang salah? Saya tidak mau katakan salah atau benar. Yang jelas kebijakan itu makin mempertajam pengalaman hidup tidak bersama lagi. Bagaimana Anda melihat pelanggaran HAM di Aceh, Papua, dan Timor Timur? Sama saja, karena pelakunya sama: negara. Negara yang dalam eksekusinya dilakukan oleh militer, khususnya angkatan darat. Pola penculikan sama, penghilangan paksa sama, penyiksaan sama, karena aktornya sama, gak ada yang beda. Jadi gak bisa dikatakan pelanggaran HAM Timor Timur lebih sadis dari Aceh, atau di Papua lebih sadis dari Aceh, gak bisa. Karena pelakunya sama. Dalam hal ingin memisahkan diri dari NKRI, mana yang lebih kuat? Papua, Timor Timur dan Aceh beda ya. Landasan politiknya beda. Sejak awal Aceh masuk dalam NKRI. Kalau Papua ada unsur aneksasi. Timor Timur lebih jelas lagi, bahkan penyerbuan. Itu mempengaruhi spirit perlawanannya. Kenapa Timor Timur bisa lepas? Karena dukungan internasionalnya cukup kuat. Mereka bagian dari

59

Majalah 2011

Portugis. Saat itu sentimen aneksasi terkait perang dingin. Komunisme kan? Namun saat Soviet jatuh, situasi globalnya tak ada lagi istilah perang dingin. Orang pun bisa leluasa dukung Timor Timur setelah Soeharto jatuh.

Apakah Papua tak dapat dukungan internasional? Amerika datang dengan Freeport dan lakukan eksploitasi. Timor Timur eksploitasinya belum terjadi. Papua sudah terjadi. Ini buat repot Papua untuk dapatkan dukungan internasional. Aceh?

namun dilakukan sistematis dan terencana. Makanya sulit sekali diketahui detail-detailnya. Misal para pelaku bisa punya 10 nama. Kedua, dari sisi korban. Daya tahan mereka terbatas. Umumnya korban pelanggaran HAM masyarakat pedesaan, masyarakat ekonomi menengah ke bawah. ‘Napas’ panjangnya tak sanggup. Karena pelanggaran HAM ditujukan untuk menghancurkan martabat manusia, sehingga mereka tak ada lagi mentalitas perlawanan. Di masa DOM kita kenal sandi operasi jari merah dengan metode syok terapi. Ini menghancurkan harkat dan martabat serta harga diri sebagai

Misal, orang Sumatera lihat Jawa kok makmur. Jalannya bagus. Juga orang Papua lihat kehidupan di Jawa lebih baik, padahal hasil alam Papua banyak diambil. Aceh juga. Pemberontakan terjadi ketika ada Exon Mobile sudah mengeksploitasi. Jadi susah berpisah, karena kepentingan politik dan ekonomi bersatu. Alasan lain kenapa Timor Timur bisa berpisah dari NKRI, selain usainya perang dingin, muncul tokoh seperti Habibie yang rasional saja berpikirnya.

Kenapa sangat susah sekali mengadili penjahat HAM di Indonesia? Karena sistem politiknya.

manusia. Contohnya dengan memperkosa. Lalu di Aceh setelah 1992 dan 1993 dibentuk camp penyikasaan di pos-pos militer. Antar tahanan menyaksikan peristiwa pelanggaran HAM. Korban diperkosa, pertama oleh komandan, lalu anak buah, ketiga diperkosa sesama tahanan dan disaksikan semua. Serdadu seperti orang yang menikmati sebuah show seksual. Bukan sekedar perbudakan seksual tapi sebagai entertaiment bagi serdadu.

Maksudnya? Pertama, pasca 1955 sebenarnya Indonesia dikuasai militer. Kegagalan Pemilu 1955, puncaknya kudeta 1965, militer sudah di atas. Sampai Soeharto jatuh, masih kuat politik militer. Penguasanya militer, pelaku juga militer, ini yang bikin susah mengadili orang militer. Lihat di lapangan, pelanggaran HAM bukan terjadi serta merta,

Apakah ini perintah dari atas? Ya, paling tidak komandan membiarkan itu terjadi. Misal kasus di Aceh yang terekam dalam video. Tiap sore orang dibuat seperti adu biri-biri: tahanan disuruh lari dan membenturkan kepalanya. Tahanan dan serdadu lain melihat itu menikmati gitu lho. Pola pelanggaran HAM kedua baru terjadi setelah 1998, ya kan?

BAHANA MAHASISWA

Bersambung...


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.