Harian Andalas

Page 11

Senin

HUKUM & KRIMINAL

21 Juni 2010

KILAS

Poldasu Dalami Pengaduan W arga Warga Thailand Medan – andalas Petugas Satuan II/Ekonomi Direktorat Reskrim Polda Sumut, masih mendalami laporan pengaduan Sukri Keeratitharakun, (54) Warga Negara Thailand sekaligus melakukan penyelidikan. Terkait laporan yang disampaikan pada 20 Mei lalu, Sat II/Ekonomi Poldasu sudah melayangkan surat panggilan kepada pemilik CV Agro Bintang Cemerlang, Willy Tentunata untuk diperiksa. “Sesuai Surat Tanda Penerimaan Laporan/ Pengaduan No.Pol:STPL 1184-a/V/2010 Dit Reskrim, Sukri Keeratitharakun melaporkan pimpinan CV. Agro Bintang Cemerlang, Willy Tentunata, warga Komplek Griya Riatur Indah, Medan, diduga telah melanggar hak paten yang dimilikinya terkait produksi perangsang lateks pada pohon karet merek Let dan Lit 200,” kata Kasat II/Ekonomi AKBP Albert Sianipar SiK. AKBP Albert Sianipar mengaku, mereka masih mendalami sekaligus menyelidiki dugaan pelanggaran hak paten seperti yang dilaporkan Sukri Keeratitharakun. Sementara, sebutnya, mereka telah memanggil terlapor, Rabu (16/6) guna dimintai keterangan. “Dia dipanggil sebagai saksi guna diminta keterangan,” ujar Sianipar. Sianipar juga mengakui sampai saat ini belum mengetahui perkembangannya namun laporan tersebut tetap akan diselidiki. (HER)

harian andalas | Hal.

11

Wakapolres Siantar Bogem Anggota Kapoldasu:Keduanya akan Diberi Sanksi Medan - andalas Kompol Donald P Simanjuntak SiK yang baru tiga minggu menjabat Wakapolres Pematang Siantar dilaporkan menganiaya anggotanya Briptu Ungkap Simatupang dengan cara membogem. Konon, perbuatan tersebut dilakukan mantan Kapolsekta Medan Baru dan Kasat Intelkam Poltabes MS itu terjadi di depan anggota lainnya, Jumat (18/6). Peristiwa yang sempat menjadi tontonan anggota Polres Pematang Siantar itu terjadi karena Wakapolres P Siantar, Kompol Donald P Simanjuntak SiK, merasa jengkel atas ulah anggotanya, Briptu Ungkap Simatupang yang tindakannya dinilai sudah

keterlaluan dan merusak citra Korp Kepolisian RI. Akibat tindakan memalukan itu, Kapoldasu Irjen Pol Drs Oegroseno terpaksa turun tangan dan memerintahkan Bidang Propam Poldasu turun ke Polres Pematang Siantar untuk melakukan penyelidikan dan pemeriksaan. Kapolda Sumut Irjen Pol Oegroseno menuturkan, hingga kini tim yang diturunkannya dari Bidang (Bid) Profesi dan Pengamanan (Propam) Polda Sumut masih melakukan penyelidikan atas kejadian tersebut. Hasil sementara pemeriksaan, kata Oegroseno, tindakan kekerasan yang dilakukan Kompol Donald P Simanjuntak SiK karena kesal terhadap tingkah laku bawahannya itu. “Kelakukan Briptu Ungkap Simatupang masih didalami, karena sudah membuat resah pimpinan,” kata Oegro-

seno kepada wartawan, Minggu (20/6). Mantan Kadiv Propam Mabes Polri itu mengatakan, hasil pemeriksaan tim dari Bid Provos menyatakan, bahwa Briptu Ungkap Simatupang kerap membuat masalah. Bahkan, tindakannya dinilai sudah merusak citra Kepolisian. ”Kalau tindakannya dinilai sudah merusak citra Polri, yang bersangkutan dapat diberhentikan dari anggota Polri. Namun, kita masih menugasi Propam melakukan penyelidikan, yang pasti, tindakan tegas akan diberlakukan kepada Briptu.Ungkap Simatupang,” terang Kapoldasu. Meski demikian, sambung jenderal bintang dua itu, bukan hanya Briptu Ungkap Simatupang yang diproses tapi juga mantan Kapolsekta Helvetia Kompol Donald P Simanjuntak. “Tindakan pemukulan yang dilakukan, Kompol Donal P Simanjuntak

tidak dibenarkan. Sebab, meski sebagai bawahan kontak fisik yang dilakukan Wakapolres P.Siantar itu salah dan perbuatan seperti itu dilarang sebab, sudah ada peraturan di kepolisian jika bawahan dinilai salah proses secara hukum,” ungkap Oegroseno. Seharusnya, jelas Oegroseno, Kompol Donal P Simanjuntak sebagai atasan, cukup mengingatkan Briptu Ungkap Simatupang. Jika peringatan tersebut tidak diindahkan, maka sesuai prosedur dapat diajukan ke Sidang Kode Etik. Dari sidang tersebut, akan diketahui sanksi yang akan diberikan kepada Briptu Ungkap Simatupang. “Sebagai atasan, memiliki kewajiban terhadap anggota bila salah. Seharusnya gunakan saja prosedur kode etik, kan sudah ada peraturan prosedurnya. Tidak mesti dengan memukul, itu tidak betul,” tuturnya. (HER)

andalas/Selamat Riadi Kasidi

Polisi Amankan Tiga Pelaku Kecurangan Pilkada Medan Medan – andalas Kepolisian Sektir Kota (Polsekta) Medan Area mengamankan tiga orang yang diduga melakukan kecurangan dengan menggunakan surat C6 (hak pilih) orang lain pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Walikota dan Wakil Walikota Medan putaran kedua, Sabtu (19/6). Ketiga orang tersebut diamankan dari Tempat Pemungutan Suara (TPS) 61 di Jalan Tuba IV, Kelurahan Tegal Sari, Mandala III, Medan. Informasi diperoleh menyebutkan, kejadian tersebut terungkap ketika petugas KPPS melihat surat suara hak mereka ternyata bukan nama ketiga orang tersebut melainkan nama orang lain. Karena adanya kejadian itu, petugas langsung mengamankan ketiga orang tersebut sebab dianggap akan melakukan kecurangan memberikan hak suaranya di TPS 61 Jalan Tuba IV, Kelurahan Tegal Sari Mandala III, dengan surat orang lain. Guna dilakukan pemeriksaan lebih lanjut, ketiganya diboyong ke Mapolsekta Medan Area. Kapolsekta Medan area AKP Juliani saat dikonfirmasi wartawan mengatakan, dua diantara tiga orang itu bernama, Diana dan Sari. Sedangkan seorangnya lagi belum diketahui identitasnya. Disinggung wartawan siapakah yang menyuruh ketiga orang itu untuk melakukan kecurangan, Juliani belum bisa menjelaskannya karena masih dalam proses pemeriksaan. Untuk proses lebih lanjut, ketiga pelaku yang diduga melakukan kecurangan itu diserahkan ke Poltabes Medan. (HER)

Kawanan Pencuri di Rumah Kosong Beraksi di Tebing Tinggi Tebing Tinggi – andalas Satu unit rumah permanen tak berpenhuni yang terletak di kawasan Jalan Gerilya Lingkungan I No 40, Kelurahan Mandailing, Kota Tebing Tinggi, dibobol kawanan pencuri. Akibat kejadian tersebut pemilik rumah yang mengaku bernama Jupiter, (29) mengaku menderita kerugian berupa barang-barang berharga seperti 2 unit televisi, kipas angin, mesin pompa air, kompor yang ditafsir harganya mencapai jutaan rupiah. Peristiwa pencurian tersebut sudah dilaporkan Jupiter ke Polresrta Tebing Tinggi, Sabtu, (19/6) lalu. Dalam laporannya Jupiter menjelaskan bahwa rumah miliknya itu tidak mereka tempati sepeninggal ibunya lebih kurang 8 bulan lalu. “Sejak ibu saya meninggal dunia, rumah milik orang tua saya ini dibiarkan kosong tak berpenghuni, selama ini saya bersama istrinya tinggal di Medan, karena bekerja di sana, kejadian ini baru saya ketahui setelah saya datang ke Tebing ingin melihat rumah peninggalan orang tua saya ini” Ujar Jupiter. Ditambahkannya, peristiwa tersebut diketahuinya pada Jumat, (18/6). Jupiter sempat kaget melihat perabot dirumah ibunya berserakan. “saya lihat siisi rumah sudah berantakan, saya pun naik ke kamar lantai dua, dan begitu terkejut, ternyata barang-barang berharga seperti 2 unit televisi, kipas angin, mesin pompa air, kompor sudah lenyap dari tempatnya” Jelas Jupiter. Sementara itu sejumlah personel Polrestrta Tebing Tinggi setelah menerima pengaduan korban langsung turun ke lokasi kejadian untuk melakukan olah TKP (Tempat Kejadian Perkara). Dari hasil olah TKP, diketahui jendela kaca nako sudah banyak berpecahan, dan ensel pintu belakang sudah hancur. Petugas juga menemukan engsel pintu tercampak di pekarangan rumah jupiter. Menurut tetangga korban Nuraisah, yang tinggal persis bersebelahan dengan rumah korban, dirinya pernah mendengar ada suara gaduh pada suatu malam yang dia tidak ingat lagi waktunya, namun tidak begitu diambil peduli. “Ada satu waktu, tepatnya malam hari beberapa bulan lalu, saya ada mendengar suara berisik dari rumah sebelah, tapi saya dan suami saya tidak sedikitpun menggubrisnya, ya kami pikir suara binatang seperti kucing atau tikus, biasanyakan kalau rumah yang sudah lama kosong, jadi tempat sarang tikus”, ujar Nuraisah. Kasus yang menimpa jupiter kini masih ditangani pihak Polresta Tebing Tinggi, Kepala KSPK “B” Aiptu R Gultom ketika dikonfirmasi membenarkan laporan warga yang rumahnya dijarah maling. (MET)

Keterangan Gambar: Napi Sabaruddin yang kabur ke Kuala Simpang-Aceh Tamiang dengan kesadaran sendiri menyerahkan diri, didampingi KPLP, Bachtiar Sitepu.

Narapidana Yang kabur dari LP Tebing Tinggi Menyerahkan Diri Tebing Tinggi – andalas Sabaruddin alias Tui, (27) warga Jalan Sutoyo Kompleks PJKA, Kelurahan Rambung, Kecamatan Padang Hilir, Tebing Tinggi, seorang narapidana kasus pencurian yang kabur dari Lembaga Permasyarakatan (LP) Tebing Tinggi beberapa hari lalu akhirnya menyerahkan diri kepada petugas, Sabtu (19/6). Saat ditemui andalas , Sabaruddin mengaku nekad melarikan diri dari Lapas karena terlilit utang sesama teman binaannya. Dalam pelariannya, Sabaruddin mengaku kabur hingga sampai perbatasan Nanggroe Aceh Darusallam (NAD). “Saya takut dipukuli bang, jika saya tidak segera melunasi utang-utang saja kepada rekan saya satu sel. Saya diancam akan dianiaya jika tidak melunasi utang saya hingga Kamis, (17/6). Saya bingung karena saya belum punya uang maka saya nekat-

kan untuk kabur dari Lapas bang,” ujar Sabaruddin kepada andalas. Diakui Sabaruddin dirinya memiliki utang di Lapas sebesar Rp800 ribu. Persoalan utang Sabaruddin juga sudah dilaporkan kepada orang tuanya. Namun orang tua Sabaruddin yang berjanji akan melunasi utang anaknya itu, tak kunjung datang. Karena takut terus dikejar-kejar utang, Sabaruddin akhirnya melarikan diri dari Lapas Jumat, (18/6). Dirinya kabur dari lapas Tebing Tinggi dengan cara memanjat tembok dekat menara Pos Penjagaan malam menggunakan kain panjang. Setelah berhasil memanjat tembok setinggi 4 meter, dirinya lalu kabur ke Medan menaiki Bus menuju terminal Kampung Keling, Medan dengan tujuan akan ke rumah adik ibunya di Kuala Simpang - Aceh Tamiang. Namun disanapun dirinya merasa kurang tenang hingga akhirnya men-

Terkait Kasus Penganiayaan Kader PDI-P

Wakil Ketua DPRD Nisel Ditetapkan Sebagai Tersangka Nias Selatan - andalas Oknum Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyar Daerah (DPRD) Nias Selatan (Nisel), BL SPd, akhirnya ditetapkan sebagai tersangka oleh Tim Penyidik Polres Nisel terkait dugaan kasus penganiayaan yang diduga dilakukan tersangka terhadap Sarozinema Laia saat melakukan rapat di Kantor DPC Partai PDIP Nisel Jalan Saonigeho, Kecamatan

15 Bal Daun Ganja Kering Seberat 15 Kg Disita

Telukdalam, 5-Desember, 2009 Lalu. Tersangka sendiri sebelumnya dilaporkan korban di Markas Kepolisian Resort (Polres) Nisel dengan nomor LP. No.161/K/XII/2009 tanggal, 5 Desember 2009. Sumber andalas menyebutkan, oknum wakil rakyat tersebut ditetapkan sebagai tersangka karena dari hasil Visum, menyatakatan bahwa korban menderita luka

S

rahkan diri dan di bawa kembali ke Lapas guna menjalani sisa hukumannya. Narapidana Sabaruddin alias Tui terjerat kasus pencurian Laptop, HP dan sejumlah uang, di Kawasan Jalan Mayjen Sutoyo, dengan jumlah kerugian pemilik rumah sebesar Rp. 9,8 juta, dan persisnya pada akhir Des 2009 lalu, dirinya di vonis 1 tahun penjara oleh majelis hakim PN Tebing Tinggi karena terbukti secara sah telah melanggar Pasal 363 (1) ke 3 dan 5 KUH Pidana. Sementara pada kesempatan yang berbeda Ka. Lapas Tebingtinggi Deli, Bachtiar Sitepu mengatakan kepada wartawan, peristiwa kaburnya napi Sabaruddin dan dengan penuh kesadaran kembali menyerahkan diri, pihaknya tetap menjamin tidak akan terjadi tindak kekerasan pada diri napi namun pihak LP tetap memberikan sanksi disiplin kepada warga binaan yang kabur dari Lapas. (MET)

memar dan bengkak dibagian tulang kering kanan korban. Sebagaimana di ketahui, peristiwa penganiayaan tersebut terjadi pada saat tersangka dan korban menghadiri rapat di Kantor DPC PDIP Jalan Saonigeho Telukdalam pada 5 Desember 2009 lalu. Pada saat rapat sedang berlangsung, korban saat itu melakukan interupsi. Begitu korban angkat tangan, tersangka dan dua orang rekannya bernisial JA dan JO langsung memukul korban. JO dilaporkan menendang kaki korban. Karena situasi sudah mulai ricuh, korban berlari ke tengah ruang rapat, Namun begitu korban sampai ke tengah ruang rapat, secara mengejutkan muncul ter-

sangka BL langsung melakukan penganiayaan kepada korban dengan cara memiting leher korban. Akibatnya, korban mengalami luka, hidungnya memar dan mengeluarkan darah. Kapolres Nisel AKBP San Zebua, SH saat di hubungi Via Seluler, Kamis, (17/ 06) terkait hal itu, membenarkan bahwa Oknum Wakil Ketua DPRD Nisel, berinisial BL itu sudah jadi tersangka. Ketika di tanya apakah Oknum Wakil Rakyat tersebut sudah bisa di tahan, Kapolres Menjawab masih belum, karena proses hukumnya masih di lanjutkan. Di singgung apa statusnya wajib lapor, San zebua menjawab tergantung proses hukumnya. (EZ)

Ditangkap, Oknum Mahasiswa LP3I Asal NAD Jual Ganja ke Medan

Direktorat Narkoba Polda Sumatera Utara menangkap seorang oknum mahasiswa asal NAD di kawasan Jalan Danau Singkarak dekat simpang V Gaperta, Kelurahan Karang Berombak, Kecamatan Medan Barat, Minggu (20/6) pukul 08.15 WIB. aat ditangkap dari tersangka Ali Akbar Maulana, (22), warga Jalan Teuku Musa, Dusun III Desa Lamelagang, Kecamatan Banda Raya, Kota Banda Aceh Poldasu menyita barang bukti 15 bal

coba menghubungi petuga Lapas, Dedi Yusuf Ginting dengan menggunakan telepon umum. Dalam pembicaraan tersebut petugas tidak akan melakukan hal-hal yang menjurus pada tindakan kekerasan jika Sabaruddin mau menyerahkan diri. Dengan jaminan pihak LP Pusara Pejuang khususnya Kepala LP, Bachtiar Sitepu dan mendapat jawaban yang memuaskan, Sabaruddin meminta petugas menunggu di terminal Bus antar Propinsi di kawasan Kampung Lalang, Medan dirinya segera pulang dari Kuala Simpang - Aceh. Tepat Sabtu, (19/6) dinihari, Sabaruddin dijemput petugas Lapas masing-masing , Dedy Yusuf Ginting bersama Budi Purba, Achmad Yurlis serta Abdul Rasyid di Terminal Bus Antara Propinsi jurusan Medan – Aceh tepatnya di kawasan Kampung Lalang, Medan, Sabaruddin pun menye-

narkotika jenis ganja seberat 15 kilogram. Direktur Narkoba Polda Sumut, Kombes Pol Drs Jhon Turman Panjaitan kepada wartawan via telepon seluler, kemarin menjelaskan, tersangka ditangkap saat melintas di

Jalan Danau Singkarak dan penangkapan itu berawal dari informasi masyarakat. Dalam penyidikan polisi, lanjut Panjaitan, tersangka mengaku baru kali pertama berniat menjual ganja dari Aceh ke Medan. Aksi nekat itu dilakukannya karena butuh uang untuk biaya kuliah. “Tersangka ngaku dapat untung Rp 300 ribu/kilogram, karena dia beli dari Ridwan Rp 900 ribu perkilo dan dijual Rp 1,2 juta,” ungkap Panjaitan.

Kata Panjaitan, pihaknya masih mengembangkan kasus tersebut. Selain berkoordinasi dengan Polda NAD, pihaknya juga melakukan pemeriksaan intensif terhadap tersangka, guna mengungkap calon pembeli ganja itu. “Semua yang terlibat dalam peredaran ganja ini, terus selidiki. Untuk saat ini, tersangka belum memberitahu calon pembeli ganja yang dibawanya itu,” terang Kombes Pol Drs Jhon Turman Panjaitan. (HER)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.